PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Dina Mardiana NIM : 1112082000070
PROGRAM STUDIAKUNTASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Dina Mardiana
2. Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 28 Desember 1994
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Anak ke- dari
: 13 dari 14 bersaudara
6. Alamat
: Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal Parang, Jakarta Selatan 12790
II.
III.
7. Telepon
: 083875837897
8. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD ( 1999-2006)
: MI. Sa’adatuddarain
2. SMP (2006-2009)
: MTs. Negeri 1 Jakarta
3. SMA (2009-2012)
: SMK Negeri 47 Jakarta
4. S1 ( 2012-2016)
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Paskibra MTs. Negeri 1 Jakarta (2006-2007) 2. Ekskul Karya Ilmiah Remaja (KIR) MTs. Negeri 1 Jakarta (2007-2008) 3. Rohis SMK Negeri 47 Jakarta (2009-2011) 4. Bendahara Komunitas Tari Tradisional (KONTRAS) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2014-2015)
IV.
LATAR BELAKANG ORANG TUA 1. Ayah
: Romli Abdul Hamid
2. Tempat, tangal lahir
: Jakarta, 25 Oktober 1948
3. Pekerjaan
: Wiraswasta vii
4. Ibu
: Sunayah
5. Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 19 September 1953
6. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
7. Alamat
: Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan 12790
8. Telepon
: 081995943100
viii
INFLUENCE OF AUDIT EXPERTISE AND AUDIT JUDGMENT TO THE ACCURACY OF AUDIT OPINION BY ACCOUNTANT PUBLIC WITH EXPERIENCE AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This study examines the influence of audit expertise and audit judgment to the accuracy of audit opinion by accountant public with experience as moderating variable. The data reached by distribute the quetioner to Public Accounting Firm in DKI Jakarta. The number of auditor in this study were 63 auditors from 17 Public Accounting Firm. The sample were junior auditor, senior auditor, supervisor, manager, and partner. The method of determining the sample using by convenience sampling method. The data processing methods used by researcher are the multiple regression and moderate regression analysis. The result shows that audit expertise and audit judgment has significantly influence for the accuracy of audit opinion by accountant public and experience can be a moderating variable to audit expertise and audit judgment.
Keyword: Audit expertise, audit judgment, experience and the accuracy of audit opinion
ix
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh keahlian audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 63 auditor dari 17 Kantor Akuntan Publik. Yang menjadi sampel adalah auditor junior, auditor senior, supervisor, manager, dan partner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda dan analisis regresi moderate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian audit dan audit judgment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dan pengalaman dapat menjadi variabel moderating bagi keahlian audit dan audit judgment.
Kata kunci: Keahlian audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian opini
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalammualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang telah menjadi penyemangat terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.
3.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
7.
Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. xi
8.
Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9.
Seluruh kakak dan adik yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan bantuan yang tiada hentinya kepada penulis.
10. Ari Wibowo yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, serta meluangkan banyak waktu kepada penulis untuk menemani menyebarkan kuesioner serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penulisan skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih. 11. Sahabat tercinta dari SMK hingga sekarang alias Ruba (Andyn, Arra, Elis, Febby, Pramesh dan Sifah) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis. 12. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Hani, Iha, Indah, Tanti dan Wiwi) yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini, memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis terutama Andyn, Annisa dan Indah yang rela mengorbankan waktunya untuk menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih dan see you on top! 13. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tanggung (Arlia, Desi, Hani, Inayah dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. 14. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis. 15. KKN Heart (Aidha, Al, Andyn, Arif, Atya, Eufrat, Juan, Nanda, Rama, Reza, Satrio, Sohiman, Taufik, Tegar dan Zakka) yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis terutama Taufik dan Tegar yang telah mengusahakan agar sertifikat KKN dapat dikeluarkan oleh PPM dengan cepat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh xii
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2016
Dina Mardiana
xiii
DAFTAR ISI
Keterangan
Halaman
COVER .......................................................................................................... i COVER DALAM .......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... ix ABSTRAK ..................................................................................................... x KATA PENGANTAR ................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 13 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 13 1. Tujuan Penelitian .......................................................... 13 2. Manfaat Penelitian ........................................................ 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 16 A. Tinjauan Literatur................................................................. 16 1. Theory of Planned Behavior ......................................... 16 2. Teori Atribusi ................................................................ 17 3. Keahlian Audit .............................................................. 19 4. Audit Judgment ............................................................. 23 5. Pengalaman ................................................................... 26 6. Opini Audit ................................................................... 29 xiv
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 33 C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 41 D. Perumusan Hipotesis ............................................................ 43 1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik...................................................... 43 2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik...................................................... 44 3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik ............................................................. 46 4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik ............................................................. 48 BAB III
METODE PENELITIAN ......................................................... 51 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 51 B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 51 C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 52 1. Penelitian Pustaka (Library Research) ......................... 52 2. Penelitian Lapangan (Field Research) .......................... 52 D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................... 53 1. Keahlian Audit (X1) ...................................................... 53 2. Audit Judgment (X2)...................................................... 53 3. Pengalaman (X3) ........................................................... 54 4. Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y).. 54 E. Metode Analisis Data ........................................................... 57 1. Statistik Deskriptif ........................................................ 57 2. Uji Kualitas Data ........................................................... 57 a. Uji Validitas ........................................................... 57 b. Uji Reliabilitas ....................................................... 57 3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 58 a. Uji Multikolonieritas .............................................. 58 xv
b. Uji Normalitas ........................................................ 59 c. Uji Heteroskedastisitas........................................... 59 4. Uji Hipotesis ................................................................. 60 a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ....... 60 b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderate Regression Analysis-MRA).................. 62 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 67 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 67 1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 67 2. Karakteristik Profil Responden ..................................... 68 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 72 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................... 72 2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 73 a. Hasil Uji Validitas.................................................. 73 b. Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 75 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 76 a. Hasil Uji Multikolonieritas .................................... 76 b. Hasil Uji Normalitas .............................................. 77 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................. 79 4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 81 a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda .................. 81 b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi.................................................................. 88
BAB V
PENUTUP .................................................................................. 99 A. Kesimpulan .......................................................................... 99 B. Implikasi ............................................................................... 100 C. Keterbatasan ......................................................................... 102 D. Saran ..................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 110
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan 1.1
Halaman
Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin dalam Satu Dekade Terakhir ................................................................................... 5
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 34
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 55
4.1
Data Sampel Penelitian ......................................................................... 68
4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 68
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 69
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir .............. 70
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 71
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 71
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 72
4.8
Hasil Uji Validitas Keahlian Audit ....................................................... 73
4.9
Hasil Uji Validitas Audit Judgment ...................................................... 73
4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman ............................................................ 74 4.11 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik . 75 4.12 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 75 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 76 4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ................ 79 4.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 81 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 .............. 81 4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2........................................... 82 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 .............. 88 4.19 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3.......................................... 89 4.20 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3........................................... 90 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 .............. 94 4.22 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3.......................................... 94 4.23 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3........................................... 95
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 41
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot............................... 77
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........................ 78
4.3
Grafik Scatterplot ................................................................................. 80
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1
Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 111
2
Surat Penelitian Skripsi......................................................................... 113
3
Surat Keterangan dari KAP .................................................................. 119
4
Kuesioner Penelitian ............................................................................. 125
5
Daftar Jawaban Responden................................................................... 133
6
Output Hasil Pengujian Data ................................................................ 148
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan menempatkan pengalaman sebagai variabel moderating. Sebagaimana diketahui bahwa pihak eksternal selaku pengguna laporan keuangan bisa saja menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen mengandung kemungkinan adanya ketidakjujuran yang dilakukan oleh manajemen dan menguntungkan bagi pihak mereka. Oleh karena itu, diperlukanlah jasa auditor sebagai pihak yang netral dan independen dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan para pengguna informasi laporan keuangan. Seorang akuntan publik dalam menjalankan profesinya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan hasil auditnya, yaitu dengan memberikan opini audit yang semakin akurat. Begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa memberikan opini yang tepat (Gusti & Ali, 2008). 1
Banyaknya kasus perusahaan mengalami kegagalan dalam bisnis akibat gagalnya auditor dalam mendeteksi dapat mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya pemakai laporan keuangan atas opini audit yang diberikan. Pentingnya opini yang diberikan oleh auditor, maka seorang auditor harus mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit dengan baik, sehingga memadai untuk dapat merumuskan sebuah opini yang tepat (Wahyudi et al., 2014). Adiloğlu & Vuran (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa setelah terjadinya skandal akuntansi, tanggung jawab auditor untuk menilai kesesuaian opini-opini audit telah menjadi subyek dari banyak perdebatan dalam profesi audit dan penelitian oleh para akademisi. Kebanyakan profesional akuntansi setuju bahwa dalam kebanyakan kasus yang terjadi, auditor telah gagal dalam mengungkap salah saji material dan salah dalam mengeluarkan jenis opini audit dikeluarkan. Salah satu kasus kegagalan auditor adalah kasus Olympus Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang optik dan gambar seperti pembuatan kamera, mikroskop, termometer, kartu memori, dan lensa kamera. Olympus didirikan pada tanggal 12 Oktober 1919 di Tokyo, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan elit Jepang yang mampu bertahan dan mampu bersaing dengan para kompetitornya hingga saat ini dan memiliki banyak cabang di berbagai negara di dunia antara lain di Amerika Serikat dan Jerman. Olympus memiliki pendapatan fantastis dengan 2
rata-rata penjualan tahunan sebesar USD10 miliar dan mempekerjakan lebih dari 35.000 orang di seluruh dunia. Olympus Corporation mengalami goncangan hebat pada tahun 2011 ketika skandal besar yang di lakukan Olympus terkuak ke permukaan. Skandal yang berhasil di tutupi selama kurang lebih dua dekade akhirnya terungkap, skandal ini terungkap akibat buntut dari pemecatan CEO Olympus Michael Woodford pada tanggal 14 Oktober 2011 yang baru saja menduduki jabatan tersebut tidak lebih dari 2 minggu. Alasan pemecatan Woodford karena dia mempertanyakan pengambilan keputusan investasi yang di ambil oleh manajemen Olympus selama kurun waktu 6 tahun dari tahun 2002 hingga tahun 2008. Salah satu keputusan investasi yang dipertanyakan adalah akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus pada tahun 2008 senilai USD2,2 miliar atau senilai Rp 18,7 triliun. Selain itu juga terdapat biaya penasihat dalam akuisisi Gyrus tersebut sebesar USD687 juta atau senilai Rp 5,83 triliun dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal sebesar USD773 juta atau senilai Rp 6,57 triliun. Belakangan terkuak bahwa dana yang dikeluarkan Olympus untuk biaya penasihat dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal merupakan akal-akalan. Dana itu di gunakan untuk menutupi kerugian investasi yang dilakukan oleh Olympus di dua dekade lalu. Modus ini pun terlihat terang benderang ketika pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal Jepang tersebut di hapus dari pembukuan olympus. Awalnya, seperti lazimnya skandal yang harus di tutup rapat-rapat, manajemen Olympus menyangkal 3
mati-matian. Namun, lewat jalan berliku, akhirnya produsen kamera asal Jepang itu mengakui telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama 20 tahun, sejak era 1980-an. Selama dua puluh tahun terakhir manajemen Olympus berhasil menyembunyikan kerugian investasi yang di alaminya dari laporan keuangan miliknya bahkan auditor eksternal Olympus juga tidak mencium aroma kecurangan yang di lakukan oleh manajemen Olympus. Auditor Olympus pada tahun 1990-an adalah Arthur Andersen afiliasi Jepang, yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan big five. Setelah Andersen runtuh pada tahun 2002, KPMG mengakuisisi unit perusahaan ini di Jepang dan berganti nama menjadi Asasi &Co, sejak saat itu audit olympus diambil alih oleh Asashi & Co hingga tahun 2009. Olympus kemudian beralih ke Ernest & Young. Financial Times bulan Oktober 2011 melaporkan ada yang janggal dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Tidak ada perselisihan antara KPMG dan Olympus yang diungkap ke publik, namun kemudian terkuak dalam artikel 4 November 2011 di Daily Telegraph. Begitu pula dengan opini Ernest & Young yang tidak mengungkap terjadi masalah. Laporan audit terbaru yang ditandatangani pada 28 Juni 2011 menyebutkan laporan keuangan yang sudah diaudit hanya untuk tahun fiskal 2010 dan 2011. Sementara laporan keuangan 2009 diaudit oleh auditor lain. Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya Arthur Andersen, melainkan KPMG dan Ernest & Young juga tidak cukup kompeten dalam mengaudit Olympus Corp., karena kegagalan dalam mendekteksi 4
maupun mengungkapkan kecurangan laporan keuangan mereka (Aliya, 2011). Kasus lain yang ada di Indonesia adalah dikenakannya sanksi pembekuan akuntan publik yang disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang nantinya dinilai akan berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen. Daftar akuntan publik tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini Tabel 1.1 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin dalam Satu Dekade Terakhir No 1
Akuntan Publik Ben Ardi, CPA
Keterangan
No. sanksi: 445/KM.1/2015 Tanggal sanksi: 29 Mei 2015 Lama Sanksi: 6 bulan 2 Drs Hans No. sanksi: Burhanuddin 1124/KM.1/2009 Makarao Tanggal sanksi: 9 September 2009 Lama sanksi: 3 bulan 3 Drs No. sanksi: Basyiruddin 1093/KM.1/2009 Nur Tanggal sanksi: 2 September 2009 Lama sanksi: 3 bulan 4 Drs No. sanksi: Muhamad 896/KM.1/2008 Zen Tanggal sanksi: 22 Desember 2008 Lama sanksi: Bersambung pada halaman berikutnya
Alasan Belum sepenuhnya mematuhi SA-SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Bumi Citra Permai, Tbk tahun 2013 Belum sepenuhnya mematuhi SA-SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PTSamcon tahun buku 2008 Belum sepenuhnya mematuhi SA–SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan anak perusahaan tahun buku 2007 Melakukan pelanggaran terhadap SA-SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Pura Binaka Mandiri tahun buku 5
Tabel 1.1 (Lanjutan) No
Akuntan Publik
5
Drs Ruslan Hidayat
6
Dra. Suhartati Suharso
7
Drs. Lauddin Purba
8
Drs. Amir Hadyi Nasution
9
Drs Petrus Mitra Winata
10
Justinus Aditya Sidharta, SE., BAP
Keterangan
Alasan
3 bulan No. sanksi: 866/KM.1/2008 Tanggal sanksi: 15 Desember 2008 Lama sanksi: 9 bulan
2007 Melakukan pelanggaran terhadap SA-SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Serasi Tunggal Mandiri untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 Melakukan pelanggaran terhadap SA-SPAP dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT Batan Teknologi (Persero) tahun buku 20042008 Melakukan pelanggaran terhadap SA-SPAP dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT Batan Teknologi (Persero) pada periode yang berakhir 30 Juni 2007 Melakukan pelanggaran terhadap SA-SPAP dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT Batan Teknologi (Persero) tahun buku 2002 dan 2003 Melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 Melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Great River International Tbk Tahun 2003
No. sanksi: 481/KM.1/2008 Tanggal sanksi: 21 Juli 2008 Lama sanksi: 3 bulan No. sanksi: 484/KM.1/2008 Tanggal sanksi: 21 Juli 2008 Lama sanksi: 3 bulan No. sanksi: 485/UM.1/2008 Tanggal sanksi: 21 Juli 2008 Lama sanksi: 3 bulan Tanggal sanksi: 15 Maret 2007 Lama sanksi: 2 tahun
No. sanksi: 002/VI/SKBPPAP/VI/2006 Tanggal sanksi: 28 Nopember 2006 Lama sanksi: 2 tahun Sumber: Diolah dari berbagai referensi
6
Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat dijelaskan bahwa masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh auditor dan penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurangnya keahlian yang dimiliki auditor dan kemampuan auditor dalam memberikan judgment terhadap laporan keuangan suatu perusahaan yang sedang diaudit oleh auditor, dimana kurangnya kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Akan tetapi, dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor, keahlian dan kemampuan auditor dalam memberikan judgment akan lebih meningkat, sehingga auditor dapat lebih tepat dalam memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit. Penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa ketepatan pemberian opini oleh auditor dapat dipengaruhi oleh keahlian audit. Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan. Wahyudi et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin auditor memiliki keahlian yang baik, maka opini yang akan diberikan semakin tepat. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat untuk rencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh. Dengan demikian, auditor akan dapat memberikan opini yang akurat. Adrian (2013) 7
menyatakan bahwa keahlian dapat menjadikan auditor sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahuntahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan serta keunggulan dibandingkan rekan sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar, latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing. Oleh karena itu, keahlian dapat dijadikan sebagai salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor, dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki auditor dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non formal. Salah satu sumber peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor (Wulandari et al., 2014). Selain keahlian, ketepatan pemberian opini oleh auditor juga dipengaruhi oleh audit judgment. Menurut Siregar (2012), audit judgment dapat mempengaruhi pertimbangan opini audit. Audit judgment terkait dengan pertimbangan auditor atas tingkat materialitas pada saat mengaudit akan 8
mempengaruhi opini audit yang dihasilkan. Semakin besar tingkat materialitas semakin auditor cenderung memberikan opini tidak menyatakan pendapat atau disclaimer. Hogarth (1992) dalam Jamilah et al. (2007) menyatakan bahwa judgment memberikan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru. Keahlian dan audit judgment berkaitan erat dengan pengalaman. Keahlian dan pengalaman merupakan suatu komponen penting bagi auditor dalam melakukan prosedur audit. Auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman (Butt (1988) dalam Adrian (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) menyatakan bahwa pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan dapat dilihat baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Auditor dengan jam terbang lebih banyak pasti sudah lebih berpengalaman
bila
dibandingkan
dengan
auditor
yang
kurang
berpengalaman. Sabrina & Januarti (2012) menyatakan bahwa pengalaman 9
audit ditunjukkan dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan. Pengalaman seorang auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor karena auditor yang lebih berpengalaman dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan pada laporan keuangan. Menurut Sukendra et al. (2015), pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Pengalaman audit ditunjukkan dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan. Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman. Wulandari et al. (2014) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi kemampuan kerja, semakin sering seseorang bekerja dan melakukan pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil orang tersebut dalam menyelesaikan pekerjaannya. Banyaknya pengalaman kerja di bidang auditing yang dimiliki oleh seorang auditor berupa jumlah penugasan yang pernah dilakukan dalam waktu yang cukup lama, maka keahlian dan kemampuan auditor dalam memberikan opini yang tepat semakin baik sehingga laporan audit yang diterbitkan oleh auditor akan lebih dipercaya oleh pihak eksternal. Berdasarkan uraian di atas, motivasi untuk melakukan penelitian ini adalah pertama, ketepatan opini merupakan hal yang sangat penting bagi 10
berbagai pihak dan kesalahan auditor dalam menyatakan pendapat pada laporan audit akan berdampak negatif bagi banyak pihak yang berkepentingan seperti pihak manajemen, investor, publik yang memerlukan informasi atas laporan audit tersebut serta kantor akuntan publik dimana auditor itu bekerja. Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015), Wahyudi et al. (2014), dan Adrian (2013) menunjukkan bawa keahlian audit mempengaruhi ketepatan pemberian opini sementara penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Siregar (2012), Sabrina & Januarti (2012), serta Gusti & Ali (2008) menunjukkan bahwa keahlian audit tidak mempengaruhi ketepatan pemberian opini. Ketiga, dari penelitianpenelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan variabel pengalaman sebagai variabel moderasi dalam melakukan penelitian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memasukkan variabel pengalaman sebagai variabel moderasi karena dengan adanya pengalaman diduga akan lebih meningkatkan keahlian dan audit judgment, sehingga auditor dapat melaksanakan tugasnya dan tepat dalam menyatakan opini atas laporan keuangan yang telah diaudit. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating”. 11
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015).
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah skeptisme professional, pengalaman auditor, keahlian audit yang diduga mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sedangkan, dalam penelitian ini menambahkan satu variabel independen yaitu variabel audit judgment, mengurangi satu variabel dari penelitian sebelumnya yaitu variabel skeptisme professional serta menjadikan variabel pengalaman sebagai variabel moderating karena dengan adanya pengalaman bagi auditor eksternal akan lebih membantu auditor dalam melaksanakan prosedur audit. Variabel moderating inilah yang merupakan ciri khusus dalam penelitian ini karena dalam penelitianpenelitian
sebelumnya
belum
ada
yang
menggunakan
variabel
pengalaman sebagai variabel moderating. 2. Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah semua auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem.
12
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik? 2. Apakah audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik? 3. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik? 4. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang: a. Pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik b. Pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik c. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
13
d. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang profesi akuntan publik serta menambah pengetahuan akuntansi dan auditing dengan memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. d. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan ketepatan pemberian opini auditnya dan auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan secara profesional sesuai dengan keahlian yang dimiliki bardasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sehingga auditor dapat menghasilkan kinerja yang baik. e. Pemakai Jasa Akuntansi, sebagai sumber informasi agar klien auditor dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan keahlian audit, audit judgment dan pengalaman terhadap opini auditor. Selain 14
itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus mempertahankan keberlangsungan usahanya sesuai
dengan aturan dan tidak
melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak lain.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (2005:117 dan 118) Theory Planned of Behavior ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya akan berperilaku pantas (behave in a sensible manner). Pada dasarnya teori ini merupakan fungsi dari tiga dasar determinan. Pertama, terkait dengan sikap dasar seseorang (person in nature) disebut dengan attitude toward the behavior (sikap seorang terhadap perilaku). Contohnya adalah sikap seorang terhadap intuisi, terhadap orang lain, atau terhadap suatu objek. Dalam hal ini, sikap auditor terhadap lingkungan dimana ia bekerja (kantor), terhadap atasannya atau terhadap penjelasan dari kliennya, dan tentunya terhadap pemberian opininya atas laporan keuangan. Fungsi dasar determinan yang kedua, menggambarkan pengaruh sosial (sosial influence) yang disebut norma subjektif (subjective norm). Persepsi seseorang terhadap perilaku yang bersifat normatif (sesuai dengan norma yang dapat diterima orang lain) akan membentuk suatu norma subyektif dalam diri seseorang. Ketiga, yang berkaitan dengan isu kontrol (issues of control) yang disebut dengan perceived behavioral control (persepsi mengenai kontrol perilaku). Faktor ini berkaitan dengan
16
pengalaman masa lalu dan persepsi seseorang mengenai seberapa sulit untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengalaman auditor dalam melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas laporan keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat ia bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap. Diantara faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi dimana pembentukan sikap ini penting dan akan berpengaruh pada prosedur audit yang dijalani auditor sehingga opini yang diberikan akan tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta auditor yang berpengalaman mampu menjelaskan hasil audit yang lebih luas. Oleh karena itu pemilihan landasan teori ini dapat menjelaskan pengalaman dan perannya dalam memoderasi pengaruh keahlian dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini. 2. Teori Atribusi Teori
atribusi
mempelajari
proses
bagaimana
seseorang
mengintrepestasikan suatu peristiwa, mempelajari proses bagaimana seseorang mengintrepestasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori ini 17
dikembangkan oleh Fritz Haider yang mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang misalnya kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya kesulitan tugas atau keberuntungan (Suartana, 2010:181). Teori atribusi menekankan gagasan bahwa seseorang termotivasi dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa lebih baik akan dirinya sendiri. Atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian atau hasil yang diperoleh berdasarkan persepsi individu atau pemikiran dan pendapat masing-masing individu. Teori
atribusi
berkaitan
dengan
proses
di
mana
individu
menginterpretasikan bahwa peristiwa di sekitar mereka disebabkan oleh bagian lingkungan mereka yang secara relatif stabil. Secara singkat, teori atribusi berusaha untuk menjelaskan bagian mengapa dari perilaku. Secara lebih spesifik, individu akan berusaha menganalisis mengapa peristiwa tertentu muncul dan hasil dari analisis tersebut akan mempengaruhi perilaku mereka di masa mendatang (Ivancevich et al., 2005:123). Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari keahlian dan audit judgment. Atribusi menyebabkan diri auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya dengan baik. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat 18
untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh. Dengan demikian, akan dapat memberikan opini yang tepat akurat. Auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat pertimbangan (judgment), sehingga auditor dapat memperoleh dan mengevaluasi bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit dan mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pencapaian hasil yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau kegagalan menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk terjadinya tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam hal ini, auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan, sehingga dapat memberikan opini yang tepat. 3. Keahlian Audit Standar
umum
pertama
menyebutkan
bahwa
audit
harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP). Standar ini menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar ini jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan 19
pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain (Agoes, 2012:32). Dan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan
audit
akan
penyusunan
laporannya,
auditor
wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (SA seksi 230 dalam SPAP). Menurut Rai (2008:51) menyatakan bahwa dasar pemikiran standar umum ketiga ini adalah keahlian atau keterampilan serta kebebasan bertindak dan berpendapat akan mencapai mutu pekerjaan yang baik apabila audit dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan. Seorang auditor harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dibidang auditing. Dalam melakukan pemeriksaan audit terhadap sistem keuangan, catatan atas laporan keuangan, maka para auditor wajib mempunyai suatu keahlian yang mendukungnya, karena dalam melakukan suatu pemeriksaan, tidak sembarang orang dapat melakukan teknik audit. Oleh karena itu, setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Menurut Hosseinniakani et al. (2014), keahlian audit memainkan peran penting dalam kualitas audit. Auditor dituntut memiliki kompetensi dan informasi teknis yang lebih tinggi sehingga auditor mampu mendeteksi salah saji material yang ada dalam laporan keuangan. Keahlian audit yang lebih tinggi dapat menyebabkan kualitas audit yang lebih tinggi. 20
Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan (Sukendra et al., 2015). Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai
kesempurnaan
dan
keunggulan
dibandingkan
rekan
sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar, latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing (Adrian, 2013). Menurut Tan dan Libby (1997) dalam Adrian (2013), keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan 21
keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman. Auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan
publik
dalam
bidang
auditing
dan
akuntansi.
Dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan
pendidikan
formal,
yang
selanjutnya
diperluas
melalui
pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis mapupun
pendidikan
umum.
Asisten
junior
untuk
mencapai
kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Christiawan, 2002). Orang lain akan menilai seseorang yang berkeahlian tinggi pasti akan berperilaku baik, oleh karena itu setiap individu dengan keahlian 22
tertentu biasanya akan bersikap sesuai dengan bagaimana persepsi orang lain terhadap dirinya (Sabrina & Januarti, 2012). Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan yang didapat dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang memadai, serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka keahlian audit dapat terus meningkat. 4. Audit Judgment Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Menurut Siregar (2012), audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru.
23
Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu entitas. Audit judgment melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit. Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012). Pertimbangan (judgment) auditor dapat menjadi bias terhadap perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien tersebut karena auditor dibayar oleh klien dan ingin memberikan kepuasan kepada kliennya untuk mempertahankan bisnisnya. Tetapi di lain pihak, auditor 24
dihadapkan pada kemungkinan perkara hukum yangakan timbul di masa yang akan datang, kehilangan reputasi, dan sangsi dari organisasi profesi yang dapat menetralkan bias tersebut. Lagi pula auditor harus mempertahankan objektivitas dan independensinya (Arum, 2008). Siregar (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hubungan judgment didasari oleh dua konsep yaitu konsep materialitas dan resiko dan dikaitkan dengan laporan keuangan judgment yang ditentukan dengan mempertimbangkan kedua konsep tersebut akan berpengaruh pada opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Materialitas berhubungan dengan judgment, ketika dikaitkan dengan evaluasi resiko, pertimbangan inilah yang akan mempengaruhi cara-cara pencapaian tujuan audit, ruang lingkup dan arah pekerjaan terperinci serta disposisi kesalahan dan kelalaian. Sedangkan resiko menunjukan tingkat resiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapat atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material (Arifuddin (2002) dalam Siregar (2012). Menurut FASB no. 2 mendefinisikan materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut. Materialitas suatu error sangat sulit diukur dan ditentukan dan sangat tergantung pada pertimbangan
(judgment)
dari
auditor.
Keadaan
tersebut 25
mengidentifikasikan bahwa dalam suatu audit dibutuhkan akurasi prosedur-prosedur audit yang tinggi untuk mengetahui atau bila mungkin, meminimalkan unsur resiko dalam suatu audit. Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa audit judgment adalah pertimbangan audit yang berhubungan dengan materialitas dan resiko, dimana jika terjadi kekeliruan pertimbangan audit atas materialitas akan menimbulkan resiko audit sehingga terjadi kekeliruan dalam menyatakan opini atas laporan keuangan. 5. Pengalaman Definisi pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa tersebut (Sukendra et al., 2015). Arens menyebutkan: Auditor harus menjalani pendidikan formal dibidang akuntansi, pengalaman praktis yang cukup banyak dalam bidang kerja yang dilakukannya, serta pendidikan profesi yang berkelanjutan. Auditor harus memiliki kualifikasi teknis serta berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens, 2003).
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian, 2013).
26
Pengalaman kerja seseorang akan menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukannya dan memberikan peluang yang lebih besar baginya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dahulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Bahkan agar akuntan yang baru (junior) selesai menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani latihan teknis dalam profesinya, pemerintah mengisyaratkan pengalaman kerja di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008). Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang
27
lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman (Sukendra et al., 2015). Cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang
berpengalaman
akan
berbeda,
demikian
halnya
dalam
memberikan kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa (Wahyudi et al., 2014). Butt
(1988)
dalam
Adrian
(2013)
memperlihatkan
dalam
penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Serta Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012). Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah suatu hal yang dapat dijadikan pembelajaran bagi seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga auditor dapat memiliki kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan.
28
6. Opini Audit Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan. Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha. Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik yang berbasis International Standard on Audits (ISA) (SA 700 dan SA 705), ada duabentuk opini audit, yaitu: a. Opini tanpa modifikasian Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Laporan
audit
harus
menyatakan
bahwa
audit
dilaksanakan
berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Laporan auditor juga harus menjelaskan bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material. Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, penjelasan tentang audit dalam laporan auditor harus 29
merujuk pada “penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas.” Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa bukti audit yang telah diperoleh oleh auditor sudah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opiniauditor. b. Opini modifikasian Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika: 1) Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau 2) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material. Ada tiga jenis opini modifikasian, yaitu: 1) Opini wajar dengan pengecualian Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika: (a) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau (b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan 30
bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasif. Ketika
auditor
menyatakan
suatu
opini
wajar
dengan
pengecualian karena terdapat kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian: (a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar; atau (b) Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan. 2) Opini tidak wajar Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan. Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus 31
menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar: (a) Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar; atau (b) Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan. 3) Opini tidak menyatakan pendapat Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan. 32
Ketika
auditor
tidak
menyatakan
pendapat
karena
ketidakmampuannya untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini bahwa: (a) Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit, danoleh karena itu; (b) Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1
33
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti (Tahun) Putu Sukendra, Gede Adi Yuniarta, Anantawikrama Tungga Atmadja (2015)
Judul Penelitian
Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor 2 Andra Maria Proffesional Achim (2014) Judgment The Key to A Succesful Audit 3 Dwi Putra Hubungan Etika Wahyudi, Profesi, Keahlian, Emrinaldi Nur Pengalaman, dan DP, dan Julita Situasi Audit Saidi (2014) dengan Ketepatan Pemberian Opini Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Jenis data primer. Populasi dalam Variabel penelitian ini adalah pengalaman dan semua auditor yang keahlian audit. bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Tidak ada variabel audit judgment dan skeptisme profesional. Variabel judgment Metodologi penelitian dan opini audit. kualitatif. Tidak terdapat variabel keahlian audit dan pengalaman. Jenis data primer. Populasi dan sampel: Variabel keahlian auditor yang terdaftar dan pengalaman. pada Direktori IAPI tahun 2013 di kota Batam, Pekanbaru, dan Palembang, tidak
Hasil Penelitian Skeptisme profesional, pengalaman auditor, keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini olehauditor secara parsial.
Proffesional berpengaruh audit.
judgment terhadap opini
Etika profesi, keahlian, dan pengalaman memiliki hubungan langsung dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik. Pertimbangan materialitas menunjukkan bahwa etika
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian dalam Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan Skeptisisme Profesional Auditor
4
Fanny Surfeliya, Andreas, dan Yusralaini (2014)
Pengaruh Skeptisisme Profesional, Situasi Audit, Kompetensi, Etika Audit, Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan dalam Pemberian Opini Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan terdapat variabel etika profesi, dan situasi audit serta variabel mediasinya adalah pertimbangan materialitas, skeptisisme profesional auditor dan audit judgment.
Jenis data primer. Variabel keahlian audit, dan pengukuran variabel menggunakan skala likert.
Populasi: auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan tidak terdapat variabel skeptisisme profesional, situasi audit, kompetensi, etika audit dan audit judgment.
Hasil Penelitian profesi dan skeptisisme profesional memiliki hubungan dengan ketepatan opini akuntan publik dan pengujian dengan mediasi skeptisisme profesional auditor menunjukkan bahwa variabel etika dan situasi audit yang memiliki hubungan signifikan terhadap ketepatan pemberian opini. Skeptisisme profesional berpengaruh signifikan terhadap ketepatan dalam memberikan pendapat auditor. Dan situasi audit, kompetensi, etika, pengalaman dan keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap ketepatan dalam memberikan pendapat auditor.
35
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
oleh Auditor BPK Adrian Pengaruh Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor 6 Hamideh The Relationship Daneshmandi between Auditor’s Bafqi, Characteristics Mahmood and Audit Quality MoeinAddin and Abbas AlaviRad (2013) 7 A. A. Istri Dewi Faktor-Faktor Rharasati yang I. D. G. Dharma Mempengaruhi Bersambung pada halaman berikutnya 5
Arfin (2013)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Jenis data primer. Variabel pengalaman dan keahlian audit.
Populasi dan sampel: auditor yang bekerja pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Riau. Tidak ada variabel audit judgment, skeptisme profesional auditor, dan etika.
Hasil Penelitian Skeptisme profesional,etika, pengalaman, dan keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor BPK Perwakilan Provinsi Riau.
Terdapat variabel Jenis data sekunder. keahlian audit. Populasi: Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Teheran. Variabel kualitas audit.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara audit tenure dan kualitas audit. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian audit dan kualitas audit. Jenis data primer. Populasi: Auditor yang Hasil penelitian menunjukkan Variabel bekerja di Kantor bahwa, etika profesi, komitmen pengalaman. Akuntan Publik di Bali profesional, pengalaman kerja,
36
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
8
Peneliti (Tahun) Suputra (2013)
Judul Penelitian Auditor dalam Pengambilan Keputusan untuk Memberikan Opini Audit
Silky Raditya Faktor-Faktor Siregar (2012) yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini Auditor atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta 9 Rr. Sabrina K. Pengaruh Indira Januarti Pengalaman, (2012) Keahlian, Situasi Audit, Etika, dan Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan yang tergabung dalam Institut Akuntan Publik Indonesia. Tidak ada variabel audit judgment, etika profesi, komitmen profesional, dan indepedensi auditor. Jenis data primer. Populasi: auditor yang Variabel keahlian bekerja pada Kantor audit dan audit Badan Pengawasan judgment. Keuangan (BPK) Pengukuran variabel Perwakilan Provinsi menggunakan skala Daerah Istimewa likert. Yogyakarta. Tidak ada variabel independensi dan lingkup audit. Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor
Hasil Penelitian dan indepedensi auditor berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Independensi, keahlian audit, lingkup audit, dan audit judgment secara simultan mempengaruhi pertimbangan opini audit. Secara parsial independensi, keahlian audit, lingkup audit, audit judgment berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
Tidak terdapat variabel Penelitian ini memberikan bukti situasi audit, etika, bahwa gender dan situasi audit gender dan audit berpengaruh positif dengan judgment. ketepatan pemberian opini
37
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Gender terhadap Akuntan Publik di Ketepatan Jakarta. Variabel Pemberian Opini pengalaman dan Auditor melalui keahlian audit. Skeptisisme Profesional Auditor 10 Burcu Adiloğlu A Multicriterion Variabel opini audit. Jenis data sekunder. dan Decision Support Menggunakan analisis Bengu Vuran, Methodology For regresi logistik untuk (2011) Audit Opinions: menguji model akan The Case Of keputusan opini audit. Audit Reports Of Sampel perusahaan yang Distressed Firms mengalami kesulitan In Turkey keuangan yang beroperasi di sektor manufaktur di Bursa Efek Istanbul (ISE) antara periode 19982006. Bersambung pada halaman berikutnya No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian auditor melalui skeptisisme profesional auditor. Sedangkan faktor lainnya pengalaman, keahlian, situasi dan etika tidak berpengaruh langsung terhadap ketepatan pemberian opini. Opini audit perusahaan yang bermasalah menunjukkan bahwa auditor gagal untuk mengeluarkan opini-opini audit yang tepat pada laporan audit satu tahun sebelum kegagalan.
38
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 11
12
Peneliti (Tahun) Ferdinand A. Gul, DonghuiWu, and Zhifeng Yang (2011)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Do Individual Jenis data primer. Variabel kualitas audit. Auditors Affect Terdapat variabel Menggunakan metode Audit Quality? pengalaman. regresi least trimmed Evidence from squares (LTS). Archival Data Judul Penelitian
Maghfirah Gusti Hubungan dan Syahril Ali Skeptisme (2008) Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
Jenis data primer. Variabel pengalaman dan keahlian audit.
Populasi dan sampel: partner dan auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Sumatera. Tidak terdapat variabel skeptisme profesional dan situasi audit, etika dan audit judgment.
Hasil Penelitian Hasil ini menunjukkan bahwa karakteristik individu auditor dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan mereka, akhirnya menerjemahkan ke dalam variasi dalam kualitas audit pada setiap individu auditor. Skeptisme profesional memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sementara itu, hanya situasi audit yang memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Tiga variabel lainnya (etika, pengalaman dan keahlian audit) mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan
Bersambung pada halaman berikutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 13
Peneliti (Tahun) Ida (2005)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
Suraida Pengaruh Etika, Jenis data primer. Kompetensi, Variabel Pengalaman pengalaman. Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Populasi: para auditor yang berhak menandatangani laporan akuntan. Tidak terdapat variabel keahlian audit dan audit judgment.
Hasil Penelitian publik. Etika, kompetensi, pengalaman audit, risiko audit dan skeptisisme professional auditor secara parsial maupun simultan berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.
40
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 Praktik : Masih Terdapat Auditor yang Tidak Mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Teori : Auditor Harus Mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
GAP
Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publikdengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating
Basis Teori : Theory of Planned Behavior dan Teori Atribusi
Variabel Independen
Variabel Moderating
Variabel Dependen
Keahlian Audit (X1)
Pengalaman Audit Judgment (X2)
Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)
41
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel Independen
Variabel Moderating
Variabel Dependen
Keahlian Audit (X1)
Pengalaman Audit Judgment (X2)
Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)
Metode Analisis :Regresi
Regresi Berganda
Regresi Moderate
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
42
D. Perumusan Hipotesis 1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan yang didapat dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang memadai, serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka keahlian audit dapat terus meningkat. Dengan keahlian audit yang terus meningkat, maka kegagalan auditor dalam memberikan dalam laporan audit dapat diminimalisasi. Penelitian yang dilakukan oleh DaneshmandiBafqi et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian audit dan kualitas audit. Dengan keahlian audit, auditor lebih mampu mengenai dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan perusahaan serta mampu untuk menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan audit atas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan bahwa keahlian memiliki hubungan langsung dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) yang menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor dan penelitian yang dilakukan 43
oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang dimiliki oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh auditor semakin handal dan akurat. Namun penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014) menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusti & Ali (2008) yang menyatakan bahwa keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik serta penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012), Sabrina & Januarti (2012) yang menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini. Berdasarkan ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian tersebut, maka keterkaitan antara keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H1: Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat 44
atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan
profesional
tersebut
diantaranya
berkaitan
dengan
gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012). Ríos-figueroa & Cardona (2013)dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor menggunakan pertimbangan profesional (professional judgment) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran laporan keuangan entitas bisnis serta Idris (2012) dalam Ariyantini et al. (2014) menyatakan bahwa dalam setiap proses audit digunakan judgment. Ketepatan judgment auditor akan mempengaruhi kualitas hasil audit dan opini auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) menyatakan bahwa adanya pengaruh audit judgment terhadap pertimbangan pemberian opini. Hasil Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Achim (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh 45
pertimbangan profesional (professional judgment) dalam opini audit. Menggunakan proffesional juugement dalam melaksanakan tugas audit merupakan hal wajib bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan profesional (professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan audit (Kantor Akuntan Publik). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka keterkaitan antara audit judgment dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H2: Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012). Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keahlian akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman. Dari hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
auditor
yang memiliki 46
pengetahuan melalui pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih sedikit dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan bahwa pengalaman dapat mempengaruhi auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gul et al. (2011) yang menyatakan bahwa karakteristik individu auditor seperti latar belakang pendidikan dan pengalaman dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan mereka, akhirnya menerjemahkan ke dalam variasi dalam kualitas audit pada setiap individu auditor serta penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Pengalaman membuat seorang auditor menjadi semakin handal dalam melakukan audit sehingga mereduksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan saat proses auditing dan pada akhirnya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan ketepatan opini yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa pengalaman merupakan variabel moderating antara keahlian audit dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H3: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 47
4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Butt
(1988)
dalam
Adrian
(2013)
memperlihatkan
dalam
penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Ríos-figueroa & Cardona (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor independen menggunakan professional judgment untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu entitas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yang baik yang berlaku umum. Dalam Ríos-figueroa & Cardona (2013) terdapat beberapa studi yang telah mengaitkan pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment mereka dan kemampuan
untuk
membuat
keputusan.
Auditor
yang
lebih
berpengalaman memiliki kemudahan dalam menjelaskan judgment mereka dari auditor yang kurang berpengalaman. Hamilton dan Wright (1982) dalam Ríos-figueroa & Cardona (2013) menemukan bahwa meskipun pengalaman memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan, perannya lebih signifikan dalam konteks keputusan kurang terstruktur. Bedard (1989) meninjau literatur tentang pengalaman dalam audit dan membandingkan pendekatan kognitif dengan pendekatan perilaku. Menurut pendekatan kognitif, proses berpikir dan 48
mengetahui yang menentukan perilaku manusia; pendekatan perilaku menunjukkan bahwa faktor eksternal adalah apa yang menentukan perilaku. Menggunakan pendekatan kognitif, Bedard (1989) mencatat bahwa akan ada perbedaan pengetahuan antara auditor yang lebih berpengalaman dan kurang auditor berpengalaman. Dia juga menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan auditor yang lebih berpengalaman untuk menggunakan proses pengambilan keputusan yang berbeda
dari
kurang
auditor
berpengalaman.
Namun,
dengan
menggunakan pendekatan perilaku, Bedard (1989) menjelaskan bahwa auditor yang berpengalaman tidak berperilaku berbeda dari auditor yang kurang berpengalaman. Auditor berpengalaman dapat mencapai kesimpulan yang tepat dan lebih cepat daripada auditor yang kurang berpengalaman. Davis (1996) menemukan bahwa kemampuan untuk mengenali dan memilih informasi yang relevan dalam proses judgment yang kompleks berbeda antara peningkatan kinerja yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan dan mereka yang memiliki pengalaman. Davis (1996) menyimpulkan bahwa auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap informasi yang relevan. Selain itu, auditor yang lebih berpengalaman menunjukkan konsistensi yang lebih besar antara respon mereka terhadap informasi yang relevan dan tanggapan mereka terhadap judgment awal mereka dari risiko pengendalian; karena informasi yang kurang relevan dan judgment dalam waktu kurang berasal dari auditor yang kurang berpengalaman. 49
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Seorang auditor sangatlah penting untuk memiliki pengalaman yang cukup memadai karena semakin tinggi pengalaman maka hasil pengauditan yang dilakukan akan semakin akurat juga. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rharasati & Suputra (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit. Ini berarti bahwa, semakin tinggi pengalaman kerja seorang auditor maka semakin tinggi ketepatan pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit serta Suraida (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa pengalaman merupakan variabel moderating antara audit judgment dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H4: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu keahlian audit dan audit judgment terhadap variabel dependen, yaitu ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta. Metode pemilihan sample dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012:28) Metode pemilihan sampel yang digunakan dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Hal lain yang dianggap penting adalah jumlah data yang terkumpul, agar tetap dapat memenuhi kriteria pengolahan data. 51
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti diperoleh melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Data diperoleh dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar
pertanyaan
yang telah
terstruktur
dengan
tujuan
untuk
mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.
52
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian Berikut ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Keahlian Audit (X1) Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli, dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan (Sukendra et al., 2015). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran keahlian audit dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1). 2. Audit Judgment (X2) Menurut Siregar (2012) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap 53
langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Herliansyah & Ilyas (2006), Jamilah et al. (2007) dan Yustrianthe (2012). Pengukuran audit judgment dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1). 3. Pengalaman (X3) Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian, 2013). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran pengalaman dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1). 4.
Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y) Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan. Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha. Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas 54
laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Adrian (2013). Pengukuran ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1). Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Butir Skala Pertanyaan Pengukuran Keahlian 1. Pengetahuan tentang standar 1&2 Interval auditor (X1) pemeriksaan yang berlaku. (Sumber: 2. Pengetahuan umum tentang 3 Adrian lingkungan entitas. (2013) dan 3. Keterampilan berkomunikasi 4 Sukendra et secara jelas dan efektif. al. (2015)) 4. Kemampuan yang memadai untuk pemeriksaan yang 5 dilaksanakan. 5. Kemahiran profesional dalam 6 melaksanakan tugas. 6. Keterampilan dan 7 pengetahuan. Audit 1. Pemahaman terhadap sistem Interval 8 Judgment pengendalian internal. (X2) 2. Penentuan strategi audit. 9 (Sumber : 3. Kebijakan mengenai 10 Herliansyah materialitas. & Ilyas 4. Penentuan prosedur audit. 11, 12 & 13 (2006), 5. Kebijakan dalam menentukan 14 Jamilah et al. bukti. (2007) dan 6. Struktur audit dalam 15 Yustrianthe pelaksanaan prosedur audit. (2012) 7. Resiko audit. 16 8. Kurangnya informasi dalam 17 menjalankan tugas. Bersambung pada halaman selanjutnya 55 Variabel
Indikator
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Indikator
9. Proses konfirmasi. 10. Penemuan salah saji material. Pengalaman 1. Auditor telah menjalani (X3) pendidikan formal di bidang (Sumber : auditing dan akuntansi. Adrian (2013) 2. Memiliki pengetahuan yang dan Sukendra cukup banyak dalam bidang et al. (2015)) kerja yang dilakukan. 3. Telah menjalani profesi yang berkelanjutan. 4. Memiliki kualifikasi teknis dalam mengaudit suatu industri. 5. Mampu mendeteksi dan mengatasi masalah. 6. Mampu memberikan penjelasan yang lebih akurat. Ketepatan 1. Seberapa banyak auditor pemberian memberikan respon yang opini oleh benar dari setiap pekerjaan akuntan publik audit. (Sumber : 2. Kualitas keputusan yang Adrian 2013) diambil. 3. Kompleksitas kerja atau tingkat kerumitan pekerjaan. 4. Berkordinasi dengan bagian lain. 5. Kepatuhan auditor untuk melaksanakan standar yang telah ditetapkan. 6. Kepatuhan auditor terhadap etika profesionalnya. 7. Memahami objek audit dan peraturan terbaru. Sumber: Diolah dari berbagai referensi
No. Butir Pertanyaan 18 19 & 20
Skala Pengukuran
Interval 21
22 23 24 & 25 26 27 Interval 28
29 30 & 31 32 33 34 35 & 36
56
E. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013:55). b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap 57
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Ghozali (2013:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,07 (Ghazali, 2013:48). 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan atas data primer ini yaitu uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi 58
ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF<10 dan nilai tolerance>0,10 (Ghozali, 2013:108). b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212). Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke 59
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji heteroskedastisitas. Uji statistik ini dapat lebih menjamin keakuratan hasil. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t statistik dari seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value>0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut tidak mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat dikatakan bersifat homoskedastisitas (Ghazali 2013:143). 4. Uji Hipotesis a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Persamaan regresi ganda dirumuskan: Y = a+b1X1+b2X2+e 60
Dimana: Y
= Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
X1
= Keahlian Audit
X2
= Audit Judgment
e
= Error
1) Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2013:97). Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar kemampuan model atau interaksi antara keahlian audit dan audit judgment (variabel independen) dalam menjelaskan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (variabel dependen). 2) Uji Statistik t Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2013:98). Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut: Ha: Masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
61
Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2013:99). 3) Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013:98). Dengan membandingkan probabilitas (pada tabel anova tertulis Sig) dengan taraf nyata (0,005 atau 0,01) Jika probabilitas>0,05 maka model ditolak Jika probabilitas<0,05 maka model diterima b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated Regression Analysis - MRA) Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi dengan rumus persamaannya (Ghozali, 2013:229) sebagai berikut: 62
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 (X1X2) + e Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit (X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (Y). Y = a + b1X1 + b2X3 + b3 (X1X3) + e Dimana: Y
= Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
X1
= Keahlian Audit
X3
= Pengalaman
X1X3
= Variabel perkalian antara Keahlian Audit
dengan
Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel moderating Pengalaman terhadap hubungan Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik e
= Error Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,199: Sangat Rendah 63
0,20 – 0,399: Rendah 0,40 – 0,599: Sedang 0,60 – 0,799: Kuat 0,80 – 1,000: Sangat Kuat Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut: Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit (X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (Y) Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
64
Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment (X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (Y). Y = a + b1X2 + b2X3 + b3 (X2X3) + e Dimana: Y
= Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
X2
= Audit Judgment
X3
= Pengalaman
X2X3
= Variabel perkalian antara Audit Judgment dengan Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel moderating
Pengalaman
terhadap
hubungan
Audit
Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik e
= Error Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,199: Sangat Rendah 0,20 – 0,399: Rendah 65
0,40 – 0,599: Sedang 0,60 – 0,799: Kuat 0,80 – 1,000: Sangat Kuat Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut: Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment (X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (Y). Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
66
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden dan secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 02 Desember 2015 hingga 22 Januari 2016. Peneliti mengambil sampel sebanyak 17 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 115 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 107 kuesioner atau 93,04%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 buah atau 6,96%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 63 buah atau 54,78%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi 67
kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 44 buah atau 38,26%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Jumlah 115 8 44 63
Persentase 100% 6,96% 38,26% 54,78%
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Laki-Laki Perempuan Total
Frequency Percent 34 54,0 29 46,0 63 100,0
Valid Percent 54,0 46,0 100,0
Cumulative Percent 54,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 68
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sekitar 34 orang atau 54% responden didominasi oleh jens kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 29 orang atau 46% responden berjenis kelamin perempuan. b. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Valid
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Total
Frequency Percent 18 28,6 27 42,9 5 7,9 6 9,5 3 4,8 4 6,3 63 100,0
S u Sumber: Data primer yang diolah
Valid Percent 28,6 42,9 7,9 9,5 4,8 6,3 100,0
Cumulative Percent 28,6 71,4 79,4 88,9 93,7 100,0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor akuntan publik sebanyak 3 responden atau 4,8% berusia 40-44 tahun. Responden yang berusia 45-49 tahun sebanyak 4 responden atau 6,3%, yang berusia 30-34 tahun sebanyak 5 responden atau 7,9%, yang berusia 35-39 tahun sebanyak 6 responden atau 9,5%, yang berusia 2024 tahun sebanyak 18 responden atau 28,6%. Mayoritas responden yang bekerja di kantor akuntan publik berusia 25-29 tahun yaitu sebanyak 27 responden atau 42,9%.
69
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent 1 1,6 1 1,6 2 3,2 28 44,4 31 49,2 63 100,0
Valid Partner Manajer Supervisor S S Auditor Senior u Auditor Junior b Total S Sumber: Data primer yang diolah
Valid Cumulative Percent Percent 1,6 1,6 1,6 3,2 3,2 6,3 44,4 50,8 49,2 100,0 100,0
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 31 orang atau sebesar 49,2% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 28 orang atau 44,4%, sedangkan sisanya yaitu supervisor sebanyak 2 orang atau 3,2%, manajer dan partner masing-masing sebanyak 1 orang atau 1,6%. Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor di kantor akuntan publik, semakin tinggi pula tingkat kesibukannya, sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh auditor junior. d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Berdasarkan tabel 4.5 berikut ini, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 55 responden atau 87,3%. Sisanya sebesar 7,9% atau sebanyak 5 orang
70
berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 4,8% atau sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid D3 5 7,9 S S1 55 87,3 u S2 3 4,8 h Total 63 100,0 Sumber: Data primer yang diolah
Valid Percent 7,9 87,3 4,8 100,0
Cumulative Percent 7,9 95,2 100,0
e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid < 1 tahun 13 20,6 1-3 tahun 24 38,1 > 3 tahun 26 41,3 Total 63 100,0 Sumber: Data primer yang diolah
Valid Percent 20,6 38,1 41,3 100,0
Cumulative Percent 20,6 58,7 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (sebanyak 41,3%) atau sekitar 26 auditor memiliki pengalaman bekerja diatas 3 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 38,1% atau sekitar 24 auditor memiliki pengalaman 1 sampai 3 tahun dan 20,6% atau sekitar 13 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun. 71
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi keahlian audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif N TKA TAJ TP TKPO Valid N (listwise)
63 63 63 63
Minimum Maximum Mean 21 35 29,24 43 65 50,95 22 35 28,62 30 45 37,06
Std. Deviation 2,804 6,039 2,970 3,491
63
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel keahlian audit jawaban minimum responden sebesar 21 dan maksimum sebesar 35, dengan ratarata total jawaban 29,24 dan standar deviasi sebesar 2,804. Variabel audit judgment jawaban minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar 65, dengan rata-rata total jawaban 50,95 dan standar deviasi sebesar 6,039. Pada pengalaman minimum jawaban responden sebesar 22 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 28,62 dan standar deviasi sebesar 2,970. Sedangkan pada variabel ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 37,06 dan standar deviasi sebesar 3,491. 72
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu keahlian audit (TKA), audit judgment (TAJ), pengalaman (TP), dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (TKPO), dengan 63 sampel responden. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Keahlian Audit Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 1 (KA1) 0,698** 2 (KA2) 0,812** 3 (KA3) 0,766** 4 (KA4) 0,869** 5 (KA5) 0,801** 6 (KA6) 0,773** 7 (KA7) 0,766** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variabel keahlian audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Audit Judgment Nomor Butir Pearson Sig (2-Tailed) Pertanyaan Corelation 8 (AJ1) 0,630** 0,000 9 (AJ2) 0,723** 0,000 Bersambung pada halaman selanjutnya
Keterangan Valid Valid 73
Tabel 4.9 (Lanjutan) Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 10 (AJ3) 0,741** 11 (AJ4) 0,274** 12 (AJ5) 0,661** 13 (AJ6) 0,760** 14 (AJ7) 0,654** 15 (AJ8) 0,752** 16 (AJ9) 0,765** 17 (AJ10) 0,786** 18 (AJ11) 0,618** 19 (AJ12) 0,410** 20 (AJ13) 0,641** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,030 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel audit judgment mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 21 (P1) 0,687** 22 (P2) 0,857** 23 (P3) 0,825** 24 (P4) 0,838** 25 (P5) 0,668** 26 (P6) 0,890** 27 (P7) 0,897** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
74
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Nomor Butir Pearson Pertanyaan Corelation 28 (KPO1) 0,857** 29 (KPO2) 0,819** 30 (KPO3) 0,819** 31 (KPO4) 0,775** 32 (KPO5) 0,900** 33 (KPO6) 0,908** 34 (KPO7) 0,840** 35 (KPO8) 0,883** 36 (KPO9) 0,818** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.11 menunjukkan variabel ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7. Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Audit Audit Judgment Pengalaman Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Sumber: Data primer yang diolah
Cronbach’s Alpha 0,891 0,839 0,907 0,947
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel 75
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel keahlian audit sebesar 0,891, audit judgment sebesar 0,839, pengalaman sebesar 0,907, dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik sebesar 0,947. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Deteksi ada atau tidaknya problem multiko dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Std. Toleran Model B Error Beta t Sig. ce VIF 1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266 TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808 TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808 a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah
76
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk keahlian audit dan audit judgment sebesar 0,553 serta VIF sebesar 1,808. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
77
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut ini
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan
bahwa
model
regresi
telah
memenuhi
asumsi
normalitas. Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal.
78
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Data primer yang diolah
63 ,0000000 ,90207101 ,107 ,107 -,093 ,107 ,070c
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,070; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa nilai residual terdistribusi secara normal. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
79
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu keahlian audit dan audit judgment. Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin keakuratan hasil, salah satunya menggunakan uji glejser. 80
Tabel 4.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1(Constant) 2,000 ,747 2,676 TKA ,000 ,034 ,002 ,013 TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Data primer yang diolah
Sig. ,010 ,989 ,103
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,989 dan 0,103. Tingkat probabilitas diatas 5% tersebut berarti tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Tabel 4.16 menyajikan hasil uji statistik F variabel Y, X1 dan X2 Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square a 1 ,966 ,933 ,931 a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA b. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah
Std. Error of the Estimate ,917
81
Tabel 4.16 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,931. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel Keahlian Audit dan Audit Judgment dapat menjelaskan 93,1% variasi variabel Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik. Sedangkan sisanya, yaitu 6,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, misalnya variabel lingkup audit, etika profesi dan lowballing. 2) Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,005 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,005 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghazali, 2013:99). Tabel 4.17 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel keahlian audit dan audit judgment Tabel 4.17 Hasil Uji Statitik t Variabel Y, X1 dan X2 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266 TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: 82
Y = 1,393 + 0,871X1 + 0,200X2 + 1,241 Dimana: Y
= Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
X1
= Variabel Keahlian Audit
X2
= Variabel Audit Judgment
e
= Error
Hipotesis 1: Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel keahlian audit mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat dikatakan bahwa keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keahlian audit lebih kecil dari 0,05. Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Hal ini sesuai dengan standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP). Keahlian audit mencakup seluruh pengetahuan auditor akan dunia audit itu sendiri, tolak ukurnya adalah tingkat sertifikasi pendidikan dan jenjang pendidikan sarjana formal (Gusti & Ali, 83
2008).
Auditor
harus
memiliki
keahlian
audit
dalam
melaksanakan tugasnya, keahlian ini antara lain: merencanakan, menyusun, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan sampai pada penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Keahlian audit yang dimiliki oleh auditor merupakan hasil dari pendidikan formal, pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain. Pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur audit merupakan syarat menjadi akuntan pubik yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal. Pendidikan formal dan pendidikan profesi yang berkelanjutan tersebut berguna untuk membuat para auditor menjadi semakin ahli atau memiliki keahlian yang tinggi, sehingga auditor memiliki kualifikasi dalam melakukan pekerjaannya dan menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat. Auditor harus memiliki keahlian dalam memahami kriteria yang digunakan serta mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji dan dapat menghindari adanya kesalahan dalam merumuskan opini audit.
84
Adanya keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor menyebabkan auditor akan lebih baik dan lebih tepat dalam memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit sehingga opini yang dikeluarkan oleh auditor akan semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015) yang menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang dimiliki oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh auditor semakin handal dan akurat. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar (2012) dan Sabrina & Januarti (2012) yang menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini.
Hipotesis 2: Pengaruh Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel audit judgment mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini 85
berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel audit judgment lebih kecil dari 0,05. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012). Dalam pelaksanaan prosedur audit yang mendetail, auditor membuat berbagai pertimbangan (judgment) yang mempengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat auditor (Taylor (2000) dalam Jamilah et al. (2007). Kenyataan ini membuat auditor harus mengenali resikoresiko dan tingkat materialitas suatu saldo akun yang telah ditetapkan pada saat perencanaan audit. Judgment dari audit akan 86
dijumpai pada setiap tahap-tahap audit. Pada tahap perencanaan audit, judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment pada tahap awal audit ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat materialitas yang diramalkan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan,
judgment
yang diputuskan oleh
auditor akan
berpengaruh pada opini seorang auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak sematamata hanya didasarkan atas materialitas tidaknya bukti audit. Ada berbagai faktor pembentuk opini dari seorang auditor mengenai wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan kliennya, yaitu keandalan
sistem
pengendalian
intern
klien,
kesesuaian
pencatatan transaksi akuntansi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan oleh klien dan konsistensi pencataan transaksi akuntansi. Audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit yaitu opini atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti-bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) dan Achim (2014) yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh
pertimbangan
profesional
(professional 87
judgment)
dalam
opini
audit.
Menggunakan
proffesional
judgment dalam melaksanakan tugas audit merupakan hal wajib bagi
auditor.
Dengan
adanya
pertimbangan
profesional
(professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan audit (Kantor Akuntan Publik). b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi Berikut ini menyajikan hasil interaksi dengan menggunakan MRA, dengan hasil sebagai berikut: 1) Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y) (a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1 dan X3 Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,989 ,978 ,977 ,527 a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP b. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah 88
Tabel
4.18
menunjukkan
variasi
keahlian
audit,
pengalaman, dan moderasi TKA dapat menjelaskan 97,7% variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sisanya 2,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model misalnya variabel audit tenure dan profesionalisme. (b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.19 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1 dan X3 Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3 ANOVAa Sum of Mean Model Squares df Square F Sig. 1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b Residual 16,400 59 ,278 Total 755,746 62 a. Dependent Variable: TKPO b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 886,635
dengan
tingkat
signifikansi
0,000.
Karena
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan bahwa variabel keahlian audit, pengalaman, dan moderasi TKA secara secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 89
(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1 dan X3 Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta t 33,174 5,209 6,369 -,597 ,172 -,479 -3,469 -,266 ,190 -,226 -1,402
Model 1 (Constant) TKA TP Moderasi_ ,034 ,006 TKA a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah
1,669
5,961
Sig. ,000 ,001 ,166 ,000
Berdasarkan tabel 4.20, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = 33,174 - 0,597X1 - 0,266X3 + 0,034(X1X3) + 5,209
Keterangan: X1
= Keahlian Audit
X3
= Pengalaman
X1X3
= Variabel perkalian antara keahlian audit dengan pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel hubungan
moderating keahlian
pengalaman audit
dengan
terhadap ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik 90
Hipotesis 3:
Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan
Pemberian
Opini
oleh
Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa variabel
moderasi
keahlian
audit
(moderasi_TKA)
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima H3 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat menjadi variabel moderating antara keahlian audit dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel moderasi keahlian audit (moderasi_TKA) lebih kecil dari 0,05. Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012). Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keahlian akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
auditor
yang
memiliki
pengetahuan
melalui
pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih sedikit 91
dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman. Menurut Pemerintah Peraturan
Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008, pemerintah mengisyaratkan pengalaman kerja di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik. Guntur et al. (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman auditor (lebih dari dua tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit. Adrian (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman. Pengalaman
dapat
diperoleh
auditor
selama
melaksanakan proses audit atas suatu laporan keuangan perusahaan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya 92
penugasan yang pernah dilakukan. Auditor yang telah memiliki
banyak
pengalaman
tidak
hanya
memiliki
kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan atau kecurangan tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi auditor tersebut juga dapat memberikan penjelasan
yang
lebih
akurat
terhadap
temuannya
dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalaman. Pengalaman dapat menunjang kualitas audit yang dihasilkan. Dengan pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi masalah atau pekerjaan yang serupa atau sejenis. Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan lebih meningkatkan keahlian yang dimiliki oleh auditor sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya dan dalam memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit. 2) Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y) (a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X2 dan X3 93
Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,983 ,966 ,964 ,659 a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ b. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.21 menunjukkan variasi audit judgment, pengalaman, dan moderasi TAJ dapat menjelaskan 96,4% variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sisanya 3,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model misalnya variabel adversity quotient dan pengetahuan auditor. (b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.22 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X2 dan X3 Tabel 4.22 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3 ANOVAa Sum of Mean Model Squares df Square F Sig. 1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b Residual 25,593 59 ,434 Total 755,746 62 a. Dependent Variable: TKPO b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ Sumber: Data primer yang diolah
94
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 561,078
dengan
tingkat
signifikansi
0,000.
Karena
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan bahwa variabel audit judgment, pengalaman, dan moderasi TAJ secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. (c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X2 dan X3 Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta t Sig. 32,176 8,581 3,750 ,000 -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010 ,058 ,282 ,049 ,205 ,838
Model 1 (Constant) TAJ TP Moderasi_ ,017 ,005 TAJ a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah
1,607
3,340
,001
Berdasarkan tabel 4.23, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = 32,176 - 0,430X2 + 0,058X3 + 0,017(X2X3) + 8,581
95
Keterangan: X2
= Audit Judgment
X3
= Pengalaman
X2X3
= Variabel perkalian antara audit judgment dengan pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel
moderating
pengalaman
terhadap
hubungan audit judgment dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
Hipotesis
4:
Pengaruh Ketepatan
Audit
Judgment
Pemberian
terhadap
Opini
oleh
Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating Hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa variabel
moderasi
audit
judgment
(moderasi_TAJ)
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti menerima H4 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat menjadi variabel moderating antara audit judgment dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel moderasi audit judgment (moderasi_TAJ) lebih kecil dari 0,05. Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan 96
membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Ada beberapa studi dalam penelitian yang dilakukan oleh Ríos-figueroa & Cardona (2013) yang telah mengaitkan pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment mereka dan kemampuan untuk membuat keputusan. Auditor yang lebih berpengalaman memiliki kemudahan dalam menjelaskan judgment mereka dari auditor yang kurang berpengalaman. Ada perbedaan pengetahuan antara auditor yang
lebih
berpengalaman
dan
kurang
auditor
berpengalaman. Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan auditor yang lebih berpengalaman untuk menggunakan proses pengambilan keputusan yang berbeda dari kurang auditor
berpengalaman.
Auditor
berpengalaman
dapat
mencapai kesimpulan yang tepat dan lebih cepat daripada auditor yang kurang berpengalaman. Kemampuan untuk mengenali dan memilih informasi yang relevan dalam proses judgment yang kompleks berbeda antara peningkatan kinerja yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan dan mereka yang memiliki pengalaman. Pengalaman audit yang dimiliki auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil. Seseorang dengan banyak pengalaman dalam suatu bidang akan 97
memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai
peristiwa-peristiwa.
Penggunaan
pengalaman
didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang
memberikan
peluang
untuk
belajar
melaksanakan tugasnya dengan baik. Auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dan tidak mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak relevan. Selain itu, auditor yang berpengalaman lebih memingat kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi sehingga auditor memperoleh pembelajaran dan lebih berhati-hati dalam membuat judgment. Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan lebih meningkatkan judgment yang dimiliki oleh auditor sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan tugasnya dan dalam dalam memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.
98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keahlian audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Responden penelitian ini berjumlah 63 auditor yang bekerja di 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2015. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda dan regresi moderate uji interaksi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Hasil penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Akan tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar (2012) dan Sabrina & Januarti (2012). 2. Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian. Hasil penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan Siregar (2012) dan Achim (2014). 99
3. Interaksi antara keahlian audit dengan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 4. Interaksi antara audit judgment dengan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah keahlian audit dan audit judgment, serta pengalaman dapat menjadi variabel moderating untuk faktor-faktor tersebut. Keahlian audit merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya dengan baik serta untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh. Auditor yang mempunyai keahlian, mampu mendeteksi salah saji material yang ada dalam laporan keuangan. Keahlian audit yang lebih tinggi dapat menyebabkan kualitas audit yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan dapat memberikan opini yang tepat dan akurat sehingga pihak ekternal akan lebih percaya atas laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. 100
Audit judgment juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat pertimbangan (judgment), sehingga dapat memperoleh dan mengevaluasi bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit. Oleh karena itu, pencapaian hasil yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau kegagalan menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk terjadinya tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam hal ini, auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan, sehingga dapat memberikan opini yang tepat. Keahlian audit dan audit judgment dapat lebih meningkat jika auditor telah memiliki pengalaman dimana pengalaman tersebut yaitu pengalaman auditor dalam melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas laporan keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat ia bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap.
101
Peningkatan yang ada pada keahlian audit dan audit judgment karena pengalaman menyebabkan auditor lebih mampu dalam memberikan opini atas laporan keuangan auditan secara lebih baik dan opini yang diberikan oleh auditor dalam laporan audit semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, diantaranya: 1. Penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah DKI Jakarta. 2. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner yaitu bulan Desember dan Januari dimana bulan tersebut adalah waktu sibuk auditor untuk melaksanakan tugasnya. 3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data penelitian, bukan berupa hasil wawancara langsung atau observasi lapangan bahkan masuk ke dalam penugasan audit sebenarnya sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan secara tertulis sehingga dapat mempengaruhi kualitas data itu sendiri yang dapat mengakibatkan terjadinya bias dalam hasil penelitian.
102
D. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel moderating atau mengganti variabel moderating pengalaman dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi variabel keahlian audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. 2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik seperti pemeriksaan interim, profesionalisme, situasi audit dan lain sebagainya. 3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaanpertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan waktu penelitian yang tepat, terutama penelitian dengan menggunakan data primer, sebab auditor yang akan dijadikan sebagai responden memiliki waktu-waktu dimana mereka sangat sibuk dan tidak bisa diganggu.
103
5. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
104
DAFTAR PUSTAKA
Achim, A.M., 2014. "Professional Judgment The Key to A Successful Audit". SEA-Practical Application of Science, II(3), pp.217–222. Adiloğlu, B. & Vuran, B., 2011. "A Multicriterion Decision Support Methodology For Audit Opinions : The Case Of Audit Reports Of Distressed Firms In Turkey". International Business & Economics Research Journal, 10(12), pp.37–49.
Adrian, A., 2013. "Pengaruh Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor". Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, pp.1–34. Agoes, Sukrisno, 2012. “Auditing”. Edisi keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ajzen, Icek, 2005. “Attitudes Personality and Behavior". Penerbit Two Pen Plaza, New York. Aliya, Angga.”Skandal Penipuan Korporasi Terbesar Jepang oleh Olympus". Diakses melalui: http://finance.detik.com/read/2011/11/08/153440/1763010/4/skandalpenipuan-korporasi-terbesar-jepang-oleh-olympus, pada tanggal 22 September 2015. Anonim. “Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA”. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan. Diakses melalui: http://pppk.kemenkeu.go.id/Sanksi/GetPdfFile?fileName=Juni%20%20sanksi%20pembekuan%20ben%20ardi.pdf, pada tanggal 15 Oktober 2015. Anonim. “Olympus Corporation, Skandal Terbesar dalam Korporasi Jepang”. Lambung Mangkurat University. Diakses melalui: https://www.coursehero.com/file/10470634/OLYMPUS2/, pada tanggal 22 September 2015.
105
Arens & Loebbecke, 2003. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf. Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Ariyantini, K.E., Sujana, E. & Darmawan, N.A.S., 2014. "Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment". Jurnal Akuntansi Program S1, 2(1).
Arum, E.D.P., 2008. "Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit". Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(2), pp.156–181.
Ashton, A.H., 1991. "Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise". The Accounting Review, 66(2), pp.218– 239. Burhani, Ruslan. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Petrus Mitra Winata Jakarta”. Diakses melalui : http://www.breckenridgewaysideinn.com/05/07/43/menkeu-bekukan-izinakuntan-publik-petrus-mitra-winata.htm, pada tanggal 15 Oktober 2015.
Christiawan, Yulius Jogi, 2002. "Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris". Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2), pp. 79-92.
DaneshmandiBafqi, H., MoeinAddin, M. & AlaviRad, A., 2013. "The Relationship between Auditor’s Characteristics and Audit Quality". Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5(3), pp.639–648. Dwi, D. & Kalsum, U. “Menkeu Bekukan Izin Dua Akuntan Publik”. Diakses melalui : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/23447menkeu_bekukan_izin_tiga_akuntan_publik, pada tanggal 15 Oktober 2015. Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Salemba Empat, Jakarta.
106
Gul, F.A., Wu, D. & Yang, Z., 2011. "Do Individual Auditors Affect Audit Quality? Evidence from Archival Data". Accounting Review Forthcoming, pp.1–50.
Guntur, Y.S., Soepomo, B. & Gitoyo, 2002. "Analisis Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme dan Analisis Pengaruh Profesionalisme terhadap Hasil Kerja (Outcomes)". Jurnal MAKSI, 1.
Gusti, M. & Ali, S., 2008. "Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik". Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke XI Pontianak, pp.1–22. Hamid, Abdul, 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Herliansyah, Y. & Ilyas, M., 2006. "Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgment". Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, pp.1–15.
Hosseinniakani, S.M., Inácio, H. & Mota, R., 2014. "A Review on Audit Quality Factors". International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Services, 4(2), pp.243–254. Ikatan Akuntan Indonesia, 2013. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat, Jakarta. Ivancevich, Konopaske, John Robert & Matteson, Michael, 2005. “Perilaku & Manajemen Organisasi”. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jamilah, S., Fanani, Z. & Chandrarin, G., 2007. "Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment". Simposium Nasional Akuntansi X Makassar, pp.1–30.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 445/KM.1/2015 tentang Sanksi Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA. 107
Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
Praditaningrum, A.S. & Januarti, I., 2012. "Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Judgment". Universitas Diponegoro. Ray, I Gusti Agung, 2008. “Audit Kinerja pada Sektor Publik”. Salemba Empat, Jakarta.
Rharasati, A.A.I.D. & Suputra, I.D.G.D., 2013. "Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Pengambilan Keputusan untuk Memberikan Opini Audit". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3, pp.147–162. Ríos-figueroa, C.B. & Cardona, R.J., 2013. "Does Experience Affect Auditors’ Professional Judgment? Evidence from Puerto Rico". Accounting & Taxation, 5(2), pp.13–32.
Sabrina & Januarti, I., 2012. "Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor melalui Skeptisisme Profesional Auditor". Univeritas Diponegoro, pp.1–34. Said, Samsuar. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Justinus Aditya”. Diakses melalui : http://www.antaranews.com/berita/50172/menkeu-bekukan-izinakuntan-publik-justinus-aditya, pada tanggal 15 Oktober 2015. Santoso, Candra Setya. “Izin Tiga Akuntan Publik Ditetapkan Menkeu”. Diakses melalui : http://economy.okezone.com/read/2009/09/18/20/258720/izintiga-akuntan-publik-ditetapkan-menkeu, pada tanggal 30 September 2015. Santoso, Singgih, 2004. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
Siregar, S.R., 2012. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini Auditor atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta". Accounting Analysis Journal, 1(2), pp.1–8.
108
Suartana, I Wayan, 2010. “Akuntansi Keprilakuan: Teori dan Implementasi”. Penerbit CV. Andi Offset.
Sukendra, P., Yuniarta, G.A. & Atmadja, A.T., 2015. "Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor". Jurusan Akuntansi Program S1, 3(1).
Suraida, I., 2005. "Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik". Sosiohumaniora, 7(3), pp.186–202.
Surfeliya, F., Andreas & Yusralaini, 2014. "Pengaruh Skeptisisme Profesional, Situasi Audit, Kompetensi, Etika Audit, Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan dalam Pemberian Opini oleh Auditor BPK". Jom Fekon, 1(2), pp.1–15.
Wahyudi, D.P., Nur DP, E. & Saidi, J., 2014. "Hubungan Etika Profesi, Keahlian, Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini dalam Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan Skeptisisme Profesional Auditor". Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, pp.1–15. Wire. “Menkeu Bekukan Izin AP Dra. Suhartati Suharso, Drs. Amir Hadyi Nasution dan Drs. Lauddin Purba”. Diakses melalui : http://www.antaranews.com/berita/112981/menkeu-bekukan-izin-ap-drasuhartati-suharso-drs-amir-hadyi-nasution-dan-drs-lauddin-purba, pada tanggal 15 Oktober 2015.
Wulandari, N., Rasuli, M. & Diyanto, V., 2014. "Pengaruh Pengalaman, Pengetahuan, Audit Tenure dan Peer Review terhadap Kualitas Audit". Jom Fekon, 1(2), pp.1–16.
Yustrianthe, R.H., 2012. "Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment Auditor Pemerintah". Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2), pp.72–82.
109
LAMPIRANLAMPIRAN
110
LAMPIRAN 1 Data Distribusi Sampel Penelitian
111
Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Drs. Abdulrahman Hasan Salipu Agus Ubaidillah dan Rekan Drs. Bernardi & Rekan Drs. Danny Sughanda Freddy Budiono Idris & Sudiharto Indra, Sumijono & Rekan Jamaludin, Ardi, Sukimto dan Rekan Labib Y Wardiman & Rekan Mulyawati, Rini & Rekan Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja (Cabang) Rama Wendra Riza, Adi, Syahril & Rekan Drs. Sutopo Insja Teguh Sentosa Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan Zeinirwan Zein
12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kuesioner Dikirim 10 5 5 5 10 10 5 5 5 2
Kuesioner Dikembalikan 10 5 4 5 10 7 5 4 5 2
5
5
10 10 5 2
10 10 5 2
15
13
6
5
112
LAMPIRAN 2 Surat Penelitian Skripsi
113
114
115
116
117
118
LAMPIRAN 3 Surat Keterangan dari KAP
119
120
121
122
123
124
LAMPIRAN 4 Kuesioner Penelitian
125
126
127
128
129
130
131
132
LAMPIRAN 5 Daftar Jawaban Responden
133
IDENTITAS RESPONDEN No JK Usia PosTer PendTer 1 1 3 4 2 2 2 5 3 2 1 5 4 1 2 5 5 2 2 4 6 2 2 5 7 1 1 5 8 1 1 5 9 1 1 4 10 2 2 5 11 1 2 5 12 2 2 5 13 1 2 5 14 2 3 4 15 1 1 5 16 2 2 5 17 2 2 4 18 1 1 5 19 1 2 4 20 1 2 4 21 1 2 4 22 1 2 4 23 1 2 4 24 1 2 4 25 2 2 5 26 2 2 5 27 1 6 4 28 2 2 5 29 2 2 5 31 1 4 4 31 2 6 4 32 1 4 4 33 1 6 4 34 2 1 5 35 1 1 5 Bersambung pada halaman selanjutnya
PengKer 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2
134
IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan) No JK 36 1 37 2 38 2 39 2 40 2 41 1 42 2 43 2 44 1 45 2 46 2 47 1 48 1 49 1 50 1 51 1 52 1 53 1 54 1 55 2 56 2 57 1 58 2 59 1 60 1 61 2 62 2 63 2
Usia 1 3 2 3 5 4 2 2 1 1 2 2 1 3 4 6 4 4 5 2 1 5 1 2 1 1 1 1
PosTer
PendTer 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 1 3 5 5 5 5 5 5
PengKer 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2
2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 1 1 1 2 1
135
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 1 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 6 4 4 2 4 5 7 4 4 3 4 5 8 4 4 4 4 4 9 5 4 4 4 4 10 4 4 4 4 4 11 4 4 4 4 4 12 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 15 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 17 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 5 4 4 4 4 22 5 4 4 4 4 23 5 4 4 4 4 24 5 4 4 4 4 25 5 5 5 4 4 26 4 4 5 5 4 27 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 29 4 5 5 4 4 31 5 5 4 4 5 31 5 4 4 4 5 32 4 4 4 4 4 33 5 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
KA6
KA7 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
TKA 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
28 21 28 29 29 27 28 28 29 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 31 31 28 29 30 31 30 28 29 29 28
136
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT (Lanjutan) No KA1 36 5 37 4 38 5 39 4 40 5 41 4 42 5 43 4 44 4 45 4 46 5 47 4 48 5 49 4 50 5 51 5 52 5 53 5 54 5 55 4 56 4 57 5 58 5 59 2 60 4 61 4 62 5 63 4
KA2 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4
KA3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 3 4 4
KA4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 3 3 4 4
KA5
KA6 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 3 3 4 4 4
KA7 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4
TKA 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4
31 28 31 29 30 28 35 28 29 28 35 28 30 28 35 35 35 35 35 28 25 35 34 25 26 25 27 28
137
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 5 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 6 4 4 4 4 7 4 4 4 4 8 4 4 4 4 9 3 4 4 4 10 4 4 4 4 11 4 4 4 4 12 4 4 4 4 13 4 4 4 4 14 4 4 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 4 17 4 4 4 4 18 4 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
AJ5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ6 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ7 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ8 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ9 AJ10 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ11 AJ12 2 4 2 4 4 3 2 4 2 4 5 1 5 1 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
AJ13 5 2 3 2 2 5 5 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TAJ 51 50 44 49 49 51 51 48 51 48 48 48 48 48 48 48 48 48
138
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan) No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 19 4 4 4 4 20 4 3 4 4 21 4 3 4 4 22 4 3 4 4 23 4 3 4 4 24 4 3 4 4 25 4 4 4 4 26 5 5 4 4 27 4 5 4 4 28 4 4 4 4 29 4 4 4 4 31 4 4 4 4 31 4 4 4 4 32 4 4 4 4 33 4 5 4 4 34 5 4 4 4 35 4 4 4 4 36 4 4 5 5 Bersambung pada halaman selanjutnya
AJ5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
AJ6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
AJ7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5
AJ8 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
AJ9 AJ10 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5
AJ11 AJ12 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2
AJ13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 4 2 2
TAJ 48 45 45 45 45 45 51 52 51 49 50 51 50 50 50 51 48 53
139
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan) No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 37 3 3 3 4 38 3 3 3 4 39 4 4 4 3 40 2 2 4 3 41 2 2 4 3 42 4 5 4 2 43 4 5 5 2 44 4 4 4 2 45 4 4 4 2 46 5 5 5 1 47 4 4 4 2 48 4 4 4 2 49 4 4 4 2 50 5 5 5 5 51 5 5 5 5 52 5 5 5 5 53 5 5 5 5 54 5 5 5 5 Bersambung pada halaman selanjutnya
AJ5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
AJ6 4 4 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
AJ7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
AJ8 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
AJ9 AJ10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
AJ11 AJ12 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
AJ13 2 2 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TAJ 43 43 44 44 44 51 56 52 52 61 52 52 52 65 65 65 65 65
140
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan) No 55 56 57 58 59 60 61 62 63
AJ1 4 4 5 5 2 4 4 5 4
AJ2 5 4 5 5 4 3 5 5 4
AJ3 5 4 5 5 5 3 4 3 4
AJ4 4 4 5 5 4 3 4 2 4
AJ5 4 4 5 5 2 5 3 2 4
AJ6 5 4 5 5 4 5 4 4 4
AJ7 4 4 5 5 4 4 5 4 4
AJ8 4 3 5 5 4 5 3 3 4
AJ9 AJ10 4 5 4 4 5 5 5 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4
AJ11 AJ12 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 2 5 5 2 2 4 4 4
AJ13 5 4 5 5 2 4 5 4 4
TAJ 58 51 65 65 44 51 52 46 52
141
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN No
P1
P2
P3
1 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 6 4 4 4 7 4 4 4 8 2 4 3 9 5 5 4 10 4 4 4 11 4 4 4 12 4 4 4 13 4 4 4 14 4 4 4 15 4 4 4 16 4 4 4 17 4 4 4 18 4 4 4 19 4 4 4 20 4 4 4 21 4 4 4 22 4 4 4 23 4 4 4 24 4 4 4 25 5 4 4 26 5 4 4 27 4 4 5 28 5 4 4 29 4 5 4 31 4 5 4 31 4 4 4 32 4 4 4 33 5 4 4 34 4 4 2 35 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
P4
P5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
P6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
P7 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
TP 27 22 24 28 27 28 28 24 30 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 27 27 27 27 27 29 29 29 29 30 29 28 29 29 25 28
142
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN (Lanjutan) No 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
P1
P2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4
P3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4
P4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 3 2 3 4
P5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 3 4 4
P6 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4
P7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 3 3 3 4
TP 31 28 28 28 29 28 33 28 28 28 35 28 28 28 35 35 35 35 35 28 25 35 35 28 26 24 24 28
143
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN MODERASI TKA & TAJ
No
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
1 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 6 4 4 4 4 7 4 4 4 4 8 4 4 3 4 9 4 4 4 4 10 4 4 4 4 11 4 4 4 4 12 4 4 4 4 13 4 4 4 4 14 4 4 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
36 30 34 36 36 36 36 34 37 36 36 36 36 36 36 36
Moderasi TKA 756 462 672 812 783 756 784 672 870 784 784 784 784 784 784 784
Moderasi TAJ 1377 1100 1056 1372 1323 1428 1428 1152 1530 1344 1344 1344 1344 1344 1344 1344
144
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
17 4 4 4 4 18 4 4 4 4 19 4 4 4 4 20 4 4 4 3 21 4 4 4 3 22 4 4 4 3 23 4 4 4 3 24 4 4 4 3 25 4 5 4 4 26 4 4 4 5 27 4 4 4 5 28 4 4 4 5 29 4 4 5 4 31 4 4 5 5 31 4 5 4 4 32 4 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4
36 36 36 35 35 35 35 35 38 37 37 37 38 38 38 36
Moderasi TKA 784 784 784 783 783 783 783 783 899 899 812 841 900 899 840 812
Moderasi TAJ 1344 1344 1344 1215 1215 1215 1215 1215 1479 1508 1479 1421 1500 1479 1400 1450
145
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
33 4 5 5 4 34 4 4 4 4 35 4 4 4 4 36 5 5 4 4 37 4 4 4 4 38 4 4 4 4 39 4 4 4 4 40 4 4 4 4 41 4 4 4 4 42 4 4 5 5 43 4 4 4 4 44 4 4 4 4 45 4 4 4 4 46 5 5 5 5 47 4 4 4 4 48 4 4 4 4 Bersambung pada halaman selanjutnya
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
38 35 36 40 35 36 36 36 36 43 36 36 36 45 36 36
Moderasi TKA 841 725 784 961 784 868 812 870 784 1155 784 812 784 1225 784 840
Moderasi TAJ 1450 1275 1344 1643 1204 1204 1232 1276 1232 1683 1568 1456 1456 2135 1456 1456
146
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 4
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 3 4
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 3 4
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 3 3 3 4
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4
36 45 45 45 45 45 36 33 45 45 35 34 33 32 36
Moderasi TKA 784 1225 1225 1225 1225 1225 784 625 1225 1190 700 676 600 648 784
Moderasi TAJ 1456 2275 2275 2275 2275 2275 1624 1275 2275 2275 1232 1326 1248 1104 1456
147
LAMPIRAN 6 Output Hasil Pengujian Data
148
Karakteristik Profil Responden Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Laki-Laki Perempuan Total
Frequency Percent 34 54,0 29 46,0 63 100,0
Valid Percent 54,0 46,0 100,0
Cumulative Percent 54,0 100,0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Valid
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Total
Frequency Percent 18 28,6 27 42,9 5 7,9 6 9,5 3 4,8 4 6,3 63 100,0
Valid Percent 28,6 42,9 7,9 9,5 4,8 6,3 100,0
Cumulative Percent 28,6 71,4 79,4 88,9 93,7 100,0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Valid Partner Manajer Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Total
Frequency Percent 1 1,6 1 1,6 2 3,2 28 44,4 31 49,2 63 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,6 1,6 1,6 3,2 3,2 6,3 44,4 50,8 49,2 100,0 100,0
149
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Valid D3 S1 S2 Total
Frequency Percent 5 7,9 55 87,3 3 4,8 63 100,0
Valid Percent 7,9 87,3 4,8 100,0
Cumulative Percent 7,9 95,2 100,0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Valid
Frequency Percent < 1 tahun 13 20,6 1-3 tahun 24 38,1 > 3 tahun 26 41,3 Total 63 100,0
Valid Percent 20,6 38,1 41,3 100,0
Cumulative Percent 20,6 58,7 100,0
150
HASIL UJI VALIDITAS KEAHLIAN AUDIT Correlations KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
TKA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA1 KA2 1 ,580** ,000 63 63 ,580** 1 ,000 63 63 ,428** ,611** ,000 ,000 63 63 ** ,424 ,630** ,001 ,000 63 63 ** ,601 ,542** ,000 ,000 63 63 ,339** ,532** ,007 ,000 63 63 ,331** ,551** ,008 ,000 63 63 ,698** ,812** ,000 ,000 63 63
KA3 ,428** ,000 63 ,611** ,000 63 1 63 ,682** ,000 63 ,395** ,001 63 ,483** ,000 63 ,583** ,000 63 ,766** ,000 63
KA4 ,424** ,001 63 ,630** ,000 63 ,682** ,000 63 1 63 ,713** ,000 63 ,693** ,000 63 ,669** ,000 63 ,869** ,000 63
KA5 ,601** ,000 63 ,542** ,000 63 ,395** ,001 63 ,713** ,000 63 1
KA6 ,339** ,007 63 ,532** ,000 63 ,483** ,000 63 ,693** ,000 63 ,620** ,000 63 63 ,620** 1 ,000 63 63 ,519** ,640** ,000 ,000 63 63 ,801** ,773** ,000 ,000 63 63
KA7 ,331** ,008 63 ,551** ,000 63 ,583** ,000 63 ,669** ,000 63 ,519** ,000 63 ,640** ,000 63 1 63 ,766** ,000 63
TKA ,698** ,000 63 ,812** ,000 63 ,766** ,000 63 ,869** ,000 63 ,801** ,000 63 ,773** ,000 63 ,766** ,000 63 1 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
151
HASIL UJI VALIDITAS AUDIT JUDGMENT Correlations AJ1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AJ7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N
AJ1 AJ2 1 ,635** ,000 63 63 ** ,635 1 ,000 63 63 ** ,330 ,524** ,008 ,000 63 63 ,128 ,140 ,317 ,274 63 63 ,398** ,327** ,001 ,009 63 63 ** ,382 ,585** ,002 ,000 63 63 ** ,412 ,422**
,001 63
,001 63
AJ3 ,330** ,008 63 ,524** ,000 63 1
AJ4 ,128 ,317 63 ,140 ,274 63 ,291* ,021 63 1
63 ,291* ,021 63 63 ,330** ,380** ,008 ,002 63 63 ** ,533 ,354** ,000 ,004 63 63 ** ,567 ,302*
,000 63
,016 63
AJ5 ,398** ,001 63 ,327** ,009 63 ,330** ,008 63 ,380** ,002 63 1 63 ,727** ,000 63 ,305*
,015 63
AJ6 ,382** ,002 63 ,585** ,000 63 ,533** ,000 63 ,354** ,004 63 ,727** ,000 63 1 63 ,438**
,000 63
AJ7 ,412** ,001 63 ,422** ,001 63 ,567** ,000 63 ,302* ,016 63 ,305* ,015 63 ,438** ,000 63 1
AJ8 ,516** ,000 63 ,574** ,000 63 ,541** ,000 63 ,211 ,098 63 ,583** ,000 63 ,575** ,000 63 ,425**
AJ9 ,644** ,000 63 ,491** ,000 63 ,712** ,000 63 ,280* ,026 63 ,437** ,000 63 ,454** ,000 63 ,701**
63
,001 63
,000 63
AJ10 AJ11 ,365** ,185 ,003 ,147 63 63 ** ,591 ,432** ,000 ,000 63 63 ** ,637 ,495** ,000 ,000 63 63 ,121 -,159 ,346 ,214 63 63 ,401** ,191 ,001 ,134 63 63 ** ,615 ,254* ,000 ,045 63 63 ** ,631 ,314*
,000 63
,012 63
AJ12 ,343** ,006 63 ,171 ,179 63 ,144 ,261 63 ,042 ,743 63 ,514** ,000 63 ,346** ,005 63 ,209
AJ13 ,266* ,035 63 ,334** ,007 63 ,384** ,002 63 -,249* ,049 63 ,213 ,093 63 ,382** ,002 63 ,263*
TAJ ,630** ,000 63 ,723** ,000 63 ,741** ,000 63 ,274* ,030 63 ,661** ,000 63 ,760** ,000 63 ,654**
,101 63
,037 63
,000 63
152
AJ8
AJ9
AJ10
AJ11
AJ12
AJ13
TAJ
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,516** ,000 63 ,644** ,000 63 ,365** ,003 63 ,185 ,147 63 ,343** ,006 63 ,266* ,035 63 ,630** ,000 63
,574** ,000 63 ,491** ,000 63 ,591** ,000 63 ,432** ,000 63 ,171 ,179 63 ,334** ,007 63 ,723** ,000 63
,541** ,211 ,000 ,098 63 63 ** ,712 ,280* ,000 ,026 63 63 ** ,637 ,121 ,000 ,346 63 63 ,495** -,159 ,000 ,214 63 63 ,144 ,042 ,261 ,743 63 63 ** ,384 -,249* ,002 ,049 63 63 ** ,741 ,274* ,000 ,030 63 63
,583** ,000 63 ,437** ,000 63 ,401** ,001 63 ,191 ,134 63 ,514** ,000 63 ,213 ,093 63 ,661** ,000 63
,575** ,000 63 ,454** ,000 63 ,615** ,000 63 ,254* ,045 63 ,346** ,005 63 ,382** ,002 63 ,760** ,000 63
,425** ,001 63 ,701** ,000 63 ,631** ,000 63 ,314* ,012 63 ,209 ,101 63 ,263* ,037 63 ,654** ,000 63
1 ,535** ,000 63 63 ** ,535 1 ,000 63 63 ** ,751 ,601** ,000 ,000 63 63 ,290* ,327** ,021 ,009 63 63 ,353** ,296* ,005 ,019 63 63 * ,315 ,381** ,012 ,002 63 63 ** ,752 ,765** ,000 ,000 63 63
,751** ,290* ,353** ,315* ,000 ,021 ,005 ,012 63 63 63 63 ** ** * ,601 ,327 ,296 ,381** ,000 ,009 ,019 ,002 63 63 63 63 ** 1 ,411 ,247 ,484** ,001 ,051 ,000 63 63 63 63 ,411** 1 -,032 ,683** ,001 ,806 ,000 63 63 63 63 ,247 -,032 1 ,079 ,051 ,806 ,536 63 63 63 63 ** ** ,484 ,683 ,079 1 ,000 ,000 ,536 63 63 63 63 ** ** ** ,786 ,618 ,410 ,641** ,000 ,000 ,001 ,000 63 63 63 63
,752** ,000 63 ,765** ,000 63 ,786** ,000 63 ,618** ,000 63 ,410** ,001 63 ,641** ,000 63 1 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
153
HASIL UJI VALIDITAS PENGALAMAN Correlations P1 P1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N TP Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 63 ,497** ,000 63 ,484** ,000 63 ,376** ,002 63 ,482** ,000 63 ,539** ,000 63 ,488** ,000 63 ,687** ,000 63
P2 P3 ,497** ,484** ,000 ,000 63 63 1 ,658** ,000 63 63 ,658** 1 ,000 63 63 ** ,679 ,625** ,000 ,000 63 63 ** ,532 ,286* ,000 ,023 63 63 ,731** ,673** ,000 ,000 63 63 ,772** ,865** ,000 ,000 63 63 ** ,857 ,825** ,000 ,000 63 63
P4 P5 ,376** ,482** ,002 ,000 63 63 ,679** ,532** ,000 ,000 63 63 ,625** ,286* ,000 ,023 63 63 1 ,518** ,000 63 63 ** ,518 1 ,000 63 63 ,855** ,557** ,000 ,000 63 63 ,750** ,437** ,000 ,000 63 63 ** ,838 ,668** ,000 ,000 63 63
P6 ,539** ,000 63 ,731** ,000 63 ,673** ,000 63 ,855** ,000 63 ,557** ,000 63 1
P7 ,488** ,000 63 ,772** ,000 63 ,865** ,000 63 ,750** ,000 63 ,437** ,000 63 ,738** ,000 63 63 ,738** 1 ,000 63 63 ** ,890 ,897** ,000 ,000 63 63
TP ,687** ,000 63 ,857** ,000 63 ,825** ,000 63 ,838** ,000 63 ,668** ,000 63 ,890** ,000 63 ,897** ,000 63 1 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
HASIL UJI VALIDITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK
KPO1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KPO7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
KPO1 1 63 ,816** ,000 63 ,576** ,000 63 ,534** ,000 63 ,710** ,000 63 ,797** ,000 63 ,626** ,000
KPO2 KPO3 ,816** ,576** ,000 ,000 63 63 1 ,597** ,000 63 63 ** ,597 1 ,000 63 63 ** ,513 ,638** ,000 ,000 63 63 ,676** ,676** ,000 ,000 63 63 ,725** ,725** ,000 ,000 63 63 ,662** ,748** ,000 ,000
Correlations KPO4 KPO5 ** ,534 ,710** ,000 ,000 63 63 ** ,513 ,676** ,000 ,000 63 63 ** ,638 ,676** ,000 ,000 63 63 1 ,686** ,000 63 63 ,686** 1 ,000 63 63 ,623** ,821** ,000 ,000 63 63 ,623** ,825** ,000 ,000
KPO6 ,797** ,000 63 ,725** ,000 63 ,725** ,000 63 ,623** ,000 63 ,821** ,000 63 1 63 ,804** ,000
KPO7 ,626** ,000 63 ,662** ,000 63 ,748** ,000 63 ,623** ,000 63 ,825** ,000 63 ,804** ,000 63 1
KPO8 ,765** ,000 63 ,617** ,000 63 ,688** ,000 63 ,653** ,000 63 ,801** ,000 63 ,750** ,000 63 ,661** ,000
KPO9 ,735** ,000 63 ,676** ,000 63 ,603** ,000 63 ,518** ,000 63 ,682** ,000 63 ,733** ,000 63 ,513** ,000
TKPO ,857** ,000 63 ,819** ,000 63 ,819** ,000 63 ,775** ,000 63 ,900** ,000 63 ,908** ,000 63 ,840** ,000
155
N 63 63 63 KPO8 Pearson Correlation ,765** ,617** ,688** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 63 63 63 KPO9 Pearson Correlation ,735** ,676** ,603** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 63 63 63 ** ** TKPO Pearson Correlation ,857 ,819 ,819** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 63 63 63 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
63 ,653** ,000 63 ,518** ,000 63 ,775** ,000 63
63 ,801** ,000 63 ,682** ,000 63 ,900** ,000 63
63 ,750** ,000 63 ,733** ,000 63 ,908** ,000 63
63 ,661** ,000 63 ,513** ,000 63 ,840** ,000 63
63 1 63 ,752** ,000 63 ,883** ,000 63
63 ,752** ,000 63 1 63 ,818** ,000 63
63 ,883** ,000 63 ,818** ,000 63 1 63
156
HASIL UJI RELIABILITAS KEAHLIAN AUDIT Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 63 100,0 a Excluded 0 ,0 Total 63 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items ,891 ,896 7
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
KA1 1,000 ,580 ,428 ,424 ,601 ,339 ,331
Item Statistics Std. Mean Deviation 4,35 ,600 4,24 ,499 4,10 ,560 4,11 ,479 4,16 ,515 4,13 ,492 4,16 ,447
N
Inter-Item Correlation Matrix KA2 KA3 KA4 KA5 ,580 ,428 ,424 ,601 1,000 ,611 ,630 ,542 ,611 1,000 ,682 ,395 ,630 ,682 1,000 ,713 ,542 ,395 ,713 1,000 ,532 ,483 ,693 ,620 ,551 ,583 ,669 ,519
63 63 63 63 63 63 63
KA6 ,339 ,532 ,483 ,693 ,620 1,000 ,640
KA7 ,331 ,551 ,583 ,669 ,519 ,640 1,000 157
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
Scale Mean if Item Deleted 24,89 25,00 25,14 25,13 25,08 25,11 25,08
Item-Total Statistics Scale Corrected Squared Cronbach's Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Correlation Correlation Deleted 5,875 ,560 ,511 ,894 5,839 ,736 ,567 ,869 5,770 ,661 ,590 ,879 5,758 ,816 ,755 ,861 5,816 ,718 ,681 ,871 5,971 ,686 ,570 ,875 6,139 ,687 ,544 ,876
Scale Statistics Std. Mean Variance Deviation 29,24 7,862 2,804
N of Items 7
HASIL UJI RELIABILITAS AUDIT JUDGMENT Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 63 100,0 a Excluded 0 ,0 Total 63 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items ,839 ,889 13
158
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13
Item Statistics Std. Mean Deviation 4,05 ,658 4,05 ,728 4,13 ,492 3,73 ,919 4,03 ,671 4,13 ,553 4,16 ,447 3,97 ,621 4,05 ,490 4,06 ,592 3,51 1,256 3,94 ,801 3,16 1,428
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Inter-Item Correlation Matrix AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 1,000 ,635 ,330 ,128 ,398 ,382 ,412 ,516 ,644 ,365 ,185 ,343 ,266 ,635 1,000 ,524 ,140 ,327 ,585 ,422 ,574 ,491 ,591 ,432 ,171 ,334 ,330 ,524 1,000 ,291 ,330 ,533 ,567 ,541 ,712 ,637 ,495 ,144 ,384 ,128 ,140 ,291 1,000 ,380 ,354 ,302 ,211 ,280 ,121 -,159 ,042 -,249 ,398 ,327 ,330 ,380 1,000 ,727 ,305 ,583 ,437 ,401 ,191 ,514 ,213 ,382 ,585 ,533 ,354 ,727 1,000 ,438 ,575 ,454 ,615 ,254 ,346 ,382 ,412 ,422 ,567 ,302 ,305 ,438 1,000 ,425 ,701 ,631 ,314 ,209 ,263 ,516 ,574 ,541 ,211 ,583 ,575 ,425 1,000 ,535 ,751 ,290 ,353 ,315 ,644 ,491 ,712 ,280 ,437 ,454 ,701 ,535 1,000 ,601 ,327 ,296 ,381 ,365 ,591 ,637 ,121 ,401 ,615 ,631 ,751 ,601 1,000 ,411 ,247 ,484 ,185 ,432 ,495 -,159 ,191 ,254 ,314 ,290 ,327 ,411 1,000 -,032 ,683 ,343 ,171 ,144 ,042 ,514 ,346 ,209 ,353 ,296 ,247 -,032 1,000 ,079 ,266 ,334 ,384 -,249 ,213 ,382 ,263 ,315 ,381 ,484 ,683 ,079 1,000
159
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13
Scale Mean if Item Deleted 46,90 46,90 46,83 47,22 46,92 46,83 46,79 46,98 46,90 46,89 47,44 47,02 47,79
Item-Total Statistics Scale Corrected Squared Variance if Item-Total Multiple Item Deleted Correlation Correlation 31,894 ,557 ,714 30,636 ,658 ,727 32,308 ,701 ,740 34,272 ,125 ,465 31,558 ,591 ,777 31,695 ,717 ,806 33,134 ,608 ,635 31,209 ,701 ,741 32,184 ,728 ,809 31,197 ,743 ,799 28,670 ,462 ,694 33,145 ,291 ,372 27,457 ,466 ,674
Scale Statistics Std. Mean Variance Deviation 50,95 36,465 6,039
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,824 ,816 ,821 ,856 ,822 ,818 ,826 ,816 ,820 ,815 ,837 ,841 ,845
N of Items 13
HASIL UJI RELIABILITAS PENGALAMAN Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 63 100,0 a Excluded 0 ,0 Total 63 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
160
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items ,907 ,912 7
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
P1 1,000 ,497 ,484 ,376 ,482 ,539 ,488
Item Statistics Std. Mean Deviation 4,19 ,535 4,14 ,503 3,97 ,647 4,08 ,485 4,11 ,542 4,08 ,451 4,05 ,521
N 63 63 63 63 63 63 63
Inter-Item Correlation Matrix P2 P3 P4 P5 ,497 ,484 ,376 ,482 1,000 ,658 ,679 ,532 ,658 1,000 ,625 ,286 ,679 ,625 1,000 ,518 ,532 ,286 ,518 1,000 ,731 ,673 ,855 ,557 ,772 ,865 ,750 ,437
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Squared if Item Variance if Item-Total Multiple Deleted Item Deleted Correlation Correlation 24,43 6,926 ,572 ,428 24,48 6,512 ,800 ,673 24,65 6,070 ,732 ,782 24,54 6,640 ,778 ,788 24,51 6,964 ,546 ,448 24,54 6,640 ,851 ,812 24,57 6,313 ,853 ,851
P6 ,539 ,731 ,673 ,855 ,557 1,000 ,738
P7 ,488 ,772 ,865 ,750 ,437 ,738 1,000
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,910 ,885 ,895 ,888 ,913 ,882 ,879 161
Scale Statistics Std. Mean Variance Deviation 28,62 8,820 2,970
N of Items 7
HASIL UJI RELIABILITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 63 100,0 a Excluded 0 ,0 Total 63 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items ,947 ,951 9
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9
Item Statistics Mean Std. Deviation 4,08 ,451 4,16 ,447 4,16 ,447 4,08 ,576 4,10 ,429 4,16 ,368 4,13 ,421 4,03 ,507 4,17 ,493
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63
162
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9
Inter-Item Correlation Matrix KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 1,000 ,816 ,576 ,534 ,710 ,797 ,626 ,765 ,735 ,816 1,000 ,597 ,513 ,676 ,725 ,662 ,617 ,676 ,576 ,597 1,000 ,638 ,676 ,725 ,748 ,688 ,603 ,534 ,513 ,638 1,000 ,686 ,623 ,623 ,653 ,518 ,710 ,676 ,676 ,686 1,000 ,821 ,825 ,801 ,682 ,797 ,725 ,725 ,623 ,821 1,000 ,804 ,750 ,733 ,626 ,662 ,748 ,623 ,825 ,804 1,000 ,661 ,513 ,765 ,617 ,688 ,653 ,801 ,750 ,661 1,000 ,752 ,735 ,676 ,603 ,518 ,682 ,733 ,513 ,752 1,000
Scale Mean if Item Deleted 32,98 32,90 32,90 32,98 32,97 32,90 32,94 33,03 32,89
Item-Total Statistics Scale Corrected Squared Cronbach's Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Correlation Correlation Deleted 9,693 ,817 ,817 ,939 9,829 ,770 ,739 ,941 9,829 ,770 ,684 ,941 9,403 ,694 ,539 ,948 9,676 ,872 ,829 ,936 9,991 ,886 ,831 ,937 9,899 ,798 ,814 ,940 9,322 ,843 ,791 ,937 9,616 ,762 ,713 ,942
Scale Statistics Std. Mean Variance Deviation 37,06 12,189 3,491
N of Items 9
163
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficientsa Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Std. Toleran Model B Error Beta t Sig. ce VIF 1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266 TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808 TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808 a. Dependent Variable: TKPO
Coefficient Correlationsa Model TAJ 1 Correlations TAJ 1,000 TKA -,668 Covariances TAJ ,001 TKA -,001 a. Dependent Variable: TKPO
TKA -,668 1,000 -,001 ,003
2. HASIL UJI NORMALITAS
164
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 63 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. ,90207101 Deviation Most Extreme Absolute ,107 Differences Positive ,107 Negative -,093 Test Statistic ,107 Asymp. Sig. (2-tailed) ,070c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
165
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Hasil Uji Glejser Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1(Constant) 2,000 ,747 2,676 TKA ,000 ,034 ,002 ,013 TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 a. Dependent Variable: ABS_RES
Sig. ,010 ,989 ,103
166
HASIL UJI REGRESI BERGANDA Variables Entered/Removeda Variables Variables Model Entered Removed Method b 1 TAJ, TKA . Enter a. Dependent Variable: TKPO b. All requested variables entered. Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,966 ,933 ,931 ,917 a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA b. Dependent Variable: TKPO ANOVAa Sum of Model Squares 1 Regression 705,295 Residual 50,451 Total 755,746 a. Dependent Variable: TKPO b. Predictors: (Constant), TAJ, TKA
Df
Mean Square F 2 352,647 419,391 60 ,841 62
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,393 1,241 TKA ,871 ,056 ,699 TAJ ,200 ,026 ,347 a. Dependent Variable: TKPO
t 1,122 15,590 7,732
Sig. ,000b
Sig. ,266 ,000 ,000
167
HASIL UJI REGRESI MODERATE UJI INTERAKSI 1. Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y) Variables Entered/Removeda Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Moderasi_T KA, TKA, . Enter TPb a. Dependent Variable: TKPO b. All requested variables entered. Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,989 ,978 ,977 ,527 a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP b. Dependent Variable: TKPO ANOVAa Sum of Model Squares df Mean Square F 1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 Residual 16,400 59 ,278 Total 755,746 62 a. Dependent Variable: TKPO b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 TP -,266 ,190 -,226 -1,402 Moderasi_TKA ,034 ,006 1,669 5,961 a. Dependent Variable: TKPO
Sig. ,000b
Sig. ,000 ,001 ,166 ,000
168
2. Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y) Variables Entered/Removeda Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Moderasi_T . Enter AJ, TP, TAJb a. Dependent Variable: TKPO b. All requested variables entered. Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,983 ,966 ,964 ,659 a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ b. Dependent Variable: TKPO ANOVAa Sum of Model Squares df Mean Square F 1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 Residual 25,593 59 ,434 Total 755,746 62 a. Dependent Variable: TKPO b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 32,176 8,581 TAJ -,430 ,161 -,744 TP ,058 ,282 ,049 Moderasi_TAJ ,017 ,005 1,607 a. Dependent Variable: TKPO
t 3,750 -2,678 ,205 3,340
Sig. ,000b
Sig. ,000 ,010 ,838 ,001
169