PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Yulfa Zailia NIM: 108082000009 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Yulfa Zailia
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 20 Januari 1991
3. Alamat
: Jl. Akasia Gg. Musholla Rt/Rw. 002/012 No. 23 Pamulang Timur
4. Telpon
: 08568346875
5. E-mail
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD
(1996-2002)
: MIS Asy-Syifa Pamulang Timur
2. SMP (2002-2005)
: SMP Muhammadiyah 22 Pamulang
3. SMA (2005-2008)
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
4. S1
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2008-2013)
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. PRAMUKA MI Asy-Syifa Pamulang Timur sebagai Anggota (2000-2001) 2. Keputrian SMP Muhammadiyah 22 Pamulang (2002-2004) 3. Ekskul Majalah Sekolah “La’tahzan” sebagai Sekertaris (20062007) 4. Badan Eksekutif Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Koordinator Divisi Pemberdayaan Ekonomi (2009-2010)
v
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Drs. M. Zaini Muhdi
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 5 Maret 1963
3. Pekerjaan
: PNS
4. Ibu
: Aliyah Achfas
5. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Oktober 1965
6. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
7. Adik
: Syiva Fahlefi
8. Tempat & Tanggal Lahir
: Tangerang, 5 Agustus 1996
9. Alamat
: Jl. Akasia Gg. Musholla Rt/Rw. 002/012 No. 23 Pamulang Timur
vi
INFLUENCE OF ETHICS, PROFESSOINALISM AND AUDIT EXPERIENCE TO THE ACCURACY OF PUBLIC ACCOUNTANT OPINION
ABSTRACT
This study examines the influence of ethic, professionalism, audit experience to the accuracy of public accountant opinion. Respondents in this study are auditors who worked for the Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor in this study were 72 auditors from 14 Public Accounting Firm in Jakarta. The method of determining the sample is by using convenience sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression analysis. The result shows that ethics did not have significantly influence to the accuracy of audit opinion, whereas professionalism and audit experience had significantly influence to the accuracy of audit opinion. Keyword: ethics, professionalism, audit experience, the accuracy of audit opinion
vii
PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh etika, profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini audit. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 72 responden dari 14 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit, sedangkan profesionalisme dan pengalaman audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Kata kunci: etika, profesionalisme, pengalaman audit, ketepatan pemberian opini
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalammualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik”. Penyususnan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu dan bapak, tercinta yang telah menjadi penyemangat dan selalu memberikan dukungan, baik doa maupun finansial serta kasih sayang yang berlimpah kepada penulis untuk tetap semangat serta adikku yang telah memberikan doa, motivasi dan perhatian kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. 4. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si, selaku Ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
ix
7. Ibu Putriesti Mandasari, SE., MSi selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan ilmu serta semangatnya yang sangat berharga untuk penulis selama proses menyusun skripsi. 8. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu. 9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan. 10. Sahabat-sahabatku tercinta Mardiana Febiyeansyah dan Afrianty Arini, terima kasih untuk semangat dan do’anya. 11. Sahabat-sahabatku, “The U” Siti Zakiah, Tania Kautsarrahmelia, Tisha Kartika Fitriyani, Tri Suryanti dan Yuni Ersa Syaiful. Terima kasih untuk canda tawa dan suka duka yang kalian bagi bersama selama ini. Sukses mulia buat kita semua yaa! 12. Teman-teman seperjuanganku Akuntansi A, B, C, D, dan E angkatan 2008, khususnya Amelia Yulfa dan Latifah Alfi Hidayati. Terima kasih atas kebersamaannya yang menyenangkan, ilmu dan pengalaman, serta semangat yang banyak kalian bagi kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 21 Agustus 2013
Yulfa Zailia
x
DAFTAR ISI
Keterangan
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................... viii ABSTRAK ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7 1. Tujuan Penelitian ................................................................. 7 2. Manfaat Penelitian ............................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10 A. Teori yang BerkenaandenganVariabel yang Diambil .................. 10 1. Basis Teori ............................................................................ 10 2. Teori Audit ........................................................................... 11 a. Definisi Audit ................................................................. 11 b. Standar Auditing ............................................................. 13 c. Jenis-jenis Audit ............................................................. 15 d. Jenis-jenis Auditor .......................................................... 17 e. Tujuan Audit ................................................................... 18
xii
3. PemberianOpini Audit .......................................................... 19 4. Etika ...................................................................................... 23 5. Profesionalisme ..................................................................... 28 6. Pengalaman ........................................................................... 34 B. TinjauanPenelitianTerdahulu ....................................................... 35 C. KerangkaBerfikir ......................................................................... 40 D. Hipotesis ...................................................................................... 42 1. Etika terhadap Ketepaan Pemberian Opini Akuntan Publik ..................................................................................... 42 2. Profesionalisme terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik ............................................................ 42 3. Pengalaman Audit terhadapKetepatanPemberian OpiniAkuntanPublik .............................................................. 43 4. Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik ......... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 46 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 46 B. SampelPenelitian.......................................................................... 46 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 47 D. Metode Analisis Data .................................................................. 47 1. Statistik Deskriptif ................................................................ 47 2. Uji Kualitas Data ................................................................... 47 3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 48 4. Analisis Data .......................................................................... 51 E. Definisi Operasional danPengukuranVariabel ............................. 53 1. Variabel Independen ............................................................. 53 a. Etika ................................................................................. 53 b. Profesionalisme ................................................................ 53 c. Pengalaman Audit ........................................................... 54 2. Variabel Dependen ................................................................ 54
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 59 A. Sekilas Umum Gambaran Objek Penelitian ............................... 59 1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 59 2. Karakteristik Profil Responden ............................................. 61 B. Hasil Uji Instrumen Pengukuran Variabel Penelitian ................. 65 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 65 2. Hasil Uji Kualitas Data ......................................................... 66 a. Hasil Uji Validitas ........................................................... 66 b. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................... 68 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 69 a. Hasil Uji Multikolinearitas ............................................. 69 b. Hasil Uji Normalitas ....................................................... 70 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................... 71 4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 74 a. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 74 b. Hasil Uji Statistik t .......................................................... 75 c. Hasil Uji Statistik F ......................................................... 79 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 82 A. Kesimpulan ................................................................................. 82 B. Implikasi ..................................................................................... 83 C. Saran ............................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 91
xiv
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
2.1
PenelitianTerdahulu ............................................................................. 35
3.1
Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 55
4.1
Daftar Sampel Penelitian ..................................................................... 60
4.2
Daftar Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 60
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Jenis Kelamin .................... 61
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Usia ..................................... 62
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Jabatan Kerja ..................... 63
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Pendidikan Terakhir ......... 63
4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Pengalaman Kerja .............. 64
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 65
4.9
Hasil Uji Validitas VariabelEtika ......................................................... 66
4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme ...................................... 67
4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit ................................. 67
4.12
Hasil Uji Validitas Variabel KetepatanPemberianOpini ...................... 68
4.13
Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 68
4.14
Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 69
4.15
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ................ 71
4.16
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 73
4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................................... 74
4.18
Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 75
4.19
Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 80
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 40
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................. 70
4.2
Grafik Scatterplot ................................................................................ 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Surat Penelitian Skripsi ....................................................................... 90
2.
Surat Keterangan Dari KAP ................................................................ 93
3.
Kuesioner Penelitian ........................................................................... 97
4.
Daftar Jawaban Responden ................................................................. 105
5.
Output Hasil Pengujian Data ............................................................... 116
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola perusahaan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu akuntan publik. Laporan keuangan yang biasanya digunakan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan sebagai salah satu alat pertanggungjawaban pengelolaan manajemen perusahaan kepada pemilik. Dalam perkembangannya pihak-pihak luar perusahaan juga memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penanaman modal (investasi) atau yang berhubungan dengan perusahaan. Ada dua kepentingan yang berbeda, disatu pihak, manajemen
perusahaan
ingin
menyampaikan
informasi
mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar dan dari pihak luar perusahaan, ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan (Sabrina dan Januarti, 2012).
1
Terkait dengan keperluan banyak pihak maka untuk menjalankan proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan suatu entitas diperlukan para akuntan publik yang handal untuk menghasilkan opini yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Agar tujuan tersebut tercapai maka pemberian opini audit seorang akuntan publik dalam menjalankan profesinya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan hasil auditnya, yaitu dengan memberikan opini audit yang semakin akurat. Dengan adanya opini audit ini semua pihak yang berkepentingan diantaranya bagi pelaku pasar modal, laporan keuangan adalah pintu untuk melihat isi perusahaan publik. Hitam putih perusahaan publik dapat dilihat dengan detail melalui laporan keuangan yang disajikannya (Gusti dan Ali, 2008). Standar
Profesional
Akuntan
Publik
(SPAP)
pada
seksi
341
menyebutkan bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal keuangan auditan. Terjadinya kegagalan audit sering dihubungkan sebagai salah satu penyebab krisis ekonomi yang dimulai di tahun 1997 di Indonesia. Buruknya praktik akuntansi di Indonesia ditengarai ikut mendorong memburuknya krisis ekonomi yang terjadi (ADB, 2003 dalam Justiana, 2010). Menurut media 2
massa, integritas dan tanggung jawab auditor Indonesia dipertanyakan, khususnya pada pengauditan bank. Bank yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dalam laporan keuangannya justru mengalami kebangkrutan (Bisnis Indonesia, 1999 dalam Justiana, 2010). Bertolak dari kasus-kasus diatas dan kemudian dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar. Karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. Bagaimanapun situasi kontekstual ini memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu penelitian terhadap etika seorang akuntan. Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun, penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan (khususnya berkaitan dengan pengambilan keputusan etis). The American Heritage Directory manyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi. Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997 dalam Gusti dan Ali, 2008). Sony Keraf (1991) dalam Suraida (2005) bahwa untuk memahami etika perlu dibedakan dengan moralitas. Moralitas adalah suatu system nilai tentang bagaimana sesorang harus hidup sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran-ajaran, moralitas memberi manusia aturan atau petunjuki konkrit 3
tentang bagaimana harus hidup, bagaimana harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Sedangkan etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Faktor lain yang mempengaruhi opini audit adalah profesionalisme. Surya dan Alwani (2007), ada dua tanggung jawab yang harus dipikul oleh akuntan publik dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu pertama, menjaga kerahasiaan informasi yang diperolah dalam melaksanakan tugasnya. Informasi yang diperoleh akuntan publik selama ia menjalankan pekerjaannya tidak boleh diungkapkan oleh pihak ketiga, kecuali atas ijin kliennya. Namun jika hukum atau negara menghendaki akuntan publik mengungkapkan informasi
yang
diperolehnya
berkewajiban untuk
selama
penugasannya,
akuntan
publik
mengungkapkan informasi tersebut tanpa harus
mendapatkan persetujuan dari kliennya. Tanggung jawab yang kedua yaitu menjaga
mutu
profesionalnya.
Setiap
akuntan
publik
harus
bisa
mempertanggungjawabkan mutu pekerjaan atau pekerjaan lain pada saat yang bersamaan, yang bisa menyebabkan penyimpangan obyektivitas atau ketidakkonsistenan dalam pekerjaannya. Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Menurut 4
Hall (1968) dalam Wahyudi dan Mardiyah (2006) gambaran tentang profesionalisme tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Faktor
lain
yang
mempengaruhi
opini
audit
dijelaskan
oleh
Sabrina dan Januarti (2012) pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan auditnya. Pengalaman seorang auditor juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor karena auditor yang lebih berpengalaman dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan pada laporan keuangan seperti siklus persediaan dan pergudangan, hal ini disebabkan karena auditor berpengalaman lebih skeptis dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman. . Literatur psikologi dan auditing menunjukkan bahwa efek dilusi dalam auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka mengabaikan informasi yang tidak relevan. Kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh Herliansyah dan Ilyas (2006), yang menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman.
5
Salah satu pengaruh keputusan yang dibuat auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil simpulan bahwa proses pengambilan keputusan dalam bidang audit dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Profesionalisme merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga profesionalisme merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki. Variabel penelitian ini meliputi etika, profesionalisme, dan pengalaman auditor. Penelitian ini mengevaluasi hubungan antara etika, profesionalisme, dan pengalaman auditor. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bermaksud untuk meneliti kembali
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
auditor.
Dengan
menggunakan beberapa variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi opini auditor. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah etika berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik? 6
2. Apakah profesionalisme berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik? 3. Apakah pengalaman audit berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik? 4. Apakah secara bersama-sama etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis jabarkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan etika terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik. b. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan profesinalisme terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik. c. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik. d. Untuk
memperoleh
bukti
empiris
pengaruh
signifikan
etika,
profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.
7
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan menfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Auditor Auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan secara profesional dengan pengalaman yang dimiliki bardasarkan Standar Profesional
Akuntan
Publik
(SPAP)
sehingga
auditor
dapat
menghasilkan kinerja yang baik. b. Bagi Pemakai Jasa Akuntansi Agar klien auditor dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan etika, profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap opini auditor. Selain
itu,
diharapkan
kepada
klien
auditor
dapat
terus
mempertahankan keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan bisnis yang legal dan tidak melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak lain seperti stakeholder, investor, pemegang saham, dan lainnya. c. Pembaca Pembaca memperoleh tambahan informasi yang menambah wacana pengetahuan khususnya dibidang auditing serta untuk menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian. d. Penulis Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan 8
Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk menambah wawasan yang lebih mendalam mengenai Pengaruh Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Basis Teori Konsep yang mendasari teori tentang ketepatan pemberian opini merujuk
kepada
teori
akuntansi
keprilakuan
khususnya
teori
atribusi. Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang oleh
kombinasi
antara
kekuatan
ditentukan
internal (internal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan (Ikhsan, et al., 2005). Sedangkan dalam kompasiana.com disebutkan bahwa atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri. Teori lain yang juga mendukung penelitian ini adalah teori peran (role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu organisasi (Praptapa, 2009). Teori peran
10
merupakan interaksi antara peran sosial (social role), norma (norms), dan identitas (identity) atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu (Praptapa, 2009). 2. Teori Audit a. Definisi Audit Hakekat mengenai auditing menurut Arens et. al. (2010) adalah sebagai berikut: “The accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between information and established criteria. Auditing should be done by a competent and independent person”. “Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”. Menurut Mulyadi (2010) auditing dijelaskan sebagai berikut: ”Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
11
Menurut Sukrisno Agoes (2009), pengertian auditing adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” Menurut Rahayu dan Suhayati (2010), pengertian auditing adalah: “Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
12
b. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan atas kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan serta bukti audit. Standar auditing menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SA Seksi 150 berbeda dengan prosedur auditing, yaitu “prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya. Berikut standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah Standar Umum, Standar Pekerja Lapangan dan Standar Pelaporan (Arens, et. al., 2008) sebagai berikut: 1) Standar Umum a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
13
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan Lapangan a) Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3) Standar Pelaporan a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan
prinsip
akuntansi
dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan 14
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d) Laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan keuangan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. c. Jenis-Jenis Audit Menurut Arens, et.al. (2008) akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, Audit Operasional, Audit Ketaatan dan Audit Laporan Keuangan. 1) Audit Operasional ( Operational audit) Audit operasional (operational audit) mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak 15
terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur
organisasi,
operasi
komputer,
metode
produksi,
pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor menguasainya. 2) Audit Ketaatan (Compliance audit) Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena menajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini seringkali dilakukan oleh auditor yang telah bekerja pada unit organisasi itu. 3) Audit Laporan Keuangan ( Financial statement audit) Audit
Laporan
Keuangan
(financial
statement
audit)
dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kreteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting PrincipalGAAP). Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai GAAP, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya. 16
d. Jenis-Jenis Auditor Menurut Arens et. al (2008) dalam profesi auditor digolongkan menjadi empat jenis, jenis-jenis tersebut adalah Kantor Akuntan Publik, Auditor Kantor Pemerintahan, Auditor Pajak, dan Auditor Internal. Adapun pengertian dari setiap jenis auditor akan dijelaskan berikut ini. 1) Kantor Akuntan Publik (auditor eksternal) Kantor akuntan publik seringkali disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakan dirinya dengan auditor internal. Kantor akuntan publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang semua sahamnya diperdagangkan dengan maksud untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran atas laporan keuangan. Disini akuntan berfungsi sebagai pihak yang independen dan bertindak sebagai penyaksi terhadap penyajian manajemen itu. 2) Audit Kantor Pemerintahan Merupakan suatu badan netral yang berada dalam lingkup legislative pemerintah. Seorang auditor pada pemerintahan (General Accounting Office-GAO) adalah seorang auditor bekerja bagi GAO. Di Indonesia auditor pemerintah ini bekerja dibawah Departemen Keuangan khususnya di Badan Pengawas Keuangan (BPK). Auditor pemerintah biasanya bekerja untuk melakukan
17
pengawasan terhadap penggunaan uang negara oleh seluruh aparatur pemerintah. 3) Auditor Pajak Auditor pajak adalah auditor yang bertanggung jawab untuk menegakkan undang-undang perpajakkan, tanggung jawab yang diemban adalah mengaudit pajak penghasilan dari para wajib pajak untuk menentukan apakah mereka telah memetuhi undang-undang perpajakkan yang berlaku. 4) Auditor Internal Auditor internal adalah mereka yang bekerja dibidang akuntan
disuatu
perusahaan
untuk
melakukan
audit
bagi
kepentingan manajemen perusahaan. Auditor internal wajib memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan-pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Auditor bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, pimpinan tertinggi perusahaan, atau bahkan komite audit dari dewan direksi. e. Tujuan Audit Tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha serta arus kas apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan 18
menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan (Boynton, et. al., 2006). Tujuan spesifik audit ditentukan berdasarkan asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat eskplisit maupun implisit. Auditing Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut: 1) Keberadaan dan keterjadian (existence and ocurance) 2) Kelengkapan (completeness) 3) Hak dan kewajiban (right and obligation) 4) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation) 5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) 3. Pemberian Opini Audit Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses audit. Bagian yang terpenting yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Menurut standar professional akuntan public (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima (5) jenis opini auditor, yaitu Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Pendapat Wajar dengan Pengecualian, Pendapat Tidak Wajar, dan tidak Memberikan Pendapat.
19
1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dapt diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Laporan keuangan yang wajar dihasilkan setelah melalui (SA 411 paragraf 04), apakah : a) Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku umum b) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan c) Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup yang dapat mempengaruhi penggunaannya, pemahamannya, dan penafsirannya. d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas. e) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang rasional dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan.
20
2) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language) Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahsa penjelas. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelas tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor indepanden lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam paragraph untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit. b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. 3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila : a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material 21
tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapar berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Bentuk dari penyimpangan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum yaitu menyangkut resiko atau ketidakpastian dan pertimbangan materialitas. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang menyangkut resiko atau ketidakpastian umumnya dikelompokkan kedalam satu diantara tiga golongan : a) Pengungkapan yang tidak memadai, jika auditor berkesimpulan bahwa hal yang berkaitan dengan resiko atau ketidakpastian tidak diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. b) Ketidaktepatan prinsip akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berkaitan dengan kontijensi atau estimasi hasil peristiwa masa dan tipe tertentu menjelaskan situasi yang disalamnya ketidakmampuan untul membuat estimasi yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan prinsip akuntansi yang digunakan, dan jika auditor berkesimpulan bahwa prinsip akuntansi yang digunakan menyebabkan laporan keuangan salah disajikan secara material, ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. 22
4) Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai denga prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alas an pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraph terpisah sebelum paragrap pendapat. 5) Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion or No Opinion) Pernyataan auditor tidak memberiakan pendapat ini layak diberikan apabila : a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu. b) Auditor tidak independen terhadap klien. 4. Etika a) Pengertian Etika Etika dalam bahasa Yunani (Suraida, 2005) terdiri dari dua kata yaitu: etos berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos bararti perasaan batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi
23
tertentu”. Etika (ethics) menurut Arens, et. al. (2008) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh auditor dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi opini atas laporan keuangan. Etika yang tinggi akan tercermin pada sikap, tindakan dan perilaku oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan etika yang baik dalam memperoleh informasi mengenai laporan keuangan klien pasti sesuai dengan
standar-standar
yang
telah
ditetapkan.
Pengembangan
kesadaran etis atau moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997 dalam Sabrina dan Juniarti, 2012) Secara umum bagi kehidupan profesi, kode etik profesi adalah serangkaian norma temlis yang mengatur perilaku anggota profesi dm menetapkan prinsip-prinsip yang mendasar yang harus dipatuhi agar pelaksanaan
kinerja
profesionalnya
dapat
mencapai
tujuan
penugasannya. Bagi profesi akuntan, kode etik diperlukan sebagai panduan dan aturan terhadap seluruh anggota baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di dunia usaha, di instansi pemerintah, maupun di dunia pendidikan dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya. Untuk kalangan profesional, dimana pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian 24
asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Dalam kerangka inilah IAI merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan enam prinsip etika yang harus dipodomani oleh semua anggota, serta aturan etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masingmasing anggota kompartemen. b) Prinsip Etika Prinsip-prinsip etika menurut Joseph Institute For Advancement of Ethics (Arens, et. al. 2008) yang merupakan sebuah organisasi nirlaba bagi pengembangan kualitas etika masyarakat, yaitu Dapat dipercaya, penghargaan, pertanggungjawaban, kelayakan, perhatian, dan kewarganegaraan. 1) Dapat dipercaya (trustworthiness) Mencakup kejujuran, reliabilitas dan loyalitas. Kejujuran menuntun itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadara yang tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu.
25
2) Penghargaan (respect) Mencakup
gagasan
seperti
kepantasan
(civility),
kesopansantunan (courtesy), ehormatan, toleransi, dan penerimaan. Seseorang yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya dengan penuh pertimbangan dan menerima perbedaan keyakinan pribadi tanpa berprasangka buruk. 3) Pertanggungjawaban (responsibility) Berarti beranggung jawab atas tindakan seseorang serta dapat menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan member teladan dengan contoh, mencakup juga ketekunan serta upaya untuk melakukan perbaikan. 4) Kelayakan (fairness) Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang serupa akan ditangani dengan cara yang seksama pula. 5) Perhatian (caring) Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain dan mecakup tindakan yang mempehatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan baik. 6) Kewarganegaraan (citizenship) Kewarganegaraan termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara agar 26
proses dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika Serikat, dan melindungi sumber daya alam yang ada. c) Dilema Etika Arens, et. al. (2008) mendefinisikan dilema etika sebagai: “Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilemma etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat." Seorang auditor biasanya menghadapi dilema ketika menajemen menginginkan opini audit yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Karena auditor juga terikat oleh etika serta profesionalismenya yang melarang auditor untuk melakukan hal tersebut. Dengan menegakkan etika profesionalismenya, seorang auditor akan tetap pada jalur yang benar sehingga proses audit yang dilakukan dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya (Singleton, 2009). Dalam tahun-tahun terakhir, telah dikembangkan kerangka kerja formal untuk membantu orang-orang menyelesaikan dilema etika. Tujuan dari kerangka kerja seperti itu adalah untuk membantu orangorang mengidentifikasikan isu-isu etis dan memutuskan serangkaian tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri. Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi 27
suatu pendekatan yang relative sederhana untuk menyelesaikan dilema etika (Arens, et. al., 2008), yaitu : 1) Memperoleh fakta yang relevan. 2) Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut. 3) Mementukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilemma atika tersebut dan bagimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi. 4) Mengidentifikasi berbagai alternative yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan dilemma tersebut. 5) Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif. 6) Memutuskan tindakan yang tepat. 5. Profesionalisme a) Pengertian Profesionalisme Lee (1995) dalam Ikhsan (2007) istilah professional digunakan untuk menunjukkan pengorganisasian pekerjaan dalam bentuk institusi, dimana praktisi memiliki komitmen secara jelas untuk melayani kepentingan publik dan menawarkan pada klien pelayanan yang berhubungan dengan intelektualitas dan ilmu pengetahuan. Dalam penelitiannya, Ikhsan (2007) mengemukakan bahwa profesi harus didasari oleh professional dan keahlian, professional memerlukan extensive training dan training tersebut dalam akademik atau teoritical, misal job training dan pengalaman. Sedangkan keahlian 28
atau special knowledge dibutuhkan pengakuan dalam bentuk sertifikasi. Seorang yang profesional di dalam melakukan suatu profesi biasanya akan memiliki motivasi yang tinggi. Sejalan dengan ha1 tersebut, Soekmadidjaja (1989) dalam Ikhsan (2007) berpendapat bahwa karakter yang dimiliki oleh para profesional adalah dorongan sangat tinggi untuk berprestasi, mempunyai keyakinan dan keberanian untuk menampilkan prestasi terbaiknya, serta memiliki jiwa kreatif dan inovatif. Seorang auditor bisa dikatakan profesional apabila telah memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI (Ikhsan dan Ishak, 2005), antara lain : 1) Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminologi filosofi. 2) Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu keharusan. 3) Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para praktisi harus memahaminya. 4) Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk harus tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya.
29
b) Konsep Profesionalisme Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting, tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Selama beberapa dekade yang lalu banyak sekali penelitian empiris yang dilakukan terhadap profesionalisme dalam organisasi. Beberapa penelitian empiris yang dilakukan terhadap profesionalisme membuktikan profesionalisme merupakan konstruk yang bersifat multidimensional. Menurut Hall (1968) dalam Wahyudi dan Mardiyah (2006) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu : 1) Pengabdian pada profesi Pengabdian
pada
profesi
dicerminkan
dari
dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimilki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang di harapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.
30
2) Kewajiban sosial Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut. 3) Kemandirian Kemandirian
dimaksudkan
sebagai
suatu
pandangan
seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesioanal. 4) Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. 5) Hubungan dengan sesama profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran professional.
31
c) Cara Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional IAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman) dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap kantor akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen. Persyaratan-persyaratan ini dirumuskan oleh komitekomite yang dibentuk oleh IAI. Ada empat bidang utama dimana IAI berwenang menetapkan standar dan memuat aturan yang bisa meningkatkan perilaku profesioanal seorang auditor. 1) Standar auditing. Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite SPAP) IAI bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing. Standar ini disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing atau PSA (sebelumnya disebut sebagai NPA dan PNPA). Di Amerika Serikat pernyataan ini disebut sebagai SAS (Statement on Auditing Standard) yang dikeluarkan oleh Auditing Standard Boards (ASB). Pada tanggal 10 November 1993 dan 1 Agustus 1994 pengurus pusat IAI telah mensahkan sejumlah pernyataan standar auditing (sebelumnya disebut sebagai norma pemeriksaan akuntan-NPA). Penyempurnaan ini terutama sekali bersumber pada SAS dengan penyesuaian terhadap kondisi Indonesia dan standar auditing internasional.
32
2) Standar kompilasi dan penelaahan laporan keuangan. Komite SPAP IAI dan Compilation and Review Standards Committee bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan mengenai pertanggungjawaban akuntan publik sehubungan dengan laporan keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan ini di Amerika Serikat disebut Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) dan di Indonesia disebut Pernyataan Standard Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR 1 disahkan pada 1 Agustus 1994 menggantikan pernyataan NPA sebelumnya mengenai hal yang sama. Bidang ini mencakup dua jenis jasa, pertama, untuk situasi dimana akuntan membantu kliennya menyusun laporan keuangan tanpa memberikan jaminan mengenai isinya (jasa kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana akuntan melakukan prosedur-prosedur pengajuan pertanyaan dan analitis tertentu, sehinggga dapat memberikan suatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan perubahan apapun terhadap laporan keuangan bersangkutan (jasa review). 3) Standar atestasi lainnya. Tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standards for Atestation Engagements. IAI sendiri mengeluarkan beberapa pernyataan standar atestasi pada 1 Agustus 1994 pernyataan ini mempunyai fungsi ganda, pertama, sebagai kerangka yang harus diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk 33
mengembangkan standar yang terinci mengenai jenis jasa atestasi yang spesifik. Kedua, sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi bila tidak terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu. Komite Kode Etik IAI di Indonesia dan Committee on Professional Ethics di Amerika Serikat menetapkan ketentuan perilaku yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan publik yang meliputi standar teknis. Standar auditing, standar atestasi, serta standar jasa akuntansi dan review dijadikan satu menjadi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). 6. Pengalaman Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. Haynes et al. (1998) dalam Koroy (2005) membahas hasil ini berkaitan dengan insentif yang bertentangan (conflicting incentives) yang dihadapi auditor yang semakin berpengalaman itu. Di satu pihak, auditor diharuskan untuk dapat mempertahankan klien yang menuntut auditor untuk membangun dan menjaga hubungan baik dengan klien. Di pihak lain, auditor juga harus mencegah kerugian di masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya reputasi. 34
Dalam memandang pengaruh pengalaman terhadap pertimbangan auditor menghadapi preferensi klien, lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor eksternal dari diri auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik individual auditor yang berpengalaman itu. Jadi, efek pengalaman dalam hal ini dihubungkan sebagai faktor internal dalam karakteristik diri auditor itu.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelotian-penelitian terdahulu mengenai topic yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam table 2.1 berikut: Table 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti No. dan Judul Tahun 1. Ida Pengaruh Suraida Etika, (2005). Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit terhadap Skeptisme Profesional dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Perbedaan dengan Penelitian Tedahulu
Etika, kompetensi, pengalaman audit dan resiko audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional dan ketepatan pemberian opini akuntan publik baik secara parsial maupun simultan.
Variabel yang digunakan sekarang adalah Etika, Pengalaman Audit, Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
Bersambung pada halaman berikutnya 35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti dan Tahun
2.
Arum (2007)
3.
Gusti dan Ali (2008).
Hasil Perbedaan Penelitian dengan Penelitian (Kesimpulan) Tedahulu Pengaruh Keyakinan atas Variable yang Persuasi atas preferensi klien digunakan Preferensi Klien dan sekarang adalah dan Pengalaman pengalaman Pengalaman Audit. Audit terhadap audit Pertimbangan berpengaruh (judgement) positif terhadap Auditor dalam pertimbangan Mengevaluasi auditor Bukti Audit mengevaluasi (Survey bukti audit baik terhadap auditor secara parsial yang bekerka maupun pada KAP di simultan. Kota Bandung) Hubungan Hasil penelitian Variabel yang skeptisisme ditemukan digunakan professional bahwa antara sekarang adalah auditor dan skeptisisme Etika, Pengalaman, situasi audit, professional Ketepatan etika, auditor dan pemberian Opini pengalaman ketepatan Auditor. serta keahlian pemberian audit dengan opini auditor ketepatan oleh akuntan pemberian opini public terdapat auditor oleh hubungan yang akuntan public. signifikan. Bersambung pada halaman selanjutnya Judul
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti dan Tahun
4.
Sukriah, et. al. (2009)
5.
Herawaty dan Susanto (2009)
Hasil Perbedaan Penelitian dengan Penelitian (Kesimpulan) Tedahulu Pengaruh Pengalaman Variable yang pengalaman kerja, digunakan kerja, obyektifitas dan sekarang adalah independensi, kompetensi Pengalaman Kerja. obyektifitas, berpengaruh integritas dan positif terhadap kompetensi kualitas hasil terhadap pemeriksaan. kualitas hasil Sedangkan pemeriksaan. untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengaruh Profesionalisme Variable yang profesionalisme, , pengetahuan digunakan pengetahuan mendeteksi sekarang adalah mendeteksi kekeliruan dan Profesionalisme, kekeliruan, dan etika profesi Etika Profesi. etika profesi berpengaruh terhadap signifikan pertimbangan positif terhadap tingkat pertimbangan materialitas tingkat akuntan public. materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Bersambung pada halaman selanjutnya Judul
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti dan Tahun
6.
Singgih dan Bawono (2010)
7.
Sabrina K. dan Indira Juniarti (2012)
Hasil Perbedaan Penelitian dengan Penelitian (Kesimpulan) Tedahulu Pengaruh Independensi, Variable yang independensi, pengalaman, digunakan pengalaman, due due sekarang adalah professional care professional Pengalaman Audit. dan akuntabilitas dan terhadap kualitas akuntabilitas audit (studi pada secara auditor di KAP simultan Big Four di berpengaruh Indonesia) terhadap kualitas audit. Sedangkan secara simultan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengaruh Penelitian ini Variable yang Pengalaman, menbuktikan digunakan Keahlian, Situasi situasi audit sekarang adalah Audit, Etika dan berpengaruh Pengalaman, Etika, Gender terhadap positif dengan Ketepatan Ketepatan ketepatan Pemberian Opini. Pemberian Opini pemberian Auditor Melalui opini auditor Skeptisme melalui Profesional skeptisme Auditor (Studi professional Kasus Pada KAP auditor. Big four di Jakarta) Bersambung pada halaman selanjutnya Judul
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. 8.
Peneliti dan Tahun Hendra Gunawan (2012)
Judul Pengaruh profesionalisme auditor dan tingkat materialitas terhadap ketepatan pemberian opini (survey pada kantor akuntan publik di kota Bandung)
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Terdapat pengaruh signifikan positif antara profesionalis me auditor dan tingkat materialitas terhadap ketepatan pemberian opini baik secara simultan maupun parsial.
Perbedaan dengan Penelitian Tedahulu Variable yang digunakan sekarang adalah profesionalisme, ketepatan Pemberian Opini.
39
C.
Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1. Semakin Kompleksnya Tugas Audit dan Adanya Tuntutan untuk Meningkatkan untuk Meningkatkan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik
Pengaruh Etika, Profesionalismen dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik
Teori Atribusi, Teori Peran, dan Teori Auditing
Variabel Independen
Variabel Dependen
Etika (X1)
Profesionalisme
Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik (Y)
(X2)
Pengalaman Audit (X3)
Bersambung pada halaman berikutnya 40
Gambar 2.1 (Lanjutan) Model Analisis: Regresi Berganda
Uji Kualitas Data: 1. Validitas 2. Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik: 1. Multikolonieritas 2. Heteroskedastisitas 3. Normalitas
Uji Hipotesis: 1. Uji R2 2. Uji t 3. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
41
D. Hipotesis 1. Etika terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) dan Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara etika dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H1: Etika berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.
2. Profesionalisme terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik Sebagai profesional, auditor mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan perilaku yang spesifik yang menggambarkan suatu sikap atau halhal yang ideal. Kewajiban tersebut berupa tanggung jawab yang bersifat fundamental bagi profesi untuk memantapkan jasa yang ditawarkan. Seseorang yang professional mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena diasumsikan bahwa seorang professional memiliki kepintaran, pengetahuan dan pengalaman untuk memahami dampak aktifitas yang dilakukan (Gunawan, 2012).
42
Wahyudi dan mardiyah (2006), menyatakan bahwa sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi. Penelitian juga dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa auditor professional dalam mendeteksi kekeliruan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka keterkaitan antara profesionalisme dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H2 :
Profesionalisme berpengaruh
positif terhadap ketepatan
pemberian opini akuntan publik. mm 3. Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Libby dan Frederick (1990) dalam Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit dan mampu membuat judgement yang relative lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya.
43
Aji (2009) dalam Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa semakin banyak tugas yang dikerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan perlakuan khusus yang banyak dujumpai dalam pekerjaannya dan sangat bervariasi karakteristiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang jika melakukan pekerjan yang sama secara terus menerus, maka akan menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikannya, serta telah banyak mengalami berbagai
hambatan-hambatan
atau
kesalahan-kesalahan
dalam
pekerjaannya tersebut, sehingga dapat lebih cermat dan berhati-hati menyelesaikannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Herliansyah dan Ilyas (2006) yang menyatakan bahwa penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik. Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara pengalaman dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H3 :
Pengalaman
berpengaruh
positif
terhadap
ketepatan
pemberian opini akuntan publik.
4. Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005), Wahyudi dan Mardiyah (2006), Herawati dan Susanto (2009), Singgih dan 44
Bawono (2010), Gunawan (2012), serta Sabrina dan Januarti (2012), maka diduga bahwa etika, profesionalisme dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H₄: Etika, profesionalisme dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2012 dengan objek penelitian auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini difokuskan kepada Pengaruh Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian pengaruh antara tiga variabel independen, yaitu Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman Audit. Sedangkan sebagai variabel dependen, yaitu Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta.
B. Sampel Penelitian Penelitian ini mengambil objek auditor yang bertugas di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah.
46
C. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan kepada para auditor yang terdaftar di KAP yang tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan analisis data. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtoris, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009). 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau 47
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di
bawah
0,05
berarti
data
yang
diperoleh
adalah
valid
(Ghozali, 2009). b. Uji Realibilitas Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu konstuk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0, 60 (Ghozali, 2009) 3. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi 48
dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran
titik-titik
data
searah
mengikuti
garis
diagonal
(Santoso, 2004). Penilitian ini juga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang memiliki kriteria untuk normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a) tertentu (dalam penelitian ini digunakan a sebesar 0,05). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. 2) Uji Multikolonieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2009). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2009). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen
49
haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Ghozali, 2009). 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2009). Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji heteroskedastisitas. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai tstatistik dari seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value > 0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut tidak mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat dikatakan bersifat homoskedastisitas.
50
4. Analisis Data a. Analisis Regresi Berganda Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Keterangan: Y
= Ketepatan pemberian opini akuntan publik
α
= Konstanta
β1,..3
= Koefisien regresi
X1
= Etika
X2
= Profesionalisme
X3
= Pengalaman Audit
e
= error terms
b. Analisis Koefisien Determinan Untuk mengetahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel berikut (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100%
Keterangan: KD = Koefisien Determinan r
= Koefisien korelasi 51
c. Uji Hipotesis 1) Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel masing-masing independen terhadap
variabel
dependen,
maka
nilai
signifikannya
dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2009). 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model regresi
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen
(Ghozali, 2009). Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5 %.
52
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika Probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak 2) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut: 1) Variabel Independen a) Etika (X1) Variabel etika ini diukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan tentang kesadaran etis dan kepedulian pada etika profesi. Instrument pengukuran variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Justiana (2010). Semua item pertanyaan diukur pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). b) Profesionalisme (X2) Variabel
profesionalisme
ini
diukur
dengan
pertanyaan-
pertanyaan seberapa besar seorang auditor menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya dalam melaksanakan proses pengauditan; seberapa teguh seorang auditor pada profesinya jika mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih 53
besar; seorang auditor bekerja keras untuk membantu KAP dimana dia bekerja; selalu berpartisipasi dalam pertemuan eksternal auditor. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh Syamsiah (2010). Semua item pertanyaan diukur pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). c) Pengalaman (X3) Variabel pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu (tahun)/berapa lama seorang auditor bekerja. Instrumen pengukuran variabel
ini
menggunakan
instrumen
yang
digunakan
oleh
Sari (2011), semua item pertanyaan diukur menggunakan skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). 2) Variabel Dependen a. Ketepatan pemberian Opini Akuntan publik Variabel ketepatan pemberian opini akuntan publik ini diukur melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan
dalam
macam-macam
opini
yaitu,
Wajar
Tanpa
Pengecualian (unqualified opinion), Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (unqualified opinion with explanatory language), Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion), Pendapat Tidak Wajar (adverse opinion), dan Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer of opinion or no opinion). Instrumen pengukuran ketepatan pemberian opini akuntan publik ini menggunakan instrumen yang 54
digunakan oleh Sari (2011) dan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Etika (X1)
Indikator 1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Butir Pertanyaan
Skala Pengukuran Skala interval
Menurut anda, etika profesi menjadi salah satu penentu 1 kesuksesan auditor. Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik 2 untuk dilaksanakan. Nilai nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika 3 profesi auditor memiliki banyak kesamaan. Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang dikeluarkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia 4 telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan yang terbaik dalam 5 melakukan setiap pekerjaan audit. Menurut Anda, auditor adalah profesi terbaik 6 dibanding dengan profesi lainnya Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Table 3.1 (Lanjutan) Variabel
Indikator
No. Butir Pertanyaan
Skala Pengukuran
7. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan dihati Anda 7 dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi. Profesionalisme 1. Saya menggunakan Skala (X2) Interval segenap pengetahuan, kemampuan, dan 8 pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan. 2. Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor meskipun saya 9 mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar. 3. Saya mau bekerja keras diatas batas normal untuk 10 membantu KAP dimana saya bekerja. 4. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para 11 eksternal auditor. 5. Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan 12 pekerjaan saya sekarang. Bersambung pada halaman selanjutnya
56
Table 3.1 (Lanjutan) Variabel Pengalaman Audit (X3)
Indikator
No. Butir Pertanyaan
Skala Pengukuran Skala Interval
1. auditor dikatakan berpengalaman apabila 13 menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun. 2. Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan 14 disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya. 3. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya 15 dapat mengembangkan karir. 4. Pengalaman membantu auditor dalam mempertajam 16 analisis masalah. 5. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi 17 dan mendeteksi masalah secara profesional. 6. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap 18 keputusan yang dibuat. 7. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor, semakin besar 19 kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. Bersambung pada halaman selanjutnya
57
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Indikator
Ketepatan Pemberian Opini (Y)
1. Pengalaman menentukan tepat atau tidaknya pemberian opini audit. 2. Memiliki kemahiran professional dalam ketepatan pemberian opini audit. 3. Opini audir harus sesuai dengan temuan dan bukti audit yang ada. 4. Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam memberikan opini audit 5. Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini yang akan diberikan oleh auditor. 6. Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan.
No. Butir Pertanyaan 20
Skala Pengukuran Skala Interval
21
22
23
24
25
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, melalui e-mail, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2012 hingga 18 Desember 2012. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 82 kuesioner atau 82%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 18 buah atau 18%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 41 buah atau 41%, sedangkan 59
kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 10 buah atau 10%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4.
Keterangan Jumlah kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah Jumlah kuesioner yang dapat diolah
Jumlah 100 18 41 41
Persentase 100% 18% 41% 41%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Drs. Usman & Rekan Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan Nugroho & Rekan Danny Sughanda & Rekan Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry A. Salam Rauf & Rekan S. Mannan, Wahjudi & Rekan Bismar, Munthalib & Yunus Razikun Tarkusunaryo Salaki-salaki Drs. Chaeroni & Rekan Arman Dhani & Rekan
Kuesioner dikirim 5 5 4 8 5 5 5 10 10 10 10 10
Kuesioner dikembalikan 4 5 4 3 5 5 5 10 10 10 8 5
Bersambung pada halaman selanjutnya
60
Table 4.2 (Lanjutan) Data Distribusi Sampel Penelitian No. 13 14
Kuesioner dikirim 8 5
Nama Kantor Akuntan Publik Adnan Ali Jan, Ladiman & Rekan
Kuesioner dikembalikan 5 3
Sumber: Data Primer
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan kerja, pendidikan terakhir dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Deskripsi mengenai data responden berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
31
75.6
75.6
75.6
Perempuan
10
24.4
24.4
100.0
Total
41
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 31 orang atau 75,6% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 10 orang atau 24,4% responden berjenis kelamin perempuan.
61
b. Deskripsi responden berdasarkan usia Deskripsi mengenai data responden berdasarkan usia ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Valid Cumulativ Percent e Percent
20 - 25 tahun
25
61.0
61.0
61.0
26 - 30 tahun
11
26.8
26.8
87.8
31 - 35 tahun
2
4.9
4.9
92.7
36 - 40 tahun
3
7.3
7.3
100.0
41
100.0
100.0
Total Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik sebanyak 25 responden atau 61,0% berusia 20-25 tahun. Sedangkan yang berusia 26-30 tahun sebanyak 11 responden atau 26,8%. Sebanyak 2 responden atau 4,9% berusia 31-35 tahun. Sedangkan yang berusia 36-40 tahun sebanyak 3 responden atau 7,3%. c. Deskripsi responden berdasarkan jabatan kerja Deskripsi mengenai data responden berdasarkan jabatan kerja ini dapat dilihat pada tabel 4.5.
62
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Kerja
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Auditor Senior
21
51.2
51.2
51.2
Auditor Junior
20
48.8
48.8
100.0
Total
41
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 20 orang atau sebesar 48,8% menduduki
posisi
sebagai
auditor
junior.
Responden
yang
menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 21 orang atau 51,2%. d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Deskripsi mengenai data responden berdasarkan pendidikan terakhir ini dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
2
4.9
4.9
4.9
S1
38
92.7
92.7
97.6
S2
1
2.4
2.4
100.0
41
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 38 63
responden atau 92,7%. Sebanyak 2 responden atau sekitar 4,9% berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sisanya sebesar 2,4% atau sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja Deskripsi mengenai data responden berdasarkan pengalaman kerja ini dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<1 tahun
13
31.7
31.7
31.7
1 - 3 tahun
18
43.9
43.9
75.6
>3 tahun
10
24.4
24.4
100.0
Total
41
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 31,7% atau sekitar 13 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, 43,9% atau sekitar 18 auditor memiliki pengalaman bekerja 1 sampai 3 tahun dan sisanya 24,4% atau sekitar 10 auditor memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun.
64
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Etika
41
23
35
29.07
3.312
Profesionalisme
41
18
25
21.17
2.036
Pengalaman Audit
41
17
35
25.07
3.958
Ketepatan Pemberian Opini
41
20
30
24.98
2.824
Valid N (listwise)
41
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel Etika jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban
29,07
dan
standar
deviasi
sebesar
3,312.
Variabel
Profesionalisme jawaban minimum responden sebesar 18 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 21,17 dan standar deviasi sebesar 2,036. Variabel Pengalaman Audit jawaban minimum 17 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 25,07 dan standar deviasi sebesar 3,958. Sedangkan, variabel Ketepatan Pemberian Opini jawaban minimum 20 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban 24,98 dan standar deviasi 2,824.
65
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu Etika
(ETK), Profesionalisme (PRF), Pengalaman Audit (PA), dan Ketepatan Pemberian Opini (KPO) dengan 41 sampel responden. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Etika Nomor Butir Pertanyaan 1 (ETK1) 2 (ETK2) 3 (ETK3) 4 (ETK4) 5 (ETK5) 6 (ETK6) 7 (ETK7)
Pearson Corelation 0, 727** 0, 831** 0, 838** 0, 721** 0, 774** 0, 739** 0, 645**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel Etika mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
66
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Profesionalisme Nomor Butir Pertanyaan 1 (PRF1) 2 (PRF2) 3 (PRF3) 4 (PRF4) 5 (PRF5)
Pearson Corelation 0, 786** 0, 861** 0, 865** 0, 857** 0, 762**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.10 menunjukkan variabel Profesionalisme mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit Nomor Butir Pertanyaan 1 (PA1) 2 (PA2) 3 (PA3) 4 (PA4) 5 (PA5) 6 (PA6) 7 (PA7)
Pearson Corelation 0, 609** 0, 594** 0, 885** 0, 860** 0, 566** 0, 653** 0, 660**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel Pengalaman Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
67
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Nomor Butir Pertanyaan 1 (KPO1) 2 (KPO2) 3 (KPO3) 4 (KPO4) 5 (KPO5) 6 (KPO6)
Pearson Corelation 0, 616** 0, 832** 0, 828** 0, 741** 0, 847** 0, 666**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel Ketepatan Pemberian Opini mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk enam variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Etika 0, 871 Profesionalisme 0, 883 Pengalaman Audit 0, 804 Ketepatan Pemberian Opini 0, 837
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
68
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel Etika sebesar 0,871, Profesionalisme sebesar 0,883, Pengalaman Audit sebesar 0,804, dan Ketepatan Pemberian Opini sebesar 0,837. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Etika
.946
1.057
Profesionalisme
.872
1.147
Pengalaman Audit
.829
1.207
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk variabel Etika sebesar 1,057, Profesionalisme sebesar 1,147, 69
sedangkan untuk variabel Pengalaman Audit memiliki nilai VIF sebesar 1,207. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. 70
Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dengan melihat uji statistik yaitu dalam penelitian ini dengan menggunakan uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
41
Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute Positive
.114 .114
Negative
-.053
.0000000 2.04454708
Kolmogorov-Smirnov Z
.729
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.663
b. Calculated from data. Sumber: Data primer yang diolah
Terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,663 dengan nilai signifikansi di atas 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima atau nilai residual terdistribusi secara normal. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians 71
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Ketepatan Pemberian Opini Audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu etika, profesionalisme, dan pengalaman audit. Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin 72
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin keakuratan hasil, salah satunya menggunakan uji glejser. Tabel 4.16 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
df
6.905
3
Residual
62.398
37
Total
69.303
40
F
Sig.
2.302 1.365 .269a 1.686
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme b. Dependent Variable: ABS_Res
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
B
1 (Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
1.052
3.011
.349 .729
Etika
.040
.064
.100 .621 .538
.946 1.057
Profesionalisme
.085
.108
.132 .788 .436
.872 1.147
-.098
.057
Pengalaman Audit
-.295
- .094 1.721
.829 1.207
a. Dependent Variable: ABS_Res Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi f sebesar 0,269 dan nilai signifikansi t sebesar 0,538; 0,436; 0,094. Tingkat probabilitas di atas 5% tersebut berarti tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.
73
4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi. Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R
.690a
R Square
Adjusted R Square
.476
Std. Error of the Estimate
.433
2.126
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,433 atau 43,3%, ini menunjukkan bahwa variabel ketepatan pemberian opini yang dapat dijelaskan oleh variabel etika, profesionalisme, dan pengalaman audit adalah sebesar 43,3%, sedangkan sisanya sebesar 0,567 atau 56,7% (1-0,433) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti: Independensi, Situasi Audit, Kompetensi dan lain-lain. 74
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel dependen, serta untuk
membuktikan variabel mana yang paling
dominan. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.18 dibawah ini menunjukkan bahwa variabel etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh terhadap variabel ketepatan
pemberian
opini
audit.
Variabel
etika,
profesionalisme, dan pengalaman audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,095; 0,004; 0,002. Hasil Uji Statistik t dapat dilihat dalam tabel 4.18 berikut ini: Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Std. Error
Standardized Coefficients
Model
B
Beta
t
Sig.
1 (Constant)
.223
4.929
.045
.964
Etika
.179
.104
.210 1.715
.095
Profesionalisme
.550
.177
.397 3.111
.004
Pengalaman Audit
.315
.093
.442 3.380
.002
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
75
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh etika terhadap ketepatan pemberian opini Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel etika mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,095. Hal ini berarti menolak H1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel etika lebih besar dari 0,05. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh Etika Profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Dengan menjunjung tinggi Etika Profesi diharapkan tidak terjadi kecurangan diantara para akuntan publik, sehingga dapat memberikan pendapat auditan yang benar-benar sesuai dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (Mayasari, 2011). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali (2008) dan Suraida (2005) yang menyatakan bahwa etika mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik. Seorang auditor diharapkan akan lebih beretika professional dalam melakukan proses audit. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor yang beretika maka akan cenderung 76
lebih bersikap skeptic dibandingkan dengan auditor yang tidak beretikan namun hal ini tidak menentukan keputusan pemberian opini auditor akan lebih baik. Hal ini disebabkan karena ada factor lain yang mempengaruhi sikap auditor diantaranya adalah fee audit. Ketika kenyataan laporan keuangan disajikan tidak wajar namun klien memberikan fee audit yang tinggi maka auditor cenderung mengikuti keinginan kliem dalam memberikan opini (Gusti dan Ali, 2008). Berbeda dengan hasil penelitian Herawaty dan Susanto (2009) dan Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh profesionalisme terhadap ketepatan pemberian opini Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel profesionalisme mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti menerima H2, maka dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel profesionalisme lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian semakin tinggi profesionalisme auditor maka semakin tinggi juga ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2011) dan
Gunawan (2012)
yang menyatakan 77
bahwa
profesionalisme berpengaruh signifikan positif terhadap
ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hal ini dapat disebabkan karena auditor yang professional memiliki tanggung jawab yang penuh atas pekerjaannya dalam memberikan opini suatu laporan audit. Semakin professional seorang auditor maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawabnya terhadap klien, pemerintah dan masyarakat sehingga pemberian opini audit akan lebih tepat . Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2007) dan Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel pengetahuan akuntansi dan auditing mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti menerima H3, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman audit berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketepatan
pemberian opini audit karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman audit lebih kecil dari 0,05.
78
Hasil ini menunjukkan pengaruh yang positif. Jadi, semakin tinggi tingkat pengalaman auditor maka semakin besar ketepatan pemberian opini audit, sesuai dengan teorinya bahwa semakin banyak pengalaman auditor maka semakin tepat dalam memberikan penjelasan dari berbagai macam temuan audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) dan Suraida (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan aspek penting dalam pemberian opini audit. Pengalaman seorang auditor dalam melakukan audit dipengaruhi baik dari segi waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Libby and Frederick (1990) dalam Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakiin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. c. Hasil Uji Statistik F Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2009).
79
Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regression
151.769
3
Residual
167.207
37
Total
318.976
40
F
Sig.
50.590 11.195 .000a 4.519
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel ketepatan pemberian opini berpengaruh dalam etika, profesionalisme, dan pengalaman audit. Tabel dari F test didapat nilai F hitung sebesar 11,195 dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini atau dapat dikatakan etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini.
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh etika, profesionalisme dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini audit Tabel dari F-test didapat nilai F hitung sebesar 11,195 dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih kecil dari
0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi Ketepatan Pemberian Opini Audit atau dapat dikatakan etika, profesionalisme dan pengalaman audit berpengaruh terhadap 80
Ketepatan Pemberian Opini Audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian
Suraida (2005), Mayasari (2011), Sari (2011),
Gunawan (2012), serta Sabrina dan Januarti (2012).
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
etika,
profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini audit. Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 orang auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti dan Ali (2008) serta Suraida (2005).
2. Profesionalisme berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketepatan
pemberian opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2007), Herawaty dan Susanto (2009), Mayasari (2011) dan Gunawan (2012). 3. Pengalaman audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) dan Suraida (2005). 82
4. Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian terhadap keempat variabel independen secara bersama-sama (simultan) ternyata dapat disimpulkan bahwa etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh secara simultan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian Mayasari (2011), Sari (2011), Gunawan (2012), serta Sabrina dan Januarti (2012).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa: 1. Penugasan auditor dalam melakukan prosedur audit tidak lepas dari etika profesi seorang auditor. Auditor dituntut harus bersikap jujur dalam memeriksa dan mengungkapkan kejadian . apabila seorang auditor tidak jujur maka laporan auditnya pun tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ketidakjujuran auditor yang tinggi akan menyebabkan rendahnya kualitas laporan audit yang dihasilkan. Oleh karena itu, auditor harus berani untuk mengungkapkan apabila ada temuan dalam penugasannya. Pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan juga dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugas auditnya. Pengetahuan ini dapat diperoleh auditor dengan seringnya ia melakukan audit dan mengaudit perusahaan besar. Hal tersebut dapat melatih kemampuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
sehingga
laporan
auditnya
pun
tepat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. 83
2. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan lembaga yang menaungi para auditor
untuk
melakukan
kegiatannya
dalam
memberikan
jasa
profesionalisme bagi pihak yang memerlukan untuk meningkatkan keyakinan atas laporan keuangan dan kualitas dalam pengambilan keputusan. Pemerintah memiliki wewenang atas kebijakan mengenai izin pendirian KAP. Oleh karena itu, jika terjadi pelanggaran yang dilakukan suatu KAP maka akan dicabut izin pendirian KAP tersebut. 3. Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memberikan penugasan yang lebih banyak kepada para auditornya agar dapat menambah pengalaman mereka dalam mengaudit. Pengalaman audit yang memadai juga diperlukan untuk menentukan keputusan dan menganalisis masalah terutama masalah yang jarang terjadi seperti hal-hal yang mengakibatkan berkurangnya keyakinan going concern perusahaan, semakin banyak pengalaman auditor maka semakin tepat dalam memberikan penjelasan dari berbagai macam temuan audit. 4. Variabel etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Dalam menjalakan tugasnya seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi etika, professional, dan berpengalaman. Pekerjaan seorang auditor sangat membutuhkan kepercayaan dari masyarakat, terutama klien, pemerintah dan
pihak-pihak
yang
menggunakan
laporan
audit.
Masyarakat
memberikan kepercayaan tersebut dengan tujuan agar auditor dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang sudah 84
ditetapkan. Auditor disini harus menjaga kepercayaan tersebut untuk memberikan
jaminan
bahwa
opini
yang
diberian
dapat
dipertanggungjawabkan.
C. Saran Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah atau mengganti variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit seperti independensi, resiko audit, dan situasi audit sehingga akan tercapai hasil penelitian yang lebih baik. 2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum, serta diharapkan dapat memfokuskan penelitian pada grup tertentu, misalnya untuk senior auditor atau junior auditor. 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian yang lebih banyak agar lebih mendapatkan gambaran keadaan secara lebih luas dari objek yang diteliti. 4. Penelitian yang menggunakan kuesioner dengan auditor eksternal sebagai responden disarankan untuk dilakukan pada waktu kantor akuntan publik sedang low season yakni sekitar bulan April hingga September, hal ini
85
untuk memudahkan peneliti dalam megumpulkan data secara lebih leluasa dan lengkap dari auditor.
86
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Keempat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2009. Arens, Alvin A. Elder, Randal J dan Beasley, Mark S. “ Auditing dan Jasa Asuransi Pendekatan Terintegrasi”. Jilid 2, Edisi keduabelas, Erlangga, 2008.
Arens, Alvin A., Randal J.Elder., dan Mark S.Beasley. “ Auditing and Assurance Services an Integrated Aproach”, 13th edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall International, 2010. Arum, Enggar Diah Puspa. “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan (Judgement) Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit (Survey terhadap Auditor yang Bekerja Pada KAP di Kota Bandung). The First Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7-9 November 2007. Boynton, et. al. “Modern Auditing”. Edisi kedelapan, Erlangga, 2006. Chen, Liang dan Pflugratsi, Gary. “The Impact Of Codes Of Ethics and Experience On Auditor Judgements”. Managerial Auditing Journal Vol. 22 No.3, School of Accounting University Of New South Wales, Australia, 2007. Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2005. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariance Dengan Program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Gunawan, Hendra. “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Tingkat Materialitas terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung”. Penelitian Ilmiah (Auditing), Bandung, 2012. Gusti, Maghfirah dan Syahril Ali, “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Universitas Andalas, Pontianak, 2008. Guy, et. al. “Auditing”. Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2001. Halim, Abdul. “Auditing 1 (Dasar-dasar Audit laporan keuangan)”. AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
87
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. UIN presss, Jakarta, 2012. Herawaty, Arleen dan Yulius K. Susanto. “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11, No. 1, 2009. Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, Meifda. “Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Universitas Mercu Buana. 23-26 Agustus 2006. Ikatan Akuntansi Publik Indonesia. “Kode Etik Profesi Akuntan Publik”, Institut Akuntan Publik Indonesia. Jakarta, 2009. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. ”Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta, 2001. Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. “Akuntansi Keperilakuan”. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Ikhsan, Arfan. “Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik Dilihat dari Perbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik dan Hirarki Jabatannya“. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 9, No. 3, hal 199 -222. Universitas Negeri Medan. Desember 2007. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi Pertama, BPFE, Yogjakarta, 2002. Institut Akuntan Publik Indonesia. “Directory 2012 kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik”. Jakarta, 2010. Koroy, Tri Ramaraya. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 2005. Ludigdo, Unti. “Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 2006 Mulyadi. "Auditing", Edisi ketujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Noviyani, Putrid an Bandi. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan”. Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, 2002. Praptapa, Agung. ”Konsep Akuntansi Keprilakuan”. http://apbehavioralaccounting.blogspot.com/2009/03/konsep-akuntansikeperilakuan.html. 2009. diakses pada tanggal 8 April 2013. 88
Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati, Elly. “Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010. Sabrina dan Indira Januarti. “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika, dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit melalui Skeptisme profesional Auditor (Studi Kasus pada KAP Big Four di Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Sasongko, Noer. ”Konsep Keperilakuan dari Psokilogi dan Psikologi Sosial”. http://akuntansikeperilakuan.b;ogspot.com/. 2009. Diakses pada tanggal 8 April 2013. Sawyer, Mortimer dan James. ”Internal Auditing”. Salemba Empat, Jakarta, 2006. Singleton, Hall. “Information Technology Auditing and Assurance”. Salemba 4, Jakarta, 2009. Singgih, Elisha Muliani dan Bawono, Icuk Rangga. ”Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four’ di Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010. Sukriah, et. al. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Simposium Nasional Akuntansi XXI, Palembang, 2009. Suprianto, Edy dan Setiawan, Hendry. ”Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan resiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik’. Laporan Penelitian dibiayai DIPA No. 002/006.2/PP/SP/2010, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung, September 2010. Suraida, Ida. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik”. Sosiohumaniora, vol 7 no. 3, Bandung, 2005. Surya, Arifin dan Alwani. “Pengaruh Kompetensi, Komitmen Profesional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Auditor Junior”. SNA X Makassar Jakarta. 2007.
89
Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul. “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. STIE Malangkuçeçwara Malang. 23-26 Agustus 2006. Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.
90
Lampiran 1 Surat Penelitian Skripsi
90
91
92
93
Lampiran 2 Surat Keterangan Dari KAP
94
95
96
97
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
97
98
99
100
Nomor: ………… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN : …………………….
Nama
(boleh tidak diisi) Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Jabatan Kerja
:
Laki-laki
Partner
Manajer
Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir :
D3
Pengalaman Kerja
< 1 tahun
:
Perempuan
S1
Supervisor
S2
S3
1-3 tahun
> 3 tahun
1. Variabel Etika (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No.
Pernyataan
1.
Menurut anda, etika profesi menjadi salah satu penentu
STS
TS
N
S
SS
kesuksesan auditor. 2.
Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik untuk dilaksanakan.
3.
Nilai nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak kesamaan.
101
No.
Pernyataan
STS
4.
Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang
TS
N
S
SS
dikeluarkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. 5.
Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan audit.
6.
Menurut Anda, auditor adalah profesi terbaik dibanding dengan profesi lainnya.
7.
Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan dihati Anda dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi.
2. Variabel Profesionalisme (X2) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No.
Pernyataan
8.
Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan,
STS
TS
N
S
SS
dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan. 9.
Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor meskipun saya mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar.
10.
Saya mau bekerja keras diatas batas normal untuk membantu KAP dimana saya bekerja.
102
11.
Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para eksternal auditor.
12.
Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaan saya sekarang.
3. Variabel Pengalaman Audit (X3) Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No.
Pernyataan
13.
Auditor dikatakan berpengalaman apabila menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun.
14.
Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya.
15.
Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat mengembangkan karir.
16.
Pengalaman membantu auditor dalam mempertajam analisis masalah.
17.
Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara profesional.
18.
Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat.
19.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.
STS
TS
N
S
SS
103
4. Variabel Opini Akuntan Publik (Y) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No.
Pernyataan
20.
Pengalaman menentukan tepat atau tidaknya pemberian
STS
TS
N
S
SS
opini audit. 21.
Memiliki kemahiran professional dalam ketepatan pemberian opini audit .
22.
Opini audir harus sesuai dengan temuan dan bukti audit yang ada.
23.
Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam memberikan opini audit.
24.
Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini yang akan diberikan oleh auditor.
25.
Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan.
104
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data
105
JawabanRespondenVariabelEtika (X1) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Etk1 4 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5
Etk2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 3 5
Etk3 4 4 4 5 4 4 3 5 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
Etk4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5
Etk5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5
Etk6 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
Etk7 3 3 3 4 3 4 4 5 5 3 4 3 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
Etika 26 29 26 32 26 27 28 35 35 23 28 31 32 33 28 34 27 28 26 33 28 26 28 28 35 26 28 28 26 30 30 27 28 24 35
106
JawabanResponden variable Etika (X1) No. 36 37 38 39 40 41
Etk1 4 4 3 4 5 4
Etk2 5 4 4 3 5 4
Etk3 5 4 4 3 5 4
Etk4 5 4 3 4 5 4
Etk5 5 5 4 4 5 4
Etk6 4 5 4 4 5 4
Etk7
Etika 4 5 4 4 5 4
32 31 26 26 35 28
107
JawabanRespondenVariabelProfesionalisme (X2) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Prf1 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 2 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4
Prf2 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4
Prf3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4
Prf4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4
Prf5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 2 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 4
Profesionalisme 18 20 20 22 23 23 22 23 20 23 23 21 25 20 20 19 19 13 16 24 19 20 20 25 20 20 25 20 20 25 22 20 20 25 20
108
JawabanRespondenVariabelProfesionalisme (X2) No. 36 37 38 39 40 41
Prf1 4 4 4 5 5 4
Prf2 4 4 4 5 5 4
Prf3 5 4 4 5 5 4
Prf4 4 4 4 5 5 4
Prf5 4 4 4 5 5 4
Profesionalisme 21 20 20 25 25 20
109
JawabanRespondenVariabelPangalaman Audit (X3) No. PA1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2 4 2 3 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 3 5
PA2 PA3 PA4 PA5 2 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 5 2 1 3 3 2 2 1 3 4 3 4 1 3 5 2 3 3 2 3 4 5 5
2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 5 2 4 4 2 4 1 2 3 4 5 3
2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 4 3 4 2 4 3 2 4 1 2 4 4 4 3
3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PA6
PA7
2 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3
3 4 3 4 4 5 3 4 4 5 5 3 5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 4 3 3
Pengalaman Audit 16 25 20 25 27 31 22 24 28 30 32 25 33 24 21 23 19 19 20 22 21 28 24 30 21 27 26 22 27 18 21 25 28 28 26
110
JawabanRespondenVariabelPangalaman Audit (X3) No. 36 37 38 39 40 41
PA1 3 5 4 4 5 4
PA2 3 5 3 4 5 4
PA3 1 3 3 3 4 4
PA4 1 3 3 3 4 4
PA5 3 4 4 4 5 5
PA6 3 3 4 2 4 5
PA7 3 3 4 3 4 5
Pengalaman Audit 17 26 25 23 31 31
111
JawabanRespondenVariabelKetepatanPemberianOpini (Y) No.
KPO1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4
KPO2 KPO3 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4
4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 3 2 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
KPO4
KPO5
KPO6
4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4
2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 1 4 5 2 4 2 3 4 4 4 4
3 5 3 3 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4
KetepatanPemberianOpini 21 29 24 25 23 28 21 24 23 26 25 25 27 24 19 25 23 21 20 26 21 24 22 27 21 24 30 25 24 20 25 24 24 27 24
112
JawabanRespondenVariabelKetepatanPemberianOpini (Y) No.
KPO1
KPO2
KPO3
KPO4
KPO5
KPO6
36 37 38 39 40 41
5 4 5 4 5 5
5 4 4 5 5 5
5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 4
4 4 3 4 5 4
5 4 4 3 4 4
KetepatanPemberianOpini 28 24 24 24 29 27
113
IdentitasResponden Respond en 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 27 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
JenisKelam in 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1
Usia 23 27 25 20 22 22 22 22 25 21 26 20 24 22 25 36 23 25 22 20 23 26 24 22 38 21 24 35 24 30 26 26 27 25 31
JabatanKer ja 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PendidikanTerak hir 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2
PengalamanKe rja 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3
Total 32 37 36 29 31 31 31 31 35 31 36 29 33 31 35 46 33 35 32 29 33 36 33 33 48 30 33 45 33 39 38 35 37 34 41
114
IdentitasResponden Respond en 36 37 38 39 40 41
JenisKelam in 2 1 1 2 1 1
Usia 25 25 30 30 26 22
JabatanKer ja 4 4 4 4 4 4
PendidikanTerak hir 2 2 2 2 2 2
PengalamanKe rja 2 2 3 2 2 2
Total 35 34 40 40 35 31
115
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data
116
OUTPUT UJI VALIDITAS ETIKA Correlations Etk1
Etk1 Pearson Correlation
Etk2
Etk4
Etk5
41 **
Etk2 Pearson Correlation .532 Sig. (2-tailed) .000 N 41
Etk7
Etika
.242
.727**
.000
.000
.000
.012
.002
.128
.000
41
41
41
41
41
41
41
**
**
**
**
**
.831** .000 41
1 .601** .590** .557** .422** .000 .000 .000 .006 41 41 41 41 41
.838** .000 41
1 .753 .476 .704 .498 .411 .000 .002 .000 .001 .008 41 41 41 41 41 41
Etk3 Pearson Correlation .532** .753** Sig. (2-tailed) .000 .000 N 41 41
Etk4 Pearson Correlation .640** .476** .601** Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 N 41 41 41
1 .572** .328* .000 .036 41 41 41
Etk5 Pearson Correlation .389* .704** .590** .572** Sig. (2-tailed) .012 .000 .000 .000 N 41 41 41 41
.211 .186 41
.721** .000 41
1 .393* .436** .011 .004 41 41 41
.774** .000 41
Etk6 Pearson Correlation .478** .498** .557** .328* .393* Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 .036 .011 N 41 41 41 41 41 Etk7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Etk6
1 .532** .532** .640** .389* .478**
Sig. (2-tailed) N
Etk3
.242 .411** .422** .128 .008 .006 41 41 41
1 .658** .000 41 41
.211 .436** .658** .186 .004 .000 41 41 41
1 41
Etika Pearson Correlation .727** .831** .838** .721** .774** .739** .645** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 41 41 41 41 41 41 41
.739** .000 41 .645** .000 41 1 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
117
OUTPUT UJI VALIDITAS PROFESIONALISME Correlations Prf1
Prf1
Pearson Correlation
Prf2
Prf2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Prf3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Prf4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Prf5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Profesionalism Pearson e Correlation Sig. (2-tailed) N
Prf4
Prf5
Profesionalisme
1 .582** .625** .605** .440**
Sig. (2-tailed) N
Prf3
41 .582**
.000
.000
.000
.004
.000
41
41
41
41
41
1 .733** .605** .644**
.861**
.000 41
.786**
41
.625** .733** .000
.000
41
41
.000
.000
.000
.000
41
41
41
41
1 .746** .482**
.865**
.000
.001
.000
41
41
41
1 .572**
.857**
.000
.000
41
41
41
.440** .644** .482** .572**
1
.762**
41
.605** .605** .746** .000
.000
.000
41
41
41
.004
.000
.001
.000
41
41
41
41
.000 41
41
.786** .861** .865** .857** .762**
1
.000
.000
.000
.000
.000
41
41
41
41
41
41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
118
OUTPUT UJI VALIDITAS PENGALAMAN AUDIT Correlations PA1
PA1
Pearson Correlation
PA2
PA2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA4
PA5
PA6
1 .347* .395* .362* .319*
Sig. (2-tailed) N
PA3
41 .347*
.163
.609**
.011
.020
.042
.353
.308
.000
41
41
41
41
41
41
41
1 .453** .489**
.115
.031
.030
.594**
41
.395* .453** .011
.003
41
41
.003
.001
.474
.849
.853
.000
41
41
41
41
41
41
1 .856** .352* .596** .596**
.885**
41
.362* .489** .856** .020
.001
.000
41
41
41
.319*
.149
.026
.026 41
Pengalaman Audit
PA7
.000
.024
.000
.000
.000
41
41
41
41
41
1 .378* .521** .502**
.860**
41
.115 .352* .378*
.042
.474
.024
.015
41
41
41
41
.015
.000
.001
.000
41
41
41
41
1 .458** .486**
.566**
.003
.001
.000
41
41
41
1 .770**
.653**
.000
.000
41
41
41
.163
.030 .596** .502** .486** .770**
1
.660**
.308
.853
.000
.001
.001
.000
41
41
41
41
41
41
41
.149
.031 .596** .521** .458**
.353
.849
.000
.000
.003
41
41
41
41
41
.000 41
41 119
Pengalama Pearson n Audit Correlation Sig. (2-tailed) N
.609** .594** .885** .860** .566** .653** .660** .000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
41
41
41
41
41
41
41
1
41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
OUTPUT UJI VALIDITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI Correlations KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6
KPO1
Pearson Correlation
1 .560** .448**
Sig. (2-tailed) N KPO2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KPO3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KPO4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KPO5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
41 .560**
.242 .427**
.272
.616**
.000
.003
.127
.005
.086
.000
41
41
41
41
41
41
1 .771** .609** .603** .362*
.832**
.000 41
Ketepatan Pemberian Opini
41
.448** .771** .003
.000
41
41
.000
.000
.000
.020
.000
41
41
41
41
41
1 .559** .573** .484**
.828**
41
.242 .609** .559** .127
.000
.000
41
41
41
.000
.000
.001
.000
41
41
41
41
1 .604** .382*
.741**
41
.427** .603** .573** .604** .005
.000
.000
.000
41
41
41
41
.000
.014
.000
41
41
41
1 .450**
.847**
.003
.000
41
41
41
120
KPO6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ketepatan Pearson Pemberia Correlation nOpini Sig. (2-tailed) N
.272 .362* .484** .382* .450** .086
.020
.001
.014
.003
41
41
41
41
41
1
.666** .000
41
41
.616** .832** .828** .741** .847** .666**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
41
41
41
41
41
41
41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121
OUTPUT UJI RELIABILITAS ETIKA Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
41
100.0
0
.0
41
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha
.871
.873
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Etk1
4.20
.679
41
Etk2
4.17
.667
41
Etk3
4.22
.571
41
Etk4
4.20
.601
41
Etk5
4.17
.629
41
Etk6
4.17
.587
41
Etk7
3.95
.669
41
122
Inter-Item Correlation Matrix Etk1
Etk2
Etk3
Etk4
Etk5
Etk6
Etk7
Etk1
1.000
.532
.532
.640
.389
.478
.242
Etk2
.532
1.000
.753
.476
.704
.498
.411
Etk3
.532
.753
1.000
.601
.590
.557
.422
Etk4
.640
.476
.601
1.000
.572
.328
.211
Etk5
.389
.704
.590
.572
1.000
.393
.436
Etk6
.478
.498
.557
.328
.393
1.000
.658
Etk7
.242
.411
.422
.211
.436
.658
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Etk1
24.88
8.160
.606
.549
.859
Etk2
24.90
7.740
.750
.710
.838
Etk3
24.85
8.128
.773
.678
.838
Etk4
24.88
8.460
.615
.608
.857
Etk5
24.90
8.140
.679
.618
.848
Etk6
24.90
8.440
.640
.579
.854
Etk7
25.12
8.560
.501
.492
.873
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
29.07
10.970
3.312
7
123
OUTPUT UJI RELIABILITAS PROFESIONALISME Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
a
Total
41
100.0
0
.0
41
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha
.883
.884
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Prf1
4.24
.489
41
Prf2
4.24
.489
41
Prf3
4.22
.475
41
Prf4
4.20
.511
41
Prf5
4.27
.501
41
124
Inter-Item Correlation Matrix Prf1
Prf2
Prf3
Prf4
Prf5
Prf1
1.000
.582
.625
.605
.440
Prf2
.582
1.000
.733
.605
.644
Prf3
.625
.733
1.000
.746
.482
Prf4
.605
.605
.746
1.000
.572
Prf5
.440
.644
.482
.572
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Prf1
16.93
2.820
.662
.459
.871
Prf2
16.93
2.670
.774
.659
.845
Prf3
16.95
2.698
.783
.703
.844
Prf4
16.98
2.624
.761
.636
.848
Prf5
16.90
2.840
.624
.486
.880
Scale Statistics Mean
21.17
Variance
4.145
Std. Deviation
2.036
N of Items
5
125
OUTPUT UJI RELIABILITAS PENGALAMAN AUDIT Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
a
Total
41
100.0
0
.0
41
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha
.804
.823
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PA1
3.44
.991
72
PA2
3.31
1.096
72
PA3
3.35
.906
72
PA4
3.15
.799
72
PA5
3.96
.568
72
PA6
3.85
.705
72
PA7
3.81
.725
72
126
Inter-Item Correlation Matrix PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA1
1.000
.347
.395
.362
.319
.149
.163
PA2
.347
1.000
.453
.489
.115
.031
.030
PA3
.395
.453
1.000
.856
.352
.596
.596
PA4
.362
.489
.856
1.000
.378
.521
.502
PA5
.319
.115
.352
.378
1.000
.458
.486
PA6
.149
.031
.596
.521
.458
1.000
.770
PA7
.163
.030
.596
.502
.486
.770
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PA1
21.42
11.711
.472
.311
.790
PA2
21.56
11.631
.410
.341
.809
PA3
21.51
10.789
.720
.675
.737
PA4
21.71
11.562
.680
.632
.749
PA5
20.90
13.188
.579
.463
.775
PA6
21.01
12.774
.520
.666
.778
PA7
21.06
12.814
.493
.684
.782
Scale Statistics Mean
25.07
Variance
15.670
Std. Deviation
3.958
N of Items
7
127
OUTPUT UJI RELIABILITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
%
41
100.0
0
.0
41
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha
.837
.852
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KPO1
4.39
.494
41
KPO2
4.46
.505
41
KPO3
4.37
.581
41
KPO4
4.34
.530
41
KPO5
3.51
.925
41
KPO6
3.90
.664
41
128
Inter-Item Correlation Matrix KPO1
KPO2
KPO3
KPO4
KPO5
KPO6
KPO1
1.000
.560
.448
.242
.427
.272
KPO2
.560
1.000
.771
.609
.603
.362
KPO3
.448
.771
1.000
.559
.573
.484
KPO4
.242
.609
.559
1.000
.604
.382
KPO5
.427
.603
.573
.604
1.000
.450
KPO6
.272
.362
.484
.382
.450
1.000
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation
Scale Mean if Item Deleted
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KPO1
20.59
6.499
.489
.362
.833
KPO2
20.51
5.856
.763
.708
.789
KPO3
20.61
5.594
.743
.650
.786
KPO4
20.63
6.038
.636
.496
.808
KPO5
21.46
4.405
.699
.509
.808
KPO6
21.07
5.920
.500
.295
.833
Scale Statistics Mean
24.98
Variance
7.974
Std. Deviation
2.824
N of Items
6
129
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK (UJI MULTIKOLONIERITAS) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
.223
4.929
Etika
.179
.104
.210
Profesionalisme
.550
.177
.397
Pengalaman Audit
.315
.093
.442
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
T (Constant)
Sig.
Tolerance
VIF
.045
.964
Etika
1.715
.095
.946
1.057
Profesionalisme
3.111
.004
.872
1.147
Pengalaman Audit
3.380
.002
.829
1.207
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
130
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK (UJI NORMALITAS DENGAN GRAFIK P-PLOT)
131
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK (UJI NORMALITAS DENGAN KOLMOGOROV SMIRNOV) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N
41
Normal Parameters
a,,b
Mean
Normal Parametersa,,b
Std. Deviation Most Extreme Differences
Absolute
Most Extreme Differences
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
.729
Asymp. Sig. (2-tailed)
.663
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK (UJI HETEROSKEDASTISITAS DENGAN GRAFIK SCATTERPLOT)
132
OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK (UJI HETEROSKEDASTISITAS DENGAN UJI GLEJSER) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
1.052
3.011
Etika
.040
.064
.100
Profesionalisme
.085
.108
.132
-.098
.057
-.295
Pengalaman Audit a. Dependent Variable: ABS_Res
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
t
Sig.
Tolerance
VIF
(Constant)
.349
.729
Etika
.621
.538
.946
1.057
Profesionalisme
.788
.436
.872
1.147
-1.721
.094
.829
1.207
Pengalaman Audit
a. Dependent Variable: ABS_Res
133
OUTPUT UJI HIPOTESIS (UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) ) Model Summaryb Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.690a
.476
Std. Error of the Estimate
.433
2.126
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
(UJI STATISTIK F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
151.769
3
50.590
Residual
167.207
37
4.519
Total
318.976
40
F
11.195
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
134
OUTPUT UJI HIPOTESIS (UJI STATISTIK t) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.223
4.929
Etika
.179
.104
.210
Profesionalisme
.550
.177
.397
Pengalaman Audit
.315
.093
.442
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
t (Constant)
Sig.
Tolerance
VIF
.045
.964
Etika
1.715
.095
.946
1.057
Profesionalisme
3.111
.004
.872
1.147
Pengalaman Audit
3.380
.002
.829
1.207
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini
135
Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanJenisKelamin
Statistics JenisKelamin
N
Valid
41
Missing
0
Mean
1.24
Std. Error of Mean
.068
Median
1.00
Mode
1
Std. Deviation
.435
Variance
.189
Range
1
Minimum
1
Maximum
2
Sum
51
JenisKelamin Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
31
75.6
75.6
75.6
Perempuan
10
24.4
24.4
100.0
Total
41
100.0
100.0
136
Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanUsia
Statistics Usia
N
Valid
41
Missing
0
Mean
1.59
Std. Error of Mean
.140
Median
1.00
Mode
1
Std. Deviation
.894
Variance
.799
Range
3
Minimum
1
Maximum
4
Sum
65
Usia Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20 - 25 tahun
25
61.0
61.0
61.0
26 - 30 tahun
11
26.8
26.8
87.8
31 - 35 tahun
2
4.9
4.9
92.7
36 - 40 tahun
3
7.3
7.3
100.0
41
100.0
100.0
Total
137
Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanJabatanKerja
Statistics JabatanKerja
N
Valid
41
Missing
0
Mean
4.49
Std. Error of Mean
.079
Median
4.00
Mode
4
Std. Deviation
.506
Variance
.256
Range
1
Minimum
4
Maximum
5
Sum
184
JabatanKerja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Auditor Senior
21
51.2
51.2
51.2
Auditor Junior
20
48.8
48.8
100.0
Total
41
100.0
100.0
138
Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanPendidikanTerakhir
Statistics PendidikanTerakhir
N
Valid
41
Missing
0
Mean
1.98
Std. Error of Mean
.043
Median
2.00
Mode
2
Std. Deviation
.273
Variance
.074
Range
2
Minimum
1
Maximum
3
Sum
81
PendidikanTerakhir Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
2
4.9
4.9
4.9
S1
38
92.7
92.7
97.6
S2
1
2.4
2.4
100.0
41
100.0
100.0
Total
139
Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanPengalamanKerja
Statistics PengalamanKerja
N
Valid
41
Missing
0
Mean
1.93
Std. Error of Mean
.118
Median
2.00
Mode
2
Std. Deviation
.755
Variance
.570
Range
2
Minimum
1
Maximum
3
Sum
79
PengalamanKerja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<1 tahun
13
31.7
31.7
31.7
1 - 3 tahun
18
43.9
43.9
75.6
>3 tahun
10
24.4
24.4
100.0
Total
41
100.0
100.0
140