PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, KEAHLIAN KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEMUNGKINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Bambang Leo Handoko1), Kinanti Ashari Ramadhani2) Universitas Bina Nusantara, Jakarta 1)
e-mail:
[email protected]
1)
e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Related to the fraudulent of financial statements by PT. Kimia Farma, Indosat, and others, so this research would detected fraud committed by company. The purpose of this research is to find influence audit committee independent, financial expertise audit committee and the size of the company against possible fraudulent of financial statements in manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange period 2013-2015.The possibility of fraudulent of financial statements measured by Beneish M-score .The quantitative research with the methodology associative and technical using regression analyzing logistic (logistic regression). 82 company chosen used technique purposive sampling and use secondary data. The result showed audit committee independent and the size of the company no effect on the possibility fraudulent of financial statements and financial expertise audit committee an influence on the possibility fraudulent of financial statements Keywords: independent audit committee, audit committee financial expertise, the size of company, and the possibility of farudelent financial report ABSTRAK Terkait kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan PT.Kimia Farma, Indosat dan lain-lain maka penelitian ini akan mendeteksi kecurangan yang dilakukan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komite audit independen, keahlian keuangan komite audit dan ukuran perusahaan terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Kemungkinan kecurangan laporan keuangan diukur melalui Beneish Mscore. Jenis penelitiannya kuantitatif dengan metode penelitian asosaitf dan teknis analisis datanya menggunakan regresi logistic (logistic regression). 82 perusahaan dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan data sekunder.. Hasil penelitian menunjukkan komite audit independen dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada kemungkinan kecurangan laporan keuangan sedangkan keahlian keuangan komite audit berpengaruh pada kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Kata Kunci: komite audit independen, keahlian keuangan komite audit, ukuran perusahaan, dan kemungkinan kecurangan laporan keuangan
86
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
1.
mencapai
Pendahuluan Perusahaan
adalah
suatu
industri
cabang
manufaktur
industri
Rp
2.097,71
berkontribusi
18,1%
triliun
terhadap
atau PDB
yang
nasional, dengan sumbangan terbesar
mengaplikasikan mesin, peralatan dan
dari sektor makanan dan minuman,
tenaga kerja dan suatu medium proses
barang
untuk mengubah bahan menjadi barang
industri
jadi untuk dijual. Barang jadi yang dijual
tradisional. Angka tersebut meningkat di
dalam hal ini adalah barang jadi yang
bandingkan dengan tahun sebelumnya
dijual kepada pelanggan dalam jumlah
yakni senilai Rp 1.884 triliun atau
yang besar. Dengan kegiatan
memberikan kontribusi 17,8% terhadap
yang
dilakukan, industri manufaktur secara negara. Sehingga
akan lebih
kimia,
alat
angkutan
farmasi,
dan
serta obat
PDB nasional.
langsung berkontribusi pada pendapatan suatu
logam,
Persaingan yang timbul membuat setiap
perusahaan
berusaha
banyak timbulnya resiko kecurangan
meningkatkan kinerja untuk mencapai
(fraud).
tujuan seperti laba yang tinggi. Sehingga
Industri manufaktur yang terdapat
memungkinkan
setiap
perusahaan
di Indonesia merupakan industri yang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
didominasi perusahaan-perusahaan yang
Indonesia
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
manipulasi dalam laporan keuangan
Perusahaan dalam industri manufaktur
mereka.
tersebut
dikelompokkan
menjadi
(BEI)
dalam
melakukan
Salah satu sample dari adanya
beberapa sub sektor industri diantaranya
kecurangan
sektor industri dasar dan kimia, sektor
perusahaan industri manufaktur yaitu
aneka industri dan sektor industri barang
adanya praktik perataan laba oleh PT.
konsumsi.Banyaknya perusahaan dalam
Kimia farma. PT. Kimia farma adalah
industri dan kondisi perekonomian saat
produsen obat–obatan milik pemerintah
ini telah menciptakan suatu persaingan
di Indonesia, diduga PT. Kimia farma
antar perusahaan.
melakukan manipulasi laba bersih dalam
Terbukti Kementrian
dengan
pernyataan
dilakukan
oleh
laporan keuangan tahun 2001 dalam
yang
laporan keuangan tersebut PT. Kimia
menyatakan bahwa sepanjang tahun
farma menghasilkan laba sebesar Rp.
2015
132 Miliar. Tetapi kecurangan tersebut
kinerja
Perindustrian
yang
industri
manufaktur
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
87
akhirnya terbongkar juga, karena setelah
perusahaan terhadap laporan keuangan
dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober
dapat di hindari oleh perusahaan dengan
2002 dalam laporan keuangan yang baru,
di bentuknya Komite Audit (Audit
keuntungan PT. Kimia farma yang
Commite).
sebenarnya hanya sebesar Rp 99,56
mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa
miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6
Keuangan No. 55 /POJK.04/2015 yang
milyar, atau 24,7% dari laba awal yang
menjelaskan pengertian komite audit
dilaporkan Diduga PT. Kimia farma
sebagai berikut : “Komite Audit adalah
melakukan
komite
kecurangan
dengan
Di
yang
menaikkan laba itu adalah untuk menarik
bertanggung
minat
Komisaris
investor
modalnya
di
agar PT.
menanamkan Kimia
Farma
(Davidparsaoran, 2009).
dibentuk jawab
pemeritah
oleh
kepada
dalam
dan
Dewan
membantu
melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris”. Komite audit juga dibentuk
Menurut Holmes et al. (dalam Nurharyanto,
Indonesia
2011:110)
untuk
membantu
dalam
mengawasi
tindak
Direksi dan Tim Manajemen, serta
kecurangan (fraud) adalah suatu salah
memastikan penerapan prinsip-prinsip
saji dari suatu fakta bersifat material
tata
yang diketahui tidak benar atau disajikan
Anggota
dengan
bersifat independen dan tidak memiliki
mengabaikan
kebenaran,
dengan
prinsip-prinsip
perusahaan
dan
Ketua
yang
baik.
Komite
Audit
menipu
koneksi keuangan dengan Perseroan
terhadap pihak lain dan mengakibatkan
selain dari remunerasi yang diterima.
pihak lain tersebut dirugikan. Tindak
Selain itu, mereka juga tidak memiliki
kecurangan
hubungan
atas
maksud
kelola
laporan
keuangan
keluarga
ataupun
bisnis
mencakup perbuatan kesalahan yang
dengan anggota Dewan Komisaris atau
disengaja atas nilai keuangan tertentu
Direksi atau pemegang saham mayoritas
untuk
lain.
menghasilkan
keuntungan
yang
suatu
dan
Wan
(2014)
menyatakan bahwa perusahaan terlibat
mengelabui atau mengecoh pemegang
dalam penipuan pelaporan keuangan
saham maupun kreditor (Nurharyanto,
memiliki kecenderungan lebih tinggi
2011:110).
untuk menyewa lebih banyak direksi laporan
independen untuk komite audit mereka
keuangan yang mungkin terjadi didalam
daripada perusahaan lain dan Kartika dan
88
pada
baik
Kamarudin
guna
Kecurangan
lebih
tampilan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Sudarno (2014) menyatakan pengalaman
/POJK.04/2015, anggota komite audit
pra
disyaratkan independen dan sekurang-
komite
kecenderungan
lebih
pendeteksian keuangan
audit
memiliki
mudah
kecurangan
sehingga
independen
dalam
kurangnya ada satu orang yang memiliki
pelaporan
kemampuan di bidang akuntansi atau
Komite
yang
Audit
keuangan. Selain itu anggota komite
diukur
dengan
audit
kecurangan
laporan
keuangan, bisnis perusahaan khususnya
signifikan
yang terkait dengan layanan jasa atau
terhadap kecurangan laporan keuangan.
kegiatan usaha emiten atau perusahaan
Sedangkan Prasetyo (2014) menyatakan
publik, proses audit, manajemen risiko,
bahwa
audit
dan peraturan perundang-undangan di
independen oleh perusahaan mungkin
bidang pasar modal serta peraturan
hanya
perundang-undangan
pengungkapan keuangan
berpengaruh
pembentukkan dilakukan
regulasi
saja
dan
komite
untuk
memenuhi
Dwiputri
wajib
memahami
laporan
terkait
lainnya.
(2013)
Anisa dan Andri (2012) dan Prasetyo
menyatakan komite audit tidak dibentuk
(2014) mengungkapkan ketika semakin
dengan
banyak anggota komite audit yang
kesadaran
sukarela
oleh
perusahaan dalam upaya meningkatkan
memiliki
tata kelola internal perusahaan yang baik,
akuntansi maka akan semakin efektif
tetapi dikarenakan adanya ketentuan
dalam mengurangi terjadinya kecurangan
undang-undang
pelaporan keuangan sehingga keahlian
adanya
yang
mengharuskan
komite
keahlian
keuangan
dan
audit
dalam
keuangan Komite Audit yang diukur
perusahaansehingga
Komite
Audit
dengan
independen
diukur
dengan
laporan keuangan berpengaruh signifikan
kecurangan
laporan
terhadap kecurangan laporan keuangan.
yang
pengungkapan
pengungkapan
keuangan berpengaruh tidak signifikan
Sedangkan
terhadap kecurangan laporan keuangan.
(2012)
yang
Mustafa
dan
kecurangan
Nourhene
yang mengungkapkan dalam
Selain anggota Komite Audit
penelitiannya bahwa keahlian akuntansi
bersifat
anggota komite audit tidak berpengaruh
independensi,
Komite
Audit juga harus memiliki keahlian di
signifikan
bidang keuangan atau memiliki latar
asset.
belakang
Berdasarkan
menghabiskan waktu yang relatif singkat
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55
meninjau laporan keuangan perusahaan
akuntansi.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
terhadap karena
penyalahgunaan
pertama,
komite
89
dan kontrol. Oleh karena itu, mungkin
Akan tetapi, pandangan kedua menurut
tidak mungkin bahwa bahkan anggota
Watts and Zimmerman (1990) dalam Jao
dengan
(2011:44) memandang ukuran perusahan
keahlian
penyimpangan
dapat
menemukan
akuntansi.
Kedua,
mempunyai positif terhadap manajemen
kehadiran anggota dengan keahlian dapat
laba menyatakan bahwa perusahaan-
menyebabkan
perusahaan besar yang memiliki biaya
anggota
lain
menjadi
kurang waspada.
politik tinggi lebih cenderung memilih
Besar perusahaan
kecilnya juga
mempengaruhi
ukuran
dinilai
terjadinya
dapat
kecurangan
metode akuntansi yang mengurangi laba yang
dilaporkan
perusahaan-perusahaan kecil. Prasetyo
dari sebuah laporan keuangan. Terdapat
(2014)
dua
perusahaan
pandangan
mengenai
ukuran
menemukan yang
perusahaan terhadap kecurangan dari
pengungkapan
sebuah
keuangan
laporan
bahwa
ukuran
diukur
dengan
kecurangan
laporan
keuangan.
Pertama
yang
kecil
terhadap kecurangan laporan keuangan.
melakukan
Kamarudin dan Wan (2014), Lestari dan
ukuran perusahaan dianggap lebih
dibangdingkan
banyak
berpengaruh
praktik manajemen laba dalam hal ini
Wiwin
yaitu
ukuran perusahaan yang diukur dengan
tindakan
kecurangan
laporan
(2014)
signifikan
menemukan kecurangan
bahwa
keuangan, daripada perusahaan besar.
pengungkapan
laporan
Hal ini dikarenakan perusahaan kecil
keuangan berpengaruh tidak signifikan
cenderung ingin memperlihatkan kondisi
terhadap kecurangan laporan keuangan.
perusahaan yang selalu berkinerja baik
Beberapa penelitian yang pernah
agar investor menanamkan modalnya
dilakukan menunjukkan hasil penelitian
pada perusahaan tersebut. Perusahaan
yang
yang besar lebih diperhatikan oleh
meneliti kembali pengaruh dari komite
masyarakat sehingga akan lebih berhati-
audit independen, keahlian keuangan
hati
komite audit, dan ukuran perusahaan
dalam
keuangan perusahaan
melakukan
pelaporan
berbeda-beda.
sehingga
berdampak
terhadap
tersebut
melaporkan
laporan
Peneliti
kemungkinan keuangan. replikasi
kecurangan
Penelitian dari
ingin
ini
kondisinya lebih akurat (Nasution &
merupakan
penelitian
Setiawan, 2007: 10).
Kamaruddin dan Wan (2014) yang menggunakan sampel perusahaan yang
90
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
terdaftar di Bursa Malaysia periode
mengurangi
2005-
kemungkinan
Keuangan oleh perusahaan-perusahaan
keuangandiukur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010.
Variabel
kecurangan
laporan
menggunakan perhitungan Beneish Mscore. Sedangkan variabel komite audit independen, keahlian keuangan komite audit serta ukuran perusahaan diukur dari laporan komite audit dan total asset. Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian dari Kamaruddin dan Wan (2014) yaitu periode yang dipakai antara tahun
2013-2015,
menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia,
menambahkan
variabel
dan ukuran
perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk
mengetahui
komite
audit
independen, keahlian keuangan kmite audit dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Manfaat yang ingin dicapai
yaitu
(1)
dapat
menambah
pengetahuan dan wawasan, serta melatih penulis dalam menerapkan teori yang telah didapat di bangku kuliah; (2) dapat meningkatkan
kemampuan
untuk
berpikir kritis terhadap permasalahan yang
terjadi
dibidang
finansial
perusahaan; dan (3) dapat digunakan sebagai evaluasi mengenai seberapa penting keberadaan Komite Audit dalam
kecurangan
Pelaporan
(BEI) 2013-2015. 2.
Kajian Literatur
2.1
Perusahaan
dan
Ukuran
perusahaan Menurut Molengraaff dalam Sekaran (2013:31-32)
Pengertian
Perusahaan adalah
keseluruhan
perbuatan yang dilakukan secara terusmenerus,
untuk
memperoleh
penghasilan, bertindak
keluar, dengan
cara memperdagangkan, menyerahkan atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.
Pengertian
disini
mempersoalkan
tidak
perusahaan tentang
perusahaan sebagai badan usaha, namun justru perusahaan sebagai perbuatan, jadi terkesan hanya meliputi kegiatan usaha. Menurut Polak dalam Sekaran (2013:32), pengertian perusahaan dari sudut komersil artinya baru dikatakan perusahaan
apabila
perhitungan
laba
diperkirakan
rugi
dan
diperlukan yang
dicatat
dapat dalam
pembukuan. Yang dimaksud dengan Laba adalah tujuan utama dari setiap perusahaan, jika tidak demikian berarti bukan
perusahaan
mempersoalkan
dan
perusahaan
tidak sebagai
badan usaha.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
91
Sebuah perusahaan dapat diukur
utama dari teori keagenan bahwa tujuan
dari berbagai metode atau cara antara
principal dan tujuan agen yang berbeda
lain dinyatakan dengan total aktiva, nilai
dapat
pasar saham, total income dan lain-lain.
manajer perusahaan cenderung untuk
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan
mengejar tujuan pribadi, hal ini dapat
diukur dengan menggunakan total asset
mengakibatkan kecenderungan manajer
yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran
untuk memfokuskan pada proyek dan
perusahaan dapat diukur dengan berbagai
investasi perusahaan yang menghasilkan
cara, antara lain jumlah karyawan, total
laba yang tinggi dalam jangka pendek
aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi
daripada memaksimalkan kesejahteraan
pasar. Pengukuran dengan menggunakan
pemegang saham melalui investasi di
total aset digunakan sebagai proksi
proyek-proyek
ukuran
jangka panjang.
perusahaan
dengan
memunculkan
yang
konflik
karena
menguntungkan
mempertimbangkan bahwa nilai aset
Menurut Vidyantie dan Handayani
relatif lebih stabil dibandingkan dengan
(2006) dalam Imanta (2011:69-70), teori
nilai
keagenan mengasumsikan bahwa setiap
pasar
dan
penjualan
(Dwikusumowati, 2013:2-3).
individu
dalam
perusahaan
hanya
bertindak atas dasar kepentingan mereka 2.2
Teori Keagenan (Agency Theory)
masing-masing.
Teori keagenan (agency theory)
sebagai principal diasumsikan hanya
dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling
tertarik pada pengembalian yang sebesar-
pada
besarnya
tahun
1996.
Menurut
Scott
dan
Pemegang
secepat-cepatnya
saham
atas
(2012:335-336) dia menjelaskan bahwa
investasi mereka, yang salah satunya
teori keagenan
adalah cabang dari
tercermin dengan kenaikan porsi dividen
“game theory”yang mempelajari bentuk
dari tiap saham yang dimiliki. Sedangkan
kontrak untuk memotivasi pemikiran
agent diasumsikan termotivasi untuk
manager (agent) agar bertindak atas
meningkatkan insentif atau kompensasi
nama pemegang saham (principal) ketika
yang diperoleh dari setiap kemampuan
terjadinya konflik kepentingan manager
yang telah dikeluarkan.
(agent)yang
para
Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemegang saham (principal). Menurut
perbedaan kepentingan antara manager
Wiyarsi (2012:8-9) Salah satu asumsi
(agent)
92
berbeda
dengan
dengan
pemegang
saham
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
(principal)
terjadi
ketika
manager
3.
Bukan merupakan orang
melakukan manipulasi atau kecurangan
mempunyai
pada
tanggungjawab
laporan
menaikkan
keuangan
atau
dengan
menurunkan
laba
yang
wewenang
dan untuk
merencanakan, memimpin,
perusahaan untuk kepentingan sendiri.
atau
mengendalikan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik dalam
2.3
Komite Audit Independen
waktu 6 (enam) bulan terakhir
Yang di maksud dalam komite
sebelum diangkat oleh Komisaris,
audit independen adalah anggota komite adudit bekerja secara independen yang
kecuali Komisaris Independen. 4.
Tidak mempunyai saham baik
tidak terkait dengan perusahaan dimana
langsung maupun tidak langsung
anggota
pada
Peraturan No.
tersebut
bekerja.
Otoritas
Jasa
55/POJK.04/2015
Menurut
Anggota
Komite
Perusahaan
Publik. Dalam hal anggota Komie
menyatakan
Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam
Audit
paling
jangka
waktu
paling
lama
6
kurang terdiri dari 3 (tiga) orang
(enam)bulan setelah diperolehnya
anggota
saham tersebut wajib mengalihkan
yang
berasal
dari
Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan 2.
atau
Keuangan
persyaratan independen yaitu: 1.
Emiten
kepada pihak lain. 5.
Tidak mempunyai : a) Hubungan
Publik.
keluarga karena perkawinan dan
Bukan merupakan orang dalam
keturunan sampai derajat kedua,
Kantor Akuntan Publik, Kantor
baik secara horizontal maupun
Konsultan Hukum, atau pihak lain
vertical dengan Komisaris, Direksi,
yang memberikan jasa audit, jasa
atau
non audit dan atau jasa konsultasi
Emiten atau Perusahaan Publik. b)
lain
atau
Tidak memiliki hubungan usaha
yang
baik
kepada
Perusahaan bersangkutan
Emiten Publik dalam
waktu
6
Pemegang
langsung
maupun
Utama
tidak
langsung yang berkaitan dengan
(enam) Bulan terakhir sebelum
kegiatan
diangkat oleh Komisaris.
Perusahaan Publik.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Saham
usaha
Emiten
atau
93
Beberapa penjelasan di atas, peneliti
bidang akuntansi atau keuangan. NYSE
menyimpulkan
Independensi
yakin keberadaan ahli akuntansi atau
adalah suatu sikap yang tidak memihak
keuangan akan memberdayakan komite
atau berdiri sendiri. Dalam hal ini yang
audit untuk melakukan penilaian secara
berarti seorang anggota Komite Audit
independen
haruslah tidak di kendalikan ataupun
diterimanya, mengenali permasalahan
terpengaruh oleh pihak lainnya yang
dan mencari solusi yang tepat.
bahwa
atas
informasi
yang
berkepentingan. Dan tidak merangkap pekerjaan dalam satu perusahaan.
2.5
Kecurangan (Fraud) Kecurangan (fraud) terdiri dari
2.4
Keahlian
Keuangan
Komite
berbagai bentuk dan cara, serta banyak sekali para ahli yang mendefinisikan
Audit Berdasarkan
Otoritas
fraud. Berikut ini merupakan definisi
Jasa Keuangan No. 55 /POJK.04/2015,
fraud menurut para ahli. Definisi fraud
anggota
disyaratkan
menurut Tuanakotta (2013:28) ialah:
independen dan sekurang-kurangnya ada
“Penipuan ialah setiap tindakan ilegal
satu orang yang memiliki kemampuan di
yang
bidang akuntansi atau keuangan. Selain
penyembunyian
itu
kepercayaan.”
komite
anggota
Peraturan audit
komite
audit
wajib
ditandai
dengan
tipu
atau
daya,
pelanggaran
Tindakan
ini
tidak
memahami laporan keuangan, bisnis
tergantung pada penerapan ancaman
perusahaan
kekerasan atau kekuatan fisik. Penipuan
khususnya
yang
terkait
dengan layanan jasa atau kegiatan usaha
yang dilakukan oleh
Emiten atau Perusahaan Publik, proses
organisasi
audit, manajemen risiko, dan peraturan
kekayaan atau jasa; untuk menghindari
perundang-undangan di bidang Pasar
pembayaran atau kerugian jasa; atau
Modal
untuk mengamankan keuntungan bisnis
serta
peraturan
perundang-
undangan terkait lainnya.
untuk
individu,
memperoleh
dan uang,
pribadi.”
New York Stock Exchange dalam
Definisi fraud menurut Johnstone
standarnya mensyaratkan semua anggota
et al. (2014:34) ialah “Penipuan adalah
komite audit dapat membaca laporan
tindakan
keuangan dan sekurang-kurangnya ada
pelaku penipuan yang menghasilkan
satu orang yang memiliki keahlian di
bahan salah saji laporan keuangan.”
94
disengaja
yang melibatkan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Definisi fraud menurut Arens et al. (2012:336-337)
ialah:
2.
“Penipuan
melakukan fraud (opportunity)
didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja.” Kecurangan
(fraud)
Peluang atau kesempatan untuk Sebuah kesempatan yang dirasakan
untuk pada
melakukan
menyembunyikan,
penipuan,
atau
menghindari
dasarnya tidak begitu saja terjadi dalam
dihukum adalah elemen kedua dari
suatu perusahaan. Namun fraud dapat
Fraud Triangle.
terjadi karena berbagai penyebab dan kemungkinan
yang dijadikan
alasan
3.
Dalih
untuk
membenarkan
untuk melakukan tindakan fraud. Berikut
tindakan fraud (rationalization)
ini teori yang saya gunakan sebagai
Pelaku
penipuan
memerlukan
referensi untuk melihat bagaimana fraud
rasionalisasi agar tindakan mereka dapat
itu bisa terjadi.
diterima .Rasionalisasi Dennis adalah dua: (1) ia tidak percaya apa yang dia lakukan adalah "ilegal," meskipun ia mengakui itu bukan tindakan yang etis; dan (2) ia percaya ia akan mendapatkan warisan dan mampu membayar kembali uangnya.
Gambar 2.1 Segitiga Fraud(Fraud Triangle) Sumber : W. Steve Albrecht et.al (2012)
Segitiga Fraud (Fraud Triangle) menurut
W.
Steve
Albrecht
et.al
(2012:36-49) terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi: 1.
Insentif
atau
tekanan
untuk
melakukan fraud (pressure) Tekanan adalah motivasi individu untuk melakukan penipuan atas nama mereka sendiri.
hanya
Dalam pinjaman,
pemikirannya, dan
dia
sementara
metodenya pinjaman itu mungkin etis, karena ia akan membayar hutang. Fraud yang ada dalam pelaporan keuangan terjadi dengan menggunakan berbagai cara dan bentuk. Dimana seorang auditor akan terkecoh dalam melakukan pemeriksaan terhadap hal tersebut. Berikut merupakan bentukbentuk fraud menurut para ahli. Menurut Johnstone et al. (2014:34-35) bentuk fraud terdiri dari:
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
95
1.
Misstatements
Arising
From
a. Manipulasi, perubahan
saji Timbul Dari Penyalahgunaan
atau mendukung dokumen b. Keliru
Penyalahgunaan aset terjadi ketika
penipuan
akuntansi
kelalaian transaksi,
dari atau
informasi orang penting lainnya
suatu aset organisasi. Penyelewengan skema
atau
peristiwa,
pelaku mencuri atau menyalahgunakan adalah
catatan
atau
Misappropriation of Assets (Salah Aset)
aset
pemalsuan,
c. Penyalahgunaan
yang
disengaja
prinsip akuntansi
dominan dilakukan terhadap usaha kecil dan para pelaku biasanya karyawan.
2.6
Pengaruh
Komite
Penyalahgunaan aset biasanya terjadi
Independen
ketika karyawan:
Kemungkinan
a. Mendapatkan akses ke uang
b. Memanipulasi pengeluaran kas melalui perusahaan palsu.
Kecurangan
Dalam hubungan antara agen dan prinsipal, akan timbul masalah jika terdapat
informasi
yang
asimetri
(information asymetry). Scott (2009:234-
c. Mencuri persediaan atau aset
235) menyatakan apabila beberapa pihak
lain dan memanipulasi catatan
yang terkait dalam transaksi bisnis lebih
keuangan
memiliki
untuk
menutupi
penipuan. 2.
Terhadap
Pelaporan Keuangan
tunai dan memanipulasi akun untuk menutupi pencurian kas.
Audit
informasi
daripada
pihak
lainnya, maka kondisi tersebut dikatakan
Misstatements
from
sebagai asimetri informasi. Asimetri
Fraudulent Financial Reporting
informasi dapat berupa informasi yang
(Salah saji Transaksi Penipuan
terdistribusi dengan tidak merata diantara
Pelaporan Keuangan)
manajemen (agent) dan pemegang saham
Manipulasi secara sengaja terhadap
(principal),
laporan
hasil
mengutarakan
Arising
keuangan kondisi
dengan ekonomi
prinsipal
serta untuk
tidak
mungkinnya
mengamati
secara
langsung usaha yang dilakukan oleh
organisasi yang salah pada pelaporan
agen.
keuangan. Tiga cara umum kondisi
cenderung melakukan perilaku yang
penipuan laporan keuangan dapat terjadi
tidak
antara lain:
behaviour). Salah satu disfunctional
96
Hal
ini
menyebabkan
semestinya
agen
(disfunctional
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
behaviour yang dilakukan manajemen (agent)
adalah
pemanipulasian
2.7
data
Pengaruh Keahlian Keuangan Komite
Audit
Terhadap
dalam laporan keuangan agar sesuai
Kemungkinan
dengan
Pelaporan Keuangan
harapan
pemegang
saham
(principal) meskipun laporan tersebut tidak
menggambarkan
kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Menurut Kamarudin
Sesuai (theory
Kecurangan
dengan
teori
agency),
menurunkan
keagenan
untuk
asimetri
dapat
informasi
dan
dan Wan
menjembatani kepentingan manajemen
(2014:508-509) mengemukakan bahwa
(agent) dan pemegang saham (principal),
seorang
Komite
anggota
komite
audit
Audit
memiliki
independen yang ditunjuk oleh dewan
kemampuan
adalah seseorang yang tidak memiliki
meningkatkan
hubungan pribadi atau keuangan dengan
dengan
perusahaan dan eksekutif puncaknya.
Keuangan No. 55 /POJK.04/2015 yang
Sebuah organisasi yang memiliki komite
menyatakan
audit
akan
Audit wajib memliki paling sedikit 1
mampu mengurangi manipulasi laba.
(satu) anggota yang berlatar belakang
Komite audit independen lebih efektif
pendidikan dan keahlian di bidang
daripada komite tanpa independensi
akuntansi dan keuangan. Hal ini di
dalam
untuk
maksudkan agar anggota Komite audit
eksekutif
mampu memeriksan dan menganalisis
sepenuhnya
independen
menjalankan
mencegah
tugasnya
kesalahan
oleh
puncak dalam organisasi. Maka dari itu,
yang
harus
memadai
untuk
efektivitasnya.
Sesuai
Peraturan bahwa
Otoritas anggota
Jasa Komite
informasi keuangan.
tersusun hipotesis:
Raghunandan et al. (2001) dalam Prasetyo (2014:4), menemukan bahwa
H1:
Komite
Audit
Independen
komite audit terdiri dari setidaknya satu
berpengaruh signifikan terhadap
anggota
memiliki
latar
belakang
Kecurangan Pelaporan Keuangan
keuangan atau akuntansi lebih cenderung untuk (1) mengadakan pertemuan lebih lama dengan kepala auditor internal; (2) menyediakan akses pribadi untuk kepala auditor internal; dan (3) memeriksa proposal audit internal dan hasil-hasil
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
97
audit internal. Maka dari itu, tersusun
butir-butir laporan keuangannya karena
hipotesis:
mereka memiliki lebih banyak informasi
H2:
Keahlian Audit
Keuangan
berpengaruh
Komite
yang dapat diungkapkan di bandingkan
signifikan
perusahaan berukuran kecil. Maka dari
terhadap Kecurangan Pelaporan
itu, tersusun hipotesis:
Keuangan
H3:
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan
2.8
Pelaporan Keuangan
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Kemungkinan
Kecurangan
Pelaporan
Komite Audit Independen (XI)
Keuangan Terjadinya antara
asimetri
manajemen
pememang
saham
informasi
(agent)
dan
(principal)
yang
Kemungkinan Kecurangan Pelaporan Keuangan
Keahlian Keuangan Komite Audit (X2)
(Y) Ukuran Perusahaan (X3)
terjadi didalam perusahaan salah satunya dapat didasari dengan ukuran dari sebuah perusahaan. Perusahaan yang besar lebih cenderung memiliki jumlah transaksi dan
3.
Metode Penelitian
informasi yang lebih luas sedangkan
Dalam penelitian ini pengukuran
perusahaan yang kecil lebih cenderung
variabel dipenden yaitu kemungkinan
memiliki transaksi dan informasi yang
kecurangan
lebih sempit. Artinya sebuah perusahaan
variabel
dengan
dimana
ukuran
yang
besar
dapat
keuangan dikotomus
variabel
menggunakan (dhicotomous)
dikotomus
hanya
meningkatkan asimetri informasi yang
menggunakan
terjadi di bandingkan dengan perusahaan
Penggunaan variabel dikotomus dalam
dengan ukuran kecil.
variabel
angka dependen
1
dan
0.
disebabkan
Wallace et al. (1994) dalam Devi
perhitungan variabel yang menggunakan
dan Ketut (2014:477) ukuran perusahaan
rumus Beneish M-score untuk setiap
dapat
penelitian dan adanya kriteria dalam
mempengaruhi
pengungkapan Perusahaan
laporan
keuangannya.
berukuran
pengambilan
sample.
Sehingga
besar
perusahaan yang terindikasi melakukan
cenderung lebih banyak mengungkapkan
kecurangan laporan keuangan ditandai
98
yang
kelengkapan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
dengan nilai 1 dan perusahaan yang terindikasi
melakukan
3.2
kecurangan
Populasi dan Teknik Pengambilan Sample
laporan keuangan ditandai dengan nilai
Populasi
penelitian
ini
adalah
0. Metode penelitian ini menggunakan
seluruh perusahaan yang terdaftar di
Regresi Logistik disebabkan pengukuran
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-
data variabel dikotomus pada variabel
2015. Sedangkan pengambilan sampel
dependen
dalam penelitian ini menggunakan teknik
dibandingkan
akan
lebih
dengan
akurat
menggunakan
metode regresi yang lain.
purposive sampling dengan kriteria. 1.
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3.1
Sumber dan Jenis Data
tahun 2012-2015. Karena untuk
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan
penghitungan
kuantitatif (data berupa angka) dengan
M-score diperlukan data tahun
data yang diperoleh merupakan data
sebelumnya
sekunder. Dimana data diperoleh dari
Perusahaan
yang
sumber yang telah tersedia yaitu di
melakukan
kecurangan
www.idx.co.id. Sifat penelitian pengujian
ketika
hipotesis, karena pengujian hipotesis
memiliki nilai Beneish M Score > -
biasanya menjelaskan sifat hubungan
2.22 selama 2 tahun berturut-turut.
tertentu. Dalam penelitian ini objek penelitian
yang
digunakan
2.
3.
yaitu
perusahaan
Perusahaan
yang
adalah tersebut
menggunakan
mata uang Rupiah (Rp) dalam
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
diindikasikan
laporan keuangannya 4.
Perusahaan yang memiliki laporan
tahun 2013-2015. Data yang digunakan
yang lengkap mengenai Komite
yaitu laporan tahunan yang di publikasi
Audit
setiap tahunnya. Data yang digunakan
5.
Perusahaan
yang
mempunyai
dalam laporan tahunan yaitu terkait
laporan keuangan yang lengkap
denganlaporan komite audit dan total
setiap tahunnya (annual report)
asset perusahaan.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
99
3.3
Definisi Operasi Variabel
2.
Variabel Independen
Dalam
a.
Komite Audit Independen
variabel
penelitian
yang
ini
digunakan
variabeldijabarkan
sebagai berikut: 1.
Berdasarkan
Peraturan
Otoritas
Jasa Keuangan No. 55 /POJK.04/2015,
Variabel Dependen
independensi dari setiap anggota komite
Variabel dependen yang digunakan
audit diukur dengan persyaratan:
dalam penelitian ini adalah kecurangan. Dalam
penelitian
ini,
kecurangan
1)
Bukan
merupakan
orang dalam
Kantor Akuntan Publik, Kantor
dikhususkan kecurangan atas laporan
Konsultan
keuangan. Terdapat dua kategori yaitu
Penilai Publik atau pihak lain yang
perusahaan yang melakukan kecurangan
memberi jasa assurance, jasa non-
(fraud) dan perusahaan yang tidak
assurance, jasa penilai dan/atau jasa
melakukan
kecurangan
konsultasi lain kepada Emiten atau
Perusahaan
dikategorikan
(non
fraud).
melakukan
Hukum,
Perusahaan
Kantor
Publik
Jasa
yang
kecurangan apabila memiliki Beneish M-
bersangkutan dalam waktu 6 (enam)
Score
bulan terakhir.
>
-2.2
yakni
perusahaan
diindikasikan melakukan manipulasi atas pendapatannya.
Variabel
menggunakan
variabel
ini
diukur
dikotomus
2) Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik;
dengan kategori 1 bagi perusahaan yang
3) Dalam hal anggota Komite Audit
diindikasikan melakukan kecurangan dan
memperoleh saham Emiten atau
0
tidak
Perusahaan Publik baik langsung
diindikasikan melakukan kecurangan.
maupun tidak langsung akibat suatu
Rumus
peristiwa
bagi
perusahaan yang
yang
digunakan
(Gaspersz,
2013:65-67)
hukum,
maka
saham
tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu
Rumus 1: Beneish M-Score = -4,840 + 0,920 DSRI + 0,528 GMI + 0,404 AQI + 0,892 SGI + 0,115 DEPI – 0,172 SGAI – 0,327 LVGI + 4,697 TATA.
paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut. 4) Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang
100
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Saham
Utama
Emiten
atau
Perusahaan Publik tersebut; dan langsung
maupun
anggota
yang
menyebutkan
berlatar
belakang
tidak
pendidikan dan keahlian di bidang
langsung yang berkaitan dengan
akuntansi dan/atau keuangan. penelitian
kegiatan
ini
usaha
Emiten
atau
diukur
dengan
menggunakan
Perusahaan Publik tersebut.
indikator persentase anggota kehalian
Independensi dimaksudkan untuk
keuangan komite audit terhadap jumlah
memelihara
seluruh anggota komite audit.
integritas
serta
pandangan
yang objektif
laporan
serta
dalam
Keahlian Keuangan Komite Audit
penyusunan
=
rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang
c.
tidak memihak serta obyektif dalam menangani
suatu
permasalahan.
Independensi komite audit pada penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan indikator persentase anggota
komite
audit
yang
independen terhadap jumlah seluruh
Ukuran perusahaan (SIZE) adalah
=
besar
kecilnya
Jumlah Anggota Komite Audit Independen Jumlah Anggota Komite Audit
Keahlian Keuangan Komite Audit berdasarkan
latar
Pada
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dari jumlah total aset perusahaan sampel. Ukuran
perusahaan
menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut: SIZE : Logaritma
belakang
natural
of
Total Asset
Keahlian keuangan Komite Audit diukur
perusahaan.
rata-rata total aktiva. Secara matematis
anggota komite audit. Independensi Komite Audit
Jumlah Anggota Keahlian Keuangan Jumlah Anggota Komite Audit
Ukuran Perusahaan
independen cenderung lebih adil dan
b.
yang
bahwa wajib memiliki paling kurang satu
5) Tidak mempunyai hubungan usaha baik
55/POJK.04/2015
3.1
Metode Analisis Data Pengujian
pengetahuan dan pengalaman di bidang
penelitian
pengetahuan
analisis regresi logistik. Yang dilakukan
Otoritas
Jasa
Peraturan
Keuangan
No.
menggunakan
hipotesis
keuangan yang dimiliki. Pengukuran berdasarkan
ini
untuk
teknik
dalam pengujian regresi logistik yaitu
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
101
Menilai Keseluruhan Model (Overall
2,2 diindikasikan
Model Fit), Menguji Kelayakan Model
tidak melakukan
Regresi, Menguji koefisien determinasi,
kecurangan (0)
Matriks Klasifikasi, Uji Multikorenalitas, dan Menguji Koefisien Regresi. Ghozali
: Konstanta
α
INDEPENDENCE : Presentase komite
(2013:333-343)
independen COMPETENCE
3.2
: Presentase
Analisis Regresi Logistik
keahlian
Untuk mengukur pengaruh Komite
keuangan komite
Audit independen, keahlian keuangan Komite Audit dan ukuran perusahaan terhadap
kemungkinan
audit SIZE
: Ukuran perusahaan
kecurangan
regresi logistik. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: FRAUD
: Error
ε
4.
Analisis dan Pembahasan
4.1
Pengambilan Sample Penelitian Populasi yang digunakan dalam
= α + β1INDEPEDENCE+ β2COMPETENCE +
penelitian
ini
adalah
perusahaan
manurfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.
β3SIZE + ε
Dengan adanya kriteria penelitian yang
Keterangan: FRAUD
dari
total asset
laporan keuangan dilakukan analisis
: Dinilai dari hasil formulasi Beneish M Score Model
ditentukan maka pada table dibawah ini menunjukkan
proses
pengambilan
sample penelitian. Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Perusahaan yang
Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di
memiliki
BEI tahun 2013 – 2015
Score
M>-2,2
Perusahaan yang data laporan keuangannya tidak lengkap dan tidak disajikan dalam rupiah
diindikasikan
Perusahaan yang tidak memiliki laporan komite
melakukan
audit yang lengkap
kecurangan
(1)
dan M-Score < -
102
audit
145 (40) (23)
Jumlah perusahaan sampel
82
Total tahun pengamatan
3
Jumlah total sampel pengamatan
246
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Dari 145 perusahaan yang terdaftar hanya
82
perusahaan
saja
1.00 untuk perusahaan manipulator
yang
dan nilai 1.00 dan nilai tertinggi
digunakan sebagai sample penelitian
1.00
dengan 246 data observasi yang terbagi
manipulator.
menjadi 2 kategori yaitu kategori 1
manipulator memiliki nilai rata-
adalah
terindikasi
rata sebesar 0.9672 (96.72%) dan
melakukan kecurangan laporan keuangan
standar deviasi 0.12480 sedangkan
(fraud) dan kategori 0 adalah perusahaan
pada
yang
memiliki rata-rata 1.000 (100%)
perusahaan
tidak
kecurangan
yang
terindikasi laporan
melakukan
keuangan
(non
untuk
perusahaan Pada
non
perusahaan
perusahaan
non
fraud
dan standar deviasi 0.000. Hal ini
fraud).
dapat dianalisis bahwa dari seluruh observasi yang ada, komite audit
4.2
yang berada dalam perusahaan non
Statistik Deskriptif Pada
tabel
di
bawah
ini
manipulator
beranggota
komite
menampilkan hasil statistik deskriptif
audit independen secara penuh
dari 82 perusahaan yang meliputi nilai
karena memiliki rata-rata 100%,
minimum, maksimum dan rata-rata dari
lebih besar dari komite audit
masing-masing variabel.
independen di perusahaan fraud sebesar 96.72%.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
2.
Variabel keahlian keuangan komite audit (COMPETENCE) memiliki nilai
terendah
0.00
dan
nilai
tertinggi 1.00 untuk perusahaan manipulator dan nilai 0.33 dan nilai
tertinggi
1.00
untuk
perusahaan non manipulator. Pada perusahaan manipulator memiliki Berikut adalah penjelasan hasil statistik
nilai
deskriptif:
(72.33%)
1.
Variabel komite audit independen
0.27954
(INDEPENDENCE) memiliki nilai
perusahaan non fraud memiliki
terendah 0.33 dan nilai tertinggi
rata-rata 0.8233 (82.33%) dan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
rata-rata dan
sebesar
0.7233
standar
deviasi
sedangkan
pada
103
standar deviasi 0.19988. Hal ini
antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada
dapat dianalisis bahwa dari seluruh
awal (Block Number = 0) dengan nilai -2
observasi
Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
yang
ada,
keahlian
keuangan komite audit yang berada
number=
dalam perusahaan non manipulator
Likelihood
didominasi oleh anggota komite
penurunan ini dapat diartikan bahwa
audit
dengan adanya penambahan variabel
yang
memiliki
keahlian
1).
Penurunan
(-2LL)
-2
sebesar
23,182
keuangan atau akuntansi karena
independen
memiliki rata-rata 82.33%, lebih
independen, keahlian keuangan komite
besar dari komite audit independen
audit, dan ukuran perusahaan yang
di
dimasukkan ke dalam model dapat
perusahaan
fraud
sebesar
72.33%.
yaitu
Log
komite
audit
memperbaiki model fitpenelitian ini serta menunjukkan keseluruhan model regresi
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai terendah 25.62 dan nilai tertinggi
31.78
manipulator perusahaan
untuk
dimana terkecil
logistik yang digunakan adalah model yang baik atau fit dengan data.
perusahaan
nilai
Pada hasil Menguji Kelayakan
ukuran
Model Regresi menunjukkan bahwa
oleh
besarnya nilai statistics Hosmer and
dimiliki
Lionmesh Prima Tbk dan nilai ukuran
Lemeshow
perusahaan
10.157714
terbesar
dimiliki
oleh
Goodness-of-fit dengan
sebesar
probabilitas
Gudang Garam Tbk. Sedangkan nilai
signifikansi 0.254131 yang nilainya jauh
24.31818 dan nilai tertinggi 31.150908
di atas 5% atau 0.05. Dengan demikian
untuk
dapat disimpulkan bahwa model mampu
perusahaan
non
manipulator
dimana nilai ukuran perusahaan terkecil
memprediksi
nilai
dimiliki oleh Siwani Makmur Tbk dan
cocok dengan data observasinya (Ho
nilai ukuran perusahaan terbesar dimiliki
diterima), berarti model dinyatakan layak
oleh Indofood Sukses Makmur Tbk.
untuk
digunakan
observasi
karena
dalam
analisis
menguji
koefisien
selanjutnya. 4.3
Pengujian Regresi Logistik
Pada
Pada hasil Menilai Keseluruhan Model
(Overall
menggambarkan 104
Model
perbandingan
hasil
determinasi menunjukkan besarnya nilai
Fit)
koefesien determinasi pada model regresi
nilai
logistik
ini
ditunjukkan
oleh
nilai
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R
melakukan kecurangan laporan keuangan
Square adalah sebesar 0,125. Hal ini
dari total 81 perusahaan yang terindikasi
berarti bahwa variable dependen yaitu
melakukan
yang dapat dijelaskan oleh variable-
keuangan.
Kekuatan
variabel independen dalam penelitian ini
perusahaan
yang
sebesar
sisanya
melakukan kecurangan laporan keuangan
sebesar 87,5% dijelaskan oleh variabel-
adalah sebesar 95,2%, yang berarti
variabel lain di luar model penelitian.
bahwa dengan model regresi
Berarti variabel independen yaitu komite
digunakan ada sebanyak 8 perusahaan
audit independen, keahlian keuangan
yang
komite audit, dan ukuran perusahaan
melakukan kecurangan laporan keuangan
menjelaskan
variabel
dari total 165 perusahaan yang tidak
kemungkinan
kecurangan
12,5%
keuangan
sedangkan
12,5%
dependen
sedangkan
kecurangan
diprediksi
laporan
prediksi tidak
model
terindikasi
tidak
yang
terindikasi
laporan
terindikasi
melakukan
kecurangan
sisanya
laporan keuangan. Dalam Interprestasi
sebesar 87,5% dijelaskan oleh variabel-
regresi logistic Tabel 4.6
variabel lain di luar model penelitian.
memberikan nilai overall percentage
Pada
hasil
klarifikasi
sebesar (157+16)/246 = 70,33% yang
menunjukkan kekuatan prediksi dari
berarti ketepatan model penelitian ini
model
adalah sebesar 70,33%.
regresi
kemungkinan
matriks
di atas
untuk
memprediksi
kecurangan
keuangan
yang
perusahaan.
Kekuatan
laporan
hasil
Uji
oleh
Multikolineritas menunjukkan tidak ada
dari
nilai koefisien korelasi antar variabel
memprediksi
independen yang nilainya diatas 0,90.
melakukan
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
kecurangan
diberikan oleh Imam Ghozali yang
laporan keuangan adalah sebesar 19.8%.
menyatakan bahwa variabel tidak terjadi
Hal ini menunjukkan bahwa dengan
korelasi
menggunakan
yang
Sehingga dapat disimpulakan bahwa
16
tidak ada gejala multikolineritas antar
model
regresi
kemungkinan terindikasi
digunakan,
dilakukan
Kemudian
prediksi
untuk perusahaan
melakukan
model terdapat
regresi sebanyak
perusahaan yang diprediksi terindikasi
jika
nilainya
diatas
0.90
variabel independen.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
105
4.4
Pengujian Model Regresi
4.5
Dalam pengujian regresi logistik dalam
penelitian
ini
Pengaruh
Komite
Independen
menggunakan
Audit terhadap
Kemungkinan
Kecurangan
tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%).
Laporan Keuangan
Dengan menguji koefisien regresi maka
Pada hasil regresi logistic (logistic
dapat diketahui sejauh mana variabel
regression) yang telah dilakukan terdapat
independen berpengaruh pada variabel
hasil dimana variabel INDEPENDENCE
dependen. Apabila signifikansi p-value
(Komite
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis
menunjukkan koefisien sebesar -64.266
ditolak (variabel independen tersebut
yang artinya variabel komite audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap
independen memiliki pengaruh negatif
variabel dependen), sedangkan apabila
pada kemungkinan kecurangan laporan
signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05
keuangan. Nilai signifikansi dari hasil
maka
diterima
regresi sebesar 9.999 lebih besar dari
tersebut
signifikansi
hipotesis
(variabel
alternatif
independen
Audit
Independen)
5% atau 0.05 yang dapat
berpengaruh signifikan terhadap variabel
disimpulkan bahwa variabel komite aduit
dependen).
pengujian
independen tidak berpengaruh signifikan
persamaan regresi logistik diperoleh
terhadap indikasi kecurangan laporan
model regresi pada tabel 4.3 berikut
keuangan. Hasil yang negatif yang tejadi
Dari
hasil
menjelaskan bahwa semakin banyaknya Tabel 4.3 Hasil Pengujian Regresi Logistik
jumlah anggota komite audit independen tidak
secara
kecurangan
efektif
laporan
mengurangi
keuangan
pada
perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55 /POJK.04/2015 yang menyatakan perusahaan atau emiten publik wajib memiliki komite audit dan anggotanya sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang dimana satu orang komisaris independen dan dua orang lainnya dari berasal dari 106
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
luar emiten atau perusahaan publik.
variabel keahlian keuangan komite audit
Dengan kata lain, anggota komite audit
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55
harus independen.
/POJK.04/2015 yang menyatakan bahwa
Penelitian
ini
sejalan
dengan
anggota komite wajib memiliki paling
peneltian dari Prasetyo (2014) dan
sedikit 1 (satu) anggota yang berlatar
Dwiputri (2013) yang menunjukkan
belakang pendidikan dan keahlian di
bahwa Komite Audit Independen tidak
bidang akuntansi dan keuangan.
berpengaruh signifikan terhadap indikasi
Penelitian
ini
sejalan
dengan
atau kemungkinan kecurangan laporan
peneltian dari Prasetyo (2014) dan
keuangan. Akan tetapi hasil penelitian ini
Annisa
tidak
menunjukkan bahwa keahlian keuangan
sejalan
dengan
penelitian
Kamarudin dan Wan (2014)
dan
Andri
(2012)
yang
Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap indikasi atau kemungkinan
4.6
Pengaruh Keahlian Keuangan
kecurangan laporan keuangan. Akan
Komite
terhadap
tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan
Kecurangan
dengan penelitian Mustafa dan Nourhene
Audit
Kemungkinan
(2012).
Laporan Keuangan Pada hasil regresi logistic (logistic regression)yang telah dilakukan terdapat
4.7
Pengaruh Ukuran Perusahaan
hasil dimana variabel COMPETENCE
terhadap
(Keahlian
Kecurangan Laporan Keuangan
Keuangan
Komite
Audit)
Kemungkinan
menunjukkan koefisien sebesar -1.813
Pada hasil regresi logistic (logistic
yang artinya variabel keahlian keuangan
regression) yang telah dilakukan terdapat
komite audit memiliki pengaruh negatif
hasil dimana variabel SIZE (Ukuran
pada kemungkinan kecurangan laporan
Perusahaan)
keuangan. Nilai signifikansi dari hasil
sebesar 0.026 yang artinya variabel
regresi sebesar 0.003 lebih kecil dari
ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikansi
5% atau 0.05 yang dapat
positif pada kemungkinan kecurangan
disimpulkan bahwa variabel keahlian
laporan keuangan. Nilai signifikansi dari
keuangan
hasil regresi sebesar 0.773 lebih besar
komite
aduit
berpengaruh
menunjukkan
signifikan terhadap indikasi kecurangan
dari signifikansi
laporan
dapat
keuangan.
Sesuai
dengan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
koefisien
5% atau 0.05 yang
disimpulkan
bahwa
variabel 107
ukuran perusahaan tidak berpengaruh
banyak persentase keahlian keuangan
signifikan terhadap indikasi kecurangan
komite audit dalam suatu perusahaan,
laporan keuangan.
maka
perusahaan
terindikasi 5.
Kesimpulan dan Saran
keuangan.
5.1
Kesimpulan
kehalian
Berdasarkan hasil pengujian dan
diharapkan
cenderung
tidak
kecurangan Ini
laporan
disebabkan
keuangan dapat
karena
komite
audit
mengerti
dalam
pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
menyajian laporan keuangan yang baik
dimana Komite Audit Independen tidak
serta mengetahui tindakan kecurangan
terbukti
terhadap
yang
Laporan
penyusunan laporan keuangan. Sehingga
berpengaruh
Kemungkinan
Kecurangan
dapat
dilakukan
Keuangan, dari hasil pengujian yang
dengan
diperoleh dapat disimpulkan banyak atau
keahlian keuangan komite audit dalam
sedikitnya
audit
perusahaan, cenderung dapat mendeteksi
independen dalam suatu perusahaan
dan menekan kemungkinan kecurangan
tidak mempengaruhi indikasi kecurangan
laporan keuangan perusahaan.
laporan keuangan perusahaan. Hal ini
Ukuran Perusahaan
disebabkan karena komite audit bukan
berpengaruh
terbentuk
oleh
Kecurangan Laporan Keuangan. Dalam
perusahaan dalam upaya meningkatkan
pengujian ini dapat di simpulkan ukuran
tata kelola internal perusahaan yang baik,
perusahaan tidak mempengaruhi indikasi
melainkan dikarenakan adanya ketentuan
dari
undang-undang yang di keluarkan oleh
perusahaan. Hal
pemerintah didalam Peraturan Otoritas
perusahaan yang besar ataupun yang
Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015
kecil sama-sama mempunyai peluang
yang mengharuskan adanya komite audit
dalam melakukan kecurangan dalam
dalam perusahaan. Keahlian Keuangan
laporan keuangan perusahaan. Sehingga
Komite
persentase
secara
Audit
komite
sukarela
semakin
banyak
didalam
Serta
tidak terbukti
terhadap
kecurangan
persentase
Kemungkinan
laporan ini
keuangan
berarti
ukuran
terbukti
berpengaruh
ukuran perusahaan untuk sekarang tidak
terhadap
Kemungkinan
Kecurangan
dapat
Laporan
Keuangan,
pengaruhnya
hasil
terhadap kemungkinan kecurangan pada
penelitian adanya arah koefisien regresi
laporan keuangan yang dilakukan oleh
bertanda negatif. Hal ini berarti semakin
perusahaan.
108
dalam
memperlihatkan
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Penelitian ini sejalan dengan peneltian
penelitian, sehingga hasil yang diperoleh
dari Annisa dan Andri (2012) serta
akan
Lestari
yang
kondisi sesungguhnya mengenai komite
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
audit independen, keahlian keuangan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
komite aduit terhadap kemungkinan
indikasi atau kemungkinan kecurangan
kecurangan
laporan keuangan. Akan tetapi hasil
perusahaan. Selain itu juga diharapkan
penelitian ini tidak sejalan dengan
dapat
penelitian Prasetyo (2014).
periode waktu yang lebih panjang.
dan
Wiwin
(2014)
lebih
dapat
pada
melakukan
merepresentasikan
laporan
keuangan
penelitian
dengan
Karena dengan periode yang lebih 5.2
panjang akan memberikan gambaran
Keterbatasan dan Saran Penelitian
dapat
lebih baik terhadap hasil penelitian serta
menunjukan bahwa variabel independen
menambah variabel-variabel independen
hanya
variabel
lain yang diyakini dapat mempengaruhi
dependen sebesar 12,5%, sedangkan
secara signifikan kecurangan laporan
sisanya dapat dijelaskan oleh variabel-
keuangan, seperti masa jabatan komite
variabel lain seperti masa jabatan komite
audit, dan kualitas sistem pengendalian
audit,
intern. Untuk perusahaan manufaktur,
dapat
ini
menjelaskan
jumlah
leverage
hanya
rapat
komite
perusahaan,
audit,
kepemilikan
agar
meningkatkan
jumlah
anggota
managerial, dan lain-lain yang tidak ada
komite audit yang memiliki keahlian di
dalam penelitian ini. Populasi penelitian
bidang akuntansi ataupun keuangan agar
hanya menggunakan perusahaan dengan
dapat
sektor manufaktur yang terdaftar di BEI
keuangan yang lebih baik dan dapat
hanya pada periode 2013 – 2015.
menekan
Sehingga
dalam
tidak
dapat
mengamati
memahami
penyajian
kemungkinan laporan
laporan
kecurangan
keuangan,
pengaruh terjadinya kecurangan laporan
menerapkan
keuangan di industri lain. Periode waktu
yang ada pada laporan tahunan mereka
yang digunakan hanya dari periode
dalam catatan atas laporan keuangan
2013-2015
(notes to financial statement) sehingga
sehingga
sampel
yang
pengungkapan
agar
diperoleh hanya terbatas 82 pengamatan.
investor
Dari keterbatasan yang ada peneliti
perusahaan
selanjutnya untuk memperluas sampel
membuat keputusan ekonomi dan agar
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
dapat
informasi
menilai
kondisi
sesungguhnya
dalam
109
menyediakan informasi yang lengkap
pendidikan terakhir yang ditempuh dari
mulai dari nama anggota yang disertai
masing-masing anggota komite audit
gelar, pengalaman dalam bekerja sampai
yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA Albrecht, W. Steve., Albrecht, Conan C., Albrecht, Chad O., & Zimbelman, Mark F.(2011). Fraud Examination. Edisi 4. 36-49.Mason Ohio: South-Western Cengage Learning. Anisa, Widya Nur., & Prastiwi, Andri. (2012). Pengaruh financial expertise of committee audit members, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Journal Accounting, 1(1), 191-128. Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2012). Auditing and assurance service an integrated approach, 14th Edition. 336-337. England: Pearson Education Limiteda. Davidparsaoran. (2009). Skandal manipulasi laporangan keuangan PT. Kimia Farma.Tbk, Diakses 2 Maret 2017. http:///davidparsaoran.wordpress.com. Devi, Ida Ayu Sintia., & Suardana, Ketut Alit. (2014). Pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan status perusahaan pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Journal Accounting, 8(3), 447-492. Dwikusumowati, Meriam Zalzabilani. (2013). Pengaruh karateristik komite audit dan karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba, Semarang. Diponerogo Journal of Accounting, 2(4), 14-23.
110
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Dwiputri, Intan Izzati. (2013). Analisis pengaruh pengungkapan etika dan unsur good corporate governance terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Journal of Accounting, 1(1), 9-16. Gasperz, V. (2013). All-in-one 150 Key Performance Indicators and Balanced Scorecard, Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma Supply Chain Management. 65-67. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. 333-343. Semarang: Universitas Diponegoro. Ikatan
Komite
Audit
Indonesia.
Diakses
28-29
December
2016.
http://komiteaudit.org/home/index.php. Imanta, Dea .,& Satwiko, Rutji. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan managerial. Journal Business and Accounting, 13(1), 67-80. Jao, Robert., & Pagalung, Gagaring. (2011). Corporate governance , ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur Indonesia. Journal of Accounting and Auditing, 11(8), 43-54. Johnstone, Karla M., Gramling, Audrey A., & Larry E.(2014). Auditing A Risk-Based Approach To Conductiong A Quality Audit. 34-35. South-Western Cengage Learning: USA. Kamarudin, Khairul Anwar., & Ismail, Wan Adibah Wan. (2014). The effects of audit committee attributes on fraudulent financial reporting. Journal of Modern Accounting and Auditing, 10(5), 508-514.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
111
Kartika, Sekar Niken., & Sudarno. (2014). Analisis pengalaman pra komite audit terhadap pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan. Diponerogo Journal of Accounting. 3(3), 1-10. Lestari, Puji., & Yadiati, Winwin. (2014). The effect of firm size and organizational culture on the quality of financial reporting in sharia microfinancing institution (baitul maal wa tamwil). International Journal of Business, Economics and Law, 5(1), 75-78. Mustafa, Sameer T., & Youssef, Nourhene Ben. (2012). Audit committee financial expertise and misappropriation of assets. Managerial Auditing Journal, 25(3), 208-228. Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 11-26. Nurharyanto (2011). Memahami fraud dan melaksanakan investigative auditpada perusahaan /korporasi (Teori dan aplikasinya). Journal of Accounting and Economics, 109-117. Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Peraturan otoritas jasa keuangan No. 55 /POJK.04/2015 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Jakarta: OJK. Prasetyo, Adrian Budi. (2014). Pengaruh karakteristik komite audit dan perusahaan terhadap kecurangan pelaporan keuangan (Studi empiris pada perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010). Journal of Accounting and Auditing, 11(1), 1-24. Scott, William R. (2009). Financial Accounting Theory. 234-235. Canada Prentice Hall. 5th edition.
112
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
Scott, William R. (2012). Financial Accounting Theory. 335.Toronto: Prenticehall Inc., 6th edition. Sekaran,Uma., & Bougie, Roger. (2013). Research Methods for Business. 31-32. United Kingdom Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). 28-30. Jakarta: Salemba Empat. Wiyarsi, Retno Budhi. (2012). Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) tahun 2008-2010. Skirpsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammmadiyah. Surakarta. 8-9.
DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017
113