Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
ISSN 1858-4330
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH BEBERAPA VARIETAS PADI IMPACT OF CHOOSEN PACKAGE AND STORAGE PERIOD ON SEVERAL RICE SEED VIABILITY 1
Idaryani 1,3, Suriany 1, dan Arman Wahab 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5 Makassar, 2 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa, 3 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penyimpanan benih di daerah tropis sering mengalami kendala terutama disebabkan karena masalah kelembaban yang tinggi dan fluktuasi suhu. Benih bersifat higroskopis dan kadar airnya selalu berkeseimbangan dengan kelembaban nisbi di sekitarnya. Oleh karena itu dalam penyimpanan benih pemilihan materi kemasan yang disesuaikan dengan tipe benih dan periode simpan sangat penting agar tidak mengalami perubahan selama penyimpanan dan viabilitas benih dapat dipertahankan. Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan pada beberapa varietas terhadap viabilitas benih padi pada periode simpan yang sesuai. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak-petak terpisah dengan rancangan acak lengkap (RAL), dengan petak utama adalah varietas, anak petak adalah periode simpan, dan anak-anak petak adalah jenis kemasan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan jenis kemasan tidak memberikan perbedaan yang nyata dari seluruh parameter yang diamati. Berbeda dengan periode simpan yang memberikan perbedaan yang nyata pada semua parameter yang diamati. Interaksi perlakuan periode simpan dengan jenis kemasan, serta interaksi perlakuan antara periode simpan dengan jenis kemasan dan varietas juga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada seluruh parameter yang diamati. Kata kunci: Jenis kemasan, periode simpan, viabilitas benih
ABSTRACT Seed storage in tropical land has many problems, especially because high humidity and temperature fluctuation. The seed has hygroscopic nature and always balance in water level with relative humidity around it. That is way in seed storage, choosen package which is suitable with seed type and storage periods were very important so it could not change during storage with continuous seed viability. The aims of this trial is to know the package impact of many varieties against rice seed viability during suitable storage period. By using split-split plot design with randomized complete design, with main plot is variety, sub plot is storage period, and tertiery plot is packaging type. The results showed that packaging type have not significant different from all parameters. But the storage period have a significant different to all parameters. Interactions between treatments storage period and packaging type, also interactions between storage period with packaging type and variety showed a significant different to all parameters. Keywords: Choosen package, storage periods, seed viability 87
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
PENDAHULUAN Benih bermutu tinggi mencakup mutu genetis, mutu fisik, dan mutu fisiologis memerlukan penanganan yang terencana dengan baik sejak di lapangan, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi. Dalam produksi benih penyimpanan merupakan tahap kegiatan yang tidak bisa dihilangkan. Benih yang telah selesai dibersihkan dan dikemas selalu memerlukan penyimpanan dari mulai beberapa hari sampai beberapa bulan, sebelum akhirnya benih tersebut sampai ke tangan petani. Masalah dalam penyimpanan benih sering kali merupakan kendala utama yang menghambat penyediaan benih bermutu. Daya berkecambah dan viabilitas benih dapat menurun dengan cepat selama penyimpanan, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Benih bersifat higroskopis (mudah menyerap air) dan selalu berusaha mencapai kondisi equilibrium dengan lingkungannya. Apabila ruangan tempat penyimpanan benih mempunyai kadar air yang lebih tinggi daripada kadar air benih, maka benih akan menyerap air dari udara sehingga kadar air benih juga meningkat (Sadjad, 1994). Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembapan. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan. Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. Ketahanan benih disimpan tergantung jenis cara dan tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan bisa dari plastik atau kertas. Kertas banyak digunakan untuk pengemasan benih. Pada dasarnya kantong kertas dirancang untuk menyimpan benih, 88
ISSN 1858-4330
tidak untuk melindungi viabilitas benih. Plastik gula bening polietilen cukup baik sebagai pengemas jangka pendek. Pada kondisi penyimpanan yang baik, panas hasil respirasi tidak mempengaruhi kondisi benih di penyimpanan. Tetapi pada kondisi lembab, peningkatan panas hasil respirasi menimbulkan kerusakan benih simpan. Respirasi merupakan proses oksidasi, semakin lama respirasi berlangsung, semakin banyak cadangan makanan benih yang digunakan. Salah satu hasil sampingan respirasi adalah karbondioksida. Pada sistem yang tertutup, akumulasi karbondioksida dapat menghambat proses respirasi. Penghambatan respirasi oleh akumulasi karbon-dioksida sangat menguntungkan, sehingga tercapai keadaan yang karbondioksidanya menggantikan udara dalam sistem penyimpanan tersebut. Konsentrasi karbondioksida terakumulasi dapat menghambat respirasi kedelai sekitar 12–14% (Justice dan Bass, 1979). Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan pada beberapa varietas terhadap viabilitas benih padi pada periode simpan yang sesuai.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilakukan pada bulan Februari sampai April 2010 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih padi dari 8 varietas (Inpari-1, Mekongga, Cigeulis, Ciherang, Inpara-1, Towuti, Inpara 3, dan Cirata), bahan kemas (plastik dan kertas), bahan untuk pengujian viabilitas benih (kertas merang, lembaran plastik, dan kertas label), sodium hipoklorat 0,5%, dan etanol 95%.
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
Alat yang digunakan terdiri dari seperangkat alat pengukur kadar air benih (timbangan, oven, eksikator, dan kertas pembungkus), alat pengecambah benih (APB) IPB 72-1, alat pengukur suhu dan RH ruangan, tempat untuk menyimpan benih di ruangan terbuka (suhu 280C–320C), serta alat pendukung lainnya. Metode
ISSN 1858-4330
(RAL) dengan petak utama adalah varietas padi, anak petak adalah periode simpan, dan anak-anak petak adalah jenis kemasan. Terdapat 8 macam varietas padi, 5 periode simpan, dan 2 jenis kemasan, seperti disajikan pada Tabel 1. Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan diambil 50 sampel benih. Dengan demikian terdapat 4.000 benih yang digunakan.
Percobaan menggunakan rancangan splitsplit plot dengan rancangan acak lengkap
Tabel 1. Perlakuan pada unit percobaan Varietas Inpari-1 Mekongga Cigeulis Ciherang Inpara-1 Inpara-3 Towuti Cirata
Lama penyimpanan (minggu) 0 3 6 9 12
Parameter yang diamati 1. Daya Berkecambah (DB) menggambarkan viabiltas potensial benih, dihitung berdasarkan kecambah normal (KN) hitungan pertama dan kedua dari seluruh benih yang ditanam. Untuk benih padi, hitungan pertama adalah 5
DB
Jenis kemasan Kertas Plastik
hari dan hitungan keduanya 7 hari. Uji viabilitas benih merupakan uji daya kecambah pada kondisi optimum. Kriteria kecambah normal adalah kecambah yang memiliki kelengkapan struktur penting yaitu hipokotil, epikotil, kotiledon, plumula, dan radikula.
Jumlah benih berkecambah normal hitungan pertama dan kedua x 100% Jumlah benih yang diuji
2. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) menggambarkan informasi kemungkinan kemampuan benih untuk tum-
buh menjadi tanaman normal dan berproduksi optimum meskipun keadaan bio-fisik sub optimum.
89
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
PTM
Jumlah kecambah yang tumbuh sampai hitungan kedua x 100% Jumlah benih yang diuji
3. Indeks Vigor (IV) menggambarkan vigor kecepatan tumbuh, dihitung berda-
IV
Berat basah - Berat kering x 100% Berat basah
Data hasil penelitian diuji secara statistik dengan Anova 95%, dan apabila terdapat beda nyata, dilakukan uji lanjut DMRT 5% dengan software SAS.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis ragam pada pengamatan parameter daya berkecambah menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada perlakuan periode simpan secara tunggal, interaksi dengan varietas, interaksi dengan jenis kemasan dan interaksi varietas– periode simpan dan kemasan. Rekapitulasi hasil analisis ragam disajikan pada Tabel 2. Perlakuan jenis kemasan tidak memberikan perbedaan yang nyata dari seluruh parameter yang diamati. Berbeda dengan periode simpan yang memberikan perbedaan yang nyata pada semua parameter yang diamati. Interaksi varietas dan jenis kemasan juga menunjukkan adanya perbe90
sarkan persentase kecambah normal pada hitungan pertama.
Jumlah benih berkecambah normal pada hitungan pertama x 100% Jumlah benih yang diuji
4. Kadar air dihitung dengan metode gravimetrik berdasarkan berat basah benih. Benih langsung ditimbang sebagai benih basah, sedangkan benih kering ditimbang setelah dioven 105oC selama 24 jam.
KA
ISSN 1858-4330
daan yang nyata pada seluruh parameter yang diamati. Sedangkan interaksi kemasan dan periode simpan berbeda nyata pada seluruh parameter kecuali pada potensi tumbuh maksimum (PTM). Interaksi antara varietas, jenis kemasan, dan periode simpan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada setiap parameter kecuali parameter indeks vigor (IV). Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Varietas Ciherang yang disimpan dalam plastik dan disimpan 0 minggu memiliki daya berkecambah tertinggi sebesar 100%, sedangkan varietas Inpara 3 yang disimpan dalam kertas selama 12 minggu memiliki daya berkecambah paling rendah. Varietas Inpara 3 baik yang disimpan dalam plastik maupun kertas dan disimpan 0–12 minggu memiliki daya berkecambah yang rendah. Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa potensi tumbuh maksimum benih tertinggi terdapat pada varietas Cigeulis yang disimpan dalam plastik, Mekongga yang disimpan pada kertas dan Ciherang yang disimpan baik dengan plastik maupun kertas, (0 minggu), serta Mekongga yang disimpan dalam kertas selama 9 minggu. Sedangkan potensi tumbuh maksimum terendah terdapat pada Inpara 3 yang disimpan dalam kertas selama 12 minggu. Varietas Inpara 3 baik yang disimpan dalam plastik maupun kertas dan disimpan 0–12 minggu memiliki potensi tumbuh maksimum yang rendah.
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
ISSN 1858-4330
Tabel 2. Rekapitulasi analisis ragam DB, IV dan PTM 8 varietas padi pada perlakuan jenis bahan kemasan dan periode simpan. Unit percobaan/Pengaruh Pengaruh berbagai varietas, bahan kemasan, dan periode simpan - varietas - jenis bahan kemasan - periode simpan - interaksi varietas dan jenis kemasan - interaksi kemasan dan periode simpan - interaksi varietas, kemasan, dan periode simpan Pengaruh berbagai varietas Pengaruh periode simpan setiap varietas - Mekongga - Cirata - Cigeulis - Towuti - Inpara 1 - Ciherang - Inpari 1 - Inpara 3 Pengaruh jenis kemasan setiap varietas - Mekongga - Cirata - Cigeulis - Towuti - Inpara 1 - Ciherang - Inpari 1 - Inpara 3
Daya berkecambah (%)
Parameter Potensi tumbuh Indeks maksimum (%) vigor (%)
Kadar air Benih (%)
* ns * * * ns * * ns * * * * * * *
* ns * * * ns * * * * * ns * * * *
* ns * * * * * * * * * * * * * *
* ns * * ns ns ns * * * * * ns * * *
ns ns ns ns ns ns ns ns
* ns ns ns * ns ns ns
ns ns ns ns ns ns ns ns
ns ns ns ns ns ns ns *
Keterangan: ns : tidak berbeda nyata, sedangkan * : berbeda nyata pada ANOVA dan uji lanjut DMRT pada tingkat kepercayaan 95%
Dari nilai indeks vigornya, dapat diketahui bahwa indeks vigor tertinggi terdapat pada varietas Mekongga yang disimpan dalam plastik pada periode simpan 6 dan 12 minggu, sedangkan indeks vigor terendah terdapat pada Inpara 3 yang disimpan dalam kertas selama 12 minggu. Varietas Inpara 3 baik yang disimpan dalam plastik maupun kertas dan disimpan selama 0–12 minggu memiliki indeks vigor yang rendah (Tabel 5). Dari nilai kadar air benihnya, dapat diketahui bahwa kadar air benih tertinggi terdapat pada varietas Inpara 3 yang disimpan dalam plastik selama 9 minggu, sedangkan kadar benih terendah terdapat
pada varietas Ciherang yang disimpan dalam kertas selama 3 minggu. Semua varietas selama penyimpanan 12 minggu memiliki kadar air benih yang tinggi (Tabel 6). Dari nilai kadar air benihnya, dapat diketahui bahwa kadar air benih tertinggi terdapat pada varietas Inpara 3 yang disimpan dalam plastik selama 9 minggu, sedangkan kadar benih terendah terdapat pada varietas Ciherang yang disimpan dalam kertas selama 3 minggu. Semua varietas selama penyimpanan 12 minggu memiliki kadar air benih yang tinggi (Tabel 6).
91
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
ISSN 1858-4330
Tabel 3. Daya berkecambah (%) berbagai varietas pada periode simpan dan jenis kemasan Periode simpan (minggu) 0 3 6 9 12
Jenis kemasan Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas
Varietas Mekongga
Cirata
92.00 a-h 95.97 a-f 97.31 a-d 97.33 a-d 96.67 a-d 96.67 a-d 86.00 g-k 97.33 a-d 96.67 a-d 98.67 ab
95.19 a-h 96.00 a-f 91.26 a-k 98.00 abc 95.33 a-g 91.33 a-k 95.33 a-g 84.00 i-k 92.00 a-h 89.33 b-k
Cigeulis
Towuti
97.33 a-d 92.53 a-h 98.67 ab 90.97 a-k 95.97 a-f 98.00 abc 96.67 a-d 89.33 b-k 83.33 j-k 94.00 a-h 88.00 d-k 92.00 a-h 87.33 e-k 90.67 a-k 90.58 a-k 92.61 a-g 92.67 a-h 94.00 a-h 95.33 a-g 90.67 a-k
Inpara-1
Ciherang
Inpari-1
Inpara-3
97.33 a-d 95.52 a-g 95.33 a-g 92.00 a-h 88.56 c-k 94.00 a-h 81.88 k 95.33 a-g 87.33 e-k 92.00 a-h
100.00 a 95.96 a-f 87.88 d-k 93.33 a-h 88.00 d-k 90.00 b-k 93.33 a-h 83.13 j-k 90.00 b-k 90.67 a-k
90.00 b-k 86.36 f-k 93.33 a-h 94.67 a-g 89.33 b-k 88.67 c-k 85.33 h-k 89.29 b-k 90.00 b-k 88.00 d-k
59.33 m 55.62 mn 71.79 l 68.67 l 47.63 n 50.35 n 36.27 o 30.91 32.67 o 16.67 p
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95% Tabel 4. Potensi tumbuh maksimum (PTM) berbagai varietas pada periode simpan dan jenis kemasan Periode simpan ( minggu) 0 3 6 9 12
Jenis kemas an Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas
Varietas Mekongga 99.33 ab 100.00 a 97.31 a-e 97.33 a-e 98.67 abc 99.33 ab 98.00 a-d 100.00 a 97.33 a-e 99.33 ab
Cirata
Cigeulis
Towuti
Inpara-1
Ciherang
Inpari-1
Inpara-3
98.64 abc 99.33 ab 96.00 a-g 99.33 ab 95.33 a-h 94.00 a-h 98.67 abc 93.33 b-h 96.00 a-g 93.67 c-i
100.00 a 99.33 ab 97.98 a-d 100.00 a 96.67 a-f 96.00 a-g 92.00 f-i 97.31 a-e 96.67 a-f 98.00 a-d
99.32 ab 95.83 a-g 99.33 ab 97.33 a-e 97.33 a-d 98.67 abc 98.67 abc 97.32 a-d 98.67 abc 98.00 a-d
98.67 abc 98.59 abc 96.67 a-f 96.00 a-g 90.56 f-i 95.33 a-h 89.95 f-i 98.67 abc 91.33 f-i 94.67 a-h
100.00 a 100.00 a 94.62 a-h 94.67 a-h 91.33 f-i 96.00 a-g 94.67 a-h 91.22 f-i 92.00 f-i 91.33 f-i
95.33 a-h 95.90 a-g 95.33 a-h 96.67 a-f 89.33 h-i 96.67 a-f 98.67 abc 97.99 a-d 94.67 a-h 96.00 a-g
80.00 k 81.88 jk 86.54 ij 73.33 l 69.77 l 62.42 m 63.10 m 49.69 n 40.00 o 24.00 p
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95% Dari nilai daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, indeks vigor, dan kadar air benih (Tabel 3–6) menunjukkan rendahnya viabilitas dan tingginya kadar air benih varietas Inpara 3 yang disimpan dalam kertas selama 12 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa pada varietas Inpara 3, semakin lama penyimpanan, dapat meningkatkan kadar air benih dan menurunkan viabilitas benih. Oleh karena benih bersifat higroskopis (Yani, 2008), maka bila kelembaban nisbi udara tinggi, benih 92
akan menyerap air dari udara, sehingga semakin lama penyimpanan, kadar air benih meningkat. Jenis kemasan kertas bersifat lebih porous daripada plastik, sehingga kadar air benih menjadi meningkat. Kadar air benih yang meningkat ini akan meningkatkan respirasi, sehingga cadangan makanan benih habis dan viabilitas benih menurun (Sutopo 2002). Untuk memudahkan pembahasan, dilakukan uji faktor tunggal dari masing-masing perlakuan sebagai berikut:
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
Perbedaan Varietas Perbedaan varietas mempengaruhi daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, indeks vigor, dan kadar air benih padi (Tabel 7). Daya berkecambah tertinggi
ISSN 1858-4330
terdapat pada varietas Mekongga, diikuti Cirata, Cigeulis, Towuti, Inpara 1, dan Ciherang, Inpari 1, dan Inpara 3. Dengan demikian daya kecambah tertinggi adalah Mekongga dan terendah adalah Inpara 3.
Tabel 5. Indeks Vigor (%) berbagai varietas pada periode simpan dan jenis kemasan Periode simpan (minggu) 0 3 6 9 12
Jenis kemas an Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas
Varietas Mekongga
Cirata
Cigeulis
Towuti
Inpara-1
Ciherang
Inpari-1
Inpara-3
30.67 x-B 49.11 t-w 76.99 b-p 88.00 a-i 96.67 a 90.67 a-f 62.00 m-u 72.00 f-s 93.33 a-e 96.67 a
64.29 k-t 56.50 r-v 83.84 a-j 92.67 a-e 94.00 a-d 84.00 a-j 80.00 a-n 80.00 a-n 74.67 e-r 76.67 b-p
57.33 q-u 45.33 u-y 94.64 abc 83.33 a-k 63.33 l-u 81.33 a-l 80.67 a-m 79.84 a-n 90.67 a-f 95.33 ab
47,26 t-x 38.89 v-z 95.33 ab 78.67 a-o 72.67 a-g 66.00 j-t 78.67 a-o 58.42 p-u 72.67 f-s 84.00 a-j
48.89 t-x 33.34 w-A 85.33 a-i 71.33 g-s 69.09 i-s 76.00 c-q 77.86 a-o 76.00 c-q 80.67 a-m 84.00 a-j
32.42 w-B 45.40 u-y 36.28 w-z 66.00 j-t 36.29 w-z 76.67 b-p 85.33 a-i 71.59 f-s 85.33 a-o 85.33 a-i
48.00 t-x 48.74 t-x 60.67 o-u 62.67 l-u 88.67 a-h 61.33 n-u 75.33 d-r 71.16 g-s 55.33 s-v 85.33 a-i
24.00 z-C 32.15 w-B 63.11 l-u 50.00 t-w 34.88 w-A 28.22 y-C 23.52 z-C 17.47 A-C 15.33 B-C 12.67 C
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95%
Tabel 6. Kadar air benih (%) berbagai varietas pada periode simpan dan jenis kemasan Periode simpan (minggu) 0 3 6 9 12
Jenis kemas an Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas Plastik kertas
Varietas Mekongga
Cirata
Cigeulis
Towuti
Inpara-1
Ciherang
Inpari-1
Inpara-3
12,07 i-t 11,99 j-t 11,93 j-t 11,73 n-t 11,93 j-t 12,12 i-t 12,76 c-s 12,77 b-s 13,68 a-k 13,72 a-k
12,51 e-t 12,59 d-s 12,67 d-s 12,39 f-t 12,50 e-t 12,59 d-s 13,26 a-p 13,50 a-l 14,56 abc 14,11 a-g
12,08 i-t 11,96 j-t 11,97 j-t 11,66 o-t 12,31 f-t 12,20 h-t 12,41 f-t 13,21 b-q 13,98 a-h 14,13 a-f
12,07 i-t 11,73 n-t 11,38 rst 11,77 l-t 11,88 k-t 13,41 a-l 12,62 d-s 13,50 a-l 13,59 a-l 13,89 a-i
13,38 a-l 12,19 h-t 12,89 b-s 12,37 f-t 12,16 h-t 14,58 ab 12,10 i-t 13,41 a-l 14,31 a-e 14,14 a-f
11,14 st 11,37 st 11,61 p-t 10,70 t 11,17 st 11,38 q-t 11,99 j-t 12,90 b-s 13,37 a-p 13,53 a-l
11,65 o-t 12,07 i-t 11,74 n-t 11,62 p-t 11,76 m-t 11,96 j-t 13,25 b-p 13,23 b-q 13,61 a-l 13,73 a-j
12,38 f-t 12,38 f-t 12,46 f-t 11,33 st 14,36 a-d 12,28 g-t 15,10 a 13,40 a-l 13,95 a-i 14,13 a-f
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95%.
Apabila dilihat dari potensi tumbuh maksimumnya, terlihat bahwa Inpara 3 merupakan varietas yang potensi tumbuh maksimum terendah. Sedangkan 7 varietas lainnya, memiliki kemampuan tumbuh yang lebih tinggi. Dengan demikian va-
rietas Cirata, Cigeulis, Towuti, Inpara 1, Ciherang, dan Inpari 1 sebenarnya memiliki kemampuan tumbuh yang sama dengan Mekongga (sebagai varietas dengan daya tumbuh terbaik).
93
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
Ciherang dan Inpari 1 memiliki kecepatan tumbuh yang lambat, tetapi kemudian hanya Ciherang yang mampu mengejar ketertinggalannya, sehingga memiliki daya berkecambah yang tidak berbeda nyata dengan Mekongga, sedangkan Inpari 1 dapat mengejar ketertinggalannya tetapi kecambahnya banyak yang tidak normal, sehingga daya bekecambahnya lebih rendah daripada Mekongga.
ISSN 1858-4330
Kadar air kritikal benih ortodoks sekitar 6% (Justice dan Bass 1976) atau sekitar 2–5% (Adimargono, 1997). Apabila kadar air kurang dari 6% dapat menyebabkan cracking atau retak atau yang dikenal dengan desiccation injury. Benih yang retak dapat menyebabkan uap air mudah masuk dan mempermudah serangan cendawan.
Tabel 7. Daya berkecambah (DB), potensi tumbuh maksimum (PTM), indeks vigor (IV), dan kadar air (KA) benih berbagai varietas benih padi Parameter DB (%) IV (%) PTM (%) KA (%)
Mekongga 95,46 a 75,61 ab 98,66 a 12.47 b
Cirata 92,78 ab 78,67 a 96,33 a 13.07 a
Cigeulis 92,59 ab 77,18 a 97,39 a 12.59 b
Varietas Towuti Inpara-1 92,48 ab 91,93 ab 70,92 abc 69,78 abc 98,05 a 95,01 a 12.58 b 13.15 a
Ciherang 91,23 ab 64,84 c 94,59 a 11.92 c
Inpari-1 89,50 b 65,72 bc 95,66 a 12.46 b
Inpara-3 46,99 c 30,14 d 63,07 b 13.17 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95%
Gambar 1. Daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, dan indeks vigor setiap varietas benih padi
Cirata, Inpari 1, dan Inpara 3 memiliki kadar air benih lebih tinggi daripada Mekongga, Cigeulis, Towuti, Ciherang, dan Inpari 1 (Tabel 6 dan Gambar 2). Tingginya kadar air benih Inpara 3 (13,7%) dapat menjadi jawaban mengapa daya ber-
94
kecambah Inpara 3 paling rendah. Berdasarkan SNI (2003) benih padi dikatakan aman disimpan apabila kadar air benih padi maksimum 13%. Menurut Justice dan Bass (1979), kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan proses metabolisme,
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
sehingga respirasi meningkat. Proses respirasi akan menghabiskan cadangan makanan dalam benih, sehingga benih menjadi cepat mengalami kemunduran. Proses respirasi ini juga akan meningkatkan suhu, sehingga cendawan akan mudah tumbuh. Kondisi demikian menyebabkan daya simpan benih menjadi rendah, yang ditunjukkan dengan rendahnya daya berkecambah benih Inpara 3. Sebaliknya pada kadar air yang sangat rendah, katabolisme yang terjadi berlang-
ISSN 1858-4330
sung lambat (Pammenter dan Berjak 2000). Pada benih ortodoks, air bebas sangat mudah dihilangkan pada saat pengeringan bahkan jika tidak dihilangkan akan mengakibatkan kemunduran cepat. Di akhir perkembangan tanaman pada benih ortodoks akan terjadi akumulasi cadangan makanan, pengurangan volume vakuola, didifferensiasi dan terhentinya aktivitas metabolisme seiring dengan terbentuknya mekanisme toleransi desikasi.
Gambar 2. Kadar air benih setiap varietas benih padi
Cirata dan Inpara 1 memiliki kadar air benih yang tinggi, tetapi memiliki daya berkecambah yang sama dengan Mekongga, sedangkan Inpari 1 memiliki kadar air benih sama dengan Mekongga, tetapi daya berkecambahnya lebih rendah daripada Mekongga. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab rendahnya daya berkecambah tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya kadar air, tetapi ada faktor lain yang ikut mempengaruhi. Tidak terjadi perbedaan daya berkecambah dan indeks vigor semua varietas dengan adanya perbedaan jenis kemasan (Tabel 8). Perbedaan hanya terlihat pada potensi tumbuh maksimum varietas Mekongga dan Inpara 1, dimana potensi tum-
buh maksimum kemasan kertas lebih tinggi daripada kemasan plastik. Sementara itu pada perbedaan jenis kemasan hanya berpengaruh pada kadar air varietas Inpara 3, dimana kadar air benih yang disimpan pada plastik lebih tinggi daripada yang disimpan pada kertas. Karakteristik Varietas Terhadap Perbedaan Jenis Kemasan Tidak terjadi perbedaan daya berkecambah dan indeks vigor semua varietas dengan adanya perbedaan jenis kemasan (Tabel 8). Perbedaan hanya terlihat pada potensi tumbuh maksimum varietas Mekongga dan Inpara 1, dimana potensi tumbuh maksimum kemasan kertas lebih 95
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
tinggi daripada kemasan plastik. Sementara itu pada perbedaan jenis kemasan hanya berpengaruh pada kadar air varietas
ISSN 1858-4330
Inpara 3, dimana kadar air benih yang disimpan pada plastik lebih tinggi daripada yang disimpan pada kertas.
Tabel 8. Daya berkecambah (%), indeks vigor (%), dan potensi tumbuh maksimum (%) pada pendugaan daya simpan benih di berbagai varietas dan jenis kemasan Parameter/ Jenis kemasan 1. DB (%) Plastik Kertas 2. PTM (%) Plastik Kertas 3. IV (%) Plastik kertas 4. KA (%) Plastik kertas
Mekongga
Cirata
Cigeulis
Towuti
Varietas Inpara-1
Ciherang
Inpari-1
Inpara-3
93,73 a 97,19 a
93,83 a 91,73 a
91,33 a 93,85 a
93,84 a 91,12 a
90,09 a 93,77 a
91.84 a 90,62 a
89,60 a 89,40 a
49,54 a 44,44 a
98,13 b 99,20 a
96,93 a 95,73 a
96,66 a 98,13 a
98,66 a 97,43 a
93,43 b 96,65 a
94,53 a 94,64 a
94.67 a 96,64 a
67,88 a 58,26 a
71,93 a 79,29 a
79,36 a 77,97 a
77,33 a 77,03 a
76,65 a 65,20 a
72,37 a 68,13 a
60,67 a 69,00 a
65,60 a 65,85 a
32,17 a 28,10 a
12.47 a 12.47 a
13.10 a 13..04 a
12.55 a 12.63 a
12.31 a 12.86 a
12.97 a 13.34 a
11.86 a 11.98 a
12.40 a 12.52 a
13.65 a 12.70 b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada ANOVA dan uji DMRT taraf kepercayaan 95%
Ketahanan benih disimpan tergantung tempat penyimpanan. Pada kondisi penyimpanan yang baik, panas hasil respirasi tidak mempengaruhi kondisi benih di penyimpanan. Tetapi pada kondisi lembab, peningkatan panas hasil respirasi menimbulkan kerusakan benih simpan. Hal tersebut sesuai dengan Hertiningsih (2009) yang menjelaskan bahwa bahan kemasan yang baik yaitu yang dapat menahan masuknya air, menahan masuknya udara, menahan masuknya pertukaran gas, berwarna putih atau bening yang tembus pandang, tidak beracun, dan mudah didapat. Benih yang berkadar air awal 9,0–9,9 persen masih cukup baik kualitasnya dalam kemasan plastik hitam dan kertas semen, sedangkan benih berkadar air 10,0–10,9 persen lebih baik dalam kemasan aluminium foil (Hertiningsih, 2009). Sedangkan menurut Tatipata et al. (2004), kadar air penyimpanan benih terbaik untuk kedelai adalah 8–10%, sedangkan pada kadar air 96
12%, sudah terjadi kemunduran benih. Berdasakan hasil penelitian Andrew pada tahun 1970 (Tatipata, et al., 2004), benih kedelai yang berkadar air awal 10,4% atau lebih rendah yang dikemas dengan plastik polietilen dapat mempertahankan viabilitas lebih dari 80% selama 18 bulan. Tidak adanya perbedaan daya berkecambah terhadap jenis kemasan, menunjukkan bahwa kondisi simpan dalam kertas dan plastik hampir sama. Hal ini diduga karena kadar air benih cukup rendah, sehingga tidak mempengaruhi respirasi benih. Berdasarkan SNI (2003) benih padi dikatakan aman disimpan apabila kadar air benih padi maksimum 13%.
KESIMPULAN 1.
Varietas Ciherang yang disimpan dalam plastik dan disimpan 0 minggu memiliki daya simpan tertinggi. Inpara 3 yang disimpan dalam kemasan kertas selama 12 minggu merupakan
Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2
2.
3.
varietas dengan viabilitas terendah karena kadar air benihnya yang tinggi, sehingga memiliki daya simpan paling pendek. Semakin lama benih disimpan, kadar air benih Mekongga, Cirata, Cigelis, Towuti, Inpara 1, Ciherang, dan inpara 3 menjadi meningkat. Semakin tinggi kadar air benih Cirata, Inpara 1, Ciherang, dan Inpara 3, maka daya berkecambah menjadi menurun Perbedaan media penyimpanan tidak mempengaruhi daya simpan semua varietas
DAFTAR PUSTAKA Adimargono, S., 1997. Recalsitran seed, identificatoin and storage. A BSc. Final Thesis in Tropical Plant Production. Larenstein International Agricultual College, Deventer. Association of Official Seed Analysis, 1983. Seed Vigor Testing Handbook. Publish by Association. 88p. Lesmana, O.S., H.M. Toha, I. las, dan B. Suprihatno, 2008. Deskripsi Varietas Unggul Padi. BB Padi. Copeland, L.O. and M.B. McDonald, 1995. Seed Science and Technology. Chapman and Hall. Thomson publishing, Washington. Hertiningsih, A., 2009. Daya simpan benin kedelai pada berbagai kadar air. [diakses 10 Mei 2010 pada situs http.//fp.ustjogja.ac.id/jurnaldetail.ph p/act=view&id=10].
ISSN 1858-4330
Justice, O.L., L.N. Bass, 1979. Principles And Practices Of Seed Storage. Castle House Publicatins Ltd, London. Pammenter, N.W. and Berjak P., 2000. Aspect of recalcitrant seed physiology. R. Brass Fisiol. Veg. 12: 56– 69. Sadjad, S., 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. PT Widiasarana Indonesia. Jakarta. Santika, A., 2006. Teknik pengujian masa dormansi benih padi (Oryza sativa L.). Bul teknik pertanian 11(2): 67– 71. Standar Nasional Indonesia [SNI], 2003. Benih Padi–Bagian 3: Kelas Benih Pokok (BP). [SNI 01-6233.3-2003]. Badan Standardisasi Nasional. Sutopo, L., 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tatipata, A., P. Yudono, A Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo, 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11(2): 76–87. Yani. A., 2008. Analisis indeks kerusakan penyimpanan benih padi dalam menunjang ketahanan pangan di Propinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
.
97