Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU
PENGARUH KADAR AIR BENIH DAN JENIS KEMASAN TERHADAP VIGOR BENIH SORGUM (SORGUM BICOLOR [L.] MOENCH) DALAM ENAM BULAN MASA SIMPAN Seed Water Content and Packaging Material Types Effect on the Sorghum’s Seed (Sorghum bicolor (L.) Moench) Vigor During Six Months Storage Oleh:
Eka Rahmatiah Tuwu1), Gusti Ayu Kade Sutariati2*), dan Suaib2). 1)
Alumni Program Studi Agronomi PPs Universitas Haluoleo 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo *) Alamat surat-menyurat:
[email protected]
ABSTRACT. This study aims to determine the effect of seed water content and type of packaging materials on the vigor of sorghum’s seed (Sorghum bicolor (L.) Moench). The research was conducted at the Laboratory of the Agrotechnology, Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Haluoleo University. This study was based on the Split Plot Design consisting of 2 factors. The first factor was the seed water content of 9% (K1), 11% (K2) and 13% (K3). The second factor was the type of packaging materials namely HVS 70 gr paper (J1), calico cloth (J2), alumunium foil (J3), and polyethylene plastic (J4). The observed variables were USG, RGR, VI, DWNS and T50. The results showed that the water content of 13% of poliethylen plastic packaging materials in combination was the best to uniformity of seedling growth (USG), relative growth rate (RGR), vigor indek (VI), dry weight of normal seedlings (DWNS) and T50 until 6 mounth storage. The seed water content or types of packaging material in partially, also were effected on uniformity of seedling growth (USG), relative growth rate (RGR), vigor indek (VI), dry weight of normal seedlings (DWNS) and T50. Key words: Packaging materials, seed water content, Sorghum bicolor (L.) Moench.
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan terhadap daya simpan benih sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai rancangan lingkungannya yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama sebagai petak utama adalah kadar air yaitu 9% (K1), kadar air 11% (K2), kadar air 13% (K3). Faktor ke dua sebagai anak petak adalah jenis kemasan yaitu kertas HVS (70 g) (J1), kain blacu (J2), aluminium foil (J3), dan plastik polietilen (J4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air benih 13% dan jenis kemasan plastik polyetilen memberikan pengaruh terbaik untuk peubah bobot keserempakan tumbuh (KST), kecepatan tumbuh (KCT-R), indeks vigor (IV), bobot kering kecambah normal (BKKN) dan T50 hingga periode simpan 6 bulan. Kadar air benih atau jenis kemasan berpengaruh terhadap peubah keserempakan tumbuh (KST), kecepatan tumbuh (KCT-R), indeks vigor (IV), bobot kering kecambah normal (BKKN) dan T50. Kata kunci: Jenis kemasan, kadar air benih, Sorghum bicolor (L.) Moench.
PENDAHULUAN Pembangunan pertanian tanaman pangan di Indonesia merupakan simbol pembangunan pertanian nasional yang meliputi padi dan palawija. Namun di lain pihak pengembangan tanaman serealia lainnya selain padi dan jagung sangat diharapkan untuk menunjang diversifikasi pangan sebagai bahan alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan pangan non beras. Tanaman sorgum di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dikenal tetapi pengembangannya tidak sebaik padi dan jagung, hal ini dikarenakan
masih sedikitnya daerah yang memanfaatkan tanaman sorgum sebagai bahan pangan. Tanaman ini mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan secara komersial di Indonesia, karena didukung oleh kondisi agroekologis dan ketersediaan lahan yang cukup luas. Aktivitas pengelolaan benih sorgum dimulai dari panen sampai benih siap untuk digunakan atau untuk disimpan dalam waktu yang agak lama. Pengelolaan benih diperlukan untuk tetap menjaga kemurnian benih sorgum dari campuran material atau biji dari tanaman lainnya. Selain itu untuk menjaga agar kadar air benih dalam batas aman
184
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
untuk disimpan sehingga memperlambat laju deteriorasi (kemunduran) benih. Untuk menghambat deteriorasi maka benih harus disimpan dengan metode tertentu agar benih tidak mengalami kerusakan ataupun penurunan mutu. Penyimpanan benih adalah usaha pengawetan benih yang berdaya hidup, semenjak pengumpulan hingga di lapangan. Maksud penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada musim yang sama dilain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang sama, atau untuk tujuan pelestarian benih dari suatu jenis tanaman (Sutopo, 2002). Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi (Justice, 1990). Variabel-variabel yang tergolong dalam vigor benih adalah (1) Keserempakan Tumbuh (KST), (2) Kecepatan Tumbuh Relatif (KCT-R), (3) Indeks Vigor (IV), (4) Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN), (5) T50. Kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran benih pada tempat penyimpanan. Laju kemunduran benih dapat diperlambat dengan cara kadar air benih harus dikurangi sampai kadar air benih optimum. Penggunaan bahan pengemas yang tepat juga dapat melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembaban nisbi dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih, dan salah satu tolok ukurnya adalah kadar air benih. Kombinasi perlakuan penyimpanan antara kadar air benih dan jenis kemasan telah banyak dilakukan, seperti Robi’in (2007) yang mengamati perbedaan jenis kemasan dan periode simpan dan pengaruhnya terhadap kadar air benih jagung dalam ruang simpan terbuka. Tatipata (2007) mengamati pengaruh kadar air awal, jenis kemasan dan lama simpan terhadap protein membran dalam mitokondria benih kedelai. Sementara itu, kombinasi perlakuan penyimpanan untuk tanaman sorgum masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan terhadap vigor benih sorgum. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2011.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum lokal Sultra asal Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton yang dipanen oleh petani pada bulan Juni 2011. Bahan pengemas yaitu: kertas HVS 70 g; kain blacu; aluminium foil; plastik polietilen; sekam bakar, dan kertas label. Alat-alat yang digunakan meliputi kotak perkecambahan (20 x 15 x 6 cm), timbangan analitik, oven listrik, cawan petri, desikator, alat perekat (sealer), gunting, benang, jarum, box penyimpanan dan alat tulis menulis. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) sebagai rancangan perlakuannya, dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai rancangan lingkungannya, yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 kelompok sebagai ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah kadar air benih yaitu 9% (K1), 11% (K2) dan 13% (K3). Faktor ke dua sebagai anak petak adalah jenis bahan pengemas yaitu kertas HVS 70 g (J1), kain blacu (J2), aluminium foil (J3), dan plastik polietilen (J4). Dari 3 perlakuan petak utama dan 4 perlakuan anak petak dengan 3 kelompok sebagai ulangan maka terdapat 12 kombinasi perlakuan dan 36 satuan percobaan. Pertama-tama wadah kosong (cawan porselen) ditimbang (M1). Selanjutnya kadar air benih dihitung atau diukur menggunakan metode oven dengan cara sebagai berikut (Sutariati dan Hasid, 2011): sebanyak 10 gram biji sorgum ditumbuk hingga hancur kemudian dimasukkan ke dalam wadah (cawan porselin) lalu ditimbang (M2). wadah + hancuran biji dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 103°C selama 17 jam. Setelah diovenkan, wadah + biji dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang (M3). Perhitungan kadar air benih awal menggunakan rumus (ISTA, 2006):
KA
M2 M3 x.100% M2 M1
Dengan: M1 = berat wadah; M2 = berat wadah + isi sebelum dioven; M3 = berat wadah + isi setelah dioven
Setelah mengetahui kadar air awal panen benih, selanjutnya dilakukan penetapan kadar air awal benih dengan cara penurunan kadar air benih sesuai dengan perlakuan menggunakan metode inkubator. Penetapan kadar air awal benih ini juga telah melalui hasil uji coba pendahuluan sebagai berikut: biji sorgum dengan kadar air awal panen 27% diturunkan kadar airnya dalam inkubator dengan suhu 30°C. Penurunan kadar air diamati secara berkala dengan interval waktu 1 jam. Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa penurunan
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
185
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
1% kadar air membutuhkan waktu 2 jam dalam inkubator 30°C. Setelah uji pendahuluan, kadar air benih diseragamkan menjadi 15%. Penetapan kadar air benih untuk perlakuan (9%, 11% dan 13%), menggunakan perhitungan mundur, Untuk mendapatkan kadar air 9%, 11% dan 13%, benih dimasukkan dalam inkubator masing-masing selama 12 , 8 dan 4 jam. Kemasan dipersiapkan sesuai dengan jenisnya. Kemasan kertas HVS 70 g dibuat amplop, kemasan kain blacu dijahit dalam bentuk kantong kecil sedangkan kemasan aluminium foil dan plastik polietilen ditutup dengan menggunakan alat perekat listrik (sealer). Benih dimasukkan ke dalam masingmasing kemasan sebanyak 150 butir per unit percobaan. Benih dengan kadar air sesuai perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam kemasan kertas HVS, kain blacu, aluminium foil dan plastik polyetilen masing-masing sebanyak 6 kemasan. Selanjutnya benih yang telah dikemas ditempatkan dalam box plastik, dan disimpan di dalam ruang terbuka di laboratorium pada suhu 28°C selama 6 bulan. Setiap bulan dilakukan pengamatan terhadap vigor benih. Pengujian dilakukan dengan metode uji perkecambahan pada medium arang sekam menggunakan wadah perkecambahan berukuran 20 x 15 x 10 cm. Benih ditanam 50 butir per unit percobaan. Untuk menjaga kelembaban medium uji, dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Tempat pengujian juga disungkup dengan plastik yang dapat dibuka-tutup untuk menjaga kelembaban dan mengurangi curahan air jika terjadi hujan lebat. Pengamatan vigor benih dilakukan terhadap semua benih yang ditanam (50 butir). Peubah yang berhubungan dengan vigor benih yang diamati adalah: (1) Keserempakan tumbuh (KST), Dihitung berdasarkan persentase kecambah normal (KN) pada hari antara hitungan pertama (5 hst) dan ke dua (7 hst) yaitu pada 6 hst (Sadjad et al., 1999).
KST
KN.hari.antara.hitungan.I & II x.100% benih.yang.ditaanam
(2) Kecepatan tumbuh relatif (KCT-R), merupakan perbandingan nilai KCT dengan KCT maksimum. KCT maksimum sendiri diperoleh dari asumsi bahwa pada saat hitungan pertama kecambah normal sudah mencapai 100%. KCT dihitung berdasarkan akumulasi kecepatan tumbuh harian (Sadjad et al., 1999) dengan:
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
KCT
tn
N / t 0
Keterangan: t=waktu pengamatan; N = % KN setiap waktu pengamatan, dan tn = waktu akhir pengamatan.
Perhitungan KCT-R untuk benih sorgum adalah:
KCTmaks
100
hari.hitungan.I KCT R
100 20% / etmal 5
KCT x100% KCTmaks
(3) Indeks vigor (IV), (Copeland & McDonald, 1995), dihitung berdasarkan persentase kecambah normal pada hitungan pertama (5 hst) dengan rumus:
IV
KN.hitungan.I x.100% benih.yang.ditaanam
(4) Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN), yang ditunjukkan dengan kemampuan mengoptimalkan cadangan makanan dalam benih ke dalam bentuk akumulasi bobot kering kecambah. Pengujian dilakukan di akhir pengamatan. Seluruh kecambah normal dicabut, dibungkus dengan aluminium foil o dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 C selama 3 hari, setelah itu dimasukkan ke dalam desikator + 30 menit kemudian ditimbang, dan (5) T50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50% total pemunculan kecambah, diamati dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah setiap hari. T50 dihitung dengan rumus (ISTA, 2006):
T50 ti
(n50% ni) (tj ti) (nj ni)
Keterangan: ti = waktu antara, pada saat atau sebelum benih berkecambah 50%; tj= waktu antara, setelah benih berkecambah 50%; 50% = jumlah benih berkecambah (50% dari total benih yang berkecambah); nj = jumlah benih berkecambah pada waktu tj, dan ni = jumlah benih berkecambah pada waktu ti.
Data semua variabel pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Apabila dalam analisis ragam terdapat pengaruh signifikan, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf signifikan α=0,05. HASIL Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan terhadap beberapa peubah vigor benih disajikan pada Tabel 1.
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
186
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan terhadap vigor benih sorgum No.
Variabel
1.
KST Kadar Air (K) Pengemas (J) Interaksi KCT-R Kadar Air (K) Pengemas (J) Interaksi IV Kadar Air (K) Pengemas (J) Interaksi BKKN Kadar Air (K) Pengemas (J) Interaksi T50 Kadar Air (K) Pengemas (J) Interaksi
2.
3.
4.
5.
0
1
2
Periode Simpan 3
4
5
6
** ** **
** ** **
** ** **
tn ** **
* ** **
tn ** **
* ** **
** ** **
** ** **
** ** **
** ** **
** tn **
** ** **
* ** **
* ** **
* ** **
** * *
tn ** **
tn * **
tn ** **
tn ** tn
tn ** *
tn ** *
tn ** *
tn ** **
tn ** tn
* ** **
** ** **
** ** **
** ** **
** ** *
** ** **
tn ** **
* ** **
** ** **
Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata; * = Berpengaruh nyata (5%); ** = Berpengaruh sangat nyata (1%); KST = Keserampakan tumbuh; KCT-R = Kecepatan tumbuh relatif; IV = Indeks vigor; BKKN = Bobot kering kecambah normal; T50 = Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50% perkecambahan.
Rekapitulasi hasil sidik ragam (Tabel 1) menunjukan bahwa pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan baik secara mandiri maupun interaksi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap vigor benih sorgum. Berdasarkan interaksi antar kadar air benih dan jenis kemasan berpengaruh nyata untuk semua periode simpan. Interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan (Tabel 2)
menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen memiliki nilai KST tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 6 bulan nilai KST mencapai 68.00%, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas pada kadar air 11% memiliki nilai KST terendah yang hanya mencapai 48.00%.
Tabel 2. Pengaruh interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan terhadap keserempakan tumbuh benih pada beberapa periode simpan KA 9
11
13
Pengemas Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik
0 64.67d 65.33d 66.00d 68.67cd 75.33c 75.33c 69.33cd 63.33d 62.00d 81.33b 62.67d 100.00a
1 64.67de 64.67de 62.67e 68.67cd 72.67c 73.33c 69.33cd 63.33e 52.67f 81.33b 62.67e 100.00a
2 68.00de 68.00de 68.00de 70.00cde 76.00b 73.33bc 67.33de 70.00cde 66.67e 84.00a 71.33cd 82.00a
Periode Simpan 3 64.67def 63.33ef 73.33ab 71.33abc 69.33bcd 73.33ab 66.67cde 65.33de 60.00f 73.33ab 68.67bcde 76.00a
4 66.67cdef 56.00g 70.00abc 66.67cdef 73.33a 69.33abcd 67.33bcde 63.33ef 52.00h 62.67f 65.33def 71.33ab
5 60.00cd 60.67cd 55.33de 67.33ab 61.33c 59.33cd 60.00cd 64.00bc 52.00e 62.67bc 64.67bc 71.33a
6 60.00bc 53.33cde 54.67cde 60.00bc 48.00e 58.00bcd 60.00bc 65.33ab 52.67cde 58.67bcd 63.33ab 68.00a
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berpengaruh tidak nyata berdasarkan UJBD 5%.
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
187
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
Berdasarkan hasil pengamatan interaksi antar perlakuan kadar air benih dan jenis kemasan berpengaruh nyata untuk semua periode simpan. Interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan (Tabel 3) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen memiliki nilai KCT-R tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 6 bulan, sedangkan benih
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
yang disimpan dengan kemasan kertas dengan kadar air 13% memiliki nilai KCT-R terendah. Pada masa periode simpan 0, 1, 2, dan 3 bulan terjadi penurunan nilai KCT-R, namun pada masa periode simpan empat bulan mengalami kenaikan dan menurun kembali pada periode simpan 5 dan 6 bulan.
Tabel 3. Pengaruh interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan terhadap kecepatan tumbuh relatif benih pada beberapa periode simpan KA
Pengemas
9
Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik
11
13
0 42,94a 39,37a 39,47a 37,93a 33.61b 33.51b 34.53a 39.90a 21.39a 30.23c 40.39a 40.57b
1 42,89b 39.67cd 41.30bc 37.93de 35,07f 34,60f 36.27ef 39,90cd 21.39h 30,23g 40.39c 45,48a
2 37.54a 37.08a 38.37a 37.16a 32.03b 32.91b 38.71a 36.38a 37.41a 27.42c 35.72a 30.91b
Periode Simpan 3 4 35.87ab 33.25def 36.30a 37.96b 32.80bcd 33.14ef 35.04abc 36.05bc 33.64 30.27g 30.49de 31.05fg 33.98abc 34.88cde 35.74ab 37.24bc 32.43cd 33.35def 29.47e 35.54bcde 34.40abc 35.71bcd 36.57a 41.68a
5 35,49bc 32.12def 38.41a 34,52cd 32,03def 33.82cde 34.01cde 33.44de 30.00f 31.52ef 32.79de 37,77ab
6 29,94g 33.16cde 34,40bcd 35.30ab 30.31g 31.41efg 32.69def 36,97a 29.92g 30.79g 31.03fg 34.58bc
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berpengaruh tidak nyata berdasarkan UJBD 5%.
Berdasarkan hasil pengamatan interaksi antar perlakuan kadar air benih dan jenis kemasan berpengaruh nyata hingga periode simpan 5 bulan, namun berpengaruh tidak nyata pada periode simpan 6 bulan. Interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan (Tabel 4) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik
polietilen memiliki nilai indeks vigor (IV) tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 5 bulan, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas dengan kadar air 13% memiliki nilai IV terendah dan berpengaruh tidak nyata dengan benih yang disimpan dengan kemasan kain blacu.
Tabel 4. Pengaruh interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan terhadap indeks vigor (IV) benih pada beberapa periode simpan KA 9
11
13
Pengemas Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik
0 58.67bc 56.67bc 56.67bc 52.00cb 56.00bc 64.00b 47.33d 52.67cd 50.67cd 63.33b 55.33bc 82.67a
1 57.33bcd 54.67bcd 56.67bcd 52.00de 56.00bcd 64.00b 47.33de 52.67cde 44.67e 63.33abc 55.33bcd 82.67a
Periode Simpan 2 3 60.67abc 44.67ef 61.33abc 42.67f 57.33abcd 53.33bc 60.00abc 56.00ab 49.33de 52.67bcd 53.33cde 44. 67ef 54.67bcde 50.00cde 52.67cde 47.33def 48.00e 42.67f 66.67a 52.00bcd 56.67bcd 58.00ab 62.67ab 61.33a
4 48.67bc 38. 00d 49.33bc 54.67ab 60.00a 46.00bc 47.33bc 45.33c 36.00d 52.00abc 50.67bc 60.67a
5 34.67ef 39.33de 30.00f 51.33ab 40.67cde 44.00abcd 39.33de 47.33abc 40.00cde 40.00cde 52.00a 43.33bcd
6 31.33 30.67 38.00 51.33 39.33 36.67 42.67 46.67 38.00 39.33 48.67 57.33
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berpengaruh tidak nyata berdasarkan UJBD 5%.
Berdasarkan Tabel 5, interaksi perlakuan antara kadar air benih dan jenis kemasan menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan dengan menggunakan kemas plastik polietilen menunjuk-
kan nilai bobot kering kecambah normal tertinggi pada periode simpan 0, 1, 2, 3, 5, dan 6 bulan untuk semua tingkat kadar air benih, namun berpengaruh tidak nyata pada periode simpan 4 bulan. Benih
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
188
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
sorgum yang disimpan pada kemasan kertas memiliki nilai bobot kering kecambah normal paling
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
rendah untuk periode simpan 0, 1, 2, 3, 5, dan 6 bulan.
Tabel 5. Pengaruh interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan terhadap berat kering kecambah normal benih pada beberapa periode simpan KA
Pengemas
9
Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik
11
13
0 8484.83cde 8292.40de 8531.17cd 9644.30b 8472.73cde 8449.10cde 8279.17de 9837.33b 8174.83c 8752.10c 8605.40cd 10074.40a
1 8484.83cde 8292.40de 8531.17cd 9644.30 b 8472.73cde 8449.10cde 8279.17de 9837.33ab 8174.83e 8752.10c 8605.40cd 10074.40a
2 8459.76cd 8459.23cd 8485.50cd 9903.83ab 8418.50cd 8419.03cd 8329.83de 9798.13b 8195.93e 8578.83c 8505.63cd 10040.67a
Periode Simpan 3 8232.30 cde 8065.17 de 8332.70 cd 9834.40ab 8465.77c 8132.20de 9611.37de 9611.37b 7965.473 8397.77c 8464.67c 10027.50a
4 8089.03 7821.90 8221.50 9767.77 8431.87 8188.97 8118.73 9535.20 7696.37 8064.73 8222.13 9707.30
5 7632.47 ef 7398.60 g 7904.47 d 9668.23 ab 7817.97 de 7924.53 cd 8017.93 cd 9501.03 b 7532.20 fg 7891.73 d 8131.23 c 9834.60 a
6 7484.30 de 7337.73 e 7785.17 cd 9644.20 a 7758.77 cd 7895.33 c 8029.13 bc 9567.77 ab 7563.60 cde 7829.77 cd 8191.63 b 9835.23 a
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berpengaruh tidak nyata berdasarkan UJBD 5%.
Berdasarkan Tabel 6, interaksi perlakuan antara kadar air benih dan jenis bahan kemasan menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan dengan menggunakan kemasan plastik polietilen dengan kadar air 13% memiliki nilai T50 terendah
hingga periode simpan 6 bulan, sedangkan benih sorgum yang disimpan pada kemasan kertas dengan kadar air 13% memiliki nilai T50 paling tinggi hingga periode simpan 6 bulan.
Tabel 6. Pengaruh interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan terhadap T50 benih pada beberapa periode simpan KA 9
11
13
Pengemas Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik Kertas Kain Blacu Al. Foil Plastik
0 3.92a 4.11a 3.71a 3. 64ab 3.84a 3.75a 3.62ab 3.88a 3.96a 3.80a 3.30bc 3.10c
1 3.92ab 4.04a 3.69bc 3.62bc 3.82ab 3.79ab 3.58ab 3.85ab 3.99a 3.78ab 3.24cd 3.07d
2 3.95ab 4.15a 3. 63b 3.99ab 3.81ab 3.75ab 3.59b 3.81ab 3.96ab 3.75ab 3.17c 3.06c
Periode Simpan 3 4 4.49ab 4.38ab 4.84a 4.69a 3.99cd 4.39ab 3.74d 3.75cd 4.03bcd 4.26abc 4.19bc 4.19abc 3.88cd 3.92bcd 3.89cd 3.69cd 4.47ab 4.81a 3.98cd 3. 90bcd 3.29e 3.59de 3.05e 3.12e
5 4.77a 4.82a 4.40ab 3.71c 3.88c 4.06bc 3.93bc 3.83c 4.65a 3.78c 3.69c 2.94d
6 4.60a 4.75a 4.08ab 3.76bc 3.89bc 3.85bc 3.89bc 3.84bc 4.63a 3.79bc 3.22c 2.97d
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berpengaruh tidak nyata berdasarkan UJBD 5%.
PEMBAHASAN Penyimpanan merupakan suatu proses yang harus diperhatikan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah kualitas fisik-fisiologis. Kualitas fisik-fisiologis bibit dapat dipengaruhi oleh kualitas benih yang melalui tahapan proses penyimpanan. Kualitas benih terbaik didapatkan saat benih mencapai masak fisiologis, yang dicirikan
berat kering, vigor benih maksimum serta kadar air benih yang minimum. Berat kering benih menunjukkan kemampuan benih dalam membentuk biomassa kecambah. Vigor benih bisa dilihat dari kemampuan benih untuk berkecambah normal. Kadar air merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan saat pemanenan, pengemasan, penyimpanan dan pemindahan benih. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan vigor benih selama periode simpan yang lama, sehingga benih ketika akan dikecambahkan
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
189
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
masih mempunyai vigor yang tidak jauh berbeda dengan vigor awal sebelum benih disimpan (Sutopo, 2004). Keserempakan tumbuh (KST) merupakan salah satu indikator vigor selain KCT, tingginya nilai KST juga menunjukkan semakin tinggi pula vigor benih tersebut (Sutopo, 2004). Interaksi antar kadar air benih dan jenis kemasan berpengaruh nyata untuk semua periode simpan. Interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan (Tabel 2) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen dengan kadar air 13% memiliki nilai KST tertinggi hingga periode simpan 6 bulan dan berpengaruh tidak nyata dengan benih yang dikemas dengan menggunakan kemasan aluminium foil, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas pada kadar air 11% memiliki nilai KST terendah. Penggunaan plastik polietilen dan aluminium foil sebagai jenis kemasan cukup baik karena selain kedap dari uap air dan udara luar. Kemasan plastik polietilen dan aluminium foil mempunyai stabilitas air lebih terjaga, sehingga vigor benih lebih dapat dipertahankan dalam periode simpan yang lama dari pada kemasan kertas dan kain blacu. Salbiati (2005) menyatakan bahwa kemasan yang kedap relatif lebih mampu menahan perubahan vigor benih pada kondisi ruang yang terbuka (suhu kamar). Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Rahayu dan Widajati (2007) bahwa kemasan yang kedap lebih mampu menjaga vigor dan viabilitas benih selama masa penyimpan. Kemasan yang berbahan porous seperti kertas dan kain blacu berpengaruh paling buruk terhadap viabilitas benih karena kemasan berbahan ini tembus udara sehingga mudah terjadi pertukaran kelembaban dengan udara di sekelilingnya. Penyimpanan benih dilakukan terhadap benih yang tidak langsung digunakan. Supaya tidak mengalami kemunduran/deteriorasi maka benih harus disimpan dengan suhu, kadar air dan kelembaban tertentu. Menurut Harrington (1973), bahwa kelembaban udara mempengaruhi kadar air benih, dan kadar air benih mempengaruhi respirasi benih. Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas dan vigor benih selama penyimpanan, yang dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu rendah respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi kelembaban udara lingkungan dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Kelembaban udara dan suhu saling berkaitan dan mempengaruhi kemunduran benih, dimana setiap penurunan kadar air 1% meningkatkan masa hidup dua kali dan setiap penurunan suhu ruang simpan 5°C akan meningkatkan masa hidup benih dua kali.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Copeland (1976) menyatakan bahwa respirasi pada dasarnya merupakan proses oksidatif perombakan cadangan makanan dalam benih, baik karbohidrat, lemak maupun protein yang menghasilkan uap air, CO2 dan energy. Semakin lama proses respirasi berlangsung, semakin banyak cadangan makanan yang digunakan sebagai substratnya (Justice dan Bass,1990). Sutopo (2004), berpendapat bahwa peningkatan konsentrasi oksigen akan mempercepat laju respirasi, sehingga benih akan kekurangan energi untuk berkecambah nantinya. Sebaliknya, pengurangan konsentrasi oksigen disamping menghambat proses respirasi benih, juga menekan laju respirasi hama dan serangga dalam penyimpanan. Kecepatan tumbuh relatif (KCT-R) merupakan salah satu indikator vigor, tingginya nilai KCT-R menunjukkan semakin tinggi pula vigor benih tersebut (Sutopo, 2004). Interaksi antar kadar air dan jenis bahan kemasan berbeda nyata untuk semua periode simpan. Interaksi antara kadar air dan bahan pengemas (Tabel 3) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen memiliki nilai KCT-R tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 6 bulan, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas memiliki nilai KCT-R terendah, berpengaruh tidak berbeda nyata dengan benih yang dikemasan menggunakan kain blacu. Pada masa periode simpan 0, 1, 2, dan 3 bulan terjadi penurunan nilai KCT-R, namun pada masa periode simpan empat bulan mengalami kenaikan dan menurun kembali pada periode simpan 5 dan 6 bulan, hal ini menunjukkan bahwa pada benih sorgum mengalami dormansi sekunder yang diakibatkan oleh kondisi ruang penyimpanan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2009) bahwa benih pepaya yang disimpan di ruang terbuka mengalami penu-runan vigor pada masa awal penyimpan, namun setelah 2 bulan mengalami kenaikan kembali dan kemudian menurun pada pada periode simpan selanjutnya. Kunci keberhasilan penyimpanan benih ortodoks seperti jagung terletak pada pengaturan kadar air dan suhu ruang simpan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Harrington (1973). Proses metabolisme meningkat dengan meningkatnya kadar air benih, dan dipercepat dengan meningkatnya suhu ruang simpan. Peningkatan metabolisme benih menyebabkan kemunduran benih lebih cepat (Justice dan Bass 1979). Kaidah umum yang berlaku dalam penyimpanan benih menurut Sutopo (2004) adalah untuk setiap 1% penurunan kadar air,daya simpan dua kali lebih lama. Kaidah ini berlaku pada kisaran kadar air 5-14%, dan suhu ruang simpan tidak lebih dari 40
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
190
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
o
C. Secara praktis, benih dapat disimpan pada suhu o o kamar (28 C) atau ruang sejuk (12 C), bergantung pada lama penyimpanan dan kadar air benih yang akan disimpan. Apabila daya berkecambah benih dipertahankan diatas 80% (sesuai standar daya berkecambah), maka kadar air benih harus 12% (dapat dicapai melalui pengeringan dengan sinar matahari pada musim kemarau) atau pengovenan agar daya berkecambah benih masih dapat dipertahankan sampai 10 bulan penyimpanan pada suhu o kamar (28 C). Berdasarkan hasil penelitian bahwa, vigor kekuatan tumbuh (VKT) benih dengan peubah IV
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
(indeks vigor) sangat nyata dipengaruhi oleh interaksi antara kadar air benih dan jenis bahan kemasan. Interaksi antara kadar air benih dan jenis kemasan (Tabel 4) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen memiliki nilai IV tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 5 bulan, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas dan kain blacu memiliki nilai IV terendah hingga periode simpan 5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks vigor (IV) mengalami penurunan hingga periode simpan 5 bulan (Gambar 1).
Gambar 1. Grafik pengaruh bahan pengemas terhadap indeks vigor (IV) benih pada beberapa periode simpan.
Berdasarkan grafik dinamika indeks vigor (IV) menunjukkan bahwa indeks vigor baik pada kemasan kertas, kain blacu, aluminium foil dan plastik polietilen mengalami penurunan hingga periode simpan 5 bulan. Kemasan plastik polietilen mengalami penurunan indeks vigor yang tidak signifikan, sedangkan benih yang dikemas dengan menggunakan kemasan kertas dan kain blacu mengalami penurunan indeks vigor yang cukup drastis pada periode simpan 5 bulan. Benih sorgum yang disimpan dengan menggunakan kemasan plastik polietilen dan aluminium foil menunjukkan dinamika indeks vigor yang lebih baik dibandingkan dengan benih yang disimpan dengan menggunakan kemasan kertas dan kain blacu. Pada umumnya vigor benih mengalami penurunan setelah melewati masa penyimpanan, karena setiap organisme hidup selalu mengalami penuaan. Sadjad (1993) menyatakan bahwa periode simpan akan berpengaruh terhadap vigor benih, dimana penurunannya seiring dengan pertambahan waktu. Selain itu, dalam proses penyimpanan benih faktor kadar air juga sangat mempengaruhi, kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran benih dalam tempat penyimpanan.
Bobot kering kecambah normal (BKKN) merupakan salah satu indikator vigor benih (VB), tingginya nilai BKKN menunjukkan tingginya vigor benih (Justice dan Bass, 2002). Sadjad et al. (1999) mengemukakan bahwa kemampuan berkecambah suatu benih berhubungan dengan banyaknya cadangan makanan yang dikandungnya. Prawiranata et al. (1992) menjelaskan benih yang memiliki vigor tinggi mampu menghasilkan berat kering kecambah yang tinggi pada kondisi optimum dan suboptimum. Interaksi antara kadar air dan jenis kemasan (Tabel 5) menunjukkan bahwa benih sorgum yang disimpan pada kemasan plastik polietilen memiliki nilai BKKN tertinggi untuk semua tingkat kadar air hingga periode simpan 6 bulan, sedangkan benih yang disimpan dengan kemasan kertas dan kain blacu memiliki nilai BKKN terendah. Terjadinya hal seperti tersebut di atas disebabkan pada tempat penyimpanan yang tidak kedap udara, benih tersebut mengadakan keseimbangan kadar air dengan udara sekitarnya sehingga kadar airnya menjadi tinggi, sedangkan tempat penyimpanan yang kedap udara dapat mempertahankan kadar air tetap rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Isbagio (1979) yang menyatakan, bahwa jika kadar air benih tetap rendah dalam batas maksimal
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
191
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
selama periode penyimpanan, maka benih akan dapat mempertahankan mutu dan kualitasnya, sehingga vigor benih tetap baik. Salah satu gejala kemunduran biokimiawi pada benih selama proses penyimpanan adalah terjadinya perubahan kandungan beberapa senyawa cadangan makanan yang berfungsi sebagai bahan sumber energi utama. Perubahan cadangan makanan dalam benih terutama berupa kandungan karbohidrat, lemak, dan protein selama penyimpanan menjadi salah satu penyebab benih mengalami penurunan kemampuan berkecambah, dan bahkan kehilangan daya tumbuh. Oleh karena itu sedapat mungkin teknik pengemasan benih memberikan jumlah oksigen yang cukup untuk respirasi, tetapi masih menjamin benih tidak kehabisan energi pada akhir penyimpanan. Benih yang masih mampu berkecambah berarti masih memiliki cadangan makanan dalam jumlah yang cukup. Upaya mempertahankan daya tumbuh benih dalam penyimpanan dengan membatasi ketersediaan oksigen dimaksudkan agar laju respirasi berlangsung lambat. Laju respirasi benih yang lambat dalam penyimpanan, berarti laju perombakan cadangan di dalam benih juga berlangsung lambat. Oleh karena pemakaian cadangan makanan dalam benih lewat proses perombakan sangat sedikit, sehingga benih tidak kehabisan cadangan makanan meskipun disimpan dalam waktu lama (Sutopo, 2004). T50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50% total pemunculan kecambah, diamati dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah setiap hari. T50 menggambarkan vigor suatu benih. Interaksi antara kadar air dan jenis bahan kemasan berpengaruh nyata hingga periode simpan 6 bulan. Tabel 6 menunjukan bahwa benih sorgum yang disimpan dengan kemasan plastik polietilen padakadar air 13% memiliki nilai T50 terendah hingga periode simpan enam bulan dengan nilai 2.97, artinya benih sorgum yang dikemas dengan menggunakan plastik polietilen telah berkecambah 50% pada hari ke 2 (dua). Benih sorgum yang dikemas menggunakan kertas pada kadar air 13% memiliki nilai T50 paling tingi dengan nilai 4.63 yang artinya bahwa benih yang dikemas dengan menggunakan kertas baru berkecambah 50% setelah hari ke empat. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan yaitu sifatnya ringan, transparan, kuat, dan permeabilitasnya terhadap uap air, O2 dan CO2. Selain itu wadah plastik dapat mempertahankan benih dari kelembaban. Harrington (1973) menyatakan untuk penyimpanan benih selama mungkin tanpa menghilangkan daya berkecambah dan vigor dapat dilakukan dengan
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
mengkondisikan lingkungan yang kering dan dingin. Untuk memperpanjang daya berkecambah dan vigor benih dapat dilakukan dengan cara penyimpanan dalam kamar dingin, penyimpanan dalam ruang simpan yang dihumidifikasi dan penyimpanan dalam wadah kedap uap air atau wadah yang resisten terhadap kelembaban. Suhu pada ruang penyimpanan dan kadar air benih merupakan faktor penting yang mempengaruhi masa hidup benih. Pada kisaran suhu tertentu, umur penyimpanan benih sayuran, bungabungaan dan tanaman pangan menurun dengan meningkatnya suhu, kecuali pada benih-benih tertentu yang biasanya berumur pendek. Secara umum dan vigor benih menurun sejalan dengan meningkatnya suhu dan semakin lamanya benih terkena suhu tinggi serta dengan meningkatnya kandungan air benih. Pada suhu tertentu, kerusak-an berkurang dengan berkurangnya kadar air benih. KEPUSTAKAAN Ali Napiah, 2009. Pengaruh Jenis Kemasan Dan Tingkat Kemasakan Buah Terhadap Daya Simpan Benih Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Progran Studi: Pemuliaan Tanaman Dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.http:// repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123 456789/44693/ A09ana.pdf?sequence=1. Arsyad, A., 2003. Pengaruh Cara Ekstraksi, Kondisi Simpan dan Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Skripsi Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor . Hlm 8-9. Copeland, L.O., and M.C. Donald, 1995. Principles of Seed Science and Technology. Third Edition. New York: Chapmond and Hall. Chuansin, S., S. Vearasilp, S. Srichuwong, E.Pawelzik. 2006. Selection of packaging materials for soybean seed storage. (Online) Available http://www. tropentag.de/2006/abstract/ full/229.pdf(26 November 2007). Harington, J.C., 1973. Problem of Seed Storage p. 251-263. In: Heydecker (Ed). Seed Ecologi Academy Press–London. In Sari, 2010. Pengaruh lama pengeringan dan penyimpanan terhadap viabilitas benih bengkuang (Pachyrhizus erosus L.). Universitas Sumatera Utara. http://repository. usu.ac.id/bitstream/123456789/19966/4/ Chapter%20II.pdf. Isbagio, P., 1979. Evaluasi dan Interpretasi dalam Pengujian Benih Menuju Standarisasi Benih. Lembaga Penyuluhan Pertanian Bogor.
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
192
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012
Vol. 1 No. 2 Hal. 184-193
[ISTA] International Seed Testing Association, 2006. International rules for seed testing: rules 1999. Seed Sci. Technol. 27:37-40 (Supplement). Justice, 1990. Viabilitas Dan Vigor Benih. http:// budidaya benih tanaman. blogspot. com/ 2010/11/viabilitas-dan-vigor-benih. html. 27 November 2010. Prawiranata, W., S. Harran dan P. Tjndronegoro, 1992. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Fakultas Matemetika dan Ilmu Alam. IPB Bogor. 247 hal. Rahayu Esti dan Eny Widajati, 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin (Brassica chinensis L.). Bul. Agron. (35) (3) 191–196 (2007). Robi’in, 2007. Perbedaan Bahan Kemasan dan Periode Simpan dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Air Benih Jagung Dalam Ruang Simpan Terbuka. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1, 2007.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. JKTA: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Silbiati, 2005. Pengaruh Kondisi Simpan dan Kombinasi Jenis Kemasan–Perlakuan Metalaksil terhadap Viabilitas Benih Dua Kultivar Jagung Manis. Skripsi IPB. Bogor 52 hal. Sutopo, 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Edisi Revisi. Raja Grfindo Persada. Jakarta. Tatipata, A., 2007. Pengaruh Kadar Air Awal, Kemasan dan Lama Simpan terhadap Protein Membran Dalam Mitokondria Benih Kedelai. Bul. Agron. (36) (1) 8–16 (2008). Wulandari, R. R., 2009. Pengujian Sifat Benih Pepaya dengan Penyimpanan Suhu Dingin. Skripsi. Departemen AGH IPB. 37 hal.
Eka Rahmatiah Tuwu, et al., 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan Jenis Kemasan ……………………………………
193