PENGARUH JANG TAK TAMPAK
(THE INVISIBLE INFLUENCE)
Tjeritera dari dunia Timur jang gaib dan mentjakup kebenaran jang abadi.
Saduran dari karangan Dr. ALEXANDER CANNON
oleh :
Pouw Kioe An.
Penerbit: P. T. Mandira Semarang — 1966 —
www.scribd.com/madromi
PERMULAAN KATA.
Buku jang menghadap pembatja kini adalah buah-karja seorang sardjana kedokteran, jalah Dr. Med. phil, litt. Alexander CANNON, mempaparkan hal-hal jang mengherahkan dari dunia Timur. Dr. Cannon telah lama berkelana dinegeri-negeri Timur, berpengalaman banjak, berpengetahuan amat luas mengenai tenaga2 dynamis jang dapat digunakan untuk kebaikan atau kedjahatan, tergantung pada siapa jang memilikinja.
Penelitian jang sedalam-dalamnja hal semesta-alam menghasilkan suatu pembahasan jang berilmiah dan mendorong siapa jang membatjanja untuk merenungkan apa jang dituturkan olehnja setjara sederhana, mudah dipahamkan. Buku ini ditulis, demikian Dr. Cannon, untuk membuktikan, bahwa dialam dunia ini ada PENGARUH JANG TAK TAMPAK (invisible influence) jang menguasai kehidupan kita sehari-hari. Apa jang dinamakan ilmu-hitam ? Benarkah ilmu-hitam atau zwarte magie hanja satu kepertjajaan tachajul belaka? Dalam lembaran2 dari buku ini akan dipaparkan setjara ilmu pengetahuan adanja ilmu-hitam dan lawannja, ilmu-putih atau witte magie, untuk menghindarkan manusia dari malapetaka. Apabila pembatja menampak dalam buku ini penuturan2 jang gaib seolah-olah dongeng atau tjeritera tachajul, djanganlah tergesa-gesa mendjatuhkan prasangka, akan tetapi meneliti dari tjaranja Dr' Cannon mengupas sesuatu jang pelik itu. Saja berusaha untuk menjadur (bukan menterdjemahkan) buku "The Invisible Influence" dengan kata-kata jang amat sederhana supaja pembatja dapat menarik kemanfaatan sebanjak-banjaknja dan menambahkan ilmu pengetahuannja serta achirnja memperoleh kedamaian dan kemakmuran rohani. Insja'Allah ! Penulis.
Daftar Isi Permulaan kata 3 I. Pengaruh dan kekuasaannja 5 1. Api sihir. 2. Filsafah mati dan tidur. 3. Pohon jang disumpahi sampai djadi kering. 4. Pengalaman seorang hakim hal guna-guna. 5. Pengalaman Dr. Cannon didaerah Tiongkok. 6. Mengirimkan berita atau menjatakan keinginan setjara gaib. II. Rohani jang menguasai djasmani 19
1. Badan terangkat tanpa alat (levitatie). 2. Roh bisa berkelana dikala tidur. 3. Roh jang memberitahukan kematian djasmaninja. 4. Cannon-psychograaf atau mesin pembatjapikiran.
5. Ketjerdasan (otak) tanpa kawat. 6. Luka jang ditimbulkan oleh pikiran. 7. Teorie Pythagoras tentang pikiran. 8. Rumah mempunjai getaran. 9. Bumi jang magnetis (daja penarik). 10.Pikiran pun adalah getaran. 11.Telepathie dapat digunakan dalam pengusutan perkara kedjahatan (kriminil). III. Pengintaian gerak-gerik orang dengan tjara gaib 33
IV. Rahasia mata rohani (helderziendheid) . 34 V. Kebenaran jang hebat. 37 VI. Bagaimana mempengaruhi nasib ? 40 VII. Pengaruh mata amat adjaib 43 VIII. Ular pandai ilmu sihir 44 IX. Bahasia hypnose 46 X. Pengaruh jang tak tampak namun terkadang tampak 48 1. Hypnose sebagai pengobatan penjakit djiwa. 2. Iblis jang kena diakali. XI. Rasa njeri dan faedahnja 52
XII. Binatang jang tersihir 54 XIII. Maling jang kena sihir sendiri 55 XIV. Pengaruh angka-angka 56 XV. Pengalaman di Tibet 59 XVI. Pengaruh kesunjian .61
PENGARUH DAN KEKUASAANNYA Pengaruh ! Suatu perkataan jang terdiri dari hanja delapan huruf sadja, namun dalam perkataan ini tersembunji tenaga jang luar biasa kuatnja, sehingga radja-radja dapat ditumbangkan dari tachta keradjaannja, tentara seolah-olah kena aliranlistrik dan patuh tanpa sjarat.
Akibat dari pengaruh ini sesungguhnja digerakkan oleh manusia kepada manusia lagi. Priksalah sedjarah-dunia dan riwajat tokoh-tokoh dunia, baik wanita maupun pria jang dengan pengaruhnja telah menguasai beribu-ribu orang, merobah djalannja politik-dunia dan sebagainja. „Pengarun" mempunjai kekuasaan untuk mengerahkan seribu ekor kuda kemedan perang dengan hanja satu aba-aba (komando) sadja. Pengetahuan tentang hypnose (menidurkan orang setjara magnetis) dan telepathie (menghubungkan pikiran jang satu kepada jang lain dalam djarak djauh setjara kerohanian) sesungguhnja sudah ada semendjak lebih dari 3000 tahun jang lampau. Orang2 Hindu berabad-abad menggali rahasia kekuatan-batin atas seseorang. Mereka menjadari, bahwa ketjerdasan manusia sebenarnja rapuh, namun djiwa manusia tetap kekal. Mereka pun insjaf, bahwa setiap saat manusia harus bertanggung djawab atas segala perbuatannja, pula t;ak boleh mengandalkan orang lain, akan tetapi djuga tidak boleh menjendiri. Hidup malas-malasan berarti membiarkan djiwa dimakan karat (berkarat). Banjak bitjara baik, akan tetapi berdiam diri lebih baik. Bitjara itu perak, tak bitjara itu emas kata pepatah. Oleh karenanja mereka jang memahamkan ilmu-gaib lebih banjak membungkam dari pada banjak bitjara. Pun , mereka memaklumi, bahwa mereka harus menguasai ilmu dan bukan mendjadi budak ilmu, terutama djangan mendjadi budak dari hawa-nafsunja. Udjud manusia adalah hasil dari buah-pikirannja sendiri. Maka tiap langkah perbuatan sesungguhnja hasil dari pemikirannja. Mereka jang paham dalam ilmu-gaib ini disebut adept, karena sudah menempuh udjian jang berat dan sudah dianggap mengetahui sedalam-dalamnja ilmu itu atau diksa (ingewijde). Tatkala adept2 Hindu sudah tinggi peradabannja, didunia Barat orang masih belum beradab. Ilmu mengdbati dengan hypnose sudah lama dikenal oleh orang2 Hindu sebelum itu dikembangkan oleh Dr. Alex. Erskine dinegeri Inggris dalam tjara pengobatan barUnja. Adept2 ini pun dapat berhubungan-batin setjara gaib dan jang disebut telepathie, sehingga djarak jang betapa djauh pun bukan soal jang rumit. Pada mula-mula diperkembangkan ilmu hypnose, sedikit sekali orang Eropah suka mempeladjarinja. Mulai orang mengira itu ada suatu kepertjajaan tachajul atau gugon-tuhon belaka. Seorang yogi (orang jang mempeladjari ilmu yoga) mengatakan, bahwa pohon2 tumbuh terus dikala kita tidur. Demikianpun dengan pikiran2 manusia tumbuh terus selama kita dalam tidur jang njenjak. Gagasan atau angan-angan jang tergores dalam sanubari kita bukan suatu goresan diatas batu marmer, akan tetapi suatu tjukilan jang berkembang-biak dalam djaringan2 sel. Tjobalah anda perhatikan satu tjontoh sadja. Apabila anda mentjukil nama-anda dibatang pohon kaju, maka apabila pohon itu bertambah besar, maka tjukilan jang tadinja tampak kurang djelas mendjadi lebih njorak dan besar. Goresan itu hidup
terus. Demikianpun pikiran jang terus menerus ditudjukan pada suatu arah, lamakelamaan akan mendjadi suatu keinginan jang kuat untuk diwudjutkan mendjadi perbuatan. Kaum Yogi menjatakan, bahwa karya-karya jang luar biasa bukan hasil dari pada tenaga jang tak terbatas kekuatannja, melainkan dari bekerdjanja sadar-bawah. Dalam sadar-bawah seolah-olah ada „bengkel"nja untuk membuat segala pikiran achirnja mendjadi perbuatan jang njata.
1. Api sihir. Seorang hakim Inggris di India pernah mengalami hal jang seram tentang pengaruhgaib dari manusia kepada manusia. Pada suatu malam ia berkendaraan mobil pulang kerumahnja. Ia ditemani oleh seorang sobatnja. Ketika kendaraan bermotor itu melintasi sebuah djembatan, sekonjong-konjong hakim itu melihat api mendjolak-djolak dari tanah. Semua orang menggigil, sedangkan waktu itu hawa tjukup, panas. Mereka merasa seperti dikitari daerah saldju sadja. Sopir-India jang tahu hal itu ,,tantjap gas" untuk toh berdjalan terus menerobos tabir api itu. Beberapa saat mobil itu bergerak pelahan-lahan, walaupun sang sopir sudah kasi „gas penuh". Achirnja sopir itu tudjukan lampu-besarnja (koplamp) kearah api itu dan segera api itu padam serta lenjap tanpa bekas. Lalu hawa dingin jang merasuk sunsum dan tulang pun enjah. Penumpang2 mobil itu tidak minum alkohol untuk menghangatkan badan-badannja masing2, pula mereka bukan orang jang gampang pertjaja tachajul. Namun gedjala gaib ini sangat mengesan pada djiwa masing2. Ternjata kemudian, bahwa dukun2 ilmu-hitam telah melontarkan kutuk atau laknat pada djembatan itu dan achirnja hanja dengan tjahaja luar biasa terangnja dari koplamp mobil, api itu dapat dihalaukan atau lebih djelas sihir dari dukun itu dapat dipunahkan. Dari kedjadian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa kekuasaan-djahat dapat dialahkan dengan tjahaja terang. Orang2 jang mengandung pikiran djahat memang selalu gemar akan kegelapan atau tempat2 jang gelap-gulita.
2. Filsafah mati dan tidur. Dr. Cannon kenal seorang professor jang disebut sadja prof. X. Prof. X. manusia biasa, sopan-santun dan hidupnja amat sederhana. Pada siang hari ia memberi kuliah2 seperti biasa, sedangkan dimalam hari kadangkadang ia nonton bioskop atau turut serta dalam pesta perdjamuan makan atau pesta dansa. Namun orang jang suka memperhatikan benar-benar wadjahnja, akan menampak ulas paras jang berbeda dengan kebanjakan sardjana. Ia memang sangat peramah, tenang, tutur-katanja selalu berhati-hati.
Padahal pada malam hari dia diam-diam mempeladjari ilmu „mengeluarkan roh" atau ,,sukmanja" dari tubuhnja sendiri. Pada suatu hari ia berkata pada Dr. Cannon : „Jakinkah engkau atau tidak, bahwa setiap malam kita ini mati dan tiap pagi hidup kembali ? Kematian itu artinja meninggalkan raga kasar ini seperti dilakukan tiap malam kalau kita tidur. Hanja perbedaannja terletak, apabila kita benar-benar mati, roh itu tidak kembali pada raganja, sedangkan kalau tidur, maka roh itu akan kembali pada badan sesudah kita bangun (sadar)". Mendjadi ia mau artikan kematian itu hanja suatu kelandjutan dari tidur. „Pada hakekatnja orang tidak terlalu memperhatikan soal ini, pula tak mengerti. Pokoknja ia tidak mau melatih djiwanja untuk mengingat-ingatkan setiap pagi apa jang dialaminja dalam keadaan tidak sadar (tidur) itu. (Memang seringkali orang bermimpi lama sekali matjammatjam hal, akan tetapi sesudah bangun lupa apa jang dimimpikannja. penulis). Setengah orang dapat mengingati lagi impiannja dengan bantuan hypnose, karena hypnoloog (ahli hypnose) mempunjai kekuatan atau kekuasaan memantulkan segala peringatan dari orang jang bermimpi itu. Bagiku, ,,melandjutkan sang Prof." tidur itu sama seperti aku bertolak dari badan-kasar kenegara-negara jang djauh, bersua dengan sobat-sobatku jang lamalah sudah aku tak mendjumpainja, pergi mengundjungi machluk-machluk kekasih jang sudah lama tak terikat lagi pada dunia-kasar, akan tetapi kini dengan badanlembutnja hidup leluasa dengan tak mengenal waktu dan ruang, sebab sesungguhnja „waktu" itu hanja ukuran-djasmani dan ruang jang sedjati adalah tempat jang tak ada batasnja. Dalam kitab Mazmiir (Psalm) 90 disebut : „Karena 1000 tahun dalam pandangan Tuhan seperti hari kemarin, ibarat ialunja satu „waktu-djaga". Apakah engkau tak merasa, bahwa kita ini tidak hidup lebih tua se-hari sadja dari pada 20 tahun jang lampau ? Bagiku umur tidak ada bilangannja; tahun-tahun bagiku tak berarti. Aku kini kalau menurut hitungan waktu-dunia sudah berusia lebih dari 100 tahun, akan tetapi aku tak berani mengatakan demikian pada umum, sebab kelak dari beberapa puluh kilometer djauhnja dari sini akan berbondong-bondong orang datang kesini untuk dengan mulut menganga menatap padaku, karena aku tampaknja berusia tidak lebih dari 40 tahun. Sungguh betapa besar rahasia kehidupan jang manusia dapat peladjari itu. Dan rahasia ini akan mentjapai tingkat Roh Alam Semesta jang mengetahui segala sesuatu I"
3. Pohon jang disumpahi sampai djadi kering. Prof. X. telah niempertundjukkan kemahirannja dalam ilmugaib, setelah lebih dahulu bertanja pada Dr. Cannon, apakah ia pertjaja, bahwa kemahiran Maha-Yogi Jesus Kristus jang menjumpahi sebuah pohon ara mendjadi kering dapat djuga dilakukan oleh orang djaman sekarang ? Peristiwa Jesus menjumpahi pohon ara orang dapat membatja dalam Kitab Mattheus fatsal 21 mulai ajat 18 sampai 22. Prof. X. mengadjak Dr. Cannon memasuki kebun tetangga prof. itu. Disudut
belakang dari kebun itu Prof. X. menghadapi sebuah pohon kaju jang sudah tua. Lalu ia berkata : „Hai, pohon, engkau sudah berbuat banjak djasa baik, engkau pun sudah dapat bertahah terhadap segala badai penghidupan, menghibur djiwaku dan melindungi aku. Kini sudah tiba saat untuk engkau meninggalkan dunia jang fana ini ! Matilah. engkau dan djangan hidup kembali !" Setelah utjapan terachir keluar dari bibir mulutnja, maka Dr. Cannon terpesona melihat daun-daun pohon itu mendjadi kering semua seperti pohon jang sudah mati. Dan hal kegaiban ini disaksikan oleh beberapa orang lain jang tak mau pertjaja. Pohon itu kering dan tanah disekitarnja pun .tandus, sehingga tidak bisa tumbuh apa-apa. Orang telah membuat foto dari pohon jang disumpahi mendjadi kering itu dan semua orang menjatakan, bahwa Prof. X. tidak main sulap. Anda akan berseru : „Ah, mustahil !" Dr. Cannon tjoba mengulas hal itu dengan mengatakan, bahwa untuk mejakinkan kegaiban itu sebagai keadaan jang wadjar, bukan gaib lagi, tjobalah orang berdiri depan tjermin. Kalau kita bertjermin, maka tampak pada tjermin kita gambaran kita sendiri, bukan ? Nah, kalau gambaran diatas tjermin itu diambil fotonja, maka dalam foto ini tampak gambar kita seperti bukan jang tertjetak pada tjermin tadi dan seolaholah camera itu membuat gambar dari pribadi kita jang ada dibalik tjermin itu, padahal dibelakang tjermin itu tidak ada apa-apa. Letaknja kegaiban dari pemotretan ini adalah sesungguhnja alat-portret itu mengambil gambaran kita jang tak tampak dengan mata kasar, tetapi memantul pada tjermin itu. Dengan demikian pandangan mata jang kasar dapat disesatkan, sedangkan alatpemotret itu bekerdja dengan lebih awas dari pada mata-kasar kita. Maka sebenarnja ada banjak djasad jang kelihatan oleh mata-kasar sesungguhnja hanja pentjerminan dari sesuatu jang lebih besar lagi dan berada didunia jang akan datang.
4. Pengalaman seorang hakim hal guna-guna. Seorang hakim Makamah Agung di India membenarkan suatu peristiwa jang gandjil mengenai seorang Hindu jang kaja-raya dan menderita sakit berat. Ia mempunjai seorang adik laki-laki jang pasti akan menerima warisan orang hartawan itu, karena di India berlaku wet, bahwa apabila jang meninggal dunia tidak mempunjai anak (turunan), maka semua warisan djatuh pada saudara2 atau sanak-family langsung dari fihak suami jang meninggal itu, sedangkan sang isteri tidak mendapatkan bagian apa-apa. Dengan demikian sang isteri harus bersandar pada belaskasihan sanak-keluarga fihak suaminja. Pemikiran bahwa sang ipar sadja jang akan mewarisi segala harta-benda sang suami membuat isteri itu mendjadi marah dan dendam-kesumat terhadap sang ipar jang beruntung. Maka setelah suaminja njaris mati isteri ini lalu pergi kerumah seorang dukun guna-guna di Surat, dekat Bombay. Setjara kebetulan sang ipar berada ditempat itu dan setelah mengetahui isteri kakaknja menudju kerumah dukun itu, ia lalu membuntuti perempuan itu.
Ruangan dimana sang dukun menerima tetamu2nja agak gelap dan seram. Dukun ini setelah berhadapan dengan perempuan itu, segera berseru : ,,Njonja, kedatanganmu ini sebenarnja hendak merenggut djiwa iparmu jang kelak akan menerima warisan dari suamimu, bukan ?" Perempuan itu tertjengang dan lalu mendjawab : „Guru, bagaimana Guru mengetahui maksud kedatanganku dan memaklumi, bahwa suamiku kini sedang menderita sakit amat berat ?" Pak dukun menatap wadjah perempuan itu sedemikian rupa, sehingga perempuan itu merasa takut dan seolah-olah lumpuh perasaan dan pikirannja. Kemudian Pak Dukun hanja bertanja dengan suara tadjam : „Apakah aku salah lihat ?" „Tidak...... tidak.......Guru seperti dapat membatja pikiran saja I" djawabnja. Pak Dukun jang mahir ini berkata : „Ja.......ja...... setiap saat, baik siang-hari, maupun malam hari, dekat atau djauh djaraknja, aku dapat mengetahui rahasia hati manusia." Lalu Pak Dukun guna-guna ini minta bajaran 300 rupee atau kira-kira 20 pond sterling. „Aku akan memanggil Malaikat El Maut dan besok pagi iparmu akan mati, bersamaan saatnja dengan meninggalnja suamimu !" Sang ipar jang mengikuti dari belakang segala gerak-gerik perempuan itu berhasil menjelinap masuk kedalam rumahdukun itu dan mendengarkannja djuga antjaman maut pada dirinja. Ia bergegas-gegas menudju kerumah Imam Besar dari Perkumpulan Sutji, karena ia mendjadi anggota orde itu. Dituturkan kepada Imam Besar itu segala hasrat djahat dari perempuan itu. Setelah ini semua diketahui, tiba-tiba terdengar suara dari Haha Besar jang tak tampak dan suara ini sedemikian hebatnja, sehingga dinding kamar bergerak-gerak seperti kena lindu. Kemudian Imam Besar berkata : „Muridku, engkau harus taat pada petundjuk2 jang kuberikan, supaja djiwamu terhindar dari bahaja maut. Ingatlah baik-baik ! Djangan engkau melalaikan sedikit sadja petundjukku, karena dengan ketledoran jang engkau anggap tidak berarti, engkau pasti binasa. Nanti malam engkau harus makan sekenjang-kenjangnja. Lalu masuk kedalam kamartidurmu, dimana engkau harus menjalakan api. Engkau harus menggelarkan kainputih diatas lantai seperti engkau hendak membuat pesta-makan. Sekeliling kain putih itu engkau harus memasang tali jang ditambatkan pada tjagak-tjagak ketjil supaja tidak terlepas. Djadi seakanakan kain-putih itu dipagari tali. Lalu engkau harus duduk ditengah-tengah kain putih dengan wadjah menghadap ke-arah Timur. Engkau harus bersemahdi sepandjang malam. Awas, djangan kantuk dan tidur ! Karena satu saat sadja engkau kantuk, musuhmu akan menerkam dikau! Djikalau sudah fadjar menjingsing, barulah bahaja lewat. Sekarang pergilah dan kerdjakan apa jang kutundjukkan." Pemuda itu pulang dengan hati berdebar-debar dan pada malam harinja ia berbuat sesuai dengan petundjuk-petundjuk Imam Besar dari Perkumpulan Sutji itu. Pukul 9 malam semua keadaan sepi ! Tidak terdjadi apa-apa ! Ia tetap bersemahdi. Pukul 10 telah lewat seperti biasa. Demikianlah dari satu djam ke-djam lain pemuda itu menanti-nantikan hal jang tak disangka-sangka, akan tetapi tidak terdjadi apa-apa. Sampai pukul 11 malam masih tenteram. Apakah ia boleh pertjaja pada perbuatan
dukun-sihir jang djahat itu atau semua itu omong kosong ? Namun pemuda itu tidak hendak melalaikan pesan Imam Besar, maka ia tetap bersemahdi dan matanja terbuka lebar, sebab Imam Besar pun memesan untuk djangan ia memedjamkan mata meskipun sekedjab sadja. Lewat tengah malam sekonjong-konjong seolah-olah dari „perut bumi" keluar seekor kuda berbulu hitam jang perawakannja besar, sehingga menakutkan orang. Binatang ini menjemburkan api. Penunggang kudanja berpakaian hitam dan memegang pedang terhunus jang berapi. Pemuda itu kaget bukan kepalang, apapula ketika ia melihat kuda itu menghampiri padanja. Namun setelah kaki kuda menjentuh tali jang mengelilingi kain-putih itu dengan segera mundur. Berulang-kali penunggang kuda itu ingin melanggar pagar tali, akan tetapi sia-sia belaka. Pergumulan antara kekuatan djahat dan kekuatan sutji berlangsung sampai pukul 3 pagi. Barulah pada saat itu kuda dan penunggangnja masuk kembali kedalam bumi dan lantai tertutup lagi seperti tidak ada kedjadian apa-apa. Bahaja besar sudah lewat, akan tetapi pemuda itu mengalami perubahan rambutnja jang tadinja hitam pekat mendjadi putih bagaikan kapuk. Meskipun bahaja sudah lewat, ia terus bersemahdi sampai fadjar. Penunggang kuda hitam itu adalah Malaikat El Maut jang hendak mentjabut djiwa pemuda itu, akan tetapi berkat pertolongan Imam Besar tak tertjapai maksudnja. Namun sudah lazim dikalangan ilmu-hitam (zwarte magie), apabila kekuatan djahat itu tidak berhasil, maka kembali pada jang menggunakannja untuk menagih upahnja. Dan upah itu harus dibajar dengan djiwa sang dukun. Maka pada esok harinja orang dikedjutkan dengan berita, bahwa dukun guna-guna jang tersohor itu telah mati dengan tidak diketahui sebab-musababnja. Malaikat El Maut telah meminta tebusannja. Majat dukun guna-guna itu telah diperiksa dengan teliti oleh polisi dan dokter. Tak terdapat tanda-tanda penganiajaan pada dirinja. Tetap mendjadi rahasia sampai kini tjara bagaimana dukun guna-guna itu menemui adjalnja. Inilah salah satu dari banjak tjontoh betapa djahatnja pengaruh ilmu-hitam dan besarnja kekuasaan Iblis. Hakim di India itu dengan penuh kejakinan menjatakan, bahwa peristiwa sematjam itu sering terdjadi. Betapa sukar dipertjajanja pengaruh jang tak tampak ini, akan tetapi bagi bangsa India bukan soal rumit lagi. Tatkala terbit pemberontakan di India pengaruh telepathie banjak digunakan oleh yogiyogi atau djuga adept-adept. Dengan pengaruh telepathie ini kedudukan tentara Inggris saban2 dapat diketahui oleh kaum nasionalis India jang sedang menentang pendjadjahan itu, sehingga tentara Inggris terheran-heran saban-saban penggrebekannja tidak berhasil. Orang jang paham akan ilmu-putih atau ilmu-hitam tidak mengherankan kedjadian itu. Tenaga dynamis dari kekuatan-pikiran memang hebat. Ia dapat memantjarkan getaran-getaran jang bersifat titah-titah penting dan dapat ditangkap oleh orang jang mengerti hal itu.
5. Pengalaman Dr. Cannon didaerah Tiongkok. Dalam pelawatannja kepedalaman Tiongkok, Dr. Cannon pernah mengalami keadjaiban „pengaruh jang tak tampak" itu seperti jang ia tuturkan begini : „Barang bawa-anku terdiri dari 35 koper. Saja tidak takut membawa begitu banjak benda. Saja tidak kuatir dirampok oleh siapapun, karena saja sudah beladjar membuat tumbal untuk menjelamatkan barang bawaan itu. Pula dari djarak djauh saja sudah bisa mengira-ngira, maka tidak merasa djeri akan perdjalanan jang djauh itu. Pada suatu ketika saja harus menjebrangi sungai dan setelah sampai ditempat jang ditudju, ternjata dari djumlah koper saja itu hilang sebuah. Saja tak dapat memetjahkan soal kemana perginja koper no. 9 itu. Seorang adept jang peramah suka menolong mentjarikan koper jang „kesingsal" itu. Ia bersemahdi dan kemudian ia member! tahu, bahwa koper jang ketinggalan itu masih ada disebuah kamar gedung kuno, dimana kami pernah mondok sepekan lamanja. Saja membutuhkan koper itu akan tetapi apa daja ? Mengetok-kawat tak mungkin, sebab didaerah jang terpentjil ini tak ada alat-alat komunikasi jang modern. Menjuruh mengambil koper itu dengan perantaraan keretapos akan memakan tempo jang lama sekali. Bulak-balik menelan waktu 20 hari. Djika mengirim orang naik perahu untuk mengambil barang itu pun masih memakan waktu 16 hari. Djustru saja tak mempunjai tjukup tempo untuk menunggu 1 koper itu. Saja ingin setjepat mungkin melandjutkan perdjalanan saja jang masih djauh. Melalui telepathie saja dapat djuga minta koper jang ketinggalan itu disusulkan ketempat saja beristirahat kini, akan tetapi karena saja tak paham bahasa Tionghoa, agak sulit djuga titah saja dapat dipahami. Oleh karenanja saja minta pertolongan adept Tionghoa sadja jang mengurusnja. Dalam tempo 10 menit adept Tionghoa ini berada dalam keadaan badannja dingin seperti es, tarikan napasnja kendor. Dengan stethoskoop tak dapat didengar pula ketukan nadinja. Keringat bertjutjuran didahinja, djadi diambil seumumnja adept itu seperti orang mati sadja. Setelah lewat beberapa waktu ia sadar. Ia meringik-ringik, badannja berkledjetan dan mulutnja mengeluarkan kata-kata jang tak dapat dipahami apa artinja. Achirnja ia membuka matanja dan tampaknja amat letih. Setelah ia benar-benar siuman dan diberi minum susu hangat dan cognac, ia mengatakanK bahwa soal koper no. 9 itu sudah beres. Dalam tempo 8 hari lagi barang itu akan sampai disini katanja. Koper itu akan diangkut dengan prahu djonk. Sesungguhnja pada waktu jang ditentukan koper itu saja mendapat kembali. Dengan setjara halus saja mentjari keterangan dari pembawa koper itu tjara bagaimana barang itu tjepat bisa dibawa ketempat saja ? Sebelum mengulangi tjeritera pembawa koper itu, hendaknja saja memberi tahu dahulu, bahwa didaerah jang ketinggalan koper saja itu sudah lazim orang tak mau membukai pintu rumah, djika sudah matahari stlam. Hanja dalam hal-hal jang luar biasa sadja penduduk daerah itu suka membuka pintu pada tamu jang datang lewat magrib.
Terkadang orang menjampaikan berita didepan pintu tertutup sadja, djadi baik si pembawa kabar, maupun pendengarnja tidak saling melihat wadjahnja. Nah, sekarang kita mulai penuturannja pembawa koper itu. Pada saat adept itu mengheningkan-tjiptanja, maka, pintu rumah komisaris polisi ditempat djauh itu diketuk orang. Komisaris polisi itu mendengar dibalik pintu pesan adept itu untuk setjepat mungkin koper jang ketinggalan itu dikirim ketempat saja. Dalam gedjala ini ada dua pendjelasan, jakni pertama adept ini datang dengan badan-halusnja kerumah polisi itu atau ia hanja mengirimkan titah-telepathie jang sedemikian besar pengaruh atau kekuasaannja, sehingga komisaris polisi Tionghoa itu seolah-olah mendengar suara pintu rumahnja diketuk dan dimintai pertolongan untuk mengirimkan tjepat-tjepat koperku. Memang, kebetulan Komisaris Polisi itu mengenali suara adept itu dan ketika esok paginja ia bertanja kesana-sini tentang adept itu, umumnja diberi djawaban, bahwa sang adept itu sedjak bersama-sama saja menjusur sungai ketempat dimana sekarang kami berada, tak tampak lagi. Komisaris Polisi itu menulis surat kepada saja hal adept itu dan ia tertjengang ketika diberi tahu, bahwa adept itu tak pernah barang sesaatpun meninggalkan saja. Akan tetapi hal jang utama dalam persoalan gaib ini adalah umumnja didaerah itu pendjabat2 tinggi sudah memaklumi „pengaruh jang tak. tampak" itu dan mereka sangat menghargainja. Akan tetapi mengapa adept itu memerlukan tiga djam untuk pulih pada keadaan biasa, setelah ia „mengheningkan tjipto" itu ? Hal ini Dr. Cannon pun tak dapat memberi pendjelasan jang memuaskan, hanja ia beranggapan, bahwa dalam penampakan jang gaib ini angka 3 atau 7 membawa peranan jang penting. Bekerdjanja telepathie sudah dapat dipastikan dari kekuatan pemusatan pikiran jang hebat. Malah Dr. Cannon mengandjurkan untuk orang mentjoba sendiri kekuatan telepathie sebagai berikut :
6. Mengirimkan berita atau menjatakan keinginan setjara gaib. Tjobalah mengenangkan sobat anda, demikian Dr. Cannon, dengan membajangkan wadjahnja atau kalau anda mempunjai gambarnja lebih baik, sebab lebih mantep. Nah, kalau gambar itu terletak dihadapan anda, maka anda memandang itu dengan se-antero pikiran, djangan ingat-ingat hal lain. Lalu gambar itu anda mengadjak omong, boleh keras, boleh pelahan, sesuka hati anda. Sebaiknja ini dilakukan pada malam jang sunji, kalau anda sudah ingin tidur. Apabila anda menghendaki sobat anda itu memberi warta, maka kalau anda memusatkan antero pikiran anda kepadanja atau pada foto-nja, maka dalam beberapa hari kemudian ia pasti akan berkirim surat kepada anda. Atau djuga anda ingin menjampaikan sesuatu hasrat kepadanja dan supaja dia meluluskan permintaan anda, pasti ia akan terkabul. Kebalikannja kita seringkali ingat pada sobat anu atau keluarga jang dikasihi
dan berada ditempat jang sangat djauh. Mungkin dalam hal demikian sobat anu atau keluarga itu ingat kepada kita. Djadi getaran ketemu getaran. Getaran2 itu berdjalan lebih tjepat dari pada keretaexpres jang misalnja sedang membawa surat-kilat kita. Ketika saja memperbintjangkan soal irii dengan adept itu, ia menjatakan, bahwa apabila manusia tjukup bidjaksana untuk memahami ini, ia akan lebih dapat menikmati kesenangan dunia, ja, seratus kali lipat. Apakah tidak dimaklumi, bahwa orang jang dapat menggunakan pengaruh tidak tampak itu seringkali amat besar pengaruh perkataannja dan mempersona orang ? Kekuasaan dari „pengaruh jang tak tampak" tak dapat dianggap sepele bagi siapa jang mengerti daja-alam jang penuh getaran.
II. ROHANI JANG MENGUASAI DJASMANI Sesungguhnja kekuasaan apa jang tergenggam dalam rohani insan untuk dengan hanja satu tatapan-mata sadja dapat menguasai gerak-gerik orang lain, bahkan menurut perintah ? Untuk memahami kegaiban ini, lebih dahulu orang harus mengerti apa artinja rohani. Siapa jang pertjaja dan mengerti adanja roh, ia akan sendirinja mengerti bahwa roh itu kekal. Lalu timbul suatu pengertian, bahwa badan-kasar atau djasmani ini hanja bagaikan kurungan dari sang roh atau rohani. Dan siapa jang dapat memaklumi pengaruh roh jang tak tampak itu, ia akan dapat mengeluarkan rohnja sendiri dari badan atau djasmaninja. Roh ini dapat berdjalan-djalan kemana sadja jang disukainja dan sesungguhnja tiap2 insan dapat menguasai roh itu untuk bisa berkelana diluar djasmaninja, walaupun ia masih hidup di-alam dunia. 1. Badan terangkat tanpa alat (levitatie). Untuk memberi tjontoh, bahwa roh itu lebih berkuasa dari pada badan-kasar, hendak dipaparkan disini hal gedjala levitatie. Apa jang dinamakan levitatie itu ? Levitatie berarti mengangkat sesuatu dengan tjara jang menentang gaja-berat, misalnja dengan menempatkan dua tangan diatas medja, kemudian tangannja diangkat, maka medja itu serta merta naik ke-atas. Oleh kaum spiritis levitatie ini seringkali dipertundjukkan didalam „tarianmedja" atau tafeldans. Pembatja mungkin pernah melihat pertundjukan matjam itu dalam tontonan tukang sulap, dimana dengan setjara mempersona dapat dilihat badan manusia dengan kaku terangkat keatas tanpa kawat atau alat-alat tehnik lain. Memang, ada jang hanja sulapan sadja, djadi pakai djuga alat-alat tehnik, akan tetapi bagi tukang-sihir jang benar-benar pandai, ia hanja menggunakan kuasarohaninja sadja dapat berbuat demikian. Dr. Cannon pernah menjaksikan sendiri di India tjara bagaimana seorang ahlikebatinan India setiap saat dapat berbuat jang gandjil.
Ia memanggil seorang pelajan India dan dengan ilmu-sihirnja ia dapat membuat pelajan itu tak sadarkan akan dirinja, namun dapat mendengar segala titah gurusihir itu. Ia dapat mempengaruhi si pelajan itu seolah-olah sang pelajan itu mengambang diatas air dan lalu Guru Sihir itu berseru : „Naik naik naik !" Dengan sangat menakdjubkan Dr. Cannon, si pelajan dalam badan berbaring kaku terangkat dari lantai setinggi 4 kaki. (1 kaki-Inggris — 0,304 m.) atau kirakira 1.20 meter. Pertundjukan jang gandjil ini disaksikan djuga oleh banjak orang. Inilah jang dinamakan levitatie. Badan orang itu terangkat atau tergantung antara bumi dan langit tanpa tali atau penundjang dan ini dapat ditimbulkan dari kuasa-rohani Guru Sihir itu. Untuk beladjar mengangkat dirinja tanpa penundjang dan alat-alat, orang harus mengatur tarikan napasnja, sehingga achirnja badannja lebih enteng dari pada hawa. Ini sama djuga dengan orang beladjar berenang. Umum sudah memaklumi siapa jang tak bisa berenang, ia bisa tenggelam, sebab badannja lebih berat dari pada air. Akan tetapi dengan melatih dirinja untuk dapat mengambang, achirnja sang badan tetap timbul dipermukaan air. Nah, demikianpun sederhananja peladjaran melatih rohani, asalkan ada kemauan keras untuk dapat mengangkat badannja tanpa alat apapun. Pepatah Inggris "What is mind ? Never matter ! What is matter ? Never mind" menundjukkan perbedaan antara rohani dan djasmani, namun djasmani dan rohani terdjalin mendjadi satu, sehingga terkadang memang sulit benar untuk dipisahpisahkannja. 2. Roh bisa berkelana dikala tidur. Pada suatu malam Guru dari Dr. Cannon berkata : „Mengapa nanti malam anda tidak menggunakan kesempatan untuk berkundjung ke Flamborough (negeri Inggris) untuk menjambangi keluarga anda ? Ini sebenarnja baik sekali dan sebagai selingan jang menjenangkan hati !" Dr. Cannon mula-mula tertawa, akan tetapi kemudian mengerti apa maksudnja Sang Guru berkata demikian. Dalam mimpi orang memang bisa seperti melantjong djauh, bertemu dengan handaitaulan, terkadang djuga bersua dengan orang2 jang sudah meninggal dunia. Akan tetapi umumnja andaikan kita bermimpi berdjumpa dengan si-anu, lalu kemudian sesudah terbangun dari tidur dan benar-benar lain waktu bertanja pada si-anu itu, apakah ia pada malam jang tertentu itu bertemu dengan kita, pasti ia menjangkal. Djadi pertemuan itu terdjadi hanja sefihak sadja. Akan tetapi jang dimaksudkan oleh Sang Guru bukan demikian. Bukan mimpi bertemu si-anu dinegeri anu, akan tetapi benar-benar kita dapat melantjong ketempat djauh, sedangkan badan kita terletak diatas pembaringan dan orang jang ditemukan pun bisa mengakui bertemu dengan kita. Ini bukan tachajul atau gugon-tuhon ! Dalam Kitab Perbuatan Segala Rasul, salah satu bagian dari Alkitab Perdjandjian Baru fatsal 8 ajat 39-40, diterangkan bagaimana Filippus setelah mempermandikan (membaptis) seorang pedjabat-tinggi dari seorang Ratu bangsa Moor (Afrika) sekonjong-konjong menghilang.
Sebenarnja ia tidak menghilang. Badannja ada di Azote jang letaknja djauh dari tempat, dimana pedjabat-tinggi itu dibaptiskan. Ternjata roh dari Filippus jang terbang ketempat si pedjabat-tinggi tadi. 3. Roh jang memberitahukan kematian djasmaninja. Seorang ibu Inggris bersama anak-anaknja bertamasja keluar kota, sedangkan sang ajah tidak turut serta dan malah pada waktu itu berada dikota London. Pada tengah malam sang ibu mendjerit sedemikian seramnja, sehingga anak-anaknja terbangun dan menudju kekamar ibu itu. Sang ibu tegang. Ia menuturkan, bahwa barusan sadja ia melihat sang ajah jang mengatakan dengan kata-kata jang djelas, bahwa ia sudah mati. Lalu rob. itu melenjapkan diri. Anak-anak jang mendengar itu tjoba menghibur si ibu jang bermimpi amat buruk itu, namun si ibu marah, karena waktu ia melihat penampakan itu belum menjisir rambutnja dan belum meletakkan satu kaki sadja diatas randjang, djadi ia iidak bermimpi. Pula ia tidak mempunjai firasat apa-apa tentang ajah itu. Esok paginja orang membawakan berita-kawat pada si ibu. Benar dalam telegram itu didjelaskan, bahwa Lord X. jang bermalam disebuah hotel di London pada pagi-hari telah ditemukan sudah meninggal dunia oleh seorang pelajan-wanita. Apakah roh Lord itu berkundjung ketempat bertamasja ibu dan anak-anaknja ? Atau roh itu hanja mengirimkan berita telepathie, akan tetapi satu hal jang tak dapat disangkal, bahwa roh memang lebih berkuasa dari pada badan atau djasmani. 4. Cannon-psychograaf atau mesin pembatja-pikiran. Menurut hemat Dr. Cannon, bahwa manusia pelahan dengan pelahan achirnja mengakui tidak dapat berdiri seorang diri tanpa merasa bertanggung djawab terhadap sesamanja. Pun ilmu-pengetahuan sudah memberi petundjuk2 jang tegas, bahwa tiap2 kehidupan atau hajat terdiri dari susunan2 molekul (benda-benda jang terketjil). Dan manusia ini adalah bagian dari keseluruhan semesta-alam, walaupun benar manusia ini mempunjai kemampuan2 jang lebih mulia dari pada tjiptaan2 lain dialam dunia. Telah dibuat pertjobaan untuk membuktikan, bahwa pikiran itu sifatnja dynamisch (bertenaga kuat-kuat atau selalu bergerak). Ia merupakan tenaga dan pergerakan. Dibawah usaha Medical Research Council bermatjam-matjam pikiran telah ditjatat dengan psychograaf Dr. Cannon. Dan dalam "Medical World" alhasil dari 176 pertjobaan dengan alat itu diumumkan sebagai berikut : Perhatian jang sepintas lalu tergambar dalam alat itu sebagai garis-garis zigzag (bulak-balik) jang tidak merata dan tidak teratur, sehingga bidang curve (garisgaris bengkok) mengambil tempat luas dalam diagram (peta) alat itu. Concentratie menimbulkan bidang2 curve ketjilan jang ben- tuknja teratur dan garis zigzagnja menurun setjara terpimpin dengan pangkal-pangkalnja bundar. Tidak ada perhatian dipetakan dalam peta-alat itu bidang2 besar dalam garis2 curve pernapasan (ademhalingscurve), di- seling dengan bidang-bidang ketjil dan ada ketjenderungan membentuk udjurig-udjung jang datar. Pengendoran mntlak (volledige ontspanning) menimbulkan bidang2 curve besar dengan garis2 zigzag jang menurun, me- runtjing kebawah dengan udjung jang tjepper. Kantuk atau lijep-lijep tertjatat dalam alat Cannon itu satu tingkat lebih madju dari apa jang ditjatat sebagai pikiran pengendoran jang mutlak.
Tidur njenjak lebih meningkat dari kantuk atau lijep-lijep. Hypnose atau tidur-buatan sifatnja sama dengan tjatatan orang jang mengendorkan segala'urat sjarafnja. Pikiran jang membajangkan sesuatu dalam alat Cannon- psychograaf tertjatat garis-garis zigzag jang rata dengan udjung2nja tadjam, sedangkan curvenja umumnja berombak. Pikiran jang hanja diangan-angan sadja menimbulkan bidang penarikan-napas jang pendek-pendek dengan puntjaknja me- lebar dan lembah-lembahnja menundjukkan lengkungan2 amat banjak, sedangkan tiap lengkungan menimbulkan kira-kira duabelas tarikan-napas dan seringkali bentuknja tidak teratur. Pikiran bergaja (kinetisch denken) seperti orang berolah- raga dituiidjukkan dalam alat itu garis-garis zigzag jang mengkerut-kerut seperti ditarik-tarik dengan tjepat-tjepat. Masih ada banjak pula tjontoh2 pentjatatan pikiran dalam alat itu jang mungkin sukar dipahami oleh orang biasa. Hanja disini kita dapat menarik kesimpulan gunanja alat itu. Dengan alat ini orang dapat mengetahui proses memikir ada hubungan dengan gerak penarikan napas. Djikalau sudah diketahui apa jang dipikirkan oleh tiap orang, maka segala pikiran jang abnormal dapat dialihkan mendjadi pikiran2 jang normal. Malahan dengan alat itu orang dapat mengetahui pikiran- djahat manusia, misalnja niat membunuh orang, membalas dendam, atau djuga pikiran ketjenderungan untuk membunuh diri dan sebagainja. Dengan alat psychograaf ini orang bisa mengirimkan pikiran dan menerima pikiran, bukan dalam keadaan tidak sadar (hypnose), akan tetapi dalam keadaan sadar sungguh2.
Segala titah atau pesan dapat dikirim melalui „gelombang pikiran" dan bisa orang membatja pikiran orang seperti orangmembatja surat biasa. Inilah rahasianja orang jang sering dinamakan waspada. Sesungguhnja tidak lain dari pada melatih diri untuk dapat menerima segala berita atau mengirimkan berita tanpa alat modern. Modalnja hanja kekuatan pikiran dan ketekunan untuk melatih diri menggunakan tenaga-tenaga rahasia jang Tuhan Allah sesungguhnja telah memberikan pada tiaptiap umat manusiadan jang dilambangkan dalam Bijbel dengan pemberian talentatalentaoleh seorang madjikan kepada buruhnja untuk diusahakan mendjadi lebih banjak atau lebih bermanfaat. 5. Ketjerdasan (otak) tanpa kawat.
Radio adalah suatu pengaruh jang meluas keseluruh dunia. -Namun pengaruh ini tak tampak dan djuga tak akan berkuasa, apabila tidak kontak dengan alat-alat jang istimewa untuk itu. Kita sekarang boleh mentjari persamaan dengan otak. Otak kita ini adalah alat untuk berpikir, memantjarkan pikiran dan menerima pikiran orang lain djuga.
Apakah otak kita ini djuga bukan alat jang istimewa dibentuk untuk „dimainkan" oleh Roh Semesta ? Dr. Cannon djawab : „Saja berusaha dengan bantuan alatalat badaniah serta rohaniah membuka bundelan jang talitumali antara pemikiran dan kerohanian. Terkadang agak tak ada hubungan antara roh dan otak seperti dapat dibuktikan dengan dikala manusia tidur njenjak atau dibawah pengaruh hypnose. Maka kemungkinan, bahwa roh itu sestmgguhnja datang dari luar dan hanja dalam saat2 jang tertentu sadja menggunakan otak. Tjobalah^kita perhatikan pesawat radio kita sadja. Dikala sendja, dimana keadaan serba gelap-gulita, pesawat radio kita akan lebih djelas memantjarkan suara-suara jang berirama, ja, lebih tegas daripada siang hari. Demikianpun dengan telepathie pada malam jang sunji senjap lebih bermanfaat atau lebih berpengaruh dari pada itu dikerdjakan pada siang-hari. Dan penggunaan telepathie itu bisa bersifat baik atau djahat. Maka kalau pada zaman kuno orang harus waspada pada segala „mata djahat" atau „sumpahan" bukan suatu dongeng untuk menakut-nakutkan orang, melainkan dapat dinjatakan setjara ilmiah. Maka tak dapat diragu-ragukan pula, bahwa dua orang jang dengan tekun, sabar serta ulet berlatih, djikalau mereka mempunjai hubungan erat satu sama lain, pasti bisa tukar-menukar pikiran dari kedjauhan, tegasnja ditempat-tempat jang terpisah djauh satu sama lain. Ini tak berbeda dengan penjiaran radio sadja. Perbedaan antara radio dan telepathie terletak, bahwa dalam telepathie hanja mengenai dua orang sadja jang hendak mengirimkan atau menerima pikiran, sedangkan pada radio orang harus mentjari riak-gelombangnja dahulu untuk menerima berita atau lagu-lagu merdu. Kalau tjotjok, bisa terdengar dengan djelas, sebaliknja kalau belum dapat menemui riakgelombang jang tepat, sudah barang tentu tidak dapat menangkap warta-berita atau lagu2 jang disenangi. Penjiaran-radio dibawa dengan gelombang ether dan dibantu oleh electriciteit, sedangkan telepathie hanja berlandasan getaran-getaran djiwa sadja. Padahal getaran2 ini lebih lambat dari pada gelombang-ether atau sinar X. Dan ada lagi perbedaan antara radio dan telepathie. Radio menjampaikan sesuatu dengan alat-penjiar (zender), sedangkan telepathie tak menggunakan alat modern, hanja mengandalkan kekuatan pemikiran dan pemusatan jang sungguh2 dari segala ingatan pada satu tudjuan." Dimana-mana ada sukma atau roh dan roh meliputi segala tempat. Sungguh aneh kalau orang memperhatikan ,,djadinja manusia" dalam kandungan sang ibu tetap tersembunji bagi si ibu, padahal dengan tak disadari dia membantu membentuk „manusia" dengan angan-angannja. Dan inilah bekerdjanja sang roh, bukan sifat djasmani. Sehubungan dengan hal ini, bukankah kita sekarang lebih mendekati pengertian tentang adanja Allah sebagai pentjipta serwa-alam ? DIA bukan maehluk seperti manusia, meskipun pernah ia turun kebumi untuk memudahkan pengadjarannja, sehingga orang jang paling sederhana dapat memahaminja, akan tetapi bagi tjendekiawan (terpeladjar) Allah itu adalah TUHAN SEMESTA ALAM, electriciteit kehidupan, djumlah dari segala tenaga jang tak tampak, akan tetapi dapat dinjatakan disekeliling kita, ja, getaran jang mutlak. (Jang dimaksudkan oleh Dr. Cannon „pernah turun ke bumi" adalah Jesus Kristus jang oleh umat Kristen dipandang sebagai Anak Allah). Selandjutnja Dr. Cannon menjatakan, bahwa roh itu dapat membinasakan badan
manusia lain dan jang biasa disebut penggunaan zwarte magie atau ilmu hitam seperti guna-guna, santet dan sebagainja. Dalam kehidupan sehari-hari roh pun. bisa sangat mempengaruhi djasmani seperti tjontoh ini. 6. Luka jang ditimbulkan oleh pikiran. Seorang ibu jang melihat barang berat djatuh menimpa kaki anaknja sedemikian terpengaruhnja, sehingga ia djatuh pingsan. Ketika ia siuman, ia menampak luka dikakinja jang sama bentuknja dengan luka dikaki anaknja. Akan tetapi jang lebih aneh pula adalah luka itu kian lama kian meningkat sampai bernanah dan achirnja sembuh melalui gramilatfe (melalui bintik2 jang kian lama kian kering). Mendjadi djangan main-main dengan pengaruh jang tak tampak dari pikiran jang dikuasai oleh roh itu. Memang karena dari kebiasaan melihat gedjala2 itu menganggap hal itu mendjadi lumrah lagi dan njaris tidak terlintas dalam alam-pikiran kita, bahwa inilah jang dinamakan „pengaruh jang tak tampak". Ketjerdasan manusia sesungguhnja rapuh dan ada batasnja, sedangkan kehidupan itu kekal adanja. 7. Teori Pythagoras tentang getaran. Pythagoras adalah seorang pudjonggo Junani (Grieka) jang hidup antara tahun 570 dan 497 sebelum Masehi, adalah manusia pertama jang berani mengemukakan pendapat, bahwa dunia ini bulat dan tidak tjeper (rata) dan bahwa segala sesuatu dialam dunia, baik jang kelihatan, maupun jang tak tampak senantiasa tergetar. Teori ini alangkah mengandung kebenaran jang sedjati. Memang, beberapa djenis getaran dapat dirasakan oleh badan kasar dan terutama oleh pantja indera, misalnja menggetarnja mesin jang sedang bergerak-gerak dsb. Akan tetapi adakalanja kita menjentuh orang lain dengan djari-tangan kita, terasalah getaran tangan orang lain itu. Dengan tjara demikian, maka orang jang buta dan pekak telinganja dapat djuga mengerti pertjakapan orang dengan perantaraan getaran2 itu. Ja, memang, hidup kita keseluruhannja menggetar dan badan kita akan senantiasa tergetar sampai kita menutup mata untuk selama-lamanja dan apabila kita berhenti bernapas, maka Ibu Pertiwi (bumi) akan tetap menggetar. Listrik, musik, ja, semua itu getaran. Itulah sebabnja, kalau irama musik itu sesuai dengan getaran djiwa kita, terasalah kita terhibur, bagaikan param atas luka dan otak jang panas mendjadi dingin, ketegangan berobah mendjadi ketenangan. Pernah ditjoba dengan berhasil bagaimana suara musik dapat menenteramkan orang jang sakit-djiwa. Ini tidak lain disebabkan getaran musik itu tjotjok dengan getaran djiwa si penderita. Bahkan warna-warna mempunjai getaran dan oleh karenanja dapat diterangkan beberapa warna jang tertentu tjotjok bagi si anu, tetapi tidak tjotjok bagi jang lain. Memang ada getaran jang sesuai atau serasi dan ada pula jang berlawanan dengan getaran kita.
Sudah dimaklumi lama, bahwa musik dan warna dapat dihubungkan satu sama lain dan pengaruhnja sungguh gaib untuk menenangkan djiwa jang merana. 8. Rumah pun mempunjai getaran. Jang dinamakan sakit sesungguhnja adalah proces dari terganggunja getaran antara hajat (djiwa) dan badan. Masing2 mempunjai getaran dan apabila sesewaktu getaran hajat dan badan itu tidak tjotjok, maka timbullah penjakit. Pun segala ruangan bangunan apa sadja mempunjai getaran masing-masing. Dan kalau getaran2 itu tidak sesuai dengan getaran2 kita, lalu menimbulkan rasa tidak senang berdiam dalam ruang jang tak tjotjok dengan getaran kita tadi. Maka bukan satu ketachajulan, apabila ada orang jang merasa tidak betah atau kerasan tinggal dalam sebuah rumah jang tertentu (disini tentunja bukan dimaksudkan pendjara, sebab pada hakekatnja semua orang tidak mau tinggal dalam pendjara) . Kebalikannja ada jang tjotjok tinggal dirumah jang oleh orang lain dirasakan tidak senang. Ini disebabkan bagi jang satu tjotjok, tetapi bagi jang lain tidak tjotjok. Djuga lingkungan pekerdjaan kita membawa pengaruh bagi getaran djiwa kita. Siapa jang bekerdja dalam lingkungan jang tjotjok getarannja, ia akan merasa beruntung dan bekerdjanja penuh semangat, sebaliknja kalau ia dipaksakan bekerdja dilingkungan pekerdjaan jang getarannja sama sekali tak menjesuaikan getarannja sendiri, pasti ia tjepat lesu, kurang bernafsu kerdja dan terkadang malas. Dan bila ini diteruskan, lama-kelamaan orang itu bisa menderita sakit ini dan itu. 9. Bumi jang magnetis (daja penarik). Umumnja orang paham apa artinja magnit, jakni „dajapenarik" misalnja besi-magnit jang dapat menarik djarum dsb. Bumi kita pun mempunjai magnit. Selain ada kutub2 geografisch (menurut peta), djuga mempunjai kutub utara dan kutub selatan jang ber-magnit. Djustru dengan adanja daja-penarik ini, maka tidak mengherankan dibeberapa bagian permukaan bumi kita pun ada jang daja-penariknja lebih keras, pula ada jang lemah. Dan ini member! getaran, sebab magnit ini pun adalah salah satu bentuk getaran. Inilah rahasianja maka ada orang jang lebih senang berdiam dikota anu dari pada dikota tempat kelahirannja, karena sebenarnja daja-penarik atau getaran bumi kampung-halamannja sendiri kurang tjotjok dengan getaran hajat dan badannja. Pula dengan teori ini dapat diterangkan, mengapa sesuatu djenis penjakit lebih mendahsjat dari pada itu timbul ditempat lain, karena semua ini tergantung dari magnit atau daja-penarik satu-satu tempat. Ada orang jang tidak bisa njenjak tidur dengan kepala kearah timur, lain orang lagi djustru senang tidur mendjurus ke-timur kepalanja dan begitu sebaliknja. Bahwa bumi jang kita pidjak ini mempunjai masing-masing gaja magnit jang berbeda-beda satu sama lain bukan omong kosong karena dapat dinjatakan dengan alat-alat ilmiah jang diperuntukkan guna menjelidiki getaran2 itu. Udjung2 djari kita pun mempunjai magnit, maka tidak mengherankan orang jang buta dapat mengenali segala sesuatu dengan hanja merabah-rabah dengan udjung djarinja sadja.
Kesemuanja ini menundjukkan penampakan, bahwa pengaruh jang tak tampak meliputi segenap kehidupan kita dan alam semesta. 10. Pikiran pun adalah getaran. Pikiran kita pun sesungguhnja adalah getaran. Dengan berlatih sungguh2 kita dapat memindahkan pikiran kita pada orang lain, meskipun orang lain itu tinggal beribu-ribu kilometer djauhnja dari kita. Semangat kita dapat ditondjolkan dalam bentuk matjammatjam dan ini berkat adanja getaran-getaran itu. Unsur (element) berbagai-bagai benda tidak akan mengurangi inti-sari (substantie) dari pada benda itu, hanja berubah menurut tjepatnja getaran2 jang terdjadi pada benda-benda itu. Tjontohnja : sepotong es dapat lumer mendjadi air dan kemudian air ini mendjadi uap, akan tetapi inti-sarinja masih tetap H 0, jalah 2 atom zat-air dan 1 atom zat-asam. Pembatjaan-pikiran orang lain atau mentale-telepathie dapat dilaksanakan dengan pantja-indera jang ke-enam, jakni kepertjajaan. Kita. harus pertjaja, bahwa segala sesuatu jang tertjjpta ini dikerdjakan oleh pengaruh jang tak tampak. Itulah sebabnja orang jang pertjaja bulat dapat berbuat hal jang dianggap mudjidjat. Semua orang telah diberi pantja-indera jang ke-enam itu, akan tetapi orang tidak suka menggunakan itu dengan sungguh2, • sehingga tidak semua orang pandai dapat membatja pikiran orang lain. Dan kepertjajaan ini terletak pada getaran jang sumbernja pada Tuhan Allah. Apa jang dinamakan budi-rasa sesungguhnja tidak lain dari pada getaran Tuhan jang seringkali diabaikan oleh manusia. Dan dengan melawan budi-rasa atau getaran-Tuhan, lalu manusia mendjadi lalim (tidak adil, bengis, tidak menaruh belas kasihan, menganiaja, menindas, berbuat sewenang-wenang terhadap sesamanja). Dr. Cannon menjarankan kepada barang siapa jang hendak mentjari hikmat (kebidjaksanaan) harus merasa berada dalam keadaan „tidak tahu" (dalam bahasa Tionghoanja „bu-wi" seperti diadjarkan oleh Lao Tze). Ini dimaksudkan, bahwa manusia jang beladjar mentjari kebidjaksanaan harus rendah-hati, karena kelak ia akan dilimpahi berkat hikmat jang sedjati. Dalam Indjil Mattheus 13:12 disebut „Siapa jang memiliki sesuatu, kepadanja akan diberi lagi dan ia akan beroleh dengan berlimpah-limpah. Tetapi barang siapa jang tidak mempunjai sesuatu, dari padanja djuga diambil barang jang ada padanja". Makna dari udjar ini adalah siapa jang rendah-hatinja akan diberi hikmat, karena orang itu' sudah mempunjai apa-apa untuk memperoleh kebidjaksanaan, akan tetapi sebaliknja jang merasa dirinja paling-agung, sombong dan djumawa, sesungguhnja kosong, tak mempunjai apa-apa dan achirnja kesombongannja jang membuat dirinja tjelaka serta terampas kesempatannja untuk memperoleh hikmat itu. Oleh karenanja Dr. Cannon mengandjurkan orang untuk memperhatikan getaran2 itu, supaja lambat-laun budi pekertinja mendjadi halus dan sanggup menerima ilham atau wahju Illahi. Rahasia jang sampai sebegitu djauh tak dapat didjelaskan tentang kekuatan pikiran dan membimbing segala perbuatan insan dari djabang baji sampai turun keliang-kubur hanja dapat diterangkan dengan pertjaja adanja telepathie antara satu dengan insan lain.
11. Telepathie dapat digunakan dalam pengusutan perkara-kedjahatan (kriminil). Seorang achli-yoga India pernah ditanja oleh Dr. Cannon begini : ,,Tuan pernah menuturkan kepada saja hal pertjakapan tuan dengan Sir Edward Henry jang pada ketika itu berpangkat Commissaris Polisi dari Scotland Yard jang ditugaskan untuk mengusut perkara pembunuhan jang dilakukan oleh Crippen. Lalu tuan membawa seorang jang sanggup mendjadi perantara menjelidiki perkara kedjahatan ini setjara rohani atau lebih tepat setjara telepathisch untuk menundjukkan apakah benar Crippen itu melakukan pembunuhan itu atau tidak dan tjara bagaimana Crippen melakukan kedjahatannja. „ Akan tetapi usaha ini terbentur pada Undang-Undang Negara Inggris jang tak memperbolehkan pengusutan setjara telepathisch itu. Sir Edward sendiri memperkenankan tuan membuat demonstrasi maka orang-perantara itu dengan hypnose telah dibuat tertidur. Ini kedjadian didalam ruang gedung Scotland Yard di London. Tidak antara lama kemudian orang-perantara ini dapat ,,membatja" apa jang sedang dipikirkan oleh Komisaris Polisi itu. Atas pertanjaan tuan ,,Sir Edward sedang memikirkan apa?" didjawab oleh orang jang dihypnose itu „Ia berpikir, bahwa tuan sudah gila I" Sir Edward mengakui benar ia berpikir demikian. Kemudian Komisaris Polisi itu menanjakan hal-hal jang pelik dan kesemuanja itu didjawab dengan lantang dan tepat. Namun Komisaris Polisi tak berdaja apa-apa untuk menentang Undang-Undang jang tak memperbolehkan pengusutan setjara telepathisch. Apakah berita itu benar ?" „Benar djawab Guru Yoga," sungguh sajang gegaman ini tak dapat digunakan dalam perundang-undangan Inggris. Sesungguhnja dalam hal ini tak perlu si terdakwa jang dihypnose, tjukup dengan orang lain seperti kubawa orang-perantara itu. Untuk menghindarkan penipuan atau pemalsuan, orang-perantara itu tak usah bertemu dengan si terdakwa, bahkan dipisahkan dengan tirai (scherm), sehingga tidak ada kontak sama sekali antara mereka. Kemudian dapat ditjatat apa jang diketahui oleh orang-perantara itu dan ditjotjokkan dengan pengakuan si terdakwa. Dengan demikian telepathie dengan hypnose dapat banjak meringankan pekerdjaan polisi jang berat. Dapat ditambahkan disini, bahwa lebih njenjak tidurnja orangperantara itu lebih mendekati djarak antara dia dan orang jang ditentukan untuk diselidiki perbuatannja, sehingga sukar sekali untuk disangkal oleh jang tersangkut. Dalam keadaan trance (tidak sadar) roh dari orang-perantara itu dapat menembusi segala dinding tembok dan apa sadja, sehingga pandangannja amat luas dan dapat melihat segala sesuatu dengan sedjelas-djelasnja. Ini jang dinamakan helderziendheid atau clair voyance. Ia seolah-olah melihat dengan matarohaninja. Sesungguhnja segala orang dapat melihat dengan matarohaninja, hanja untuk mentjapai tarap itu, harus berlatih atau sudah mempunjai bakat demikian.
III. PENGINTAIAN GERAK-GERIK ORANG DENGAN TJARA GAIB. Dr. Cannon pernah mentjoba pengaruh suggestie untuk mengintai segala gerak-gerik
orang. Pada suatu ketika ia „menidurkan" dengan djalan hypnose Kolonel X. selama tiga djam. Ia menitahkan Kolonel X. dengan mata-rohaninja mengikuti segala gerakgerik seorang negarawan jang tenar dalam perdjalanannja. Selama pertjobaan mempengaruhi rohani Kolonel X. maka oleh sang Kolonel telah ditjatat segala sesuatu jang ia dapat melihat dengan mata-rohaninja mengenai perbuatan negarawan itu, misalnja kemana negarawan (staatsman) itu pergi, dengan siapa ia berbitjara. Kolonel X. membuat tjatatan setjara tjermat segala gerakgerik negarawan itu, padahal sang Kolonel itu masih tetap ditempatnja ia dalam keadaan tak sadar. Ia menulis sambil memedjamkan matanja dan seoiah-olah orang ngelindur. Perlu ditambahkan, bahwa baik Kolonel X. maupun negarawan itu tak tahu-menahu maksud-tudjuan saja, demikian Dr. Cannon menerangkan. Baru belakangan saja memberi tahu. setelah segala tjatatan jang dibuat oleh Kolonel X. itu tjotjok dengan apa jang diberbuat oleh negarawan itu. Malahan Kolonel X. sendiri tak merasa ia menulis dalam keadaan ,,tidur" atau tidak sadar. Negarawan itu tertjengang mendengar, bahwa tidak ada rahasia tersembunji, semua diketahui sampai dibagian-bagian paling ketjil dari perbuatannja. Mula-mula ia menuduh Dr. Cannon menggunakan sistim super-spionage, akan tetapi setelah didjelaskan dengan sabar hal pengaruh jang tak tampak itu, sang negarawan sesambatan pada Dr. Cannon untuk selandjutnja djangan mengulangi lagi pertjobaan itu. Kolonel X. pun agak merasa diperalat untuk mengintai segala gerak-gerik orang lain. Peristiwa ini menundjukkan betapa besar pengaruh manusia kepada manusia lainnja, apabila ia mengetahui kekuatan pengaruh gaib itu dan dapat memaklumi tjara mempraktekkannja.
IV. RAHASIA MATA-ROHANI (HELDERZIENDHEID).
Dalam pergaulan kita sehari-hari dapatlah kita menerka atau menganggap sifat seseorang dari penglihatan mata-kasar kita. Misalnja kita dapat mengatakan si A. tjerdas, si B. tolol, si anu bergembira, si anu lagi bersedih. Bagaimana kita dapat menarik kesimpulan atau anggapan itu ? Pertama-tama dari mata kita ! Setelah pantja-indera ini bekerdja dengan tak disadari lagi kesan jang dilihatnja itu masuk dalam sanubari kita dan disinilah dibentuk suatu anggapan jang kemudian dikeluarkan mendjadi suatu conclusie atau penarikan kesimpulan jang memastikan si anu begini dan begitu. Nah, kalau kita ada dalam keadaan hypnose, sebenarnja semua pantja-indera kasar tadi itu seperti melar atau membesar dan lebih njata apa jang dilihatnja itu. Perasaannja pun lebih halus dan ia dapat membeda-bedakan matjam-matjam sentuhan jang keras atau jang lemah, bahkan beradunja kantjing tangan-kemedja (manchet) pun dapat dibedakan dari detak arlodji.
Selain orang jang bermata-rohani (helderziend) itu dapat melihat apa jang tampak sekarang (kini), pula dapat melihat djauh (hari-kemudian atau masa-depan). Apakah gurat atau garis telapak tangan benar dapat menundjukkan nasib orang kelak dikemudian hari ? Sesungguhnja garis2 tangan jang menundjukkan sesuatu ,gedjala sudah bisa_ ada pada sepuluh tahun dimuka dan siapa jang mejakinkan ilmu melihat gurat atau radjah tangan, memang ia dapat meramalkan apa jang akan terdjadi pada si pemilik tangan itu. Sebabnja ? Timbulnja garis-garis itu sesungguhnja dari bekerdjanja otak. Apa jang tampak ditelapak tangan kiri dikerdjakan oleh bagian kanan dari otak dan apa jang terlihat garis2 ditelapak tangan kanan dari bekerdjanja belahan otak kiri. Mata-rohani manusia dapat melihat sesuatu jang tak dapat dipandang dengan pantja-indera kasar dan alat-alat penglihat jang betapa tadjam pun. , Demikianlah seorang penumpang kapal jang dihypnose dapat menuturkan penglihatannja jang menadjubkan. Katanja ia melihat sebuah kota, padahal ia masih berada ditengah laut. Segala teropong ditudjukan pada apa jang dilihat oleh mata-rohaninja, akan tetapi sia-sia belaka. Tak ada kota jang seperti digambarkan oleh orang tadi. Akan tetapi beberapa djam kemudian kapal ini mendekati kota jang sudah dilihat lebih dahulu oleh orang jang bermatarohani itu. Perlu kiranja didjelaskan disini, bahwa sesungguhnja kita melihat sesuatu bukan dengan bidji mata kita, akan tetapi dari bekerdjanja bagian-belakang dari otak besar kita. Bajangan2 jang ditangkap oleh bidji mata kita sebenarnja terbalik (kepala kebawah) dan lalu dibenarkan oleh bagianbelakang dari otak kita mendjadi gambaran jang wadjar. Pula kulit kita mempunjai „mata", artinja segala perangsang jang mengenai kulit dapat dibuat conclusie tentang segala sesuatu jang kita alami. Seperti sudah dinjatakan, bahwa semesta- alam ini, berikut kita sendiri, menggetar terus-menerus. Telepathie dan helderziendheid pun termasuk getaran2, sama sadja dengan segala suara hiruk-pikuk, musik dan lain-lain. Dan getaran ini mempunjai daja-penarik atau magnit. Orang jang mejakinkan ilmumata-rohani, djikalau sudah mahir dapat melihat bekerdjanja anggota2 tubuhnja sendiri. Seorang helderziende pernah memberi petundjuk pada rekan Dr. Cannon tentang penjakit radang lambung jang gawat (pylorus) pada seorang pasien jang oleh dokter-bedah itu tidak dapat diketahui. Pengundjukan ini djadi bertentangan dengan pendapat atau perkiraan dokter, akan tetapi achirnja dokter itu mau pertjaja apa jang diundjukkan oleh helderziende itu. Lalu dilakukan pembedahan setempat jang biasa disebuat laparotomie, jalah membedah disamping lambung. Ternjata diagnose atau penetapan-penjakit dari helderziende itu benar dan si penderita dapat diselamatkan njawanja dengan operasi jang tepat.
Dr. Cannon pertjaja, bahwa dimasa depan teorie helderziendheid pun dapat digunakan dalam pengobatan. Dia bertanja mengapa kwik jang berat dapat meringankan penjakit syphilis dan besi, djuga logam jang berat, dapat memperbaiki darah manusia ? Kesemuanja ini harus diselidiki dengan sungguh2, terutama dalam hubungan pengaruh magnit dari barang2 logam jang digunakan untuk pengobatan.
V. KEBENARAN JANG HEBAT. Barang siapa jang mengerti betapa besar pengaruh pikiran atau suggestie, akan menghadapi kebenaran atau kenjataan jang hebat, sgbab roh manusia sesudah meninggalkan badan kasarnja akan tetap dalam keadaan seperti ia berpikir semasa hidupnja. Tergantung pada masing2 untuk mentjiptakan sorga atau neraka sekarang dan nanti. Umpamanja semasa hidupnja ia membajangkan neraka jang seram, setelah ia mati raganja, ia akan mengalami matjam neraka itu dengan sehebat-hebatnja. Siapa jang didunia sudah mulai memupuk benih kasihmengasihi dan mentjari KERADJAAN SORGA, maka setelah rohnja keluar dari badan-kasarnja, iapun akan dapat menikmati kebahagiaan sorga itu. Terserah pada kita sendiri, apakah kita hendak menjesuaikan diri dengan alam Tuhan atau alam-Iblis ? Disinilah terletak rahasia dalam dalil kuno, akan tetapi selalu berlaku : „Seperti apa jang dipikirkan oleh seseorang, seperti itu pula keadaan orang itu !" , Orang2 jang sakit-djiwa senantiasa merasa terganggu oleh setan, malahan kadang2 ada jang mendjerit-djerit mendengar suara iblis dan melihat hantu. Apakah orang2 gila itu benar melihat dan mendengar hantu ? Seorang biasa, djadi pikirannja waras, djika kerandjingan atau kesurupan pun suka merasa melihat setan dan mendengar suara2 jang seperti didengar orang gila. Djadi apa perbedaannja antara orang waras dengan orang gila itu ? Menurut Dr. Cannon prang biasa bisa dibuat melihat setan atau mendengar suara setan dan ini dari perbuatan getaran2. Djadi dari keadaan normal bisa dibuat abnormal. Dan kalau kita balikkan pengaruh itu, jakni dari keadaan abnormal dibuat mendjadi normal, apakah anehnja, bila ada jang dapat mengusir setan dari orang gila ? Apa jang tertjipta oleh suggestie, sesungguhnja dapat dienjahkan dengan suggestie pula. Berdasarkan anggapan demikian, maka timbullah tanggapan seolah-olah hidup kita ini diselubungi daja-daja jang tak tampak dan dapat dilepaskan kepada kita setjara liar dan tak terkendali, tidak berbeda dengan radio jang getarannja meliputi seluruh dunia. Akan tetapi djanganlah dilupa, bahwa gelombang2 getaran itu tanpa pesawat radio
tak dapat didengar sebagai musik atau perkataan2. Pula kita boleh sesukanja hati membunjikan pesawat radio itu atau menjetopnja. Oleh sebab kita tak sempurna, maka seringkali kita tak dapat mendengar suara2 atau melihat sesuatu jang tak dapat dilihat dengan mata kasar. Kebalikannja orang gila dengan pantjainderanja jang masih lengkap dapat mengalami hal2 aneh itu, sehingga dalam banjak hal kita sering berpikir memang orang gila berpikir gila, karena kita tak dapat mengerti alam pikirannja. Ini pernah dialami oleh Dr. Cannon sendiri. Pada beberapa tahun jang lalu, demikian Dr. Cannon, ketika saja membeli pesawat radio dan memperkenankan seorang jang sakit-djiwa mendengarkannja, saja djadi tjemas dan djerigkel, ketika tertjetuslah udjarnja jang begini : „Ah, tuan, apakah tuan hendak mendongengi saja, bahwa tuan tak akan dapat mendengar musik ini tanpa barang mainan ini ? Saja sudah lama mendengar musik beginian selama lima belas tahun jang lampau, asalkan saja berkehendak demikian !" Tjobalah anda renungkan dengan baik-baik utjapan si-gila ini dan djangan tergesa-gesa mengatakan, bahwa si-gila sedang mengatjo. Demikianpun tidak sedikit orang jang mentertawakan dan mendjengeki Sir Oliver Lodge jang dalam usianja jang landjut mempeladjari gedjala-gedjala spiritis. Walaupun saja bukan seorang spiritis, saja harus membela sardjana ini jang telah merintis djalan untuk mengakui adanja gedjala-gedjala aneh jang pada wakttf itu dianggap tidak masuk-akal. Disekitar kita ini ada kuasa2 abadi, ja, roh2 jang djahat dan baik. Telepathie sesungguhnja bukan lain dari pada tjara modern dan dalam serba banjak kekurangan kita tjoba mendjebol kegaiban2 jang belum terpetjahkan rahasianja. Saja sendiri, melandjutkan Dr. Cannon, tidak pernah melihat chajalan2, pula tak pernah mendengar suara hantu, akan tetapi sungguh kurang bidjaksana, apabila saja menjatakan, bahwa semua hal-hal gaib itu nonsens oleh karena hanja saja sendiri belum mengalaminja. Djanganlah lupa, bahwa ada banjak hal jang lebih aneh daripada kita mampu mimpikan. Telepathie adalah perintis hubungan telegram dan tilpun jang pertama. Sebelum kita dijakinkan dengan dapatnja orang berhubungan melalui kawat dan tilpun, sudah banjak kaum yogi jang menggunakan telepathie untuk perhubungan djarak djauh. Apabila kita sudah mengakui, bahwa telepathie itu adalah suatu ilmu pengetahuan jang bukan sembarangan, hendaknja itu dijakinkan terus-menerus sampai mendjadi sempurna. Tjendawan (djamur) dapat tumbuh dalam satu malam sadja dari tanah, akan tetapi tjepat mendjadi laju, demikianpun dengan pengetahuan jang mengembang, artinja jang tidak mendalam. Pohon membutuhkan banjak tahun, mungkin banjak abad, untuk mendjadi dewasa, akan tetapi akar-akarnja terbenam dalam sekali dibawah tanah. Namun kalau ini tidak dipelihara dan dipupuk, tidaklah pohon itu mendjadi besar dan bertjabang luas dan kuat. Demikianpun dengan ilmu-pengetahuan jang harus terus digali, supaja kita memperoleh buah2-nja: telepathie dan helderziendheid. Dan kalau kita sudah menemui akar-akarnja, peliharalah itu sebaik-baiknja, sirami dan pangkas sebaik-baiknja, supaja dia tidak mendjadi laju dan kering.
VI. BAGAIMANA MEMPENGARUHI NASIB ? Memperoleh kekuatan jang lembut (halus) hanja dengan hati dan semangat mentjari sesuatu kebaikan dalam diri orang lain. Artinja kita harus beladjar meneliti, menghargai kebaikan sesuatu orang, sehingga getaran djiwanja dengan getaran djiwa kita dapat diperpadukan. Seorang jang mempunjai kekuatan magnit dalam badannja dengan hanja menekan tangan si penderita djasmaniah atau rohaniah tjukuplah sudah ia dapat memantjarkan aliran pelipurlara, penguat batin, kepertjajaan dan kesehatan. Mengapa seorang pelaku sandiwara atau bintang film dapat menarik perhatian umum ? Tidak lain dari pada ia mengerahkan seluruh semangatnja pada peran jang harus dipegang olehnja. Ia merasa hidup atau mendjiwai peranan itu dan bukan sekedar menghafalkan utjapan-utjapan jang sudah disediakan. Ada orang jang mempunjai banjak angan-angan, akan tetapi senantiasa tak tertjapai. Apa sebabnja ? Sebab ia lebih banjak melamun dari pada bekerdja ! Kemauan sadja tidak tjukup, kalau tidak dihubungkan dengan usaha. Dan usaha pun belum tjukup kalau tidak dengan pemusatan seantero pikiran (semangat). Mengenal ROH SENDIRI berarti mengenal ALLAH ! Oleh karenanja siapa jang sudah dapat mengenal rohnja sendiri ia tidak takut kepada siapa pun, pula ia menghargai roh lain. Roh lebih penting dari pada djasmani. Kita harus mengenal apa artinja hidup seperti kita mengerti isi buku jang kita peladjari. Apabila roh tidak mendiami pula sang badan, maka tubuh ini tidak berbeda dengan reruntuk mesin bobrok. Tulang-tulang dan urat-urat benar dapat membentuk matjam badan, akan tetapi belum berarti itu merupakan manusia jang hidup. Ada dua matjam kesadaran meliputi manusia. Kesadaran luar, jakni jang dapat dirasa-rasakan oleh pantjaindera dan kesadarandalam jang tampaknja „tak-sadar", paflahal ini lebih utama dari kesadaran-luar. Kesadaran-dalam seolah-olah bersemajam didalam istana, sedangkan kesadaran-luar mendjadi tembok bentengnja jang mengelilingi istana itu. Apa jang dinamakan kesadaran-dalam itu ? Perasaan tjinta, ingatan-ingatan jang mulia. Siapa jang dapat membuka kuntji penghidupannja dengan mengenal kesadaran-dalamnja, ia akan menemui bahagia. Ia bebas dari rasa dendam, iri-hati dan memantjarkan sinar kasih-sajang jang amat besar pengaruhnja. Kita membentji, mendendam, serakah, iri-hati dan sebagainja karena kita digontjangkan oleh pantja-indera kita. Kita tak mau mengerti atau mengalami kesulitan orang lain, kita tak mau menghiraukan penderitaan orang lain, karena kita lebih mengutamakan kesadaran-luar jang masih melekat pada djasmaniah kita dan selalu jang dibesar-besarkan kepentingan kita sendiri. Berbeda dengan orang jang sudah mengenal kesadarandalamnja dan inilah jang dinamakan ROH MANUSIA. Roh ini pula jang menguasai nasib kita.
Mengapa beribu-ribu orang menarik napas pandjang dan berkeluh kesah mengalami nasib buruk, sedangkan sedikit orang sadja jang memperoleh kebahagiaan ? Ini disebabkan kita belum mengenal ROH SENDIRI. Bagaimana tjaranja untuk mengenal ROH SENDIRI itu ? Dengan merasa kita tak mengetahui apa-apa seperti djabang baji. Semendjak zaman purba sampai dewasa ini masih ada banjak manusia jang hanja menondjolkan kesadaran-luarnja sadja jang disesuaikan dengan selara dan rasa nikmatnja sendiri tanpa menghiraukan penderitaan orang lain. Kita buta akan kesengsaraan orang lain, sebab jang diutamakan. diri kita sendiri sadja. Dan untuk memburu atau mengedjar kesenangan kita sendiri sadja, kita terkadang lupa pada peraturan tata-tertib. Asal dapat, tidak peduli dengan djalan haram ! Kita memaksakan orang mengerti kita dengan kita tidak merasa perlu memahami perasaan orang lain. Achirnja kita nientjiptakan nasib sendiri jang buruk dengan segala tipu-muslihat kita jang terpengaruh oleh pantja-indera itu. Mungkin orang berhasil dengan segala akal djahatnja tertjapai apa jang dikedjarnja, akan tetapi achir2-nja ia akan merasa lebih tjelaka dari si korban. Inilah sudah mendjadi suatu hukum-alam jang tak dapat ditawar-tawar lagi. Berbeda dengan orang jang sudah mengenal ROH SENDIRI atau ROH SEDJATI ! Ia djuga memperhatikan kehidupan djasmaninja, akan tetapi tidak tamak (temaha). Ia hidup menurut aturan tata-tertib dan terus-menerus memantjarkan sinar jang penuh belas-kasihan, sehingga meskipun tampaknja atau pada lahirnja miskin, ia tak merasa kemiskinan itu. Ia tak akan menjesalkan nasibnja dalam kedudukan apa sadja. Ia merasa hidupnja berkat kurnia Tuhan dan ia sedia mengamalkan kurnia ini kepada sesamanja tanpa pamrih, tanpa dipaksa-paksakan untuk ingin memperoleh pudjian orang baik, orang budiman dan sebagainja. Ia tidak takut akan neraka, tidak mengharapkan sorga, ia hanja mendjalankan dharma-baktinja sebagai saluran dari Kurnia Tuhan. Inilah rahasianja orang dapat memperoleh bahagia dan tidak menangisi nasibnja jang buruk, karena perasaan buruk itu hanja chajalan belaka, sebab dalam keburukan ada kebaikan.
VII. PENGARUH MATA AMAT ADJAIB. Dalam Kitab Musa pertama atau Kitab Kedjadian (Genesis) pasal 30 ditjeriterakan halnja Nabi Jakub ketika ia masih mengembara atau ,,ngenger" (bah. Djawa) pada pamannja, Laban. Ia menggembala domba-domba Laban dan didjandjikan sebagai upah kepada Jakub, bahwa kalau binatang ternak ini melahirkan anak2 jang putih mulus, itulah bagian Laban, sedangkan kalau warna bulu ikambing2 itu belang boleh dimiliki Jakub. Apa usaha Jakub belang-belang ? populierenhout) sedemikian rupa
untuk domba betina melahirkan anak-anak domba jang bertjorak Ia memotong ranting-ranting pohon hawar jang hidjau2 (groen dan ranting kastanje. Lalu ranting2 jang hidjau itu dikupasnja sehingga ranting2 tjoraknja belang.
Kemudian ranting2 ini dilontarkan kedalam tempat minum kambing2. Maka setelah
kambing2 betina itu haus benar, Jakub menggiringnja ketempat minum itu. Ia berbuat ini berulangulang, maka ketika kambing2 betina ini melahirkan anak, semua anaknja berbelang-belang bulunja akibat kena suggestie ranting2 jang belang-belang itu. Njatalah sudah Jakub sudah memaklumi betapa besar pengaruh mata. Dr. Cannon malah beranggapan, bahwa mata orang Tionghoa jang sipit itu dari pengaruh penatapan orang Tionghoa jang mendalam disanubarinja pada patung2 jang dilukiskan dengan mata sipit. Katanja apabila perempuan memandang dengan chidmat pada patung2 jang bermata sipit setjara ilmiah dapat di terangkan, bahwa ini mempengaruhi djuga kandungannja, sehingga anak2 jang dilahirkan bermata sipit. Ini djadi tjotjok dengan teori Jakub mempengaruhi mata kambing2 betina dengan ranting2 jang bertjorak belang-belang. Dr. Cannon menamakan Nab