PERNJATAAN
BER SA lJ. A
ANTARA
REPUBLIK
INDCNESIA
DAN
REPUBLIK RA..l\J.AT DEMOKR.ASI KORE.A
ditandat angani di Djakarta, 15 April 1965
b erkenaan dengan KU:NDJUNGAN
KENEGARAAN
jang diadakan oleh
PADUKA JANG 111JLIA KTI.t IL SUNG, PERDAN.A LIENTERI
REPUBLil~
RA1\.JAT DhlIOKR.ASI KOREA
ke
REPUBLIK
INDON"r.!SIA
dari 10 April 1965 sampai dengan 15 April 1965
PER N JATAA N
B .c;
J:t
S A !, A
ANTARA REPUBLIK IlIDONESIA
DAN
REPUBLIK RAK.TAT D J.'OKRASI KOREA 1
Atas undangan Presiden Sukarno dari Republik Indonesia , Perdana Menter i l(im Il Sung dari Republik Rakjat Demokrasi Korea telah mengadakan kundjungan kenegaraan ke Republik Indonesia dari tanggal 10 April sampai dengan tanggal
15 April 1965 , sebagai balasan terhadap kundjungan kenega -
r aan Presiden Sukarno ke Republik Rakjat Demokrasi Korea dalam
bulan
Nopember 1961.:-. Salama kundjungan itu, Perdana I.'.enteri
!(i.m
Il Sung disertai oleh
Wakil Perdan.a l enteri .t.i.m Kwang Hyup, l.1enteri Luar Negeri Pak Sung Chul dan Njonja, iCetua ":omisi Negara urusan Industri ringan Rim Ke Chul, Penasehat
~Cabinet
Chai Heui Jung , ·,lakil Lienteri Luar Negeri Huh Daam , .t'enasehat
Departemen Luar Negeri !\im Wo o Jong, Duta Besar Luar Diasa dan Berkuasa Penuh Re publik Rakjat De!:lokrasi Korea di Indonesia Pak \fang Sup , dan anggotaanggota rombongan . Selama berada di Indonesia , Perdana >enteri r\.im Il Sung dan rombongan, dengan disertai oleh Pres idcn Sukarno dan pembesar- pembesar Indonesia lainnja , nengundjungi kota- kota Djakarta, Bandung dan l3og or .
Dimana- mana Tamu .l\gung
tersebut telah mendapat sambutan jang hangat , hgi r amah tam.ah, dari Pemerintah dan Rak jat Indonesia , jang dengan djelas oemperlihatkan adanja persahabatan jang erat antara kedua negara . Dikota Djakarta., Presiden Sukarno dan P erdana
1.~enteri
him Il Sung
masing-masing memberikan djamuan makan kenegaraan , jang satu untuk menghormati jang lain sebagai comrade- in- aros .
Dalam kes empatan tersebut kcdua pemimpin
meng utjapkan }Jidato jan5 menundjukkan J:!ersamaan panc.e.ngan mengenai bcrbagai persoalan , baik nasicnal maupun internasional .
Dikota ••••
• 2 •
Dikota Bandung kedua pemimpin menghadiri Sidang
l~adjelis
Per musja-
waratan Rak jat Se!!lentara, jang merupakan bad.an tert:i.nggi dari Negara Republik Indonesia .
Dalam kes empatan itu Presiclen
Suk~rno
menjampaikan amanat p ol i t ik
jang mene;gariskan tingka t perdjoangan dewasa ini dar i rak j a t di Asia ,
beliau,
Afrika dan Latin .Amerika melawan imperial i sme , kolonialisme da.n neo-k olonial:i.sme dan menekankun p entingnja berdiri diatas kaki sendiri dalam membangun. ekonomi nasional
jang merdeka .
Dikota Bogar , kedua pemi mpin memberi wedj a ngan kepada 5000 orang murid Sekolah :.:enengah tinekat atas jang diudakun dalam suatu a ubade untuk menghor mati Per Wµla 1.1enter i Republik tl.aicjat Demokrasi Korea . Dikota Djakarta Per dana Llenteri Kim Il Sung menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang tela1olog i d..'U'i Univer s itas Indonesia sebagai pengalman a t as sumban::an beliau j ang saneat ber harga kcpada ilmu p engetahuan tekn:ik dan djasa- djasa beliau jang besar dalam
pembanguna n tanah-air bel iau .
Salama ber kundjung di I n donesia , Perclana 1,:enteri Kim Il Sung mengada."lcan beberapa kali perundingan dengan Pres iden Sukarno mengenai suasana internasional dewasa ini .
Dalam perunding an di Bogar , Per dana i.!enteri Kim I l Sung didampingi
oleh Wakil Perdana l.Ienteri Kim Kwang Hyup , hlenteri Luar Negeri Pak Sung Chul , Ketua Komisi Negara urusan industri ring an Rim Ke Chul , Penasehat Kabinet Chai Heui Jung, Vfakil Menteri Luar Neger:i. Huh Daam , P enasehat Menter i Luar Negeri Kim Woo Jong , dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rak jat Demokrasi .L(or ea di Republik Indonesia Pak Wang Sup ;
dan Pres iden
Sukarno
oleh Wakil liienteri Pertama II/M.enteri Luar Negeri ad interim Dr . Leimena , Menteri Perindustrian Rakjat Dr . Azis Saleh, l.Lenter:i/Wakil Ketua I I Dewan Pertimbang an Agung Prof . Sujono Hadinoto , Pembantu I Llenteri Luar Negeri Suwito Kusumowidagdo , Kuasa Usaha Republ:ik Indones i a d i Republ:i.k Rakjat Demokras i Korea Suffr i Justlf' dan WakU Ke p ala Direktorat Asia Timur Laut dan Pasif:i.k dari Depar temen
Lu ar
Ne geri Sudie Gandarum .
Sesudah ••••
• 3 •
Sesud.ah mengadakan per tukaran pand.angan jang agak mendalam tentang keadaan internasional sekar ang ini, maka kedua pemimpin sampa i kepada kes impulan-kesimpulan sebegai ber ikut Perdjoangan jang terus semakin menghebat dari rakjat-rakj at dunia terhadap bermatjam- mat jam benti.Ltc dan tjara dari penindasan atas nt:r:-•r·a oleh negara telah mentjapai satu tingkat , dimana kekuatan imperialisme , kolonialisme, dan neo-kolonialisme telah terdesak mundur kepada kedudukan bcrJ;nhe.n . p ihak lain kesetiaJcawanan ser:iakin turr,buh
den,~an
Pad.a
kokoh antara kekuatan-kekuatan
jang baru berkembang, j a ng terus madju dengan kuat di dalam per d jalanannja menudj u suatu dunia baru. Kedua pemin:p in mempunjai pandangan jang sama, bahwa seluruh djaringan d.ari persoalan- persoalan internasional jang pada dewasa ini sedang diliaclapi oleh um.mat manusia adalah pada hakekatnja dan pad.a pokoknja di sebabka.n oleh kehausan jang terus- menerus dari imperialisme ja ng dengan gi gih sedang bertahan melindungi kekuasaannja .
Oleh kar ena itu maka kedua pemimpin berpen-
dapat, bahwa selama imperialisme t iclak dienjahkan dari muka bumi ini per damaian sedjati antara bangsa- bangsa tidak akan tertjapai. Mempeladjari berbagai-bae;ai pert:i.kaian internas ional seka·a.nz ini, chususnja di Asia , Afrika dan .Amer ika Latin, djel aslah bagi kedua pemimpin, bahvra s emua kekua"!.;an-kekuatan imperialis didunia ini, did.alam membela kekuasaannja j ang telah tersusun dengan ba:i.k , ternjata bekerdjasama
ant~ra
satu
dengan jang l ain didal am satu barisan mel awan semua kekuasaan- kekuasaan j ang sedang ber kembang didunia , jang sedang berusaha untuk menjusun satu matjam masjarakat bangsa- bangsa, dimana kemerdekaan nasional , keadilan sosial , kes edjahteraan, dan perdamaian jang abadi, akan terus berdiri densr-.n kokoh . Dalam hubungan ini Pres i den Sukarno dan Perdana Menteri Kim Il Sung sama- sama pertjaja , babwa imper:Utlisme hanja dapat dilenjapkan oleh suatu perdjoangan jang dikordinir dengan ba:i.k didalaro satu barisan jang kokoh dan
t idak de.pz.t ••• o
• 4 •
tid.ak dapat dipetjah-belah dari semua kekuatan baru jang sedang berkembang didunia ini atas dasar kesetiakawanan dan ketekadan untuk seleka.s mungkin mengachiri djaman imperialisme. Unt uk mentjapai maksud ini kedua pemimpin menganggap , bahwa Konperensi Afrika-Asia di Aldjazair didalam bulan Djuni tahun ini adalah satu langkah jang sangat panting dalam usaha mengkonsolidasi dan memperkuat kesetiakawanan dari bangsa-bangsa Afrika-Asia sebagai satu batu lontjatan bagi barisan antiimperialis jang kokoh dari semua kekuasaan-kekuasaan baru jang sedang berkembang.
Dengan pengertian ini maka Perdana Menteri Kim Il Sung menjokong dengan
penuh dan aktip gagasan Presiden Sukarno untuk mengadakan suatu CONEFO, jakni Konperensi dari semua kekuatan-kekuatan baru jang sedang berkembang didunia ini dimasa dekat jang akan datang. Kedua Kepala Pemerintah selandjutnja membitjarakan berbagai persoalan jang chusus, jang sedang dihadapi oleh negara-negara Afrika-Asia , teristimewa di Asia Tenggara dan Timur Laut. Kedua pemimpin sekali lagi mengutuk dengan pedas pemboman-pemboman jang terus-menerus dan biadab jang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Republik Demokrasi Vietnam dalam usahanja untuk memperhebat peperangan di Vietnam Selatan dan meluaskannja sampai ke Republik Demokrasi Vietnam dan dengan demikian mengabaikan pendapat umum, jang setjara pedas mengutuk perbuatan-perbuatan agre s if tersebut. Kedua pemimpin menegaskan, bahwa persoalan Vietnam tidak akan dapat diselesaikan oleh negara asing manapun, dan dengan setjara militer jang bagaimanapun, selain oleh rakjat Vietnam sendiri dan dengan tjara-tjara Vietnam sendiri pula.
Adalah pendapat kedua pemimpin jang telah dipikirkan dengan seksama,
bahwa satu- satunja tjara untuk menjelesaikan persoa.lan Vietnam adalah segera menghentikan agresi Amerika Serikat di Vietnam dan menarik mundur tanpa sjarat tentara d.an pangkalan- pangkalan Ameri.ka dari Vietnam Sela.tan.
Kedua pemimpin
berpendapat , bahwa pemerintah Amerika Serikat harus mentaati dengan patuh Perdjandjian Djenewa dari tahun 1954·
Dengan ••••
• 5 •
Dengan semangat jang sama Presiden Sukarno menegaskan lagi sokongan jang penuh dari Indonesia kepada, dan kesetiakawanan jang tegas dengan perdjoangan rakjat dan pemerintah Republik Rakjat Demokrasi Korea, agar penjatuan kembali dari negeri Korea dapat segera tertjapai setjara d.a.mai. Untuk penjatuan kembali oleh Rakjat Korea send_iri dan tanpa tjampurtangan dari kekuatan asing ini, Presiden Sukarno berpendapat, bahwa .Angkatan Perang Amerika Serikat dan Angkatan Perang asing lainnja harus segera ditarik dari Korea Selatan. Dalam hubungan ini kedua Pemerintah menjatakan lagi pendapatnja, bahwa pangkalan-pangkalan d.an tentara as ing dimanapun di Asia dan .Afrika ini senantiasa merupakan sumber dari subversi , int ervensi, dan persengketaan dengan sendjata, dan dengan demikian membahajakan perdamaian dan keamanan didaerah bersangkutan.
Untu.k keperluan per damaian dan kerdjasama antars
bangs a-bangsa ini kedua pemimpin mengandjurkan, agar semua pangkalan dari tentara asing seg era ditarik mundur. Perdana Menteri Kim Il Sung menegaskan sekali lagi sokongannja jang mutlak dan penuh pad.a Pemerintah dan rakjat Indonesia dalam politik konf'rontasinja terhad.ap
11
Malaysia11 , projek neo-koloni.alis Inggris.
frontasi terhn.dap apa jang dinamakan
11
Didalam kon-
Malaysia" ini, baik Korea maupun
Indonesia, sekali lagi menjatakan sokongannja kepada perdjoangan rakjat-rakjat di Kalimantan Utara untuk mentjapai kemerdekaan nasionalnja . Menindjau k edudukan d.ari Perseri.katan Bangsa-Bangsa didalam dunia sekarang ini, dan mempeladjari pengalaman dari kedua negara s edjak terbentuknja organisasi dunia tersebut selama 19 tahun achir ini, kedua pemimpin sampai kepada kesimpulan, bahwa Perserikatan Bangsa- Bangsa ternjata telah tidak menundjukk:an dirinja
sebagai alat jang sewadjarnja untuk membangun dunia baru,
tetapi sebaliknja ia ternjata telah menundjukkan dirinja sebagai alat jang sangat mudah dipergunakan oleh negara-negara imperialis untuk mengamankan kepentingankepentingannja, baik dilapangan rohani maupun dilapangan kebendaan .
Pemerintah ••••
• 6 •
Pemerintah dan rakjat Republik Rakjat Demokrasi Korea oleh karena itu memudji dengan hangat , dan menjatakan sokongannja jang sepenuh-penuhnja kepada tindakan jang berani dan tegas dari Presiden Sukarno untuk keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ttndakan ini telah menggembirakan perdjoangan revolu-
sioner d:i.manapun terhadap segala matjam bentuk dan tjara dari penindasan oleh bangsa atas bangsa. Menindjau perkembangan dari hubungan antara Republik Indone sia dengan Republik Rakjat Demokrasi Korea , kedua Kepala Pemerintah mengetahui dengan puas , bahwa hubungan ini terus berkembang dan semakin mendjadi kokoh didalam berbagaibagai bidang. Semendjak berdirinja hubungan dipl omatik antara kedua negara , persahabatan antara kedua rakjat berkembang mendjadi kesetiakawanan jang kuat dan tegas serta teman seperdjoangan d.alam perlawanan ter hadap :i.mperialisme, kolonial isme dan neokolonialisme.
Perasaan kesetiakawanan ini merupakan dasar jang kuat dalam memper-
kembang kerdjasama jang konkrit dalam usaha membangun
suatu ekonomi nasional jang
kuat dan merdeka , dinegeri masing- masing clan untuk rakjat masing- masing.
Maka
oleh karena i t u mereka bersepakat untuk melandjutkan perundingan-perundingan atas tingkat pedjabat dan ahli, dalam usaha menemukan tjara-tjara jang tepat untuk memulai kerdjasama jang konkrit dalam biclang perdagangan , ekonomi, teknologi dan kebudaj aan . Kedua pemimpin menganggap , bahwa kundjungan ke Indonesia jang dilakukan oleh Perdana Menteri Kim Il Sung mendj elang perajaan Dasawarsa Konperensi Bandung, pertemuan-pertemuannja dengan rakjat Indonesia, pembitjaraan- pembitjaraan antara kedua pemimpin, serta persetudjuan- persetudjuan jang telah ditjapai, memberi sumbangan jang berharga kepada semakin meningkatnja semangat Bandung, semakin kokoh dan eratnja hubungan persahabatan antara kedua negara, clan semak in menghebatnja perdjoangan r akjat-rakjat Asia dan A£rika melawan :i.mperialisme .
Achirnja ••••
• 7 •
Achirnja, Perdana Menteri Kim Il Sung dan rombongan menjatakan penghargaan jang setinggi-tingginja atas sambutan jang hangat
serta
ramah-tamah dan rasa persahabatan jang kuat jang telah mereka
terima
selama berkundjung di Indonesia.
Djakarta, 15 April
1965
Presiden
Perdana M:enteri
Republik Indonesia
Republik Rakjat Demokrasi Korea
Signed
Suknrno
Signed
Kim Il Sung
*:if-~
.;i:- 7}-
~ ~7~
~;l{a
•
*:if--:t;'
.i\-:!f--¥-1} ~~
1:f ~
l'IJ'if:- 611 ~
~~
~ ~-i=tt
~! 111 /.}
"tj- ~l
~~~
~ ~ oJ vtr .
~~
~£til ~J 0 t ~-1-
~41 ~-
~~
"* ~~ 4- ~ ~
-¥- +~
~
..::r~E
.::t:.{[
1
-%.:s»-&l-~
0
~ ~. ~~ ~
~.er- -=r ..Qi
q.
~ ~
-2-
ti-
.A}
7
2-1
..
0 1- 1!. -:e.1
~~
.A}
ot ~J of Al
~ ' ":ti 4
·n
.,.:;
'l!l
tr- ~
0
~~l
~~~ ~I ~1
if'. ~-.:1
t:: ;x_ 'L . ,
~- V:r • ~.31
q-
~ ~J}
:g_ Oil~
..
l· nll ~l '7}
~1.£.. ;A}~
t:
-01·9 ~~ 42-1 , ~~~~ ;A~~
~kl
7~ ;.~
~44~
~
t{_
.¢
4
Jf..~~ ~
01
~
1:1.J- tf -6 ~
~Jll~
0 1-
7l1~-5]-~
-T~l-z ~
7J·if:_~··
*~~ 9-J.J- ~
41 ~1-~1
71-.:i:' ~
~ l=il
~ ~-
..:i1. -'6"· (>
-
oj J.·(. "G.
~I 2
i1
~ 7<J
~
41~~
* .l.}
~
_;{j~
tjt:
-r
T- ;..s ill
~
itl .£...:A}~
1-11
zr
.1f- 'f-J.J
1'fl 5l, 1.117-{
~E.
ti] ~l
0}
~~
01
~ i:i · 7}- -6 r· O"l JJ.. i:;l,... o
-·
°'-· ~
..32. 0 j:.L . ~
~ ~i "'~ ,itf Oll
~ {~ ~}
i%l
~1 ~ ~-
+4, .l.}
-y 7Jl1
.::r- ~»
3i} "5t-b~
~~. ~~;.or ~H
o,
~ ;t:I
.a:. kl
sf· l:ll '%~ ., l=- "'--'-
l!J·
Ao- ~. ~ 7}-
~ .!f-.Jf-lt
~ 94 ~
~7J
~
78*
~. ~~l-t}
~~
*~~
~~
jjl~- ~
{1 i;" ~
..:f-
-3-
µ'L..l ::3:.. ..,
~ 01~~
"(;jl
01
tj ~1- bi
~J· oll A-1
A11 ~2f=-2.l 7}
~ i;:f. .il.
~ 7';.t. ~l ,_ i;J. •
~-n ~i
~i
SJ tf ~
~~~ ~~
~.
""J:- 5-I ;i:1
-Ee - 1 -==ro
7J 01 0 1. ,_ - 1
~- -c~.r
O} .-{{; O}-
~]-.il
~ pl.
:..... 7 }"1::2~ 1?" l.i
O}- ~ 'e"J -9;
2~..E.~
-l1. ;;tJ ~-
i!-1- 1il
0 ~ nil
i:::
I
~
~ -11·
;i:l ~.A'1 -C ':G-.:C-
;i:'
~-18~
i+ i?-r :s. '2..
=r~
T
~ oll A-1
-4-
,_ -c
7-- ~1 ...9-.
1if ;tj_
~ 1 7] ~
d:.~ ~
7l-7l}-£-
, J
::7 . ...-.-v.
~lJ-
tL "T-
7.1 0 ~"E
t1·Al ~.:z. ~~ ~
k.. iH'~
..:r. 9-
..:r. ~-~
1'-;q
'&}.31
~, '£·~I
~-¥--
_lf-Al '&. J}
- ~·~.J.- ! "E 7J ~r '&~- P=j =t
fi1
P"J"\.!.
0
AI
tj
~~ 3li
~~~
~ I·&:. -,
0u 1 ll,_
A]·.q}_ 61'
2.l 'il1l ~
~ ,_, ~' 0 ~ i:r :.:-i-
6f
;;j ~-
~
"&1
-lf- if}"6 j· ~- v·.
7J ~ 1€·
*~ 7}
01 aj
~ .:;J.·
~ Vl-~
--
-¥1 if:-
6,. -!f- ~:
01
0
~:"E
c..'I
lJ l:f '&r
;;t
+~~
~· Al-_;;
~
4-~~
~I
l:lj
e -1 ,-o
-c: ~-.
~.::_;it~~
01
~u
4- ..:tJ-.;.:
~~
~~
41~·
....... "' e
+t!-i;+
-
~ 'ii~ "&l·I.
'& i-
-5~
.£
{1 -%}
~~
7l :S-1 7 ~3
%1\
7J .&. "&j- ~ 4 .
1i 'fl· *~l 2.l
'fJ·-¥-- ~ ~- ~ .!: -¥-'Bl
0 aj '%}-rr 'I:-~
tt1~
?iii {'. ~t.1 ~
\-.£.~
trl - 01
7 t ;t., ~ ~
~~~
.Jf-if.7.j
i;j ~-
-· 4'--l ,_ o ·-c
~
~~- ~ ~-
~
~5-
~i ""l
;;. .
~
?i'6
0
"'I::
0 , ..: I
%]-
""1 "'-'
-e.:r..
a::: -:¥- bl
~7
,J.1 6 1-71·
~
~ ~·%J
~;;t,; ~
'8"r a;; J,I . i;:{- •
~~~ "t::
I
~~- ~
~
0 ~-
T ·- -
01 1:1'"-'-
0 ~
1:1.'61
o~ ~ "51
ift
~,
,.{l ~.
'% ·-i:
4-1:11 0 ...! E. ;a -or.:
.i.~
3tJ· ~I ~ ~ 3 -&;- ~i
i;i1
;:;1 ~
%6J· s1- ~· ..!!....~
it~ ~
~+
Cj*Cj
'%1·
I
ft.-;
4-7'- ;:: 2L
.:r.. 01
.., SJ· 01
- - p:·
~
f:;
- . - 1 "§" -¥-./\ p: '-'
'ti .£ tjl ,J.l 0 1· *~~ 31\ ~- ;'-' .9'\..'-'e
~
~ Ji_ ii 1-.I.
k.. 5 1.I..
~ 14-~
~1
.::3'.2.j
0
~-..J:.~·
ap ~
'C - · J..-ro
it~
~:;~
~·
~7;k ¢ -:;'
~
'ti.£. iii
'ti~~
t.( ~- ii -.I
t:t ~-~ ~
.li ,J.'
A' _g_
c.
~~~
J:
c;l
-.
t{.? .:r 21
3tl· 7f 7~ Z1
Of
'
~
;;tdl~r
1:-, ~·
2-1 ~-
of
'ti ~~2.l
.
'ti t{J *~~
~??~
if:.{
,_
.....
~~~ o)·~- 01 1
o] 'ij·
'{[-~ L ~~I
.:g..~-
0 ' p:
Al
~ iir ~
t1-.
O J~-
~~-"l· ~~I
()::1
;..
i:;J.
.
~4--& 1·7 1
4-ltl
~~ -£-7i- ~
()
it bf h1
~..!!....~. ~~·~
01
_Q .
4-1 '%~ C>1
7l· 7Jl·-&
22...~·
'
-
E
l:lc. ~ ~-~
l:l~·~3l-
~- ~l
7~~tj1
o;
~-71
i:li
i;1.b':l
?:f ~ ~ ~- ~-
~I
ii
.01
~+OJ '
%~· 2-1-8" I ~
.ill..~·'8"r7 ~
VI· • '( ~ iir
-7-
:SJ ~, ..U..
'%1
(F"
A.
r;.!•
I •
4 -t'.
Signed
15 ~
Signed
J 0 INT
ST A TE 17 E N T BETWEEN
THE! REPUBLIC OF INDCNJ::SIA AND THE DEUCCRATIC PEOPLE'S REPUBLIC OF KOREA
At the invitation of President Sukarno of the Republic of Indonesia., Premier Kim Il Sung of the Democratic People's Republic of Korea paid a state visit to the Republic of Indonesia from April 10 to April 15, 1965, in return to the state visit paid by President Sukarno to the Democratic People's Republic of Korea in November 1964. During the visit, Premier Kim Il Sung was accompanied by Vice Premier Kim Kwang Hyup , Minister of Foreign Affairs Pak Sung Chul and Madame, Chairman of the State Commission for Li ght Industries Rim Ke Chul, Councillor of
the
Cabinet Chai Heui Jung, Deputy Minister of Foreign Affairs Huh Daam, Councillor of the Ministry of Foreign Affa jrs Kim Woo Jong , .Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Democratic People's Republic of Korea to the Republic of Indonesia Pak Wang Sup, and members of the suite. During their sojourn in Indonesia, Premier Kim Il Sung and his suite, accompanied by President Sukarno and other Indonesian dignatories, visited the cities of Djakarta, Bandung and Boger.
Everywhere the distinguished
guests were accorded a warm and cordial welcome by the Indonesian Government and People, clearly demonstrating the strong feelings of friendship between the two countries. In the capital of Djakarta, President Sukarno and Premier Kim Il Sung gave respectively state banquets in each other's honour as comrade-in-arms at which occasions both leaders delivered s peeches which showed their similar views on many questions, national as well as international. In the city of Bandung both leaders attended the opening of the plenum of the People's Consultative Assembly, which is the highest organ
of the ••••
- Page
of the Indonesian State.
2 -
At this occasion President Sukarno delivered his
statement of policy, outlining the present stage of the struggle of peoples in Asia, Africa and Latin America against imperialism, colonialism and neocolonialism and emphasized the importance of self-reliance in building an independent national econo!l\Y • In the city of Bogar, both leaders addressed a gathering of 5000 Bogar high school students who organised a r ally in honour of the Premier of the Democratic People's Republic of Korea . In the city of Djakarta Premier Kim Il Sung was accorded the Honoris Causa degree in technology by the University of Indonesia acknowledging his valuable contributions to the technological science and his great services for the reconstruction of his country. During his visit to Indonesia, Premier Kim Il Sung held a series of discussions with President Sukarno on the current international situation. During the talks in Bogor, Premier Kim I l Sung was assisted by Vice Premier Kim Kwang Hyup, Minister of Foreign Affairs Pak Sung Chul, Chairman of the State Commission for Light Industries Rim Ke Chul, Councillor of the Cabinet Chai Heui Jung, Deputy Minister of Foreign Affairs Huh Daarn, Councillor of' the Ministry of Foreign Affairs Kim Woo Jong, and Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Democratic People's Republic of Korea to the Republic of Indonesia Pak Wang Sup, and President Sukarno by second Deputy Prime Minister and concurrently Minister of Foreign Affairs ad interim Dr. Leimena, Minister of People's Industry Dr. Azis Saleh, Minister/Second Deputy Chairman of Supreme Advis ory Council Prof . Sujono Hadinoto,
First
Deputy Minister of Foreign Affairs Suwito Kusumowidagdo , Indonesian Charge d' Affairs in the Democratic People's Republic of Korea Suf'fri Jusuf, and Deputy Head of' the Directorate of Southeast Asia and the Pacific Affairs of the Foreign Ministry Sudio Gandarum.
After ••••
- Page 3 -
After an extensive exchange of views on the present international situation both leaders came to the following conclusions : The ever-widening struggle of the peoples all over the world against all f orms and manifestations of exploi tat i on of nation by nation has reached a stage where the forces of imperialism, colonialism and neo- colonialism have been pushed back into a defensive position and that on the other hand the grovling solidarity among the new
emerging forces in the world is growing
ever stronger in the march towards a new world. The two leaders hold the common view that the whole complex
of
international problems faced by mankind today is in its final e.nalysis basically caused by the undying thirst of imperiali sm to maintain their old order of domination.
They therefore are of the opinion that so long
as imperialism is not eradicated from the earth genuine peace among nations cannot be established. In analysing the various conflicts among nations of the world, especially in Asia, Africa and Latin Amer ica, it was clear to both leaders that all the imperialist powers in the world, in the defence of their old established or der, are cooperating with one another in a common front against all the new emerging forces in the world which are striving at the establishment of a new order of society of nations where national freedom , social justice, prosper ity and abiding peace shall prevail. In this cont ext President Sukarno and Premier Kim Il Sung stated as their common conviction that imperial i sm can only be eradi cated by a coordinated struggle in one and undivided front of all the new emerging forces in the world based on their s olidar ity and determination to end the era of imperialism as soon as possible . To achieve this aim they considered the forthcoming African-Asian Conference in Algiers next June this yea r as a very important step
cons olidate
to
- Page
l~ -
consolidate and strengthen the solidarity of African- Asian nations as a corner- stone for the united anti-imperialist front of all the new emerging for ces .
In this line Premier Kim Il Sung fully and actively
supported
President Sukarno' s idea to convene a CONEFO , the coni'erence of all the new emerging forces of the world, in the very near f uture . The two Heads of Governments further discussed various specific problems confronting Afr ican-Asian countries today, especially in Southeast and Nor theast Asia. Both l eaders r eiter ated their strong condemnation
of continued
inhuman bombing and bombardment by the United States of America against the Democratic Republic of Vietnam in an attempt to intensify the war in South Vietnam and extend it to the Democratic Republic of Vietnam, thereby ignoring world public opinion which strongly condemns their aggressive
act~ .
They stressed that the Vietnamese problem can never be solved by a.n y other foreign power, whatever military means they may apply, except by the Vietnamese people themselves in the Vietnamese way.
It is their considered
opinion that the only solution to the Vietnamese problem lies in the cessation of United States aggression in Vietnam and the unconditional withdrawal of American forces and bases from South Vietnam.
Both leaders
ar e of the opinion that the United States Government should stri ctly observe the Geneva
agre ~m ents
of 1954.
In the same spirit President Sukarno reiterated Indonesia':> fu1.1 support t o,, and militant solidarity with the struggle of the people and Gover nment of the Democratic People' s Republic of Kor ea fer the speedy 2nd peaceful unification of their fatherland .
For this unification by the
Korean people themselves without inter ference of outside powers , President Sukarno maintained that the United States armed forces and all other foreign t r oops must be withdrawn from South Korea .
In this ••••
- Page
5 -
In this connection the two leaders re stated their position that
foreign bases and foreign troops anywhere in Asia and Africa constitute a permanent source of subversion, intervention and armed confl i cts endangering peace and stability in the area concerned.
For the sake
of peace and cooperation among nations they urged the speedy withdrawal of all foreign bases and troops. Premier Kim Il Sung restressed un-reserved and full support to the Government and people of Indonesia in their policy of confrontation against British neo- colonialist project of "Malaysia." .
In the context of confrontation
against the socalled "Malaysia", both Korea and Indonesia therefore reaffirm their support to struggle of t he peoples of North Kalimantan to regain their national independence. In reviewing the position of the present United Nations in the world and in analysing the experiences of both countries since the existence of this world body in the past nineteen years , both leaders came to the conclusion that the present United Nations has proved to be not the proper instrument for building the world anew, but instead it has proved to be an instrument easily manipulated by imperialist powers to preserve their vested mental and material interest of the old established order. The Government and people of the Democratic People' s Republic of Korea therefore warmly praised and eapressed their firm support to the bold and courageous decision of President Sukarno to withdraw Indonesia ' s membership from the present United Nations Organization.
This act of withdrawal has
encouraged the revolutiona.I"'J struggle in the world against all forms nnd ~anifestations
of domination of nation by nation.
In reviewing the development of' bilateral relations between the Republic of Indonesia and the Democratic People' s Republic of Korea both Heads of Governments noted with satisf'action that these relations
are
developing •• ••
- Page
6 -
developing ever stronger in various fields of activities .
Ever since the
establishment of diplomatic relations between the two countries the friendship between the two peoples has grown into a strong and militant solidarity
and
comradeship-in-arms in the common struggle against imperialism, colonialism and nee-colonialism.
This feeling of solidarity will constitute
a
strong
basis for the development of concrete cooperation to help each other's effort to build in their respective countries and for their respective peoples strong and independent national econom,y.
a
They therefore agreed to enter
into further negotiations on the level of officials and experts to find ways and means to initiate concrete cooperation in the field of trade , economy, technology and culture .
For this purpose they agreed to exchange
del egations in the near future . Both leaders considered that the visit to Indonesia made by Premier Kim Il Sung on the eve of the celebrations of the 10th anniversary of the Bandung Conference, his friendly meetings with the Indonesian people, the series of talks between the two leaders , and the agreements reached, contributed to further promoting the Bandung spirit, to consolidating and developing the relations of friendship between the two countries and
to
intensifying the struggle of the Asian and African peoples against imperial ism. Finally, Premier Kim Il Sung and his party expressed their high appreciation and warm gratitude for the cordial welcome and warm hospitality and strong fe elings of friendship accorded to them during their visit
to
Indonesia.
Djakarta, April President
of the
Republic of Indonesia
Signed
Sukarno
15, 1965.
Premier of the Cabinet of the Democratic People's Republic of Korea Signed
Kim I l Sung