PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh IKHSANUDIN PANDU SAPUTRA NIM : 21311042 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh IKHSANUDIN PANDU SAPUTRA NIM : 21311042 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 ii
iii
iv
v
MOTTO
Jangan kamu mempersulit seseorang jika kamu tidak ingin dipersulit orang lain.
Jangan jadikan harta, tahta & wanita berhala di hati kalian.
Kuliah itu bukan balapan lulus atau tinggi-tinggian IPK, jalani saja dengan tanggung jawab & versi terbaik menurutmu. -@berantakan
Ketika kamu sangat-sangat menyukai seorang wanita, ketika ada seseorang yang mengasihinya & mencintainya, maka kamu akan benarbenar dari hati yang paling dalam mendoakan dia agar bahagia selamanya. -KO Ching Teng
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tua saya ( bapak Usuf Yusuf, S.H. & Ibu Murningsih) motivator terbesar dalam hidupku yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat. Terima kasih atas semua pengorbanan dan kesabaran yang diberikan. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado atas semua harapan kalian. Alrmarhum Kakaktersayang, Imam PanjiSatriawan. “Mas Adimu lanang wes Sarjana”. Alrmarhum Adik tersayang, Ilham Pramugara, S.E.Sy. yang selalu membantu berbagai tugas perkuliahan saya, yang selalu ada didalam hidup sayasebagai seorang teman sebaya, sekaligus sebagai Adik yang sangat dewasa & memberi pelajaran berharga yang pada akhirnya saya simpulkan sendiri hidup adalah persoalan pergi atau ditinggal pergi. Buat mbak-mbaknya yang pernah menemani proses perjalanan hidup saya dari remaja menuju dewasa, semoga akadnya sukses. Bapak Taufikur Rahman anda luar biasa, dua jempol ngge njenengan pak, maturnuwon sanget nggeh pak. Teman-teman yang selalu membantu & mendukung saya.
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur semata-mata bagi Allah Sang Pemilik Alam Semesta subhanahu wa ta’ala, atas segala anugerah yang Dia limpahkan kepada penulis sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah nanti. Bahagia yang penulis rasakan,sungguh tidaklah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Atas rahmat, hidayah, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEKS (JII) PERIODE 2012-2015”. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, terutama kepada : 1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pelajaran hidup. 2. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN. 3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Program Sarjana Strata 1 (S1) IAIN Salatiga.
viii
5. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing atas semua waktu, bimbingan, saran serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar Program Studi Perbankan Syariah atas semua ilmu yang telah diberikan. 7. Kedua orang tua saya ( bapak Usuf Yusuf, S.H. & Ibu Murningsih) tercinta atas semua doa, kasih sayang, semangat, ilmu, bekal hidup, motivasi, arahan, serta semua hal yang menjadikan aku seseorang yang kuat. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado atas semua harapan kalian. Thanks and love you. 8. Alrmarhum Kakak tersayang, Imam Panji Satriawan. 9. Alrmarhum Adik tersayang, Ilham Pramugara, S.E.Sy. yang selalu membantu berbagai tugas perkuliahan saya, yang selalu ada didalam hidup saya sebagai seorang teman sebaya, sekaligus sebagai Adik yang sangat dewasa & memberi pelajaran berharga yang pada akhirnya saya simpulkan sendiri hidup adalah persoalan pergi atau ditinggal pergi. 10. Semua teman-teman PS-S1 angkatan 2011 terima kasih sudah menjadi bagian hidup dari kalian dan sudah banyak membantu selama ini, semoga kita selalu sukses. 11. Buat mbak-mbaknya yang pernah menemani proses perjalanan hidup saya dari remaja menuju dewasa, semoga akadnya sukses. 12. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.
ix
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Amiin. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik, saran dan koreksi sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi siapa saja yang ingin mengkaji dan meneliti lebih lanjut lagi. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Salatiga, 13September 2016 Penulis
Ikhsanudin Pandu Saputra NIM. 213.11.042
x
ABSTRAK
Ikhsanudin Pandu Saputra. (213.11.042). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham Syariah Di Jakarta Islamic Index (JII). Program Studi Perbankan Syari’ah S-1. Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Taufikur Rahman, SE., M.Si Kata Kunci : Inflasi, Suku Bunga SBI dan Return Saham Syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variable Inflasi dan Suku Bunga SBI secara parsial terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII).Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memulai peristiwa masa lalu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk menelusuri data historis. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Indonesian Capital Market (ICMD) dari tahun 2012-2015. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS 21(Statistical Product and Service Solution). Teknik analisis yang digunakan meliputi uji rehabilitas, uji Validitas, uji regresi berganda, uji statistik melalui uji Ttest, Ftest, koefisien determinasi (R2) dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap Return saham Syariah, ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 10,405 dan nilai signifikansi 0,001 Suku Bunga SBI berpengaruh positif signifikan terhadap return saham syariah, hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 7,136 dan nilai signikansi sebesar 0,016. Secara simultan menunjukkan bahwa Inflasi dan Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap return saham syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 7,828 pada nilai signifikansi 0,001.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO .......................................................................................
i
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
ABSTRAK .....................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
D. Kegunaan Penelitian..............................................................
7
E. Sistematika Penulisan ...........................................................
8
LANDASAN TEORI..................................................................... 10 A. Telaah Pustaka .......................................................................
10
B. Kerangka Teori.......................................................................
14
xii
1. Pasar modal syariah...........................................................
14
a. Obligasi Syariah ............................................................
15
b. Reksa Dana Syariah.......................................................
15
2. Inflasi ................................................................................
16
a. Pengertian Inflasi ...........................................................
16
b. Jenis-jenis Inflasi ...........................................................
16
c. Faktor-faktor Penyebab Inflasi ......................................
21
d. Efek Inflasi....................................................................
22
e. Cara mencegah Inflasi ..................................................
24
3. Suku Bunga .......................................................................
26
a. Teori Suku Bunga..........................................................
26
b. Fungsi Suku Bunga .......................................................
31
c. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)................
31
4. Return ................................................................................
32
a. Pengertian Return ..............................................................
32
b. Jenis-jenis Return Saham ..............................................
32
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham ........
34
5. Saham Syariah ...................................................................
35
6. Jakarta Islamic Indeks (JII) .............................................
37
C. Kerangka Penelitian...............................................................
38
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham Syariah ...........
39
2. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham Syariah ..
40
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
42
xiii
BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................. 43 A. Jenis Penelitian ......................................................................
43
B. Lokasi Waktu Penelitian .......................................................
43
C. Populasi dan Sampel .............................................................
44
1. Populasi .............................................................................
44
2. Sampel ...............................................................................
44
D. Teknik Pengumpulan ............................................................
45
E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ...............................
46
1. Variabel Dependen ............................................................
46
2. Variabel Independen .........................................................
47
a. Inflasi ............................................................................
47
b. Suku Bunga SBI ...........................................................
48
F. Instrumen Penelitian..............................................................
49
G. Teknik Analisis Data ............................................................
49
1. Uji Asumsi Klasik .............................................................
49
a. Uji Multicollinearity..........................................................
50
b. Uji Heteroscedasticity .......................................................
50
c. Uji Autocorrelation ...........................................................
51
d. Uji Normality ....................................................................
52
2. Regresi Linier Berganda ...................................................
52
3. Uji Hipotesis .....................................................................
53
a. Uji ttest ............................................................................
53
xiv
b. Uji Ftest ...........................................................................
54
. Koefisien Determinasi (R2) ................................................
56
H. Uji Analisis ...........................................................................
56
ANALISIS DATA .....................................................................
57
A. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................
57
B. Analisis Data .........................................................................
59
1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..........................
59
2. Hasil Uji Hipotesis ..........................................................
61
a. Uji ttest .........................................................................
62
b. Uji Ftes ........................................................................
64
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................
65
3.Hasil Uji Asumsi Klasik...............................................................................
65
a. Uji Multicollinearity (Multikolinearitas)....................
66
b.Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas) ...............
67
c.Uji Autocorrelation (Autokorelasi) ..............................
68
d.Uji Normality (Normalitas) .........................................
69
BAB IV
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
70
B. Saran ......................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan (JII) Periode 2012-2015……………
57
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif………………………………………………………………
58
Tabel 4.3
Hasil Analisis Regresi Berganda…………………………………………
60
Tabel 4.4
Hasil Uji ttest ………………………………………………………………………...
62
Tabel 4.5
Hasil Uji Ftest ………………………………………………………………………..
64
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………………..
65
Tabel 4.7
Hasil Uji Multicollinearity……………………………………………………
66
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroscedasticity…………………………………………………
67
Tabel 4.9
Hasil Uji Autocorrelation……………………………………………………..
68
Tabel 4.10
Hasil Uji Normality………………………………………………………………
69
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Inflationary Gap ………………………………………………………………… 18
Gambar 2.2
Demand-pull Inflation…………………………………………………….. …. 19
Gambar 2.3
Cost Push Inflations …………………………………………………………… 20
Gambar 2.4
Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga…………………………………. 27
Gambar 2.5
Teori Keyner Tentang Tingkat Bunga………………………………... 29
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran Teoritas……………………………………………. 38
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dewasa ini perkembangan pasar modal melaju dengan sangat pesat dan memegang peranan yang penting dalam mengoptimalisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Selain itu, melalui pasar modal masyarakat dapat menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya dengan melakukan investasi pada instrumen keuangan seperti saham dan obligasi. Hal ini menunjukkan peranan penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Pasar modal juga dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal (Tandelilin, 2010: 26-27). Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor yang mulai menanamkan sahamnya dalam berbagai macam industri. Secara garis besar masyarakat pemodal (investor) yang akan melakukan investasi, terlebih dahulu akan melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perusahaanperusahaan yang akan dipilih dengan terus memantau laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut sehingga investor dalam melakukan pembelian
1
2
atau penempatan saham memerlukan pemikiran berdasarkan data-data dari perusahaan yang bersangkutan terutama perusahaan yang sudah go public. Selama ini, investasi Syariah di pasar modal Indonesia selalu identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi diperdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsipprinsip syariah sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 05/DSN-MU/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa No. 40/DSNMUI/IX/2003 tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Saham yang dapat masuk kedalam saham syariah harus memenuhi syarat yang disebutkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) NO: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana syariah, terutama pasal 8 dan pasal 10 (Nafik, 2009: 260). BEI melakukan evaluasi terhadap saham-saham yang masuk dalam perhitungan JII yang dilakukan setiap 6 bulan sekali yang disesuaikan dengan periode penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) oleh Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK). Keluar masuknya saham dalam perhitungan JII pada kenyataannya banyak disebabkan oleh terlampauinya batas maksimum rasio kewajibannya terhadap aktivanya, rata-rata kapitalisasi pasarnya dan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regulernya (Nafik, 2009: 261). Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Menurut Tandelilin (2010: 102) return merupakan salah satu faktor yang memotivasi para investor
untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu faktor internal dalam perusahaan misalnya seperti kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan lain sebagainya, yang kedua adalah menyangkut tentang faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi, nilai tukar mata uang domestik (dalam negeri) terhadap mata uang asing, tingkat suku bunga dan lain sebagainya. Ketika orang membeli aset finansial, keuntungan atau kerugian atas investasi ini disebut return atas investasi. Total return atas investasi umumnya mempunyai dua komponen. Pertama, tunai apapun yang diterima ketika mempunyai investasi. Untuk saham, pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah dividen. Kedua, nilai aset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada capital gain atau capital los. Untuk saham, harganya bisa mengalami peningkatan sehingga pemegangnya dikatakan memperoleh capital gain atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut capital loss (Tandelilin, 2010: 51). Pasar modal syariah diindonesia dalam 10 tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika pasar Perbankan syariah dalam 10 tahun ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar 9,2%, maka pasar modal syariah justru mengalami perrtumbuhan sebesar 5,4% (http://m.republica.co.id). Keberadaan pasar modal dalam suatu negara dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara tersebut seperti terjadinya inflasi dan perubahan pada
tingkat suku bunga. Menurut Tandelilin (2010: 342) inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil. Hal ini memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah: “Consumer price index” atau “cost of living index”. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen (Kuncoro, 1998: 46). Menurut Larissa (2014: 2) tinggi rendahnya tingkat inflasi dinilai memberi pengaruh positif maupun negatif terhadap pergerakan harga saham sesuai dengan tingkat inflasi itu sendiri. Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan harga saham perusahaan, sementara tingkat inflasi yang sangat rendah akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban. Seperti yang dikemukakan dalam website Bank Indonesia, kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Inflasi pada tahun 2013 sebesar 6,9% dan pada tahun 2014 sebesar 4,9% hal ini adalah salah satu indikasi bahwa krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (USA) pada tahun 2008 ternyata juga berdampak pada Indonesia. Walaupun inflasi sempat turun 4,29% pada tahun 2012, tetapi pada tahun 2013 terjadi peningkatan inflasi lagi akibat dari dampak krisis di Eropa. Kenaikan inflasi juga dapat mempengaruhi para investor untuk menempatkan dananya dalam melakukan investasi, apalagi jika investasi saham yang tingkat risikonya tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi return saham adalah Suku Bunga SBI. SBI adalah adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto atau bunga. Investasi SBI merupakan salah satu investasi bebas resiko yang cukup menjanjikan, jadi walaupun tingkat pengembalian yang lebih kecil dari saham tetapi tingkat risiko investasi SBI lebih kecil. Penurunan suku bunga SBI dari tahun 2014 di kisaran 5,0% dan pada tahun 2015 menurun di kisaran 3,35%. Sedangkan menurut Khalwaty (2010: 144) Suku bunga yang tinggi akan mendorong
investor
untuk
menanamkan
dananya
di
bank
daripada
menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga. Ada beberapa penelitian yang melakukan penelitian tentang pengaruh makro ekonomi terhadap return saham. Penelitian Halim (2013) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan BI rate tidak berpengaruh terhadap
return saham kapitalisasi besar. Jumlah uang yang beredar dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham kapitalisasi besar. Penelitian Sari (2013) menemukan bahwa Kondisi Ekonomi yang diwakili oleh inflasi dan tingkat SBI. Hubungan antara inflasi dan SBI terhadap return saham, dimana dalam jangka pendek maupun jangka panjang, SBI berpengaruh terhadap return saham. Dalam hal ini dapat dilihat kurang efektifnya instrumen SBI sebagai pengendali uang dan perbankan kurang merespon kebijkan moneter. Berbeda dengan inflasi yang berpengaruh dalam jangka pendek namun tidak dalam jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan inflasi dan SBI akan menyebabkan kerugian terhadap perusahaan dan mempengaruhi tingkat keuntungan dalam investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Anire (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara simultan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang berbedabeda yang diuraikan di atas tentang faktor yang mempengaruhi return saham, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012 – 2015”.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul yang telah diajukan di atas beserta latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015? 2. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana inflasi terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015. 2. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 20122015. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi penulis Memberi wawasan baru yang lebih mendalam bagi penulis tentang dunia pasar modal khususnya tentang pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). 2. Bagi IAIN Salatiga
Menjadi sumber pembelajaran dan kajian lebih lanjut bagi penelitian berikutnya yang berkenaan dengan Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). 3. Bagi praktisi Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi calon investor maupun praktisi pasar modal yang hendak berinvestasi saham di pasar modal. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan. Bab II Landasan Teori Landasan teori yang disajikan dalam penelitian ini bermaksud untuk menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data. Bab III Metode Penelitian Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasi, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Analisis Data Bab ini menjabarkan tentang deskripsi obyek penelitian dan analisis data penelitian. Bab V Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Kegunaan telaah pustaka adalah untuk mengungkapkan penelitianpenelitian yang serupa yang akan kita lakukan dan untuk membantu memberi gambaran tentang metode dan tehnik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip dengan penelitian yang akan kita lakukan. Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2013) Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra dengan judul “Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Return Saham Kapitalisasi Besar di Bursa Efek Indonesia”. Teknik analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunankan metode regresi linier berganda dengan menggunakan variabel bebas inflasi, BI rate, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap variabel bebas return saham kapitalisasi besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan BI rate berpengaruh terhadap return saham kapitalisasi besar. Jumlah uang beredar dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham kapitalisasi besar. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) program studi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan judul
10
11
“Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005– 2012)”. Teknik analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah error correction model (ECM) untuk mengetahui keterkaitan variabel variabel fundamental perusahaan serta kondisi ekonomi dengan return saham pada perusahaan perbankan (BUMN). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS, ROA berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Berbeda dengan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap jangka pendek tetapi pada jangka panjang berpengaruh negatif signifikan. Sedangkan variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan dan SBI berpengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Anire (2013) Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham ( Studi Kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham, Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return saham dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara simultan Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Suwarta (2014) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali,
12
Indonesia dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Ekonomi Makro pada Return Saham Perusahaan Consumer Good”. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan pada return saham. Secara parsial ditemukan bahwa hanya Total Asset Turn Over dan Inflasi yang berpengaruh signifikan pada return saham, sedangkan variabel pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan suku bunga menunjukkan pengaruh yang signifikan pada return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Nidianti (2013) Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, (Unud) Bali, Indonesia dengan judul
“Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Return Saham Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia”. Metode analisis data yang digunakan uji asumsi klasik serta regresi linear berganda. Hasil analisis diperoleh secara parsial return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, debt to equity ratio (DER), interest rate, dan inflation rate terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara serempak return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), inflation rate dan interest rate berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati (2013) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti”. Teknik analisis yang digunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara
13
simultan berpengaruh terhadap returnsaham. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa suku bunga secara parsial berpengaruh terhadap returnsaham, sedangkan nilai tukar dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap returnsaham. Dari hasil uji t juga dapat diketahui bahwa pengaruh dominan terhadap returnsaham ditunjukkan oleh variabel suku bunga. Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2014) Mahasiswa Program Pascasarjana Program Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Jambi dengan judul “Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode (2008-2012)”. Teknik analisis yang digunakan menganalisis data adalah Regresi Multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA, tingkat inflasi, dan nilai tukar mempunyai hubungan parsial yang negatif kepada return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Luthvi (2014) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Size Terhadap Return Saham Syariah Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode (2009-2013)”. Desain penelitian ini adalah
studi
kausalitas.
Data
penelitian
ini
menggunakan
data saham syariah yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index periode 20092013. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap return saham syariah, ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,224 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 Inflasi berpengaruh negatif terhadap return
14
saham syariah, hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar -0,207 pada nilai signifikan sebesar 0,001. Penelitian yang dilakukan ini tidak sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan inflasi dan suku bunga SBI sebagai variabel independen dan return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen, penelitian yang lain menggunakan rasio keuangan sebagai variable independen. Data yang diteliti adalah data 4 tahun terakhir yang mendekati waktu penelitian yaitu dari tahun 2012-2015 dan penelitian yang lainnya pada umumnya dilakukan sebelum tahun 2012. Tempat penelitian yang dilakukan di Jakarta Islamic Index (JII).
B. Kerangka Teori 1. Pasar Modal syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat islam (Sutedi, 2011: 29). Momentum berkembangnya pasar modal berbasis syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997, yakni dengan diluncurkannya dana reksa syariah pada 3 juli 1997 oleh PT Danaresa Invesment Management. Selanjutnya, Bursa Efek Jakarta (kini telah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi Bursa Efek Indonesia) bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management meluncurkan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut para pemodal
15
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah (Sutedi, 2011: 63). Produk-produk yang ada dalam pasar modal syariah ada dua macam yaitu: a. Obligasi Syariah Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil atau marginal fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 41/DSN-MUI/III2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah (Sutedi, 2011: 110). b. Reksa Dana Syariah Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Sutedi, 2011: 113).
16
2. Inflasi a. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2008: 135) inflasi merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Sebaliknya jika terjadi penurunan merupakan deflasi. Sedangkan menurut Nopirin (1987 : 25) yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode tertentu. Kenaikan harga hanya sekali saja bukanlah termasuk atau tidak bisa disebut inflasi. b. Jenis-jenis Inflasi Menurut sifatnya jenis inflasi antara satu negara dengan negara lain atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi. Inflasi dibagi menjadi ke dalam tiga kategori, yaitu: merayap (creeping inflation) biasanya inflasi ini ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat,
17
dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama. Inflasi menengah (galloping inflation) inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple triple digit) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek. Artinya, harga-harga minggu/ bulan ini lebih tinggi dari minggu/ bulan lalu dan seterusnya. Serta inflasi tinggi (hyper inflation) inflasi ini merupakan yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup dengan
mencetak uang
(Nopirin, 1987: 27). Jenis inflasi berdasarkan sebabnya dapat digolongkan sebagai berikut: a) Demand-pullInflation Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregatedemand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan
18
harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada di atas/ melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat adanya inflationarygap. Inflationarygap inilah yang dapat menimbulkan inflasi. Secara grafik dapatlah digambarkan sebagai berikut:
Inflationary Gap
C+ A
C+ B
YFE
Y
C+
Y
Gambar 2.1 Inflationary Gap Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C’ + I’ akan menyebabkan keseimbangan pada titik B berada di atas GNP fullemployment (YFE). Jarak A – B atau YFE – Y1 menunjukkan besarnya inflationarygap (Nopirin, 1987: 28). Dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran total proses terjadinya demand-pullinflation dapat dijelaskan sebagai berikut:
19
AS P
Inflationary Gap
P4
AD4
P3
AD3 P2 P1
AD2 AD1 Q1
QFE
Q
Gambar 2.2 Demand-pull Inflation Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan harga naik menjadi P3 sedangkan output tetap pada QFE. Kenaikan harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap (Nopirin, 1987: 29). b) Cost-push Inflation Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran
20
total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa faktor diantaranya: 1) Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikan upah. 2) Suatu
industri
yang
sifatnya
monopolistik,
manager
dapat
menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga yang lebih tinggi. 3) Kenaikan harga bahan baku industri. Biaya produksi naik, akibatnya timbul stagflasi. Yakni inflasi yang disertai dengan stagnasi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push inflation.
AS3
P
AS2 AS1
P3 P2 P1 A D Q2
Q QFE
Gambar 2.3 Cost Push Inflations
Q
21
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi akan menggeser
kurva
penawaran
total
dari
AS1
menjadi
AS2.
Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS3, harga naik dan produksi ini (yang sering dibarengi dengan turunnya produksi) disebut dengan cost-push inflation (Nopirin, 1987: 31). c. Faktor-faktor Penyebab Inflasi Menurut Sukirno (2010: 14) masalah kenaikan harga-harga yang berlaku diberbagai negara diakibatkan oleh banyak faktor. Dinegaranegara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungandari dua masalah berikut: 1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaanperusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. 2) Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Kedua masalah yang diterangkan diatas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain didalam perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja. Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari kenaikan harga-harga barang yang diimport, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, dan kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab (Sukirno, 2010: 15).
22
d. Efek Inflasi Menurut Nopirin (1987:32-33)inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedang efek terhadap alokasi faktor produksi dan produksi nasional masing-masing disebut dengan efficiency dan output effect. Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Efek Terhadap Pendapatan (EquityEffect) Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Yang dirugikan karena adanya inflasi adalah orang atau pihak yang memberikan pinjaman uang dengan bunga lebih rendah dari laju inflasi. Misalnya, dia memberikan pinjaman Rp10.000 dengan bunga 10% per tahun, maka sebenarnya nilai riil pinjamannya akan menjadi lebih rendah. Sebaliknya, pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan prosentasi yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilanya naik dengan prosentasi lebih besar daripada laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
23
b) Efek Terhadap Efisiensi (EfficiencyEffect) Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian akan mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adnya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan merubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada jaminan bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada inflasi. Namun kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien. c) Efek Terhadap Output ( OutputEffect) Inflasi
mungkin
dapat
menyebabkan
terjadinya
kenaikan
produksi. Alasanya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang rill turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan output. Inflasi
24
bisa dibarengi dengan kenaikan output. Intensitas efek inflasi ini berbeda-beda, tergantung apakah inflasi dibarengi dengan kenaikan produksi dan employment atau tidak. Apabila produksi barang ikut naik, maka kenaikan produksi ini sedikit banyak dapat mengerem laju inflasi. Tetap, apabila ekonomi mendekati kesempatan kerja penuh (full employment) intensitas efek inflasi makin besar. Inflasi dalam keadaan kesempatan kerja penuh ini sering disebut dengan inflasi murni (pure inflation). e. Cara Mencegah Inflasi Secara umum terdapat empat macam cara atau kebijakan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengendalikan laju pertumbuhan inflasi sampai ke tingkat yang paling rendah dan aman bagi kinerja perekonomian dan struktur ekonomi (Khalwaty, 2000: 59). Sedangkan menurut (Nopirin, 1987: 34-35) dengan menggunakan persamaan Irving Fisher MV = PT, dapat dapat dijelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat daripada T. Variabel (M atau V) harus dikendalikan. Disamping ini, volume T ditingkatkan guna mencegah atau mengurangi inflasi. Cara mengatur variabel M,V dan T tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kebijakan yang menyangkut kenaikan produksi, kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1) Kebijakan Moneter Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit), pertama, apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank
25
dalam bentuk giro. Kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro. Deposito yang timbul dengan cara kedua sifatnya lebih inflatoir daripada cara pertama. Sebab cara pertama hanyalah pengalihan bentuk saja dari uang kas ke uang giral. Bank dapat menggunakan apa yang disebut dengan tingkat diskonto (discount rate). Discout rate adalah tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh bank sentral pada bank umum. Discount rate ini bagi bank umum merupakan biaya untuk pinjaman yang diberikan oleh bank sentral. Apabila tingkat disconto dinaikkan (oleh bank sentral) maka gairah bank umum untuk meminjam makin kecil sehingga cadangan yang ada pada bank sentral juga mengecil. Akibatnya, kemampuan bank umum memberikan pinjaman pada masyarakat makin kecil sehingga jumlah uang yang beredar dimasyarakat turun dan inflasi dapat dicegah. 2) Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
26
3) Kebijakan Output Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negri cenderung menurukan harga. 4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing Ini dilakukan dengan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji atau upah tetap secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka gaji atau upah juga akan dinaikkan. 3. Suku Bunga a. Teori Suku Bunga Ada beberapa teori tentang suku bunga, yaitu Teori Klasik dan Teori Keynes. Teori Klasik tentang tingkat suku bunga adalah sebagai berikut (Nopirin, 1992: 70-72) : 1) Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan/ mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. 2) Investasi juga tergantung/ merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran
27
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (costofcapital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil. 3) Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Secara grafik keseimbangan tingkat bunga dapat digambarkan seperti dalam
Tabungan i1 i0
Investasi1 Investasi 0
S0
Jumlah Rupiah yang Ditabung & Diinvestasikan
Gambar 2.4 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga Keseimbangan pada tingkat bunga ada pada titik i0, dimana jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga di atas i0, jumlah tabungan melebihi keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Para penabung akan saling bersaing untuk meminjamkan dananya dan persaingan
28
ini akan menekan tingkat bunga turun balik ke posisi i0. Sebaliknya, apabila tingkat bunga di bawah ini, para pengusaha akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang relatif jumlahnya lebih kecil. Persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik lagi ke i0. Kenaikan
efisiensi
produksi
misalnya,
akan
mengakibatkan
keuntungan yang diharapkan naik. Sehingga pada tingkat bunga yang sama pengusaha bersedia meminjam dana lebih besar untuk membiayai investasinya, atau untuk dana investasi yang sama jumlahnya, pengusaha bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini dalam gambar ditunjukkan dengan bergesernya kurva permintaan investasi ke kanan atas, dan keseimbangan tingkat bunga yang baru pada titik i1 (Nopirin, 1992: 72). Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda (Nopirin, 2009: 90-93). Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP. Sedang menurut kaum klasik, uang hanyalah mempengaruhi harga barang. Permintaan akan uang tergantung tingkat bunga. Dalam gambar 5 sumbu horisontal mengukur jumlah dan permintaan uang dengan sumbu vertikal untuk tingkat bunga.
29
Tingkat bunga (%)
Jumlah uang
req
Liquidity preference Jumlah uang dan permintaan uang
Gambar 2.5
Teori Keynes tentang Tingkat Bunga Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat bunga dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal. Jika mereka memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik mereka akan menderita kerugian. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan cara mengurangi surat berharga yang dipegangnya dan dengan sendirinya menambah uang kas yang dipegang, pada waktu tingkat bunga naik. Hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang kas sebab mereka melakukan spekulasi tentang harga surat berharga di masa yang akan datang.
Kedua,
berkaitan
dengan
ongkos
memegang
uang
kas
30
(opportunitycostofholdingmoney). Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas sehingga keinginan memegang uang kas juga turun. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas naik (Nopirin, 1992: 92) Kedua pendekatan di atas semuanya menjelaskan adanya hubungan negatif antara tingkat bunga dengan permintaan akan uang kas. Bersama dengan jumlah uang beredar yang tetap, permintaan uang ini menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga dalam keseimbangan (req pada gambar) apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan penawarannya (jumlah uang beredar). Apabila pada suatu ketika tingkat bunga di bawah tingkat keseimbangan, masyarakat akan menginginkan uang kas lebih banyak dengan cara menjual surat berharga yang dipegangnya. Usaha menjual surat berharga ini akan mendorong harganya turun, sampai ke tingkat keseimbangan yang mana masyarakat sudah puas dengan komposisi kekayaannya (permintaan sama dengan penawaran uang). Sebaliknya, apabila
tingkat
bunga
berada
di
atas
keseimbangan,
masyarakat
menginginkan uang kas lebih sedikit dengan cara membeli surat berharga. Pembelian ini akan mengakibatkan naiknya harga surat berharga (tingkat bunga turun) sampai keseimbangan tercapai.
31
b. Fungsi Suku Bunga Menurut Sunariyah fungsi suku bunga adalah sebagai berikut (Hasibuan, 2015: 29): 1) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. 2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. 3) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. c. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat berharga atas tunjuk atas rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Sentral Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.(Darmawi, 2005:93) Tujuannya adalah sebagai sarana pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka. Menurut (Kasmir, 2005:224) Sertifikat bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dilakukan dengan kebijakan pemerintah operasi pasar terbuka dalam masalah penanggulangan jumlah uang yang beredar. Dengan mengatur tingkat bunga SBI bank sentral Indonesia secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga
32
di pasar uang dengan cara mengumumkan stop out rate (SOR). Jadi secara sederhana apabila suku bunga SBI naik maka tingkat suku bunga umum juga akan mengalami kenaikan. Apabila suku bunga SBI turun maka suku bunga umum juga akan mengalami penurunan. 4. Return a. Pengertian Return Menurut Halim (2003: 30) Return adalah imbalan yang diperoleh dari investasi. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (1996 : 300), Return Saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan. b. Jenis-jenis Return Saham Menurut Hartono (2008 :195) ada dua jenis return yaitu: Return realisasi (realizedreturn) merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko yang akan datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan untukmemperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.Dari teori definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis return terdiri dari:
33
1) Realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return historis berguna juga untuk menentukan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang. 2) Ekspektasi Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini lebih penting dibandingkan return historis (realisasi) karena return ini yang diharapkan oleh semua investor di masa yang akan datang. Return ekspetasi (expected return) dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut ini. a) Berdasarkan nilai ekspetasi masa depan. b) Berdasarkan nilai-nilai return historis. c) Berdasarkan model return ekspetasi yang ada. Menurut Abdul Halim (2005: 34) komponen Return Saham terdiri dari dua jenis yaitu, pertama Capital Gain yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder. Kedua Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima secara periodik. Misalnya berupa deviden atau bunga.
34
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham itu sendiri, beberapa faktor yang mempengaruhi harga atau Return Saham baik yang bersifat makro maupun mikro. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: 1) Faktor Makro yaitu faktor-faktor yang berada di luar perusahaan, antara lain: a) Faktor Makro Ekonomi (1) Inflasi (2) Suku Bunga (3) Kurs Valuta Asing (4) Tingkat pertumbuhan ekonomi (5) Harga bahan bakar minyak di pasar internasional (6) Indeks harga saham regional b) Faktor Makro Non Ekonomi (1) Peristiwa politik domestik (2) Peristiwa sosial (3) Peristiwa politik Internasional 2) Faktor Mikro Ekonomi Faktor Mikro yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Informasi yang didapat dari kondisi intern perusahaan yang berupa informasi keuangan, informasi non keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi Return Saham menurut Resmi (2002) yang dikutip dari
35
(Bramantyo, 2006:2) menyatakan terdapat 2 (dua) macam analisis untuk menentukan Return Saham secara garis besar, yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari intern perusahaan meliputi deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, karakteristik keuangan, ukuran perusahaan sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti ekonomi, politik dan finansial. 5. Saham Syariah Menurut Luthvi (2014: 18) saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam. Sedangkan saham non syariah adalah saham yang kegiatan usahanya tidak sesuai dengan prinsipsyariah Islam. Perbedaan ini terletak pada kegiatan usaha dan tujuannya. Dalam website Bapepam (http://www.bapepam.go.id) disebutkan bahwa suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
36
1) kegiatan
usaha
tidak
bertentangan
dengan
prinsip
syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: a) perjudian dan permainan yang tergolong judi; b) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; c) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; d) bank berbasis bunga; e) perusahaan pembiayaan berbasis bunga; f) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional g) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), h) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; i)
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
2) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan 3) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
37
6. Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang didasarkan atas prinsip syariah. Saham dalam JII terdiri atas 30 saham yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi di perdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsip-prinsip syariah sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional no 05/DSNMU/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa no. 40 DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Saham yang dapat masuk ke dalam saham syariah harus memenuhi syariat yang disebutkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah, terutama pasal 8 dan pasal 10 (Nafik, 2009: 260). Kriteria yang digunakan untuk menentukan saham-saham yang masuk dalam perhitungan JII adalah: a. Kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar). b. Saham yang berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%. c. 60 saham dari susunan saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
38
d. 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Saham-saham syariah yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) terus dievaluasi dari sisi ketaatannya terhadap prinsip-prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam fatwa DSN. Apabila saham-saham tersebut tidak lagi memenuhi prinsip-prinsip syariah, otomatis akan mengeluarkannya dari JII dan kedudukannya digantikan saham lain yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian, setiap saat ada saham yang keluar dan yang masuk ke dalam JII. Evaluasi terhadap saham-saham yang masuk dalam perhitungan JII dilakukan setiap enam bulan sekali. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan terus diawasi berdasarkan datadata publik yang tersedia (Nafik, 2009: 261). C. Kerangka Penelitian
INFLASI (X1)
H1
H2
RETURN SAHAM SYARIAH DI JII (Y)
SUKU BUNGA SBI (X2)
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis Keterangan : Pengaruh masing-masing variabel secara parsial H1 dan H2
: Uji H hitung (pengujian parsial)
39
Dari kerangka penelitian tersebut dapat dibuat persamaan matematis sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana: Y
=
return saham syariah Jakarta Islamic Index (JII)
X1 =
inflasi
X2 =
suku bunga SBI
a
konstanta
=
b1 =
koefisien regresi inflasi
b2 =
koefisien regresi Suku Bunga SBI
e
standart error
=
1. Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham Syariah Menurut Anire (2013:28) inflasi mengakibatkan harga-harga cenderung naik, hal ini akan menyebabkan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahan. Peningkatan biaya produksi mengakibatkan harga pokok produksi meningkat selanjutnya meningkatkan harga jual produk.Kenaikan harga jual produk dapat mengurangi jumlah penjualan, yang berarti terjadi penurunan laba. Akibat penurunan laba perusahan maka akan menurunkan dividen yang diterima oleh investor, dan keadaan ini akan berlanjut pada penurunan harga saham, sehingga return yang akan diterima juga akan turun. Dividen yang menurun tersebut akan membuat kepercayaan investor terhadap perusahan menjadi berkurang dan kemudian akan melepas saham yang dimiliki pada
40
akhirnya akan mengakibatkan lesunya pasar modal. Maka disimpulkan bahwa ada pengaruh negatif antara inflasi terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2014) Mahasiswa
Program
Pascasarjana Program Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Jambi dengan judul “Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode (2008-2012)”. Teknik analisis yang digunakan
menganalisis data
adalah Regresi Multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA, tingkat inflasi, dan nilai tukar mempunyai hubungan parsial yang negatif kepada return saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham syariah. 2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham Syariah Menurut Cahyono (2000: 117) terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan Suku Bunga dapat mendorong Return Saham ke bawah. Pertama, kenaikan Suku Bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan Suku Bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan Suku Bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika Suku Bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank.
41
Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan Return Saham. Kebijakan moneter melalui peningkatan ataupun penurunan tingkat suku bunga dengan peningkatan ataupun penurunan aktivitas ekonomi. Dalam literatur Financial Economic banyak dibahas mengenai pengaruh perubahan pada tingkat diskonto (biaya modal) pada Return Saham. Salah satu penyebab perubahan tingkat diskonto (biaya modal) adalah perubahan tingkat suku bunga. Perubahan kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar modal melalui perubahan yang terjadi pada pengeluaran konsumsi dan investasi. Penurunan pada tingkat bunga akan mendorong pengeluaran konsumsi dan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham. Berdasarkan hasil uji t bahwa suku bunga secara parsial berpengaruh negatif terhadap returnsaham. Penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Suwarta (2014) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Ekonomi Makro pada Return Saham Perusahaan Consumer Good”. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan pada return saham. Secara parsial ditemukan bahwa hanya Total Asset Turn Over dan Inflasi yang berpengaruh signifikan pada return saham, sedangkan variabel pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan suku bunga menunjukkan pengaruh yang negatif signifikan pada return saham.
42
Penelitian tentang Pengaruh
Tingkat Suku Bunga terhadap Return
Saham pernah dilakukan oleh Anire (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap return saham syariah.
D. Hipotesis penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar atau terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan (Supardi, 2005: 69). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut: H1
=
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
H2
=
Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh inflasi dan suku bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifdengan data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Sumanto (2014:17) definisi penelitian kuantitatif adalah realisasi dari rancangan penelitian. Prosedur umum yang harus diikuti dalam melaksanakan penelitian, pada dasarnya tidak jauh berbeda. Setelah masalah penelitian diformulasikan, selanjutnya peneliti mencari jawaban atau penyelesaian masalah tersebut. Sedangkan definisi penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2001:9).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, data return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) diperoleh melalui data statistik yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id). Dan data tingkat inflasi dan suku bunga SBI diperoleh dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Data returnsaham syariah di Jakarta Islamic Index (JII), inflasi dan suku bunga SBI
43
44
yang digunakan mulai dari tahun 2012 sampai 2015. Waktu penelitian ini dilakukan mulai Bulan April 2016.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Bawono (2006:28) populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Sedangkan menurut Sumanto (2014:160) populasi adalah kelompok dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan atau digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) periode 2012-2015 sejumlah 30 perusahaan. 2. Sampel Bawono (2006:28) mengatakan bahwa sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan nantinya
merupakan
kesimpulan
dari
populasi.
Penelitian
yang
menggunakan data sekunder, jumlah sampel minimum yang dapat digunakan agar hasilnya representatif adalah 35 data. Sedangkan menurut Supardi (2005:103) sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi. Menurut pendapat (Bawono, 2006:108) dalam penentuan jumlah sampel, dapat ditentukan dengan cara berikut:
45
S
=
S
=
S
=
S
= 7,5
Keterangan: S
: Sampel
P
: Populasi
℮
: Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini.
Jadi minimal sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah 7,5 perusahaan atau di bulatkan menjadi 8 perusahaan. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 16 perusahaan, yang artinya sudah memenuhi batas minimal sampel dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik atau cara untuk mendapatkan data untuk penelitian adalah dari data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti
46
dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono, 2006:29-30). Sesuai dengan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder, maka teknik dalam pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Menurut Bungin (2006:144), metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Data historis tersebut merupakan data return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id), data tingkat inflasi dan Suku Bunga SBIyang diperoleh melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional menjelaskan mengenai definisi variabel-variabel yang akan digunakan, baik variabel dependen maupun variabel independen. Sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang bias yang bisa membuat interpretasi data yang bias (Bawono, 2006:27). 1. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2010:4). Variabel
dependen
dalam
penelitian
ini
adalah
return
saham
syariah.Menurut Hanafi dan Halim (1996:300), Return Saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan.
47
Ada banyak cara pengukuran return saham yang dapat digunakan, peneliti menggunakan return tahunan dari saham syariah yaitu harga saham akhir tahun (closing price) sebagai proksi return saham. Pada penelitian ini, return saham dihitung dengan rumus: Pit – (Pit -1) Rit
= (Pit -1) (Jogiyanto, 2000)
Keterangan: Rit = return saham i pada periode t Pit = harga saham i pada periode t Pit -1= harga saham i pada periode t-1 2. Variabel Independen Menurut Sugiyono (2010:4), variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: a. Inflasi Menurut Nopirin (1987:25) yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi
48
hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi. Rumus inflasi : Inflasi = (IHI-IHI-1) *100% IHI-1 (Nafik : 2009) b. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat berharga atas tunjuk atas rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh bank Sentral Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.(Darmawi,
2005:93)
Tujuannya
adalah
sebagai
sarana
pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka. Menurut (Kasmir, 2005:224) Sertifikat bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dilakukan dengan kebijakan pemerintah operasi pasar terbuka dalam masalah penanggulangan jumlah uang yang beredar. Dengan mengatur tingkat bunga SBI bank sentral Indonesia secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan stop out rate (SOR). Jadi secara sederhana apabila suku bunga SBI naik maka tingkat suku bunga umum juga akan mengalami kenaikan. Apabila suku bunga SBI turun maka suku bunga umum juga akan mengalami penurunan.
49
Rumus SBI :
Nilai Nominal*360 360 + (tk.diskonto * jumlah hari jatuh tempo) (Nafik : 2009)
F. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan instrumen penelitian karena data yang dibutuhkan sudah tersedia pada data statistik yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id), data inflasi dan suku bunga SBI melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).
G. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, yang dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: 1. Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bisa dan handal sebagai penaksir. Menurut Bawono (2006:115) Uji Asumsi Klasik terdiri dari: a. Uji Multicollinearity Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabelvariabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal
50
adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol. Masalah multikoliniaritas biasanya muncul pada data timeseries yang apabila masalah ini serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik kolerasi.Kedua nilai VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai Tolerancenya berarti sebaliknya (Bawono, 2006:123). b. Uji Heteroscedasticity Heteroscedasticity terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksiran tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroscedasticity adalah dengan menggunakan metode Park. Apabila koefisien parameter β dari persamaan
regresi
tersebut
signifikan
secara
statistik,
hal
ini
menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroscedasticity, dan sebaliknya jika β tidak signifikan secara statistik,
51
maka asumsi homokedasticity pada data model tersebut tidak dapat ditolak (Bawono, 2006:137). c. Uji Autocorrelation Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama. Autokorelasi ini dapat terjadi apabila suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain. Jadi suatu penelitian memerlukan dilakukannya pengujian autokorelasi jika penelitiannya menggunakan data runtun waktu. Program pengambilan keputusan menurut Ghozali (2009) : 1. Bila nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas, yaitu antara du dan4-du, maka koefisien auto korelasi sama dengan nol yang berarti tidak terjadi autokorelasi. 2. Bila nilai Durbin-Watson terletak lebih rendah dari batas bawah, yaitu dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti terjadi autokorelasi. 3. Bila nilai Durbin-Watson lebih besar dari 4-dl, maka koefisien autokorelasilebih kecil dari nol yang berarti terjadi autokorelasi. 4. Bila nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas dan batas bawah, yaitu antar du dan dl atau antara 4-du dan 4-dl maka koefisien autokorelasi.
52
d. Uji Normality Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji ini menghasilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 2. Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel inflasi dan suku bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Dalam regresi berganda terdapat 3 variabel, yaitu: 1. Variabel Independen (X1), yaitu Inflasi 2. Variabel Independen (X2), yaitu suku bunga SBI 3. Variabel Dependen (Y), return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII) Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel di atas dengan menggunakan rumus:
53
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan: Y
=
return saham syariah diJakarta Islamic Index (JII)
X1
=
inflasi
X2
=
suku bunga SBI
a
=
konstanta
b1
=
koefisien regresi inflasi
b2
=
koefisien regresi Suku Bunga SBI
e
=
standart error
3. Uji Hipotesis a. Uji ttest Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya yaitu (Bawono, 2006:89): 1) Menentukan hipotesis Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ho : β1 ≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Menentukan t tabel Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5% dan derajat kepercayaan (dk) = n – 1 – k. Keterangan:
54
n
: jumlah data
k
: jumlah variabel
3) Pengambilan keputusan Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan. Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006: 91). b. Uji Ftest Menurut Bawono (2006: 91) Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat. Langkah pengujiannya adalah: 1) Menentukan hipotesis Ho: β1, β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ho: β1, β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Menentukan F tabel Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
55
3) Mencari F hitung dengan rumus F =
–
Keretangan: R2
= koefisien determinasi
K
= jumlah variabel independen
n
= jumlah sampel
4) Pengambilan keputusan Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Disamping membandingkan F hitung dengan F tabel untuk menentukan
Ho
diterima
atau
tidak,
dapat
melihat
nilai
signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006:92) c. Koefisien Determinasi (R2) Menurut
Bawono
(2006:
92)
koefisien
determinasi
(R2)
menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen. Ciri-ciri nilai R2 adalah:
56
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, atau (0 ≤ R2 ≤ 1). 2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen.
H. Alat Analisis Alat analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah SPSS 21. SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menguji tentang pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index periode 2012-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website resmi Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham Syariah dan variabel independen yang digunakan yaitu Inflasi dan Suku Bunga SBI. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel pada penelitian adalah perusahaan yang berturutturut berada di Jakarta Islamic Index (JII) dalam periode 2012-2015. Berdasarkan kriteria tersebut maka terdapat 16 perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2015 No.
Nama Perusahaan
Kode
1.
Astra Agro Lestari Tbk.
AALI
2.
Adaro Energy Tbk.
ADRO
3.
AKR Corporindo Tbk.
AKRA
4.
Astra International Tbk.
ASII
5.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
ICBP
6.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
7.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
INTP
57
58
8.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
ITMG
9.
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
10.
Lippo Karawaci Tbk.
LPKR
11.
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
LSIP
12.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
PGAS
13.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
SMGR
14.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
TLKM
15.
United Tractors Tbk.
UNTR
16.
Unilever Indonesia Tbk.
UNVR Sumber: ww.idx.co.id
Gambaran umum data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
INFLASI
64
,0428
,0697
,060115
,0103506
SBI
64
,0449
,0710
,060734
,0103419
RETURN
64
-,4605
,5588
,056646
,2512101
Valid N (listwise)
64
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif memperlihatkan gambaran umum variabel independen dan dependen sebagai berikut: a. Inflasi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan adalah 64.Nilai inflasi minimum 0,0428 dan maximum 0,0697. Rata-rata nilai inflasi adalah 0,060115 dengan standart deviasi 0,0103506. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu
59
0,0103506 < 0,060115, hal ini menunjukkan bahwa sebaran inflasi dalam kondisi baik. b. Suku Bunga SBI Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai Suku Bunga SBI minimum 0,0449 dan maksimum 0,0710. Rata-rata nilai Suku Bunga SBI 0,60734 dengan standart deviasi 0,0103419. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu 0,0103419 < 0,060734, hal ini menunjukkan bahwa sebaran Suku Bunga SBI dalam kondisi baik. c. Return Saham Syariah Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai Return Saham Syariah minimum -0,4605 dan maksimum 0,5588. Rata-rata Return Saham Syariah adalah 0,56646dengan standart deviasi 0,2512101. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu 0,2512101 < 0,56646, hal ini menunjukkan bahwa sebaran Return Saham Syariah dalam kondisi baik. B. Analisis Data 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua variabel). Kondisi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen dapat bersifat positif atau negatif. (Bawono, 2006 : 84-85).
60
Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant) 1
INFLASI
a
,249
,213
-10,405
2,872
7,136
2,874
SBI
t
Sig.
Beta 1,168
,247
-,429
-3,623
,001
,294
2,483
,016
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Y = 0,249 – 10,405X1 + 7,136X2 Dimana: Y
=
return saham syariah
X1 =
inflasi
X2 =
suku bunga SBI
a
konstanta
=
b1 =
koefisien regresi inflasi
b2 =
koefisien regresi suku bunga SBI
e
standart error
=
Artinya: Nilai constant (a) : 0,249, diartikan bahwa ketika variabel inflasi dan suku bunga SBI konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka variabel return
61
saham syariah akan mengalami kenaikan sebesar 0,249 dengan asumsi cateris paribus. Nilai Inflasi (X1) sebesar –10,405, diartikan bahwa jika inflasi mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan suku bunga SBI konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka return saham syariah akan mengalami penurunan sebesar 10,405 satuan dengan asumsi cateris paribus. Nilai SBI (X2) sebesar 7,136, diartikan bahwa jika suku bunga SBI mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan Inflasi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka return saham syariah akan mengalami peningkatan sebesar 7,136 satuan dengan asumsi cateris paribus. 2. Hasil Uji Hipotesis a. Uji ttest Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendirisendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan (signifikasi) 0,05.
62
Tabel 4.4 Hasil Uji ttest Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
INFLASI SBI
a
Std. Error ,249
,213
-10,405
2,872
7,136
2,874
t
Sig.
Beta 1,168
,247
-,429
-3,623
,001
,294
2,483
,016
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Berdasarkan tabel 4.4 maka pengaruh inflasi dan suku bunga SBI terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien regresi variabel Inflasi bernilai negatif sebesar -10,405, hasil statistik uji t sebesar -3,623 dan nilai signifikansi 0,001. Oleh karena nilai signifikansi dari Inflasi lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai negatif, maka dapat dikatakan bahwa Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham Syariah. Artinya pada saat terjadi peningkatan inflasi maka return saham syariah akan mengalami penurunan. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa secara empiris menerima hipotesis yang pertama yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signikan terhadap return saham syariah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati (2013), Nidianti
63
(2013), dan Arisandi (2014), dan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dan Sodikin, A. (2007). 2) Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien regresi variabel Suku Bunga SBI bernilai positif sebesar 7,136, hasil statistik uji t sebesar 2,483 dan nilai signifikansi 0,016. Oleh karena nilai signifikansi dari Suku Bunga SBI lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap Return Saham Syariah. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa secara empiris tidak menerima hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signikan terhadap return saham syariah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Luthvi (2014) dan Wongbangpo dan sharma (2002), dan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Anire (2013), Purnomo dan Widyawati (2013). b. Uji Ftest Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen (X1 dan X2)secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Y), (Bawono, 2006: 91).
64
Tabel 4.5 Hasil Uji Ftest a
ANOVA Model
Sum of
Df
Mean
Squares Regression 1
F
Sig.
Square
,812
2
,406
Residual
3,164
61
,052
Total
3,976
63
7,828
,001
b
a. Dependent Variable: RETURN b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Dengan melihat tabel di atas, nilai F hitung = 7,828. F tabel dapat dicari dengan melihat kolom df, yaitu dengan df pembilang = 3 dan df penyebut = 62 sedangakan α : 5%, maka nilai F tabel = 2,753. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh lutvhi (2014). c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Gujarati dalam Bawono (2006: 92) Analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y).
65
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model
1
R
,452
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,204
,178
,2277379
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2015) Dari tabel di atas diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,178 yang artinya variabel independen berkontribusi mempengaruhi variabel dependen sebesar 17,8%, sisanya 82,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Uji Asumsi Klasik terdiri dari (Bawono, 2006:115): Hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut: a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik kolerasi.
66
Kedua nilai VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai Tolerancenya berarti sebaliknya (Bawono, 2006: 123). Tabel 4.7 Hasil Uji Multicollinearity Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) 1
INFLASI
,932
1,073
SBI
,932
1,073
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 5 (lima) dan nilai tolerance tidak ada yang lebih dari angka 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada semua variabel.
67
b. Uji Heteroscedasticity(Heteroskedastisitas) Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode Park. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroscedasticity Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
INFLASI SBI
a
Std. Error
-1,488
,796
-14,738
10,736
10,711
10,745
T
Sig.
Beta -1,870
,066
-,179
-1,373
,175
,130
,997
,323
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016) Dalam tabel dapat dilihat bahwa koefisien parameter β1 dan β2 dari persamaan regresi tersebut tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat homokedasticity dan dengan kata lain model yang kita pakai tidak terdapat gejala penyakit heteroscedasticity.
c. Uji Autocorrelation(Autokorelasi) Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin Watson. Hasil dari pengujian adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4.9 Hasil Uji Autocorrelation b
Model Summary Model
1
R
R Square
,452
a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
,204
,178
,2277379
Durbin-Watson
2,258
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Pengolahan Data Sekunder (2016) Nilai DW test nya sebesar 2,258, kemudian kita bandingkan dengan nilai tabel. Jumlah observasi = 64, jumlah variabel independen = 2, dengan asumsi derajat kepercayaan 5% maka nilai tabel dL= 1,5315 dan nilai tabel dU= 1,6601. Nilai 4 – dU= 4 - 1,6601= 2,3399. Karena nilai DW test di antara dUdan 4 – dU, maka dapat disimpulkan bahwa sekarang tidak terdapat gejala penyakit autokorelasi. d. Uji Normality (Normalitas) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode KolmogorofSmirnov Test. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2-tailed significant melalui pengukuran tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Data bisa dikatakan berdistribusi normal bila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 5%. Sebaliknya, apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 5% maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:
69
Tabel 4.10 Hasil Uji Normality One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
64
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,22409383
Absolute
,074
Positive
,069
Negative
-,074
Kolmogorov-Smirnov Z
,594
Asymp. Sig. (2-tailed)
,872
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Pengolahan Data Sekunder (2016) Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, yaitu 0,872 > 0,05.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return sahamsyariah di JII (Jakarta Islamic Index). Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar -10,405dan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hipotesis pertama penelitian yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham syariah diterima. 2. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadapreturn saham syariah di JII (Jakarta Islamic Index) adalah positif signifikan. Koefisien regresi sebesar7,136 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016. Hipotesis kedua penelitian yang menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham syariah ditolak.
B. Saran Disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang samahendaknya menambahkan variabel makro yang lebih bervariatifmisalnya nilaitukar, BI rate, ROA, DER dan CR. dengan batasan-batasan tertentu yang lebih bervariatif agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik daripada penelitian ini.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim dan Mahmud, Hanafi. 1996, “Analisi Laporan Keuangan, Edisi Pertama”. Yogyakarta : UMP AMP YKKPN. Abdul, Halim. 2005. “Analisis Investasi”. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Anire, Yance. (2013)“Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi. Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta. Anoraga, Panji& Pakarti, P .(2001). “Pengantar Pasar Modal”. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arisandi, Meri. 2014. Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi Dan Kurs Terhadap Return Saham (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode (2008-2012). Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 2 No.1 Januari-Maret (2014). (http://journal.unja.ac.id/index.php/jmbp/article/view/2129, diakses pada tanggal 28 agustus (2016). Asri, I Gusti Ayu Amanda Yulita dan I Ketut Suwarta. 2014. Pengaruh Faktor Fundamental Dan Ekonomi Makro Pada Return Saham Perusahaan Consumer Good. .Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (online) volume 8 nomer 3 (http://download.portalgaruda.org/article.php/article=195885&fal=986&ti tle=PENGARUH%20FAKTOR%20FUNDAMENTAL%20DAN%20EK ONOMI%20MAKRO%20PADA%20RETURN%20PERUSAHAAN%20 CUSTOMER%20GOD%20DI%20BURSA%20EFEK%20INDONESIA, diakses tanggal 28 agustus (2016). Bawono, Anton. 2006. “Multivariabel Analisis Dengan SPSS”. STAIN: Salatiga Press. Bramantyo, Djohanputro. 2006. “Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”. Penerbit PPM, Jakarta. Darmawi, Herman, 2005. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, Bumi aksara, Jakarta. Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Livia. 2013. Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Return Saham Kapitalisasi Besar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal FINESTA (online) Vol.
1 No. 2 (http://studentjournal.petra.ac.id//index.php/manajemenkeuangan/article/view/1267 ,diakses tanggal 29 agustus (2016). Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasibuan, Saida, and Wahyu Ario Pratomo. 2015). Mekanisme Transisi Kebijakan Moneter Melalui Suku Bunga SBI Sebagai Sasaran Oprasional Kebijakan Moneter Dan Variabel Makro Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 1.12 (2015). (http://repository.usu.ac.id/simplesearch?query=penjualan=barang&short_by=orderASC&rpp=60&etal=40 &start=7920, diakses pada tanggal 26 agustus 2016). Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisa Investasi, BPFE: Yogyakarta, Edisi 2 Karim, Adiwarman. 2008. “Ekonomi Makro Islami”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2005, Bank dan lembaga keuangan lainnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Khalwaty, Tajul. 2010. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. (1998). Metode Kuantitatif Teori & Aplikasi Untuk Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: YKPN. Luthvi, Dani Ahmad. 2014. “Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Size terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2009-2013”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi. Nidianti, Putu Imba. 2013. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Return Saham Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesi. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (online) vol 5 no. 1 (http://ojs.UNUD.ac.id/index.php/Akutansi/article/view/6946 , diakses pada tanggal 25 juli 2016). Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter Buku II. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Nopirin. 1992. “Ekonomi Moneter Buku I Edisi ke-4”. Yogyakarta: BPFE.
Nopirin. 2009. “Ekonomi Moneter Buku I”. Yogyakarta: BPFE. Purnomo dan Widyawati 2013. Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti. (http://onesearch.id/record/IOS2748-oai:ojs.ejurnal.stiesia.ac.id:article396 ,diakses tanggal 25 Agustus 2016). Sari, Winda. (2013). “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan (BUMN) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005– 2012)”. Skripsi. Program Studi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Cetakan ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2010. “Statistika untuk Penelitian”. Bandung: CV Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi. Teori Pengantar, Edisi Ketiga. PT.Raja Grasindo Perseda. Jakarta. Sumanto. 2014. “Teori Dan Aplikasi Metode Dan Penelitian”. Yogyakarta : CAPS. Supardi. 2005. “Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis”. Yogyakarta: UII Press. Sutedi, Adrian. (2011). Good Corporate Governance, Jakarta: Sinar Grafika. Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. CetakanPertama. BPFE. Yogyakarta. http://www.bi.go.id. Diakses pada tanggal 23Agustus 2016. http://www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 23Agustus 2016. http://m.republica.co.id. Di akses pada tanggal 7 september 2016.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2015 No.
Nama Perusahaan
Kode
1.
Astra Agro Lestari Tbk.
AALI
2.
Adaro Energy Tbk.
ADRO
3.
AKR Corporindo Tbk.
AKRA
4.
Astra International Tbk.
ASII
5.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
ICBP
6.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
7.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
INTP
8.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
ITMG
9.
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
10.
Lippo Karawaci Tbk.
LPKR
11.
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
LSIP
12.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
PGAS
13.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
SMGR
14.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
TLKM
15.
United Tractors Tbk.
UNTR
16.
Unilever Indonesia Tbk.
UNVR
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 2. Data Return Saham Syariah Tahun 2012 (dalam rupiah) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KODE AALI ADRO AKRA ASII ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
Closing Price Closing Price Return Saham 2011 2012 2012 21.700 19.700 -0,092165899 1.770 1.590 -0,101694915 3.025 4.150 0,371900826 7.400 7.600 0,027027027 5.200 7.800 0,5 4.600 5.850 0,27173913 17.050 22.450 0,316715543 38.650 41.550 0,075032342 680 1.060 0,558823529 660 1.000 0,515151515 2.250 2.300 0,022222222 3.175 4.600 0,448818898 11.450 15.850 0,384279476 1.410 1.810 0,283687943 26.350 19.700 -0,252371917 18.800 20.850 0,109042553 Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 3. Data Return Saham Syariah Tahun 2013 (dalam rupiah) No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AALI ADRO AKRA ASII ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
Closing Price Closing Price Return 2012 2013 Saham 2013 19.700 25.100 0,274111675 1.590 1.090 -0,314465409 4.150 4.375 0,054216867 7.600 6.800 -0,105263158 7.800 10.200 0,307692308 5.850 6.600 0,128205128 22.450 20.000 -0,109131403 41.550 28.500 -0,314079422 1.060 1.250 0,179245283 1.000 910 -0,09 2.300 1.930 -0,160869565 4.600 4.475 -0,027173913 15.850 14.150 -0,107255521 1.810 2.150 0,187845304 19.700 19.000 -0,035532995 20.850 26.000 0,247002398 Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 4. Data Return Saham Syariah Tahun 2014 (dalam rupiah) No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AALI ADRO AKRA ASII ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
Closing Price Closing Price 2013 2014 25.100 24.250 1.090 1.040 4.375 4.120 6.800 7.425 10.200 13.100 6.600 6.750 20.000 25.000 28.500 15.375 1.250 1.830 910 1.020 1.930 1.890 4.475 6.000 14.150 16.200 2.150 2.865 19.000 17.350 26.000 32.300 Sumber: www.idx.co.id
Return Saham 2014 -0,033864542 -0,04587156 -0,058285714 0,091911765 0,284313725 0,022727273 0,25 -0,460526316 0,464 0,120879121 -0,020725389 0,340782123 0,144876325 0,33255814 -0,086842105 0,242307692
Lampiran 5. Data Return Saham Syariah Tahun 2015 (dalam rupiah) No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AALI ADRO AKRA ASII ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
Closing Price 2014 24.250 1.040 4.120 7.425 13.100 6.750 25.000 15.375 1.830 1.020 1.890 6.000 16.200 2.865 17.350 32.300
Closing Price 2015 20.075 590 5.750 6.650 12.300 6.100 20.025 9.725 1.745 1.155 1.355 4.000 10.100 2.940 20.200 40.000
Sumber: www.idx.co.id
Return Saham 2015 -0,172164948 -0,432692308 0,395631068 -0,104377104 -0,061068702 -0,096296296 -0,199 -0,367479675 -0,046448087 0,132352941 -0,283068783 -0,333333333 -0,37654321 0,02617801 0,16426513 0,238390093
Lampiran 6. Data Inflasi (dalam persen) No.
Bulan
2012
2013
2014
2015
1.
Januari
4,30
4,57
8,22
6,96
2.
Februari
4,32
5,31
7,75
6,29
3.
Maret
4,61
5,90
7,32
6,38
4.
April
4,31
5,57
7,25
6,79
5.
Mei
4,58
5,47
7,32
7,15
6.
Juni
4,56
5,90
6,70
7,26
7.
Juli
4,53
8,61
4,53
7,26
8.
Agustus
4,45
8,79
3,99
7,18
9.
September
4,50
8,40
4,53
6,83
10.
Oktober
3,97
8,32
4,83
6,25
11.
November
3,56
8,37
6,23
4,89
12.
Desember
3,65
8,38
8,36
3,35
4,27
6,96
6,41
6,38
Rata-rata per tahun
Sumber: www.bi.go.id
Lampiran 7. Data Suku Bunga SBI (dalam persen) No.
Bulan
2012
2013
2014
2015
1.
Januari
5,00
4,87
7,24
6,96
2.
Februari
3,84
4,87
7,21
6,69
3.
Maret
3,83
4,88
7,18
6,68
4.
April
4,00
5,00
7,18
6,68
5.
Mei
4,30
5,10
7,18
6,68
6.
Juni
4,45
5,35
7,18
6,68
7.
Juli
4,50
5,85
7,15
6,68
8.
Agustus
4,60
5,86
7,04
6,75
9.
September
4,75
6,95
7,04
7,10
10.
Oktober
4,80
6,97
6,93
7,10
11.
November
4,80
7,24
6,93
7,10
12.
Desember
4,85
7,24
6,97
7,10
4,49
5,84
7,10
6,85
Rata-rata per tahun
Sumber: www.bi.go.id
Lampiran 8. Hasil Olah data a. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant) 1
INFLASI SBI
Beta
,249
,213
-10,405
2,872
7,136
2,874
1,168
,247
-,429
-3,623
,001
,294
2,483
,016
a. Dependent Variable: RETURN
b. Hasil Uji ttest Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
INFLASI SBI
a
Std. Error
t
Sig.
Beta
,249
,213
-10,405
2,872
7,136
2,874
1,168
,247
-,429
-3,623
,001
,294
2,483
,016
a. Dependent Variable: RETURN
c. Hasil Uji Ftest ANOVA Model
Sum of
a
df
Mean Square
F
Sig.
Squares Regression 1
,812
2
,406
Residual
3,164
61
,052
Total
3,976
63
a. Dependent Variable: RETURN b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
7,828
,001
b
d. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model
R
1
R Square
,452
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,204
,178
,2277379
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
e. Hasil Uji Multicollinearity Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1 INFLASI
Std. Error
t
Sig.
,213
-10,405
2,872
7,136
2,874
Collinearity Statistics
Beta
,249
SBI
a
Tolerance
VIF
1,168
,247
-,429
-3,623
,001
,932
1,073
,294
2,483
,016
,932
1,073
a. Dependent Variable: RETURN
f. Hasil Uji Heteroscedasticity Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
INFLASI SBI
a
Std. Error
-1,488
,796
-14,738
10,736
10,711
10,745
t
Sig.
Beta -1,870
,066
-,179
-1,373
,175
,130
,997
,323
a. Dependent Variable: LnU2i
g. Hasil Uji Autocorrelation Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
,452
a
,204
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN
b
Std. Error of the Durbin-Watson Estimate
,178
,2277379
2,258
h. Hasil Uji Normality One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
64
Normal Parameters
Mean
a,b
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,22409383
Absolute
,074
Positive
,069
Negative
-,074
Kolmogorov-Smirnov Z
,594
Asymp. Sig. (2-tailed)
,872
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
i. Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
64
,0428
,0697
,060115
,0103506
SBI
64
,0449
,0710
,060734
,0103419
RETURN
64
-,4605
,5588
,056646
,2512101
Valid N (listwise)
64
Model Summary
1
Std. Deviation
INFLASI
Uji R
Model
Mean
R
,387
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,150
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
,116
,2187161
Uji F a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
,429
2
,215
Residual
2,440
51
,048
Total
2,869
53
F
Sig.
4,488
,016
b
a. Dependent Variable: JII b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Uji T Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
Beta
(Constant)
-13,023
4,449
INFLASI
130,615
45,518
67,105
22,420
SBI
-2,927
,005
1,512
2,870
,006
1,577
2,993
,004
a. Dependent Variable: JII
Heterokedastisitas Uji Park
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
-15,734
19,089
INFLASI
151,579
195,306
59,179
96,197
SBI a. Dependent Variable: LnU2i
Beta -,824
,414
,439
,776
,441
,348
,615
,541
Uji Autokorelasi
b
Model Summary Model
1
R
R Square
,387
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,150
,116
,2187161
Durbin-Watson
1,535
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI b. Dependent Variable: JII
Perbaikan uji autokorelasi
b
Model Summary Model
1
R
R Square
,456
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,208
,159
,21340
a. Predictors: (Constant), JII, INFLASI, SBI b. Dependent Variable: lagY
Uji normality Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
54 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,21454972
Absolute
,075
Positive
,057
Negative
-,075
Kolmogorov-Smirnov Z
,548
Asymp. Sig. (2-tailed)
,925
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Durbin-Watson
1,999
Lampiran 9. DATA HARGA SAHAM
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KODE AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
2012 19700 1590 4150 7600 600 1110 7800 5850 22450 41550 1060 1000 2300 4600 15850 1810 19700 20850
2013 25100 1090 4375 6800 430 1290 10200 6600 20000 28500 1250 910 1930 4475 14150 2150 19000 26000
2014 24250 1040 4120 7425 560 1805 13100 6750 25000 15375 1830 1020 1890 6000 16200 2865 17350 32300
2015 20075 590 5750 6650 505 1790 12300 6100 20025 9725 1745 1155 1355 4000 10100 2940 20200 40000
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2013
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KODE AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR
Closing Price Closing Price Return Saham 2012 2013 2013 19700 25100 0.274111675 1590 1090 -0.314465409 4150 4375 0.054216867 7600 6800 -0.105263158 600 430 -0.283333333 1110 1290 0.162162162 7800 10200 0.307692308 5850 6600 0.128205128 22450 20000 -0.109131403 41550 28500 -0.314079422 1060 1250 0.179245283 1000 910 -0.09 2300 1930 -0.160869565 4600 4475 -0.027173913 15850 14150 -0.107255521 1810 2150 0.187845304 19700 19000 -0.035532995 20850 26000 0.247002398
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2014
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Closing Price Closing Price Return Saham KODE 2013 2014 2014 AALI 25100 24250 -0.033864542 ADRO 1090 1040 -0.04587156 AKRA 4375 4120 -0.058285714 ASII 6800 7425 0.091911765 ASRI 430 560 0.302325581 BSDE 1290 1805 0.399224806 ICBP 10200 13100 0.284313725 INDF 6600 6750 0.022727273 INTP 20000 25000 0.25 ITMG 28500 15375 -0.460526316 KLBF 1250 1830 0.464 LPKR 910 1020 0.120879121 LSIP 1930 1890 -0.020725389 PGAS 4475 6000 0.340782123 SMGR 14150 16200 0.144876325 TLKM 2150 2865 0.33255814 UNTR 19000 17350 -0.086842105 UNVR 26000 32300 0.242307692
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2015
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Closing Price Closing Price Return Saham KODE 2014 2015 2015 AALI 24250 20075 -0.172164948 ADRO 1040 590 -0.432692308 AKRA 4120 5750 0.395631068 ASII 7425 6650 -0.104377104 ASRI 560 505 -0.098214286 BSDE 1805 1790 -0.008310249 ICBP 13100 12300 -0.061068702 INDF 6750 6100 -0.096296296 INTP 25000 20025 -0.199 ITMG 15375 9725 -0.367479675 KLBF 1830 1745 -0.046448087 LPKR 1020 1155 0.132352941 LSIP 1890 1355 -0.283068783 PGAS 6000 4000 -0.333333333 SMGR 16200 10100 -0.37654321 TLKM 2865 2940 0.02617801 UNTR 17350 20200 0.16426513 UNVR 32300 40000 0.238390093
DATA INFLASI Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember rata-rata
2013 0.0457 0.0531 0.059 0.0557 0.0547 0.059 0.0861 0.0879 0.084 0.0832 0.0837 0.0838 0.069658333
2014 0.0822 0.0775 0.0732 0.0725 0.0732 0.067 0.0453 0.0399 0.0453 0.0483 0.0623 0.0836 0.064191667
2015 2012 0.043 0.0696 0.0432 0.0629 0.0461 0.0638 0.0431 0.0679 0.0458 0.0715 0.0456 0.0726 0.0453 0.0726 0.0445 0.0718 0.045 0.0683 0.0397 0.0625 0.0356 0.0489 0.0365 0.0335 0.063825 0.042783
DATA RETURN SAHAM Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember RATA-RATA
2013 0.0487 0.0487 0.0488 0.05 0.051 0.0535 0.0585 0.0586 0.0695 0.0697 0.0724 0.0724
2014 0.0724 0.0721 0.0718 0.0718 0.0718 0.0718 0.0715 0.0704 0.0704 0.0693 0.0693 0.0697
2015 0.0696 0.0669 0.0668 0.0668 0.0668 0.0668 0.0668 0.0675 0.071 0.071 0.071 0.071
2012 0.05 0.0384 0.0383 0.04 0,0430 0.0445 0.045 0.046 0.0475 0.048 0.048 0.0485
0.058483333
0.071025
0.0685
0.044927
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2012
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KODE closing Price 2011 Closing Price 2012 AALI 21700 19700 ADRO 1770 1590 AKRA 3025 4150 ASII 7400 7600 ICBP 5200 7800 INDF 4600 5850 INTP 17050 22450 ITMG 38650 41550 KLBF 680 1060 LPKR 660 1000 LSIP 2250 2300 PGAS 3175 4600 SMGR 11450 15850 TLKM 1410 1810 UNTR 26350 19700 UNVR 18800 20850
Return Saham 2012 -0.092165899 -0.101694915 0.371900826 0.027027027 0.5 0.27173913 0.316715543 0.075032342 0.558823529 0.515151515 0.022222222 0.448818898 0.384279476 0.283687943 -0.252371917 0.109042553
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ikhsanudin Pandu Saputra
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 7 april 1991
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: JL. Cempaka sari No. 01 08/01 Kutowinangun Lor, Tingkir, Salatiga
Pendidikan
: SD N Kutowinangun 1 SMP N 03 Salatiga SMA N 1 Tengaran Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah S1 IAIN Salatiga.