PENGARUH INFLASI, BI RATE, DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP PENYALURAN KREDIT (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat- Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Ati Astuti NIM: 109081000027 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Ati Astuti
2.
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 11 April 1991
3.
Alamat
: Jalan Madrasah I RT 007 RW 009 No. 27 Sukabumi Utara, Kebon Jeruk JakartaBarat 11540
II.
4.
Telepon
: 087788841532
5.
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
SDI Al-Falah II Pagi
Tahun 1997-2003
2.
MTS. Al-Falah
Tahun 2003-2006
3.
SMAN 32 Jakarta
Tahun 2006-2009
4.
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Asmuni
2. Ibu
: Herti
3. Alamat
: Jalan Madrasah I RT 007 RW 009 No. 27 Sukabumi Utara, Kebon Jeruk JakartaBarat 11540
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI 2012 : Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi
v
ABSTRACT The purpose of the research is to analyze the influence Inflation, BI Rate, Volume of Deposits, Non Performing Loan, and Capital Adequacy Ratio to Bank Lending. Research object counted 10 Biggest Banks in Indonesia by volume loan with research period during 6 years start from 2006 untill 2011. Methode analyze in this research is data panel regression with the random effect model. Empiris result of this research indicated value of Adjusted R Square 96.39% with the used independent variables that an effect simultan or parsial, where Inflation and Volume of Deposits have an effect positive to Bank Lending with probability of 0.0101 and 0.0000. BI Rate, Non Performing Loan, and Capital Adequacy Ratio have an effect negative to Bank Lending with probability of 0.000, 0.0494 and 0.0281. Keywords: Inflation, BI Rate, Volume of Deposits, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Lending, and Panel Data Regression.
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit. Sampel penelitian dilakukan pada 10 bank terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan dengan periode penelitian selama 6 tahun mulai tahun 2006-2011. Metode penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan model random effect. Hasil penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 96,39% dengan variabel independen yang digunakan berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan terhadap penyaluran kredit, dimana Inflasi dan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit dengan masing-masing probabilitas sebesar 0.0101 dan 0.0000 sedangkan BI Rate, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan masing-masing probabilitas sebesar 0.000, 0.0494 dan 0.0281. Kata kunci: Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Penyaluran Kredit, dan Regresi Data Panel.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb Alhamdulillahirabbil’alamiin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita, nabi Muhammad SAW sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit” (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit) sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini dibuat dengan ruang lingkup Bank Umum Go Publik di Indonesia periode 2006-2011. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya skripsi ini: 1. Ibu dan Bapak ku tercinta, terima kasih banyak atas segala doa dan dukungannya sehingga aku dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar membimbing penulis. Meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Arief Mufriyani, Lc. M.Si selaku Dosen Pembimbing II & dosen mata kuliah seminar perbankan yang telah memberikan arahan dan pengetahuan mengenai tata cara penulisan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Leis Suzanawaty, SE. M.Si selaku Pudek I, Ibu Yulianti selaku Pudek II dan Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Pembimbing Akademik dan Pudek III.
viii
5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Titi Dewi M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. 6. Bapak Dr. Lukman, M.Si, Bapak Ade Suherlan, SE., MM. MBA dan Ibu Amalia, SE., M.SM selaku dosen penguji komprehensif. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih banyak atas ilmu yang telah kalian berikan kepada penulis. Semoga bermanfaat sampai kapanpun. 8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih untuk segalanya. 9. Keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan dukungan moral, fasilitas dan doa kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku. Selfi Stefani, Yesika Al Istiqomah, Raissa Andrawina, Imas Atik Aisyah, Rizanty Amanda, Tria Raina, Suci Ramida, dan Tsurumi Bunga. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 11. Tryas Ardyansyah. Terima kasih untuk segala dukungan dan doanya. 12. Teman-temanku. Nurfitriana, Alvia, Fitria, Rizky Chairani, Fauziah, dan Ardillah terima kasih atas segala dukungan dan doa nya. Semoga kita semua sama-sama sukses kedepannya. Aamiin. 13. Teman-teman seperjuangan saat ujian komprehensif: Tria Raina, Marina, Alinda, Ridhwan, dan Rizky. Terima kasih untuk keceriannya saat belajar maupun saat hari ujian berlangsung. 14. Nur’aini, Yesika, Nurlailiyah, Wulan Fauzyni dan Egi terima kasih atas semangat dan bantuannya serta kakak kelas yang telah berbagi pengalaman. 15. Teman-teman Manajemen A dan Manajemen Perbankan. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini. 16. Teman-teman Manajemen dan Akuntansi 2009 lainnya.
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat beberapa kekurangan atau kesalahan baik dari segi tata cara penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya, dan untuk semua orang yang telah berperan dalam penyusunan skripsi ini, semoga selalu dalam perlindungan Allah SWT. Atas segala kontribusi, kebaikan dan peran kalian semua saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 28 Agustus 2013 Penulis
Ati Astuti
x
DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... v ABSTRACT...................................................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................................viii DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi DAFTAR TABEL.............................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. ........................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...................................................................................................... 11 1. Bank .......................................................................................................... 11 2. Manajemen Kredit..................................................................................... 11 a. Definisi Kredit............................................................................... 12 b. Unsur-unsur Kredit........................................................................ 13 c. Fungsi Kredit................................................................................. 14 d. Jenis-jenis Kredit........................................................................... 16 e. Persyaratan Umum Untuk Mengajukan Kredit............................. 18 f. Prinsip Dasar Pemberian Kredit.................................................... 19 3. Inflasi......................................................................................................... 20 xi
4. BI Rate. ..................................................................................................... 23 5. Dana Pihak Ketiga..................................................................................... 24 6. Non Performing Loan ............................................................................... 26 a. Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah .......................... 28 b. Penyelamatan Kredit Bermasalah. ................................................ 29 7. Capital Adequacy Ratio ............................................................................ 29 8. Hubungan Antar Variabel ......................................................................... 31 B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 35 C. Kerangka Berpikir................................................................................................. 39 D. Hipotesis ............................................................................................................... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 42 B. Metode Penentuan Sampel.................................................................................... 42 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 44 D. Metode Analisis Data............................................................................................ 44 1. Analisis Data Panel ................................................................................... 44 2. Model Data Panel...................................................................................... 46 3. Pemilihan Model Data Panel..................................................................... 47 4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 48 5. Uji Hipotesis ............................................................................................. 52 E. Operasional Variabel Penelitian............................................................................ 54 1. Variabel Independen ................................................................................. 54 2. Variabel Dependen.................................................................................... 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 58 B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 68 1. Analisis Deskriptif Variabel...................................................................... 68 2. Estimasi Model Data Panel ....................................................................... 74 3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 81 4. Uji Hipotesis.............................................................................................. 86 xii
5. Analisis Regresi Data Panel ...................................................................... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................................................100 B. Saran......................................................................................................................101 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................103 LAMPIRAN.................................................................................................................. . 107
xiii
DAFTAR TABEL No. 2.1 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17
Keterangan Penelitian Terdahulu Sampel Bank Jumlah Kredit (Jutaan Rupiah) Tingkat Inflasi (%) Tingkat BI Rate (%) Jumlah DPK (Jutaan Rupiah) Tingkat NPL (%) Tingkat CAR (%) Hasil Uji Model Common Effect Hasil Uji Model Fixed Effect Hasil Uji Model Random Effect Hasil Uji Hausman Korelasi Antar Variabel Bebas Hasil Uji Park Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji F (Simultan) Hasil Uji t (Parsial) Hasil Nilai Adjusted R2 Interpretasi
xiv
Halaman 35 43 68 69 70 71 72 73 74 76 79 80 82 84 85 86 89 92 93
DAFTAR GAMBAR No. 1.1 2.1 3.1 4.1
Keterangan Grafik Perkembangan Kredit yang disalurkan Kerangka Pemikiran Karakteristik Sampel Uji Normalitas
xv
Halaman 2 40 43 81
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan
Halaman
Data Variabel Penelitian Model Regresi Data Panel Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis Daftar Tabel
107 111 114 116 118
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan merupakan bagian penting dalam perekonomian mengingat perannya sebagai perantara keuangan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Selain itu berperan pula dalam memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada perusahaan maupun perorangan. Dari sudut pandang pemerintah, perbankan merupakan agent of development. Posisi perbankan sebagai lembaga perantara memungkinkan ia mampu membagi alokasi finansial yang dimiliki sesuai dengan pihak-pihak yang membutuhkan. Maka diharapkan suatu perbankan dapat menyalurkan kredit kepada kelompok yang dianggap layak dan mampu memanfaatkan dana tersebut pada sektor bisnis yang produktif (Fahmi dan Lavianti, 2010:38). Pentingnya kredit perbankan dalam pembiayaan perekonomian nasional dan penggerak pertumbuhan ekonomi, menjadikan penyaluran kredit sebagai fokus utama perbankan dalam menjalankan perannya. Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri (Utari, 2012).
1
Berikut ini akan ditampilkan mengenai data perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum Desember 2006-Desember 2011 (Miliar Rupiah). Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Kredit yang disalurkan Tahun 2006-2011
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2006- 2011, data diolah Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kredit yang disalurkan bank umum meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat tidak terbatas, yang menjadikan akan selalu membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Mengajukan kredit adalah salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sudah menjadi tugas bank umum untuk melayani masyarakat tersebut. Berkaitan dengan kredit yang disalurkan, sektor perbankan di Indonesia menunjukkan ekspansi kredit yang semakin agresif. Hal ini dapat dilihat sejak tahun 1995 dimana perbankan nasional telah tercatat menyalurkan kredit sebesar 2
Rp. 234,6 triliun dan berkembang menjadi Rp. 487,4 triliun pada akhir tahun 1998. Pada tahun 1995 bank swasta nasional merupakan kelompok bank dengan pangsa kredit yang paling besar, yaitu sebesar 48% dari total kredit perbankan. Rekor ini berturut-turut diikuti oleh kelompok bank pemerintah dengan pangsa pasar sebesar 39,84%, bank asing dan campuran sebesar 10,33%, dan BPD sebesar 2,23% (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:26). Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997, telah menyeret perbankan dalam kondisi diambang batas kehancuran yang menjadikan permodalan bank menurun cukup besar (Siamat, 2005:249). Hal sedemikian rupa disebabkan oleh penyaluran kredit yang dilakukan secara tidak efektif sehingga meningkatnya kredit macet pada dunia perbankan menjadikan pendapatan menurun dan melemahkan kemampuan likuiditas bank bersangkutan. Dengan semakin parahnya krisis yang terjadi, kegiatan intermediasi di sektor
keuangan
terutama
perbankan
menjadi
tersendat.
Hal
tersebut
mengakibatkan kegiatan ekonomi mengalami kontraksi yang tajam sehingga secara keseluruhan PDB pada tahun 1998 merosot tajam hingga -13,68% dibanding tahun 1997 yang mencapai 4,65%. Kerapuhan tersebut terkait dengan kondisi ekonomi makro yang tidak stabil terutama gejolak nilai tukar rupiah dan tingginya tingkat suku bunga (Siamat, 2005:103). Hal serupa dialami pula saat terjadinya krisis global pada tahun 2008 yang menyebabkan indikator ekonomi makro seperti meningkatnya Inflasi diikuti pula oleh BI Rate sehingga berdampak pada peningkatan atau penurunan penyaluran kredit. Dalam kebijakan moneter, bank memiliki posisi yang sangat penting dalam 3
perekonomian Indonesia karena mendominasi keseluruhan sektor keuangan baik dari segi kepemilikan aset, pengumpulan dana maupun penyaluran dana (Pohan, 2008:85). Perekonomian yang memiliki sektor perbankan menguntungkan akan lebih mampu menahan guncangan negatif dan memberikan kontribusi positif pada stabilitas sistem keuangan (Athanasoglou et. al, 2005). Namun dalam praktiknya, perbankan diklasifikasikan sebagai suatu bisnis yang memiliki tingkat risiko yang tinggi karena sifat bisnisnya berdasarkan pinjaman, membutuhkan pengelolaan serta pengawasan lebih mendalam atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam menunjang keberhasilan kinerjanya. Bank merupakan institusi dengan leverage tinggi dan peningkatan tingkat kegagalan peminjam akan berdampak pada penurunan modal secara cepat (Hardanto, 2006:106). Dalam ekonomi makro, Inflasi dan BI Rate turut mempengaruhi peningkatan atau penurunan simpanan masyarakat dan kredit yang disalurkan. Apabila laju inflasi tinggi dan tidak dapat dikendalikan, upaya perbankan dalam menghimpun dana masyarakat terganggu sehingga kegiatan penyaluran kredit menjadi tersendat. Penyaluran kredit yang tersendat menjadikan pendapatan bank menurun. Sebab sumber utama pendapatan bank sebagian besar berasal dari kredit yang disalurkan. Dengan inflasi yang tinggi, pemerintah mengatasi beredarnya uang yang meningkat tersebut dengan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan dan diikuti oleh suku bunga pinjaman (Waljianah, 2012:2). 4
Tingginya bunga simpanan yang ditawarkan tentu akan menarik hasrat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, dengan begitu akan banyak kredit yang dapat disalurkan. Sedangkan tingginya bunga pinjaman yang ditetapkan selain berdampak pada keuntungan yang didapat berdampak pula pada penurunan penyaluran kredit. Sebab keputusan tersebut akan menimbulkan peningkatkan kredit bermasalah sehingga bank enggan dalam menyalurkan kreditnya. Selain variabel ekonomi makro yaitu Inflasi dan BI Rate sebagai faktor eksternal. Maka Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio turut mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit. Dalam usahanya, bank menetapkan strategi untuk menarik masyarakat agar menyimpan uangnya di bank. Antara lain dengan suku bunga simpanan yang ditawarkan, pelayanan yang memuaskan, promosi yang menarik dan lain sebagainya. Sebab, kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan bank sebagian besar bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka. Pentingnya simpanan nasabah dengan kata lain dana pihak ketiga mengindikasikan bahwa aktivitas yang dilakukan bank membutuhkan dana masyarakat
(Kuncoro
dan
Suhardjono,
2011:68)
salah
satunya
adalah
menyalurkan kredit yang menjadi sumber utama pendapatan bank umum. Dengan meningkatnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun akan semakin banyak kredit yang dapat disalurkan. Dengan kredit yang disalurkan, bank telah meningkatkan taraf hidup masyarakat karena kredit tersebut dapat digunakan untuk melakukan investasi serta keperluan konsumsi. Meskipun penyaluran kredit memegang peranan 5
penting dalam perekonomian suatu negara, pihak manajemen bank tidak mungkin berkehendak sendiri untuk memperbesar volume perkreditan karena ada hal lain yang harus dipenuhi yang menjadi kewajibannya (Latumaerissa, 1999:46), yaitu tetap menjaga likuiditas bank bersangkutan. Mengenai unsur penyaluran kredit yang sehat, pihak bank selalu sadar bahwa sebagian dana yang mereka salurkan berasal dari dana masyarakat yang dipercayakan untuk dikelola. Oleh karena itu, manajemen bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap aktivitas yang salah satunya adalah menyalurkan kredit. Sebab lalai sedikit dalam melakukan perannya, akan menurunkan keuntungan bahkan dapat merusak kelangsungan hidup bank itu sendiri. Contohnya adalah terjadinya salah satu risiko yang keberadaannya selalu diantisipasi karena dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha bank, yaitu risiko kredit. Risiko ini dicerminkan dengan rasio Non Performing Loan. Bank yang mengalami kondisi kredit bermasalah menyebabkan citra kesehatan operasi bank tersebut menurun di mata masyarakat, dunia perbankan dan bank sentral (Sutojo, 2000:185). Upaya yang dilakukan sebagian besar bank umum untuk memperkecil risiko kredit tersebut adalah dengan mengalokasikan sejumlah persentase tertentu dari saldo aktiva produktifnya untuk dijadikan cadangan penghapusan kredit (Sutojo, 2008:213). Apabila cadangan kerugian kredit sudah tidak mencukupi, maka akan dibebankan kepada modal bank. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan usaha. Semakin tinggi rasio kecukupan modal, semakin kuat bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko (Kuncoro dan 6
Suhardjono, 2011:529). Berkaitan dengan yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan baik faktor internal maupun faktor eksternal berperan penting dalam peningkatan atau penurunan penyaluran kredit. Dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Haryati (2009) mengenai “Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, penelitian ini mencoba melengkapi dengan menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap Penyaluran Kredit dengan menggunakan metode regresi data panel. Objek penelitian ini dilakukan pada 10 Bank besar di Indonesia berdasarkan jumlah kredit, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja Bank Persero dan BUSN Devisa dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga intermediasi yang ditinjau pula oleh kondisi ekonomi dengan kata lain kondisi diluar perusahaan yang turut serta mempengaruhi peningkatan atau penurunan penyaluran kredit bank tersebut. Berkaitan dengan terjadinya krisis global pada periode 2008 dengan masa pemulihan setelahnya menyebabkan perkembangan kinerja bank berfluktuasi seiring terjadinya krisis tersebut. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya inflasi pada tahun 2008 dan mulai menurun pertengahan periode 2009 diikuti dengan periode berikutnya. Meskipun demikian, pihak manajemen bank yakin masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi ekonomi melalui kredit yang disalurkan apabila diiringi dengan berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan para pihak 7
manajemen bank tersebut. Oleh karena itu perlu diteliti faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Sebab keberhasilan perekonomian nasional tidak akan terlepas dari meningkatnya pembangunan disegala sektor. Semakin baik perbankan berperan sebagai lembaga intermediasi, perkembangan perekonomian suatu negara akan tumbuh lebih cepat. Apabila kegiatan penyaluran kredit ini berhasil dengan baik maka pendapatan yang berasal dari pendapatan bunga dan provisi kredit merupakan pendapatan terbesar operasional bank yang akan meningkatkan profitabilitas (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:206). Melihat kondisi tersebut, penulis merasa tertarik untuk menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi penyaluran kredit bank umum sesuai dengan perannya sebagai lembaga intermediasi. Sehingga penulis membuat judul penelitian ini “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan adalah: a.
Bagaimana pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit?
b.
Variabel Independen mana diantara Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio yang paling dominan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit? 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan pada permasalahan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit. b. Untuk menganalisis variabel independen diantara Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio yang paling dominan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Perusahaan perbankan Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan pihak perbankan sebagai bahan evaluasi serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perannya sebagai lembaga intermediasi dengan menjalankannya secara efektif dan efisisen demi memajukan profitabilitas perbankan itu sendiri. b. Investor Bagi pihak investor sendiri, diharapkan nantinya hasil dari penelitian tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk seberapa besar menginvestasikan dananya pada bank yang dikehendaki, agar mendapat return sesuai dengan yang diharapkan. 9
c. Peneliti Penelitian ini dapat digunakan oleh penulis sebagai media untuk mengaplikasikan teori yang didapat di bangku perkuliahan terhadap kenyataan sebenarnya yang terjadi di industri perbankan dan menguji seberapa besar pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit yang dilakukan oleh 10 bank terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kredit. d. Serta pihak lain Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada pihak lain atau masyarakat mengenai perekonomian terutama menyangkut lembaga keuangan perbankan.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 mengenai perbankan, bank merupakan “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Definisi bank di atas memberikan tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tetapi kegiatannya itu harus diarahkan pula pada peningkatan taraf hidup masyarakat (Siamat, 2005:276). Ismail (2010:4) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.
2.
Manajemen Kredit Manajemen kredit adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu lembaga atau institusi dengan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya untuk merencanakan, mengorganisasi, mengendalikan, dan 11
memimpin sehubungan dengan ruang lingkup dan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan kredit beserta aturannya (Fahmi dan Lavianti, 2010:3). Diterapkannya manajemen kredit, bertujuan agar segala kegiatan dibidang perkreditan dapat dikelola secara baik sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan oleh bank bersangkutan. Walaupun bank telah merencanakan untuk menjalankan kebijaksanaan perkreditan secara sehat, tidak berarti bank terlepas dari suatu risiko. Risiko pasti ada dalam setiap kegiatan perbankan yang nantinya dapat menimbulkan kerugian jika tidak dikelola sebagaimana mestinya. a. Definisi Kredit Dalam bahasa latin, kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya kreditur percaya kepada debitur bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi debitur berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2003:72). Berdasarkan UU No. 10 tahun 1988 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga,” (Siamat, 2005:349). 12
Menyalurkan kredit merupakan salah satu kegiatan bank umum yang bersumber dari dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai lembaga intermediasi. Sebelum kredit disalurkan kepada pihak yang membutuhkan, bank terlebih dahulu harus menilai kelayakan usaha para debiturnya untuk menghindari halhal yang tidak diinginkan semacam munculnya risiko kredit (kredit bermasalah) yang dapat merugikan kelangsungan hidup bank itu sendiri. b. Unsur-Unsur Kredit Dari pengertian di atas, menurut Ismail (2010:94) maka unsurunsur kredit adalah sebagai berikut: 1) Kreditur Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan usaha. 2) Debitur Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari bank. 3) Kepercayaan Kreditur memberikan kepercayaan kepada debitur, bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
13
4) Perjanjian Perjanjian merupakan suatu kesepakatan yang dilakukan antara kreditur (pihak pemberi pinjaman) dengan debitur (pihak yang mendapat pinjaman). 5) Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang timbul atas penyaluran kredit bank. 6) Jangka waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur. 7) Balas Jasa Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Imbalan ini dikenal dengan sebutan bunga bank bagi bank konvensional, dan bagi hasil untuk bank syariah. c. Fungsi Kredit Irham dan Lavianti (2010:50) menyatakan fungsi kredit perbankan dalam aktivitas perekonomian suatu negara adalah sebagai berikut: 1) Fungsi kredit berusaha memposisikan uang sebagai alat pertukaran yang efektif Industri perbankan merupakan lembaga intermediasi, dimana bank mengefektifkan dana yang selama ini tersimpan secara 14
menganggur dengan menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dan yang mampu mengelolanya, yaitu mengelola uang tersebut untuk membeli barang dan jasa sesuai kebutuhan. 2) Fungsi kredit sebagai penyalur dana dan pembina bagi dunia usaha Dunia usaha adalah pihak yang paling dominan dalam menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga dengan bantuan kredit yang disalurkan perbankan, diharapkan akan mampu mengatasi kekurangan dana yang selama ini tidak tercukupi untuk membeli kebutuhan yang sudah direncanakan. 3) Fungsi kredit untuk menciptakan pemerataan pendapatan Para pebisnis yang berencana memperluas usahanya, akan membuat pengangguran sedikit berkurang karena akan ada tenaga kerja baru yang diharapkan mengelola bisnis tersebut. Sehingga dengan tertampungnya tenaga kerja baru diharapkan pendapatan pemerataan akan tercipta. 4) Fungsi kredit sebagai salah satu alat dalam menggairahkan bisnis internasional Setiap pelaku bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional yang juga melakukan tindakan ekspor dan impor, maka kebutuhan akan kredit dalam bentuk mata uang asing akan meningkat. Dimana pada saat proyek yang dikerjakan membutuhkan mata uang asing, maka perbankan perlu mempunyai simpanan dan menyalurkan dananya dalam bentuk mata uang asing. Dari hal tersebutlah 15
kegairahan pebisnis untuk masuk ke pasar tradisional akan lebih mudah. 5) Fungsi kredit untuk meningkatkan aktivitas penggunaan barang dan jasa Dana yang diperoleh pebisnis dari perbankan akan membuat mereka dapat membeli bahan baku dan melakukan prosesnya hingga menjadi barang jadi. Tindakan ini diharapkan akan meningkatkan nilai barang tersebut, begitupun dari segi jasa. 6) Fungsi kredit sebagai pendorong dan pencipta stabilitas ekonomi Pada saat suatu negara mengalami masalah perekonomian, diharapkan kredit ini dapat mengembalikan stabilitas perekonomian tersebut dengan cara mengendalikan inflasi, menciptakan pembukaan lapangan pekerjaan, memenuhi kebutuhan pokok rakyat dan mendukung dunia usaha khususnya bidang ekspor dan impor. d. Jenis-Jenis Kredit 1) Dilihat dari segi kegunaannya, sebagai berikut: a) Kredit modal kerja Merupakan kredit
yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh: kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
16
b) Kredit investasi Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk keperluan membangun suatu proyek baru dengan masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih panjang dan dibutuhkan modal yang besar pula. Misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. 2) Sedangkan dilihat dari segi tujuan kredit, adalah sebagai berikut: a) Kredit produktif Merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha yang akan menghasilkan barang dan jasa. Kredit ini pada umumnya diajukan oleh mereka yang bergerak dalam dunia usaha, dimana mereka membutuhkan dana untuk berekspansi bisnis atau bertujuan untuk meningkatkan hasil grafik yang telah diperoleh saat ini untuk menjadi lebih baik lagi (Fahmi dan Lavianti,2010:8). b) Kredit konsumtif Merupakan kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Jadi kredit konsumtif ini lebih dipergunakan untuk kebutuhan pribadi seperti membeli sepeda motor, mobil, rumah, peralatan rumah tangga dan sebagainya.
17
c) Kredit perdagangan Merupakan
kredit
yang
digunakan
untuk
kegiatan
perdagangan dan kredit ini sering diberikan kepada supplier yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. e. Persyaratan Umum Untuk Mengajukan Kredit Untuk mengajukan pinjaman kredit ke suatu lembaga perbankan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebagai syarat administrasi, yaitu: 1) Fotocopy KTP (Kartu Identitas Pemohon). Fotocopy KTP istri jika pemohon adalah suami, begitu pula sebaliknya. 2) Fotocopy KK (Kartu Keluarga). 3) SK 80% dan 100% (Untuk 80% khusus bagi PNS, namun jika pegawai swasta juga memilikinya agar turut menyertakannya). 4) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). 5) Sertifikat kepemilikan rumah dan tanah sebagai jaminan, atau BPKB kendaraan. 6) Buku tabungan baik di bank tersebut maupun di bank lain. 7) Surat keterangan tempat bekerja (bagi pegawai kontrak). 8) Slip gaji 3 atau 4 bulan terakhir. 9) Mengisi formulir pengajuan kredit sesuai permintaan. Contohnya mengisi formulir pengajuan kredit KPR bila ingin mengambil pinjaman untuk memiliki rumah.
18
10) Surat keterangan sanggup membayar cicilan kredit dengan baik jika masa pensiun kerja semakin dekat. f. Prinsip Dasar Pemberian Kredit Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanya merupakan tambahan terutama untuk melindungi kredit macet yang disebabkan suatu hal. Oleh karena itu, bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kreditnya. Ismail (2010:112) menyatakan prinsip pemberian kredit tersebut dapat dianalisis dengan 5C yaitu sebagai berikut: 1) Character Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur tersebut yang tujuannya untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas. 2) Capacity Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Semakin baik kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin baik pula kemungkinan kualitas kreditnya dimana dapat dipastikan kredit tersebut dapat dibayar secara tepat waktu. 3) Capital Capital atau modal perlu di analisis lebih mendalam. Sebab semakin besar modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin 19
meyakinkan bank akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit. 4) Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Jaminan merupakan sumber pembiayaan kedua kalau debitur tidak dapat membayar angsurannya. Hendaknya jaminan tersebut melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5) Condition of Economic Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur di masa yang akan datang. 3.
Inflasi Inflasi menurut Pohan (2008:158) adalah suatu keadaan dimana harga meningkat secara terus menerus yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa. Dengan mempertimbangkan faktor lain dalam perekonomian, pada saat inflasi meningkat Bank Indonesia meminimalisir dengan meningkatkan BI Rate. Begitupun sebaliknya. Peningkatan BI rate direspon bank umum dengan menaikkan suku bunga pinjaman lebih tinggi daripada suku bunga simpanan, sehingga menghasilkan NIM yang positif. Ketika inflasi meningkat sangat tinggi, kenaikan suku bunga simpanan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman.
20
Dalam kondisi seperti itu, masyarakat lebih memilih menempatkan dananya di
bank daripada melakukan peminjaman, sebab mereka
mengharapkan bunga simpanan atas dana yang dihimpun. Namun hal tersebut membuat bank mempunyai biaya operasional yang lebih besar. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan, suku bunga pinjaman pun ikut meningkat.
Dengan
penetapan
suku
bunga
pinjaman
yang
tinggi
menyebabkan para debitur kesulitan dalam melunasi pinjamannya. Febrina (2009) mengatakan bahwa inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan makro yang mengakibatkan meningkatnya risiko bank dan selanjutnya berdampak pada pendapatan bank. Kenaikan inflasi yang terjadi terus menerus telah menimbulkan beberapa dampak buruk kepada masyarakat, para nasabah, kreditur/debitur, ataupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat menurut Rahardja dan Manurung (2004:169), antara lain sebagai berikut: a.
Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang, apalagi bagi orang-orang yang berpendapatan tetap. Kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil setiap individu yang berpendapatan tetap.
b. Memperburuk distribusi pendapatan Bagi masyarakat yang berpendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan nilai riil dari pendapatannya dan pemilik kekayaan dalam bentuk uang akan mengalami penurunan juga. Lain halnya dengan 21
pemilik kekayaan tetap seperti tanah atau bangunan, mereka dapat mempertahankan atau justru menambah nilai riil kekayaannya. Menurut Rahardja dan Manurung (2004) suatu perekonomian dikatakan telah mengalami inflasi jika terjadi kenaikan harga yang bersifat umum dan berlangsung terus-menerus. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu perekonomian sedang dilanda inflasi atau tidak. Indikator tersebut diantaranya: a. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen adalah indeks harga yang paling umum dipakai sebagai indikator inflasi. Indeks Harga Konsumen mempresentasikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu periode tertentu. b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan pada tingkat produsen di suatu daerah pada periode tertentu. Pada Indeks Harga Perdagangan Besar yang diamati adalah barang-barang mentah dan barang setengah jadi yang merupakan input bagi produsen. c. GDP Deflator GDP Deflator merupakan perbandingan antara tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil.
22
4.
BI Rate Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara mereka (Ismail, 2010:131). Suku bunga juga dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima kreditur atas kredit yang telah disalurkan yang disebut bunga pinjaman serta kewajiban bank dalam memberikan imbalan kepada masyarakat atas dana yang telah mereka himpun yang disebut dengan bunga simpanan. Berdasarkan www.bi.go.id, BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
operasional
kebijakan
moneter
dicerminkan
pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id). Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam 23
kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps (www.bi.go.id). 5.
Dana Pihak Ketiga Dalam rangka mendukung aktivitas operasional bank yang kaitannya dengan penyaluran dana, bank perlu memperoleh sumber dana yang cukup untuk mendukung kegiatan tersebut. Salah satunya adalah dana masyarakat yang merupakan mayoritas dari seluruh dana yang dihimpun oleh bank dalam kegiatan usaha sehari-hari (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:68). Dengan kata lain, dana pihak ketiga berperan sebagai input dalam menyalurkan kredit. Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Dengan sumber dana ini, bank memanfaatkannya sebagai ladang yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank yang salah satunya adalah menyalurkan kredit. Ismail (2010:43) mengatakan sumber dana yang berasal dari pihak ketiga ini antara lain: a. Giro Giro merupakan simpanan yang berasal dari dana pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek, bilyet giro, dan sarana penarikan lainnya. Giro sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam melakukan transaksi bisnisnya, karena memberikan kemudahan tersendiri. Memiliki rekening giro, sama dengan memiliki uang tunai. Karena sifat rekening giro dapat dicairkan setiap saat. 24
b. Tabungan Menurut
Undang-Undang No.
10
Tahun
1998
mengenai
perbankan, bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. c. Deposito Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dan nasabah. Deposito dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. Deposito berjangka merupakan simpanan berjangka yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Pemegang deposito berjangka
akan
mendapat
bilyet
deposito
sebagai
bukti
hak
kepemilikannya. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Sedangkan Deposit on Call adalah jenis simpanan berjangka yang penarikannya perlu memberitahukan terlebih dahulu kepada bank penerbit deposit on call. Deposit on Call diterbitkan atas nama, dan tidak dapat diperjualbelikan. Bunga dibayar pada saat pencairan.
25
6.
Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan/kredit bermasalah merupakan suatu kedaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:420). Kredit bermasalah merupakan rasio dari risiko kredit, dimana NPL ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank. Karena dengan kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:427). Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terlebih dahulu
terhadap
kemampuan
debitur
untuk
membayar
kembali
kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pengawasan dan pembinaan atas tahap-tahap pemberian kredit yang dilakukannya (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:243). Sutojo (2008:13) mengatakan, Bank Indonesia menggolongkan kredit bermasalah di Indonesia ke dalam tiga kelompok antara lain sebagai berikut: 1) Kredit Kurang Lancar. Dalam paket Peraturan Pemerintah bulan Mei 1993, kredit kurang lancar dibagi menjadi empat kelompok yaitu kredit dengan angsuran diluar KPR, kredit dengan angsuran 26
untuk KPR, kredit tanpa angsuran dan kredit yang diselamatkan. Dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga melampaui 90 hari-180 hari. 2) Kredit yang diragukan adalah kredit tersebut tidak dapat diselamatkan, tetapi nilai jaminan kreditnya tidak kurang dari 100% nilai kredit dan bunga yang tertunggak. Dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga melampaui 180 hari-270 hari (PBI No.7/2/PBI/2005, 27 November 2005). 3) Kredit Macet adalah kredit yang tidak memenuhi kriteria kredit lancar, kurang lancar dan kredit diragukan. Dapat memenuhi kriteria kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21 bulan semenjak masa penggolongan kredit diragukan belum terjadi pelunasan pinjaman atau usaha penyelamatan kredit. Batas rasio NPL yang diperbolehkan Bank Indonesia maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank bersangkutan. Tingkat NPL yang semakin besar menunjukkan bank tersebut tidak profesional dalam mengelola kredit (Riyadi, 2006:161). Apabila rasio NPL menurun, menandakan telah dilaksanakan perbaikan kualitas kredit yang diikuti dengan tingginya penyaluran kredit perbankan. Perbaikan kualitas kredit perbankan tidak terlepas dari upaya restrukturisasi maupun hapus buku yang dilakukan bank. Untuk mengantisipasi peningkatan risiko kredit, bank dapat melakukan pemupukan cadangan kerugian penghapusan kredit sehingga secara 27
keseluruhan risikonya menurun (Prayudi, 2011:14). Perhitungan NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah Arthesa
dan
Edia
(2006:182)
memberikan
penjelasan
mengenai penyebab terjadinya kredit bermasalah, antara lain sebagai berikut: 1) Pihak Debitur a) Manajemen usaha yang menunjukkan perubahan, misalnya terjadi penggantian pengurus, perselisihan, ketidakmampuan menangani ekspansi usaha dan lainnya. b) Operasional
usaha
yang
semakin
memburuk,
seperti
kehilangan pelanggan, berkurangnya bahan pasokan, rusaknya mesin-mesin, dan lain-lain. c) Iktikad yang kurang baik dari pihak debitur, misalnya mereka sudah berniat untuk melakukan tindakan moral hazard. 2) Pihak Bank a) Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, misalnya pejabat bank kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola perkreditan. b) Kelemahan bank dalam melakukan pengawasan, misalnya pejabat bank belum menyadari pentingnya monitoring atas kredit yang telah diberikan kepada debitur. 28
c) Iktikad yang kurang baik dari pejabat bank, misalnya terjadi kolusi dengan pihak debitur demi kepentingan pribadi. 3) Pihak Lainnya a) Terjadinya faktor eksternal diluar kemampuan debitur, seperti bencana alam, kebakaran, perampokan dan lain-lain. b) Kondisi perekonomian yang tidak stabil dalam perkembangan iklim usaha, Misalnya terjadi krisis moneter. b. Penyelamatan Kredit Bermasalah Siamat (2005:363) mengatakan upaya menangani kredit bermasalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Rescheduling (Penjadwalan Ulang) 2) Reconditioning (Persyaratan Ulang) 3) Restructuring (Penataan Ulang) 4) Serta Eksekusi Barang Jaminan 7.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Dalam
perusahaan perbankan, segala proses produksi
dapat
berlangsung apabila memiliki sejumlah modal yang memadai. Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Namun dalam praktiknya, menetapkan berapa besarnya batas wajar kebutuhan modal suatu bank merupakan tugas yang cukup kompleks. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
29
dipertahankan oleh setiap bank, yang mana ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut dengan Capital Adequacy Ratio (Siamat, 2005:287). Rasio kecukupan modal merupakan ukuran modal bank. Dimana rasio ini berperan untuk mengamankan para deposan, mendukung kestabilan, konsistensi serta efisiensi bank (Siddiqui, 2008). Untuk saat ini, minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan risiko pasar dan risiko operasional, tergantung kondisi bank bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, mengacu pada standar internasional yang dikeluarkan oleh Banking For International Settlement (Riyadi, 2006:161). Perhitungan CAR dapat dituliskan sebagai berikut:
Tersedianya modal bank yang melebihi kecukupan yang telah ditentukan akan menjaga tingkat profitabilitas bank. Karena modal ini juga berfungsi sebagai penutup kerugian usaha akibat salah satu atau kombinasi usaha perbankan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hassan dan Bashir (2003) yang menyatakan CAR berfungsi mengurangi biaya dari segi pendanaan dan risiko. Berdasarkan sudut pandang deposan, modal bank memegang peranan penting tersendiri dimana para penitip uang pada umumnya menuntut agar bank mempunyai modal yang cukup untuk menutupi risiko usaha yang mungkin terjadi. Sebagaimana kegiatan usaha lainnya, kegiatan usaha perbankan juga dapat mengalami kebangkrutan karena usaha perkreditan 30
tidak selalu berjalan mulus, dengan kata lain tidak semua pinjaman yang diberikan dapat ditagih kembali. 8.
Hubungan Antar Variabel a. Pengaruh Inflasi terhadap penyaluran kredit Inflasi menurut Pohan (2008:158) adalah suatu keadaan dimana harga meningkat secara terus menerus yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa. Inflasi merupakan variabel ekonomi makro yang dapat dikatakan mempunyai pengaruh atas kredit yang disalurkan bank. Sebab dengan meningkatnya inflasi, pemerintah mengambil kebijakan dengan menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit bank umum. Kenaikan suku bunga simpanan tersebut akan memacu keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, dengan begitu akan banyak dana pihak ketiga yang dihimpun kemudian diputar kembali dengan menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan. Disisi lain, peningkatan suku bunga pinjaman akan menghambat bank dalam menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sujati (2007) menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. b. Pengaruh BI Rate terhadap penyaluran kredit BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate ini timbul ketika inflasi mengalami 31
peningkatan. Dengan ditetapkannya BI Rate sebagai solusi masalah atas meningkatnya inflasi, maka suku bunga simpanan meningkat dan diikuti dengan suku bunga pinjaman agar tidak terjadi negative spread. Dengan meningkatnya suku bunga pinjaman, tentu masyarakat tidak mau melakukan peminjaman dan menyebabkan bank tersendat dalam menyalurkan dananya. Pada tahun 1997-1998 suku bunga kredit yang tidak pernah diperkirakan akan melampaui 20% setahun, ternyata naik menjadi di atas 60% atau lebih yang mengakibatkan banyaknya kredit dari berbagai sektor menjadi bermasalah (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:419). Hal tersebut dapat mengurangi kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Model teoritis ini juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Haryati (2009) yang menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. c. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Salah satunya adalah dana masyarakat yang merupakan mayoritas dari seluruh dana yang dihimpun oleh bank dalam kegiatan usaha sehari-hari (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:68). Dana pihak ketiga merupakan sumber dana masyarakat yang dihimpun bank yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga merupakan input dalam menyalurkan kredit. Semakin banyak dana pihak ketiga yang dihimpun, semakin mudah bank 32
dalam menyalurkan kredit kepada pihak yang membutuhkan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryati (2009), Hasanudin (2010), dan Pratama (2010) menyatakan bahwa dana pihak ketiga ini berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. d. Pengaruh Non Performing Loan terhadap penyaluran kredit Non Performing Loan/kredit bermasalah merupakan rasio dari risiko kredit, dimana Non Performing Loan ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank. Karena dengan kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:427). Bank
yang
dalam
kegiatan
menyalurkan
kreditnya
tidak
memperhatikan prinsip kehati-hatian bank, kemungkinan akan berpotensi terjadinya Non Performing Loan (kredit bermasalah). Terjadinya Non Performing Loan ini akan memperburuk kondisi kesehatan bank sekaligus menyebabkan ketidakmampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pratama (2010) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. e. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit Capital Adequacy Ratio merupakan rasio dari kecukupan modal. Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk kegiatan operasional. Salah satunya adalah menyalurkan kredit. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan kredit mengalami kekurangan, maka dapat 33
dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi risiko kredit (Non Performing Loan), dapat diatasi dengan modal tersebut. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Pratama (2010), Satria dan bagus (2010) menyatakan bahwa rasio kecukupan modal (CAR) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit.
34
B. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dahulu pernah dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
1
2
Peneliti
Sri Haryati (2009)
Billy Arma Pratama (2010)
Judul
Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan
Variabel
Variabel Independen: DPK, BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Variabel Dependen: Kredit
Variabel Independen: DPK, CAR, NPL, dan SBI Variabel Dependen: Kredit
Metode
Penemuan
Analisis Regresi Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap kredit, BI Rate dan Nilai Tukar negatif signifikan sedangkan Inflasi positif signifikan terhadap kredit
Analisis Regresi Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK, dan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap kredit. NPL berpengaruh negatif signifikan Sedangkan SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit 35
No
3
4
Peneliti
Judul
Variabel
Dias Satria dan Rangga Bagus Subegti (2010)
Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia Periode 20062009
Variabel Independen: NPL, BOPO, CAR, DPK, ROA, dan Penempatan Dana pada SBI Variabel Dependen: Penyaluran Kredit
Faizal Musaddad (2010)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Suku Bunga SBI, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Serta Implikasinya Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Variabel Independen: DPK, CAR, SBI, dan Inflasi Variabel Dependen: Kredit
Metode
Analisis Regresi Data Panel
Metode Analisis Jalur
Penemuan Hasil menunjukkan bahwa CAR dan ROA berpengaruh positif. SBI berpengaruh negatif signifikan. Sedangkan NPL, BOPO, dan DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Bank Umum Hasil pengujian pada substruktur I, menunjukkan DPK dan Inflasi positif signifikan. Sedangkan CAR dan SBI negatif signifikan terhadap kredit. Sedangkan substruktur II menunjukkan bahwa CAR dan kredit berpengaruh positif, DPK dan SBI negatif signifikan terhadap ROA 36
No
5
6
Peneliti
Jane Bogoev (2010)
Mohammad Hasanudin dan Prihatiningsih (2010)
Judul
Banks Risk Preferences and Their Impact on the Loan Supply Function: Empirical Investigation for the Case of the Republic Macedonia
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit BPR di Jawa Tengah
Variabel
Variabel Independen: Suku Bunga, GDP, Inflasi,dan NPL Variabel Dependen: Kredit
Variabel Independen: DPK, Suku Bunga Kredit, NPL, dan Inflasi Variabel Dependen: Penyaluran Kredit
Metode
Penemuan
Dinamik Data Panel
Berdasarkan hasil penelitian, NPL sebagai spesifik bank yang paling berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Inflasi berpengaruh positif signifikan, dan GDP berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit
Analisis Regresi Berganda
Hasil penelitian menujukkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap kredit. Suku Bunga Kredit negatif tidak signifikan, NPL dan Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kredit
37
No
7
8
Peneliti
Judul
Variabel
Metode
Ahmad Wirman Chauzi (2011)
Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan
Variabel Independen: CAR, ROA, LDR, M2, SBI, NPL, dan DPK Variabel Dependen: Kredit
Analisis Regresi Berganda
Determinant of Commercial Bank’s Lending Behavior in Nigeria
Variabel Independen: Jumlah Simpanan, Investasi Portofolio, Suku Bunga, Rasio Likuiditas, dan PDB Variabel Dependen: Kredit
OLS dan ECM
Felicia Omowunmi Olokoyo (2011)
Penemuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR, M2, NPL dan DPK berpengaruh positif signifikan. Sedangkan ROA dan SBI berpengaruh positif tidak signifikan. terhadap penyaluran kredit Bank Umum Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simpanan, GDP, dan Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kredit. Jumlah simpanan memiliki nilai koefisien tertinggi, hal ini menunjukkan bahwa DPK memiliki pengaruh tertinggi. Bank harus mengelolanya secara efisien 38
No
9
Peneliti
Imam Mukhlis (2011)
Judul
Penyaluran Kredit Bank ditinjau dari Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Performing Loans pada BRI 2000-2009
Variabel
Variabel Independen: DPK dan NPL Variabel Dependen: Kredit
Metode
Penemuan
ECM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya NPL yang berpengaruh pada jangka pendek, namun dalam jangka panjang bahwa NPL tidak mampu menjelaskan perkembangan dalam penyaluran kredit bank BRI
Sumber: Jurnal dan skripsi C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan suatu proses berawal dari peneliti memperoleh data kemudian mengolah data tersebut dan menginterpretasikan hasil data yang telah diolah. Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang penulis bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses dari penelitian yang akan dilakukan.
39
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 10 Bank Umum di Indonesia periode 2006-2011
Variabel Independen: Inflasi BI Rate DPK NPL CAR
Variabel Dependen:
Kredit
Uji Model Regresi Data Panel
Common Effect
Fixed Effect
Uji Chow
Random Effect
Uji Hausman
Regresi Panel Random Effect
Uji asumsi klasik: Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Uji F
Uji t
Adjusted R2
Interpretasi
40
D. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara mengenai perilaku, fenomena, atau suatu keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang merupakan pernyataan penelitian tentang hubungan antara variabel dalam penelitian serta merupakan pernyataan paling spesifik. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan awal yang masih bersifat sementara yang disusun oleh peneliti yang akan dibuktikan kebenaranya setelah data empiris diperoleh. Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit pada 10 bank terbesar di Indonesia berdasarkan kredit”, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Ha1: Inflasi berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit 2. Ha2: BI Rate berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit 3. Ha3: Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit 4. Ha4: Non
Performing
Loan
berpengaruh
negatif
terhadap
penyaluran kredit 5. Ha5: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit yang dilakukan pada 10 Bank terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan pada tahun 2011 dengan menggunakan data laporan keuangan yang diperoleh dari Bank Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama 6 tahun terhitung mulai tahun 2006-2011. Perhitungan dan pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel melalui software Eviews 6. B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Konvensional yang mempublikasikan laporan keuangannya kepada Bank Indonesia. Untuk penarikan sampel digunakan pendekatan “Non Probability Random Sampling” dengan teknik “Purvosive Sampling” yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:122). Adapun karakteristik yang ditetapkan penulis untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
42
Gambar 3.1 Karakteristik Sampel Bank Umum Konvensional
Bank yang Telah Menjadikan Dirinya Go Publik
Termasuk 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Jumlah Kredit tahun 2011
Telah Mempublikasikan Laporan Keuangannya kepada Bank Indonesia, periode 2006-2011
Setelah ditetapkannya karakteristik tersebut, didapatkan 10 Bank terbesar di Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel Bank No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bank Jumlah Kredit (Jutaan Rupiah) Bank Rakyat Indonesia Rp. 283.586.497 Mandiri Rp. 273.962.101 Bank Central Asia Rp. 202.268.608 Bank Negara Indonesia Rp. 158.164.743 Bank Niaga Rp. 120.219.882 Bank Danamon Rp. 86.699.835 Panin Bank Rp. 70.793.812 Permata Bank Rp. 65.859.107 Bank Internasional Indonesia Rp. 62.574.123 Bank Tabungan Negara Rp. 59.337.756 Sumber: Bank Indonesia dan www.idx.co.id, data diolah 43
C. Metode Pengumpulan Data Pada saat melakukan sebuah penelitian, dibutuhkan data dan informasi yang relevan untuk dianalisis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan cara mengumpulkan dokumen atau laporan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder ini diambil dari data keuangan yang dipublikasikan Bank Indonesia dengan mengunjungi situs www.bi.go.id, www.idx.co.id disertai dengan riset kepustakaan pada Bank Indonesia. Riset kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal serta sumber lain yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Adapun website jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah www.google.com dan www.proquest.com. D. Metode Analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Panel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi data panel yang merupakan gabungan antara time series (periode penelitian) dengan cross section (perusahaan). Gujarati (2003) menjelaskan beberapa keuntungan penelitian dengan menggunakan regresi data panel. a) Dengan menggabungkan antara observasi time series dan cross section membuat data panel memberi lebih banyak informasi, lebih 44
banyak variasi, sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan lebih efisien. b) Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang, data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan. c) Data panel paling baik digunakan untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross section murni atau time series murni. d) Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit. Rumus regresi data panel: Yit = b0 + b1X1it + b2X2it + b3X3it + b4X4it + b5X5it + εit Model regresinya dalam bentuk log log, adalah sebagai berikut: lnYit = b0 + b1lnX1it + b2lnX2it + b3lnX3it + b4lnX4it + b5lnX5it + εit Keterangan: Y: Variabel Dependen: Kredit b0: Konstanta X1 : Inflasi X2 : BI Rate X3 : Dana Pihak Ketiga X4 : Non Performing Loan (NPL) X5 : Capital Adequacy Ratio (CAR) b (1,2,3,4,5) : Koefisien regresi masing-masing variabel independen t : waktu 45
i : perusahaan ε : error term 2. Model Data Panel Nachrowi dan Usman, (2006:311) mengatakan ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel yaitu dengan model Ordinary Least Square, model Fixed Effects, dan model Random Effects. Ordinary Least Square merupakan metode paling sederhana dalam melakukan pengolahan data panel. Pendekatan ini biasa digunakan untuk mengolah data berbentuk pool. Kelemahan yang dimiliki Ordinary Least Square ini adalah tidak memperlihatkan perbedaan, baik antar individu mapupun antar waktu. Diestimasikan bahwa perilaku antara perusahaan, sama dalam beberapa kurun waktu. Fixed Effect merupakan teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Sedangkan Random Effect ini dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel dummy, model Random Effect menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Namun salah satu syarat untuk menggunakan model Random Effect ini adalah objek data silang > koefisiennya (Winarno, 2007:242).
46
3. Pemilihan Model Data Panel Pemilihan jenis model dalam data panel, adalah sebagai berikut: a. Uji Chow Uji Chow digunakan untuk membandingkan apakah model Fixed Effect atau Common Effect yang lebih sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini rumus uji Chow yang mengacu kepada Widarjono (2009:238).
Dimana: RSSı : Residual sum of squares Common Effect RSS₂ : Residual sum of squares Fixed Effect m : df untuk numerator n : Jumlah observasi k: Jumlah parameter dalam model Fixed Effect Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : Common Effect model H1 : Fixed Effect model Berdasarkan hipotesis yang telah dibuat, apabila F-hitung < Ftabel, maka Ho diterima sehingga dalam penelitian ini menggunakan Common Effect (OLS) dan tidak perlu melakukan Hausman test. Namun sebaliknya, apabila F-hitung > F-tabel maka model yang tepat digunakan adalah Fixed Effect dan perlu dilakukan uji Hausman. 47
b. Uji Hausman Uji Hausman ini digunakan untuk menguji apakah dalam penelitian ini lebih baik menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect. Berikut ini hipotesis yang digunakan: H0: Random Effect model H1: Fixed Effect model Statistik uji hausman ini mengikuti distribusi statistik chisquare dengan df sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai chi-square statistik hausman > chi-square tabel, maka H0 ditolak dan model yang lebih tepat adalah model Fixed Effect, begitupun sebaliknya. Bila nilai chi-square statistik hausman < chi-square tabel, maka model yang lebih tepat adalah model Random Effect (Widarjono, 2009:241). 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data panel, variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal. Uji normalitas ini dapat diketahui dengan melihat kepada Jarque Bera dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai Jarque Bera ≤ nilai chi square X2 tabel, maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75). 48
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen. Melibatkan beberapa variabel independen, menjadikan multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (satu variabel dependen dan satu variabel independen). Dalam model regresi data panel jika terjadi korelasi antara masing-masing variabel independen, maka dikatakan terjadinya gejala multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Pengujian ada tidaknya
gejala
multikolinearitas
dapat
dilakukan
dengan
menghitung koefisien korelasi antar variabel independen (Winarno, 2007:108). Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah tingkat korelasinya kurang dari 0,85. Jika mempunyai korelasi melebihi 0,85 maka ada kemungkinan mengandung unsur multikolinearitas (Widarjono, 2010:77). Dimana nilai R2 tinggi namun banyak variabel independen yang tidak signifikan terhadap variabel dependen, maka hal ini merupakan gejala terdapatnya multikolinearitas dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut bertujuan
Suliyanto
menguji
apakah
(2011:95) dalam
uji
Heteroskedastisitas
model
regresi
terjadi 49
ketidaksamaan
varians
dari
residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data yang bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas terjadi jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang konstan. Model regresi yang baik akan meninggalkan residu (error) yang diasumsikan terdistribusi
normal,
yang tidak
saling
berkorelasi atau tidak menunjukkan pola tertentu. Untuk menguji apakah model mengandung heteroskedastis atau tidak dapat menggunakan salah satunya adalah uji Park. Uji Park merupakan cara untuk menguji masalah heteroskedastisitas data. Uji Park ini dikembangkan oleh Park tahun 1966 (Winarno, 2009:118). Langkahnya sebagai berikut: ln (residual²) = b0+ b1X1it + ε Ln merupakan ln dari variabel residual² b0 = Konstanta X1 = Variabel independen Lalu lihat hasil regresi dan lihat koefisien parameter untuk masing-masing
variabel.
Apabila
masing-masing
variabel
independen memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka dinyatakan model regresi bebas heteroskedastisitas. Model regresi ini
50
dinyatakan selesai sampai di uji Park dan tidak perlu dilakukan uji Glejser. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi
adalah
hubungan
antara
residual
satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah terjadi pada data time series. Karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Meskipun demikian tetap dimungkinkan autokorelasi timbul pada data cross section (Winarno, 2007:130). Pengujian autokorelasi ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi panel terdapat korelasi antara data residu (error) periode tertentu dengan data residu periode sebelumnya. Jika terjadi gejala korelasi maka terjadi masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Singgih Santoso (2012:243) mengatakan bahwa untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin Watson yang secara umum dapat diambil kesimpulan ada atau tidak adanya autokorelasi. Berikut ini penjelasannya: 1) Jika nilai Durbin Watson berada dibawah -2, maka terjadi autokorelasi positif. 2) Jika nilai Durbin Watson berada diantara -2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi. 51
3) Jika nilai Durbin Watson berada diatas +2, maka terjadi autokorelasi negatif. 5. Uji Hipotesis a. Uji statistik F (Simultan) Uji F dilakukan dengan tujuan menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan Ftabel dengan tingkat signifikan 0,05 yang mana perhitungan ini mengacu kepada Widarjono (2010:23) adalah sebagai berikut: df = (k-1) (n-k) Kemudian dapat disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut: (Widarjono, 2009:68). 1) Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. 2) Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang menunjukan tidak berpengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. b. Uji statistik t (Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual) 52
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05. Apabila tingkat signifikansi setiap variabel berada dibawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Widarjono, 2009:46). Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan t-hitung terhadap t-tabel, dengan tingkat signifikan 0,05 yang mana perhitungan ini mengacu kepada Widarjono (2009:65) adalah sebagai berikut: t-tabel = ⍺ ; df = (n-k)
Kemudian dapat disimpulkan dengan kriteria sebagai
berikut: (Widarjono, 2009:43). 1) Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2) Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan
tidak
terdapat
pengaruh
signifikan
variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. c. Nilai koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 ataupun Adjusted R2 Nilai koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Adjusted R2 untuk mengukur koefisien determinasi dikarenakan nilainya 53
lebih tepat (Nachrowi dan Usman, 2006). Semakin tingginya nilai Adjusted R2 menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan semakin baik menjelaskan keadaan yang sebenarnya, begitupun sebaliknya. E. Operasional Variabel Penelitian Variabel operasional merupakan sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu bentuk penelitian. Variabel operasional yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel
Independen
merupakan
suatu
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2003:33). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Inflasi Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian dimana tingkat harga dan biaya-biaya umum naik misalnya naiknya harga beras, harga bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, harga tanah, dan sewa barang-barang modal (Zakaria, 2009:61). Meningkatnya inflasi diikuti dengan peningkatan BI Rate sebagai suku bunga acuan sehingga bank-bank umum merespon dengan menaikkan suku bunga simpanan yang kemudian diikuti dengan kenaikan suku bunga pinjaman.
54
b.
BI Rate BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). Besar kecilnya BI Rate tergantung pada terjadinya tingkat inflasi. Ditetapkannya BI Rate sebagai suku bunga acuan bagi pihak perbankan dalam menentukan bunga simpanan dan bunga pinjaman. Diharapkan pihak perbankan dapat secara seksama untuk mengambil keputusan secara tepat agar tercipta hasil yang efektif dan efisien.
c.
Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga Merupakan dana simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:68). Dana pihak ketiga inilah yang menjadi sumber operasional perbankan dalam menjalankan perannya, terutama dalam menyalurkan kredit. Maka dari itu diperlukan berbagai strategi yang dilakukan pihak bank agar dapat menarik masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.
d.
Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan/kredit bermasalah merupakan suatu kedaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh
kewajibannya
kepada
bank
seperti
diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut
yang
telah
Bank Indonesia
55
merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:420). Kredit bermasalah merupakan rasio dari risiko kredit, dimana NPL ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank. Karena dengan kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:427). Berikut ini perhitungan mengenai Non Performing Loan.
e.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital
Adequacy
merupakan
kecukupan
modal
yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:519). Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Bank Indonesia menetapkan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank (Siamat, 2005:287). Berikut ini rumus untuk menghitung CAR.
56
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2003:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kredit Dalam bahasa latin, kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya kreditur percaya kepada debitur bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi debitur berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2003:72). Berdasarkan UU No 10 tahun 1998, kredit merupakan “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga,” (Siamat, 2005:349). Menyalurkan kredit merupakan salah satu kegiatan bank umum yang bersumber dari dana masyarakat yang berhasil dihimpun. Sebelum kredit disalurkan kepada pihak yang membutuhkan, bank terlebih dahulu menilai kelayakan usaha para debiturnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semacam
munculnya
risiko
kredit
yang
dapat
merugikan
kelangsungan usaha bank itu sendiri. 57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Industri Perbankan merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian. Berikut ini adalah profil 10 Bank terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kredit yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sumber: www.idx.co.id. 1. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia digabungkan ke dalam Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu. Setelah selesai proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses
konsolidasi
termasuk
pengurangan
cabang
dan
pegawai.
Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat legacy banks. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang 58
berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, dimana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen retail banking. Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan e-channel & produk retail dengan Time to Market yang lebih baik. Mengenai perkembangan kredit, dapat dikatakan bahwa realisasi kredit turun secara signifikan. Pada tahun 2008, kredit masih tumbuh sebesar 30.5% YoY sedangkan pada tahun 2009 hanya tumbuh sebesar 10.7%. Rendahnya pertumbuhan kredit ini disebabkan berbagai faktor baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Sebagai respon krisis, perbankan melakukan pengetatan terhadap standar kredit dan memilih untuk menaruh dana pada instrumen likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN). 2. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Pada 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia mengubah lembaga ini menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, dan BRI menjadi bank pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai bank pemerintah, BRI banyak berperan sebagai ujung tombak Pemerintah dalam pembangunan perekonomian nasional. Kemudian nama BRI diubah menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) pada 1960. Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 1968, Pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat Indonesia 59
sebagai bank umum, kemudian berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992, BRI berubah nama dan status badan hukumnya menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Perseroan hingga kini tetap fokus pada bisnis disegmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan memberi inspirasi berbagai pihak untuk mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. BRI menjadi Perseroan Terbuka pada 10 November 2003 dan mencatatkan 30% sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini saham Perseroan tergabung dalam indeks saham LQ 45 dan termasuk salah satu saham blue chip di BEI. BRI tumbuh pesat baik dari segi aset, jumlah kredit yang disalurkan, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun, laba yang dihasilkan, dan kualitas aset yang terjaga. Sampai dengan 31 Desember 2009, BRI memiliki lebih dari 32 juta rekening yang terdiri dari nasabah perorangan, pelaku usaha mikro dan kecil, perusahaan menengah dan besar, baik lembaga swasta maupun pemerintahan. Pertumbuhan kredit mencapai 27,62% pada tahun 2009, sedangkan pertumbuhan DPK mencapai 26,12%. Hingga akhir tahun 2009, BRI memiliki lebih dari 6.300 unit kerja yang terdiri dari Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit maupun Teras BRI. Selain memiliki jaringan kerja yang luas BRI juga memberikan layanan BRI Prioritas bagi nasabah pilihan di beberapa Kantor Cabang. 60
3. PT. Bank Central Asia BCA berdiri pada tanggal 21 Februari 1957. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya dan barang kali yang paling signifikan adalah saat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2000, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik dimana penawaran Saham Perdana berlangsung dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30%
dari
dilaksanakan
seluruh di
bulan
saham Juni
BCA. dan
Penawaran Juli
2001,
saham
kedua
dengan
BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Pada tahun 2007 BCA meningkatkan kompetensi dibidang penyaluran kredit, dimana BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap yang dapat meraih respon positif dari pasar. Dengan mempermudah hubungan dengan nasabah baik dari segi pendanaan maupun penyaluran kredit, BCA akan terus berupaya mempertahankan likuiditas dan struktur permodalan yang kuat serta aktiva yang dimilikinya. 4. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Didirikan pada tahun 1946, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah bank pertama yang dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Pada awalnya BNI berfungsi sebagai bank sentral Republik Indonesia yang baru merdeka sebelum menjadi bank komersial di tahun 61
1955. Pada tahun 1996, BNI menjadi bank BUMN pertama yang melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana dengan mencatatkan 25% sahamnya di BEI. Menyusul proses rekapitalisasi oleh Pemerintah pada tahun 2000, dilanjutkan dengan rights issue pada tahun 2007. Pada 31 Desember 2009, saham BNI yang dimiliki publik mencapai 23,64%. Dengan total aktiva senilai Rp 227,5 triliun, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan jumlah aktiva. BNI melayani basis nasabah korporasi, komersial dan individu melalui jaringan pelayanan yang luas mencakup 1.071 cabang domestik dan 5 cabang luar negeri, 4.003 unit ATM, serta layanan perbankan Internet dan SMS. Selain itu selama tahun 2009 Perseroan juga mampu menambah cadangan kerugian sebesar Rp 2.588 miliar sehingga cadangan kerugian pada akhir tahun 2009 tercatat mencapai Rp 4.051 miliar, dengan demikian diharapkan struktur keuangan akan menjadi semakin baik. Adapun target bisnis yang tidak dapat dicapai antara lain pemberian kredit yang ditargetkan dengan pertumbuhan sebesar 18,8% dari posisi akhir 2008, hanya tercapai sebesar 7,9%. Demikian pula target penghimpunan dana tabungan yang ditargetkan sebesar Rp 61,6 triliun hanya terealisasi sebesar Rp 58,8 atau 95,4% dari target. Mengingat pendapatan bunga ke depan masih tetap menjadi sumber utama pendapatan Perseroan, maka pertumbuhan kredit sangat perlu diupayakan. Namun demikian upaya untuk meningkatkan 62
pertumbuhan pendapatan non bunga perlu terus diintensifkan. Selain itu efisiensi biaya operasional masih perlu dilanjutkan dengan didukung penurunan biaya dana. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan Perseroan akan lebih mampu bersaing di dalam menetapkan suku bunga pinjaman. 5. PT. Bank Niaga, Tbk CIMB Niaga berdiri pada 26 September 1955 dengan nama PT. Bank Niaga, dan dalam dekade awal pendiriannya berfokus pada pembangunan nilai-nilai utama dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, CIMB Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, CIMB Niaga menjadi bank lokal pertama yang menawarkan layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dalam dunia perbankan. Kepemimpinan dan inovasi CIMB Niaga dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online. CIMB Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masingmasing pada 11 November 1955, 22 November 1974, dan 16 November 2004. Pada 29 November 1989, CIMB Niaga menjadi perusahaan publik dengan dicatatkannya saham pada Bursa Efek Indonesia. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan CIMB Niaga 63
di seluruh pelosok negeri. Saat ini pun CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia. 6. PT. Bank Danamon Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976, nama tersebut diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Di tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Kini, Danamon merupakan salah satu institusi finansial terbesar di Indonesia. Sebagai bank universal, Danamon telah mengembangkan beragam bisnis perbankan, dari perbankan mikro melalui Danamon Simpan Pinjam, perbankan ritel hingga perbankan UKM & komersial dan perbankan korporasi, serta layanan pembiayaan otomotif, asuransi umum dan pembiayaan barang konsumtif melalui Adira Finance, Adira Insurance dan Adira Kredit. Didukung lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya menjadi bank yang dapat mewujudkan setiap keinginan nasabah sesuai dengan janji perusahaan. Per Desember 2010 Danamon merupakan bank ke-6 terbesar di Indonesia dalam hal jumlah aset dan jumlah kapitalisasi pasar serta memiliki jaringan cabang kedua terbesar, yaitu lebih dari 2.300 kantor cabang dan pusat pelayanan di Indonesia. Sejak tahun 2010, berlanjutnya peningkatan fundamental ekonomi Indonesia telah berjasa dalam mendorong ekspansi agresif sektor perbankan. Di akhir 2010, kredit komersial perbankan tumbuh 64
23% menjadi Rp 1.766 triliun, naik signifikan dibanding pertumbuhan 10% di tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit yang meningkat lebih tinggi dari pertumbuhan pendanaan, mengakibatkan terjadi kenaikan LDR. Di akhir 2010, tingkat LDR mencapai 75,2%, di atas angka tahun sebelumnya sebesar 72,9%, tetapi masih lebih rendah dari kisaran angka ideal 78%-100% yang diharapkan BI. Sepanjang 2010, dana pihak ketiga tumbuh sebesar 18,5% menjadi Rp 2.339 triliun. Deposito berjangka tetap menjadi kontributor utama, menyumbang sebesar 46% dari total pendanaan, sedangkan giro dan tabungan masing-masing menyumbang sebesar 23% dan 31%. 7. PT. Bank Panin Jumlah kredit yang diberikan oleh Bank Panin pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 56 triliun atau meningkat 39% dibandingkan tahun 2009. Fokus Perbankan Ritel di 2010 tetap pada peningkatan layanan berkesinambungan yang didukung oleh beragam produk lengkap. Kredit konsumen yang mewakili 28% dari keseluruhan portofolio kredit bank naik 37% menjadi Rp. 16 triliun. Komposisi kredit konsumen relatif stabil, dengan pertumbuhan kredit perumahan yang cukup tinggi sebesar 40%. Hubungan Panin yang luas dengan agen properti, pialang, dan pengembang perumahan terkemuka serta semakin tingginya minat mengikuti pameran property memungkinkan sektor ini untuk terus tumbuh secara signifikan. 65
Kredit Pemilikan Mobil juga tumbuh signifikan pada tahun 2010 yaitu naik 31%. Pada tahun itu pula, Bank menjalankan lebih banyak program kerjasama dengan dealer kendaraan bermotor lokal untuk mendorong pertumbuhan. Kredit Express Panin adalah produk kredit perorangan tanpa agunan yang ditawarkan kepada nasabah yang membutuhkan dana. KEP mulai diluncurkan pada kwartal ke-3 tahun 2009. KEP dapat diakses diseluruh cabang Bank Panin dengan penawaran bunga yang kompetitif. Untuk meningkatkan portfolio KEP, Panin Bank juga bekerjasama dengan nasabah dari Divisi Corporate untuk memberikan kredit berupa staff loan kepada karyawannya. 8. PT. Permata PT. Bank Bali didirikan pada tanggal 19 Februari 1957, kemudian berganti nama menjadi PT. Bank Permata pada tanggal 18 Oktober 2002 yang merupakan merger dari PT. Bank Universal Tbk, Bank Artamedia, PT. Bank Patriot, Bank Prima Express. Pada 10 Januari 1990, Bank Permata ini telah mencatatkan sahamnya pada BEI. Saat ini Permata Bank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk, jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. Bank Permata memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial. Melayani sekitar 2 juta nasabah di 57 kota di Indonesia, 66
Bank Permata memiliki 289 cabang (termaksuk 12 cabang Syariah) dan 776 ATM dengan akses tambahan di lebih dari 40.000 ATM (Visa Plus, Visa Electron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima). 9. PT. Bank Internasional Indonesia PT. Bank Internasional Indonesia Tbk didirikan pada 15 Mei 1959. Pada tahun 1980 BII bergabung dengan PT. Bank Pembangunan Untuk Umum pada tahun 1859. Setelah mendapatkan izin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 1989. Sejak menjadi perusahaan publik, BII tumbuh menjadi salah satu bank swasta terdepan di Indonesia. BII menyediakan beragam produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu berupa produk kartu kredit, KPR, Deposito, pinjaman dan layanan perbankan prioritas. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah trade finance, cash management, pinjaman, kustodian, dan foreign exchange. 10. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Bank Tabungan Negara ini didirikan pada tahun 1897 dengan nama awal “POSTSPAARBANK” yang selanjutnya terus mengalami perubahan nama dan pada akhirnya diresmikan menjadi BANK TABUNGAN NEGARA pada tahun 1963 sesuai dengan UndangUndang No. 4 tahun 1963 dan Undang- undang No. 2 tahun 1964. BTN ini mulai menyandang status hukum Persero pada tahun 1992. 67
Bank BTN mulai mendaftarkan dirinya sebagai perusahaan publik dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Seiring dengan langkah tersebut, BTN tetap fokus pada tujuan utama sejak tahun 1976 sebagai penyedia kredit perumahan dan menjadi market leader dalam pembiayaan perumahan hingga saat ini. Usaha demi usaha telah dilakukan sehingga kinerja BTN terus berlanjut bahkan pada tahun 2009, BTN berhasil masuk dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi jumlah aset dan kredit yang disalurkan. B. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Variabel a. Analisis Deskriptif Jumlah Kredit Tabel 4.1 Jumlah Kredit (Jutaan Rupiah) BANK
2006
2007
2008
2009
2010
2011
BBRI
90.282.752
113.853.335
161.061.059
205.522.394
246.968.128
283.586.497
BMRI
109.379.723
126.826.445
159.007.051
179.687.845
219.032.483
273.962.101
BBCA
61.595.395
82.566.624
112.846.634
123.596.037
153.965.023
202.268.608
BBNI
65.507.448
86.875.192
108.896.144
117.644.695
132.852.979
158.164.743
BNGA
33.194.708
41.792.408
73.918.341
82.970.368
102.108.984
120.219.882
BDMN
40.878.420
50.926.572
64.233.906
59.832.098
75.090.482
86.699.835
PNBN
19.137.017
29.549.177
36.868.879
43.196.490
57.525.466
70.793.812
BNLI
23.804.500
26.454.502
34.850.805
41.201.583
50.589.480
65.859.107
BNII
21.295.476
28.392.496
35.057.139
37.047.434
49.695.623
62.574.123
BBTN
18.086.350
22.342.906
32.025.231
40.732.954
48.702.920
59.337.756
Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.1 di atas, tingkat kredit yang disalurkan tertinggi dimiliki oleh PT. BRI Tbk dan PT. Mandiri Tbk. Bank BRI menjadi bank 68
pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia serta dikenal sebagai Bank no 1 dibanding bank BUMN lainnya dalam menyalurkan kredit, khususnya sektor UMKM. Komitmen BRI kepada sektor UMKM dibuktikan dengan tingginya penyaluran kredit kepada sektor ini. Selama tahun 2009, BRI menyalurkan kredit ke sektor UMKM sebesar Rp. 39,52 triliun atau 84,06% dari seluruh penyaluran kredit BRI sehingga meningkatkan outstanding kredit BRI ke sektor UMKM menjadi Rp. 169,83 triliun atau mencapai 81,60% dari portofolio kredit BRI. Selama tahun 2011, BRI telah menyalurkan kredit mikro komersial sebesar Rp. 78,99 triliun, meningkat Rp. 9,29 triliun atau 13,34 % dari posisi tahun 2010. b. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi Tabel 4.2 Tingkat Inflasi Tahun Tingkat Inflasi (%) 2006 6,6 % 2007 6,59% 2008 11,06% 2009 2,78% 2010 6,96% 2011 3,79% Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.2 di atas, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008, dimana pada saat itu telah terjadi krisis global yang akan berdampak pula pada perekonomian nasional. Terjadinya kenaikan harga BBM di tahun 2005 dan 2008 menyebabkan adanya
lonjakan
inflasi.
Untuk
mengatasinya,
pemerintah 69
mengupayakan untuk menaikkan BI Rate, sehingga berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan yang kemudian diikuti oleh suku bunga pinjaman. c. Analisis Deskriptif Variabel BI Rate Tabel 4.3 Tingkat BI Rate Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011
BI Rate 9,75% 8% 9,25% 6,5% 6,5% 6%
Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.3 di atas, tingkat BI Rate tertinggi terjadi pada tahun 2006. Pada periode selanjutnya tingkat suku bunga BI mengalami penurunan seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Kajian Statistik Indonesia mencatat sampai dengan tahun 2007 pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka 6,1%. Pada tahun 2008, tingkat BI Rate kembali mengalami kenaikan sebesar 9,25% dari tahun sebelumnya sebagai dampak dari adanya krisis keuangan global. Ditahun 2009 kondisi perekonomian jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Ekonomi tumbuh 6,5% sementara inflasi cukup rendah dengan 70
volatilitas nilai tukar rupiah yang cukup terkendali. Sehingga ditahun 2009 BI Rate relatif lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya (Musaddad, 2010:79). d. Analisis Deskriptif Variabel DPK Tabel 4.4 Jumlah DPK (Jutaan Rupiah) BANK
2006
2007
2008
2009
2010
2011
BBRI
124.466.447
167.086.725
204.923.465
255.739.540
328.555.801
372.148.122
BMRI
197.438.261
239.920.497
279.342.151
309.457.617
332.727.856
380.236.178
BBCA
152.737.016
189.177.865
209.534.858
244.666.005
277.533.692
323.457.283
BBNI
136.140.948
150.228.182
160.283.417
193.928.796
189.378.393
224.755.289
BNGA
39.153.386
45.166.492
84.051.174
86.248.005
115.830.983
127.677.474
BDMN
54.378.258
57.372.164
74.069.938
67.258.594
79.541.163
87.993.957
PNBN
23.774.433
31.368.961
47.618.342
56.307.224
75.054.982
85.536.601
BNLI
28.660.303
30.092.189
42.803.015
45.751.144
57.791.510
79.258.385
BNII
36.893.446
36.772.754
43.448.673
47.182.372
59.507.744
70.075.044
BBTN
21.594.665
24.187.088
31.448.744
40.214.954
45.332.091
58.645.450
Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.4 di atas, menunjukkan perkembangan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun 10 bank terbesar di Indonesia setiap tahunnya. DPK tertinggi dimiliki oleh PT. Mandiri Tbk, dapat terlihat dari meningkatnya
simpanan
masyarakat
setiap
tahunnya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa Bank Mandiri sebagai bank terpercaya dapat membuktikan kepada khayalak ramai bahwa kinerja Bank Mandiri sudah mendapatkan positioning tersendiri di mata masyarakat, dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sudah disediakan untuk memanjakan para nasabah. Sehingga tidak ragu lagi masyarakat tersebut untuk menyimpan dananya di Bank tersebut. 71
e. Analisis Deskriptif Variabel NPL Tabel 4.5 Tingkat NPL (%) BANK 2006 2007 2008 2009 2010 2011 BBRI 4,81 3,44 2,8 3,52 2,78 2,3 BMRI 7,08 6,33 4,69 2,62 2,21 2,18 BBCA 1,3 0,81 0,6 0,73 0,64 0,49 BBNI 10,47 8,18 4,96 4,68 4,28 3,61 BNGA 3,47 3,79 2,5 3,06 2,53 2,68 BDMN 3,31 2,27 2,34 4,64 3,25 2,71 PNBN 5,95 3,06 4,34 3,15 4,36 3,56 BNLI 6,4 4,6 3,5 4 2,65 2,34 BNII 5,43 3,12 2,75 2,39 3,15 2,07 BBTN 3,91 4,05 3,2 3,36 3,26 2,75 Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.5 di atas, tingkat NPL tertinggi terjadi pada salah satu Bank BUMN yaitu Bank BNI pada tahun 2006 dengan persentase sebesar 10,47% diikuti juga dengan tahun 2007 dimana bank termasuk termasuk golongan bank tidak sehat sebab tingkat NPL yang terjadi sudah melebihi batas NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena PT. BNI tbk tidak menerapkan
prinsip
kehati-hatian
dalam
menyalurkan
dananya.
Sedangkan tingkat NPL terendah dimiliki oleh PT. BCA tbk mulai tahun 2006 sampai 2011. Hal ini mendeskripsikan bahwa Bank BCA sudah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kreditnya.
72
f. Analisis Deskriptif Variabel CAR Tabel 4.6 Tingkat CAR (%) BANK
2006
2007
2008
2009
2010
2011
BBRI
19,97
16,66
13,67
13,3
13,76
14,96
BMRI
25,3
21,11
15,72
15,55
13,36
15,13
BBCA
22,21
18,79
15,56
15,34
13,5
12,75
BBNI
15,95
17,65
14,38
13,91
18,63
17,63
BNGA
17,45
15,91
16,33
13,63
13,24
13,09
BDMN
22,37
20,57
13,99
17,72
13,25
16,62
PNBN
31,71
23,34
20,65
21,93
16,58
17,45
BNLI
14,4
14
11,1
12,2
14,13
14,17
BNII
24,08
21,35
19,79
14,83
12,65
12,03
BBTN
18,23
21,86
16,44
21,99
16,74
15,03
Sumber: Bank Indonesia, data diolah Pada tabel 4.6 di atas, tingkat CAR tertinggi dimiliki oleh Bank Panin dibanding bank lainnya mulai tahun 2006-2011. CAR bank yang mencapai 17,45% tersebut pada tahun 2011 menunjukkan posisi permodalan yang sehat dan kuat. Modal berlebih yang dimiliki oleh Bank Panin harus digunakan sesuai fungsinya. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan usaha dan menutupi segala risiko yang terjadi. Semakin tinggi rasio kecukupan modal, semakin kuat bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:529). Tetapi apabila modal yang dimiliki terlalu melambung tinggi dan tidak berfungsi mengatasi masalah yang ada, dapat dikatakan bahwa modal yang tersedia merupakan dana yang menganggur. 73
2. Estimasi Model Data Panel a. Model Common Effect Model Common Effect merupakan teknik yang paling sederhana dalam mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu. Kelemahan dari asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2007:240). Tabel 4.7 Hasil Uji Model Common Effect Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled Least Squares Date: 07/04/13 Time: 10:58 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR?
5.453431 0.121168 -0.728144 0.783506 0.031165 -0.193655
0.597222 0.060524 0.168231 0.023853 0.048603 0.100810
9.131335 2.001968 -4.328231 32.84666 0.641215 -1.920998
0.0000 0.0503 0.0001 0.0000 0.5241 0.0600
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.964927 0.961680 0.140083 1.059648 35.95592 297.1334 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.06119 0.715602 -0.998531 -0.789096 -0.916609 0.637908
Sumber: Data diolah 74
b. Model Fixed Effect Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep (konstanta) antar perusahaan sedangkan slopenya (koefisen regresi) tetap sama antar perusahaan dikenal dengan model regresi Fixed Effect. Salah satu kelebihan model Fixed Effect ini adalah asumsi tersebut. Maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang sama besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (Winarno, 2007:240). Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu (Widarjono, 2009:232).
75
Tabel 4.8 Hasil Uji Model Fixed Effect Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled Least Squares Date: 07/04/13 Time: 11:02 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Fixed Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
4.580909 0.087422 -0.539770 0.816161 -0.099290 -0.155702
1.393612 0.036749 0.136694 0.062726 0.044216 0.076578
3.287075 2.378880 -3.948743 13.01154 -2.245564 -2.033244
0.0020 0.0217 0.0003 0.0000 0.0297 0.0480
-0.005103 0.144969 -0.312048 -0.029312 0.120707 0.103305 0.014652 -0.030702 -0.104371 0.097904 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.991318 0.988617 0.076349 0.262312 77.84070 367.0074 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.06119 0.715602 -2.094690 -1.571104 -1.889887 1.867324
Sumber: Data diolah
76
1) Uji Chow Uji Chow digunakan dalam rangka memilih model mana yang terbaik antara Common Effect dengan Fixed Effect yang lebih sesuai digunakan dalam penelitian ini, maka rumus berikut
mengacu
kepada
Widarjono
(2009:238)
untuk
mengetahui hasilnya.
Dimana: RSSı : Residual sum of squares Common Effect RSS₂ : Residual sum of squares Fixed Effect m : df untuk numerator (n-1) n : Jumlah observasi k: Jumlah parameter dalam model Fixed Effect Berdasarkan hasil uji Chow mengenai pemilihan model antara model Common Effect dan Fixed Effect, adalah sebagai berikut:
77
Hasil F-hitung sebesar 15.19823706 menunjukkan nilainya > F-tabel sebesar 2.10 yang menunjukkan bahwa model regresi terbaik yang digunakan antara Common Effect model dengan Fixed Effect model adalah Fixed Effect model. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih model yang tepat antara Fixed Effect dengan Random Effect model untuk digunakan dalam penelitian ini. c. Model Random Effect Dimasukkannya variabel dummy didalam model Fixed Effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya.
Namun
hal
ini
juga
membawa
konsekuensi
berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisensi parameter. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan residual (variabel gangguan) yang memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Metode ini dikenal sebagai model Random Effect (Widarjono, 2009:235). Jika diasumsikan terjadi korelasi antara eit dan variabel independen X maka model Random Effect lebih tepat untuk digunakan. Jika sampel yang kita ambil hanyalah bagian kecil dari populasi, maka kita akan mendapatkan error terms eit yang bersifat random (Widarjono, 2009:240). Namun salah satu syarat untuk menggunakan model efek random ini adalah objek data silang > koefisiennya (Winarno, 2007:242). 78
Tabel 4.9 Hasil Uji Model Random Effect Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah
79
2) Uji Hausman Uji Hausman merupakan pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang lebih tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan uji Hausman yang telah dilakukan antara model Fixed Effect dengan Random Effect, maka digunakanlah hipotesis berikut untuk mengetahui hasil uji Hausman, antara lain sebagai berikut: H0: Random Effect model H1: Fixed Effect model Tabel 4.10 Uji Hausman (Antara Fixed Effect dengan Random Effect) Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: KYD Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
2.066473
5
0.8399
Sumber: Data diolah Statistik uji hausman ini mengikuti distribusi statistik chi-square dengan df = k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai chisquare statistik hausman > chi-square tabel, maka H0 ditolak dan model yang lebih tepat adalah model Fixed Effect, begitupun sebaliknya. Bila nilai chi-square statistik hausman < chi-squares tabel, maka model yang lebih tepat adalah model Random Effect (Widarjono, 2009:241). Untuk melakukan uji Hausman dapat digunakan software eviews. 80
Pada uji Hausman, hasil perhitungan chi-square statistik hausman adalah sebesar 2.066473, sedangkan nilai chi-square tabel dengan df = 5 pada 0,05 adalah sebesar 11,07 yang menunjukkan bahwa chi-square statistik hausman < dari nilai chi-square tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model random effect. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah semua variabel yang di uji mempunyai data yang normal. Sebab penelitian yang baik adalah yang memiliki data terdistribusi normal. Pada penelitian ini untuk menguji data normalitas, penulis menggunakan Jarque Bera. Berikut ini hasil uji normalitas. Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas 12
Series: RESID Sample 2006 2011 Observations 60
10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2.56e-15 0.020797 0.224171 -0.414522 0.141729 -0.871732 3.753823
Jarque-Bera Probability
9.019793 0.011000
0 -0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
Sumber: Data diolah 81
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa nilai Jarque Bera sebesar 9,02 dengan probabilitas sebesar 0,01. Maka dalam penelitian ini nilai Jarque Bera akan dibandingkan dengan nilai chi square (X2) tabel dengan df = k (5), dimana nilai Jarque Bera sebesar 9,02 < chi square (X2) tabel sebesar 11,07. Maka hal ini dinyatakan residual terstandarisasi data berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75). b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas menunjukkan hubungan ada tidaknya korelasi antara variabel independen. Apabila antara variabel bebasnya saling berkorelasi melebihi 85% maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah yang terhindar
dari
multikolinearitas.
Sebab
apabila
terjadi
multikolinearitas, kemungkinan akan terjadi regresi lancung dimana R2 menjadi terlampau tinggi dengan sedikit variabel yang signifikan. Berikut ini tabel korelasi antar variabel independen. Tabel 4.11 Korelasi Antar Variabel Independen Ln_INFLASI Ln_BI_RATE
Ln_DPK
Ln_NPL
Ln_CAR
Ln_INFLASI
1.000000
0.704023
-0.140185
0.124521
0.114049
Ln_BI_RATE
0.704023
1.000000
-0.309846
0.364289
0.439841
Ln_DPK
-0.140185
-0.309846
1.000000
-0.254693
-0.304674
Ln_NPL
0.124521
0.364289
-0.254693
1.000000
0.303437
Ln_CAR
0.114049
0.439841
-0.304674
0.303437
1.000000
Sumber: Data diolah 82
Berdasarkan tabel korelasi antar variabel independen di atas dapat dikatakan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas, sebab semua korelasi antar variabel bebas berada dibawah 0,85 (Widarjono, 2010:77). c. Uji Heteroskedastisitas Menurut bertujuan
Suliyanto
menguji
ketidaksamaan
(2011:95)
apakah
varians
dari
dalam residual
uji
Heteroskedastisitas
model satu
regresi
terjadi
pengamatan
ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data yang bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas terjadi jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang konstan. Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Dalam kenyataannya masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul pada data yang bersifat cross section dibanding data time series. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji apakah model mengandung heteroskedastis atau tidak, dapat menggunakan salah satunya adalah uji Park. Uji Park dikembangkan oleh Park tahun 1996 (Winarno, 2009:118). Langkahnya adalah sebagai berikut:
83
Ln (residual²) = b0+ b1X1it + b2X2it + ε Ln merupakan ln dari variabel residual² b0 = Konstanta X1 = Variabel independen X2 = Variabel independen Tabel 4.12 Hasil Uji park Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/27/13 Time: 22:52 Sample: 2006 2011 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C INFLASI BI_RATE DPK NPL CAR
-6.464849 0.151686 0.096049 -4.10E-09 0.262801 0.041497
1.537494 0.122937 0.275620 2.89E-09 0.157467 0.072506
-4.204795 1.233853 0.348485 -1.418905 1.668924 0.572322
0.0001 0.2226 0.7288 0.1617 0.1009 0.5695
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.637058 1.566939
Rho 0.1418 0.8582
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.282868 0.216467 1.566470 4.259983 0.002448
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
-2.606420 1.769675 132.5068 1.766497
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel uji park di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas setiap variabel independen > 0,05. Hal
84
tersebut
menyatakan
model
regresi
ini
telah
bebas
heteroskedastisitas (Winarno, 2009:118). d. Uji Autokorelasi Autokorelasi
adalah
hubungan
antara
residual
satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat time series, sebab data sekarang dipengaruhi pula oleh data sebelumnya. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa autokorelasi dapat juga terjadi pada data yang bersifat cross section (Winarno, 2007:130). Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah Berdasarkan data yang telah diolah, model random effects ini mempunyai nilai Durbin Watson sebesar 1.658227 yang berarti menyatakan bebas autokorelasi. Sebab menurut Singgih Santoso (2012:243) apabila angka D-W berada di antara -2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi.
85
4. Uji Hipotesis a. Uji F (Simultan) Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan. Apabila tingkat signifikansi variabel X terhadap variabel Y secara keseluruhan berada dibawah 0,05 maka dikatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan. Uji F juga dapat dilakukan dengan membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. Berikut ini adalah hasil uji F (Simultan). Tabel 4.14 Hasil Uji F Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR?
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah 86
Dari tabel diatas, diperoleh nilai F-hitung sebesar 315.9951 dengan tingkat probabilitas dibawah 0,05. Selain ketetapan uji F berdasarkan
tingkat
probabilitas,
berikut
ini
uji
F
akan
dibandingkan antara nilai F-hitung dengan F-tabel. Perhitungan Ftabel mengacu kepada Widarjono (2010:23) adalah sebagai berikut: df = (k-1) (n-k)
= (6-1) (60-6)
=5 54
Jika nilai F hitung (315.9951) > nilai F tabel (2.39), maka disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan. b. Uji t (Parsial) Nachrowi
&
Usman
(2006:12)
mengatakan
setelah
melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara parsial yang biasa disebut dengan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel X terhadap variabel Y. Berikut ini hipotesis yang digunakan untuk menganalisis uji t. Nilai t-hitung > nilai t-tabel maka H0 ditolak atau menerima Ha Nilai t-hitung < nilai t-tabel maka H0 diterima atau menolak Ha Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik, variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel 87
dependen
(Widarjono,
2009:43).
Uji
t
dilakukan
dengan
menggunakan uji satu sisi (one tail test), dengan ⍺ = 5%, maka diperoleh t-tabel sebagai berikut: (Widarjono, 2009:65).
=
⍺ ; df = (n-k)
=
0,05 ; = 54
=
1.67356
t-tabel =
5% ; df = (60-6)
88
Berikut ini merupakan tabel hasil uji t dengan Random Effect model Tabel 4.15 Hasil Uji t Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah
89
Berdasarkan hasil uji t diatas maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Inflasi memiliki nilai t hitung sebesar 2.665573 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0101 yang berada dibawah tingkat α sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2.665573 > dari nilai t tabel sebesar 1.67356, maka dinyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang dinyatakan sebelumnya dimana inflasi berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit, akan tetapi hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Haryati (2009). 2) BI Rate memiliki nilai t hitung sebesar -4.906668 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0000 yang berada dibawah tingkat α sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar -4.906668 < nilai -t tabel sebesar -1.67356, maka Ha2 dapat diterima yang berarti bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Haryati (2009). 3) DPK memiliki nilai t hitung sebesar 18.43966 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0000 yang berada dibawah tingkat α sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 18.43966 > nilai t tabel sebesar 1.67356, maka Ha3 dapat diterima yang berarti bahwa variabel DPK berpengaruh positif terhadap 90
penyaluran kredit. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Haryati (2009) dan Pratama (2010). 4) NPL memiliki nilai t hitung sebesar -2.010026 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0494 yang berada dibawah tingkat α sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar -2.010026 < nilai -t tabel sebesar -1.67356, maka Ha4 dapat diterima yang berarti bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Pratama (2010). 5) CAR memiliki nilai t hitung sebesar -2.256192 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.0281 yang berada dibawah tingkat α sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar -2.256192 < nilai -t tabel sebesar -1.67356, maka dinyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hal ini berbeda dengan hipotesis yang dinyatakan sebelumnya, dimana CAR berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Akan tetapi hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Musaddad (2010). c. Nilai Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan bagian dari uji hipotesis yang memperlihatkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dapat 91
menjelaskan variabel dependen secara keseluruhan, begitupun sebaliknya. Nachrowi & Usman (2006:127) mengatakan bahwa dalam model regresi lebih tepat menggunakan Adjusted R Square, sebab nilainya lebih tepat. Berikut ini merupakan hasil Adjusted R Square. Tabel 4.16 Nilai Adjusted R Square Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya angka Adjusted R Square sebesar 96,39%. Hal ini menunjukkan bahwa Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio dapat menjelaskam penyaluran kredit sebesar 96,39% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel independen lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
92
5. Analisis Regresi Data Panel Tabel. 4.17 Interpretasi dengan Random Effect Model Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob (F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
Sumber: Data diolah
93
Dari hasil regresi data panel dengan menggunakan Random Effect model, maka dapat dibentuk persamaan sebagai berikut: Ln_Kredit = 5.038700 + 0.094773 Ln_Inflasi – 0.586345 Ln_BI_Rate + 0.796190 Ln_DPK – 0.084809 Ln_NPL – 0.165453 Ln_CAR + e Berikut ini hasil regresi data panel dengan model random effect hasil menjelaskan: a. Masing-masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen 1) Pengaruh Inflasi terhadap penyaluran kredit Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung Inflasi sebesar 2.665573 > dari nilai t tabel sebesar 1.67356 dengan nilai signifikansi < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Nilai koefisien dari inflasi memiliki arah positif yaitu sebesar 0,094773. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada inflasi akan meningkatkan kredit perbankan sebesar 0,094773 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis yang dinyatakan sebelumnya dimana inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit, akan tetapi hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryati (2009) yang menyatakan inflasi 94
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kredit.
Meningkatnya
inflasi,
pemerintah
mensiasati
dengan
menaikkan BI Rate. BI Rate yang meningkat berdampak pada peningkatan suku bunga simpanan. Tingkat Suku bunga simpanan yang relatif tinggi akan menimbulkan hasrat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Dengan begitu akan ada pemasukan untuk menyalurkan kredit kepada pihak yang membutuhkan. 2) Pengaruh BI Rate terhadap penyaluran kredit Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung BI Rate sebesar -4.906668 < nilai -t tabel sebesar -1.67356 dengan nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan Ha2 dapat diterima. Hal ini dinyatakan bahwa BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit.
Nilai
koefisien dari BI Rate memiliki arah negatif yaitu sebesar 0,586345. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada BI Rate akan menurunkan kredit perbankan sebesar 0,586345 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Meningkatnya inflasi tentu akan meningkatkan BI Rate, sebab dengan peningkatan BI Rate akan menaikkan suku bunga simpanan yang diikuti dengan suku bunga pinjaman. Meningkatnya suku bunga pinjaman akan 95
membuat masyarakat segan untuk mengajukan kredit. Dengan begitu kredit yang disalurkan pihak bank pun akan ikut terhambat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryati (2009) yang menyatakan BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit. 3) Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung DPK sebesar 18.43966 > nilai t tabel sebesar 1.67356 dengan nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan Ha3 dapat diterima. Nilai koefisien dari Dana Pihak Ketiga memiliki arah positif yaitu sebesar 0,796190. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 rupiah pada DPK akan meningkatkan kredit perbankan sebesar 0,796190 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Salah satunya adalah dana masyarakat yang merupakan mayoritas dari seluruh dana yang dihimpun oleh bank dalam kegiatan usaha sehari-hari (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:68). Meningkatnya jumlah DPK yang berhasil dihimpun ternyata masih mendominasi peningkatan jumlah kredit yang dapat disalurkan, oleh 96
karena itu, salah satu strategi bank dalam menarik minat masyarakat adalah menetapkan biaya operasional sebagai imbalan
yang
sesuai
dengan
tetap
memperhatikan
keuntungan yang didapat. Hasil penelitian ini sesuai dengan model teoritis serta penelitian terdahulu yang dilakukan Haryati (2009), Hasanudin (2010) dan Pratama (2010) yang menyatakan DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. 4) Pengaruh Non Performing Loan terhadap penyaluran kredit Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung NPL sebesar -2.010026 < nilai -t tabel sebesar -1.67356 dengan nilai signifikansi < 0,05, maka Ha4 dapat diterima. Hal ini dinyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Nilai koefisien dari Non Performing Loan (NPL) memiliki arah negatif yaitu sebesar -0,084809. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada Non Performing Loan (NPL) akan menurunkan kredit perbankan sebesar 0,084809 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Non Performing Loan merupakan rasio dari risiko kredit, dimana NPL ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank. Karena dengan kredit bermasalah
tersebut
akan
menyebabkan
menurunnya 97
pendapatan
bank
yang
selanjutnya
memungkinkan
terjadinya penurunan laba (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:427).
Oleh
karena
itu,
NPL memang sangat
mempengaruhi peningkatan atau penurunan bank dalam menyalurkan kreditnya. Tingkat NPL yang tinggi menyebabkan bank enggan dalam menyalurkan kreditnya, sebab bank tidak akan dapat mendapatkan pendapatan bunga serta tidak dapat memenuhi kebutuhan likuiditas apabila diperlukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan model teoritis serta penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pratama (2010) yang menyatakan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. 5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung CAR sebesar -2.256192 < nilai -t tabel sebesar -1.67356 dengan nilai signifikansi < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Nilai koefisien dari CAR memiliki arah negatif yaitu sebesar -0,165453. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada CAR akan menurunkan kredit perbankan sebesar 0,165453 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. 98
Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis yang dinyatakan sebelumnya, dimana CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Akan tetapi hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Musaddad (2010) yang menyatakan CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Dimana tingginya CAR yang dimiliki akan mengurangi kredit yang disalurkan, sebab CAR dapat mengatasi risiko yang terjadi (risiko kredit). Dengan demikian cadangan yang digunakan untuk melakukan ekspansi kredit berkurang sehingga akan mengurangi pula keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut. b. Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen Di antara variabel independen yang terdiri dari Inflasi, BI Rate, DPK, NPL dan CAR yang paling dominan mempengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit adalah dana pihak ketiga. Dapat dilihat dari nilai tertinggi pada kolam koefisien. Koefisien dari Dana Pihak Ketiga mempunyai nilai sebesar 0.796190. Hal ini menunjukkan bahwa dana masyarakat memang berperan
penting
terhadap
kemampuan
bank
menyalurkan
kreditnya dalam rangka membantu kebutuhan atau usaha masyarakat. 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan regresi data panel, dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Variabel independen yang terdiri dari Inflasi dan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan BI Rate, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini menunjukkan bahwa positif dan signifikannya inflasi akan menyebabkan suku bunga simpanan bank meningkat dan hal itu akan mendongkrak DPK ikut berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Semakin banyak dana yang dihimpun akan semakin meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit. Berpengaruh negatif dan signifikannya BI Rate, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit merupakan kondisi eksternal dan internal bank itu sendiri. BI Rate yang meningkat akan menjadikan suku bunga kredit meningkat dan menyebabkan terjadinya risiko kredit. Risiko kredit yang terjadi tentu
membutuhkan
persediaan
modal
yang
cukup
untuk
mengatasinya. Hal tersebut menjadikan modal berkurang dan akan mengurangi pula kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.
100
2. Di antara variabel independen yang terdiri dari Inflasi, BI Rate, DPK, NPL dan CAR yang paling dominan mempengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit adalah dana pihak ketiga. Dapat dilihat dari nilai tertinggi pada kolam koefisien. Koefisien dari variabel DPK mempunyai nilai sebesar 0.796190. Hal ini menunjukkan bahwa dana masyarakat memang berperan penting terhadap kemampuan bank menyalurkan kreditnya dalam rangka membantu kebutuhan atau usaha masyarakat. Hasil ini sesuai dengan model teoritis yang dipaparkan oleh Kuncoro (2011:68) dan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Felicia Omowunmi Olokoyo (2011). B. SARAN Sebagai peneliti, saya menyadari bahwa penelitian ini masih perlu dibenahi dan terus dilakukan mengingat perekonomian terus berjalan dengan penyaluran kredit sebagai salah satu indikator dalam mencapai keberhasilan ekonomi nasional. Oleh karena itu, peneliti memaparkan beberapa saran untuk peneliti lain dimasa mendatang yang akan melakukan penelitian sejenis terkait dengan penelitian ini. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan dapat menambah variabel independen lainnya untuk memperkaya kajian ini yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian saat ini. 2. Periode penelitian ini dimulai pada tahun 2006-2011. Diharapkan peneliti lain menggunakan periode data yang lebih akurat yang disesuaikan dengan 101
keadaan ekonomi saat ini dengan jumlah data yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih panjang. Penggunaan data yang lebih akurat dan rentang waktu yang lebih panjang memungkinkan hasil penelitian menjadi lebih baik. 3. Untuk menambah sampel, diharapkan dapat menggunakan kriteria lain agar mendapat hasil yang lebih baik. 4. Peneliti lain diharapkan dapat menggunakan metode lain yang lebih lengkap dan akurat sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih valid. 5. Bagi pihak perbankan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan evaluasi dalam mengelola bank menjadi lebih baik lagi terutama dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan yang tentunya disesuaikan dengan asas perkreditan untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. 6. Bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi para calon nasabah dalam mengetahui kinerja bank yang berkaitan dengan perannya sebagai lembaga intermediasi serta dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan para calon nasabah dalam memilih bank mana yang akan dijadikan sebagai tempat menyimpan uangnya dengan aman.
102
DAFTAR PUSTAKA Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, PT. Indeks, 2006. Athanasoglou, P.P, Brissimis, S N. dan Delis, M. D. “Bank-specific, Industry Specific and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability”, MPRA Paper, No.153, 2005. Bogoev, Jane. “Bank’s Risk Preferences and Their Impact on the Loan Supply Function: Empirical Investigation for the Case of the Republic of Macedonia”, Macedonia and Staffordshire University, 2010. Chauzi, Ahmad Wirman. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011. Diah, G.A Utari. “Pertumbuhan Kredit Optimal”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2012. Dwijayanthi, Febrina dan Prima Naomi. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 20032007”, Jurnal vol 3, 2009. Fahmi, Irham dan Hadi, Yovi Lavianti. “Pengantar Manajemen Perkreditan”, Alfabeta, Bandung, 2010. Gujarati, Damodar N. Dawn. C. Porter. “Basic Econometrics Fourth Edition”, The Mc. Growth Hill Companies Inc, New York, 2003. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Han, Xiaoxiao and Seo Ji-Yong. “Influential Factors in Lending and Profitability in Commercial Chinese Banks”,
African Journal of Business
Management Vol. 6 (36), 12 September, 2012. 103
Hardanto, Sulad Sri. “Manajemen Risiko Bagi Bank Umum”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006. Haryati, Sri. “Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 13 No 2 Surabaya, 2009. Hasanudin Mohamad & Prihatiningsih. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit BPR di Jawa Tengah”, Teknis Vol 5 No. 1 Semarang, April 2010. Hassan, M.K. & Bashir, A. “Determinants of Islamic Banking Profitability. Paper Preseted at the Proceedings of the Economic Research Forum 10th Annual Conference”, Marakesh-Morocco, 2003. Ismail. “Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi”, Kencana, Jakarta, 2010. Kasmir. “Manajemen Perbankan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”, BPFE, Yogyakarta, 2011. Latumeriessa, Julius R. “Mengenal Aspek Operasi Bank Umum”, Bumi Aksara, 1999. Manurung Mandala, Prathama Rahardja. “Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter”, FE-UI, Jakarta. 2004. Mukhlis, Imam. “Penyaluran Kredit Bank ditinjau dari Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Performing Loans pada BRI 2000-2009”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol 15 no 1 Januari, 2011. Musaddad, Faizal. “Analisis Pengaruh DPK, CAR, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Penyaluran Kredit serta Implikasinya terhadap Profitabilitas 104
pada Bank Umum”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Nachrowi dan Hardius Usman. “Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Olokoyo, Felicia Omowunmi. “Determinant of Commercial Bank’s Lending Behavior in Nigeria”, International Journal of Financial Research, vol 2 no 2 July, 2011. Pohan, Aulia. “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya Di Indonesia”, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Pratama, Billy Arma. “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan”, Tesis Universitas Diponegoro, 2010. Prayudi, Arditya. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)”, JurnalEkonomi, 2011. Riyadi, Slamet. “Banking Assets and Liability Management”, LP-FEUI, Jakarta, 2006. Santoso, Singgih. “Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012. Satria, Dias dan Rangga Bagus Subegti. “Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia periode 2006-2009”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol 14 no 3 September, 2010. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan (edisi kelima)”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005. Siddiqui, A. "Financial contracts, risk and performance of Islamic banking". Managerial Finance”, 34 (10), 680-694, 2008. 105
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. CV. Alfabeta, Bandung, 2003. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2011. Sutojo, Siswanto. “Strategi Manajemen Kredit Bank Umum”, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2000. “Menangani Kredit Bermasalah”, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2008. Wahyu, Condro Sujati,”Analisis fakor-faktor yang mempengruhi volume alokasi kredit usaha kecil (KUK)”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007. Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Ekonisia FE UII, Yogyakarta, 2009. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2010. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, Yogyakarta, 2009. Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”, Gaung Persada Pers, Jakarta, 2009. Website: www.bi.go.id www.google.com www.idx.co.id www.proquest.com 106
LAMPIRAN Lampiran 1: Data Variabel Penelitian Sebelum Transformasi KODE
PERIODE
_BMRI
2006
KREDIT 109.379.723
_BMRI
2007
126.826.445
_BMRI
2008
159.007.051
_BMRI
2009
179.687.845
_BMRI
2010
_BMRI
9,75
DPK 197.438.261
7,08
25,3
6,59
8
239.920.497
6,33
21,11
11,06
9,25
279.342.151
4,69
15,72
2,78
6,5
309.457.617
2,62
15,55
219.032.483
6,96
6,5
332.727.856
2,21
13,36
2011
273.962.101
3,79
6
380.236.178
2,18
15,13
2006
90.282.752
9,75
124.466.447
4,81
19,97
2007
113.853.335
8
167.086.725
3,44
16,66
2008
161.061.059
9,25
204.923.465
2,8
13,67
_BBRI
2009
205.522.394
2,78
6,5
255.739.540
3,52
13,3
_BBRI
2010
246.968.128
6,96
6,5
328.555.801
2,78
13,76
_BBRI
2011
283.586.497
3,79
6
372.148.122
2,3
14,96
_BBCA
2006
61.595.395
6,6
9,75
152.737.016
1,3
22,21
_BBCA
2007
82.566.624
6,59
8
189.177.865
0,81
18,79
2008
112.846.634
9,25
209.534.858
0,6
15,56
2009
123.596.037
6,5
244.666.005
0,73
15,34
2010
153.965.023
6,5
277.533.692
0,64
13,5
_BBCA
2011
202.268.608
3,79
6
323.457.283
0,49
12,75
_BBNI
2006
65.507.448
6,6
9,75
136.140.948
10,47
15,95
_BBNI
2007
86.875.192
6,59
8
150.228.182
8,18
17,65
_BBNI
2008
108.896.144
11,06
9,25
160.283.417
4,96
14,38
_BBNI
2009
117.644.695
2,78
6,5
193.928.796
4,68
13,91
2010
132.852.979
6,5
189.378.393
4,28
18,63
2011
158.164.743
6
224.755.289
3,61
17,63
2006
33.194.708
9,75
39.153.386
3,47
17,45
_BNGA
2007
41.792.408
6,59
8
45.166.492
3,79
15,91
_BNGA
2008
73.918.341
11,06
9,25
84.051.174
2,5
16,33
_BNGA
2009
82.970.368
2,78
6,5
86.248.005
3,06
13,63
_BNGA
2010
102.108.984
6,96
6,5
115.830.983
2,53
13,24
_BNGA
2011
120.219.882
3,79
6
127.677.474
2,68
13,09
2006
40.878.420
9,75
54.378.258
3,31
22,37
2007
50.926.572
8
57.372.164
2,27
20,57
2008
64.233.906
9,25
74.069.938
2,34
13,99
2009
59.832.098
6,5
67.258.594
4,64
17,72
_BBRI _BBRI _BBRI
_BBCA _BBCA _BBCA
_BBNI _BBNI _BNGA
_BDMN _BDMN _BDMN _BDMN
INFLASI
BI_RATE 6,6
6,6 6,59 11,06
11,06 2,78 6,96
6,96 3,79 6,6
6,6 6,59 11,06 2,78
NPL
CAR
107
_BDMN
2010
75.090.482
6,96
6,5
79.541.163
3,25
13,25
_BDMN
2011
86.699.835
3,79
6
87.993.957
2,71
16,62
2006
19.137.017
9,75
23.774.433
5,95
31,71
2007
29.549.177
8
31.368.961
3,06
23,34
_PNBN
2008
36.868.879
11,06
9,25
47.618.342
4,34
20,65
_PNBN
2009
43.196.490
2,78
6,5
56.307.224
3,15
21,93
_PNBN
2010
57.525.466
6,96
6,5
75.054.982
4,36
16,58
_PNBN _BNLI
2011
70.793.812
3,79
6
85.536.601
3,56
17,45
2006
23.804.500
6,6
9,75
28.660.303
6,4
14,4
_BNLI
2007
26.454.502
6,59
8
30.092.189
4,6
14
2008
34.850.805
9,25
42.803.015
3,5
11,1
6,5
45.751.144
4
12,2
_PNBN _PNBN
_BNLI _BNLI
6,6 6,59
11,06
2009
41.201.583
_BNLI
2010
50.589.480
6,96
6,5
57.791.510
2,65
14,13
_BNLI
2011
65.859.107
3,79
6
79.258.385
2,34
14,17
_BNII
2006
21.295.476
6,6
9,75
36.893.446
5,43
24,08
_BNII
2007
28.392.496
6,59
8
36.772.754
3,12
21,35
_BNII
2008
35.057.139
11,06
9,25
43.448.673
2,75
19,79
_BNII
2009
37.047.434
2,78
6,5
47.182.372
2,39
14,83
2010
49.695.623
6,5
59.507.744
3,15
12,65
6
70.075.044
2,07
12,03
_BNII _BNII
2,78
6,96
2011
62.574.123
_BBTN
2006
18.086.350
6,6
9,75
21.594.665
3,91
18,23
_BBTN
2007
22.342.906
6,59
8
24.187.088
4,05
21,86
_BBTN
2008
32.025.231
11,06
9,25
31.448.744
3,2
16,44
_BBTN
2009
40.732.954
2,78
6,5
40.214.954
3,36
21,99
_BBTN
2010
48.702.920
6,96
6,5
45.332.091
3,26
16,74
_BBTN
2011
59.337.756
3,79
6
58.645.450
2,75
15,03
3,79
108
Setelah Transformasi Ln_DPK
KODE
PERIODE
Ln_KREDIT
Ln_INFLASI
Ln_BI_RATE
_BMRI
2006
18,51034
1,88707
2,277267
19,10094
1,957274
3,230804
2,079442
19,29582
1,8453
3,049747
2,224624
19,44795
1,545433
2,754934
1,871802
19,55033
0,963174
2,744061
_BMRI _BMRI _BMRI
2007 2008 2009
18,65833 18,88446 19,00673
1,885553 2,403335 1,022451
Ln_NPL
Ln_CAR
_BMRI
2010
19,20473
1,940179
1,871802
19,62284
0,792993
2,592265
_BMRI
2011
19,4285
1,332366
1,791759
19,7563
0,779325
2,71668
_BBRI
2006
18,31846
1,88707
2,277267
18,63955
1,570697
2,994231
_BBRI
2007
18,55042
1,885553
2,079442
18,93402
1,235471
2,813011
_BBRI
2008
18,89729
2,403335
2,224624
19,13815
1,029619
2,615204
1,871802
19,35967
1,258461
2,587764
1,871802
19,61022
1,022451
2,621766
_BBRI _BBRI
2009 2010
19,14107 19,32477
1,022451 1,940179
_BBRI
2011
19,46303
1,332366
1,791759
19,7348
0,832909
2,70538
_BBCA
2006
17,9361
1,88707
2,277267
18,84423
0,262364
3,100543
_BBCA
2007
18,22912
1,885553
2,079442
19,0582
0,593327
2,933325
_BBCA
2008
18,54154
2,403335
2,224624
19,1604
0,470004
2,744704
_BBCA
2009
18,63253
1,022451
1,871802
19,3154
0,548121
2,730464
_BBCA
2010
18,85224
1,940179
1,871802
19,44145
0,494696
2,60269
1,791759
19,59458
0,398776
2,545531
2,277267
18,7292
2,348514
2,769459
_BBCA _BBNI
2011 2006
19,12511 17,99767
1,332366 1,88707
_BBNI
2007
18,27998
1,885553
2,079442
18,82767
2,101692
2,870736
_BBNI
2008
18,50591
2,403335
2,224624
18,89245
1,601406
2,665838
_BBNI
2009
18,58318
1,022451
1,871802
19,083
1,543298
2,632608
_BBNI
2010
18,70475
1,940179
1,871802
19,05926
1,453953
2,924773
_BBNI
2011
18,87915
1,332366
1,791759
19,23052
1,283708
2,869602
_BNGA
2006
17,3179
1,88707
2,277267
17,483
1,244155
2,85934
2,079442
17,62587
1,332366
2,766948
2,224624
18,24694
0,916291
2,793004
1,871802
18,27274
1,118415
2,612273
_BNGA _BNGA _BNGA
2007 2008 2009
17,54823 18,11847 18,23399
1,885553 2,403335 1,022451
_BNGA
2010
18,44155
1,940179
1,871802
18,56764
0,928219
2,583243
_BNGA
2011
18,60483
1,332366
1,791759
18,66502
0,985817
2,571849
_BDMN
2006
17,52611
1,88707
2,277267
17,81147
1,196948
3,107721
_BDMN
2007
17,7459
1,885553
2,079442
17,86507
0,81978
3,023834
_BDMN
2008
17,97804
2,403335
2,224624
18,12052
0,850151
2,638343
1,871802
18,02406
1,534714
2,874694
1,871802
18,19179
1,178655
2,583998
_BDMN _BDMN
2009 2010
17,90705 18,1342
1,022451 1,940179
_BDMN
2011
18,27796
1,332366
1,791759
18,29278
0,996949
2,810607
_PNBN
2006
16,76714
1,88707
2,277267
16,98412
1,783391
3,456632
_PNBN
2007
17,20157
1,885553
2,079442
17,26133
1,118415
3,150169
109
_PNBN
2008
17,42288
2,403335
2,224624
17,67873
1,467874
3,027715
_PNBN
2009
17,58127
1,022451
1,871802
17,84633
1,147402
3,087856
1,871802
18,13373
1,472472
2,808197
1,791759
18,26445
1,269761
2,85934
_PNBN
2010
17,86774
_PNBN _BNLI
2011 2006
16,98539
1,88707
2,277267
17,17102
1,856298
2,667228
_BNLI
2007
17,09094
1,885553
2,079442
17,21978
1,526056
2,639057
_BNLI
2008
17,36659
2,403335
2,224624
17,57212
1,252763
2,406945
_BNLI
2009
17,53399
1,022451
1,871802
17,63873
1,386294
2,501436
_BNLI
2010
17,73925
1,940179
1,871802
17,87235
0,97456
2,6483
_BNLI
2011
18,00303
1,332366
1,791759
18,18822
0,850151
2,651127
2,277267
17,42354
1,691939
3,181382
2,079442
17,42027
1,137833
3,061052
_BNII _BNII
2006 2007
18,07528
1,940179
16,87401 17,16164
1,332366
1,88707 1,885553
_BNII
2008
17,37249
2,403335
2,224624
17,58709
1,011601
2,985177
_BNII
2009
17,42771
1,022451
1,871802
17,66953
0,871293
2,696652
_BNII
2010
17,72143
1,940179
1,871802
17,90162
1,147402
2,537657
_BNII
2011
17,95186
1,332366
1,791759
18,06508
0,727549
2,487404
_BBTN
2006
16,71067
1,88707
2,277267
16,88796
1,363537
2,903069
_BBTN
2007
16,92202
1,885553
2,079442
17,00133
1,398717
3,084658
2,224624
17,26387
1,163151
2,799717
1,871802
17,50975
1,211941
3,090588
1,181727
2,817801
1,011601
2,710048
_BBTN _BBTN
2008 2009
17,28203 17,52255
2,403335 1,022451
_BBTN
2010
17,70125
1,940179
1,871802
17,62953
_BBTN
2011
17,89876
1,332366
1,791759
17,88702
110
Lampiran 2: Model Regresi Data Panel
Common Effect Model Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled Least Squares Date: 07/04/13 Time: 10:58 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR?
5.453431 0.121168 -0.728144 0.783506 0.031165 -0.193655
0.597222 0.060524 0.168231 0.023853 0.048603 0.100810
9.131335 2.001968 -4.328231 32.84666 0.641215 -1.920998
0.0000 0.0503 0.0001 0.0000 0.5241 0.0600
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob (F-statistic)
0.964927 0.961680 0.140083 1.059648 35.95592 297.1334 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.06119 0.715602 -0.998531 -0.789096 -0.916609 0.637908
111
Fixed Effect Model Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled Least Squares Date: 07/04/13 Time: 11:02 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Fixed Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
4.580909 0.087422 -0.539770 0.816161 -0.099290 -0.155702
1.393612 0.036749 0.136694 0.062726 0.044216 0.076578
3.287075 2.378880 -3.948743 13.01154 -2.245564 -2.033244
0.0020 0.0217 0.0003 0.0000 0.0297 0.0480
-0.005103 0.144969 -0.312048 -0.029312 0.120707 0.103305 0.014652 -0.030702 -0.104371 0.097904 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob (F-statistic)
0.991318 0.988617 0.076349 0.262312 77.84070 367.0074 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.06119 0.715602 -2.094690 -1.571104 -1.889887 1.867324
112
Random Effect Model Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob (F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
113
Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas 12
Series: RESID Sample 2006 2011 Observations 60
10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2.56e-15 0.020797 0.224171 -0.414522 0.141729 -0.871732 3.753823
Jarque-Bera Probability
9.019793 0.011000
0 -0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
Uji Multikolinearitas Korelasi Antar Variabel Bebas Ln_INFLASI
Ln_BI_RATE
Ln_DPK
Ln_NPL
Ln_CAR
Ln_INFLASI
1.000000
0.704023
-0.140185
0.124521
0.114049
Ln_BI_RATE
0.704023
1.000000
-0.309846
0.364289
0.439841
Ln_DPK
-0.140185
-0.309846
1.000000
-0.254693
-0.304674
Ln_NPL
0.124521
0.364289
-0.254693
1.000000
0.303437
Ln_CAR
0.114049
0.439841
-0.304674
0.303437
1.000000
114
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Park Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/27/13 Time: 22:52 Sample: 2006 2011 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C INFLASI BI_RATE DPK NPL CAR
-6.464849 0.151686 0.096049 -4.10E-09 0.262801 0.041497
1.537494 0.122937 0.275620 2.89E-09 0.157467 0.072506
-4.204795 1.233853 0.348485 -1.418905 1.668924 0.572322
0.0001 0.2226 0.7288 0.1617 0.1009 0.5695
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.637058 1.566939
Rho 0.1418 0.8582
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob (F-statistic)
0.282868 0.216467 1.566470 4.259983 0.002448
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
-2.606420 1.769675 132.5068 1.766497
Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson Weighted Statistics R-squared
0.966952
Mean dependent var
4.015373
Adjusted R-squared
0.963892
S.D. dependent var
0.398302
S.E. of regression
0.075686
Sum squared resid
0.309332
F-statistic
315.9951
Durbin-Watson stat
1.658227
Prob (F-statistic)
0.000000
115
Lampiran 4: Uji Hipotesis Uji F (Simultan) Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob (F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
116
Uji t (Parsial) Dependent Variable: LN_Kredit? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/04/13 Time: 11:04 Sample: 2006 2011 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Ln_INFLASI? Ln_BI_RATE? Ln_DPK? Ln_NPL? Ln_CAR? Random Effects (Cross) _BMRI—C _BBRI—C _BBCA—C _BBNI—C _BNGA—C _BDMN—C _PNBN—C _BNLI—C _BNII—C _BBTN—C
5.038700 0.094773 -0.586345 0.796190 -0.084809 -0.165453
0.968393 0.035554 0.119500 0.043178 0.042193 0.073333
5.203158 2.665573 -4.906668 18.43966 -2.010026 -2.256192
0.0000 0.0101 0.0000 0.0000 0.0494 0.0281
0.014986 0.154326 -0.270019 -0.023535 0.111264 0.094161 0.001356 -0.046853 -0.110495 0.074810 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
0.136691 0.076349
Rho 0.7622 0.2378
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob (F-statistic)
0.966952 0.963892 0.075686 315.9951 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
4.015373 0.398302 0.309332 1.658227
117
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
161
199
216
225
230
234
237
239
241
242
243
244
245
245
246
2
18.51
19.00
19.16
19.25
19.30
19.33
19.35
19.37
19.38
19.40
19.40
19.41
19.42
19.42
19.43
3
10.13
9.55
9.28
9.12
9.01
8.94
8.89
8.85
8.81
8.79
8.76
8.74
8.73
8.71
8.70
4
7.71
6.94
6.59
6.39
6.26
6.16
6.09
6.04
6.00
5.96
5.94
5.91
5.89
5.87
5.86
5
6.61
5.79
5.41
5.19
5.05
4.95
4.88
4.82
4.77
4.74
4.70
4.68
4.66
4.64
4.62
6
5.99
5.14
4.76
4.53
4.39
4.28
4.21
4.15
4.10
4.06
4.03
4.00
3.98
3.96
3.94
7
5.59
4.74
4.35
4.12
3.97
3.87
3.79
3.73
3.68
3.64
3.60
3.57
3.55
3.53
3.51
8
5.32
4.46
4.07
3.84
3.69
3.58
3.50
3.44
3.39
3.35
3.31
3.28
3.26
3.24
3.22
9
5.12
4.26
3.86
3.63
3.48
3.37
3.29
3.23
3.18
3.14
3.10
3.07
3.05
3.03
3.01
10
4.96
4.10
3.71
3.48
3.33
3.22
3.14
3.07
3.02
2.98
2.94
2.91
2.89
2.86
2.85
11
4.84
3.98
3.59
3.36
3.20
3.09
3.01
2.95
2.90
2.85
2.82
2.79
2.76
2.74
2.72
12
4.75
3.89
3.49
3.26
3.11
3.00
2.91
2.85
2.80
2.75
2.72
2.69
2.66
2.64
2.62
13
4.67
3.81
3.41
3.18
3.03
2.92
2.83
2.77
2.71
2.67
2.63
2.60
2.58
2.55
2.53
14
4.60
3.74
3.34
3.11
2.96
2.85
2.76
2.70
2.65
2.60
2.57
2.53
2.51
2.48
2.46
15
4.54
3.68
3.29
3.06
2.90
2.79
2.71
2.64
2.59
2.54
2.51
2.48
2.45
2.42
2.40
16
4.49
3.63
3.24
3.01
2.85
2.74
2.66
2.59
2.54
2.49
2.46
2.42
2.40
2.37
2.35
17
4.45
3.59
3.20
2.96
2.81
2.70
2.61
2.55
2.49
2.45
2.41
2.38
2.35
2.33
2.31
18
4.41
3.55
3.16
2.93
2.77
2.66
2.58
2.51
2.46
2.41
2.37
2.34
2.31
2.29
2.27
19
4.38
3.52
3.13
2.90
2.74
2.63
2.54
2.48
2.42
2.38
2.34
2.31
2.28
2.26
2.23
20
4.35
3.49
3.10
2.87
2.71
2.60
2.51
2.45
2.39
2.35
2.31
2.28
2.25
2.22
2.20
21
4.32
3.47
3.07
2.84
2.68
2.57
2.49
2.42
2.37
2.32
2.28
2.25
2.22
2.20
2.18
22
4.30
3.44
3.05
2.82
2.66
2.55
2.46
2.40
2.34
2.30
2.26
2.23
2.20
2.17
2.15
23
4.28
3.42
3.03
2.80
2.64
2.53
2.44
2.37
2.32
2.27
2.24
2.20
2.18
2.15
2.13
24
4.26
3.40
3.01
2.78
2.62
2.51
2.42
2.36
2.30
2.25
2.22
2.18
2.15
2.13
2.11
25
4.24
3.39
2.99
2.76
2.60
2.49
2.40
2.34
2.28
2.24
2.20
2.16
2.14
2.11
2.09
26
4.23
3.37
2.98
2.74
2.59
2.47
2.39
2.32
2.27
2.22
2.18
2.15
2.12
2.09
2.07
27
4.21
3.35
2.96
2.73
2.57
2.46
2.37
2.31
2.25
2.20
2.17
2.13
2.10
2.08
2.06
28
4.20
3.34
2.95
2.71
2.56
2.45
2.36
2.29
2.24
2.19
2.15
2.12
2.09
2.06
2.04
29
4.18
3.33
2.93
2.70
2.55
2.43
2.35
2.28
2.22
2.18
2.14
2.10
2.08
2.05
2.03
30
4.17
3.32
2.92
2.69
2.53
2.42
2.33
2.27
2.21
2.16
2.13
2.09
2.06
2.04
2.01
31
4.16
3.30
2.91
2.68
2.52
2.41
2.32
2.25
2.20
2.15
2.11
2.08
2.05
2.03
2.00
32
4.15
3.29
2.90
2.67
2.51
2.40
2.31
2.24
2.19
2.14
2.10
2.07
2.04
2.01
1.99
33
4.14
3.28
2.89
2.66
2.50
2.39
2.30
2.23
2.18
2.13
2.09
2.06
2.03
2.00
1.98
34
4.13
3.28
2.88
2.65
2.49
2.38
2.29
2.23
2.17
2.12
2.08
2.05
2.02
1.99
1.97
35
4.12
3.27
2.87
2.64
2.49
2.37
2.29
2.22
2.16
2.11
2.07
2.04
2.01
1.99
1.96
36
4.11
3.26
2.87
2.63
2.48
2.36
2.28
2.21
2.15
2.11
2.07
2.03
2.00
1.98
1.95
37
4.11
3.25
2.86
2.63
2.47
2.36
2.27
2.20
2.14
2.10
2.06
2.02
2.00
1.97
1.95
38
4.10
3.24
2.85
2.62
2.46
2.35
2.26
2.19
2.14
2.09
2.05
2.02
1.99
1.96
1.94
39
4.09
3.24
2.85
2.61
2.46
2.34
2.26
2.19
2.13
2.08
2.04
2.01
1.98
1.95
1.93
40
4.08
3.23
2.84
2.61
2.45
2.34
2.25
2.18
2.12
2.08
2.04
2.00
1.97
1.95
1.92
41
4.08
3.23
2.83
2.60
2.44
2.33
2.24
2.17
2.12
2.07
2.03
2.00
1.97
1.94
1.92
42
4.07
3.22
2.83
2.59
2.44
2.32
2.24
2.17
2.11
2.06
2.03
1.99
1.96
1.94
1.91
43
4.07
3.21
2.82
2.59
2.43
2.32
2.23
2.16
2.11
2.06
2.02
1.99
1.96
1.93
1.91
44
4.06
3.21
2.82
2.58
2.43
2.31
2.23
2.16
2.10
2.05
2.01
1.98
1.95
1.92
1.90
45
4.06
3.20
2.81
2.58
2.42
2.31
2.22
2.15
2.10
2.05
2.01
1.97
1.94
1.92
1.89
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 1
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
46
4.05
3.20
2.81
2.57
2.42
2.30
2.22
2.15
2.09
2.04
2.00
1.97
1.94
1.91
1.89
47
4.05
3.20
2.80
2.57
2.41
2.30
2.21
2.14
2.09
2.04
2.00
1.96
1.93
1.91
1.88
48
4.04
3.19
2.80
2.57
2.41
2.29
2.21
2.14
2.08
2.03
1.99
1.96
1.93
1.90
1.88
49
4.04
3.19
2.79
2.56
2.40
2.29
2.20
2.13
2.08
2.03
1.99
1.96
1.93
1.90
1.88
50
4.03
3.18
2.79
2.56
2.40
2.29
2.20
2.13
2.07
2.03
1.99
1.95
1.92
1.89
1.87
51
4.03
3.18
2.79
2.55
2.40
2.28
2.20
2.13
2.07
2.02
1.98
1.95
1.92
1.89
1.87
52
4.03
3.18
2.78
2.55
2.39
2.28
2.19
2.12
2.07
2.02
1.98
1.94
1.91
1.89
1.86
53
4.02
3.17
2.78
2.55
2.39
2.28
2.19
2.12
2.06
2.01
1.97
1.94
1.91
1.88
1.86
54
4.02
3.17
2.78
2.54
2.39
2.27
2.18
2.12
2.06
2.01
1.97
1.94
1.91
1.88
1.86
55
4.02
3.16
2.77
2.54
2.38
2.27
2.18
2.11
2.06
2.01
1.97
1.93
1.90
1.88
1.85
56
4.01
3.16
2.77
2.54
2.38
2.27
2.18
2.11
2.05
2.00
1.96
1.93
1.90
1.87
1.85
57
4.01
3.16
2.77
2.53
2.38
2.26
2.18
2.11
2.05
2.00
1.96
1.93
1.90
1.87
1.85
58
4.01
3.16
2.76
2.53
2.37
2.26
2.17
2.10
2.05
2.00
1.96
1.92
1.89
1.87
1.84
59
4.00
3.15
2.76
2.53
2.37
2.26
2.17
2.10
2.04
2.00
1.96
1.92
1.89
1.86
1.84
60
4.00
3.15
2.76
2.53
2.37
2.25
2.17
2.10
2.04
1.99
1.95
1.92
1.89
1.86
1.84
61
4.00
3.15
2.76
2.52
2.37
2.25
2.16
2.09
2.04
1.99
1.95
1.91
1.88
1.86
1.83
62
4.00
3.15
2.75
2.52
2.36
2.25
2.16
2.09
2.03
1.99
1.95
1.91
1.88
1.85
1.83
63
3.99
3.14
2.75
2.52
2.36
2.25
2.16
2.09
2.03
1.98
1.94
1.91
1.88
1.85
1.83
64
3.99
3.14
2.75
2.52
2.36
2.24
2.16
2.09
2.03
1.98
1.94
1.91
1.88
1.85
1.83
65
3.99
3.14
2.75
2.51
2.36
2.24
2.15
2.08
2.03
1.98
1.94
1.90
1.87
1.85
1.82
66
3.99
3.14
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.03
1.98
1.94
1.90
1.87
1.84
1.82
67
3.98
3.13
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.02
1.98
1.93
1.90
1.87
1.84
1.82
68
3.98
3.13
2.74
2.51
2.35
2.24
2.15
2.08
2.02
1.97
1.93
1.90
1.87
1.84
1.82
69
3.98
3.13
2.74
2.50
2.35
2.23
2.15
2.08
2.02
1.97
1.93
1.90
1.86
1.84
1.81
70
3.98
3.13
2.74
2.50
2.35
2.23
2.14
2.07
2.02
1.97
1.93
1.89
1.86
1.84
1.81
71
3.98
3.13
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.97
1.93
1.89
1.86
1.83
1.81
72
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.86
1.83
1.81
73
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.23
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.86
1.83
1.81
74
3.97
3.12
2.73
2.50
2.34
2.22
2.14
2.07
2.01
1.96
1.92
1.89
1.85
1.83
1.80
75
3.97
3.12
2.73
2.49
2.34
2.22
2.13
2.06
2.01
1.96
1.92
1.88
1.85
1.83
1.80
76
3.97
3.12
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.01
1.96
1.92
1.88
1.85
1.82
1.80
77
3.97
3.12
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.96
1.92
1.88
1.85
1.82
1.80
78
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.85
1.82
1.80
79
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.22
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.85
1.82
1.79
80
3.96
3.11
2.72
2.49
2.33
2.21
2.13
2.06
2.00
1.95
1.91
1.88
1.84
1.82
1.79
81
3.96
3.11
2.72
2.48
2.33
2.21
2.12
2.05
2.00
1.95
1.91
1.87
1.84
1.82
1.79
82
3.96
3.11
2.72
2.48
2.33
2.21
2.12
2.05
2.00
1.95
1.91
1.87
1.84
1.81
1.79
83
3.96
3.11
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.95
1.91
1.87
1.84
1.81
1.79
84
3.95
3.11
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.95
1.90
1.87
1.84
1.81
1.79
85
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.84
1.81
1.79
86
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.21
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.84
1.81
1.78
87
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.20
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.87
1.83
1.81
1.78
88
3.95
3.10
2.71
2.48
2.32
2.20
2.12
2.05
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.81
1.78
89
3.95
3.10
2.71
2.47
2.32
2.20
2.11
2.04
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
90
3.95
3.10
2.71
2.47
2.32
2.20
2.11
2.04
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 2
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
91
3.95
3.10
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.94
1.90
1.86
1.83
1.80
1.78
92
3.94
3.10
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.94
1.89
1.86
1.83
1.80
1.78
93
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.83
1.80
1.78
94
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.83
1.80
1.77
95
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.20
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.86
1.82
1.80
1.77
96
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.19
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.80
1.77
97
3.94
3.09
2.70
2.47
2.31
2.19
2.11
2.04
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.80
1.77
98
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
99
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.98
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
100
3.94
3.09
2.70
2.46
2.31
2.19
2.10
2.03
1.97
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.77
101
3.94
3.09
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.93
1.88
1.85
1.82
1.79
1.77
102
3.93
3.09
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.77
103
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.76
104
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.82
1.79
1.76
105
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.85
1.81
1.79
1.76
106
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.19
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.79
1.76
107
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.18
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.79
1.76
108
3.93
3.08
2.69
2.46
2.30
2.18
2.10
2.03
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
109
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
110
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
111
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.97
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
112
3.93
3.08
2.69
2.45
2.30
2.18
2.09
2.02
1.96
1.92
1.88
1.84
1.81
1.78
1.76
113
3.93
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.92
1.87
1.84
1.81
1.78
1.76
114
3.92
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
115
3.92
3.08
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
116
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.81
1.78
1.75
117
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.80
1.78
1.75
118
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.84
1.80
1.78
1.75
119
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.78
1.75
120
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.18
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.78
1.75
121
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
122
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.09
2.02
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
123
3.92
3.07
2.68
2.45
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
124
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
125
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.96
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
126
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.87
1.83
1.80
1.77
1.75
127
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.86
1.83
1.80
1.77
1.75
128
3.92
3.07
2.68
2.44
2.29
2.17
2.08
2.01
1.95
1.91
1.86
1.83
1.80
1.77
1.75
129
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
130
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
131
3.91
3.07
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.80
1.77
1.74
132
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
133
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
134
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.83
1.79
1.77
1.74
135
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.77
1.74
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 3
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
136
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.77
1.74
137
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.17
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
138
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
139
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
140
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.01
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
141
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.08
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
142
3.91
3.06
2.67
2.44
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
143
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
144
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.95
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
145
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.86
1.82
1.79
1.76
1.74
146
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.74
147
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
148
3.91
3.06
2.67
2.43
2.28
2.16
2.07
2.00
1.94
1.90
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
149
3.90
3.06
2.67
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
150
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
151
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
152
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
1.73
153
3.90
3.06
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
154
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
155
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.82
1.78
1.76
1.73
156
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.76
1.73
157
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.76
1.73
158
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
159
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
160
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
161
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.16
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
162
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
163
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
164
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
2.00
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
165
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
166
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.07
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
167
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
168
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
169
3.90
3.05
2.66
2.43
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
170
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.94
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
171
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.85
1.81
1.78
1.75
1.73
172
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
173
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
174
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
175
3.90
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.89
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
176
3.89
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
177
3.89
3.05
2.66
2.42
2.27
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
178
3.89
3.05
2.66
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
179
3.89
3.05
2.66
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.78
1.75
1.72
180
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 4
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
181
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
182
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
183
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
184
3.89
3.05
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.81
1.77
1.75
1.72
185
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.75
1.72
186
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.75
1.72
187
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
188
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
189
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
190
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
191
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
192
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
193
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
194
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
195
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
196
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.15
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
197
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
198
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
199
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.99
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
200
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
201
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
202
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.06
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
203
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
204
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
205
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
206
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.72
207
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.84
1.80
1.77
1.74
1.71
208
3.89
3.04
2.65
2.42
2.26
2.14
2.05
1.98
1.93
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
209
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
210
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
211
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
212
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
213
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
214
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.88
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
215
3.89
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
216
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
217
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
218
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
219
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.77
1.74
1.71
220
3.88
3.04
2.65
2.41
2.26
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
221
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
222
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
223
3.88
3.04
2.65
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
224
3.88
3.04
2.64
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
225
3.88
3.04
2.64
2.41
2.25
2.14
2.05
1.98
1.92
1.87
1.83
1.80
1.76
1.74
1.71
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Page 5
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
1.00000
3.07768
6.31375
12.70620
31.82052
63.65674
318.30884
2
0.81650
1.88562
2.91999
4.30265
6.96456
9.92484
22.32712
3
0.76489
1.63774
2.35336
3.18245
4.54070
5.84091
10.21453
4
0.74070
1.53321
2.13185
2.77645
3.74695
4.60409
7.17318
5
0.72669
1.47588
2.01505
2.57058
3.36493
4.03214
5.89343
6
0.71756
1.43976
1.94318
2.44691
3.14267
3.70743
5.20763
7
0.71114
1.41492
1.89458
2.36462
2.99795
3.49948
4.78529
8
0.70639
1.39682
1.85955
2.30600
2.89646
3.35539
4.50079
9
0.70272
1.38303
1.83311
2.26216
2.82144
3.24984
4.29681
10
0.69981
1.37218
1.81246
2.22814
2.76377
3.16927
4.14370
11
0.69745
1.36343
1.79588
2.20099
2.71808
3.10581
4.02470
12
0.69548
1.35622
1.78229
2.17881
2.68100
3.05454
3.92963
13
0.69383
1.35017
1.77093
2.16037
2.65031
3.01228
3.85198
14
0.69242
1.34503
1.76131
2.14479
2.62449
2.97684
3.78739
15
0.69120
1.34061
1.75305
2.13145
2.60248
2.94671
3.73283
16
0.69013
1.33676
1.74588
2.11991
2.58349
2.92078
3.68615
17
0.68920
1.33338
1.73961
2.10982
2.56693
2.89823
3.64577
18
0.68836
1.33039
1.73406
2.10092
2.55238
2.87844
3.61048
19
0.68762
1.32773
1.72913
2.09302
2.53948
2.86093
3.57940
20
0.68695
1.32534
1.72472
2.08596
2.52798
2.84534
3.55181
21
0.68635
1.32319
1.72074
2.07961
2.51765
2.83136
3.52715
22
0.68581
1.32124
1.71714
2.07387
2.50832
2.81876
3.50499
23
0.68531
1.31946
1.71387
2.06866
2.49987
2.80734
3.48496
24
0.68485
1.31784
1.71088
2.06390
2.49216
2.79694
3.46678
25
0.68443
1.31635
1.70814
2.05954
2.48511
2.78744
3.45019
26
0.68404
1.31497
1.70562
2.05553
2.47863
2.77871
3.43500
27
0.68368
1.31370
1.70329
2.05183
2.47266
2.77068
3.42103
28
0.68335
1.31253
1.70113
2.04841
2.46714
2.76326
3.40816
29
0.68304
1.31143
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
30
0.68276
1.31042
1.69726
2.04227
2.45726
2.75000
3.38518
31
0.68249
1.30946
1.69552
2.03951
2.45282
2.74404
3.37490
32
0.68223
1.30857
1.69389
2.03693
2.44868
2.73848
3.36531
33
0.68200
1.30774
1.69236
2.03452
2.44479
2.73328
3.35634
34
0.68177
1.30695
1.69092
2.03224
2.44115
2.72839
3.34793
35
0.68156
1.30621
1.68957
2.03011
2.43772
2.72381
3.34005
36
0.68137
1.30551
1.68830
2.02809
2.43449
2.71948
3.33262
37
0.68118
1.30485
1.68709
2.02619
2.43145
2.71541
3.32563
38
0.68100
1.30423
1.68595
2.02439
2.42857
2.71156
3.31903
39
0.68083
1.30364
1.68488
2.02269
2.42584
2.70791
3.31279
40
0.68067
1.30308
1.68385
2.02108
2.42326
2.70446
3.30688
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 1
Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
41
0.68052
1.30254
1.68288
2.01954
2.42080
2.70118
3.30127
42
0.68038
1.30204
1.68195
2.01808
2.41847
2.69807
3.29595
43
0.68024
1.30155
1.68107
2.01669
2.41625
2.69510
3.29089
44
0.68011
1.30109
1.68023
2.01537
2.41413
2.69228
3.28607
45
0.67998
1.30065
1.67943
2.01410
2.41212
2.68959
3.28148
46
0.67986
1.30023
1.67866
2.01290
2.41019
2.68701
3.27710
47
0.67975
1.29982
1.67793
2.01174
2.40835
2.68456
3.27291
48
0.67964
1.29944
1.67722
2.01063
2.40658
2.68220
3.26891
49
0.67953
1.29907
1.67655
2.00958
2.40489
2.67995
3.26508
50
0.67943
1.29871
1.67591
2.00856
2.40327
2.67779
3.26141
51
0.67933
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
2.67572
3.25789
52
0.67924
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
2.67373
3.25451
53
0.67915
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
2.67182
3.25127
54
0.67906
1.29743
1.67356
2.00488
2.39741
2.66998
3.24815
55
0.67898
1.29713
1.67303
2.00404
2.39608
2.66822
3.24515
56
0.67890
1.29685
1.67252
2.00324
2.39480
2.66651
3.24226
57
0.67882
1.29658
1.67203
2.00247
2.39357
2.66487
3.23948
58
0.67874
1.29632
1.67155
2.00172
2.39238
2.66329
3.23680
59
0.67867
1.29607
1.67109
2.00100
2.39123
2.66176
3.23421
60
0.67860
1.29582
1.67065
2.00030
2.39012
2.66028
3.23171
61
0.67853
1.29558
1.67022
1.99962
2.38905
2.65886
3.22930
62
0.67847
1.29536
1.66980
1.99897
2.38801
2.65748
3.22696
63
0.67840
1.29513
1.66940
1.99834
2.38701
2.65615
3.22471
64
0.67834
1.29492
1.66901
1.99773
2.38604
2.65485
3.22253
65
0.67828
1.29471
1.66864
1.99714
2.38510
2.65360
3.22041
66
0.67823
1.29451
1.66827
1.99656
2.38419
2.65239
3.21837
67
0.67817
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
2.65122
3.21639
68
0.67811
1.29413
1.66757
1.99547
2.38245
2.65008
3.21446
69
0.67806
1.29394
1.66724
1.99495
2.38161
2.64898
3.21260
70
0.67801
1.29376
1.66691
1.99444
2.38081
2.64790
3.21079
71
0.67796
1.29359
1.66660
1.99394
2.38002
2.64686
3.20903
72
0.67791
1.29342
1.66629
1.99346
2.37926
2.64585
3.20733
73
0.67787
1.29326
1.66600
1.99300
2.37852
2.64487
3.20567
74
0.67782
1.29310
1.66571
1.99254
2.37780
2.64391
3.20406
75
0.67778
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
2.64298
3.20249
76
0.67773
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
2.64208
3.20096
77
0.67769
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.64120
3.19948
78
0.67765
1.29250
1.66462
1.99085
2.37511
2.64034
3.19804
79
0.67761
1.29236
1.66437
1.99045
2.37448
2.63950
3.19663
80
0.67757
1.29222
1.66412
1.99006
2.37387
2.63869
3.19526
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 2
Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
81
0.67753
1.29209
1.66388
1.98969
2.37327
2.63790
3.19392
82
0.67749
1.29196
1.66365
1.98932
2.37269
2.63712
3.19262
83
0.67746
1.29183
1.66342
1.98896
2.37212
2.63637
3.19135
84
0.67742
1.29171
1.66320
1.98861
2.37156
2.63563
3.19011
85
0.67739
1.29159
1.66298
1.98827
2.37102
2.63491
3.18890
86
0.67735
1.29147
1.66277
1.98793
2.37049
2.63421
3.18772
87
0.67732
1.29136
1.66256
1.98761
2.36998
2.63353
3.18657
88
0.67729
1.29125
1.66235
1.98729
2.36947
2.63286
3.18544
89
0.67726
1.29114
1.66216
1.98698
2.36898
2.63220
3.18434
90
0.67723
1.29103
1.66196
1.98667
2.36850
2.63157
3.18327
91
0.67720
1.29092
1.66177
1.98638
2.36803
2.63094
3.18222
92
0.67717
1.29082
1.66159
1.98609
2.36757
2.63033
3.18119
93
0.67714
1.29072
1.66140
1.98580
2.36712
2.62973
3.18019
94
0.67711
1.29062
1.66123
1.98552
2.36667
2.62915
3.17921
95
0.67708
1.29053
1.66105
1.98525
2.36624
2.62858
3.17825
96
0.67705
1.29043
1.66088
1.98498
2.36582
2.62802
3.17731
97
0.67703
1.29034
1.66071
1.98472
2.36541
2.62747
3.17639
98
0.67700
1.29025
1.66055
1.98447
2.36500
2.62693
3.17549
99
0.67698
1.29016
1.66039
1.98422
2.36461
2.62641
3.17460
100
0.67695
1.29007
1.66023
1.98397
2.36422
2.62589
3.17374
101
0.67693
1.28999
1.66008
1.98373
2.36384
2.62539
3.17289
102
0.67690
1.28991
1.65993
1.98350
2.36346
2.62489
3.17206
103
0.67688
1.28982
1.65978
1.98326
2.36310
2.62441
3.17125
104
0.67686
1.28974
1.65964
1.98304
2.36274
2.62393
3.17045
105
0.67683
1.28967
1.65950
1.98282
2.36239
2.62347
3.16967
106
0.67681
1.28959
1.65936
1.98260
2.36204
2.62301
3.16890
107
0.67679
1.28951
1.65922
1.98238
2.36170
2.62256
3.16815
108
0.67677
1.28944
1.65909
1.98217
2.36137
2.62212
3.16741
109
0.67675
1.28937
1.65895
1.98197
2.36105
2.62169
3.16669
110
0.67673
1.28930
1.65882
1.98177
2.36073
2.62126
3.16598
111
0.67671
1.28922
1.65870
1.98157
2.36041
2.62085
3.16528
112
0.67669
1.28916
1.65857
1.98137
2.36010
2.62044
3.16460
113
0.67667
1.28909
1.65845
1.98118
2.35980
2.62004
3.16392
114
0.67665
1.28902
1.65833
1.98099
2.35950
2.61964
3.16326
115
0.67663
1.28896
1.65821
1.98081
2.35921
2.61926
3.16262
116
0.67661
1.28889
1.65810
1.98063
2.35892
2.61888
3.16198
117
0.67659
1.28883
1.65798
1.98045
2.35864
2.61850
3.16135
118
0.67657
1.28877
1.65787
1.98027
2.35837
2.61814
3.16074
119
0.67656
1.28871
1.65776
1.98010
2.35809
2.61778
3.16013
120
0.67654
1.28865
1.65765
1.97993
2.35782
2.61742
3.15954
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 3
Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
121
0.67652
1.28859
1.65754
1.97976
2.35756
2.61707
3.15895
122
0.67651
1.28853
1.65744
1.97960
2.35730
2.61673
3.15838
123
0.67649
1.28847
1.65734
1.97944
2.35705
2.61639
3.15781
124
0.67647
1.28842
1.65723
1.97928
2.35680
2.61606
3.15726
125
0.67646
1.28836
1.65714
1.97912
2.35655
2.61573
3.15671
126
0.67644
1.28831
1.65704
1.97897
2.35631
2.61541
3.15617
127
0.67643
1.28825
1.65694
1.97882
2.35607
2.61510
3.15565
128
0.67641
1.28820
1.65685
1.97867
2.35583
2.61478
3.15512
129
0.67640
1.28815
1.65675
1.97852
2.35560
2.61448
3.15461
130
0.67638
1.28810
1.65666
1.97838
2.35537
2.61418
3.15411
131
0.67637
1.28805
1.65657
1.97824
2.35515
2.61388
3.15361
132
0.67635
1.28800
1.65648
1.97810
2.35493
2.61359
3.15312
133
0.67634
1.28795
1.65639
1.97796
2.35471
2.61330
3.15264
134
0.67633
1.28790
1.65630
1.97783
2.35450
2.61302
3.15217
135
0.67631
1.28785
1.65622
1.97769
2.35429
2.61274
3.15170
136
0.67630
1.28781
1.65613
1.97756
2.35408
2.61246
3.15124
137
0.67628
1.28776
1.65605
1.97743
2.35387
2.61219
3.15079
138
0.67627
1.28772
1.65597
1.97730
2.35367
2.61193
3.15034
139
0.67626
1.28767
1.65589
1.97718
2.35347
2.61166
3.14990
140
0.67625
1.28763
1.65581
1.97705
2.35328
2.61140
3.14947
141
0.67623
1.28758
1.65573
1.97693
2.35309
2.61115
3.14904
142
0.67622
1.28754
1.65566
1.97681
2.35289
2.61090
3.14862
143
0.67621
1.28750
1.65558
1.97669
2.35271
2.61065
3.14820
144
0.67620
1.28746
1.65550
1.97658
2.35252
2.61040
3.14779
145
0.67619
1.28742
1.65543
1.97646
2.35234
2.61016
3.14739
146
0.67617
1.28738
1.65536
1.97635
2.35216
2.60992
3.14699
147
0.67616
1.28734
1.65529
1.97623
2.35198
2.60969
3.14660
148
0.67615
1.28730
1.65521
1.97612
2.35181
2.60946
3.14621
149
0.67614
1.28726
1.65514
1.97601
2.35163
2.60923
3.14583
150
0.67613
1.28722
1.65508
1.97591
2.35146
2.60900
3.14545
151
0.67612
1.28718
1.65501
1.97580
2.35130
2.60878
3.14508
152
0.67611
1.28715
1.65494
1.97569
2.35113
2.60856
3.14471
153
0.67610
1.28711
1.65487
1.97559
2.35097
2.60834
3.14435
154
0.67609
1.28707
1.65481
1.97549
2.35081
2.60813
3.14400
155
0.67608
1.28704
1.65474
1.97539
2.35065
2.60792
3.14364
156
0.67607
1.28700
1.65468
1.97529
2.35049
2.60771
3.14330
157
0.67606
1.28697
1.65462
1.97519
2.35033
2.60751
3.14295
158
0.67605
1.28693
1.65455
1.97509
2.35018
2.60730
3.14261
159
0.67604
1.28690
1.65449
1.97500
2.35003
2.60710
3.14228
160
0.67603
1.28687
1.65443
1.97490
2.34988
2.60691
3.14195
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 4
Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
161
0.67602
1.28683
1.65437
1.97481
2.34973
2.60671
3.14162
162
0.67601
1.28680
1.65431
1.97472
2.34959
2.60652
3.14130
163
0.67600
1.28677
1.65426
1.97462
2.34944
2.60633
3.14098
164
0.67599
1.28673
1.65420
1.97453
2.34930
2.60614
3.14067
165
0.67598
1.28670
1.65414
1.97445
2.34916
2.60595
3.14036
166
0.67597
1.28667
1.65408
1.97436
2.34902
2.60577
3.14005
167
0.67596
1.28664
1.65403
1.97427
2.34888
2.60559
3.13975
168
0.67595
1.28661
1.65397
1.97419
2.34875
2.60541
3.13945
169
0.67594
1.28658
1.65392
1.97410
2.34862
2.60523
3.13915
170
0.67594
1.28655
1.65387
1.97402
2.34848
2.60506
3.13886
171
0.67593
1.28652
1.65381
1.97393
2.34835
2.60489
3.13857
172
0.67592
1.28649
1.65376
1.97385
2.34822
2.60471
3.13829
173
0.67591
1.28646
1.65371
1.97377
2.34810
2.60455
3.13801
174
0.67590
1.28644
1.65366
1.97369
2.34797
2.60438
3.13773
175
0.67589
1.28641
1.65361
1.97361
2.34784
2.60421
3.13745
176
0.67589
1.28638
1.65356
1.97353
2.34772
2.60405
3.13718
177
0.67588
1.28635
1.65351
1.97346
2.34760
2.60389
3.13691
178
0.67587
1.28633
1.65346
1.97338
2.34748
2.60373
3.13665
179
0.67586
1.28630
1.65341
1.97331
2.34736
2.60357
3.13638
180
0.67586
1.28627
1.65336
1.97323
2.34724
2.60342
3.13612
181
0.67585
1.28625
1.65332
1.97316
2.34713
2.60326
3.13587
182
0.67584
1.28622
1.65327
1.97308
2.34701
2.60311
3.13561
183
0.67583
1.28619
1.65322
1.97301
2.34690
2.60296
3.13536
184
0.67583
1.28617
1.65318
1.97294
2.34678
2.60281
3.13511
185
0.67582
1.28614
1.65313
1.97287
2.34667
2.60267
3.13487
186
0.67581
1.28612
1.65309
1.97280
2.34656
2.60252
3.13463
187
0.67580
1.28610
1.65304
1.97273
2.34645
2.60238
3.13438
188
0.67580
1.28607
1.65300
1.97266
2.34635
2.60223
3.13415
189
0.67579
1.28605
1.65296
1.97260
2.34624
2.60209
3.13391
190
0.67578
1.28602
1.65291
1.97253
2.34613
2.60195
3.13368
191
0.67578
1.28600
1.65287
1.97246
2.34603
2.60181
3.13345
192
0.67577
1.28598
1.65283
1.97240
2.34593
2.60168
3.13322
193
0.67576
1.28595
1.65279
1.97233
2.34582
2.60154
3.13299
194
0.67576
1.28593
1.65275
1.97227
2.34572
2.60141
3.13277
195
0.67575
1.28591
1.65271
1.97220
2.34562
2.60128
3.13255
196
0.67574
1.28589
1.65267
1.97214
2.34552
2.60115
3.13233
197
0.67574
1.28586
1.65263
1.97208
2.34543
2.60102
3.13212
198
0.67573
1.28584
1.65259
1.97202
2.34533
2.60089
3.13190
199
0.67572
1.28582
1.65255
1.97196
2.34523
2.60076
3.13169
200
0.67572
1.28580
1.65251
1.97190
2.34514
2.60063
3.13148
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 5
Titik Persentase atas Distribusi Chi-Square ( χ2 )
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com)
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com)
Page 1
Titik Persentase Distribusi Chi-Square untuk d.f. = 1 - 50
Pr
0.25
0.10
0.05
0.010
0.005
0.001
1
1.32330
2.70554
3.84146
2
2.77259
4.60517
5.99146
6.63490
7.87944
10.82757
9.21034
10.59663
3
4.10834
6.25139
13.81551
7.81473
11.34487
12.83816
16.26624
4
5.38527
5
6.62568
7.77944
9.48773
13.27670
14.86026
18.46683
9.23636
11.07050
15.08627
16.74960
6
20.51501
7.84080
10.64464
12.59159
16.81189
18.54758
22.45774
7
9.03715
12.01704
14.06714
18.47531
20.27774
24.32189
8
10.21885
13.36157
15.50731
20.09024
21.95495
26.12448
df
9
11.38875
14.68366
16.91898
21.66599
23.58935
27.87716
10
12.54886
15.98718
18.30704
23.20925
25.18818
29.58830
11
13.70069
17.27501
19.67514
24.72497
26.75685
31.26413
12
14.84540
18.54935
21.02607
26.21697
28.29952
32.90949
13
15.98391
19.81193
22.36203
27.68825
29.81947
34.52818
14
17.11693
21.06414
23.68479
29.14124
31.31935
36.12327
15
18.24509
22.30713
24.99579
30.57791
32.80132
37.69730
16
19.36886
23.54183
26.29623
31.99993
34.26719
39.25235
17
20.48868
24.76904
27.58711
33.40866
35.71847
40.79022
18
21.60489
25.98942
28.86930
34.80531
37.15645
42.31240
19
22.71781
27.20357
30.14353
36.19087
38.58226
43.82020
20
23.82769
28.41198
31.41043
37.56623
39.99685
45.31475
21
24.93478
29.61509
32.67057
38.93217
41.40106
46.79704
22
26.03927
30.81328
33.92444
40.28936
42.79565
48.26794
23
27.14134
32.00690
35.17246
41.63840
44.18128
49.72823
24
28.24115
33.19624
36.41503
42.97982
45.55851
51.17860
25
29.33885
34.38159
37.65248
44.31410
46.92789
52.61966
26
30.43457
35.56317
38.88514
45.64168
48.28988
54.05196
27
31.52841
36.74122
40.11327
46.96294
49.64492
55.47602
28
32.62049
37.91592
41.33714
48.27824
50.99338
56.89229
29
33.71091
39.08747
42.55697
49.58788
52.33562
58.30117
30
34.79974
40.25602
43.77297
50.89218
53.67196
59.70306
31
35.88708
41.42174
44.98534
52.19139
55.00270
61.09831
32
36.97298
42.58475
46.19426
53.48577
56.32811
62.48722
33
38.05753
43.74518
47.39988
54.77554
57.64845
63.87010
34
39.14078
44.90316
48.60237
56.06091
58.96393
65.24722
35
40.22279
46.05879
49.80185
57.34207
60.27477
66.61883
36
41.30362
47.21217
50.99846
58.61921
61.58118
67.98517
37
42.38331
48.36341
52.19232
59.89250
62.88334
69.34645
38
43.46191
49.51258
53.38354
61.16209
64.18141
70.70289
39
44.53946
50.65977
54.57223
62.42812
65.47557
72.05466
40
45.61601
51.80506
55.75848
63.69074
66.76596
73.40196
41
46.69160
52.94851
56.94239
64.95007
68.05273
74.74494
42
47.76625
54.09020
58.12404
66.20624
69.33600
76.08376
43
48.84001
55.23019
59.30351
67.45935
70.61590
77.41858
44
49.91290
56.36854
60.48089
68.70951
71.89255
78.74952
45
50.98495
57.50530
61.65623
69.95683
73.16606
80.07673
46
52.05619
58.64054
62.82962
71.20140
74.43654
81.40033
47
53.12666
59.77429
64.00111
72.44331
75.70407
82.72042
48
54.19636
60.90661
65.17077
73.68264
76.96877
84.03713
49
55.26534
62.03754
66.33865
74.91947
78.23071
85.35056
50
56.33360
63.16712
67.50481
76.15389
79.48998
86.66082
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com)
Page 2
Titik Persentase Distribusi Chi-Square untuk d.f. = 51 - 100
Pr
0.25
0.10
0.05
0.010
0.005
0.001
51
57.40118
64.29540
68.66929
77.38596
80.74666
87.96798
52
58.46809
65.42241
69.83216
78.61576
82.00083
89.27215
53
59.53435
66.54820
70.99345
79.84334
83.25255
90.57341
54
60.59998
67.67279
72.15322
81.06877
84.50190
91.87185
55
61.66500
68.79621
73.31149
82.29212
85.74895
93.16753
56
62.72942
69.91851
74.46832
83.51343
86.99376
94.46054
57
63.79326
71.03971
75.62375
84.73277
88.23638
95.75095
58
64.85654
72.15984
76.77780
85.95018
89.47687
97.03883
59
65.91927
73.27893
77.93052
87.16571
90.71529
98.32423
60
66.98146
74.39701
79.08194
88.37942
91.95170
99.60723
61
68.04313
75.51409
80.23210
89.59134
93.18614
100.88789
62
69.10429
76.63021
81.38102
90.80153
94.41865
102.16625
63
70.16496
77.74538
82.52873
92.01002
95.64930
103.44238
64
71.22514
78.85964
83.67526
93.21686
96.87811
104.71633
65
72.28485
79.97300
84.82065
94.42208
98.10514
105.98814
66
73.34409
81.08549
85.96491
95.62572
99.33043
107.25788
67
74.40289
82.19711
87.10807
96.82782
100.55401
108.52558
68
75.46124
83.30790
88.25016
98.02840
101.77592
109.79130
69
76.51916
84.41787
89.39121
99.22752
102.99621
111.05507
70
77.57666
85.52704
90.53123
100.42518
104.21490
112.31693
71
78.63374
86.63543
91.67024
101.62144
105.43203
113.57694
72
79.69042
87.74305
92.80827
102.81631
106.64763
114.83512
73
80.74670
88.84992
93.94534
104.00983
107.86174
116.09151
74
81.80260
89.95605
95.08147
105.20203
109.07438
117.34616
75
82.85812
91.06146
96.21667
106.39292
110.28558
118.59909
76
83.91326
92.16617
97.35097
107.58254
111.49538
119.85035
77
84.96804
93.27018
98.48438
108.77092
112.70380
121.09996
78
86.02246
94.37352
99.61693
109.95807
113.91087
122.34795
79
87.07653
95.47619
100.74862
111.14402
115.11661
123.59437
80
88.13026
96.57820
101.87947
112.32879
116.32106
124.83922
81
89.18365
97.67958
103.00951
113.51241
117.52422
126.08256
82
90.23670
98.78033
104.13874
114.69489
118.72613
127.32440
83
91.28944
99.88046
105.26718
115.87627
119.92682
128.56477
84
92.34185
100.97999
106.39484
117.05654
121.12629
129.80369
85
93.39395
102.07892
107.52174
118.23575
122.32458
131.04120
86
94.44574
103.17726
108.64789
119.41390
123.52170
132.27732
87
95.49723
104.27504
109.77331
120.59101
124.71768
133.51207
88
96.54842
105.37225
110.89800
121.76711
125.91254
134.74548
89
97.59932
106.46890
112.02199
122.94221
127.10628
135.97757
90
98.64993
107.56501
113.14527
124.11632
128.29894
137.20835
91
99.70026
108.66058
114.26787
125.28946
129.49053
138.43786
92
100.75031
109.75563
115.38979
126.46166
130.68107
139.66612
93
101.80009
110.85015
116.51105
127.63291
131.87058
140.89313
94
102.84960
111.94417
117.63165
128.80325
133.05906
142.11894
95
103.89884
113.03769
118.75161
129.97268
134.24655
143.34354
96
104.94783
114.13071
119.87094
131.14122
135.43305
144.56697
97
105.99656
115.22324
120.98964
132.30888
136.61858
145.78923
98
107.04503
116.31530
122.10773
133.47567
137.80315
147.01036
99
108.09326
117.40688
123.22522
134.64162
138.98678
148.23036
100
109.14124
118.49800
124.34211
135.80672
140.16949
149.44925
df
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com)
Page 3