PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH: Nourma Utami 107082003373
JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AUDITING FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : NOURMA UTAMI NIM : 107082003373
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432 H ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 27 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Nourma Utami
2. NIM
: 107082003373
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 April 2011 1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
( _________________ ) Ketua
2. Rahmawati, SE, MM NIP. 19770814 200604 2 003
( _________________ ) Sekretaris
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak NIP. 19760924 200604 2 002
( _________________ ) Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 31 Mei 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Nourma Utami 2. NIM : 107082003373 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”. Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Mei 2011 1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
( _________________ ) Ketua
2. Rahmawati, SE, MM NIP. 19770814 200604 2 003
( _________________ ) Sekretaris
3. Dr. Amilin, SE., Ak, M.Si NIP. 19730615 200501 1 009
( _________________ ) Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MS NIP. 19690203 200112 1 003
( _________________ ) Pembimbing I
5. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak NIP. 19620502 1993031 003
( _________________ ) Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Nourma Utami
NIM
: 107082003373
Jurusan
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Pengaruh
independensi,
integritas
dan
kewenangan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
Jakarta, Mei 2011
(Nourma Utami) 10708200373
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Nourma Utami
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 14 Februari 1989
3. Alamat
: Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05 No.63, Kel. Cempaka Putih, kec. Ciputat Timur, Tangerang 15412
4. Telepon
: 085695080470
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. TK. Assalamah
Tahun 1994-1995
2. SDN Cempaka Baru 1
Tahun 1995-2001
3. SMP Negeri 2 Ciputat
Tahun 2001-2004
4. SMK 2 Mei Ciputat
Tahun 2004-2007
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007-2011
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Osis SMK 2 Mei Ciputat Sebagai Bendahara Umum (2005-2006) 2. STARS 43 Jakarta Sebagai Anggota (2007-Sekarang) 3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Anggota Div. Keputrian (2008-2009) dan sebagai Koordinator Keputrian (2009-2010)
vi
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Sebagai Anggota Kemahasiswaan (2009-2010) dan Anggota Div. Sosial Keagamaan (20102011) 5. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN SyaHid sebagai anggota Div. Kehumasan (2010-2011)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: H. Ma’ruf Hidayat
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 20 Mei 1962
3. Ibu
: Neneng Noerseha
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Pandeglang, 06 Juli 1967
5. Alamat
: Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05 No. 63 Cempaka Putih, Ciputat Timur 15412
vii
INFLUENCE OF INDEPENDENCE, INTEGRITY, AND AUTHORITY TO EFFECTIVENESS OF THE AUDIT COMMITTEE
ABSTRACT
This study examines the influence of independence, integrity, and authority to effectiveness of the audit committee. The respondents in this study is audit committee that work for company in Jakarta. The total of audit committee that were visited in this study were 53members of audit committee from 20 company. The method of determining the sample by using purposive sampling method, while the data processing method used by researcher is multiple regression. The result shows that variable authority influence significantly to effectiveness of the audit committee. Independence and integrity not influence significantly to effectiveness of the audit committee. Keyword: independence, integrity, authority, effectiveness of the audit committee
viii
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Responden dalam penelitian ini adalah anggota satuan Komite Audit yang bekerja diberbagai sektor pada perusahaan di Jakarta. Jumlah anggota Komite Audit yang menjadi sampel penelitian ini adalah 53 orang anggota dari 20 perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, sedangkan variabel kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Kata kunci : Independesi, integritas, kewenangan, efektivitas peranan komite audit
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis.
2.
Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Bapak Prof. Ahmad Rodoni, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7.
Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak, selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
8.
Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
x
9.
Seseorang yang selalu memberikan semangat serta motivasi yang sangat berharga dan tiada henti-hentinya untuk penulis, serta teman-teman yang selalu membantu, specialnya buat temen2 Komda, BEMJ Akun, dan LDK (Humas). Makasih yah,,,,,,,,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2011
(Nourma Utami)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi..........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif .......................................................
iii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ...............................................................
iv
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ...................................................................
v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
vi
Abstract ............................................................................................................ viii Abstrak............................................................................................................
ix
Kata Pengantar ..............................................................................................
x
Daftar Isi .........................................................................................................
xii
Daftar Tabel....................................................................................................
xv
Daftar Gambar ............................................................................................... xvi Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii BAB. I.
BAB. II.
PENDAHULUAN...................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
B. Perumusan Masalah ...........................................................
8
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
8
D. Manfaat Penelitian .............................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
10
A. Tinjaan Literatur.................................................................
10
1. Internal Control ............................................................
10
xii
2. Good Corporate Governance ......................................
12
3. Komite Audit................................................................
14
4. Independensi ................................................................
19
5. Integritas.......................................................................
20
6. Kewenangan.................................................................
21
B. Keterkaitan Antar Variabel ................................................
24
1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite Audit.............................................................................
24
2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit...
26
3. Kewenangan dengan Efektivitas Peranan Komite Audit 27
BAB. III.
C. Hasil Penelitian Sebelumnya..............................................
29
D. Kerangka Pemikiran...........................................................
31
METODOLOGI PENELITIAN ...........................................
33
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................
33
B. Metode Penentuan Sampel.................................................
33
C. Metode Pengumpulan Data ................................................
34
1. Riset Lapangan.............................................................
34
2. Riset Kepustakaan........................................................
34
D. Metode Analisis .................................................................
35
1. Uji Statistik Deskriptif .................................................
36
2. Uji Kualitas Data..........................................................
36
a. Uji Validitas .............................................................
36
b. Uji Reliabilitas .........................................................
37
xiii
BAB IV.
3. Uji Asumsi Klasik........................................................
37
a. Uji Multikolonieritas ................................................
37
b. Uji Heteroskedastisitas.............................................
38
c. Uji Normalitas Data..................................................
39
4. Uji Hipotesis ................................................................
40
a. Koefisien Determinasi..............................................
41
b. Uji Statistik F ...........................................................
41
c. Uji t...........................................................................
42
E. Operasional Variabel Penelitian.........................................
43
1. Independensi ................................................................
43
2. Integritas.......................................................................
43
3. Kewenangan.................................................................
44
4. Efektivitas Peranan Komite Audit ..............................
44
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN....................................
45
A. Gambaran Objek Penelitian ...............................................
45
1. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................
45
2. Karakteristik Profil Responden ...................................
47
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...........................................
48
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif........................................
48
2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................
50
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................
53
4. Hasil Uji Hipothesis .....................................................
57
5. Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................
59
xiv
C. Pembahasan........................................................................
62
PENUTUP ...............................................................................
64
A. Kesimpulan ........................................................................
64
B. Implikasi ............................................................................
65
C. Keterbatasan.......................................................................
66
D. Saran...................................................................................
67
Daftar Pustaka ..................................................................................................
68
Lampiran-Lampiran .........................................................................................
72
BAB V.
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Tabel Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya …………….
29
3.1
Tabel Operasional Variabel Penelitian ………………………...
43
4.1
Tabel Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner ………...
46
4.2
Tabel Data Distribusi Sampel …………………………………
46
4.3
Tabel Karakteristik Responden ……………………………….
47
4.4
Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………...
49
4.5
Tabel Hasil Uji Validitas Independensi ………………………
50
4.6
Tabel Hasil Uji Validitas Integritas …………………………..
51
4.7
Tabel Hasil Uji Validitas Kewenangan ……………………….
51
4.8
Tabel Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit …
52
4.9
Tabel Hasil Uji Reliabilitas ……………………………………
53
4.10
Tabel Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………
54
4.11
Tabel Hasil Uji Regresi Berganda ……………………………..
58
4.12
Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………...
59
4.13
Tabel Hasil Uji Statistik F ………………………………………
60
4.14
Tabel Hasil Uji Statistik t ……………………………………….
61
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Gambar Kerangka Pemikiran ………………………………….
4.1
Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Scatterplot …………. 55
4.2
Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot ……………… 56
4.3
Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Histogram …………. 57
xvii
31
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Surat Peneliitian Skripsi ..................................................... 72
2.
Surat Penelitian.................................................................... 74
3.
Surat Keterangan dari Perusahaan....................................... 77
4.
Kuesioner Penelitian............................................................ 86
5.
Daftar Jawaban Responden ................................................. 94
6.
Output Hasil Pengujian Data ............................................... 104
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perhatian dunia usaha terhadap good corporate governance (GCG) meningkat sejak negara-negara di Asia dihantam krisis ekonomi pertengahan tahun 1997 dan terbukanya skandal keuangan perusahaan raksasa dunia, termasuk Enron Corporation, Worldcom dan Global Crossing. Krisis ini berdampak sangat luas terutama dalam merontokkan rezim-rezim politik yang berkuasa di Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Ketiga negara yang diawal tahun 1990-an dipandang sebagai “Macan Asia” harus mengakui bahwa pondasi ekonomi mereka rapuh, yang akhirnya berujung pada krisis keuangan, ekonomi, dan akhirnya merambat kepada krisis politik (Gusnardi, 2008:59). Sebab utama terjadinya krisis keuangan yang melanda banyak negara di Asia saat itu ialah karena lemahnya pelaksanaan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, baik sektor swasta maupun BUMN. Hal ini ditandai dengan kurang transparannya pengelolaan perusahaan sehingga tidak ada kontrol yang baik dan menyebabkan campur tangan antara pemegang saham mayoritas dengan manajemen perusahaan (Murtanto dan Maulana, 2005:2). Eddy Marta (2006:1) menyatakan bahwa sistem tata kelola yang tertib dan terbuka ini biasa disebut dengan good corporate governance (GCG), bahkan dipromosikan lebih lanjut oleh berbagai institute management,
1
lembaga keuangan dunia seperti The World Bank dan Asian Development Bank juga berbagai kalangan akademisi di dunia pendidikan. Salah satu prasyarat implementasi good corporate governace (GCG) di BUMN dan perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit (Audit Committee) di dalam organisasi perusahaan (Alijoyo, 2003:1). Keberadaan Komite Audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu bagian dari tata kelola organisasi perusahaan yang baik (good corporate governance). Selain itu kehadiran Komite Audit akhir-akhir ini telah mendapat respon yang positif dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Indonesia (BEI), Para Investor, Profesi Hukum (Advokat), Profesi Akuntan serta Independent Appraisal (Muhammad Arif, 2005:51-57). Teoh dan Wong (1993) dalam Agung (2005:2) menyatakan bahwa Tugas Komite Audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena Komite Audit diharapkan dapat membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran Komite Audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan. Keharusan membentuk Komite Audit pada perusahaan yang go public dinyatakan dalam Surat Edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2000 tanggal 5
2
Mei 2000 dan Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep315/BEJ/06/2000 yang mewajibkan semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki Komite Audit. Ketentuan mengenai Komite Audit pada perusahaan yang listed di BEJ telah ditegaskan kembali oleh Bapepam dengan surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 mengenai kewajiban pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit (Peraturan Nomor IX.1.5) yang kemudian diperbarahui dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 (Makhdalena, 2007 : 980). Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit bergantung kepada apa yang dilaporkan oleh BRC mengenai laporan keuangan. Karenanya Komite Audit merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Direksi, khususnya dalam melaksanakan proses pengawasan dan pemantauan (Sandra, 2005:3). Selain itu manfaat Komite Audit bagi akuntan independen adalah untuk menilai dan menata kembali hubungannya dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi kliennya. Bagi auditor intern, keberadaan Komite Audit akan mempengaruhi mekanisme kegiatannya termasuk tanggung jawabnya dalam penyajian laporan keuangan audit. Bagi profesi akuntansi, keberadaan Komite Audit merupakan suatu tantangan dan peluang yang baru. Dan bagi pihak-pihak lain, seperti pemilik, pemegang saham, dan kreditur, keberadaan Komite Audit memiliki nilai tersendiri (Sanjaya, 2005:149). Namun, keberadaan Komite Audit saja belum cukup untuk menghindarkan perusahaan dari kasus-kasus keuangan terutama kasus
3
manajemen laba. Komite Audit ternyata juga membutuhkan independensi, integritas, serta kewenangan agar dapat lebih efektif dalam menjalankan perannya, hal ini telah dipertegas dalam keputusan Ketua BAPEPAM. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan yang terdaftar pada BEI harus memiliki Komite Audit. Komite Audit diwajibkan beranggotakan minimal tiga orang independen dan minimal salah satunya memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi atau keuangan. Salah satu anggota Komite Audit harus berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua Komite Audit (Sugeng, dkk 2010:2). Independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan dari moralitas yang melandasi integritasnya seperti yang diterangkan dalam www.firmsstat.com, Rabu (28/7/2010), bahwa hal ini perlu disadari karena Komite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal Auditor. Dengan demikian status organisasi Komite Audit berbeda dari status auditor internal. Komite Audit dibentuk dalam rangka pendelegasian kewenangan yang ada pada pemegang saham serta dewan komisaris sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menilai pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen. Adanya ketegasan wewenang Komite Audit secara formal dan tertulis, dimuat dalam anggaran dasar dan akte atau statute perusahaan. Wewenang yang didelegasikan kepada Komite Audit berhubungan erat dengan aspek pengendalian, akuntabilitas manajemen, dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan bisnis perusahaan.
4
Fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh kompetensi para anggota Komite Audit terhadap tekhnik dan kebijakan akuntansi dari audit (Zulaikha, dkk 1999:12). Menurut Muhammad Arif (2007:1), perkembangan praktek Komite Audit di Indonesia dapat dibedakan atas 3 (tiga) hal sesuai dengan jenis atau kharakteristik perusahaan yang ada, seperti Perbankan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan Publik. Komite Audit yang di berlakukan dikalangan Perbankan dinamakan Dewan Audit atau Badan Audit. Dewan Audit
diatur
berdasarkan
surat
keputusan
Bank
Indonesia
No.
27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Komite Audit di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah diatur dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN, antara lain pada pasal 70 disebutkan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membetnuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit tersebut dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Keterangan lebih rinci tentang Komite Audit telah diatur melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor : KEP133/M-PBUMN/1999 tanggal 6 Maret 1999 tentang pembentukan Komite Audit bagi BUMN. Dan yang ketiga adalah Komite Audit bagi Perusahaan Publik. Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal keanggotaan Komite
5
Audit bahwa anggota Komite Audit harus bebas dari setiap kewajiban kepada perusahaan tercatat dan tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap perusahaan tercatat atau Direksi atau Komisaris Perusahaan tercatat dan bebas dari keadaan yang dapat menyebabklan pihak lain meragukan sikap independensinya. Timbulnya konsep Komite Audit merupakan fenomena untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian perusahaan. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak harapan yang dibebankan kepada Komite Audit, terutama pada Independensi, Integritas, dan Kewenangan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit sangat dipengaruhi oleh sikap Independensi yang kuat untuk mengahadapi berbagai tekanan peran yang dapat menurunkan kinerjanya. Disamping itu, integritas seorang Komite Audit merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama, integritas yang tinggi akan berdampak kepada perilaku Komite Audit sehingga mampu membaca dan menghadapai perasaan orang lain dengan efektif. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk memperbaiki kinerjanya di masa yang akan datang. Kedua, sampai dengan tahap penyelesaian penelitian ini, peneliti belum menemukan penelitian yang menaruh perhatiannya mengenai
kewenangan
terhadap
efektivitas
peranan
Komite
Audit.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Independensi,
Integritas
Efektivitas Peranan Komite Audit”.
6
dan
Kewenangan
terhadap
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan Edy ( 2005). Perbedaan Penelitian ini dengan penelitian terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Obyek penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti memilih sampel penelitian dari berbagai sektor perusahaan baik publik, swasta maupun BUMN. Hal ini dikarenakan peneliti tertarik untuk meneliti berbagai sektor perusahaan tersebut, dan bagaimana perbedaannya. 2. Mengganti satu variabel independen dari penelitin sebelumnya. Variabel penelitian yang digunakan sebelumnya adalah independensi, integritas, dan keahlian audit yang diduga mempengaruhi efektivitas peranan komite audit. Sedangakan dalam penelitian ini, peneliti mengganti salah satu variabel yaitu Keahlian yang digantikan dengan variabel kewenangan. Sebab, Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit dalam sebuah perusahaan. Selain itu, kewenangan yang dimiliki oleh komite Audit untuk menjalankan pekerjaannya merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama bagi komite audit. 3. Metode Penentuan Sampel terdahulu adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling, akan tetapi kali ini peneliti menggunakan Purposive Sampling. Hal ini di karenakan peneliti hanya ingin meneliti tentang Komite Audit sebagai target penelitian sebagai sampel tidak acak.
7
B. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian yang peneliti paparkan, peneliti mencoba untuk membagi perumusan masalah penelitian yang dilakukan diantaranya : 1. Apakah independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit? 2. Berapa besar variabel Independensi, integritas, dan kewenangan mampu mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas halhal sebagai berikut : 1. Menganalisis independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. 2. Menganalisis besarnya variabel independensi, integritas, dan kewenangan mampu mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit
D. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Teoritis a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi khususnya dan Pembaca umumnya, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peranan Komite Audit ditubuh perusahaan, dan bagaimana perannya dalam menjalankan profesinya.
8
b. Masyarakat, Sebagai sarana informasi tentang Komite Audit serta menambah wawasan pada bidang akuntansi. c. Peneliti Berikutnya, Sebagai referensi yang dapat menjadi informasi tambahan sehingga peneliti berikutnya mampu memberikan hasil yang lebih baik. 2. Kontribusi Praktis a. Komite Audit, Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi Komite Audit untuk dapat bersikap lebih independen dan memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan perannya pada perusahaan khususnya dan masayarakat umumnya. b. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI), Agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas perannya sebagai komite audit yang memiliki peranan sangat penting bagi perusahaan serta dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas Komite Audit di Indonesia. c. Perusahaan/ user pengguna jasa Komite Audit, Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pengguna ataupun user dari pengguna jasa Komite Audit dapat mengetahui nilai lebih dari menggunakan jasa Komite Audit bagi perusahaan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Internal Control Laporan COSO (Committee of Supporting Organization of The Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manjemen, dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut : (Jusuf, 2001:252 dalam Murtanto dan Edy, 2005:3) 1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi Komponen struktur pengendalian intern terdiri dari lima (5), yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran resiko (risk assesment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi
(information
and
communication),
dan
pemantaun
(monitoring) (Arens, et.al, 2003 :274). Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian (control environment). Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, dan pemilik satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya
10
terhadap satuan usaha tersebut. Lingkungan pengendalian terdiri dari sub komponen, yaitu : a. Integritas dan nilai-nilai etika (integrity and ethical value). b. Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence). c. Partisipasi dewan komisaris atau Komite Audit (board of directors or audit committee participation). d. Falsafah manajemen dan gaya operasi (management’s philosophy and operating style). e. Struktur organisasi (organizational structure). f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assigmnet of authority and responsibility). g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian (human resources policies and practices). 2. Penaksiran Resiko (risk assesment). Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapi tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menetukan bagaimana resiko harus dikelola. 3. Aktivitas Pengendalian (control activities). Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. 4. Informasi dan Komunikasi (information andcommunication). Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
11
5. Pemantauan (monitoring). Pemantauan
adalah
proses
yang
menetukan
kualitas
kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa internal control merupakan suatu pengendalian yang diterapkan di dalam sebuah perusahaan dan digunakan sebagai suatu alat pengendalian yang di rancang untuk mencapai tujuan perusahaan diantaranya adalah keandalan laporan keuangan, kesesuaian peraturan dengan undang-undang yang berlaku serta terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan perusahaan. 2. Good Corporate Governance Defini Good Corporate Governance menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2006) adalah sebagai berikut : “Corporate governance can therefore be defined as : a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employes and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies are directed and controlled. (taken from Cadbury Committee of United Kingdom). The objective of corporate governance is to create added value to the stakeholders”. FCGI menuliskan prinsip-prinsip Internasional mengenai Good Corporate Governance, (Gunarsih dan Hartadi dalam Murtanto dan Edy, 2005:5) antara lain mencakup : 1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of Shareholders).
12
Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahanperubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. 2. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (The Equitable Treatment of Shareholders). Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam. 3. Peranan Stakeholders yang terkait dengan perusahaan (The Roles of Stakeholders). Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif anata perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. 4. Keterbukaan dan Transparansi (Disclosure and Transparancy). Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan. 5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (The Responsibilities of The Board). Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan pemegang saham.
13
Eddy Marta (2006), menjelaskan bahwa kaidah-kaidah dasar good corporate governance yang baik merupakan jalinan keterkaitan antar stakeholder perusahaan yang digunakan untuk menetapkan dan mengawasi arah stratejik dan kinerja usaha suatu organisasi. Dalam prakteknya good corporate governance merupakan acuan tertulis (pedoman) mengenai kesepakatan antar para stakeholders dalam mengidentifikasi dan merumuskan
keputusan-keputusan
strategis
secara
efektif
dan
terkoordinasi (Hitt dkk, 2000). Dengan bekal dari pedoman tersebut maka dapat dibangun saling kepercayaan antara pemilik perusahaaan dan para pimpinan perusahaan (Dewan Direksi dan para Manager tingkat puncak). Guna mengawasi lebih lanjut kinerja perusahaan dan menjaga kepentingan para pemilik modal secara professional, maka pemilik perusahaan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) mengangkat anggota komisaris untuk duduk dalam Dewan Komisaris. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan corporate governance atau sistem tata kelola perusahaan
good
merupakan
peraturan yang mengatur antara pihak di dalam perusahaan diantaranya manager, karyawan dengan pihak luar perusahaan yaitu para pemegang saham. 3. Komite Audit Menurut Arrens & Loebbecke (2000) yang dimaksud dengan Komite Audit adalah sebagai berikut:
14
“An audit committee is a selected number of members of company board of directors whose responsibilities include helping auditors remain independent of management. Most audit committees are made up of three to five or sometimes as many as seven directors who are not part of company management”. Menurut Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance mengenai Komite Audit adalah : “suatu Komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komiasaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit” Menurut Hiro Tugiman (1995 : 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut : ”Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau unutk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen”. Menurut Bapepam (2004) dalam penelitian Murtanto dan Edy (2005:5) Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang : a. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. b. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau perusahaan Publik. c. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik.
15
d. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), BEI mewajibkan perusahaan tercatat memiliki Komisaris Indpenden dan Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang diantaranya adalah Komisaris Independen perusahaan yang tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (Agung, 2005:3) Tujuan dan manfaat di bentuknya Komite Audit sebenarnya telah ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Dan manfaat Komite Audit di kemukakan oleh Hiro Tugiman (1995:11) adalah: a. Dewan Direksi dan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan. b. Bagi eksternal auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara
16
langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit. Forum For Corporate Governance in Indonesia memberikan saran bahwa Komite Audit harus memiliki suatu Charter atau terms of reference yang secara jelas mendefinisikan peran dan tanggung jawab Komite Audit serta kerangka kerja fungsional mereka. Tanpa adanya Charter akan sulit atau bahkan mustahil Komite Audit dapat berperan dengan baik. Merujuk pada bebreap praktek terbaik du dunia dan juga dari Forum For Corporate Governance in Indonesia, ada 8 (delapan) komponen Charter Komite Audit yang dapat dipakai sebagai masukan pembuatan Charter komite Audit di BUMN dan perusahaan publik Indonesia. 8 (Delapan) komponen tersebut (Alijoyo, 2003:3) adalah : a. Tujuan Umum dan Otoritas Komite Audit. b. Peran dan Tanggung jawab Komite Audit. c. Fungsi dari pihak-pihak yang terkait dengan Komite Audit. d. Struktur Komite Audit. e. Syarat-syarat Keanggotaan. f. Rapat-rapat Komite Audit. g. Pelaporan Komite Audit. h. Kinerja Komite Audit. Komite Audit pada saat ini telah diakui keberadaannya di hampir semua perusahaan di negara maju, terutama di Amerka Serikat, Inggris, dan Kanada, namun hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai tolak ukur keberhasilan atau efektifitas Komite Audit. Kalbers dan Fogarty 17
(1993) dalam penelitian Muhammad Arif (2005) telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Komite Audit. Hasil penelitian yang dimuat di Auditing A Journal Practise & Theory
berjudul
“Audit
Committee
Effectiveness:
An
Empirical
Investigation of the Contribution of Power”, antara lain mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Komite Audit dalam menjalankan tugasnya, yaitu : a. Kewenangan Formal dan tertulis bagi Komite Audit. b. Kerjasama Manajemen. c. Kualitas (Kompetensi) personil dari Komite Audit. Salah satu aspek yang cukup penting dalam keberhasilan Komite Audit dalam menjalankan tugasnya adalah masalah komunikasi. Oleh karena itu Komite Audit harus meningkatkan komunikasi dengan Dewan Komisaris, manajemen, Internal Aduitor dan Eksternal Auditor. Adanya komunikasi yang lancar antara Komite Audit dengan berbagai pihak tersebut dapat menunjukkan eksistensi Komite Audit lebih efektif dan dapat meringankan tugas komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan (Muhammad Arif, 2005:5). Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Komite Audit adalah sekelompok orang yang terdiri dari tiga orang anggota dan dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu mengawasi jalannya perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan tata kelola perusahaan dengan baik.
18
4. Independensi Independensi adalah bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 1998). Independensi adalah cara pandang yang tidak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksanaan dan penyusunan laporan audit (Arens dan Loebbecke, 1996:84). Murtanto dan Edy (2005:7) mendefinisikan independensi dalam auditing sebagai cara pandang yang tidak memihak di dalam penyelenggaraaan audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Independensi satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari persyaratan keanggotaan Komite Audit sebagai berikut Bapepam (2004) : a. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non audit dan atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) Bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris. b. Bukan
merupakan
orang
yang
mempunyai
wewenang
dan
tanggungjwab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris, kecuali Komisaris Independen.
19
c. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal anggota Komie Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain. d. Tidak mempunyai : a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertical dengan Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik. b) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. Beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Independensi adalah suatu sikap yang tidak memihak atau berdiri sendiri. Dalam hal ini yang berarti seorang anggota Komite Audit haruslah tidak di kendalikan ataupun terpengaruh oleh pihak lainnya yang berkepentingan. Dan tidak merangkap pekerjaan dalam satu perusahaan 5. Integritas Definisi Integritas menurut kamus kompetensi Integritas kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri
20
dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya (Edratna, 2007). Menurut Edratna (2007) integritas seorang bawahan maupun calon pemimpin dapat dilihat dari beberapa hal, yakni : a. Kode Etik yang telah dilakukan. b. Bagaimana cara mengatasi Conflict Interest yang terjadi. c. Memiliki sifat risk taker atau risk avoider. d. Komitmen terhadap Organisasi. e. Perhatian terhadap sesama. Integritas Satuan Team Komite Audit dapat terlihat dari kewenangan Komite Audit (Bapepam, 2004 dalam Murtanto dan Edy, 2005:8), yaitu Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksankan wewenang, Komite Audit bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit. Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa integritas merupakan suatu tindakan yang konsisten dan sesuai dengan kode etik perusahaan yang berkaitan dengan tugas dari seorang anggota Komite Audit. 6. Kewenangan Menurut Satria (2009), ada 2 (dua) pandangan mengenai sumber kewenangan, yaitu :
21
a. Formal, bahwa wewenang dianugerahkan karena seseorang diberi atau dilimpahkan atau di warisi hal tersebut. b. Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu di terima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Terdapat beberapa pendapat terkait wewenang komite audit. berdasarkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001:15): “Wewenang komite audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu dewan komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi pada dewan komisaris). Kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan komisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal dan memimpin suatu investigasi khusus”. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Audit akan mendapatkan wewenang, seperti akses terhadap dokumendokumen perusahaan, fasilitas perusahaan, dan karyawan perusahaan, (Moeller 2009:734). Wewenang menurut Adi Satrio (2005:601) berarti kuasa, atau hak atas sesuatu. Kewenangan yang dapat diartikan sebagai batas atau sejauh mana kekuasaan yang dimiliki suatu pihak dalam menjalankan usahanya dalam berbagai hal antara lain membuat keputusan tertentu, memerintah, atau mendapatkan informasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Arbyantoro, 2009:14). Menurut Rizky (2010:24), persamaan tanggung jawab dan wewenang adalah baik dalam teori, tetapi sukar di capai. Dapat disimpulkan, wewenang dan tanggung jawab adalah sama dalam jangka
22
panjang. Dan dalam jangka pendek, tanggung jawab lebih besar peranannya dari pada wewenang itu sendiri. Wewenang komite audit dalam peraturan No. IX. 1.5. tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, lampiran keputusan ketua Bappepam No. 29/PM/2004
bahwa Komite Audit
berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Beberapa hal yang menjadi wewenang komite audit yaitu (PT Indofarma , Committee Audit Charter): a. Kepada anggota baru komite audit diberikan orientasi program pengenalan mengenai peran, tanggung jawab dan kerangka kerja komite audit. b. Komite audit menerima otoritas dan penugasan dari dewan komisaris dengan memperhatikan peraturan yang terkait dengan pasar modal dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). c. Dalam menjalankan tugasnya komite audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. d. Komite audit, berdasarkan surat tugas dari dewan komisaris, memiliki akses atas informasi yang ada pada perusahaan dari direksi, SPI dan semua satuan organisasi perusahaan. Jika terjadi kasus/indikasi
23
penyimpangan komite audit perlu meneliti/klarifikasi kasus-kasus tersebut. e. Komite audit dengan persetujuan komisaris dapat meminta saran dan bantuan dari tenaga ahli dan profesional lain atas beban perseroan. Dengan wewenang yang memadai diharapkan komite audit dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya secara efektif sebab hal tersebut akan memudahkan dalam mengakases informasi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
B. Keterkaitan Antara Variabel 1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite Audit Menurut penelitian yang dilakukan oleh DeZoort dan Salterio (2002) dalam Vera-Munoz (2005) bahwa pengalaman dan pengetahuan audit menunjukkan hasil bahwa semakin banyak pengalaman komisaris independen dan semakin banyak pengetahuan audit berhubungan dengan semakin besar anggota Komite mendukung auditor. Sebaliknya, anggota yang memiliki pengalaman sebagai dewan komisaris dan manaejmen senior cendrung mendukung manajemen. Temuan ini berimplikasi bahwa komite audit seharuisnya beranggotakan pihak independen serta memiliki pengetahuan audit dan pelaporan keuangan. Zulaikha dkk, (1999) pada suatu studi empirisnya tentang Efektivitas Peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan mengungkapkan bahwa Independensi Komite Audit diukur dengan sejauh mana Anggota Komite Audit merangkap Manejem mempunyai pengaruh
24
yang kurang signifikan terhadapa Efektivitas Peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan. Murtanto dan Edy (2005:21) pada studi empirisnya tentang pengaruh Independensi, integritas, dan Kompetensi terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Independensi
juga
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi efektivitas komite audit (Arbyantoro, 2007). Aspek independensi komite audit merupakan hal yang sering dipersoalkan. Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi permasalahan, karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam menyatakan sikap atau pendapat. Dari penelitian DeZoort dan Salterio (2002) dalam Vera-Munoz (2005), Zulaikha, et al. (1999), Murtanto dan Edy (2005:21), dan Arbyantoro (2007), maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
25
2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit Satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari ada atau tidaknya pendelegasian wewenang, Satuan Komite Audit bagian dari manajemen atau tidak, tanggungjawab Satuan Team Komite Audit, dan juga tangungjawab Auditor Internal. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 50% anggota Komite Audit memiliki Integritas dalam menjalankan tugas serta tanggungjawabnya. Zulaikh, dkk. (1999) dalam suatu studi empiris tentang efektivitas peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan mengungkapkan bahwa integritas Komite Audit dilihat dari kewenangan dan status organisasi Komite Audit yang diberikan
kepada Komite Audit
mempunyai pengaruh yang kurang signifikan terhdap efektivitas peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan. Murtanto dan Edy (2005:21), menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Dari kajian teori dan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
26
3. Kewenangan dengan Efektivitas peranan Komite Audit Zulaikha, dkk (1999), meneliti tentang faktor wewenang dan status organisasi terhadap efektivitas Komite Audit, dari penelitian tersebut diketahui bahwa faktor wewenang dan status organisasi kurang berpengarauh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Sedangkan menurut (Arbyantoro, 2007:14) wewenang dapat diartikan sebagai batas atau sejauh mana kekuasaan yang dimiliki oleh suatu pihak dalam menjalankan usahanya dalam berbagai hal seperti mengambil keputusan, memerintah, atau mendapatkan informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan dari hasil penelitian ini menyebutkan bahwa faktor wewenang berpengaruh secara sigifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Rizky (2010:54) menyatakan bahwa hasil penelitiannya dengan judul “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi efektivitas peran Komite Audit dalam Pelaksanaan good corporate governance. Menurut Perspektif Auditor Internal” adalah kompetensi, independensi, wewenang, dan hubungan komite audit dengan internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit dalam pelaksanaan good corporate governance. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka variabel wewenang dianggap berpengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit dalam penerapan GCG. Dengan demikian maka hipotesis penelitian terakhir (Ha3) di rumuskan sebagai berikut :
27
H03
:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Ha3 : Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
efektivitas peranan Komite Audit.
28
Kewenangan
terhadap
C. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini didasarkan atas penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya No. 1.
Peneliti (Tahun) Zulaikha, dkk (1999)
2.
Murtanto dan Edy (2005)
3.
Arbyantoro (2007)
Judul Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas peranan komite audit pada perusahaan perbankan.
Pengaruh Independensi, integritas, dan kompetensi terhadap efektivitas peranan komite audit. Analisa efektivitas komite audit pada pengelolaan perusahaan properti dan real estate tahun 2007 yang tercatat di BEI.
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Wewenang, Variabel Status Independensi dan organisasi. Regresi berganda Hubungan sebagai alat komunikasi dan analisis. Kompetensi. Variabel Independensi dan Integritas. Variabel Kewenangan dan Independensi. Regresi berganda sebagai alat analisis
Bersambung ke halaman selanjutnya
29
Variabel Kompetensi dan Simple Random Sampling Variabel Kompetensi, Status organisasi. Objektivitas Hubungan dan komunikasi.
Hasil Penelitian Wewenang, kompetensi, dan independensi kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit
Independenai, integritas, dan kompetensi kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit Kewenangan, kompetensi, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit.
No. 4.
Peneliti (Tahun) Rizky Nurfajri (2010)
Judul Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas peranan Komite Audit dalam Persepsi Auditor Internal
5.
Sandra C. Vera Munoz (2005)
Corporate Governance Reforms: Redefind Expectation of Audit Committee Responsibilities and Effectiveness
6.
Sugeng dan Aprilya (2008)
Pengaruh Independensi dan Efektivitas Peranan Komite Audit terhadap Manajemen Laba.
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Responden Kewenangan dan penelitian kepada Independensi. auditor Internal. Menggunakan Dan variabel Regresi Berganda Integritas. sebagai alat analisis dan Convenience Sampling. Variabel Ditujukan kepada Independence to Corporate Effectiveness of Governance audit committe Reform Dan Financial Reporting Fraud
Variabel Independensi, pengukuran variable dengan menggunakan skala likert, alat pengujian analisis regresi.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber.
30
Hasil Penelitian Kewenangan tidak berpengaruh signifikan, kompetensi dan Independensi berpengaruh signifikan.
As a result, Audit committees face the formidable challenge of effectivelly overseeing the company’s financial reporting process in a dramatically changed-and highly chargedcorporate governance environment. Variabel keahlian, Hasil study menyatakan bahwa frekuensi karakteristik komite audit tidak pertemuan memiliki pengaruh yang signifikan komitmen waktu terhadap manajemen laba. komite audit terhadap manajemen laba.
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1. Terjadinya Krisis Keuangan yang Melanda Banyak Negara di Asia Karena Lemahnya Pelaksanaan Good Corporate Governance pada Perusahaan.
Faktor- faktor Penyebab lemahnya pelaksanaan Good Corporate Governance pada Perusahaan
Basis Teori : Teori Peran Komite Audit dan Teori-teori Auditing
Variabel Independen
Variabel Dependen
Independensi (X1) Integritas (X2)
Efektivitas Peranan Komite Audit (Y)
Kewenangan (X3)
Metode Analisis :
Bersambung pada halaman selanjutnya 31
Gambar 2.1 (Lanjutan) Metode Analisis :
Regresi Berganda
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi
Uji Validitas
Uji Validitas
Uji Validitas
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
32
Uji Reliabilitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa perusahaan yang memiliki Komite Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor publik maupun swasta dan Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Penelitian dilakukan berupa survey dengan menyebarkan kuesioner ke Komite Audit di perusahaan swasta dan Komite Audit di perusahaan Publik untuk mengetahui pendapat mereka mengenai pengaruh independensi, integritas, dan wewenang Komite Audit dalam efektivitas peranan Komite Audit.
B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki Komite Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor public maupun swasta. Dan Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Hal ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan mengenai topik penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Purposive sampling. Yaitu peneliti kemungkinan mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sample secara tidak acak (Nur dan Bambang, 2002). Metode ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui perbedaan persepsi antara Komite Audit yang berada di perusahaan sektor swasta maupun perusahaan sektor publik dalam menjalankan peranannya dan mengambil sampel Komite Audit sebagai target penelitian.
33
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan survey lapangan, dengan mendatangi langsung responden untuk diberikan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada responden ada yang bersifat tertutup dan ada yang bersifat terbuka. Kuesioner yang bersifat terbuka yaitu mengenai data diri responden yang diisi sendiri oleh responden. Dan yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan mengenai pendapat responden yang dalam hal ini berkaitan dengan Independensi, integritas, dan kewenangan yang dimiliki responden dalam menjalankan profesinya sebagai anggota Komite Audit. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Riset lapangan Riset lapangan adalah metode pengumpulan data dengan mendatangi langsung pada objek penelitian dengan menggunakan kuesioner 2. Riset kepustakaan Riset kepustakaan dilakukan dengan mengutip dari literatur yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. 1. Data primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data.
Adapun
data
34
tersebut
diperoleh
dengan
cara
mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan menggunakan kuesioner ataupun wawancara langsung kepada
Komite Audit di perusahaan Publik, dan Komite Audit yang
terdapat pada Bank maupun BUMN. 2. Data sekunder Data sekunder yang digunakan merupakan telaah literatur yang menunjukkan landasan teoritis yang diperoleh penulis dengan cara studi pustaka yaitu membaca buku referensi, majalah, jurnal penelitian dan hasil browsing internet. Bentuk pertanyaan dilakukan dengan Penilaian skala perhitungan untuk pilihan pendapat menggunakan skala likert dengan rentang angka 1 s/d 5 yang memberikan gambaran sampai sejauh mana responden melaksanakan fungsinya.
D. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh akan diukur dengan skala Likert (skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap fenomena sosial) dengan skala 1-5, dimana dinilai dari “tidak efektif” sampai dengan “sangat efektif”. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, akan dilakukan uji instrument terlebih dahulu. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable, maka instrument yang akan digunakan harus valid dan reliable (Sugiyono, 1999).
35
Metode penelitian ini di dalamnya terdapat pengujian untuk kualitas data,
pengujian asumsi klasik, dan pengujian
hipothesis. Data yang
terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical Package for The Social Sciences (SPSS) versi 17.0. 1. Uji Statistik Deskrtiptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19). 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer yang ini peneliti melakukan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan
dianggap
valid
jika
pernyataan
tersebut
mampu
menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Sarwono, 2006) Uji validitas untuk penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009).
36
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dalam variable dan konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable/handal jika jawaban seseorang terhadapa pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot, dan akan digunakan teknik uji Cronbach’s alpha. Suatu instrument dapat dikatakan andal bila memiliki koefisien diatas 0.6 (Yarnest, 2004) dalam Wulandari (2007). 3. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Jika
terjadi
korelasi
berarti
terdapat
problem
multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:95). Untuk menguji asumsi multikolonieritas dapat digunakan nilai VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1 dan tolerance mendekati angka 1 maka terjadi multikolonieritas. Multikolonieritas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni dibawah angka 0,5 (Ghozali, 2009:96). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
37
1. Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 90%), maka hal ini indikasi adanya multikolonieritas. 2. Multikolonieritas yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolonieritas adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerace yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai misal nilai tolerance 0,10
sama
dengan
tingkat
multikolonieritas
0,95.
Walaupun
multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel bebas mana sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2006:97). b. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan
ke
pengamatan
38
lainnya
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas.
Dan
jika
varians
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot dan titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:100). c. Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari
39
data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi adalah nominal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:147). 4. Uji Hipothesis Penelitian dimaksudkan untuk melihat pengaruh independensi, integritas, dan keahlian yang dimiliki Komite Audit dalam efektiitas peranan Komite Audit di suatu perusahaan sehingga digunakan metode regresi berganda. Setiap indikator yang terdapat dalam masing-masing variabel Independen. Karena dari variabel trersebut dapat diketahui pengeruhnya terhadap variabel dependen yang digunakan. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Penjelasan model diatas adalah sebagai berikut : Y
= Efektivitas Peranan Komite Audit
b1,..b3 = Koefisien regresi
40
X1
= Independesi
X2
= Integritas
X3
= Wewenang
a
= Konstan
e
= Error terms Pengujian selanjutnya dalam menganalisis hasil regresi adalah uji
koefisien determinasi, uji parsial (uji t) dan uji pengaruh simultan (uji F). 5. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangakan variasi variabel dependen. Sehingga koefisien ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen, yaitu: indepensdensi, integritas dan wewenang Komite Audit dalam menjelaskan variasi variable dependen, yaitu : Efektivitas Peranan Komite Audit. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen hal ini berarti bahwa koefisien regresi signifikan terhadap variabel dependen. a. Uji Statistik F Sedangkan uji F dilakukan dengan tujuan menguji secara keseluruhan variabel independen, yaitu: integritas dan keahlian Komite Audit terhadap satu variabel dependen, yaitu: Efektivitas Peranan Komite Audit. Secara bebas dengan signifikansi sebesar 0.05 dapat disimpulkan (Ghozali, 2006:163) :
41
1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ha diterima 2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ha ditolak b. Uji t Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila signifikan t lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho. Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Bila Ha ini diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:164)
42
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional Variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Independensi
Subvariabel Independensi
Murtanto dan Edy
Indikator 1. Tidak sebagai anggota KAP atau anggota Komite Audit yang
Skala Interval
memberikan jasa pada perusahaan.
(2005:12)
2. Tidak memiliki hubungan afiliasi. 3. Tidak Memiliki hubungan usaha. 4. Latar Belakang Pendidikan dan Pekerjaan Satuan Team Komite Audit.
Integritas
Integritas
1. Terdapat struktur Organisasi yang jelas.
Murtanto dan Edy
2. Tanggungjawab Satuan Team Komite Audit.
( 2005:12)
3. Pemahaman prilaku yaing sesuai dengan Kode Etik.
Kamus Kompetensi
4. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan
(2008:1)
keyakinannya.
Bersambung ke halaman selanjutnya
43
Interval
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Kewenangan
Subvariabel Kewenangan
Indikator 1. Akses Catatan, informasi, asset dan sumber daya perusahaan.
Rizky Nurfajri
2. Merekomendasikan Kantor Akuntan Publik.
(2010: 91)
3. Meneliti dan Menyelidiki indikasi penyimpangan. 4. Memiliki wewenang meminta saran dan bantuan tenaga ahli.
Peranan Efektivitas Peranan Komite Komite Audit Audit (Murtanto dan Edy
1. Pengawasan dan pemeriksaan
(2005:12)
3. Pengawasan terhadap proses dari manajemen resiko dan
Efektivitas
terhadap proses pelaporan
keuangan. 2. Pengawasan dan penilain audit laporan keuangan.
pengendalian 4. Pengawasan terhadap laporan auditor internal dan eksternal dan mempertimbangkan
rekomendasi
auditor
internal
dan
eksternal. 5. pengawasan proses corporate governance. 6. Memonitor kepatuhan perusahaan pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Sumber : Diolah dari berbagai sumber
44
Skala Interval
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang berada di Jakarta yang memiliki Komite Audit di sector public maupun swasta serta pada Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI). Pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mengukur pengaruh independensi, integritas, kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, dimana objek penelitian adalah satuan anggota Komite Audit. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner penelitian yang diberikan secara langsung kepada anggota Komite Audit melalui bantuan perantara pihak perusahaan dan IKAI. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal 20 Desember 2010 hingga bulan 18 Maret 2011. Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 perusahaan yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 75 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 58 kuesioner atau 71%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 24 buah atau 30%, hal ini mungkin dikarenakan birokrasi di perusahaan yang sangat sulit. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 64%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan
45
tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 5 buah atau 6%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Komite Audit Keterangan
Jumlah Prosentase
Jumlah Pengiriman Kuesioner
82
100%
Kuesioner Tidak Kembali
24
30%
Kuesiner Kembali, Namun Tidak Dapat Diolah
5
6%
Kuesioner Yang Dapat Diolah
53
64%
Sumber : Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Perusahaan
Kuesioner dikirim
Kuesioner dikembalikan
1
PT. Arpeni Pratama Ocean
3
2
2.
PT. Pembangunan Perumahan
7
6
3.
PT. Asuransi Jasa Tania
6
6
4.
PT. Asahimas Flat Glass
7
6
5.
PT. Asuransi Ramayana
7
6
6.
Bank BRI
7
5
7.
PT. Supreme Manufacturing
7
6
8.
PT. Siwani Makmur
7
6
9.
IKAI
8
10
10.
Bank BNI
1
0
11.
PT. Tempo Inti Media
5
5
12.
PT. Tambang Batu Bara
1
0
13.
PT. Wijaya Karya Persero
1
0
Cable
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
Tabel 4.2 (lanjutan) Kuesioner Nama Perusahaan dikirim
No. 14.
PT. Texmaco Enginerring
15.
Perkasa
Kuesioner dikembalikan
1
0
PT. Surya Semesta Internusa
5
0
16.
PT. Aneka Gas Industri
1
0
17.
PT. Darya Varia
1
0
18.
PT. Adhi Karya
1
0
19.
PT. Asuransi Artha
3
0
20.
PT. Asuransi Dayin Mitra
3
0
Bina
Dana
Sumber : Data primer yang diolah 2. Karakteristik Responden Berikut ini adalah karakteristik responden yang disajikan dalam tabel 4.3 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Unsur Demografi Jenis Kelamin
Demografi Responden Pria
43
81%
Wanita
10
19%
S1
16
30%
S2
34
65%
S3
2
5%
<1 tahun
4
8%
1-3 tahun
9
17%
>3 tahun
40
75%
30-35 tahun
3
5%
>35 tahun
50
95%
Pendidikan terakhir
Lama bekerja
Usia
Komite Audit
Sumber : Data primer yang diolah
47
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden penelitian Komite Audit mayoritas adalah pria, yaitu 43 orang atau sebesar 81% dan sisanya wanita sebanyak 10 orang atau sebesar 9%. Sebagian besar Komite Audit yang menjadi responden pada penelitian ini berpendidikan S2, yaitu sebanyak 34 orang atau 65%, responden yang berpendidikan S1 sebanyak 16 orang atau 30% dan untuk jenjang S3 ada sebanyak 2 orang atau 5%. Dan dari kelompok pengalaman bekerja, yang bekerja >3 tahun mendominasi hingga 40 orang atau 75%, yang bekerja 1-3 tahun sebanyak 19 orang atau 17%, dan hanya 4 orang atau 8% yang baru bekerja <1 tahun. Usia dari anggota Komite Audit berada di usia >35 tahun yang paling banyak atau 95% sedangkan untuk usia 30-35 tahun hanya ada 3 orang atau 5%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variable penelitian dan demografi responden. Statistik Deskriptif menjelaskan skala jawaban responden terhadap setiap variable yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi.
48
Tabel 4.4 Hail Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Independensi
53
22
35
28.23
2.833
Integritas
53
31
45
38.06
3.521
Kewenangan
53
11
20
16.30
2.383
Efektivitas Peranan Komite Audit
53
45
70
58.89
5.912
Valid N (listwise)
53
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden (N) yang valid dapat di proses lebih lanjut sebanyak 53 responden. Nilai minimum menunjukkan nilai akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada setiap variabel, sedangkan nilai maksimum menunjukkan nilai akumulasi tertingginya. Mean (nilai rata-\rata) menunjukkan nilai rata-rata keseluruhan jawaban pada setiap elemen variabel, dan standard deviasi pada penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat disperse atau persebaran rata-rata atas jawaban dari keseluruhan responden. Berdasarkan hasil pengolahan StatistikDeskriptif SPSS 17.0 dalam tabel di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata Independensi sebesar 28,23 dengan standard deviasi 2,833 sedangkan nilai irata-rata integritas sebesar 38,06 dengan standar deviasi 3,521. Dan pada variabel Kewenangan menujukan nilai rata-rata 16,30 dengan standard deviasi 2,383.
49
2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan
dianggap
valid
jika
pernyataan
tersebut
mampu
menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan data tersebut valid atau tidak valid adalah : 1. Butir dikatakan valid, jika nilai probabilitasnya (sig) <0,05. 2. Butir dikatakan tidak valid, jika nilai probabilitasnya (sig) >0,05. Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang akan disajikan secara lengkap dalam tebel berikut untuk setiap varibel dalam penelitian ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Independensi Nomor Butir Pernyataan
Pearson Corelation
1(IND1)
0,681**
Sig (2-Tailed) 0,000
2(IND2)
0,356**
0,009
Valid
3(IND3)
0,335**
0,014
Valid
4(IND4)
0,446**
0,001
Valid
5(IND5)
0,609**
0,000
Valid
6(IND6)
0,529**
0,005
Valid
7(IND7)
0,377**
0,000
Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
50
Keterangan Valid
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan semua butir pertanyaan untuk Varibel Independensi (X1) mempunyai nilai signifikansi <0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Integritas Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
8(INT1)
0,534**
0,000
Valid
9(INT2)
0,567**
0,000
Valid
10(INT3)
0,556**
0,000
Valid
11(INT4)
0,384**
0,000
Valid
12(INT5)
0,558**
0,000
Valid
13(INT6)
0,712**
0,000
Valid
14(INT7)
0,688**
0,000
Valid
15(INT8)
0,672**
0,000
Valid
16(INT9)
0,680**
0,000
Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.6 menunjukkan variableIntegritas mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kewenangan Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
17(KWN1)
0,672**
0,000
Valid
18(KWN2)
0,728**
0,000
Valid
19(KWN3)
0,862**
0,000
Valid
20(KWN4)
0,852**
0,000
Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah
51
Tabel 4.7 menunjukkan variableKewenangan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation 21(EPK1) 0,700** 22(EPK2) 0,382** 23(EPK3) 0,756** 24(EPK4) 0,765** 25(EPK5) 0,770** 26(EPK6) 0,567** 27(EPK7) 0,618** 28(EPK8) 0,487** 29(EPK9) 0,618** 30(EPK10) 0,624** 31(EPK11) 0,712** 32(EPK12) 0,767** 33(EPK13) 0,655** 34(EPK14) 0,474** Sumber : Data Primer yang Diolah
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variableEfektivitas Peranan Komite Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
52
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,632
Variabel Independensi
Keterangan Reliabel
Integritas
0,773
Reliabel
Kewenangan
0,788
Reliabel
Efektivitas Peranan Komite Audit
0,887
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel independensi sebesar 0,632, integritassebesar 0,773, Kewenangan sebesar 0,788 ,danEfektivitas Peranan Komite Audit sebesar 0,887. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
53
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 18.514
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
7.342
2.522
.015
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
IND
.208
.224
.100
.931
.356
.840
1.191
INT
.269
.210
.160
1.282
.206
.619
1.615
KWN
1.488
.288
.600
5.169
.000
.717
1.394
1
a. Dependent Variable: TK Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai toleranceuntuk
independensi
sebesar
0.840,
integritas
sebesar
0,619dan kewenangan sebesar 0,717 dengan VIF sebesar 1,191 untuk independensi, 1,615 untuk integritas dan 1,394 untuk kewenangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
54
pengamatan
ke
homoskedastisitas.
pengamatan Dan
jika
lainnya
tetap,
varians
maka
berbeda
disebut disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : Data primer yang diolah Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi efektivitas peranan Komite Audit berdasarkan variabel
yang
mempengaruhinya, yaituindependensi, integritas dan kewenangan. c. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau 55
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber : Data primer yang diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar beikut ini.
Sumber: Data primer yang diolah
56
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram Gambar 4.2 dan 4.3memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Regresi Berganda Anallisis regresi berganda digunakan sebagai alat untuk mengukur seberapa besar pengaruh antara variable independen (X) dengan variabel dependen (Y). Metode ini juga dapat digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara baik dan buruknya suatu variable (X) terhadapa turunnya tingkat variabel (Y), begitu juga sebaliknya. Berikut adalah table hasil pengujian regresi berganda : Tabel 4. 11 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients
Model 1(Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
18.514
7.342
IND
.208
.224
INT
.269 1.488
KWN
a
Sig.
2.522
.015
.100
.931
.356
.210
.160
1.282
.206
.288
.600
5.169
.000
a. Dependent Variable: EPK
Sumber : Data Primer yang diolah
57
t
Beta
Tabel 4. 11 Menunjukkan nilai keofisien konstanta adalah sebesar 18,514 dengan t hitung sebesar 2,522 dan nilai signifikansi sebesar 0,015. Koefisien independensi adalah sebesar 0,208 dengan tingkat signifikansi 0,356. Koefisien integritas adalah sebesar 0,269 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,206. Dan Koefisien kewenangan adalh sebesar 1,488 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, variabel independensi dan integritas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit. Hal ini berarti menerima Ho1dan Ho2. Sedangkan variabel kewenangan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan variabel kewenangan berpengaruh terhadap efektivitas peranan komite audit. 5. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary (b) b
Model Summary Model 1
R .726
R Square a
Adjusted R Square
.527
.498
Std. Error of the Estimate 4.190
a. Predictors: (Constant), KWN, IND, INT b. Dependent Variable: EPK
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan model summary (b) diatas diperoleh hasil bahwa R2 0,527, angka ini menunjukkan bahwa variasi nilai Efektivitas peranan
58
komite audit (Y) yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah sebesar 52,7%, sedangkan sisanya sebesar 47,3% (100%52,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini diantaranya variabel keahlian, komunikasi, informasi, dan kompetensi. a. Uji Statistik Fisher (Uji Simultan) Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F ANOVA (b) b
ANOVA Model
Sum of Squares
1Regression Residual Total
df
Mean Square
957.244
3
319.081
860.077
49
17.553
1817.321
52
F 18.179
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), KWN, IND, INT b. Dependent Variable: EPK
Sumber : Data primer yang diolah Dasar pengambilan keputusan untuk uji simultan antar variabel X dan Y adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0,05 atau (sig < 0,05), maka Ha diterima dan Hoditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata). 2. Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig > 0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata). Berdasarkan analisis SPSS 17.0 dari table 4. 13 diperoleh niali F sebesar 18,179 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Artinya
59
nilai signifikannya lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 <0,05). Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil diatas adalah variabel independensi, integritas, dan kewenangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit. b. Uji Statistik t (Uji Parsial) Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu
memiliki
pengaruh
yangsiginifikan
terhadap
variabel
independen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling dominan. Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t Coefficients (a) Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
18.514
7.342
IND
.208
.224
INT
.269 1.488
KWN
a
Std. Error
t
Beta
Sig.
2.522
.015
.100
.931
.356
.210
.160
1.282
.206
.288
.600
5.169
.000
a. Dependent Variable: EPK Sumber : Data primer yang diolah Dasar pengambilankeputusan untuk menerima atau menolak hipotesis setiap variabelindependen sebagai berikut, yaitu
apabila
signifikan t lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Hoditerima. Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
60
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.14di atas, uji statistik t variabel independen pada independensi, integritas, dan kewenangan memperlihatkan bahwa Independensi dan integritastidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, dan variabel kewenangan berpengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit, maka menerima Ho1 dan menolak Ha1, menerima Ho2 dan menolak Ha2, menerima Ha3 dan menolak Ho3. Hal ini tidak sejalan dengan logika teori, bahwa independensi dan integritas memiliki pengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Namun demikian, seharusnya setiap anggota Komite Audit harus memiliki independensi dan integritas dalam dirinya, karena Independensi dan integritas akan mempengaruhi kualitas dari laporan audit yang dimilikinya. Independensi yang dimiliki Komite Audit dapat meyakinkan Komisaris Independen maupun para pengguna laporan Keuangan, sedangkan integritas yang tinggi akan memberikan value added tersendiri untuk Komite Audit.
C. Pembahasan 1. Pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan komite audit. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa variabel independensi dan integritas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit. Dan variabel kewenangan menunjukkan tingkat 0,000 <
61
0,05, hal ini berarti variabel kewenangan memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas pernanan komite audit. Independensi dan integritas yang rendah akan mempengaruhi kualitas laporan komite audit, sehingga dapat menyebabkan penurunan kinerjanya pada perusahaan. Hal ini kurang konsisten dengan apa yang dijelaskan oleh Arbyantoro (2007), Rizky (2010) dan Sugeng dan Aprilya (2007) bahwa independensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit. Namun, penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha, dkk (1999), Edy dan murtanto (2005) yang menyatakan bahwa independensi, integritas, kompetensi, dan kewenangan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit. 2. Kemampuan variabel independensi, integritas, dan kewenangan dalam mempengaruhi efektivitas peranan komite audit. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah sebesar 52,7%, hal ini berarti kemampuan variabel independensi, integritas, dan kewenangan dalam mempengaruhi efektivitas peranan komite audit sebesar 52, 7%
sedangkan sisanya
sebesar 47,3% (100%-52,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha, dkk (1999), Edy dan murtanto (2005) yang menyatakan bahwa independensi, integritas, kompetensi, dan kewenangan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit.
62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil uji yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit yaitu: 1. Hasil Uji regresi ditemukanvariabel independensi dan integritas tidak berpengaruh siginifikan terhadap variabel efektivitas peranan Komite Audit.
Dan sig 0,000 untuk variable kewenangan yang menunjukkan
variabel Kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha, dkk (1999) dan Murtanto dan Edy (2005) yang menunjukkan bahwa independensi dan integritas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit. Sedangkan variabel kewenangan sebaliknya, yaitu memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Dan hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya Rizky (2010). 2. Pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan secara bersama-sama dapat menjelaskan 52,7 % variabel efektivitas peranan Komite Audit. Adapun sisanya 47,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
63
B. Implikasi Model teoritis yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini diharapkan
memberikan
kontribusi
bagi
pemahaman
kita
tentang
independensi, integritas, kewenangan, dan efektivitas peranan komite audit. Anggota komite audit dituntut memliki sikap yang independen terhadap pihak manapun dan integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman baru bagi beberapa perusahaan yang memiliki komite audit, komite audit, dan IKAI (Ikatan Komite Audit Indonesia). Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Perusahaan yang memiliki komite audit. Bagi perusahaan yang menggunakan jasa komite audit maupun yang belum menggunakan jasa komite audit diharapakan dapat mengetahui manfaat dari keberadaan komite audit di dalam perusahaan, yang didukung dari hasil penelitian ini bahwa komite audit efektif dalam meningkatkan kinerja ekonomi bagi perusahaan. Selain itu, komite audit dalam sebuah perusahaan adalah sebagai satu kesatuan yang harus menjadi pihak penengah antara pihak manajemen sebagai internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, auditor eksternal, maupun masyarakat luas. Adanya komite audit diharapkan mampu untuk mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan dan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada perusahaan.
64
2. Komite Audit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi komite audit untuk dapat bersikap lebih independen dan memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan perannya di perusahaan. Independensi satuan komite audit merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Bapepam memberikan aturan yang dijelaskan dalam persyaratan keanggotaan komite audit. Persyaratan ini mencakup diantaranya bahwa komite audit bukan merupakan orang dalam kantor akuntan publik, bukan merupakan orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab didalam perusahaan publik, tidak memiliki saham baik langsung maupun tidak langsung, dan tidak mempunyai hubungan keluarga. Integritas satuan komite audit dapat terlihat dari kewenangan komite audit, yaitu komite audit harus bertindak konsisten dan sesuai dengan kode etik perusahaan yang berkaitan dengan tugas dari seorang anggota komite audit. Hal ini diimplementasikan pada kewenangan yang telah didapatkan oleh komite audit dari dewan komisaris. Komite audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Jika independensi tidak dimiliki oleh tiap anggota komite audit, integritas tidak berjalan maksimal dan kewenangan komite audit dibatasi, maka efektivitas peranan komite audit akan menurun. 3. IKAI (Ikatan Komite Audit Indonesia) Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) merupakan suatu lembaga yang beranggotakan komite audit di Indonesia. IKAI difungsikan dalam 65
hal ini adalah untuk memberikan pelatihan, wawasan, pengetahuan, dan informasi lain yang berkaitan dengan komite audit. Dari hasil penelitian ini, diharapkan IKAI mampu berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas perannya komite audit bagi perusahaan serta dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas komite audit di Indonesia.
C. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Adapun kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan responden menjawab pertanyaan dengan tidak tepat karena kekurangpahaman atau salah mentafsirkan pertanyaan yang telah di diajukan oleh peneliti. 2. Penyebaran Kuesioner penelitian ini ditujukan kepada perusahaanperusahaan yang sudahgo public. Hal tersebut cukup menyulitkan peneliti untuk melakukan penyebaran keusioner. Sehingga kuesioner yang kembali jumlahnya terbatas dan perolehan kuesioner yang sedikit dari perusahaan menyebabkan pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner tidak dapat menggambarkan maksud dan tujuan penelitian. 3. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Jakarta saja, sehingga tidak cukup untuk menggambarkan data keseluruhan Komite Audit di Indonesia. 66
D. Saran Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variable moderating ataupun intervening atau mengganti salah satu variable penelitian
dengan
variable
penelitian
lain
seperti
Kemampuan
berkomunikasi, Keahlian, dan variable lainnya yang mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. 2. Penelitian selanjutya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa anggaota satuan Komite Audit yang menjadi responden penelitian agar bias mendapatkan data yang lebih nyasta dan bias keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas populasi penelitian, tidak hanya dilakukan di wilayah Jakarta saja, sehingga hasil yang diperoleh dapat di generalisasi untuk Komite Audit di seluruh Indonesia. 4. Peneliti berikutnya diharapkan mampu menjelaskan mengenai efektivitas Komite Audit yang bersifat mandatory (Kewajiban) dan Voluntary (Sukarela), sehingga terlihat jelas perbedaan yang ada diantara tugas Komite Audit.
67
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi” , FEIS Universitas Islam Negeri Press, Jakarta, 2007. Agung Suaryana, “Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba”, FE Universitas Udayana, 2008. Alijoyo, “Keberadaan dan Peran Komite Audit dalam Rangka Implementasi GCG”, Seminar Nasional FKSPI BUMN/BUMD.2003, diakses melalui: komite audit.org/ informasi-displayartikel.asp pada tanggal: 11 April 2011 Anonim. “Piagam Pendirian Komite Audit”, Wikimedia foundation.com, di akses melalui: http://www.Wikimediafoundation.com pada tanggal: 11 April 2011. Arbyantoro. “Analisa Efektivitas Komite Audit Pada Pengelolaan Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2007 yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE Universitas Trisakti, Jakarta, 2007. Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach”, 13th edition, Pearson Education Inc, Upp[er Saddle River, New Jearsey, 2010 Atiek Sri Purwati, “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadapa ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan publik yang tercaatat di BEJ”, Tesis Universitas Diponegoro, Januari 2008. Badriyah Rifa’i, Amiruddin. “Peran Komisaris Independensi dalam mewujudkan Good Corporate Governance di Tubuh perusahaan publik”. PTHP.Net. 2004. Badan Pengawas Pasar Modal. Peraturan IX. 1. 5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua BAPPEPAM No. 29/PM/2004, Jakarta, 2011. Bursa Efek Jakarta. Surat Edaran No.008/BEJ/12/2001, Jakarta 2011. Chien, Wen-wen. “The Audit Committees, Internal Control, And Financial Distrees of U.S Public Hospitals”, di akses pada tanggal: 11 April 2011 , dari http://www.proquest.com, Disertasi of York University Toronto, Canada. Januari 2008. Dessy Sarilena, Oktavia, “Peran Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Penerapan GCG”. 2002.
68
Eddy, Marta. “Perlunya komisaris independen dalam mewujudkan GCG di korporate”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010, dari
[email protected], 2006 Edgina, Anthonia. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dean Komisaris Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen terhadap Manajemen Laba”, diakses melalui: http:// www.google.co.id/Puslit.petra.ac.id/2008 pada tanggal: 11 April 2009. Edratna. “Integritas! Dapatkah diukur dan di ramalkan?”. Di akses pasa tanggal 12 Juli 2010, dari Edratna.wordpress.com. 2007. FCGI. “Definition of Good Corporate Governance”, di akses pada tanggal 12 Juli 2010, dari www.fcgi.com. 2006. Firmssat.com. “Komite Audit”, di akses pada tanggal 12 Juli 2010, dari http://www.google.com, 2009. Forum for Corporate Governance, “Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahan)”, Jakarta, 2001 Gusnardi. “Peran Komite Audit dan Internal Control pada penerapan GCG”, Sosiohumaniora, Vol.10, Juli 2008. Hekinus Manao. “Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan: Ualasan Historis, Teori, Praktik, dan Perspektif”, Jurnal ini diakses melalui: http://www. Komiteaudit.org pada tanggal: 11 April 2011. Hiro Tugiman. “Komite Audit”, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung, 1995. Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Indofarma (PERSERO), “Audit Committee Charter”, artikel ini diakses tanggal 12 Juli 2010, dari: http://google.com//kewenangan komite audit//html. I Putu Sugiharta, “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, Januari 2008. Jusuf, Al. Haryono. “Auditing (Pengauditan)”, Yogyakarta: STIE YKPN. 2001. Komite Nasional Good Corporate Governance. “Pedoman Pembentukan Komite Audit Yang Efektif”, Jakarta, 2002.
69
Makhdalena. “Peran Komite Audot dalam Pengelolaan Perusahaan”, Jurnal Ichsan, Gorontalo volume 2 No.3 Agustus-Oktober, 2007. Di akses melalui: http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id, pada tanggal: 11 April 2011. Muhamad Arief, Effendy. “Peranan Komite Audit dalam meningkatkan kinerja perusahaan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1 No. 1, mei 2005, Hlm 51-57. Mulyadi dan Kanaka Puradireja. “Auditing”, edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat. 1998. Murtanto dan Edy Maulana. “Pengaruh Independensi, Integritas dan Kompetensi terhadap Efektivitas peranan Komite Audit”. Konferensi Nasional Akuntansi, September, 2005. Moeller, Robert. “Brink’s Modern Internal Auditng” 7th Edition, Jhon Willey and Sons, New Jersey, 2009. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFG, Yogyakarta,2002. Rika Wati.“Pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis dan Locus of Control Terhadap Perilaku Auditor Eksternal”, Skripsi FEIS Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009. Rizky Nurfajri, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Peranan Komite Audit dalam Perspektif Auditor Internal”, Skripsi FEIS Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2010. Santi Yustini, “Peran Komite Auit dan Auditor Internal dalam Peneteksian Kecurangan”, Skripsi FEIS, jakarta, 2010. Satria, “Pengertian Kewenangan”, artikel ini diakses tanggal 13 Juli 2010, dari: http//satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian wewenang.html. Sidharta dan Leonardo, “Evidence on Audit Committe Com,position and Audit Committe Effectiveness Among Listed Companies in The Jakarta Stock Exchange”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No.2. Desember 2004. Sugeng dan Aprilya. “Pengaruh independensi dan Efektivitas Komite Audit”, jurnal ini di akses tanggal 11 April 2011, dari : http:// www.undip.ac.id. Value, Media. “Kamus Kompetensi:Integrity”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010 dari www.Indosdm.com. November 2008.
70
Vera-Munoz, S Sandra, “Corporate Governance Reforms: Redefined Expectations of Audit Committee Responsibilities and Effectiveness”, di akses pada tanggal 12 Juli 2010 dari www.SSRN.com, Januari 2005. Wayne F Paul, “An Investigative of the Determinant of Committe Audit Effectiveness”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010, dari http://www.proquest.com, Disertasi of York University Toronto, Canada. Januari 2008. Zulaikha, Sugeng Pamudji, Basuki Hadi, Endang Kiswara, Rahardja, “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Peranan Efektivitas Komite Audit pada Perusahaan Perbankan”, FE Universitas Diponegoro, Semarang, 1999.
71
Lampiran 1 Surat Penelitian Skripsi
72
73
74
75
76
77
Lampiran 2 Surat Penelitian
78
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 12 Januari 2011
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Nourma Utami
NIM
: 107082003373
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit ”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh independensi, Integritas, dan Kewenangan terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Tami (085695080470)/
[email protected] terima kasih…
79
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Hormat saya, Peneliti
(Prof. Dr. Ahmad Rodoni)
(Nourma Utami)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Tami (085695080470)/
[email protected] terima kasih… 80
Lampiran 3 Surat Keterangan Dari Perusahaan
81
82
83
84
85
Lampiran 4 Kuesioner penelitian
86
KUESIONER PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
87
Nomor : ………… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ……………………. (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Posisi Terakhir
:
Laki-laki
Perempuan
Partner
Manajer
Supervisor
Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir :
Pengalaman Kerja
:
D3
S1
< 1 tahun
Anggota Komite Audit
S2
1-3 tahun
88
S3
>3tahun
1. Variabel Independensi (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
No.
1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
Pernyataan
STS
1.
Anggota Komite Audit tidak merangkap sebagai Dewan Direksi/ Komisaris.
2.
Anggota Komite Audit bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa kepada perusahaan.
3.
Anggota Komite Audit berasal dari Chief Internal Auditor perusahaan lain.
4.
Anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perutsahaan, komisaris, direksi, dan pemegang saham utama.
5.
Anggota Komite Audit tidak memiliki saham baik langsung maupun tidak langsung pasa perusahaan.
6.
Anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan usaha langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.
7.
Anggota Komite Audit berasal dari akademisi dengan latar belakang pendidikan yang relevan.
89
TS
N
S
SS
2. Variabel Integritas (X2) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS) 2= Tidak Setuju (TS)
No.
4= Setuju (S)
Pernyataan
8.
Ada pendelegasian wewenang secara tertulis dari Dewan Komisaris dalam menilai pertangungjawaban manajemen.
9.
Pendelegasian wewenang tersebut diatas tertuang dalam anggaran dasar / akta perusahaan.
10.
Dalam struktur organisasi, Komite Audit bukan bagian dari manajemen.
11.
Dalam struktur organisasi, Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
12.
Auditor Internal diwajibkan untuk menyampaikan langsung laporannya kepada Komite Audit / Dewan Komisaris.
13.
Anggota Komite Audit harus Mengikuti kode etik profesi dan perusahaan
14.
Anggota Komite Audit Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya didalam lingkup atau otoritasnya.
15.
Anggota Komite Audit Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan
90
STS
TS
N
S
SS
3. Variabel Kewenangan (X3) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS) 2= Tidak Setuju (TS)
No.
4= Setuju (S)
Pernyataan
STS
16. Komite Audit memiliki akses terhadap catatan, informasi, asset, dan sumber daya perusahaan dalam lingkup tugasnya. Audit memiliki wewenang 17. Komite merekomendasikan Kantor Akuntan Publik. 18. Komite Audit memiliki wewenang untuk meneliti dan menyelidiki indikasi penyimpangan. 19. Komite Audit memiliki wewenang meminta saran dan bantuan tenaga ahli atas beban perusahaan.
91
TS
N
S
SS
4. Variabel Efektivitas Komite Audit (Y) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
29. 30.
31. 32.
33.
Pernyataan Komite Audit melakukan pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan. Komite Audit melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Komite Audit melakukan pengawasan terhadap proses manajemen resiko dan evaluasi resiko. Komite Audit melakukan identifikasi resiko dan evaluasi resiko. Komite Audit Memastikan bahwa pengendalian internal telah cukup / memadai. Komite Audit Memonitor kebijakan manajemen atas temuan-temuan internal auditor. Komite Audit melakukan pengawasan terhadap laporan auditor internal dan eksternal. Komite Audit Menilai independensi eksternal auditor dalam melaksanakan audit. Komite Audit mengerti pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Komite Audit mereview laporan manajemen sebelum disajikan kepada Dewan Komisaris, RUPS, atau di publikasikan. Komite Audit memastikan dan mereview akan integritas dan objektivitas dari Laporan Keuangan dan Laporan Auditor serta melaporkan hal penting yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris. Komite Audit memonitor kepatuhan perusahaan pada perundang-undangan yang berlaku. Komite Audit mereview peraturan-peraturan perusahaan dan memonitor pemenuhan peraturanperaturan tersebut. Komite Audit membuat Charter Komite Audit
92
STS
TS
N
S
SS
Lampiran 5 Daftar Jawaban Responden
93
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI No. IND 1 1 4 2 5 3 3 4 4 5 5 6 4 7 4 8 5 9 5 10 5 11 5 12 4 13 3 14 4 15 4 16 4 17 4 18 4 19 4 20 4 21 4 22 5 23 5 24 5 25 5 26 5 27 4 28 5 29 4 30 4 31 4 32 5 33 5 34 5 35 4
IND 2 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 2 4 4 5 5 5 5
IND 3 3 4 3 4 1 5 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5
IND 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5
94
IND 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 3 3 4 3 4 3 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
IND 6 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5
IND 7 4 5 5 4 5 4 4 5 2 2 2 4 4 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 3
TIND 27 31 30 27 30 29 27 30 29 29 29 28 25 28 30 25 27 26 25 27 25 33 28 31 26 29 30 31 26 27 26 30 29 30 31
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI (Lanjutan) No. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
IND 1 5 4 5 5 5 2 5 2 4 3 4 3 5 5 2 2 2 2
IND 2 2 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
IND 3 2 5 5 5 4 1 4 3 2 3 1 2 1 4 2 1 4 1
IND 4 5 3 5 5 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 3 4
95
IND 5 5 2 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
IND 6 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4
IND 7 5 5 5 3 5 3 4 3 4 3 3 1 5 5 4 4 5 5
TIND 29 25 35 33 31 26 33 22 28 26 27 23 31 34 24 25 28 25
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INTEGRITAS NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
INT 1 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5
INT 2 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3
INT 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4
INT 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
INT 5 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4
96
INT 6 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
INT 7 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
INT 8 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
INT 9 3 3 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
T INT 35 32 39 39 36 38 39 36 41 41 41 38 35 37 38 35 33 37 35 36 35 39 33 37 37 36 41 37 36 36 34 36 36 36 39
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INTEGRITAS (Lanjutan) NO. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
INT 1 5 5 5 5 4 5 3 2 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4
INT 2 3 3 5 5 4 5 3 2 4 2 3 3 5 5 2 4 4 4
INT 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 5
INT 4 2 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5
INT 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
97
INT 6 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
INT 7 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
INT 8 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
INT 9 5 4 5 4 3 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5
T INT 39 38 45 43 37 45 40 31 40 38 43 38 45 45 32 43 43 43
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEWENANGAN No. KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4 T KWN 1 4 3 4 3 14 2 4 4 3 3 14 3 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 16 5 4 4 4 4 16 6 4 4 3 3 14 7 4 3 4 4 15 8 4 3 4 4 15 9 5 3 4 3 15 10 5 3 4 3 15 11 5 3 4 3 15 12 5 3 5 5 18 13 4 3 4 5 16 14 4 3 5 5 17 15 4 3 4 4 15 16 3 3 3 3 12 17 4 3 5 5 17 18 4 3 5 5 17 19 3 3 3 3 12 20 4 3 5 5 17 21 3 3 3 3 12 22 4 4 4 4 16 23 4 3 4 4 15 24 5 2 5 4 16 25 4 2 4 4 14 26 4 2 4 4 14 27 5 4 4 4 17 28 4 2 4 4 14 29 4 4 4 4 16 30 4 3 4 4 15 31 4 4 4 4 16 32 5 4 5 5 19 33 5 4 5 5 19 34 5 5 5 5 20 35 5 4 5 5 19 98
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEWENANGAN (Lanjutan) No. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
KWN 1 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
KWN 2 KWN 3 KWN 4 2 2 2 3 5 4 5 5 5 3 5 5 2 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
99
T KWN 11 17 20 18 14 20 16 15 20 18 20 16 20 18 16 20 19 20
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
EPK EPK 1 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3
EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
100
EPK 11 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
EPK 12 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 3 4 3
EPK 13 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 5 5 4 5 3 5 4 3
EPK 14 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4
T EPK 56 53 55 54 58 53 57 56 51 51 51 59 62 59 63 52 62 59 52
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT (Lanjutan)
No. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK EPK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
101
EPK 11 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5
EPK 12 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5
EPK 13 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 2 3 5
EPK 14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5
T EPK 61 58 58 55 59 55 54 57 54 56 56 56 64 64 64 63 61 45 67
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT (Lanjutan)
No. 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
EPK 1 5 4 5 5 4 5 5 5 2 5 4 4 5 4 5
EPK 2 5 4 5 5 4 4 2 2 4 5 4 4 5 5 5
EPK 3 4 4 5 5 4 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5
EPK 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5
EPK 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
EPK 6 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
EPK 7 5 4 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5
EPK 8 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5
102
EPK 9 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5
EPK 10 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5
EPK 11 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5
EPK 12 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5
EPK 13 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5
EPK 14 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5
T EPK 68 54 70 68 55 60 62 67 52 70 63 56 70 66 70
Lampiran 6 Output Hasil Pengujian Data
103
HASIL UJI VALIDITAS INDEPENDENSI Correlations
IND 1 Pearson Correlation
IND 1
IND 2 IND 3
1
.068 .294
Sig. (2-tailed) N
53
IND 4
IND 5 IND 6 IND 7 T IND
*
.211
.161
.172
.193 .681
.627
.032
.129
.250
.218
.166
.000
53
53
53
53
53
53
53
*
**
IND 2 Pearson Correlation
.068
1 -.158
.187
.305
Sig. (2-tailed)
.627
.258
.180
.026
.121
.239
.009
53
53
53
53
N
53
53
53
53
1
-.291
IND 3 Pearson Correlation
.294
*
-.158
Sig. (2-tailed)
.032
.258
53
53
N
*
.096
.009
53
53
53
53
53
53
*
1
Sig. (2-tailed)
.129
.180
.035
53
53
53
IND 5 Pearson Correlation
.161
.305
*
-.218
Sig. (2-tailed)
.250
.026
.117
.000
53
53
53
53
53 .540
**
**
.586
**
.160
.001
53
53
53
53
1 .741
53 **
.000
53
53
53
.069
.000
.000
53
53
53
53
53
IND 7 Pearson Correlation
.193
-.165
.231
-.196
Sig. (2-tailed)
.166
.239
.096
.160
.829
.260
53
53
53
53
53
53
Sig. (2-tailed) N
.357
**
.446
**
1 -.158 .529
53
-.030 -.158
.609
**
.529
**
.000
53
53
1 .377
53
53
**
1
.377
.009
.001
.000
.000
.005
53
53
53
53
53
53
53
104
**
.005
.009
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.260
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**
.829
.121
**
-.030 .609
.000
.218
.356
.741
**
Sig. (2-tailed)
**
**
.000
.215 -.252
.681
-.196 .446
.000
.172
T IND Pearson Correlation
.586
**
.540
IND 6 Pearson Correlation
N
**
.069
.187 -.291
N
.231 .357
.117
.211
N
-.218 -.252
.035
IND 4 Pearson Correlation
N
.215 -.165 .356
**
53
HASIL UJI VALIDITAS INTEGRITAS Correlations
INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 1 Pearson
INT 6
INT 7 INT 8 INT 9 T INT
.163 -.037
.065
.278
*
.219
.197 .297 .534
.000
.242
.792
.643
.044
.115
53
53
53
53
53
**
.260
.156
.000
.060
53
1 .584
**
INT 5
*
**
.158
.031
.000
53
53
53
53
.174
.070
.003
.056 .567
.263
.212
.617
.980
.692
.000
53
53
53
53
53
53
53
**
.029
.107
.181
.193
.204 .556
.000
.838
.445
.195
.166
.143
.000
53
53
53
53
53
53
53
53
**
1
-.005
-.025
.088
.102
.083 .384
.969
.857
.529
.467
.556
.005
53
53
53
53
53
53
53
1
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 2 Pearson
53 .584
**
1 .520
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 3 Pearson
.000 53
53
.163 .520
**
1 .488
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 4 Pearson
.242
.000
53
53
-.037
.260 .488
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 5 Pearson
.792
.060
.000
53
53
53
.065
.156
.029 -.005
.643
.263
.838
.969
53
53
53
53
*
.174
.107 -.025
.044
.212
.445
.857
.000
53
53
53
53
53
.219
.070
.181
.088
.115
.617
.195
.529
.010
.000
53
53
53
53
53
53
.616
**
.352
**
.387
**
.369
**
.558
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 6 Pearson
.278
53 .616
**
.000
.010
.004
.007
.000
53
53
53
53
53
1 .688
**
.571
**
.545
**
.712
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 7 Pearson
.352
**
53 .688
**
.000
.000
.000
.000
53
53
53
53
1 .804
**
.530
**
.688
**
Correlation Sig. (2-tailed) N
105
53
.000
.000
.000
53
53
53
INT 8 Pearson
.387
**
.571
**
.804
**
.197
.003
.193
.102
1 .575
.158
.980
.166
.467
.004
.000
.000
53
53
53
53
53
53
53
*
.056
.204
.083
.031
.692
.143
.556
.007
.000
.000
.000
53
53
53
53
53
53
53
53
**
.672
**
Correlation Sig. (2-tailed) N INT 9 Pearson
.297
.369
**
.545
**
.530
**
53 .575
**
.000
.000
53
53
1 .680
**
Correlation Sig. (2-tailed) N T
Pearson
.534
**
.567
**
.556
**
.384
**
.558
**
.712
**
.688
**
.672
**
.000 53
53
**
1
.680
INT2 Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
.000
.000
.005
.000
.000
.000
.000
.000
53
53
53
53
53
53
53
53
53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106
53
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KEWENANGAN Correlations
KWN 1 KWN 1 Pearson Correlation
KWN 2 1
Sig. (2-tailed) N KWN 2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KWN 3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KWN 4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N T KWN Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KWN 3
.373
**
KWN 4
.525
**
T KWN
.352
**
.672
**
.006
.000
.010
.000
53
53
53
53
53
**
1
.335
.373
.006 53 .525
**
53
53
53
*
1
.335
.410
**
53
**
1
.893
53
53 .862
**
.852
**
.000 53
53
**
1
.852
.000
.000
.000
.000
53
53
53
53
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**
53
53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.862
53
.000
**
**
.000
.002
.728
.893
.000
.010
107
**
53
53
**
.728
.000
53
.672
**
.002
.014
**
.410
.014
.000
.352
*
53
108
109
110
111
HASIL UJI RELIABILITAS INDEPENDENSI
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
53
49.5
Excluded
54
50.5
Total
107
100.0
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .579
N of Items
.632
7
Item Statistics
IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7
Mean
Std. Deviation
N
4.11 4.38 4.02 4.21 4.11 4.21 4.04
.974 .790 .665 .631 .776 .661 .999
53 53 53 53 53 53 53
Inter-Item Correlation Matrix
IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7
IND 1
IND 2
IND 3
IND 4
IND 5
IND 6
IND 7
1.000 .068 .145 .211 .161 .172 .193
.068 1.000 .169 .187 .305 .215 -.165
.145 .169 1.000 .357 .219 .122 .288
.211 .187 .357 1.000 .540 .586 -.196
.161 .305 .219 .540 1.000 .741 -.030
.172 .215 .122 .586 .741 1.000 -.158
.193 -.165 .288 -.196 -.030 -.158 1.000
112
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7
24.96 24.70 25.06 24.87 24.96 24.87 25.04
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.281 .188 .393 .457 .542 .462 .000
.111 .152 .298 .500 .601 .614 .282
.553 .580 .514 .498 .449 .493 .672
6.499 7.407 7.016 6.925 6.152 6.809 7.845
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
29.08
8.840
2.973
7
HASIL UJI RELIABILITAS INTEGRITAS
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
53
49.5
Excluded
54
50.5
Total
107
100.0
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .756
.773
113
N of Items 9
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
4.21 3.72 4.38 4.36 4.11 4.40 4.43 4.47 3.98
.689 .769 .657 .710 .751 .566 .537 .541 .772
53 53 53 53 53 53 53 53 53
INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 5 INT 6 INT 7 INT 8 INT 9
Inter-Item Correlation Matrix
INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 5 INT 6 INT 7 INT 8 INT 9
INT 1
INT 2
INT 3
INT 4
INT 5
INT 6
INT 7
INT 8
INT 9
1.000 .584 .163 -.037 .065 .278 .219 .197 .297
.584 1.000 .520 .260 .156 .174 .070 .003 .056
.163 .520 1.000 .488 .029 .107 .181 .193 .204
-.037 .260 .488 1.000 -.005 -.025 .088 .102 .083
.065 .156 .029 -.005 1.000 .616 .352 .387 .369
.278 .174 .107 -.025 .616 1.000 .688 .571 .545
.219 .070 .181 .088 .352 .688 1.000 .804 .530
.197 .003 .193 .102 .387 .571 .804 1.000 .575
.297 .056 .204 .083 .369 .545 .530 .575 1.000
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 5 INT 6 INT 7 INT 8 INT 9
33.85 34.34 33.68 33.70 33.94 33.66 33.62 33.58 34.08
10.284 9.921 10.261 10.984 10.016 9.882 10.086 10.132 9.302
Corrected Cronbach's Item-Total Squared Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted .371 .390 .406 .194 .383 .617 .594 .574 .532
.531 .636 .485 .279 .473 .671 .740 .703 .467
.744 .743 .738 .772 .743 .710 .715 .717 .717
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
38.06
12.401
3.521
9
114
HASIL UJI RELIABILITAS KEWENANGAN
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N
%
53
49.5
Excluded
54
50.5
Total
107
100.0
Cases
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Cronbach's Alpha .771
N of Items
.788
4
Item Statistics
KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4
Mean
Std. Deviation
N
4.36 3.58 4.23 4.13
.591 .949 .724 .785
53 53 53 53
Inter-Item Correlation Matrix
KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN4
KWN 1
KWN 2
KWN 3
KWN 4
1.000 .373 .525 .352
.373 1.000 .335 .410
.525 .335 1.000 .893
.352 .410 .893 1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4
11.94 12.72 12.08 12.17
4.131 3.284 3.225 3.105
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Squared Multiple Alpha if Item Correlation Deleted
.497 .433 .741 .706
.426 .277 .858 .841
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
16.30
5.676
2.383
4
115
.758 .819 .631 .642
HASIL UJI RELIABILITAS EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
53
49.5
Excluded
54
50.5
Total
107
100.0
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha
Items
N of Items
.884
.887
14
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
EPK 1
4.09
.658
53
EPK 2
4.00
.784
53
EPK 3
4.11
.610
53
EPK 4
4.13
.735
53
EPK 5
4.23
.640
53
EPK 6
4.28
.601
53
EPK 7
4.19
.622
53
EPK 8
4.26
.625
53
EPK 9
4.36
.653
53
EPK 10
4.19
.652
53
EPK 11
4.23
.609
53
EPK 12
4.19
.709
53
EPK 13
4.13
.833
53
EPK 14
4.49
.576
53
116
Inter-Item Correlation Matrix EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14 EPK1
1.000
.372
.596
.371
.633
.320
.285
.266
.233
.406
.473
.373
.538
.332
EPK2
.372
1.000 .241
.334
.192
-.041
.000
.235
.038
-.038
.161
.208
.383
.043
EPK3
.596
.241 1.000 .653
.574
.279
.399
.172
.331
.574
.655
.662
.425
.167
EPK4
.371
.334
.653 1.000 .549
.306
.407
.216
.621
.429
.491
.653
.474
.208
EPK5
.633
.192
.574
.549 1.000 .531
.471
.329
.354
.541
.606
.583
.340
.215
EPK6
.320
-.041
.279
.306
.531 1.000 .575
.514
.521
.107
.295
.369
.155
.314
EPK7
.285
.000
.399
.407
.471
.575 1.000 .463
.446
.290
.444
.485
.174
.220
EPK8
.266
.235
.172
.216
.329
.514
.463 1.000 .470
.064
.194
.189
.116
.221
EPK9
.233
.038
.331
.621
.354
.521
.446
.470 1.000
.199
.275
.350
.265
.495
EPK10
.406
-.038
.574
.429
.541
.107
.290
.064
.199
1.000
.714
.546
.449
.312
EPK11
.473
.161
.655
.491
.606
.295
.444
.194
.275
.714
1.000
.657
.281
.171
EPK12
.373
.208
.662
.653
.583
.369
.485
.189
.350
.546
.657
1.000
.543
.146
EPK13
.538
.383
.425
.474
.340
.155
.174
.116
.265
.449
.281
.543
1.000
.464
EPK14
.332
.043
.167
.208
.215
.314
.220
.221
.495
.312
.171
.146
.464
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected
if Item
Variance if
Item-Total
Squared Multiple
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
EPK 1
54.79
29.937
.636
.691
.873
EPK 2
54.89
32.025
.260
.529
.892
EPK 3
54.77
29.871
.706
.691
.870
EPK 4
54.75
28.843
.705
.767
.869
EPK 5
54.66
29.536
.719
.710
.869
EPK 6
54.60
31.282
.492
.620
.879
EPK 7
54.70
30.792
.546
.496
.877
EPK 8
54.62
31.739
.400
.486
.883
EPK 9
54.53
30.600
.543
.711
.877
EPK 10
54.70
30.561
.550
.743
.877
EPK 11
54.66
30.190
.656
.731
.872
EPK 12
54.70
29.022
.710
.738
.868
117
Cronbach's
Inter-Item Correlation Matrix EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14 EPK1
1.000
.372
.596
.371
.633
.320
.285
.266
.233
.406
.473
.373
.538
.332
EPK2
.372
1.000 .241
.334
.192
-.041
.000
.235
.038
-.038
.161
.208
.383
.043
EPK3
.596
.241 1.000 .653
.574
.279
.399
.172
.331
.574
.655
.662
.425
.167
EPK4
.371
.334
.653 1.000 .549
.306
.407
.216
.621
.429
.491
.653
.474
.208
EPK5
.633
.192
.574
.549 1.000 .531
.471
.329
.354
.541
.606
.583
.340
.215
EPK6
.320
-.041
.279
.306
.531 1.000 .575
.514
.521
.107
.295
.369
.155
.314
EPK7
.285
.000
.399
.407
.471
.575 1.000 .463
.446
.290
.444
.485
.174
.220
EPK8
.266
.235
.172
.216
.329
.514
.463 1.000 .470
.064
.194
.189
.116
.221
EPK9
.233
.038
.331
.621
.354
.521
.446
.470 1.000
.199
.275
.350
.265
.495
EPK10
.406
-.038
.574
.429
.541
.107
.290
.064
.199
1.000
.714
.546
.449
.312
EPK11
.473
.161
.655
.491
.606
.295
.444
.194
.275
.714
1.000
.657
.281
.171
EPK12
.373
.208
.662
.653
.583
.369
.485
.189
.350
.546
.657
1.000
.543
.146
EPK13
.538
.383
.425
.474
.340
.155
.174
.116
.265
.449
.281
.543
1.000
.464
EPK 13
54.75
29.189
.563
.700
.877
EPK 14
54.40
32.052
.393
.526
.883
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
58.89
34.948
5.912
14
118
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
(Constant)
a
Std. Error
t
Beta
18.514
7.342
TIND
.208
.224
.100
TINT
.269 1.488
TKWN
Sig.
Tolerance
2.522
.015
.931
.356
.840
1.191
.210
.160 1.282
.206
.619
1.615
.288
.600 5.169
.000
.717
1.394
a. Dependent Variable: TEPK
Coefficient Correlations Model 1
TKWN Correlations
Covariances
VIF
TKWN
a
TIND
TINT
1.000
.079
-.517
TIND
.079
1.000
-.377
TINT
-.517
-.377
1.000
TKWN
.083
.005
-.031
TIND
.005
.050
-.018
TINT
-.031
-.018
.044
a. Dependent Variable: TEPK
2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
119
3. HASIL UJI NORMALITAS
120
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Regression Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1
TKWN, TIND, a TINT
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b
Model Summary Model
R
1
.726
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.527
.498
4.190
a
a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINT b. Dependent Variable: TEPK
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
957.244
3
319.081
18.179
.000
Residual
860.077
49
17.553
Total
1817.321
52
a
a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINT b. Dependent Variable: TEPK
Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
(Constant) 18.514
Std. Error
Beta
7.342
Collinearity Statistics t
Sig.
2.522
.015
Tolerance
VIF
TIND
.208
.224
.100
.931
.356
.840
1.191
TINT
.269
.210
.160
1.282
.206
.619
1.615
TKWN
1.488
.288
.600
5.169
.000
.717
1.394
a. Dependent Variable: TEPK
121