PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
i
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Alfa Yunita NIM 106082002564
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM
NIP. 19720516 200901 1 006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
ii
Hari ini Selasa Tanggal Delapan Belas Mei Dua Ribu Sepuluh dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Alfa Yunita NIM: 106082002564 dengan judul Skripsi
“PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor Eksternal di KAP Jakarta).
Jakarta, 18 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si Penguji II
Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Penguji III
Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si Penguji I
iii
Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Satu Juni Dua Ribu Sepuluh dilakukan Ujian Skripsi atas nama Alfa Yunita NIM: 106082002564 dengan judul Skripsi “PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor Eksternal di KAP Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 21 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
Prof. Dr. Azzam Jasin
Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Alfa Yunita
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Tangerang, 18 Juni 1989
3. Alamat
: Kp. rawa lele Jl. Damai Rt 02/06 No. 38 Jombang, Ciputat Tangerang Selatan, Banten 15414
4. Telepon
: (021) 92290414/08567616141
II. PENDIDIKAN 1. SDN Jombang Tengah 1
Tahun 1994-2000
2. SLTPN 03 Ciputat
Tahun 2000-2003
3. SMK YUPPENTEK 6 Ciledug
Tahun 2003-2006
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2006-2010
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Rasman
2. Ibu
: Pujiati
3. Saudara Kandung
: Rizki Ari Prabowo
5. Alamat
: Kp. rawa lele Jl. Damai Rt 02/06 No. 38 Jombang, Ciputat Tangerang Selatan, Banten 15414
4. Telepon
: (021) 99510536/081510569404
v
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) koordinator Depertemen data dan informasi tahun 2007-2008. 2. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEMJ Akuntansi divisi komsumsi tahun 2007. 3. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEM FEIS koordinator divisi kesekretariatan tahun 2008. 4. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEM FEIS koordinator divisi mentor tahun 2009.
vi
INFLUENCE OF INVOLVEMENT OF THE AUDIT COMMITTEE, COMPETENCE, AUDITOR INDEPENDENCE AND AUDIT QUALITY ON THE COMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM (Empirical Study of the External Auditor in Public Accounting Firm Jakarta) By: Alfa Yunita
ABSTRACT
This research to analyze the effect of audit committee involvement, competence and independence of the auditor toward audit the quality of computerbased information systems. This research was conducted in Jakarta. Respondents in this research are auditors who work at Public Accounting Firm (KAP). Determination of samples was done by using a convenience sampling method. Questionnaire distributed amounted to 90 but only 60 are returned and can be used. Analyzing the data for hypothesis testing was done by multiple regression. The results indicated that the competence and independence of auditors significantly influence the quality of the audit of computer based information systems. But variable involvement of the audit committee does not significantly influence the quality of the audit of computer based information systems. Further this, based on adjusted R Square is known that the independent variables influence the quality of the audit of computer based information system is 63.9%.
Keywords: Quality audit of computer based information systems, audit committee involvement, competence and independence of auditors.
vii
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di KAP Jakarta) Oleh: Alfa Yunita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 90 tetapi hanya 60 yang kembali dan dapat digunakan. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil penelitian mengindikasi bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Tetapi variabel keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Selanjutnya berdasarkan Adjusted R Square dapat diketahui bahwa pengaruh variabel independen terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer 63,9%. Kata kunci: Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di KAP Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tua (Rasman dan Pujiati) yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis serta adik ku tercinta (Rizki Ari Prabowo) yang selalu menyemangatiku. 3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, mamberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.. 5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Annisa Tahta Putri, Ayu Wulandari Hananingrum, Anneu Dwi Muliani, Anggie Nirmalani, Ahmad Ramdan, Ahmad Kosasih, Dita Justiana, Dini Karta Ulfanie, Atina Eka Putri, Fitri Akbariah serta sahabat-sahabat yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. 10. Teman-teman terbaikku akuntansi B: Dilaz Ariyanti, Diva Anzani, Diana Febilia, Annisa Fitri, Endah Nilam, Chaerunnisa, Aprilliana, Eneng Fitri, dan lain-lain. 11. Teman-teman terbaikku audit B: Herti, Istihayu, Mega, Intan, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 12. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2006 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 21 Juni 2010
(Alfa Yunita)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ...............................................................
iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ...........................................................................
iv
Daftar Riwayat Hidup ..........................................................................................
v
Abstract ................................................................................................................
vii
Abstrak ................................................................................................................
viii
Kata Pengantar .....................................................................................................
ix
Daftar Isi ...............................................................................................................
xi
Daftar Tabel ..........................................................................................................
xvi
Daftar Gambar ......................................................................................................
xviii
Daftar Lampiran ...................................................................................................
xix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .................................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................................
8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
9
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi ............................................
11
1.
Pengertian Auditing ...................................................................
11
2.
Jenis Audit ................................................................................
14
xi
B. Sistem Pengolahan Data Elektronik ..................................................
16
1.
Pengolahan Data Elektronik (PDE) ............................................
16
2.
Komponen Sistem PDE .............................................................
17
3.
Pengendalian Internal pada Sistem PDE ....................................
21
4.
Menentukan Resiko Pengendalian PDE .....................................
22
5.
Perbedaan antara PDE dan PDM ...............................................
24
C. Audit Sistem Informasi ....................................................................
25
1.
Pengertian Audit Sistem Informasi ............................................
25
2.
Tujuan Audit Sistem Informasi ..................................................
25
3.
Proses Audit Sistem Informasi ...................................................
27
4.
Standar Audit Sistem Informasi .................................................
29
D. Kualitas Audit ..................................................................................
29
E. Keterlibatan Komite Audit ...............................................................
33
F. Kompetensi Auditor .........................................................................
37
G. Independensi Auditor .......................................................................
40
H. Tinjauan Peneliti Terdahulu .............................................................
42
I.
Keterkaitan variabel .........................................................................
45
J.
Kerangka Pemikiran .........................................................................
48
K. Perumusan Hipotesis ........................................................................
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
50
B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................
50
1.
Populasi dan Sampel .................................................................
xii
50
2.
Metode Penetuan Sampel ..........................................................
51
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................
51
1.
Data Primer ...............................................................................
51
2.
Data Sekunder ...........................................................................
52
D. Operasional Variabel dan Pengukurannya ........................................
53
1.
Variabel Independen ..................................................................
53
2.
Variabel Dependen ....................................................................
55
3.
Operasional Variabel .................................................................
55
E. Metode Analisis Data .......................................................................
58
1.
Uji Kualitas Data .......................................................................
58
a.
Uji Validitas .......................................................................
58
b.
Uji Reliabilitas ....................................................................
59
2.
Tahap Persiapan Data ................................................................
59
3.
Uji Asumsi Klasik ......................................................................
60
a.
Uji Multikolinieritas ...........................................................
60
b.
Uji Heteroskedastisitas .......................................................
61
c.
Uji Normalitas ....................................................................
61
Uji Hipotesis .............................................................................
62
a.
Analisis Regresi Berganda ..................................................
62
b.
Uji Koefisien Determinasi ..................................................
62
c.
Uji Statistik t
..............................................................
63
d.
Uji Statistik Fisher (F) ........................................................
64
4.
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 1.
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
65
2.
Karakteristik responden .............................................................
67
B. Penemuan .........................................................................................
71
1.
Uji Kualitas Data .......................................................................
71
a.
Uji Validitas .......................................................................
71
b.
Uji Reliabilitas ....................................................................
74
Uji Asumsi Klasik .....................................................................
77
a.
Uji Multikolinieritas ...........................................................
77
b.
Uji Heteroskedastisitas .......................................................
78
c.
Uji Normalitas ....................................................................
79
Uji Hipotesis .............................................................................
82
a.
Analisis Regresi Berganda ..................................................
82
b.
Uji Koefisien Determinasi ..................................................
82
c.
Uji Statistik t ......................................................................
84
d.
Uji Statistik F .....................................................................
86
C. Pembahasan .....................................................................................
87
2.
3.
BAB V
65
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ......................................................................................
91
B. Implikasi ..........................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
93
LAMPIRAN-LAMPIRAN xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
42
Tabel 3.1
Operasional Variabel
55
Tabel 4.1
Data Penyebaran Kuesioner
66
Tabel 4.2
Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
66
Tabel 4.3
Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin
68
Tabel 4.4
Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
69
Tabel 4.5
Karakteristik responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
70
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
72
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Keterlibatan Komite Audit
72
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor
73
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Independensi Auditor
73
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Komite Audit
75
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Auditor
75
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Independensi Auditor
76
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas ualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
76
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas
78
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Regresi
82
Tabel 4.16
Uji Koefisien Determinasi
83
xv
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t
84
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik F
86
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Komite Audit
34
Gambar 2.2
Model Penelitian
48
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
79
Gambar 4.2
Grafik P-Plot
80
Gambar 4.3
Grafik Histogram
81
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
96
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
97
Lampiran 3
Daftar Jawaban Responden
98
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
99
Lampiran 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
100
Lampiran 6
Hasil Uji Regresi Berganda
101
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2009). Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.
1
Saat ini pun perkembangan sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan yang telah mengubah sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik yang digunakan dalam melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi informasi bagi seorang auditor yang dikemukakan oleh Murphy dan Parker (1989) dalam Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat perubahan tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi dan organisasi serta memahami bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Namun perubahanperubahan
yang
mendasar
akibat
kemajuan
teknologi
juga
dapat
menyebabkan kesalahan-kesalahan baik tindak kecurangan maupun kelalaian dalam bentuk yang baru. Oleh karena itu perlu adanya pencegahan terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini, auditor harus memahami dan dapat menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer. Namun untuk melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi harus memenuhi standar kualitas
2
audit sistem informasi. Karena bagaimana pun juga peran auditor peran auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini atas kewajaran dan kelayakan kegiatan operasional suatu perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan
akuntan
publik
memperhatikan
kualitas
audit
yang
dihasilkannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Terungkapnya
skandal-skandal sejenis ini
menyebabkan
merosotnya
kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus. Keterlibatan Komite Audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit. Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum
3
optimalnya peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak perusahaan di negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada entitas bisnis kita berupa pemusatan kontrol atau pengendalian kepemilikan perusahaan di tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Kalbers & Fogarty (1993) dalam Fitriasari (2006) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu 1) kewenangan formal dan tertulis, 2) kerjasama manajemen dan 3) kualitas/kompetensi anggota komite audit. Selain itu, Effendi (2005) dalam Fitriasari (2006) juga menambahkan masalah komunikasi dengan komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit. Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui pertemuan yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Kusharyanti
(2003)
mendefinisikan
kualitas
audit
sebagai
kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan
4
dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter (1986) dalam Christina (2007) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Bedard (1986) dalam Christina (2007) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Adapun Kusharyanti (2003) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain, keberadaan
5
auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988) dalam (Christina, 2007). Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.” Standar ini mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan. Berdasarkan Standar Profesional akuntan Publik (SPAP, 2001), audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu profesional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara profesional. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh
6
mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya. Kualitas pelaksanaan audit itu sendiri mengacu pada standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (SPAP, 2001). Sutton (1993) dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2004), mengatakan bahwa kualitas audit selalu ditinjau dari pihak auditor dan pengguna jasa akuntan publik. Pada penelitian kali ini, peneliti belum menemukan pada penelitian sebelumnya
mengenai
keterlibatan
komite
audit,
kompetensi,
dan
independensi auditor yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Oleh karena itu, peneliti mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hal penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah. Alim (2007), menyatakan bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan di beberapa KAP Jawa Timur.
7
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Karena pada penelitian sebelumnya kompetensi dan independensi auditor mempunyai pengaruh yang positif baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kualitas audit secara umum. Jadi sekarang peneliti ingin meneliti kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Pengolahan Data Elektronik) dengan menambahkan variabel independen (bebas) yaitu keterlibatan komite audit. Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1.
Apakah faktor keterlibatan komite audit dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?
2.
Apakah faktor kompetensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?
3.
Apakah faktor independensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?
8
4.
Apakah
secara
bersama-sama
faktor
keterlibatan
komite
audit,
kompetensi dan independensi auditor secara signifikan mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai: 1.
Pengaruh faktor keterlibatan komite audit auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
2.
Pengaruh faktor kompetensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
3.
Pengaruh faktor independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
4.
Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1.
Bagi Auditor Eksternal dan Kantor Akuntan Publik Akuntan publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor.
9
2.
Bagi Perusahaan Perusahaan dapat diharapkan
dapat meningkatkan sistem
informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat. 3.
Bagi Peneliti Mendapatkan gambaran tentang pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
4.
Bagi Mahasiswa dan Pembaca a.
Diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika.
b.
Memberikan informasi dan gambaran mengenai kualitas audit sistem informasi berbasis komputer serta salah satu sarana bahan bacaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi 1.
Pengertian Auditing Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Agoes, 2007). Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi adalah merupakan suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya. Disamping itu auditing juga merupakan salah satu bentuk jasa assurance (Agoes, 2007). Sebagai Ilmu pengetahuan, pengertian auditing sendiri telah dirumuskan oleh beberapa akademisi. Stamp dan Moonitz (1978) dalam Suharli (2000), mendefinisikan:
11
“An Audit is an independent, objective and expert of a set of financial statements of an entity along with all necessary suporting evidence. It is conducted with a view to expressing an informed and credible opinion, in a written report as to wether the financial position and progress of the entity/fairly, and in accordance with generally accepted accounting principles.” Definisi ini dapat diartikan: audit adalah pengujian yang independen, objektif dan mahir atas seperangkat laporan keuangan dari suatu perusahaan beserta dengan semua bukti penting yang mendukung. Hal ini diarahkan dengan maksud untuk menyatakan pendapat yang berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk laporan tertulis. Laporan keuangan menggambarkam posisi keuangan kemajuan dari suatu perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Arens et. al. (2010) melihat audit dari pelaksana yang digambarkan sebagai pihak yang kompeten dan independen. Mereka mengungkapkan: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Dari berbagai definisi diatas, terdapat beberapa karakteristik dalam pengertian auditing yaitu: a.
Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan Dalam proses pemeriksaan, harus ditetapkan kriteriakriteria informasi yang diperlukan dan informasi tersebut dapat diverifikasi kebenarannya untuk dijadikan bukti audit yang kompeten.
12
b.
Entitas Ekonomi (Economy Entity) Proses pemeriksaan harus jelas dalam hal penetapan kesatuan ekonomi dan periode waktu yang diaudit. Kesatuan ekonomi ini sesuai dengan Entity Theory dalam Ilmu Akuntansi yang menguraikan posisi keuangan suatu perusahaan terpisah secara tegas dengan posisi keuangan pemilik perusahaan tersebut.
c.
Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti Proses
pemeriksaan
selalu
mencakup
aktivitas
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten dan relevan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan. Diawali dari penentuan jumlah bukti yang diperlukan sampai pada proses evaluasi atau penilaian kelayakan informasi dalam pencapaian sasaran kegiatan audit. d.
Independensi dan Kompetisi Auditor Pelaksana Auditor pelaksana harus mempunyai pengetahuan audit yang cukup. Pengetahuan (knowledge) itu penting untuk dapat memahami relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan opini audit. Agar opini publik tidak biasa maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari kepentingan manapun. Independensi adalah syarat utama agar laporan audit objektif.
13
e.
Pelaporan Audit Hasil aktivitas pemeriksaan adalah pelaporan pemeriksaan itu. Laporan audit berupa komunikasi dan ekspresi auditor terhadap objek yang diaudit agar laporan atau ekspresi auditor tadi dapat dimengerti maka laporan itu harus mampu dipahami oleh penggunanya. Artinya laporan ini mampu menyampaikan tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.
Jenis Audit Agoes (2007) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu : a.
Pemeriksaan Operasional/Manajemen (Operasional Audit) Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasional
berupa
rekomendasi-rekomendasi
perbaikan
bagi
manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen. b.
Audit Ketaatan (Compliance Audit) Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas berwenang
14
sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk intern manajemen. c.
Audit atas Laporan Keuangan (Financial audit) Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion. Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit
dibagi 4 jenis yaitu: a.
Auditor Ekstern Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
15
b.
Auditor Intern Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
c.
Auditor Pajak Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d.
Auditor Pemerintah Tugas
auditor
pemerintah
adalah
menilai
kewajaran
informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). B. Sistem Pengolahan Data Elektronik 1.
Pengolahan Data Elektronik (PDE) Pada saat ini perkembangan teknologi telah berkembang dengan pesat, sehingga menyebabkan dunia usaha beralih dari penggunaan
16
pengolahan data manual ke sistem baru yang semakin meninggalkan ketergantungannya terhadap penggunaan tenaga kerja manusia, yaitu dengan menggunakan pengolahan data terkomputerisasi. Menurut Jogiyanto (2001) dalam Ismail (2005), pengertian PDE adalah: PDE adalah manipulasi data ke dalam bentuk informasi yang berarti berupa suatu informasi dengan menggunakan suatu alat elektronik yaitu komputer. Berdasarkan
dari
pendapat
tersebut
mengenai
sistem
pengendalian data elektronik, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem pengolahan data elektronik merupakan sistem pemrosesan data melalui penggunaan komputer yaitu diawali dengan mengolah data, memproses data, dan menghasilkan data yang dibutuhkan. 2.
Komponen Sistem PDE Azhar (2001) dalam Ismail (2005) menyebutkan komponen sistem PDE, sebagai berikut: a.
Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras adalah komponen fisik yang digunakan dalam sistem. Konfigurasi utama dalam perangkat keras ini adalah Central Processing Unit (CPU) yang terdiri dari unit pengontrol, unit penyimpanan internal. Selain CPU, ada juga perangkat untuk input dan output. Hardware berupa peralatan fisik dari sebuah sistem komputer, peralatan ini terdiri atas 3 jenis, yaitu:
17
1) Perangkat masukan (Input device) Perangkat masukan berfungsi untuk memasukkan data, baik berupa teks, foto, maupun gambar ke dalam komputer. Contoh perangkat input misalnya keyboard, mouse, light-pen, scanner, dan sebagainya. 2) Perangkat pengolah data (Processor) Perangkat pengolah data dipergunakan untuk mengolah data. Pengolah data meliputi unit pengolah pusat (CPU) dan juga mikroprosesor. 3) Perangkat keluaran (Output device) Perangkat keluaran dipergunakan untuk menampung dan menghasilkan data yang dikeluarkan, misalnya monitor dan printer. b.
Perangkat Lunak (Software) Komponen ini terdiri dari program-program dan penggerak yang memfasilitasi pemrograman dan pengoperasian komputer. Perangkat lunak yang berkaitan dengan pekerjaan auditor adalah program sistem dan aplikasi. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: 1)
Tingkatan program aplikasi (application program misal: Microsoft Office) Suatu memanfaatkan
subkelas
perangkat
kemampuan
lunak
komputer
komputer langsung
yang untuk
18
melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan
dengan
perangkat
lunak
sistem
yang
mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. 2)
Tingkatan sistem operasi (operating system misal: Microsoft Windows) Perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
3)
Tingkatan bahasa pemrograman Teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu set aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program
komputer.
Bahasa
ini
memungkinkan
seorang
programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi. 4)
Program Bantu (Utility) Perangkat Lunak merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada
19
hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket, mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain. c.
Metode Pemrosesan Data Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data dimasukkan ke dalam dan diproses ke komputer. Macam-macam metode pemrosesan data, sebagai berikut: 1) Batch Input and Processing. Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual, dikumpulkan untuk suatu periode tertentu baik harian, mingguan, maupun bulanan. Dokumen dikumpulkan dan diproses ke dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih merupakan transaction file. 2) On Line Input With Batch Processing Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Setiap transaksi langsung dimasukkan ke terminal. Sedangkan dokumen dasar dapat digunakan sebagai dasar pemasukkan data. Transaksi disimpan secara on-line dan diproses dalam master file pada periode interval yang sudah ditentukan. Media yang sering digunakan adalah magnetic disk. 3) On Line Input With A Real Time Processing Dalam metode ini transaksi dimasukkan secara sendirisendiri ke terminal dan master file langsung berubah pada saat
20
transaksi itu dimasukkan. Magnetic disk merupakan media yang digunakan sebagai Secondary Storage. 3.
Pengendalian Internal pada Sistem PDE Menurut Weber (1999) dalam Gondodiyoto dan Hendarti (2007) macam-macam pengendalian internal yang terdapat pada sistem pengolahan data elektronik, sebagai berikut: a.
Pengendalian Umum Pengendalian umum meliputi: (1) Pengendalian organisasi dan operasi, (2) Pengendalian pengendalian perangkat keras dan sistem perangkat lunak, (3) Pengendalian akses, (4) Pengendalian data dan prosedur. Pengendalian
atas pengolahan komputer,
yang dapat
membantu pencapaian tujuan pengendalian intern secara keseluruhan mencakup baik prosedur manual maupun prosedur yang didesain dalam program komputer. Prosedur pengendalian manual dan komputer terdiri atas pengendalian yang menyeluruh berdampak terhadap lingkungan PDE (pengendalian umum PDE), dan pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi (pengendalian aplikasi PDE). Tujuan Pengendalian Umum (General Control) PDE adalah untuk membuat kerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas PDE, dan untuk memberikan tingkat keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.
21
b.
Pengendalian Aplikasi Pengendalian aplikasi meliputi: (1) Pengendalian input, (2) Otorisasi, (3) Konversi data input, (4) Koreksi kesalahan, (5) Pengendalian pengolahan, (6) Pengendalian output. Tujuan Pengendalian Aplikasi (Application Control) PDE adalah untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi dan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu.
4.
Menentukan Resiko Pengendalian PDE Gondodiyoto dan Hendarti (2007) menyebutkan macam-macam resiko pengendalian PDE, sebagai berikut: a.
Audit Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer) Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama seperti dalam sistem bukan PDE. Keunggulan metode audit disekitar komputer adalah: 1) sederhana, dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit. Kelemahannya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itupun akan berubah, sehingga auditor tidak
22
dapat menilai/menelaah sistem yang baik. Dalam hal ini auditor harus waspada atas kemampuan sistem itu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. b.
Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer) Tiga cara yang dapat digunakan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit dengan menggunakan komputer: 1) Memroses data pengujian auditor pada sistem komputer klien sebagai bagian dari pengujian pengendalian. 2) Menguji pembukuan yang diselenggarakan komputer sebagai sarana untuk melakukan verifikasi atas laporan keuangan klien. 3) Menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas audit yang terpisah dari catatan klien. Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: (1) auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer, (2) auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan (3) auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan. Karena pendekatan ini demikian kompleksnya, maka kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli yang terampil.
c.
Audit dengan Komputer (Auditing With the Computer) Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit dengan bantuan komputer, yang sangat bermanfaat selama
23
pengujian substantif atas file dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record dan file perusahaan. Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi adalah biaya pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan relatif kurang efisien. 5.
Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual Perbedaan antara pengolahan dengan komputer dan pengolahan secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian Internal (Ismail, 2005): a.
Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk tujuan audit hanya untuk jangka waktu yang pendek.
b.
Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem manual.
c.
Informasi dalam sistem manual bisa dilihat secara nyata, sebaliknya file dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa dibaca manusia tanpa bantuan komputer.
d.
Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat waktu sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif dalam melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan.
24
C. Audit Sistem Informasi 1.
Pengertian Audit Sistem Informasi Pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko (2007): “Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi”. Sedangkan menurut Ron Weber (1999) dalam Gandodiyoto dan Hendarti (2007): “EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to determine whether is computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectively, and consumers resources effeciently.” Berdasarkan dari kedua pengertian Audit Sistem Informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang sistem akuntansinya
berbasis
komputer,
khususnya
dalam
pengujian
pengendalian apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi sudah benar. 2.
Tujuan Audit Sistem Informasi Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007), terbagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu:
25
a.
Pengamanan Aset Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perngakat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian pengamanan asset merupakan suatu hal yang sangat penting, yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b.
Menjaga Integritas Data Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi.
Data
memiliki
atribut-atribut
tertentu
seperti:
kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat menderita kerugian. c.
Efektifitas Sistem Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
d.
Efisiensi Sistem Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika waktu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen
26
harus mengevaluasi apakah efisiensi masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisiensi jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. e.
Ekonomis Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.
3.
Proses Audit Sistem Informasi Auditing merupakan sebuah proses penilaian dan pengujian yang dilaksanakan secara matematis oleh mereka yang memiliki keahlian dan independen terhadap bukti-bukti mengenai kegiatan ekonomi suatu badan usaha (Gondodiyoto dan Hendarti, 2007). Berdasarkan dari definisi tersebut, maka proses dari audit sistem informasi dapat digambarkan sebagai berikut: a.
Perencanaan Proses Pelaksanaan Audit Dalam hal ini pelaksanaan audit menjadi lebih rumit untuk auditing sistem informasi, karena sebagian besar pengolahan data menggunakan sistem komputerisasi, yang secara fisik tidak dapat dilihat pelaksanaannya. Rencana pemeriksaan dalam pelaksanaan audit terkait dengan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan pemeriksaan tersebut.
27
b.
Mengumpulkan, Mengklasifikasi, dan Memeriksa Bukti Tujuan auditing adalah untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara aktivitas ekonomi sebuah badan usaha terhadap ketentuan yang telah ditetapkan. Guna menilai tingkat kesesuaian tersebut, seorang auditor harus memperoleh bukti-bukti yaitu segenap informasi yang bisa diperoleh dari bermacam cara seperti: kesaksian lisan, pernyataan tertulis dari pihak ketiga, hasil pengematan auditor itu sendiri, serta sumber-sumber lain yang dimungkinkan dan dibenarkan.
c.
Penilaian Kesesuaian dengan Ketentuan yang Berlaku Dalam audit sistem informasi, seorang auditor tidak dapat melihat secara fisik tahap demi tahap kegiatan pengelolaan data, apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena semua tahap tersebut terselenggara melalui program komputer serta menggunakan file-file data yang tidak bisa dibaca secara fisik. Selain itu ada kemungkinan program yang dipakai tidak sesuai dengan catatan dokumentasinya, sehingga agak sulit menemukan ketidakpastian antara program yang dipakai dengan program yang dibuat berdasarkan ketentuan.
d.
Membuat Laporan Hasil Audit Membuat laporan hasil audit merupakan tahap terakhir dalam proses auditing. Kemudian laporan hasil audit yang telah dibuat tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait. Namun dalam
28
audit sistem informasi, pembuatan laporan hasil audit menjadi sangat rumit, karena istilah-istilah tersebut tidak dijumpai dalam audit konvensial. 4.
Standar Audit Sistem Informasi Standar audit sistem infornasi disusun oleh informasi System Audit and Control Assosiation (ISACA). Alasan perlunya standar audit sistem informasi menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007), yaitu: a.
Audit sistem informasi memerlukan standar karena audit sistem informasi memiliki ciri-ciri khas dan untuk dapat melaksanakan tugas itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam audit.
b.
Salah satu tujuan ISACA ialah melakukan globalisasi (menduniakan) standar audit sistem informasi, oleh karena itu pengembangan dan distribusi standar audit sistem informasi adalah merupakan salah satu kontribusi penting ISACA kepada komunitas/profesi audit sistem informasi.
D. Kualitas Audit Saat ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya (Parasuraman, 1985) dalam (Nurchasanah dan Rahmanti, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut terlihat dengan jelas bahwa kualitas audit tidak bisa diukur. Hal ini terbukti
29
dengan banyak penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan cara yang berbeda-beda. Kualitas audit terkait dengan mutu audit. Kualitas dipengaruhi oleh kemampuan auditor dalam melakukan proses audit sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas auditnya. Kualitas audit terkait dengan kemampuan auditor dalam menyelesaikan proses audit dan kemampuan untuk memperoleh hasil yang baik dari proses auditnya. Hasil penelitian Alim (2007) membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadapa kualitas audit. Penelitian Alim juga menemukan bukti bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kusharyanti
(2003)
mendefinisikan
kualitas
audit
sebagai
kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004), terdapat delapan faktor penentu kualitas audit, yaitu:
30
1.
Pengalaman melakukan audit Pengalaman melakukan audit menjadi pertimbangan bahwa auditor tersebut berkualitas. Karena pengalaman auditor dapat menentuka kualitas audit melalui pengetahuan dan keunggulan-keunggulan yang diperoleh dari pengalamannya melakukan audit.
2.
Memahami industri klien SPAP (2008), menyatakan bahwa dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup (terutama bisnis klien) untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi dan praktek, yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan, laporan pemeriksaan atau laporan audit. Pernyataan SPAP tersebut menyiratkan bahwa auditor yang memahami auditor yang memahami industri klien dapat menjadi sumber kualitas audit.
3.
Responsif atas kebutuhan klien Dalam hal ini seorang auditor harus memperhatikan kebutuhan kliennya, seperti kebutuhan waktu dan dana.
4.
Taat pada standar umum Auditor harus mempunyai keahlian dan kecermatan agar dapat mendeteksi kesalahan yang material serta melaporkan apa yang ditemukannya. Seperti yang dinyatakan dalam SPAP (2008), seorang auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup, independensi dalam
sikap
mental,
dan mengunakan kemahiran
31
profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai syarat dari mutu pelaksanaan audit. 5.
Keterlibatan pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP) Dalam hal ini keterlibatan pimpinan KAP dapat menaikkan kinerja dan komitmen organisasi, sehingga kualitas jasa yang dihasilkan juga meningkat.
6.
Keterlibatan komite audit Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit.
7.
Independensi anggota tim audit Seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara profesional. Berdasarkan SPAP, audit yang dilaksanakan auditor agar dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi standar pengauditan. Standar pengauditan
mencakup
mutu
profesional
auditor,
independensi,
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit, dan penyusunan laporan audit. Jadi independensi salah satu standar pengauditan yang harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditor berkualitas. 8.
Komunikasi tim audit dan manajemen klien SPAP (2008), menyatakan bahwa selama melakukan audit atas laporan keuangan, auditor perlu membangun hubungan kerja yang bersifat kostruktif dengan manajemen untuk mewujudkan audit yang efektif dan efisien dapat. Oleh karena itu hubungan kerja yang baik
32
dengan manajemen harus dibangun sehingga audit yang efektif dan efisien dapat terwujud dan dengan begitu kualitas audit pun dapat meningkat. E. Keterlibatan Komite Audit Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen (Supriyono, 1998) dalam Susian dan Arleen (2009). Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Teoh dan Wong, 1993) dalam (Suaryana, 2008).
33
Dewan Komisaris Supervisi Komite Audit
Dewan Direksi Satuan Pengawas Intern Gambar 2.1 Struktur Organisai Komite Audit Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal (Bradbury et al., 2004) dalam (Suaryana, 2008). Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan (Anderson et al., 2003) dalam (Suaryana, 2008).
34
Keterlibatan komite audit dan auditor independen yang berkualitas dapat mengurangi tindakan oportunistik manajemen. Tindakan manajemen melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri (akrual) memberikan peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu. Untuk mengurangi tindakan manajemen laba dibutuhkan pihak independen, yaitu komite audit dan auditor eksternal yang berkualitas yang mampu memonitor tindakan manajemen. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit adalah: 1.
Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.
2.
Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.
3.
Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya.
4.
Merekomendasikan seleksi auditor eksternal. Fleming (2002) pada Sugiartha (2008) menjelaskan bahwa komite
audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal. Subur (2003) dalam Sugiartha (2008) berpendapat bahwa komite audit berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif.
35
Salah satu cara auditor mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk komite audit (Supriyono, 1998) dalam Susiana dan Arleen (2009). Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Suatu perusahaan dalam penentuan KAP yang akan melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian Mayangsari (2003) yang membuktikan bahwa KAP yang mempunyai spesialisasi dalam suatu industri juga berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficients. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) berukuran besar, melihat hasil bahwa pengaruh ukuran KAP tidak terlalu kuat terhadap Earnings Response Coefficients maka modal klien dan rekan/anggota yang banyak hendaklah digunakan untuk meningkatkan citra sebagai KAP yang berkualitas dimata investor. Karena hal tersebut merupakan salah satu atribut kualitas audit seperti yang dikemukakan oleh Carcello et al. (1992) dalam Riyatno (2007), sehingga opini yang dikeluarkan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dan informasi tersebut dipercaya oleh investor karena berasal dari KAP yang berkualitas dan kredibel. Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit.
36
F. Kompetensi Auditor Kompetensi adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan tidak rutin (Mayangsari, 2003). Dalam literatur psikologi, pengetahuan spesifik dan lama bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kompetensi.
Ukuran
kompetensi
tidak
cukup
hanya
pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain selain pengalaman (Ashton, 1991) dalam Alim (2007). Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2008) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2008) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama. Trotter (1986) dalam Christina (2007) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
37
Adapun Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005) mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Adapun kompetensi menurut Kusharyanti (2003) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini dalam Christina (2007): 1.
Kompetensi Auditor Individual. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit.
2.
Kompetensi Audit Tim. Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor junior, auditor senior, manajer dan partner. Kerjasama yang baik
38
antar anggota tim, profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit. 3.
Kompetensi dari Sudut Pandang KAP. KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien. Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang
lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit daripada KAP kecil. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subjek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas.
39
G. Indenpedensi Auditor Mautz dan Sharaf (1961) dalam Alim (2007) menyatakan bahwa auditor memilliki tanggung jawab kepada klien, masyarakat, kolega, dan diri sendiri demi kelajuntan profesi dan jasa yang diberikan. Independensi merupakan suatu standar audit yang penting, karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993) dalam (Alim, 2007). Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektifitas dalam melaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pritensi dan harus independen, sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Berdasarkan SPAP, audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. standar pengauditan mencakup mutu profesional (professional qualities) auditor, independensi, pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi, independensi merupakan salah satu
40
standar pengauditan yang harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditor berkualitas. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2003). Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 (empat) hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu: (1) Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien. (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri. (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien. (4) Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan publik akan terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya. Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Menurut Lavin (1976) dalam Christina (2007) meneliti 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu : (1) Ikatan keuangan dan hubungan usaha dengan klien. (2)
41
Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada klien. (3) Lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien. H. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1.
2.
3.
Nama Peneliti Nurchasanah dan Rahmanti (2004)
Eunike Christina Elfarini (2007)
Judul Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas Audit”
“Pengaruh kompetensi dan Independensi Aditor terhadap Kualitas Audit” Liliek “Pengaruh Purwanti, Kompetensi Trisni dan Hapsari, M. Independensi Nizarul Auditor Alim (2007) Terhadap
Variabel dan Metode Independen: Pengalaman melakukan audit, Memahami industri klien, Responsif atas kebuthan klien, Taat pada standar umum, Keterlibatan pimpinan KAP, Keterlibatan komite audit, Independensi anggota tim audit, Komunikasi tim audit dan manajemen klien Dependen: Kualitas Audit Metode: Regresi linier berganda Independen: Kompetensi dan independensi auditor Dependen: Kualitas audit Metode: Regresi linier berganda Independen: Kompetensi dan independensi auditor Dependen: Kualitas audit dan etika
Hasil Penelitian Menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman audit dan faktor keterlibatan KAP dengan kualitas audit.
Menemukan adanya pengaruh yang signifikan secara parsial dan simultan antara kompetensi dan independensi auditor dengan kualitas audit. Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit
42
Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi” Susiana dan Analisis Arleen Pengaruh Herawaty Mekanisme (2009) Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Lapoan Keuangan
auditor Metode: Regresi moderate Two Way Interactions
5.
Yulius Jogi Kompetensi Christiawan dan (2003) Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris
Independen: Kompetensi dan independensi akuntan publik
6.
Debby Fitriasari (2007)
4.
Independen: Corporate governance dan Kualitas audit Dependen: Intergritas laporan keuangan Metode: Regresi linier berganda
Pengaruh Independen: Aktivitas dan Aktifitas dan Financial financial literacy Literacy komite audit
walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Mekanisme corporate governance yang diukur dengan keberadaan komite audit dalam perusahaan, keberadaan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Kompetensi akuntan publik memberikan refleksi bahwa profesi akuntan publik tidak menarik dan tergeser oleh profesi lain. Sedangkan independensi memberikan refleksi, bahwa dalam mengambil keputusan di bidang auditnya, akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya. Efektivitas komite audit yang diukur dengan indeks komite audit
43
Komite Audit Dependen: Jenis terhadap Jenis manajemen laba Manajemen Laba
7.
I Putu Sugiartha Sanjaya (2008)
Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba
Independen: Auditor eksternal, komite audit, dan manajemen laba Dependen: KAP big four dan non big four Metode: ANOVA
8.
Agung Suaryana (2008)
Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba
Independen: Komite audit Dependen: Kualitas Laba Metode: FSCM dan CRSM
mamberikan hasil bahwa efektifitas komite audit terbukti tidak bisa membuat manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efisien. Karena kurangnnya independensi dan kewenangan formal maupun tertulis oleh komite audit. Keberadaan komite yang memnuhi syarat ternyata memperburuk kinerja auditor berkualitas. Ini ditunjukkan bahwa manajemen labaa antara perusahaanperusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four tidak berbeda dengan non big four. Bahwa pasar menilai laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
44
Dari penelitian-penelitian terdahulu ini peneliti menambahkan variabel lain yaitu keterlibatan komite audit yang bepengaruh terhadap kualitas audit, serta peneliti akan meneliti kualitas audit bukan secara umum saja tetapi secara sistem informasi berbasis komputer (Pengolahan Data Elektronik). I.
Keterkaitan Antar Variabel Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005). Dengan kata lain rumusan hipotesis merupakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, karena masih perlu dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. 1.
Keterlibatan Komite Audit terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer Komite audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal (Fleming, 2002) dalam (Sugiartha, 2008). Komite audit juga berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif (Subur, 2003) dalam (Sugiartha, 2008). Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit. Hasil penelitian yang dilakukan Supriyono (1998) dalam Susiana dan Arleen (2009) menunjukkan bahwa komite audit merupakan badan
45
yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. Ha1
:Faktor keterlibatan komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
2.
Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama (Mayangsari, 2003). Auditor harus melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses auditnya sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Menurut Kusharyanti (2003), kompetensi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Sedangkan,
Christiawan
independensi akuntan
publik:
(2003) refleksi
dalam hasil
kompetensi
dan
penelitian empiris,
memperoleh kesimpulan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu kompetensi dan independensi.
46
Ha2
:Faktor kompetensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
3.
Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektifitas dalam melaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pritensi dan harus independen, sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Hasil penelitian Christiawan (2003) independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Ha3
:Faktor Independensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
47
4.
Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer Penelitian dilakukan menggunakan tiga variabel sebagai ukuran dari kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Variabel pertama adalah keterlibatan komite audit. Variabel kedua adalah kompetensi auditor. Variabel ketiga adalah independensi auditor. Ha4
:Faktor keterlibatan komite audit, kompetensi auditor dan independensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
J.
Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji pengaruh keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2) dan independensi auditor (X3) terhadap kualitas audit berbasis komputer (Y). Maka model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Keterlibatan Komite Audit
Kompetensi Auditor
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Independensi Auditor Gambar 2.2 Model Penelitian Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
48
K. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, maka hipotesis yang diajukan untuk diuji secara empiris dalam penelitian ini adalah: Ha1
: Keterlibatan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
Ha2
: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
Ha3
: Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
Ha4
: Keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Peneliti ini dirancang untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sasaran dalam penelitian ini adalah auditor yang terdiri dari: Partner, Manager, Supervisor, Senior dan Junior Auditor. Dengan kriteria pendidikan minimal S1 Akuntansi, auditor yang bekerja pada KAP yang bekerja di wilayah Jakarta. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik, mudah dijangkau, memiliki kondisi sosial ekonomi yang relatif sama serta diharapkan dengan menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi penelitian, penulis dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak, sehingga kekuatan generalisasinya lebih tinggi. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.
50
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. 2. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling yaitu memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Metode ini digunakan karena elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002). C. Metode Pengumpulan Data Dalam membahas dan meneliti masalah dibutuhkan data dan informasi yang disusun dan dianalisis, sehingga memperoleh gambaran yang jelas. Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini menjelaskan mengenai penggunaan kedua metode tersebut, yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber ahli (Indriantoro dan Supomo, 2002). Bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam tentang obyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari. Dalam penelitian ini, data
51
dikumpulkan melalui daftar pertanyaan kepada pihak yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian. Untuk memperoleh data yang sebenarnya kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden, yaitu dengan mendatangi tempat responden di kantor akuntan publik. Sebelum penyebaran kuesioner dilakukan terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dipahami oleh responden dan dapat menangkap maksud dari pernyataan yang diberikan. Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama KAP, usia, jenis kelamin, pendidikan formal, lama masa bekerja, kedudukan di KAP) serta data khusus dalam bentuk soal-soal pernyataan tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya tidak ada kuesioner mengenai kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dan keterlibatan komite audit, maka peneliti membuat sendiri pernyataan-pernyataan mengenai kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer tersebut dengan mengacu kepada buku sumber Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep (Gondodiyoto, 2007) dan keterlibatan komite audit. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
52
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder ini diperlukan sebagai landasan teori yang dikumpulkan dengan cara membaca literatur. Hal ini meliputi penelaahan buku, artikel, majalah, koran, jurnal penelitian yang relevan, dan lain-lain yang menunjang penyusunan skripsi ini. D. Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka, maka operasional variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor. Sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. 1. Variabel Independen Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, terdiri atas: a. Keterlibatan Komite Audit Komite audit merupakan wakil pemilik (pemegang saham) yang berada diluar fungsi manajemen. Mereka bertugas melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen.
Bagaimana mereka
melakukan tanggung jawab tersebut, akan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang
53
berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. b. Kompetensi auditor Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen
atas
kompetensi
seseorang
yang
akan
diberi
tanggungjawab untuk melakukan pekerjaan tertentu. Hal tersebut diterapkan
kedalam
bentuk
persyaratan
keterampilan
dan
pengetahuan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. c. Independensi Auditor Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepentingan siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya pada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan pada pekerjaan auditor tersebut.
54
Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1993) dalam Alim (2007). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. a. Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari 10 (sepuluh) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. 3. Operasional Variabel Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Keterlibatan Komite Audit
Jenis Variabel Independen
Skala Pengukuran Ordinal Angota komite audit memberikan rekomendasi tentang pengangkatan dan atau penggantian auditor eksternal. Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan biaya audit (fee) untuk auditor eksternal. Meneliti laporan auditor yang sudah dibuat dan manajemen letters Operasional Variabel
55
Kompetensi
Independen
Independensi Auditor
Independen
(laporan evaluasi tentang pengawasan internal) yang dibuat oleh auditor eksternal. Mengawasi kinerja auditor eksternal dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai dengan standar profesional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan kompetensi dan independensi. Menilai ruang lingkup dan perencanaan auditor eksternal. Prosedur audit, pengetahuan dan pengalaman auditor dapat mempengaruhi opini audit yang telah dibuat. KAP menyelenggarakan program untuk memperoleh personel berkemampuan dengan prestasi akademik dan perguruan tinggi yang mapan. Pengalaman auditor mempengaruhi pengetahuan auditor untuk mempengaruhi kekeliruan atau kesalahan. Pendidikan profesional auditor dapat berkesinambungan untuk meningkatkan jasa audit. Auditor berusaha mendapatkan data yang relevan sebelum melakukan pekerjaan audit. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari kepentingan pribadi auditor. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak
Ordinal
Ordinal
56
Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
Dependen
manajemen klien. Manajemen klien memberikan kebebasan kepada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun objek yang akan diperiksa. Audit SI selalu mengacu pada standar auditing profesional dalam segala aspek pekerjaan audit. Audit SI perlu menjaga sikap independensi dalam tingkah laku dan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit. Auditor SI mempunyai pengetahuan yang memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). Penugasan diberikan pada auditor sesuai dengan keahlian teknis dan pengalaman audit yang pernah dijalankannya. Jika auditor tidak memiliki kompetensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli. Dengan digunakannya tehnik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit. Penyusunan prosedur audit Sistem Informasi diperlukan untuk memperlancarkan tugas pemeriksaan. Sistem analisis dan programmer sebaiknya berada dalam pengawasan dan tanggung jawab kepala bagian aplikasi. Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi. Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme
Ordinal
57
untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut. Sumber: Alim (2007) dan Philip Kotler (1997) E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan di penelitian inii adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor (X3), dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y). 1.
Uji Kualitas Data Sebelum data diolah untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian dengan uji validitas dan reliabilitas untuk melihat apakah data yang diperoleh dari responden dapat menggambarkan secara tepat konsep yang diuji. Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan valid. Sedangkan, kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. a.
Uji Validitas Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002). Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
58
1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid 2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid Dalam mengukur validitas ini, peneliti akan menggunakan SPSS versi 16.0. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009). Jadi jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat ukur tersebut tidak reliabel. Dalam mengukur reliabilitas ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16.0. Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai sebesar 0,6. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel (handal) jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali, 2009). 2.
Tahap Persiapan Data Peneliti melakukan beberapa persiapan data untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi hasilnya (Indriantoro dan Supomo, 2002), yaitu: a.
Tahap Pengeditan (Editing)
59
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan tehnik statistik. Kegiatan ini bertujuan untuk memastika data yang diperoleh adalah bersih dan lengkap, yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten. b.
Tahap Pemberian Kode (Coding) Data coding merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data khususnya pada saat memasukkan data.
c.
Tahap Pemrosesan Data (Data Processing) Memproses datanya dengan melakukan entry data dari lembaran kuesioner isian ke dalam komputer. Biasanya yang sering digunakan dalam pemrosesan data yaitu menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
3.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas: a.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Jika terjadi kemiripan antarvariabel independen
60
dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Pada gambar scatterplot, jika titik-titik menyebar secara merata di atas dan di bawah atau sekitar angka 0, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika titik-titik data membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit atau mengumpul di satu titik, maka telah terjadi heteroskedastisitas. c.
Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah
untuk
melihat
normalitas
data
dengan
cara
membandingkan antara data observesi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal probability plot. Peneliti menggunakan SPSS versi 16.0. Deteksi normalitas dapat dilihat dengan Kurva Normal PPlot. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika data
61
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009). 4.
Uji Hipotesis Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak. a.
Analisis Regresi Berganda Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui tiga variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiga variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier. Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 16.0.
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Untuk mengetahui besar atau kecilnya berpengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤
62
1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendeteksi 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2009). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009). Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda. c.
Uji Statistik t Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yaitu antara keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dari persamaan regresi yang di dapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien variabel keterlibatan
63
komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor (X3) memberikan pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu dilakukan uji parsial (Uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji signifikansi: alpha = 0,05. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 (Ghozali, 2009): Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima d. Uji Statistik Fisher (F) Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen (keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor) terhadap variabel dependen (kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer). Dengan syarat jika probabilitas memenuhi taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2009).
64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang dilibatkan meliputi Partner, Manajer, Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior. Data penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan dengan mengirimkan 90 kuesioner penelitian secara langsung kepada responden. Dalam penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variansi luasnya prosedur pemilihan responden. Metode ini digunakan karena elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002). Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan April sampai dengan pertengahan Mei 2010. Kantor akuntan publik yang telah diberi kuesioner sebanyak 18 KAP yang berasa di wilayah Jakarta dengan peta distribusi sebagai berikut:
65
Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner No.
Nama KAP
Kuesioner Kuesioner Dikirim Diterima 1. Nugroho dan Rekan 10 5 2. Basyirudin & Wildan 5 4 3. Kosasih & Tjahjo 8 5 4. Daniel Kodirun 3 3 5. Drs. Adenan 4 4 6. Drs. Djamrud Abdullah 5 5 7. Drs. Eddy Kaslim 4 4 9. Drs. Usman & Rekan 5 3 10. Eddy Prakarsa Permana & Siddharta 8 3 11. Hasnil., M. Yasin & Rekan 5 5 12. Heliantono & Rekan 5 3 13. Noor Salim 5 5 14. Weddie 5 3 15. Haryono, Junianto 5 3 16. Tedy Chandra, BAP 5 5 17. Syarief Basyier &Rekan 3 3 18. Herman, Dody, Tanumi Hardja & 5 3 Rekan Jumlah 90 66 Sumber: Data primer diolah Adapun gambaran mengenai total pengiriman dan pengambilan kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner Keterangan Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak dapat digunakan Kuesioner yang tidak dikembalikan Sumber: Data primer diolah
Jumlah 90 66 6 60
Presentase 100% 73% 7% 67%
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah disebar adalah sebanyak 90 kuesioner atau 100%. Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah 66 buah atau 73%. Sewaktu pemasukan data,
66
sebanyak 6 buah atau 7% kuesioner dari responden yang tidak dapat digunakan dalam penelitian ini, karena adanya data yang tidak diisi secara lengkap. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 60 kuesioner dengan tingkat pengembalian responden 67%. Kuesioner tidak kembali sebanyak 24 buah, disebabkan karena waktu penelitian yang diambil oleh peneliti bertepatan dengan waktu penugasan auditor, sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada di kantor akuntan publik melainkan di luar kota berdasarkan tempat klien yang mereka audit. Oleh karena itu, para auditor eksternal tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 2. Karakteristik Responden Karakteristik digunakan untuk memberikan gambaran atau informasi mengenai data identitas responden. Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik (auditor eksternal) yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Berikut ini menjelaskan identitas responden ditinjau dari kategori jenis kelamin, jabatan tempat responden bekerja, pendidikan terakhir dan lama pengalaman bekerja. a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Posisi atau Jabatan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan posisinya di kantor akuntan publik dapat dilihat pada tabel 4.3.
67
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Posisi di Kantor Akuntan Publik (KAP) Posisi Jumlah Junior Senior Supervisor Manager Partner a. Pria 17 8 2 4 2 33 b. Wanita 15 7 3 2 27 Jumlah 60 Sumber: Data primer diolah Keterangan
Karakteristik responden auditor eksternal berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa auditor yang berjenis kelamin pria berjumlah 33 orang, dimana 17 orang menjabat sebagai auditor junior, 8 orang menjabat sebagai auditor senior, 2 orang menjabat sebagai supervisor, 4 orang menjabat sebagai manajer, dan 2 orang menjabat sebagai partner. Sedangkan auditor yang berjenis kelamin wanita sebanyak 27 orang yang terdiri atas 15 orang menjabat auditor junior, 7 orang menjabat auditor senior, 3 orang menjabat supervisor, dan 2 orang menjabat partner. Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut dapat terlihat jelas bahwa mayoritas responden auditor eksternal adalah berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 33 orang yang rata-rata mendominasi seluruh jabatan di kantor akuntan publik. Sedangkan 27 orang berjenis kelamin wanita, yang hanya menjabat sebagai auditor junior, auditor senior, supervisor, dan partner. b.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Untuk
mengetahui
karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.4. 68
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan
Keterangan Jabatan: a. Auditor Junior b. Auditor Senior c. Supervisor d. Manager e. Partner Jumlah Sumber: Data primer diolah
Jumlah
D3
S1
S2
S3
2 2
32 5 4 1 42
4 7 2 1 2 16
-
38 12 6 2 2 60
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa auditor eksternal mayoritas memiliki latar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 42 orang, yang terdiri atas 32 orang auditor junior, 5 orang auditor senior, 4 orang supervisor, dan 1 orang manajer. Sedangkan yang berlatarbelakang pendidikan D3 sebanyak 2 orang. Sisanya adalah yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 16 orang. Pada tabel tersebut terlihat dengan jelas bahwa tidak terdapat responden auditor eksternal yang berlatar belakang pendidikan S3. c.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Untuk
mengetahui
karakteristik
responden
berdasarkan
pengalaman bekerja dapat dilihat pada tabel 4.5.
69
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman bekerja Keterangan
< 3thn a. Auditor Junior 23 b. Auditor Senior 3 c. Supervisor 3 d. Manager e. Partner Jumlah 29 Sumber: Data primer diolah
Pengalaman Kerja 3-5 thn 5-10thn 5 11 4 1 3 3 20 7
10thn 3 1 4
Jumlah 28 14 8 6 4 60
Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 29 orang, yang terdiri atas 23 auditor junior, 3 auditor senior, dan 3 supervisor. Pengalaman kerja selama lebih dari tiga sampai lima tahun sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 5 auditor junior, 11 auditor senior, dan 4 supervisor. Sedangkan yang memiliki pengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 7 orang auditor eksternal, yang terdiri atas 1 supervisor, 3 manajer, dan 3 partner. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun berjumlah 4 orang, yang terdiri atas 3 manajer dan 1 partner. Pengalaman kerja auditor didominasi oleh auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari tiga tahun, yaitu 48% atau sebanyak 29 orang dari 60 orang auditor eksternal. Hal ini disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior.
70
B. Penemuan 1. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atau data primer ini, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pada penelitian ini, dilakukan tryout atau pra survey terhadap 15 responden sebelum kuesioner diberikan kepada 60 responden, dengan 25 butir pertanyaan untuk menguji validitas serta reliabilitas dari seluruh pertanyaan tersebut. a.
Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r tabel dengan r hitung (Corrected Item-Total Correlation), dengan kriteria sebagai berikut: Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka item valid Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka item tidak valid Pengujian
ini dilakukan dengan membandingkan
nilai
Corrected item-Total Correlation antara r hitung dengan r tabel (Ghozali, 2009). Untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden (Ghozali, 2009). Pada kasus ini jumlah sampel (n) = 60, maka besarnya df = 60 – 2 = 58. Dengan alpha = 0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,254. Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS versi 16.00.
71
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Item
Corrected Item – Total Correlation (r hitung) KA1 0,604 KA2 0,564 KA3 0,622 KA4 0,552 KA5 0,357 KA6 0,611 KA7 0,867 KA8 0,585 KA9 0,680 KA10 0,610 Sumber: Data primer diolah
r tabel
Kriteria
0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (KA1, KA2, KA3, KA4, KA5, KA6, KA7, KA8, KA9, dan KA10) adalah valid. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keterlibatan Komite Audit Item
Corrected Item – Total Correlation (r hitung) KM1 0,656 KM2 0,635 KM3 0,504 KM4 0,444 KM5 0,713 Sumber: Data primer diolah
r table
Kriteria
0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Valid Valid Valid Valid Valid
72
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel keterlibatan komite audit, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan keterlibatan komite audit (KM1, KM2, KM3, KM4, dan KM5) adalah valid. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor Item
Corrected Item – Total Correlation (r hitung) KP1 0,464 KP2 0,647 KP3 0,576 KP4 0,710 KP5 0,728 Sumber: Data primer diolah
r table
Kriteria
0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel kompetensi auditor, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan kompetensi auditor (KP1, KP2, KP3, KP4, dan KP5) adalah valid. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Independensi Auditor Item
Corrected Item – Total Correlation (r hitung) ID1 0,716 ID2 0,694 ID3 0,546 ID4 0,624 ID5 0,578 Sumber: Data primer diolah
r table
Kriteria
0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Valid Valid Valid Valid Valid
73
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel independensi auditor, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan independensi auditor (ID1, ID2, ID3, ID4, dan ID5) adalah valid. b. Uji Reliabilitas Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan butir-butir di dalam kuesioner. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel (handal) bila memiliki nilai Conbrach’s Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali, 2009). Untuk uji reliabilitas, dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s, dengan kriteria sebagai berikut: Jika nilai Alpha Cronbach’s > 0,6 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Jika nilai Alpha Cronbach’s < 0,6 maka suatu konstruk dikatakan tidak reliabel. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
74
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Komite Audit Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .803
N of Items .801
5
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel keterlibatan komite audit diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,801. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (0,801 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel keterlibatan komite audit adalah reliabel. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Auditor Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .819
N of Items .832
5
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kompetensi auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,832. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (0,832 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa
75
jawaban responden terhadap pernyataan variabel kompetensi auditor adalah reliabel. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi Auditor Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .830
N of Items .832
5
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan
tabel
diatas,
hasil
pengujian
variabel
independensi auditor diperoleh nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,832. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (0,832 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel independensi auditor adalah reliabel. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .869
N of Items .881
10
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer diperoleh nilai
76
Cronbach’s Alpha sebesar 0,881. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (0,881 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer adalah reliabel. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan akan memperoleh data yang konsisten dan jika pertanyaan tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang pertama. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan dalam setiap variabel adalah reliabel. 2. Uji Asumsi Klasik Uji
asumsi
klasik
meliputi
uji
multikolinieritas,
uji
heteroskedstisitas dan uji normalitas. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS for Windows version 16.00 diperoleh sebagai berikut: a.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas (Ghozali, 2009). Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
77
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas a
Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
10.625
2.957
3.593
.001
-.096
.167
-.060 -.575
.568
.566 1.766
KompetensiAuditor
.773
.172
.463 4.496
.000
.578 1.731
IndependensiAuditor
.800
.197
.473 4.063
.000
.452 2.214
KeterlibatanKomiteAudit
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa masingmasing variabel memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang
dari
0,1.
Dengan
demikian
tidak
terdapat
multikolinieritas diantara ketiga variabel independen tersebut. Sehingga model regresi berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Pada Gambar 4.1 dibawah ini, menunjukkan Grafik Uji Scatterplot.
78
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Sumber: Data primer diolah Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. c.
Uji Normalitas Untuk lebih memperjelas tentang selebaran data dalam penelitian ini maka disajikan dalam grafik histogram dan grafik
79
normal P-Plot. Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2009) yaitu: Jika sumbu menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot Sumber: Data primer diolah Berdasarkan Normal Probability Plot of Residual pada Gambar 4.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya
80
mengikuti arah garis diagonal. Dengan dmikian, gambar P-Plot tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.3 Grafik Histogram Sumber: Data primer diolah Jika dilihat dari histogram, terlihat bahwa sebaran data residual secara umum berada di dalam kurva yang berbentuk lonceng, dimana pola distribusinya tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).
81
3. Uji Hipotesis Dalam pengolahan data, peneliti ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Ghozali, 2009). a.
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel bebas (X1,X2,X3) dengan variabel terikat (Y). Tabel 4.14 dibawah ini merupakan hasil uji regresi berganda. Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Regresi a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
10.625
2.957
-.096
.167
KompetensiAuditor
.773
IndependensiAuditor
.800
KeterlibatanKomiteAudit
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
3.593
.001
-.060
-.575
.568
.566
1.766
.172
.463
4.496
.000
.578
1.731
.197
.473
4.063
.000
.452
2.214
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Data primer diolah b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk melihat presentase variabel independen dan variabel dependen serta melihat seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
82
besar kemampuan variabel independen (keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor) menjelaskan variabel dependen (kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer). Hasil yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square dalam uji koefisien determinasi karena penelitian ini menggunakan lebih dari 2 (dua) variabel independen. Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model 1
R
R Square a
.810
Adjusted R Square
.657
.639
Std. Error of the Estimate 2.94541
a. Predictors: (Constant), inde, kompe, komit b. Dependent Variable: kuali
Sumber: Data primer diolah Pada tabel Model Summary, didapat nilai koefisien korelasi R sebesar 0,810 dengan koefisien determinasi R2 sebesar 0,639 atau (63,9%), hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel independen terhadap variabel independen adalah kuat yaitu 0,810 dan angka adjusted R square sebesar 63,9%, menandakan bahwa variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dijelaskan oleh variabel keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor, sedangkan sisanya sebesar (100% - 63,9%) = 36,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam analisa regresi ini, misalnya: komunikasi tim audit dan manajemen klien serta memahami industri klien.
83
c.
Uji Statistik t Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yaitu antara keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dari persamaan regresi yang di dapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien variabel keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor (X3) memberikan pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu dilakukan uji parsial (Uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji signifikansi: alpha = 0,05. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 (Ghozali, 2009): Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima Tabel 4.17 Hasil Uji statistik t a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
10.625
2.957
KeterlibatanKomiteAudit
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
3.593
.001
Tolerance
VIF
-.096
.167
-.060
-.575
.568
.566
1.766
KompetensiAuditor
.773
.172
.463
4.496
.000
.578
1.731
IndependensiAuditor
.800
.197
.473
4.063
.000
.452
2.214
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Data primer diolah 84
Berikut adalah pengujiannya: 1. Menguji signifikansi koefisien β1 Keterlibatan Komite Audit pada model regresi: Ha:
Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil pengujian untuk variabel keterlibatan komite audit
terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,568 atau probabilitas diatas 0,05 (0,568 > 0,05). Dengan demikian Ha ditolak, sehingga keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. 2. Menguji signifikansi koefisien β2 Kompetensi Auditor pada model regresi: Ha:
Kompetensi
auditor
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil pengujian untuk variabel kompetensi auditor terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,000 atau probabilitas diatas 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian Ha diterima, sehingga kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. 3. Menguji signifikansi koefisien β 3 Independensi Auditor pada model regresi:
85
Ha:
Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil pengujian untuk variabel independensi auditor
terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,000 atau probabilitas diatas 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian Ha diterima, sehingga independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. d. Uji Statistik F Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan atau simultan variabel independen apakah ada atau tidaknya pengaruh linear dalam hipotesis terhadap variabel dependen. Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
930.108
3
310.036
Residual
485.825
56
8.675
1415.933
59
Total
F
Sig. a
35.737
.000
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor, KeterlibatanKomiteAudit b. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Data primer diolah Dalam tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk memprediksi kontribusi aspek-aspek variabel independen terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dari perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 35,737. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 =
86
56, didapat nilai Ftabel = 2,78. Karena nilai Fhitung > nilai Ftabel (35,737 > 2,78) maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen yaitu keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), dan independensi auditor (X3) secara bersamaan dengan signifikan memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y). Dengan demikian maka dapat disimpulkan Ha4 diterima. C. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh keterlibatan komite audit terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Komite audit yang sangat diperlukan oleh suatu organisasi bisnis dikarenakan dapat mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran laporan keuangan yang akan meningkatkan kualitas audit. Keterlibatan komite audit yang diukur dari kerjasama manajemen dan kualitas/kompetensi anggota komite audit Tetapi ternyata terdapat masalah komunikasi yang tidak efektif dengan komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan penelitian Sugiartha (2008) yang menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak meningkatkan kualitas
87
audit
karena
adanya
masalah
independensi
komite
audit
dan
kemampuan/keahlian yang dimiliki komite audit. Begitu juga dengan hasil penelitian Fitriasari (2006) yang menunjukkan bahwa efektivitas komite audit dari sisi input dan prosesnya tidak bisa terbukti dapat meningkatkan kualitas audit. Hal ini kemungkinan karena kurangnya independensi dan kewenangan formal maupun tertulis komite audit. 2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang jabatan, lama pengalaman bekerja dibidang audit, dan tingkat pendidikan memang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai orang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Sehingga dapat disimpulkan kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Liliek Purwanti, Trisni Hapsari, M. Nizarul Alim (2007) yang menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
88
3. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang independen cenderung meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dibandingkan auditor yang tidak independen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi yang dimiliki oleh auditor bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina (2007)
yang
menunjukkan
bahwa
kompetensi
dan independensi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat kompetensi dan independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut. Hal ini berkaitan dengan sikap auditor, semakin independen sikap seorang audit maka akan sangat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Karena dengan bersikap independen itu, maka auditor tidak dapat dipengaruhi maupun terperngaruh oleh apapun atau siapapun serta dalam kondisi apapun sehingga dapat meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
89
4. Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Hasil uji F menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhdap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
90
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda, dapat disusun suatu kesimpulan mengenai hasil uji hipotesis sebagai berikut: 1. Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini konsisten dengan penelitian Sugiartha (2008) dan penelitian Fitriasari (2006). 2. Kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Liliek Purwanti, Trisni Hapsari, M. Nizarul Alim (2007). 3. Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina (2007). 4. Keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
91
B. Implikasi Auditor
harus
memiliki
pengetahuan
dan
pengalaman
akan
meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer karena pengetahuan dan pengalaman yang terbukti cukup berkontribusi dalam membentuk kompetensi auditor dalam meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sikap auditor harus independen karena semakin independen sikap seorang auditor maka akan sangat mempengaruhi penilaian auditor terhadap peningkatan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Peneliti juga hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung, sehingga kesimpulan yang diambil hannya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mencakup populasi yang lebih luas lagi. Sehingga hasilnya dapat digeneralisasi untuk auditor di seluruh Indonesia. Dan diharapkan dapat melakukan penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak dan cara penyebaran kuesioner yang lebih baik agar mendapat hasil yang lebih akurat. Diharapkan pada penelitian selanjutnya, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, misalnya: komunikasi tim audit dan manajemen kllien serta memahami industri klien.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing jilid I & jilid II (pemeriksaan akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2007. Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, dan Lilik Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi.” Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar. 2007. Arens, Alvin A., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. “Auditing and Assurance Services an Integrated Aproach”, 13th edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall International, 2010. Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No. 2 (Nov) Hal. 79-92. 2003. Christina, Eunike Elfarini. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah).” Universitas Negeri Semarang. 2007. Fitriasari, Debby. “Pengaruh Aktivitas dan Financial Literacy Komite Audit terhadap Jenis Manajemen Laba”. Universitas Indonesia. 2007. Gondodiyoto, Sanyoto, dan Henny Hendarti. “Audit Sistem Informasi Lanjutan”. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS”. Semarang: BP Undip. 2009. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarih Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007. IAI. “ Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. “Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama”. BPFE. Yogyakarta: 2002.
93
Ismail, Dimas. “Manfaat Pengolahan Data Elektronik (PDE) Penjualan atas Pengendalian Penjualan”. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2005 Kusharyanti. “Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). 2003. Mayangsari, Sekar. “Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari). 2003. Mulyadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis faktor-faktor penentu kualitas audit”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60. 2004. Riyatno. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Earnings Response Coefficients”. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No.2, Oktober 2007, Hal 148 – 162. 2007. Sasongko, Budi. Diakses tanggal: 11 Februari 2010, dari http://budi.perbanas.ac.id/2007/09/audit-sistem-informasi-at-a-glance/ Saifuddin. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa)”. Semarang: Tesis Undip. (Tidak dipublikasikan). 2004. Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97 Sugiyono. “Metode Penelitian Administrasi”. Bandung: CV. Alfabeta. 2005.
Sugiartha, I Putu Sanjaya. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 11, No. 1, Januari 2008. Hal.97-116. 2008.
94
Suharli, M. “Audit Finansial, Audit Manajemen, dan Sistem Pengendalian Intern”. Skripsi Sarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Tidak Dipublikasikan). Jakarta. 2000. Suryana, Agung. “Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba”. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 6, No.3, November 2008. 2008 Susiana dan Arleen Herawaty. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Trisakti School of Management. 2009. Wibowo dan Hardiningsih. “Pengaruh Faktor Personality dan Profesional Commitment terhadap Keahlian Komputer Audit”. Diakses tanggal: 6 Februari 2010, dari http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/jurnal-bisnisdan-ekonomi-maret-2003-4412.html. 2003.
95
KUESIONER
“PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah Strata Satu (S1)
Disusun Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Kepada Yth, Auditor Eksternal di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”, maka perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan yang terangkum dalam kuesioner. Sebagai informasi yang menyusun kuesioner ini adalah: Nama NIM Angkatan Fakultas/jurusan Telp/HP
: Alfa Yunita : 106082002564 : 2006 : Ekonomi/Akuntansi (S1) : (021) 93101077/ 0856 7616141
Dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu merelakan waktunya sejenak untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Informasi yang saya peroleh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan kesimpulan mengenai apakah terdapat perbedaan keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sehubungan dengan terbatasnya waktu, saya mohon kuesioner ini dikembalikan paling lambat satu minggu setelah kuesioner ini diterima atau dengan menghubungi peneliti. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof. DR. Abdul Hamid, MS
Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM
Peneliti
Alfa Yunita
IDENTITAS RESPONDEN Pada bagian ini anda diminta untuk mengisi identitas respondenmengenai nama, nama KAP, dan usia pada pertanyaan no. 1, 2, dan 3. Untuk pertanyaan no.4 s.d 7 harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (X).
1.
Nama KAP
:
2.
Usia
:
3.
Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki b. Perempuan 4.
Pendidikan Formal
:
a. D3 b. Sedang menempuh S1 c. Lulus S1 d. Sedang menempuh S2 e. Lulus S2 f. S3 5.
Lama masa bekerja sebagai auditor: a. < 3 tahun b. 3 – 5 tahun c. 5 – 10 tahun d. > 10 tahun
6.
Kedudukan di KAP sebagai: a. Junior Auditor b. Senior Auditor c. Supervisor Auditor d. Partner e. Manajer
Kuesioner mengenai Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi auditor, atas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer. Petunjuk pengisian: Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dimohon untuk mengisi kuesioner dengan cara memberi tanda check list (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan: STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
TB
: Tidak Berpendapat
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer No. Pernyataan 1. Auditor sistem informasi selalu mengacu pada standar auditing profesional dalam segala aspek pekerjaan audit. 2. Auditor sistem informasi perlu menjaga sikap independensi dalam tingkah laku dan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit. 3. Auditor sistem informasi mempunyai pengetahuan yan memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). 4. Penugasan diberikan pada auditor sesuai dengan keahlian teknis dan pengalaman audit yang pernah dijalankannya. 5. Jika auditor tidak memiliki kompetensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli. 6. Dengan digunakannya tehnik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit. 7. Penyusunan prosedur audit Sistem Informasi diperlukan untuk memperlancarkan tugas pemeriksaan. 8. Sistem analisis dan programmer sebaiknya
STS
TS
TB
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
9.
10.
berada dalam pengawasan dan tanggung jawab kepala bagian aplikasi. Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi. Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
STS
TS
TB
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
STS
TS
TB
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Keterlibatan Komite Audit No Pernyataan 1. Angota komite audit memberikan rekomendasi tentang pengangkatan dan atau penggantian auditor. 2. Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan biaya audit (fee) untuk auditor. 3. Meneliti laporan auditor yang sudah dibuat dan manajemen letters (laporan evaluasi tentang pengawasan internal) yang dibuat oleh auditor. 4. Mengawasi kinerja auditor dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai dengan standar profesional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan kompetensi dan independensi. 5. Menilai ruang lingkup dan perencanaan auditor. Kompetensi Auditor No 1.
2.
3.
4.
Pernyataan Prosedur audit, pengetahuan dan pengalaman auditor dapat mempengaruhi opini audit yang telah dibuat. KAP menyelenggarakan program untuk memperoleh personel berkemampuan dengan prestasi akademik dan perguruan tinggi yang mapan. Pengalaman auditor mempengaruhi pengetahuan auditor untuk mempengaruhi kekeliruan atau kesalahan. Pendidikan profesional auditor dapat berkesinambungan untuk meningkatkan jasa
5.
audit. Auditor berusaha mendapatkan data yang relevan sebelum melakukan pekerjaan audit.
1
2
3
4
5
STS
TS
TB
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Independensi Auditor No Pernyataan 1. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa. 2. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih. 3. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari kepentingan pribadi auditor. 4. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak manajemen klien. 5. Manajemen klien memberikan kebebasan kepada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun objek yang akan diperiksa.
KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KETERLIBATAN KOMITE AUDIT KOMPETENSI AUDITOR INDEPENDENSI AUDITOR KOMPUTER RESP KM1 KM2 KM3 KM4 KM5TOTAL KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TOTAL ID1 ID2 ID3 ID4 ID5 TOTALKA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10TOTAL 1 1 1 5 5 5 17 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 2 3 3 4 4 4 18 4 4 3 4 4 19 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 3 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 4 3 3 4 5 3 18 4 4 3 4 5 20 4 5 3 4 5 21 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 45 5 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 4 4 3 3 3 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 6 2 3 4 4 3 16 4 3 5 5 4 21 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 44 7 3 3 4 2 3 15 4 3 4 4 5 20 4 3 2 4 4 17 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 41 8 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38 9 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38 10 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 37 11 5 5 5 4 4 23 2 5 5 5 5 22 4 4 5 5 5 23 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 43 12 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38 13 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 40 14 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 23 15 2 2 2 1 2 9 1 1 2 2 2 8 1 1 2 2 2 8 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 17 16 4 3 4 3 4 18 4 4 5 4 4 21 4 5 5 4 5 23 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 42 17 4 3 5 4 4 20 4 5 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 18 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 22 5 4 4 5 5 23 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 21 4 3 3 4 4 18 3 4 4 4 3 18 4 3 3 4 3 17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 22 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 23 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 24 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 4 3 5 5 3 3 4 4 4 5 40 25 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 4 3 5 5 3 3 4 4 4 5 40 26 4 4 4 4 5 21 4 5 5 5 5 24 5 5 5 4 5 24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 47 27 4 3 5 4 5 21 4 5 4 5 4 22 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 46 28 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 22 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 29 3 3 4 4 3 17 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 38 30 3 2 4 3 2 14 3 5 4 5 5 22 2 2 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 2 3
3 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3
3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4
4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3
2 4 5 3 2 2 3 2 4 4 4 5 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3
14 20 21 14 12 12 13 12 20 20 20 21 17 22 20 16 16 18 19 19 20 20 22 20 18 20 18 18 16 16
4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4
3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5
4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 2 2 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 4 4
19 21 21 19 18 18 18 18 20 18 20 24 20 23 20 18 18 20 18 21 23 21 14 24 24 20 24 21 23 22
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 3 5 4 3 3
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 2
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 5 3 4 4
18 21 20 19 19 19 19 20 20 21 20 22 18 19 20 18 20 20 19 20 22 19 24 25 19 19 21 17 19 17
4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 2 4 5 4
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 5
3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 2 3 5 4 3
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 5 4 5 5 3 5 2 5 5 5 4
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 3 5 5 4
3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 2 4 4 5
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 5 5 5 3 2 4 5 4 4
37 44 41 40 40 40 40 40 45 41 39 43 38 44 39 40 38 39 44 41 38 40 40 42 40 31 34 43 43 41
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1.
Keterlibatan Komite Audit (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
N of Items
.803
.801
5
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
2.
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
KM1
14.5667
5.741
.656
.597
.742
KM2
14.6500
5.926
.635
.602
.749
KM3
14.2333
7.199
.504
.313
.791
KM4
14.2333
6.826
.444
.282
.807
KM5
14.3833
5.664
.713
.530
.722
Kompetensi Auditor (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .819
N of Items .832
5
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
3.
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
KP1
16.2000
5.824
.464
.243
.835
KP2
16.0000
5.525
.647
.473
.772
KP3
15.9500
5.709
.576
.390
.794
KP4
15.8667
5.914
.710
.579
.761
KP5
15.8500
5.825
.728
.562
.755
Independensi Auditor (X3) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .830
N of Items .832
5
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
ID1
15.6667
5.412
.716
.564
.771
ID2
15.9333
5.114
.694
.556
.777
ID3
15.6500
5.791
.546
.329
.820
ID4
15.6500
5.994
.624
.410
.800
ID5
15.6333
5.728
.578
.363
.811
4.
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .869
N of Items .881
10
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
KA1
36.0500
20.218
.604
.647
.855
KA2
36.0167
20.118
.564
.421
.858
KA3
36.0500
19.642
.622
.637
.853
KA4
36.0167
20.186
.552
.542
.858
KA5
36.2167
19.664
.357
.180
.886
KA6
36.0167
20.017
.611
.613
.854
KA7
35.9500
17.981
.867
.842
.832
KA8
36.0167
19.712
.585
.561
.856
KA9
35.9667
20.338
.680
.624
.852
KA10
36.0000
19.356
.610
.637
.854
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1.
Hasil Uji Multikolinieritas a
Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model 1
B (Constant)
10.625
2.957
-.096
.167
KompetensiAuditor
.773
IndependensiAuditor
.800
KeterlibatanKomiteAudit
a. Dependent Variable: KualitasAudit
2.
Std. Error
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
3.593
.001
-.060
-.575
.568
.566
1.766
.172
.463
4.496
.000
.578
1.731
.197
.473
4.063
.000
.452
2.214
3. Hasil Uji Normalitas
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
Method
IndependensiAu ditor, KompetensiAudit
. Enter
or, KeterlibatanKomi teAudit
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KualitasAudit Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant)
Std. Error
Beta
10.625
2.957
-.096
.167
KompetensiAuditor
.773
IndependensiAuditor
.800
KeterlibatanKomiteAudit
t
-.060
-.575
.568
.566
1.766
.172
.463
4.496
.000
.578
1.731
.197
.473
4.063
.000
.452
2.214
b
1
R Square a
.810
.657
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .639
2.94541
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor, KeterlibatanKomiteAudit b. Dependent Variable: KualitasAudit
VIF
.001
Model Summary
R
Tolerance
3.593
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Model
Sig.
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
930.108
3
310.036
Residual
485.825
56
8.675
1415.933
59
Total
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor, KeterlibatanKomiteAudit b. Dependent Variable: KualitasAudit
F 35.737
Sig. .000a