PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LAMONGAN Aris Budi Susanto dan Lucky Rachmawati Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT This study examines the influence of HumanDevelopment Indeks( HDI) and inflation on economic growth in regency Lamongan on 2002-201. The purpose of this research are to identified how influence the variables HDI and inflation on economic growth in Lamongan regency. In order to verify research hypothesis the econometric model was used with OLS (Ordinary Least Square) method. From the analysis result could be concluded that IPM variable and inflation based on simultaneous test result, all variables simultaneously have significant effect toward economic growth of Lamongan
Keyword: Human Development Indeks(HDI, inflation.
Pertumbuhan
ekonomi
memungkinkan terjadinya pembangunan
peningkatan
ekonomi di banyak bidang. Menurut
kemampuan dari suatu perekonomian
Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah
dalam memproduksi barang-barang dan
kenaikan
jasa-jasa.
kemampuan
didefenisikan
sebagai
Pertumbuhan
ekonomi
jangka
panjang
dalam
negara
untuk
suatu
menunjukkan sejauh mana aktivitas
menyediakan semakin banyak jenis
perekomian
barang-barang
akan
menghasilkan
ekonomi
kepada
tambahan pendapatan masyarakat pada
pendudunya; kemampuan ini tumbuh
suatu
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
periode
tertentu.
(Sukirno,
2006:423).
penyesuaian kelembagaan dan ideologis
Pertumbuhan ekonomi adalah
yang diperlukannya (Jingan, 2010:57).
hal yang selalu diprioritaskan sebab adanya
pertumbuhan
ekonomi
Pembangunan
yang
pendapatan
perkapita.
indonesia
dikarenakan
pertumbuhan
ini
ekonomi
yang
stabil sangat diharapkan oleh negara
mengindikasikan adanya pertambahan hal
ekonomi
masalah
sedang
membangun
karena
dapat
kemiskinan,
seperti
mengatasi
pengangguran,
buta huruf meingkatkan kesejahteraan
yaitu
masyarakat dan memberi perhatian lebih
pertumbuhan ekonomi indonesia justru
di bidang kesehatan dan pendidikan
mengalami penurunan secara drastis.
(Masriah, 2011:23). Dengan kata lain
Penurunan
negara yang mengalami pertumbuhan
Indonesia di tahun 2009 adalah 1,43%.
ekonomi yang tinggi maka ia akan
Di tahun 2010 pertumbuhan ekonomi
mampu memberikan efek yang tinggi
Lamongan dan pertumbuhan ekonomi
terhadap bidang-bidang yang lain sebab
Indonesia mengalami kenaikan namun
ketika
mengalami
angka pertumbuhan ekonomi Lamongan
pertumbuhan ekonomi maka pendapatan
masih lebih baik dari pertumbuhan
nasional suatu negara akan terdongkrak
ekonomi Indonesia yaitu sebesar 6,89%
naik sehingga bisa dialokasikan untuk
dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pembiayaan pembangunan infrastruktur
6,20%. Pada data terakhir tahun 2011
perekonomian.
menunjukkan
suatu
negara
Oleh
sebab
itu
sebesar
0,09%
pertumbuhan
bahwa
namun
ekonomi
pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas
ekonomi lamongan masih lebih tinggi
utama
sebesar 7,2% dari pada pertumbuhan
suatu
negara
guna
mensejahterakan penduduknya. Menurut pertumbuhan
BPS
ekonomi
Jatim
ekonomi
2012
Indonesia
yang
hanya
mencapai angka sebesar 6,46%.
Kabupaten
Menurut Solow pertumbuhan
Lamongan dari tahun 2008 hingga tahun
ekonomi selalu bersumber dari satu atau
2011
pertumbuhan
lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas
ekonomi Indonesia . Pada tahun 2007
dan kualitas tenaga kerja (melalui
pertumbuhan ekonomi lamongan sebesar
pertubuhan
5,7%
perbaikan
selaludi
dan
atas
pertumbuhan
ekonomi
jumlah
penduduk
pendidikan),
dan
penambahan
Indonesia sebesar 6,35%, namun pada
modal dan teknologi. Sedangkan salah
tahun
ekonomi
satu alat untuk mengukur pembangunan
lamongan mengalami kenaikan yang
kualitas dan kuantitas tenaga kerja
sangat tajam sebesar 0,46 sedangkan
adalah IPM (Todaro, 2003:150). Indek
pertumbuhan ekonomi indonesia justru
pembangunan manusia merupakan suatu
mengalami penurunan sebesar 0,34. Di
indeks komposit yang mencakup tiga
tahun
bidang
2008
2009
pertumbuhan
pertumbuhan
ekonomi
Lamongan mengalami kenaikan lagi
dianggap
pembagian sangat
manusia
yang
mendasar
yaitu
kesehatan yang diukur dari rata-rata usia
pertumbuhan ekonomi Lamongan adalah
harapan
paling rendah.
hidup,
pengetahua
dan
pendidikan yang diukur dari rata-rata
Inflasi merupakan salah satu
lama sekolah dan angka melek huruf dan
indikator penting dalam pengendalian
standar hidup layak (kesejahteraan)
ekonomi makro yang berdampak luas
secara
terhadap
keseluruhan
BPS
Jatim
(2002:28).
berbagai
sektor
ekonomi.
Dengan syarat dan batas-batas yang
IPM berperan penting dalam pembangunan
perekonomian
modern
masih toleran. Dengan begitu, inflasi akan mendorong perekonomian. Laju
sebab pembangunan manusia yang baik
inflsi
akan menjadikan faktor-faktor produksi
mengganggu
mampu
Mutu
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
penduduk yang baik akan mampu untuk
Demikian pula dengan tingkat inflasi
berinovasi
faktor-
yang terlalu rendah, karena sektor
faktor produksi yang ada. Selain dari
produksi tidak memiliki dorongan untuk
pada itu pembangunan manusia yang
memacu produksinya.
di
maksimalkan.
mengembangkan
tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan
tinggi
pula
sehingga
akan
yang
terlalu
tinggi
usaha
dapat
pemerintah
Inflasi berdampak buruk pada perekonomian
khususnya
pada
menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini
redistribusi pendapatan dan terjadinya
akan
untuk
distorsi harga, distorsi penggunaan uang
menggalakkan pertumbuhan ekonomi
dan distorsi pajak Menurut Samuelson
(sukirno
Namun
dalam Djohanputro (2006:153). Tentu
pada
saja hal ini akan berdampak negatif pada
mempermudah
2006:430).
kenyataannya
yang
terjadi
Kabupaten lamongan, IPM yang cukup
pertumbuhan
tinggi pertumbuhan ekonominya masih
dari
rendah. Menurut BPS Jatim tahun 2012
Kabupaten
jika di bandingkan dengan beberapa kota
ekonomi selalu mengalami kenaikan
di
Kabupaten
baik ketika tingkat inflasi menurun
Lamongan lebih tinggi di bandingkan
ataupun naik. Berdasarkan BPS Jatim
kabupaten
Kabupaten
tahun 2012 pada tahun 2003, 2005,
Tuban, Kabupaten Banyuwangi dan
2006, 2011 inflasi dan pertumbuhan
Kabupaten
ekonomi
Jawa
Timur
IPM
Bojonegoro,
Pasuruan
namun
perekonomian.
pertumbuhan Lamongan
naik,
Namun
ekonomi
di
pertumbuhan
bahkan
kenaikan
pertumbuhan ekonomi di tahun 2011
maka
masih mencapai angka 0,23%.
masyarakat
Berdasarkan
latar
belakang
diatas masalah yang akan dibahas dan
pengaruh
IPM
terhadap
sebagai
pendapatan pemilik
faktor
produksi juga akan meningkat (Sukirno, 2006:423).
dicari jawabannya adalah: (1) Apakah ada
diharapkan
Menurut Kuznets pertumbuhan ekonomi
adalah
kenaikan
jangka
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
panjang dalam kemampuan suatu negara
Lamongan. (2) Apakah ada pengaruh
untuk menyediakan semakin banyak
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
jenis barang-barang ekonomi kepada
di Kabupaten Lamongan. (3) Apakah
pendudunya; kemampuan ini tumbuh
ada pengaruh IPM dan inflasi terhadap
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
penyesuaian kelembagaan dan ideologis
Lamongan secara bersama-sama.
yang diperlukannya (Jingan, 2010:57). Dengan
Pertumbuhan Ekonomi
disimpulkan
demikian bahwa
dapat
pertumbuhan
ekonomi adalah perkembangan dalam Secara ekonomi
umum,
pertumbuhan
didefenisikan
sebagai
peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian
dalam
barang-barang Pertumbuhan
memproduksi
dan
jasa-jasa.
ekonomi
menunjukkan
sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan
tambahan
kegiatan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan
output
sehingga
berimbas
pada
perekonomian
pada
jasa
kenaikan
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
pendapatan
dasarnya suatu
aktivitas
Menurut Sukirno faktor-faktor penting
yang
dapat
mewujudkan
proses
pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Tanah
produksi
dan kekayaan alam lainnya. (2) Jumlah
untuk menghasilkan output, maka proses
dan mutu dari penduduk dan tenaga
ini pada gilirannya akan menghasilkan
kerja. (3)
suatu aliran balas jasa terhadap faktor
dan tingkat teknologi. (4) Sistem sosial
produksi yang dimiliki oleh masyarakat.
dan sikap masyarakat
penggunaan
adalah
dan
pendapatan perkapita.
masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena
barang
faktor-faktor
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi
Barang-barang
modal
Faktor produksi adalah sebagai
1956 dijelaskan bahwa pertumbuhan
kekuatan utama yang mempengaruhi
ekonomi
pertumbuhan
pertumbuhan,
Beberepa
(Jhingan,
faktor
2010:67).
ekonomi
tersebut
terdiri
tradisional,
dari
lima
yaitu
tahap
masyarakat
masyarakat
untuk
lepas
adalah: (1) Tanah dan kekayaan alam
landas, masyarakat lepas landas, gerakan
lainnya. (2) Akumulasi modal. (3)
ke arah kedewasaan dan masa konsumsi
Organisasi. (4) Kemajuan teknologi. (5)
tinggi (Adisasmita, 2013:67).
Pembagian kerja dan skala produksi Inflasi dan Dampaknya Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Inflasi adalah proses kenaikan (1)Teori Pertumbuhan Klasik. Dalam
harga-harga umum secara terus menerus.
teori klasik yang menjadi tumpuan
Yang berakibat pada turunnya daya beli
utama dalam pertumbuhan ekonomi
masyarakat
adalah kekayaan alam dan jumlah
pendapatannya juga menurun. Jadi jika
penduduk.
ini
ada kenaikan harga pada suatu barang
pertumbuhan penduduk pada mulanya
namun kenaikan itu bersifat sementara
akan meningkatkan pendapatan nasioal
maka hal tersebut belum bisa di
namun pertambahan penduduk yang
katatakan inflasi (Putong, 2003:254).
Menurut
teori
terus menerus pada akhirnya akan
karena
sebab
berada pada titik produksi marjinal sama
menerus
dengan pendapatan perkapita (sukirno
terjangkau
2006:433). (2) Teori Schumpeter. Dalam
(Putong, 2003:263).
ia
menjelaskan
riil
Inflasi dapat berakibat buruk
menurunkan hasil lebih. Sehingga akan
teorinya
secara
kenaikan
harga
kemungkinan oleh
yang
terus
tidak
dapat
semua
masyarakat
bahwa
pengusaha adalah golongan yang terus
Jenis-jenis Inflasi
menerus membuat usaha atau inovasi dalam tersebut
kegiatan meliputi
barang-barang
ekonomi.
Inovasi
Menurut Putong ( 2003:260)
memperkenalkan
berdasarkan penyebab awal
baru
bagi
dan
menjadi:
(1)
Inflasi
inflasi di tarikan
mengembangkan sumber bahan mentah
permintaan. (2) Inflasi desakan biaya.
yang baru (Sukirno, 2006:434). (3) Teori
(3) Inflasi di Impor.
pertumbuhan Rostow. Menurut rostow
Menurut
Putong
(2003:260)
kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga
berdasarkan asalnya Inflasi dikarenakan
kerja
oleh: (1) Pengaruh kejadian ekonomi di
penduduk dan perbaikan pendidikan),
dalam negeri. (2) Imported Inflation atau
penambahan modal dan teknologi. Salah
inflasi yang tertular dari luar negeri.
satu alat untuk mengukur pembangunan
Menurut
Putong
(2003:260)
Jenis inflasi menurut sifatnya adalah: (1)
Inflasi
(melalui
pertubuhan
jumlah
kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2003:150).
merayap/rendah
(creeping inflation), yaitu inflasi yang
Perhitungan
besarnya kurang dari 10% pertahun; (2)
Manusia
Indeks
Pembangunan
Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya 10 – 30% pertahun; (3) Inflasi
Adapun
metode
perhitungan
berat (high inflation), yaitu inflasi yang
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
besarnya antara 30% - 100% pertahun;
yang terdiri dari tiga komponen yaitu
(4)
(hyper
lamanya hidup dukur dengan harapan
inflation), yaitu inflasi yang ditandai
hidup saat lahir, tingkat pendidikan
oleh naiknya harga secara drastis hingga
diukur dengan kombinasi antar angka
4 digit atau di atas 100%.
melek huruf pada penduduk dewasa
Inflasi
sangat
tinggi
(dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga),
Indeks Pembagunan Manusia
dan tingkat kehidupan yang layak diukur Pertumbuhan
dan
dengan pengeluaran perkapita yang telah
pertumbuhan Angkatan Kerja (AK)
disesuaikan (PPP rupiah) (BPS Jatim,
secara
2010:110).
tradisional
penduduk
dianggap
sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga
Penelitian Terdahulu
kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi (Todaro,
(2011) “Pengaruh Inflasi, Tenaga Kerja,
2006:54). Solow
Hasil penelitian Amira salhab
menjelaskan
bahwa
Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap
pertumbuhan ekonomi selalu bersumber
Pertumbuhan Ekonomi Bali”, tujuan
dari satu atau lebih dari tiga faktor
penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh inflsi, jumlah tenaga kerja dan
jumlah
pengeluaran
pendidikan dan pengeluaran kesehatan
pemerintah
terhadap
penduduk.
pertumbuhan ekonomi. Hasil regresi
juga
menunjukkan
pertumbuhan ekonomi.
secara
simultan
dan
tidak
persial terhadap pertumbuhan ekonomi
Pengeluaran
berpengaruh
Hasil
penelitian
terhadap
Sitepu
dan
di Bali. Penelitian ini menggunakan
Sinaga (2005) yang berjudul “Dampak
regresi linier berganda, hasil penelitian
Investasi sumberdaya manusia terhadap
menunjukkan
dan
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan
simultan tingkat inflasi, jumlah tenaga
di Indonesia”. yang bertujuan untuk
kerja,
menganalisis
dampak
investasi
sumberdaya
manusia
terhadap
secara
parsial
dan
pengeluaran
pemerintah
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.
pertumbuhan ekonomi dan kiskinan di
Adanya inflasi atau kenaikan harga akan
Indonesia.
menjadi insentif bagi perusahaan untuk
Hasil
meningkatkan produksinya
investasi sumebrdaya manusia mampu
Hasil
pemelitian
simulasi
menunjikkan
bahwa
Lestari
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Sukarmiati (2008) “Pengaruh sumber
dan pendapatan rumah tangga. indeks
daya manusia terhadap pertumbuhan
rasio kemiskinan, indeks kesenjangan
ekonomi dalam jangka pendek dan
dan indeks intensitas kemiskinan juga
jangka panjang”, menunjukan bahwa
menurun, kecuali rumah tanga bukan
tujuan dilakukan penelitian ini adalah
angkatan kerja.
untuk mengetahui apakah dalam jangka pendek
dan
jangka
mempunyai
panjang
pengaruh
SDM
Metode Penelitian
tehadap
ertumbuhan ekonomi.
Jenis penelitian dalam penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ini
dalam
(explanation).
jangka
pendek
variabel
adalah
penelitian Sedangkan
pengeluaran pendidikan, pengeluaran
tingkat
kesehatan dan jumlah penduduk tidak
merupakan
penelitian
berpengaruh
hubungan
yang
ekonomi. variabel
terhadap Dalam
yang
pertumbuhan
jangka
berpengaruh
panjang adalah
eksplanasi menurut
penjelasannya, penelitian ini
mengetahui
asosiatif
bertujuan
hubungan
antara
atau untuk dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2009:10).
Kemudian digunakan analisis regresi
dari
ganda (Multiple regression analysis).
sebagai bahan masukan terutama untuk
Rancangan
sumber-sumber
yang
relevan
penelitian
analisis dan pembahasan. Data sekunder
menggambarkan variabel-variabel dalam
yang diperoleh berupa dokumen, yaitu
suatu penelitian agar pola pikir penulis
dari BPS. Selain dari BPS data yang
dapat
dipeoleh juga dari internet service yang
dipahami
Rancangan
oleh
penelitian
pembaca. yang
yang
digunakan dapat digambarkan sebagai
telah diolah kembali oleh peneliti serta sumber-sumber lainnya yang relevan.
berikut:
Pada
IPM (x1)
penelitian
ini
teknik
analisis data yang digunakan adalah Regresi sederhana metode analisis yang
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
dipakai adalah metode OLS (Ordinary
Lamongan (Y)
Inflasi PDRB (X2)
Least Squares) yang sering digunakan untuk
mengestimasi
fungsi
regresi
populasi dari fungsi regresi sampel, uji
Dalam
penelitian ini yang
asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
menjadi variabel bebas adalah IPM
heteroskedastisitas, uji linearitas, uji
(X¬1), inflasi PDRB (X2) di Kabupaten
multikolinearitas serta uji autokorelasi
Lamongan tahun 2002-2011. Sedangkan
dan
yang menjadi variabel terikat adalah
bertujuan
pertumbuhan ekonomi Lamongan 2002-
berpengaruh
20011
bebas terhadap variabel terikat dan Populasi dalam peneltian ini
uji
regresi
berganda
untuk atau
dimana
mengetahui
tidaknya
variabel
seberapa besar pengaruhnya dengan
Kabupaten
tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α =
Lamongan. Sedangkan sampel yang
5%). Formula regresi berganda yang
diambil sampel yang diambil dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini antara lain pertumbuhan
sebagai berikut:
adalah
perekonomian
ekonomi Kabupaten Lamongan, IPM, inflasi PDRB tahun 2002 – 2011. Teknik
pengumpulan
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + µi Dimana:
data
Y
= pertumbuhan ekonomi
adalah Dokumentasi yaitu dengan cara
α
= konstanta
mencari data sekunder yang diperoleh
X1
= IPM
X2
= inflasi
variabel inflasi tetap maka pertumbuhan
β1-β2 = koefisien regresi
ekonomi mengalami kenaikan sebesar
µi
8%. Tanda (+) positif menunjukkan
= residual/error
adanya hubungan yang searah antara Pengujian Instrumen
IPM dan pertumbuhan ekonomi, yaitu
Analisis Regresi
jika IPM tinggi maka pertumbuhan
Analisis regresi berganda adalah suatu
ekonomi akan tinggi;
analisis/metode
(c) b2 = + 0.9258794094 Artinya jika
digunakan
statistika untuk
yang
menentukan
variabel
inflasi
bertambah
1%
kemungkinan bentuk hubungan antar
sedangkan variabel IPM tetap maka
variabel-variabel yaitu variabel bebas
pertumbuhan
dan variabel terikat secara bersama-
mengalami
sama dengan bantuan program Eviews 5
Tanda (+) positif menunjukkan adanya
diperoleh hasil sebagai berikut :
hubungan yang searah antara inflasi
Koefisien Regresi
denga pertumbuhan ekonomi, yaitu jika
LNPE
=
-33.97550141
8.040507285*LNIPM
ekonomi kenaikan
(Y)
akan
sebesar
0,9%.
+
inflasi tinggi maka pertumbhan ekonomi
+
akan tinggi.
0.9258794094*LNINFLASI Dari persamaan diatas, hasil yang dapat
Uji Asumsi Klasik
dijelaskan
Normalitas
(a).Nilai
adalah konstanta
sebagai sebesar
berikut: -33.97
Dari Hasil pengujian data di atas
artinya jika nilai IPM, Inflasi bernilai 0,
diperoleh
maka
Prob.Obs.R2(X2) > α atau 0,692455 >
pertumbuhan
ekonomi
turun
data
dengan
nilai
sebesar 33%;
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data
(b) b1 = + 8.040507285 Artinya jika
memiliki sebaran yang normal dan lolos
variabel IPM bertambah 1% sedangkan
dalam
uji
normalitas.
Uji Normalitas 2.4 Series: Residuals Sample 2002 2011 Observations 10
2.0 1.6
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.2 0.8 0.4
2.35e-15 -0.008812 0.080083 -0.069023 0.053394 0.315261 1.831027
Jarque-Bera Probability
0.0 -0.05
-0.00
0.05
0.735024 0.692455
0.10
Multikolinieritas
tersebut, dapat dilihat dari koefisien
Menunjukkan hubungan multikol antara
korelasi
variabel
bebas.
Hubungan
antar
variabel
bebas
multikol
Tabel 1.1 Uji Multikolinieritas IPM
INFLASI
IPM
1
0.0462611576841098
INFLASI
0.0462611576841098
1
Dari hasil pengujian data di atas
Heteroskedastisitas
diperoleh data dengan nilai semua
Heteroskedastisitas
variabel < 0,8 maka data lolos dalam uji
dimana faktor gangguan tidak memiliki
multikolinieritas
varian
adalah
yang
Tabel 1.2 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
0.042716
Prob. F(4,5)
0.659527
Obs*R-squared
0.330439
Prob. Chi-Square(4)
0.497979
keadaan
sama
Dari Nilai
Prob.Obs.R2(X2)
hasil
pengujian
data
sebesar
diperoleh data dengan semua nilai Prob
α = 49,79 yang
(t-statistic) dari masing-masing variabel
lebih besar dari α = 5%, berarti
dependen IPM < α, inflasi < α, maka
kesimpulannya
semua variabel dependen berpengaruh
0.497979 atau pada
tidak
ada
heteroskedastisitas
secara parsial terhadap
pertumbuhan
ekonomi
di
Kabupaten Lamongan
Autokorelasi Autokorelasi
merupakan
keadaan
Adapun rincian dari masing-
dimana faktor-faktor pengganggu yang
masing
satu
saling
masing-masing variabel dependen antara
berhubungan. Uji autokorelasi lolos jika
lain; (a) IPM (X1), Nilai dari Prob(t-
nilai X adalah: 1,54<X<2,46. Oleh
statistic) variabel IPM menunjukkan
karena itu variabel lolos pada uji
sebesar
autokorelasi
signifikansi di bawah 0,05 tersebut
dengan
yang
karena
lain
1,54<1.923362<
nilai
Prob(t-statistic)
0.0000.
2,46. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
menunjukkan
dalam model tidak terjadi autokorelasi
memiliki
bahwa
pengaruh
signifikan
terhadap
Dengan
dari
nilai
variabel
IPM
positif
yang
pertumbuhan
Koefisien Determinasi (R2)
ekonomi di Kabupaten Lamongan. Jadi,
Koefisien determinasi ini digunakan
semakin tinggi IPM maka akan semakin
untuk
besar
tinggi
bebas
Kabupaten Lamongan; (b) Inflasi (X2),
mengetahui
pengaruh
seberapa
variabel-variabel
pertumbuhan
Prob(t-statistic)
di
memiliki pengaruh terhadap variabel
Nilai
terikatnya. Nilai koefisien determinasi
Inflasi menunjukkan sebesar 0.0040.
ditentukan dengan nilai adjusted R
Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05
square.
tersebut menunjukkan bahwa variabel Inflasi
dari
ekonomi
variabel
memiliki pengaruh pengaruh
Pengujian Hipotesis
positif yang signifikan terhadap terhadap
Uji t
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Uji
t
hubungan
digunakan
untuk
variabel-variabel
menguji bebas
terhadap variabel terikat secara parsial
Lamongan.
antara
Uji F Uji
F
digunakan
dengan
pertumbuhan
menguji
ekonomi dapat terjadi karena kenaikan
bebas
IPM. Pembangunan IPM di Kabupaten
terhadap variabel terikat secara bersama-
Lamongan memang selalu mengalami
sama. Dari hasil pengujian data dengan
peningkatan dari tahun ke tahun.
hubungan
untuk
IPM
variabel-variabel
Eviews 5 maka diperoleh hasil uji F
Hasil
penelitian
Sitepu
dan
hasil pengujian data di atas diperoleh
Sinaga (2005) yang berjudul “Dampak
data dengan nilai Prob(F-statistic) < α
Investasi sumberdaya manusia terhadap
yaitu sebesar 0.000015, maka dari kedua
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan
variabel dependen yaitu IPM, inflasi
di
secara
menunjikkan
bahwa
investasi
sumberdaya
manusia
mampu
bersama-sama
terhadap
berpengaruh
pertumbuhan
ekonomi
di
Kabupaten Lamongan.
Indonesia”
yang
hasilnya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rumah tangga. indeks rasio kemiskinan, indeks kesenjangan
Pembahasan
dan indeks intensitas kemiskinan juga Pengaruh
IPM
terhadap
menurun.
IPM
dan
pertumbuhan
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
ekonomi memiliki hubungan yang erat
Lamongan
karena
Hasil estimasi dengan metode OLS
(Ordinary
menunjukkan
Least
bahwa
Square)
variabel
peningkatan
mendorong
IPM
sebagian
besar
akan industri
untuk berproduksi lebih efisien sehingga
IPM
mampu menghasilkan barang yang lebih
memiliki hubungan yang positif dan
murah, yang pada gilirannya harga
signifikan
menjadi lebih murah, sehingga konsumsi
terhadap
petumbuhan
ekonomi.
masyarakat
Hubungan
yang
positif dan
signifikan ini sesuai dengan hipotesis
hingga
variabel
IPM
mempunyai
pada
akhirnya
peningkatan pendapatan
masyarakatpun akan meningkat.
di awal penelitian yang menyatakan bahwa
mengalami
IPM digunakan
adalah untuk
indikator
mengukur
yang derajat
hubungan yang positif dan signifikan
perkembangan manusia, yakni angka
terhadap pertumbuhan ekonomi. Adanya
harapan hidup, angka melek huruf, rata-
hubungan yang positif dan signifikan
rata
lama
sekolah,
pengeluaran
perkapita. Sehingga IPM faktor
penting
merupakan
dalam
bahwa
variabel
inflasi
mempunyai
merangsang
hubungan yang positif dan signifikan
pertumbuhan ekonomi suatu Negara
terhadap pertumbuhan ekonomi. Adanya
ataupun Daerah.
hubungan yang positif dan signifikan
Solow menyebutkan
bahwa
pertumbuhan ekonomi selalu bersumber
antara
inflasi
dengan
pertumbuhan
ekonomi.
dari satu atau lebih dari tiga faktor
Sebagaimana hasil penelitian
kenaikan kuantitas da kualitas tenaga
Amira salhab (2011) “Pengaruh Inflasi,
kerja. Tingginya angka harapan hidup di
Tenaga
Kabupaten Lamongan berpotensi untuk
Pemerintah
menambah
Ekonomi
tenaga
kerja
utuk
Kerja,
Dan
Pengeluaran
Terhadap Bali”,
Pertumbuhan hasil
regresi
dipekerjaan pada sektor-sektor ekonomi
menunjukkan bahwa inflasi, jumlah
di Kabupaten Lamongan khususnya
tenaga
sektor
pemerintah secara simultan dan persial
pertanian
yang
mana
akan
kerja
membutuhkan banyak orang banyak
berpengaruh
tercatat
ekonomi
sektor
pertanian
Lamongan
di
dan
pengeluaran
terhadap Bali.
pertumbuhan Penelitian
ini
mampu menyumbang 42,57% dari total
menggunakan regresi linier berganda,
PDRB
hasil penelitian menunjukkan secara
Kab.
Lamongan
2011
(bppdkabupatenlamongan.go.id).
parsial dan simultan tingkat inflasi, jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran
Pengaruh
Inflasi
terhadap
pemerintah
berpengaruh
signifikan
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi
Lamongan
Bali.
Hasil
estimasi
di
atas
Adanya inflasi atau kenaikan
menunjukkan adanya hubungan yang
harga
searah
perusahaan
antara
inflasi
dengan
akan
menjadi
insentif
bagi
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yaitu jika inflasi
produksinya. Hal ini sesuai dengan
tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan
hukum penawaran dimana kenaikan
tinggi.
harga akan meningkatkan produksi total Hubungan
yang
positif dan
yang
mengindikasikan
pertumbuhan
signifikan ini sesuai dengan hipotesis
ekonomi, sehingga adanya inflasi akan
di awal penelitian yang menyatakan
meningkatkan pertumbuhan. Tetapi hal
tersebut hanya akan terjadi pada tingkat
Pengaruh IPM dan inflasi terhadap
inflasi rendah seperti juga yang terjadi
pertumbuhan
pada inflasi di Kabupaten Lamongan.
Lamongan secara bersama-sama
Inflasi dapat berakibat buruk sebab
kenaikan
Kabupaten
Kabupaten
Lamongan
terus
berupaya
tidak
dapat
pembangunan, dengan sasaran utama
masyarakat.
adalah mewujudkan masyarakat makmur
Ketika terjadi inflasi masyarakat harus
dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal
mengeluarkan lebih banyak uang untuk
tersebut diperlukanlah kualitas manusia
mendapatkan
manusia
kemungkinan
terjangkau
oleh
semua
barang
yang
mereke
untuk
selalu
yang
menerus
harga
ekonomi
yang
meningkatkan
handal
dan
cerdas
inginkan. Sedangkan pada saat itu
sehingga mampu memaksimalkan semua
terjadi siklus yang dimana perusahaan
sumberdaya yang tersedia. Namun untuk
juga
sehingga
mewujudkan hal tersebut dibutuhkan
berdampak langsung pada menurunnya
strategi yang baik dan juga kekuatan
pendapatan
keuangan
mengalami
kelesuan
perusahaan
dan
buruh
(Putong, 2003:263).
dalam
pemerintahan.
Besarnya keuangan dari pemerintahan
Dari penjelasan diatas penelitian
tidak bisa lepas dari iklim perekonomian
ini sejalan dengan penelitian yang
dan
dilakukan oleh Amira Salhab yang mana
Besaran
memberika pernyataan bahwa inflasi
dipengaruhi oleh tingkat inflasi.
mempunyai
pengaruh
yang
kesetabilan
positif
harga
Inflasi
harga
dipasaran.
tersebut
biasanya
sangat
mempengaruhi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun
pertumbuhan ekonomi, karena dalam
hasil penelitian ini berbeda dengan
suatu perekonomian ketika infasi masih
hipotesis awal yang dikemukakan oleh
bersifat
Iskandar putong yang mana menyatakan
aliran antara produsen dan konsumen
bahwa
dapat berjalan dengan baik. misalkan
tingkat
inflasi
berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
normal
maka
dimunkinkan
saja jika tingkat inflasi yang terlalu tinggi
ketika
harga-harga
dipasaran
melambung naik maka produsen akan sangat kesulitan untuk memasarkan produksi mereka sebab dengan harga yang tinggi
maka
konsumen akan
mengurang konsumsi mereka bahkan
penurunan harga BBM pada bulan
bisa mengalihkan konsumsi
kepada
Desember bahkan, penurunan BBM
barang pengganti yang lebih murah hal
tersebut terjadi selama dua kali yakni
ini akan merugika produsen dan alur
pada tanggal 1 Desember dan tanggal 15
perputaran uang dalam masyarakat akan
Desember.
melambat
sehingga
pendapatan
Pada tahun 2009 laju inflasi
masyarakat akan menurun.
turun drastis di bawah trend inflasi yakni
Laju inflasi Lamongan selama periode
turun
2002-2011 secara umum berfluktuasi,
penurunannya sebesar 0,80%. Dalam
tetapi
memasuki
terkendali.Angka
Inflasi
ke
level
tahun
6,78
2009,
artinya
pergerakan
Kabupaten Lamongan selama tahun
inflasi berbalik menurun, seiring dengan
2002-2004 tergolong masih rendah dan
berkurangnya tekanan inflasi sebagai
di bawah rata-rata tingkat inflasi yang
dampak dari penurunan harga BBM
berlangung padasepuluh tahun terakhir.
dalam negeri.
Barulah tahun 2005 tingkat inflasi
Pada tahun 2010 tingkat inflasi
lamongan mulai mengalami kenaikan
Kabupaten Lamongan adalah sebesar
yang signifikan. Kenaikan ini dipicu
6,35. Naiknya harga cabe yang cukup
oleh naiknya harga BBM. Kenaikan
fantastis
BBM pada tahun 2005 pada waktu itu
naiknya bahan makanan lain seperti
memaksa
beras yang pada akhirnya berimbas pada
pemerintah
untuk
menjadi
inflasi.
sesuai dengan kenaikan BBM, sehingga
Kabupaten Lamongan pada tahun ini
kenaikan harga BBM tersebut juga
masih aman karena berada pada angka
memberikan
yang rendah yakni di bawah sepuluh
lanjutan
pada
naiknya semua harga-harga di kabupaten Lamongan
baik
dalam
inflasi
di
persen.
bidang
Hubungan antara pertumbuhan
transportasi ataupun harga-harga barang
ekonomi dengan inflasi menunjukkan
kebutuhan pokok akhirnya harga-harga
hubungan positif
di
putong tingkatan inflasi pada taraf di
Kabupaten
itu
tingkat
turut
menyesuaikan tarif angkutan umum
dampak
Namun
penyebab
Lamongan
semakin
melambung.
bawah 10% pertahun maka inflasi
Pada tahun 2008 nilai Inflasi turun
tipis
menurut iskandar
di
sebabkan
terjadinya
tersebut merupakan inflasi ringan.
Dalam penelitian Amira Salhab
ekonomi.
Inflasi
adanya nflasi akan memberikan dampak
Kabupaten
yang baik terhadap perusahaan sebab
tingkatan
adanya kenaikan inflasi memberikan
kenikan
alternatif
untuk
positif;
sehingga
sesua
menaikkan
harga.
dengan
hukum
yang
Lamongan ringan
inflasi
terjadi masih
sehingga masih
di pada
adanya
berpengaruh
(3) Ada pengaruh secara bersama-sama
penawaran jika tingkat harga naik akan
antara IPM dan inflasi
memberika stimulus kepada produsen
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
untuk
Lamongan
meningkatkan
produksinya.
terhadap
Begitupun yang terjadi di Kabupaten Lamongan kenaikan inflasi yang masih pada taraf inflasi ringan akan berdampak
Saran
(1)
Dari hasil penelitian melihat
pada naiknya harga sehingga keniakan
pengaruh positif dari kenaikan IPM
harga
terhadap kenaikan dan pertumbuhan
tersebut
akan
menyebabkan
produsen untuk meningkatkan hasil produksinya.
ekonomi,
maka
diharapkan
pemerintah pusat atau daerah untuk dapat
Simpulan dan Saran
memberikan
mengeluarkan
atau
kebijakan-kebijakan
yang dapat lebih meningkatkan IPM
Simpulan dan
Lamongan. Adapun kebijakan yang
pembahasan yang penulis teliti, maka
ada harusnya lebih di awasi dan
dapat di ambil beberapa simpulan antara
diperketat sehingga pada akhirnya
lain:
akan tepat sasaran.
Berdasarkan
hasil
analisis
(1) Variabel IPM berpengaruh positif
(2)
Untuk
menunjang
dan signifikan terhadap pertumbuhan
pertumbuhan
ekonomi.
dititik beratkan pada sektor pertanian
Tingginya
IPM
akan
menambah faktor produksi sehingga mampu menngkatkan output produksi Kabupaten Lamongan; (2) Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
karena
ekonomi
sebagian
masyarakat
besar
Lamongan
sebaiknya
profesi adalah
sebagai petani, dengan adanya kredit
bunga ringan dan tanpa mengurangi
DAFAR RUJUKAN
subsidi pupuk. (3)
Inflasi sebagai salah satu
variabel
dalam
penelitian
berpengaruh
positif
pertumbuhan
ekonomi,
selayaknya
ini
terhadap namun
pemerintah
mempertimbangkan
kembali
jika
ingin menaikkan inflasi sebab inflasi yang terlalu tinggi akan kembali memberatkan
masyarakat
dengan
Ajija, Sochrul dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta. Salemba Empat.to Bppd Kabupaten Lamongan. 2012. PDRB Kabupaten Lamongan. (http://Bppdkabupatenlamongan.go.i d, diakses 05 Juli 2013) Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hj.Masriah, dkk. 2011). Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan. Malang : UM Press,.
tingginya harga barang dan jasa. (4)
Masyarakat
sebaiknya
Lamongan
mendukung
setiap
kebijakan yang telah direncanakan oleh Pemkab. Lamongan sehingga kebijakan-kebijakan
yang
telah
Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2002. Surabaya: BPS Jatim. Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2010. Surabaya: BPS Jatim. Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2012. Surabaya: BPS Jatim. Indeks Pembangunan Manusia Ponorogo. 2012. Ponorogo: BPS Ponorogo.
dicanangkan oleh pemerintah dalam hal IPM dan Inflasi berjalan dengan efektif dan efisien. (5)
Disarankan agar selanjutnya
penelitian-penelitian mengenai halhal yang dijelaskan oleh penulis dalam penulisan ini dapat mengambil variabel-variabel lain sehingga dapat menambah wawasan tentang kondisi Kabupaten Lamongan.
Jhingan, M. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajagrafindo persada. Potensi Kenaikan BBM Dorong Laju Inflasi. 2010. (http://Detikfinance.com diakses 05 Juli 2013) Putong, Iskandar. 2003. Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: Ghalia indonesia. Salhab, Amira, Lasmini Sudjono. 2011. Pengaruh Inflasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. Jurnal of economic ,(http://eprints.undip.ac.id/16937/1/D
eddy_Rustiono.pdf, Februari 2013)
diakses
20
Sitepu dan Sinaga. Dampak Investasi Sumber Daya Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia: Pendekatan Model Computable General Equlibrium. (http://jurnalmanajemenn.blogspot.co m/2010/01/dampak-investasisumberdaya-manusia.html , diakses 25 April 2013) Sugiyono,prof,DR. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukarniati, Lestari. 2008. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Jangka Pendek Dan Jangka Panjang, (http://perpust.ckmgenesys.net/uploa ds/ARTIKEL_JURNAL_UMM%20_ SDM%20-GROWTH%20JK-PD-&PJNG.pdf, diakses 20 Februari 2013)
Sukirno, Sadono.2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susdiknas. 2003. Undang-undang republik indonesia Nomor 20 tahun 2003. (http://www.mediafire.com/downloa d/lyp98lna3lfpo23/UUSisdiknas+no+ 20+tahun+2003.pdf.diakses 7 juli 2013) Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. (2003), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga. Yuwono, Prapto.(2005). Pengantar Ekonomertika, Yogyakarta: Andi Offset. www.esdm.go.id. (diakses 8 juli 2013) www.google.com/url?PerkembangKebij akan1.bv.48705608,d.bmk (diakses 1 juli 2013) www.Lamongankab.go.id (diakses 06 juli 2013)