PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO WONOGIRI TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam
Oleh : KHOIRUL ANWAR NIM : 093111321
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap NIM Jurusan /Program Studi
: Khoirul Anwar : 093111321 : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 07 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Khoirul Anwar NIM : 093111321
i
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU R.A. DAN MADRASAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II)Ngaliyan Semarang Telp. 024- 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011 Nama : Khoirul Anwar NIM : 093111321 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, 11 Juni 2011
DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Ismail, M. Ag. NIP : 197110211997031002
Dra. H. Siti Maryam, M. Pd. NIP : 196507271992032002
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Karnadi, M. Pd. NIP : 196803171994031003
Dr. Saifudin Zuhri, M.Ag. NIP : 95808051987031002
Pembimbing ,
Drs. H. Jasuri. M. SI NIP : 196710141994031005
ii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 7 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011 Nama : Khoirul Anwar NIM : 093111321 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Drs. H. Jasuri, M. SI NIP.196710141994031005
iii
MOTTO
“
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku”. (Q. S Al Fajr/89 : 27 - 30)1
1
Mujamma‟ Al Malik Fahd Li Thiba‟at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 1059.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Bapak dan ibuku yang telah memberikan do‟a dan ridhonya, yang selalu kurindukan kasih sayangnya sebagai penyejuk jiwa dan ragaku dalam kehidupan ini, dan rela berkorban untuk memberikan dukungan moral spiritual. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat serta hidayah-Nya kepada keduanya. Amin 2. Istriku Markini dan anak-anakku Juhaina Afifah Nur „Aini, Hanan Fauziyah Al Ulya dan Hanin Na‟imatus Sa‟adah tercinta terkasih tersayang, yang tiada pernah lelah memberikan inspirasi untuk tetap tegar dan tabah. 3. Adikku tersayang Jari Salim Mustofa, yang selalu tulus membantu penulisan skripsi ini.
v
ABSTRAK
Judul
Penulis NIM
:
: :
Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011 Khoirul Anwar 093111321
Bahwa sesuatu yang diniati ibadah kepada Allah akan selalu membawa kepada kebaikan, dan ini sangat menyangkut pada segi kejiwaan juga dapat menciptakan sebuah kecerdasan yang sangat berpengaruh terhadap problem-problem yang eksistensinya menyangkut manusia dan Sang Kholiq. Bahwa sesungguhnya shalat sunah dhuha sangat dan selalu dianjurkan oleh Rosulullah, yang tidak saja karena keistimewaanya, namun ternyata penuh dengan hikmah yang rahasianya sangat besar. Shalat sunah dhuha menurut banyak orang berguna untuk memohon keluasan rezeki, yang ternyata bukan saja berujud rezeki yang bersifat materi saja, tetapi juga rezeki yang memberikan pengaruh terhadap kerohanian dan kejiwaan yang menyangkut kecerdasan spiritual (SQ) dan kepribadian yang sangat diimpikan oleh pendidikan saat ini untuk memberikan solusi bagi kemerosotan moral bangsa ini. Skripsi ini dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011” Berdasarkan tingkat eksplanasi maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Ordinal, Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi sederhana. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 72 orang. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket yang telah ditry-outkan untuk diuji validitas dan reliabilitas. Sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik product moment korelasi sederhana yang kemudian diuji hipotesis dengan menggunakan uji signifikan korelasi product moment yang dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% untuk memberikan interprestasi bahwa hipotesis alternatif diterima atau ditolak. Dan analisis perbandingan pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa adalah dengan menggunakan uji regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sumber suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha Penerang, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, Yang telah memberikan seberkas sinar keilmuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada Rasulullah Al Amin Muhammad ASW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada umat manusia ajaran yang benar yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya. Dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari akhir. Sebagai tanggung jawab moral atas selesainya penulisan skripsi ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. Suja‟I, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 2. Drs. H. Jasuri. M. SI, selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan segenap kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skipsi ini. 3. Drs. K. H. Sutrisno Yusuf, selaku Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, yang telah memberikan dorongan moral, dan yang telah memberikan do‟a restu, sehingga penulis mampu menyelesaikan skipsi ini sesuai yang diharapkan. 4. Supriyadi. S.Ag. M. SI, selaku Kepala Sekolah MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha menuangkan segenap kemampuan pengetahuannya, namun dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah Yang Maha memiliki segala kesempurnaan. Sehingga barang tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan
vii
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian, sehingga terjadi suatu sinergi yang positif, yang pada akhirnya akan membuat skripsi ini dapat lebih mendekati kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi diri penulis dan bagi semuanya. Amin.
Semarang, 07 Juni 2011 Penulis
Khoirul Anwar NIM 093111321
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
PERNYATAAN KEASLIAN………………………...…………………….
ii
PENGESAHAN……………………………………………………………..
iii
NOTA PEMBIMBING……………………………………………………..
iv
MOTTO………………………………………………………...…………...
v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………....
vi
ABSTRAK..…………………………………………………………….......
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
x
BAB I
: PENDAHULUAN……………………………………………...
1
A. Latar Belakang……………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………...
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………
4
BAB II : LANDASAN TEORI……………………………………………
6
A. Kajian Pustaka………………………………………………..
6
B. Kerangka Teoritik……………………………………………
7
C. Rumusan Hipotesis…………………………………………..
29
BAB III : METODE PENELITIAN……………………………………..
32
A. Jenis Penelitian………………………………………………
31
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….
33
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………..
33
D. Variabel dan Indikator Penelitian……….…………………… 34 E. Pengumpulan Data Penelitian………………………………..
41
F. Analisis Data Penelitian……………………………………...
41
ix
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………...
44
A. Diskripsi Data…………………………………………………
44
B. Pengujian Hipotesis……………………………….…………..
47
C. Hasil Temuan…………………………………….....………...
50
BAB V : PENUTUP………………………………………………………
53
A. Kesimpulan…………………………………………………..
53
B. Saran – saran…………………………………………………
54
C. Penutup………………………………………………………
54
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Aplikasi Shalat Dhuha. Tabel 1.2 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Spiritual. Tabel 1.3. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen aplikasi shalat dhuha. Tabel 1.4. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen Kecerdasan Spiritual. Tabel 2.1. Data Prosentase instrumen variabel Aplikasi Shalat Dhuha. Tabel 2.2. Data Prosentase instrumen variabel Kecerdasan Spiritual. Tabel 2.3 Rangkuman hasil korelasi antara aplikasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual (rxy).
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran I 1. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Implementasi Shalat Dhuha . 2. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual 3. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Implementasi Shalat Dhuha Belah Dua 4. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual Belah Dua 5. Data Hasil Perolehan Variabel Implementasi Shalat Dhuha . 6. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual 7. Data Hasil Perolehan Variabel Implementasi Shalat Dhuha Belah Dua 8. Data Hasil Perolehan Variabel Kecerdasan Spiritual Belah Dua Daftar Lampiran II 1. Angket Penelitian 2. Data Siswa MA Sunan Gunung Jati 3. Tata Tertib Siswa MA Sunan Gunung Jati 4. Surat Keterangan Penelitian 5. Surat Keterangan Penunjukan Pembimbing 6. Surat Keterangan Izin Riset
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penghujung abad ke dua puluh, dunia sering dilanda perubahan besar yang mendasar, menyeluruh dan berlangsung dengan cepat. Masyarakat dewasa ini, terlibat dalam dinamika perkembangan yang implikasinya menyangkut dengan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan. Perubahan besar tersebut sebagian besar karena ulah manusia sebagai pemain utama di panggung sejarah yang secara kuantitatif telah dan sedang mengubah wajah dunia. Proses modernisasi berjalan terus dan merupakan pertanda yang dianggap biasa terdapat di setiap penjuru dunia. Dalam bergelut dengan gejala modernisasi tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan kehilangan dirinya sendiri, sehingga ia berpegang pada yang tampak baik dari luar dan mengenyampingkan nilai-nilai mental spiritual yang telah dianut secara turun-menurun. Sesuai dengan firman Allah Swt yang berbunyi :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)mnya ruh (ciptaan)-Nya.Dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, pengalihan, penglihatan, dan (perasaan) hat:(tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur…..” (As-Sajdah : 9) 1 Dunia pendidikan, khususnya pendidikan Indonesia semakin berkembang dengan pesatnya. Pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum buku-buku paket, sarana prasarana yang menunjang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terus didorong dengan subsidisubsidi dari pemerintah pusat. Namun yang sangat mengkhawatirkan adalah
1
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 661.
1
2
perbaikan media pendidikan ini tidak diiringi dengan perubahan yang positif dari perilaku dan moral bangsa sehingga timbul kemerosotan moral yang sangat membahayakan bangsa Indinesia. Untuk itulah, sekarang ini pendidikan Indonesia tidak hanya membutuhkan teori/materi ajar yang hanya dikaji dan dimengerti, melainkan dibutuhkan pengimplementasian dari teori tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam meniti kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Dijelaskan pula bahwa kondisi lingkungan hidup, apakah itu kondisi social, atau kondisi budaya sebagaimana oleh Urie Bronfenbrenner (1979) yang menyebutnya : Ecological appraoach to development, sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak2 Pemerintah perlu mensosialisasikan semua materi ajar yang terdapat pada kurikulum, sehingga dari sosialisasi tersebut akan mewujudkan sebuah kepribadian yang akan tertanam dalam diri anak didik. Kemudian dalam menciptakan generasi yang unggul diperlukan sebuah landasan yang kuat untuk membimbing kearah yang akan dituju, adapun kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik yang dibimbing secara continue akan membentuk sebuah benteng dan akan menjadikannya sebagai manusia yang mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UUD No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2
S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, (Jakarta, Gunung Agung, 2001) hal. 133.
3
Dan dalam rangka mencapai tujuan tersebut hendaknya ditempatkan kebijaksanaan umum pembangunan di bidang pendidikan yang antara lain menekankan kepada ditemukannya upaya-upaya yang menanggulangi dampak negative dari kemerosotan moral, sedangkan pembangunan keagamaan juga dituntut untuk mengimbangi dan mengadaptasi proses pendidikan melalui pikiranpikiran ilmiah dengan cara menghayati dan mengamalkan ajaran agama. Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan mensosialisasikan shalat dengan berjamaah di lingkungan sekolah, dengan penerapan shalat, khususnya shalat dhuha dalam lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan dorongan/motivasi untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Maka dari sini, Allport mempunyai pemikiran bahwa agama merupakan ciri kepribadian yang berfungsi otomatis, yaitu memiliki kekuatan motivasi tersendiri. Pengaruh shalat khususnya shalat dhuha yang dikerjakan secara rutin akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual dan kepribadian yang dimiliki oleh anak didik. Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya perangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.3 Lembaga Pendidikan Islam (Yayasan Pondok Pesantren) Madrasah Aliah Sunan Gunung Jati telah mencoba mengambil langkah antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-problem pendidikan di Indonesia. Lembaga Pendidikan tersebut telah menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian yaitu memasukkan sholat dhuha ke dalam program rutin sekolah yang diwajibkan bagi seluruh siswa dan bertujuan untuk melatih anak didik untuk mengembangkan kepribadian serta kecerdasanya dalam lingkungan sekolah, dimana mereka dilatih dan didik untuk mengembangkan skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat 3
Munandar, Bunga Rampai , hal. 127-128.
4
menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya mrngandalkan teori-teori dalam belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam bidangnya untuk menghadapi arus modernisas. Dan hal ini belum begitu banyak dijalankan oleh lembaga-lembaga pendidikan di wonogiri. Oleh karena itulah, dari statement diatas mendorong peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh dari pengimplementasian shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa di Lembaga Pendidilan Islam Madrasah Aliah Sunun Gunug Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. Mengenai pemilihan Lembaga Pendidikan Islam MA Sunan Gunung Jati sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga tersebut telah melaksanakan program sholat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini menggugah hati untuk mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan judul “ Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunug Jati Gesing Kismantoro Wonogiri tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka timbul beberapa permasalahan yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ? 2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati
Gesing
Kismantoro Wonogiri ? 3. Adakah pengaruh immplementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. 2. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual
siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri.
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Diharapkan penelitian ini akan menjadi kontribusi khasanah keilmuan yang dimungkinkan akan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis Diharapkan penelitian ini akan menjadi sumber informasi bagi lembagalembaga pendidikan pada umumnya, dan lembaga pendidikan MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah: 1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh M.Wahibul Minan.NIM 3100321 tahun 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Urgensi pesantren dalam pembentukan kepribadian muslim” mengemukakan bahwa Pesantren merupakan salah satu sarana pendidikan dalam pembentukan peserta didik yang mana pesantren memiliki aspek yang sangat penting dalam pembentukan
generasi
muda
yang
memiliki
keseimbangan
dalam
kehidupannya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sa’dullah dengan NIM 3104334 tahun 2010 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisomgo Semarang yang berjudul “ Nilai – nilai pendidikan Islam dalam konsep ESQ Ari Ginanjar Agustian dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam” mengemukakan bahwa dalam konsep ESQ diajarkan prinsip – prinsip yang diambil dari rukun iman dan rukun islam untuk membentuk kepribadian seseorang, kemudian setelah melaksanakan dari ajaran – ajaran Islam tersebut, ia harus meneladani dan mengaplikasikan sifat – sifat Allah yang diterangkan dalam Asmaul Husna sehingga akan menghasilkan manusia yang paripurna (Insan Kamil) yang memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi.. Sedang relevansi konsep ESQ dengan tujuan Pendidikan Islam adalah konsep pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang mempunyai tujuan membentuk insan kamil. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih difokuskan pada pelaksanaan shalat sunnah dhuha yang dilakukan sebagai bentuk penerapan pembiasaan yang memiliki tujuan pembentukan dan peningkatan kualitas kepribadian siswa terutama dalam hal kecerdasan spiritual, sedangkan metode yang dipakai adalah metode kuesioner dalam bentuk angket. 6
7
B. Kerangka Teoritik Dalam kerangka teoritik ini akan dibahas mengenai ; implementasi shalat dhuha, kecerdasan spiritual dan pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual.
1. Implementasi Shalat Dhuha Dalam pembahasan mengenai implementasi shalat dhuha ini, akan diuraikan pembahasan sebagai berikut : a. Pengertian Implementasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai shalat dhuha terlebih dahulu kita mengenal pengertian dan istilah yang tergabung di depannya yaitu kata implementasi, dalam Ensiklopedi Pendidikan yang dimaksud dengan implementasi adalah suatu aktifitas dalam suatu studi tertentu yang terarah dimana si pelajar mencoba untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari1. Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa siswa aktif melaksanakan sesuatu pekerjaan yang setelah mereka mengetahui dan menguasai sesuatu pekerjaan tersebut. Kemudian
menurut
kamus
Pendidikan,
Pengajaran
dan
Umum,
2
implementasi didefinisikan sebagai suatu pelaksanaan ; penerapan.
Jadi dari dua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi berkaitan dengan pelaksanaan atau sosialisasi suatu program yang terencana atau sebuah pengetahuan yang telah dimiliki individu dalam kehidupan kesehariannya. b. Pengertian Shalat Dalam
mendefinisikan
tentang
arti
kata
shalat,
Imam
Rafi’i
mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu3. 1
Soegerda Poerbakawatja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta, Gunung Agung, 1981) hal. 45 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Pn. Balai Pustaka, 1990) hal. 274 3 Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu’in (Surabaya, Al-Hidayah, 1996), hal. 47
8
Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam 4 (taslim). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam. c. Pengertian Shalat Dhuha Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00).5 Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik.6 Mengenai waktu shalat dhuha Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu disaat ketika matahari sudah naik dimulai saat matahari naik kira-lira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (selitar pukul 07.00 sampai masuk waktu dhuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di waktu yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik. 7 Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi ;
{
}
“Dari Zaid Bin Arqam; bahwa Rasulullah SAW bersabda: (di kala itu ahli Quba sedang shalat dhuha) Ini adalah shalat bagi orangorang yang kembali kepada Allah, yaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan.” ( H.R. Tirmidzi )8 4
Abdul Aziz Sallim Basyarihil, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgensinya (Jakarta, Gema Insani Press, 1996) hal. 9 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Pn. Balai Pustaka, 1990) hal. 79 6 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya, Pustaka Media, tth), hal 127 7 Ibnu Abdillah, Keutamaan, hal 131 8 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram, hal 72
9
Senada dengan hadits tersebut dalam kitab fiqih syafi’iyah disebutkan, bahwa shalat awwabin (dhuha) ialah ketika telah hangat cahaya matahari9.
“Shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah, dan sebaik-baik waktunya adalah ketika anak unta bangun dari tempatnya, yaitu matahari mulai panas” (HR. Muslim)10 Setelah kita mengetahui pengertian dari waktu dhuha, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunat pada pagi hari (kira-kira pukul 09.00) sebanyak 2-8 rakaat11. Menurut Abdul Manan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 ) sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi”(Q.S. Shaad/38 :18)12 Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan “shalat isyraq” dalam ayat tersebut adalah shalat dhuha13. Sedang sebagai dasar lain adalah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berbunyi :
9
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat ; Bimbingan Lengkap dan Praktis, (Bandung Pustaka Hidayah, 2002) hal. 71 10 Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat hal. 71 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar, hal. 79 12 Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 735. 13
Abdul Hidayadh : 356
10
“Dari Abi Hurairah R.A ;Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku SAW dengan tiga perkara : untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur” (H.R. Muslim)14
d. Bilangan Rakaat dalam Shalat Dhuha Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha, minimal adalah dua rakaat dan paling banyak adalah dua belas rakaat. Menurut Abu Bakar Al-Masyhuri jumlah rakaat shalat dhuha dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Dua Rakaat, hal ini berdasar pada hadits Nabi SAW yang berbunyi
“Dari Abi Hurairah R.A diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur”.(H.R. Muslim) 15 2). Dilaksanakan empat rakaat dan dua belas rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits :
“Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang beliau menambahnya sesuka hatinya” (H.R. Muslim)16 3). Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana hadits yang berbunyi ;
14
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344. 16 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344. 15
11
“ Dari Abdur Rahman Bin Abi Layla Dia berkata ; Tidak ada seorangpun yang memberutahuku bahwa dia melihat Nabi SAW melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia berkata: “bahwa, Rasulullah SAW masuk ke rumahnya pada tahun penakhlukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan rakaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan darinya sehingga beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya ”. (HR. Muslim)17 e. Tata Cara Shalat Dhuha Dalam pelaksanaan shalat dhuha terdapat beberapa kaifiyah (tata cara) dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat dhuha adalah sama seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah berwudlu dengan sempurna, lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci, menghadap kiblat kemudian niat dalam hati. adapun beberapa cara pelaksanaan shalat dhuha yang antara lain sebagai berikut : 1) Niat Shalat Dhuha Adapun lafadznya niat dalam mengerjakan shalat dhuha adalah sebagai berikut :
“Saya shalat dhuha dua rakaat karena Allah”18 2) Membaca doa iftitah. Membaca surat Al-Fatihah 3) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an sesudah membaca surat Al Fatihah. Sedang mengenai bacaan-bacaannya pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah adalah surat Asy-Syams dan pada rakaat keduanya adalah AdhDhuha. 4) Setelah membaca surat dari Al-Qur’an, kemudian melakukan rukuk.
17 18
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 345. Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnah , hal. 69
12
5) Selesai melakukan rukuk, berdiri kembali dengan tegak (i’tidal). Setelah i’tidal kemudian melakukan sujud tersungkur ke bumi dengan meletakkan dahi ke bumi. 6) Setelah melakukan sujud, kemudian duduk diantara dua sujud 7) Sujud kedua 8) Duduk tasyahud akhir. Setelah kita berdiri dan melaksanakan rakaat kedua ini, setelah menyelesaikan sujud kedua kemudian duduk kembali, yaitu melakukan duduk tasyahud akhir. 9) Dan kemudian diakhiri dengan mengucap salam. 10) Selesai melaksanakan shalat dhuha, kemudian membaca doa :
“Yaa Allah Tuhanku, bahwasannya waktu dhuha ini milik Engkau dan dan kebagusan (kemewahan) itu milik Engkau, dan keindahan ini milik Engkau, dan kekuatan itu miilik Engkau. Dan kekuasaan itu milik Engkau, dan pemeliharaan itu milik Engkau, Yaa Allah tuhanku jika keadaan rizqiku di langit, maka turunkanlah, dan jika adanya di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika ia sulit gampangkanlah, dan jika ia haram, sucikanlah, dan jika jauh dekatkanlah. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak (bekal) dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau, kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau, berilah aku apa yang engkau berikan kepada hamba-hamba Engkau yang shalih”. f. Keutamaan Shalat Dhuha Shalat dhuha sebagai shalat sunnah memiliki banyak sekali faedah keutamaannya. Sehingga sangatlah baik apabila shalat ini dilaksanakan secara istiqomah yakni dengan membiasakan setiap hari dalam melaksanakannya. Dalam hadit Nabi SAW telah banyak disinggung tentang manfaat serta keutamaannya.
13
Keutamaan-keutamaan shalat dhuha yang bisa diperoleh menurut Abdul Manan adalah berdasar pada hadits yang diriwayatkan dari rosulullah SAW yang berbunyi :
)رواه أحمد و أبو داود “Tuhanmu Yang Maha Tinggi terlah berseru ; Hai anak Adam, shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan cukupkan engkau di akhir siang itu”19. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Tentang pengaruh shalat terhadap jiwa ruhani manusia sangat banyak disinggung serta dialami sendiri oleh banyak pakar ilmu, sebagaimana yang dijelaskan, bahwa shalat dapat membantu menghilangkan perasaan gelisah dan duka. Sebenarnya manusia adalah sebuah entitas makhluk sempurna, yang diciptakan oleh Sang Maha pemilik Kesempurnaan dan ia juga sebagai khalifah bumi, pemimpin dibumi, sehingga hal tersebut seharusnya mampu dirasakan serta disyukuri lewat aktifitas shalat, yaitu aktifitas yang mengajak manusia untuk menuju dimensi murni yang begitu suci, menuju ke Perbendaharaan Tersembunyi untuk menyatu dengan diri-Nya.20 Dalam shalat manusia mengalami proses mi’raj (naik) ke hadirat Illahi rabbi sehingga dengan mi’raj tersebut manusia telah melupakan semua beban yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan menghasilkan sebuah ketenangan dan kedamaian dalam hatinya. Thomas Heslof mengatakan bahwa “Sesungguhnya unsur-unsur pokok terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang yang saya habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah shalat. Saya kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa sesungguhnya shalat,
19
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnah , hal. 68 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ; Emosional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta, Arta Wijaya Persada) 2001, hal. 280. 20
14
merupakan sarana terpenting yang saya ketahui sampai sekarang menanamkan ketentraman dalam jiwa dan menanamkan ketentraman dalam syaraf”. 21 Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan22. Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketenangan akal, serta untuk kondisi ini dari kelonggaran dan kedamaian jiwa yang diciptakan shalat memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting dalam mengurangi tajamnya ketegangan-ketegangan syaraf yang tumbuh karena tekanan-tekanan hidup seharihari, dan dalam meringankan kegelisahan, yang di derita sebagian orang.23 Menurut Ary Ginanjar Agustian, shalat adalah metode yang jauh lebih sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga bermuatan nilainilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang terangkum secara dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati (spiritual).24 Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan dapat menjaga diri dari sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut hatinya, yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada kata hatinya (hati nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan berdosa yang selanjutnya akan menumbuhkan sebuah kegundahan dalam dirinya. Hal ini berdasar firman Allah SWT yang berbunyi :
21
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an (Jakarta, Cendekia Sentra Muslim, 1993) hal. 313. 22 M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 106. 23 M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 313. 24 Ary Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 278.
15
“ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al An-Kabut/29: 45)25
Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu, pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.26 Shalat berfungsi sebagai metode pengulangan dimana potensi spiritual yang berisikan elemen-elemen karakter atau sifat-sifat mulia dan agung itu diasah dan diulang-ulang, sehingga akan terjadi proses behaviorisme yang mengarah pada internalisasi karakter. 27 Keutamaan lain shalat, khususnya shalat Dhuha antara lain untuk memohon maghfirah (ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeqi hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :
“Siapa yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng akan dampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut”. (HR. Tirmidzi)28 2. Kecerdasan Spiritual Pembahasan mengenai kecerdasan spiritual meliputi hal-hal sebagai berikut a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
25
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 635. 26 M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 107. 27 Ary Ginanjar, Rahasia Sukses , hal..277 - 278. 28 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 345
16
Kecerdasan spiritual yang banyak dikenal dengan istilah SQ (Spiritual Quotient) pada saat sekarang mulai menjalar di Indonesia dengan adanya seminar, kajian-kajian ilmiah, diskusi serta dialog-dialog, tapi sayang keramaian diskusidiskusi ini masih sebatas bisik-bisik intelektual. Tetapi dari sini, kita sudah dapat mengetahui beberapa pengertian yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa29. Dalam kata pengantarnya, Ary Ginanjar Agustian mengomentari buku karangan M. Utsman Najati, menuturkan bahwa dalam perkembangan pertumbuhan kepribadian manusia, kecerdasan emosional tidaklah cukup, khususnya bagi pengembangan kejiwaan yang berdimensi ketuhanan. Kecerdasan emosional lebih berpusat pada rekontruksi hubungan yang bersifat horisontal ( sosial ), sementara itu ada
dimensi lain yang tidak kalah pentingnya bagi
kegidupan manusia,yaitu hubungan vertikal. Kemampuan dalam membangun hubungan yang bersifat vertikal ini sering disebut dengan istikah kecerdasan spiritual.30 Menurut Danah Zohar dan lan Marshall, Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain31. Danah Zohar dan lan Marshall menyebutkan bahwa kecerdasan Spiritual (SQ) sebagai The Ultimate Intelgence (puncak kecerdasan). SQ adalah landasan yang diperlukan untuk menfungsikan IQ dan EQ secara efektif. 29 30
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar , hal. 79 M. Utsman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, ( Jakarta, Hikmah, 2002 ),hal.
Vii. 31
Ary Ginanjar Agustian New Edition, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ; Emosional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta, Penerbit Arga) 2007, hal. 46
17
Sedangkan dalam konsep ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, petilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.32 Kecerdasan spiritual itu menurut penelitian-penelitian di bidang neurologi (ilrnu tentang syaraf) justru punya tempat di dalam otak, yang sebelumya oleh Howard Gardner menyaakan bahwa kecerdasan spiritual itu tidak punya tempat di dalam
otak
kita
seperti
kecerdasan
yang
lain.
Jadi ada bagian dari otak kita dengan kemampuan untuk mengalami pengalamanpengalaman spiritual, untuk melihat Tuhan. Dalam hal ini maksudnya adalah menyadari kehadiran Tuhan di sekitar kita dan untuk memberi makna dalam kehidupan. Jadi ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam kehidupannya.33 Selanjutnya berlandasan pada beberapa ahli psikologi ( Sigmund Freud, C.G. Jung ), neurolog ( Persinger, Ramachandran ) dan filosof ( Daniel Dennett, Rene Descartes ), Danah dan Ian membahas lebih dalam mengenai “Kecerdasan Spiritual”. “Kecerdasan Spiritual” disimbolkan sebagai Teratai Diri yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia ( rasional, emosional, dan spiritual ), tiga pemikiran ( seri, asosiatif, dan penyatu ), tiga jalan dasar pengetahuan ( primer, sekunder, dan tersier ) dan tiga tingkatan diri ( pusattranspersonal,tengahasosiatif & interpersonal, dan pinggiran-ego personal). Dengan demikian SQ berkaitan dengan unsur pusat dari bagian diri manusia yang paling dalam menjadi pemersatu seluruh bagian diri manusialain. SQ adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. SQ menjadikan manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh. Namun, pada zaman
32
Ary Ginanjar New Edition, Rahasia Sukses , hal. 47 Nirmala, Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual,(Resensi buku Edisi Ramadhan, 2006) 33
18
sekarang ini terjadi krisis spiritual karena kebutuhan makna tidak terpenuhi sehingga hidup manusia terasa dangkal dan hampa.34 Disebut sebagai kecerdasan spiritual, karena kecerdasan dari jenis ini sesungguhnya tumbuh dari fitrah manusia itu sendiri, bahwa kecerdasan jenis ini tidak dibentuk melalui diskursus-diskursus atau memori-memori fenomenal, tetapi merupakan aktualisasi dari fitrah itu sendiri 35.
b. Pertumbuhan Spiritual Untuk memiliki anak yang mempunyai kecerdasan spiritual, Suharwadi Al Maqtul mempunyai kiat-kiat tertentu. Pertama, yakni latihan-latihan yang bersifat intelektual dan yang kedua menjalani hidup secara spiritual. Latihan intelektual, seperti logika dan metalogis, sedangkan menjalani kehidupan spiritual, seperti ketekunan beribadah, menjalankan hal-hal yang disunnahkan, puasa, dan menjauhi yang subhat. 36 Kecerdasan, sebagaimana dinyatakan oleh Ali bin abi Thalib, adalah kurnia tertinggi yang diberikan Tuhan kepada manusia dan potensi yang sangat hebat yang memiliki manusia dan yang membedakan dia dengan makhluk selainnya. Ternyata sudut pandang psikologi memberi tahu kita bahwa ruang tidak cerdas secara spiritual dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik, ekslusif, dan intoleran, yang seringkali berakibat pada kobaran konflik atas nama agama, dan sebaliknya, diantara kita bisa juga cerdas secara spiritual sejauh (keberagamaan) kita mengalir dengan penuh kesadaran, tidak bersama kesadaran semu dan palsu (the false consious ness), yang seringkali menipu kita.37 SQ dapat digunakan untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama, sehingga seorang yang memiliki SQ tinggi mungkin menjalankan agama tertentu, namun tidak secara picik, eksklusif, fanatik atau prasangka, 34
Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memakna Kehidupan; (terj. Rahmani Astuti dkk ) hal. 16 35 Suharsono, Melejidkan IQ, IE, & IS (Jakarta, Inisiasi Press, 2004) hal. 160 36 Suharsono, Melejidkan IQ, hal. 151 37 Sukidi, New Age, Wisata Spiritual Lintas Agama, (Jakarta, PT Gramedia Pusraka Utama), 2001, hal 138-139
19
demikian pula, seorang yang ber SQ tinggi dapat memiliki kualitas spiritual tanpa beragama sama sekali38. Untuk mengembangkan atau menumbuhkan kapasitas kecerdasan spiritual (SQ) danah Zohar menawarkan tujuh langkah praktis untuk mendapatkan SQ lebih baik yaitu sebagai berikut :39 1) Menyadari dimana saya sekarang, langkah ini menuntut kita menggali kesadaran diri yang pada gilirannya menuntut kita menggali kebiasaan kita merenungkan pengalaman. 2) Merasakan dengan kuat
bahwa saya ingin berubah. Jika renungan anda
kosong anda untuk merasa bahwa anda, perilaku, hubungan, kehidupan, atau hasil kerja anda dapat lebih baik, anda harus ingin berubah berjanji dalam hati untuk berubah. 3) Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motifasi saya yang paling dalam, hal ini dibutuhkan tingkat perenungan yang lebih dalam, anda harus mengenal diri sendiri, letak pusat diri anda dan motivasi anda paling dalam. 4) Menemukan dan mengatasi rintangan, yaitu dengan membuat daftar hal yang menghambat anda, dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana anda dapat menyingkirkan penghalang-penghalang ini. 5) Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju, pada tahap ini anda perlu menyadari berbagai kemungkinan untuk bergerak maju dengan mencurahkan usaha mental
dan spiritual untuk menggali
sebagian
kemungkinan ini. 6) Menetapkan hati saya pada sebuah jalan. Kini anda harus menetapkan hati pada satu jalan dalam kehidupan dan berusaha menuju pusat sementara anda melangkah di jalan itu. 7) Tetap menyadari bahwa anda banyak jalan, jadi sementara anda melangkah di jalan yang telah anda pilih sendiri, tetapi tetaplah sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain. 38
Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ; Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralitik dan Holistik untuk memaknai kehidupan (Alih Bahasa; Rohmani Astuti, dkk. Bandung, Mizan Media Utama, 2000) hal. 12 39 Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ; Memanfaatkan Kecerdasan, hal 231-233
20
Keyakinan adalah sebuah posisi puncak dari tahapan-tahapan spiritual manusia ketika seorang memiliki sebuah keyakinan yang dilandasi oleh kekuatan sebagai Wakil Allah yang mewakili sifat-sifat-Nya, seperti Teguh, komitmen, terpercaya, adil, bijaksana, gagah, jujur, kreatif, pemaaf, pemberi, berhati luas, penyayang serta sabar40. Energi spiritual adalah energi yang mendorong dan mengalirkan hati seseorang kepada energi yang bermuatan nilai-nilai kedamaian, kasih sayang, keadilan, kejujuran, kemuliaan, tanggung jawab dan kesabaran.41 Apabila SQ telah tumbuh-berkembang dengan baik, maka akan dapat ditemukan tanda-tanda yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif). 2) Tingkat kesadaran yang tinggi 3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. 4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. 5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. 6) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. 7) Kecerdasan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (perpandangan holistik). 8) Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana Jika?” untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar. 9) Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri”, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi. Orang yang telah memiliki kecerdasan spiritual, biasanya memiliki dedikasi kerja yang lebih tulus dan jauh dari kepentingan pribadi (egoisme), apalagi bertindak zalim kepada orang lain42.
c. Hubungan Antara SQ, EQ dan IQ Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, 40
Ari Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 296 Ari Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 302 42 Suharsono, Melejidkan , hal. 151
41
21
menentukan kausalitas, berfikir abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu. IQ adalah alat kita untuk melakukan sesuatu letaklnya di otak bagian korteks manusia. Kemampuan ini pada awalnya dipandang sebagai penentu keberhasilan sesorang. Namun pada perkembangan terakhir IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam menentukan keberhasilan manusia. Karena membuat sempit paradigma tentang keberhasilan, dan juga pemusatan pada konsep ini sebagai satu satunya penentu keberhasilan individu dirasa kurang memuaskan karena banyak kegagalan yang dialami oleh individu yang ber IQ tinggi (dalam Sukidi). Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari kecerdasan seseorang telah melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang panjang serta mendalam. Daniel Golman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidak puasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri manusia yang unik yaitu emosional. Disamping itu Golman mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut (dalam Danah Zohar dan Ian Marshal) Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. letak dari kecerdasan emosional ini adalah pada sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif, karena IQ menentukan sukses hanya 20% dan EQ 80%. Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu
yang
mempunyai
kebermaknaan
(SQ)
yang
tinggi,
mampu
menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal
22
untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya denga IQ dan EQ, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan spiritual agar ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas bahwa “SQ merupakan kunci utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan lainnya”. 43 d. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual Orang yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau emosional saja. Ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual yaitu melakukan hubungan dengan pengatur kehidupan. Contoh: Seorang anak diberitahu bahwa orang tuanya tidak akan sanggup menyekolahkannya ke Jerman, ia tidak putus asa. Ia yakin bahwa kalau orang itu bersungguh-sungguh dan minta pertolongan kepada Tuhan, ia akan diberi jalan. Bukankah Tuhan berfirman, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami, Kami akan berikan kepadanya jalan-jalan Kami”? Seorang yang tinggi SQ-nya cenderung menjadi menjadi seorang pemimpin yang penuh pengabdian – yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain, ia dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain.
43
Subandi, Seminar Setengah Hari : Menyoal Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta,6 Juni 2001), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_intelligence
23
Sejalan dengan Covey yang menerangkan bahwa; Setiap pribadi yang menjadi mandiri, proaktif, berpusat pada prinsip yang benar, digerakkan oleh nilai dan mampu mengaplikasikan dengan integritas, maka ia pun dapat membangun hungungan saling tergantung, kaya, langgeng, dan sangat produktif dengan orang lain. Mahayana menyebutkan beberapa ciri orang yang mempunyai kecerdasan spritual yang tinggi yang antara lain :44 1). Memiliki prinsip dan visi yang kuat Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar ia sebagai pedoman berperilaku yang mempunyai nilai yang langgeng dan produktif. Prinsip manusia secara jelas tidak akan berubah, yang berubah adalah cara kita mengerti dan melihat prinsip tersebut. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana. Paradigma adalah sumber dari semua tingkah laku dan sikap, dengan menempatkan kita pada prinsip yang benar dan mendasar maka kita juga menciptakan peta atau paradigma mendasar mengenai hidup yang benar, dan pada ujung-ujungnya adalah hidup yang efektif. 2). Kesatuan dan keragaman Seorang dengan spiritualitas yang tinggi mampu melihat ketunggalan dalam keragaman. Ia adalah prinsip yang mendasari SQ, sebagaimana Tony Buzan dan Zohar menjelaskan pada pemaparan yang telah disebutkan diatas. Tony Buzan mengatakan bahwa “kecerdasan spiritual meliputi melihat gambaran yang
44
Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ (kecerdasan spiritual).( Bandung, Mizan, 2003). dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html
24
menyeluruh, ia termotivasi oleh nilai pribadi yang mencangkup usaha menjangkau sesuatu selain kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat”. 3). Memaknai Makna bersifat substansial, berdimensi spiritual. Makna adalah penentu identitas sesuatu yang paling signifikan. Seorang yang memiliki SQ tinggi akan mampu memaknai atau menemukan makna terdalam dari segala sisi kehidupan, baik karunia Tuhan yang berupa kenikmatan atau ujian dari-Nya, ia juga merupakan manifestasi kasih sayang dari-Nya. Ujiannya hanyalah wahana pendewasaan spiritual manusia. Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan dan respon kita terhadap hidup. Ia mengatakan ”cobalah untuk mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri: Apa yang dituntut situasi hidup saya saat ini; yang yang harus saya lakukan dalam tanggung jawab saya, tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana yang akan saya ambil?”. Jika kita hidup dengan menjalani hati nurani kita yang berbisik mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas maka, “ruang antara stimulus dan respon menjadi semakin besardan nurani akan makin terdengar jelas”. 4). Kesulitan dan penderitaan Pelajaran yang paling berarti dalam kehidupan manusia adalah pada waktu ia sadar bahwa itu adalah bagian penting dari substansi yang akan mengisi dan mendewasakan sehingga ia menjadi lebih matang, kuat, dan lebih siap menjalani kehidupan yang penuh rintangan dan penderitaan. Pelajaran tersebut akan menguhkan pribadinya setelah ia dapat menjalani dan berhasil untuk mendapatkan apa maksud terdalam dari pelajaran tadi. Kesulitan akan mengasah menumbuh kembangkan, hingga pada proses pematangan dimensi spiritual manusia. SQ mampu mentransformasikan kesulitan menjadi suatu medan penyempurnaan dan pendidikan spiritual yang bermakna. SQ yang tinggi mampu memajukan seseorang karena pelajaran dari kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya.
25
Menurut Khavari terdapat tiga bagian yang dapat kita lihat untuk menguji tingkat kecerdasan spritual seseorang: 45 a) Dari sudut pandang spiritual keagamaan (relasi vertikal, hubungan dengan yang Maha Kuasa). Sudut pandang ini akan melihat sejauh manakah tingkat relasi spritual kita dengan Sang Pencipta, Hal ini dapat diukur dari “segi komunikasi
dan
intensitas
spritual
individu
dengan
Tuhannya”.
Menifestasinya dapat terlihat dari pada frekwensi do’a, makhluq spritual, kecintaan kepada Tuhan yang bersemayam dalam hati, dan rasa syukur kehadirat-Nya. Khavari lebih menekankan segi ini untuk melakukan pengukuran tingkat kecerdasan spritual, karena ”apabila keharmonisan hubungan dan relasi spritual keagamaan seseorang semakin tinggi maka semakin tinggi pula tingkat kualitas kecerdasan spritualnya”. b) Dari sudut pandang relasi sosial-keagamaan. Sudut pandang ini melihat konsekwensi psikologis spritual-keagamaan terhadap sikap sosial yang menekankan segi kebersamaan dan kesejahteraan sosial. Kecerdasan spiritual akan tercermin pada ikatan kekeluargaan antar sesama, peka terhadap kesejahteraan orang lain dan makhluk hidup lain, bersikap dermawan. Perilaku marupakan manifestasi dari keadaan jiwa, maka kecerdasan spritual yang ada dalam diri individu akan termanifestasi dalam perilakunya. Dalam hal ini SQ akan termanifestasi dalam sikap sosial. Jadi kecerdasan ini tidak hanya berurusan dengan ke-Tuhanan atau masalah spiritual, namun akan mempengaruhi pada aspek yang lebih luas terutama hubungan antar manusia. c) Dari sudut pandang etika sosial. Sudut pandang ini dapat menggambarkan tingkat etika sosial sebagai manifestasi dari kualitas kecerdasan spiritual. Semakin tinggi tingkat kecerdasan spritualnya semakin tinggi pula etika sosialnya. Hal ini tercermin dari ketaatan seseorang pada etika dan moral, jujur, dapat dipercaya, sopan, toleran, dan anti terhadap kekerasan. Dengan kecerdasan spritual maka individu dapat menghayati arti dari pentingnya
45
Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ (kecerdasan spiritual).( Bandung, Mizan, 2003). dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html
26
sopan santun, toleran, dan beradap dalam hidup. Hal ini menjadi panggilan intrinsik dalam etika sosial, karena sepenuhnya kita sadar bahwa ada makna simbolik kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu mengawasi atau melihat kita di dalam diri kita maupun gerak-gerik kita, dimana pun dan kapan pun, apa lagi kaum beragama, inti dari agama adalah moral dan etika.46 3. Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam pengembangan kepribadian seseorang merupakan condition sine qua non bagi perwujudan nilai-nilai dan norma-norma Islami47. Secara mikro, pendidikan secara operasional dijadikan sebagai proses dalam melaksanakan proses-proses kependidikan yang bertujuan merealisasikan nilai-nilai dan norma-norma Islam. Dan dengan pelaksanaan shalat dhuha secara rutin akam menciptakan sebuah kebiasaan yang akan tertanam dalam jiwa. Dan dengan pembiasaan akan dapat membentuk segi-segi kejasmanian dari karakter kepribadian. Shalat tidak hanya merupakan metode pengulangan atau pembiasaan saja, tetapi ia juga merupakan shalawat, do’a, munajat serta perpaduan mengagumkan yang terjadi antara kepasrahan hati yang penuh dedikasi dan gerak tubuh, dan dalam shalat, segenap eksistensi kita terlibat dalam satu peristiwa yang menggetarkan kalbu. Menurut Ibnu Qayyim bahwa shalat dapat mencegah dosa, menolak penyakit-penyakit hati, mengusir penyakit dari badan, menyinari hati, membuat wajah jadi putih, mengaktifkan anggota tubuh dan jiwa, membawa rizqi, menolak
46
Danah Zohar dan Ian Marshall. 2003. SQ (kecerdasan spiritual). Mizan. Bandung, dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html 47
M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta, Bumi Aksara, 1996) hal. 167
27
kedzoliman, menolong orang yang teraniaya, mencabut syahwat, memelihara nikmat, menolak siksa, menurunkan rahmat, dan mengusir kegundahan hati48. Menurut Abdul Aziz Salim Basyarahil bahwa shalat dapat menimbulkan ketenangan hati dan ketenangan batin. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat” (Q.S. AL Ma’arij/70 : 19-22).49 Salah satu insting (watak) dan sifat manusia ialah keluh kesah sedikit kesabarannya dan sangat kikir. Sehingga yang dikecualikan dari sifat keluh kesah dan kikir ialah mereka yang melaksanakan shalat dan tetap melestarikan shalatnya tanpa dipengaruhi oleh kegemaran atau kejenuhan, kondisi senang atau susah, serta kekayaan atau kemiskinan50 Implementasi dalam Ensiklopedi Pendidikan adalah suatu aktivitas dalam studi tertentu yang terarah dimana si pelajar mencoba untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari.51 Sedangkan menurut kamus Pendidikan dan Umum, aplikasi adalah penerapan, pemakaian, penggunaan 52
48
M. Ustman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, (Jakarta, Hidayah, 2003), hal.
77 49
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 974. 50 Basyarahil, Shalat, hal. 53 51 Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, hal. 25 52 Salman & Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Jakarta, Rineka Cipta, 1994) hal. 18
28
Imam Rafi’i
mendefinisikan shalat dari segi bahasa berarti doa dan
menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri/ditutup dengan salam, dengan syarat tertentu53 Shalat adalah suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (taslim) 54. Dhuha adalah whaktu menjalang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00) (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990). 55 Menurut Abdul Manan, shalat dhuha dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 pagi) sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang. Tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :
“diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada hari tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur” (H.R. Muslim)56 Shalat mampunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketegangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan.57 Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar 53
Syekh Syamsudin Abu Abdillah, (1996) hal. 47 Basyarahil, Shalat, hal. 9. 55 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI Kamus Besar, hal 107. 56 Imam Muslim, Shohih Muslim Juz I, hal 322. 57 M. Ustman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an, (Jakarta, Cendikia Sentra Mulsil, 1993) hal. 106 54
29
biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.58 Keutamaan lain shalat, khususnya shalat dhuha antara lain untuk memohon maghfiroh agar di lapangkan rizqi
59
. Hal ini berdasarkan hadits
Rasulullah SAW yang berbunyi :
)رواه أحمد و أبو داود “Tuhanmu Yang Maha Tinggi telah berseru: Hai Anak Adam, shalatlah empat rakaat bagi aku dari awal siang. Maka akan cukupkan engkau diakhir siang itu”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Maka dari sini kita dapat mengetahui bahwa antara eksistensi shalat khususnya shalat dhuha dengan proses pengembangan kecerdasan spiritual selalu terjadi saling berkesinambungan dalam mewujudkan generasi cerdas dan kreatif serta tangguh dalam keimanan dan ketakwaan.
C. Rumusan Hipotesis Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto adalah salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.60
Hipotesis menurut Sugiyono adalah salah satu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.61 Agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
58
Najati : Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an, hal. 107 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensilopedi Islam, (Jakarta,Ictiyar Baru Van Hoeve,1994) hal.221 60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002) hal 64., 61 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, CV. Alfabeta, 2008) hal. 96 59
30
“Ada pengaruh posistif implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Yang artinya semakin baik implementasi shalat dhuha maka kecerdasan spiritual akan semakin meningkat.
31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini guna mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan suatu metode yang tepat. Dengan demikian, maka peneliti membuat suatu perencanaan dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Adapun langkahlangkah dalam penelitian ini dikatagorikan dalam rencana penelitian. Rencana penelitian adalah desain atau strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid. Seperti hal nya dengan alat pengambil data, rancangan penelitian juga didiktekan oleh variabelvariabel penelitian yang diidentifikasikan serta oleh hipotesis yang akan diuji kebenarannya1. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Ekspost Facto, menurut Sugiono, penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dalam kemudian menurut kebelakang melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.2 Dalam penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk variabel independen (bebas) adalah implementasi shalat dhuha. 2. Untuk variabel dependen (terikat) adalah kecerdasan spiritual. Setelah kita mengatahui jenis variabel-variabelnya, maka kita menentukan paradigma penelitiannya. Berdasarkan pengertian tentang paradigma, maka paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan beberapa variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan
1
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000)
hal. 80. 2
Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 3.
31
32
hipotesis yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa data yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan3. Berdasarkan tingkat eksplanasi (tingkat penjelasan) maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Sugiyono data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. 4 Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Likert, yang berarti peneliti sudah menetapkan secara spesifik pengukuran terehadap variabel yang diteliti.5 Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi sederhana.6
1. Adapun paradigma penelitian adalah sebagai berikut :
X
Y 3
Keterangan : X. Implementasi shalat dhuha siswa. Y. Kecerdasan spiritual siswa
3
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24. Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 7. 5 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta. 2008), hal 134. 6 Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2008, hal 66. 4
33
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada Lembaga Pendidikan Islam ( Yayasan Pondok Pesantren ) Sunan Gunung Jati yang berada di desa/kelurahan Gesing, kecamatan Kismantoro, kabupaten Wonogiri, propinsi Jawa Tengah, pada unit Madrasah Aliah. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksaakan selama kurang lebih 60 hari, yang dimulai pada tanggal 25 Februari 2011 sampai dengan tanggal 25 April 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian atau penyelidikan ini di dalam pelaksanaannya, terdapat komponen permasalahan yang mutlak dibutuhkan. Adapun komponen tersebut adalah subyek penelitian. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 72 orang. Dengan perincian 21 siswa dari kelas X, 34 siswa dari kelas XI, dan 17 siswa dari kelas XII. Sebagaimana dikatakan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.7 Suharsimi Arikunto, mendifinisikan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.8 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 9 Karena jumlah siswa hanya berjumlah 72 orang yang mana kurang dari 100, maka peneliti menggunakan semua siswa untuk dijadikan subyek penelitian.
7
Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002), hal 120. 8 Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian, 2002, hal 108. 9 Sugiono, Metodologi Penelitian, 2008, hal 117.
34
D. Variabel dan Indikator Penelitian Berdasarkan prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran sehingga tidak dipungkiri bahwa setiap melakukan pengukuran harus ada alat ukur yang baik dan sesuai dengan sesuatu yang diukur. Adapun alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian selalu berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan data pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti10 Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dan secara spesifik semua fenomena disebut variabel penelitian.11 Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.12 Sebelum peneliti mengurai tentang prosedur pengembangan, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan tentang jawaban variabel yang akan diteliti. 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk variabel independen (X) adalah implementasi shalat dhuha. b. Untuk variabel dependen (Y) adalah kecerdasan spiritual
2. Indikator Penelitian Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti, maka susunan di dalam penelitian tentang pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, dikembangkan melalui
10
M. Subana, Dasar Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung, Pustaka Setia, 2001) hal 127 Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 184. 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 136. 11
35
penjabaran variabel menjadi indikator-indikator, adapun jabaran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel Implementasi Shalat Dhuha dengan indikator13 : 1) Keikutsertaan melaksanakan shalat dhuha. 2) Kesadaran melaksanakan shalat dhuha. 3) Perasaan tenang dan damai. 4) Menambah motivasi belajar. 5) Membangkitkan harapan. 6) Rezeki ilmu pengetahuan. 7) Mengatasi rasa gelisah. 8) Mengusir kegundahan. b. Variabel Kecerdasan Spiritual dengan indikator14 : 1) Ketenangan batin. 2) Kasih sayang. 3) Memiliki kreatifitas tinggi. 4) Ketekunan beribadah. 5) Merasakan kehadiran Allah. 6) Penuh keikhlasan. 7) Memiliki dedikasi belajar yang tinggi.
3. Kriteria Penilaian Untuk
memperoleh
data
dari
masing-masing
variabel,
peneliti
menggunakan angket dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berjumlah 20 item dengan berdasar pada indikator-indikator jabaran variabel tersebut. Dari masing-masing variabel peneliti membuat 10 butir pertanyaan yang didalamnya sudah tersedia alternatif jawaban, dan masing-masing jawaban diberi skor nilai
13
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Al- Thibb Al-Nabawy,(Beirut, Dar Maktabah Al Hayat, 1985), hal 196-197 14 Alfred Adler, Understanding Human Nature, (New York, Greenberg Publisers, Inc, 1927), hal 239
36
yang tidak sama. Adapun jawaban dalam pertanyaan tersebut adalah : selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.15 Untuk pertanyaan favorable (positif) pemberian skor adalah sebagai berikut : a. Selalu mendapatkan skor 4 b. Sering mendapat skor 3 c. Kadang-kadang mendapat skor 2 d. Tidak pernah mendapat skor 1 Untuk pertanyaan unfavorable (negative) permberian skor adalah sebagai berikut : a. Selalu mendapat skor 1 b. Sering mendapat skor 2 c. Kadang-kadang mendapat skor 3 d. Tidak pernah mendapatkan skor 4
4. Skor penilaian Dari jawaban variabel diatas, selanjutnya dikembangkan menjadi itemitem pertanyaan disertai dengan alternatif jawaban. Untuk variabel implementasi shalat dhuha, dan kecerdasan spiritual peneliti menggunakan instrumen-instrumen dengan cara menggunakan indikator-indikator tersebut menjadi item-item pertanyaan tertutup yang disebut angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto, yang disebut angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.16 Setelah dikembangkan menjadi 20 item pertanyaan disediakan alternatif jawaban, maka dengan demikian interval skor pada variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : Interval skor pada variabel implementasi Shalat Dhuha terbagi : a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi. b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang 15 16
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 135 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
37
c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah Interval skor pada variabel Kecerdasan Spiritual terbagi : a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi. b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang. c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah.
5. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Dalam penelitian, data mempunyai peranan yang cukup penting terbukti dengan benar tidaknya data, dan baik tidaknya data tergantung pada baik buruknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan, yaitu valid dan raliabel. Menurut Sugiyono, bahwa yang dimaksud dengan hasil penelitian yang valid adalah apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.17 Jika ada kecocokan yang logis diantara item-item tersebut berarti dikatakan valid. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila dalam penelitian mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel diteliti secara tepat. Suharsimi Arikunto mengatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.18 Oleh karena itu, untuk mengetahui valid dan tidaknya instrumen yang digunakan didalam penelitian ini, maka diadakan pengujian terhadap instrumeninstrumen tersebut sehingga dapat diketahui di dalam tiap-tiap item instrumen apakah item tersebut logis atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan validitas harus dilakukan uji coba (try-out) dan untuk menguji valid tidaknya instrumen, peneliti menggunakan 17 18
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
38
cara analisis butir atau item, yaitu dengan menggunakan akar-akar yang ada pada butir yang dimaksud dengan skor total dipandang sebagai nilai y, kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment.19 Yaitu :
r
rxy
N XY ( X )( Y ) N X 2 ( X ) 2
N Y
2
( Y ) 2
Keterangan : rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Jumlah responden XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y X : Jumlah skor x Y : Jumlah skor y
Dengan ketentuan : Item pertanyaan dikatakan valid jika koofesien korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,3, sesuai dengan pendapat masrun. Masrun menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”, Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.20 Adapun rangkuman dari data validitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Implementasi Shalat Dhuha No.
r hitung
r tabel
r tabel
Keterangan
1.
0,73094
0,306
0,235
Valid
2.
0,54383
0,306
0,235
Valid
3.
0,70167
0,306
0,235
Valid
4.
0,76603
0,306
0,235
Valid
19 20
Suharsimi Arikunto 2002 hal. 243 Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 188.
39
5.
0,70121
0,306
0,235
Valid
6.
0,52579
0,306
0,235
Valid
7.
0,64893
0,306
0,235
Valid
8.
0,61618
0,306
0,235
Valid
9.
0,59274
0,306
0,235
Valid
10.
0,62130
0,306
0,235
Valid
Karena r hitung lebih besar dari r tabel (r hit > r tab), maka dapat disimpulkan uji validitas instrumen Implementasi shalat Dhuha adalah valid.
Tabel 1.2 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Spiritual No.
r hitung
r tabel
r tabel
Keterangan
1.
0,75125
0,306
0,235
Valid
2.
0,56628
0,306
0,235
Valid
3.
0,66253
0,306
0,235
Valid
4.
0,70697
0,306
0,235
Valid
5.
0,76254
0,306
0,235
Valid
6.
0,64381
0,306
0,235
Valid
7.
0,56894
0,306
0,235
Valid
8.
0,68579
0,306
0,235
Valid
9.
0,65198
0,306
0,235
Valid
10.
0,73405
0,306
0,235
Valid
Karena r hitung lebih besar dari r
tabel (r hit > r tab), maka dapat
disimpulkan instrumen kecerdasan spiritual adalah valid. b. Reliabilitas Dalam menghitung reliabilitas, ada bermacam teknik penelitian dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik belah dua, yaitu tehnik belah ganjil genap.
40
Reliabilitas menunjukkan pada ketetapan atau konsisten hasil pengukuran yang diperoleh dari kelompok individu dalam waktu berbeda dengan alat ukur yang sama. Sedangkan yang dinamakan instrumen yang reliabel menurut Sugiyono adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik21. Untuk mengetahui reliabel tidaknya instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik Spearman Brown atau teknik belah dua. Adapun rumusnya dalam Suharsimi Arikunto yaitu : r11 = 2. r ½½ (1 r ½½) Dengan keterangan : r11 : reliabilitas instrumen r½½ : r x y yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Adapun untuk pengujian reliabilitas instrumen secara empiris yang telah penulis uji cobakan terhadap 72 responden memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 1.3. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen implementasi shalat dhuha ∑x ∑y ∑x2 ∑y2 ∑xy rxy R11 812
861
9520
10573
9940
0,725521723
0,840930269
Keterangan : r tabel 5 % = 0,235 r tabel 1 % = 0,306 Tabel 1.4. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen Kecerdasan Spiritual ∑x ∑y ∑x2 ∑y2 ∑xy rxy R11 824
865
9794
10751
10162
0,726547991
Keterangan : r tabel 5 % = 0,235 r tabel 1 % = 0,306 21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 154
0,841619225
41
Dari pengujian reliabilitas instrumen tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen Aplikasi shalat dhuha memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi pada taraf 5 % dan 1 %. Begitu juta pada instrumen variabel kecerdasan spiritual.
E. Pengumpulan Data Penelitian Data menurut Suharsimi arikunto adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Sedang dari sumber SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0259/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi22. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah metode Kuesioner atau Angket. Menurut Suharsimi Arikunto angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.23 Instrumen yang digunakan untuk metode angket ini adalah berbentuk kuesioner (serangkaian pertanyaan) atau angket. Dan bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban atau alternatif yang sudah disediakan atau yang bersifat pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan pernah.
F.
Analisis Data Penelitian Setelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data kuesioner atau
angket, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data yang telah terkumpul. Setelah data terkumpul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut ; 22 23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002 hal. 96 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 128
42
a. Editing Yaitu memeriksa atau meneliti data atau catatan yang ada kemudian disempurnakan apabila ada kekurangan atau yang lain sesuai dengan kondisi yang ada b. Skoring Yaitu memberi skor pada item-item yang perlu di beri skor. c. Coding Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan menurut macamnya dengan memberi tanda atau kode tertentu pada setiap jawaban. d. Tabulating Yaitu menghitung frekuensi yang terhitung dalam masing-masing kategori dengan tujuan agar data dapat difahami. e. Analisa data Yaitu mengubah jenis data sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.
Selanjutnya, karena dalam penelitian ini adalah jenis korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh antara dua variable maka dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment.24
Berdasarkan jenis data yang diajukan yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah, maka dalam penelitian ini analisa data yang digunakan untuk menghitung data statistik adalah rumus Product Moment dimana persamaan regresi sudah ada di dalamnya 25 , rumus tersebut adalah sebagai berikut :
24 25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 240. Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 255.
43
Korelasi antara variabel X dengan Y
r rxy
N XY ( X )( Y ) N X 2 ( X ) 2
N Y (Y ) 2
2
Keterangan : indeks korelasi “r” product moment
rxy
: Angka
N
: Jumlah responden
XY
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X
: Jumlah skor x
Y
: Jumlah skor y
44
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan penelitian, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap pembahasan. Ini adalah tahap dimana data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalanpersoalan yang diajukan dalam penelitian. Oleh karena itu disini imajinasi dan kreatifitas si peneliti diuji secara sungguh-sungguh.
A. Diskripsi Data Setelah data mentah terkumpul maka perlu di deskripsikan sehingga akan memudahkan pemehaman pembaca. Menurut Sugiyono bahwa pendeskripsian data dapat dilakukan melalui penyajian data seperti dengan tabel biasa, tabel distribusi frekuensi dengan grafik garis-garis maupun batang, dengan diagram lingkaran, dengan pictogram dan lain-lain.1 Didalam proses pengumpulan data implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah menggunakan angket yang disebarkan kepada 72 responden sebagai subyek penelitian. Sebagaimana pada Bab III, maka dapat diketahui bahwa jumlah item untuk instrumen implementasi shalat dhuha berjumlah 10 item, jumlah item untuk instrumen kecerdasan spiritual ada 10 item. Dengan demikian skor tertinggi yang dapat dicapai untuk instrumen implementasi shalat dhuha adalah 40 dan skor terendah adalah 10, skor tertinggi yang dicapai untuk instrumen kecerdasan spiritual adalah 40 dan skor terendahnya adalah 10. 1. Implementasi Shalat Dhuha
1
Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 123.
44
45
Dalam mengkatagorikan variabel implementasi shalat dhuha, penulis menggunakan penghitungan dengan Norma Absolut Skala 5. Adapun langkahlangkah penghitungan tersebut adalah sebagai berikut : a. Mencari SM (Skor Maksimal Ideal) Dengan menggunakan rumus : SMI = Jumlah Item Soal x Bobot Nilai SMI = 10 x 4 SMI = 40 b. Mencari MI (Mean Ideal) MI = ½ x SMI MI = ½ x 40 MI = 20 c. Mencari SDI SDI = 1/3 x MI SDI = 1/3 x 20 SDI = 6.66 d. Pola Konversi …………………………………………………dengan nilai A 20 + ( 1.5 x 6.66 ) = 20 + 9.99 = 29.99 dengan nilai B 20 + ( 0.5 x 6.66 ) = 20 + 3.33 = 23.33 dengan nilai C 20 - ( 1.5 x 6.66 ) = 20 - 9.99 = 16.67 dengan nilai D 20 - ( 0.5 x 6.66 ) = 20 - 3.33 = 10.01 dengan nilai E Keterangan Skor 29.99 - 40 =A Skor 23.33 - 29.98 = B Skor 16.67 - 23.32 = C Skor 10.01 - 16.66 = D
Dalam menghitung analisa persentasi, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Rumus P = ___F__X 100% N Keterangan : F : Frekuensi yang di cari presentasinya N : Banyaknya Responden
46
P : Angka persentasi2 Sehingga penjabarannya sebagai berikut : Tabel 2.1. Data Persentasi instrumen variabel Implementasi Shalat Dhuha Kategori 29.99 –
Frekuensi
Persentasi
kategori
40
0
0
%
Baik Sekali
23.33 – 29.98
38
52.77 %
Cukup Baik
16.67 – 23.32
29
40.27 %
Baik
10.01 – 16.66
5
6.94 %
Kurang Baik
Jumlah
72
100
%
2. Kecerdasan Spiritual Dalam mengkatagorikan variabel kecerdasan spiritual, penulis menggunakan penghitungan dengan Norma Absolut Skala 5. Adapun langkahlangkah penghitungan tersebut adalah sebagai berikut : e. Mencari SM (Skor Maksimal Ideal) Dengan menggunakan rumus : SMI = Jumlah Item Soal x Bobot Nilai SMI = 10 x 4 SMI = 40 f. Mencari MI (Mean Ideal) MI = ½ x SMI MI = ½ x 40 MI = 20 g. Mencari SDI SDI = 1/3 x MI SDI = 1/3 x 20 SDI = 6.66 h. Pola Konversi …………………………………………………dengan nilai A 20 + ( 1.5 x 6.66 ) = 20 + 9.99 = 29.99 dengan nilai B 20 + ( 0.5 x 6.66 ) = 20 + 3.33 = 23.33 dengan nilai C 20 - ( 1.5 x 6.66 ) = 20 - 9.99 = 16.67 dengan nilai D 20 - ( 0.5 x 6.66 ) = 20 - 3.33 = 10.01 dengan nilai E
2
Anas Sudjono, 1995 hal 40
47
Keterangan Skor 29.99 - 40 =A Skor 23.33 - 29.98 = B Skor 16.67 - 23.32 = C Skor 10.01 - 16.66 = D Dengan demikian dapat dibuat tabel sebagaimana berikut : Tabel 2.2. Data Prosentase instrumen variabel Kecerdasan Spiritual Kategori
Frekuensi
Prosentase
kategori
40
0
0%
Baik Sekali
23.33 – 29.98
49
68,06 %
Cukup Baik
16.67 – 23.32
20
27,77 %
Baik
10.01 - 16.66
3
4.16 %
Kurang Baik
Jumlah
72
100 %
29.99 –
Setelah diadakan pengklasifikasian dan pengkategorian dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa 52.77 % implementasi shalat dhuha adalah cukup baik, 40,27% adalah baik dan 6.94% adalah kurang baik. Dalam pengklasifikasian dan pengkategorian pada tabel kecerdasan spiritual, dapat disimpulkan bahwa 68.06% adalah cukup baik, 27,77% adalah baik dan 4.16% adalah kurang baik.
B. Pengujian Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono adalah salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.3 Agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :“Ada pengaruh posistif implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Yang artinya semakin baik implementasi shalat dhuha maka kecerdasan spiritual akan semakin meningkat.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, CV. Alfabeta, 2008) hal. 96
48
Didalam penelitian ini rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ? 2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati
Gesing
Kismantoro Wonogiri ? 3. Adakah pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ? Hal ini secara teoritik sudah dijawab pada hipotesis mayor, yakni : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan mengikuti implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual dan kepribadian siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol berdasarkan pendapat Emory yaitu : “The hypothesis is used for testing. It is a statement that no difference exists between the parameter and the statistic being compared”. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parementer dengan statistic data (data Sample). Sedangkan lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif yang menyatakan ada perbedaan antara paremeter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha. 4 Guna membuktikan kebenaran hipotesis tersebut maka diadakan analisis terhadap data-data yang diperoleh. Data pengujian hipotesis hipotesis ini, rumus yang digunakan adalah Product Moment. 1. Pengujian hipotesis (rxy) Hipotesis
berbunyi : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Data yang dikorelasikan adalah data variabel implementasi shalat dhuha (X) dan data variabel kecerdasan spiritual (Y). (lihat Lampiran). Data kedua
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta. 2008), hal 224.
49
variabel tersebut selanjutnya dikorelasikan dengan rumus rxy. Hasil perhitungan diperoleh korelasi antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro sebesar 0,58513. untuk mengetahui koefisien ini signifikan, maka perlu dikonsultasikan pada r tabel dengan n 72, dan taraf kesalahan 5 % sehingga diperoleh r tabel = 0, 235. dengan ketentuan bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dari perhitungan dinyatakan r hitung lebih besar dari r tbel (0,58513 > 0,235). Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. Adapun
rangkuman
perhitungan
korelasi
sederhananya
adalah
sebagaimana berikut : Tabel 2.3 Rangkuman hasil korelasi antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual (rxy) r xy r tabel (1 %) r tabel (5%) 0,58513
0,306
0,235
2. Uji Regresi Dalam analisis regresi ada tiga pokok yang harus dicari, yaitu garis regresi, standart error of estimate dan koefisien korelasi a. Garis Regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variabel-variabel didalam penelitian ini garis regresinya adalah : X = 2,7775 + 0,4280 b. Standart error of estimate, yaitu harga yang mengukur pemencaran tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya, atau merupakan stamdart dari hargaharga dependen (X) terhadap garis regresinya. Adapun standart error of estimate disini adalah 2,8579 c. Koefisien korelasi yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan – hubungan antara variabel. Pada uji regresi disini, koefisien korelasinya adalah 0,6713. jika dilihat pada r tabel untuk taraf signifikan 5% yaitu 0,235 dan untuk taraf signifikan 1% yaitu 0,306, maka berarti koefisien korelasi lebih
50
besar dari pada taraf signifikannya 5% atau 1% yang berarti pula telah terbukti bahwa ada korelasi antara variabel implementasi shalat Dhuha dengan variabel kecerdasan spiritual siswa. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang berbunyi bahwa implementasi shalat dhuha berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, dapat dilihat dari persamaan regresi sebagai berikut : X^ = 2,7775 + 0,4280 Y Dimana : X^
= Ramalan Implementasi Shalat Dhuha
2,7775
= Bilangan Konstant
0,4280 Y = Nilai dari Kecerdasan Spiritual Dengan pengertian, setiap penambahan Y, maka akan menambah nilai sebesar 0,4280 satuan Y terhadap nilai X, dimana Y konstant 2,7775.
C. Hasil Temuan Didalam skripsi ini terdapat tiga rumusan masalah sehingga pada pembahasan ini ditemukan 2 temuan, yaitu : pertama, hasil analisis pengaruh antara Implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismatoro Wonogiri Jawa Tengah, kedua, pengaruh ada tidaknya Implementasi Shalat Dhuha terhadap kecerdasan Spriritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah. Temuan pertama dapat disajikan sebagai berikut hasil perhitungan yang diperoleh dari pengaruh antara Implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing KismantoroWonogiri adalah sebesar 0,58513. untuk mengetahui koofesien ini signifikan, maka perlu dilihat pada tabel r tabel. Dengan n 72, dengan taraf kesalahan 5 % maka diperoleh r tabel = 0,235, ternyata nilai r hitung lebih besar dari r tabel dengan nilai (0,58513 > 0,235). Dengan demikian dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.
51
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Implementasi Shalat Dhuha dengan kecerdasan spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. Temuan kedua dapat disajikan sebagai berikut: hasil perhitungan yang diperoleh dari pengaruh ada tidaknya Implementasi Shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri adalah adalah sebesar ; 0,6713287, hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan sangat kuat dan besarnya lebih dari korelasi sederhana antara X dengan Y, korelasi sebesar 0,6713287 berlaku untuk semua subyek penelitian. Adapun persamaan regresinya adalah X^ = 2,7775 + 0,4280 (Y) dengan pengertian setiap penambahan Y, maka akan menambah nilai sebesar 0,4280 satuan Y terhadap X, dimana Y konstan akan tetap sebesar (2,7775). Jadi, setiap ada penambahan pada kecerdasan spiritual, maka akan menambah nilai sebesar 0,4280 (Y). Implementasi shalat Dhuha, dimana kecerdasan spiritual dalam keadaan konstan atau tetap (2,7775). Hal tersebut dapat dipahami, dikarenakan proses implementasi shalat dhuha adalah siswa bersifat aktif pada suatu kegiatan shalat jamaah dhuha yang dilakukan secara teratur dan disiplin pada lembaga pendidikan tersebut, sehingga anak didik (siswa) yang melaksanakan hal itu, akan menganggap bahwa program kegiatan shalat dhuha bukan lagi dianggap sebagai suatu kewajiban yang menjadi beban padanya tetapi sudah merupakan kebutuhan primer yang sudah tertanam dalam kepribadiannya. Dengan pengimplementasian program shalat dhuha diharapkan dapat membantu menumbuhkan kecerdasan spiritual siswa sehigga dalam kegiatan sehari-harinya, siswa selalu merasakan bahwa semua yang mereka kerjakan adalah proses ibadah kepada Sang Khaliq, dan dari sini, dalam jiwanya akan tumbuh rasa keikhlasan ketika melakukan sesuatu pekerjaan.
52
Sehingga dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin aktif siswa melaksanakan shalat dhuha, maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya. Namun sebagaimana kategori (distribusi frekuensi) dalam data penelitian ini, implementasi shalat dhuha yang dilakukan siswa adalah tinggi, untuk kecerdasan spiritual adalah baik. Adapun variabel implementasi shalat dhuha dalam kategori tinggi dikarenakan dalam pengambilan dari subyek penelitian diperoleh persentasi sebesar 52.77% dengan kategori cukup baik dan 40.27% dengan kategori baik serta 6.94% dengan kategori kurang baik. Hasil analisis observasi penulis dari pembahasan diatas adalah bahwa dari semua siswa ternyata baru 52.77% dan 40.27% siswa yang berpartisipasi dalam mengikuti program kegiatan shalat dhuha, sehingga perlu peningkatan sedikit sebesar 6.94% . Dengan penjelasan persentasi diatas, maka hipotesis deskriptif dalam penelitian ini dengan berdasarkan pada pembahasan tersebut adalah terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
5322 54
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang berjudul “Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, adalah dikatagorikan baik, sebagaimana ditunjukkan dari data distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari sejumlah 72 siswa diperoleh persentasi sebesar 52,77% dan 40.27% siswa berpartisipasi mengikuti program kegiatan shalat dhuha dengan katagori cukup baik, 6.94% siswa kurang berpartisipasi dengan katagori kurang baik. 2. Kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, adalah dikatagorikan tinggi, sebagaimana ditunjukkan dari data distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari sejumlah 72 siswa diperoleh persentasi sebesar 68.06% siswa dengan katagori cukup baik, 27,77% siswa dengan katagori baik, dan 4.16% siswa dengan katagori kurang baik. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan tentang implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri. Sebagaimana data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil perhitungan korelasi antara variabel implementasi shalat dhuha dengan variabel kecerdasan spiritual adalah sebesar 0,58513, di mana hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan r tabel dengan n 72, dan taraf kesalahan 5% sebesar 0.235, dengan ketentuan bila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak (0,58513 > 0,235).
53
5422 54
B. SARAN-SARAN Setelah pembahasan tentang kesimpulan sebagaimana tersebut diatas maka tidaklah berlebihan kiranya apabila peneliti memberikan saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu mengembangkan serta meningkatkan inovatifnya tersebut dan terus melaksanakan program kegiatan shalat dhuha sehingga akan dapat menanamkan pada diri anak-anak didiknya pengetahuan
yang
tidak
hanya
dalam
otaknya
saja
tetapi
dalam
kepribadiannya dan kecerdasan beragama. 2. Bagi dewan guru MA Sunan Gunung Jati Gesing Kisamantoro Wonogiri hendaknya ikut serta dalam membina dan membimbing serta dapat menjadi contoh tauladan bagi anak-anak didiknya. 3. Bagi
anak
didik
hendaknya
selalu
menambah
keaktifannya
dalam
melaksanakan shalat dhuha untuk selalu berpartisipasi mensukseskan program sekolah demi berjalannya proses belajar-mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan. 4. Bagi lembaga pendidikan lain/instansi-instansi lain hendaknya berusaha untuk meniru dan mengikuti program shalat dhuha di kalangan lembaganya sehingga dapat tercipta kebersamaan dalam mewujudkan sebuah generasi yang berkualitas.
C. PENUTUP Dengan mengucap syukur alhamdulillah, penulisan skripsi ini telah selesai dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat dan maslahat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amin.
55
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdillah, Ubaid Ibnu. Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha. Surabaya: Pustaka Media. Tth. Adler, Alfred, Understanding Human Nature, New York : Greenberg Publisers, Inc. 1927. Agustian, Ari Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada. 2001. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002. Abu Abdillah, Syekh Syamsidin . Surabaya, Al-Hidayah. 1996. Basyarahil, Salim. Abdul Aziz, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgrensinya. Jakarta: Gema Insani Press. 1996. Bin H. Muhammad Shabari, Abdul Manan. Rahasia Shalat Sunnat: Bimbingan Lengkap dan Praktis. Bandung: Pustaka Hidayah. 2002. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pn. Balai Pustaka. 1990. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ictiar Baru van Hoeve. 1996. Goleman, Daniel, Working with Emotional Intellgence. New York : Bantan Books. 1999. Mitroff, Ian I, Elizabeth A Denton, A Spiritual Audit of Corporte America, A Hard Look at Spirituality, Religion and Values in the Workplace. Sanfrancisco : Jossry-Bass Publishers. 1999. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. tt. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Al-Thibb Al-Nabawy. Beirut : Dar Al Maktabah Al Hayat, 1985. Imam Khoneini. Al Adab Al Ma’nawiyah Li Ash-Shalah, Damaskus : Thalas Li Ad-Dirasat wa At-Tarjanah wa An-Nasyr. 1984.
56
M. Arifin. Filsafat Penddidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996. M. Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiyah. Bandung: Pustaka Setia. 2001. Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif . Al-Qur’an dan Terjemahan. Madinah Munawwaroh. KSA. 2005. M. Utsmani Najati. Belajar EQ dan SQ Dari Sunnah Nabi. Jakarta: Hikmah. 2003. Najati, M. Ustman. Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an. Jakarta: Cendekia Sentra Muslim. 1993. Nirmala. Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual. Resensi buku Edisi Ramadhan. 2006. Pierce, Gregory F Augustine, Spirituality at Work : 10 Ways to Balance Your Life on the Job. Chicago : ACTA Publication. 2001. Salman dan Sudarsono. Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 1994. S. C. Utami Munandar. (Ed.) Bunga Rampai Psikologi Pekembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Uneversitas Indonesia (UI. Press). 2001. Soegerda Poerbakawatdja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. 1981. Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram. Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim. Subandi, Seminar Setengah Hari : Menyoal Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta,6 Juni 2001), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_intelligence Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kiantitatif, Kialitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008. ………... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 1994. ………... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2001. ……….. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga . 2007.
57
Sukidi. New Age. Wisata Spiritual Lintas Agama. Jakarta, PT Gramedia Pusraka Utama. 2001. Suharsono. Melejitkan IQ, IE dan IS. Jakarta: Inisiasi Press. 2004. Surabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000. Zohar, Danah dan Ian Marshall. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralitas dan Holistic Untuk Memaknai Kehidupan.
Rohmani Astuti, dkk. Bandung: Mizan Media Utama. 2001.
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO WONOGIRI
Nama
: …………………………………
Kelas
: …………………………………
PETUNJUK PENGISIAN ▪
Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
▪
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesui dengan pribadi anda!.
▪
Jawaban anda pada angket penelitian ini tidak mempengaruhi nilai raport anda.
▪
Jawaban anda terjamin kerahasiaannya.
VARIABEL IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA 1. Apakah anda mengerjakan shalat dhuha atas kemauan sendiri? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah anda mengikuti kegiatan shalat dhuha di sekolah? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah anda merasa bosan ketika melaksanakan shalat dhuha? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah anda melaksanakan sholat dhuha dengan berjamaah di lingkungan sekolah anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah anda berdoa sendiri memohon ditambahkan ilmu pengetahuan? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah sholat dhuha menambah kegundahan hati anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah sholat dhuha dapat menenangkan perasaan hati anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah anda merasa termotivasi /terdorong untuk belajar lebih baik sesudah melaksanakan sholat dhuha? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah sholat dhuha dapat membangkitkan harapan untuk mencapai cita-cita anda dalam menuntut ilmu? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah dalam mengikuti jamaah sholat dhuha, anda menunggu perintah/ teguran dari guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
ANGKET UNTUK VARIABEL KECERDASAN SPIRITUAL SISWA
1. Apakah anda mempunyai perasaan ingin menjadi juara di kelas anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah anda merasa gundah/tidak tenang dalam mengikuti semua pelajaran setiap hari? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah anda mempunyai keyakinan bahwa Allah akan selalu menolong anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah anda yakin akan diberikan oleh Allah kemudahan dalam menuntut ilmu di sekolah? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah anda lupa bahwa anda selalu diawasi oleh Allah ketika ingin berbuat keburukan? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah anda mendambakan perasaan kasih sayang dari teman-teman atau guruguru anda ketika di sekolah? a. Selalu
b. Seriang
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Dalam belajar/ menuntut ilmu, apakah anda selalu berniat ingin mendapatkan pujian dan penghargaan dari teman-teman dan guru-guru anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Pernahkah anda berkeinginan mempunyai sebuah kreatifitas yang membuat anda lebih maju daripada teman-teman anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah dalam melaksanakan suatu pekerjaan anda bekerja sendiri? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah anda takut keinginan anda untuk berbuat sesuatu diketahui teman atau guru anda? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
DATA SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO WONOGIRI TAHUN 2010-2011 NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA SISWA A. MUSTAQIM ALI DARUL M ALI NUR HAKIM ARIF SYAIFUDIN DADYO SANTOSO DEVINTA EKA W DEWI APRI ANJANI A. SYARIFUL BURHAN FITRIAH NUR HASANAH WIRATNO KHUSNUL KHOTIMAH YULIANINGSIH MUH. MA'RUF M. SYAIFUL M NIA NATALIA RIDWAN K. RIKA PA. RIZAL NADI MD SAYYID ABDULLAH SITI JARIYAH SITI MUALIFAH AHMAD ZAINAL A AISYAH AMARUDIN ARUM WINARTI DEWI NURAINI DEWI SRI R DWI SUCI RIANTO FAJAR DWI BASUKI FATARINA NUR H. FIKA NIATUL M. HIDAYATUL M. MARATUS S. IBNU MUTOHAR IHSANI KAMALIA MARATUS S. M. IMAM H. M. TAUFIK
KELAS X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI
KETERANGAN
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
MUHTAROM MUNADZIROH NANA ZULFIANA NINING LATIFAH NURDIN ROJIF MU'ALIM SALISUL M. SITI AMINAH SITI LESTARI SITI MARDIYAH SITI NURJANAH SOIM BAHRONI SUMALI UMAR ROSYID. UMI QURMATUL U YULIANA YULIANTI ANWAR RUDIN CAHYANING RAHAYU SUTRISNO DONI HERMAWANTO FENDI NURDIANSAH RUDIANTO NIA AMBARWATI SITI MUFASIROH SITI MUBAROKAH SITI AMIROH SITI AROFAH SAROH NUR AFIDIN M. JA'FAR SHODIQ M. FUAD HASANUDIN M. ADIB IKHSANUDIN SIPUR
XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII XII
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
No : In.06.3/D.1/TL.00/1226/2011 Lamp. : 1(satu) Proposal Hal : Mohon Izin Riset
Semarang, 25 Februari 2011
A.n. : KHOIRUL ANWAR NIM : 093111321 Kepada Yth. Kepala MA Sunan Gunung Jati Gesing Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri di Wonogiri Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama KHOIRUL ANWAR NIM : 093111321 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan skripsi yang berjudul; “PENGARUH APLIKASI SHOLAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI, GESING – KISMANTORO - WONOGIRI TAHUN 2011” dibawah bimbingan saudara Drs. H. Jasuri, M. SI. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan penelitian di MA Sunan Gunung Jati – Gesing selama 60 hari. Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. A. n. Dekan, Pembantu Dekan I Dr. H. Ruswan, MA. NIP. 19680424 199303 1 004 Tembusan : Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
YAYASAN PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI MADRASAH ALIYAH SUNAN GUNUNG JATI Alamat : Gesing – Kismantoro – Wonogiri – Jawa Tengah 57696 HP. 08123421814/085229330755
SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor : 011/MA.SGJ/B.0791/V/2011
Kami atas nama Kepala Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, menerangkan bahwa yang beridentitas di bawah ini : Nama NIM Fakultas/Jurusan Alamat Rumah
: Khoirul Anwar : 093111321 : Tarbiyah/PAI : Terbis RT 03/01 Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah 57696
Telah melaksanakan penelitian di MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri guna penyusunan Skripsi yang berjudul : PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO WONOGIRI TAHUN 2011. Dari tanggal : 25 Februari 2011 SampaI tanggal : 25 April 2011 Demikian surat ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kismantoro, 5 Mei 2011 Kepala Madrasah
Supriyadi, S.Ag, M.SI. NIP.196809071993031006
YAYASAN PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI MADRASAH ALIYAH SUNAN GUNUNG JATI Alamat : Gesing – Kismantoro – Wonogiri – Jawa Tengah 57696
HP. 08123421814/085229330755 TATA TERTIB SISWA-SISWI MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO WONOGIRI 1. Siswa/Siswi wajib mengikuti semua pelajaran dan kegiatan yang ditentukan sekolah. 2. Siswa/Siswi wajib mengikuti shalat jamaah shalat sunah dhuha. 3. Siswa/Siswi harus hadir di sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. 4. Siswa/Siswi yang datang terlambat harus melapor ke kantor. 5. Siswa/Siswi tidak boleh meninggalkan jam pelajaran tanpa izin. 6. Siswa/Siswi harus memakai seragam sesuai peraturan yang ditetapkan sekolah. 7. Siswa/Siswi harus memakai seragam dengan sopan dan rapi. 8. Siswa/Siswi tidak boleh membawa perhiasan ke sekolah. 9. Siswa/Siswi tidak boleh membawa HP ke dalam kelas. 10. Siswa/Siswi tidak boleh merokok, minum-minuman keras dan membawa obat-obatan terlarang. 11. Siswa/Siswi tidak boleh membawa senjata dalam bentuk apapun ke sekolah. 12. Siswa/Siswi harus menghormati bapak ibu guru. 13. Siswa/Siswi harus sesama siswa. 14. Siswa/Siswi wajib menjunjung tinggi nama baik almamater sekolah. 15. Siswa/Siswi wajib ikut menjaga kebersihan, ketertiban, keindahan dan keamanan sekolah. 16. Siswa/Siswi harus ikut memperlancar Proses Belajar Mengajar. 17. Siswa/Siswi harus mentaati semua peraturan sekolah. Peringatan: 1. Apabila ditemukan Siswa/Siswi melanggar peraturan akan diberi sanksi. 2. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali. Kismantoro, 22 Juli 2009 Mengetahui, Kepala Madrasah
Supriyadi, S.Ag, M.SI. NIP.196809071993031006
DATA TRY OUT IMPLEMENTASI SHOLAT DHUHA NO X1 X2 X3 X4 X5 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2 5 2 3 2 2 3 6 3 3 2 3 3 7 1 2 1 1 1 8 3 3 2 2 3 9 3 2 2 2 1 10 2 3 2 2 2 11 3 3 2 3 3 12 1 2 2 2 1 13 2 2 2 2 2 14 3 3 3 3 2 15 3 2 3 3 3 16 2 3 3 3 1 17 2 2 2 2 1 18 2 2 2 2 1 19 1 1 1 1 3 20 2 3 3 3 3 21 1 2 1 2 2 22 2 3 3 3 2 23 3 2 3 3 3 24 2 2 2 2 2 25 3 3 3 2 2 26 2 2 2 2 2 27 2 2 3 3 2 28 2 3 2 3 2 29 3 3 3 2 3 30 3 2 2 2 3 31 2 2 2 2 2 32 3 3 2 2 3 33 2 2 2 2 2 34 2 3 2 2 3 35 3 3 2 3 3 36 1 2 1 1 1 37 3 3 2 2 3 38 3 2 2 2 1 39 2 3 2 2 2 40 3 3 2 3 3 41 1 2 2 2 1 42 2 2 2 2 2 43 3 3 3 3 2 44 3 2 3 3 3 45 1 2 1 2 2 46 2 3 3 3 2 47 3 2 3 3 3 48 2 2 2 2 2 49 3 3 3 2 2 50 2 2 2 2 2 51 2 2 3 3 2 52 2 3 2 3 2 53 3 3 3 2 3 54 3 2 2 2 3 55 2 2 2 2 2 56 3 3 2 2 3 57 2 2 2 2 2 58 2 3 2 2 3 59 3 3 2 3 3 60 3 2 2 2 3 61 2 2 2 2 2 62 3 3 2 2 3 63 2 2 2 2 2 64 2 3 2 2 3 65 3 3 2 3 3 66 1 2 1 1 1 67 3 3 2 2 3 68 3 2 2 2 1 69 2 3 2 2 2 70 3 3 2 3 3 71 1 2 2 2 1 72 3 2 3 3 3
X6 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3
X7 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2
X8 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3
X9 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3
X10 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2
Y 25 20 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 23 26 29 25 19 19 17 27 18 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 23 26 29 18 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 25 20 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 27
JML
174
162
165
166
185
1673
167
175
155
162
162
............................................................... CORRELATION MATRIX ........................................................... HEADER DATA FOR : C: IMA-1 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: II ..................................................................................................................................................................
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
X1 1.00000 .42878 .50349 .45541 .56862 .47045 .41824 .34893 .28484 .16686 .73094
X9 X10 Y
X9 1.00000 .30578 .59274
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
1.00000 .32347 .41019 .32716 .05325 .45453 .03245 .32082 .21708 .54383
1.00000 .66559 .21012 .38397 .33863 .49188 .47757 .24528 .70167
1.00000 .31804 .38665 .44186 .38179 .55875 .45774 .76603
1.00000 .24120 .48543 .40262 .30565 .45206 .70121
1.00000 .07733 .44286 .09083 .32645 .52579
1.00000 .16870 .37995 .45774 .64893
1.00000 .19057 .39152 .61618
CRITICAL VALUE (1-TAIL, .5) = + 0r .19551 CRITICAL VALUE (2-tail, .5) = + 0r .23172 N = 72 ..................................................................................................................................................................
DATA TRY OUT KECERDASAN SPIRITUAL NO X1 X2 X3 X4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 5 2 3 2 2 6 3 3 2 3 7 1 2 1 1 8 3 3 2 2 9 3 2 2 2 10 2 3 2 2 11 3 3 2 3 12 1 2 2 2 13 2 2 2 2 14 3 3 3 3 15 3 2 3 3 16 2 3 3 3 17 2 2 2 2 18 2 2 2 2 19 1 1 1 1 20 2 3 3 3 21 1 2 1 2 22 2 3 3 3 23 3 2 3 3 24 2 2 2 2 25 3 3 3 2 26 2 2 2 2 27 2 2 3 3 28 2 3 2 3 29 3 3 3 2 30 3 2 2 2 31 2 2 2 2 32 3 3 2 2 33 2 2 2 2 34 2 3 2 2 35 3 3 2 3 36 1 2 1 1 37 3 3 2 2 38 3 2 2 2 39 2 3 2 2 40 3 3 2 3 41 1 2 2 2 42 2 2 2 2 43 3 3 3 3 44 3 2 3 3 45 1 2 1 2 46 2 3 3 3 47 3 2 3 3 48 2 2 2 2 49 3 3 3 2 50 2 2 2 2 51 2 2 3 3 52 2 3 2 3 53 3 3 3 2 54 3 2 2 2 55 2 2 2 2 56 3 3 2 2 57 2 2 2 2 58 2 3 2 2 59 3 3 2 3 60 3 2 2 2 61 2 2 2 2 62 3 3 2 2 63 2 2 2 2 64 2 2 2 1 65 3 3 2 3 66 3 2 2 3 67 3 3 2 2 68 3 2 2 2 69 2 3 2 3 70 3 3 3 3 71 3 2 2 3 72 2 2 2 3
X5 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2
X6 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3
X7 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2
X8 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2
X9 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2
X10 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2
Y 25 27 20 15 26 21 12 25 27 27 18 27 24 29 29 26 25 17 15 27 18 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 23 26 29 18 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 25 20 26 26 18 17 27 26 25 24 28 27 22
JML
170
174
162
168
164
184
1689
167
172
161
167
.................................................................. CORRELATION MATRIX ...................................................... HEADER DATA FOR : C: IMA-2 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: 11 ..................................................................................................................................................................
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
X1 1.00000 .31547 .50894 .36684 .67926 .46352 .42667 .44793 .36461 .42015 .75125
X9 X10 Y
X9 1.00000 .30578 .59274
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
1.00000 .52058 .34454 .38456 .22885 .42395 .18188 .32069 .41222 .56628
1.00000 .45329 .34553 .38365 .22436 .55786 .32373 .33858 .66253
1.00000 .37266 .48424 .38415 .42303 .52475 .47683 .70697
1.00000 .35352 .48687 .50002 .44791 .51631 .76254
1.00000 .11679 .44562 .41257 .44358 .64381
1.00000 .20966 .38214 .30077 .56894
1.00000 .18324 .51723 .66579
X10
Y
1.00000 .73465
1.00000
CRITICAL VALUE (1-TAIL, .5) = + 0r .19551 CRITICAL VALUE (2-tail, .5) = + 0r .23172 N = 72 ..................................................................................................................................................................
DATA TRI OUT IMLEMENTAS SHALAT DHUHA BELAH DUA (GANJIL) NO X1 X3 X5 X7 X9 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2 5 2 3 2 2 3 6 3 3 2 3 3 7 1 2 1 1 1 8 3 3 2 2 3 9 3 2 2 2 1 10 2 3 2 2 2 11 3 3 2 3 3 12 1 2 1 2 2 13 2 2 2 2 2 14 3 3 3 3 2 15 3 2 3 3 3 16 2 3 3 3 1 17 2 2 2 2 1 18 2 2 2 2 1 19 1 1 1 1 3 20 2 3 3 3 3 21 1 2 1 2 2 22 2 3 3 3 2 23 3 2 3 3 3 24 2 2 2 2 2 25 3 3 3 2 2 26 2 2 2 2 2 27 2 2 3 3 2 28 2 3 2 3 2 29 3 3 3 2 3 30 3 2 2 2 3 31 2 2 2 2 2 32 3 3 2 2 3 33 2 2 2 2 2 34 2 3 2 2 3 35 3 3 2 3 3 36 1 2 1 1 1 37 3 3 2 2 3 38 3 2 2 2 1 39 2 3 2 2 2 40 3 3 2 3 3 41 1 2 2 2 1 42 2 2 2 2 2 43 3 3 3 3 2 44 3 2 3 3 3 45 1 2 1 2 2 46 2 3 3 3 2 47 3 2 3 3 3 48 2 2 2 2 2 49 3 3 3 2 2 50 2 2 2 2 2 51 2 2 3 3 2 52 2 3 2 3 2 53 3 3 3 2 3 54 3 2 2 2 3 55 2 2 2 2 2 56 3 3 2 2 3 57 2 2 2 2 2 58 2 3 2 2 3 59 3 3 2 3 3 60 3 2 2 2 3 61 2 2 2 2 2 62 3 3 2 2 3 63 2 2 2 2 2 64 2 3 2 2 3 65 3 3 2 3 3 66 1 2 1 1 1 67 3 3 2 2 3 68 3 2 2 2 1 69 2 3 2 2 2 70 3 3 2 3 3 71 1 2 2 2 1 72 3 2 3 3 3
X 12 10 13 10 13 14 5 12 10 11 12 8 10 13 15 11 9 9 8 13 9 11 15 10 13 10 12 11 14 12 10 13 10 13 14 5 12 10 11 12 8 10 13 15 9 11 15 10 13 10 12 11 14 12 10 13 10 13 14 12 10 13 10 13 14 5 12 10 11 12 8 14
JML
812
167
155
162
162
166
DATA TRI OUT IMLEMENTAS SHALAT DHUHA BELAH DUA (GENAP) X2 X4 X6 X7 X8 X10 Y 1 2 3 3 3 3 13 2 2 2 2 2 2 10 3 2 3 3 3 3 13 4 2 2 2 2 2 10 5 3 3 3 2 2 13 6 3 3 3 2 2 13 7 1 1 1 2 2 7 8 2 2 2 2 2 11 9 2 2 2 3 3 11 10 2 2 2 2 2 11 11 2 3 3 3 3 15 12 2 3 3 2 2 11 13 2 3 3 3 3 13 14 2 3 3 2 2 13 15 3 3 3 3 3 14 16 2 3 3 3 3 14 17 3 1 1 2 2 10 18 2 2 2 2 2 10 19 1 3 3 2 2 8 20 3 3 3 2 2 14 21 3 2 2 2 2 9 22 2 3 3 3 3 10 23 3 2 2 3 3 13 24 2 3 3 2 2 12 25 3 2 2 2 2 10 26 2 3 3 2 2 12 27 3 3 3 3 3 14 28 3 3 3 3 3 14 29 3 3 3 3 3 14 30 2 3 3 3 3 13 31 2 2 2 2 2 10 32 2 3 3 3 3 13 33 2 2 2 2 2 10 34 3 3 3 2 2 13 35 3 3 3 2 2 13 36 1 1 1 2 2 7 37 2 2 2 2 2 11 38 2 2 2 3 3 11 39 2 2 2 2 2 11 40 2 3 3 3 3 15 41 2 3 3 2 2 11 42 2 3 3 3 3 13 43 2 3 3 2 2 13 44 3 3 3 3 3 14 45 3 2 2 2 2 9 46 2 3 3 3 3 15 47 3 2 2 3 3 13 48 2 3 3 2 2 12 49 3 2 2 2 2 10 50 2 3 3 2 2 12 51 3 3 3 3 3 14 52 3 3 3 3 3 14 53 3 3 3 3 3 14 54 2 3 3 3 3 13 55 2 2 2 2 2 10 56 2 3 3 3 3 13 57 2 2 2 2 2 10 58 3 3 3 2 2 13 59 3 3 3 2 2 13 60 2 3 3 3 3 13 61 2 2 2 2 2 10 62 2 3 3 3 3 13 63 2 2 2 2 2 10 64 3 3 3 2 2 13 65 3 3 3 2 2 13 66 1 1 1 2 2 7 67 2 2 2 2 2 11 68 2 2 2 3 3 11 69 2 2 2 2 2 11 70 2 3 3 3 3 15 71 2 3 3 2 2 11 72 3 2 2 3 3 13 165 185 861 JML 175 162 174
PRODUC MOMENT DAN RELIABILITAS NO X Y X^2 1 12 13 144 2 10 10 100 3 13 13 160 4 10 10 100 5 13 13 169 6 14 13 196 7 5 7 25 8 12 11 144 9 10 11 100 10 11 11 121 11 12 15 144 12 8 11 64 13 10 13 100 14 13 13 169 15 15 14 225 16 11 14 121 17 9 10 81 18 9 10 81 19 8 8 64 20 13 14 169 21 9 9 81 22 11 15 121 23 15 13 225 24 10 12 100 25 13 10 169 26 10 12 100 27 12 14 144 28 11 14 121 29 14 14 196 30 12 13 144 31 10 10 100 32 13 13 169 33 10 10 100 34 13 13 169 35 14 13 196 36 5 7 25 37 12 11 144 38 10 11 100 39 11 11 121 40 12 15 144 41 8 11 64 42 10 13 100 43 13 13 169 44 15 14 225 45 9 9 81 46 11 15 121 47 15 13 225 48 10 12 100 49 13 10 169 50 10 12 100 51 12 14 144 52 11 14 121 53 14 14 196 54 12 13 144 55 10 10 100 56 13 13 169 57 10 10 100 58 13 13 169 59 14 13 196 60 12 13 144 61 10 10 100 62 13 13 169 63 10 10 100 64 13 13 169 65 14 13 196 66 5 7 25 67 12 11 144 68 10 11 100 69 11 11 121 70 12 15 144 71 8 11 64 72 14 13 196 JML
812
861
9520
Y^2 169 100 169 100 169 169 49 121 121 121 225 121 169 169 196 196 100 100 64 196 81 225 169 144 100 144 196 196 196 169 100 169 100 169 169 49 121 121 121 225 121 169 169 196 81 225 169 144 100 144 196 196 196 169 100 169 100 169 169 169 100 169 100 169 169 49 121 121 121 225 169 169
XY 156 100 169 100 169 182 35 132 121 121 180 88 130 169 210 154 90 90 64 182 81 165 195 120 130 120 168 154 196 156 100 169 100 169 182 35 132 110 121 180 88 130 169 210 81 165 195 120 100 120 168 154 196 156 100 169 100 169 182 156 100 169 100 169 182 35 132 110 121 180 88 182
10573
9940
r xy
=
r = xy1v r = xy1v r = xy1 r = xy1
n Exy – Ex Ey ------------------------------------------V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2) 715680 – 699132 ------------------------------------------26096* 19935 16548 ------------------------------------------520223760 16548 ------------------------------------------22808.41424 0. 725521723
REALIBILITASNYA 2 * rxy r = ------------------------------------------11 1 + rxy 1.451043446 r = ------------------------------------------11 1.725521723 r = 0. 840930269 11
DATA TRI OUT KECERDASAN BELAH DUA (GANJIL) NO X1 X3 X5 X7 X9 X 1 3 2 3 2 2 12 2 2 2 2 2 2 13 3 3 3 2 2 3 10 4 1 1 2 2 2 7 5 2 3 2 2 3 13 6 3 3 2 3 3 14 7 1 2 1 1 1 5 8 3 3 2 2 3 12 9 3 2 2 2 1 10 10 2 3 2 2 2 11 11 3 3 2 3 3 12 12 1 2 1 2 2 8 13 2 2 2 2 2 10 14 3 3 3 3 2 13 15 3 2 3 3 3 15 16 2 3 3 3 1 11 17 2 2 2 2 1 9 18 2 2 2 2 1 9 19 1 1 1 1 3 8 20 2 3 3 3 3 13 21 1 2 1 2 2 9 22 2 3 3 3 2 11 23 3 2 3 3 3 15 24 2 2 2 2 2 10 25 3 3 3 2 2 13 26 2 2 2 2 2 10 27 2 2 3 3 2 12 28 2 3 2 3 2 11 29 3 3 3 2 3 14 30 3 2 2 2 3 12 31 2 2 2 2 2 10 32 3 3 2 2 3 13 33 2 2 2 2 2 10 34 2 3 2 2 3 13 35 3 3 2 3 3 14 36 1 2 1 1 1 5 37 3 3 2 2 3 12 38 3 2 2 2 1 10 39 2 3 2 2 2 11 40 3 3 2 3 3 12 41 1 2 2 2 1 8 42 2 2 2 2 2 10 43 3 3 3 3 2 13 44 3 2 3 3 3 15 45 1 2 1 2 2 9 46 2 3 3 3 2 11 47 3 2 3 3 3 15 48 2 2 2 2 2 10 49 3 3 3 2 2 13 50 2 2 2 2 2 10 51 2 2 3 3 2 12 52 2 3 2 3 2 11 53 3 3 3 2 3 14 54 3 2 2 2 3 12 55 2 2 2 2 2 10 56 3 3 2 2 3 13 57 2 2 2 2 2 10 58 2 3 2 2 3 13 59 3 3 2 3 3 14 60 3 2 2 2 3 12 61 2 2 2 2 2 10 62 3 3 2 2 3 13 63 2 2 2 2 2 10 64 2 3 2 2 3 13 65 3 3 2 3 3 14 66 3 2 3 2 3 13 67 3 3 2 2 3 13 68 3 2 2 2 1 13 69 2 3 2 2 2 11 70 3 3 2 3 3 13 71 1 2 2 2 1 14 72 3 2 3 3 3 10 JML
167
161
170
162
164
824
DATA TRI OUT KECERDASAN BELAH DUA (GENAP) X2 X4 X6 X7 X8 X10 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 5 3 3 3 2 2 6 3 3 3 2 2 7 1 1 1 2 2 8 2 2 2 2 2 9 2 2 2 3 3 10 2 2 2 2 2 11 2 3 3 3 3 12 2 3 3 2 2 13 2 3 3 3 3 14 2 3 3 2 2 15 3 3 3 3 3 16 2 3 3 3 3 17 3 1 1 2 2 18 2 2 2 2 2 19 1 3 3 2 2 20 3 3 3 2 2 21 3 2 2 2 2 22 2 3 3 3 3 23 3 2 2 3 3 24 2 3 3 2 2 25 3 2 2 2 2 26 2 3 3 2 2 27 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 29 3 3 3 3 3 30 2 3 3 3 3 31 2 2 2 2 2 32 2 3 3 3 3 33 2 2 2 2 2 34 3 3 3 2 2 35 3 3 3 2 2 36 1 1 1 2 2 37 2 2 2 2 2 38 2 2 2 3 3 39 2 2 2 2 2 40 2 3 3 3 3 41 2 3 3 2 2 42 2 3 3 3 3 43 2 3 3 2 2 44 3 3 3 3 3 45 3 2 2 2 2 46 2 3 3 3 3 47 3 2 2 3 3 48 2 3 3 2 2 49 3 2 2 2 2 50 2 3 3 2 2 51 3 3 3 3 3 52 3 3 3 3 3 53 3 3 3 3 3 54 2 3 3 3 3 55 2 2 2 2 2 56 2 3 3 3 3 57 2 2 2 2 2 58 3 3 3 2 2 59 3 3 3 2 2 60 2 3 3 3 3 61 2 2 2 2 2 62 2 3 3 3 3 63 2 2 2 2 2 64 3 3 3 2 2 65 3 3 3 2 2 66 2 3 3 3 3 67 2 2 2 2 2 68 2 2 2 3 3 69 2 2 2 2 2 70 2 3 3 3 3 71 2 3 3 2 2 72 3 2 2 3 3 168 184 JML 172 167 174
Y 13 14 10 8 13 10 7 14 14 13 15 11 13 13 14 14 10 10 8 14 9 10 13 12 10 12 14 14 14 13 10 13 10 13 13 7 11 11 11 15 11 13 13 14 9 15 13 12 10 12 14 14 14 13 10 13 10 13 13 13 10 13 10 13 13 14 13 12 13 15 13 12 865
DATA TRI OUT IMLEMENTASI SHALAT DHUHA BELAH DUA (GENAP) NO X1 X3 X5 X7 X9 1 12 13 144 169 156 2 10 10 100 100 100 3 13 13 160 169 169 4 10 10 100 100 100 5 13 13 169 169 169 6 14 13 196 169 182 7 5 7 25 49 35 8 12 11 144 121 132 9 10 11 100 121 121 10 11 11 121 121 121 11 12 15 144 225 180 12 8 11 64 121 88 13 10 13 100 169 130 14 13 13 169 169 169 15 15 14 225 196 210 16 11 14 121 196 154 17 9 10 81 100 90 18 9 10 81 100 90 19 8 8 64 64 64 20 13 14 169 196 182 21 9 9 81 81 81 22 11 15 121 225 165 23 15 13 225 169 195 24 10 12 100 144 120 25 13 10 169 100 130 26 10 12 100 144 120 27 12 14 144 196 168 28 11 14 121 196 154 29 14 14 196 196 196 30 12 13 144 169 156 31 10 10 100 100 100 32 13 13 169 169 169 33 10 10 100 100 100 34 13 13 169 169 169 35 14 13 196 169 182 36 5 7 25 49 35 37 12 11 144 121 132 38 10 11 100 121 110 39 11 11 121 121 121 40 12 15 144 225 180 41 8 11 64 121 88 42 10 13 100 169 130 43 13 13 169 169 169 44 15 14 225 196 210 45 9 9 81 81 81 46 11 15 121 225 165 47 15 13 225 169 195 48 10 12 100 144 120 49 13 10 169 100 100 50 10 12 100 144 120 51 12 14 144 196 168 52 11 14 121 196 154 53 14 14 196 196 196 54 12 13 144 169 156 55 10 10 100 100 100 56 13 13 169 169 169 57 10 10 100 100 100 58 13 13 169 169 169 59 14 13 196 169 182 60 12 13 144 169 156 61 10 10 100 100 100 62 13 13 169 169 169 63 10 10 100 100 100 64 13 13 169 169 169 65 14 13 196 169 182 66 5 7 25 49 35 67 12 11 144 121 132 68 10 11 100 121 110 69 11 11 121 121 121 70 12 15 144 225 180 71 14 13 196 169 182 72 10 12 100 144 120 JML
824
865
9794
10751
10162
r xy
=
r = xy1v r = xy1v r = xy1v r = xy1v
n Exy – Ex Ey ------------------------------------------V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2) 731664 – 71876 ------------------------------------------26192* 25847 18904 ------------------------------------------676984624 18904 ------------------------------------------26018 . 92819 0. 726547991
PELIABILITASNYA 2 * rxy r = ------------------------------------------11 1 + rxy 1.453095982 r = ------------------------------------------11 1.726547991 r
= 11
0. 841619225
DATA PENELITIAN IMPLEMENTASI SHOLAT DHUHA (X) NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 5 2 3 2 2 3 2 6 3 3 2 3 3 2 7 1 2 1 1 1 2 8 3 3 2 2 3 2 9 3 2 2 2 1 3 10 2 3 2 2 2 2 11 3 3 2 3 3 3 12 1 2 2 2 1 2 13 2 2 2 2 2 3 14 3 3 3 3 2 2 15 3 2 3 3 3 3 16 2 3 3 3 1 3 17 2 2 2 2 1 2 18 2 2 2 2 1 2 19 1 1 1 1 3 2 20 2 3 3 3 3 2 21 1 2 1 2 2 2 22 2 3 3 3 2 3 23 3 2 3 3 3 3 24 2 2 2 2 2 2 25 3 3 3 2 2 2 26 2 2 2 2 2 2 27 2 2 3 3 2 3 28 2 3 2 3 2 3 29 3 3 3 2 3 3 30 3 2 2 2 3 3 31 2 2 2 2 2 2 32 3 3 2 2 3 3 33 2 2 2 2 2 2 34 2 3 2 2 3 2 35 3 3 2 3 3 2 36 1 2 1 1 1 2 37 3 3 2 2 3 2 38 3 2 2 2 1 3 39 2 3 2 2 2 2 40 3 3 2 3 3 3 41 1 2 2 2 1 2 42 2 2 2 2 2 3 43 3 3 3 3 2 2 44 3 2 3 3 3 3 45 1 2 1 2 2 2 46 2 3 3 3 2 3 47 3 2 3 3 3 3 48 2 2 2 2 2 2 49 3 3 3 2 2 2 50 2 2 2 2 2 2 51 2 2 3 3 2 3 52 2 3 2 3 2 3 53 3 3 3 2 3 3 54 3 2 2 2 3 3 55 2 2 2 2 2 2 56 3 3 2 2 3 3 57 2 2 2 2 2 2 58 2 3 2 2 3 2 59 3 3 2 3 3 2 60 3 2 2 2 3 3 61 2 2 2 2 2 2 62 3 3 2 2 3 3 63 2 2 2 2 2 2 64 2 3 2 2 3 2 65 3 3 2 3 3 2 66 1 2 1 1 1 2 67 3 3 2 2 3 2 68 3 2 2 2 1 3 69 2 3 2 2 2 2 70 3 3 2 3 3 3 71 1 2 2 2 1 2 72 3 2 3 3 3 3
X7 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2
X8 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3
X9 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3
X10 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2
Y 27 26 26 25 26 27 13 23 24 22 27 23 26 26 29 15 16 17 17 27 19 26 28 22 22 22 23 23 27 25 17 21 25 28 27 12 23 21 22 27 19 23 26 29 19 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 25 20 26 20 26 27 26 24 21 23 28 21 25
JML
165
167
173
184
1694
171
175
159
163
166
171
DATA PENELITIAN KECERDASAN SPIRITUAL (Y) NO X1 X2 X3 X4 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 5 2 3 2 2 6 2 3 2 3 7 1 2 1 1 8 2 3 2 2 9 3 2 2 2 10 3 3 2 2 11 2 3 2 3 12 3 2 2 2 13 2 2 2 2 14 3 3 3 3 15 3 2 3 3 16 2 3 3 3 17 2 2 2 2 18 2 2 2 2 19 1 1 1 1 20 2 3 3 3 21 1 2 1 2 22 2 3 3 3 23 3 2 3 3 24 2 2 2 2 25 3 3 3 2 26 2 2 2 2 27 2 2 3 3 28 2 3 2 3 29 3 3 3 2 30 3 2 2 2 31 2 2 2 2 32 3 3 2 2 33 2 2 2 2 34 2 3 2 2 35 3 3 2 3 36 1 2 1 1 37 3 3 2 2 38 3 2 2 2 39 2 3 2 2 40 3 3 2 3 41 1 2 2 2 42 2 2 2 2 43 3 3 3 3 44 3 2 3 3 45 1 2 1 2 46 2 3 3 3 47 3 2 3 3 48 2 2 2 2 49 3 3 3 2 50 2 2 2 2 51 2 2 3 3 52 2 3 2 3 53 3 3 3 2 54 3 2 2 2 55 2 2 2 2 56 3 3 2 2 57 2 2 2 2 58 2 3 2 2 59 3 3 2 3 60 3 2 2 2 61 2 2 2 2 62 3 3 2 2 63 2 2 2 2 64 2 3 2 2 65 3 3 2 3 66 1 2 1 1 67 3 3 2 2 68 3 2 2 2 69 2 3 2 2 70 3 3 2 3 71 1 2 2 2 72 3 2 3 3 JML
174
179
169
171
X5 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 1 3
X6 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3
X7 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2
X8 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3
X9 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3
X10 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2
Y 26 28 26 15 26 23 23 25 27 27 26 27 25 29 29 26 25 21 24 27 18 25 28 25 23 24 26 25 28 26 23 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 26 27 26 20 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 25 20 26 26 24 23 27 26 25 24 28 16 22
175
178
161
181
177
189
1754
UJI KORELASI rxy NO X1 1 27 2 26 3 26 4 25 5 226 6 27 7 13 8 23 9 24 10 22 11 27 12 23 13 26 14 26 15 29 16 15 17 16 18 17 19 17 20 27 21 19 22 26 23 28 24 22 25 22 26 22 27 23 28 23 29 27 30 25 31 17 32 21 33 25 34 28 35 27 36 12 37 23 38 21 39 22 40 27 41 19 42 23 43 26 44 29 45 19 46 26 47 28 48 22 49 23 50 22 51 26 52 25 53 28 54 25 55 20 56 26 57 20 58 26 59 27 60 25 61 20 62 26 63 20 64 25 65 27 66 26 67 26 68 21 69 23 70 28 71 21 72 25 JML
1694
X3 26 28 26 15 26 23 23 25 27 27 26 27 25 29 29 26 25 21 24 27 18 25 28 25 23 24 26 25 28 26 23 26 20 26 27 12 23 21 22 27 19 26 27 26 20 26 28 22 23 22 26 25 28 25 20 26 20 26 27 25 20 26 26 24 23 27 27 25 24 28 16 22
X5 729 676 676 625 676 729 169 529 576 484 729 529 676 676 841 225 256 289 289 729 361 676 784 484 484 484 529 529 729 625 289 441 625 441 729 144 529 441 484 729 361 529 676 841 361 676 784 484 529 484 676 625 784 625 400 676 400 676 729 625 400 676 400 676 729 676 676 441 529 784 441 62
X7 676 784 676 225 676 529 529 625 729 729 676 729 625 841 841 676 625 441 576 729 324 625 784 625 529 576 676 625 784 676 529 676 400 676 729 144 529 441 484 729 361 676 729 676 400 676 784 484 529 484 676 625 784 625 400 676 400 676 729 625 400 676 676 576 529 729 729 625 576 784 456 484
X9 702 728 676 375 676 621 299 575 648 594 702 621 650 754 841 390 400 357 408 729 342 650 784 550 506 528 598 575 756 650 391 546 500 546 729 144 529 441 484 729 361 598 702 751 380 676 784 484 529 484 676 625 784 625 400 676 400 676 728 625 400 676 520 624 621 701 702 525 552 784 336 550
1754
40882
43500
41788
r xy
=
n Exy – Ex Ey ------------------------------------------V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2)
r = xy1v
3008736 – 2971276 ------------------------------------------73868* 55484
r = Xy1v
37460 -------------------------------------------4098492112
r = xy1
37460 -------------------------------------------64019 . 46666
r = xy1
0 . 585134522
.................................................................... REGRESION ANALYSIS ......................................................................... HEADER DATA FOR : C: IMA-2 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: 3 ......................................................................................................................................................................................
INDEX 1
NAME Y
DEP. VAR. : X
MEAN 24.3611
STD.DEV 3.2945
23.5278
3.8013
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------DEPENDENT VARIABLE : X VAR Y COTNSTAN
REGRESION
COEFFIENT .4280 2.7775
STD. ERROR OF EST. = 2.8579 ADJUSTED R SQUARED R SQUARED MULTIPLE R
STD.ERROR .1228
T(DF:69 3.485
PROB. .00086
PARTIAL r^2 1496
= .4348 = .4507 = .6713
ANALYSYS OF VARIANCE TABLE
SOURCE REGRESSION RESIDUAL
SUM OF SQUARES D.F. 462.3786 2 563.5659 69 1025.9444 71
MEAN SQUARE 231.1893 8.1676
F RATIO PROB. 28.306 1.056E-09
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Khoirul Anwar
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Boyolali, 07 Desember 1973
3. NIM
: 093111321
4. Alamat Rumah
: Dukuh Terbis, RT 03, RW 01, Desa Kismantoro Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
HP
: 082136369576 – 085747966915
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
:
a. Madrasah Ibtidaiyah Ringin Larik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, tahun 1987. b. Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringin Larik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, tahun 1990. c. Madrasah Aliyah I Surakarta, tahun 1993. d. IAIN Walisongo Semarang, Diploma II tahun 2001 e. IAIN Walisongo Semarang, tahun 2011. 2. Pendidikan Non-Formal : a. Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri b. Pondok Pesantren Syarif Hidayatullah Tandon Pare Selogiri Wonogiri
Semarang, 07 Juni 2011
Khoirul Anwar NIM : 093111321