REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
PENGARUH FILM BERGENRE ‘ACTION’ TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA
Carmia Diahloka Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail:
[email protected]
Abstract: Movie is an entertainment having plenty of viewers. However, do the moviegoers know that movie is influenceable their mindset and act? This research would like to understand how far the action movies influence the teenagers’ character building by watching a number of teenagers’ negative acts in mass media. This research was expected to be an additional reference on communication. By an understanding of the influence of movie, it was also expected that the teenagers think more about the movie they will consume especially the action movie. Key words: movie influence; action movie; teenagers’ character building
Abstrak: Film merupakan salah satu media hiburan yang cukup banyak peminatnya. Meski demikian, apakah peminat film tahu dan mengerti jika film ternyata dapat juga mempengaruhi pola pikir mereka dan akhirnya menimbulkan aksi yang kurang positif? Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui sampai sejauh mana pengaruh film bergenre ‘action’ terhadap pembentukan karakter remaja, dengan melihat sejumlah aksi negatif para remaja akhir-akhir ini di beberapa pemberitaan media massa. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi di dalam bidang Ilmu Komunikasi, yang terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Selain itu, dengan adanya pengetahuan baru akan pengaruh film, remaja lebih dapat mempertimbangkan film-film yang akan mereka konsumsi. Khususnya, untuk film dengan genre yang mengandung adegan kekerasan. Kata Kunci: pengaruh film; film bergenre ‘action’; pembentukan karakter remaja
PENDAHULUAN Remaja adalah mereka yang berada pada tingkatan usia 12-18 tahun, akan tetapi banyak pula yang mengatakan bahwa usia remaja berada di antara usia 12-21 tahun. Pada masa remaja, manusia belum dapat disebut sudah dewasa. Akan tetapi, tidak benar juga kalau manusia remaja dikatakan masih kanak-kanak. Masa remaja ini adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Bagaimana tidak, masa remaja mengandung banyak proses diantaranya adalah proses transisi menuju ke arah masa dewasa. Bapak psikologi remaja, Stanley Hall mengemukakan bahwa remaja adalah masa badai dan tekanan, yang sampai sekarang masih dikutip orang. Sebagian remaja mampu mengatasi masa transisinya, akan tetapi sebagian lain belum dapat menerima akibat dari masa transisi ini. Remaja yang belum dapat mengatasi masa transisinya dengan baik biasanya akan menunjukkan sikap:
www.jurnal.unitri.ac.id
52
REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan; 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Ketidakstabilan emosi; Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup; Adanya sikap menentang dan menantang orang tua; Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentangan dengan orang tua; Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya; Senang bereksperimentasi; Senang bereksplorasi; Mempunyai banyak fantasi, khayalan dan bualan; Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok (Soesilowindradini, 2006). Dalam pertumbuhan seorang anak, setiap tindakannya terkait dengan kecenderungan dan
kemauan, serta kehidupan emosional yang bersentuhan dengan faktor eksogen (lingkungan) yang sifatnya amat kompleks dan bervariasi. Salah satu faktor eksogen yang paling berpengaruh terhadap pembentukan watak dan pribadi seseorang adalah media yang berbentuk bacaan atau film. Berbagai nilai estetis, moral, sosial, kultural, maupun teoretis melalui media tersebut sangat berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi seluruh perkembangan watak pribadi anak pada usia 8-18 tahun yang memiliki kepekaan terhadap pengaruh eksogen tersebut. Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remajanya dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Masih nampak jelas dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu, seluruh media, baik cetak, elektronik dan online memberitakan kasus pembunuhan seorang wanita yang bernama Ade Sara, yang dibunuh oleh mantan kekasihnya sendiri. Saat ini, si pelaku berusia 21 tahun. Selidik punya selidik ternyata si pelaku pembunuhan tersebut memiliki hobi menonton film ‘action’ saat masih remaja. Oleh sebab itu, ia jadi suka mengkhayal adegan-adegan dari beberapa film yang sering dilihatnya tersebut. Bagaimana
pengaruh
film
tersebut
terhadap
kehidupan
remaja?
Film remaja yang bisa disaksikan di bioskop-bioskop cukup mempengaruhi gaya hidup seorang remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, sehingga seorang remaja membutuhkan idola yang bisa dijadikan sebagai figur yang salah satunya adalah aktor maupun aktris dari film remaja. Kebanyakan film-film tersebut tidak memberikan dampak positif karena tidak semua remaja memiliki penyaring untuk dapat menilai mana yang harus ditiru dan mana yang tidak. Karena masa remaja merupakan masa transisi dalam mencari jati diri, maka wajar saja jika seorang remaja menjadi remaja yang gaya hidupnya metropolis ketika film yang disajikan menampilkan idola metropolis. www.jurnal.unitri.ac.id
53
REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
Film terhadap remaja bisa membawa ke arah pergaulan bebas seperti narkoba, seks bebas, tawuran antarpelajar dan gaya hidup seperti selebritis yang kurang bagus untuk ditiru. Khususnya di Indonesia, film-film yang ada saat ini cenderung bertemakan remaja. Meski film dengan tema remaja memang sedang banyak diminati, tapi tontonan dan tuntunan yang diajarkannya lebih banyak ke arah kehidupan Barat yang bebas. Sementara Indonesia sebagai Negara Ketimuran yang mempunyai adat yang penuh dengan kesopanan dan tata krama yang tinggi, lambat laun akan tersisih dengan kebiasaan Barat yang menjurus ke gaya hidup bebas tanpa memandang normanorma agama dan lainnya. Sungguh sangat disesalkan apabila remaja sebagai generasi penerus, harus rusak hanya karena terpengaruh oleh film-film yang beredar dengan bebas di negeri ini.
METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil tempat di SMP Islam Wachid Hasyim, SMP Negeri 13 dan SMP Negeri 4 Kota Malang. Alasannya ialah SMP-SMP tersebut memiliki siswa yang cukup menarik untuk diteliti. Para siswa di SMP Islam Wachid Hasyim, SMP Negeri 13 dan SMP Negeri 4 dapat dijadikan model yang cukup menarik bagi icon remaja di Kota Malang, serta menarik peneliti untuk menemukan fenomena baru di kalangan remaja yang selama ini memiliki image positif dan para remaja usia menengah ini sangat pantas mewakili data responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel X (bebas): tayangan film layar lebar Tayangan film layar lebar dalam penelitian ini adalah tayangan film yang diproduksi untuk ditayangkan di layar lebar (bioskop), yang dapat pula disaksikan melalui kaset VCD dan DVD. 2. Variabel Y (terikat): pembentukan karakter remaja Pembentukan karakter remaja di sini merupakan suatu proses pembentukan watak/karakter yang dialami oleh remaja, sehingga karakter atau kepribadian menjadi sifat dari pribadi remaja tersebut.
Indikator Variabel 1. Variabel bebas (independent) adalah tayangan film layar lebar bergenre action. Variabel ini diukur dari tinggi rendahnya pengaruh tayangan film layar lebar bergenre action yang telah dilakukan remaja. a. Adegan Kekerasan, meliputi: adegan berantem, memukul, menendang dan menembak, serta menyekap hingga menyebabkan cidera atau matinya orang lain.
www.jurnal.unitri.ac.id
54
REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
b. Pembunuhan, menghilangkan nyawa seseorang sehingga menyebabkan kematian, baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak, baik memakai alat ataupun tidak. c. Pornografi, sebuah gambar atau tayangan dalam film yang menampilkan adegan kurang sopan seperti ciuman atau bahkan di atas ranjang, termasuk di dalamnya menggunakan baju terbuka. 2. Variabel terikat (dependent) adalah pengaruh film bergenre action terhadap pembentukan karakter remaja. a. Suka berbohong, merupakan suatu sikap yang ditandai dengan suka berbicara yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Hal ini seringkali dialami oleh banyak remaja karena mereka berusaha berlindung dari kemarahan orang tua. b. Berkelahi dengan teman, merupakan suatu sikap yang ditujukan untuk membela diri tetapi dengan dasar yang salah, berkelahi di lingkungan remaja yang dapat merugikan teman lain. c. Emosi sulit dikontrol. Remaja cenderung sulit dikendalikan jika sudah memiliki kemauan sendiri. d. Egois yang cenderung arogan. Mempertahankan pendapat yang belum tentu benar bisa mengarahkan remaja untuk melakukan kegiatan yang negatif, sehingga mereka menjadi tidak lagi peduli. Populasi pada penelitian ini dikhususkan pada tingkatan siswa-siswi SMP Islam Wachid Hasyim, SMP Negeri 13 dan SMP Negeri 4. Pengambilan sampel terdiri dari siswa-siswi dengan jumlah 60 orang. Sampel dipilih berdasarkan pada kriteria siswa dan siswi SMP mulai dari perwakilan kelas VII sampai dengan kelas IX yang sering dan suka melihat film bergenre action di bioskop, DVD atau VCD. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terarah dan tidak terarah, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul berupa tulisan, hasil rekaman wawancara dan foto. Dalam analisis data dibuat persamaan regresi untuk mengukur tingkat pengaruh dari variabel dalam penelitian ini, dengan persamaan: Y= a + b1X1 (Bungin, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMP, dengan pertimbangan bahwa pada tingkat sekolah menengah pertama tersebut merupakan usia remaja awal dimana para pelajar tersebut mencari jati diri. Responden terdiri dari siswa-siswi SMP Negeri 4 Kota Malang sebanyak 20 orang, SMP Negeri 13 Kota Malang sebanyak 20 orang dan SMP Islam Wachid Hasyim Kota Malang sebanyak 20 orang. www.jurnal.unitri.ac.id
55
REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
Analisis Hasil Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana berfungsi untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh film action terhadap pembentukan karakter, maka dilakukanlah analisis regresi linier sederhana antara variabel film action (Variabel X) terhadap pembentukan karakter (Variabel Y). Dari hasil pengolahan data, Peneliti mendapatkan data seperti pada tabel berikut: Tabel 1 Ringkasan hasil analisis regresi berganda Variabel Konstanta Film action α : 0,05 R : 0,296 R Square : 0,088
B 6,255 0,125
t hitung
Signifikansi
Keterangan
2,364
0,021
Signifikan
Sumber: Hasil data diolah, 2015
Persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: Y = a + bX Y = 6,255 + 0,125X
Dari persamaan tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a = 6,255 Koefisien konstanta adalah sebesar 6,255. Koefisien ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada pengaruh dari film action, maka pembentukkan karakter (Y) bernilai positif sebesar 6,255 atau dapat dikatakan sudah memiliki pembentukan karakter yang positif. b = 0,125 Koefisien regresi variabel film action (X) sebesar 0,125 memiliki tanda positif yang menunjukkan bahwa variabel film action (X) dan pembentukan karakter (Y) memiliki hubungan yang searah. Semakin sering frekuensi menonton film action, maka cenderung akan terjadi peningkatan pada pembentukan karakter atau kepribadian remaja.
www.jurnal.unitri.ac.id
56
REFORMASI E-ISSN 2407-6864 Vol. 6, No. 1, 2016
Koefisien Determinasi Besarnya nilai koefisien determinasi R2 (R square) sebesar 0,088 (8,8%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen (film action) mampu menjelaskan sebesar 8,8% variasi atau keragaman pada variabel pembentukan karakter, sedangkan sisanya sebesar 91,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Pengujian regresi dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel bebas yang berupa film action (X) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat pembentukan karakter (Y). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 2: Tabel 2 Uji hipotesis model regresi Hipotesis H0 : βi = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y) Ha : βi ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y) α = 0,05
Nilai t hitung = 2,364 sig = 0,021
Keputusan H0 ditolak, Ha diterima
Sumber: Data Primer diolah, 2015 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,021 yang berarti lebih kecil dari alpha (α) = 0,05. Dari perolehan nilai signifikansi ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel film action (X) berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter atau kepribadian remaja (Y).
KESIMPULAN Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa: 1. Sebagian siswa mungkin saja terpengaruh oleh film action yang mereka konsumsi karena ada beberapa siswa yang cukup suka film action. 2. Pembentukan karakter remaja banyak berasal dari pengaruh lingkungan, salah satunya adalah media film. 3. Minat remaja masih kurang untuk menambah jam liburan dengan menggunakannya untuk kegiatan yang edukatif.
DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soesilowindradini, Tri. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
www.jurnal.unitri.ac.id
57