1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Industri perfiliman yang ada di Indonesia, saat ini dikategorikan sebagai
industri kreatif dalam negeri. Apalagi di kota besar seperti di Jakarta, film sudah menjadi kebutuhan animo masyarakat, baik film yang bergenre Action, Drama, komedi, action komedi, dan masih banyak lainnya, yang telah memikat hati para pemikat film maka banyak film yang dibuat untuk ditayangkan di Bioskopbioskop, hal ini dikarenakn agar sebuah karya yang dibuat dapat ditonton pertama kali oleh khalayak penikmat film1. Indonesia sendiri setiap tahunnya produksi film nasional meningkat, hanya pada tahun 2001 mengalami penurunan yang drastis hanya ada empat film nasional. Hingga bangkit pada tahun 2009 sampai sekarang yang mencapai angka 80 sampai 100 film pertahunnya. Persaingan dari pihak perusahaan pembuat film yang terus berlomba untuk membuat kreatifitas, baik dari segi pemilihan judul, jalan cerita hingga pemilihan para pemain yang berkualitas untuk bisa tampil di film tersebut. Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari 1
DeddyMulyana.Ilmu Komunikasi suatu pengantar.ROSDA.2008, hal 45
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau oleh animasi. Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional.Berdasarkan pada pencapaiannya yang menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara emosional dan popularitas. Karena film mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis.2 Peningkatan mutu filmis dari genre-genre film nasional yang laris sekarang ini dapat meningkatkan daya apresiasi film bermutu di lingkungan penonton urban yang marginal, tetapi mungkin juga dapat ditonton oleh golongan terpelajar dan intelektual. Untuk membuat film bermutu yang laris ke semua golongan penonton dengan latar belakang budaya mereka yang berbeda-beda adalah dengan memberi kesempatan kepada para sineasnya. Akan tetapi yang menjadi pertimbangan dari sebuah film adalah pengkatagorian, apakah film itu dibuat untuk anak-anak, bimbingan orangtua, dewasa, dan semua umur. Film yang akan dibahas pada penilitian ini adalah sebuah film lokal atau film Indonesia yang sudah tayang di bioskop pada tahun 2011. Film yang diberi judul “Rumah Tanpa Jendela” ini bergenre Drama Musikal dan dikategorikan untuk anak-anak dan remaja. Film Rumah Tanpa Jendela karya Aditya Gumay mengangkat kisah tentang kehidupan anak jalanan, memotret fenomena sosial
2
EricSasono.Film, teks, dan penonton.http: // ericsasono.blogspot.com/2005/08/film-teks-danpenonton.html.Kamis 15 Februari 2012, 21:00 wib
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
nasib tragis anak – anak jalanan yang kurang kasih sayang dan perhatian orang tua sehingga anak berusaha untuk menemukan jati diri dan kehidupannya melawan kerasnya kehidupan dijalanan, selain itu film ini menceritakan persahabatan tulus antara anak – anak kurang beruntung dengan mereka yang memiliki kemampuan secara finansial.Dan menceritakan persahabatan tulus antara Rara (Dwi Tasya) dan Aldo (Emir Mahira). Rara seoarang gadis cilik yang bekerja sebagai ojeg payung, yang mempuyai impian sebuah jendela di rumah kumuhnya, dan selalu percaya bahwa suatu saat keinginannya akan terkabul. Disisi lain, yang saling bertolak belakang, diceritakan sosok aldo (emir mahira) yang memiliki keterbelakangan mental/ drom syndrome namun tingkat sosialisainya tinggi. Dan hidupnya lebih dari berkecukupan bersama keluarga yang kurang bahagia. Sebuah film anak-anak yang berkisah membangun karakter dan pribadi positif, serta becerita inspiratif tentang mimpi, perjuangan dan cinta yang disandarkan dalam doa. Pesan moral yang disajikan jauh dari kesan menggurui dan ditampilkan secara menawan dari adegan ke adegan dalam durasi 100 menit. Kisah dalam Film ini bercerita tentang upaya meraih impian, menjalin persahabatan yang tulus, semangat yang tak pupus dan senantiasa bersyukur atas segala karunia Allah SWT merupakan angin segar ditengah-tengah kerinduan kita pada hadirnya film anak-anak berkualitas3. Layaknya dongeng anak-anak, film Rumah Tanpa Jendela menyampaikan ajaran moral nilai persahabatan pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial 3
http://ayobicara.com/10-film-indonesia-terbaik.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
dalam masyarakat yang terbagi-bagi dalam perbedaan, baik secara struktur sosialekonomi maupun kondisi fisik atau mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah ukuran dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili dalam konsep yang menarik. Permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan ukuran yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan posisi si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosialekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai fasilitas yang digunakan
(mobil
mewah,
rumah
mewah,
supir,
pembantu,
sekolah
khusus).Sementara Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya seperti, rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, kerja sampingan. Maka, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang berpunya dan rara yang tidak berpunya.4 Meskipun aspek kemiskinan tampil secara satu dimensi, film ini tidak melakukan sterilisasi berlebihan layaknya film-film Indonesia kebanyakan yang menggambarkan kemiskinan. Hal ini didukung oleh penggambaran keluarga baikbaik dan protektif yang cukup meyakinkan sebagai alasan pergaulan Rara yang steril dari eksploitasi (prostitusi, mengemis) maupun perilaku destruktif (nge-lem, narkoba, rokok, mencuri/menodong) yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun. Realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia mengingat film musikal sendiri menawarkan dalam bentuk 4
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r017-11-253275/rumah-tanpa-jendela, selasa, 28 September 2011 22:00wib
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference). Dalam hal ini, film musikal mempunyai konsep film yang menghibur. Komodifikasi merupakan istilah baru yang mulai muncul dan dikenal oleh para
ilmuwan
sosial.
Komodifikasi
mendeskripsikan
melancarkan tujuannya dengan mengakumulasi kapital,
cara
kapitalisme
atau menyadari
transformasi nilai guna menjadi nilai tukar. Komoditas dan komodifikasi adalah dua hal yang memiliki hubungan objek dan proses, dan menjadi salah satu indikator kapitalisme global yang kini tengah terjadi. Dalam ekonomi politik media komodifikasi adalah salah satu bentuk penguasaa media selain strukturasi dan spasialisasi5. Dalam komodifikasi pengajaran nilai persahabatan, selalu ada kesimpulan/ ukuran yang mengacu pada sikap persahabatan yang disarankan. Dalam film Rumah Tanpa Jendela, sikap itu adalah bersyukur (dalam konteks non-relijius, lebih mengarah pada suatu kondisi penerimaan. Rara, si miskin menginginkan yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi seperti kolam renang, mobil, buku dan krayon. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai kerakusan ketika ia "dihukum" lewat kompensasi yang harus ia bayar. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Simbok tergeletak koma, dan ayahnya meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang 5
Agus Sudibyo,Ekonomi politik media penyiaranPenerbit LKiS Pelangi Aksara, 2004
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
lumrah
dimiliki
semua
orang,
justru
dianggap
sebagai
sesuatu
yang
menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai yang takberpunya Film Rumah Tanpa Jendela menjadi Film hiburan untuk seluruh keluarga yang bisa membuka mata anak-anak dari golongan “The Have”. Film yang sangat-sangat bagus, dikemas dengan baik, mengharukan, mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan6. Film yang sangat inspiratif untuk peduli terhadap anakanak jalanan dan anak-anak seperti “Aldo” yang seharusnya mendapat perhatian lebih, bukan dihindari atau dijauhi. Harus ditonton anak-anak Indonesia agar mereka menjadi anak-anak yang peduli terhadap sesamanya. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral bisa dilihat dari perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Saat ini banyak film yang tidak memikirkan sebuah moral untuk para penontonnya, oleh karena itu saya memilih dan membahas tentang kandungan nilai moral persahabatan yang ada pada film “Rumah Tanpa Jendala”. karena perfiliman di Indonesia sudah tidak memperdulikan nilai moral yang terkandung dalam isi film yang di tayangkan. Saat ini film Indonesia yang beredar di pasaran 6
http://imansulaiman.com/2011/02/04/film-rumah-tanpa-jendela-2011/ selasa, 28 September 2011, 22:00 wib
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
banyak mengandung unsur Pornografi di bandingkan dengan nilai moral yang terkandung didalam film tersebut. Dunia perfilman kini lebih mementingkan sebuah materi, dan kurangnya film yang bermutu menyampaikan nilai moral persahabatan dalam sebuah pesan yang mendidik dan bermoral. Pengurangan film asing di Indonesia di tahun 2011 mengalami ke tidak jelasaan dalam perfilman. Namun Film-film box office Indonesia di tahun 2011 mengalami kenaikan penonton yang sangat signifikasi jika dibandingkan dengan jumlah penonton di tahun 2010. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penonton film bioskop. Entah dipengaruhi oleh kebijakan pengurangan film asing di Indonesia atau tidak, yang jelas, Film-film box Office Indonesia di tahun 2011 mengalami kenaikan penonton yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan jumlah penonton di tahun 2010. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penonton film bioskop indonesia yang menembus angka 2 juta penonton7. Berikut ini adalah 10 Film Box Office Indonesia terlaris di tahun 2011 beserta dengan jumlah penontonya:8 1. Arwah Goyang Karawang (Arwah Goyang Jupe-Depe) 698.9602. 2.
Pocong Ngesot 353.5063.
3. Kalung Jelangkung 286.8784. 4. Love Story 283.3375. 5. Pelukan Janda Hantu Gerondong 251.1006.
7 8
Republika.co.id/ Semua Karena Soal Rating http://www.filmindonesia.or.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
6. Virgin 3: Satu Malam Mengubah Segalanya 225.5827. 7. Jenglot Pantai Selatan 155.4778. 8.
Dedemit Gunung Kidul 147.2189.
9. Baik Baik Sayang 100.000 (perkiraan) 10. Rumah Tanpa Jendela 84.451.9 Di mana sumber data dihimpun dari PPFI, Blitzmegaplex, produser film, dan sumber-sumber lainnya yang dihimpun per april 2011. Film Rumah Tanpa Jendela pada bulan Agustus 2011 ikut serta dalam ajang Internasional Festifal Film (IFF) Melbourne 2011, dan masuk sebagai educational program yang di tonton para pelajar di Melbourne Autralia. Penghargaan di Indonesia Masuk sebagai Nominasi Penata Musik Terbail Festifal Film Indonesia 2011, Film Rumah tanpa jendela juga mendapatkan penghargaan di Internasional Festifal Film Cinekid di Amsterdam dan masuk sebagai screening Club Internasional Festifal Film Cinekid di Amsterdam 2011. Festival Film Cinekid adalah film internasional terbesar, televisi dan baru festival media untuk anak usia 4 sampai 14 diadakan di Westergasfabriek di Amsterdam, Belanda. Ini dimulai sebagai festival film anak-anak kecil dan kini telah tumbuh menjadi sebuah organisasi besar yang mengembangkan kegiatan untuk anak-anak di bidang film, televisi dan media baru sepanjang tahun. Film rumah tanpa jendela di Indonesia saat ini menembus jumlah angka penonton 84.551, jumlah angka penonton film rumah tanpa jendela masih kalah 9
http://iyan201080.blogspot.com/2011/04/wti-10-film-box-office-indonesia.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
dengan film-film yang bergenre horor berunsur pornografi yang dikemas secara komedi. Film "Rumah Tanpa Jendela" ini tidak hanya punya visi, tapi juga digarap denganistimewa. Film musikal ini tidak hanya cocok ditonton anak-anak, tapi juga penuh pembelajaran bagi orang dewasa. Film ini juga menyuarakan simpati pada orang yang punya keterbatasan. Arti Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. yang memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukarmenukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Mengapa penulis memilih nilai persahabatan untuk meneliti film ini karena peneliti menganalisa sebuah nilai persahabatan di mana persahabatan dalam film RTJ
perbedaan yang jarang kitu jumpai dimana si kaya lebih
membutuhkan si miskin. Persahabatan tanpa membedakan status sosial namun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
persahabatan mereka karena adanya ketidak sempurnaan si kaya dan persahabatan mereka pun terjalin. Film bergenre drama musikal yang dibalut dengan cerita sebuah nilai persahabatan memang memiliki daya tarik yang sangat kuat untuk menarik minat penontonnya. Hal ini dijadikan komoditas atau biasa disebut komodifikasi. Komodifikasi merupakan proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorienatsi pada nilai tukar di pasar. Dalam komodifikasi nilai sosial yang menjadi nilai gunanya adalah gaya hidup yang dijadikan tolak ukur seseorang dalam beraktivitas sehari-hari dengan masyarakat luas. Sehingga dapat digambarkan bahwa nilai gaya hidup digunakan oleh media sehingga di komodifikasi sedemikian rupa yakni gaya hidup dijadikan magnet yang sangat kuat untuk menarik perhatian penonton dengan membuat sebuah cerita film yang berlebihan tentang sebuah nilai persahabatan. Makna tentang nilai persahabtan dalam film tersebut membuat pendangkalan makna dari nilai persahabatan itu sendiri yang ditampilkan dengan makna yang berlebihan. Sehingga nilai persahabtan yang ada dalam penggambaran dari Film drama musikal tersebut dipandang negatif oleh peneliti yang pada akhirnya membuat peneliti tertarik untuk meneliti nilai persahabatan dan komodifikasi negatif dari fim RTJ ini. Komodifikasi sendiri tidak memberikan ruang pemahaman yang serius, justru membuat kedangkalan makna yang dikemas dalam citra yang ingin ditampilkan. Ketika nilai persahabatan masuk ke ranah komodifikasi maka akan dikonstruksikan menjadi perubahan tanda, makna, citra dan identitas yang dibuat yang bukan sebenarnya. Karena nilai persahabatan tersebut hanyalah sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
tanda yang lebih mementingkan penanda dari pada petanda. Hal ini sangat rumit, karena nilai persahabatan harus dihadapkan dengan hukum-hukum komoditas, sehingga membuat dimensi nilai persahabtan menjadi lemah. Tak heran jika nilai persahabatan dikemas dengan logika pasar yang serba mewah dan berlebihan. Dilihat dari konsep film yang bermaksud memperlihatkan kenyataan visualisasi dari sebuah nilai persahabatan. Namun kenyataannya, visualisasi yang ditayangakan terkesan berlebihan dan konsep nilai persahabatan sehingga membuat khalayak percaya terhadap film tersebut. Disadari atau tidak, dalam film Rumah Tanpa Jendela terdapat berbagai tanda yang mengandung makna dan ideologi yang dipersepsikan oleh masyarakat secara berbeda. Atas dasar alasan tersebut. Penelitian analisis wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus diamati. Namun, dalam dimensi teks sendiri, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu Menurut Sobur10. Wacana teks menegaskan suatu tema tertentu inilah perangkat yang dipakai dalam upaya untuk mencari jalan. Peneliti ingin mengkaji secara mendalam mengenai berbagai kemungkinan mengenai penggunaan tema dan makna yang berkaitan dengan komodifikasi nilai persahabatan dalam fim Rumah Tanpa Jendela. Serta mencari ideologi apa yang tersebunyi dibalik komodifikasi nilai persahabatan dengan berbagai tema yang ditunjukkan dalam film Rumah Tanpa jendela.
10
Alex Sobur. Op Cit. hal.15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Dalam penelitian ini, Film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan bahan utama peneliti untuk menganalisa lebih mendalam mengenai komodifikasi nilai persahabatan yang ada dalam film ini. Ketika menganalisis komodifikasi nilai persahabatan dalam Film Rumah Tanpa Jendela, peneliti menggunakan analisis wacana untuk memperkuat penelitian tersebut. Analisis wacana dipilih karena pada dasarnya analisis wacana merupakan sebuah analisis yang
merupakan
hubungan konteks dalam pemakaian bahasa, tidak hanya bahasa dalam konteks media cetak tetapi juga pada media televisi. Artinya, dalam film Rumah Tanpa Jendela ada tujuan yang ingin dicapai yakni berupa komodifikasi nilai persahabatan yang pada akhirnya merujuk pada ideologi dibalik komodifikasi nilai persahabatan. Dari peristiwa yang melatarbelakangi penelitian ini, sangatlah menarik untuk mengkaji “KOMODIFIKASI NILAI PESAHABATAN DALAM FILM RUMAH TANPA JENDELA”. Analisis wacana menurut Teun Van Dijk yang dapat memberikan gambaran secara detail dan ideologi yang terdapat pada sebuah wacana yang berupa visual dan audio visual pada sebuah tayangan dalam memberikan pemaknaan berupa nilai persahabatan. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan malsah penelitian, yaitu : “Bagaimana Komodifikasi Nilai Persahabatan Dalam Film Rumah Tanpa Jendela?”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
Komodifikasi
Nilai
Persahabatan Dalam Film Rumah Tanpa Jendela 1.4
Manfaat Penelitian Melalui penelitian yang akan di lakukan, peniliti berharap hasil dari
penelitian ini akan mendatangkan manfaat positif, pesan persahabatan baik secara akademis maupun secara praktis 1.4.1 Manfaat akademis Penelitian ini bertujuan agar masyarakat dapat mengambil isi pesan dari film tersebut dan mendapatkan manfaat positif, serta menambah kajian dalam komunikasi massa tentang nilai persahabatan dalam Film. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis,hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada penulis. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para sineas dan penulis cerita film yang lebih baik lagi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/