Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN APK DI SMK TARUNA JAYA GRESIK Noviana Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT The results of this study, the influence of learning facilities and learning environment to motivation students to learn skill programme of APK at SMK Taruna Jaya Gresik. The aims of this research is to determine (1) the effect of learning facilities to motivate students to learn skill programme of APK at SMK Taruna Jaya Gresik, (2) the effect of learning environment to motivate students to learn skill programme of APK at SMK Taruna Jaya Gresik, (3) the effect of learning facilities and learning environment to motivate students to learn skill programme of APK at SMK Taruna Jaya Gresik. The type of this research is a quantitative descriptive research with the sample is about 85 students. The technique to collect data using questionnaires, documentation, and interview. The results of this research (1) the influence learning facilities to motivate students with value 0,000, (2) the influence learning environment to motivate students with value 0,000 (3). simultaneously the influence learning facilities and learning environment to motivate students to learn skill programme of APK at SMK Taruna Jaya Gresik Keywords: Learning Facilities, Learning Environment, and Motivation to learn. ABSTRAK Artikel ini berisi tentang pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik, (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik, (3) pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan belajar secara simultan terhadap motivasi belajar siswa program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan sampel penelitian 85 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar dan motivasi belajar dengan nilai signifikansi 0,000, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi 0,000, (3) secara simultan terdapat pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi 0,000. Kata Kunci: Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, Motivasi Belajar
1
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
dijalankan
PENDAHULUAN Perkembangan
oleh
seseorang
atau
ilmu
sekelompok orang agar menjadi dewasa
pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
atau mencapai tingkat hidup yang lebih
pada
mempercepat
tinggi”. Peningkatan kualitas sumber
modernisasi di segala bidang. Beberapa
daya manusia merupakan salah satu
orang ada yang merespon dengan baik
penekanan
yang dibuktikan dengan mau berusaha
Pendidikan nasional bertujuan untuk
untuk berpikir maju dan mau belajar
mengembangkan
untuk dapat bersaing dengan adanya
membentuk
kemajuan IPTEK.
bangsa yang bermartabat dalam rangka
saat
ini
telah
Berbagai
perkembangan
itu
dari
tujuan
kemampuan,
watak
mencerdaskan
pendidikan.
serta
peradaban
kehidupan
semakin lama semakin luas sejalan
bertujuan
dengan
dan
potensi peserta didik agar menjadi
globalisasi. Untuk menghadapi keadaan
manusia yang beriman, bertakwa kepada
tersebut
daya
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
manusia (SDM) yang berkualitas dan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
berdaya saing tinggi. Pembangunan
mandiri, dan menjadi warga negara yang
sumber daya manusia yang berkualitas
demokratis serta bertanggung jawab
tinggi adalah untuk menciptakan dan
(UU No. 20 Tahun 2003).
tuntutan
reformasi
diperlukan
sumber
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
untuk
bangsa,
mengembangkan
Sehingga dengan adanya tujuan
teknologi sebagai sarana mewujudkan
pendidikan
masyarakat
bersaing
masyarakat bersama dengan pemerintah
unrtuk menghadapi tantangan di era
berusaha untuk mewujudkan tujuan
globalisasi. Peningkatan sumber daya
tersebut. Usaha yang dilakukan adalah
manusia dapat dilakukan melalui proses
dengan mendirikan lembaga pendidikan
pendidikan, baik pendidikan formal di
di Indonesia, baik lembaga formal
sekolah maupun pendidikan non formal
maupun non formal sehingga semua
di luar sekolah.
lembaga
yang
mampu
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana
untuk
nasional
tersebut
berkewajiban
maka
untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Sekolah
mewujudkan
merupakan
lembaga
formal
yang
suasana belajar dan proses belajar agar
memegang peranan yang sangat penting
siswa
dalam meningkatkan kualitas sumber
secara
mengembangkan Menurut “pendidikan
aktif
dapat
potensi
dirinya.
Hasbullah adalah
(2009: usaha
daya
1),
manusia
dan
sebagai
tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
yang
2
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
Menurut Muhib (2004: 76), “lingkungan
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
seorang
tugasnya
guru
sebagai
menjalankan
pengajar
belajar terdiri dari tiga yaitu lingkungan
dan
sekolah,
lingkungan
keluarga
dan
subyeknya adalah siswa yang belajar
lingkungan masyarakat”. Lingkungan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
sekolah adalah suatu lembaga formal
Keberhasilan
yang
siswa
tidak
hanya
digunakan
untuk
kegiatan
Lingkungan
keluarga
bergantung pada peran pengajar namun
pembelajaran.
pada niat dan motivasi siswa itu sendiri
adalah segala kondisi dan pengaruh dari
dalam belajar. Menurut Dimyati &
luar
Mudjiono (2009: 80), “motivasi belajar
perkembangan
merupakan
Sedangkan
kekuatan
mental
yang
terhadap
kehidupan anggota
lingkungan
dan
keluarga. masyarakat
mendorong terjadinya proses belajar”.
adalah
Motivasi belajar siswa dapat disebabkan
bersama
oleh beberapa hal, salah satunya adalah
kebudayaan. Dalam tanggung jawab
fasilitas belajar.
pendidikan, lingkungan sekolah dan
Fasilitas belajar yang lengkap
tempat
orang-orang
yang
hidup
menghasilkan
keluarga yang paling utama dalam
oleh siswa adalah hal yang sangat
kegiatan
penting karena akan mempengaruhi
lingkungan masyarakat juga mempunyai
kelancaran
belajar.
peran yang besar untuk meningkatkan
Dalyono (2001: 241) mengemukakan
motivasi belajar siswa agar tujuan
bahwa “kelengkapan fasilitas belajar
belajar siswa dapat tercapai.
siswa
dalam
akan membantu siswa dalam belajar,
belajar
SMK
siswa.
Taruna
Jaya
Namun,
Gresik
dan kurangnya alat-alat atau fasilitas
merupakan lembaga pendidikan yang
belajar akan menghambat kemajuan
bersifat
belajarnya”.
Administrasi Perkantoran merupakan
formal.
Program
keahlian
Menurut Muhroji, dkk (2004:
salah satu program keahlian yang sangat
49) “fasilitas belajar adalah semua yang
besar peminatnya. Berdasarkan hasil
diperlukan dalam proses pembelajaran
wawancara
baik bergerak maupun tidak bergerak
program keahlian APK di SMK Taruna
agar tercapai tujuan pendidikan dapat
Jaya Gresik, maka didapatkan informasi
berjalan lancar, teratur, efektif dan
bahwa sekolah ini khususnya program
efisien”.
keahlian APK sudah cukup memadai
Selain
kepada
ketua
belajar,
untuk kegiatan belajar mengajar. Untuk
sangat
laboratorium atau ruang praktik APK
mempengaruhi motivasi belajar siswa.
belum dapat digunakan secara optimal
lingkungan
fasilitas
penulis
belajar
juga
3
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
karena meskipun fasilitas yang tersedia
dengan judul “Pengaruh Kompetensi
sudah cukup lengkap namun beberapa
Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan
alat
Fasilitas
tersebut
ada
yang mengalami
Belajar
terhadap
Prestasi
kerusakan dan jumlah yang tersedia
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada
masih kurang dibandingkan dengan
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
jumlah siswa sehingga pada waktu
Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran
praktik siswa terpaksa bergantian untuk
2011/2012” dengan hasil penelitian yang
memasuki ruang laboratorium, hal ini
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
menjadikan
positif antara fasilitas belajar terhadap
suasana
dalam
proses
pembelajaran kurang kondusif. Studi
pendahuluan
prestasi
belajar.
Berdasarkan
yang
permasalahan tersebut maka penulis
dilakukan oleh peneliti menunjukkan
tertarik untuk melakukan penelitian
bahwa motivasi belajar siswa program
dengan judul “Pengaruh Fasilitas Belajar
keahlian Administrasi Perkantoran di
dan
SMK Taruna Jaya Gresik masih rendah.
Motivasi
Hasil wawancara yang telah dilakukan
Keahlian APK di SMK Taruna Jaya
dengan semua guru yang mengajar pada
Gresik”. Tujuan penelitian ini adalah
kelas tersebut juga mengungkapkan
untuk mengetahui: Pengaruh fasilitas
bahwa selama kegiatan pembelajaran
belajar terhadap motivasi belajar siswa
berlangsung,
program keahlian APK di SMK Taruna
siswa
sering
merasa
Lingkungan
Belajar
terhadap
Siswa
Program
Belajar
mengantuk dan bosan di dalam kelas.
Jaya
Selain itu, siswa juga kurang aktif dalam
belajar terhadap motivasi belajar siswa
kegiatan
yang
program keahlian APK di SMK Taruna
berlangsung. Hal ini terjadi pada seluruh
Jaya Gresik dan pengaruh fasilitas
kelas APK SMK Taruna Jaya Gresik,
belajar dan lingkungan belajar secara
namun kelas X APK lah yang sering
simultan terhadap motivasi belajar siswa
mengalami hal seperti itu karena kelas X
program keahlian APK di SMK Taruna
APK berada di lingkungan sekolah yang
Jaya Gresik.
pembelajaran
Gresik,
pengaruh
lingkungan
dekat dengan keramaian dan fasilitas kelas yang kurang baik sehingga siswa tidak
dapat
berkonsentasi
Pengertian Belajar
terhadap
Belajar merupakan kegiatan yang
pelajaran yang diterima.
paling pokok dalam proses pendidikan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian
Ridaul
Martono, dan
Inayah,
Hery Sawiji
Menurut
Djamarah
“belajar
13)
Trisno
mengatakan
(2013)
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
4
bahwa
(2002:
adalah
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
memperoleh suatu perubahan tingkah
motivasi belajar, namun keberadaannya
laku sebagai hasil dari pengalaman
tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab,
individu
dengan
tanpa adanya fasilitas belajar maka
menyangkut
kegiatan belajar tidak akan terlaksana
dalam
lingkungannya
interaksi yang
kognitif, afektif, dan psikomotor”. Menurut
Slameto
22)
diharapkan.
mengatakan bahwa “ belajar adalah
dibutuhkan
suatu proses usaha yang dilakukan
pembelajaran secara formal yang pada
seseorang
suatu
umumnya dilakukan di sekolah. The
perubahan tingkah laku yang baru secara
Liang Gie (2002: 33) mengemukakan
keseluruhan,
hasil
bahwa “fasilitas belajar secara garis
pengalamannya sendiri dalam interaksi
besar dapat dibagi menjadi dua bagian,
dengan
dapat
yaitu fasilitas belajar yang berasal dari
dikatakan bahwa belajar yaitu perubahan
rumah dan fasilitas belajar yang berasal
pengetahuan atau tingkah laku seseorang
dari sekolah”. Fasilitas belajar yang
yang tadinya belum bisa menjadi bisa,
berasal dari sekolah antara lain gedung
belum tahu menjadi tahu dikarenakan
sekolah
pengalaman yang diperolehnya melalui
belajar mengajar, laboratorium atau
interaksi dengan lingkungannya.
ruang praktek, perpustakaan, papan tulis
untuk
(2011:
dengan baik sesuai dengan tujuan yang
memperoleh
sebagai
lingkungannya”.
Berdasarkan
Jadi
pendapat
tersebut
Fasilitas
belajar
dalam
tempat
sangat kegiatan
terjadinya
interaksi
dan perlengkapannya serta media yang
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
mendukung
perubahan pengetahuan atau tingkah
Sedangkan fasilitas belajar yang dimiliki
laku seseorang yang tadinya belum bisa
siswa di rumah antara lain adalah buku-
menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu
buku pelajaran, pulpen, kistar atau
dikarenakan
penggaris,
pengalaman
yang
proses
pensil,
pembelajaran.
penghapus,
alat
diperolehnya melalui interaksi dengan
runcing, kertas tulis, ruang belajar, meja
lingkungannya.
dan kursi belajar, tempat buku-buku atau rak dan lampu belajar (Nurdin, 2011). Menurut Sardiman (2001: 6),
Fasilitas Belajar yang
“fasilitas belajar adalah untuk dapat
mempengaruhi motivasi belajar, salah
memudahkan dan melancarkan hasil
satu
yang
Banyak
adalah
diantara fasilitas
faktor
faktor-faktor belajar.
tersebut
dicapai”.
Sedangkan
menurut
Meskipun
Sudjana (2002: 37) berpendapat bahwa
fasilitas belajar hanya sebagian kecil
“fasilitas belajar merupakan bagian dari
dari faktor-faktor yang mempengaruhi
5
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
sarana belajar yang termasuk dalam
belajar terdiri dari lingkungan keluarga,
variabel lingkungan”.
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 1.
Lingkungan Belajar
Lingkungan Keluarga
Dalam proses pembelajaran, lingkungan
Faktor yang merupakan indikator
merupakan
yang
dalam lingkungan keluarga yang
berpengaruh terhadap motivasi belajar
mempengaruhi belajar anak, antara
siswa dan dalam proses pembelajaran.
lain:
Sama halnya dengan fasilitas belajar,
a. Cara orang tua mendidik
lingkungan
b. Relasi antar anggota keluarga
sumber
belajar
belajar juga
merupakan
salah satu faktor yang juga tidak dapat
c. Suasana rumah
diabaikan
d. Keadaan ekonomi keluarga
begitu
kelihatannya lingkungan
sangat
saja
meskipun
sepele.
merupakan
Sebab,
bagian
e. Pengertian orang tua
dari
f. Latar belakang kebudayaan
manusia khususnya bagi siswa untuk hidup
dan
berinteraksi
2.
dengan
Lingkungan Masyarakat a. Kegiatan
siswa
sesamanya.Kondisi lingkungan belajar
masyarakat
yang kondusif baik lingkungan rumah
b. Mass media
maupun
c. Teman bergaul
lingkungan
menciptakan kenyamanan
sekolah
ketenangan siswa
dalam
akan dan
dalam
d. Bentuk kehidupan masyarakat
belajar,
sehingga siswa akan lebih mudah untuk
Motivasi Belajar
menguasai
materi
secara
Menurut Purwanto (2004: 73), motivasi
maksimal.
Slameto
72)
adalah “suatu uasaha yang didasari
menyatakan bahwa “lingkungan yang
untuk menggerakkan, mengarahkan dan
baik
dapat
menjaga tingkah laku seseorang agar ia
memberi pengaruh yang positif terhadap
terdorong untuk bertindak melakukan
anak atau siswa sehingga dapat belajar
sesuatu sehingga mencapai hasil atau
dengan
Sedangkan
tujuan tertentu”. Banyak teori-teori yang
Blocher (dalam Rita, dkk, 2010: 17)
menjelaskan tentang motivasi belajar
juga menjelaskan bahwa “lingkungan
dengan paradigma yang berbeda, hal ini
belajar merupakan suatu konteks fisik,
menyebabkan adanya perbedaan titik
sosial
dalam
tolaknya. Menurut Sardiman (2007: 75),
konteks tersebut individu belajar dan
dalam kegiatan pembelajaran, motivasi
memperoleh perilaku baru”. Lingkungan
belajar
perlu
belajar (2003:
diusahakan
sebaik-baiknya”.
dan
psikologis
agar
yang
6
dapat
dikatakan
sebagai
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
“keseluruhan
daya
penggerak
yang
belajar namun juga menghargai dan
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin
kelangsungan
belajar,
sehingga
menikmati belajarnya.
kegiatan
tujuan
yang
HIPOTESIS
dikehendaki oleh subyek belajar dapat
1. Diduga fasilitas belajar berpengaruh
tercapai”. Jadi dapat dikatakan bahwa
secara signifikan terhadap motivasi
Memberi motivasi kepada siswa berarti
belajar siswa program keahlian APK
menggerakkan siswa untuk melakukan
di SMK Taruna Jaya Gresik.
sesuatu untuk mencapai tujuan belajar. Menurut belajar
makmun di
(2003),
rumah
dapat
2. Diduga
motivasi
lingkungan
berpengaruh
dijelaskan
terhadap
secara
motivasi
belajar signifikan
belajar
siswa
sebagai berikut:
program keahlian APK di SMK
a. Durasi kegiatan
Taruna Jaya Gresik.
b. Frekuensi kegiatan
3. Diduga
fasilitas
belajar
dan
c. Presistensinya pada tujuan kegiatan
lingkungan belajar secara simultan
d. Ketabahan,
berpengaruh
keuletan,
dan
secara
kemampuannya dalam menghadapi
terhadap
kegiatan
program keahlian APK di SMK
dan
kesulitan
untuk
mencapai tujuan
motivasi
signifikan
belajar
siswa
Taruna Jaya Gresik.
e. Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
METODE PENELITIAN
f. Tingkatan aspirasi yang hendak di capai
dengan
kegiatan
Jenis
yang
deskriptif
g. Tingkat kualifikasi prestasi sikapnya
terhadap
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
dilakukan
h. Arah
penelitian
dengan
menggunakan
pendekatan kuantitatif yang digunakan sasaran
untuk
mengetahui
seberapa
besar
kegiatan.
pengaruh antara fasilitas belajar dan
Jadi berdasarkan pernyataan di atas,
lingkungan belajar terhadap motivasi
dapat dinyatakan bahwa motivasi
belajar siswa program keahlian APK di
belajar
SMK Taruna Jaya Gresik. Pendekatan
adalah
keseluruhan
daya
penggerak psikis dalam diri siswa
kuantitatif
adalah
yang menimbulkan kegiatan belajar
penelitian
yang
dan memberikan arah pada kegiatan
menggunakan paradigma postpositivist
belajar, sehingga anak tidak hanya
dalam
secara
mengembangkan
pengetahuan,
7
suatu pendekatan
menggunakan
primer
ilmu strategi
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
penelitian seperti eksperimen dan survei
Angket
yang memerlukan data statistik (Emzir,
Menurut Sugiyono (2006: 142), “angket
2009: 28).
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
siswa
memberi
responden”. Angket yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini keseluruhan
cara
seperangkat pertanyaan tertulis kepada
Populasi dan Sampel Penelitian
adalah
dengan
program
dalam penelitian ini menggunakan skala
keahlian APK SMK Taruna Jaya Gresik
likert. Melalui skala likert ini responden
yang berjumlah 108 siswa. Dimana
diminta
kelas X berjumlah 38 siswa, kelas XI
dengan memilih salah satu alternatif dari
berjumlah 34 siswa dan kelas XII
kelima jawaban yang tersedia. Jawaban
berjumlah 36 siswa.
masing-masing variabel diberi skor satu
untuk
memberi
tanggapan
Sampel dalam penelitian ini di
sampai lima dengan perinciannya yaitu
tentukan berdasrkan rumus slovin yang
Sangat Setuju (SS) dengan skor 5,
hasilnya berjumlah 85 siswa dengan
Setuju (S) dengan skor 4, Kurang Setuju
teknik
sampel
(KS) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS)
random
dengan skor 2 dan Sangat Tidak Setuju
sampling.dengan rincian kelas X jumlah
(STS) dengan skor 1 (Riduwan, 2008:
sampel 30 siswa, kelas XI jumlah
20)
sampel 27 siswa. Dan kelas XII jumlah
Dokumentasi
sampel 28 siswa.
Data yang diperoleh yaitu data tentang
pengambilan
menggunakan
proportional
Rumus slovin adalah sebagai berikut:
sejarah
sekolah,
struktur
organisasi
sekolah, dan gambar mengenai sarana dan prasarana sekolah. Dimana:
Wawancara
n
: ukuran sampel
Peneliti melakukan wawancara secara
N
:ukuran populasi
langsung kepada guru program keahlian
e
:persentase
tingkat
APK SMK Taruna Jaya Gresik agar
signifikansi (5%)
mendapatkan data dan informasi yang
(Riduwan, 2005: 65)
diperlukan
peneliti
sebagai
studi
(2004:
168),
pendahuluan. Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen
Adapun instrument penelitian yang
Uji Validitas
digunakan penulis dalam penelitian ini
Menurut
adalah:
“validitas adalah suatu ukuran yang
8
Suharsimi
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
menunjukkan tingkat kevalidan dan
menunjukkan
kesahihan suatu instrumen”. Metode
variabel memiliki nilai Cronbach Alpha
pengambilan
uji
lebih besar dari 0,60. Dengan demikian
validitas menggunakan batasan r tabel
dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang
dengan signifikansi 5%. Nilai validitas
digunakan dalam penelitian ini adalah
atau r hitung dari setiap butir pertanyaan
reliabel.
keputusan
pada
bahwa
masing-masing
yang diuji dapat dilihat melalui SPSS (Corrected dalam
Item-Total
setiap
Correlation) variabel
Dalam penelitian ini teknik analisis
penelitian. Jika r hitung lebih besar dari
data yang digunakan adalah analisis
r tabel berarti data yang diuji tersebut
regresi berganda dengan menggunakan
valid. Sebaliknya bila nilai r hitung lebih
program SPSS 15.00 for windows.
kecil dari nilai r tabel maka data yang
Persyaratan
diuji tersebut tidak valid (Priyatno,
sebelum melakukan uji regresi berganda
2010:
adalah sebagai berikut:
17).
validitas
pengujian
Teknik Analisis Data
Berdasarkan
angket
hasil
fasilitas
uji
belajar,
yang
harus
dipenuhi
Uji Normalitas
lingkungan belajar dan motivasi belajar
Dalam penelitian ini uji normalitas
yang terdiri dari 78 item pernyataan
dilakukan dengan program SPSS 15.00
dengan jumlah siswa 30 orang, diketahui
for
bahwa
pernyataan
dilakukan dengan menggunakan uji
dinyatakan valid karena memiliki rhitung
kolmogrov smirnov. Pedoman yang
> rtabel dengan rtabel 0,361 pada taraf
digunakan
signifikansi 5%.
keputusan adalah: jika nilai signifikan >
Uji Reliabilitas
0,05 maka distribusi normal. Jika nilai
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
signifikan < 0,05 maka distribusi tidak
maka, peneliti menggunakan reliabilitas
normal (Priyatno, 2010: 35). Sedangkan
dengan menggunakan metode cronbach
dasar
alpha
Yaitu
sumbu diagonal dari Grafik Normal P-
dengan membandingkan nilai reliabilitas
Plot sebagai berikut: jika data menyebar
yang ditunjukkan
alpha
di sekitar garis diagonal dan mengikuti
dengan nilai r tabel. Ketentuan rumus
arah garis diagonal, maka model regresi
alpha adalah: nilai alpha
0,6 berarti
memenuhi asumsi normalitas dan jika
dapat dikatakan reliabel. Dan jika nilai
data menyebar jauh dari garis diagonal
alpha < 0,6 berarti dikatakan tidak
dan atau tidak mengikuti arah garis
reliable.
diagonal, maka model regresi tidak
seluruh
(Priyatno,
item
2010:
30).
oleh nilai
Berdasarkan
uji
reliabel
9
windows.
Uji
dalam
pengambilan
normalitas
data
pengambilan
keputusan
pada
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
memenuhi asumsi normalitas. Hasil
kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada
pengujian
gejala multikolinearitas (Ghozali, 2005:
One
Sample
Kolmogrov
Smirnov Test ditemukan bahwa nilai
91).
Dari
hasil
pengolahan
data
Asymp Sig (2tailed) yaitu 0,950 > 0,05.
diperoleh nilai tolerance value lebih dari
Hasil ini membuktikan bahwa data
0,1 dan VIF kurang dari 10, maka dapat
tersebut berdistribusi normal.
disimpulkan bahwa model regresi tidak
Uji Heteroskedastisitas
memiliki gejala multikolinearitas dan
Salah satu cara yang dapat digunakan
dapat digunakan dalam penelitian.
untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah
dengan
HASIL PENELITIAN
melihat penyebaran dari varians pada
Dari hasil SPSS 15.0 for windows
grafik scatter plot. Dasar pengambilan
dapat
keputusannya adalah: jika pola tertentu,
regresi: Y = 9,463 + 0,233X1 + 0,177X2.
seperti titik-titik yang ada membentuk
Berdasarkan hasil persamaan tersebut
suatu
dapat
pola
tertentu
(bergelombang,
yang
diartikan
model
bahwa:
persamaan
Konstanta
kemudian
dengan nilai 9,463 mempunyai makna
terjadi
bahwa apabila pengaruh fasilitas belajar
heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada
dan lingkungan belajar sama dengan 0
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
(nol), maka besarnya motivasi belajar
di atas dan di bawah angka nol, maka
siswa adalah 9,463. Pada persamaan
tidak
tersebut
menyempit),
melebar,
teratur
diperoleh
maka
terjadi
telah
heteroskedastisitas
diperoleh
koefisien
regresi
(Ghozali, 2005: 105). Dari hasil uji
bertanda positif (+) artinya jika tidak ada
SPSS 15.0 for windows grafik scatterlot
fasilitas belajar dan lingkungan belajar,
terlihat titik-titik menyebar secara acak
maka motivasi belajar siswa tetap
serta tersebar baik di atas maupun di
terjadi, karena ada faktor lain yang
bawah angka 0 pada sumbu Y. sehingga
mempengaruhi motivasi belajar selain
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
fasilitas belajar dan lingkungan belajar.
heteroskedastisitas.
Nilai
X1
=
0,233
merupakan
Uji Multikolinearitas
koefisien regresi, yang menunjukkan
Model regresi yang baik seharusnya
bahwa jika nilai variabel fasilitas belajar
tidak terjadi korelasi diantara variabel
(X1) ditingkatkan sebesar satu satuan
bebas. Uji multikolinearitas dapat dilihat
maka akan menyebabkan peningkatan
dari
nilai dari variabel terikat yaitu motivasi
nilai
Inflation
tolerance Factor
atau
(VIF).
Variance Jika
ada
belajar
tolerance lebih dari 10% atau VIF
(Y)
sebesar
0,233
satuan.
Artinya semakin baik atau semakin
10
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
meningkat variabel fasilitas belajar di
(X2)
rumah maka semakin meningkat pula
motivasi
motivasi belajar siswa, khususnya di
meningkat.
rumah. Begitu juga sebaliknya semakin menurun
belajar
(Y)
variabel cenderung
Koefisien Determinasi (R²) atau R square = 0,734, Hal ini mempunyai arti
khusunya di rumah maka semakin
bahwa pengaruh semua variabel bebas
menurun pula variabel motivasi belajar
(independen) fasilitas belajar (X1) dan
siswa.
lingkungan X2
fasilitas
maka
belajar
Nilai
variabel
ditingkatkan
=
(X2)
terhadap
merupakan
variabel dependen motivasi belajar (Y)
koefisien regresi, yang menunjukkan
sebesar 0,734 atau 73,4%, sedangkan
bahwa jika nilai variabel lingkungan
sisanya 0,266 atau 26,6% dipengaruhi
belajar (X2) ditingkatkan sebesar satu
oleh variabel lain selain variabel yang
satuan
diteliti.
maka
0,177
belajar
akan
menyebabkan
peningkatan nilai dari variabel terikat yaitu motivasi belajar (Y) sebesar 0,177
Pengujian Hipotesis
satuan. Artinya semakin baik atau
Uji t (Parsial)
semakin meningkat variabel lingkungan
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS
belajar maka semakin meningkat pula
15.0 for windows dapat diperoleh:
motivasi belajar siswa begitu juga
Tingkat signifikansi variabel fasilitas
sebaliknya semakin menurun variabel
belajar (X1) sebesar 0,000 < 0,05
lingkungan
sehingga
belajar
maka
semakin
dapat
disimpulkan
menurun pula variabel motivasi belajar
variabel
siswa.
berpengaruh secara signifikan terhadap
Sedangkan korelasi
untuk nilai koefisien
(model
summary)
fasilitas
belajar
bahwa (X1)
motivasi belajar (Y).
dapat
Tingkat
signifikansi
variabel
dijelaskan bahwa: Koefisien Korelasi
lingkungan belajar (X2) sebesar 0,000 <
(R) = 0,856
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hal ini menunjukkan hubungan yang
variabel
sangat
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel
kuat
(mendekati
fasilitas
lingkungan
antara
belajar (X1)
belajar
bersama-sama
1)
(X2)
terhadap
dan
lingkungan
belajar
(X2)
motivasi belajar (Y).
secara
Uji F (Simultan)
variabel
Berdasarkan
hasil
pengolahan
motivasi belajar (Y). Arah hubungannya
SPSS 15.0 for windows dapat diperoleh
positif artinya apabila variabel fasilitas
bahwa nilai signifikansi F lebih kecil
belajar (X1) dan lingkungan belajar
dari 0,05 (0,000 < 0,05). Sehingga dapat
11
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
disimpulkan bahwa fasilitas belajar (X1)
Selain itu hasil dalam penelitian ini juga
dan lingkungan belajar (X2) secara
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
simultan berpengaruh secara signifikan
oleh
terhadap motivasi belajar (Y).
penelitian
(Nurdin,
2011)
yang
terdapat
dengan
menyatakan
pengaruh
yang
hasil bahwa
signifikan
PEMBAHASAN
pemanfaatan fasilitas belajar terhadap
Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap
prestasi belajar.
Program
Fasilitas
belajar
yang
Keahlian APK di SMK Taruna Jaya
diharapkan
mampu
memaksimalkan
Gresik
kemampuan
dan
meminimalkan
Motivasi
Belajar
Dari
hasil
dilakukan
Siswa
analisis
secara
data
parsial
yang
(uji
lengkap
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
t)
siswa.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan
signifikan
antara
Pengaruh
fasilitas belajar (X1) terhadap motivasi
terhadap
belajar (Y) yang ditunjukkan pada nilai
Program Keahlian APK di SMK
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 <
Taruna Jaya Gresik
0,05). Hal tersebut juga terlihat dari koefisien
determinasi
didapatkan
dari
(r²)
penghitungan
Dari
Lingkungan Motivasi
hasil
Belajar
analisis
secara
Belajar Siswa
data
parsial
yang
yang
dilakukan
(uji
yaitu
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan
signifikan
belajar
(X2)
t)
sebanyak 23,30% fasilitas belajar yang
yang positif
antara
dibutuhkan untuk belajar siswa program
lingkungan
keahlian APK.
motivasi belajar (Y) yang ditunjukkan
terhadap
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada nilai signifikansi kurang dari 0,05
secara sendiri-sendiri (parsial) fasilitas
(0,000 < 0,05). Hal tersebut juga terlihat
belajar
dari koefisien determinasi (r²) yang
(X1)
berpengaruh
terhadap
motivasi belajar (Y). Artinya semakin
didapatkan
baik fasilitas belajar yang dimiliki oleh
sebanyak 17,70%.
siswa
di
rumah
maka
motivasi
dari
penghitungan
yaitu
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
belajarnya semakin meningkat.
secara
sendiri-sendiri
(parsial)
Hal tersebut sesuai dengan yang
lingkungan belajar (X2) berpengaruh
dikemukakan oleh Syah (2007: 154),
terhadap motivasi belajar (Y). Artinya
bahwa
merupakan
semakin baik lingkungan belajar yang
faktor yang dipandang turut menentukan
ada disekitar siswa, baik lingkungan
tingkat keberhasilan belajar siswa”.
keluarga
“fasilitas
belajar
12
maupun
lingkungan
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
masyarakat, maka motivasi belajarnya
bahwa fasilitas belajar dan lingkungan
semakin meningkat.
belajar berpengaruh terhadap motivasi
Hal tersebut sesuai dengan yang
belajar
sebesar
73,40%
sedangkan
dikemukakan oleh Purwanto (2006:
26,60% dipengaruhi oleh faktor lain ya
148), bahwa “lingkungan belajar itu
ng tidak diteliti dalam penelitian ini.
mendukung dan berperan besar dalam
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan siswa”. Selain itu hasil
semakin
dalam penelitian ini juga sesuai dengan
lingkungan belajar yang tersedia, maka
penelitian
yang
(Ariwibowo,
baik fasilitas
dilakukan
oleh
semakin
dengan
hasil
belajar siswa.
2012)
meningkat
belajar
pula
dan
motivasi
penelitian yang menyatakan bahwa ada
Hal tersebut sesuai dengan yang
pengaruh positif dan signifikan antara
dikemukakan oleh The Liang Gie (2002:
lingkungan belajar terhadap prestasi
33), bahwa “untuk belajar yang baik
belajar.
hendaknya tersedia fasilitas belajar yang baik
memadai”. Demikian dengan halnya
merupakan lingkungan belajar yang
lingkungan belajar, Djamarah (2002:
kondusif. Sehingga apabila lingkungan
142) mengemukakan bahwa “interaksi
belajar yang kondusif dapat tercipta
dari lingkungan belajar selalu terjadi
maka
bisa
dalam mengisi kehidupan anak serta
berkonsentrasi dan dapat tercapai tujuan
mempunyai pengaruh yang signifikan
belajarnya.
terhadap
Lingkungan
siswa
Pengaruh
belajar
yang
akan
Fasilitas
lebih
Belajar
belajar
anak”.
Menurut
Alderfer (dalam Nashar, 2004: 42)
dan
terhadap
“motivasi
Program
kecenderungan siswa dalam melakukan
Keahlian APK di SMK Taruna Jaya
kegiatan belajar yang didorong oleh
Gresik
hasrat untuk mencapai hasil belajar
Lingkungan Motivasi
Belajar
Belajar
Siswa
belajar
merupakan
Dari hasil anlisis data secara simultan
sebaik mungkin”. Selain itu penelitian
melalui uji F terbukti bahwa fasilitas
ini juga sesuai dengan penelitian yang
belajar (X1) dan lingkungan belajar
dilakukan oleh (Hamdu & Agustina,
(X2) secara simultan berpengaruh positif
2011) dengan hasil penelitian yang
terhadap motivasi belajar (Y) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
ditunjukkan
yang signifikan antara motivasi belajar
pada
nilai
signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
terhadap prestasi belajar.
Koefisien determinasi simultan (R²)
Tersedianya fasilitas belajar yang
sebesar 73,40%. Hal ini menu jukkan
lengkap dan lingkungan belajar yang
13
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
kondusif dapat mendorong siswa untuk
miliki sangat nyaman digunakan untuk
belajar dengan baik dan dapat tercapai
belajar di rumah tergolong sangat
tujuan belajarnya.
rendah. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
Simpulan
penelitian
ini
untuk
Fasilitas belajar berpengaruh positif
mengetahui pengaruh motivasi belajar
terhadap motivasi belajar siswa program
siswa dengan menambah variabel bebas
keahlian APK di SMK Taruna Jaya
lainnya.
Gresik dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
belajar
berpengaruh
Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk. 2011.
positif terhadap motivasi belajar siswa
Cara Cerdas Menguasai Eviews.
program keahlian APK di SMK Taruna
Jakarta: Salemba Empat.
Jaya Gresik dengan nilai signifikansi Arikunto, Suharsimi .2006. Prosedur
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Fasilitas
belajar
dan
Penelitian
lingkungan
Suatu
Pendekatan
Teknik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
belajar secara simultan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa
Aqib, Zainal. 2002. Profesional Guru
program keahlian APK di SMK Taruna
Dalam Pembelajaran. Surabaya:
Jaya Gresik dengan nilai signifikansi
Insan.
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Dalyono,
M.
2001.
Pendidikan.
Saran Orang
tua
diharapkan
Psikologi
Jakarta:
Rineka
Cipta.
mampu
memberikan perhatian secara rutin pada
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan
anak dalam hal belajar. Hal ini dapat
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
dilihat pada item pernyataan saat belajar
Cipta.
orang tua saya tidak mengganggu saya dalam belajar tergolong sangat rendah. Selain
itu
diharapkan
juga
orang
mampu
tua
Djamarah,
juga
Syaiful
Bahri.
2002.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
memperhatikan
Cipta.
kebutuhan fasilitas belajar siswa yang hal
ini
dapat
dilihat
pada
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
item
Multivariate
pernyataan saya memiliki penggaris
dengan
Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit
sendiri dan ruang belajar yang saya
Universitas Diponegoro.
14
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
Hamdu, Ghullam & Lisa Agustina.
Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan
2011. Pengaruh Motivasi Belajar
Kemauan Awal dalam Kegiatan
Siswa terhadap Prestasi Belajar
Pembelajaran.
IPA di Sekolah Dasar (Studi
Press.
Jakarta:
Delia
Kasus terhadap Siswa Kelas IV Nurdin. 2011. Pengaruh Minat Baca,
SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang
Kota
Pemanfaatan
Tasikmalaya).
Fasilitas
dan
Sumber Belajar terhadap Prestasi
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.
Belajar IPS Terpadu SMP Negeri
12 No. 1, (http://jurnal.upi.edu/8-
13
ghullam_hamdu.pdf diakses 15
Bandar
Lampung.
Jurnal
Ekonomi & Pendidikan Vol. 8
Februari 2014).
No. Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
1,
(http://journal.uny.ac.id/574.pdf
Pendidikan (Umum dan Agama
diakses 28 Desember 2013)
Islam). Jakarta: Raja Grafindo Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa
Persada.
Statistik Inayah, Ridaul, Trisno Martono & Hery Sawiji.
2013.
Kompetensi Belajar
dan
Pratiwi,
Motivasi
Pelajaran
Tahun
2011/2012.
Jurnal
Prestasi
Mahasiswa
Ekonomi
2008.
Fakultas Universitas
Pembangunan
Nasional
“Veteran” Yogyakarta. JAMBSP Vol.
Pendidikan Insan Mandiri Vol 1
4
No.
2,
(http://www.stiesia.ac.id/j201240
No.1,
2.pdf diakses 28 Desember 2013).
(http://eprints.uns.ac.id/1961/1/18 99-4276.pdf diakses 28 Desember
Purwanto,
2013).
Ngalim.
Pendidikan.
Semarang:
2004. Bandung:
Psikologi Remaja
Rosda Karya.
Muhib. Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Wahyu.
dan Fasilitas Belajar terhadap
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tengah
Krisnandini
Analisis Pengaruh Kematangan
Fasilitas
Mata Pelajaran Ekonomi pada
Jawa
SPSS.
Yogyakarta: Media Kom.
Belajar terhadap Prestasi Belajar
Lasem
Dengan
Pengaruh
Guru,
Siswa
Data
UPT
Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan
UNNES Press.
Memakai Analisis JAlur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.
15
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik
Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis JAlur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Sardiman, A. M. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sardiman, A. M. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2011. Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono.
2006.
Penelitian.
Statistika
untuk
Bandung:
Alfabeta
2007.
Psikologi
Bandung. Syah,
Muhibbin.
Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada The Liang Gie. 2002. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Lembaga Bina Prestasi.
16