PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Syari’ah
r
Oleh: MAYYA PUJI FEBRIANA 052411085
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
Muhammad Saifullah, M.Ag Jl. Taman Karonsih 4. No.1181 Tambakaji Ngaliyan Semarang H. Suwanto, S.Ag, M.M Ds. Troso, RT/RW 06 /01. Kec. Pecangaan, Kab. Jepara PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eks. Hal
: Naskah Skripsi A.n. Sdr. Mayya Puji Febriana Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah saya memberikan bimbingan dan koreksi seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama
: Mayya Puji Febriana
Nim
: 052411085
Judul
:”PENGARUH
ETOS
KERJA
ISLAM
TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKTAY
SYARI’AH
ARTHA
MAS
ABADI
KABUPATEN PATI” Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Muhammad Saifullah, M.Ag NIP. 19700321 199603 1 003
Pembimbing II
H. Suwanto, S.Ag, M.M NIP. 19700302 200501 1 003
ABSTRAK
Etos kerja islam merupakan bagian dari konsep islam yang merupakan nilai-nilai untuk membentuk kepribadian seseorang yang baik dalam bekerja. Etos kerja islam ini juga menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kehidupan, dalam penelitian ini bahwa kinerja karyawan dipengaruh oleh etos kerja islam, maka semakin tinngi etos kerja islam semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut. Sehingga etos kerja islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati, karena yang sedikitnya belum banyak BPRS menerapkan sistem etika kerja islam dalam operasional kerjanya. Bahwa BPRS merupakan suatu lembaga keuangan yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk aktivitas pembiayaan yang berdasarkan dengan prinsip syari’ah. Dari latar belakang tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimanakah pengaruh dan penerapan etos kerja islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Penerapan dan pengaruh etos kerja slam terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati. Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data yaitu primer, sekunder, populasi dan sampel, dan beberapa metode yaitu antara lain : Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode angket (kuesioner) yaitu pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Dan menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya. Dan menggunakan alat ukur berupa validitas dan reliabilitas untuk melihat kevaliditan hasil penelitian dan reliabel dalam crombach alpha, Selanjutnya menggunakan metode analisis data dengan menggunakan beberapa metode. Pertama, metode analisis factor yaitu metode yang digunakan untuk meringkas atau mereduksi data dari variable banyak menjadi variable sedikit. Kedua, menggunakan metode analisis regresi sederhana yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu variabel etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji simulasi (uji f) yaitu digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil penelitian tersebut, dilihat secara simultan bahwa variabel etos kerja islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 0,725 atau 72,5% dan sisanya yang tidak mempengaruhi sebesar 25,5%. Kedua, Secara koefisien determinan variabel etos kerja Islam berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 28.947%. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak untuk dapat meningkatkan kinerja.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,
Desember 2009
Deklarator,
Mayya Puji Febriana NIM. 052411085
MOTTO
… χÎ) ©!$# Ÿω çÉitóム$tΒ BΘöθs)Î/ 4©®Lym (#ρçÉitóム$tΒ öΝÍκŦàΡr'Î/ … “……….Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……...” (QS.Ar-Ra’d :11)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba Allah dan Insan akademis, karya ilmiah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Pembimbing Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag, dan Bapak H. Suwanto, S.Ag, M.M Seluruh karyawan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi Kabupaten Pati. Semua keluarga penulis: Bapak dan Ibu tercinta ( Mathori dan Umi Haryani) serta Adek-adek tersayang (Thoni dan Miela) Kelurga besar pati (Om Aries, Bulek Erna, Bulek Toon, Bulek Enii,Om Mat, Om,Too, DeK I’am, Dek Alim, Dek LuLuk, Dek UjiB, n Dek Nisfa) Keluarga Yogyakarta (Om Juk, Bulek Hayati, Dek Fina dan Dek Ifa})
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “PENGARUH
ETOS
KERJA
ISLAM
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH PATI.” dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Abdul jamil, MA selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. H. Muhyiddin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 3. Bapak Muh. Saifullah, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam 4. Bapak Muh.Saifullah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak H. Suwanto, S.Ag, M.M selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Karyawan BPRS Artha Mas Abadi Pati yang telah membantu memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga bagi penulis 7. Seluruh Anggota Besar Penulis: Bapak-Ibu ku tercinta (Mathori dan Umi Haryani) serta Semua Keluarga Pati, penulis menghaturkan terima kasih yang agung. Kalian semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk selalu melangkah optimis. 8. Untuk Teman-Teman Penulis Di Paket EiA 2005, terima kasih kawan kalian adalah teman-teman yang paling baik dan jangan pernah terputus tali persahabatan kita. 9. Untuk Teman-Teman Kos Mama-Miaa, (Pink, Cely, Icha, Uling, Hans, Erna, dan Anaa) kalian adalah teman-teman yang selalu ada dalam suka maupun duka. 10. Kakak ku Di_din, terima kasih ku ucapkan telah mengisi hari-hari penulis menjadi lebih berarti, pengorbanan untuk mencurahkan perhatian dan memberikan motivasi semakin memantapkan penulis dalam menjalani hidup. Kasih sayangmu, sulit untuk dilupakan.
Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan skripsi ini, namun semuanya tak akan lepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu sehingga sempurnanya penulisan skripsi ini.
Semarang,
Desember 2009
Penulis
Mayya Puji Febriana NIM. 052411085
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... iv HALAMAN DEKLARASI................................................................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... ix HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 10 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 11 E. Sistematika Skripsi.................................................................. 11
BAB II
TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori........................................................................ 13 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah................................... 13 a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.......... 13 b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah................. 13 c. Perbedaan BPRS dan BPR .......................................... 14 d. Produk-produk Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.... 14 2. Etos Kerja Islam................................................................ 17 a. Pengertian Etos Kerja Islam........................................ 17 b. Sistem Etos Kerja Islam .............................................. 22 c. Konsep-konsep Etika Islam ........................................ 24 d. Penerapan Etos Kerja Islam…………………………. 30
3. Kinerja ..............................................................................31 a. Pengertian Kinerja.......................................................31 b. Faktor-faktor Kinerja .................................................33 c. Manfaat Penilaian Kinerja...........................................33 d. Tujuan Penilaian Kinerja ............................................34 e. Sistem Penilaian Kinerja .............................................34 B. Penelitian terdahulu.................................................................35 C. Kerangka Berpikir...................................................................37 D. Hipotesa ..................................................................................38
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 40 1. Data Primer ....................................................................... 40 2. Data Sekunder ................................................................... 41 B. Populasi Penelitian.................................................................. 42 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42 1. Metode Angket (Kuesioner).............................................. 43 2. Metode Dokumentasi ........................................................ 44 D. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 44 1. Validitas ............................................................................ 44 2. Reliabilitas ........................................................................ 46 E. Metode Analisis Data.............................................................. 47 1. Analisis Faktor ................................................................. 47 2. Analisis Regresi Sederhana............................................... 48 a. Uji Simultan (Uji f) ..................................................... 49 b. Uji Determinasi .......................................................... 49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ........................................................................ 52 1.
Gambaran Umum BPRS Artha Mas Abadi Pati................ 52
a. Sejarah Singkat.............................................................. 52 b. Visi BPRS Artha Mas Abadi ........................................ 55 c. Misi BPRS Artha Mas Abadi........................................ 56 d. Produk BPRS Artha Mas Abadi.................................... 57 e. Struktur Organisasi ...................................................... 59 2.
Karakteristik Responden BPRS Artha Mas Abadi ............ 61 a. Jenis kelamin ................................................................ 61 b. Pendidikan responden ................................................... 62 c. Pekerjaan responden ..................................................... 63 d. Agama responden ......................................................... 63 e. Usia responden .............................................................. 64
3.
Deskriptif Data Penelitian Pada BPRS Artha Mas Abadi . 65 a. Hasil Penerapan Etos Kerja Islam ............................... 66 b. Hasil Analisis Kinerja.................................................. 70
4.
Hasil Analisis Data Validitas dan Reliabilitas................... 71 a. Uji Factor..................................................................... 73 b. Analisis Regresi Sederhana ........................................ 81 c. Hasil Persamaan Regresi ............................................. 83
B. Pembahasan .............................................................................. 84
BAB V
PENUTUP A. KESIMPULAN ......................................................................... 91 B. SARAN .................................................................................... 91 C. PENUTUP................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jenis kelamin responden…………………………………...51
Tabel 2
Pendidikan Responden…………………………………….52
Tabel 3
Pekerjaan responden……………………………………….52
Tabel 4
Agama responden…………………………………………..53
Tabel 5
Umur responden …………………………………………...54
Tabel 6
Hasil Skor Kuesioner Regresi……………………………...54
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen............................................62
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Instrumen...............................................63
Tabel 9
KMO and Bartlett’s test.......................................................66
Tabel 10
Communalities......................................................................67
Tabel 11
Total Variance Explained.....................................................69
Tabel 12
Component Matrix................................................................71
Table 13
Model Summary...................................................................74
Tabel 14
Anova...................................................................................75
Tabel 15
Coefficient...........................................................................76
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Dalam menghadapi beratnya tekanan persaingan seharusnya Indonesia telah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sejak duapuluh tahun yang lalu karena hanya sumber daya manusia yang handal yang dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi Negara berkembang seperti Indonesia untuk mendapatkan manfaat dari era globalisasi.1 Manajemen kinerja bekerja dengan mengindikasikan arah yang sebenarnya dan arah yang diinginkan, sama seperti mengindikasikan dimana posisi individu atau tim saat ini dan membantu memfokuskan perhatian dan usaha pada arah yang diinginkan. Sayangnya, manajemen kinerja ini sering diartikan terlalu spesifik dan sempit oleh para manager, dimana mereka menyamakannya dengan penghargaan kinerja Padahal, penghargaan kinerja hanyalah sesuatu yang sangat penting, tapi sangat jauh kaitannya dengan manajemen kinerja.2 Karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi, seperti komentar yang baik dari mitra kerja, tetapi penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk 1
http:// Pustaka.net/analisis factor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap kinerja pegawai yang telah menerapkan SNI.com/2009/07/15. 10.00 WIB 2 http://74.125.153.132./search=cache :Bnhl 21.sSRF4j: yasinta.wordpress.com/2008/09/05.
1
2
mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, masyarakat semuanya memperoleh manfaat.3 Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan Sumber Daya Manusia terutama dalam kinerjanya. Maka di sinilah sangat penting untuk disadari oleh setiap pimpinan suatu organisasi yaitu dengan adanya teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi (kinerja) karyawan antara lain adalah dengan memberikan motivasi agar dapat melangsungkan tugas mereka sesuai aturan dan pengarahan.4 Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah tumbuh sangat cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di Indonesia. Di mana telah diatur dalam UU Nomor 7 tahun 1992 yaitu tentang perbankan pasal 5 ayat 1 yang diperbaharui dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa menurut jenisnya, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) adalah BPR biasa yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip ekonomi syari’ah (islam) terutama bagi hasil.5 Berdirinya BPR Islam di Indonesia selain didasari oleh tuntutan bermuamalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian
Indonesia
yang
dituangkan
dalam
berbagai
paket
kebijaksanaan keuangan, moneter, itu perbankan dilihat secara umum, 3
Randall S. Schuler dan Susan E .Jacson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21,ilid 2, Jakarta : Erlangga, 1996, hlm. 3. 4 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPEF, 2000, hal. 163 5 M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta : MUP-UMS, 2006, hlm. 61.
3
sedangkan secara khusus yaitu mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai bank tanpa bunga.6 Kehadiran perbankan Syari’ah di Indonesia dengan diawali berdirinya Bank Muamalat Indonesia, telah menjadi tonggak penting dalam kehidupan perbankan syari’ah di Indonesia. Karena Bank Muamalat membuktikan mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang sangat parah, saat krisis ekonomi meruntuhkan banyak Bank-bank Konvensional, sehingga harus masuk dalam program rekapitulasi pemerintah bahkan harus dilikuidasi. Keberhasilan Bank Muamalat telah memacu kalangan perbankan untuk terjun pada bank syari’ah, prospek perbankan syari’ah sangat cerah dan potensial sebab daya dukung penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem syari’ah adalah sistem yang dapat diandalkan.7 Dengan tumbuh dan berkembangnya perbankan syari’ah disertai dengan perkembangan lembaga keuangan syari’ah lainnya, yang akan memberikan alternatif dan kelengkapan dari sebuah sistem keuangan yang mantap, daya dukung perekonomian dan kegiatan bisnis harus ditopang oleh lembaga-lembaga lainnya.8 Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah BPR meningkat cukup signifikan. Jumlah BPR di Indonesia posisi Desember 2004 sebanyak 2.158 BPR sedangkan 6
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2004, hlm. 29. 7 Rahman El Junusi, ’’Pengaruh Religiositas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang : IAIN Walisongo Semarang, 2005, hlm.2,td. 8 Ibid. hlm 2.
4
jumlah BPR di Jawa Tengah pada posisi yang sama sebanyak 598 BPR (27,71% dari total BPR di Indonesia). Jumlah BPR yang cukup banyak tersebut di satu sisi dapat memperlancar fungsi intermediasi namun di sisi lain memberatkan pemilik berkaitan dengan ketentuan pemenuhan modal disetor terutama bagi BPR yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.9 Penilaian kinerja Keuangan dan manajemen karyawan di beberapa BPRS dilakukan dengan menilai Tingkat Kesehatan (TKS) BPRS dimaksud dan menggunakan merger. Salah satu syarat BPR yang akan melakukan merger adalah TKS BPR hasil merger berpredikat cukup sehat. Kondisi tingkat kesehatan BPR merger di wilayah Jawa Tengah posisi September 2008
dibandingkan
pada
saat
persetujuan
merger
secara
umum
menunjukkan kinerja yang baik hal tersebut ditandai dengan sebanyak 28 BPR (82,35%) TKS-nya naik/tetap, sedangkan sisanya (6 BPR) TKS-nya menurun. BPR merger yang TKS-nya menurun antara lain disebabkan terdapat beberapa permasalahan keuangan yang baru terkuak setelah merger, di samping meningkatnya jumlah kredit non-lancar. Kantor Bank Indonesia di Jawa Tengah (KBI Semarang, Solo, dan Purwokerto) terus melakukan pembinaan secara serius dan berkesinambungan terhadap BPR merger yang TKS-nya menurun sehingga diharapkan pada tahun 2009 BPR dimaksud meningkat kinerjanya.10 PT. BPRS Artha Mas Abadi merupakan bank syari’ah pertama di kota Pati, yang merupakan salah satu unit usaha dari Pesantren Maslakul 9
http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Merger di Jawa Tengah. Com & task. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. 10 Ibid, 27 Juli 2009. 11.00 WIB
5
Huda yang diasuh oleh KH. MA Sahal Mahfudz yang pada awalnya merupakan modal pinjaman, akan tetapi sukses karena dikelola dengan sistem manajemen professional. Sehingga, merupakan salah satu perusahaan perbankan syari’ah yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat pedesaan dan pinggiran kota yang berpotensi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengusaha kecil mikro, dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa terutama untuk meningkatkan peranan pengusaha kecil muslim yang juga didalamnya terdapat para santri. Melalui proses seksama BPRS Artha Mas Abadi di bawah BPPM Maslakul Huda yang berdomisili di desa Kajen Margoyoso memperoleh ijin prinsip No 7/1776/DPbs kemudian disusul penerbitan ijin usaha No.8/46/KEP.GBI/2006 yaitu untuk beroperasional melayani masyarakat umum, dalam menumbuh kembangkan USP (Unit Simpan Pinjam) Syari’ah agar bisa berperan sebagai lembaga keuangan yang akan memberikan pembiayaan dan menghimpun dana dari para santri dan masyarakat sekitar. Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) Artha Mas Abadi terkait erat dengan keberadaan Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM ) Pesantren Maslakul Huda yang didirikan pada tahun 1978 oleh KH. MA. Sahal Mahfudh. Setelah mendirikan badan keuangan konvensional (BPR ARTHA HUDA ABADI), BPPM Pesantren Maslakul Huda melalui Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi mengembangkan lembaga keuangan syari’ah dengan mendirikan USP
6
Syari’ah. Dengan berdirinya USP Syari’ah ini diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan ekonomi rakyat dengan sistem syari’ah.11 Namun BPRS Artha Mas Abadi selama ini belum pernah melakukan pengukuran kinerja secara keseluruhan yang dilakukan oleh beberapa BPRS lainnya seperti halnya dilakukan dengan menilai tingkat kesehatan (TKS) dan menggunakan merger,12 karena Perusahaan masih terfokus pada tolok ukur keuangan yang bersifat jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan, proses bisnis internal maupun pembelajaran dan pertumbuhan. Keberhasilan yang dilihat dari kinerja keuangannya saja tidaklah memberikan gambaran secara utuh mengenai kemampuan perusahaan dalam bersaing dan terus menghasilkan profit baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menghadapi kondisi demikian, PT. BPRS Artha Mas Abadi harus lebih meningkatkan kinerja manajemennya di setiap bidang dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal berupa etika kerja Islam yang dimiliki.13 Kinerja karyawan BPRS tidak akan muncul tanpa ada faktor-faktor yang melatarbelakanginya, dengan demikian dampak selanjutnya tentu saja kinerja karyawan BPRS akan terasa lebih efektif. Oleh karena itu penting sekali
mengambil
tindakan
untuk
menganalisis
etika
kerja
yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Pada dasarnya semua kegiatan usaha yang
11
http://www.maslakulhuda.net/index.php?option=com_content&task=view&id=9. 12 Agustus 2009. 10.30 WIB 12 http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Marger di Jawa Tengah Op.cit. 27 Juli 2009. 11.00 WIB 13 http : // elibery. mb.ipb. ac. Id/gdi. Php? Mod = browse & op = read & id = mbip. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.
7
dilaksanakan oleh BPRS bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, adanya peningkatan kegiatan usaha yang ditangani, diharapkan pendapatan anggotanya meningkat. Maka dari itu sangat diharapkan partisipasi
karyawan
dalam
meningkatkan
kinerja
BPRS
dengan
melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang telah diberikan oleh BPRS.14 Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu suatu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis dalam sekelompok orang.15 Maka secara lengkapnya ”etos’’ ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan, yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia. Perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan ”etis” yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.16 Sehingga dengan kata ”etik” atau ”etos’’ dikenallah istilah etika bisnis yaitu cara atau pedoman perilaku dalam menjalankan sesuatu usahanya.17 Menurut Rafik Issa Beekum etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika adalah khuluq.18 Etika kerja Islam yang bersumber dari syari’ah yang terdirii
14
http : //one. Indoskripsi. Com/ node / 4066. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. Henk ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1994, hlm 129. 16 Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm. 410 17 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm 25 18 Rafik Issa Bekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm 3. 15
8
dari al-Qur’an dan hadist.19 Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif hadist
adalah
semacam
kandungan
”spirit”
atau
semangat
yang
menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Seseorang yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.20 Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah etika kerja yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an, yang bertujuan menolak anggapan bahwa bisnis hanya merupakan aktivitas keduniaan yang terpisah dari persoalan etika dan pada sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis Al-Qur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.21 Etika kerja Islam menekankan kooperasi dalam kerja dan konsultasi merupakan jalan untuk mengatasi rintangan dan mencegah terjadinya error. Etika kerja Islam menekankan
kreatifitas
kerja
sebagai
sumber
kebahagiaan
dan
kesempurnaan. Singkatnya etika kerja Islam menyatakan bahwa hidup tanpa kerja adalah tidak berarti dan melaksanakan aktivitas ekonomi adalah sebuah kewajiban.22 Karyawan merupakan aset terpenting bagi perusahaan. Kualitas pelayanan konsumen atau nasabah tergantung pada etika kerja pelayanan
19
Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003, hlm. 19 20 Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 21 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Pustaka Pesantren : Yogyakarta, 2006, hlm. 5 22 Astri Fitria, Op. cit, hlm. 16-17
9
atau tingkat kinerja seorang karyawan. Begitu halnya apabila seseorang karyawan memiliki penghayatan etika kerja Islam, motivasi yang tinggi, maka dia akan bekerja dengan giat dan puas atas hasil kerja yang dicapai, karena etika kerja Islam bukan hanya seperangkat konsep ideal tetapi juga suatu amal praktikal yang akan tetap aktual.23 Melihat realita perkembangan perbankan yang sangat kompetitif, menuntut para karyawan untuk melakukan peningkatan kinerja atau prestasi baru dengan menggunakan etika kerja Islam yang harus dilakukan oleh karyawan perbankan syari’ah khususnya Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi, agar para nasabah berminat untuk menggunakan produk atau jasa-jasa Bank Syari’ah atau merekrut para nasabah yang ada pada Bank Konvensional supaya berpindah pada Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi. Mendasarkan pada latar belakang di atas maka pengaruh etos kerja Islam pada karyawan BPRS sangatlah menarik untuk diteliti dengan mengkaitkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu dengan menerapkan etos kerja muslim pada karyawan agar dapat meningkatkan kinerja, sebagaimana untuk diterapkan pada
BPRS Artha
Mas Abadi yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’at Islam. Maka hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
23
hlm. 1
Toto Tasmara , Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta : PT Dana Bhakti Wakaf, 1995,
10
(BPRS) ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI” (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah [BPRS] kabupaten Pati).
1.2
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan etos kerja Islam pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten Pati. 2. Bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten Pati.
1.3
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui penerapan etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten Pati. 2. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten Pati.
11
1.4
MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu ekonomi Syari’ah, khususnya bagi pihak Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah dalam memperhatikan kinerja karyawan terutama dalam hal etos kerja islam. 2. Kegunaan praktis Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan pengetahuan Lembaga Keuangan Syari’ah dan menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pengaruh etos kerja terhadap kinerja karyawan.
1.5
SISTEMATIKA PENULISAN Secara luas sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I :
Berisi pendahuluan untuk mengantarkan permasalahan skripsi secara keseluruhan. Pendahuluan pada bab pertama ini didasarkan pada bahasan masih secara umum. Bab ini nantinya terdiri dari tujuh sub bab, yaitu Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan.
12
Bab II : Akan dipaparkan mengenai kerangka teori dan bahasan untuk mengantarkan kepada pembahasan tentang etos kerja Islam terhadap Kinerja karyawan. Bab III : Karena penelitian ini berupa penelitian lapangan, maka akan penulis paparkan mengenai metode penelitian yaitu berupa sumber
dan
jenis
data,
populasi
dan
sampel,
metode
pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV : Setelah pembahasan yang mendalam pada landasan teori dan perolehan data yang dicari, kemudian penyusun memaparkan sejarah atau gambaran umum BPRS Artha Mas Abadi serta pemabahasannya secara analisis data kuantitatif, sejalan dengan pokok permasalahan yang telah penyusun jelaskan sebelumnya. Bab V :
Berisikan penutup dan kesimpulan yang merupakan jawaban atas pokok permasalahan yang penyusun ajukan dan juga berisi saran-saran yang akan berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak-pihak yang lain pada umumnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah 2.1.1.1 Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bank
rakyat
syari’ah
adalah
bank
yang
pola
operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’ah terutama bagi hasil. BPRS didirikan sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi dalam perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, itu dilihat secara umum. Sedangkan secara khusus mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga atau rate of interest, selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau system perbankan syari’ah. 24
2.1.1.2 Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Tujuan dengan berdirinya BPRS adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah
24
Sholahuddin. Op. cit. hlm. 61-62
14
2. Meningkatkan pendapatan perkapita 3. Menambah lapangan kerja 4. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan 13 meningkatkan pendapatan perkapita ekonomi dalam rangka menuju kehidupan yang memadai.25 2.1.1.3 Perbedaan BPR Syari’ah dan BPR Konvensional ¾ ¾ ¾ ¾
BPR Bagi hasil berdasarkan bunga Yang diperjualbelikan uang bukan barang Menunggu datangnya nasabah (bersifat pasif) Tabunganya bersifat Fixed (tabungan yang bunganya sudah pasti)
BPRS ¾ Bagi hasilnya berdasarkan prinsip syari’ah ¾ Yang diperjual belikan barang bukan uang ¾ Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif) ¾ Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif) ¾ Tabungannya berbentuk mudharabah ( suatu akad kerja sama shohibul mal dengan mudhorib dan keuntungannya ditentukan bersama)
2.1.1.4 Produk-Produk BPRS Produk BPRS tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mobilisasi dana masyarakat a. Simpanan amanah Bank menerima titipan amanah atau Trustee account yaitu berupa dana ZIS karena bank dapat menjadi 25
Ibid. hlm. 63-64
15
perpanjangan tangan baitul maal dalam menyimpan dan menyalurkan dana umat agar bermanfaat. b. Tabungan wadi’ah Prinsip dasar wadi’ah menyebutkan seseorang penitip barang wajib membayar seluruh biaya yang dikeluarkan pihak yang dititipi secara otomatis untuk keperluan pemeliharaan barang titipan tersebut. c. Deposito wadiah atau deposito mudharabah Adalah wadi’ah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada bank. 2. Penyaluran dana a. Pembiayaan Mudharabah Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha, dimana pihak bank menyediakan pembiayaan modal usaha atas dasar perjanjian bagi hasil. b. Pembiayaan Musyarakah Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan
pengusaha,
dimana
keduanya
sama-sama
menyertakan modalnya serta dikelola secara bersama pula atas dasar perjanjian bagi hasil.
16
c. Pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha atau nasabah, dimana bank menyediakan untuk pembelian barang atau aset yang dibutuhkan nasabah untuk mendukung suatu usaha d. Pembiayaan Murabahah Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk modal kerja yang dibutuhkan nasabahnya dan yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank tersebut. e. Pembiayaan Qordul Hasan Adalah Suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah yang diperuntukkan kepada pengusaha kecil atau perorangan dan penerima pembiayaan hanya dibebani biaya administrasi.26
26
Ibid. hlm. 64-66
17
2.1.2
Pengetahuan Tentang Etos Kerja Islam 2.1.2.1 Pengertian Etos Kerja Islam Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis se sekelompok orang.27 Maka secara lengkapnya ”etos’’ ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan ”etis” yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.28 Jadi etika adalah seperangkat nilai tentang baik, benar, buruk, dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya dalam perilaku dan tindakan. Sehingga etika salahsatu faktor penting bagi terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik.29 Kerja adalah segala aktivitas yang dilakukan karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang benar untuk menghasilkan karya atau
27
Henk Ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994, hlm 129. 28 Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm. 410 29 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007, hlm 63-64
18
produk yang berkualitas dan dilakukan dengan kesengajaan dan direncanakan.30 Menurut Kidron dalam Yousef pada etika kerja Islami lebih berorientasi pada penyelamatan individu di akhirat berdasarkan
doktrin
agama.
Maksudnya
bahwa
kerja
mempunyai etika yang harus selalu diikutsertakan di dalamnya oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter pahala dan siksa.31 Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam lapangan kehidupannya yang amat luas dan komplek. Etos kerja merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam bekerja.
Yang
kemudian
membentuk
semangat
yang
membedakannya antara yang satu dengan yang lain. Etos kerja Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan inovatif.32
30
Toto Tasmara, Op. cit, hlm 15-17 Astri Fitria, Op. cit, hlm. 16 32 Moh Ali Azizi, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005, hlm. 35 31
19
Pemahaman etika menurut konsep Islam diungkapkan Triyuwono dari Astri Fitria, bahwa tujuan utama etika menurut Islam adalah menyebarkan rahmat pada semua makhluk, tujuan itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan misi sejati hidup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya bersifat transendental karena tujuan itu tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah dunia ini, etika ini terekspresikan dalam bentuk syari’ah yang terdiri dari al-Qur’an dan hadist.33 Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif hadist adalah semacam kandungan ”spirit” atau semangat yang menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Seseorang yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.34 Hal ini dapat di lihat dalam Hadis Shoheh muslim dalam bab Amar ma’ruf nahi munkar dalam jilid I yaitu Rasulullah bersabda :
ﻢ ﺎِﻧ ِﻪ ﹶﻓِﺈ ﹾﻥ َﱠﻟ ﹶﻓِﺒِﻠﺴﺘ ِﻄﻊﺴ ﻳ ﻢ ﻴ ِﺪ ِﻩ ﹶﻓِﺈ ﹾﻥ ﱠﻟ ِﺑﻩﺮﻐﻴ ﺍ ﹶﻓﹶﻠﻴﻨ ﹶﻜﺮﻣ ﻢ ﻨ ﹸﻜﺭﺃﹶﻯ ِﻣ ﻦ ﻣ 35 (ﺎ ﹸﻥ )ﺍﳊﺪﻳﺚﻳﻤ ﹶﺍ ِْﻹﻌﻒ ﺿ ﻚ ﹶﺃ ﻭﺫﹶﺍِﻟ ﹶﻓِﺒ ﹶﻘ ﹾﻠِﺒ ِﻪﺘ ِﻄﻊﺴ ﻳ Artinya : “Barangsiapa di antara kamu melihat terjadinya kemungkaran, hendaklah kamu cegah dengan tangan; apabila tidak sanggup dengan tangan, hendaklah 33
Astri fitria, Op. cit. hlm. 19 Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 35 Abu Hussein bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, jilid I, Libanon : Dar-al Fikr, t.th, hlm. 50. 34
20
dengan lidah; dan apabila tidak sanggup dengan lidah, cegahlah dengan hati; tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim) Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah etika kerja yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Yang bertujuan menolak anggapan bahwa bisnis hanya merupakan aktivitas keduniaan yang terpisah dari persoalan etika dan pada sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis AlQur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.36 Dengan demikian, etika kerja merumuskan pengertian yaitu etika digunakan dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral, atau ilmu baik tentang baik dan buruk yang menjadi pegangan seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.37 Hal ini dapat dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 104 tersebut menyeru dalam kebajikan :
ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨﻳﻭ ﻑ ِ ﻭﻌﺮ ﻤ ﻭ ﹶﻥ ﺑِﺎﹾﻟﻣﺮ ﻳ ﹾﺄﻭ ﻴ ِﺮﺨ ﻮ ﹶﻥ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﺪﻋ ﻳ ﻣ ﹲﺔ ﻢ ﹸﺃ ﻨ ﹸﻜﻦ ِﻣ ﺘ ﹸﻜﻭﹾﻟ ∩⊇⊃⊆∪
ﻮ ﹶﻥﻤ ﹾﻔِﻠﺤ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻚ ﻭﺃﹸﻭﹶﻟِﺌ ﻨ ﹶﻜ ِﺮﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟﻤ
Artinya : ”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan merekalah orang-orang yang beriman” 38 36
R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2006, hlm 5 37 Ibid. hlm. 41 38 Al-Qur'anul Karim, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Thoyyibah, t.t, hlm. 63
21
Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan meliputi seluruh wilayah kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat keadilan syariah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria untuk membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang buruk (batil). Dengan menggunakan syariah bukan hanya membawa individu lebih dekat dengan tuhan, tetapi juga memfasilitasi terbentuknya masyarakat yang adil yang di dalamnya individu mampu
merealisasikan
potensinya
dan
kesejahteraan
diperuntukkan bagi semua.39 Toto
Tasmara
menyebutkan
dalam
bukunya
membudayakan Etos Kerja Islami bahwa terdapat 25 prinsip atau ciri Etos Kerja Muslim yang mengarahkan terhadap perilaku adalah sebagai berikut : 1. Kecanduan terhadap waktu 2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas) 3. Memiliki kejujuran 4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqod) 5. Kuat pendirian (Istiqomah) 6. Bersikap disiplin 7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan 8. Memiliki sikap percaya diri
39
Astri Fitria, Op. cit, hlm. 19-20
22
9. Bersifat kreatif 10. Bertanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Memiliki jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi pada masa depan 15. Hidup berhemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting bertanding (Fastabiqul Khairat) 18. Bersifat mandiri 19. Belajar dan haus mencari ilmu 20. Memiliki semangat perantauan 21. Memperhatikan kesehatan dan gizi 22. Tangguh dan pantang menyerah 23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperkaya jaringan Silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change)40 2.1.2.2 Sistem Etika Kerja Islam Pandangan etika kontemporer berbeda dari sistem etika islam dalam banyak hal. Terdapat enam sistem etika yang saat ini mendominasi pemikiran etika pada umumnya, yaitu :
40
73-134
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta : Gema Insani, 2002, hlm.
23
1. Relativisme ( kepentingan pribadi) Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan kepentingan pribadi dan kebutuhan pribadi. 2. Utilitarianisme ( kalkulasi untung atau rugi) Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hasil yang diberikan oleh keputusan-keputusan. Suatu tindakan disebut etis jika memberikan keuntungan terbesar bagi sejumlah besar orang. 3. Universalisme ( kewajiban ) Yaitu keputusan etis yang menekankan maksud suatu tindakan atau keputusan. Keputusan yang sama harus dibuat oleh setiap orang dibawah kondisi yang sama. 4. Hak ( kepentingan individu) Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu, kebebasan untuk memilih. 5. Keadilan distributif ( keadilan dan kesetaraan) Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu, keadilan dan menegaskan pembagian yang adil atas kekayaan dan keuntungan. 6. Hukum tuhan Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hukum tuhan yang termaktub dalam kitab suci. 41
41
Muhammad, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, hlm. 43.
24
2.1.2.3 Konsep-konsep Etika Islam Lima konsep kunci yang membentuk sistem etika islam adalah : 1. Keesaan Dari
konsep
ini,
maka
islam
menawarkan
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan.42 Berhubungan dengan konsep tauhid, berbagai aspek dalam kehidupan manusia yakni politik, ekonomi, sosial dan keagamaan membentuk satu kesatuan homogen yang bersifat konsisten dari dalam dan integrasi dengan alam semesta secara luas. Berdasarkan prinsip tauhid ini, maka dapat dijelaskan dalam Qs. Al-Hujurat ayat 13 :
ﺎِﺋ ﹶﻞﻭﹶﻗﺒ ﺎﻮﺑﺷﻌ ﻢ ﺎ ﹸﻛﻌ ﹾﻠﻨ ﺟ ﻭ ﻧﺜﹶﻰﻭﹸﺃ ﻦ ﹶﺫ ﹶﻛ ٍﺮ ﻢ ِﻣ ﺎ ﹸﻛﺧﹶﻠ ﹾﻘﻨ ﺎﺱ ِﺇﻧ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ ∩⊇⊂∪ﲑ ﺧِﺒ
ﻢ ﻋﻠِﻴ ﻪ ﻢ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ﺗﻘﹶﺎ ﹸﻛﺪ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﹶﺃ ﻨﻢ ِﻋ ﻣﻜﹸ ﺮ ﺭﻓﹸﻮﺍ ِﺇﻥﱠ ﹶﺃ ﹾﻛ ﺎﺘﻌِﻟ
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.43
42 43
R. Lukan Fauroni, Op. cit. hlm. 144-145 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 270
25
Sedangkan dalam hadist adalah
, ﻼ ِﺓ ﺼﹶ ﻭِﺇﻗﹶﺎ ِﻡ ﺍﻟ ﷲ ُ ﺪ ﺍ ﺣ ﻮ ﻰ ﹶﺍ ﹾﻥ ﻳ ﻠﺴ ٍﺔ ﻋ ﻤ ﺧ ﻰ ﻠﻼ ِﻡ ﻋ ﺳ ﹶ ﻰ ﹾﺍ ِﻹ ﺑِﻨ 44 ﺞ ﺤ ﺍﹾﻟﺎ ﹶﻥ ﻭﻣﻀ ﺭ ﺎ ِﻡﺻﻴ ِ ﻭ , ﺰﻛﹶﺎ ِﺓ ﺎ ِﺀ ﺍﻟﻳﺘﻭِﺍ Artinya : Islam dibangun atas lima dasar yaitu mentauhidkan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat puasa Ramadhan dan haji. 2. Kesetimbangan (keadilan) Keadilan merupakan prinsip dasar dan utama yang harus ditegakkan dalam keseluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan berekonomi. Prinsip ini mengarahkan pada para pelaku keuangan syari’ah agar dalam melakukan aktivitas
ekonominya
tidak
menimbulkan
kerugian
(madharat) bagi orang lain.45 Dengan demikian, kesetimbangan, kemoderatan, merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis atau kerja.46 Dimana dijelaskan dalam al-Qur’an Qs. Al-Baqarah ayat 195
ﻮﺍﺴﻨ ِ ﺣ ﻭﹶﺃ ﻬﻠﹸ ﹶﻜ ِﺔ ﺘﻢ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟ ﻳﺪِﻳ ﹸﻜﺗ ﹾﻠﻘﹸﻮﺍ ِﺑﹶﺄ ﻭﻟﹶﺎ ﺳﺒِﻴ ِﻞ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻧ ِﻔﻘﹸﻮﺍ ﻓِﻲﻭﹶﺃ
َ
∩⊇®∈∪ﺴﻨِﲔ ِﺤ ﻤ ﺍﹾﻟ
44
ﺤﺐ ِ ﻳ ﻪ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ
Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, Juz 1, Libanon : Darul Fikru, hlm. 34 45 Kuat Ismanto,” Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keungan Syari’ah”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 29. 46 Lukman Fauroni, Op. cit. hlm. 147
26
Artinya : ”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan allah, dan jangankah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuatt baiklah karena sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”47 Dijelaskan juga dalam hadist :
ﺲ ﻤ ﻴ ِﻪ ﺍﹶﻟﺸ ِﻓﺗ ﹾﻄﻠﹸﻊ ﻮ ٍﻡ ﻳ ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﹸﻛ ﱠﻞ ﺻ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﺱ ِ ﺎﻦ ﺍﻟﻨ ﺳﻼﹶﻣﻰ ِﻣ ﹸﻛﻞﱡ 48 ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﺻ ﺱ ِ ﻨّﺎﻦ ﺍﻟ ﻴﺑ ﻌ ِﺪﻝﹸ ﻳ Artinya : Setiap pergelangan atau persendian pada diri manusia membutuhkan sodaqoh pada setiap kali matahari terbit. Berbuat adil pada manusia adalah sodaqoh. 3. Kehendak bebas Kemampuan
manusia
untuk
bertindak
tanpa
tekanan eksternal dalam ukuran ciptaan Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi. Dan kehendak bebas dalam islam ini berarti yang dibatasi oleh keadilan, sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al-Kahfi ayat 29
ﺎﺮ ِﺇﻧ ﻴ ﹾﻜ ﹸﻔﺎ َﺀ ﹶﻓ ﹾﻠﻦ ﺷ ﻣ ﻭ ﻦ ﺆ ِﻣ ﻴﺎ َﺀ ﹶﻓ ﹾﻠﻦ ﺷ ﻤ ﻢ ﹶﻓ ﺑ ﹸﻜﺭ ﻦ ﻖ ِﻣ ﺤ ﻭﻗﹸ ِﻞ ﺍﹾﻟ ﺎﺛﹸﻮﺍﻳﻐ ﺘﻐِﻴﺜﹸﻮﺍﺴ ﻳ ﻭِﺇ ﹾﻥ ﺎﺍ ِﺩﹸﻗﻬﺳﺮ ﻢ ﻁ ِﺑ ِﻬ ﺎ ﹶﺍ ﹶﺃﺣﺎﺭﲔ ﻧ ﺎ ﻟِﻠﻈﱠﺎِﻟ ِﻤﺪﻧ ﺘﻋ ﹶﺃ ∩⊄®∪ ﺗ ﹶﻔﻘﹰﺎﺮ ﻣ
ﺕ ﺎ َﺀﻭﺳ ﺏ ﺍﺸﺮ ﺲ ﺍﻟ ﻩ ِﺑﹾﺌ ﻮﻮﺟ ﺸﻮِﻱ ﺍﹾﻟ ﻳ ﻬ ِﻞ ﻤ ﺎ ٍﺀ ﻛﹶﺎﹾﻟِﺑﻤ
Artinya : Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir. ’’Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang 47
Al-Qur'anul Karim, Op.cit., hlm. 29. Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim, Matan al-Bukhari, Jilid 2, Libanon: Darul Fikr, t.th. 1995, hlm. 138. 48
27
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.49 Dijelaskan juga dalam hadist:
ِﻣﹾﺜﻞﹸﺐ ﹶﻟﻪ ﻛﹸِﺘﺪﻩ ﻌ ﺑ ﺎ ِﻤ ﹶﻞ ِﺑﻬﻨ ﹰﺔ ﹶﻓﻌﺴ ﺣ ﻨ ﹰﺔﻼ ِﻡ ﺳ ﺳ ﹶ ﰱ ﹾﺍ ِﻻ ِ ﻦَ ﺳ ﻦ ﻣ ﰱ ِ ﻦ ﺳ ﻦ ﻣ ﻭ ﻴ ﹲﺊﺷ ﻢ ﻮ ِﺭ ِﻫ ﻦ ﺍﹸﺟ ِﻣﺘﻘﹸﺺﻳ ﻭ ﹶﻻ ﺎﻋ ِﻤ ﹶﻞ ِﺑﻬ ﻦ ﻣ ﺟ ِﺮ ﹶﺍ ﻋ ِﻤ ﹶﻞ ﻦ ﻣ ﺯ ِﺭ ﻴ ِﻪ ِﻣﹾﺜﻞﹸ ِﻭﻋﹶﻠ ﺐ ﻛﹸِﺘﺪﻩ ﻌ ﺑ ﺎ ِﻤ ﹶﻞ ِﺑﻬﻴﹶﺌ ﹰﺔ ﹶﻓﻌﺳ ﻨ ﹰﺔﻼ ِﻡ ﺳ ﺳ ﹶ ﹾﺍ ِﻻ 50 ﻴ ﹲﺊﺷ َ ﻢ ﺍ ِﺭ ِﻫﻭﺯ ﻦ ﹶﺍ ِﻣﻨﻘﹸﺺﻳ ﻭ ﹶﻻ ﺎِﺑﻬ Artinya : Barang siapa yang mensunahkan (menjalankan) suatu sunnah (tradisi/kebiasaan) baik di dalam islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka di catat untuknya seperti pahala orang yang melakukannya tanpa dikurangi sedikitpun dari pihak mereka. Dan barang siapa yang mensunahkan suatu sunnah keburukan di dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka ditimpakan kepadanya seperti dosa orang-orang yang melakukannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa mereka. 4. Tanggung jawab Secara logis, aksioma ini berhubungan erat dengan aksioma kehendak bebas, ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.51 Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. an-Nissa’ ayat 85.
49
Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 297 Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Juz 4, hlm. 61 51 Ibid. hlm. 153 50
28
ﻊ ﺸ ﹶﻔ ﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ﺎﻨﻬﺐ ِﻣ ﻧﺼِﻴ ﻦ ﹶﻟﻪ ﻳ ﹸﻜ ﻨ ﹰﺔﺴ ﺣ ﻋ ﹰﺔ ﺷﻔﹶﺎ ﻊ ﺸ ﹶﻔ ﻳ ﻦ ﻣ ﻲ ٍﺀ ﺷ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛﻞﱢ ﻪ ﻭﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﻟﱠﻠ ﺎﻨﻬ ِﻛ ﹾﻔ ﹲﻞ ِﻣﻦ ﹶﻟﻪ ﻳ ﹸﻜ ﻴﹶﺌ ﹰﺔﺳ ﻋ ﹰﺔ ﺷﻔﹶﺎ ∩∇∈∪
ﺎﻣﻘِﻴﺘ
Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.52 Dijelaskan juga dalam hadist
ﻦ ﻋ ﹲﻝﺴﺆ ﻣ ﻭ ﻉ ٍ ﺍ ﺭﺎﻡﹶﺍ ِْﻹﻣ: ﻴِﺘ ِﻪﺭ ِﻋ ﻦ ﻋ ﻭ ﹲﻝ ﺆ ﺴ ﻣ ﻢ ﻭ ﹸﻛﻠﱡ ﹸﻜ ﻉ ٍ ﺍﻢ ﺭ ﹸﻛﻠﱡ ﹸﻜ ﺮﹶﺃﺓﹸ ﻤ ﺍﹾﻟﻭ, ﻴِﺘ ِﻪﺍ ِﻋﻦ ﺭ ﻋ ﺆ ﹲﻝ ﺴ ﻣ ﻮ ﻭﻫ ﻫِﻠ ِﻪ ﻉ ﰱ ﹶﺃ ٍ ﺍﺟ ﹸﻞ ﺭ ﺍﻟﺮﻭ, ﻴِﺘ ِﻪﺭ ِﻋ ﺎ ِﻝﰱ ﻣ ِ ﻉ ٍ ﺍﻡ ﺭ ﺎ ِﺩﺍﹾﻟﺨﺎ ﻭﻴِﺘﻬﺭ ِﻋ ﻦ ﻋ ﹶﻟ ﹲﺔﺴﺆ ﻣ ﻭ ﺎﻭ ِﺟﻬ ﺯ ﺖ ِ ﻴﺑ ﹸﺔ ﻓِﻰﺍ ِﻋﻴﺭ 53 ﻴِﺘ ِﻪﻋ ﺭ ﻦ ﻋ ﻝﹸﺴﺆ ﻣ ﻭ ﻴ ِﺪ ِﻩﺳ Artinya : “Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing dari kami akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kepemimpinannya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Wanita itu adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Pelayan itu pemimpin dalam harta tuannya/majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
52 53
Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 91 Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim, Op. cit , Juz I, hlm. 196-197
29
5. Kebajikan (Ihsan) Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran54 Kebenaran disini adalah nilai kebenaran yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan perilaku yang benar yang meliputi proses akad
(transaksi)
proses
mencari
atau
memperoleh
komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan (laba).55 Dengan demikian dapat dijelaskan dalam Qs. An-Nahl ayat 91:
ﺎﻮﻛِﻴ ِﺪﻫ ﺗ ﺪ ﻌ ﺑ ﺎ ﹶﻥﻳﻤﻮﺍ ﺍﹾﻟﹶﺄﻨﻘﹸﻀﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﻢ ﺗﺪ ﻫ ﺎﻬ ِﺪ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ِﺇﺫﹶﺍ ﻋ ﻌ ﻭﻓﹸﻮﺍ ِﺑ ﻭﹶﺃ ∩®⊇∪
ﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﺗ ﹾﻔ ﺎ ﻣﻌﹶﻠﻢ ﻳ ﻪ ﻢ ﹶﻛﻔِﻴﻠﹰﺎ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ﻴ ﹸﻜﻋﹶﻠ ﻪ ﺍﻟﻠﱠﻢﻌ ﹾﻠﺘ ﺟ ﺪ ﻭﹶﻗ
Artinya : “Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpahsumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.56
54
Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, ”Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis”, Jakarta : Salemba Diniyah, 2002, hlm. 17 55 Kuat ismanto. Op. cit. hlm. 34 56 Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 277
30
Dan dapat pula dijelaskan dalam hadis dibawah ini :
ﺍ ِﹾﻻ ﹾﺛ ِﻢﺮ ﻭ ﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟِﺒ : ﻢ ﺳﻠﱠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﷲ ُ ﺻﻞﱠ ﺍ ﷲ ِ ﻮ ﹶﻝ ﺍ ﺭﺳ ﺖ ﺳﹶﺄ ﹾﻟ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺖ ﹶﺍ ﹾﻥ ﻫ ﻭ ﹶﻛ ِﺮ ﻙ ﺪ ِﺭ ﺻ ﰱ ِ ﻙ ﺎﺎﺣﻢ ﻣ ﻭﹾﺍ ِﻹﹾﺛ ﻠﹸ ِﻖﻦ ﺍﹾﻟﺨ ﺴ ﺣ ﺮ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﹾﻟِﺒ 57 ﺱ ﺎﻴ ِﻪ ﺍﻟﻨﻋﹶﻠ ﻊ ﻳﻄﱠِﻠ Artinya : “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai soal kebijakan dan dosa. Beliau bersabda : “Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hatimu dimana kamu merasa tidak suka apabila hal itu sampai dilihat oleh orang lain”. 2.1.2.4 Penerapan Etos Kerja Islam Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etika semakin luntur, bahkan boleh dibilang mulai hilang karena kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan sudah mewabah disetiap lini kehidupan.58 Karena sesungguhnya etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisinya dengan kebiasaan
yang
positif
dan
mampu
menunjukkan
kepribadiannya sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja serta sikap dan perilaku yang menuju atau mengarah kepada hasil yang lebih sempurna. Penerapan etos kerja Islam yaitu dengan cara mengekspresikan sikap atau sesuatu selalu berdasarkan semangat untuk menuju kepada perbaikan, dengan berupaya bersungguh-sungguh menerapkan etika tersebut, yang
57 58
Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Jilid 4, hlm. 7 Johan Arifin, loc. cit, hlm 58
31
berupaya untuk menghindari hal yang negatif.59 Yaitu dengan cara menerapkan kode etik secara tegas dalam perusahaan dengan baik sehingga akan mempunyai reputasi yang baik dan mendapatkan keuntungan, sebagai mana penerapan etos kerja islam tersebut sesuai dengan al-Qur’an dan Hadist. Faktor itulah yang kemudian dianggap penting sekali sebagai salah satu standar bahwa etika Islam dalam sebuah bisnis memegang peranan penting bagi sukses dan tidaknya suatu perusahaan.60
2.1.3
Kinerja 2.1.3.1 Pengertian kinerja Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepada karyawan. 61 Definisi lain, menjelaskan bahwa kinerja merupakan catatan yang dihasilkan dari fungsi pegawai atau kegiatan yang
59
Toto Tasmara, Loc. Cit, hlm 16 Johan Arifin, Op. cit. hlm 59 61 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004 hlm. 67 60
32
dilakukan pegawai selama periode waktu tertentu.62 Prestasi kerja juga merupakan suatu prestasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.63 Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat, kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan baik dengan standar yang telah ditentukan. Di samping itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, kepuasan dan motivasi. Kinerja diharapkan mampu
menghasilkan mutu
pekerjaan yang baik serta jumlah pekerjaan yang sesuai dengan standar. Kinerja yang dicari oleh perusahaan dari seseorang tergantung dari kemampuan motivasi dan kepuasan individu karyawan yang diterima. Meskipun demikian motivasi sering menjadi variabel yang terlupakan, motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan untuk mencapai tujuan.64 Sebagaimana dikutip Arifin, bahwa bagi karyawan baru prestasi kerja merupakan bukti dari pemahaman mereka terhadap pekerjaan, sedangkan bagi karyawan lama prestasi kerja merupakan umpan balik terhadap perilaku terhadap mereka.65
62
Ambar Teguh dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003, hlm. 223-224 63 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 154 64 Davis dan Newstorm, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, oleh Arifin, hlm. 19 65 Arifin, Op. cit., hlm. 19
33
2.1.3.2 Faktor-faktor kinerja Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian suatu kinerja yaitu : 1. Kemampuan (ability) Yaitu suatu kemampuan dari pegawai yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (knowledge & skill). 2. Motivasi (motivation) Yaitu motivasi yang terbentuk dari suatu sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi pekerjaan.
Yang
merupakan
suatu
kondisi
yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.66 2.1.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi perencanaan kebijakan suatu organisasi. Secara rinci manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan adalah: 1. Perbaikan prestasi kerja (kinerja) 2. Penyesuaian kompensasi 3. Pengambilan keputusan 4. Kebutuhan latihan dan pengembangan 5. Perencanaan dan kepentingan penelitian pegawai.
66
Anwar Prabu Mangkunegara, Op. cit, hlm. 67-68
34
6. Membantu terhadap kesalahan desain dari pegawai.67 2.1.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja Sebuah penilaian yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi beberapa tujuan yaitu : 1. Mengevaluasi yang menekankan perbandingan antara orang lain. 2. Pengembangan yang menekankan perubahan dalam diri seorang pegawai dengan seiringnya waktu. 3. Dengan pemeliharaan sistem. 4. Dengan
cara
mendokumentasi
keputusan-keputusan
sumber daya manusia.68 2.1.3.5 Sistem Penilaian Kinerja Permasalahan yang telah dihadapi dalam sebuah program
penilaian
kinerja
adalah
upaya
menjamin
keabsahannya. Keabsahan sebuah penilaian kinerja pegawai dapat diakui apabila suatu sistem penilaian mengikuti kaidahkaidah yang ditentukan secara standar. Secara rinci prosedur atau sistem penilaian kinerja adalah : 1. Keputusan di bidang kepegawaian yaitu berdasarkan sistem penilaian kinerja yang formal dan terstandar.
67
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakrta : Graha Ilmu, 2003, hlm. 225 68 Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia MenghadapiAbad 21, Jakarta : Erlangga, 1999, hlm. 3
35
2. Proses penilaian hendaknya seragam untuk semua pegawai. 3. Standar dari penilaian dikomunikasikan kepada pegawai. 4. Pegawai dapat melihat hasil penilaiannya. 5. Pegawai diberikan kesempatan untuk tidak menyetujui atau menyetujuinya. 6. Penilaian diberi petunjuk bagaimana cara melakukan penilaian secara tepat, dan sistematis. 7. Pembuatan keputusan kepegawaian diberi informasi tentang hasil dari penilaian.69
2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian Bambang Guritno Waridin dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Persepsi Karyawan Terhadap Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja’’ menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Bambang Guritno Waridin menggunakan analisis berganda, yaitu uji validitas yang mendasarkan pada korelasi antara masing-masing item dengan total item, dan juga uji reliabilitas yaitu masing-masing skor butir dikorelasikan dengan skor totalnya. Untuk menguji kuesioner. Dari hasil penelitian diatas bahwa hasil korelasi
69
Ambar Teguh dan Rosidah, Op. cit, hlm. 225-226
36
menunjukkan bahwa hasil besaran korelasi antar variable bebas. Yaitu antar variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja.70 Astri Fitria dalam penelitiannya yang berjudul tentang “Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi Dengan Komitmen
Organisasi
Sebagai
Variabel
Intervening”.
Penelitian
ini
menitikberatkan sikap akuntan yang disertai etika kerja Islam dalam suatu organisasi bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara etika kerja dan komitmen organisasi. Pada penelitian ini, Astri Fitria menggunakan analisis Uji T-test, yaitu dalam pengujian ini, peneliti telah mengirimkan 500 kuesioner terhadap responden. Dalam waktu penelitian selama 3 bulan, telah kembali 305 kusioner dari para responden. Hal ini berarti terjadi adanya respon rate lebih dari 50%.71
2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada tinjauan pustaka maka kerangka pemikiran teoritis yang disajikan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah
70
Waridin,” Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja”, Jurnal JRBI, Volume 1. No. 1, Januari 2005, hlm 67 71 Astri ftria, ”Pengaruh Etika Kerja Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal MAKSI, Volume 3, Agustus, 2003.
37
Gambar. 1.0 KERANGKA PIKIRAN
X Etos Kerja Islam
1. Kecanduan terhadap waktu 2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas) 3. Memiliki kejujuran 4. Memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad) 5. Istiqomah (kuat pendirian) 6. Bersifat disiplin 7. Konsekuen 8. Bersikap percaya diri 9. Bersifat kreatif 10. Bersikap tanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi masa depan 15. Bersifat hemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting bertanding 18. Bersifat mandiri 19. Belajar dan harus mencari ilmu 20. Semangat perantauan 21. Memperhatikan kesehatan 22. Tanggung dan pantang menyerah 23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperbanyak jalinan silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan.
Y Kinerja Karyawan
1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan) 2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan 3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas. 4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju.
38
2.3.2 Hipotesis H1 : Etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Bank Pembiayaan Rakyat syariah (BPRS) Artha Mas Abadi. Variabel Definisi - Etos Kerja Adalah cara Islam pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, tetapi sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah sangat luhur.
Dimensi Skala 1. Kecanduan terhadap Likert waktu 2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas) 3. Memiliki kejujuran 4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqod) 5. Kuat pendirian (Istoqomah) 6. Bersikap displin 7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan 8. Memiliki sikap percaya diri 9. Bersifat kreatif 10. Bertanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Memiliki jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi pada masa depan 15. Hidup berhemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting bertanding ( Fastabiqul Khairat) 18. Bersifat mandiri 19. Belajar dan haus mencari ilmu 20. Memiliki semangat perantauan 21. Memperhatikan kesehatan dan gizi 22. Tangguh dan pantang menyerah
39
-
Kinerja karyawan
Kemampuan / prestasi kerja yang secara nyata untuk memenuhi standar kerja yang diterapkan.
23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperkaya jaringan Silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change) 1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan) 2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan 3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas. 4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 3.1.1 Data Primer Merupakan suatu data yang didapat dari sumber pertama, yaitu dari individu atau perseorangan, data ini bisa berwujud hasil wawancara dan pengisian kuesioner atau angket serta dari data yang dimiliki oleh pihak perusahaan.72 Penelitian ini menggunakan data primer atau data empiris yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.73 Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.74 Metode ini digunakan untuk pengembalian data mengenai etos kerja Islam yang mempengaruhi kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Artha Mas Abadi kabupaten Pati, Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
84. hlm. 19
72
Hesein Umar, Metode Riset bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.
73
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
74
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2006, hlm 162
40
41
orang tentang fenomena sosial. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lima alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.75 Responden juga diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan cara memberi tanda/ symbol (√). Data ini adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian.76 3.1.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui bukubuku yang berkaitan dengan penelitian ini, literatur, dan artikel yang didapat dari website.77 Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung. Namun data-data ini mendukung pembahasan dari penelitian. Untuk itu beberapa sumber buku atau data yang akan membantu mengkaji secara kritis diantaranya yaitu berkaitan dengan tema penelitian tersebut Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan.78 Dan data tentang etos kerja Islam yang diterapkan dalam BPRS Artha Mas Abadi adalah dari bukunya Toto Tasmara yang berjudul Membudayakan Etos Kerja Isami.
75
Ibid. hlm. 90 76 Burhan Bungin, S.Sos. Msi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta : Kencana, 2005, hlm. 97 77 Ibid, hlm 19. 78 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006, hlm. 160
42
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.79 Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas alasan bahwa yang akan di uji, etos kerja Islam yang mempengaruhi kinerja karyawan.80 Populasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah pada BPRS Artha Mas Abadi Pati yaitu sebanyak 13 karyawan. 3.2.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian populasi ini memnggunakan sample sensus yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan secara meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian atau obyek penelitian.81 Yaitu dengan mengambil sampel seluruh karyawan BPRS Artha Mas Abadi sebanyak 13 karyawan yang akan dijadikan responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
79
Sugiyono, Op.cit. hlm. 91 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, hlm. 108 81 Ibid hlm 108-109 80
43
3.3.1 Metode kuesioner (angket) Metode kuesioner (angket) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui.82 Atau teknik pengumpulan data dengan menyusun daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden sampel yang akan diteliti. Jumlah pertanyaan yang ada diambil dari masing-masing item yang diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen. Kuesioner diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberi penjelasan berkenaan dengan pengisian kuesioner tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan skala Likert 5 poin.83 Jawaban responden berupa pilihan dari lima alternatif yang ada, yaitu :
82
1. SS
: Sangat Setuju
2. S
: Setuju
3. N
: Netral
4. TS
: Tidak Setuju
5. STS
: Sangat Tidak Setuju
Sutresno Hadi, Analisis Regresi, Jakarta : Andi offis, 2001, hlm. 236 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. 83
44
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut : 1. SS
:5
2. S
:4
3. N
:3
4. TS
:2
5. STS
:1
3.3.2 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.84 Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik dari sumber buku-buku, koran, majalah, website dan lain-lain.85
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat ukur 3.4.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatantingkatan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.86 Data dapat dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang 84
Sutrisno Hadi, Op. cit, hlm. 237 Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, loc. Cit., hlm. 26 86 Sugiono, Op. cit. hlm. 137 85
45
ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Uji validitas dimaksud untuk mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini perhitungan validitas item dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 12. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dari jumlah populasi yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi r product moment lebih besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid. Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan tidak valid.87 Dalam pengujian validitas instrumen pada penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus produk moment, yaitu :
Rxy =
∑ XY −(∑ X )(∑ Y ) {N ∑ X 2 −(∑ X 2 )}{N ∑ Y 2 −(∑ X 2 )} N
Keterangan : R = Koefisien korelasi N = Jumlah subyek atau responden X = Skor butir Y = Skor total88.
87
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 135 88 Arikunto Suharsimi, loc. cit. hlm. 170
46
3.4.2. Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Croanbach Alpha.89 Dalam penelitian ini, Instrumen untuk mengukur masing-masing variable dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60.90 Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut: 2 ⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ b ⎤ r11 = ⎢ ⎢1 − ⎥ σ 12 ⎦ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎣
Keterangan : r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Jumlah kuesioner
∑σ
2 b
= Jumlah varian butir
σ 12 = Varian total91 Untuk mencari varian butir dengan rumus :
(x ) ∑ (x ) − ∑
2
2
σ2 =
89
N
N
Husen Umar, Op. cit. hlm. 135 Iqbal Hasan, loc. cit. hlm. 15 91 Ibid, hlm. 196 90
47
Keterangan :
σ
= Varian tiap butir
x
= Jumlah skor butir
N
= Jumlah responden92 Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrument dilakukan
dengan mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel, apabila rhitung>rtabel maka instrumen dinyatakan reliable dan apabila rhitung
3.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah: 3.5.1 Analisis Faktor Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur yang digunakan untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang banyak menjadi sedikit variabel.93 Atau juga merupakan suatu teknik statistik multivariate yang digunakan untuk mengurangi dan meringkas semua variabel terikat dan saling ketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan antara satu variabel
92
Sugiono, Op- cit. hlm. 196 J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 , hal. 114 93
48
dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya.94 Model analisis faktor dinyatakan dengan formula sebagai berikut: Xi = Aij + Ai2F2 + Ai3F3 Dimana: Xi
= Variabel standar yang ke-i
Aij
= Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-i pada common factor j
F
= Common factor
Ui
= Faktor unik variabel-i
M
= Banyaknya variabel X pada faktor ke k
3.5.2 Analisis Regresi Sederhana Untuk menguji hipotesis digunakan persamaan regresi linear sederhana. Penggunaan analisis ini dengan alasan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu etos kerja Islam (X) terhadap kinerja (Y) Untuk dua variabel, maka hubungan liniernya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linier yaitu dengan rumus : Y=a+bX Keterangan : Dimana Y : Variabel dependen (kinerja)
94
Ibid, hlm. 145
49
X : Variabel independen (etos kerja Islam) a
: Konstanta
b
: Koefisien.95
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan : a. Uji simulasi (uji F), yaitu mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Apabila hasil perhitungan Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi linear tidak mampu menjelaskan variabel terikat. b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Secara umum koefisien determinan untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar 95
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik2 (Statistik Inferensif), Jakarta : PT Bumi Aksara, 2002, hal. 219
50
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data tuntun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan program SPSS.96 Misalnya, nilai R² pada suatu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil perhitungan tertentu adalah 0,85. ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya, yaitu 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model). Koefisien determinasi (R²) adalah satu dikurangi rasio antara besarnya deviasi nilai Y observasi dari garis dengan besarnya deviasi nilai Y observasi dari rata-ratanya. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: R² = 1 −
∑ (Y − Yˆ ) ∑ (Y − Y ) 2
Keterangan : ∑ (Y-Ŷ)
(
∑ Y −Y R²
96
= Deviasi nilai Y di sekitar garis regresi
)
2
= Deviasi nilai Y disekitar rata-rata = Koefisien determinasi
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS, (Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2001), hlm 42
51
Besarnya koefisien determinasi (R²) dapat juga dicari dengan menggunakan formulasi (formulasi alternatif) sebagai berikut :
()
SSR a ∑ Y + b∑ XY − n Y = R² = 2 SST ∑Y 2 − n Y
()
2
Keterangan : R² = besarnya koefisien determinasi sampel SSR = Sum Of Squares Regression (Explainet Variation)
97
SST
= Sum Of Squares Total (Total Variation)
a
= Titik potong kurva terhadap sumbu Y
b
= Slope garis estimasi yang paling baik (Best Fitting)
n
= Banyaknya data
X
= Nilai variabel X
Y
= Nilai variabel Y
Y
= Nilai rata-rata variabel Y97
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, hlm. 45-48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Gambaran Umum Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi Kabupaten Pati 4.1.1.1 Sejarah Singkat Perjalanan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi merupakan salah satu unit usaha pesantren Maslakul Huda yang diasuh oleh K.H. MA. Sahal Mahfudh, yang semula merupakan sistem keuangan syari’ah di lingkungan pesantren Maslakul Huda yaitu dirintis melalui Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) koperasi pesantren Maslakul Huda sejak Februari 2002. Melalui suatu proses persiapan yang seksama, berdasarkan surat ijin dari Bank Indonesia yakni ijin prinsip keputusan dalam Direktorat Perbankan Syari’ah No 7/1776/DPbs tanggal 14 November 2005, yang kemudian disusul penerbitan ijin usaha pada 1 Juni 2006 yaitu dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 8/46/KEP.GBI/2006, dan akhirnya Pesantren Maslakul Huda melahirkan Bank Syari’ah yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi untuk membuka diri
52
53
melayani masyarakat umum, Bank ini kemudian resmi beroperasi secara syari’ah tepatnya pada tanggal 28 Juni 2006.1 Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengusaha kecil mikro, dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa terutama untuk meningkatkan peranan pengusaha kecil muslim yang juga didalamnya terdapat para santri, Alhamdulillah BPRS Artha Mas Abadi di bawah BPPM Maslakul Huda yang berdomisili di desa Kajen Margoyoso Pati berencana untuk menumbuh kembangkan USP Syari’ah agar bisa berperan sebagai lembaga keuangan yang akan memberikan pembiayaan dan menghimpun dana dari para santri dan masyarakat sekitar. Adapun maksud dan tujuan dari didirikannya lembaga keuangan ini adalah: 1. Untuk
memberdayakan
pemanfaatan,
masyarakat
dalam
rangka
pengelolaan dan pengaturan dana secara
optimal dan berdaya guna 2. Untuk
membantu
menyalurkan
dana
bagi
masyarakat/pengusaha kecil bawah atau ekonomi lemah yang selama ini belum terjangkau ataupun tersentuh oleh bank maupun lembaga keuangan konvensional
1
http//: www.bprsama.com
54
3. Meningkatkan produktifitas dan kemandirian yang aktif dalam berperan
serta
membangun
dan
meneruskan
usahanya dimasa dewasa ini 4. Untuk menerapkan sistem Syari’ah secara aktif dalam pengelolaan dana masyarakat khususnya umat Islam sehingga tercapai Ukhuwah Islamiyah 5. Menjauhkan masyarakat dari praktek riba dan segala bentuk yang menyerupainya.2 Upaya
untuk
mengembangkan
sistem
perbankan
syari’ah, sangat diperlukan dukungan dari semua unsur masyarakat agar dapat berkembang demi tercapainya keadilan ekonomi yang merata. Beberapa unsur yang sangat penting sebagai pendukung adalah pemerintah sendiri, kemudian diikuti oleh masyarakat dan para alim ulama’. Semuanya bertugas untuk menyadarkan umat Islam khususnya bahwa sistem perbankan syari’ah adalah sistem alternatif yang dapat menciptakan keadilan ekonomi. Komitmen penuh
BPPM Maslakul Huda sebagai
pemilik saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi sebagai bank syari’ah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan 2
Ibid
55
syari’ah
dan
perkembangan
ekonomi
Indonesia
pada
umumnya. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan landasan utama dalam upaya memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi
yang memiliki semboyan “Ramah Amanah
Berkah” tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan syari’ah yang baik. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi selalu berpegang pada asas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian yang didukung oleh beragam produk dan fasilitas. Guna mengambil hati nasabah Artha Mas Abadi berkepentingan untuk mengembangkan dan menerapkan keragaman produk perbankan syari’ah, sehingga akan tersedia lebih banyak model simpanan, pembiayaan, dan jasa perbankan lainnya untuk dipilih dan memberikan kemantapan dan ketenangan dihati masyarakat.3 4.1.1.2 Visi PT. BPRS Artha Mas Abadi Visi: Membentuk lembaga keuangan mikro berbasis syari’ah yang sehat
3
Ibid
dan tangguh sebagai wujud kepedulian
56
Pesantren Maslakul Huda terhadap masyarakat dan sebagai contoh bagi pesantren-pesantren lain. 4.1.1.3 Misi Umum dan Khusus PT. BPRS Artha Mas Abadi Misi umum: 1. Memberikan jasa penyimpanan dana masyarakat
di
wilayah operasional PT. BPRS Artha Mas Abadi. 2. Memberikan jasa pembiayaan bagi usaha kecil di wilayah operasional PT BPRS Artha Mas Abadi. Misi khusus : 1. Menciptakan sumber pendanaan bagi Pesantren Maslakul Huda, 2. Menciptakan kesejahteraan bagi karyawan dan pemegang saham Guna memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang beragam, PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi merancang dan mengembangkan aneka produk yang beragam. Seluruh produk tersebut berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, kebaikan, dan tolong menolong demi terciptanya kemaslahatan seluruh lapisan masyarakat (rahmatan lil alamin).4
4
ibid
57
4.1.1.4 Produk-produk BPRS Artha Mas Abadi 1. Produk simpanan PT. BPRS Artha Mas Abadi a. Tabungan Wadiah Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga yang dananya dapat disetor dan diambil sewaktu-waktu. Tabungan ini menggunakan system wadi’ah (titipan). b. Tabungan Maslahah Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga dengan menggunakan sistem mudharabah. Pada produk ini ditetapkan nisbah bagi hasil 22% : 78% ( 22% untuk nasabah dan 78% untuk bank) c. Deposito Berjangka Yaitu bentuk penggalian dana pihak ketiga yang dananya hanya bisa dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito berjangka memiliki skim ; 1) 1 bulan nisbah bagi hasil 30% : 70% 2) 3 bulan nisbah bagi hasil 32% : 68% 3) 6 bulan nisbah bagi hasil 35% : 65% 4) 12 bulan nisbah bagi hasil 40% : 60%
58
2. Produk pembiayaan PT. BPRS Artha Mas Abadi a. Pembiayaan Murabahah Yaitu
bentuk
pembiayaan
dengan
sistem
murabahah (jual beli). Produk ini ditujukan untuk usaha-usaha perdagangan atau kebutuhan konsumtif. Produk ini memiliki skim : Murabahah perdagangan, Pembiayaan murabahah usaha kecil atau mikro, dan Pembiayaan murabahah karyawan. Jangka waktu pembiayaan ini adalah 10 s.d. 24 bulan. b. Pembiayaan Mudharabah Yaitu mudharabah
bentuk
pembiayaan
dengan
sistem
(bagi hasil). Pembiayaan ini diberikan
kepada nasabah yang memiliki kegiatan usaha di bidang pertanian dengan jangka waktu 4, 5, dan 6 bulan c. Produk Gadai Syari’ah Yaitu produk ini memadukan antara akad Qard, Rahn, dan Ijarah. Agunan yang digunakan adalah Emas dengan jangka waktu 4 bulan.5
5
ibid
59
4.1.1.5 Struktur Organisasi PT. BPRS Artha Mas Abadi
RUPS DEWAN KOMISARIS DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
DIREKSI SATUAN PENGAWAS Kord. Pemasaran
•
Kord. Umum •
Kasir
•
Administrasi
pembukuan
tabungan Account Officer
•
Administrasi Pembiayaan
•
Bagian umum
•
Sopir
dan
60
Dari struktur organisasi karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut Dewan Komisaris Komisaris Utama
: H. Abdul Ghofarrozin
Komisaris
: H. Faroeq Barlian, As.
Dewan Pengawas Syari’ah Ketua
: KH. Ali Fatah Ya’qub
Anggota
: H. Ahmad Manhajussidad, Lc. H. Ghufron Halim, SE, MM
Direksi Direktur Utama
: Hj. Sri Hariyani
Direktur
: Mumu Mubarok, S.S.
Koordinator Pemasaran
: Ahmad Mahsun, S.Ag
Staf pemasaran
: 1. Mohammad Jadi 2. Ali Norhadi 3. Ahmad Hidayatullah, S. Hi 4. Agus Sa’roni 5. Moh. Nurhadi
Koordinator Umum
: Hidayatun Ni’mah, S. Pd
Kasir
: Susiyati, SE
Adm Pembukuan dan Tabungan : Zunaedi Adm Pembiayaan
: Luthfiya Rummana Dewi, S. Ag : Umi Kafiyah
61
Satuan Pengawas Intern (SPI)
: Susiyati, SE
Pembantu Umum
: Budi Prabowo
Sopir
: Setiyono
Tingkat Pendidikan Karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi No
NAMA
L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ahmad Mahsun, S.Ag Mohammad Ali Ali nurhadi Ahmad hidayatullah, S.Hi Agus Sa’roni Moh. Nurhadi Hidayatun Ni’mah, S.Pd.I Susiyati, SE Luthfiya Rummana Dewi Umi Kafiyah Zunaedi
L L L L L L P P P P L
PENDIDIKAN TERAKHIR Strata 1 SLTA SLTA Strata 1 SLTA SLTA Strata 1 Strata 1 Strata 1 Diploma III SLTA
12 13 14
Budi Prabowo Setiyono Moh. Hasan Amin
L L L
SLTA SLTA Strata 1
4.1.2
JABATAN Koord. Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Koord. Umum SPI / Kasir Adm. Pembiayaan Adm. Pembiayaan Adm. Tabungan dan deposito Pembantu umum Sopir Adm. umum
Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai populasi yang diambil dari karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati berikut ini 4.1.2.1 Jenis kelamin responden Adapun data mengenai jenis kelamin responden karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut :
62
Tabel 4.1 Jenis kelamin responden No 1. 2
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Responden (orang) 9 4 13
Persentase (%) 69,2 30,8 100,0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui tentang jenis kelamin responden karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati yang diambil sebagai populasi, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 9 orang atau 69,2% sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 4 orang atau 30,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dari PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah laki-laki. 4.1.2.2 Pendidikan responden Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut Tabel 4.2 Pendidikan Responden No
Pendidikan terakhir
1. 2. 3
SLTA Diploma Sarjana Jumlah
Responden (orang) 7 1 5 13
Persentase (%) 53,8 1 45,1 100
63
Berdasarkan
keterangan
pada
tabel
4.2.
ini
memperlihatkan bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati sebagian besar berpendidikan SLTA atau sederajat. Memberikan informasi bahwa karyawan berpendidikan SLTA sebanyak 7 orang atau sebesar 53,8%. Sedangkan yang berpendidikan sarjana sebanyak 5 orang atau sebesar 45,1%. Yang berpendidikan diploma Cuma I orang atau sebesar 1%. 4.1.2.3 Pekerjaan responden Adapun data mengenai pekerjaan responden karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Pekerjaan responden
Pegawai swasta
Frecuency (responden) 13
Percent 100.0
Valid percent 100.0
Cumulative percent 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati semuanya adalah pegawai swasta atau sebesar 100% 4.1.2.4 Agama Responden Adapun
data
mengenai
kepercayaan
responden
karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut :
64
Tabel 4.4 Agama responden
Muslim
Frecuency (responden) 13
Percent 100.0
Valid percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa karyawan PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah Muslim. Dalam persentasi adalah sebesar 100% 4.1.2.5 Usia responden Adapun data mengenai umur responden karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi Pati adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Umur Responden No 1. 2
Frecuency (responden) 17-29 30-40 Jumlah
Percent 61.5 38.5 13
Valid Percent 61.5 38.5 100.0
Cumulative Percent 61.5 38.5 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden karyawan PT.BPRS Artha Mas Abadi berumur di bawah 30 tahun sebesar 61.5 %. Sedangkan yang berumur 30 tahun keatas sebesar 38.5%.
65
4.1.3
Deskripsi Data Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari etos kerja islam sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Data variabel-variabel tersebut diperoleh dari hasil angket yang telah disebar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Hasil Skor Kuesioner Regresi
Variabel
Item
Total SS
%
Total S
%
Total N
%
Etos Kerja Islam (X)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
4 3 7 6 4 5 3 6 6 4 8 3 4 4 1 2 2 5 3 7 4 10 4 5 7
30.8 23.1 53.8 46.2 30.8 38.5 23.1 46.2 46.2 30.8 61.5 23.1 30.8 30.8 7.7 15.4 15.4 38.5 23.1 53.8 30.8 76.9 30.8 38.5 53.8
9 6 6 7 7 7 8 6 7 8 5 8 5 9 8 6 10 6 10 4 7 3 5 6 5
69.2 46.2 46.2 53.8 53.8 53.8 46.2 61.5 38.5 61.5 38.5 69.2 61.5 46.6 76.9 46.6 76.9 30.8 53.8 23.1 38.5 46.2 38.5 46.6 38.5
0 4 0 0 2 1 2 1 0 1 0 2 4 0 4 5 1 2 0 1 2 0 4 2 1
0 30.8 0 0 15.4 7.7 15.4 7.7 0 7.7 0 15.4 30.8 0 30.8 38.5 7.7 15.4 0 7.7 15.4 0 30.8 15.4 7.7
Q1 Q2 Q3 Q4
6 5 7 7
46.2 38.5 53.8 53.8
7 8 4 5
53.8 61.5 30.8 38.5
0 0 2 1
0 0 15.4 7.7
Kinerja (Y)
Sumber data primer yang diolah, 2009
Total TS
%
Total STS
%
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 7.7 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
66
4.1.3.1 Hasil Penerapan Etos Kerja Islam Dari penerapan etos kerja islam dan data pada tabel diatas menunjukkan bahwa untuk variabel etos kerja islam item 1, 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju atas pemaparan kecanduan terhadap waktu pada BPRS Artha Mas Abadi, sedangkan sisanya sebanyak 9 atau sebesar 69.2% memilih setuju. Pada item 2, 3 atau sebesar 23.1 % sangat setuju atas memiliki moralitas yang bersih, dan 6 atau sebesar 46.2 % responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan Netral. Pada item 3, 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan sangat setuju bahwa karyawan harus memiliki kejujuran, sedangkan sisanya sebanyak 6 atau sebesar 46.2% menyatakan setuju. Pada item 4, yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqod), sedangkan sisanya sebanyak 7 atau sebesar 53.8% menyatakan setuju. Pada item 5 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki kuat pendirian, dan 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak 2 atau sebesar 15.4 responden menyatakan netral. Pada item 6 yaitu 5 atau sebesar 38.5%
responden
menyatakan sangat setuju dengan bersikap disiplin, dan 7 atau
67
sebesar 53.8% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Pada item 7, yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden menyatakan sangat setuju dengan bersikap konsekuen dan berani menghadapi tantangan, dan 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 8 yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sikap percaya diri, dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Pada item 9 yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sifat kreatif, sedangkan sisanya sebanyak 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju. Pada item 10 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sikap bertanggung jawab, dan 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Pada
item 11 yaitu 8 atau
sebesar 61.5% responden menyatakan sangat setuju bahagia dalam melayani nasabah, sedangkan sisanya 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju.
68
Pada item 12 yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki harga diri, 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju sedangkan sisanya 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 13 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki jiwa kepemimpinan, dan 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan netral. Pada item 14 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju dengan berorientasi padan masa depan, sedangkan sisanya 9 atau sebesar 69.2% responden menyatakan setuju. Pada item 15 yaitu 1 atau sebesar 7,7% responden menyatakan sangat setuju dengan hidup berhemat dan efisien, dan 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan netral. Pada item 16 yaitu 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki jiwa wiraswasta, dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan netral. Pada item 17 yaitu 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki insting bertanding, dan 10 atau 76.9% responden menyatakan setuju, sedangkan
69
sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Pada item 18 yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sifat mandiri, dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan setuju, sedangkan 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 19 yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden menyatakan sangat setuju dengan belajar dan haus mencari ilmu, sedangkan sisanya 10 atau sebesar 76,9% responden menyatakan setuju. Pada item 20 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki semangat dalam perantauan, 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan setuju, dan 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan tidak setuju. Pada item 21 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat setuju dengan memperhatikan kesehatan dan gizi, dan 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 22 yaitu 3 atau sebesar 23.1% responden menyatakan sangat setuju dengan memiliki sikap tanggung dan pantang menyerah, sedangkan sisanya sebanyak 10 atau sebesar 76,9% responden menyatakan setuju. Pada item 23 yaitu 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan sangat
70
setuju dengan berorientasi pada produktivitas, dan 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan netral. Pada item 24 yaitu 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan sangat setuju dengan memperkaya jaringan silaturahmi, dan 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan setuju, sedangkan 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 25 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan
sangat
setuju
dengan
memiliki
semangat
perubahan, dan 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, dan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (64% ) responden menyatakan sangat setuju jika etos kerja
islam
dijadikan
salah
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati. 4.1.3.2 Hasil analisis Kinerja Untuk variabel kinerja item 1 yaitu 6 atau sebesar 46.2% responden menyatakan sangat setuju jika karyawan mampu meningkatkan target pekerjaan, sedangkan sisanya 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan setuju. Pada item 2 yaitu
5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan sangat
71
setuju
jika karyawan mempunyai minat dalam bekerja,
sedangkan sisanya sebanyak 8 atau sebesar 61.5% responden menyatakan setuju. Pada item 3 yaitu 7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan sangat setuju jika karyawan mampu menciptakan inovasi dan tujuan yang jelas, dan 4 atau sebesar 30.8% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 atau sebesar 15.4% responden menyatakan netral. Pada item 4 yaitu7 atau sebesar 53.8% responden menyatakan sangat setuju jika karyawan memiliki peluang bertumbuh dan maju, dan 5 atau sebesar 38.5% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya 1 atau sebesar 7.7% responden menyatakan netral. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar (berkisar antara 40-54%) responden menyatakan sangat setuju tentang perlunya kinerja dalam mempengaruhi minat prestasi karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati. 4.1.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Yaitu untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument dari variable etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan, untuk mengetahui tingkat kevaliditan suatu instrument dan menguji kelayakan angket. Penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil dari pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Realibilitas Alpha Coeficient X 25 Item 0,952 Y 4 Item 0,753 Sumber data : Hasil jawaban responden yang diolah
Keterangan Reliabel Reliabel
Dari keterangan tabel diatas dapat diketahui bahwa masingmasing variabel memiliki Crombath Alpha > 0.60. Dengan demikian variabel (Etos kerja islam) dapat dikatakan reliabel. Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Untuk degree of freedom (df) = n-k-1 dalam hal ini n adalah jumlah populasi dan k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 13-1-1 atau df 11 dengan alpha 0,521 didapat r tabel 0,52. Jika r hitung (untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Corelation )lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Item
Etos Kerja Islam
Q1
Correted item total correlation 0.573
Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
0.561 0.697 0.717 0.733 0.721 0.801
r tabel
Keterangan
0.521
Valid
0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
73
Kinerja (Y)
Q8 Q9, Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q1 Q2 Q3 Q4
0.805 0.652 0.789 0.626 0.619 0.793 0.799 0.697 0.772 0.730 0.594 0.824 0.551 0.627 0.754 0.753 0.569 0.598 0.582 0.831 0.778 0.859
0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521 0.521
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item memiliki r hitung > r tabel (0.521) dan bernilai positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 4.1.4.1 Uji Analisis Faktor Analisis
faktor
merupakan
nama
umum
yang
menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel.6
6
J. Supranto, ”Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi”, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004, hal114.
74
Analisis faktor juga merupakan suatu teknik statistik multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan antara satu variabel
dengan
yang
lain
yang
akan
diuji
untuk
diidentifikasikan dimensi atau faktornya. Berdasarkan hasil pengujian gejala penyimpangan analisis faktor terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari hasil output program SPSS untuk data 29 pertanyaan yang dijawab oleh 13 responden dalam kuesioner, ternyata di dapat hasil sebagai berikut: 1. KMO and Bartlett’s test. KMO (Kaiser-Meyer-olkin) adalah merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor yaitu sebesar 0,5-1,0. Bartlett’s test adalah suatu uji statistik yang dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi dalam populasi.7 Maka dari uji KMO dan Barlett’s test, hasil outputnya menunjukkan angka KMO and Bartlett’s test adalah sebesar 0,713 adalah diatas 0,5 dengan signifikan
7
Ibid. hal 117
75
0,000 adalah dibawah 0,05 maka variabel dan populasi sudah layak untuk dianalisis lebih lanjut. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Table 5.1 KMO and Bartlett’s test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df
0,713 13.541 1
Sig.
.000
Sumber output program SPSS Dari analisis diatas maka hasil analisis faktor dari Uji KMO dan Bartlett’s test dapat dilanjutkan dengan analisis Anti image correlation. Anti Image Correlation Yaitu untuk menunjukkan hasil dari analisis KMO dan Barrtlett’s test dengan data mengenai 25 pertanyaan yang berasal dari jawaban 13 responden. Yaitu yang
dianalisis pada anti image
correlation, menunjukkan criteria angka MSA diatas 0,713 yang berarti variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisa lebih lanjut. Dari kedua hasil pengujian diatas, semua variabel mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel
76
lain, sehingga analisis layak untuk diajukan dengan mengikutkan 25 pertanyaan. 2. Analisis communalities. Communalities
pada
dasarnya
adalah
jumlah
varians (bisa dalam prosentasi) dari suatu variabel mulamula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Variabel 1 adalah etos kerja islam, angka 0,713 berarti 71,3% varians dari variabel etos kerja islam bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, demikian dengan variabel-variabel yang lainnya. Semua variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dengan ketentuan semakin besar communalities maka semakin erat hubungan variabel yang bersangkutan dengan faktor yang terbentuk. Maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Table 5.2 Communalities
Varabel 1 Varabel 2 Varabel 3 Varabel 4 Varabel 5 Varabel 6 Varabel 7 Varabel 8 Varabel 9 Varabel 10 Varabel 11 Varabel 12 Varabel 13
Initial 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Extraction 0.870 0.810 0.969 0.879 0.921 0.988 0.880 0.968 0.957 0.785 0.813 0.997 0.954
77
Varabel 14 Varabel 15 Varabel 16 Varabel 17 Varabel 18 Varabel 19 Varabel 20 Varabel 21 Varabel 22 Varabel 23 Varabel 24 Varabel 25
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
0.960 0.950 0.879 0.797 0.986 0.986 0.862 0.823 0.983 0.955 0.652
0.967
3. Total variance explained Total variance explained, dari 25 pertanyaan yang dianalisis ternyata dapat dikelompokkan menjadi 7 faktor, yaitu eigenvalues yang menunjukkan angka lebih besar dari satu. Dengan demikian ada 7 faktor yang terbentuk. Dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5.3 Total Variance Explained
Compon ent Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Extraction Sums of Squared Loadings
Initial Eigenvalues
12.298 2.542 2.230 1.836 1.562 1.097 1.025 .944 .620
% of Variance 49.194 10.168 8.920 7.343 6.250 4.389 4.098 3.777 2.479
Cumulati ve % 49.194 59.361 68.282 75.624 81.874 86.263 90.361 94.138 96.617
Total 12.298 2.542 2.230 1.836 1.562 1.097 1.025
% of Cumulativ Variance e% 49.194 10.168 8.920 7.343 6.250 4.389 4.098
49.194 59.361 68.282 75.624 81.874 86.263 90.361
78
10 .500 2.001 98.619 11 .212 .850 99.468 12 .133 .532 100.000 13 9.478E-16 3.791E-15 100.000 14 6.121E-16 2.448E-15 100.000 15 5.529E-16 2.212E-15 100.000 16 3.875E-16 1.550E-15 100.000 17 1.580E-16 6.319E-16 100.000 18 1.266E-16 5.064E-16 100.000 19 1.103E-16 4.410E-16 100.000 20 -1.567E-17 -6.268E-17 100.000 21 -7.960E-17 -3.184E-16 100.000 22 -1.926E-16 -7.703E-16 100.000 23 -2.509E-16 -1.004E-15 100.000 24 -3.057E-16 -1.223E-15 100.000 25 -4.444E-16 -1.777E-15 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Faktor loading yaitu besarnya korelasi antara variabel 1 dengan variabel 2 penentuan variabel masingmasing
faktor
dilakukan
dengan
memperbandingkan
besaran korelasi pada setiap baris. Angka korelasi dibawah 0,5 menunjukkan indikasi korelasi tang lemah sedangkan diatas 0,5 berindikasi kuat korelasinya. 4. Component Matrix Component Matrix merupakan matrix identitas dimana setiap variabel berkorelasi dengan sempurna, yaitu dengan proses analisis berdasarkan pada suatu matrix korelasi agar variabel pendalaman yang berguna bisa
79
diperoleh dari penelitian matrix ini. Analisis dikatakan tidak tepat apabila koefisien korelasi antar variabel terlalu kecil, Maka dari keduapuluhlima (25) pertanyaan telah berbentuk faktor-faktor, namun perlu dilakukan rotasi untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan mana yang masuk kedalam faktor-faktor. Banyak faktor loading yang berubah setelah mengalami rotasi menjadi lebih kecil atau lebih besar. Hasil rotasi disampaikan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.4 Component Matrixa Component 1 Q14 Q8 Q13 Q10 Q19 Q7 Q16 Q23 Q22 Q4 Q17 Q5 Q3 Q6 Q15 Q12 Q11 Q9 Q18 Q1
2 .835 .826 .810 .810 .808 .791 .787 .753 .744 .732 .725 .723 .714 .703 .700 .660 .624 .623 .618 .584
3 -.272-.160.089 -.155.535 -.240.105 .034 .506 -.375.141 -.176-.191.229 -.134-.610-.481.113 -.376.487
4 -.400-.079-.060-.144-.089.295 -.241-.198-.239.037 -.081.341 -.382.352 .170 -.218.201 .507 .041 -.310-
5 -.161-.126.020 -.132-.011-.186.201 -.047-.119.399 .434 .376 .144 -.463-.322-.060.013 -.504-.059.297
6 -.023.372 .488 .005 -.155-.204.103 -.532-.241.126 -.211.089 -.356.267 -.083.080 -.218.040 .323 .280
.011 -.282.012 .239 .021 .115 -.342.041 -.208.040 .097 .174 -.322-.122.517 .129 -.322-.160.018 .171
7 .036 .141 -.220-.102-.120-.138-.148.249 .028 -.155-.052.266 .162 -.130.187 -.340-.004-.134.594 .009
80
Q20 .583 .193 -.554Q21 .579 .281 .447 Q24 .548 .221 .095 Q25 .563 .564 .356 Q2 .530 -.149.531 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber data : output data dari SPSS
-.394-.108.408 .169 .381
.084 -.431.043 .237 -.083-
.121 .106 .322 -.124-.189-
Dari hasil uji analisis faktor diatas dapat dijelaskan penentuan berdasarkan Scree Plot. Scree Plot merupakan suatu plot dari eigenvalue sebagai fungsi dari banyaknya faktor, dalam upaya untuk mengambil saripatinya atau hasilnya. Bentuk scree plot dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor. Scree plot seperti garis yang patah-patah. Bukti hasil eksperimen menunjukkan bahwa titik pada tempat dimana the scree mulai terjadi, yaitu menunjukkan banyaknya faktor yang benar. Tepatnya pada saat scree mulai mendapat atau merata. Kenyataan menunjukkan bahwa penentuan banyaknya faktor dengan scree plot akan mencapai satu atau lebih banyak daripada penentuan dengan eigenvalues. Dapat dilihat pada gambar 5.5 dibawah ini :
-.032-.023-.144.324 -.192-
81
4.1.4.2 Uji Regresi Sederhana Analisis
regresi
sederhana
digunakan
untuk
memprediksi nilai suatu variable dependen y berdasarkan nilai independen x. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk melihat pengaruh variable independen x terhadap variable dependen y. variable dependen x sering disebut sebagai variable predictor, sedangkan variable dependen y sering disebut sebagai variable respon.
82
Tabel 5.5 Model Summary
Model 1
R
R Square
.851a
.725
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .700
1.035
Durbin-Watson 1.423
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai R Square menunjukkan angka 0.725, ini berarti bahwa variable dependen kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variable independen etos kerja islam. atau dengan kata lain, variable etos kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 72.5% dan sisanya sebesar 27.5% (100% - 72.5%) dipengaruhi oleh variable lain diluar metode ini. Untuk mengetahui tingkat signifikansi analisis regresi diatas, dapat dilihat dalam tabel Anova berikut:
83
Tabel 6.1 Anova
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
30.992
1
30.992
Residual
11.777
11
1.071
Total
42.769
12
F
Sig.
28.947
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Tabel anova diatas mengindikasikan bahwa regresi secara statistik sangat signifikan dengan nilai F = 28.947 untuk derajat kebebasan k=1 n-k-1 = 13-1-1=11 dan p-value =0,000 yang jauh lebih kecil dari taraf signifikan alfa 0.05. ini menunjukkan bahwa ada penolakan Ho dan menerima H1 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara etos kerja islam terhadap kinerja karyawan. 4.1.4.3 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16,00 sebagai berikut :
for windows diperoleh
hasil
.000a
84
Tabel 6.2 Coefficient
Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant) X
Std. Error 2.619
2.816
.143
.027
Standardized
Collinearity
Coefficients
Statistics t
Beta
.851
Sig.
Tolerance VIF
.930
.372
5.380
.000
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Dari perhitungan hasil analisis regresi diperoleh constant sebesar 2,619 dan nilai koefisien untuk variabel etos kerja sebesar 0,143 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 2,619 + 0,143 x 4.2 Pembahasan Pengarah masing-masing variabel independen (etos kerja islam) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa etos kerja islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. BPRS Artha Mas Abadi (P-Value < 0.05). ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masing-masing item, pada item 1 sebanyak 30.8% responden menyatakan sangat setuju dan 69.2% responden menyatakan setuju atas kecanduan terhadap waktu yang dilakukan oleh karyawan.
Hal tersebut
85
dikarenakan responden beranggapan bahwa tanpa memanfaatkan waktu, seorang
karyawan
tidak
dapat
meningkatkan
kinerjannya
dalam
mengoperasionalkan perusahaan. Pada item 2, responden yang menyatakan sangat setuju 23.1%, dan menyatakan setuju 46.2% jika seorang karyawan mengutamakan moralitas yang bersih (ikhlas) dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan responden beranggapan bahwa ada banyak pengecualian yang lain yang masih belum diketahui responden, sehingga memilih netral yaitu sebanyak 30.8% dengan alasan responden menganggap bahwa karyawan tidak hanya memiliki moralitas yang bersih tetapi harus mampu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang lain. Pada item 3, responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 53.8% dan yang menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan mengutamakan kejujuran dalam bekerja pada perusahaan. Sedangkan pada item 4, responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.2% jika karyawan memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad) dan sisanya 53.8% responden menyatakan setuju. Dan pada item 5, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden menyatakan setuju sebesar 53.8% jika karyawan kuat dalam berpendirian dan sisanya sebesar 15.4% responden menyatakan netral, bahwa responden beranggapan karyawan tidak hanya harus memiliki komitmen saja. Pada item 6, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan responden menyatakan setuju sebesar 53.8% jika seorang karyawan memiliki
86
sikap disiplin dalam bekerja,
tetapi sebagian responden menyatakan netral
sebesar 7.7% dikarenakan mungkin responden beranggapan bahwa karyawan tidak hanya harus memiliki sikap disiplin tetapi harus menerapkan sikap-sikap yang lain. Pada item 7, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan responden menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan bersikap konsekuensi dan berani menghadapi tantangan, tetapi sebagian karyawan memilih netral sebesar 15.4% karena beranggapan sikap konsekuensi dan berani menghadapi tantangan bukanlah satu-satunya sikap yang harus diterapkan dalam perusahaan. Sedangkan pada item 8, responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.2% dan 46.2% juga responden menyatakan setuju jika karyawan mampu memiliki sikap percaya diri dalam melayani nasabah, tetapi sebagian responden menyatakan netral sebesar 7.7%. Pada item 9, responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan bersifat kreatif dalam berfikir untuk meningkatkan kinerjanya, dan sebagian responden menyatakan setuju sebesar 53.8%. pada item 10, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan memiliki sikap bertanggung jawab, dan sebagian responden menyatakan netral sebesar 7.7% mungkin responden beranggapan karyawan harus memiliki sikap-sikap yang lain yang harus diterapkan dalam perusahaan. Pada item 11, responden menyatakan sangat setuju sebesar 61.5 % dan responden yang lain menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan
87
harus bersikap bahagia dalam melayani nasabahnya. Sedangkan pada item 12, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan responden menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan memiliki harga diri dalam bersikap, tetapi sebagian responden menyatakan netral sebesar 15.4% mungkin beranggapan bahwa seorang karyawan tidak hanya harus memiliki harga diri tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip yang lain dalam bekerja. Pada item 13, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden yang lain menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan memiliki jiwa kepemimpinan dalam bekerja. Dan sebagian responden menyatakan netral mungkin beranggapan bahwa karyawan tidak hanya harus memiliki sikap kepemimpinan saja dalam bekerja diperusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Pada item 14, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden yang lain menyatakan setuju sebesar 69.2% jika seorang karyawan mampu berorientasi pada masa depan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan. Pada item 15, responden menyatakan sangat setuju sebesar 7.7% dan menyatakan setuju sebesar 61.5% jika seorang karyawan harus menerapkan hidup berhemat dan efisien, tetapi sebagian besar responden menyatakan netral sebesar 30.8% mungkin beranggapan bahwa seorang karyawan harus menerapkan prinsip-prinsip yang lain. Pada item 16, responden menyatakan sangat setuju sebesar 15.4% dan responden yang lain menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan memiliki jiwa wiraswasta, dan sebagian menyatakan netral sebesar 38.5%
88
mungkin mereka beranggapan bahwa kurang memahami pernyataan tentang jiwa wiraswasta. Pada item 17, responden menyatakan sangat setuju sebesar 15.4% dan menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang karyawan memiliki insting untuk bertanding dalam melaksanakan pekerjaannya agar dapat meningkatkan perusahaan, dan sebagian karyawan lainnya menyatakan netral sebesar 7.7% bahwa responden beranggapan kurang memahami pernyataan tentang memiliki insting bertanding. Pada item 18, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan responden menyatakan setuju sebesar 46.2% jika seorang karyawan memiliki sifat mandiri pada dirinya, sedangkan sisanya menyatakan netral sebesar 15.4% mungkin mereka kurang memahami tentang pernyataan yang ada. Pada item 19, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan sisanya responden menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang karyawan belajar dan haus mencari ilmu. Pada item 20, responden menyatakan sangat setuju sebesar 53.8%dan responden lainnya menyatakan setuju sebesar 30.8% jika karyawan memiliki semangat dalam perantauan, dan sebagian menyatakan netral sebesar 7.7% hal tersebut dikarenakan responden beranggapan bahwa ada banyak pengecualian yang lain masih belum diketahui responden, sedangkan yang tidak setuju hanya 7.7% dengan alasan responden menganggap bahwa karyawan Bank tidak hanya harus memenuhi semangat perantauan. Pada item 21, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden sebagian menyatakan setuju sebesar 53.8% jika seorang karyawan
89
memperhatikan kesehatan dan gizi dalam tubuhnya, sedangkan sebagian responden menyatakan netral sebesar 15.4% mungkin mereka merasa tidak tahu. Dan pada item 22, responden menyatakan sangat setuju sebesar 23.1% dan sisanya responden menyatakan setuju sebesar 76.9% jika seorang karyawan bersikap tangguh dan pantang menyerah dalam melakukan pekerjaannya untuk meningkatkan kinerjanya. Pada item 23, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.8% dan responden lainnya menyatakan setuju sebesar 38.5% jika karyawan mampu berorientasi pada produktivitas. 30.8% responden memilih bersikap netral karena dalam bekerja karyawan belum mampu menerapkan sikap berorientasi pada produktivitas. Pada item 24, responden menyatakan sangat setuju sebesar 38.5% dan responden lainnya menyatakan setuju sebesar 46.2% jika karyawan memperkaya jaringan silaturrahmi. Dan sisanya memilih netral sebesar 15.4% karena dalam bekerja mereka tidak terlalu mempersoalkan masalah silaturrahmi. Pada item 25, responden menyatakan sangat setuju sebesar 53.8% dan responden lainnya menyatakan setuju sebesar 38.5% jika seorang karyawan memiliki semangat perubahan untuk meningkatkan kinerjanya. 7.7% responden memilih bersikap netral
karena mereka kurang memahami
pernyataan yang ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 13 karyawan yang tercatat di PT. BPRS Artha Mas Abadi Pati ini
90
ditunjukkan dengan nilai r square sebesar 72,5% yang artinya kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh etos kerja islam, maka semakin tinggi etos kerja islam semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etos kerja islam dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Dari Hasil analisis penerapan etos kerja islam menunjukkan adanya pengaruh positif antara etos kerja islam dengan kinerja karyawan di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi Pati berkisar antara 4054% responen menyatakan sangat setuju dengan adanya penerapan etos kerja islam tersebut. 2. Hasil uji regresi sederhana secara koefisien determinan bahwa etos kerja islam berpengaruh signifikan sebesar 72,5% dan dari analisis faktor pengaruh variabel etos kerja islam berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi sebesar 71,3% dilihat dari KMO dan Barlett’s Test itu menunjukkan 0,5 dengan signifikan 0,000 adalah dibawah 0,05.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebagai berikut :
91
92
1. Bagi BPRS, diharapkan pada waktu yang akan datang terus meningkatkan mutu produk serta profesionalisme kerja. 2. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah harus terus mengembangkan inovasi produk-produknya sehingga dapat bersaing dengan bank konvensional atau BPR. 3. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan dalam dunia perbankan syari’ah adalah idealisme produk atau kinerja berdasarkan operasional syari’at Islam yang harus terus dipertahankan. Karena hal ini yang membedakan antara bank konvensional dan bank syari’ah. 4. Bagi BPR Syari’ah diharapkan lebih meningkatkan etika kerja karyawan, profesionalisme kerja, fasilitas dan lain sebagainya, karena hal-hal tersebut memiliki andil atau merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dan loyalitas karyawan pada BPR Syari’ah tersebut.
5.3 Penutup Puji syukur alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna kepada umat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam pada umumnya yang telah memberikan bantuan tiada kiranya baik berupa kasih sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN
PADA
BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH ARTHA MAS ABADI PATI” dalam bentuk sederhana sesuai kemampuan yang dimiliki.
93
Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan banyak kesalahan baik dari segi penulisan kata-katanya, referensinya dan lain sebagainya. Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi syarat-syarat sarjana strata 1. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi para pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA Algifari, Analisis Regresi, BPFE UGM : Yogyakarta, 2000. Al-Qur'anul Karim, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toko Kitab Mubarokatan Thoyyibah: Kudus. Arifin Johan, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998. Azizi, Moh Ali, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi, Pustaka Pesantren : Yogyakarta, 2005. Bekum, Rafik Issa, Etika Bisnis Islami, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2004. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Kencana : Jakarta, 2005. Davis dan Newstorm, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, oleh Arifin. El Junusi, ’Rahman’Pengaruh Religiositas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang IAIN Walisongo, 2005. Fauroni, R. Lukman Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Pustaka Pesantren : Yogyakrta, 2006. Fitria, Astri, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003. Ftria, Astri, ”Pengaruh Etika Kerja Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal MAKSI, Volume 3, Agustus, 2003. Ghozali ,Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS, (Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2001. Hadi, Sutresno, Analisis Regresi, Andi offis : Jakarta, 2001. hahih Muslim, Al-Burru Wa-Sholata wal Adabu Bab Tafsir Birru Wal Ismu, Libanon: Darul Fikr. Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik2 (Statistik Inferensif), PT Bumi Aksara : Jakarta, 2002. http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Marger di Jawa Tengah Op.cit. 27 Juli 2009. 11.00 WIB
http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Merger di Jawa Tengah. Com & task. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. http : // elibery. mb.ipb. ac. Id/gdi. Php? Mod = browse & op = read & id = mbip. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. http : //one. Indoskripsi. Com/ node / 4066. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. http:// Pustaka.net/analisis factor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap kinerja pegawai yang telah menerapkan SNI.com/2009/07/15. 10.00 WIB http://74.125.153.132./search=cache:Bnhl21.SRF4:yasinta.wordpress.com/2008/0 9/05. http://www.maslakulhuda.net/index.php?option=com_content&task=view&id=9. 12 Agustus 2009. 10.30 WIB Ismanto, Kuat, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keungan Syari’ah”, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2009. J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, PT Rineka Cipta : Jakarta,2004. Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2000. Majid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Paramadina : Jakarta, 2000. Majid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Paramadina, Jakarta: 2000. Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2004 . Martoyo, Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPEF: Yogyakarta, 2000. Moleong, Lexy. J., Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung, 2006. Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, ”Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis”, Salemba Diniyah : Jakarta, 2002. Muhammad, Etika Bisnis Islami, UPP AMP YKPN : Yogyakarta, 43. Napel, Henk ten, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994, 129. Prasetyo, Bambang, dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Schuler Randall S., dan Susan E .Jacson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21,ilid 2, Jakarta: Erlangga, 1996. Shahih Bukhari, , Libanon: Darul Fikr, Juz I. Shahih Bukhari, Suluh Bab Fadlul Ishlah Bainan Nas, Jilid 2, Libanon: Darul Fikr, t.th.
Shahih Muslim, Al-Birru Wa-Sholatu wal Adab, jilid I, Libanon: Dar-al Fikr, t.th. Shahih Muslim, Ilmu, Juz, 4Libanon: Darul Fikr. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Quluubani buniyal al-Islamu ala khomsa, Juz 1, Libanon: Darul Fikru. Sholahuddin, M., Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: MUPUMS, 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,(Bandung, Alfabeta, 2006. Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait, PT Raja grafindo Persada : Jakarta,2004. Tasmara ,Toto, Etos Kerja Pribadi Muslim, PT Dana Bhakti Wakaf : Jakarta, 1995,. Tasmara, Toto, Membudayakan Etos Kerja Islami, Gema Insani: Jakarta, 2002. Teguh, Ambar, dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu: Yogyakarta, 2003. Umar, Hesein, Metode Riset bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000. Waridin,” Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja”, Jurnal JRBI, Volume 1. No. 1, januari 2005.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini : 1. Nama Lengkap
: Mayya Puji Febriana
2. NIM
: 052411085
3. Tempat / Tanggal Lahir
: Pati, 20 Februari 1987
4. Nama Orang Tua
: Mathori
5. Alamat Asal
: Bodeh, Kec Pucakwangi. Kab Pati.
6. Alamat sekarang
: Nusa Indah I No.10, Ngaliyan-Semarang
7. Riwayat pendidikan
:
a. MI Bodeh-Pucakwangi tahun1999 b. MTs-Miftahul Falah Bodeh-pucakwangi tahun 2002 c. MA-Darul Ma’La Winong-Pati tahun 2005 d. IAIN Walisongo Semarang 2010
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lampiran Angket Lampiran 2 : Daftar Seluruh Jawaban Atas Angket Lampiran 3 : Deskripsi Responden Lampiran 4 : Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan Lampiran 5 : Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Lampiran 6 : Output Regresi Linier Berganda dari 13 Responden Lampiran 7 : Hasil Analisis Faktor
LAMPIRAN 1 PENGANTAR ANGKET
LAMPIRAN 2 Jawaban Responden Atas Angket Lihat (Ctrl.+klik)
LAMPIRAN 3 Klasifikasi Gambaran Umum Responden
LAMPIRAN 4 Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan
Q1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
9
69.2
69.2
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
4
30.8
30.8
30.8
S
6
46.2
46.2
76.9
SS
3
23.1
23.1
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
6
46.2
46.2
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
7
53.8
53.8
53.8
SS
6
46.2
46.2
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
7
53.8
53.8
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
7
53.8
53.8
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
Q6 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
5
38.5
38.5
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
7
53.8
53.8
61.5
SS
5
38.5
38.5
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
8
61.5
61.5
76.9
SS
3
23.1
23.1
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q9 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
7.7
7.7
7.7
S
6
46.2
46.2
53.8
SS
6
46.2
46.2
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
7
53.8
53.8
53.8
SS
6
46.2
46.2
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
8
61.5
61.5
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q12 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
5
38.5
38.5
38.5
SS
8
61.5
61.5
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q13 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
8
61.5
61.5
76.9
SS
3
23.1
23.1
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q14 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
4
30.8
30.8
30.8
S
5
38.5
38.5
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q15 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
9
69.2
69.2
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q16 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
4
30.8
30.8
30.8
S
8
61.5
61.5
92.3
SS
1
7.7
7.7
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q17 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
5
38.5
38.5
38.5
S
6
46.2
46.2
84.6
SS
2
15.4
15.4
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q18 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
10
76.9
76.9
84.6
SS
2
15.4
15.4
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q19 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
6
46.2
46.2
61.5
SS
5
38.5
38.5
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q20 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
10
76.9
76.9
76.9
SS
3
23.1
23.1
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q21 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
7.7
7.7
7.7
N
1
7.7
7.7
15.4
S
4
30.8
30.8
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q22 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
7
53.8
53.8
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q23 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
4
30.8
30.8
30.8
S
5
38.5
38.5
69.2
SS
4
30.8
30.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q24 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
6
46.2
46.2
61.5
SS
5
38.5
38.5
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q25 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
5
38.5
38.5
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q26 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
7
53.8
53.8
53.8
SS
6
46.2
46.2
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q27 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
8
61.5
61.5
61.5
SS
5
38.5
38.5
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q28 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
2
15.4
15.4
15.4
S
4
30.8
30.8
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
Q29 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
7.7
7.7
7.7
S
5
38.5
38.5
46.2
SS
7
53.8
53.8
100.0
13
100.0
100.0
Total
LAMPIRAN 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Validitas
X Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.573* 0.041 13 .561* 0.046 13 .697** 0.008 13 .717** 0.006 13 .733** 0.004 13 .721** 0.005 13 .801** 0.001 13 .805** 0.001 13 .652* 0.016
N Q10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
13 .789** 0.001 13 .626* 0.022 13 .619* 0.024 13 .793** 0.001 13 .799** 0.001 13 .697** 0.008 13 .772** 0.002 13 .730** 0.005 13 .594* 0.032 13 .824** 0.001 13
Q20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q21 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q22 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q23 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q24 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q25 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
0.551 0.051 13 .627* 0.022 13 .754** 0.003 13 .753** 0.003 13 .569* 0.043 13 .598* 0.031 13 1 13
Reliabiliti Variavel X Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
a
% 13
100.0
0
.0
13
100.0
Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
a
13
100.0
0
.0
Total 13 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.952
25 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
101.15 101.54 100.92 101.00 101.31 101.00 101.15 101.38 101.15 101.00 101.23 100.85 101.38 101.46 101.15 101.69 101.69 101.38 101.23 101.23 101.15 101.31 101.46 101.23 101.00
Scale Variance if Item Deleted 120.474 117.436 118.577 118.333 115.564 116.167 115.474 115.256 114.641 117.500 118.359 119.641 115.423 112.436 119.141 116.397 115.064 120.090 113.526 121.192 113.974 115.231 113.269 117.692 118.000
Corrected ItemTotal Correlation .543 .512 .672 .694 .702 .691 .780 .783 .604 .770 .592 .590 .770 .770 .674 .749 .697 .564 .802 .523 .572 .726 .719 .522 .558
Cronbach's Alpha if Item Deleted .952 .952 .951 .950 .950 .950 .949 .949 .952 .950 .951 .951 .949 .949 .951 .950 .950 .951 .949 .952 .953 .950 .950 .952 .952
Validitas Variable Y Correlations Y Q26
Pearson Correlation .582* Sig. (2-tailed) 0.037 N
Q27
13
Pearson Correlation .831** Sig. (2-tailed) 0 N
Q28
13
Pearson Correlation .778** Sig. (2-tailed) 0.002 N
Q29
13
Pearson Correlation .859** Sig. (2-tailed) 0 N
Y
13
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
13
Reliabiliti Variabel Y Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
a
13
100.0
0
.0
Total 13 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.753
4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Q26 Q27 Q28 Q29
13.23 13.31 13.31 13.23
Scale Variance if Item Deleted 2.692 2.231 1.897 1.859
Corrected ItemTotal Correlation .354 .712 .509 .705
Cronbach's Alpha if Item Deleted .786 .629 .740 .600
LAMPIRAN 6 Output Regresi Linier Berganda Dari 13 Responden Model Summaryb Model
R
R Square a
1 .851 a. Predictors: (Constant), X
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.725
.700
Durbin-Watson
1.035
1.423
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
1 Regression
30.992
1
30.992
Residual
11.777
11
1.071
Total
42.769
12
Sig.
28.947
.000a
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
2.619
2.816
X .143 a. Dependent Variable: Y
.027
Collinearity Statistics t
Beta
.851
Sig.
.930
.372
5.380
.000
Tolerance
1.000
Collinearity Diagnosticsa Model
Dimensio n
1
1
Variance Proportions Eigenvalue
2 a. Dependent Variable: Y
Condition Index
(Constant)
X
1.995
1.000
.00
.00
.005
19.575
1.00
1.00
VIF
1.000
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a. Dependent Variable: Y
14.77 -1.912-1.820-1.848-
Maximum 19.91 1.230 1.382 1.189
Mean
Std. Deviation
17.69 .000 .000 .000
N
1.607 .991 1.000 .957
Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square a
1 .851 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
.725
Adjusted R Square .700
Std. Error of the Estimate 1.035
Durbin-Watson 1.423
13 13 13 13