P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Putih Jantan Hiperurisemia (Effect Ethanol Extract of Breadfruit’s leaf (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) in Hyperuricemia White Male Mice) Rahimatul Uthia1*; Rima Azlina1; & Helmi Arifin2 1Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Farmasi Universitas Andalas
2Fakultas
Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Daun sukun ini digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan alternatif untuk mengurangi kadar asam urat. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok dosis 100 mg/kg BB, kelompok dosis 200 mg/kg BB, kelompok dosis 400 mg/kg BB dan kelompok pembanding adalah Allopurinol dengan dosis 13 mg/kg BB sehari sekali selama 7, 14 dan 21 hari secara oral. Pengukuran kadar asam urat dilakukan dengan menggunakan alat digital Easy Touch®GCU. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dua arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sukun dapat menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih jantan (P<0,05). Dosis 400 mg/kg BB menunjukkan efek penurunan asam urat hampir sama dengan allopurinol dosis 13 mg/kg BB dengan jangka waktu 21 hari. Ada korelasi lama pemberian dan peningkatan dosis ekstrak daun sukun dengan penurunan kadar asam urat darah mencit hiperurisemia (P<0,05). Kata Kunci: Ekstrak daun sukun, asam urat, allopurinol, hiperurisemia PENDAHULUAN
merupakan produk akhir dari metabolisme
Hiperurisemia adalah keadaan dimana
purin pada manusia yang bersifat tidak larut
terjadi peningkatan kadar asam urat darah di
dalam
atas normal karena meningkatnya produksi atau
pengendapan di persendian dan membentuk
menurunnya pembuangan asam urat maupun
kristal
kombinasi keduanya. Sebagai acuannya, nilai
Kristalisasi natrium urat yang ditimbulkan
asam urat normal wanita 2,4-6,0 mg/dL dan
dalam jaringan lunak dan persendian akan
pria
2011).
membentuk endapan yang dinamakan “tofus”.
Makanan yang mengandung kadar purin tinggi
Proses ini menyebabkan suatu reaksi inflamasi
seperti: daging, jeroan, kepiting, kerang, keju,
akut yaitu arthritis gout (Murray, et al., 1999).
3,0-7,0
mg/dL
(Dalimartha,
kacang tanah, bayam, santan, melinjo dan
air, kecil
sehingga
akan
(endapan
Tingginya
kadar
menyebabkan
yang
mengeras).
asam
urat
alkohol dapat meningkatkan produksi asam urat
(hiperurisemia) bila tidak dikontrol dengan
dalam
baik, akan dapat menimbulkan komplikasi yang
tubuh
(Diana,
2015).
Asam
urat
69
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
fatal pada ginjal. Bila terjadi komplikasi, maka
kanker prostat (Shimizu, et al., 2000). Selain itu,
perlu
bisa
telah dilaporkan juga bahwa efek biologis yang
menghambat terbentuknya asam urat atau
potensial dari senyawa turunan geranil yang
melancarkan pembuangan asam urat melalui
terkandung
urin (Dalimartha, 2014).
Artocarpus communis berupa dihidrokalkon dan
adanya
pemberian
Pengobatan
obat
yang
gout
dalam
daun
sukun
spesies
umumnya
flavanon sebagai inhibitor 5-lipooksidase, yaitu
membutuhkan waktu yang lama bahkan satu
suatu enzim sistein protease yang terlibat dalam
tahun, sehingga efek samping yang ada bisa saja
proses
terjadi. Contohnya dengan Allopurinol yang
(Khosihara, et al.,1988). Ekstrak metanol pada
digunakan untuk mengobati penyakit pirai atau
bunga sukun dapat menghambat aktivitas
rematik karena dapat menurunkan kadar asam
catepshin K yang secara efektif mencegah
urat (Katzung, 2002). Tetapi Allopurinol juga
resorpsi tulang (Patil, et al., 2002) dan menurut
dapat menimbulkan efek
Mu’nisa
samping seperti
osteoporosis
&
Arshal
(2011)
ekstrak
reaksi alergi berupa kulit kemerahan, demam,
flavanoid dan aktivitas antioksidan. Beberapa
menggigil, leukopenia atau leukositosis dan
senyawa alkaloid dan flavonoid yang bersifat
eosinofilia sehingga perlu dicari alternatif atau
antioksidan dapat menghambat kerja enzim
senyawa bioaktif tanaman untuk menghambat
xantin oksidase, yaitu suatu enzim dalam tubuh
xantin
sebagai
manusia yang menjadi pemicu munculnya asam
pengobatan yang aman untuk dikonsumsi
urat sehingga dapat menghambat pembentukan
(Wilamana & Sulistia, 2007).
asam urat dalam tubuh (Cos, et al., 1998).
Pengobatan
dijadikan
tradisional
dengan
memiliki
etanol
tumbuhan
dan
ini
antiinflamasi
gangguan saluran cerna seperti mual, diare dan
oksidase
sukun
serta
kandungan
Berdasarkan latar belakang uraian di
menggunakan bahan alam telah lama dikenal
atas,
oleh masyarakat, penggunaannya juga lebih
bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun sukun
dikenal
dan
(Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn)
efektivitas yang tinggi serta efek samping yang
Fosberg) terhadap kadar asam urat pada mencit
rendah dalam proses pengobatan. Shabella
putih jantan yang hiperurisemia.
dengan
tingkat
keamanan
maka
penelitian
ini
akan
mengkaji
(2012) mengatakan bahwa salah satu tanaman obat yang memiliki potensi untuk mengatasi
METODE PENELITIAN
gout yaitu Artocarpus altilis atau lebih dikenal
Alat
dengan
sukun.
Tumbuhan
ini
memiliki
Alat yang digunakan adalah Botol
kandungan senyawa berkhasiat seperti saponin,
reagen
flavonoid, polifenol, tanin, asam hidrosianat,
timbangan
asetilkolin
hewan, kandang hewan, blender (Philips®),
dan
riboflavin
(Wijayakusuma,
2006).
gelap,
rotary
analitik
evaporator
(OHAUS®),
(Ika®),
timbangan
tabung reaksi (Pirex® Iwaki) dan rak tabung Berdasarkan laporan terdahulu, ekstrak
reaksi, pipet tetes, gelas ukur (Pirex® Iwaki),
aseton dari daun sukun spesies Artocarpus
jarum oral, penangas air, erlenmeyer, kaca
incises memperlihatkan penghambatan aktivitas
arloji, cawan penguap, lumpang, stamfer, kertas
5 -reduktase pada penderita hiperplasia dan
tisu, kapas, spatel, sudip, sonde, beaker glass, pinset, Easy Touch® GCU Uric Acid. 70
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Bahan
proses penyarian sebanyak dua kali dengan Bahan yang digunakan adalah Daun
jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua
sukun, alkohol 70% (PT. Brataco), hati ayam
maserat dikumpulkan kemudian dipekatkan
segar, plat KLT Silica gel GF254 (Merck), Natrium
dengan rotary evaporator sampai didapatkan
carboxy methyl cellulose (Na-CMC) (PT. Brataco),
ekstrak kental (Departemen Kesehatan Republik
Allopurinol (PT. Indofarma), tes strip Uric Acid,
Indonesia, 2008). Setelah itu dihitung hasil
aquadest dan makanan standar mencit (PT.
rendemen ekstrak.
Central Proteina Prima Tbk). C. Karakterisasi Sampel Hewan Percobaan Hewan
Karakterisasi sampel yang dilakukan
yang
digunakan
dalam
diantaranya
pemeriksaan
organoleptis,
penelitian ini adalah mencit putih jantan yang
penentuan susut pengeringan dan penentuan
sehat berumur 2-3 bulan dengan berat badan
kadar abu (Departemen Kesehatan Republik
20-30 g sebanyak 30 ekor. Sebelum penelitian
Indonesia, 2000).
dilakukan, mencit diaklimatisasi selama 7 hari. D. Pemeriksaan Fitokimia Ekstrak Prosedur Penelitian
Pemeriksaan fitokimia ekstrak yang
A. Pengambilan Sampel dan Identifikasi Sampel
yang
digunakan
dilakukan diantaranya uji alkaloid, flavonoid
adalah
tumbuhan sukun (Artocarpus altilis (Parkinson
dan saponin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).
ex F.A. Zorn) Fosberg) bagian yang diambil adalah daunnya yang segar yang didapatkan di
E. Penyiapan Hewan Percobaan
daerah Jati, Padang, Sumatera Barat. Identifikasi
Hewan
percobaan
yang
digunakan
tumbuhan dilakukan di Herbarium Universitas
adalah mencit putih jantan yang sehat dengan
Andalas (ANDA), Jurusan Biologi, Fakultas
berat badan 20-30 g berumur 2-3 bulan,
Matematika
sebanyak 30 ekor. Mencit diaklimatisasi selama
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(MIPA), Universitas Andalas Padang (133/K-
7
hari.
Hewan
ID/ANDA/IV/2015).
penyimpangan
dinyatakan
berat
badan
sehat
apabila
sebelum
dan
sesudah diadaptasikan tidak lebih dari 10% dan B. Pembuatan Ekstrak Daun Sukun
secara visual menunjukan prilaku normal.
Serbuk daun sukun diambil 500 g dan dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masingnya
F. Pembuatan Induktor
sebanyak 125 g. Kemudian dimasukan masing-
Induktor
yang
digunakan
untuk
masing bagian serbuk simplisia kering ke dalam
membuat mencit hiperurisemia adalah hati
empat botol reagen yang gelap, ditambahkan
ayam. Hati ayam segar 100 g dicuci bersih,
1.250 mL pelarut (etanol 70%). Direndam
kemudian diblender dengan menambahkan air
selama 6 jam pertama sambil sekali-kali diaduk,
25 mL hingga halus, kemudian saring dan
kemudian didiamkan selama 18 jam pada
dimasukkan dalam wadah. Volume penginduksi
temperatur
yang diberikan adalah 0,5 mL/20 g BB.
ruangan.
Maserat
dipisahkan
dengan menggunakan kain flanel, diulangi 71
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
G. Dosis Uji
yang diberikan secara oral. Konsentrasi yang
Dosis sediaan ekstrak etanol daun
direncanakan adalah 1%, 2%, 4%. Dosis
sukun diberikan pada hewan percobaan adalah
allopurinol yang digunakan untuk pembanding
100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB
adalah 13 mg/kg BB.
Tabel 1. Perlakuan Hewan Percobaan Kelompok (I) Kontrol Negatif (II) Kontrol Positif (III) Pembanding (IV) Uji I (V) Uji II (VI) Uji III
Perlakuan Diberi pakan standar, aquadest. Diberi pakan standar, aquadest, Na-CMC 0,5% dan induktor sebanyak 0,5 mL/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, allopurinol 13 mg/kg BB dan induktor sebanyak 0,5 mL/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 100 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 mL/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 200 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 mL/20 g BB sampai hari ke-21. Diberi pakan standar, aquadest, ekstrak dosis 400 mg/kg BB secara p.o dan induktor sebanyak 0,5 mL/20 g BB sampai hari ke-21.
H. Tahap Pengujian
tetesan berikutnya diserapkan pada strip asam
Dilakukan penginduksian dengan pemberian
urat sampai terdengar bunyi, setelah itu
homogenat hati ayam segar selama 7 hari pada
pendarahan pada ekor mencit dihentikan.
kelompok Uji II, III, IV, V dan VI. Kemudian
Dalam beberapa detik pada layar akan tertera
diberi ekstrak selama 21 hari diiringi dengan
kadar asam urat dalam mg/dL. Uji dilakukan
pemeberian induktor selama uji. Pengukuran
pada setiap mencit pada semua kelompok.
kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke 0, 8, 15, dan 22.
Analisa Data Data dari hasil penelitian ini akan
Pengukuran Kadar Asam Urat Pengukuran
dianalisis secara statistik dengan menggunakan
dilakukan dengan alat
analisis
varian
(ANOVA)
dengan
uji
dua wilayah
arah
digital Easy Touch® GCU. Alat dikalibrasi dahulu
dilanjutkan
dengan nomor kode yang disesuaikan dengan
Duncan (Duncan’s Multiple Range T-test)
dan
berganda
tes strip yang akan digunakan. Tes strip diselipkan pada tempat khusus pada alat,
HASIL DAN DISKUSI
kemudian pada layar akan muncul gambar
Daun sukun yang digunakan pada
tetesan darah yang menandakan alat siap
penelitian ini adalah dari spesies Artocarpus
digunakan. Darah mencit diambil dengan cara
altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) famili
menggunting ekornya ± 1 cm dari ujung.
Moraceae. Sebelum daun diekstraksi, terlebih
Sebelum
mencit
dahulu tumbuhan yang digunakan diidentifikasi
didisinfektan dengan etanol 70% kemudian
di Herbarium Universitas Andalas (ANDA),
baru digunting, tetesan darah pertama dibuang,
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
digunting,
ujung
ekor
72
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas
memecahkan dinding sel sehingga penetrasi
Padang dengan mengambil bagian daun, akar,
etanol ke dalam sel lebih cepat dan optimal.
kulit batang dan buah.
Serbuk simplisia daun sukun yang
Proses ekstraksi daun sukun dilakukan
dimaserasi sebanyak 500 g. Perendaman sampel
dengan metoda maserasi. Proses maserasi ini
dilakukan selama 3 hari sambil sesekali diaduk
dilakukan dengan menggunakan botol kaca
dan
berwarna coklat dan ditempat yang terlindung
Selanjutnya maserat yang terkumpul dipekatan
cahaya. Hal ini bertujuan untuk menghindari
dengan rotary evaporator untuk menguapkan
terjadinya
aktif
pelarut dan air yang masih tersisa sehingga
terutama untuk senyawa yang kurang stabil
didapatkan ekstrak kental seberat 35,275 g dan
terhadap
hasil rendemennya 7,055 %. Setelah didapatkan
penguraian cahaya
struktur
(Ansel,
zat
2005).
Sampel
dilakukan
tiga
kental,
kali
pengulangan.
dimaserasi menggunakan etanol 70% karena
ekstrak
selanjutnya
dilakukan
sampel yang digunakan adalah sampel kering
karakterisasi terhadap ekstrak etanol daun
yang memiliki kandungan air yang relatif
sukun yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk
sedikit. Adanya kandungan air sebanyak 30%
melihat mutu dari ekstrak yang didapat.
dari pelarut ini berfungsi untuk membantu Tabel 2. Karakteristik ekstrak Pemeriksaan
Pengamatan
Warna
Hijau kehitaman
Rasa
Pahit
Bau
Khas aromatis
Bentuk
Kental
Susut Pengeringan
Pemeriksaan
Pengamatan
Kadar Abu Total
5,475 %
Alkaloid
+
Flavonoid
+
Saponin
+
8,141 %
Uji organoleptik menunjukkan bahwa
Sedangkan penentuan kadar abu bertujuan
ekstrak daun sukun memiliki warna hijau
untuk
kehitaman, rasanya pahit, bau khas aromatik
mineral internal dan eksternal yang berasal dari
dan bentuknya kental. Pada penentuan susut
proses awal sampai terbentuknya ekstrak
pengeringan ekstrak daun sukun didapatkan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
persentase rata-rata adalah 20,32 %. Pada
2000).
penentuan kadar abu ekstrak daun sukun
memberikan
Hewan
yang
gambaran
kandungan
digunakan
dalam
didapat persen rata-rata adalah 6,083 %. Hasil
penelitian ini adalah mencit putih jantan
uji fitokimia ekstrak daun sukun mengandung
sebanyak 30 ekor yang berumur 2-3 bulan
alkaloid, flavonoid dan saponin (tabel 2).
dengan berat badan 20 - 30 g. Sebelum
Pengujian dimaksudkan
pengeringan
selama 1 minggu untuk membiasakannya pada
maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa
kondisi lingkungan percobaan dan menentukan
yang
kelayakan mencit yang digunakan. Mencit yang
pada
memberikan
perlakuan mencit diaklimatisasi terlebih dahulu
batasan
hilang
untuk
susut
proses
pengeringan.
73
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
dipilih untuk penelitian adalah mencit yang
Dari data statistik dapat diketahui
sehat dan tidak mengalami perubahan berat
kadar asam urat kontrol positif kadar asam urat
badan lebih dari 10% selama aklimatisasi
meningkat dengan bertambahnya waktu. Hal ini
dengan ciri-ciri mata jernih bersinar, tingkah
berarti induksi hati ayam pada mencit dapat
laku normal, bulunya bersih dan licin. Selama
meningkatkan kadar asam urat darah mencit
pemeliharaan mencit diberi makan dan minum
putih jantan. Sedangkan pada kontrol negatif
yang cukup.
yang merupakan hewan normal yang tidak
Pada penelitian ini yang digunakan sebagai penginduksi asam urat pada mencit adalah
hati
percobaan
ayam
karena
pendahuluan
berdasarkan
rentang kadar normal. Di dalam tubuh, semua basa purin baik
dapat
yang berasal dari tubuh sendiri ataupun yang
meningkatkan nilai asam urat pada mencit.
berasal dari makanan akan dikatabolisme
Selain itu hati juga termasuk jeroan yang
menjadi asam urat yang merupakan produk
mempunyai
dua
akhir dari metabolisme purin. Basa purin di
tertinggi setelah otak. Cara mendapatkannya
dalam tubuh yaitu adenin dan guanin akan
mudah, harganya murah dan tidak toksik seperti
dirubah membentuk asam urat yang terjadi
halnya kalium oksonat yang bersifat oksidator
melalui jalur oksidasi hipoxanthin dan guanin
kuat, karsinogenik dan mutagenik. Kadar asam
menjadi xanthin yang dikatalisis oleh enzim
urat mulai naik pada hewan percobaan setelah
xanthin oksidase dan guanase. Kemudian xanthin
14 hari pemberian makanan yang kaya purin
akan teroksidasi menjadi asam urat dalam
(Purwathiningsih & Arief, 2010).
reaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim
kandungan
purin
hati
diinduksi, kadar asam uratnya stabil pada
nomor
xanthin oksidase (Murray, et al., 1999). Tabel 3. Hasil pengukuran kadar asam urat pada mencit yang diberikan ekstrak daun sukun Kelompok Kontrol (-) Na-CMC 0,5% + makanan mencit Kontrol (+) Induktor 0,5 mL/20 g BB + Na-CMC 0,5% Induktor 0,5 mL/20 g BB+ Allopurinol Dosis 13 mg/kg BB Induktor 0,5 mL/20 g BB+Ekstrak Dosis 100 mg/kg BB Induktor 0,5 mL/20 g BB+Ekstrak Dosis 200 mg/kg BB Induktor 0,5 mL/20 g BB+ Ekstrak Dosis 400 mg/kg BB Kadar asam urat rata-rata (mg/dL)
Kadar asam urat rata-rata (mg/dL) pada hari ke0 8 15 22 2,020 ± 1,980 ± 2,075 ± 2,050 ± 0,2490 0,1304 0,1258 0,1000 4,200 ± 3,900 ± 3,880 ± 3,440 ± 0,4301 0,5099 0,3033 0,3975 3,820 ± 3,400 ± 2,780 ± 2,080 ± 0,3564 0,3937 0,5263 0,0837 3,880 ± 3,860 ± 3,420 ± 2,780 ± 0,2950 0,4336 0,4266 0,3768 4,180 ± 3,800 ± 3,160 ± 2,480 ± 0,4025 0,3536 0,5320 0,6535 3,940 ± 3,600 ± 2,540 ± 2,140 ± 0,2702 0,3937 0,2966 0,2302 3,673 ± 3,423 ± 2,959 ± 2,510 ± 0,8263 0,7708 0,6926 0,6073
Kadar asam urat rata-rata (mg/dL) 2,028±0,1565 3,855±0,4729 3,020±0,7571 3,485±0,8062 3,405±0,8062 3,055±0,8075
Hasil pemeriksaan kadar asam urat
variansi (ANOVA) dua arah, menggunakan
darah diuji secara statistik dengan analisa
program SPSS dan dilanjutkan dengan uji
74
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Duncan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
percobaan. Hasil uji Duncan pada faktor
apakah masing- masing kelompok perlakuan
kelompok perlakuan/dosis terhadap rata-rata
mempunyai perbedaan yang signifikan. Dari
kadar asam urat menunjukkan bahwa rata-rata
analisis anova dua arah kelompok dosis
penurunan kadar asam urat kelompok kontrol
(perlakuan) terhadap kadar asam urat pada
negatif berbeda nyata dengan kelompok uji yang
hewan
yang
lain. Sedangkan rata-rata penurunan kadar
pemberian
asam urat kelompok uji pembanding tidak
memberikan hasil sama, yaitu (P<0,05). Hal ini
berbeda nyata dengan kelompok uji dosis 400
berarti faktor perbedaan dosis tiap kelompok
mg/kg BB, dari data yang ada didapatkan
dan lama pemberian memberikan pengaruh
kesimpulan bahwa kelompok dosis 400mg/kg
terhadap
BB
percobaan
signifikan
didapatkan
(P<0,05).
Dan
peningkatan
hasil
lama
asam
urat
secara
bermakna. Analisis
mempunyai
efek
yang
sama
dengan
kelompok pembanding dalam menurunkan ratadari
anova
dua
arah
rata kadar asam urat. Dari uji lanjut Duncan ini
dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple
terlihat bahwa variasi kelompok dosis ekstrak
Range Test). Uji Duncan dilakukan pada faktor
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
kelompok perlakuan/dosis dan waktu terhadap
penurunan kadar asam urat menuju rentang
rata-rata penurunan kadar asam urat hewan
normal.
Gambar 1. Kadar asam urat rata-rata pada pemberian ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A. Zorn) Fosberg) Begitu
juga
uji
lanjut
Duncan
semakin lama waktu perlakuan/pemberian
berdasarkan faktor lama pemberian terhadap
dosis maka semakin besar pula penurunan
kadar rata-rata asam urat menunjukkan adanya
kadar asam urat, terlihat pada penurunan rata-
perbedaan yang nyata antara lama perlakuan
rata kadar asam urat yang diukur pada hari ke-
pada hari ke-8, 15 dan 22. Pengukuran kadar
22.
asam urat pada hari ke-22 menunjukkan kadar
ekstrak/dosis maka mekanisme kerja senyawa
asam urat yang mendekati kadar normal, diikuti
yang berkhasiat di dalam ekstrak akan semakin
oleh pengukuran pada hari ke-15 dan hari ke-8.
baik sehingga menunjukkan aktifitas penurunan
Dari uji lanjut Duncan ini terlihat bahwa
yang signifikan.
Semakin
lama
waktu
pemberian
Turunnya kadar asam urat dalam darah
mampu menghambat xhantin oxidase. Beberapa
mencit kemungkinan berkaitan dengan adanya
senyawa metabolit sekunder yaitu golongan
senyawa berkhasiat dalam ekstrak sehingga
flavonoid mempunyai sifat sebagai antioksidan
75
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
yang berperan dalam penghambatan xhantin oxidase (Cos, et al., 1998).
2. Efek penurunan kadar asam urat yang optimal ditunjukan oleh ekstrak etanol daun sukun dengan dosis 400 mg/kg BB dengan jangka
KESIMPULAN
waktu 21 hari yang menunjukkan efek
1. Pemberian ekstrak daun sukun dengan dosis
penurunan asam urat hampir sama dengan
100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB
allupurinol dosis 13 mg/kg BB pada mencit
dapat menurunkan kadar asam urat darah
putih jantan.
pada mencit putih dengan mendekati kadar normal. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H, C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Cos, P., Ying, L., Calomme, M. J. P., Cimanga, K., Van, P. B., Pieters, L., Vlietinck, A. J., Vanden, B. D. (1998). Structure-Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers. Journal of Natural Products, 61(1),71-76. Dalimartha, S. (2011). Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya. Dalimartha, S. (2014). Tumbuhan sakti atasi asam urat. Jakarta: Penebar Swadaya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia (Edisi I). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diana, N.A. (2015). Gout and Hyperuricemia. J Majority, 4(3),81-84. Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2, diterjemahkan oleh Staf Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika. Khosihara, Y., Fujimoto, Y., Inoue, H. (1988). A New 5Lipoxygenase selective inhibitor derived from
Artocarpus communis strongly inhibits arachidonic acid-induced ear edema. Biochemical Pharmacol. 37(11), 2161-2165. Murray, R.K., Daarly, K.G., Peter, A.M., Victor, W.R. (1999). Biokimia Hepar. (edisi 24). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mu’nisa., & Arshal, A.F. (2011). Uji Kapasitas Antioksidan Ekstrak Daun Sukun dan Flavanoid. Bogor: Prosiding Seminar Sains IV FMIPA IPB. Patil, A.D., Freyer, A.J., Killmer, L., Offen, P., Taylor, P.B., Votta, B.J., Johnson, R.K. (2002). A new dimeric dihydrochalcone and a new prenylated flavones from the bud covers of Artocarpus altilis: Potentinhibitors of cathepsin K. Journal of Natural Products, 65(4),624-627. Purwatihningsih & Arief, R. H. (2010). Antyhyperuricemia activity of kepel leaves extract and xanthine oxidase inhibitory study. International Journal of Pharmaceutical Science, 2(2), 123-125. Shabella, R. (2012). Terapi Daun Sukun.Klaten: Cable Book. Shimizu, K., Kondo, R., Sakai, K., Buabam, S and Dilokkunanant. (2000). A Geranylated Chalcone with 5α-reductase inhibitory properties from Artocarpus incises. Phytochem, 54(8),737-739 Wijayakusuma, H. (2006). Atasi Rematik Dan Asam Urat Ala Hembing. Depok, Jakarta: Puspa Swara. Wilamana, P.F., & Sulistia, G. (2007). Analgesikantipiretik, analgesic-antiinflamasi non steroid dan obat pirai. Dalam: Sulistia G.G. 2007. Farmakologi dan tarapi, ed. 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
76