UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS DIINFEKSI Plasmodium berghei
Niken Dyah A., Oni Yulianta W., Lyna Lestari Indrayati ABSTRACT Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) leaves with active substance flavonoid with Artoindonesianin type can be used as an alternative antimalarial agents. The purpose of this study is to find the effects extracted of sukun leaves to inhibit increased percentage parasitemia in mice after being infected by Plasmodium berghei. The antimalarial study used Peter’s Test method. This was an experimental study, consisted of 6 groups of swiss mice, the first group as negative control (CMC Na 0,5%), the second group as positive control (Darplex), while the third, fourth, fifth, and sixth groups were given ethanol extract of sukun leaves with dose of 5 mg/kg, 10 mg/kg, 15 mg/kg, and 20 mg/kg body weight respectively. For 4 days, it recorded and calculated parasitemia percentage every 24 hours then it calculated percentage growth and percentage inhibition. Data from growth percentage were analyzed by Kruskall-Wallis and Mann-Whitney. The results of this study proved that extracted Sukun leaves can inhibit 59,16%; 61,02%; 66,40% dan 69,50% the growthg parasitemia persentage with dose 5 mg/kg; 10 mg/kg; 15 mg/kg dan 20 mg/kg body weight respectively.
Keywords: Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) leaves, flavonoid, artoindonesianin, antimalarial, paracitemia.
1
UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS DIINFEKSI Plasmodium berghei Niken Dyah A., Oni Yulianta W., Lyna Lestari Indrayati
INTISARI Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) dengan zat aktif flavonoid jenis Artoindonesianin dapat digunakan sebagai obat alternatif antimalaria. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) terhadap penghambatan peningkatan presentase parasitemia pada mencit setelah diinfeksi Plasmodium berghei. Uji aktivitas antimalaria dilakukan dengan metode Peter’s Test. Penelitian ini menggunakan eksperimental murni, terdiri dari 6 kelompok mencit swiss, kelompok I kontrol negatif (CMC Na 0,5 %), kelompok II kontrol positif (Darplex), dan kelompok III, IV, V dan VI masing-masing diberi ekstrak etanol daun sukun dosis 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 15 mg/kg BB, dan 20 mg/kg BB. Selama 4 hari dicatat dan dihitung persen parasitemia setiap 24 jam kemudian dihitung persen pertumbuhan dan persen penghambatan. Data persentase pertumbuhan dianalisis menggunakan Kruskall-Wallis satu jalan dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) dapat menghambat 59,16%; 61,02%; 66,40% dan 69,50% kenaikan pertumbuhan persen parasitemia pada dosis 5 mg/kg BB; 10 mg/kg BB; 15 mg/kg BB dan 20 mg/kg BB. Kata kunci: Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg), flavonoid, artoindonesianin antimalaria, parasitemia.
PENDAHULUAN Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus plasmodium, yang dapat di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence-API) merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Jumlah kasus tahun 2012 sebanyak 2.420 kasus. Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2012 sebesar 0,01%. (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012) Tingkat kematian yang disebabkan oleh malaria meningkat pada masa 20 tahun terakhir terutama disebabkan munculnya Plasmodium falciparum yang resisten terhadap obat malaria yang tersedia terutama klorokuin dan turunannya (Ncokazi and Egan,
2
2005;Trape, 2002). Diperlukan upaya untuk mencari dan mengembangkan obat malaria baru sebagai obat alternatif yang efektif, aman, sedikit efek samping, murah, dan mudah didapatkan terutama dari tanaman. (Djuri, 2009) Penelitian sebelumnya tentang antimalaria telah dilakukan oleh Fabriana (2010), telah melakukan penelitian Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol 80% Daun dan Kulit Batang Kluwih Terhadap Plasmodium berghei secara in vivo. Membuktikan bahwa ekstrak etanol 80% daun dan kulit batang kluwih dengan zat aktif flavonoid memiliki aktivitas antimalaria dengan harga ED50 berturut-turut 87,43 mg/kg BB dan 67,51 mg/kg BB. Ekstrak daun kluwih pada dosis 100 mg/kg BB dan 10mg/kg BB aktif sebagai antimalaria sedangkan ekstrak kulit batang aktif sebagai antimalarial pada dosis 100 mg/kg Daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) banyak mengandung flavonoid, polyphennol, sapoin, tanin, fitosterol, asam hidrosianat, asetilcolin, riboflavin, phenol. Daun sukun ini juga mengandung quarcetin, champorol dan artoindonnesianin. Dimana artoindonesianin
dan
quercetin
adalah
kelompok
senyawa
dari
flavonoid.
(Widyawaruyanti, 2011) Artoindonesianin mempunyai mekanisme aksi sebagai antimalaria dengan menghambat jalur permeasi baru (New Permeation Pathway=NPP) pada membran eritrosit yang diinduksi parasit. (Ramadhani, 2009; Widyawaruyanti, 2011) Hipotesis dari penelitian ini, ekstrak daun sukun (Artocarpus Altilis (Park) Fosberg.)
mempunyai
kemampuan
dalam menghambat
peningkatan
presentase
parasitemia pada mencit galur Swiss yang telah diinokulasi Plasmodium berghei secara in vivo. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Bahan Daun sukun (Artocarpus altillis), hewan uji mencit galur Swiss umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-22 g, pakan dan minum hewan uji, Plasmodium berghei dari darah mencit donor, etanol 70%, Darplex, CMC Na 0,5%, H2SO4, pewarna giemsa. Cara Penelitian 1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pembuatan simplisia dan ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.)
3
Daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) diperoleh dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang. Dilakukan perajangan dan pengeringan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dan diayak dengan nomor ayakan 30 mesh. Pembuatan ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) dibuat dengan menggunakan pelarut etanol 70%. 3. Identifikasi flavonoid Sebanyak 0,1 g ekstrak daun sukun ditambahkan methanol sampai terendam lalu dipanaskan kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi warna merah 4. Perlakuan hewan uji Penelitian ini menggunakan 36 ekor mencit jantan galur swiss yang dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. kelompok I kontrol negatif diberi inducer + CMC Na 0,5%, kelompok II kontrol positif diberi larutan Daprlex dengan dosis 2,808 mg/20 g mencit, kelompok perlakuan III, IV, V, dan VI diberi inducer + ekstrak daun sukun dosis 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 15 mg/kg BB, dan 20 mg/kg BB. Inducer (Plasmodium berghei) digunakan untuk meningkatkan tingkat parasitemia pada mencit. Selama 4 hari masing-masing kelompok diberi perlakuan secara peroral dengan cara sonde lambung. ANALISIS DATA Data yang diperoleh merupakan persen pertumbuhan selama 4 hari, dengan mengamati jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit yang dianalisis secara statistik. Rumus perhitungan persen parasitemia adalah
% Parasitemia = Jumlah eritrosit terinfeksi /1000 eritrosit x 100% Persentase pertumbuhan parasit dihitung dengan rumus : % pertumbuhan =
Persentase penghambatan parasit dihitung dengan rumus :
%penghambatan = 100% - ( Xe/Xk x 100%)
4
Keterangan : Xe
: persen pertumbuhan rata-rata parasit yangdiberi bahan uji dosis tertentu
Xk
: persen pertumbuhan rata-rata parasit pada kontrol negatif
P(dx-dx-1) : % parasitemia pada hari x dikurangi % parasitemia pada hari sebelumnya. Data persen pertumbuhan selama 4 hari yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistikdengan Kruskall Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney menggunakan SPSS 18.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. HASIL Determinasi tanaman sukun yang telah dilakukan didapatkan kunci determinasi 1b-2b-3b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27b-799b-800a (Famili 117. Moraceae) 1b-2b-4b-6b-8b-9b-15b (Genus. 9. Artocarpus) 1a-2a-3b-4b (Species Artocarpus altilis (Park) Fosberg. Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Artocarpus altilis (Park) Fosberg. Identifikasi flavonoid yang dilakukan Hasil identifikasi kandungan flavonoid adalah terbentuknya warna merah karena penambahan H2SO4 pekat yang menunjukkan adanya flavonoid pada daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) Penelitian antimalaria dilakukan dengan mengamati persen parasitemia eritrosit dengan mikroskop binokuler dan dilihat serta dihitung jumlah eritrosit yang terkena parasit dengan ciri-ciri terdapat bintik-bintik merah pada eritrosit dihitung juga eritrosit yang tidak terkena parasit.
Tabel I. Rata-rata % Pertumbuhan dan Rata-rata % Penghambatan Kelompok Perlakuan Kontrol positif Kontrol negatif Ekstrak 5 mg/kg BB Ekstrak 10 mg/kg BB Ekstrak 15 mg/kg BB Ekstrak 20 mg/kg BB
Rata-rata Pertumbuhan ± SD 0% ± 0 5,9% ± 0,358 2,41% ± 0,059 2,3% ± 0,299 1,98% ± 0,095 1,8% ± 0,11
5
% Rata-rata persen penghambatan ± SD 100 % ± 0,00 0% ± 0,00 59,16% ± 0,72 61,02% ± 2,05 66,45% ± 2,15 69,5% ± 1,00
Tabel II. Hasil Uji Mann-Whitney Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park)Fosberg.)Pada mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei Kelompok Perlakuan K (-) vs P1 K(-) vs P2 K (-) vs P3 K (-) vs P4 K (-) vs K (+) K (+) vs P1 K (+) vs P2 K (+) vs P3 K (+) vs P4 P1 vs P2 P1 vs P3 P1 vs P4 P2 vs P3 P2 vs P4 P3 vs P4 Keterangan :
Sig 0,004 0,004 0,004 0,004 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,337 0,004 0,004 0,078 0,004 0,030
Keterangan Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna
K (-) : CMC Na 0,5% sebanyak 0,5 ml/20g BB secara peroral. K (+) : Darplex dosis 2,808 mg/20 g BB sebanyak 0,5 ml/20 g secara peroral. P1 : Diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park)fosberg.) dosis 5 mg/kg BB sebanyak 0,5 ml/20 g secara peroral. P2 : Diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park)fosberg.) dosis 10 mg/kg BB sebanyak 0,5 ml/20 g secara peroral. P3 : Diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park)fosberg.) dosis 15 mg/kg BB sebanyak 0,5 ml/20 g secara peroral. P4 : Diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park)fosberg.) dosis 20 mg/kg BB sebanyak 0,5 ml/20 g secara peroral. PEMBAHASAN Determinasi terhadap tanaman bertujuan untuk mengidentifikasi tanaman yang akan digunakan dalam penelitian berdasarkan ciri-ciri fisik sehingga peneliti yakin bahwa tanaman tersebut adalah benar-benar tanaman yang dimaksudkan untuk diteliti. Identifikasi tanaman ini dilakukan pada tahap awal penelitian untuk mendapatkan kebenaran identitas dari tanaman yang diteliti, menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan utama dan mencegah kemungkinan tercampurnya tanaman yang diteliti dengan tanaman lain. Untuk membuktikan adanya senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) dilakukan identifikasi senyawa flavonoid
6
dengan metode fitokimia. Reaksi kimia identifikasi senyawa flavonoid dalam ekstrak etanol daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) :
H OH-
Flavonoid (warna hijau)
(warna merah)
Hasil uji Mann Whitney menunjukan antara kelompok perlakuan kontrol negatif ( CMC Na 0,5%) dengan dengan kelompok ekstrak daun sukun dosis 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 15 mg/kg BB, dan 20 mg/kg BB didapatkan nilai signifikansinya p= 0,004 (P< 0,05) dapat dikatakan bahwa diantara kelompok perlakuan tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna dalam peningkatan pertumbuhan parasit selama 4 hari. Kelompok kontrol positif (Darplex) dengan kelompok ekstrak daun sukun dosis 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 15 mg/kg BB, dan 20 mg/kg BB didapatkan nilai signifikansi p=0,002 (P<0,05) dapat dikatakan bahwa diantara kelompok perlakuan tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna dalam peningkatan pertumbuhan parasit selama 4 hari sehingga dapat dikatakan tidak sebanding dengan kontrol positif (Darplex). Sesuai dengan penelitian sebelumnya ekstrak daun dan batang kluwih dengan kandungan zat aktif flavonoid jenis artoindonesianin, ekstrak daun sukun juga dapat digunakan untuk antimalaria dalam menghambat peningkatan pertumbuhan persen parasitemia dengan kandungan zat aktif yang sama yaitu flavonoid jenis artoindonesianin dengan mekanisme menghambat jalur permeasi baru (NPP) dengan transport nutrisi parasit dan proses degradasi hemoglobin dan detoksifikasi heme. KESIMPULAN 1.
Ekstrak daun Sukun (Artocarpus altilis (Park)Fosberg.) dapat menghambat peningkatan angka parasetemia pada mencit galur swiss yang telah diinfeksi darah terinfeksi Plasmodium berghei.
2.
Pada dosis 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 15 mg/kg BB, dan 20 mg/kg BB dari ekstrak kental daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) memiliki persen penghambatan >30% (aktif menurunkan parasitemia).
7
SARAN 1.
Perlu dilakukan penelitian dengan cara pembedahan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi pada organ, terutama hepar.
2. Perlu
dilakukan
penelitian
lebih
lanjut
tentang
keamanan
daun
sukun
(Artocarpusaltilis (Park) Fosberg.) sebagai obat alternatif antimalaria alami. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimaksih kepada Bapak dan Ibu dosen Program Studi Farmasi serta staf karyawan STIKes Ngudi Waluyo yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM yang telah memperkenankan berlangsungnya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012, Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
2.
Ncokazi K.K and Egan T.J., 2005, A colometric high-Throughput β-hematin inhibition screening assay for use in the search antimalarial compounds, AnalyticalBiochemistry 338: 306-319
3.
Trape J.F., Pisan G., Speigel A., Enel C. and Roiger C., 2002, Combating Malaria in Africa, Trends in Parasitology 18 : 224-230.
4.
Djuri, Sudarsono dan Suprayitno, 2009, Pendidikan Lingkungan /Konservasi Pengenalan Dunia Flora Tentang Nephentes spp. Seri ke 1, Balai Diklat Kehutanan Bogor, Bogor.
5.
Fabriana, L.H., Mulja H.S., Achmad F.H., dan Aty Widyawaruyanti, 2010, Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol 80% Daun dan Batang Kluwih Terhadap Plasmodium berghei in vivo, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.
6.
Ramadhani, AN., 2009, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap Larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST), Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. www.undip.ac.id., April 2014.
7.
Widyawaruyanti, A., Hafid F.A., Ekasari W., Sjafrudin., Zaini N.C., 2007, Ekstrak Terstandar Kulit Batang dan Daun Cempedak Sebagai Bahan Baku Obat Fitofarmaka Antimalaria Potensial, Laporan Penelitian I DP2M/Hibah Bersaing/2007-2008, Lembaga Penelitian Unair, Surabaya.
8