Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL DAUN SOM JAWA (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS IMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF SOM JAVA LEAVES (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) IN SWISS STRAIN MALE MICE Rina Wulansari, Dwi Hadi Setya Palupi, Ika Puspitaningrum Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang SARI Daun som jawa memiliki beberapa senyawa bioaktif diantaranya flavonoid. Flavonoid dapat mempengaruhi sistem imunitas melalui aktivitasnya pada makrofag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunomodulator dan dosis efektif dari ekstrak etanol daun som jawa (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) terhadap respon imun non spesifik dan respon imun spesifik pada mencit jantan galur Swiss. Hasil pengujian aktivitas fagositik hewan uji berturut-turut pada ekstrak etanol daun som jawa dosis 50, 100, dan 150 mg/kgBB sebesar 1,15124; 1,14982; 1,38195. Aktivitas ekstrak etanol daun som jawa juga dapat meningkatkan berat organ limfoid (hati, limpa, timus) secara bermakna (p< 0,05) dibanding kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dibanding kontrol positif (p> 0,05). Ekstrak etanol daun som jawa mampu mempengaruhi respon imun seluler secara bermakna (p< 0,05) dibanding kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dibanding kontrol positif (p> 0,05) pada dosis 100, dan 150 mg/kgBB. Ekstrak etanol daun som jawa ketiga dosis mampu meningkatkan nilai titer antibodi primer dan sekunder. Ekstrak etanol daun som jawa mempunyai efek imunostimulan terhadap respon imun non spesifik dan respon imun spesifik. Dosis efektif dari ekstrak etanol daun som jawa ditetapkan sebesar 100 mg/kgBB. Kata Kunci : Ekstrak Etanol, Daun Som Jawa (Talinum triangulare (Jacq.) Willd), Imunomodulator. ABSTRACT Som java leaves contain several bioactive compounds include flavonoids. Flavonoids affect the immune system through its activity on macrophages. This study was aimed to determine the immunomodulatory effects and effective dose of ethanolic extract of som java leaves (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) through non-specific immune response and specific immune response in Swiss strain male mice. Phagocytic activity test results consecutive at ethanolic extract of som java leaves doses of 50, 100, and 150 mg/kgBW as 1,15124; 1,14982; 1,38195. Ethanolic extract of som java leaves has significant increase in mean difference (p <0,05) in weight lymphoid organs (liver, spleen, thymus) compared against negative control and no difference significant mean compared against positive control. Ethanolic extract of som java leaves affect cellular immune response was significant in mean difference (p <0.05) compared against negative control and
1004
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
no difference significant mean compared against positive control (p> 0.05) at doses of 100 and 150 mg/kgBW. Three doses of ethanolic extract of som java leaves enhance the value of primary and secondary antibody titers. Ethanolic extract of som java leaves has immunostimulatory effects on non-spesific immune response and specific immune response. Effective dose of ethanolic extract of som java leaves was 100 mg /kgBW. Keywords: Ethanolic Extracts, Som Java Leaves (Talinum triangulare (Jacq.) Willd), Immunomodulatory. masyarakat sebagai obat kuat dan
PENDAHULUAN Kondisi mempengaruhi homeostasis
stress
dapat
obat reumatik (Rustam, dkk., 2011).
semua
fungsi
Pada penelitian Aja, dkk., (2010)
tubuh
mulai
dari
disebutkan
bahwa
kandungan
kardiovaskular sampai fungsi imun.
flavonoid dari Talinum triangulare
Umumnya, terjadi penekanan sistem
secara
imun (Nurdin, 2010). Defek salah
69,80±4,42 mg/ 100g berat kering.
satu
imun
Metabolit sekunder golongan steroid
defisiensi
(campesterol, sitosterol, stigmasterol
komponen
sistem
menyebabkan
penyakit
imun.
tubuh
Agar
mempertahankan
dapat
terus
keutuhannya
dan
kuantitatif
scotenol)
mencapai
ditemukan
dalam
Talinum triangulare (Amorim, dkk.,
dapat
2014). Penelitian mengenai sistem
mengembalikan
imun yang telah dilakukan, flavonoid
serta memperbaiki sistem imun yang
memiliki efek imunostimulan dengan
fungsinya
memacu
diperlukan
obat
digunakan
untuk
yang
terganggu.
produksi
IL-2
Imunomodulator merupakan obat-
(Parlinaningrum, dkk., 2014). Sterol
obatan yang dapat mengembalikan
dapat meningkatkan respon limfosit
ketidakseimbangan
T (Hussain, dkk., 2013).
sistem
imun,
didalamnya
Berdasarkan uraian di atas,
imunostimulator dan imunosupresan
maka dilakukan penelitian pengujian
(Baratawidjaja,2010).
efek imunomodulator ekstrak etanol
termasuk
triangulare
daun som jawa (Talinum triangulare
merupakan salah satu tanaman yang
(Jacq.) Willd) terhadap respon imun
ada di Indonesia dan digunakan
non spesifik dan spesifik secara in
Talinum
vivo. 1005
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
masing kelompok diambil darah METODE PENELITIAN Ekstraksi Som Jawa (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) Ekstraksi
sampel
sebagai nilai awal (menit ke-0). Setelah itu mencit diinduksi dengan karbon 0,1ml/10g BB melalui vena
dilakukan
ekor, kemudian darah diambil setiap
dengan cara remaserasi selama 5 x
4 menit sekali (pada menit ke 4, 8,
24 jam. Satu bagian dari serbuk
12, dan 16) sebanyak 50μl kemudian
simplisia kering ditambahkan pelarut
dicampur dengan 4,0 ml asam asetat
etanol 96% sebanyak 2 bagian.
0,1%, lalu diukur absorbansinya
Setelah 24 jam, maserat disaring dan
dengan
ampas kembali diekstraksi dengan
panjang gelombang 627nm. Aktivitas
menggunakan etanol 96%. Proses
fagositik
yang sama dilakukan hingga 5 kali.
perbandingan
Filtrat dikumpulkan dan dipekatkan
garis regresi linier antara 100%-
dalam rotary evaporator sampai
Transmitan terhadap waktu pada
diperoleh ekstrak kental.
kelompok uji dan kontrol.
Uji Bersihan Karbon
Pengujian Indeks Organ Limfoid
spektrofotometer
ditentukan
pada
berdasarkan
antara
kemiringan
Hewan uji mencit kelompok I
Mencit dieuthanisasi dengan
kontrol negatif CMC Na 0,5%,
menggunakan eter selama beberapa
kelompok II kontrol positif sediaan
menit hingga mencit kehilangan
fitofarmaka herba meniran sirup
kesadaran.
dosis 9,1 mg/kgBB, kelompok III
diambil
suspensi ekstrak etanol daun som
(hati, limpa, dan kelenjar timus).
jawa dosis 50mg/kgBB, kelompok
Organ-organ
IV
ditimbang dan dibandingkan dengan
suspensi ekstrak
etanol daun
Mencit
dibedah
organ-organ
limfoid
dan
limfoidnya
tersebut
som jawa dosis 100 mg/kgBB dan
kelompok kontrol.
kelompok V suspensi ekstrak etanol
Uji Hipersensitivitas tipe Lambat
daun som jawa dosis 150mg/kgBB
(Delayed Type Hypersensitivity)
diberi sediaan uji satu kali sehari
Semua kelompok diimunisasi
selama 5 hari secara per oral. Pada
dengan SRBC 1% sebanyak 0,1 ml/
hari ke-6 sebelum diinduksi, masing-
10g BB secara intravena (hari ke-0). 1006
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
Mencit dari kelompok I; II; III; IV
diimunisasi kembali dengan SRBC 1
dan V diberi sediaan uji sebanyak
% sebanyak 0,1 mL/10 g BB secara
satu kali sehari selama 5 hari secara
intra vena pada hari ke-12 dan
per
diukur
dibiarkan selama 24 jam. Pada hari
ketebalan kaki kanan mencit dengan
ke-13, mencit diambil darah untuk
jangka
mendapatkan serum dan kembali
oral.Pada
hari
sorong
ke-6
(T-0),
kemudian
mencit diimunisasi kembali dengan
ditentukan
titer
0,05
teknik
hemaglutinasi,
mL
SRBC
1%
secara
antibodi
dengan nilai
intradermal pada telapak kaki kanan.
hemaglutinasi ini dinyatakan sebagai
Pengukuran ketebalan kaki dilakukan
titer antibodi sekunder.
kembali pada jam ke 24 dan 48 (T-24
Analisis Data
dan
T-48).
Respon
hipersensitivitas
Data
indeks
organ
diolah
lambat
secara statistik dengan uji Anova One
ditentukan berdasarkan perbandingan
Way untuk organ hati dan Kruskal
ketebalan kaki kelompok sediaan uji
Wallis
terhadap kelompok kontrol.
kelenjar timus dengan SPSS versi 19.
Uji Titer Antibodi Total
Data persentase perubahan ketebalan
Hewan
tipe
Uji
uji
mencit
dari
untuk
organ
limpa
dan
kaki kelompok sediaan uji terhadap
kelompok I; II; III; IV dan V,
kontrol
diimunisasi
statistik dengan uji Anova One Way
dengan
SRBC
1%
sebanyak 0,1 mL/10 g BB secara
(%KVU)
diolah
secara
melalui SPSS versi 19.
intravena (hari ke 0). Mencit dari kelompok I; II; III; IV dan V diberikan sediaan uji secara per oral,
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian
untuk
satu kali sehari selama 12 hari. Pada
mengetahui
hari ke-5 dan hari ke-13 diambil
dan dosis efektif dari ekstrak etanol
darah mencit melalui vena ekor dan
daun som jawa (Talinum triangulare
disentrifugasi
(Jacq.)Willd).
untuk
mendapatkan
efek
bertujuan
imunomodulator
Pengujian
serum. Nilai hemaglutinasi pada hari
imunomodulator
ke-5 dinyatakan sebagai titer antibodi
meliputi uji respon imun non spesifik
primer.
(aktivitas fagositik) dan indeks organ
Mencit
selanjutnya
yang
efek
dilakukan
1007
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
limfoid dan uji respon imun spesifik
Suharsanti
meliputi uji respon imun selular
disimpulkan bahwa ekstrak etanol
(hipersensitivitas tipe lambat) dan uji
daun
respon imun humoral (hemaglutinasi
flavonoid,
titer antibodi).
triterpenoid.
Proses
ekstraksi
dilakukan
dan
som
Wibowo
jawa saponin,
Pada
(2014)
mengandung steroid
pengujian
dan
bersihan
dengan menggunakan cara dingin
karbon, mencit yang telah diinduksi
yaitu
dengan
dengan sediaan uji selama 5 hari,
96%.
pada hari ke-6 nya diinjeksi suspensi
Remaserasi dipilih karena cara ini
tinta karbon dosis 0,1ml/10 gBB
dapat
kerusakan
mencit melalui vena ekor mencit.
komponen yang ada dalam tanaman
Karbon yang masuk ke dalam tubuh
som jawa salah satunya senyawa
dikenali sebagai non self dan akan
flavonoid yang tidak tahan panas dan
difagositosis
mudah teroksidasi pada suhu tinggi
neutrofil,
monosit,
(Rompas, 2012). Rendemen ekstrak
leukosit
yang
yang
diperoleh
sebesar
6,507%.
jumlahnya
dalam
darah
Hasil
skrinning
fitokimiadan uji
berkurang
seiring
bertambahnya
dilakukan
waktu (Aldi, dkk, 2013).
remaserasi
menggunakan
etanol
menghindari
penegasan
yang
penelitian
sebelumnya
pada
oleh
makrofag, serta
lain,
sel-sel sehingga akan
oleh
Tabel 1. Aktivitas Fagositik pada Uji Bersihan Karbon setelah pemberian Ekstrak Etanol Daun Som Jawa (Talinum triangulare (Jacq.) Willd)
Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
Kecepatan eliminasi (kr) -0,43145 -0,636 -0,4967 -0,4961 -0,5962
Indeks fagositik 1 1,47421 1,15124 1,14982 1,38195
Klasifikasi Efek Imunomodulasi (Wagner, 1989) -Imunostimulan Sedang Imunostimulan Sedang Imunostimulan Sedang Imunostimulan Sedang
: Kontrol Negatif (CMC Na 0,5%) : Kontrol Positif (Sediaan fitofarmaka herba meniran dosis 9,1 mg/kgBB mencit) : ekstrak etanol daun som jawa 50 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 100 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 150 mg/kgBB mencit
1008
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
Kecepatan
ini
aktivitas fagositik dari makrofag dan
kemudian diolah lebih lanjut dengan
peningkatan imunitas non spesifik
membandingkan kemiringan garis
(Faradilla dan Iwo, 2014). Ekstrak
linier antara kelompok perlakuan
etanol daun som jawa pada dosis 50;
dengan kelompok kontrol negatif,
100; 150 mg/kgBB dan kontrol
untuk mendapatkan parameter lain
positif sediaan fitofarmaka herba
yaitu indeks fagositik (k). Indeks
meniran
Fagositik dapat menjadi acuan untuk
fagositik berkisar >1-1,5 sehingga
klasifikasi aktivitas imunomodulator.
berdasarkan
Menurut Wagner (1989), nilai k
Wagner (1989) dikatakan memiliki
kurang
efek imunostimulan sedang.
dari
eliminasi
1
imunostimulan
tidak atau
bersifat bersifat
memiliki
Semua
nilai
klasifikasi
hewan
indeks
menurut
uji
dalam
imunosupresif, bila k diantara >1-1,5
kelompok dikorbankan setelah 1 x 24
menunjukkan efek imunostimulan
jam
sedang, dan nilai k lebih dari 1,5
diambil organ limfoidnya. Indeks
menunjukkan efek imunostimulan
organ
kuat. Semakin meningkatnya indeks
perbandingan berat organ limfoid
fagositik pada uji bersihan karbon
dengan berat badan mencit dalam
menunjukkan adanya peningkatan
prosentase.
terpapar
tinta
limfoid
karbon,
didapat
dan
dari
Tabel 2. Rerata Indeks Organ setelah pemberian Ekstrak Etanol Daun Som Jawa (Talinum triangulare (Jacq.) Willd)
Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Dosis II
Hati 3,7138 ± 0,7863b 6,0789 ± 0,3178a 5,3576 ± 0,5540a 5,4172 ± 0,3209a 5,5577 ± 0,5927a
% Indeks Organ ( X ± SD) Limpa Kelenjar Timus 0,3973 ± 0,0913b 0,2254 ± 0,0398b 0,9886 ± 0,6414a 0,4081 ± 0,1269a a 0,8411 ± 0,1711 0,3295 ± 0,0491a 0,7556 ± 0,0519a 0,3211 ± 0,0385a a 0,8436 ± 0,1194 0,3497 ± 0,0459a
: Kontrol negatif CMC Na 0,5% : Kontrol positif Sediaan fitofarmaka herba meniran dosis 9,1 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 50 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 100 mg/kgBB mencit
2
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
Dosis III : ekstrak etanol daun som jawa 150 mg/kgBB mencit % Indeks Organ : Persentase perbandingan berat organ dengan berat badan mencit a (ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol negatif) b (ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol positif)
Pemberian
sediaan
ekstrak
Pada
pengujian
respon
etanol daun som jawa ketiga dosis
hipersensitivitas tipe lambat SRBC
mampu meningkatkan nilai indeks
yang disuntikkan berperan sebagai
organ
antigen yang dapat menyebabkan
limfoid
serta
terdapat
perbedaanbermakna
dengan
edema
karena
adanya
kelompok kontrol negatif. Hal ini
inflamasi
membuktikan bahwa sediaan uji
leukosit
ekstrak
jawa
sehingga dalam waktu 0-48 jam akan
imunostimulan
terlihat jelas edema tersebut (Kala,
etanol
memiliki
daun
aktivitas
som
melalui proliferasi sel-sel imun.
(akumulasi
respon
dan sel
makrofag,
imun lainnya)
dkk., 2015).
Tabel 3. Rerata Persentase (%) Perubahan Ketebalan Kaki Hewan Uji Pada T-24 dan pada T-48setelah pemberian SRBC 1% % Ketebalan Kaki Kelompok
X±SD (T-24) 22,79±8,23b 68,00±7,53a 56,69±8,32ab 59,47±8,57a 60,30±6,00a
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Keterangan
X±SD (T-48) 18,87±6,23b 74,27±8,96a 65,01±10,91a 66,31±10,64a 68,07±11,22a
Kelompok I : Kontrol negatifCMC Na 0,5% Kelompok II : Kontrol positif Sediaan fitofarmaka herba meniran dosis 9,1 mg/kgBB mencit Kelompok III : ekstrak etanol daun som jawa 50 mg/kgBB mencit Kelompok IV : ekstrak etanol daun som jawa 100 mg/kgBB mencit Kelompok V : ekstrak etanol daun som jawa 150 mg/kgBB tmencit a (ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol negatif) b (ada perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol positif)
Persentase
perubahan
memperlihatkan adanya perbedaan
ketebalan kaki pada %T-24 dan %T-
bermakna ekstrak etanol daun som
48 ekstrak etanol daun som jawa
jawa dosis 100; dan 150 mg/kgBB
dosis
mg/kgBB
dengan kontrol negatif. Hal ini
memiliki nilai persentase yang lebih
membuktikan bahwa ekstrak etanol
tinggi dari kontrol negatif serta
daun som jawa kedua dosis tersebut
100;
dan
150
1010
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
mampu meningkatkan ketebalan kaki
masih
hewan uji melalui respon terhadap
hemalgutinasi positif. Titer antibodi
sel T CD4
+
dan CD8
+
reaksi
primer
menunjukkan
timbul kerusakan jaringan dan terjadi
stimulasi
terhadap
inflamasi.
limfosit T dan makrofag, sedang titer
Pengamatan dilakukan
titer
dari
limfosit
B,
antibodi
melihat
adanya stimulasi terhadap memori
pengenceran
sel B pada proses pembentukan
tertinggi serum darah mencit yang
sekunder
adanya
antibodi
dengan
hemaglutinasi
sehingga
memberikan
menunjukkan
antibodi (Faradilla dan Iwo, 2014).
Tabel 4. Titer Antibodi Total Primer dan Sekunder
Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
Titer Antibodi Sekunder 1:4 1 : 16 1 : 56 1 : 128 1 : 256
: Kontrol negatifCMC Na 0,5% : Kontrol positif Sediaan fitofarmaka herba meniran dosis 9,1 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 50 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 100 mg/kgBB mencit : ekstrak etanol daun som jawa 150 mg/kgBB mencit
Peningkatan etanol
Titer Antibodi Primer 1 : 16 1:8 1 : 12 1:8 1 : 16
daun
dosis
ekstrak
som
jawa
etanol daun som jawa memiliki aktivitas
imunomodulator
baik
memperlihatkan peningkatan nilai
terhadap sistem imun non spesifik
hemaglutinasi
maupun
atau
nilai
spesifik.
Kandungan
hemaglutinasinya menjadi semakin
flavonoid, saponin, triterpenoid dan
besar. Disimpulkan bahwa semakin
steroid (sterol) dalam som jawa
besar dosis yang diberikan dapat
diduga
meningkatkan
imunomodulator
jumlah
antibodi
memiliki
peran
sebagai dengan
sehingga ikatan antara antigen dan
menstimulasi produksi sitokin IL-2
antibodi yang terbentuk juga semakin
(Parlinaningrum, dkk., 2014), IFN-γ
besar.
(Barbosa, 2014 dan Chiang, dkk., Hasil penelitian ini, secara
umum menunjukkan bahwa ekstrak
2003), meningkatkan respon limfosit T
(Hussain,
dkk.,
2013).
Pada
1011
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
penelitian ini, tiga tingkatan dosis
dalam ekstrak etanol daun som
ekstrak
jawa dalammenstimulir sistem
etanol
daun
som
jawa
memiliki efek imunomodulator, dan dosis efektifnya yaitu sebesar 100
imun. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
mg/kgBB. Hasil ini berdasarkan uji
lanjut
indeks
organ
ekstrak etanol daun som jawa
limfoid, hipersensitivitas tipe lambat
dalam bentuk sediaan farmasi
serta
(suspensi, sirup, tablet, atupun
fagositik,
titer
indeks
antibodi,
mg/kgBB
sudah
dosis
dapat
100
berperan
sebagai imunomodulator.
triangulare
(Jacq.)
memiliki
efek
imunomodulator terhadap respon imun non spesifik dan spesifik pada mencit jantan galur Swiss. 2. Dosis efektif dari esktrak etanol daun
som
jawa
(Talinum
triangulare (Jacq.) Willd) yang memiliki efek imunomodulator terhadap
respon
imun
non
spesifik dan spesifik pada mencit jantan
galur
Swiss
sebesar
100mg/kgBB.
SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara molekuler untuk memastikan
sehingga
lebih
DAFTAR PUSTAKA
1. Ekstrak etanol daun som jawa
Willd)
pemanfaatan
acceptable ketika digunakan.
KESIMPULAN
(Talinum
kapsul)
mengenai
peran
Aldi, Y., Ogiana, N., dan Handayani, D. 2013. Uji Imunomodulator Beberapa Subfraksi Ekstrak Etil Asetat Meniran (Phyllanthus niruri L.) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metoda Carbon Clearance.Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III. Padang: Universitas Andalas Aja, P. M., Okaka, A.N.C., Onu, P. N., Ibiam, U., danUrako, A. J., 2010, Phytochemical Composition of Talinum triangulare (Water Leaf) Leaves,Pakistan Journal of Nutrition.9 (6) : 527-530 Amorim, A. P. O., Crvalho, A. R., Lopes, N. P., Castro, R. N., Oliveira, M. C. C., dan Carvalho, M. G. 2014. Chemical Compounds Isolated from Talinum triangulare (Portulaceae). Food Chemistry 160: 204-208
senyawa
1012
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 1
Baratawidjaja, K.G., dan Rengganis, I.2010. Imunologi Dasar. Edisi IX. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Barbosa, A. P., 2014. Saponins as Immunoadjuvant agent: A review. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 8(41): 1050-1057 Chiang, L. C., Telk Ng, L., Chiang, W., Chang, M. Y., dan Lin, C. C. 2003. Imunomodulatory Activities of Flavonoids, Monoterpenoids, Triterpenoids, Iridoid Glycosides and Phenolic Compounds of Plantago Species. Planta Med: 600-604 Faradilla, M., dan Iwo, M. 2014. Efek Imunomodulator Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe).Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesiavol. 12. No. 2: 273-278 Hussain, A., Wahab, S., dan Ahmad, M. P. 2013. A Systematic Review of Herbal Immunomodulators In The Indian Traditional Health Care System. International Journal Of Investigation In Pharmaceutical Sciences 1 (3): 261-266 Kala, C., Ali, S. S., danAli K. N. 2015. Immunostimulatory Potential of N-butanolic Reaction of Hydroalcoholic Extract of Costus Specious Koen. Rhizome. Internation Journal of Pharmaceutical
Sciences and Research vol 6 (7) : 2886-2892 Nurdin, A. E. 2010. Pendekatan Psikoneuroimunologi. Majalah Kedokteran Andalas No. 2 Vol. 34: 92-101 Parlinaningrum, D., Widyanti, S., danRifa’i, M. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Annona muricata Linn. Terhadap Peningkatan Jumlah B220 pada Mus musculus. Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 5: 269-272 Rompas, R. A., Edy, H. J., dan Yudistira, A. 2012. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dalam Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Manado: FMIPA UNSRAT (59-63) Rustam, E., Masri, M., danArifin, H. 2011. Kajian Toksisitas Esktrak Tumbuhan Talinum triangulare (Jacq.) Willd. Jurnal Sains dan Tekonolgi Farmasi.16 (2) hal 110-120 Suharsanti, R., danWibowo, FX. S. 2014. Standarisasi Ekstrak Daun Som Jawa (Talinum paniculatum (Jacq) Gaetrn Untuk Menjamin Mutu Penggunaan Sebagai Obat Herbal. Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula. Semarang: STIFAR “Yayasan Pharmasi” Wagner, H. 1989. Imumunostimulans from Higher Plants (recent advances), in Biologiccaly Active Natural Products, K. Hostettman and P. J. Lea (Eds), Clarendon Press, Oxford, 127-141
1013