PENGARUH EFISIENSI OPERASI DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) (Survei Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) YULIA NENDAH SARI (103403150) Sukaresik Tasikmalaya Email:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No.24 PO. BOX 164 Tasikmalaya 46115 Website. http://unsil.ac.id ABSTRACT This research is performed in order to know: (1) Operation efficiency (used BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) and Return on Asset (ROA) (2) The influence of operation efficiency on CAR (3) The influence of operation efficiency on ROA (4) The influence of CAR on ROA (5) The influence of operation efficiency and CAR on ROA simultaneously. In this research, the author used analytical descriptive method with survey approach in banking sector and 22 issuers that is listed on Indonesia Stock Exchange. The analysis tecnique used path analysis. So the results are (1) Operation efficiency, CAR and ROA have variation, eleven banks have BOPO ratio more than 80%, all banks got minimum value of CAR, and fourteen banks got first grade of ROA (2) Operation efficiency has negative influence and isn’t significant on CAR (3) Operation efficiency has negative influence and significant on ROA (4) CAR has positive influence and isn’t significant on ROA (5) The operation efficiency and CAR has significant influence on ROA simultaneously with 59,2% influence in total and prediction ability equal to 54,9%. Keywords: Operation Efficiency, BOPO, Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA). ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui: (1) Efisiensi operasi (diproksikan dengan BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Asset (ROA) (2) Pengaruh efisiensi operasi terhadap CAR (3) Pengaruh efisiensi operasi terhadap ROA (4) Pengaruh CAR terhadap ROA (5) Pengaruh efisiensi operasi dan CAR secara simultan terhadap ROA. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei sebanyak 22 emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonnesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Efisiensi operasi, CAR dan ROA pada emiten sektor perbankan di BEI bervariasi, sebelas bank memiliki rasio BOPO di atas 80%, seluruh bank sudah memenuhi CAR dan empat belas bank yang memiliki peringkat pertama dalam ROA (2) Efisiensi operasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap CAR (3) Efisiensi operasi berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA (4) CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA (5) Efisiensi operasi dan CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan total pengaruh 59,2% dan kemampuan prediksi 54,9%. Kata Kunci: Efisiensi Operasi, BOPO, Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA).
PENDAHULUAN Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara (Kasmir, 2002). Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan keuangan membutuhkan jasa bank. Sehingga suatu badan atau perorangan yang menjalankan aktivitas keuangan tidak akan lepas dari dunia perbankan. Bank merupakan suatu jaminan terhadap dana yang disimpan di bank. Bank yang beroperasi sesuai dengan kapasitasnya dipercaya dapat memiliki ketahanan yang lebih karena risiko-risiko yang dihadapi dapat diserap dengan baik oleh modal yang dimiliki. Selain itu bank menjadi lebih efisien karena kegiatannya terfokus pada produk dan aktivitas yang menjadi unggulannya. Struktur permodalan dengan komponen modal inti yang lebih kuat menjadi indikator peningkatan ketahanan bank dalam menyerap potensi risiko yang berasal dari aktivitas usaha bank atau perubahan lingkungan bisnis. Penilaian tingkat kesehatan bank adalah salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perbankan. Berdasar Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktorfaktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Setiap bank umumnya ingin berada dalam kondisi yang sehat dan memiliki profit yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampan menghasilkan laba (Toto Prihadi, 2010). Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan dikelola dalam penggunaan aktiva
perusahaan (Mabruroh,
2004).
Kemampuan
bank
untuk
menghasilkan laba dapat diukur menggunakan rasio-rasio profitabilitas diantaranya adalah Return On Asset (ROA). Besar kecilnya ROA yang dihasilakan suatu bank dapat dijadikan tolok ukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Istilah lain dari laba atas aset adalah tingkat pengembalian atas aset. Keuntungan yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA berarti semakin besar keuntungan yang dicapai oleh suatu bank dan akan semakin baik pula posisi bank dari
segi penggunaan aset (Lukman Dendawijaya, 2009: 118). Sehingga dalam penelitian ini dilakukan penelitian mengenai Return on Asset (ROA) yang merupakan salah satu alat ukur kinerja perbankan. Untuk mencapai tingkat Return on Asset (ROA) yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya efisiensi operasi dan modal. Efisiensi operasi mempengaruhi kinerja bank yaitu menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005). Efisiensi operasi dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO. Rasio BOPO merupakan ukuran bagi efisiensi perbankan yang dihitung berdasarkan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Sehingga keuntungan yang diperoleh bank akan meningkat dan kemungkinan untuk memperkuat
modal pun meningkat dengan asumsi sebagian
keuntungan ditanamkan untuk modal, begitu pula dengan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA pun akan meningkat. Sebaliknya semakin besar rasio BOPO maka bank kurang mampu menekan biaya operasional yang menimbulkan bank kurang efisien mengelola sumber daya yang ada di perusahaan. Sehingga keuntungan bank menurun dan kemungkinan untuk memperkuat modal melemah serta kinerja keuangan yang diukur dengan ROA menurun. Selain efisiensi operasi, modal pun merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Lukman Dendawijaya (2009:121) menjelaskan “CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau yang
menghasilkan
risiko,
misalnya kredit yang diberikan”. CAR merupakan
indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian
tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai proporsi tertentu dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Bank Indonesia menentukan bahwa besarnya Capital Adequacy Ratio (CAR) pada setiap bank yang ada di Indonesia sebesar 8%. Dengan demikian diharapkan bank mempunyai modal yang semakin kuat. Jika modal yang dimiliki oleh bank mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak terhindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Sebaliknya, apabila modal bank tidak mampu menjalankan fungsi seharusnya maka kinerja bank akan menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2011:529), semakin bersar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank pun akan semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank. Namun di sisi lain, jumlah modal yang terlalu besar pun tidak baik bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya dana yang menganggur (idle) yang seharusnya dapat digunakan untuk mengahasilkan keuntungan. Untuk mengetahui lebih seksama mengenai pentingnya hal di atas, peneliti melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut dengan mengambil emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui efisiensi operasi, Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan di BEI.
2.
Untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada emiten sektor perbankan di BEI.
3.
Untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi terhadap Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan di BEI.
4.
Untuk mengetahui pengaruh Captal Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan di BEI.
5.
Untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) secara simultan pada emiten sektor perbankan di BEI. Penelitian sejenis terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Dechrista R.G Sakul (2012), mengkaji tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return on Asset (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia periode 2006-2010. Hasilnya LDR, NPL dan CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dan variabel yang paling dominan secara parsial terhadap ROA yaitu NPL. Variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian lain yaitu yang dilakukan oleh Rudi Rohimat (2012) mengkaji tentang Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Bank. Hasilnya secara parsial kecukupan modal berpengaruh tidak signifikan terhadap rentabilitas bank dan kualitas aktiva produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap rentabilitas bank. Kecukupan modal dan kualitas aktiva produktif secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap rentabilitas bank pada PT. BPR Poladana Tasikmalaya. Kemudian penelitian oleh Bambang Sudiyanto (2013) mengkaji tentang Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap Kinerja Bank. Hasilnya risiko kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Yansen Krisna
(2008) mengkaji
tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasilnya ROI berpengaruh positif signifikan, LDR dan NPL berpengaruh negatif signifikan dan BOPO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap CAR.
METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan metode korelasional. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan atau menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan analisa tertentu. Dan metode korelasional adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih.
Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat diketahui operasionalisasi variabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi
Indikator
Efisiensi Operasi (X1)
“Efisiensi operasi adalah salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi, kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, merupakan ukuran kinerja yang diharapkan” (Mualiman D, dkk., 2003: 2).
BOPO (Biaya operasional terhadap pendapatan operasional)
Capital Adequacy Ratio /CAR (X2)
“Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan lain-lain” (Lukman Dendawijaya 2009: 121).
CAR= Modal x 100% ATMR
Return on Asset/ ROA (Y)
“ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan” (Lukman Dendawijaya, 2009: 118).
Skala Rasio
Rasio
Rasio ROA : Laba Sebelum Pajak x100% Total Aset
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan penulis adalah data sekunder dengan populasi sasaran yaitu seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak tiga puluh delapan bank. Penentuan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2006), teknik purposive sampling merupakan teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan berdasarkan pada kriteria atau tujuan tertentu (disengaja).
Adapun kriteria atau pertimbangan yang digunakan, yaitu (1) Bank yang terus tercatat di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun; (2) Bank yang mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap di tahun 2012-2013. Sehingga jumlah sampel yang diteliti sebanyak 22 bank.
Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, penulis melakukan kegiatankegiatan sebagai berikut: 1.
Penelitian Dokumenter Penelitian ini dilakukan dengan menelaah dan menganalisa laporan-laporan mengenai akuntansi dan perbankan yang diterbitkan oleh pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website resminya yaitu www.idx.co.id .
2. Studi Kepustakaan Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian dahulu dan tinjauan pustaka serta literatur-literatur lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengujian hipotesis dan model analisis yang sesuai dengan topik penelitian. Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 1.
Uji Path Analysis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Hal ini terkait dengan judul penelitian yang terdiri dari tiga variabel yaitu Efisiensi Operasi (X1), Capital Adequacy Ratio (X2) dan Return on Asset (Y). Melalui analisa jalur ini dapat diketahui pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama dan untuk menerangkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel penyebab dan variabel lainnya sebagai variabel terikat.
X1
YX1 X2x1
Y
YX2 X2
Y
Gambar 1.1 Hubungan Struktural Variabel X1, X2, dan Y Keterangan : X1 X2 Y
YX1
= = = = =
Efisiensi Operasi Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Asset (ROA) Faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel Y Koefisien jalur antara variabel X1 terhadap Variabel Y
YX 2
= Koefisien jalur antara variabel X2 terhadap Variabel Y
= Koefisien jalur terhadap variabel Y X2x1 = Koefisien jalur X2 terhadap X1 Dari struktur Path Analysis di atas, terdapat substruktur sebagai berikut: Substruktur I:
X1
X2x1
X2
Gambar 1.2 Substruktur 1 Hubungan Variabel X1 dan X2
Substruktur II:
X1
YX1 Y
YX2 X2
Y
Gambar 1.3 Substruktur II Hubungan antara Variabel X1, dan X2 terhadap Y Dari struktur path analysis di atas, terdapat langkah-langkah yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: a.
Menghitung Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antar variabel yang di teliti. Menghitung koefisien korelasi antara X 1 dan X2 menggunakan rumus koefisien sederhana yaitu :
XiXj =
n n n n Xih. Xjh Xih Xjh h 1 h 1 h 1 2 2 n n n 2 n 2 n X ih Xih n X jh n Xjh h 1 h 1 h 1 h 1
Dengan i j =1,2,…,k
(Sitepu, 1994 :19)
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antara variabel kuat. Demikian sebaliknya, jika hubungan antara variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil.
Tabel 1.3 Tingkat Keeratan Hubungan Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,000 - 0,199
Sangat Rendah
0,200 - 0,399
Rendah
0,400 - 0,599
Sedang
0,600 - 0,799
Kuat
0,800 - 1,000
Sangat Kuat (Sugiyono, 2008 : 184)
b. Menghitung Secara Simultan
n
YXi bYXi
Xi h
2
h 1 n
Yh
, i = 1,2,3......k
(Sitepu, 1994:17)
2
Keterangan:
YXi = Koefisien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y bYXi = Koefisien regresi variabel X1 terhadap variabel Y
c.
Pengujian faktor residu/ sisa
yxi = 1 R 2 yix1 x2 ......xk
(Sitepu, 1994:23)
k
Dimana R2YiX1X2...Xk R2YiX1X2...Xk = ∑ρYXirYxi i=1
Pengujian Hipotesis Operasional a.
Pengujian secara simultan Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis operasional: Hoterima : ρYX1 = ρYX2 = 0 Haterima : ρ yx1 = ρ yx 2 ≠ 0 Dengan kinerja penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel
Uji signifikansi menggunakan rumus : F=
n k 1RYX2 X ...X
1
2
2 k 1 RYX 1X 2
(Sitepu, 1994 : 25)
k
Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1= k dan V2= n-k-l b. Pengujian secara parsial Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut: Hipotesis operasional : Ho : -t½α≤t hitung≤t½α Ha : -t½α>t hitung atau t hitung>t½α kriteria penolakan Ho jika t hitung > ttabel Uji statistik menggunakan rumus : ti
YX1
1 R YX ...X n k 11 R X X ... X ...X 1
; i = 1, 2, ...,
k
i
1
i
k
(Sitepu, 1994:28)
Statistik uji di atas mengikuti distribusi dengan derajat bebas n-k-1. Keterangan : ρYxi
=
merupakan koefisien jalur atau besanya pengaruh dari variabel penyebab (Xi) terhadap variabel akibat (Y).
R2Yx…xk
=
merupakan koefisien yang menyatakan determinasi total dari semua variabel penyebab terhadap variabel akibat.
R2xix1..(xi)…xk =
merupakan koefisien yang menyatakan determinasi multipel antara Xi dengan x1, ……Xk tanpa Xi.
Untuk mengetahui total pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y, baik secara langsung maupun tidak langsung terdapat dalam Tabel 3.4 berikut: Tabel 1.4 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No.
Pengaruh Langsung Y X1 Y =
1.
ρ
2
YX1
Pengaruh Tidak Langsung Y X1 X2Y= (ρyx1.ρX2X1. ρyx2)x2 = (B)
A + B = (C)
-
X2Y C + D = (E)
= (A) Y X2 Y =
2.
ρ
2
YX 2
Total Pengaruh X1 Y =
= (D) 3.
Total pengaruh X1 dan X2 Y secara simultan ( C+E)
F
4.
Pengaruh residu 100% - F
(G)
5.
Total (F + G)
1
c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1)
Penetapan Hipotesis Operasional Pada penetapan hipotesis, hipotesis yang akan diuji dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian, hipotesis yang digunakan adalah: Ho1 : ρ X 2 X1 = 0
Efisiensi signifikan
operasi terhadap
tidak
berpengaruh
besarnya
capital
adequacy ratio. Ha1 : ρ X 2 X1 ≠ 0
Efisiensi operasi berpengaruh signifikan terhadap capital adequacy ratio.
Ho2 : ρ YX1 = 0
Efisiensi operasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
Ha2 : ρ YX1 ≠ 0
Efisiensi
operasi
secara
parsial
berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Ho3 : ρ YX 2 = 0
Capital adequacy ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
Ha3 : ρ YX 2 ≠ 0
Capital adequacy ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
Ho4 : ρ YX1 = ρ YX 2 = 0
Efisiensi operasi dan capital adequacy ratio secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
Ha4 : ρ YX1 = ρ YX 2 ≠ 0
Efisiensi operasi dan capital adequacy ratio
secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap return on asset.
2)
Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi (α = 0,05) yang menunjukan kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai kemungkinan 95% atau toleransi kekeliruan 5%.
3)
Uji Signifikan Secara parsial menggunakan uji T Secara simultan menggunakan uji F
4)
Kaidah Keputusan Secara parsial: Tolak Ho jika thitung < -t ½ atau thitung > t ½ Terima Ho jika –t ½ thitung t ½ Secara simultan: Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung F tabel
5)
Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, penulis akan menganalisa kemudian menarik kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
PEMBAHASAN Efisiensi Operasi Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian mengenai besarnya efisiensi operasi yang diukur dengan BOPO pada tahun yang berakhir 31 Desember 2013, dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Diperoleh persentase BOPO bank bervariasi. Dapat dilihat bahwa bank yang lebih efisien ditunjukan dengan mempunyai nilai BOPO terendah adalah Bank CIMB Niaga Tbk sebesar 45,05%, artinya bank telah mengelola usahanya dengan efisien, keuntungan yang diperoleh bank jauh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Sedangkan Bank Pundi Indonesia Tbk mempunyai nilai BOPO tertinggi di periode yang berakhir pada 31 Desember 2013, yaitu sebesar 93,44%. Artinya bank tidak cukup efisien dalam menjalankan usahanya terutama jika dikaitkan dengan kebijakan Bank Indonesia, bahwa besarnya BOPO maksimal 80%. Berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut, sebanyak 11 bank memiliki nilai BOPO yang besarnya di atas 80%. Diantaranya Bank Ekonomi Raharja Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Artha Graha International Tbk, Bank Pundi Indonesia Tbk, Bank Permata Tbk, Bank Mega Tbk, Bank Windu Kencana Internasional Tbk, Bank Himpunan Saudara Tbk, Bank Victoria International Tbk, dan Bank Internasional Indonesia Tbk. Sedangkan sebelas bank lainnya memiliki nilai BOPO di bawah 80%, diantaranya Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank OCB NISP Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, dan Bank of India Indonesia Tbk.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa bank-bank yang diteliti belum seluruhnya efisien, setengah dari jumlah bank yang diteliti kurang efisien dalam menjalankan operasinya di tahun 2013.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian mengenai besarnya CAR emiten sektor perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
2013, dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: Diperoleh besarnya persentase CAR pada setiap bank bervariasi. Bank dengan persentase CAR tertinggi yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk sebesar 23,09%. Dengan besarnya CAR ini artinya permodalan semakin kuat untuk menopang aktiva berisiko dan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan. Hal ini berbeda dengan Bank Pundi Indonesia Tbk yang memiliki nilai CAR terkecil pada akhir tahun 2013 ini yaitu 11,43%. Walaupun nilainya terkecil, tapi bank telah memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Berdasarkan uraian di atas, pada tahun 2013 semua bank yang diteliti telah memenuhi kewajiban penyediaan modal minimumnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Return on Asset (ROA) Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Return on Asset (ROA) merupakan salah satu alat ukur yang penting bagi perbankan, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan dan menyediakan alat ukur prestasi kerja manajemen dibandingkan dengan para pesaing. Hasil penelitian mengenai ROA pada tahun 2013, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Diperoleh besarnya persentase ROA yang dihasilkan oleh masing-masing bank bervariasi. Bank Rakyat Indonesia Tbk merupakan bank yang mempunyai persentase ROA tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,46%. Hal ini terjadi karena tingginya perolehan laba sebelum pajak dan kenaikan laba ini dipengaruhi oleh efisiensi operasi
bank serta kecukupan modal yang ada. Sedangkan Bank dengan ROA terendah yaitu Bank Mega Tbk sebesar 0,95%. Dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2013 sebanyak empat belas bank mempunyai rasio ROA>1,5%, yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Victoria International Tbk, Bank OCB NISP Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Himpunan Saudara Tbk, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk dan Bank of India Indonesia. Untuk bank-bank yang memiliki rasio sebesar 1,25%
Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), penulis mengambil data tahun 2013, dengan menggunakan path analysis dan melakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS versi 16.0 (terlampir), besarnya R yang merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel adalah -0,159. Maka, efisiensi operasi dengan CAR terdapat hubungan sebesar 15,9% dengan tingkat hubungannya yang dikategorikan sangat rendah. karena berada diantara 0,000-1,999. Arah negatif disini artinya apabila rasio efisiensi operasi semakin rendah maka peluang bank untuk menanamkan keuntungan pada modal akan meningkat sehingga CAR akan lebih baik. Begitu pun sebaliknya, apabila rasio efisiensi meningkat
yang artinya tidak efisien maka peluang bank untuk menanamkan sebagian dari keuntungan dalam modal akan menurun. Nilai koefesien beta () untuk pengaruh efisiensi operasi terhadap CAR adalah sebesar -0,159. Sedangkan besarnya koefisien determinasi yang menunjukan besarnya pengaruh X1 terhadap X2 sebesar 0,025 atau 2,5%. Artinya 2,5% variabilitas dari variabel terikat CAR (X2) yang dimiliki dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah efisiensi operasi, sebesar 2,5%. Nilai residu yang diperoleh yaitu sebesar 97,5% merupakan faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh efisiensi operasi terhadap CAR dapat diketahui melalui uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar -0,719. Jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5%, maka t hitung (0,719) < t tabel (2,086). Dapat pula dilihat dari kolom sig. hasil output SPSS versi 16.0 yaitu sebesar 0,480 yang lebih besar dari tingkat α = 5% ( 0,05). Dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, keputusannya adalah terima Hondan tolak Ha. Sehingga diketahui bahwa efisiensi berpengaruh tidak signifikan terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Y. Krisna (Muljono, 1999) bahwa BOPO yang relatif rendah mampu meningkatkan CAR. Hasil penelitian ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yansen (2008) bahwa hasil penelitian tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel BOPO terhadap CAR.
X2 = 0,987
X1
X2X1 = -0,159
X2
Gambar 1.4 Koefisien Jalur Variabel X1 terhadap Variabel X2
Pengaruh Efisiensi Operasi terhadap Return on Asset (ROA) pada Emiten Sektor Perbankan di BEI Untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi (X1) terhadap Return on Asset/ ROA (Y) maka dilakukan uji statistik koefisien jalur. Dimana indikator yang digunakan untuk variabel efisiensi operasi yaitu rasio BOPO sedangkan untuk ROA indikator yang digunakan yaitu laba sebelum pajak terhadap total aset. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir), Variabel X1 (efisiensi operasi) dengan variabel Y (Return on Asset/ ROA) mempunyai hubungan negatif yaitu R sebesar -0,735 atau 73,5% dengan kategori hubungan kuat karena berada diantara 0,600 – 0,799. Arah negatif disini artinya apabila semakin rendah rasio efisiensi operasi (diukur dengan BOPO) yang artinya semakin efisien maka ROA akan meningkat, sebaliknya jika rasio efisiensi operasi tinggi atau meningkat maka ROA akan rendah atau menurun. Koefisien beta () untuk pengaruh efisiensi operasi terhadap ROA adalah sebesar -0,698. Sedangkan koefisien determinasi yang menunjukan besarnya pengaruh efisiensi operasi terhadap ROA, yakni (YX1)2 sebesar (-0,698)2 = 0,487 atau 48,7%. Hal ini mengandung arti bahwa, 48,7% variabilitas variabel Y yaitu Return on Asset (ROA) dipengaruhi oleh variabel X1 yaitu efisiensi operasi sebesar 48,7%. Sisanya sebesar 0,513 atau 51,3% ini menunjukan pengaruh dari faktor lain selain efisiensi operasi. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh efisiensi operasi terhadap ROA dapat diketahui melalui uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar -4,707. Jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5%, maka t hitung dengan pengaruh negatif (4,707) > t tabel (2,093). Dapat pula diketahui melalui kolom sig. hasil output SPSS versi 16.0 yaitu sebesar 0,001 yang lebih kecil dari tingkat α = 5% (0,05). Dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, keputusannya adalah terima Ha dan tolak Ho. Sehingga diketahui bahwa efisiensi operasi berpengaruh signifikan teradap Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Wawan
(Siamat, 1999), tingkat BOPO yang menurun menunjukkan semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai perusahaan, artinya semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian ini sesuai pula dengan penelitian yang
dilakukan Bambang (2013) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Untuk mengetahui pengaruh CAR terhadap ROA, maka dilakukan uji statistik koefisien jalur. Dimana indikator yang digunakan untuk variabel CAR adalah modal terhadap ATMR dan indikator yang digunakan untuk variabel ROA yaitu perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir), besarnya R antara variabel X2 (CAR) dengan variabel Y (ROA) yaitu sebesar 0,342 mempunyai hubungan positif dengan kategori hubungan yang rendah karena berada diantara 0,200–0,399. Arah positif ini berarti apabila CAR meningkat maka terdapat pengaruh terhadap peningkatan ROA. Sebaliknya, apabila CAR menurun maka berpengaruh ROA akan menurun. Koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients) sebesar 0,231. Sedangkan koefisien determinasinya, yakni (YX2)2 sebesar (0,231)2 = 0,053 atau 5,3%. Artinya bahwa, 5,3% variabilitas dari variabel Y (ROA) dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh variabel X2 yang dalam hal ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Sisanya sebesar 0,947 atau 94,7% ini menunjukkan pengaruh dari faktor lain termasuk BOPO. Faktor lain ini diduga Non Performing Loan, tingkat bunga kredit, persaingan antar bank, kualitas aktiva produktif dan sebagainya. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Captal Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA dapat diketahui melalui uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar 1,558. Jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5%, maka diketahui t hitung (1,558) < t tabel (2,093). Dapat pula diketahui melalui kolom sig. hasil output SPSS versi 16.0 yaitu sebesar 0,136 yang lebih besar dari tingkat α = 5% (0,05). Dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, keputusannya adalah terima Ho dan tolak Ha. Sehingga diketahui bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2011: 529), bahwa semakin besar CAR maka keuntungan akan
semakinn besar. Hasil penelitian ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudi Ruhimat (2012) bahwa kecukupan modal berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA.
Pengaruh Efisiensi Operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Secara Simultan terhadap Return on Asset (ROA) Pengaruh secara simultan dapat diketahui melalui hasil pengolahan data SPSS versi 16.0 (lampiran). Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai R antara variabel efisiensi operasi (X1) dan Capital Adequacy Ratio/ CAR (X2) terhadap Return on Asset/ ROA (Y) sebesar 0,770 dengan kategori keterikatan hubungan yang kuat karena berada diantara 0,600-0,799. Maka secara simultan Xi dan X2 mempunyai hubungan sebesar 77,0% dengan arah positif. Koefisien jalur (YX1X2) sebesar 0,770 dan koefisien determinasinya (YX1X2)2 yaitu (0,770)2 = 0,592 atau 59,2%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu efisiensi operasi (X 1) dan Capital Adequacy Ratio/ CAR (X2) secara simultan terhadap Return on Asset/ ROA (Y) adalah sebesar 59,2% dengan nilai residu sebesar 100%-59,2% = 40,8%. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh efisiensi operasi dan Captal Adequacy Ratio (CAR) secara simultan terhadap ROA dapat diketahui melalui uji F dengan nilai F hitung adalah sebesar 13,803. Jika dibandingkan dengan F tabel dimana α = 5%, maka diketahui F hitung (13,803) > F tabel (3,52). Dapat pula diketahui melalui kolom sig. hasil output SPSS versi 16.0 yaitu sebesar 0,000a yang lebih kecil dari tingkat α = 5% (0,05). Dengan kaidah keputusan terima Ho jika F hitung < F tabel maka mengandung makna pada tingkat keyakinan 95%, keputusannya adalah terima Ha dan tolak Ho. Sehingga diketahui bahwa efisiensi operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Secara lengkap pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y dapat dilihat pada gambar 1.5 berikut:
2
X1
Y2 = 0,638 YX1 = -0,698 X2X1 = -0,159
Y YX2 = 0,231
= 0,231
X2 X21 = 0,987
1 Gambar 1.5 Koefisien Jalur Antara Variabel X1 dan X2 Terhadap Y Secara Lengkap Dari gambar 1.5 ditentukan pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya secara langsung maupun tidak langsung, sehingga diperoleh tabel 1.5 berikut: Tabel 1.5 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No.
Variabel
1. X1 terhadap Y
Pengaruh Langsung
Y X1 Y = ρ YX1
Total
Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh
2
(-0,698)2
0,487
ρ
YX1
.rX1X2 .ρ YX 2
+ ρ
YX1
.rX1X2 .ρ YX 2
(-0,698.-0,159.0,231) + (-0,698.-
0,052
0,159.0,231) Total X1 Y 2. X2 terhadap Y
0,539 Y X2 Y=
ρ
(0,231)
2
YX 2
0,053
2
Total X2 Y
0,053
3.
X1 dan X2
0,592
terhadap Y
4. Nilai residu
1-0,592
0,408
5. Total
1
Dari hasil analisis tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien jalur variabel X1 (efisiensi operasi) terhadap variabel X2 (Capital Adequacy Ratio/ CAR) adalah sebesar 0,159, koefisien jalur variabel X1 terhadap variabel Y adalah sebesar 0,487 dan koefisien jalur variabel X1 terhadap variabel Y melalui variabel X2 adalah sebesar 0,052 sehingga total pegaruh efisiensi operasi terhadap Return on Asset (ROA) adalah sebesar 0,539. Sedangkan koefisien jalur untuk variabel X2 terhadap variabel Y adalah sebesar 0,053. Dengan demikian total pengaruh efisiensi operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) adalah sebesar 0,592.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah dikemukakan penulis melalui data-data yang diperoleh dari emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain: 1.
Efisiensi operasi, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. a.
Efisiensi operasi emiten sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia
bervariasi. Berkaitan dengan kebijakan Bank Indonesia yang menentukan besarnya BOPO untuk bank, maka dapat diketahui setengah dari jumlah bank yang diteliti belum menjalankan operasinya dengan efisien. Bank dengan rasio terendah dengan kata lain bank yang efisien adalah Bank CIMB Niaga Tbk. Sedangkan Bank Pundi Indonesia Tbk mempunyai rasio tertinggi. b.
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada emiten sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia bervariasi dan seluruhnya telah memenuhi tingkat kecukupan modal minimum, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Bank dengan persentase CAR tertinggi yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, sedangkan bank yang memiliki nilai CAR terkecil yaitu Bank Pundi Indonesia Tbk. c.
Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bervariasi. Sebagian besar bank yang diteliti sudah menduduki peringkat pertama perolehan ROA bank yang artinya telah mampu mengelola asetnya dengan baik. Bank yang memiliki rasio tertinggi yaitu Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sedangkan bank yang memiliki rasio terendah yaitu Bank Mega Tbk.
2.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, efisiensi operasi memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang rendah dan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
3.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, efisiensi operasi memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang kuat dan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
4.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang rendah dan memberikan pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
5.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat diketahui bahwa efisiensi operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Artinya, semakin efisien suatu bank dalam
menjalankan
operasinya
dan
semakin
baik
bank
mengelola
permodalannya maka semakin baik pula Return on Asset (ROA) bank yang mencerminkan kinerja suatu bank.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa saran diberikan penulis dengan harapan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi kemajuan perusahaan khususnya bagi emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun bagi peneliti lainnya dimasa yang akan datang. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Pihak Perbankan
Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi operasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Maka sebaiknya perbankan memperhatikan tingkat efisiensi operasi dan CAR agar memperoleh keuntungan yang optimal. Secara parsial pun efisiensi operasi berpengaruh signifikan terhadap ROA, maka penting sekali untuk meningkatkan operasi agar lebih efisien. Mengingat masih ada perbankan yang kegiatan operasinya tidak efisien sehingga keuntungan yang diperoleh belum optimal. Untuk meningkatkan efisiensi operasi dapat dilakukan dengan memperhatikan input atau menekan biaya-biaya yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) pun harus dipertahankan dan diperhatikan agar mencapai nilai yang ideal. Maksudnya adalah memenuhi syarat minimum dan tidak terlalu tinggi untuk menghindari adanya kelebihan dana yang menganggur. Walaupun CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA, akan tetapi dalam hubungannya yang sangat rendah itu, CAR berperan penting dalam menyerap aktiva-aktiva yang mengandung risiko, seperti kredit yang diberikan. 2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan mengenai topik yang diteliti. Dapat diketahui dari hasil penelitian, keterbatasan jumlah perbankan yang diteliti belum seluruhnya mengambil perbankan yang terdaftar di BEI, sehingga penelitian selanjutnya dapat mengambil sampel dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, variabel lain yang belum diteliti berpengaruh cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti menambah variabel lain seperti kredit yang diberikan, Non Performing Loan, Net Interest Margin, dan sebagainya sehingga dapat diperbandingkan antar hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adel Astrina. 2010. Pengaruh Rasio Kecukupan Dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. Jakarta. Univeritas Komputer Indonesia Bandung. Bambang Sugianto. 2013. Pengaruh Risiko dan Efisiensi Operasional terhadap Kinerja Bank. Jurnal Organisasi Manajemen. Volume 9. Nomor 1. Bank Indonesia. Departemen Perizinan dan Info Perbankan. 2013. Ketentuan Kehatihatian. Booklit Perbankan Indonesia 2013. Jakarta: Bank Indonesia. Bank
Indonesia. 2012. LPP Laporan Pengawasan Perbankan www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas/laporanpengawasan/Default.aspx . Diunduh 15 Maret 2014.
2012.
Cica Aryanti. 2012. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Intermedia. Indra Bastian. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Marlina. 2011. The Effect of Return on Asset (ROA) and Economic Value Added (EVA) to Stock Return at PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Universitas Komputer Indonesia Bandung. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun. Jurnal Bisnis Strategi. Volume 14. Nomor 1. Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mualiman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha & Dhaniel Illyas. 2003. Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Perbankan Nasional. http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-danstabilitas/riset/Pages/Pendekatan%20parametrik%20untuk%20efisiensi%20Per bankan%20Indonesia.aspx. Diunduh 14 Maret 2014. Mudrajad Kuncoro & Suhardjono. 2000. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Nirwana Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rudi Rohimat. 2012. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Bank. Universitas Siliwangi Fakultas Ekonomi Tasikmalaya. OP. Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Slamet Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Sri Arianti. 2007. Peranan Return on Asset Dalam Meningkatkan Laba. Universitas Komputer Indonesia Bandung. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. ________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta Toto Prihadi. 2010. Laporan Keuangan Sesuai IFRS&PSAK. Jakarta: PPM Manajemen. Wawan waluyo. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Asset Pada Bank Pemerintah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Willson, James D & John B. Campbell. 1993. Controllership. Alih Bahasa: Tjintjin Fenix Tjendera, dkk. Jakarta: Erlangga. Winny Puspa. 2007. Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham. Universitas Pasundan Bandung. www.idx.co.id. Diakses Maret 2014. Yansen Krisna. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Universitas Diponegoro Semarang. Y. Sri Susilo, Sigit Triandanu & A. Totok Budi Santoso. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat. Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013. Tentang Penyediaan Modal Minimum. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DNDP Tahun 2004. Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Undang-undang RI No.10 Tahun 1998. Tentang: Pokok-pokok Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.