1
PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2001-2010
KARNI UDOKI NIM. 931 409 157 PRODI S1 MANAJEMEN
ABSTRAK
Karni Udoki, NIM 931 409 157. 2013. “Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan rokok”. Skripsi, Program Studi S – 1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Imran Rosman Hambali,S.Pd,SE,MSA selaku pembimbing 1 dan Moh. Agussalim Monoarfa,SE,MM selaku pembimbing II. Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yaitu Apakah perubahan Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan rokok. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan rokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini yaitu variabel X (Earning Per Share) merupakan variabel dependen (bebas) dan variabel Y (Harga Saham) merupakan variabel independen (terikat). Instrument yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan rokok dengan hasil uji diperoleh persamaan regresi linier yaitu ŷ = -2.552,31 +15,802x dan variabel Earning Per Share memiliki koefisien regresi sebesar 0,735 artinya apabila terjadi perubahan variabel EPS, akan mempengaruhi harga saham sebesar 73,5% Serta sisanya sebesar 27,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Earning Per Share, Harga Saham
2
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap investor melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli saham, maka investor akan menderita kerugian atau disebut capital loss. Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Analisis rasio merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan aset dan kewajiban perusahaan (Munawir, 2004). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan salah satunya adalah Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham (Tjiptono Darmadji dan Henry M Fakhuddin, 2006). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Apabila Earning Per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Fara Dharmastuti,
2004). Tetapi pada kenyataannya ada perusahaan EPSnya menurun harga sahamnya meningkat. Secara sederhana harga saham mencerminkan perubahan minat investor terhadap harga saham tersebut. Jika permintaan terhadap suatu saham tinggi, maka harga saham tersebut, akan cenderung tinggi. Demikian sebaliknya, jika permintaan terhadap suatu saham rendah, maka harga saham tersebut akan cenderung turun (Edi Subiyanto dan Fransisca Andrean 2003). Penelitian ini mengambil dua objek penelitian pada perusahaan rokok yaitu PT. Gudang Garam Tbk dan PT. HM Sampoerna Tbk, karena untuk mengetahui posisi keuangan pada kedua perusahaan rokok yang sudah Go Publik Tabel 1.1 Earning per share (EPS) dan Harga Saham pada PT. Gudang Garam Tbk dan PT. HM Sampoerna Tbk PT. Gudang PT. HM Tahun Garam Tbk Sampoerna Tbk Harga EPS Harga saham (Rp) saham EPS (Closi (Closin (Rp) ng g Price) Price) 2001 1.085 8.650 212 3.200 2002 1.085 8.300 371 3.700 2003 956 13.600 313 4.475 2004 930 13.550 454 6.650 982 8.900 2005 11.650 544 524 9.700 2006 10.200 805 750 827 14.300 2007 8.500 977 889 8.100 2008 4.250 1.796 21.550 1.161 10.400 2009 2.155 40.000 1.465 28.150 2010 Sumber www.idx.co.id
3
Dapat dilihat dari tabel 1.1, diperoleh gambaran bahwa Earning Per Share (EPS) pada PT. Gudang Garam Tbk dari tahun 2001-2010 mengalami penurunan selama 6 tahun yaitu pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 . Hal ini disebabkan perusahaan tersebut mengalami penurunan laba dan tingkat Pengembalian Investasi juga menurun dan Harga saham mengalami penurunan selama 4 tahun yaitu pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dikarenakan turunnya penjualan dan ketidakmampuan membayar cukai rokok dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan nilai EPS pada PT. HM Sampoerna Tbk nilai EPSnya meningkat, Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi dan meningkatnya laba perusahaan. Dan Harga Saham mengalami penurunan pada tahun 2008 dan tahun 2009. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi mikro dan faktor ekonomi makro. Faktor ekonomi mikro seperti volume transaksi, sedangkan faktor ekonomi makro seperti
tingkat bunga dapat diartikan sebagai ratarata dari berbagai macam jenis suku bunga, yaitu meliputi jangka pendek, jangka panjang, dll, inflasi, nilai tukar rupiah, saham dan kebijakan pemerintah. Faktor non ekonomi (politik, sosial dan keamanan) juga menjadi penyebab ketidakpastian harga saham dan menyebabkan variabilitas resiko investasi. Apabila kedua perusahaan terus mengalami penurunan harga saham maka kedua perusahaan tersebut mengalami kerugian. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Earning per share mempengaruhi harga saham perusahaan dan besarnya tingkat pengembalian perusahan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Untuk itu peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai masalah tersebut, yang dirumuskan dalam judul pengaruh Earning per share terhadap harga saham perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2001-2010
BAB II
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi EPS Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Earning Per Share adalah 1. Penggunaan hutang Menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan, manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Menurut Brigham dan Houston yang dialihbahasakanoleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo (2001) bahwa “Perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham (EPS) dan karena itu juga mengakibatkan perubahan harga
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Earning Per Share (EPS) dihitung dengan rumus berikut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin,2006): Laba Bersih EPS = Jumlah Saham Beredar
4
saham”.Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa perubahan penggunaan hutang, merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat besaran EPS. 2. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001) “Dalam memilih alternatif sumber dananya tersebut, perlu diketahui pada tingkat profit sebelum bunga dan pajak (EBIT=Earning Before Interest and Tax) berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS yang sama Faktor penyebab kenaikan dan penurunan laba per saham 1 Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap 2 Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun 3 Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun 4 Presentase kenaikan laba besih daripada presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar 2 Presentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada presentase penurunan laba bersih. Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena: 1) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik 2) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap
3) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik 4) Presentase penurunan laba bersih lebih besar daripada presentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar 5) Presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang berdar lebih besar daripada presentase kenaikan laba bersih Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila presentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugne,1993). Harga Saham Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham Menurut Weston dan Brigham (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan
5
2.
investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Tingkat BungaTingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. c. Jumlah Kas Deviden yang diberikan Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
d. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. e. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. Hubungan antara Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham Tandelilin (2001) menyatakan bahwa EPS berhubungan positif dengan harga saham sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara earning dengan perubahan harga saham. Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Dwiatma patriawan (2011) dengan judul: “Analisis Pengaruh Earning per Share (EPS), Return on equity (ROE), dan Debt to equity ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale and
6
Retail Trade Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006 – 2008”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Penelitian ini diambil karena masih terdapat perbedaan penelitian antara penelitian yang satu dengan yang lain serta terdapat perbedaan antara keadaan riilnya dari data penelitian dengan teori yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dari dua puluh empat perusahaan, hanya diambil lima belas perusahaan, karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 2006 – 2008. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dengan menggunakan analisa regresi, maka dapat diketahui bahwa Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, Return on Equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa harga saham dipengaruhi oleh Earning per Share. Penelitian yang dilakukan oleh intan (2009) membuktikan bahwa terdapat pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan go public di bursa Efek Indonesia. Dengan periode penelitian dari tahun 2005-2007.Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikannya sebesar 0,000<0,05, setelah
diuji t. dari hasil penelitian ini, variabel EPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,82 artinya apabila terjadi perubahan variabel EPS sebesar 1%, akan menaikkan harga saham sebesar 0,826 atau 82,6%. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa DPS memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikannya sebesar 0,2667>0,05 setelah dilakukan uji t. dari hasil penelitian ini, variabel DPS memilki koefisien regresi bertanda positif 0,110, artinya apabila terjadi perubahan variabel DPS sebesar 1%, akan menaikkan harga saham sebesar 0,110 atau 11%. Penelitian yang dilakukan oleh Nunik Setyarini (2009) untuk menganalisis pengaruh EVA, ROE, dan EPS terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia, dengan periode penelitian tahun 2005 – 2008. Sampel penelitian adalah perusahaan otomotif yang listed di BEI sebanyak 6 perusahaan. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalahpurposive sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah linier berganda. Hasil uji F menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel EVA (X1), ROA (X2), dan EPS (X3) terhadap return saham (Y)adalah tidak signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil uji t didapatkan variabel-variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan otomotif. Asumsi peneliti, jika hasil uji F tidak signifikan, maka hasil uji t pasti tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasari Indah (2012) dengan judul :”
7
Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008”. Studi kasus yang diambil pada perusahan-perusahaan emiten LQ45 diakhir tahun 20052008.Variabel independen yang digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas.Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 20052008. Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham (Tjptono Darmadji dan Hendy M Fakhuddin, 2006). Informasi EPS suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan (Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2002). Apabila Earning per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004). Pernyataan tersebut di perkuat oleh hasil penelitian Puji Astuti (2002), Kerangka Berpikir Analisa yang digunakan terhadap laporan keuangan akan mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan perusahaan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendeknya dan melihat juga sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan keuntngan. Salah satu rasio yang juga berperan dalam kinerja profitabilitas perusahaan adalah Earning Per Share (EPS), dimana EPS dapat digunakan untuk menentukan keuntungan per lembar saham. Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per lembar saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama invetasi saham akan kembali. Earning Per Share sebagai ukuran profitabilitas perusahaan yang menjadi dasar penetapan tujuan perusahaan dan juga sebagai dasar
8
pertimbangan calon investor dalam mengambil keputusan, memiliki banyak faktor yang mempengaruhi. Variabelvariabel yang mempengaruhi EPS diperoleh dari penguraian EPS kedalam penentu-penentu dasarnya yang berasal dari rasio profitabilitas dan rasio-rasio yang berkaitan dengan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya. Jadi asumsinya adalah tingginya EPS sebagai indikasi tingginya harga saham dan sebaliknya rendahnya EPS sebagai indikasi turunnya harga saham perusahaan. (Rosyadi,2012). Studi dari Purnmo (1998) dan Topkis (1998) sampai pada suatu kesimpulannya bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Adapun kerangka pikir peneliti dalam penelitian dinyatakan dalam bentuk skema sebagai berikut :
BAB III
Metode penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur yang mungkin dapat menguji hipotesis penelitian, agar bisa mencapai kesimpulan mengenai hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam suatu perusahaan. (Sudjana :2012)
METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Waktu Penelitian Objek penelitian adalah Earning per share (EPS) dan harga saham pada PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM Sampoerna Tbk tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama 3bulan sejak bulan januari 2012 sampai dengan maret 2013. Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dengan cara menghubungkan, membandingkan serta mengukur pengaruh earning per share terhadap harga saham.
Pengajuan Hipotesis Menurut sugiyono (2011) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis yaitu : di duga terdapat pengaruh earning per share terhadap harga saham pada kedua perusahaan rokok
Penelitian bersifat kuantitatif dan berusaha membandingkan hubungan serta mengukur pengaruh antar variabel. Variabel yang diangkat dalam penelitian kali ini meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Pengaruh Earning Per Share (EPS) sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah Harga Saham PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM Sampoerna Tbk. Adapun desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.2
9
pada periode 2001-2010 perusahaan rokok.
Desain Penelitian X
Y
Operasionalisasi Variabel Berdasarkan data Singarimbun (2000) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.Adapun yang menjadi indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Earning Per Share (X) merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Jadi informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus : Laba bersih setelah bunga dan pajak EPS = Jumlah saham beredar
2. Harga saham adalah harga pasar saham historis. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah Saham pada PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM Sampoerna Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yaitu
dua
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM Sampoerna Tbk akan mengambil sebanyak 10 tahun yaitu laporan keuangan dari tahun 2001 sampai dengan 2010. Adapun teknik penentuan sampel dengan menggunakan analisis statistik dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share(EPS) terhadap Harga Saham pada kedua Perusahaan rokok. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi, dimana data yang diperoleh tidak diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Penelitian ini data-data diperoleh melalui website www.idx.co.id dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik Analisis Data Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk kemudian dapat diintreprestasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan analisis statistik dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM Sampoerna Tbk. ŷ= a + bx Keterangan:
10
Ŷ = Variabel terikat X = Variabel bebas
a = bilangan konstanta atau intersap b = koefisien regresi/ slop Nol) dan disertai H1 (Hipotesis Alternatif). Jika dari pengujian didapat Hipotesis Statistik hasil Ho diterima, maka secara otomatif Data dan informasi yang diperlukan H1 tidak akan diterima atau ditolak. dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia guna memperoleh Perumusan hipotesis berdasarkan informasi mengenai Earning Per masalah peneliti adalah sebgai berikut: Share(EPS) dan harga saham pada dua Ho = Tidak berpengaruh EPS terhadap perusahaan rokok. Data EPS yang diambil harga saham pada kedua perusahaan adalah yang tahun 2001-2010 dari rokok PT.Gudang Garam Tbk dan PT.HM H1= berpengaruh EPS terhadap harga Sampoerna Tbk. saham pada kedua perusahaan rokok Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas (X) Ho :ᵦ = 0 dengan variabel terikat (Y), maka H1 :ᵦ ≠ 0 dilakukuan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji diberi simbl Ho (Hipotesis sumber olahan data BAB IV Dari tabel di atas dapat dijelaskan HASIL PENELITIAN DAN bahwa, PT. Gudang Garam Tbk, pada PEMBAHASAN tahun 2001 dan 2002 cukup baik dan Hasil Penelitian stabil. Hal ini dikarenakan tidak dapat Earning Per Share (EPS) Earning per share perusahaan rokok perubahan jumlah dividen yang dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk dan terlampau besar, kemudian pada tahun PT. HM. Sampoerna, Tbk adalah sebagai 2003 sampai dengan tahun 2008 berikut: mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh Kenaikan cukai rokok dan pajak Tabel 4.1 pertambahan nilai, Tingginya pajak Earning Per Share rokok membuat rendahnya daya beli EPS Tahun masyarakat terhadap rokok sehingga GGRM HMSP terjadi penurunan permintaan rokok. 2001 1.085 212 (PPN) juga merupakan pendorong utama 2002 1.085 371 turunnya profitabilitas. menurut 2003 956 313 Departemen Riset IFT. Profitabilitas 2004 930 454 perusahaan yang diukur dari margin 2005 982 544 kotor tercatat turun sebesar 4,8% 2006 524 805 dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian penjualan tahun 2009 dan 2007 750 827 2010 mengalami peningkatan. Kenaikan 2008 977 889 ini disebabkan adanya perusahaan 2009 1.796 1.161 berhasil menekan jumlah beban pajak 2010 2.155 1.465
11
penghasilan dan beban usaha namun tetap mengalami defisit sehingga berpengaruh, tetapi jumlah laba yang dihasilkan perusahaan dapat dikatakan cukup berkualitas. Dibandingkan PT. HM Sampoerna, Tbk laba yang diperoleh dari tahun 2001 merupakan tahun dasar naiknya laba sebesar 212, hal ini perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan beranjak sampai dengan tahun 2010 mencapai nilai sebesar 1.465, penjualan laba mengalami peningkatan, Peningkatan penjualan produk inilah perusahaan mampu menghasilkan laba yang kemudian dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden dan juga Menguasai pangsa pasar : Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang Garam 23,6%, dan ketiga Djarum 20,4%. Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya. Harga Saham Perkembangan Harga Saham selama tahun 2001sampai dengan tahun 2010 dari PT. Gudang Garam, Tbk. Dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Adalah sebagai berikut :
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Tabel 4.2 Harga Saham HargaSaham GGRM HMSP 8650 3.200 8300 3.700 13.600 4.475 13.550 6.650 11.650 8.900
2006 2007 2008 2009 2010
10.200 8.500 4.250 21.550 40.000
9.700 14.300 8.100 10.400 28.150 Sumber olahan data Dari hasil penelitian diperoleh data perkembangan harga saham PT. Gudang Garam Tbk Sebagaimana tertera pada tabel 4.2 yang menunjukkan penurunan harga saham yang turun tahun 2002, hal ini mengakibatkan Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang membuat biaya penyediaan manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah ke dollar yang turun. kemudian mengalami peningkatan, disebabkan oleh adanya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan para investor tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga harga saham akan terus meningkat. Kondisi ini berdampak positif pada penguatan mata uang rupiah dan peningkatan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). cenderung turun lagi tahun 2004 terus-menerus hingga sampai tahun 2007, hal ini disebabkan produk yang dihasilkan perusahaan telah masuk ketahap kedewasaan tumbuh (growth maturity), dimana tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Maka, dengan adanya penurunan pertumbuhan penjualan diharapkan banyak produsen mempunyai banyak produk untuk dijual, kemudian tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan, maka perusahaan tersebut mampu membiayai kegiatan usahanya dengan saldo laba yang dimilikinya, sehingga
12
perusahaan tersebut akan menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit. Dan harga saham PT. HM Sampoerna Tbk dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 hingga sampai tahun 2007 meningkat, ini diakibatkan oleh tingginya tingkat penjualan produk perusahaan (portofolio SigaretKretekMesin “SKM”). dan tahun 2008 mengalami penurunan disebabkan karena sektor consumer goods bukan merupakan industri musiman sehingga konsumen akan terus membutuhkan produk yang dihasilkan industri ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami peningkatan kembali Hal tersebut juga dikarenakan atas kebutuhan konsumen terhadap suatu produk berbeda - beda. Oleh karena itu, dengan naik atau turunnya tingkat
pertumbuhan penjualan belum tentu dapat menaikkan harga saham. Karena bisa jadi dengan naiknya tingkat penjualan tetapi harga saham tetap stabil atau sebaliknya. Deskripsi Hasil Penelitian Analisis Regresi Sederhana Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk tahun2001 – 2010. Dimana persamaan regresinya adalah : ŷ = a + bx Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. tentang hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham.
Tabel 4.3. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
-2552.312
2299.512
15.802
2.236
EPS
Beta
t .857
Sig.
-1.110
.282
7.068
.000
a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: Harga_Saham
Berdasarkan tabel 4.3 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut : ŷ = -2.552,31 + 15,802 Berdasarkan data di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham, maka hasil pengujian hipotesis
menunjukkan persamaan ŷ =-2.552,31 + 15,802. Hal ini berarti bahwa Constant sebesar -2.552,31 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel EPS maka variabel Harga Saham adalah -2,552 dan Koefisien regresi sebesar 15.802 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel EPS akan meningkatkan variabel Harga Saham sebesar 15,802 dengan asumsi bahwa variabel bebas lain tidak berubah
13
sama, dengan tujuan untuk mengukur Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien Determinasi mencerminkan kebenaran dan kebaikan pengaruh antar besarnya perngaruh perubahan variabel variabel dalam model yang digunakan. independen dalam menjalankan perubahan Untuk hasil pengolahan datanya dapat pada variabel dependen secara bersamadilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .857a .735 a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: Harga_Saham Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh EPS terhadap harga Saham yakni sebesar 0,735atau 73,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh EPS terhadap Harga saham sebesar 73,5% yang berarti bahwa tingkat pengaruh variabel EPS terhadap variabel Harga saham Kuat. Sementara sisanya sebesar 27,5% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi Harga Saham Perusahaan rokok tersebut bisa dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan saham tersebut atau informasi tentang perusahaan, dalam hal ini Perusahaan rokok regulasi pemerintah, serta pengaruh politik. Pengujian Keberartian (Uji t) Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara thitung dengan ttabel pada taraf signifikan () = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut : H0 = tidak berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan rokok. H1 = berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan rokok.
.720
Std. Error of the Estimate 4715.23761
atau, Jika thitung
ttabel2,093, maka H1diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh EPS terhadap Harga Saham. Untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel EPS terhadap Harga saham dpat dilihat dari tabel berikut:
14
Tabel 4.5 Pedoman Inter koefisien
Tingkat Pengaruh
0.00 – 0.19
Sangat Rendah
0.20 - 0.39
Rendah
0.40 – 0.59
Sedang
0.60 – 0.79
Kuat
0.80 – 1.00
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010) Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui seberapa besar kekuatan hubungan dari pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Besarnya pengaruh EPS terhadap Harga saham dalam penelitian ini adalah sebesar, 73,5 % sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh yang cukup kuat dari EPS terhadap Harga saham kedua perusahaan rokok tersebut.
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share(EPS) terhadap harga saham, maka peneliti melakukan uji t yaitu pengujian secara parsial. hasil uji t yang di dapat ialah H0 diterima, dan H1 ditolak. Pada hasil penelitian ini hasil pengujian hipotesis sesuai dengan teori Ang (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. EPS, yang semakin tinggi akan meningkatkan daya tarik investor,
sehingga harga saham relatif meningkat, demikian pula return saham akan meningkat. Dengan meningkatnya EPS maka kinerja saham ditinjau dari sisi profitabilitas semakin baik. Dengan meningkatnya EPS maka akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat Analisis rasio Earning Per Share(EPS) dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Earning Per Share(EPS) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Earning Per Share(EPS) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Hubungan antara Earning Per Share(EPS) dan Harga Saham dalam penelitian ini adalah searah, dimana jika Earning Per Share(EPS) meningkat, maka harga saham pun akan cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pengaruh hasil penelitian yakni sebesar 0.735atau 73.5% Earning Per Share(EPS) mempengaruhi Harga Saham. Jika dihubungkan dengan kenyataan jelas bahwa keterkaitan antara Earning Per Share(EPS) dengan Harga Saham untuk perusahaan rokok menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, pada taraf signifikan dengan demikian maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Dengan menerima Ho berarti bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share(EPS) terhadap Harga Saham. Sementara kekuatan hubungan antara variable X dan Y jika dilihat dari
15
pedoman interpretasi adalah termasuk dalam kategori kuat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Nurmalasari Indah (2012) dengan judul :“Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008”. Studi kasus yang diambil pada perusahanperusahaan emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008.Variabel independen yang digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara umum perusahaan rokok merupakan industry yang handal, memiliki ketahanan yang kuat dan tingkat pertumbuhan yang cukup baik, antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, sebagian besar perusahaan rokok mampu bertahan dan memiliki angka pertumbuhan yang meningkat. Perusahaan rokok harus mengahadapi peningkatan cukai setiap tahunnya dan adanya kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengendalian tembakau
yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas.Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 20052008.
pada beberapa tahun dan terjadinya krisis ekonomi. walaupun sempat mengalami penurunan dikarenakan membiayai pajak dan penjualan produk kepada konsumen cukup mahal, akan tetapi perusahaan tersebut berusaha dan bangkit kembali agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian atau kebangkrutan. 2. Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share dengan Harga Saham perusahaan rokok. Artinya sebagian besar laba per lembar saham (Earning Per Share) yang berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan rokok dapat
16
mempengaruhi Harga Saham walaupun sebagian kecil juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti permintaan dan penawaran akan harga saham tersebut serta informasi tentang perusahaan yang bersangkutan. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share dengan Harga Saham perusahaan rokok. Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara variabel Earning Per Share dengan Harga Saham, artinya laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat mempengaruhi Harga Saham perusahaan rokok. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA Admadja dan Siaputra, 2000. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Ang,Rober, 1997. pasar modal indonesi. mediasoft Indonesia. Jakarta Ali, Kesuma, 2009. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Strukur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Yang Go Publik. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol II. No 1
1. Perusahaan rokok harus bisa mempertahankan dan memperbaiki keadaan tersebut dengan meningkatkan penjualan dan lebih menekan biaya-biaya yang akan digunakan, agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang meningkat dari tahun ke tahun. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi investor dalam melakukan invetasi saham dengan melihat kondisi perusahaan melalui rasio keuangan, khususnya melalui rasio EPS, dan Bagi para investor, sebelum memutuskan untuk berinvestasi seharusnya dapat memperhatikan kondisi kesehatan keuangan perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan nilai tambah yang akan didapat, karena kedua variabel ini saling mempengaruhi.
Bringham, Eugene F. Dan Houston F. Joel, Manajemen Keuangan, 2001, diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta. DarmadjidanFakhuddin, 2001. Deviden Per Share menurut James C. Van Home dan John M.Diterjemahkan Oleh Henry dan Agustiono. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dharmastuti, Fara, 2004. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Investment, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin Dalam
17
Menetapkan Harga Saham Perdana (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Hartono,
Jogiyanto, 1998. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Hartono, Jogiyanto, 2010.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bfe, Yogyakarta. Husain, Irmawaty, (2012) judul Skripsi “Pengaruh Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT. HM. Sampoerna, Tbk”. Husnan, S, 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.UPP AMP YKPN. Yogyakarta. http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeu angandantahunan.aspx http://www.tokopintar.com/files/TBICMD2009/06.%20Tobacco.pdf http://114.57.38.118/corporate_actions/ne w_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_k euangan/04_Annual%20Report/2011/GG RM/GGRM_AR%202011.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/28163/3/Chapter%20II.pdf http://www.idonbiu.com/2013/23/faktorfaktor-yang-mempengaruhihargasaham.html http://www.google.com/search?hl=en&sp ell=1&q=Edi+Subianto+dan+Francisca+ Andrea+2003&sa=X&ei=1dgkUYPNA4e 0rAf3hIHgDQ&ved=0CCsQBSgA&biw= 1143&bih=509
Indah Nurmalasari. (2012). Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Tahun 2005-2008)”. Intan
Taranika. (2009).judul Skripsi “Pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (tahun 20052007)”.
Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.BPFE UGM. Yogyakarta Marwata, 2001.Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. McNichols, M., danDravid, A., 1990, Stock Dividen, Stock Splits, and Signaling, The Journal of Finance. Michaely, 1991. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang.Graha Ilmu. Yogyakarta. Munawir, S, 2004. Analisa Laporan Keuangan, Liberty. Yogyakarta Setyarini, Nunik, 2010, Analisis Pengaruh EVA, ROA dan EPS Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif, Universitas Pembangunan Nasional VETERAN, Jawa Timur. Patriawan Dwiatma. (2011). Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Earning per Share (eps), Return on equity (roe), dan Debt to equity ratio (der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006 – 2008”.
18
Singarimbun, 2000. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE. Yogyakarta
Tandelilin, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE. Yogyakarta
Sudjana, 2012. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga 1. Tarsito. Bandung.
Westen, J. Freed dan Brigham Eugne F, 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Erangga.
Sugiyono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Sunariyah, 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. Ekonisia u II. Taufik, 2004. Sejarah Lokal di Indonsia dan Nilai Saham. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Widoatmodjo,Sawidji,2005.Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Wild, Eat Al John J, K.R.Subramanyam, danRobert F. Halsey, 2005, Analisis Laporan Keuangan, diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Salemba Empat, Jakarta.