Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
1 ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP SAHAM PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI
NENY RUSVITA
[email protected]
Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share and dividend payout ratio either simultaneously or partially to the stock price. Meanwhile, the multiple regressions analysis which is meant to estimate the number of regression coefficient in order to show the influence of current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share and dividend payout ratio both simultaneously and partially to the stock price at cigarette companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The result of simultaneous test shows that the variable which is simultaneously used in this research has significant influence to the stock price. This result indicates that the fluctuation of stock prices on the cigarette’s companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange depend on the fluctuation of current ratio, price earnings ratio, debt to equity ratio, and dividend payout ratio level which is owned by those companies. Keywords: Financial Ratio, Stock Price, Simultaneous Influence, Partial Influence. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share dan dividend payout ratio baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham. Sedangkan, teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda yang bertujuannya untuk menduga besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share dan dividend payout ratio baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian simultan menunjukkan model yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat current ratio, price earnings ratio, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Kata Kunci
Rasio Keuangan, Harga Saham, Pengaruh Simultan, Pengaruh Parsial.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
2 PENDAHULUAN Mekanisme pasar modal yang teratur, tertib dan terbuka menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi para investor untuk mengambil keputusan yang realistis. Keterbukaan pasar modal dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor akan memperkecil ketidakpastian yang dihadapinya dalam mengambil keputusan investasi, sehingga kemungkinan terdistrorsinya proses alokasi sumberdaya berupa dana dari investor juga akan semakin kecil. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank. Keunggulan pasar modal dibanding bank adalah untuk mendapatkan dana suatu perusahaan tidak perlu menyediakan agunan seperti yang disyaratkan oleh bank, melainkan menunjukkan prospek yang baik maka surat berharga akan laku terjual di pasar modal. Bagi dunia usaha, sektor perbankan atau lembaga keuangan lain merupakan sumber pembiayaan jangka pendek, sedangkan pasar modal lebih dilihat sebagai sumber pembiayaan jangka panjang. Sehingga dalam perkembangan pasar modal selain berfungsi untuk kegiatan jangka panjang perusahaan yang membutuhkannya juga dapat merupakan tambahan alternatif bagi investasi yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham dipasar modal banyak macamnya, dimana faktor-faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung harga dari perusahaan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dibagi menjadi 3 kategori yaitu faktor yang bersifat fundamental, faktor yang bersifat teknis serta faktor sosial, ekonomi dan politik. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi penawaran dan permintaan masyarakat atas saham yang diperdagangkan di pasar modal. Sehingga juga mempengaruhi harga saham atau sebaliknya. Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadi syarat investasi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja manajemen dapat menjual saham yang dimiliki dan menginvestasikan uangnya ke perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan maka akan menurunkan harga pasar saham suatu perusahaan. Untuk dapat unggul dalam persaingan setiap perusahaan harus memiliki kinerja perusahaan yang baik dan sumber daya pembiayaan yang besar untuk investasi. Keputusan yang diambil oleh seorang investor yang rasional selalu dipengaruhi oleh tingkat risiko (risk) dan kembalian yang diharapkan (expected return) investor yang rasional akan berusaha mendapatkan expected return maksimum dengan tingkat resiko yang minimum. Untuk menilai investasi saham digunakan beberapa analisis yaitu analisis tentang kondisi politik, kondisi pasar global yang mempengaruhi aliran dana investasi yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal berusaha menilai prospek harga saham dari waktu ke waktu. Pada analasis teknikal ini menggunakan data mengenai pasar yang bersangkutan sebagai upaya untuk dapat mengakses permintaan dan penawaran suatu saham secara keseluruhan. Sedangkan analisis fundamental berusaha menilai suatu saham berdasarkan riset data yang meliputi riset tentang kondisi ekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi nasional, pengangguran, kurs valas dan riset tentang investasi yaitu analisis tentang data-data laporan keuangan perusahaan dan rasio-rasio keuangan perusahaan yang meliputi total penghasilan, laba operasional total penjualan, prospek pemasaran.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
3 Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas adalah “Apakah faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”, “Apakah faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”, “Manakah diantara faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio yang memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?” Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”, “Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”, “Untuk mengetahui pengaruh paling dominan diantara faktor fundamental yang terdiri dari current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio yang memiliki terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Tinjauan Teoritis Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga ynag beredar (Sunariyah, 2006:4), Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang yang umumya lebih dari 1 (satu) tahun. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar yang sangat terorganisir karena terdapat serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di dalamnya dan komoditi yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka pendek. Jenis Pasar Modal Menurut Samsul (2006:46) Jenis Pasar Modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu: (a). Pasar Pertama / perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. (b). Pasar Kedua (sekunder) adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. (c). Pasar Ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antar market maker (anggota bursa) serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. (d). Pasar Keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melakukan perantara efek. Instrumen di Pasar Modal Menurut Samsul (2006:45) bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa : (a). Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Adapun jenis-jenis saham menurut manfaatnya: (1). Saham Biasa (common stock) Adalah jenis saham
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
4 yang akan menerima laba setelah laba bagian preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bankrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. (2). Saham Preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayarkan pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. (b). Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. (c). Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga tertentu di sini berarti harganya sudah ditetapkan di muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tembusan (strike price atau exercise price). (d). Bukti waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun. (e). Produk turunan atau biasa disebut derivative adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli harga jual. Saham Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Menurut Samsul (2006:46) saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya juga disebut sebagai pemegang saham (shareholder/stockholder). (1). Harga saham suatu perusahaan dapat berubah-ubah,perubahan harga saham ini dapat terjadi karena beberapa hal, perubahan harga saham pada dasarnya disebabkan oleh adanya interaksi dari permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham yang cenderung naik mempunyai dampak adanya capital gain, atau dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang cenderung cukup baik atau mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sebaliknya, harga saham cenderung turun, dapat mengakibatkan capital loss dan permintaan akan saham juga akan turun, selain hal ini mennjukkan kekurangpercayaan para investor terhadap kemampuan atau prospek jangka panjang dari perusahaan. (2). Jenis Saham menurut Jogiyanto (2003:67) saham dapat dibagi menjadi 3 yaitu: (a). Saham Preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Dibandingkan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa. (b). Saham Biasa jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Menurut Jogiyanto (2003:70) sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak antara lain: (1).Hak kontrol. (2). Hak menerima Pembagian Keuntungan. (3). Hak Preemptive.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
5 Kelebihan dan kelemahan saham Kelebihan saham biasa: (1). Saham biasa tidak mendapat deviden secara tetap, tetapi sangat bergantung pada kemampuan korporasi menciptakan keuntungan (earning power). (2). Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo. (3). Saham biasa dapat dipergunakan sebagai surat kredit. (4). Saham biasa memiliki expected return, tidak seperti saham preferen. (5). Saham biasa mengikuti tingkat inflasi, tidak seperti saham preferen. (6). Return dari saham biasa pajak perorangan rendah, sedangkan saham preferen tidak. Kelemahan saham biasa: (1). Bila kebutuhan dana dipenuhi dengan penerbitan saham atau emisi, berarti akan menambah jumlah stockholders baru. (2). Biaya untuk go public sangat tinggi pada saat penjualan perdana (primary market). (3). Apabila kekurangan dana dengan penerbitan saham biasa, hanya menjadi salah satu alternatif dibanding pendanaan lainnya. (4). Deviden saham biasa menjadi subjek pajak perorangan sedangkan bond tidak. Nilai Saham Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai per lembar saham adlah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. (a). Nilai Pasar (Market Value) (b).Nilai Intrinsik (Fundamental Value). Analisis dan Penilaian Investasi Saham Ada dua macam pendekatan analisis yang dapat digunakan untuk menentukan nilai intrinsik dari saham yaitu : (a). Analisis fundamental untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (seperti : laba, dividen, penjualan dan sebagainya), sehingga disebut juga analisis perusahaan (Husnan, 2001:315). Menurut Tandelilin (2001:184), dalam penentuan nilai intrinsik analisis fundamental dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan Price Earning Ratio (PER). (b). Analisis Teknikal menurut Tandelilin (2001:248) menyatakan bahwa analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data pasar masa lalu sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa yang akan datang. Asumsi-asumsi yang mendasari analisis teknikal yaitu : (1). Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran. (2). Interaksi permintaan dan penawaran, ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. (3). Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relatif panjang. (4). Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham yang terbentuk di Bursa Efek dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dibedakan menjadi faktor fundamental mikro (internal), faktor fundamental makro (eksternal) dan faktor teknis. Faktor fundamental mikro (internal) merupakan faktor yang bersal dari dalam perusahaan, faktor fundamental makro (eksternal) adalah faktor yang menyangkut kondisi ekonomi makro di luar perusahaan. Secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
6
Gambar 1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Berdasarkan teori yang telah dikemukakan peneliti sebelumnya tentang faktor fundamental mikro yang mempengarihi harga saham yang dapat digunakan untuk penelitian ini adalah : (a). Current Ratio (CR). (b). Return On Investment (ROI). (c). Return on Equity (ROE). (d). Price Earning Ratio (PER). (e). Debt Equity Ratio (DER). (f). Earning Per Share (EPS) (g). Dividen Pay Out Ratio (DPR) Rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, seorang analisis membutuhkan tolak ukur dan yang paling sering digunakan adalah rasio. Analisis rasio dalam menjelaskan kepada seorang analisis tentang baik buruknya keadaan atau keuangan suatu perusahaan. Seperti yang dikemukakan (Weston dan Coepeland, 2001:233-234). “Analisis rasio keuangan adalah hubungan-hubungan kuantitas yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan. Analisis keuangan harus juga mencakup
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
7 pertimbangan tentang perkembangan strategi dan ekonomis yang harus diikuti perusahaan demi keberhasilan jangka panjangnya.” Menurut Harahap (2005:298) menjelaskan beberapa keunggulan yang diperoleh bila menggunakan analisis rasio keuangan, antara lain : (1). Rasio merupakan angka-angka
atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (2). Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. (3). Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. (4). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dari model prediksi. (5). Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Sedangkan keterbatasan yang harus disadari dan dipakai pada keuangan antara lain: (1). Kesulitan dalam memilih rasio mana yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya. (2). Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan. (3). Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan mengjhitung rasio. (4). Jika data yang tersedia tidak sinkron. Keunggulan serta Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio mempunyai keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya, diantaranya (Harahap, 2005 : 298 ): (a). Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (b). Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. (c). Mengetahui posisis perusahaan ditengah industri lain. (d). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. (e). Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. (f). Lebih mudah terlihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Kelemahan analisis rasio Disamping keunggulan diatas analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya (Harahap, 2001: 299): (a). Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. (b). Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan tehnik ini, seperti: (1). Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif. (2). Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio oleh nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar. (3). Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. (4). Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. (b). Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. (c). Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. (d). Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Hipotesis Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis yaitu sebagai berikut : (1). Current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2). Current ratio, return on investmen, return on equity, price earning ratio, debt to
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
8 equity ratio, earning per share dan dividen pay out ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3). Earning per share merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Jenis penelitian ini di adalah penelitian Kausal Komparatif yaitu merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian expost faktor, yaitu penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta. Gambaran Populasi Menurut Hadafi (2000:8) populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto, (2001:115) yang menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Selanjutnya Sugiyono, (2007:89) menjelaskan yang dimaksud dengan populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 3 perusahaan yaitu : PT Bentoel International Investama Tbk, PT Gudang Garam, Tbk dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk yang terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif selama tahun 2008 sampai tahun 2012. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi (Indriantoro, 2002:115). Sedangkan pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan dapat membuat kita menggeneralisasikan sifat atau karakteristik pada elemen populasi. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007:68). Sampel penelitian ini diambil dari semua perusahaan rokok yang terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif yaitu : PT Bentoel International Investama Tbk, PT Gudang Garam, Tbk dan PT Hanjaya mandala Sampoerna Tbk selama tahun 2008 sampai tahun 2012. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variable bebas (veriabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (a). Variabel bebas (X), merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. (b). Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Definisi Operasional Variabel Variabel Bebas (Rasio Fundamental / X), dalam hal ini variabel bebas yang diukur adalah sebagai berikut: (1). X1 = Current Ratio (CR) (2). X2 = Return On Investment (ROI)(3).
X3 = Return on Equity (ROE)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
9 ROE dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan. ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Setelah Pajak ROE = ––––––––––––––––––––– Total Ekuitas 1) X4 = Price Earning Ratio (PER) PER merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar saham terhadap pendapatan perlembar saham (Earning per Share). PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Harga Saham Per Lembar PER = ––––––––––––––––––––– Laba Per Lembar Saham 2) X5 = Debt Equity Ratio (DER) Debt To Equity Ratio merupakan rasio untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menghitung perbandingan antara total hutang dengan total modal. DER dapat dihitung dengan menggunakan : Total Hutang DER = –––––––––––––––– Total Ekuitas 3) X6 = Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih Setelah bunga dan Pajak EPS= –––––––––––––––––––––––––––––––– Jumlah sahan beredar 4) X7 = Dividen Pay Out Ratio (DPR) Dividen Pay Out Ratio merupakan rasio yang menunjukkan persentase dari laba per lembar saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam bentuk cash dividen. DPR dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Dividen Per Share DPR= ––––––––––––––––––––– Earning Per Share Variabel Terikat (Harga Saham / Y). Dalam penelitian yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga saham tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar pada akhir tahun pada saat closing price (per 31 Desember periode 2008-2012). Teknik pengukuran variabel menggunakan satuan rupiah. Teknik Pengumpulan Data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat data di dapat dalam Annual Report dan laporan keuangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sedangkan data yang digunakan di dalam rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan harga saham yang di dapat dari data laporan keuangan tahun 2008-2012.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
10 Teknik Analisis Data Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda yaitu analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel–variabel terikat dengan variabel bebas. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham, kemampuan prediksi rasio fundamental terhadap harga saham perusahaan rokok. Langkah-langkah yang diambil untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1). Menghitung variabel-variabel yang di regresikan. (a). Menghitung besarnya
variabel dependen (harga saham) dari masing-masing dari 3 perusahaan rokok selama 5 tahun mulai dari tahun 2007-2012. (b). Menghitung besarnya variabel independen (factor Fundamental mikro) yang terdiri Current Ratio (CR), Return On Investmen (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Pay Out Ratio (DPR). (2). Uji Asumsi Klasik (a). Uji Normalitas tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Sifat distribusi normal, bahwa setiap fungsi linear dari variabelvariabel yang didistribusikan secara normal (Ghozali, 2006:67). (b). Uji Multikolinearitas untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan membandingkan nilai R2 dengan nilai t-test untuk masing-masing variabel independen. Kolinearitas sering kali diduga jika R2 tinggi (antara 0,7 dan 1) dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi, tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang secara individual penting secara statistik atas dasar pengujian t-test yang konvensial (Ghozali, 2006:67). (c). Uji Heteroskedastisitas menurut Santoso (2006:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (d). Uji Autokorelasi Menurut Gujarati (2005:216) secara umum kurva D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi:
Daerah inconclusif
Daerah inconclusif
Autokorela sipositif
0
NonAutokorelasi
‘dL
‘dU
D 4–‘dU W
Autokorela si negatif
4–‘dL
Gambar 2
Kurva Distribusi Nilai Durbin Watson
4
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
11
Melakukan analisis regresi berganda Model ini digunakan karena penelitian ini mengemukakan variabel bebas lebih dari satu, maka analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun Persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + ei Keterangan : Y = Harga Saham a = Konstanta b1 – b7 = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel bebas X1 = Current Ratio X2 = Return On Investmen X3 = Return On Equity X4 = Price Earning Ratio X5 = Debt to Equity Ratio X6 = Earning Per Share X7 = Dividen Pay Out Ratio ei` = Standar Error Koefisien Determinasi (R Square) Semakin besar R2 berarti semakin tepat persamaan perkiraan regresi linear tersebut dipakai sebagai alat prediksi, karena variasi perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas. Apabila nilai R2 semakin dekat dengan satu, maka perhitungan yang dilakukan sudah dianggap cukup kuat dalam menjelaskan variabel bebas dengan variabel terikat. Uji hipotesis t (Uji pengaruh parsial) (a). Formulasi Hipotesis (1). Ho; β1, β2, … β7 = 0 Berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. (2). Ho; β1, β2, … β7 ≠ 0 Berarti variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.. (b). Menetapkan kriteria pengujian hipotesa. (1). Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. (2). Jika nilai signifikansi Uji t < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. yang dilakukan. (c). Uji hipotesis F (Uji pengaruh simultan). (1). Formulasi Hipotesis. (2). Menetapkan kriteria pengujian hipotesa. (3). Menarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang dilakukan Data Hasil Penelitian Dan Pembahasan Data Hasil Penelitian. Perusahaan Sampel Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 sebagai berikut : Tabel : 1 Nama Perusahaan Rokok yang go public di BEI No
Nama Perusahaan
1 PT. Bentoel International Investama Tbk 2 PT. Gudang Garam Tbk 3 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia
Kode Perusahaan RMBA GGRM HMSP
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
12
Tingkat Rasio Perusahaan Current Ratio Current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100 % Hutang Lancar
Dengan menggunakan rumus current ratio diatas, maka tingkat current ratio dari perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Tingkat Current Ratio Perusahaan Rokok Tahun 2008-2012
Sumber Data : Lampiran 1-3 Diolah (1). Return On Investment Return On Investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tingkat Return On Investment dapat dihitung dengan : Return On Investment = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 %
Total Aktiva (2). Return On Equity Semakin besar ROE menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam mensejahterakan para pemegang sahamnya. ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Equity = Laba Bersih Seteleh Pajak x 100 %
Total Ekuitas (3).Price Earning Ratio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
13 Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar saham terhadap pendapatan perlembar saham. Price Earning Ratio akan memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan pada periode tertentu. Price Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Price Earning Ratio = Harga Saham Per Lembar
Laba Per Lembar Saham (4). Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Semakin besar debt to equity ratio menandakan struktur pemodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang dari pada modal sendiri. Debt to equity ratio dapat dihitung dengan menggunakan : Debt to Equity Ratio = Total Hutang X 100%
Total Ekuitas (5). Earning Per Share Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian yang tidak jauh berbeda. Earning Per Share dapat dihitung dengan menggunakan : Earning Per Share = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Jumlah Saham Beredar (6). Dividend Payout Ratio Dividen payout ratio merupakan rasio yang menunjukkan persentase dari laba per lembar saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam bentuk cash dividen. Semakin besar DPR maka akan semakin tinggi harga saham tersebut. Dividen payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan : Dividen payout ratio =
Dividen Per Share X 100% Earning Per Share
(7). Harga Saham Merupakan harga perlembar saham dari saham-saham perusahaan rokok dan komponennya dalam periode 2008-2012. Variabel ini diukur dengan menggunakan harga saham penutupan (closing price) di akhir tahun pada saat tutup buku, dengan periode waku penelitian dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Pembahasaan Uji Asumsi Klasik Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu apakah hasil estimasi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolinieritas, gejala autokorelasi dan gejala heterokedastisitas. Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Pengujian Normalitas Data untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov, menurut Santoso, (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut : (a). Nilai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
14 Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. (b). Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROE Pengujian Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov (b). Pendekatan Grafik Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Pengujian Multikolinieritas Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam penelitian. Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya. Pengujian Heteroskedaktisitas Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit asumsi yang paling serius terlanggar adalah adanya gejala multikolinieritas pada variabel dari Return On Investment, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share dan gangguan autokorelasi. Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROI Dan ROE Pengujian Normalitas Data (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov (b). Pendekatan Grafik Pengujian Multikolinieritas Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam penelitian. Pengujian Autokorelasi Asumsi klasik berikutnya yang diuji adalah ada tidaknya auto korelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
15 Adapun kriteria pengujiannya adalah nampak dalam tabel berikut: (a). Jika DW > batas atas (dU) maka tidak ada gangguan otokorelasi. (b). Jika DW < batas bawah (dL), maka terjadi gangguan otokorelasi. (c). Jika dL < DW < dU, tidak dapat diketahui terjadi otokorelasi atau tidak. Pengujian Heteroskedaktisitas Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis dan mengeluarkan return on investment dan return on equity dari model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit masih terdapat gangguan pada multikolinieritas dan autokorelasi, sehingga model analisis belum layak untuk dilakukan analisa regresi Uji Asumsi Klasik Dalam Bentuk Log Natural Tanpa ROI, ROE dan EPS Pengujian Normalitas Data (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov (b). Pendekatan Grafik Pengujian Multikolinieritas Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat pada nilai varian inflation faktor dan toleransi dari variabel independen dalam penelitian. Dengan pendekatan ini disyaratkan bahwa nilai VIF tidak boleh melebihi 10 dan nilai toleransi harus berkisar mendekati 1. Pengujian Autokorelasi Asumsi klasik berikutnya yang diuji adalah ada tidaknya auto korelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya. Pengujian Heteroskedaktisitas Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian klasik setelah merubah model analisis dan mengeluarkan return on investment, return on equity dan earning per share dari model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit tidak terdapat, sehingga model analisis belum layak untuk dilakukan analisa regresi Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu mengenai variabel current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio terhadap harga saham pada perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia secara linier. Dari persamaan regresi dapat diuraikan sebagai berikut: (a). Konstanta (α) (b). Koefisien Regresi Current Ratio. (c). Koefisien Regresi Price Earning Ratio. (d). Koefisien Regresi Debt to Equity Ratio. (e). Koefisien Regresi Dividend Payout Ratio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
16
Pengujian Secara Simultan Koefisien Korelasi dan Determinasi Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri atas current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama terhadap harga saham. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R). Pengujian Hipotesis Uji F / Model F Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, yaitu digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama terhadap harga saham dengan taraf signifikan 5% Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a).. Jika Sig F > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak menunjukkan variabel current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (b). Jika Sig F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima menunjukkan variabel current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari hasil output analisa dengan software SPSS di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,010 < 0.05 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti pengaruh variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian Secara Partial Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : (a). Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (b) Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham (c). Uji Parsial Pengaruh Variabel Current Ratio Terhadap Harga Saham, Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan Current Ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang buruk terhadap profitabilitas perusahaan. (d). Uji Parsial Pengaruh Variabel Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham, hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel price earning ratio = 0,029 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh price earning ratio terhadap harga saham secara parsial adalah signifikan. (e). Uji Parsial Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham, hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel debt to equity ratio = 0,016 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham secara parsial adalah signifikan.(f). Uji Parsial Pengaruh Variabel Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham, hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel dividend payout ratio = 0,626 > = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian pengaruh dividend payout ratio terhadap harga saham secara parsial adalah tidak signifikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
17
Koefisien Determinasi Partial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri atas dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio terhadap harga saham. Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: (a) Koefisien determinasi parsial variabel current ratio = 0,0049 yang menunjukkan sekitar 0,49 % yang besarnya kontribusi variabel current ratio terhadap perubahan harga saham. (b). Koefisien determinasi parsial variabel price earning ratio = 0,2727 yang menunjukkan sekitar 27,27 % yang besarnya kontribusi variabel price earning ratio terhadap perubahan harga saham. (c). Koefisien determinasi parsial variabel debt to equity ratio = 0,4958 yang menunjukkan sekitar 49,58 % yang besarnya kontribusi variabel debt to equity ratio terhadap perubahan harga saham. (d). Koefisien determinasi parsial variabel dividen payout ratio = 0,0275 yang menunjukkan sekitar 2,75% yang besarnya kontribusi variabel dividen payout ratio terhadap perubahan harga saham. PENUTUP Simpulan (1). Hasil pengujian simultan menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya harga saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. (2). Hasil pengujian parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan dari 4 variabel yang digunakan model penelitian yaitu dari current ratio, price earning ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio yang menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham hanya variabel price earning ratio, dan debt to equity ratio Hal ini diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. (3). Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah debt to equity ratio karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : (1). Bagi investor atau calon investor hendaknya mempertimbangkan informasi keuangan yang lain seperti debt to equity, karena rasio tersebut merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham atau calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan menggunakan modal perusahaan serta keadaan perekonomian dalam wilayah tersebut dikaitkan dengan pembayaran dividen. (2). Bagi perusahaan hendaknya dipertimbangkan untuk memanfaatkan dan mengolah segala sumber daya yang dimiliki dan dipercayakan kepadanya untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya, sehingga para investor lebih percaya lagi untuk menanamkan investasinya kedalam perusahaan, serta perusahaan juga memperhatikan tingkat leverage perusahaan, yaitu dengan lebih mengoptimalkan penggunaan dana yang diperoleh dari hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk operasi perusahaan sehingga beban yang ditanggung perusahaan tidak terlalu berat. (3). Bagi peneliti berikutnya hendaknya lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang, serta
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
18 memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan kondisi umum regional serta internasional.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S, 2001, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Artatik. S. 2007. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Negeri Bandung. Semarang. Eugene F. B, dan J. Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Jilid 1 dan 2. Terjemahan Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Penerbit: Erlangga, Jakarta. Ghozali. I, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kedua, Penerbit Universitas Diponegoro, Yogyakarta. Gujarati. D. 2005, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama. Terjemahan: Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hadafi, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Keempat. Rajagrafindo, Jakarta. Hanafi, M. M, dan A. Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Harahap, S. S. 2005, Analisis Kritis Atas laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Husnan, S. 2006. Dasar-Dasar Teori Portofilo dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Indriantoro, N, 2002, Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi I, BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. YKPN. Yogyakarta Prastowo, D. 2002, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio: Penerbit Erlangga. Surabaya. Santoso, S. 2006. SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sholehudin, 2010. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif Dan Komponenya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Tidak dipublikasikan . Sugiyono, 2007. Metodologi penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan kesebelas. Penerbit Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesebelas. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tendelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Weston J. F dan T. E. Copeland, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan (Edisi Revisi) Jilid Kedua, Bina Rupa Aksara, Jakarta.