ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
Disusun Oleh: RATNA WIJAYANTI NIM. 141070196
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011
vi
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Disusun Oleh: RATNA WIJAYANTI NIM. 141070196
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011
vi
Skripsi Berjudul ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Disusun Oleh: RATNA WIJAYANTI NIM. 141070196 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 25 Maret 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Susunan Dewan Penguji
Ketua Penguji/ Pembimbing Utama I
Penguji I
Dr. Hendro Widjanarko, SE, MM
Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM
Penguji/ Pembimbing Utama II
Penguji II
Drs. ST. Haryono, M.Si
Drs. R. Hendri Gusaptono, MM
Mengetahui UPN “Veteran” Yogyakarta Fakultas Ekonomi Jurusan manajemen Ketua
Dr. Heru Tri Sutiono, M.Si NIP. 030 207 183
vi
MOTTO
Sesengguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari kesulitan) kerjakanlah dengan sungguhsungguh urusan yang lain dan hanya kepada TUHANmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah: 6-8)
vi
PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur Skripsi ini ku persembahkn untuk: Ayahanda Sugito dan Ibunda Sukiyah tercinta Atas kasih sayang dan dukungan serta do’anya dalam menghantarkan Ananda ke jenjang Sarjana. Mbak ku Lilis Prastiani dan Mas Eko Hariyanto Tercinta serta Keponakan ku tersayang Dinnar Ayudya Prasentha, terimakasih atas motivasi, dukungan dan do’anya serta pengorbanannya demi pendidikan ku. Orang yang selalu setia mendampingi ku Rizal Harry Widyanto, trimakasih atas segala dukungan dan bantuan serta pengorbanan yang telah diberikan. Sahabat-sahabat tercinta yang telah memotivasi dan mendo’akan ketika aku mulai terpuruk. Saudara-saudara ‘Persaudaraan Setia Hati Terate’ yang telah mendukung dan mendo’akan. Keluarga besar Badan Penerbitan Pers Mahasiswa ‘Kliring’ FE atas pengalaman-pengalaman yang telah membuat ku lebih bisa berfikir maju. Teman-Teman Ku dan Civitas Akademika Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.
vi
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segal puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penlis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI. Penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam mengatasi semua kesulitan yang Penulis hadapi. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, Penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hendro Widjanarko, S.E, M.M selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini disela kesibukannya dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Drs. ST. Haryono, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini disela kesibukannya dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
vi
3. Dra. Sri Isworo Ediningsih, M.M. selaku Dosen Penguji I
yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini disela kesibukannya dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Drs. R. Hendri Gusaptono, MM. selaku Dosen Penguji II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini disela kesibukannya dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermafaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Maret 2011 Penulis
vi
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ABSTRAK Investor yang menanamkan modalnya atau dananya di pasar modal harus mampu memanfaatkan semua informasi untuk menganalisa pasar dan investasinya dengan harapan memperoleh keuntungan yang maksimal atau meminimalkan risiko. Saham memiliki risiko paling tinggi diantara semua jenis instrumen investasi. Analisis fundamental dengan rasio keuangan merupakan suatu cara dalam upaya pemilihan jenis saham yang layak untuk dijadikan lahan investasi. Disamping analisis fundamental, investor juga harus memperhatikan risiko pasar saham. Risiko pasar disebut juga risiko sistematis. Risiko pasar berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian yang diharapkan. Untuk mengukur risiko sistematis dapat menggunakan beta (β) yang menjelaskan return saham yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham baik secara simultan ataupun secara parsial. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dari 144 perusahaan manufaktur yang terdaftar hanya 10 perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sampel karena mempunyai laporan keuangan lengkap dan membagikan dividen secara terus menerus selama tahun pengamatan penelitian 2005-2009. Pengolahan data dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 17. Variabel independen yang terkait EPS, ROA, PBV, DPR, DER dan BETA. Untuk variabel dependennya harga saham penutupan per tahun. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan semua variabel fundamental dan risiko sistematis berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel ROA dan PBV yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Variabel PBV dominan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar lebih merespon adanya PBV yang tinggi. Semakin tinggi PBV menandakan kinerja perusahaan semakin baik dan diharapkan tingkat pengembalian yang diperoleh investor semakin tinggi dan menandakan nilai perusahaan juga tinggi. Hal ini akan mengakibatkan harga saham juga meningkat. Kata kunci: faktor fundamental, risiko sistematis dan harga saham
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii ABSTRAKSI ................................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 10 A. Landasan Teori ...................................................................... 10 1. Pengertian dan Definisi Saham ...................................... 10 2. Analisis Fundamental ..................................................... 11 a. Pengertian Analisis Fundamental .............................. 11 b. Rasio Analisis Fundamental ...................................... 12 1) EPS ...................................................................... 12 2) ROA..................................................................... 12 3) PBV ..................................................................... 13 4) DPR ..................................................................... 13
xii
5) DER ..................................................................... 14 3. Risiko Sistematis ............................................................. 15 4. Harga Saham ................................................................... 16 B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 18 C. Kerangka Konseptual ............................................................ 20 D. Hipotesis ................................................................................ 20 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 22 A. Jenis Penelitian ...................................................................... 22 B. Populasi dan Sampel .............................................................. 22 C. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 24 D. Definisi Operasional .............................................................. 24 1. Variabel Dependen ........................................................... 24 2. Variabel Independen ......................................................... 24 a. EPS ............................................................................. 24 b. ROA............................................................................ 25 c. PBV ............................................................................ 25 d. DPR ............................................................................ 26 e. DER ............................................................................ 26 f. Risiko Sistematis atau Beta ........................................ 26 E. Metode Analisis Data................................................................ 28 1. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 29 a. Uji Multikolnieritas ................................................... 29 b. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 29 c. Uji AutoKorelasi ....................................................... 30 2. Uji Hipotesis Penelitian .................................................. 31 a. Uji Regresi F dan Nilai R2 ........................................ 32 b. Uji Regresi t............................................................... 33 c. Variabel Dominan ..................................................... 34
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 36 A. Hasil Penelitian ...................................................................... 37 B. Hasil RegresiBerganda .......................................................... 38 C. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 39 1. Uji Multikolnieritas ......................................................... 39 2. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 41 3. Uji Autokorelasi .............................................................. 42 D. Pembahasan ............................................................................ 43 1. Pengujian Hipotesis ......................................................... 45 a. Uji Model Regresi dengan Uji F dan Nilai R2 ........... 45 b. Uji Model Regresi dengan Uji t ............................... 47 c. Variabel Dominan ..................................................... 49 2. Implikasi Penelitian ......................................................... 50 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 52 A. Kesimpulan ............................................................................. 52 B. Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54 LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1.
Deskriptif Statistik .................................................................... 36
Tabel 4.2.
Hasil Regresi Berganda 1 ......................................................... 38
Tabel 4.3.
Hasil Uji Multikolinearitas 1 .................................................... 39
Tabel 4.4.
Hasil Uji Multikolinearitas 2 .................................................... 40
Tabel 4.5.
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 41
Tabel 4.6.
Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 42
Tabel 4.7.
Hasil Regresi Berganda 2 ......................................................... 43
Tabel 4.8.
Hasil Uji Signifikansi Model Regresi (F-Hitung dan Nilai R Square) ................................................. 45
Tabel 4.9.
Hasil Regresi Variabel Independen Terhadap Harga Saham (Uji t) .................................................. 46
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Koefisien Beta ............................................ 49
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ............................................................ 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel ........................................................................ 56
Lampiran 2
Daftar Harga Saham Penutupan ............................................. 57
Lampiran 3
Hasil Perhitungan EPS tahun 2004-2008 ............................... 58
Lampiran 4
Hasil Perhitungan ROA tahun 2004-2008 .............................. 59
Lampiran 5
Hasil Perhitungan PBV tahun 2004-2008 .............................. 60
Lampiran 6
Hasil Perhitungan DPR tahun 2004-2008 .............................. 61
Lampiran 7
Hasil Perhitungan DER tahun 2004-2008 .............................. 62
Lampiran 8
Hasil Perhitungan BETA KOREKSI tahun 2004-2008 ......... 63
Lampiran 9
Rekapitulasi Perhitungan (EPS, ROA, PBV, DPR, DER, dan Beta Koreksi .................. 64
Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Berganda 1 ................................................. 65 Lampiran 11 Hasil Uji Regresi Berganda 2 ................................................. 68
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2003:5). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah, dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan diantara investor (pemodal). Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktivaaktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Jenis investasi yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan hampir diseluruh negara di dunia ini adalah investasi di pasar modal. Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham adalah bukti pemilikan sebagian dari perusahaan (Jogiyanto, 2003:11). Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preverent stock). Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dapat dalam bentuk dividen
1
ataupun ditahan sebagai sunber dana internal. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar kewajiban
keuangan lainnya. Saham
mengandung unsur ketidakpastian karenanya unsur expectation memegang peranan. Investor bisa kehilangan semua modalnya apabila emiten bangkrut. Namun kejadian bangkrutnya emiten jarang terjadi. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan keuntungan tertinggi dengan tingkat resiko tertentu. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisisis fundamental atau analisis perusahaan digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Penanam
modal yang membeli saham berarti mereka membeli
prospek suatu perusahaan. Bagi pihak yang kekurangan dana maka pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyediaan dana. Bila seorang penanam modal atau investor memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) maka sebelumnya ia harus percaya bahwa informasi yang diterima investor adalah informasi yang benar dan tidak ada pihak manapun yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Salah satu informasi yang digunakan pemodal adalah informasi laporan keuangan atau laporan keuangan tahunan. Perusahaan publik
2
berkewajiban menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada publik. Bagi pemodal, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Persoalan yang timbul
adalah
sejauh
mana
informasi
perusahaan
publik
tersebut
mempengaruhi harga saham di pasar modal dan faktor apa saja yang menjadi indikator, sehingga perusahaan dapat mengendalikannya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai (Jamalul Abidin, 2009). Konsep pendekatan fundamental menggunakan dasar dari hasil laporan keuangan perusahaan dan perkembangan harga saham di pasar bursa efek. Dasar-dasar pertimbangan utama adalah faktor-faktor internal perusahaan seperti laba perlembar saham, dividen persaham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan dan prospek perusahaan dimasa mendatang yang menunjukkan kinerja perusahaan (faktor fundamental keuangan) yang mempengaruhi harga saham. Faktor fundamental keuangan ini beranggapan bahwa investor adalah rasional, sehingga mereka akan mempelajari hubungan antara saham dengan kondisi perusahaan dengan menggunakan analisis rasiorasio keuangan perusahaan, dimana harga saham mewakili nilai perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001). Analisis fundamental dapat membantu para investor dan calon investor untuk mengetahui harga suatu saham di pasar bursa efek apakah terlalu mahal atau murah, sehingga investor dan calon investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual sahamsaham dari masing-masing emiten.
3
Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai sasarannya. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, dan
aktivitas.
Dengan
analisis
fundamental,
para
analis
mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Faktor-faktor fundamental yang diteliti pada penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham, Return on Assets (ROA) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki, Price to Book Value (PBV) merupakan angka rasio yang menjelaskan berapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya, Deviden Payout Ratio (DPR) merupakan prosentase dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak, Debt Equity Ratio (DER) yakni rasio hutang atas modal yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan didanai dengan hutang. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun
4
gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan ini pada intinya membuat serta menginterpretasikan grafik saham ditinjau dari pergerakan harga saham dan volume transaksinya untuk mendapatkan petunjuk tentang arah perubahan dimasa yang akan datang. Selain analisis fundamental dan teknikal, investor juga harus memperhatikan risiko. Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Investor saham sangat menyadari adanya potensi risiko dari investasi. Bentuk risiko investasi bisa bermacam-macam, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Risiko investasi terbagi atas dua kelompok, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko sistematis ini melekat pada semua perusahaan yang disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Risiko pasar atau sistematis berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian yang diharapkan. Untuk mengukur risiko ini dapat digunakan beta (β) yang menjelaskan return saham
5
yang diharapkan. Beta merupakan pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko suatu sekuritas yang diversifikasikan dengan baik tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu pada beta saham-saham tersebut (Vernande Nirohito, 2009). Dalam pengembangan suatu model yang dinamakan Capital Asset Pricing Model (CAPM), kecenderungan sebuah saham bergerak naik dan turun mengikuti pasar akan tercermin dalam koefisien betanya (beta coefficient), beta adalah elemen kunci dari CAPM. Sebuah saham dengan risiko rata-rata dinyatakan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sesuai dengan pasar umum yang diukur dengan satuan indeks tertentu (Brigham dan Houston, 2006:240). Risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar yang dinyatakan sebagai beta (β) yang besarnya berbeda untuk masing-masing saham. Beta merupakan suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Para investor banyak yang menyukai adanya risiko yang tinggi karena pada risiko yang tinggi tersebut terdapat potensi tingkat return yang tinggi pula. Konsep ini dikenal dengan istilah “High Return High Risk, Low Return Low Risk”. Konsep ini mengatakan bahwa setiap potensi keuntungan tinggi yang mungkin diperoleh cenderung menyimpan potensi kerugian yang tinggi, sementara potensi return yang relatif normal akan memberikan tingkat risiko kerugian yang relatif rendah pula (Inung Adi Nugroho, 2009).
6
Harga
saham
merupakan
salah
satu
indikator
keberhasilan
pengelolaan perusahaan. Kekuatan pasar ditunjukkan oleh terjadinya transaksi perdagangan saham pasar modal. Pada prinsipnya semakin baik prestasi
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan,
maka
akan
meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pula harga saham perusahaan. Dengan asumsi para pemodal adalah rasional maka aspek fundamental menjadi dasar penilaian yang utama bagi seorang fundamentalis argumentasi, dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intristik suatu saham, tapi juga dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan dikemudian hari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI. Dalam penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat dan variabel tak terikat. Variabel terikatnya adalah harga saham dan variabel tak terikatnya EPS (earing per share), ROA (return on asset), PBV (price to book value), DPR (dividen payout ratio), DER (debt to equity ratio) dan Risiko Sistematis (Beta).
7
B. Rumusan Masalah 1. Apakah variabel fundamental dan risiko sistematis berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI? 2. Apakah variabel fundamental dan risiko sistematis berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI? 3. Variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI.
8
D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Calon Investor Dalam melakukan analisis saham yang akan diperjual-belikan di pasar modal calon investor ataupun investor dapat melakukan analisis terlebih dahulu melalui analisis faktor fundamental dan risiko sistematis yang berpengaruh terhadap harga saham pada industri manufaktur di BEI, sehingga calon investor dapat melakukan portofolio investasinya secara lebih terencana dan bijaksana. 2. Akademisi Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang konsentrasi ilmu manajemen keuangan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Definisi Saham Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Suad Husnan, 2005:279). Menurut Jogiyanto (2003:11) saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Apabila seorang investor membeli saham, maka investor tersebut menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan. Menurut Eduardus Tendelilin (2007:18) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:73) Saham dibedakan mejadi dua jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja. Pemegang saham mempunyai hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Dikatakan preferen karena mempunyai hak prioritas dari pada saham biasa, seperti dalam pembagian dividen preferen yang tetap dan hak pembayaran
10
terlebih dahulu jika terjadi likuiditas, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. 2. Analisis Fundamental a. Pengertian Analisis Fundamental Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi
juga
adalah
harapan
kemampuan
perusahaan
dalam
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (Anissa Yunita Uli, 2009). Menurut
Jogiyanto
(2003:88)
analisis
fundamental
menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya: laba, dividen yang dibayar, penjualan dan sebaginya), sehingga analisis fundamental ini juga disebut sebagai analisis perusahaan. Analisis rasio merupakan salah satu untuk membantu kita dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio menyediakan indikator bagi tingkat profitabilitas,
likuiditas,
pendapatan,
pemanfaatan
aset,
dan
kewajiban suatu perusahaan. Menurut Sentanoe (1995:117) rasio keuangan perusahaan adalah hubungan antara berbagai account dari laporan keuangan,
11
dimana analisa terhadap rasio ini merupakan inti dari analisa fundamental atas prestasi keuangan perusahaan. Dari kedua definisi tersebut maka rasio keuangan adalah hubungan antara berbagai account dari laporan keuangan yang dipakai sebagai alat penilaian dan interpretasi untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. b. Rasio Analisis Fundamental 1) Earning Pershare (EPS) Merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per lembar saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per lembar saham sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan laba per lembar saham yang mengarah kemasa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per lembar saham yang mungkin akan diperoleh dimasa mendatang. 2) Return on Asset (ROA) ROA
merupakan
kemampuan
dari
modal
yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Bambang Riyanto, 1999:334). ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan
12
laba bagi perusahaan. sebaliknya jika ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapat kerugian. Apabila ROA semakin tinggi maka investor semakin tertarik untuk membeli saham tersebut maka harga saham juga akan semakin naik. Jadi ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, apabila ROA meningkat maka harga saham juga akan meningkat. Pendapat Modigliani & Miller (MM) menyatakan nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan, semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan sehingga meningkatkan nilai perusahaan (Natarsyah Syahib, 2000). Kemungkinan ROA merupakan variabel dominan berpengaruh terhadap harga saham. 3) Price to Book Value (PBV) PBV atau Rasio Harga Terhadap Nilai Buku adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya. PBV diperoleh dengan cara membagi harga pasar saham dengan Nilai Buku Per Saham atau Book Value Per Share (BVS). Satuan PBV dinyatakan dalam "kali". 4) Dividend Payout Ratio (DRP) DPR menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada
pemegang
saham
13
dalam
bentuk
dividen.
DPR
merupakan presentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. DPR ditentukan berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak. Jumlah dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham atau kesejahteraan pemegang saham. Semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh perusahaan maka penawaran terhadap jumlah saham akan mengalami peningkatan sehingga harga saham akan naik. 5) Debt to Equity Ratio (DER) DER adalah kemampuan modal sendiri dalam menjamin hutang atau dengan kata lain bagian dari hutang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri (Napa J. Awat, 1998:390). Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang lebih tinggi, menyebabkan investor memilih menggunakan investasi dananya pada investasi bebas risiko. Hal ini menyebabkan harga saham turun. Rasio hutang atas modal (DER) atau sering disebut leverage digunakan untuk mengukur seberapa
jauh
perusahaan
didanai
dengan
hutang
(http://www.saham-bei.com). Semakin kecil angka rasio ini semakin baik. DER digunakan oleh perusahaan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Para kreditur
14
memperhatikan equity yang memberi batas keamanan, akan tetapi dengan bertambahnya dana melalui hutang para pemilik memperoleh
manfaat
yakni
dapat
mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan suatu investasi yang terbatas (http://www.petra.ac.id/puslit/journals). 3. Risiko Sistematis Risiko (risk) didefinisikan dalam kamus Webster sebagai suatu halangan, gangguan, ekposur terhadap kerugian atau kecelakaan. Jadi, risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan (Brigham dan Houston, 2004) Risiko sistematis (systematic risk) adalah bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan bentuk portofolio/didiversifikasi. Risiko sistematis ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan, karena disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi dan tingkat suku bunga. Jadi risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko sistematis yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan returnreturn pasar sebagai variabel bebas.
15
Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan teknikal. Namun, secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan dividen suatu perusahaan, seperti yang dinyatakan Fuller and Farrell (1987), ‘key determinant of security price is expectations concerning the firm’s earning and dividends and their associted risk’. Model yang dikembangkan adalah pendekatan Gordon yaitu Dividend Discount Model (DDM) yang constant growth. Faktor-faktor tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. 4. Harga Saham Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan, sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Agus Sartono (2001: 70) „harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal‟. Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu kewaktu yang lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
16
permintaan, maka harga saham akan cenerung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Harga saham yang terjadi di pasar sekunder disebut harga pasar saham (kurs saham) atau harga yang terjadi pada suatu saham diperjualbelikan di pasar. Hal ini didukung oleh pernyataan Brigham (1992: 26) harga saham didefinisikan sebagai berikut „Market Price Is The Price At Which A Stock Sells In The Market‟. Hal ini berlangsung selama saham tersebut terdaftar di pasar sekunder. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Sawidji Widoatmojo (1996: 46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga): a. Harga Nominal, Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana, Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten.
17
Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana. c. Harga Pasar, Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. B. Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan Vernande Nirohito (2009) dengan judul „Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Properti dan Real Estate di BEI‟, faktor fundamental yang digunakan diantaranya EPS (earing per share), BVS (book value per share), ROA (return on asset), PBV (price to book value), DPR (dividen payout ratio), DER (debt to equity ratio), dan risiko sistematik (Beta). Hasil penelitian yang diperoleh yakni secara simultan, semua faktor fundamental dan resiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya faktor fundamental ROA yang mempengaruhi harga saham.
18
Penelitian berikutnya oleh Arfebriansah (2009) dengan judul „Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Sektor Finansial di BEI‟. Faktor fundamental yang digunakan ROA, BV, EPS, PER, DPR dan DER) dan risiko sistematis. Hasil yang diperoleh, secara simultan semua faktor fundamental (ROA, BV, EPS, PER, DPR dan DER) dan risiko sistematis berpengaruh terhadap harga saham sektor finansial. Jika ditinjau secara parsial, hanya faktor fundamental Earning Per Share (EPS) yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham sektor finansial, sedangkan faktor fundamental lainnya (ROA, BV, PER, DPR, DER) dan risiko sistematis tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sektor finansial. Njo Anastasia (2003) melakukan penelitian tentang „Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ‟. Faktor fundamental yang digunakan ROA, ROE, BV, DER, r dan beta. Secara empiris terbukti faktor fundamental (ROA, ROE, BV, DER, r) dan beta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama. Faktor fundamental Book Value (BV) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya: 1. Perusahaan yang diteliti berbeda, yaitu industri manufaktur. 2. Variabel yang diteliti berbeda.
19
C. Kerangka Konseptual Berdasarkan teori-teori tersebut di atas maka laporan keuangan yang dianalisis melalui rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap harga saham meliputi EPS, ROA, PBV, DPR, DER dan risiko sistematis (beta) dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Fundamental (X1) Harga Saham (Y) Risiko Sistematis (X2) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul (Sugiyono, 2004:306). Pengujian hipotesis dilakukan dengan acuan uji signifikan. Dalam penelitian ini dapat ditarik hipotesisnya yaitu: Ha1
: Diduga variabel fundamental dan risiko sistematis berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI.
Ha2
: Diduga variabel fundamental dan risiko sistematis
20
berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Ha3
:
Diduga variabel ROA dominan berpengaruh terhadap harga saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI.
21
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan perspektif tujuan penelitian, menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007) Studi Deskriptif (Descriptive Study) adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subyek berupa individu, organisasional, industri, atau prespektif yang lain. Selain studi deskriptif ada juga pengujian hipotesis (hypotheses testing) yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan antar dua variabel atau lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif dan sebab akibat. Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan pengujian hipotesis, yaitu metode yang mendeskripsikan (menggambarkan) secara umum harga saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian dan menghubungkan faktor independen dan faktor dependennya, kemudian mengambil suatu kesimpulan khusus. B. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah perusahaan yang termasuk industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009. Data tersebut diperoleh dari data yang
22
dipublikasikan
oleh
BEI
(http://www.idx.co.id)
dan
(http://finance.yahoo.com) yang meliputi harga saham individual bulanan, IHSG, dan laporan keuangan tahunan periode 2005-2009. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literatur, seperti Indonesia Capital Market Directory (ICMD), penelitian lain, referensi pasar modal indonesia, buku-buku, beserta sumber lainnya yang berhubungan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 1999: 73). Sampel yang bisa mewakili populasi sangat membantu peneliti karena adanya keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999: 78). Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian. Untuk memenuhi tujuan dan manfaat penelitian maka kriteria pemilihan sampel perusahaan manufaktur harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan manufaktur yang go public, tercatat sebagai emiten sejak tahun 2005-2009 secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting). b. Perusahaan yang memperoleh laba atau keuntungan selama tahun 2005-2009. c. Perusahaan yang membagikan dividen dan tidak melakukan stock split secara berturut-turut selama tahun pengamatan.
23
C. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dan teknik sampling yang digunakan, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) serta laporan keuangan tahunan BEI periode 2005-2009. D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Terikat/Dependen (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999: 33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham yang dimaksud adalah harga saham penutupan (closing price) tiap akhir tahun yang dikeluarkan oleh BEI. 2.
Variabel Bebas/Independen (X) Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain, yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor fundamental dan risiko sistematis. Indikator-indikator faktor fundamental sebagai berikut: a. Earning Per Share (EPS Merupakan
rasio
yang
menunjukkan
berapa
besar
keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham
24
per lembar saham (Tjiptono Darmadji, 2001:139). Laba perlembar saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas dari waktu kewaktu jika terjadi perubahan dalam stuktur modal. EPS dapat dihitung dengan rumus (Brigham, 2006: 20): EPS 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
b. Return on Asset (ROA) Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. ROA dapat dihitung (Brigham & Houston, 2006: 109) dengan menggunakan rumus: 𝑅𝑂𝐴 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
c. Price to Book Value (PBV) PBV atau rasio harga terhadap nilai buku adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya. Dibeberapa pasar internasional, saham dengan PBV yang rendah akan mengalami laba yang lebih besar dalam setiap pasar. PBV dapat digunakan untuk menilai apakah suatu saham undervalued atau overvalued . Suatu saham disebut undervalued bilamana harga saham dibawah nilai buku perusahaan yang
25
bersangkutan. Sebaliknya dikatakan overvalued apabila harga saham melebihi nilai buku (Dahlan Siamat, 2001:278). PBV diperoleh dengan cara membagi harga pasar saham dengan Nilai Buku Per Saham atau Book Value Per Share (BVS). Satuan PBV dinyatakan dalam "kali". Dapat dihitung dengan rumus (Brigham & Ehrhart, 2006): 𝑃𝐵𝑉 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
d. Dividen Payout Ratio (DPR) DPR Adalah prosentase dividen yang dibagikan
kepada
pemegang saham dari laba bersih setelah pajak, dapat dihitung dengan rumus (Brigham, 1992: 47): 𝐷𝑃𝑅 =
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝐸𝑃𝑆
e. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio hutang atas modal (DER) atau sering disebut leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan didanai dengan hutang. Semakin kecil rasio ini semakin baik, dapat dihiting dengan menggunakan rumus (Brigham, 2001: 87): 𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
f. Risiko Sistematis (Beta) Risiko sistematis yaitu suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar 26
secara keseluruhan. Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekutitas atau return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2003:265). Langka-langkah untuk menghitung beta: 1) Return Saham (Ri) 𝑅𝑖 =
𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1
Keterangan: Pt
= harga saham periode t
Pt-1
= harga saham pada periode t-1
2) Return Pasar (Rm) Rm =
IHSG t – IHSG t−1 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Keterangan: IHSGt
= Indeks harga saham gabungan pada periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1 3) Beta (Resiko Sistematis) (𝑛
𝑅𝑚 ∗ 𝑅𝑖 − 𝑅𝑚 𝑅𝑖) (𝑛 𝑅𝑚2 − ( 𝑅𝑚)2 )
Keterangan: Rm
= Return pasar
Ri
= Return saham
n
= Jumlah data
27
Beta yang dihitung berdasarkan rumus diatas juga merupakan beta yang bias jika digunakan untuk pasar modal yang transaksi perdagangannya tipis (thin market). Bias yang terjadi untuk thin market disebabkan karena terjadinya perdagangan yang tidak sinkron di pasar. Pasar modal yang tipis merupakan ciri dari pasar modal yang sedang berkembang. Untuk mengurangi bias yang dapat terjadi, beta untuk pasar modal tipis harus disesuaikan atau beta koreksi (Jogiyanto, 2003:293). Untuk menghitung beta koreksi dapat menggunakan metode Fowler & Rorke (Jogiyanato, 2000): 𝑤𝑛 . 𝛽𝑖−𝑛 + ⋯ + 𝛽𝑖−1 + 𝛽𝑖0 . 𝛽𝑖+1 + ⋯ + 𝑤𝑛 . 𝛽1+𝑛 Keterangan: 𝛽𝑖−1 = beta sekuritas periode lag t-n 𝛽𝑖+1 =beta sekuritas periode lead t+1 𝛽𝑖0 =beta sekuritas ke-i yang sudah dikoreksi 𝑤𝑛 = proporsi sekuritas ke-n E. Metode Analisis Data Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan linier maka haruslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model linier, melalui uji asumsi klasik (Gujarati:2003). Setelah data memenuhi asumsi klasik, maka data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier.
28
1. Uji Asumsi Klasik Data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskdastisitas, dan uji autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi (Gujarati, 2003). Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dalam model, maka dilakukan korelasi antara variabel bebas. Jika nilai korelasi antar variabel bebas lebih besar 0,60 maka terjadi gejala multikolinearitas antar variabel bebas. b. Uji Heteroskedastisitas Menurut
Singgih
Santoso
(2002),
pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan kepengamatan lainnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Jika koefisien korelasi mempunyai probabilitas tingkat kesalahan lebih kecil dari tingkat signifikansi (5%), maka
29
variabel independen dapat disimpulkan mengalami gangguan heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang seperti dalam data cross sectional). Adanya autokorelasi dalam model regresi artinya ada korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (costant) serta tidak terdapat variabel lagi. Pengambilan keputusan bila menggunakan uji DW adalah sebagai berikut: 1) Nilai DW terletak diatara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du
(4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif.
30
4) Nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan. Cara untuk mengatasi autokorelasi diantaranya adalah dengan menggunakan
metode
Hidrent-Lu,
yaitu
jika
menemukan
autokorelasi yang positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ yang dicoba, dilakukan proses transformasi
yang diikuti dengan perhitungan regresi yang
bersangkutan. Dari setiap hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil (sum of aquare residual) dari model regresinya (Sritua Arief, 2006). 2. Uji Hipotesis Penelitian Model analisis selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI adalah regresi linier berganda, persamaan yang digunakan sebagai berikut: 𝑌𝑡 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1𝑡−1 +. . . . . +𝑏𝑛 𝑋𝑛 𝑡−1 + 𝑒𝑖 Dimana: Yt
= harga saham saat ini
α
= konstanta
X1-nt-1= Variabel independen yang digunakan
b1-n = koefisien regresi
ei
31
= kesalahan pengganggu
Besarnya konstanta tercermin dalam „α‟, dan besarnya koefisien dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1,...bn. Variabel bebas tersebut merupakan faktor fundamental perusahaan dan risiko sistematis, sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen (Y) dengan variabel indepeden (X) adalah menggunakan regresi linier berganda. Adapun langkah-langkah analisis ini adalah sebagai berikut: a. Uji Regresi Simultan (Uji F) dan Nilai R2 Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji F adalah: 1) Merumuskan hipotesis H1: b1: bn ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. 2) Menentukan tingkat signifikasi Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar α=0.05 3) Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian Hipotesis diterima jika Fsignifikan < 0.05 Hipotesis ditolak jika Fsignifikan > 0.05
32
Nilai R square (R2) dimaksudkan untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau menunjukkan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variabilitas variabel independen. Nilai R square merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi. (Gunawan, 2002: 126). 𝑅2 =
𝛽
𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑦𝑖2
Keterangan: Pertama, R2 mengukur proporsi variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Definisi khusus ini memiliki penafsiran yang benar apabila model regresi mengandung konstanta. Kedua, Nilai R2 tergantung jumlah kuadrat faktor residu. Apabila dimasukkan suatu variabel tambahan ke dalam persamaan regresi, maka
𝑒𝑖2 mengecil dan
R2 bertambah besar. Akan tetapi kenaikan R2 yang diakibatkan oleh penambahan variabel hanyalah merupakan sifat matematik, oleh karena itu perlu dipertimbangkan penting tidaknya memasukkan tambahan variabel dalam persamaam regresi. b. Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji t adalah: 33
1) Merumuskan hipotesis H1 : b1 : bn ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. 2) Menentukan tingkat signifikansi Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar α = 0.05 3) Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian Hipotesis diterima jika tsignifikan < 0.05 Hipotesis ditolak jika tsignifikan > 0.05 c. Variabel Dominan Untuk
menentukan
variabel
independen
yang
paling
mempengaruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier maka digunakan koefisien beta. Langkah-langkah menentukan koefisien beta adalah sebagai berikut: 1) Menentukan persamaan umum model koefisien regresi 2) Mengubah variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5) dengan proses Normalized yaitu dengan mentransformasikannya agar dapat saling dibandingkan. Y
= variabel dependen
X1, ...X5
= variabel independen
β0...β5
= koefisien regresi hasil estimasi dari model regresi
σ1... σ5
= standar deviasi
34
3) Membaningkan antara koefisien regresi umum dengan koefisien regresi yang mengalami proses normalized. β0
= β0 σy
β1
= β1 𝛽 ......................... β5 = β5 𝛽 1 5
𝜎𝑦
𝜎𝑦
4) Menentukan variabel dominan dengan cara membandingkan nilai β1....β5 dalam koefisien beta. Nilai koefisien beta menunjukkan variabel independen yang berpengaruh dominan.
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengamatan terhadap sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, dari populasi sebanyak 146 perusahaan manufaktur terdapat 9 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel selama periode penelitian, dengan rincian 146 perusahaan yang menjadi populasi, 80 perusahaan yang tercatat di BEI secara terus menerus selama tahun pengamatan 2005-2009, 66 perusahaan yang memperoleh laba selama tahun pengamatan, dan 9 perusahaan yang membagikan deviden serta tidak melakukan stock split selama tahun pengamatan. Yang termasuk sampel diantaranya: 1. PT Fast Food Indonesia Tbk. 2. PT Mayora Indah Tbk. 3. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 4. PT Sepatu Bata Tbk. 5. PT Sumi Indo Kabel Tbk. 6. PT Metrodata Electronics Tbk. 7. PT United Tractor Tbk. 8. PT Merck Tbk. 9. PT Mandom Indonesia Tbk.
36
A. Hasil Penelitian Tabel 4.1. Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N hargasaham eps roa pbv dpr der beta Valid N (listwise)
Minimum 45 45 45 45 45 45 45 45
70.00 6.06 .02 .30 .09 .08 -.43
Maximum 150100.00 12120.00 .39 5.86 239.15 2.74 .96
Mean 18103.7111 1599.6680 .1291 2.0991 40.4531 .8269 .1608
Sumber: lampiran 10 halaman 65
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika investor menanamkan modalnya saat ini dengan harga saham terendah Rp. 70 dan harga saham tertinggi Rp. 150.100 serta harga saham rata-rata Rp. 18.103 maka akan memperoleh tingkat pengembalian per lembar saham minimal sebesar Rp. 6,06 dan maksimal Rp. 12.120 serta tingkat pengembalian rata-rata per lembar saham Rp. 1.599. Emiten akan mendapatkan tingkat pengembalian atas penggunaan keseluruhan atas asetnya minimal 0,02% dan maksimal 0,39% serta pengembalian rata-rata sebesar 0,12%. Investor akan bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya minimal 0,30 kali dan maksimal 5,85 kali serta rata-rata 2,09 kali. Investor akan mendapatkan dividen minimal 0,09% dan maksimal 239,15% serta mendapatkan dividen rata-rata sebesar 40,45%. Emiten menggunakan modal yang didanai dengan hutang minimal 0,08 kali dan maksimal 2,74 kali serta didanai dengan hutang rata-rata 0,82 kali. Emiten
37
juga mempunyai risiko sistematis minimal –0,43% dan maksimal 0,96% serta risiko sistematis rata-rata sebesar 0,16%. B. Hasil Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah suatu proses yang melibatkan hubungan lebih dari satu variabel, dimana dalam penelitian ini digunakan satu variabel dependen dan enam variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini harga saham penutupan (closing price) (Y) setiap tahunnya (2005-2009). Sedangkan variabel independennya Earning Pershare (X1), Return on Asset (X2), Price Book Value (X3), Dividend Payout Ratio (X4), Debt to Equity Ratio (X5) dan Risiko Sistematis atau Beta (X6) tahun 2005-2009. Berdasarkan proses pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 17.00 For Windows diperoleh hasil regresi yang disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Hasil Regresi Berganda Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
-8039.735
eps
7.744
roa
-14618.497
pbv
3372.950
dpr
175.722
der
2287.601
beta
-2716.165
Sumber: Lampiran 10, Halaman 66
Dari tabel 4.2. model regresi berganda untuk harga saham (Y) atas faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu Earning Pershare (X1), Return on
38
Asset (X2), Price Book Value (X3), Dividend Payout Ratio (X4), Debt to Equity Ratio (X5) dan risiko sistematis atau Beta (X6) adalah: Yt = -8039.735+7.744X1t-1-14618.497X2t-1+3372.950X3t-1+175.722X4t-1+ 2287.601X5t-1+-2716.165X6t-1
C. Hasil Uji Asumsi Dasar Klasik Agar model regresi yang digunakan menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik, yaitu tidak terjadi gejala multikolinearitas, heterokesdastisitas, autokorelasi diantara variabel independen dalam model regresi tersebut. 1.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi (Gujarati, 2003). Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dalam model, maka dilakukan korelasi antara variabel bebas. Jika nilai korelasi > 0,60 maka terjadi gejala multikolinearitas antar variabel bebas. Untuk melihat hasil perhitungan uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
39
Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Correlations eps Pearson Correlation
Eps
roa
1
.710
Sig. (2-tailed)
Roa Pbv
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Beta
.710
1
*
.315
.035 .425
**
.004
Pearson Correlation
.062
.315
*
.035 .410
.000
Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed)
Der
.000 **
Pearson Correlation Pearson Correlation
Dpr
pbv
**
**
.005 .410
**
1 *
.260
.314
.085
.036
-.381
.425
**
.004
.242
der
beta
.062
.100
.685
.514
**
.260
-.381
.085
.010
.702
*
.242
.167
.036
.110
.273
1
.045
.336*
.767
.024
1
.156
.314
.005
**
dpr
.045
Sig. (2-tailed)
.685
.010
.110
.767
Pearson Correlation
.100
-.059
.167
.336*
.156
Sig. (2-tailed)
.514
.702
.273
.024
.307
-.059
.307 1
Sumber: lampiran 10 halaman 66
Pada tabel di atas terdapat korelasi antara EPS dengan ROA sebesar 0,710%. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara variabel tersebut terjadi multikolnieritas. Cara mengatasi agar tidak terjadi gejala multikolnieritas salah satunya dengan cara menghilangkan salah satu variabel yang berkorelasi tinggi. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dihilangkan ROA. Dengan adanya variabel bebas yang dihilangkan yaitu ROA, maka didapat hasil uji multikolinearitas yang baru dapat dilihat pada tabel 4.3.
40
Tabel 4.4. Multikolinearitas 2 Eps Eps
pbv
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Pbv
Pearson Correlation
.315
Sig. (2-tailed) Dpr Der Beta
dpr
.062
.100
.035
.004
.685
.514
1
*
.242
.167
.036
.110
.273
1
.045
.336*
.767
.024
1
.156
.035
Pearson Correlation
.425
beta
.425**
*
**
der
.315*
.314
.314
*
Sig. (2-tailed)
.004
.036
Pearson Correlation
.062
.242
Sig. (2-tailed)
.685
.110
.767
Pearson Correlation
.100
.167
.336*
.156
Sig. (2-tailed)
.514
.273
.024
.307
.045
.307 1
Sumber: lampiran 11 halaman 69
Dari
tabel
di
atas,
dapat
dilihat
tidak
terjadi
gejala
multikolinearitas antar variabel bebas. 2.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Singgih Santoso (2002), pengujian heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan kepengamatan lainnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Jika koefisien korelasi mempunyai probabilitas tingkat kesalahan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka variabel independen dapat disimpulkan mengalami gangguan heteroskedastisitas, dapat dilihat pada Tabel 4.5.
41
Tabel 4.5. Uji Heteroskedastisitas Correlations Eps Spearman' eps s rho roa
Correlation Coefficient
.
Correlation Coefficient
pbv Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) der
.755
**
Sig. (2-tailed) beta Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
.000
dpr
der
.
**
**
.596
-.201
.025
.060
.000
.186
.870
.695
**
**
**
-.023
-.014
.007
.003
.881
.926
**
.394
.000
.086
.081
-.170
.000
.
.002
.573
.596
.263
**
**
**
1.000
-.135
.108
-.143
.007
.002
.
.376
.478
.350
**
.086
-.135 1.000
.082
-.097
.186
.003
.573
.376
.595
.524
.025
-.023
.081
.108
.082 1.000
.099
.870
.881
.596
.478
.595
.516
.394
-.201 -.437
1.000 .446
-.437
.000 .512
.595
Standardized Residual
beta
.000
1.000 .595
.000
.000
Correlation Coefficient
pbv
1.000 .755** .596** .512**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
dpr
Roa
.446
.
.
Sumber: lampiran 10 halaman 67
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai probabilitas>tingkat signifikansi (5%), maka dapat disimpulkan bahwa varians residual tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. 3.
Uji Autokorelasi Autokorelasi
adalah
korelasi
antara
anggota
serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang seperti dalam data cross sectional). Pengambilan keputusan bila menggunakan uji DW adalah sebagai berikut: a. Nilai DW terletak diatara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du
42
b. Nilai DW terletak dibawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif. c. Nilai DW>(4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif. d. Nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan. Untuk melihat hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 4.5. Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelsi N
DW
DW.L
DW.U
Keterangan
50
2,267
1,43
1,62
Tidak ada autkorelasi
Sumber: Lampiran 10, halaman 65
Dari tabel 4.6. dapat diambil kesimpulan bahwa DW terletak diantara du
Berdasarkan proses pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 17.00 For Windows diperoleh hasil regresi yang disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Regresi berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
-9745.114
eps
7.418
pbv
3075.650
dpr
178.317
der
3257.793
beta
-2373.496
Sumber: Lampiran 11, halaman 69
Berdasarkan tabel 4.7. model regresi berganda telah memenuhi asumsi dasar klasik terbentuk sebagai berikut: Yt= -9745.114+7.418X1t-1+3075.650X3t-1+178.317X4t-1+3257.793X5t-1+ -2373.496X6t-1 Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan bila konstanta sebesar -9745,114 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel independen maka harga saham sebesar Rp. -9745,114 Variabel EPS (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham karena memiliki koefisien regresi sebesar 7,418. Hal ini berarti apabila EPS mengalami peningkatan 1 % maka akan mengakibatkan harga saham naik sebesar Rp. 7,418. Begitu juga sebaliknya dengan asumsi independen lain dianggap konstan. Variabel PBV (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham karena memiliki koefisien regresi sebesar 3075,650. Hal ini berarti apabila PBV mengalami peningkatan 1 kali maka akan mengakibatkan harga saham 44
naik sebesar Rp. 3075,650. Begitu juga sebaliknya dengan asumsi independen lain dianggap konstan. Variabel DPR (X4) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham karena memiliki koefisien regresi 178,317. Hal ini berarti apabila DPR mengalami peningkatan 1% maka akan mengakibatkan harga saham naik sebesar Rp. 178,317, begitu juga sebaliknya dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. Variabel DER (X5) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham karena memiliki koefisien regresi 3257,793. Hal ini berarti apabila DER mengalami kenaikan 1 kali maka akan mengakibatkan rata-rata harga saham naik Rp. 3257,793, begitu juga sebaliknya dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. Variabel Beta (X6) mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham karena memiliki koefisien regresi -2373,496. Hal ini berarti apabila beta mengalami kenaikan 1% maka mengakibatkan rata-rata harga saham turun Rp. 2373,496, begitu juga sebaliknya dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. 1. Pengujian Hipotesis a. Uji Model Regresi dengan Uji F dan melihat R Square (Uji Hipotesis Pertama) Hasil pengujian model regresi secara bersama-sama disajikan pada tabel 4.8.
45
Tabel 4.8. Hasil Uji Signifikansi Model Regresi (F-Hiting dan R2) N
F-Hitung
Probabilitas
R Square
Keterangan
45
30,275
0,000
0,795
Signifikan
Sumber: Lampiran 11, Halaman 68.
Pada tabel 4.8. tersebut menunjukkan bahwa F-hitung sebesar 30,275 dengan probibilitas tingkat kesalahan sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas tingkat kesalahan (α) 5% berarti variabel independen yaitu Earning Per Share (X1), Price to Book Value (X3), Dividend Payout Ratio (X4), Debt to Equity Ratio (X5) dan Risiko Sistematik atau Beta (X6) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga saham (Y). R Square adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Pada tabel terlihat R square sebesar 0,795, hal ini berarti 79,5% harga saham dapat dijelaskan oleh variabel Earning Per Share (X1), Price to Book Value (X3), Dividend Payout Ratio (X4), Debt to Equity Ratio (X5) dan Risiko Sistematik atau Beta (X6) ssedangkan sisanya (100%-79,5% = 20,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Jadi dari hasil uji hipotesis pertama terbukti bahwa secara bersama-sama variabel independen Return on Assest (X2), Price to Book Value (X3), Dividend Payout Ratio (X4), Debt to Equity Ratio (X5) dan Risiko Sistematik atau Beta (X6) terhadap variabel harga saham.
46
berpengaruh
b. Uji Model Regresi dengan Uji t (Uji Hipotesis Kedua) Hasil uji koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 4.9. sehingga kita dapat melihat variabel mana yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Tabel 4.9. Hasil Regresi Variabel Independen Terhadap Harga Saham Coefficientsa Model 1
t
Sig.
(Constant)
-2.269
.029
Eps
8.102
.000
Pbv
1.993
.053
Dpr
3.108
.004
Der
.949
.349
Beta
-.303
.764
Sumber: Lampiran 11, Halaman 69
Dari tabel 4.9. dapat dijelaskan bahwa : 1) Variabel EPS mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan dengan tingkat sig. t sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas tingkat kesalahan (α) 5%. Hipotesis EPS berpengaruh terhadap harga saham terbukti, Hal ini mengindikasikan bahwa EPS mampu meningkatkan harga saham secara signifikan. Semakin tinggi EPS maka investor atau calon investor semakin tertarik untuk membeli saham tersebut karena harga saham semakin meningkat guna meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan. 2) Variabel PBV mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan tingkkat sig. t sebesar 0,053 sama dengan probabilitas tingkat kesalahan(α) 5%. Hipotesis 47
PBV berpengaruh terhadap harga saham terbukti, hal ini mengindikasikan bahwa PBV mampu meningkatkan harga saham. Saham yang memiliki PBV tinggi dapat dianggap sebagai saham yang harganya lebih mahal dibandingkan harga saham lain yang
sejenis.
Saham
yang
tinggi
harganya
biasanya
mencerminkan kualitas kinerja perusahaan tersebut yang baik dan pertumbuhannya yang cukup pesat. Saham yang seperti ini akan banyak diminati investor. PBV yang tinggi tersebut diharapkan akan menghasilkan return yang tinggi pula dari suatu saham seiring pertumbuhan perusahaan tersebut pada masa akan datang. 3) Variabel DPR mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini ditujukan dengan tingkat sig. t sebesar 0,004 lebih kecil dari probabilitas tingkat kesalahan (α) 5%. Dalam hal ini hipotesis DPR berpengaruh terhadap harga saham terbukti, Hal ini mengindikasikan bahwa DPR mampu meningkatkan harga saham. Investor akan tertarik dengan Emiten yang membagikan dividen,
dengan
demikian
akan
meningkatkan
tingakt
pengembalian terhadap saham investor. 4) Variabel DER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan tingkat sig. t sebesar 0,349 lebih besar dari probabilitas
tingkat
kesalahan
(α)
5%.
Hipotesis
DER
berpengaruh terhadap harga saham tidak terbukti, Hal ini mengindikasikan bahwa DER tidak mampu meningkatkan harga
48
saham. Dalam batas tertentu hutang menaikkan nilai perusahaan (struktur modal optimal), namun jika hutang berlebihan akan menurunkan nilai perusahaan. DER tidak mampu menaikkan harga saham karena struktur modal perusahaan sudah optimal. 5) Variabel beta tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat sig. t sebesar 0,764 lebih besar dari probabilitas tingkat kesalahan (α) 5%. Jadi hipotesis Beta berpengaruh terhadap harga saham tidak terbukti, Hal ini mengindikasikan bahwa beta tidak mampu meningkatkan harga saham. Ini berarti para investor membeli saham untuk tujuan jangka pendek berupa capital gain sehingga risiko sistematis yang terjadi di pasar tidak berpengaruh terhadap harga saham. c. Variabel Dominan (Uji Hipotesis Ketiga) Koefisien beta digunakan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi. utuk menentukan nilai koefisien beta, maka dilakukan regresi dimana setiap variabel tergantung bebas mengalami normalized,
yaitu
ditransformasikan
sehingga
dapat
saling
dibandingkan. Berdasarkan proses pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 17.0 For Windows diperoleh hasil regresi yang disajikan pada tabel 4.10.
49
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Koefisien Beta Coefficientsa Standardized Coefficients
Model 1
Beta
(Constant) Eps
.665
Pbv
.160
Dpr
.268
Der
.072
Beta
-.024
Sumber: Lampiran 11 Halaman 69
Dari tabel 4.10. dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap harga saham adalah EPS. Hal ini terlihat dari besarnya koefisien beta EPS sebesar 0,665. Berdasarkan hipotesis ketiga bahwa variabel ROA adalah variabel dominan yang mempengaruhi harga saham, hal ini tidak terbukti karena faktor dominan yang mempengaruhi harga saham dalam penelitian ini adalah EPS. Variabel EPS dominan berpengaruh terhadap harga saham karena EPS yang tinggi tersebut diharapkan akan menghasilkan return yang tinggi pula dari suatu saham seiring pertumbuhan perusahaan tersebut pada masa akan datang. EPS yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. 2. Implikasi penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS, PBV, DPR, DER dan BETA berpengaruh signifikan secara bersama terhadap harga saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh 50
Vernande Nirohito (2009) dan Arfebriansah (2009). Secara simultan variabel EPS, PBV dan DPR berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan dalam penilitian Vernande Nirohito (2009) menunjukan variabel EPS, BVS, ROA, DPR, DER, dan beta berpengaruh terhadap hargam saham. Variabel PBV dan DER dikeluarkan dari model karena tidak lolos uji heteroskedastisitas. Sedangkan variabel ROA berpengaruh secara parsial terhadap harga saham dan variabel lain tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham, penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Arfebriansah (2009). Dalam penelitian ini variabel EPS dominan berpengaruh terhadap harga saham. Pasar lebih merespon adanya EPS dari pada ROA. EPS yang tinggi tersebut diharapkan akan menghasilkan return yang tinggi pula dari suatu saham seiring pertumbuhan perusahaan tersebut pada masa akan datang. Semakin tinggi EPS akan mengakibatkan harga saham meningkat. EPS yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena akan meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan. Jika harga pasar saham meningkat menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati oleh para investor ataupun calon investor sehingga return saham perusahaan juga meningkat. Semakin tinggi EPS yang menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik maka diharapkan tingkat pengembalian yang diperoleh investror semakin tinggi.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel fundamental (EPS, PBV, DPR, DER) dan BETA secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa pola pergerakan harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan risiko sistematis secara bersama. 2. Variabel fundamental Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. 3. Earning Per Share (EPS) merupakan variabel dominan berpengaruh terhadap harga saham. B. Saran 1. Bagi investor Investor yang hendak menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham hendaknya memperhatikan variabel fundamental Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham agar dapat memberikan keuntungan dan meminimalisasikan kerugian. Disamping itu, investor hendaknya memperhatikan variabel Earning Per Share (EPS)
52
yang mana dalam penelitian ini merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi EPS maka akan semakin meningkatkan harga saham. EPS mencerminkan hasil yang diperoleh investor, semakin tinggi hasil yang diperoleh maka investor akan semakin berminat untuk membeli sebuah saham dan dengan demikian laba perusahaan pun juga ikut meningkat. EPS yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan diharapkan tingkat pengembalian yang diperoleh investor semakin tinggi. 2. Bagi Peneliti Lain Pada penelitian ini variabel Return on Asset (ROA) tidak diikut sertakan dalam persamaan regresi linier berganda karena terjadi gejala multikolnieritas
yang
sangat
tinggi.
Diharapkan
pada
penelitian
selanjutnya tidak terjadi masalah yang sama, mengamati lebih banyak perusahaan atau semua perusahaan yang terdaftar di BEI agar dapat melihat pengaruhnya secara lebih jelas, dan menggunakan faktor fundamental yang lebih banyak atau faktor fundamental yang berbeda.
53
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA Annissa Yunita Uli. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI. Jurusan Akuntansi, FE, Universitas Gunadarma. Arfebriansah. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Sektor Finansial di BEI. Bambang Riyanto. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE UGM, Yogyakarta Brigham, Eugene F. 1992. Fundamentals of Finance Management. 6th Edition. The Dryden Press. Fort Worth. Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga: Jakarta Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat: Jakarta Dahlan Siamat. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. Jakarta: LPFE UI. Eduardus Tendelilin. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Badan Penerbit FE UGM, Yogyakarta Erlina & Sri Mulyani. 2007. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Terbitan Pertama. USU Press, Medan. Gujarati, Damodar: 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: Mc. Grw Hill Inc. Erlangga. Jakarta Gunawan Sumodiningrat. 2002. Eknometrika Pengantar. Cetakan ketujuh. BPFE-Yogyakarta. Inung Adi Nugroho. 2009. Analisis Pengaruh Informasi Fundamental Terhadap Return Saham. UNDIP, Semarang. Jamalul Abidin. 2009. Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Perusahaan Comsumer Goods yang Terdaftar di BEI. Universitas Sumatera Utara. 54
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta Napa J Awat. 1998. Manajemen Keuangan: Pendekatan Matematis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Natarsyah Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go publik di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 15/3. Njo Anastasia; Yanny Widiastuty Gunawan; dan Imelda Wijayanti. 2003. Analisis Faktor Fundametal dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 2. Sawidji Widoatmojo. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Gramedia Sentanoe. 1995. Analisis Manajemen Investasi. UII Press. Jakarta. Singgih Santoso. 2002. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo, Jakarta Suad Husnan. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP: AMP YKPN, Yogyakarta Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfa Beta, Bandung. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfa Beta, Bandung. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT Rineka Cipta. Sritua Arief. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press, Jakarta Vernande Nirohito. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham pada Industri Properti dan Real Estate di BEI. Jurusan Akuntansi, FE, Universitas Gunadarma. http:/www./finance.yahoo.com http://www.idx.co.id http://www.saham-bei.com. http://www.petra.ac.id/publit/jurnal
55
Lampiran I
Daftar Nama Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria Sampel
NO
KODE
EMITEN
1
FAST
PT FAST FOOD INDONESIA Tbk.
2
MYOR
PT MAYORA INDAH Tbk.
3
MLBI
PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk.
4
BATA
PT SEPATU BATA Tbk.
5
IKBI
6
MTDL
PT METRODATA ELECTRONICS Tbk.
7
UNTR
PT UNITED TRACTOR Tbk.
8
MERK
PT MERCK Tbk.
9
TCID
PT MANDOM INDONESIA Tbk.
PT SUMI INDO KABEL Tbk.
56
Lampiran 2
Harga Saham Penutupan (Closing Price) dari tahun 2005-2009
TAHUN NO.
KODE
EMITEN 2005
2006
2007
2008
2009
1
FAST
PT FAST FOOD INDONESIA Tbk.
1200
1800
2450
3100
4550
2
MYOR
PT MAYORA INDAH Tbk.
820
1620
1750
1140
4500
3
MLBI
PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk.
50000
55000
55000
49500
150100
4
BATA
PT SEPATU BATA Tbk.
14500
14000
23000
20500
42750
5
IKBI
PT SUMI INDO KABEL Tbk.
430
820
1150
500
1620
6
MTDL
PT METRODATA ELECTRONICS Tbk.
70
80
184
71
87
7
BRAM
PT INDO KORDSA Tbk.
940
1900
1900
1800
1450
8
UNTR
PT UNITED TRACTOR Tbk.
3675
6550
10900
4400
15500
9
MERK
PT MERCK Tbk.
24300
40000
52500
35500
86000
10
TCID
PT MANDOM INDONESIA Tbk.
4100
6950
8400
5500
8100
57
Lampiran 3 PERHITUNGAN EPS (EARNING PERSHARE) EPS = EAT/Jml Shm Beredar No.
Tahun
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
EAT (Ribuan Rupiah) 35.861.000 85.107.000 86.297.000 35.063.000 7.339.000 12.253.000 1.099.633.000 57.239.000 82.492.000 41.291.000 45.730.000 87.014.000 25.086.000 23.749.000 16.307.000 1.050.729.000 57.700.000 92.865.000 68.929.000 93.576.000 73.581.000 18.076.000 44.371.000 20.776.000 930.372.000 86.538.000 100.118.000 102.537.000 141.589.000 84.385.000 34.578.000 77.467.000 28.480.000 1.493.037.000 89.485.000 111.232.000 125.268.000 196.230.000 222.307.000 157.563.000 97.687.000 29.956.000 2.660.742.000 98.620.000 114.854.000
Jml Saham Beredar (Ribuan Rupiah) 448.263 766.730 21.069 13.001 305.792 2.021.947 2.848.790 22.403 155.940 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.021.432 2.851.197 22.400 156.000 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.021.432 2.851.197 22.400 180.960 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.041.925 2.851.197 22.400 180.960 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.041.925 3.326.465 22.400 301.066
58
EPS (Rupian) (EAT / jml shm beredar) 80 111 4096 2697 24 6,06 386 2555 529 93 60 4130 1930 78 8 369 2576 595 154 122 3492 1390 145 10 326 3863 553 230 185 4005 2660 253 14 524 3995 615 281 256 10551 12120 319 15 800 4403 381
Lampiran 4 PERHITUNGAN ROA (RETURN ON ASSET) ROA = (EAT / Total Aktiva) No.
Tahun
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
EAT (Ribuan Rupiah) 35.861.000 85.107.000 86.297.000 35.063.000 7.339.000 12.253.000 1.099.633.000 57.239.000 82.492.000 41.291.000 45.730.000 87.014.000 25.086.000 23.749.000 16.307.000 1.050.729.000 57.700.000 92.865.000 68.929.000 93.576.000 73.581.000 18.076.000 44.371.000 20.776.000 930.372.000 86.538.000 100.118.000 102.537.000 141.589.000 84.385.000 34.578.000 77.467.000 28.480.000 1.493.037.000 89.485.000 111.232.000 125.268.000 196.230.000 222.307.000 157.563.000 97.687.000 29.956.000 2.660.742.000 98.620.000 114.854.000
59
TOTAL AKTIVA (Ribuan Rupian) 322.647.000 1.280.645.000 558.388.000 262.535.000 445.145.000 611.042.000 6.769.367.000 200.466.000 472.364.000 377.905.000 1.459.969.000 575.385.000 305.779.000 548.245.000 666.604.000 10.633.839.000 218.034.000 545.695.000 483.575.000 1.553.377.000 610.437.000 271.461.000 590.296.000 740.800.000 11.247.846.000 282.699.000 672.197.000 629.491.000 1.893.175.000 621.835.000 332.080.000 589.322.000 1.162.251.000 13.002.619.000 331.062.000 725.197.000 784.759.000 2.922.998.000 941.389.000 401.901.000 636.409.000 1.288.796.000 22.847.721.000 375.064.000 910.790.000
ROA (%) (EAT / total aktiva) 0,11 0,07 0,15 0,13 0,02 0,02 0,16 0,29 0,17 0,11 0,03 0,15 0,08 0,04 0,02 0,10 0,26 0,17 0,14 0,06 0,12 0,07 0,08 0,03 0,08 0,31 0,15 0,16 0,07 0,14 0,10 0,13 0,02 0,11 0,27 0,15 0,16 0,07 0,24 0,39 0,15 0,02 0,12 0,26 0,13
Lampiran 5 PERHITUNGAN PBV (PRICE TO BOOK VALUE) PBV = Harga Saham / Nilai Buku Per Lbr Saham
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TAHUN
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
KODE
FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
Harga Psr Saham
1050 1200 42500 14000 575 85 2275 22800 4000 1200 820 50000 14500 430 70 3675 24300 4100 1800 1620 55000 14000 820 80 6550 40000 6950 2450 1750 55000 23000 1150 184 10900 52500 8400 3100 1140 49500 20500 500 71 4400 35500 5500
Nilai Buku Per Lbr Shm (equity / jml sahm beredar) 436 1.134 12.547 13.434 1.035 116 1.093 6.876 2.550 511 1.168 10.817 13.561 1.106 124 1.440 8.052 2.945 646 1.265 9.419 14.622 1.220 130 1.611 10.515 3.358 846 1.411 9.384 15.977 1.438 139 2.011 12.510 3.723 1.081 1.624 16.335 21.009 1.657 155 3.346 14.613 2.711
60
PBV (kali) (hrg pasr sahm/nilai bku perlbr shm) 2,41 1,06 3,39 1,04 0,56 0,73 2,08 3,32 1,57 2,35 0,70 4,62 1,07 0,39 0,57 2,55 3,02 1,39 2,79 1,28 5,84 0,96 0,67 0,62 4,06 3,80 2,07 2,90 1,24 5,86 1,44 0,80 1,32 5,42 4,20 2,26 2,87 0,70 3,03 0,98 0,30 0,46 1,31 2,43 2,03
Equity
Jml Sahm Beredar
(ribuan rupiah)
(ribuan rupiah)
194.597.000 869.242.000 264.372.000 174.643.000 316.798.000 234.152.000 3.103.595.000 154.021.000 397.729.000 228.205.000 895.021.000 227.912.000 176.296.000 338.405.000 249.910.000 4.105.713.000 180.361.000 459.394.000 288.209.000 969.476.000 198.461.000 190.087.000 373.293.000 262.298.000 4.594.437.000 235.539.000 607.648.000 377.358.000 1.081.795.000 197.719.000 207.700.000 440.049.000 284.282.000 5.733.335.000 280.224.000 673.640.000 482.545.000 1.245.109.000 344.178.000 273.118.000 507.136.000 317.151.000 11.131.607.000 327.324.000 816.166.000
446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.021.432 2.840.664 22.400 156.000 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.021.432 2.851.197 22.400 156.000 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.021.432 2.851.197 22.400 180.960 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.041.925 2.851.197 22.400 180.960 446.250 766.584 21.070 13.000 306.000 2.041.925 3.326.465 22.400 301.066
Lampiran 6 PERHITUNGAN DPR (DIVIDEN PAYOUT RATIO) DPR = Dividen yg dibagi / EPS No.
Tahun
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
Dividen yang di Bagi (jutaan rupiah) 1.792 26 300.032 14.510 701 320 35 139.988 20.007 2.000 25 316.505 14.994 2.100 300 10.989 140.000 22.002 2.000 156 264.012 39.002 3.500 300 8.500 200.003 25.002 4.499 41 360.008 636.102 10.000 299 15.003 229.984 27.968 5.701 51 1.500.018 81.569 12.501 100 22.004 535.014 20.036
61
EPS
DPR (%)
(rupiah) 80 111 4096 2697 24 6,06 386 2555 529 93 60 4130 1930 78 8 369 2576 595 154 122 3492 1390 145 10 326 3863 553 230 185 4005 2660 253 14 524 3995 615 281 256 10551 12120 319 15 800 4403 381
(dividen yg dibagi/EPS) 22,4 0,23 73,25 5,38 29,19 52,81 0,09 54,79 37,82 21,61 0,42 76,64 7,77 27,06 37,19 29,82 54,35 36,96 12,95 1,28 75,60 28,05 24,14 29,19 26,05 51,77 45,19 19,58 0,22 89,89 239,15 39,50 21,42 28,65 57,57 45,50 20,31 0,20 142,17 6,73 39,16 6,79 27,51 121,52 52,52
Lampiran 7 PERHITUNGAN DER (DEBT TO EQUITY RATIO) DER = Total Kewajiban / Modal Sendiri
NO.
Tahun
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
Total Kewajiban
Modal Sendiri
(ribuan rupiah)
(ribuan rupiah)
128.049.000 398.172.000 294.002.000 87.892.000 128.348.000 332.079.000 3.629.278.000 46.429.000 74.635.000 149.701.000 548.714.000 347.434.000 129.483.000 209.840.000 364.665.000 6.485.918.000 37.657.000 86.301.000 195.366.000 562.445.000 411.907.000 81.374.000 217.003.000 454.759.000 6.606.651.000 47.120.000 64.549.000 252.133.000 785.034.000 424.028.000 124.381.000 149.273.000 319.381.000 7.216.432.000 50.830.000 51.557.000 302.213.617 1.646.322.000 597.123.000 128.782.000 129.272.000 869.036.000 11.644.916.000 47.741.000 94.624.000
194.597.000 869.242.000 264.372.000 174.643.000 316.798.000 234.152.000 3.103.595.000 154.021.000 397.729.000 228.205.000 895.021.000 227.912.000 176.296.000 338.405.000 249.910.000 4.105.713.000 180.361.000 459.394.000 288.209.000 969.476.000 198.461.000 190.087.000 373.293.000 262.298.000 4.594.437.000 235.539.000 607.648.000 377.358.000 1.081.795.000 197.719.000 207.700.000 440.049.000 284.282.000 5.733.335.000 280.224.000 673.640.000 482.545.198 1.245.109.000 344.178.000 273.118.000 507.136.000 317.151.000 11.131.607.000 327.324.000 816.166.000
62
DER (kali) (tot. Kewj / modal sendr) 0,66 0,46 1,11 0,50 0,41 1,42 1,17 0,30 0,19 0,66 0,61 1,52 0,73 0,62 1,46 1,58 0,21 0,19 0,68 0,58 2,08 0,43 0,58 1,73 1,44 0,20 0,11 0,67 0,73 2,14 0,60 0,34 1,12 1,26 0,18 0,08 0,63 1,32 1,73 0,47 0,25 2,74 1,05 0,15 0,12
Lampiran 8 Hasil Perhitungan Beta Koreksi NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TAHUN 2004
2005
2006
2007
2008
EMITEN FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
BETA KOREKSI 0,353 -0,372 0,092 -0,008 0,345 -0,059 0,373 -0,035 -0,031 0,727 0,062 0,527 -0,278 -0,003 -0,088 -0,144 -0,291 0,243 0,069 0,639 0,001 0,15 0,465 0,243 0,093 -0,013 0,156 0,016 0,273 0,957 0,634 0,412 0,367 0,138 0,236 0,3 0,014 0,095 0,439 -0,005 0,185 0,071 -0,048 0,36 -0,426
63
Lampiran 9 Rekapitulasi Perhitungan EPS, ROA, PBV, DPR, DER, dan Beta Koreksi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Kode Emiten FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID FAST MYOR MLBI BATA IKBI MTDL UNTR MERK TCID
Tahun
EPS (rupian)
ROA (%)
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
80 111 4.096 2.697 24 6 386 2.555 529 93 60 4.130 1.930 78 8 369 2.576 595 154 122 3.492 1.390 145 10 326 3.863 553 230 185 4.005 2.660 253 14 524 3.995 615 281 256 10.551 12.120 319 15 800 4.403 381
0,11 0,07 0,15 0,13 0,02 0,02 0,16 0,29 0,17 0,11 0,03 0,15 0,08 0,04 0,02 0,10 0,26 0,17 0,14 0,06 0,12 0,07 0,08 0,03 0,08 0,31 0,15 0,16 0,07 0,14 0,10 0,13 0,02 0,11 0,27 0,15 0,16 0,07 0,24 0,39 0,15 0,02 0,12 0,26 0,13
64
PBV (kali) 2,41 1,06 3,39 1,04 0,56 0,73 2,08 3,32 1,57 2,35 0,70 4,62 1,07 0,39 0,57 2,55 3,02 1,39 2,79 1,28 5,84 0,96 0,67 0,62 4,06 3,80 2,07 2,90 1,24 5,86 1,44 0,80 1,32 5,42 4,20 2,26 2,87 0,70 3,03 0,98 0,30 0,46 1,31 2,43 2,03
DPR (%) 22,4 0,23 73,25 5,38 29,19 52,81 0,09 54,79 37,82 21,61 0,42 76,64 7,77 27,06 37,19 29,82 54,35 36,96 12,95 1,28 75,6 28,05 24,14 29,19 26,05 51,77 45,19 19,58 0,22 89,89 239,15 39,5 21,42 28,65 57,57 45,5 20,31 0,2 142,17 6,73 39,16 6,79 27,51 121,52 52,52
DER (kali) 0,66 0,46 1,11 0,50 0,41 1,42 1,17 0,30 0,19 0,66 0,61 1,52 0,73 0,62 1,46 1,58 0,21 0,19 0,68 0,58 2,08 0,43 0,58 1,73 1,44 0,20 0,11 0,67 0,73 2,14 0,60 0,34 1,12 1,26 0,18 0,08 0,63 1,32 1,73 0,47 0,25 2,74 1,05 0,15 0,12
BETA KOREKSI 0,353 -0,372 0,092 -0,008 0,345 -0,059 0,373 -0,035 -0,031 0,727 0,062 0,527 -0,278 -0,003 -0,088 -0,144 -0,291 0,243 0,069 0,639 0,001 0,15 0,465 0,243 0,093 -0,013 0,156 0,016 0,273 0,957 0,634 0,412 0,367 0,138 0,236 0,3 0,014 0,095 0,439 -0,005 0,185 0,071 -0,048 0,36 -0,426
Lampiran 10 Regression 1 Descriptive Statistics N hargasaham eps roa pbv dpr der beta Valid N (listwise)
Minimum 45 45 45 45 45 45 45 45
Maximum
70.00 6.06 .02 .30 .09 .08 -.43
Mean
150100.00 12120.00 .39 5.86 239.15 2.74 .96
Std. Deviation
18103.7111 1599.6680 .1291 2.0991 40.4531 .8269 .1608
28726.05444 2575.39830 .08498 1.49763 43.16324 .63119 .28574
Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
Variables Removed
beta, roa, der, a dpr, pbv, eps
Method . Enter
a. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model 1
R
R Square .892
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.796
.763
Durbin-Watson
13977.53367
2.267
a. Predictors: (Constant), beta, roa, der, dpr, pbv, eps b. Dependent Variable: hargasaham b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2.888E10
6
4.814E9
7.424E9
38
1.954E8
3.631E10
44
a. Predictors: (Constant), beta, roa, der, dpr, pbv, eps b. Dependent Variable: hargasaham
65
F 24.640
Sig. .000
a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
t
-8039.735
7725.211
eps
7.744
1.530
.694
roa
-14618.497
54738.781
pbv
3372.950
1917.905
dpr
175.722
der beta
Sig.
Tolerance
VIF
-1.041
.305
5.060
.000
.286
3.498
-.043
-.267
.791
.205
4.873
.176
1.759
.087
.538
1.858
58.873
.264
2.985
.005
.688
1.454
2287.601
5027.359
.050
.455
.652
.441
2.268
-2716.165
8042.992
-.027
-.338
.737
.841
1.189
a. Dependent Variable: hargasaham
Multikolnieritas 1 Correlations eps eps
Pearson Correlation
roa 1
Sig. (2-tailed) N roa
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pbv
*
.035 45 .425
**
der
Standardized Residual
beta
**
.062
.100
.000
.000
.035
.004
.685
.514
1.000
45
45
45
45
45
45
**
-.059
.000
.010
.702
1.000
.315 .425
1 .410
45 .410
**
.085
45
45
45
45
45
*
.242
.167
.000
.036
.110
.273
1.000
45
45
45
*
.000
.767
.024
1.000 45
**
1 .314
.005 45
.260 -.381
.005
45
45
*
1
.260 .314
.045 .336
.004
.085
.036
45
45
45
45
45
45
Pearson Correlation
.062
**
.242
.045
1
.156
.000
Sig. (2-tailed)
.685
.010
.110
.767
.307
1.000
45
45
45
45
45
*
.156
1
.000
N
N beta
45
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
**
dpr *
.710
.000
.315
Sig. (2-tailed)
der
.710
**
Pearson Correlation
N dpr
45
pbv
-.381
45
45
Pearson Correlation
.100
-.059
Sig. (2-tailed)
.514
.702
.273
.024
.307
45
45
45
45
45
45
45
.000
.000
.000
.000
.000
.000
1
N Standar Pearson Correlation dized Sig. (2-tailed) Residu al N
1.000 45
.167 .336
1.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
66
45
45
45
45
Heterokesdastisitas 1 Correlations eps Spearma eps Correlation Coefficient n's rho Sig. (2-tailed) N roa Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N pbv Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N dpr Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N der Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N beta Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Sta Correlation Coefficient ndar Sig. (2-tailed) dize N d Resi dual
roa
1.000 .755
pbv **
**
**
Standardized Residual
beta
-.201
.025
.060
.000
.000
.000
.186
.870
.695
45
45
45
45
45
45
45
**
**
**
-.023
-.014
.755
1.000 .595
.512
der
. **
.596
dpr
.394 -.437
.000
.
.000
.007
.003
.881
.926
45
45
45
45
45
45
45
**
**
**
.596
.086
.081
-.170
.000
.000
.
.002
.573
.596
.263
45
45
45
45
45
45
45
**
**
**
1.000 -.135
.108
-.143
.512
.595
.394
1.000 .446
.446
.000
.007
.002
.
.376
.478
.350
45
45
45
45
45
45
45
-.201 -.437
**
.086 -.135 1.000
.082
-.097
.186
.003
.573
.376
.
.595
.524
45
45
45
45
45
45
45
.025 -.023
.081
.108
.082 1.000
.099
.870
.881
.596
.478
.595
.
.516
45
45
45
45
45
45
45
.060 -.014 -.170 -.143 -.097
.099
1.000
.695
.926
.263
.350
.524
.516
.
45
45
45
45
45
45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
67
Lampiran 11 Setelah menghilangkan variabel ROA Regression 2 Descriptive Statistics Mean hargasaham eps
Std. Deviation
N
18103.7111
28726.05444
45
1599.6680
2575.39830
45
2.0991
1.49763
45
40.4531
43.16324
45
.8269
.63119
45
.1608
.28574
45
pbv dpr der beta
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1
beta, eps, der, a pbv, dpr
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered.
b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square .892
a
.795
Std. Error of the Estimate
.769
Durbin-Watson
13810.11245
2.265
a. Predictors: (Constant), beta, eps, der, pbv, dpr b. Dependent Variable: hargasaham b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2.887E10
5
5.774E9
7.438E9
39
1.907E8
3.631E10
44
a. Predictors: (Constant), beta, eps, der, pbv, dpr b. Dependent Variable: hargasaham
68
F 30.275
Sig. .000
a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
-9745.114
4295.434
eps
7.418
.916
pbv
3075.650
dpr
t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.269
.029
.665
8.102
.000
.779
1.283
1543.044
.160
1.993
.053
.812
1.232
178.317
57.370
.268
3.108
.004
.707
1.415
der
3257.793
3433.512
.072
.949
.349
.923
1.084
beta
-2373.496
7844.879
-.024
-.303
.764
.863
1.159
a. Dependent Variable: hargasaham
Multikolinearitas 2 Correlations eps eps
Pearson Correlation
pbv
N
dpr
Sig. (2-tailed)
.035
Pearson Correlation
N
.062
.100
.000
.035
.004
.685
.514
1.000
45
45
45
45
45
*
.242
.167
.000
.036
.110
.273
1.000
45
45
45
45
.045
.336
*
.000
.767
.024
1.000
1 .314
45
**
*
.004
.314
1
.036
45
45
45
45
45
45
Pearson Correlation
.062
.242
.045
1
.156
.000
Sig. (2-tailed)
.685
.110
.767
.307
1.000
45
45
45
45
45
45
*
.156
1
.000
N beta
**
45 .425
Standardized Residual
beta
*
*
.315
Sig. (2-tailed)
der
45
Pearson Correlation
N
der
1 .315 .425
Sig. (2-tailed)
pbv
dpr
Pearson Correlation
.100
.167 .336
Sig. (2-tailed)
.514
.273
.024
.307
45
45
45
45
.000
.000
.000
N Stand Pearson Correlation ardize Sig. (2-tailed) d Resid N ual
1.000 45
45
.000
.000
1
1.000 1.000 1.000 1.000
1.000
45
45
45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
69
45
45
45
Heteroskedastisitas 2 Correlations
Spearman's rho
eps
Correlation Coefficient
eps
pbv
1.000
.596
Sig. (2-tailed) N pbv
Correlation Coefficient N
dpr
Correlation Coefficient N
der
Correlation Coefficient
**
-.201
.025
.062
.000
.186
.870
.688
45
45
45
45
45
45
**
**
.086
.081
-.185
.000
.
.002
.573
.596
.225
45
45
45
45
45
45
**
**
1.000 -.135
.108
-.135
1.000 .446
.446
.000
.002
.
.376
.478
.376
45
45
45
45
45
45
-.201
.086 -.135 1.000
.082
-.124
.186
.573
.376
.
.595
.417
45
45
45
45
45
45
Correlation Coefficient
.025
.081
.108
.082 1.000
.075
Sig. (2-tailed)
.870
.596
.478
.595
.
.622
45
45
45
45
45
45
-.185 -.135 -.124
Sig. (2-tailed) N beta
.512
Standardized Residual
beta
.000
.512
Sig. (2-tailed)
**
der
. .596
Sig. (2-tailed)
dpr
N Stand Correlation Coefficient ardize Sig. (2-tailed) d Resid N ual
.062
.075
1.000
.688
.225
.376
.417
.622
.
45
45
45
45
45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
70