Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
E-ISSN 2502-5678
PENGARUH DISKRIMINASI HARGA TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN KARTU PERDANA IM3 PADA PT. NUSAPRO TELEMEDIA PERSADA BOGOR Yetty Husnul Hayati*) dan Abdul Lukman Hakim**) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diskriminasi harga terhadap tingkat penjualan kartu perdana IM3 pada PT. Nusapro Telemedia Persada. Penelitian ini mengenai diskriminasi harga dan tingkat penjualan kartu perdana IM3 yang di lakukan PT. Nusapro Telemedia Persada, dengan menggunakan data harga lokasi agen dan harga lokasi ritel serta peningkatan penjualan (Rp) pada produk kartu perdana IM3. Metode analisis yang digunakan mulai dari analisis deskriptif dengan menggunakan rumus analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, serta pengujian hipotesis. Diskriminasi harga kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada didasarkan pada 2 indikator, yaitu: penetapan harga lokasi Agen dan penetapan harga lokasi pada Ritel. Penerapan pelaksanaan diskriminasi harga kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persadacukup baik. Pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada rata-rata peningkatan atau penurunan penjualan kartu perdana IM3 pada tahun 2014, yakni Rp 1.970.569.134. Sedangkan pengaruh diskriminasi harga terhadap peningkatan penjualan kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada sebesar 68,3% dan 31,7% dipengaruhi faktor lain. Kata kunci : Diskriminasi Hara terhadap peningkatan penjualan
ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of price discrimination on the level of prime IM3 card sales at PT. Nusapro Telemedia Persada. This study on price discrimination and the level of prime IM3 card sales are done PT. Nusapro Telemedia Persada, using price data agency locations and prices as well as increased sales of retail locations (IDR) on card products prime IM3. The analytical method that used is ranging from descriptive analysis using the formulas of multiple regression analysis, multiple correlation analysis, as well as testing hipotesis. Price discrimination prime IM3 card company PT Nusapro Telemedia Persada is based on two indicators, namely: pricing Agent locations and pricing at retail locations. Application of the implementation of price discrimination on the IM3 SIM Card Companies PT Nusapro Telemedia Persadais good enough. At company Telemedia Persada PT Nusapro average increase or decrease in sales of SIM cards IM3 in 2014 at $ 1,970,569,134. While the effect of price discrimination against prime IM3 card sales increase at company PT Nusapro Telemedia Persada amounting to 68.3% and 31.7% influenced by other factors. Keywords: Discrimination Hara to increased sales
*)
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
**)
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 58
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
Pendahuluan Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia bisnis semakin lama semakin memerlukan perhatian yang lebih terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju sesuai dengan kemajuan zaman.Populasi pertumbuhan penduduk dan keadaan ekonomi masyarakat khususnya di Indonesia sudah semakin berkembang setiap tahun. Jumlah penduduk di Indonesia yang banyak, merupakan peluang pasar yang potensial bagi para produsen didalam mengembangkan usahanya. Diskriminasi harga mengacu pada pengenaan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama, kepada kelompok pelanggan yang berbeda atau dalam pasar yang berbeda. Diskriminasi harga adalah menaikan laba dengan cara menjual barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang berkaitan dengan biaya.Pada saat ini perkembangan tehnologi telekomunikasi sangat pesat perkembangan telekomunikasi membuat orang lebih mudah untuk komunikasi, salah satu alat komunikasi adalah telepon selluler. Agar bisa berkomunikasi melalui telepon selluler dibutuhkan suatu alat yang disebut dengan kartu perdana. Bisa kita jumpai
E-ISSN 2502-5678
I.
beragam jenis kartu perdana yang ada di pasaran, salah satunya adalah kartu perdana IM3. PT. Nusapro Telemedia Persada atau biasa di sebut Nusapro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, yaitu dealer authorized Indosat resmi yang menjual produkproduk Indosat,diantaranya adalah sebagai berikut : i – SEV yaitu pulsa eletrik indosat, voucer indosat, perdana dari indosat salah satunya kartu perdana IM3. Penjualan yang dilakukan oleh PT. NusaproTelemedia Persada ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penjualan kegrosir dan untuk retail atau outlet counter pulsa. Dalam rangka penjualannya PT. Nusapro Telemedia Persada membedakan harga untuk penjulan yang ditujukan grosir dan retail biasa. Dalam melakukan penjualannya PT. Nusapro Telemedia Persada membedakan harga untuk produk kartu perdana im3 yang di jual ke grosir dan di jual ke counter ritail. Dimana PT. Nusapro Telemedia Persada menjual harga lebih murah keritail dengan alas an supaya counter ritail tidak membeli perdana im3 kegrosir tapi membelike PT. Nusapro Telemedia Persada.
Tabel 1. Data Penjualan Perdana IM3 PT. Nusapro Telemedia PersadaTahun2014 AGEN COUNTER RITEL JUMLAH JUMLAH NILAI BULAN SATU NILAI SATU BOK PENJUALAN BOK (100 PENJUALAN (100PCS) PCS) Januari 119.678 1.707.900.900 100.000 620.910.608 Februari 114.688 1.400.600.565 102.000 591.978.009 Maret 115.161 1.600.013.000 102.000 567.046.620 April 118.461 1.500.000.000 107.000 449.587.643 Mei 121.546 937.409.887 107.000 156.464.153 Juni 194.498 2.200.000.000 109.000 491.629.020 Juli 120.558 1.700.350.000 109.000 584.482.315 JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 59
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
E-ISSN 2502-5678
Agustus 113.000 1.505.200.000 107.000 September 157.811 1.746.129.021 107.000 Oktober 116.720 1.562.158.766 107.000 November 115.279 1.253.280.251 107.000 Desember 115.677 1.168.146.133 107.000 TOTAL 1.523.102 18.281.188.523 1.270.000 Sumber : PT. Nusapro Telemedia Persada Bogor, 2014 Dari data diatas dapat dilihat penjualan di agen lebih baik dari pada penjualan di counter ritail.PT.Nusapro Telemedia Persada melakukan diskriminasi harga dalam penjualan perdana IM3 di Ageng dan Counter ritel, hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan namun kenyataannya tidak selalu demikian. Diskriminasi harga didasari dengan adanya kenyataan bahwa konsumen sebenarnya bersedia untuk membayar lebih tinggi maka perusahan akan berusaha untuk merebut surplus konsumen tersebut dengan melakukan diskriminasi harga. Penjualan di grosir dan Counter ritail mengalami penurunan penjualan cukup signifikan pada bulan Mei,Penurunan penjualan tersebutdiindikasikan bahwa penerapan diskriminasi harga pada PT.Nusapro Telemedia Persada belum cukup baik dalam rangka mempengaruhi peningkatan penjualan produk perdana IM3pada PT.Nusapro Telemedia Persada. Ada pun tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pelaksanaan diskriminasi harga kartu perdana IM3 yang terjadi pada PT Nusapro Telemedia Persada di Bogor; 2) Untuk mengetahui peningkatan penjualan kartu perdana IM3 yang terjadi pada PT Nusapro Telemedia Persada di Bogor; dan 3) Untuk mengetahui pengaruh diskriminasi harga kartu perdana IM3 terhadap peningkatan penjualan pada PT. Nusapro Telemedia Persada di Bogor. II.
Landasan Teori
339.118.870 489.583.920 351.229.914 369.190.595 354.419.415 5.365.641.082
2.1. Penetapan Diskriminasi Harga Penetapan harga diskriminasi harga adalah taktik menjual produk atau jasa dengan dua macam harga atau lebih sedangkan besarnya selisih harga ini tidak selalu sebanding dengan besarnya selisih biaya. Beberapa bentuk penetapan harga diskriminasi harga menurut Kotler & Keller (2007:106) adalah: 1. Penetapan harga segmenpelanggan Kelompok pelanggan yang berbeda di kenakan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama. 2. Penetapan harga bentuk produk Versi produk yang berbeda dikenakan harga yang berbeda tetapi tidak sebanding dengan masing-masing biayanya. 3. Penetapan harga citra Beberapa perusahaan menetapkan harga yang sama dengan dua tingkat yang berbeda berdasarkan perbedaan citra. 4. Penetapan harga saluran Penetapan harga yang berbeda bergantung pada tingkatan tempat. 5. Penetapan harga lokasi Produk yang sama berdasarkan harga yang berbeda dilokasi yang berbeda sekalipun sama biaya untuk menawarkannya dimasingmasing lokasi. 6. Penetapan harga waktu Harga dibedakan menurut musim, hari dan waktu. Maka dapat disimpulkan bahwa Diskriminasi Harga yaitu kebijakan untuk memberlakukan harga jual yang
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 60
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar. Jadi, diskriminasi harga terjadi jika produk yang sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda. 2.2. Penjualan Definisi penjualan menurut kotler (2006:457) yaitu merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenihi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Sedangkan menurut kotler, P dan Kevin Lane Keller (2009:190) penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi. Karnanya organisasi tersebut harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif. Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan penjualan adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan guna memenuhi pendapatan perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan: 1. Kualitas barang Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi tingkat penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bias berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. 2.
Selera konsumen Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang kita perjualkan berubah maka tingkat penjualan akan menurun.
E-ISSN 2502-5678
3.
Servis konsumen Servis terhadap pelanggan merupakan factor penting dalam usaha mempelancar penjualan terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap pelanggan maka akan meningkatkan penjualan.
4. Persaingan menurunkan harga jual Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. III. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah eksplanatori survey. Teknik penelitian yang digunakan adalah statistic inferensial yaitu regresidan uji hipotesis T dan Jenis penelitiannya adalah verivikatif. Untuk metode analisis yang digunakan adalah Persamaan regresi berganda menurut J. Supranto (2000 , 186) adalah sebagai berikut : Y = a+ b1X1+b2X2 IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Pelaksanaan Diskriminasi Harga Kartu Perdana IM3 pada PT. Nusapro Telemedia Persada. Pelaksanaan diskriminasi harga yang terjadi pada PT Nusapro Telemedia Persada yang di tujukan pada perbedaan harga antara Agen dan Ritel yang bertujan untuk meningkatkan Penjualan. Harga yang di tujukan dari total harga, yaitu gabungan antara harga Agen dan harga Ritel. Dari data perkembangan harga kartu perdana IM3 menunjukann bahwa tren yang negatif dengan harrga rata-rata yang terjadi pada perubahaan presentase pada agen sebesar -3,35%. Hal tersebut dapat di interpretasikan bahwa perkembangan rata-rata Harga kartu perdana IM3 di Agen (X1) di tahun 2014 pada setiap bulannya menunjukan
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 61
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
bahwa perkembangan harga tidak begitu baik atau signifikan.Diskriminasi harga yang telah di lihat pada segi Agen menunjukann perkembangan yang tidak siknifikan, hal ini kemudian menjadi dasar untuk mengetahui bagaimana tingkat diskriminasi harga yang terjadi pada Ritail. Diskriminasi harga yang telah di lihat pada segi Agen menunjukann perkembangan yang tidak siknifikan, hal ini kemudian menjadi dasar untuk mengetahui bagaimana tingkat diskriminasi harga yang terjadi pada Ritail. Dari data perkembangan harga kartu perdana IM3 menunjukann bahwa tren yang positif dengan harrga rata-rata yang terjadi pada perubahaan presentase pada Ritel sebesar 1,10%. Hal tersebut dapat di interpretasikan bahwa perkembangan rata-rata Harga kartu perdana IM3 di Ritel (X2) di tahun 2014 pada setiap bulannya menunjukan bahwa perkembangan harga cukup baik. Dari penghitunga penetapan diskriminasi harga dari PT Nusapro Telemedia Persada dapat di katakan cukup baik karena melihat tren perubahan harga pada Agen yang cenderung menurun, dan tidak terlalu siknifikanya penetapan harga yang terjadi di Ritel, sehingga penetapan harga cenderung menurun atau sama setiap bulanya, sehingga seperti hukum perminaan, yaitu apabila harga murah maka permintaan akan naik. Hal ini menjadi dasar penetapan harga dengan strategi diskriminasi harga yang dilakukan oleh PT Nusapro Telemedia Persada di Agen dan Ritel dengan tujuan peningkatan penjualan. 4.2. Peningkatan penjualan kartu perdana IM3 pada PT. Nusapro Telemedia Persada. Dilihat dari pergerakan perubahan harga dari perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada cenderung
E-ISSN 2502-5678
mengalami tren yang menurun dan pada rata-rata penjualan yang dilakukan perusahaan kepada Ritel menunjukan nilai rata-rata yang negatif yaitu sebesar -19,91%. Hal ini menunjukan pada tingkat penjualan yang dilakukan perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada kepada Ritel menunjukan perubahan penjualan yang kurang baik. Dilihat dari pergerakan perubahan harga dari perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada cenderung mengalami tren yang menurun dan pada rata-rata penjualan yang dilakukan perusahaan kepada Agen menunjukan nilai rata-rata yang negatif yaitu sebesar -8,28%. Hal ini menunjukan pada tingkat penjualan yang dilakukan perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada kepada Agen menunjukan perubahan penjualan yang kurang baik.Penjualan yang telah di lihat pada segi Agen menunjukann perkembangan penjualan yang tidak siknifikan, hal ini kemudian menjadi dasar untuk mengetahui bagaimana tingkat penjualan yang terjadi pada Ritail. Peningkatan penjualan pada Ritel dapat dilihat dari tabel berikut: 4.3. Pengaruh Diskriminasi Harga Kartu Perdana IM3 Terhadap Peningkatan Penjualan pada PT. Nusapro Telemedia Persada. Untuk dapat mengetahui sejauh mana pengaruh diskriminasi harga terhadap peningkatan penjualan kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada yang dilakukan perusahaan dalam menunjang peningkatan penjualan. Dari anlisis ini dapat diketahui pengaruh yang terjadi antara variabel X1 (Harga Agen), dan X2 (Harga Ritel) berdasarkan diskriminasi harga dengan variabel Y (penjualan). Adapun data - data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 62
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
E-ISSN 2502-5678
Tabel 2 Harga Agen, Harga Ritel dan Penjualan Kartu Perdana IM3 pada PT Nusapro Telemedia Persada 2014 Variabel X Tahun Variabel Y Diskriminasi Harga 2014 Penjualan Harga Agen Harga Ritel (Rp) (X1) (X2) Januari 119.678 100.000 2.328.811.508 Februari 114.688 102.000 1.992.578.574 Maret 115.161 102.000 2.167.059.620 April 118.461 107.000 1.949.587.643 Mei 121.546 107.000 1.093.874.040 Juni 194.498 109.000 2.691.629.020 Juli 120.558 109.000 2.284.832.315 Agustus 113.000 107.000 1.844.318.870 September 157.811 107.000 2.235.712.941 Oktober 116.720 107.000 1.913.388.680 November 115.279 107.000 1.622.470.846 Desember 115.677 107.000 1.522.565.548 TOTAL 1.523.077 1.271.000 23.646.829.605 Sumber: Data diolah, 2014
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari diskriminasi harga terhadap peningkatan penjualan penulis mengolah data tersebut dengan menggunakan metode analisa Regresi Berganda dan Korelasi Berganda beserta Uji Hipotesis t dengan menggunakan
Model
(Constant)
Tabel 3 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 6319746664, 3870831677, 853 617
Harga 12574,897 Agen Harga -56131,130 Ritel a. Dependent Variable: penjualan 1
program statistik komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution). Berikut ini hasil penghitungan statistik dengan menggunakan Program SPSS 20 for windows, diperoleh output sebagai berikut :
T
Sig.
1,633
,137
4549,107
,726
2,764
,022
38229,445
-,386
-1,468
,176
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh rumus regresi sebagai berikut :
Y = 6319746664,853 + 12574,897 X1 56131,130 X2
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 63
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut: 1. Konstanta (a) Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel penjualan (Y) sebesar 6.319.746.664,853 rupiah. 2. Harga kartu perdana IM3 pada Agen (X1) terhadap Penjualan (Y) Nilai koefisien Harga Agen untuk variabel X1 sebesar 12574,897. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan harga Agen satu rupiah maka variabel penjualan (Y) akan naik sebesar 12574,897 rupiah dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
Mode l
R
E-ISSN 2502-5678
3.
Harga kartu perdana IM3 pada Ritel (X2) terhadap Penjualan (Y) Nilai koefisien Harga Ritel untuk variabel X2 sebesar -56131,130 . Hal ini mengandung arti bahwa setiap penurunan Harga pada Ritel satu rupiah maka variabel penjualan (Y) akan turun sebesar 56131,130 rupiah dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Jika terdapat harga Agen dan Ritel masing-masing sebesar satu rupiah maka akan menyebabkan penurunan penjualan sebesar 12574,897 - 56131,130 = 43556,23 rupiah.
Tabel 4 Koefisien Determinasi Model Summary R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 341556366,7 1 ,683a ,466 ,347 05 a. Predictors: (Constant), harga ritel, harga agen Berdasarkan Tabel ”Model Summary” dapat disimpulkan bahwa harga agen dan ritel berpengaruh sebesar 68,3% terhadap Risiko Sistematis terhadap penjualan, sedangkan 31,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Adjusted R Square adalah R square yang disesuaikan. Nilai yang didapat sebesar 0,466 atau 46,6% sisanya sebesar 53,4% yang menyatakan bahwa hubungan yang kurang kuat positif ternyata tidak signifikan. Nilai ini menunjukan sumbangan pengaruh diskriminasi harga yang terjadi pada Agen dan Ritel terhadap peningkatan penjualan. 1.
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabelvariabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependent. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. 2.
Diskriminasi harga pada Agen ttabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan df = n-k1 atau 12 – 2 - 1 = 9. Hasil yang
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 64
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
diperoleh untuk t tabel sebesar 1,833. a. Jika –t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel, maka Ho diterima. b. Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho tolak. Karena nilai t hitung > t tabel ( 2,764 > 1,833 ) maka Ho di tolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator Hi yaitu diskriminasi harga yang terjadi pada Agen mempunyai pengaruh terhadap peningkatan variabel penjualan. 3.
Diskriminasi harga pada Ritel Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 1 sisi sebagai berikut: ttabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 12 – 2 - 1 = 9. Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 1,833. a. Jika –t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel, maka Ho diterima. b. Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho tolak. Karena nilai -t hitung < - t tabel ( -1,468 < -1,833 ) maka Ha di terima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa diskriminasi harga yang terjadi pada Ritel mempunyai pengaruh yang negatif terhadap peningkatan penjualan.
V. Penutup 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan penulis yaitu penelitian tentang Pengaruh Diskriminasi Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Kartu Perdana IM3 pada Perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Diskriminasi harga kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada didasarkan pada 2 indikator, yaitu: penetapan
E-ISSN 2502-5678
harga lokasi Agen dan penetapan harga lokasi pada Ritel. Penerapan pelaksanaan diskriminasi harga kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada cukup baik. 2. Pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada rata-rata peningkatan atau penurunan penjualan kartu perdana IM3 pada tahun 2014 yakni Rp 1.970.569.134. Sedangkan pengaruh diskriminasi harga terhadap peningkatan penjualan kartu perdana IM3 pada perusahaan PT Nusapro Telemedia Persada sebesar 68,3% dan 31,7% dipengaruhi faktor lain. 3. Dalam analisis yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 6319746664,853 + 12574,897 X1 - 56131,130 X2 pada harga lokasi Agen bersifat positif terhadap penjualan artinya jika penurunan harga lokasi Agen akan meningkatkan penjualan, tetapi pada harga Ritel bersifat negatif terhadap penjualan. Hal ini dapat dilihat dari hubungan yang berlawanan antara harga lokasi Ritel dan peningkatan penjualan (56131,130 ) yang dapat menunjukan bahwa peningkatan harga lokasi Ritel akan menurunkan peningkatan penjualan. Setelah dilakukan uji hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan antara diskriminasi harga yang terjadi pada Agen terhadap peningkatan penjualan kartu perdana IM3 PT Nusapro Telemedia Persada. Dan pada uji hipotesis mengenai diskriminasi harga yang terjadi pada penetapan harga pada Ritel, menunjukan pengaruh yang negatif antara diskriminasi harga yang terjadi pada ritel
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 65
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
terhadap peningkatan penjualan kartu perdana IM3 dari PT Nusapro Telemedia Persada 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan yang diperoleh maka penulis dapat mengetahui kondisi yang ada pada perusahaan dan dapat merekombinasikan saran-saran untuk dijadikan bahan pertimbangan terutama dalam pengambilan keputusan yang menyangkut posisi yang dilakukan perusahaan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam upaya meningkatkan peningkatan penjualan kartu perdana IM3 dari PT Nusapro Telemedia Persada l sebaiknya lebih melakukan inovasi dalam bentuk pemasaran dan kreatif dalam ide-ide baru dalam pengembangan penetapan diskriminasi harga, sehingga harga dapat bersaing dengan pesaing lainya sehingga dapat meningkatkan penjualan sebagai tujuan utama perusahaan dalam penciptaan keuntungan. 2. Dari kesimpulan diatas terlihat bahwa penjualan untuk agen bersifat positif dan ritel bersifat negatif terhadap peningkatan penjualan. Oleh karena itu PT. Nusapro Telemedia Persada harus lebih fokus melakukan penjualn kepada agen, karena setelah dilakukan penelitian penjualan pada agen lebih menguntungkan. VI. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Subagyo. 2010. Marketing in Bussiness , Mitra Wacana Medika , Jakarta. Ali Hasan. 2008. Marketing, Media Persindo, Yogyakarta.
E-ISSN 2502-5678
Arman Hakim Nasution. 2006. Manajemen Pemasaran Untuk Engineering. ANDI. Yogyakarta. Bagozzi . 2004. Marketing in Market, Bayumedia Publishing, Malang. Basu Swastha. 2004. Pengantar Bisnis Modern. Salemba Empat, Jakarta. Benyamin Molan. 2002. Manajemen dan Pemasaran, PT Prenhallindo, Jakarta. Bloom, N. Paul & Boone, N.Louise. 2006. Strategi Pemasaran Produk. Prestasi Pustakaraya, Jakarta. Boyd and B.J. Walker. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategi Dengan Orientasi Global. Jilid 1. Edisi 2, Erlangga, Jakarta. Buchari Alma. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi, Alfabeta, Jakarta. Cecep Hidayat. 2008. On Marketing. Penerbit Linda Karya, Bandung. Cravens, W., David. 2000. Strategic Marketing, 6th. Mc Graw Hill, America. Deliyanti Oentoro. 2010. Manajemen Pemasaran Modern. Laksbang Pressindo, Yogjakarta. Ditha Wiradiputra. 2008. Perjanjian yang dilarang.http://www.finddoc.com/tujuan-diskriminasiharga.htm (diakses 6 Februari 2015). Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran Edisi 3. CV. Andi Offset, Yogyakarta. J. Supranto dan Nandan Lamakrisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta. Kotler Philip & Keller, Lane. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. PT. INDEKS, Jakarta. Kotler, P. Dan Gary Amstrong. 2004. Dasar Pemasaran (edisis
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 66
Yetty Husnul Hayati dan Abdul Lukman Hakim
kesembilan). PT. INDEKS. Jakarta. Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT. Indeks, Jakarta. Kotler, Philip,2006. Manajemen Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. PT. Prehalindo Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, Jilid 1. PT. Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip., & Keller, Lane. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilit 2. Erlangga, Jakarta. Kotler. P & Armstrong, G. 2008. Prinsip - Prinsip Pemasaran (Alih Bahasa Bob Sabran) Jilid 1 Edisi Keduabelas. Erlangga, Jakarta. Kotler. P & Armstrong. 2001. Prinsipprinsip Pemasaran, Edisi 2. Erlangga, Jakarta. Kotler. P . 2006. Marketing Management, Twelfh edition, Pearson Education, New Jersey. Kotler. P. 2000. Marketing Management. The Millenium Edition, Upper Saddle. Prentice Hall International, Inc. Kotler. P., & K.L Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 13, Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Lamb, Hair, Mc Daniel. 2001. Pemasaran. Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Mankiw Gregory, N. 2006. Pengantar Ekonomi Micro. Salemba Empat, Jakarta. Mc. Carthy, J.E.X and W.D. Perreauelt. 2000. Essention Of Marketing. Sixth Edition, Australia. Nopirin. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. BPFE, Yogyakarta. Radiosunu.2001. Manajemen Pemasaran,BPFE, Yogyakarta.
E-ISSN 2502-5678
Ridwan Iskandar Sudayat. 2009. http://ridwaniskandar.files.wordpre ss.com (diakses 10 Februari 2015). Sahidi, Wahyu.2006, Manajemen Pemasaran . Eno Media, Jakarta. Saladin, Djaslim.2006, Manajemen Pemasaran. Edisi keempat, Jakarta. Salvatore, D. 2007. Micro Ekonomi. Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Tanuwijaya. 2005, Sistem Informasi, Konsep dan Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta. Tarcy, Brian.2005. Apply the 80/20 Rule to Everything. San Fransisco: Berrett- khoeler Publishers, Inc. Terry. George R. 2009. Principle Of Management. Nine Edition., Mc Graw-Hill Book Company, New York. Tim Marknesis. 2009. Pemasaran Strategi. Taktik dan Kasus. Jelajah Nusa, Yogyakarta. Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds. 2005. Manajemen Pemasaran Kontemporer, Kayon, Yogyakarta. Umar Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. W. James Stanton .2001. Managerial Economic Dalam Perekonomian Global.. Salemba Empat, Jakarta. William A. McEACHERN. 2001. Ekonomi Makro (Edisi Pertama). Salemba Empat, Jakarta.
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 58-67 67