VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN HARGA POKOK PENJUALAN MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT TERHADAP LABA KOTOR PADA PT. TRIPUTRA AGRO PERSADA
SUSANTI KUSUMO SARI 28210025
Latar Belakang Dalam suatu penjualan apabila volume penjualan meningkat maka laba kotor akan meningkat pula. Begitu pula dengan harga jual, apabila harga jual barang meningkat, maka laba kotor akan meningkat pula. Sebaliknya apabila volume penjualan dan harga jual mengalami penurunan maka laba kotor juga akan mengalami penurunan. Jadi variabel-variabel diatas saling terkait dan berhubungan. Berdasarkan alasan diatas, maka penulis memilih judul “ANALISIS PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN HARGA POKOK PENJUALAN MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT TERHADAP LABA KOTOR PADA PT. TRIPUTRA AGRO PERSADA”.
Rumusan Masalah • Bagaimana hubungan volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada periode tahun 2011-2013? • Bagaimana pengaruh volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada periode tahun 2011-2013?
Tujuan Penelitian • Untuk menganalisis hubungan volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan minyak mentah kelapa sawit terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada periode tahun 2011-2013. • Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada periode tahun 2011-2013.
Manfaat Penelitian 1.
Bagi perusahaan Dapat memberikan gambaran tentang : a. Pengaruh volume penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada. b. Pengaruh harga jual terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada. c. Pengaruh harga pokok penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada. 2. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta mengetahui dengan pasti peningkatan penjualan dengan meningkatkan volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan minyak mentah kelapa sawit yang dapat berpengaruh terhadap laba kotor.
Volume Penjualan a.
Menurut Kusnadi adalah “banyaknya jumlah barang dan jasa yang dijual atau diserahkan kepada pembeli atau pelanggan”.
b.
Menurut Hansen •
dan Mowen persamaannya sebagai berikut :
Pendekatan persamaan
Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba •
(Rumus 2.1)
Pendekatan margin kontribusi
Penjualan =
Biaya tetap + Laba Margin kontribusi per unit
(Rumus 2.2)
Hubungan Antara Produksi, Penjualan dan Laba a. Jika Produksi > Penjualan, maka Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel. b. Jika Produksi < Penjualan, maka Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel. c. Jika Produksi = Penjualan, maka Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel.
Harga Jual Menurut Kotler
dan Amstrong
Sempit
“sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa”.
Luas
“jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa”.
Harga Jual (Lanjutan) Menurut Dharmmesta
dan Ibnu Sukotjo, yaitu “sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat harga seperti : (1) Keadaan perekonomian, (2) Penawaran dan permintaan, (3) Elastisitas permintaan, (4) Persaingan, (5) Biaya, (6) Tujuan perusahaan, (7) Pengawasan pemerintah.
Harga Pokok Penjualan Menurut R. A. Supriyono harga pokok (cost) adalah jumlah yang dapat dihitung dalam satuan dalam bentuk kas yang dibayarkan, nilai aktiva lainnya yang diserahkan/ dikorbankan, nilai jasa yang diserahkan atau dikorbankan, hutang yang timbul dan tambahan modal.
Menurut S. Munawir harga pokok penjualan adalah harga pokok penjualan yang berasal dari bagian produksi, berupa keseluruhan perhitungan terhadap persediaan, bahan baku tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik.
Laba Kotor menurut Stice et al adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan.
menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, marjin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Sedangkan marjin kotor adalah selisih antara harga jual aktual dengan biaya produksi standar.
Hubungan dan Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Kotor Hubungan Volume Penjualan Terhadap Laba Kotor Menurut Stice et al, “Volume penjualan berada pada pendapatan penjualan dimana pendapatan penjualan tersebut merupakan hasil kali volume penjualan itu sendiri dengan harga per unit dan untuk menghasilkan laba kotor, pendapatan penjualan tersebut dikurangi dengan harga pokok penjualan”.
Hubungan Harga Jual Terhadap Laba Kotor Menurut Stice et al, “Harga jual berada pada pendapatan penjualan dimana pendapatan penjualan tersebut merupakan hasil kali harga jual per unit itu sendiri dengan volume penjualan dan untuk menghasilkan laba kotor, pendapatan penjualan tersebut dikurangi dengan harga pokok penjualan”.
Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Laba Kotor Menurut Hansen dan Mowen : “Jika volume penjualan berubah maka total penjualan dan total harga pokok penjualan juga akan mengalami perubahan dan oleh karena itu laba kotor juga akan berubah. Laba atau rugi sangant tergantung kepada besarnya total penjualan dan total harga pokok penjualan”.
Pengaruh Harga Jual Terhapa Laba Kotor Menurut Dharmmesta dan Ibu Sukotjo W : “Jika harga jual per unit berubah, total penjualan dan laba kotor pasti akan berubah juga. Meningkatnya harga jual dan harga pokok penjualan akan memperbesar laba kotor, juga sebaliknya menurunnya harga jual dan harga pokok penjualan akan memperkecil laba kotor”.
Kajian Penelitian Sejenis Terdahulu 1)
2)
Prasetyo (2008) tentang Analisis Hubungan Biaya, Volume dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Perusahaan Roti Sari Murni. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penghasilan (laba) dengan cara menentukan bagaimana besar biaya dikeluarkan oleh perusahaan, berapa volume produksi yang tepat, dan berapa laba yang diinginkan oleh perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif. Dengan menggunakan pendekatan DOL, BEP, M/ S dan Shut Down Point mendapatkan laba yang ingin diperoleh dengan melakukan perhitungan perencanaan laba dengan baik serta dapat mempertahankan eksistensinya di dalam masa perekonomian yang sulit. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan apabila perusahaan ingin mencapai volume penjualan yang dianggarkan untuk bulan Maret 2008 maka perusahaan harus memperhatikan penulisan ini agar tidak mengalami kerugian serta mendapatkan laba. Chandri (2008) tentang Dampak Kemampuan Laba, Piutang, Biaya Administrasi Dan Penjualan, Rasio Laba Kotor Terhadap Penjualan Dalam Memprediksi Laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari laba, piutang dan biaya administrasi serta rasio laba kotor terhadap penjualan periode tahun 2005-2007. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan pada sektor barang dan konsumsi periode Desember 2005-2007 dimana perubahan laba dihitung menggunakan tahun dasar 2007, menggunakan software SPSS versi 12 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ratarata perubahan laba pada perusahaan sektor barang dan konsumsi sebesar Rp143993.5 artinya kinerja perusahaan cukup bagus dalam melakukan penjualan kreditnya. Selain itu koefesien determinasi yang dihasilkan dari keempat variabel yaitu laba, piutang, biaya administrasi dan rasio laba kotor sebesar 0.886 atau sekitar 88.6% (100%-88.6%) = 11.4 sisanya dipengaruhi oleh sebab lainnya. Misalnya nilai persediaan, karena apabila terjadi peningkatan persediaan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan penjualan, maka akan mempengaruhi laba dimasa yang akan datang.
Metodologi Penetilian Yang Digunakan 1.
Alat uji asumsi klasik 1) Analisis deskriptif = tabel, grafik 2) Analisis kuantitatif = mean, median, modus, range, nilai minimal dan nilai maksimal 2. Analisis korelasi antar variabel 1) Koefisien korelasi product moment pearson 2) Koefisien korelasi ganda 3. Analisis regresi ganda 4. Pengujian hipotesis 1) Uji t (t test) 2) Uji anova
Hasil dan Pembahasan 1.
Objek penelitian PT. Triputra Agro Persada mengembangkan usahanya di beberapa wilayah propinsi Indonesia, yakni Kalimantan Tengah (Palangka Raya), Kalimantan Timur (Samarinda), Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Selatan (Banjarmasin) dan Jambi.
2.
Bidang usaha perusahaan Minyak mentah kelapa sawit, inti sawit, tandan buah segar dan slab (karet).
3.
Deskripsi sampel penelitian Data yang berasal dari divisi finance, accounting dan custodian pada PT. Triputra Agro Persada dari tahun 2011 hingga 2013.
Uji statistik deskriptif volume penjualan (X1), harga jual (X2), harga pokok penjualan (X3) dan laba kotor (Y) disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Untuk menambah informasi penelitian, Peneliti menampilkan grafik perkembangan masing– masing variabel dari tahun 2011 sampai 2013 yang bisa dilihat pada tabel–tabel berikut :
Kesimpulan 1) Pengaruh volume penjualan (X1) terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada sebesar 22% dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,091. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai volume penjualan, maka laba kotor juga akan semakin meningkat. Hubungan antara kedua variabel sebesar 0,469 ini termasuk kedalam kategori hubungan yang sedang. Pengaruh harga jual (X2) terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada sebesar 99,4% dengan nilai koefisien regresi sebesar 97,462. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai harga jual, maka laba kotor juga akan semakin meningkat. Hubungan antara kedua variabel sebesar 0,997 ini termasuk kedalam kategori hubungan yang sangat kuat karena semakin mendekati angka 1. Pengaruh harga pokok penjualan (X3) terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada sebesar 37,7% dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,176. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai harga pokok penjualan, maka laba kotor juga akan semakin meningkat. Hubungan antara kedua variabel sebesar 0,614 ini termasuk kedalam kategori hubungan yang kuat karena semakin mendekati angka 1. 2) Pengaruh volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan terhadap laba kotor pada PT. Triputra Agro Persada sebesar 99,9%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi volume penjualan, harga jual dan harga pokok penjualan secara simultan, maka akan berdampak positif dengan semakin meningkatkan nilai laba kotor. Hubungan antara ketiga variabel independen dengan variabel dependen sebesar 1,000 ini berada dalam kategori hubungan yang sangat kuat.
Saran 1) Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan volume penjualan agar laba kotor lebih meningkat lagi, misalnya dengan mengadakan pameran, meningkatkan promosi dan memperluas jaringan-jaringan distribusi. 2) Perusahaan tidak dapat menentukan harga jual karena telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga dalam menetapkan biaya-biaya harus seefisien mungkin dengan cara melakukan pengawasan yang ketat atas semua pengeluaran biaya yang dilakukan. 3) Laporan keuangan yang ditunjukan kepada pemerintah dibuat secara terperinci agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah, misal dalam hal menaikan subsidi. 4) Bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terutama untuk faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan laba kotor perusahaan, agar tidak terfokus hanya pada volume penjualan dan harga jual tetapi meneliti variabel lain yang berhubungan dengan laba kotor.
Sekian dan Terima Kasih