PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK
Oleh: EVA RAHMAWATI NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK
Oleh: EVA RAHMAWATI NIM: 107081003221
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI Nama
: Eva Rahmawati
Tempat/ Tgl. Lahir
: Bogor, 20 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Ayah
: Kusnadi
Nama Ibu
: Eliyanti
Anak ke dari
: 1 dari 3 bersaudara
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Duren Mekar Rt 01/04 Bojongsari kota Depok
No. Telp
: 0857 14 773 774
Email/Facebook
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1994 – 1995
: TK Al IKHSAN, kec. Sawangan
1995 – 2001
: SDN DUREN SERIBU 03, Duren Mekar.
2001 – 2004
: SMP Negeri 1 Parung, Kab. Bogor.
2004 – 2007
: SMA Negeri 1 Parung, Kab. Bogor.
2007– 2011
: S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (4 Tahun)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
III. PENGALAMAN ORGANISASI 2002-2003
: Anggota Pramuka BATERA SMPN 1 Parung dan anggota OSIS divisi kesenian.
2007-2010
: Ketua IRMA (Ikatan Remaja Mushola At-Taubah) selama 2 periode.
i
2008-2009 : Anggota Kopma (koperasi mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008-2010 : Bendahara Karang Taruna tingkat kelurahan Duren Mekar 2011-2013 : Anggota Karang Taruna tingkat kecamatan Bojongsari divisi Hukum dan HAM. IV. PENGALAMAN BEKERJA 2010 : Tim Sensus Penduduk sebagai pencacah lapangan. 2011 : P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) Kelurahan Duren Mekar sebagai unit pengelola keuangan. V. SEMINAR DAN TRAINING 2008
: Peserta Seminar Demokrasi Versus Kesejahteraan Rakyat.
2009
: Peserta Seminar Launching Buku dan Seminar Nasional.
2009
: Peserta Pelatihan Pendidikan Dasar Koperasi ke XIX Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2010
: Peserta Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT) / Magang.
2010
: Peserta ESQ Leadership Training 165.
ii
ABSTRACT This study aims to find empirical evidence about the effect of current ratio, roa, debt policy and firm size on dividend policy. Samples from this study using the 35 companies that go public and listed on the Indonesian Stock Exchange 2007-2009 period taken using purposive sampling method. These variables are then tested using logistic regression at a significance level of 5 percent. The results showed that the policy of debt and firm size significantly affect the dividend policy, while the current ratio and roa no significant impact on dividend policy in companies listed in Indonesian Stock Exchange. Keywords: Dividend Policy, Current Ratio, ROA, Debt Policy, and Company Size.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Sampel dari penelitian ini menggunakan 35 perusahaan yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2009 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang dan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh pada kebijakan dividen, sedangkan current ratio dan roa tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: Kebijakan Dividen, Current Ratio, ROA, Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan.
iv
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, dan memberikan kenikmatan pada seluruh alam ini. Tidak lupa shalawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, pemimpin dunia yakni Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan kita semua sebagai pengikutnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman. Dengan
mengucap
Syukur Alhamdulillah, penulis
dapat menyelesaikan
Penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Current Ratio, ROA, Kebijakan Hutang
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen dengan
Menggunakan Regresi Logistik” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat dalam menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar Sarjana Ekonomi Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orangtua tercinta Bapak (Kusnadi) yang telah bekerja keras demi pendidikan anakanaknya dan Ibu (Yanti) yang penuh dengan kesabaran dan senantiasa selalu mendoakan demi kesuksesan ku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, serta adikku yang selalu mengalah demi pendidikanku (Nina Nurjannah) dan si kecil yang manis (Ade Khoirunisa) yang terkadang menemaniku mengerjakan skripsi ini.
v
2. Ibu. Dr. Hj. Pudji Astuty selaku pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Herni Ali HT, SE, MM. selaku pembimbing 2 yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 5. Bapak Suhendra, S. Ag, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 6. Kepada pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam bantuan terkait biaya penyelesaian skripsi ini. 7. Segenap jajaran pengajar atau dosen yang telah memberikan ilmu dan motivasi bagi penulis yang sangat bermanfaat sebagai bekal menjalani perkembangan zaman dan seluruh staf karyawan serta perpustakaan, khususnya jurusan Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada para mahasiswa. 8. Untuk Kakek ku tersayang (Alm. Bpk. H. Marjuki) dan nenek ku (Alm. Ibu Kana), terimakasih atas kasih sayang dan ilmu yang telah kau berikan kepadaku, meskipun jasadmu telah tiada, tetapi kakek dan nenek tetap hidup dihatiku. Semoga Allah SWT memeliharamu ditempat yang terbaik dan semoga kakek dan nenek selalu mendoakan ku. Amin. 9. Untuk nenek ku tercinta (Ibu Ustjh. H. Badriah), terimakasih atas dukungannya baik berupa moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Semoga Allah mengizinkanku untuk membahagiakan mu ibu. 10. Untuk keluarga besar ku, saudara-saudaraku (H. Baihaqi, SPd, M. Husein, Syaefullah, SAg, Lukmanul Hakim, Zakia Turrahmah, Lindasari), terimakasih atas supportnya.
vi
11. Untuk sepupuku tersayang (Ade Fathah FT, Budiman Khoir, Ummu Habibah H, Hikmah Wati Nur H, Badrian Ilham M, Arif Rahman H, Nafisa Khoiriah, Cut Fatia, Cut Fasihati Azwa, Annas, Raihanu Zaki) terimakasih atas doanya. 12. Untuk Ibu Oyeh dan Bpk. Memed Subahan yang sudah aku anggap seperti orangtua ku juga, terimakasih atas doanya, banyak pelajaran yang aku dapatkan dari kalian terutama tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup ini dan bagaimana kita memaknai kehidupan ini agar kita selalu menjadi orang yang tetap bersyukur dalam keadaan apapun. 13. Sahabat-sahabat terbaikku (Khoirunnisa, Aztyara Ismadarliani, Dyah Setyowati, Bayu Diah A, Liza Hertanty, Rizki Maulana, Agus Surahman, Rio Setiawan, Fauzan Yasmiandi, Andriyani) terimakasih atas support dan bantuannya selama ini. 14. Teman-temanku dirumah (Thian Setiana, SE, Nia Kurniati, Istianah Fauziah, Dewi Mustika, SPd, Kamil, Rizkiah WS, Ai Rahmawati) terimakasih atas doa dan dukungannya. Tetap semangat ya menjalani hidup ini. 15. Teman-teman dari keuangan B 2007,yang ga bisa disebut satu persatu semangat ya semua. 16. Teman-teman manajemen C 2007 terimakasih karena kalian banyak mengajariku tentang kehidupan dan bagaimana kita harus hidup. 17. Teman-teman Karang Taruna Duren Mekar dan Kecamatan Bojongsari terimakasih untuk dukungannya. 18. Teman-teman angkatan 2007 Jurusan Manajemen, Semangat Selalu untuk berjuang, jangan pernah lupa Allah SWT selalu melihat setiap usaha dari umat nya yang mau berusaha lebih baik. Jangan Menyerah. 19. Untuk calon suamiku tersayang. 20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, Amin. Dan semoga Skripsi ini akan vii
bermanfaat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyajian Skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, Juni 2011 Wassalam,
Eva Rahmawati NIM: 107081003221
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..........................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..........................................
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .....................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................
vi
ABSTRACT...................................................................................................
viii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...............................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xix
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
B. Perumusan Masalah Penelitian ..........................................
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................
9
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
10
A. Kajian Pustraka ..................................................................
10
1. Dividen ............................................................................
10
2. Kebijakan Dividen ..........................................................
11
3. Pola Pembayaran Dividen ..............................................
13
4. Penetapan Tanggal Dividen ...........................................
15
5. Bentuk-Bentuk Dividen..................................................
16
6. Teori mengenai Kebijakan Dividen...............................
17
BAB II
ix
BAB III
7. Liquidity (Current Ratio) ...............................................
22
8. Profitability (ROA) .........................................................
24
9. Kebijakan Hutang (DAR) ...............................................
26
10.Ukuran Perusahaan ........................................................
27
B. Penelitian Terdahulu ...........................................................
28
C. Kerangka Pemikiran ...........................................................
33
D. Hipotesis Penelitian ............................................................
35
METODOLOGI PENELITIAN...........................................
36
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................
36
B. Metode Penentuan Sampel.................................................
36
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................
39
D. Metode Analisis .................................................................
40
1. Statistik Deskriptif ......................................................
40
2. Penggunaan Regresi Logistik ......................................
40
E. Operasional Variabel ..........................................................
46
1. Variabel Independen ....................................................
46
a. Current Ratio (X1) ..................................................
46
b. ROA (X2) .................................................................
47
c. Kebijakan Hutang (X3)...........................................
47
d. Ukuran Perusahaan (X4).........................................
47
Variabel Dependen ...................................................
48
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
49
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................
49
B. Analisis dan Pembahasan..................................................
50
1. Analisis Deskriptif ....................................................
50
2. Analisis Regresi Logistik Binary ............................
61
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
75
A. Kesimpulan......................................................................
75
B. Saran ................................................................................
76
2. BAB IV
BAB V
x
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
80
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Rincian Penelitian Terdahulu ..................................................... 31
3.1
Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar Dividen ......................................................................................... 38
3.2
Daftar Sampel Penelitian Perusahaan yang Membayar Tidak Dividen .............................................................................. 39
4.1
Current Ratio ............................................................................... 52
4.2
ROA (Return On Asset) .............................................................. 54
4.3
DAR (Debt to total Asset Ratio) ................................................ 57
4.4
Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset)............................................ 59
4.5
Identifikasi Data .......................................................................... 61
4.6
Data yang diproses ...................................................................... 62
4.7
Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen........................ 63
4.8
Ketepatan Model Dalam Memprediksi Dividen........................ 64
4.9
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi........................................ 65
4.10
Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square .... 66
4.11
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi........................................ 67
4.12
Hasil Signifikansi Data ............................................................... 68
xii
DAFTAR GAMBAR No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................... 34
xiii
DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan
Halaman
A.
Lampiran I Daftar Perusahaan yang Membagikan Dividen ..................
80
B.
Lampiran II Daftar Perusahaan yang tidak Membagikan Dividen .......
80
C.
Lampiran III Data Operasional Variabel ................................................
81
D.
Lampiran IV Output SPSS Logistic Regression ....................................
94
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Tahun 2008 merupakan tahun yang kelam bagi dunia keuangan Internasional. Pada tahun ini terjadi krisis keuangan global yang berdampak pada krisis perekonomian dunia. Hal ini telah mendapat perhatian yang luas dan serius dari para pemimpin dunia. Usaha-usaha untuk mengatasi krisis telah dilakukan baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Selain itu juga, setiap negara mengambil kebijakan domestik untuk melakukan langkahlangkah antisipatif dalam negeri untuk mengatasi dampak krisis keuangan global. Krisis keuangan global bermula dari kredit macet pada sektor perumahan dan neraca keuangan Amerika Serikat yang tidak stabil akibat defisit yang terus menerus meningkat. Sektor perumahan Amerika Serikat yang lebih mengutamakan pihak ketiga atau seringkali disebut subprime mortgage tidak dapat dikendalikan dengan baik, yang berakibat pada kredit macet. Kredit macet tersebut kemudian mempengaruhi fondasi lembaga otoritas keuangan yang berakibat pada krisis keuangan. Mengingat Amerika Serikat memiliki jaringan perekonomian yang kuat di dunia, menurunnya keuangan Amerika Serikat berakibat pada menurunnya kemampuan keuangan di dunia atau krisis keuangan global. Akibat krisis ini banyak perusahaan yang tidak
1
membagikan dividen, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan laba yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan akan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Menurut Dermawan Sjahrial (2008:305) Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pertumbuhan perusahaan yang berasal dari : laba yang ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap, maka makin besar posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Pengelolaan kinerja diserahkan kepada manajer keuangan sehingga manajer keuangan berusaha mengelola asset finansial perusahaan dengan menitik beratkan pada tiga keputusan, seperti yang dikutip dalam Arief Sugiono (2009:5) keputusan tersebut terdiri dari : keputusan financial (financial decision), keputusan investasi (investment decision), dan kebijakan dividen (dividend policy). Manajer keuangan berusaha mewujudkan kedua tujuan perusahaan dengan menggunakan ketiga keputusan tersebut.
2
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan, yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya
dengan
pendapatan
dividen,
para
investor
umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan, antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham, 2005) dalam Suwendra_Kumar (2007 : 10). Dari sisi investor , dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih menyukai dividen daripada capital gain (farikh Rahman, 2006) dalam (Muhammad Wahyudin 2010:4), alasannya adalah dividen merupakan penerimaan yang lebih pasti dibanding dengan capital gain. Mereka menganggap bahwa dividen sekarang lebih berharga dari capital gain yang diterima dikemudian hari. Karena informasi yang dimiliki investor di pasar modal sangat terbatas, maka perubahan dividenlah yang akan dijadikan sebagai
3
sinyal untuk mengetahui performance perusahaan, sehingga perusahaan sering menggunakan pengumuman dividen untuk menaikkan harga saham dari sisi emiten. Sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen dibandingkan dengan laba ditahan atau justru sebaliknya. Apabila proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari laba ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki perusahaan turun dan perusahaan perlu mencari dana dari luar perusahaan bila perusahaan ingin melakukan ekspansi. Penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan disebut dengan politik dividen atau kebijakan dividen. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, seperti yang dikutip (Susana dan Fathan, 2006) dalam Nuha (2008 : 2) yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, dan juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada
kebijakan
masing-masing
perusahaan,
sehingga
memerlukan
pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagian dari laba ditahan.
4
Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini
perusahaan
memberikan sebagian keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai (Brigham dan Houston, 2001) dalam Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104). Keputusan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka panjang dan bukan pemegang saham yang berorientasi pada capital gain. Berkaitan dengan tujuan tersebut, perusahaan berusaha meningkatkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun agar kesejahteraan pemegang saham juga mengalami peningkatan. Tetapi dalam prakteknya sering terjadi hambatan seperti terjadinya penurunan profitabilitas, keharusan membayar bunga, atau terbukanya kesempatan investasi yang menguntungkan menyebabkan pihak manajemen membatasi pembayaran dividen. Logika ini disebabkan keuntungan akan dialokasikan pada laba ditahan sebagai sumber dana internal. Kondisi ini menyebabkan harapan pemegang saham terhadap dividen tinggi menjadi pudar. Meskipun demikian, pihak manajemen menghindari terjadi pemotongan dividen (dividend cut) atau paling tidak membayar dividen secara tetap. (Donalson, 1961 dikutip dalam Brigham, Gapensky dan Davel, 1999) dalam Kartika Nuringsih (2005, vol.2 : 104). Laba atau tingkat keuntungan merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dengan adanya keuntungan perusaahaan dapat terus bertumbuh dan berkembang. Mengingat akan arti penting laba, baik bagi perusahaan maupun
5
pihak investor, perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan laba untuk pertumbuhan perusahaan. Sementara bagi investor, mereka berkehendak atas pembagian laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa mengambil kebijakan yang tepat bagi perusahaan agar terpenuhinya kebutuhan dana, sedangkan bagi investor memperoleh apa yang diinginkan. Berbagai informasi mengenai dividen sangat penting, baik bagi perusahaan maupun investor, seperti yang dikemukakan oleh Saxena (1999: p.3) dalam Fira Puspita (2009 : 1) bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain : pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Disamping itu, dividen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Dermawan Sjahrial (2008 : 305) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, rencana perluasan usaha, dan pengawasan terhadap perusahaan. Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995 sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan
6
ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Kartika Nuringsih (2004:130) menemukan bahwa pengaruh negatif atau efek substitusi antara hutang terhadap dividen. Pada penggunaan hutang yang tinggi perusahaan cenderung menghemat dividen sehingga dipergunakan untuk peluasan hutang. Penelitian Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Kartika Nuringsih (2005:106), menemukan bahwa pada tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan cenderung menahan dividen agar memiliki sumber dana internal yang tinggi. Variabel ROA sebagai proksi profitabilitas yang digunakan sebagai variabel independen dalam menetapkan kebijakan dividen. Variabel Firm size merupakan ukuran perusahaan, yang mana perusahaan memiliki asset besar lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar. Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kebijakan dividen peneliti tertarik untuk meneliti kebijakan dividen dengan menggunakan variabel bebas yang
mempengaruhi
kebijakan
dividen
berdasarkan
hasil
penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Kartika Nuringsih (2005). Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali “Pengaruh Current Ratio, ROA,
7
Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Adapun perbedaan penelitian terletak pada metode analisis yang digunakan, pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik karena motif dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model bagi
penentuan
kebijakan
dividen
dengan
memasukan
faktor
yang
mempengaruhinya yaitu current ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan variabel dependen terdiri dari 2 kategori diantaranya (0) sebagai perusahaan yang tidak membayar dividen dan (1) sebagai perusahaan yang membayar dividen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuangan yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak dipilih karena kebijakan pada perusahaan non keuangan disesuaikan dengan kebijakan dari pemerintah, sehingga hanya perusahaan non keuangan yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dalam penelitian ini. Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada variabel independen yang digunakan untuk menganalisa kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan non keuangan yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari current ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan. Dan perusahaanperusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki current ratio, ROA (Return on assets), kebijakan hutang dengan menggunakan DAR (Debt to total asset ratio),Ukuran perusahaan (Ln total aktiva) dan
8
kebijakan dividen dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) selama tiga tahun berturut-turut yang dimulai dari tahun 2007-2009 pada perusahaan yang membayar dividen diproksikan dengan nilai 1 dan perusahaan-perusahaan yang tidak membayar dividen selama tiga tahun berturut-turut yang dimulai dari tahun 2007-2009 diproksikan dengan nilai 0.
B. Perumusan Masalah Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisa pengaruh current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. 2. Manfaat a. Untuk peneliti : dapat menambah pengetahuan, terutama tentang kebijakan dividend dan variabel lain yang diteliti. b. Untuk mahasiswa : dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. c. Untuk perusahaan : dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dalam mengambil keputusan terutama dalam menentukan kebijakan dividen. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1. Dividen Dividen merupakan bentuk alokasi laba yang diberikan kepada pemegang saham atas keterlibatan mereka sebagai penanam modal. Sejalan dengan
pendapat
Handayani-Hadinugroho
(2009:
vol.7,
65)
yang
menyatakan bahwa dividen merupakan bentuk distribusi laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya. Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan ditahan untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dan beberapa yang harus ditahan guna mendanai perkembangan atau pertumbuhan perusahaan. Keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen. Pada umumnya perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk kas (tunai), dan karena kebijakan ini akan mempengaruhi kebijakan pembelanjaan perusahaan maka keputusannya dilakukan dengan hati-hati dan harus juga
10
melibatkan para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Biasanya diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (Surasni, 1998) dalam Karina Cahyati (2006 : 9). 2. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan perusahaan digunakan
dalam
menentukan
besaran
proporsi
laba
yang
yang akan
didistribusikan oleh perusahaan untuk pemegang saham. Pemahaman tentang kebijakan dividen berawal dari pendapat Lintner (1956) dalam Kartika Nuringsih (2005,vol 2 : 107) yang menyatakan bahwa perusahaan meningkatkan pembayaran dividen apabila yakin bahwa manajer mampu menghasilkan keuntungan (earning) yang meningkat secara permanen dimasa mendatang. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai return atas keterlibatan mereka sebagai supply capital. Proksi dividen dalam penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) untuk perusahaan yang membayar dividen secara tunai dan untuk perusahaan yang tidak membagikan dividen dikarenakan berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi, tetapi bukan berarti perusahaan tersebut tidak pernah membagikan dividen. Menurut (Brigham dan Houston, 2006) dalam Yoga (2010:6) manyatakan bahwa Dividend Payout Ratio merupakan persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham. Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividen Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). Jika dividen tunai
11
meningkat maka dana perusahaan untuk reinvestment akan semakin berkurang, sehingga perusahaan cenderung akan mencari sumber dana eksternal untuk mencukupi kebutuhannya (Brigham dan Houston, 2001:76). Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997 : p.496) dalam Fira Puspita (2009:17). Dermawan Sjahrial (2008 : 305-306) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, diantaranya: a. posisi likuiditas perusahaan Makin kuat posisi likuiditas perusahaan maka makin besar pula dividen yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham. b. kebutuhan dana untuk membayar hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil. c. rencana perluasan usaha Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dibayarkan untuk dividen.
12
d. pengawasan terhadap perusahaan. Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain : laba. Pertimbangannya adalah apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang. 3. Pola pembayaran dividen Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Seperti yang dikutip (Ang, 1997) dalam Fira Puspita (2009 : 27), ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan, yaitu : a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya. b. Stable Dividend per-share Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil
13
daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun. c. Stable Payout ratio Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan suatu persentase tetap (constant) dari laba (earning). Bila laba berfluktuasi maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi. d. Regular Dividend plus Extras Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan dimasa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan tambahan ekstra (bonus) kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham. e. Fluctuating Dividend and Payout Ratio Dalam pola pembayaran ini besarnya dividend and payout ratio disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu besarnya dividend and payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi.
14
4. Penetapan Tanggal Dividen Selain menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan juga menetapkan tanggal dividen, dalam Arief Sugiono (2009: 175) menyatakan bahwa penetapan tanggal juga merupakan hal yang penting dan relevan dan hubungannya dengan dividen. Tanggal-tanggal yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut : a. Tanggal Deklarasi (Declaration Date) Declaration date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dewan direksi mengumumkan dividen. b. Tanggal Pencatatan (Recording date) Recording date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang saham berhak mendapatkan dividen. c. Tanggal Eks-Dividen (Ex Dividen) Ex dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya dividen lepas dari pemegang saham. d. Cum Dividen Cum dividen adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perdagangan terakhir yang masih memiliki kesempatan mendapatkan dividen, biasanya berlaku untuk perusahaan yang masuk bursa (go public). e. Tanggal Pembayaran (Payment Date) Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya perusahaan membayar dividen. Pada umumnya dividen dibayarkan secara tunai
15
termasuk untuk saham preferen yang dinyatakan sebagai presentase dari nilai buku. 5. Bentuk-Bentuk Dividen Pembagian dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham tidak hanya dalam bentuk tunai, dalam Arief Sugiono (2009:176) menyatakan bentuk-bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham biasa adalah sebagai berikut : a. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen Tunai adalah suatu bentuk pembagian dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (tunai). Pembagian dividen tunai bisa dilakukan secara berkala seperti per semester, per tahun dan per kuartal. b. Dividen dalam bentuk saham (Stock Dividend) Dividen dalam bentuk saham merupakan penerbitan tambahan saham kepada pemegang saham. Hal ini mungkin terjadi apabila posisi keuangan (cash position) perusahaan tidak mencukupi atau perusahaan menginginkan lebih mendorong perdagangan saham dengan menunda harga pasar sahamnya. Dengan stock dividend secara otomatis laba ditahan akan mengalami penurunan yang dikonversikan ke dalam bentuk saham. c. Pemecahan harga saham (Stock Split) Hal ini berbeda dengan stock dividend. Yang dimaksud dengan stock split adalah memecah nilai buku saham. Secara persentase kepemilikan perusahaan tidak mengalami perubahan, melainkan perubahan terjadi
16
hanya pada jumlah lembar yang dimiliki oleh pemegang saham yang bersangkutan. 6. Teori mengenai kebijakan dividen Beberapa teori mengenai kebijakan deviden diantaranya : a. Dividen Irrelevance Teori
ini
menyatakan
bahwa
pembayaran
dividen
tidak
berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Seperti yang diungkapkan oleh Modigliani dan Miller yang berpendapat bahwa dalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, Modigliani dan Miller juga berpendapat bahwa nilai perusahaan dibentuk oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Nanik Sri Utaminingsih (2009:102) Hal yang penting dari pendapat Modigliani dan Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan dana yang given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian
17
kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Dengan demikian apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Karina Cahyati (2006: 15) Modigliani dan Miller dalam Warsono (2003: 284) berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai efek terhadap harga saham perusahaan. Argumen inilah yang dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa apabila pembayaran
dividen
dinaikkan,
maka
perusahaan
dapat
mengimbanginya dengan cara mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Lebih lanjut bahwa Modigliani dan Miller mempunyai alasan bahwa nilai suatu perusahaan dibentuk oleh earning power dan tingkat risiko asset perusahaan. b. Bird-in-The Hand Theory Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001: 67) berpendapat bahwa ks (modal sendiri) akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikan karena para investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. Menurut Modigliani dan Miller dalam Dermawan Syahrial (2008:313) pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang
18
diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama. Teori ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pernyataan yang bertentangan antara Gordon dan Lintner dengan Modigliani dan Miller. Gordon dan Lintner menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembayaran dividen daripada capital gain karena pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti dibandingkan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. c. Tax Differential Theory Dikutip dalam Brigham dan Houston (2001: 67-68) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu : 1. pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. Oleh karena itu, investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham,
dan
keuntungan
modal
yang
pajaknya
rendah
akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2. pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu , satu dollar pajak yang dibayarkan dimasa mendatang mempunyai biaya
19
efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan hari ini. 3. jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terhutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Litzenberger dan Ramaswamy dalam Dermawan Sjahrial (2008 :313) berpendapat bahwa apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi daripada pajak atas capital gain, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam teori ini para investor cenderung lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah, karena tarif pajak atas pembagian dividen lebih tinggi daripada pajak atas capital gain. d. Informatiom Content of Dividend Beberapa studi empirik yang dikutip dalam awat (1999) dalam Karina Cahyati (2006 :17) Memperlihatkan bahwa harga saham dipasar berubah sesuai dengan perubahan pengumuman dividen. Artinya pengumuman jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham akan menggambarkan suatu informasi mengenai prospek perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian seperti R. Richarson Pett yang sebelumnya diulas oleh Fama, Fisher, Jensen, dan R. Roll. Berubahnya harga saham sesuai dengan perubahan
20
pengumuman besarnya dividen ini karena adanya isi informasi yang terkandung dalam dividen (the information content of dividen) , dimana besarnya dividen merupakan ukuran harapan pendapatan perusahaan masa mendatang disampaikan kepada investor melalui perubahan dividen. Hal ini dapat dimengerti bahwa sepertinya mustahil suatu perusahaan
mengumumkan
untuk
menaikkan
dividen
apabila
prospeknya pada waktu yang akan datang kurang baik. Hasil
studi
memperlihatkan
bahwa
dividen
yang
besar
berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti kenaikan dalam dividen akan menghasilkan kenaikan dalam harga saham, dan penurunan dalam dividen akan menghasilkan penurunan dalam harga saham. Dalam responnya, Modigliani dan Miller berargumen bahwa pengaruh
ini tidak diakibatkan oleh dividen itu
sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi dari informasi dividen dengan tanggapan untuk laba dimasa mendatang. Warsono (2003: 285) Pada teori ini dapat disimpulkan bahwa besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mempunyai kandungan informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan, karena investor menganggap bahwa tidak mungkin suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen yang dibagikan apabila kondisi perusahaan dalam keadaan tidak baik.
21
e. Clientele effect Menurut Dermawan Sjahrial (2008: 314) bahwa banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti hal nya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Tetapi ada pula investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena kelompok investor ini tidak begitu membutuhkan uang saat ini atau berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi. Teori ini menggambarkan terdapat berbagai kepentingan investor dalam suatu perusahaan, ada investor yang lebih menyukai pembayaran dividen yang tinggi dan adapula investor yang lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah karena berada dalam tarif pajak yang tinggi seperti tax differential theory. 7. Liquidity (Current Ratio) Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek seperti yang dinyatakan oleh Fred Weston dalam Kasmir (2008:129) yang menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
22
Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Rasio lancar atau current ratio dalam Kasmir (2008:134) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuannya membayaran dividen sangat berpengaruh menurut Keown et. al. (2000 : 621) karena dividen dibayarkan dengan kas dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Menurut Subramanyam dan John J. Wild dalam Irham Fahmi (2011:121) rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan secara luas sebagai ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk mengukur : a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah aset lancar terhadap kewajiban lancar, maka makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar. b. Penyangga kerugian. Rasio lancar menunjukan tingkat keamann yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada saat aset tersebut dilepas. c. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian atas arus kas perusahaan.
23
Menurut Arief Sugiono (2009 : 68) Current ratio digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang yang akan dibayar atau jatuh tempo. Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan current ratio. Semakin besar current ratio menunjukan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan tingginya current ratio menunjukan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang dijanjikan (Marlina dan Clara Danica, 2009) dalam Dyah Handayani BS (2010:27). Dengan kata lain ada pengaruh signifikan positif antara current ratio terhadap pembayaran dividen. 8. Profitability (ROA) Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dicapai perusahaan. Perusahaan akan dapat melakukan pembagian dividen jika perusahaan memperoleh profit. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada investor semakin besar. Di samping itu dari sisi manajerial maka manajemen akan memiliki kekuatan untuk mengelola dana perusahaan tanpa harus melakukan hutang kepada pihak lain, karena dengan tingkat keuntungan perusahaan yang tinggi, maka diperusahaan akan tersedia banyak modal yang dapat digunakan untuk investasi baru.(Wahyuning Kurniati,2007:29).
24
Ang (1997) dalam Fira Puspita (2009:33) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi yang semakin besar. Menurut Irham Fahmi (2011:137) ROA (return on asset) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusaahaan yang ditanamkan. Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengalokasikan dividen yang rendah ( Jensen, Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika Nuringsih (2005:109). Hal ini dikarenakan perusahaan mengalokasikan sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal. Pada ROA tinggi dibayarkan dividen rendah karena keuntungan digunakan untuk
25
meningkatkan laba ditahan. Dengan cara ini sumber dana internal meningkat sehingga perusahaan dapat menunda penggunaan hutang. Sebaliknya bila ROA rendah maka dibayarkan dividen yang tinggi. Hal ini dilakukan karena perusahaan mengalami penurunan profit sehingga untuk menjaga reputasi dimata investor , perusahaan akan membagikan dividen besar. Profitabilitas perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan ROA tinggi membagi dividen dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan karena keuntungan dialihkan sebagai laba ditahan dan digunakan sebagai sumber internal (Jensen, Solberg dan Zorn, 1992) dalam Kartika Nuringsih (2004 :131). 9. Kebijakan Hutang (DAR) Kebijakan hutang merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang. Hal ini berkaitan erat dengan struktur modal yang dipilih oleh perusahaan. Struktur modal adalah pertimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Pemilik perusahaan lebih menyukai perusahaan menggunakan hutang pada tingkat tertentu agar harapan pemilik perusahaan dapat tercapai. Disamping itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat dikendalikan
(Wahyuning
Kurniati,
2007:27).
Penelitian
ini
menggunakan debt to total asset ratio (DAR) yang dijadikan proksi untuk menilai pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen.
26
Menurut Irham Fahmi (2011:127) debt to total assets ratio merupakan salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total aset. Menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992) dalam Kartika Nuringsih (2004:130), terdapat hubungan kausal yang negatif atau substitusi antara tingkat hutang dengan dividen. Penggunaan hutang tinggi menyebabkan perusahaan menurunkan pembayaran dividen dan sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. 10. Ukuran perusahaan Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan
investor
dalam
melakukan
investasi.
Menurut
(Handayani-Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang
27
lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.(Chang dan Ree, 1990) dalam Fira Puspita (2009 : 32). Ukuran perusahaan (firm size) digunakan sebagai variabel independen yang mempengaruhi kebijakan dividen. (Chang dan Ree, 1990) dalam Kartika Nuringsih (2005:110) tujuan pembayaran dividen yang besar untuk menjaga reputasi perusahaan dimata investor potensial maupun aktual. Sebaliknya pada perusahaan memiliki aset rendah akan membagi
dividen yang rendah. Logika ini dikarenakan profit
dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah aset. Berdasarkan alasan ini perusahaan cenderung membayar dividen yang rendah. Penelitian ini menggunakan proksi size dari natural log dari total aset.
B. Penelitian Terdahulu Atika Jauhari Hatta pada tahun 2002 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen : investigasi pengaruh teori stakeholder. Menemukan hasil bahwa hanya 2 variabel saja yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen yaitu FS(fokus dari perusahaan) dan LTA(natural log dari total aset), sedangkan 4 variabel lain yaitu : LCSHR(residual dari natural log), INS(residual dari insider ownership), FCF (free cash flow), dan GROW (pertumbuhan penjualan) terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.
28
Kartika Nuringsih (2004) meneliti mengenai kepemilikan manajerial dan konflik keagenan, analisis simultan antara kepemilikan manajerial, risiko, kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Mengasilkan Hubungan positif antara tingkat
risiko dengan kepemilikan manajerial menunjukan hubungan
komplementer, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan risiko menunjukan adanya hubungan komplementer, hubungan negatif antara kepemilikan
manajerial
dengan
hutang
menunjukan
hubungan
substitusi,hubungan negatif antara kebijakan dividen (DPR) dengan kebijakan hutang menunjukan hubungan substitusi, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan DPR menunjukan hubungan komplementer. Kartika Nuriningsih (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1995 sampai dengan 1996. Penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Michell Suharli (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel penguat.(studi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2002-2003). Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah
29
pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan. Eko Wahyudi Baidori (2008) meneliti tentang pengaruh insider ownership, collateralizable assets, growth in net assets, dan likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006. Hasil penelitian ini menemukan variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan growth in net assets, dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen Dwi R. Handayani dan Bambang Hadi Nugroho (2009) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, roa, ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Menunujukan hasil bahwa kebijakan hutang dan roa berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Yoga (2010) meneliti tentang pengaruh dividen payout ratio, kepemilikan manajerial,
profitabilitas
dan
ukuran
perusahaab
terhadap
keputusan
pendanaan. Menunjukan hasil bahwa dividen payout ratio (DPR) dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan perusahaan, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan. Sebagai tolok ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:
30
Tabel 2.1 Rincian penelitian terdahulu No Peneliti
Judul
1
Atika Jauhari Hatta (2002)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen : investigasi pengaruh teori stakeholder
2
Kartika Nuringsih (2004)
Kartika
3
Metode Analisis Regresi berganda
Hasil Penelitian
Kepemilikan manajerial dan konflik keagenan, analisis simultan antara kepemilikan manajerial, risiko, kebijakan hutang dan kebijakan dividen
2-SLS simultaneous equation modeling
Hubungan positif antar tingkat risiko dengan kepemilikan manajerial menunjukan hubungan komplementer, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan risiko menunjukan adanya hubungan komplementer, hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan hutang menunjukan hubungan substitusi,hubungan negatif antara kebijakan dividen (DPR) dengan kebijakan hutang menunjukan hubungan substitusi, hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan DPR menunjukan hubungan komplementer.
Analisis pengaruh
Regresi
Penelitian tersebut mengungkapkan
Hasil pengujian menunjukan bahwa hanya 2 variabel saja yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen yaitu FS(fokus dari perusahaan) dan LTA(natural log dari total aset), sedangkan 4 variabel lain yaitu : LCSHR(residual dari natural log), INS(residual dari insider ownership), FCF (free cash flow), dan GROW (pertumbuhan penjualan) terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.
31
Nuringsih (2005)
kepemilikan manajerial, berganda kebijakan hutang, roa dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen : studi 1995-1996
4
Michell Suharli (2007)
Pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel penguat. (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2002-2003).
5
Eko Wahyudi Baidori (2008)
6
Pengaruh insider ownership, collateralizable assets, growth in net assets, dan likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006. Dwi R. Analisis pengaruh Handayani kepemilikan manajerial, dan Bambang kebijakan hutang, roa, Hadi Nugroho ukuran perusahaan (2009) terhadap kebijakan dividen
Regresi berganda
adanya hubungan antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset (ROA), dan ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel kebijakan hutang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan variabel ROA memiliki pengaruh negatif dan sinifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.
Regresi GLS (generalized least-square)
Hasil penelitian ini menemukan variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan growth in net assets, dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen
Regresi Berganda
menghasilkan kebijakan hutang dan roa berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap 32
7
Yoga (2010)
Pengaruh dividen payout ratio, kepemilikan manajerial, profitabilitas dan ukuran perusahaab terhadap keputusan pendanaan
Regresi berganda
kebijakan dividen. Dividen payout ratio (DPR) dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan perusahaan, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan.
C. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengenai pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan tergantung dari kebijakan dividen dari masingmasing perusahaan dan juga tergantung dari besarnya keuntungan dan jumlah saham yang beredar dimasyarakat. Penentuan kebijakan dividen harus diperhatikan pada suatu perusahaan yang membagikan dividen karena karakter pemegang saham dengan berbagai alasan yang berbeda dapat mempengaruhi kebijakan dividen, ada pemegang saham yang menginginkan dividen yang rendah karena alasan pajak untuk dividen terlalu besar dibandingkan capital gain, dan juga ada pemegang saham yang mengharapkan dividen yang besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh peneliti karena diindikasikan mempengaruhi kebijakan dividen. Diantaranya : current ratio, ROA, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan yang dalam hal ini menjadi variabel eksogen (independent) dan kebijakan dividen yang akan menjadi variabel yang dipengaruhi atau variabel endogen (dependen).
33
Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan non keuangan yang go public dan listing di BEI periode tahun 2007-2009. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat dengan karakteristik populasi yang dicari oleh peneliti sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang diharapkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dapat diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan go public non keuangan yang listing di BEI
Variabel Dependen Kebijakan Dividen.
Variabel Independen : Current Ratio Profitabilitas (ROA) Kebijakan Hutang (DAR) Ukuran Perusahaan
Regresi Logistik
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan 34
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 93) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan
pada
fakta-fakta
empiris
yang
diperoleh
melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas yang didukung oleh berbagai teori dari berbagai penelitian, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini adalah : Ha1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha2: ROA berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha3: Kebijakan Hutang berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha4: Ukuran Perusahan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Menurut Hamid (2007:28) dalam ruang lingkup penelitian diperlukan adanya penekanan batasan lokasi, waktu, atau sektor dan variabel-variabel yang dibahas agar peneliti tidak keluar dari wilayah yang diteliti dan akan sangat berguna bagi para peneliti pemula. Ruang lingkup penelitian ini mencakup pengaruh current ratio, roa, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen berdasarkan data-data perusahaan terbuka non keuangan yang dikeluarkan oleh bursa efek Indonesia (BEI). Data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis sejak tahun 2007-2009 pada bursa efek Indonesia (BEI).
B. Metode Penentuan Sampel Pupolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI perode 2007-2009. Teknik pengambilan sampel digunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009:68) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif
atau
penelitian-penelitian
yang
tidak
melakukan
generalisasi. Jadi teknik ini dalam menentukan sampelnya menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
36
Beberapa kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah: 1. Perusahaan tersebut tetap ada selama periode penelitian berlangsung. 2. Perusahaan memiliki laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti. 3. Perusahaan secara continue membayar dividen dan perusahaan yang secara continue tidak membayar dividen selama periode penelitian. Berdasarkan metode penentuan sampel yang digunakan maka peneliti menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan non keuanagan yang listing dan go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), 15 perusahaan yang tidak membayar dividen (0) dan 20 perusahaan yang membayar dividen (1). Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuanagan yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti yang listing dan go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut merupakan data perusahaan yang go publik dan terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) yang digunakan dalam penelitian ini.
37
Tabel 3.1 Daftar sampel penelitian Perusahaan yang membayar dividen No Nama Perusahaan 1 PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk 2 PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk 3 PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk 4 PT. SMART. Tbk 5 PT. GUDANG GARAM. Tbk 6 PT. SEPATU BATA. Tbk 7 PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk 8 PT. SUMI INDO CABEL. Tbk 9 PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk 10 PT. TUNAS RIDEAN. Tbk 11 PT. UNITED TRACTOR. Tbk 12 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk 13 PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk 14 PT. JASAMARGA. Tbk 15 PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk 16 PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk 17 PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk 18 PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk 19 PT. MUSTIKA RATU. Tbk 20 PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk Sember: data diolah
38
Tabel 3.2 Daftar sampel penelitian Perusahaan yang tidak membayar dividen No Nama Perusahaan 1 PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk 2 PT. BW PLANTATION. Tbk 3 PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk 4 PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk 5 PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk 6 PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk 7 PT. CIPENDAWA. Tbk 8 PT. JAPFA. Tbk 9 PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk 10 PT. SIERAD PRODUCE. Tbk 11 PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk 12 PT. ATPK RESOURCES. Tbk 13 PT. BAYAN RESOURCES. Tbk 14 PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk 15 PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk Sumber: data diolah
C. Metode Pengumpulan Data 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2008:38). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang mencakup data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan. Data ini dapat diperoleh dari : a. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) selama periode penelitian. b. Bursa Efek Indonesia (BEI). c. Fact book d. Laporan keuangan tahuanan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian. 39
1. Kepustakaan Pengumpulan data dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang sumber-sumbernya dari buku-buku, jurnal-jurnal yang
berkaitan dengan penelitian
ini.
Sedangkan untuk variabel
independennya dibatasi Current Ratio, kebijakan hutang, ROA, dan ukuran perusahaan.
D. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti yang berupa angka-angka sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan, dimana dalam penelitian ini angka-angka tersebut adalah rasio keuangan pada perusahaan yang membayar dividen dengan perusahaan yang tidak membayar dividen. 2. Penggunaan Regresi Logistik a. Definisi Regresi Logistik Menurut Stanislaus (2006:225) Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen
x1,x2,x3,....xk
terhadap variabel dependen Y yang berupa variabel kategorik (binomial, multinomial atau ordinal) atau untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen Y (yang berupa variabel kategorik) berdasarkan nilai variabelvariabel independen x1,x2,x3,....xk SPSS menyediakan tiga prosedur
40
regresi logistik, yaitu : Regresi Logistik Biner (Binary Logistic Regression), Regresi Logistik Multinomial (Multinomial Logistic Regression), Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression). Regresi Logistik Biner adalah regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh variabel dakotomi atau variabel biner adalah sukses-gagal, ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, pria-wanita, perusahaan yang membayar dividen-perusahaan yang tidak membayar dividen, dan lain sebagainya. Regresi Logistik Binary sangat tepat digunakan untuk melakukan permodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel respons bertipe categorical dua pilihan. Nilai kemungkinan kejadian berada pada rentang 0-1. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier biasa dimana nilai variabel dependen (variabel respon) bisa bernilai < 0 atau > 1. (Trihendradi, 2007 : 63). Penggunaan regresi logistik tidak mensyaratkan adanya multivariate normal distribution karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. (Imam Ghozali, 2005:211). b. Nilai Odds Ratio Probabilitas kadang-kadang digunakan dalam istilah odds. Hubungan antara probabilitas variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) adalah non-linear, sedangkan hubungan antara log dari odds dan variabel independen (X) adalah linear. (Imam Ghozali, 2005:214).
41
Bentuk dari odds ratio mempunyai interpretasi untuk βi yaitu odds rasio bertambah besar dengan kelipatan exp (βi) untuk msetiap pertambahan suatu unit Xi (Stainslaus, 2006:227). Kita dapat merubah odds menjadi probabilitas atau sebaliknya, perhitungan nilai odds dengan log natural. Secara umum hubungan probabilitas dan odds digambarkan sebagai berikut (Trihendradi, 2007:64) :
Dimana : πi
= Kemungkinan (probabilitas) kejadian pada i
oddsi
= Nilai kecenderungan suatu kejadian pada case i
Nilai odds diasumsikan berhubungan linear dengan variabel prediktor (variabel independen) : Oddsi = b0 + b1Xi1 + b2Xi2 + ... + bpXip Xij = Variabel Prediktor j dengan case i bj = Koefisien variabel prediktor j p = Jumlah variabel prediktor Jadi probabilitas adalah :
Analisis regresi logistik biner digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen x1, x2,....., xk terhadap variabel dependen (Y) yang berupa variabel response biner yang hanya mempunyai dua nilai atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) (yang berupa variabel biner) 42
berdasarkan nilai variabel independen x1, x2,....., xk. Bentuk umum regresi logistik biner adalah (Stainslaus, 2006:226). β1CR + β2ROA + β3DAR + β4SIZE
Dimana : β0
= Konstanta
β1-4
= Koefisien
DIV (Y) = Probabilitas bahwa faktor / covariate ke-DIV punya respon = 1 (DIV) dari respon regresi logistik biner yang mempunyai nilai 1 (DIV) dan 0 (1-DIV = NDIV). X1
= Prediktor ke-1, CR (Current Ratio)
X2
= Prediktor ke-2, ROA (Return On Assets)
X3
= Prediktor ke-3, DAR (Debt to total Assets Ratio)
X4
= Prediktor ke-4, SIZE ( ln dari total aktiva )
c. Nilai -2 LogLikelihood Ratio Penilaian keseluruhan model menggunakan nilai -2 LogLikelihood untuk melihat model yang lebih baik dalam memprediksi kemungkinan kebijakan dividen dibayarkan. -2 LogLikelihood
ditransformasikan
menjadi -2 Log L dimana output SPSS memberikan dua nilai yaitu pertama untuk model pertama hanya terdapat konstanta dan -2 Log L yang kedua untuk model dengan konstanta dan variabel bebas, jika terjadi penurunan dalam nilai -2 Log L pada blok kedua jika
43
dibandingkan dengan blok pertama maka dapat disimpulkan bahwa model kedua regresi menjadi lebih baik (Imam Ghozali, 2005 : 218).
d. Koefisien Cox dan Snell R Square dan Nagelkerke’s R Square Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2pada multiple ragression
yang didasarkan
pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R2 merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai
R2 pada multiple regression (Imam
Ghozali, 2005 : 219). Nilai koefisien Nagelkerke R Square umumnya lebih besar dari nilai koefisien Cox & Snell R Square tapi cenderung lebih kecil dibandingkan dengan
nilai koefisien determinasi R2 pada regresi linear berganda.
(Stainslaus, 2006 : 236). e. Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit Test Keputusan penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesis sebagai berikut :
44
H0 = Tidak terdapat perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Ha = Terdapat perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Jika nilai Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit statistic sama dengan atau kurang dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada perbedaan signifikansi antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness Fit Model tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics
Hosmer and lemeshow’s
Goodness of Fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol diterima, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. (Ghozali, 2005:219). f. Ketepatan Prediksi Klasifikasi Tabel klasifikasi 2 X 2 (Clasification Table) yang terdapat pada hasil SPSS pada model regresi logistik digunakan untuk menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Pada kolom merupakan 2 nilai prediksi dari variabel dependen yaitu : perusahaan yang tidak membayar dividen (0) dan perusahaan yang membayar dividen (1), sedangkan
pada baris menunjukan nilai observasi
sesungguhnya yang sesuai dengan data aktual. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100% (Ghazali, 2005 : 220). 45
Jika model logistik mempunyai asumsi homoskedastisitas maka semua kasus akan berada didaerah diagonal dengan ketepatan nilai 100% tetapi model logistik tidak mempunyai asumsi homoskedastisitas. (Stanislaus, 2006:234). g. Uji Wald Statistic Uji Wald pada tabel variables in the equation digunakan untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi logistik signifikan. Uji Wald sama dengan kuadrat dari rasio koefisien regresi logistik β dan standar error (S.E.) dengan tingkat signifikansi α < 0.05 (Uyanto, 2006:236).
E. Operasional Variabel Penelitian. 1. Variabel Independen Variabel independent (X) pada penelitian ini diantaranya : a. Current Ratio (X1) Fred Weston dalam Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai berikut:
46
Aktiva Lancar (Current Assets) Current Ratio = Utang Lancar (Current Liabilities) b. Return On Assets (ROA) (X2) Menurut Irham Fahmi (2011:137) ROA (return on asset) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusaahaan yang ditanamkan. Rumus ROA adalah sebagai berikut: ROA= Earning After Tax Total Asset c. Kebijakan Hutang (X3) Kebijakan hutang merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang (Wahyuning Kurniati, 2007 :27). Kebijakan hutang ini merupakan variable independen yang ketiga, tujuannya untuk mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur, dengan rumus : DAR = Total hutang Total aset d. Ukuran Perusahaan (X4) Proksi ukuran perusahaan dapat menggunakan natural log total asset. Nilai buku aset total adalah nilai asset total yang tercatat dalam neraca tahun t. Ukuran Perusahaan = In (total aktiva).
47
2. Variabel Dependen Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) berupa kebijakan dividen dengan menggunakan proksi dividen payotu ratio (DPR) yang diukur dalam presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, yang merupakan rasio antara dividen per lembar saham perusahaan dengan laba per lembar saham perusahaan. Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997 : p.496) dalam Fira Puspita (2009:17). Rumus untuk menentukan dividen payout ratio adalah sebagai berikut : DPR = Dividend Per Share Earning Per Share
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 20072009. Namun tidak semua dari perusahaan tersebut dijadikan sampel karena sampel dipilih dengan teknik purposive sampling atau berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dari awalnya seluruh perusahaan yang listed berjumlah 359 perusahaan, menjadi hanya 35 perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan, 20 untuk jumlah perusahaan yang membagikan dividen tunai dan 15 untuk jumlah perusahaan yang tidak membagikan dividen pada periode penelitian berlangsung. Dibawah ini merupakan daftar nama perusahaan yang menjadi sampel, yaitu: Tabel 3.1 Daftar sampel penelitian Perusahaan yang membayar dividen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Perusahaan PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk PT. SMART. Tbk PT. GUDANG GARAM. Tbk PT. SEPATU BATA. Tbk PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk PT. SUMI INDO CABEL. Tbk PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk PT. TUNAS RIDEAN. Tbk PT. UNITED TRACTOR. Tbk PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk PT. JASAMARGA. Tbk
49
No 15 16 17 18 19 20
Nama Perusahaan PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk PT. MUSTIKA RATU. Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Sumber : Data diolah Tabel 3.2 Daftar sampel penelitian Perusahaan yang tidak membayar dividen No Nama Perusahaan 1 PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk 2 PT. BW PLANTATION. Tbk 3 PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk 4 PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk 5 PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk 6 PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk 7 PT. CIPENDAWA. Tbk 8 PT. JAPFA. Tbk 9 PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk 10 PT. SIERAD PRODUCE. Tbk 11 PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk 12 PT. ATPK RESOURCES. Tbk 13 PT. BAYAN RESOURCES. Tbk 14 PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk 15 PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk Sumber : Data diolah B. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 17.0 untuk windows untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabelvariabel yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan penentuan sampel dengan metode Purposive Sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan-
50
perusahaan non keuangan yang membayar dividen dan perusahaan yang tidak membayar dividen yang terdaftar dan go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2007-2009 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini sebagai pedoman penentuan kebijakan dividen. Tujuan dari penyajian statistik deskriptif adalah untuk memberikan gambaran tentang data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Proses pemilihan sampel menghasilkan 105 data observasi dari 20 perusahaan yang membayar dividen dan 15 perusahaan yang tidak membayar dividen selama tiga tahun berturut-turut untuk periode penelitian 2007-2009. Pada tabel dibawah ini
dapat dilihat statistik deskriptif dari penulisan yang telah
ditentukan. a. Current Ratio Rasio lancar atau current ratio dalam Kasmir (2008:134) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Seorang manajer keuangan akan menjaga posisi likuiditas sebuah perusahaan dalam keadaan stabil atau bahkan meningkat karena likuiditas
mencerminkan
bagaimana
sebuah
perusahaan
mampu
menjamin aktiva lancar untuk membayar kewajiban lancarnya. Dividen
51
juga dibayarkan dari kas yang tersedia, yang merupakan salah satu bagian dari likuiditas dan bukan dari laba yang ditahan. Tabel 4.1 Curren Ratio
No
NAMA PERUSAHAAN
CR 2007
CR 2008
CR 2009
Ratarata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
3,17
1,55
1,01
1,91
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
1,28
1,38
1,54
1,4
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
7,09
7,82
6,34
7,08
Div
4
PT. SMART. Tbk
1,72
1,72
1,58
1,67
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
1,95
2,22
2,46
2,21
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
2,29
2,21
2,35
2,28
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
1,64
1,43
1,91
1,66
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
3,09
4,1
7,18
4,79
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
1,28
1,34
1,49
1,37
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
1,15
1,41
1,35
1,30
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
1,34
1,64
1,66
1,55
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,77
0,54
0,61
0,64
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,76
1,12
0,89
0,92
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
3,08
3,16
1,16
2,47
Div
15
1,65
1,44
1,44
1,51
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
1,53
1,5
1,51
1,51
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
3,64
3,39
3,58
3,54
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
4,05
3,83
3,47
3,78
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
7,68
6,31
7,18
7,06
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
1,18
1,1
1,12
1,13
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2,57
2,07
3,27
2,64
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,51
0,31
1,19
0,67
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
2,84
2,09
1,9
2,28
NDiv
1,67
1,24
0,52
1,14
NDiv
1,47
1,39
1,41
1,42
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
1,23
1,31
1,82
1,45
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
0,95
1,47
0,72
1,05
NDiv
28
PT. JAPFA. Tbk PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
2,45
1,75
2,21
2,14
NDiv
1,5
1,97
2,33
1,93
NDiv
24 25
29
52
No.
NAMA PERUSAHAAN
CR 2007
CR 2008
CR 2009
Ratarata
Perusahaan
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
2,41
2,28
2,02
2,24
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
4,43
8,1
7,27
6,6
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
7,07
3,87
2,81
4,58
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,66
0,58
0,86
0,7
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
4,14
3,66
4,91
4,24
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0,79
0,85
0,98
0,87
NDiv
Rata-Rata Minimum
2,43 0,51
2,35 0,31
2,40 0,52
2,39 0,64
Maximum
7,68
8,1
7,27
7,08
Sumber: data diolah Pada tahun 2007 CR tertinggi dicapai oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 7,68 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2007 sebesar 2,43 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Bw Plantation. Tbk sebesar 0,51 kali dibawah rata-rata CR pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2008 CR tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang (Persero). Tbk sebesar 8,1 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2008 sebesar 2,35 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Bw Plantation. Tbk sebesar 0,31 kali dibawah rata-rata CR pada tahun 2008 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2009 CR tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang (Persero). Tbk sebesar 7,27 kali diatas rata-rata CR pada tahun 2008 sebesar 2,40 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Dharma Samudra Fishing Industries. Tbk sebesar 0,52 kali dibawah rata-rata CR pada tahun 2009 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen.
53
b. ROA (Return On Assets) Ang (1997) dalam Fira Puspita (2009 :33) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Dalam suatu perusahaan, laba merupakan bagian yang penting yang menunjang pertumbuhan perusahaan. Karena dengan adanya laba atau keuntungan yang dihasilkan, perusahaan dapat melakukan peningkatan terhadap usaha yang sedang dilakukan atau dapat investasi pada usaha yang lebih menguntungkan lagi. Oleh karena itu pihak manajer keuangan harus dapat menjaga agar suatu perusahaan dapat memperoleh laba yang besar dan meningkat pada setiap periodenya. Tabel 4.2 ROA (Return On Asset)
No
NAMA PERUSAHAAN
ROA 2007
ROA 2008
ROA 2009
RataRata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,0479
0,0369
0,0046
0,0298
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,1629
0,1596
0,1748
0,165767
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,0739
0,0821
0,0836
0,079867
Div
4
PT. SMART. Tbk
0,1226
0,1044
0,0733
0,1001
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,0607
0,0781
0,1269
0,088567
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,1041
0,392
0,1271
0,207733
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,0582
0,0777
0,141
0,0923
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,1315
0,1535
0,0511
0,112033
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,0245
0,0232
0,0095
0,019067
Div
54
No
NAMA PERUSAHAAN
ROA 2007
ROA 2008
ROA 2009
RataRata
Perusahaan
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,0567
0,0684
0,1753
0,100133
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,1148
0,1165
0,1564
0,129233
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,1567
0,1164
0,1162
0,129767
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,0528
0,0259
0,0375
0,038733
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0,0201
0,0483
0,0614
0,043267
Div
15
0,0312
0,027
0,0332
0,030467
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0,0718
0,0745
0,0819
0,076067
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,2085
0,238
0,2568
0,234433
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,1004
0,1081
0,1103
0,106267
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,0352
0,0628
0,0575
0,051833
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,0577
0,0668
0,0741
0,0662
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,1683
0,2396
0,0537
0,153867
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,1496
0,1179
0,1032
0,123567
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0,046
-0,0435
-0,025
-0,0075
NDiv
0,0066
-0,2927
-0,7163
-0,33413
NDiv
0,0007
-0,0018
0,0005
-0,0002
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0,039
0,049
0,3015
0,129833
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
-0,1082
0,1814
-0,3695
-0,09877
NDiv
28
0,0447
0,0528
0,1342
0,077233
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0,1126
0,0392
0,2085
0,1201
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,0164
0,0197
0,0227
0,0196
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0,425
0,1335
0,0608
0,206433
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
-0,2111
-0,1318
-0,2071
-0,18333
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,0891
0,0031
0,019
0,037067
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,1825
0,2707
0,3377
0,263633
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
-0,0683
0,0172
0,0881
0,012333
NDiv
Rata-Rata
0,07386
0,077557
0,056129
0,069182
Minimum
-0,2111
-0,2927
-0,7163
-0,33413
Maximum
0,425
0,392
0,3377
0,263633
24 25
Sumber: data diolah Pada tahun 2007 ROA tertinggi dicapai oleh PT. Aneka Tambang (Persero). Tbk sebesar 0,425 atau 42,5% diatas rata-rata ROA pada tahun 2007 sebesar 0,0739 atau 7,39% dan terendah dimiliki oleh PT. ATPK
55
Resources. Tbk sebesar -0,2111 atau -21,11% dibawah rata-rata ROA pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2008 ROA tertinggi dicapai oleh PT. Sepatu Bata. Tbk sebesar 0,392 atau 39,2% diatas rata-rata ROA pada tahun 2008 sebesar 0,0776 atau 7,76% dan terendah dimiliki oleh PT. Dharma Samudra Fishing Industries. Tbk sebesar -0,2927 atau -29,27% dibawah rata-rata ROA pada tahun 2008 dalam keadaan
perusahaan tidak membayar
dividen. Pada tahun 2009 ROA tertinggi dicapai oleh
PT. Bukit Asam
(Persero). Tbk sebesar 0,3377 atau 33,77% diatas rata-rata ROA pada tahun 2009 sebesar 0,0561 atau 5,61% dan terendah dimiliki oleh PT. Dharma Samudra Fishing Industries. Tbk sebesar -0,7163 atau -71,63% di bawah rata-rata ROA pada tahun 2009 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. c. Kebijakan Hutang (DAR) Menurut Irham Fahmi (2011:127) debt to total assets ratio merupakan salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total aset. Salah satu fungsi dari manajer keuangan adalah menentukan besaran proporsi hutang yang akan digunakan oleh perusahaan baik untuk operasional perusahaan maupun untuk kesejahteraan pemegang saham.
56
Oleh karena itu manajer keuangan berusaha untuk menjaga kondisi perusahaan agar tetap dalam keadaan baik, sehingga perusahaan tidak memerlukan sumber pendanaan yang besar. Tabel 4.3 DAR (Debt to total Assets Ratio) No
NAMA PERUSAHAAN
DAR 2007
DAR 2008
DAR 2009
RataRata
Perusahaan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,45
0,47
0,47
0,46
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,4
0,39
0,39
0,39
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,42
0,41
0,42
0,42
Div
4
PT. SMART. Tbk
0,56
0,54
0,53
0,54
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,41
0,36
0,32
0,36
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,37
0,32
0,28
0,32
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,56
0,65
0,47
0,56
Div
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,25
0,2
0,12
0,19
Div
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,7
0,67
0,62
0,66
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,74
0,71
0,44
0,63
Div
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,55
0,51
0,43
0,49
Div
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,48
0,52
0,49
0,49
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,5
0,57
0,61
0,56
Div
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0,55
0,53
0,52
0,53
Div
15
0,67
0,75
0,71
0,71
Div
16
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0,56
0,57
0,56
0,56
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,21
0,23
0,2
0,21
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,2
0,22
0,25
0,22
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,12
0,14
0,13
0,13
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,38
0,42
0,45
0,42
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,33
0,41
0,25
0,33
NDiv
23
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0,8
0,64
0,63
0,69
NDiv
0,41
0,53
0,88
0,61
NDiv
0,59
0,6
0,6
0,59
NDiv
26
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0,77
0,74
0,45
0,65
NDiv
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
0,8
0,58
0,95
0,78
NDiv
28
0,76
0,74
0,61
0,70
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0,74
0,7
0,54
0,66
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,22
0,25
0,28
0,25
NDiv
24 25
57
No
NAMA PERUSAHAAN
DAR 2007
DAR 2008
DAR 2009
RataRata
Perusahaan
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0,27
0,21
0,18
0,22
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0,1
0,18
0,25
0,18
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,92
0,7
0,66
0,76
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,32
0,33
0,28
0,31
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0,77
0,78
0,67
0,74
NDiv
Rata-Rata
0,51
0,49
0,46
0,49
Minimum
0,1
0,14
0,12
0,13
Maximum Sumber : Data Diolah
0,92
0,78
0,95
0,78
Pada tahun 2007 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Bayan Resources. Tbk sebesar 0,92 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2007 ‘sebesar 0,51 kali dan terendah dimiliki oleh PT. ATPK Resources. Tbk sebesar 0,1 kali dibawah rata-rata DAR pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2008 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Citatah Industri Marmer. Tbk sebesar 0,78 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2008 sebesar 0,49 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Mustika Ratu. Tbk sebesar 0,14 kali dibawah rata-rata DAR pada tahun 2008 dalam keadaan perusahaan membayar dividen. Pada tahun 2009 DAR tertinggi dicapai oleh PT. Cipendawa. Tbk sebesar 0,95 kali diatas rata-rata DAR pada tahun 2009 sebesar 0,46 kali dan terendah dimiliki oleh PT. Sumi Indo Cabel. Tbk sebesar 0,12 kali dibawah rata-rata DAR pada tahun 2009 dalam keadaan perusahaan membayar dividen.
58
d. Ukuran Perusahaan (SIZE) Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. (Handayani-Hadinugroho, 2009:66). Tabel 4.4 Ukuran perusahaan (ln total assets) No
NAMA PERUSAHAAN
LN (TA) 2007
LN (TA) 2008
LN (TA) 2009
Rata-Rata
Perusa haan
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
29,09216851
29,17865171
29,25471631
29,17517884
Div
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
27,16817739
27,3886425
27,67159572
27,40947187
Div
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
27,51620492
27,63450305
27,76835054
27,63968617
Div
4
PT. SMART. Tbk
29,71832777
29,93619446
29,95444702
29,86965642
Div
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
30,79986395
30,81211029
33,23696894
31,61631439
Div
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
26,52864174
26,71947163
26,75558198
26,66789845
Div
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
25,84474459
26,2797
26,11324583
26,07923014
Div
8
27,10223856
27,17910728
27,05467694
27,11200759
Div
9
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
27,78137976
27,88472957
27,68839717
27,7848355
Div
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
28,83856105
28,90731309
28,20239155
28,6494219
Div
11
30,19617191
30,75987249
30,8258021
30,59394883
Div
12
PT. UNITED TRACTOR. Tbk PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
32,03845669
32,1446926
32,21148465
32,13154465
Div
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
28,73941309
28,92024522
29,12623199
28,9286301
Div
14
30,25910611
30,31496713
30,41444245
30,32950523
Div
16
PT. JASAMARGA. Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
27,78305957
27,94521049
28,09393467
27,94073491
Div
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
29,77287709
29,9921547
30,1922179
29,9857499
Div
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
28,65099957
28,71859167
28,8136997
28,72776365
Div
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
26,47900172
26,59476653
26,62490414
26,56622413
Div
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
28,27673963
28,42456235
28,58093036
28,42741078
Div
21
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
27,51698642
28,13963049
27,97608137
27,87756609
NDiv
22
PT. BW PLANTATION. Tbk PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
27,08353324
27,64738549
28,11522655
27,61538176
NDiv
29,68443896
29,86859163
29,79457457
29,78253505
NDiv
23
59
No
LN (TA) 2007
LN (TA) 2008
LN (TA) 2009
Rata-Rata
Perusa haan
26,47951741
26,22526663
25,65635752
26,12038052
NDiv
26,01916027
26,05483905
26,05813208
26,0440438
NDiv
29,19137193
29,27554428
29,30800085
29,25830569
NDiv
26
NAMA PERUSAHAAN PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
27
PT. CIPENDAWA. Tbk
24,13057782
24,08016296
24,07632284
24,09568787
NDiv
28
29,02813103
29,38453236
29,43440229
29,28235523
NDiv
29
PT. JAPFA. Tbk PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
27,40231965
27,42241267
27,57506222
27,46659818
NDiv
30
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
27,88935651
27,95671548
28,12650668
27,99085956
NDiv
31
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
30,11956207
29,9578149
29,92758773
30,0016549
NDiv
32
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
26,0637467
25,98982934
25,87264807
25,97540804
NDiv
33
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
28,67402731
29,54014798
29,60242119
29,27219883
NDiv
34
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
29,01209714
29,44035721
29,72023698
29,39089711
NDiv
35
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
25,91937328
26,0386173
25,96835119
25,97544726
NDiv
Rata-Rata
28,16715353
28,34689356
28,43335792
28,31580167
Minimum
24,13057782
24,08016296
24,07632284
24,09568787
Maximum Sumber : Data diolah
32,03845669
32,1446926
33,23696894
32,13154465
24 25
Pada tahun 2007 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk sebesar 32,03845669 diatas rata-rata SIZE pada tahun 2007 sebesar 28,16715353 dan terendah dimiliki oleh PT. Cipendawa. Tbk sebesar 24,13057782 dibawah rata-rata SIZE pada tahun 2007 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2008 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk
sebesar 32,1446926 diatas rata-rata
SIZE pada tahun 2008 sebesar 28,34689356 dan terendah dimiliki oleh PT. Cipendawa. Tbk sebesar 24,08016296 dibawah rata-rata SIZE pada tahun 2008 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. Pada tahun 2009 SIZE (ukuran perusahaan) tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam. Tbk sebesar 33,23696894 diatas rata-rata SIZE pada 60
tahun 2009 sebesar 28,43335792 dan terendah dimiliki oleh PT. Cipendawa. Tbk
sebesar 24,07632284 dibawah rata-rata SIZE pada
tahun 2009 dalam keadaan perusahaan tidak membayar dividen. 2. Analisis Binary Logistic Regression Regresi binary logistik adalah regresi yang digunakan untuk melakukan permodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel Y (respons) bertipe kategorial dua pilihan (Singgih Santoso, 2010: 206). Dalam
penelitian
ini
variabel
dependen
(respons)
Y
bertipe
kategorik/dua pilihan yaitu : perusahaan-perusahaan yang tidak membayar dividen (NDiv) = 0 dan perusahaan-perusahaan yang membayar dividen (Div) dengan nilai = 1. Keterangan ini dapat dilihat dalam tabel identifikasi data : Tabel 4.5 Identifikasi Data Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
NDiv Div Sumber: Data Diolah
0 1
Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 105 atau N=105. Untuk melihat kelengkapan data yang diproses dalam penelitian ini dan tidak adanya misssing case ditunjukan pada tabel Case Processing Summary:
Tabel 4.6 Data yang diproses
61
Case Processing Summary Unweighted Casesa
N
Selected Cases
105
100.0
0
.0
105 0
100.0 .0
Included in Analysis
Missing Cases Total Unselected Cases
Percent
Total 105 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Sumber : data diolah
a. Ketepatan Model Prediksi Untuk
melihat
model
yang
lebih
baik
untuk
memprediksi
kemungkinan perusahaan dalam membayar dividen , dilihat dari 2LogLikelihood. Dari hasil perhitungan -2LogLikelihood pada blok pertama (block number = 0) terlihat nilai -2LogLikelihood
sebesar
143.411 seperti yang terlihat pada :
62
Tabel 4.7 Ketepatan model dalam memprediksi Dividen Iteration Historya,b,c
Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
143.411
.286
2
143.411
.288
3
143.411
.288
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 143,411 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : Data diolah Kemudian hasil perhitungan nilai -2LogLikelihood pada blok kedua (blok number = 1) terlihat nilai -2LogLikelihood sebesar 127.445 terjadi penurunan pada block kedua (block number = 1) yang ditunjukan pada tabel dibawah ini:
63
Tabel 4.8 Ketepatan model dalam memprediksi Dividen Iteration Historya,b,c,d -2 Log likelihood
Iteration
Coefficients Constant
CR
ROA
DAR
SIZE
Step 1 1
127.890
-5.512
-.147
.007
-2.881
.265
2
127.447
-6.825
-.165
.011
-3.274
.320
3
127.445
-6.923
-.166
.012
-3.300
.324
4 127.445 -6.924 -.166 .012 -3.300 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 143,411 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : data diolah
.324
Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan -2LogLikelihood di mana jika terjadi penurunan pada block kedua dibanding block pertama maka dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik. Seperti yang ditunjukan pada tabel 4.7 dan 4.8. pada blok pertama (block number = 0) nilai -2LogLikelihood sebesar 143.411 dan pada blok kedua (block number = 1) nilai -2LogLikelihood sebesar 127.445. dari hasil ini kita dapat menyimpulkan bahwa model regresi kedua lebih baik untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membayar dividen sebuah perusahaan.
64
b. Uji Chi Square Hosmer and Lemeshow Tabel 4.9 Hasil Identifikasi prediksi klasifikasi Hosmer and Lemeshow Test
Step 1
Chi-square 11.207
Df
Sig. 8
.190
Sumber : data diolah Hasil pengujian pada tabel 4.9 menunjukan nilai Chi Square sebesar 11.207 dengan nilai sig. Sebesar 0.190. dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai sig. > α = 0.05 (sig. Diatas 0.05) yang berarti keputusan yang diambil adalah menerima H0 : tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Maka model regresi ini bisa digunakan untuk analisis selanjutnya. c. Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square Koefisien Cox & Snell R Square pada tabel model summary dapat diinterpretasikan sama seperti koefisien determinasi R Square pada regresi linear berganda, tetapi karena nilai maksimum Cox & Snell R Square biasanya lebih kecil dari satu sehingga sulit diinterpretasikan seperti R Square dan jarang digunakan ( Stanislaus, 2006 : 236).
65
Tabel 4.10 Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square Model Summary Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
127.445a .141 .189 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber: data diolah Koefisien Nagelkerke R Square pada tabel model summary
merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Dilihat dari tabel 4.10 nilai koefisien Nagelkerke R Square sebesar 0.189 yang menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan Curren Ratio, ROA, DAR, dan ukuran perusahaan dalam menjelaskan kebijakan dividen sebesar 18.9% dan sisanya 81.1% dijelaskan oleh variabel lain. d. Ketepatan Prediksi Klasifikasi Untuk melihat ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati ditunjukan dengan bantuan tabel berupa predicted values dari variabel dependen dan baris merupakan data aktual yang diamati seperti yang ditunjukan pada tabel 4.11 berikut:
66
Tabel 4.11 Hasil identifikasi prediksi klasifikasi Classification Tablea Predicted DIV Observed Step 1 DIV
NDiv
Percentage Correct
Div
NDiv
23
22
51.1
Div
12
48
80.0
Overall Percentage a. The cut value is ,500 Sumber : data diolah
67.6
Menurut prediksi, perusahaan yang tidak membayar dividen adalah 45
perusahaan sedangkan hasil observasi menunjukan hanya 23
perusahaan , jadi ketepatan klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang tidak membayar dividen sebesar 51.1% ( 23/45), sedangkan prediksi untuk perusahaan yang membayar dividen hanya 48, maka ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang membayar dividen 80% (48/60), secara keseluruhan ketepatan klasifikasi sebesar 67.6%. Dari hasil persamaan regresi logistik dalam penelitian ini menunjukan daya klasifikasi ketepatan prediksi keseluruhan sebesar 67.6% dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang tidak membayar dividen sebesar 51.1% dan untuk perusahaan yang membayar dividen sebesar 80% ini ditunjukan dengan Clasification tabel pada output SPSS dengan cut-off value 0.500.
67
e. Uji Wald Untuk melihat hasil signifikansi setiap koefisien dalam regresi logistik ini , digunakan model regresi logistik ini, digunakan model persamaan yang memasukan semua variabel independen yang tampak pada tabel variables in the equation. Tabel 4.12 Hasil Signifikansi Data Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) B a
Step 1 CR
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
-.166
.154
1.165
1
.280
.847
.626
1.145
ROA
.012
.020
.348
1
.555
1.012
.972
1.053
DAR
-3.300
1.490
4.908
1
.027
.037
.002
.683
SIZE
.324
.143
5.083
1
.024
1.382
1.043
1.831
Constant -6.924 4.076 2.886 1 .089 a. Variable(s) entered on step 1: CR, ROA, DAR, SIZE. b. Tingkat Signifikansi pada 0.05 (5 persen) Sumber : data diolah
.001
Pada tabel 4.12 terlihat bahwa hanya koefisien variabel DAR dan SIZE yang signifikan, sedangkan CR dan ROA tidak signifikan. Koefisien variabel DAR signifikan pada pribabilitas 0.027 < α = 0.05 (signifikan dibawah 0.05), dan SIZE signifikan pada probabilitas 0.024 < α = 0.05 (signifikan dibawah 0.05). Untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi logistik digunakan uji Wald. Untuk koefisien variabel CR : uji Wald = 1.165, P-value = 0.280 lebih besar dari α = 0.05 maka koefisien
68
variabel CR tidak signifikan. Untuk koefisien variabel ROA : uji Wald = 0.348, P-value = 0.555 lebih besar dari α = 0.05 maka koefisien variabel ROA tidak signifikan. Untuk koefisien variabel DAR : uji Wald = 4.908, P-value = 0.027 lebih kecil dari α = 0.05 maka koefisien variabel DAR signifikan. Untuk koefisien variabel SIZE : uji Wald = 5.083, P-value = 0.024 lebih kecil dari α = 0.05 maka koefisien variabel SIZE signifikan. Hasil persamaan regresi logistik dalam penelitian ini menunjukan daya klasifikasi ketepatan prediksi secara keseluruhan sebesar sebesar 67.6% dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang tidak membayar dividen sebesar 51.1% dan untuk perusahaan yang membayar dividen sebesar 80% ini ditunjukan dengan Clasification tabel pada output SPSS dengan cut-off value 0.500. Hasil perhitungan yang terdapat pada Wald Statistic menunjukan bahwa hanya dua variabel saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu variabel DAR dan SIZE, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Persamaan regresi yang dibentuk adalah : DIV = -6.924 -3.300DAR + 0.324SIZE Dari persamaan regresi logistik dapat dilihat bahwa variabel CR dan ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
69
1. Hasil Uji Hipotesis 1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel Current Ratio menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,166 dengan probabilitas variabel sebesar 0,280 di atas signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dyah Handayani BS (2010) menghasilkan bahwa variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan likuiditas bukan digunakan untuk membayar dividen tetapi dialokasikan pada pembelian aktiva tetap atau aktiva lancar yang permanen. Guna memanfaatkan kesempatan investasi yang ada serta untuk biaya operasional. Tetapi tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Keown et.al. (2000: 621) yang menyatakan bahwa likuiditas sangat mempengaruhi pembayaran dividen karena dividen dibayarkan oleh kas yang merupakan bagian dari likuiditas. 2. Hasil Uji Hipotesis 2: ROA berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel ROA menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,012 dengan probabilitas variabel sebesar 0,555 di atas signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H2
70
ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa ROA berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto (2004), menghasilkan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Alasannya ROA tidak selamanya mempengaruhi kebijakan dividen terutama pada perusahaan yang sudah lama dan berada pada tahap maturity, perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak cadangan laba yang dapat digunakan baik untuk diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam bentuk dividen tanpa harus merubah proporsi dividen bagi pemegang saham yang sebagian besar juga merupakan pemegang saham pengendali dan tanpa tergantung pada besarnya ROA yang diperoleh perusahaan. Tetapi tidak sejalan dengan Wahyuning Kurniati (2007: 29) yang menyatakan bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada investor semakin besar. 3. Hasil Uji Hipotesis 3: Kebijakan hutang yang diproksikan oleh DAR (Debt to total asset ratio) berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel kebijakan hutang yang diproksikan oleh DAR menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -3.300 dengan probabilitas variabel sebesar 0,027 di bawah signifikansi 0,05 (5
71
persen). Hal ini mengandung arti bahwa H3 diterima, dengan demikian terbukti bahwa variabel kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Koefisien regresi DAR sebesar -3.300 dan bernilai negatif menunjukan bahwa variabel DAR berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang membayar dividen, artinya jika variabel lain dianggap konstan maka setiap kenaikan 1 unit variabel kebijakan hutang akan menurunkan pembayaran dividen sebesar 3.300 kali lebih rendah daripada perusahaan yang tidak membayar dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika Nuringsih (2005) dan Handayani-Hadinugroho (2009) yang memperoleh hasil bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Alasannya penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang, sebaliknya pada tingkat penggunaan hutang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham.
72
4. Hasil Uji Hipotesis 4: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel Size menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,324 dengan probabilitas variabel sebesar 0,024 di bawah signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini mengandung arti bahwa H4 diterima, dengan demikian terbukti bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Koefisien regresi SIZE sebesar 0.324 dan bernilai positif menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan yang diproksikan oleh natural log total asset berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang membayar dividen, artinya jika variabel lain dianggap konstan maka setiap kenaikan 1 satuan variabel ukuran perusahaan akan menaikkan pembayaran dividen sebesar 0.324 kali lebih tinggi dari perusahaan yang tidak membayar dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Chrutchley dan Hansen dalam Kartika Nuringsih (2005) yang menyatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Dan didukung
oleh
penelitian
Handayani-Hadinugroho
(2009).
Alasannya perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Chang dan Ree (1990) dalam Kartika Nuringsih (2005:110) tujuan
73
pembayaran dividen besar ini untuk menjaga reputasi perusahaan dimata investor. Sebaliknya pada perusahaan yang memiliki asset rendah akan membagikan dividen yang rendah karena profit dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah aset. Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kebijakan hutang yang diproksikan oleh DAR dan ukuran perusahaan yang ditandai oleh SIZE adalah sebagai variabel yang signifikan yang mempengaruhi kebijakan dividen.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh current ratio, ROA, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan
terhadap
kebijakan dividen. Perusahaan-perusahaan non keuangan yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan dari tahun 2007 hingga 2009. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, dengan menggunakan regresi logistik maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Handayani BS (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Variabel ROA (Return On Assets) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarto (2004) yang menyatakan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Kartika Nuringsih (2005) dan HandayaniHadinugroho (2009) yang menemukan bukti empiris bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
75
3. Variabel Kebijakan Hutang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kartika Nuringsih (2005) dan Handayani-Hadinugroho (2009) yang memperoleh hasil bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. 4. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handayani-Hadinugroho (2009) yang menyatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
B. Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen. 2. Memperluas penelitian dengan menambah periode tahun penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sehingga hasil yang
diperoleh
akan
lebih
dapat
digeneralisasi dan
akan
lebih
menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang.
76
DAFTAR PUSTAKA Brigham, E.F.and Houston, J.F. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-8. Buku dua. Jakarta: Erlangga. 2001. Cahyati, Karina. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi DPS Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2006. (http//www.google.com) Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”. Bandung: Alfabeta. 2011. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro Semarang. 2005. Hamid, Abdul. Pedoman Penulisan Skripsi. Tangerang Selatan: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007. Handayani. BS, Dyah. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. 2010. Handayani, D.R. dan Hadinugroho, B.”Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Fokus Manajerial. Vol.7, No. 1, 64 – 71, 2009. Istijanto.”Aplikasi Praktis Riset Pemasaran (Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing)”. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2008. Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta. 2008. Keown, Arthur J, dkk. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”. Edisi ketujuh. Salemba Empat: Jakarta. 2000. Kumar, Suwendra. ”Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, IOS dan RasioRasio Keuangan Terhadap DPR”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2007.(http//www.google.com) Kurniati, Wahyuning. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang 2007. (http//www.google.com) Nuha. ”Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di
77
BEI”. Skripsi Universitas (http//www.google.com)
Muhamadiyah
Surakarta
2008.
Nuringsih, Kartika. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.2, No.2, pp. 103-123, Juli – Desember 2005. Nuringsih, Kartika.”Kepemilikan Manajerial dan Konflik Keagenan: Analisis Simultan Antara Kepemilikan Manajerial, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen”. Jurnal Manajemen/Th.VIII/02/Juni : 124-142, 2004. Puspita, Fira. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan DPR”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang. 2009. (http//www.google.com) Santoso, Singgih. “ Statistik Multivariat”. Jakarta: PT Elex Komputindo. 2010. Sjahrial, Dermawan. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-2. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2008. Sri Utaminingsih, Nanik. “Penerapan Kebijakan Dividen: Berdasarkan Teori Signaling dan Rent Extraction Hypothesis”. Jurnal Dinamika Akuntansi – JDA. Vol. 1 No. 2 September. 2009. Sugiono, Arief. ” Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan”. Jakarta: PT.Grasindo. 2009. Sugiyono. ”Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta, 2009. Suharli Michell. “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai variabel penguat (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2002-2003)”. Jurnal akuntansi dan keuangan, vol.9, no.1, mei : 9-17. 2007. Trihendradi, cornelius. “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: Andi. 2007. Uyanto, Stanislaus S. ”Pedoman Analisis Data dengan SPSS”. Edisi ke-2. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Wahyudi, eko.dan Baidori. ”Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Universitas Negeri Surabaya. 2008. (http//google.com)
78
Wahyudin, Muhammad. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Warsono. “Manajemen Keuangan”, edisi ke-3. jilid 1. Malang: Bayumedia Publishing. 2003. Yoga. “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendanaan”. Jurnal AKMENIKA UPY, Vol.5, 2010.
79
Lampiran I: Daftar Perusahaan yang membagikan dividen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA PERUSAHAAN PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk PT. SMART. Tbk PT. GUDANG GARAM. Tbk PT. SEPATU BATA. Tbk PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk PT. SUMI INDO CABEL. Tbk PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk PT. TUNAS RIDEAN. Tbk PT. UNITED TRACTOR. Tbk PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk PT. JASAMARGA. Tbk PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk PT. MUSTIKA RATU. Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Lampiran II: Daftar Perusahaan yang tidak membagikan dividen NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
8
PT. JAPFA. Tbk
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
80
Lampiran III: Data Operasional Variabel
Tabel Cuurent Ratio pada Perusahaan yang membayar dividen pada tahun 2007-2009 NO NAMA PERUSAHAAN
CR 2007
CR 2008
CR 2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
3.17
1.55
1.01
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
1.28
1.38
1.54
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
7.09
7.82
6.34
4
PT. SMART. Tbk
1.72
1.72
1.58
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
1.95
2.22
2.46
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
2.29
2.21
2.35
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
1.64
1.43
1.91
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
3.09
4.1
7.18
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
1.28
1.34
1.49
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
1.15
1.41
1.35
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
1.34
1.64
1.66
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0.77
0.54
0.61
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0.76
1.12
0.89
14
PT. JASAMARGA. Tbk
3.08
3.16
1.16
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
1.65
1.44
1.44
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
1.53
1.5
1.51
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
3.64
3.39
3.58
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
4.05
3.83
3.47
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
7.68
6.31
7.18
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
1.18
1.1
1.12
81
Tabel Current Ratio pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2007-2009 NO NAMA PERUSAHAAN
CR 2007
CR 2008
CR 2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
2.57
2.07
3.27
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0.51
0.31
1.19
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
2.84
2.09
1.9
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
1.67
1.24
0.52
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
1.47
1.39
1.41
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
1.23
1.31
1.82
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0.95
1.47
0.72
8
PT. JAPFA. Tbk
2.45
1.75
2.21
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
1.5
1.97
2.33
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
2.41
2.28
2.02
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
4.43
8.1
7.27
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
7.07
3.87
2.81
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0.66
0.58
0.86
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
4.14
3.66
4.91
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0.79
0.85
0.98
82
Tabel ROA pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2007-2009 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ROA 2007
ROA 2008
ROA 2009
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,0479
0,0369
0,0046
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0,1629
0,1596
0,1748
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0,0739
0,0821
0,0836
PT. SMART. Tbk
0,1226
0,1044
0,0733
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0,0607
0,0781
0,1269
PT. SEPATU BATA. Tbk
0,1041
0,392
0,1271
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0,0582
0,0777
0,141
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0,1315
0,1535
0,0511
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0,0245
0,0232
0,0095
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0,0567
0,0684
0,1753
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0,1148
0,1165
0,1564
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0,1567
0,1164
0,1162
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0,0528
0,0259
0,0375
PT. JASAMARGA. Tbk
0,0201
0,0483
0,0614
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
0,0312
0,027
0,0332
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0,0718
0,0745
0,0819
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0,2085
0,238
0,2568
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,1004
0,1081
0,1103
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0,0352
0,0628
0,0575
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0,0577
0,0668
0,0741
NAMA PERUSAHAAN
83
Tabel ROA pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2007-2009 NO NAMA PERUSAHAAN
ROA 2007
ROA 2008
ROA 2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0,1683
0,2396
0,0537
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0,1496
0,1179
0,1032
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0,046
-0,0435
-0,025
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0,0066
-0,2927
-0,7163
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0,0007
-0,0018
0,0005
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0,039
0,049
0,3015
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
-0,1082
0,1814
-0,3695
8
PT. JAPFA. Tbk
0,0447
0,0528
0,1342
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0,1126
0,0392
0,2085
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0,0164
0,0197
0,0227
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
13 14 15
0,425
0,1335
0,0608
-0,2111
-0,1318
-0,2071
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0,0891
0,0031
0,019
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0,1825
0,2707
0,3377
-0,0683
0,0172
0,0881
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
84
Tabel DAR pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2007-2009 NO NAMA PERUSAHAAN
DAR 2007
DAR 2008
DAR 2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0.45
0.47
0.47
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
0.4
0.39
0.39
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
0.42
0.41
0.42
4
PT. SMART. Tbk
0.56
0.54
0.53
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
0.41
0.36
0.32
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
0.37
0.32
0.28
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
0.56
0.65
0.47
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
0.25
0.2
0.12
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
0.7
0.67
0.62
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
0.74
0.71
0.44
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
0.55
0.51
0.43
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
0.48
0.52
0.49
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
0.5
0.57
0.61
14
PT. JASAMARGA. Tbk
0.55
0.53
0.52
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
0.67
0.75
0.71
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
0.56
0.57
0.56
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
0.21
0.23
0.2
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0.2
0.22
0.25
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
0.12
0.14
0.13
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
0.38
0.42
0.45
85
Tabel DAR pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2007-2009 NO NAMA PERUSAHAAN
DAR 2007
DAR 2008
DAR 2009
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0.33
0.41
0.25
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0.84
0.73
0.44
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0.8
0.64
0.63
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0.41
0.53
0.88
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0.59
0.6
0.6
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0.77
0.74
0.45
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0.8
0.58
0.95
8
PT. JAPFA. Tbk
0.76
0.74
0.61
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0.74
0.7
0.54
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0.22
0.25
0.28
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0.27
0.21
0.18
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0.1
0.18
0.25
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0.92
0.7
0.66
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0.32
0.33
0.28
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0.77
0.78
0.67
86
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2007 NO NAMA PERUSAHAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk PT. SMART. Tbk PT. GUDANG GARAM. Tbk PT. SEPATU BATA. Tbk PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk PT. SUMI INDO CABEL. Tbk PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk PT. TUNAS RIDEAN. Tbk PT. UNITED TRACTOR. Tbk PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk PT. JASAMARGA. Tbk PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk PT. MUSTIKA RATU. Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Total Aktiva (Dalam jutaan Rp) Ln(4310903000000) Ln(629491000000) Ln(891530000000) Ln(8063169000000) Ln(23779951000000) Ln(332080000000) Ln(167583000000) Ln(589322000000) Ln(1162251000000) Ln(3345245000000) Ln(13002619000000) Ln(82058760000000) Ln(3029483000000) Ln(13847227000000) Ln(4133064000000) Ln(1164205000000) Ln(8515227000000) Ln(2773135000000) Ln(315998000000) Ln(1907357000000)
LN (TA) 29,09216851 27,16817739 27,51620492 29,71832777 30,79986395 26,52864174 25,84474459 27,10223856 27,78137976 28,83856105 30,19617191 32,03845669 28,73941309 30,25910611 29,05004014 27,78305957 29,77287709 28,65099957 26,47900172 28,27673963
87
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2007 NO
NAMA PERUSAHAAN
Total Aktiva
LN(TA)
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (892227000000)
27,51698642
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (578401000000)
27,08353324
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
LN (7794496000000)
29,68443896
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
LN (316161000000)
26,47951741
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (199516000000)
26,01916027
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (4760491000000)
29,19137193
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (30184000000)
24,13057782
8
PT. JAPFA. Tbk
LN(4043497000000)
29,02813103
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN(795566000000)
27,40231965
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1294773000000)
27,88935651
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN (12043691000000)
30,11956207
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (208613000000)
26,0637467
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (2837735000000)
28,67402731
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (3979181000000)
29,01209714
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (180568000000)
25,91937328
1 2 3 4
88
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2008 NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
Total Aktiva Ln(4700320000000)
LN (TA) 29,17865171
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
Ln( 784759000000)
27,3886425
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
Ln( 1003488000000)
27,63450305
4
PT. SMART. Tbk
Ln( 10025916000000)
29,93619446
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
Ln( 24072959000000)
30,81211029
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
Ln( 401901000000)
26,71947163
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
Ln( 258898000000)
26,2797
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
Ln( 636409000000)
27,17910728
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
Ln( 1288796000000)
27,88472957
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
Ln( 3583328000000)
28,90731309
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
Ln( 22847721000000)
30,75987249
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
Ln( 91256250000000)
32,1446926
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
Ln( 3629969000000)
28,92024522
14
PT. JASAMARGA. Tbk
Ln( 14642760000000)
30,31496713
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
Ln( 5771424000000)
29,38393996
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
Ln( 1369149000000)
27,94521049
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
Ln( 10602964000000)
29,9921547
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
Ln( 2967057000000)
28,71859167
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
Ln( 354781000000)
26,59476653
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Ln( 2211213000000)
28,42456235
89
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2008 NO
Total Aktiva
LN (TA)
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (1662977000000)
28,13963049
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (1016499000000)
27,64738549
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
LN (9370538000000)
29,86859163
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
LN (245182000000)
26,22526663
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (206763000000)
26,05483905
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (5178540000000)
29,27554428
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (28700000000)
24,08016296
8
PT. JAPFA. Tbk
LN (5774844000000)
29,38453236
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN (811713000000)
27,42241267
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1384992000000)
27,95671548
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN(10245041000000)
29,9578149
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (193749000000)
25,98982934
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (6747195000000)
29,54014798
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (6106392000000)
29,44035721
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (203436000000)
26,0386173
1 2 3 4
NAMA PERUSAHAAN
90
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2009 NO
NAMA PERUSAHAAN
Total Aktiva
LN DIVIDEN
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
Ln(5071797000000)
29,25471631
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
Ln(1041409000000)
27,67159572
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
Ln(1147206000000)
27,76835054
PT. SMART. Tbk
Ln(10210595000000)
29,95444702
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
Ln(272039650000000)
33,23696894
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
Ln(416679000000)
26,75558198
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
Ln(219199000000)
26,11324583
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
Ln(561949000000)
27,05467694
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
Ln(1059054000000)
27,68839717
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
Ln(1770692000000)
28,20239155
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
Ln(24404828000000)
30,8258021
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
Ln(97559606000000)
32,21148465
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
Ln(4460277000000)
29,12623199
14
PT. JASAMARGA. Tbk
Ln(16174264000000)
30,41444245
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
Ln(5700614000000)
29,371595
Ln(1588696000000)
28,09393467
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
Ln(12951308000000)
30,1922179
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
Ln(3263103000000)
28,8136997
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
Ln(365636000000)
26,62490414
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
Ln(2585475000000)
28,58093036
1 2 3 4
16
91
Tabel Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2009 NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
LN (TA) LN (1412075000000)
LN NON DIV 27,97608137
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
LN (1622885000000)
28,11522655
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
LN (8702005000000)
29,79457457
LN (138808000000)
25,65635752
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
LN (207445000000)
26,05813208
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
LN (5349375000000)
29,30800085
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
LN (28590000000)
24,07632284
8
PT. JAPFA. Tbk
LN (6070137000000)
29,43440229
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
LN (945578000000)
27,57506222
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
LN (1641295000000)
28,12650668
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
LN (9939996000000)
29,92758773
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
LN (172325000000)
25,87264807
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
LN (7180723000000)
29,60242119
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
LN (8078578000000)
29,72023698
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
LN (189632000000)
25,96835119
4
92
Tabel DPR pada perusahaan yang membayar dividen Tahun 2007-2009 yang masuk kedalam kategori 1. NO NAMA PERUSAHAAN
DPR 2007
DPR 2008
DPR 2009
1
PT. BAKRIE PLANTATION. Tbk
0,24
0,2
0,06
2
PT. FAST FOOD INDONESIA.Tbk
19,58
20,31
20,35
3
PT. AQUA GOLDEN MISISSIPPI. Tbk
19,97
19,18
24,7
4
PT. SMART. Tbk
0,01
0,49
0,29
5
PT. GUDANG GARAM. Tbk
33,32
35,81
36,19
6
PT. SEPATU BATA. Tbk
239,15
6,73
26,25
7
PT. COLORPAK INDONESIA. Tbk
31,39
30,47
29,93
8
PT. SUMI INDO CABEL. Tbk
39,5
39,16
14,92
9
PT. METRODATA ELECTRONICS. Tbk
21,42
6,79
20,21
10
PT. TUNAS RIDEAN. Tbk
40,42
95,63
7,19
11
PT. UNITED TRACTOR. Tbk
28,65
27,51
28,76
12
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk
48,45
56,38
46,51
13
PT. SUMMARECON AGUNG. Tbk
22,11
20,51
30,77
14
PT. JASAMARGA. Tbk
34,25
4,8
60,22
15
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
27,16
29,97
30,9
16
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA. Tbk
31,61
31,64
32,63
17
PT. SEMEN GRESIK (Persero). Tbk
50,11
50,54
44,66
18
PT. TEMPO SCAN PASIFIC. Tbk
0,4
0,21
0,44
19
PT. MUSTIKA RATU. Tbk
19,23
24,96
20
20
PT. JAYA REAL PROPERTY. Tbk
34,96
31,63
34,43
93
Tabel DPR pada perusahaan yang tidak membayar dividen Tahun 2007-2009 NO
DPR 2007-2009.
NAMA PERUSAHAAN 1
PT. BISI INTERNASIONAL. Tbk
0
2
PT. BW PLANTATION. Tbk
0
3
PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA. Tbk
0
4
PT. DHARMA SAMUDRA FISHING INDUSTRIES. Tbk
0
5
PT. WAHANA PHONIX MANDIRI. Tbk
0
6
PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA. Tbk
0
7
PT. CIPENDAWA. Tbk
0
8
PT. JAPFA. Tbk
0
9
PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Tbk
0
10
PT. SIERAD PRODUCE. Tbk
0
11
PT. ANEKA TAMBANG (Persero). Tbk
0
12
PT. ATPK RESOURCES. Tbk
0
13
PT. BAYAN RESOURCES. Tbk
0
14
PT. BUKIT ASAM (Persero). Tbk
0
15
PT. CITATAH INDUSTRI MARMER. Tbk
0
Lampiran IV Hasil Output SPSS Logistic Regression Logistic Regression [DataSet0] Case Processing Summary a
Unweighted Cases Selected Cases
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 105
100.0
0
.0
105 0 105
100.0 .0 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
94
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
.00 1.00
0 1
Block 0: Beginning Block a,b,c
Iteration History
Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
143.411
.286
2
143.411
.288
3
143.411
.288
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 143,411 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.
a,b
Classification Table
Predicted DIV Observed Step 0
DIV
.00
Percentage Correct
1.00
.00
0
45
.0
1.00
0
60
100.0
Overall Percentage
57.1
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
CR
df
Sig.
.388
1
.533
ROA
5.044
1
.025
DAR
6.023
1
.014
SIZE
8.386
1
.004
14.714
4
.005
Overall Statistics
95
Block 1: Method = Enter a,b,c,d
Iteration History
Coefficients Iteration Step 1
-2 Log likelihood
Constant
CR
ROA
DAR
SIZE
1
127.890
-5.512
-.147
.744
-2.881
.265
2
127.447
-6.825
-.165
1.144
-3.274
.320
3
127.445
-6.923
-.166
1.200
-3.300
.324
4
127.445
-6.924
-.166
1.201
-3.300
.324
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 143,411 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E. .288
Wald
.197
df
2.128
Sig. 1
.145
Exp(B) 1.333
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
Df
Sig.
Step
15.966
4
.003
Block
15.966
4
.003
Model
15.966
4
.003
Model Summary Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
a
127.445
Nagelkerke R Square
.141
.189
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 11.207
df
Sig. 8
.190
96
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test a
Classification Table
Predicted DIV Observed Step 1
DIV
.00
Percentage Correct
1.00
.00
23
22
51.1
1.00
12
48
80.0
Overall Percentage
67.6
a. The cut value is ,500 DIV = ,00 Observed Step 1
DIV = 1,00
Expected
Observed
Expected
Total
1
10
8.455
1
2.545
11
2
7
7.005
4
3.995
11
3
5
6.042
6
4.958
11
4
4
5.399
7
5.601
11
5
5
4.718
6
6.282
11
6
2
3.852
9
7.148
11
7
2
3.490
9
7.510
11
8
6
3.047
5
7.953
11
9
4
2.244
7
8.756
11
10
0
.751
6
5.249
6
Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) B a
Step 1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
CR
-.166
.154
1.165
1
.280
.847
.626
1.145
ROA
1.201
2.036
.348
1
.555
3.322
.061
179.747
DAR
-3.300
1.490
4.908
1
.027
.037
.002
.683
SIZE
.324
.143
5.083
1
.024
1.382
1.043
1.831
-6.924
4.076
2.886
1
.089
.001
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: CR, ROA, DAR, SIZE.
97
Correlation Matrix Constant Step 1
CR
ROA
DAR
SIZE
Constant
1.000
-.227
.213
-.140
-.965
CR
-.227
1.000
.095
.672
.011
ROA
.213
.095
1.000
.231
-.300
DAR
-.140
.672
.231
1.000
-.109
SIZE
-.965
.011
-.300
-.109
1.000
98
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 8 + + | | | | F | R + E | Q 1 U 1 E 11 N 11 C 1 Y 1
| 6 + | | 1
| |
1
| 4 + 0 1 1 1 + | 0 1 1 1 | | 0 1 1 11 1 1111 0 1 | | 0 1 1 11 1 1111 0 1 | 2 + 10 1 0 11 1 01 11 10 1 1 1 11111 01 1 1 1 11 1 + | 10 1 0 11 1 01 11 10 1 1 1 11111 01 1 1 1 11 1 | | 0 0 0 0 0 0 00000011 10 00 0100 0001101000 11100100000010 0 01 1 0111 1 | | 0 0 0 0 0 0 00000011 10 00 0100 0001101000 11100100000010 0 01 1 0111 1 | Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+--------+---------+---------+---------+---------Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: 000000000000000000000000000000000000000000000000001111111111111111 1111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1,00 The Cut Value is ,50 Symbols: 0 - ,00 1 - 1,00 Each Symbol Represents ,5 Cases.
99