PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA PASTA GIGI CLOSE UP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI PADANG Silviana Anggun Prastiwi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Citra Merek dan Harga Pasta Gigi Close Up terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausatif. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Padang yang pernah melakukan pembelian pasta gigi Close Up. Teknik penarikan sampel dengan menggunakan nonprobability sampling dengan metode accidental sampling. Selanjutnya dengan menggunakan rumus Slovin, maka terpilihlah ukuran sampel sebanyak 100 orang. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang pasta gigi Close Up pada mahasiswa Universitas Negeri Padang. (2) harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang pasta gigi Close Up pada mahasiswa Universitas Negeri Padang. Kata Kunci: Citra Merek, Harga, dan Pembelian Ulang
ABSTRACT This aims of this study is to analyze brand image and price of Close Up Toothpaste on Repurchase Decision Padang State University student. Category this reset of causative research. Population of this study is Padang State University student who had made a purchase Close Up toothpaste. Technical sampling by using nonprobability sampling with accidental sampling method. Sample size of this reset 100 people. The analysis technical used multiple regression analysis. The results shows that: (1) brand image significantly influence repurchase decisions Close Up toothpaste on Padang State University student. (2) the price significantly influence repurchase decisions Close Up toothpaste on Padang State University student. Keywords: Brand Image, Price, and Repurchase Decision
1
Seperti halnya produk pasta gigi merek
PENDAHULUAN Pada saat ini konsumen, cenderung ingin selalu mencoba hal baru yang
Close up yang diproduksi oleh PT. Unilever, Tbk.
menurut pandangan mereka baik, salah
Close up merupakan salah satu
satunya termasuk dalam memilih merek
produk PT. Unilever Indonesia, Tbk yang
pasta gigi yang digunakan. Pemilihan
terkenal sebagai merek yang diakui
merek
memiliki
pasta
gigi
yang
tepat
akan
kualitas
dalam
memahami
membantu konsumen dalam merawat gigi
bahwa anak muda selalu ingin tampil
yang kuat dan sehat. Jadi saat ini banyak
segar dan aroma yang khas. Sebagai
merek pasta gigi yang tersedia, antara lain
perusahaan terkemuka dan terbesar dalam
:
Pepsodent,
Formula,
Ciptadent,
Enzim
Close-up,
yang
dapat
bidang
produk
Unilever
perawatan
menjual
kualitas
gigi,
PT.
dengan
dipertimbangkan oleh konsumen karena
mengedepankan merek yang dimilikinya,
masing-masing produk memiliki ciri atau
sehingga memberikan keyakinan pada
karakteristik
konsumen.
tersendiri.
Untuk
itu
dengan
Close up merupakan merek pasta gigi
munculnya berbagai merek pasta gigi
pertama di dunia dengan pasta gigi yang
dipasaran
menjadikan
berbentuk gel (www.Unilever.com), yaitu
persaingan yang ketat antar perusahaan
dengan menggabungkan obat kumur dan
penghasil pasta gigi.
pasta gigi dalam satu formula. Close-Up
konsumen
harus yang
selektif dapat
Pasta gigi merupakan salah satu kebutuhan
yang
penting
bagi
diposisikan sebagai merek pasta gigi yang memberikan
kepercayaan
kepada
pemeliharaan dan kesehatan gigi dan gusi.
pemakainya dalam situasi yang sangat
Kesadaran masyarakat akan pentingnya
“dekat dan pribadi".
kebersihan gigi membuat produsen pasta
Menurut
Kotler
Keller
gigi sering kali mengeluarkan merek pasta
(2008:181),
gigi jenis baru. PT. Unilever Indonesia,
(purchase desicion) konsumen adalah
Tbk adalah perusahaan yang bergerak
membeli merek yang paling disukai,
dibidang personal care. PT. Unilever
tetapi dua faktor bisa berada antara niat
Indonesia, Tbk juga merupakan salah satu
pembelian dan keputusan pembelian.
perusahaan besar yang memiliki berbagai
Begitu pula halnya dalam keputusan
produk unggulan dan sudah dikenal
pembelian pasta gigi merek tertentu.
konsumen regional dan Internasional.
Berikut ini dapat dilihat jumlah penjualan
2
“Keputusan
dan
pembelian
pasta gigi Close Up, khususnya untuk
kemungkinan
konsumen di kota Padang :
menggunakan produk pesaing.
pindah
Berdasarkan hasil survey terhadap 50
Tabel 1. Jumlah Penjualan Pasta Gigi Close Up di Kota Padang, Periode
mahasiswa,
Januari-Desember 2011
menggunakan
Bulan
konsumen
Penjualan
Persentase
(Rp)
Pertumbuhan (%)
dari
13
Close
orang Up
yang
sebanyak
92,30% akan melakukan pembelian ulang pasta gigi Close Up. Dapat disimpulkan, bahwa semakin ketatnya persaingan antar
Januari
9.363.358,40
-
Februari
6.732.714,10
-28,09
Maret
7.225.297,70
7,31
April
9.638.562,70
33,40
Mei
8.372.425,30
-13,13
Juni
8.508.214,10
1,62
Juli
7.427.141,50
-12,70
Ogilvy & Mather (dalam Andreani et
Agustus
6.533.843,10
-12,02
al 2012:65) mengatakan dengan citra
September
8.111.332,90
24,14
merek
Oktober
8.234.854,80
1,52
pelanggan melakukan pembelian secara
November
8.110.069,20
-1,51
Desember
7.901.038,80
-2,57
berulang-ulang. Pentingnya citra yang
merek pasta gigi, sehingga mahasiswa memiliki banyak pilihan merek pasta gigi. Hal
pasta gigi Close up tiap bulannya yang
cukup besar terjadi pada bulan April 2011 dengan pertumbuhan sebesar 33,40%. Pada
bulan
Juli
hingga
Agustus
permintaan terhadap pasta gigi Close up terus mengalami penurunan sampai
-
12,02%. Hal ini diduga disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat yang ditandai dengan banyaknya bermunculan merek-merek
pasta
gigi
sedikitnya
yang
kuat
dapat
membuat
dimiliki oleh Close Up ini tentu juga akan
bahwa persentase pertumbuhan pembelian Kenaikan
pada
Up.
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan
fluktuasi.
berakibat
konsumen yang membeli merek Close
Sumber: Distributor Unilever Kota Padang
mengalami
ini
baru,
mempengaruhi konsumen apakah akan melakukan
pembelian
atau
tidaknya.
Apabila citra merek yang ditanamkan konsumen sudah positif, maka persepsi konsumen terhadap Close Up tersebut juga sudah positif dan begitu juga sebaliknya.Sebagaimana diketahui bahwa, PT.
Unilever
Indonesia,
Tbk selalu
menciptakan sebuah produk yang selalu memiliki
kualitas
memiliki
citra
konsumen.
yang yang
Dengan
tinggi baik
citra
yang
dan
dimata baik
tersebut Close up pun menjadi produk yang mampu mempengaruhi konsumen 3
untuk membeli pasta gigi merek Close up.
perusahaan
Berikut dapat dilihat pada Top Brand
tingkat harga berapa dapat diterima secara
Index pasta gigi tahun 2007-2011 :
wajar
Tabel 2. Top Brand Indeks Pasta Gigi
konsumen, karena harga suatu produk
Tahun 2007-2011 Merek
mempertimbangkan
oleh
juga
produsen
dapat
maupun
menunjukkan
pada oleh dan
2007
2008
2009
2010
2011
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
Pesodent
75,64
71,1
74,5
74,8
73,6
Ciptadent
8,95
9,5
9,7
7,7
9,8
Close Up
6,74
5,8
6,0
8,0
6,0
yang wajar dan mampu mempengaruhi
Formula
4,32
8,7
6,3
6,8
6,3
konsumen agar melakukan pembelian
Lain-lain
4,35
4,9
3,5
2,7
4,3
secara konsisten, maka bukan tidak
mempengaruhi bagaimana konsumen itu akan melakukan pembelian ulang. Jika suatu produk ditawarkan dengan harga
mungkin
Sumber: www.topbrand-award.com
konsumen
akan
melakukan
pembelian ulang pasta gigi Close up ini
Berdasarkan Tabel 2 dari berbagai merek pasta gigi yang ada, persentase indeks pasta gigi Close up di tahun 2007
yang akan menjadikan konsumen tersebut menjadi loyal. Berdasarkan latar belakang diatas
berada di peringkat ketiga. Ditahun 2008
maka
citra Close up mengalami penurunan
adalah: (1) Sejauhmana pengaruh citra
hingga persentase indeksnya menempati
merek terhadap keputusan pembelian
peringkat keempat. Kemudian di tahun
ulang
2009 dan 2010 citra Close up mengalami
mahasiswa Universitas Negeri Padang,
kenaikan sampai peringkat kedua, dan di
(2) Sejauhmana pengaruh harga terhadap
tahun 2011 persentase indeks Close up
keputusan pembelian ulang pasta gigi
kembali mengalami penurunan hingga
Close Up pada mahasiswa Universitas
menempati posisi keempat. Dengan ini
Negeri Padang.
dapat dilihat bahwa citra Close up sudah mulai menurun dimata konsumen. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana
dihubungkan
harga
sebagai
tersebut
manfaat
yang
dirasakan atas suatu barang dan jasa (Tjiptono, 2008:152). Setiap perusahaan dalam 4
proses
penentuan
harga,
masalah
pasta
dalam
penelitian
Close
gigi
Up
ini
pada
KAJIAN TEORI Menurut
Margaretha
repurchase
intention
pembelian
ulang
(2008:62),
merupakan
yang
niat
menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Sedangkan menurut Swasta dan Irawan (2001:26) menyatakan “Pembelian ulang merupakan pembelian
yang pernah dilakukan oleh pembeli
konsumen dalam melakukan pembelian
terhadap suatu produk yang sama dan
ulang hanya dua bagian yaitu: faktor
akan membeli lagi untuk kedua atau
harga dan bukan harga. Faktor bukan
ketiga kalinya”.
harga terdiri dari faktor
produk dan
Menurut Hawkins, Mothersbaugh,
faktor non produk. Faktor produk adalah
dan Best (dalam Bunga dan Chairy
atribut-atribut yang terkait langsung pada
2010:131) pembelian kembali sebagai
produk, yang terkait produk adalah:
suatu kegiatan membeli kembali yang
merek, tahan lama, desain yang menarik,
dilakukan oleh konsumen terhadap suatu
produk yang bergengsi, pilihan produk
produk dengan merek yang sama tanpa
yang
diikuti
berarti
Sedangkan faktor non produk adalah
Sedangkan
ketersediaan pasokan produk, produk
oleh
perasaan
yang
terhadap produk tersebut. Simamora
(2003:87)
menyatakan,
“Konsumen
mendapatkan
sesuai
dengan
kebutuhan.
yang mudah didapatkan.
informasi
Menurut Andreani et al (2012:65),
tentang preferensi atau keinginan mereka
pembelian ulang di pengaruhi oleh faktor
untuk membuat keputusan terakhir apakah
citra merek yang positif, karena dengan
membeli atau tidak dan apakah akan
citra merek yang kuat dapat menyebabkan
membeli
atau
konsumen menjadi loyal. Ogilvy &
tidak.” Konsumen mempunyai kebutuhan
Mather dalam Andreani et al (2012:65)
akan mencari manfaat tertentu dari suatu
juga mengatakan bahwa citra merek yang
produk
kuat
secara
dengan
berulang-ulang
mengevaluasi
atribut
dapat
membuat
pelanggan
melakukan pembelian secara berulang-
produk dan diferensiasi produk. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
ulang. Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
suatu
disimpulkan bahwa citra merek dan harga
membeli
merupakan salah satu faktor seorang
produk lebih dari satu kali. Di mana
konsumen dalam melakukan pembelian
keputusan ini juga diringi oleh faktor-
ulang,
faktor yang mempengaruhinya, terutama
terjangkau dan citra merek yang positif
tentang
tersebut
ulang
konsumen
keputusan
merupakan
konsumen
informasi
untuk
mengenai
manfaat
produk yang akan mereka dapatkan. Menurut Cleland dan Bruno dalam
karena dapat
dengan membuat
harga
yang
konsumen
melakukan pembelian secara berulangulang.
Bilson (2003:51) yang dipertimbangkan 5
Menurut Kotler dan Keller (2008 :
produk tersebut juga akan menghasilkan
346) citra merek adalah persepsi dan
berbagai asumsi. Kalau asumsi yang
keyakinan
yang
dilakukan
oleh
terbentuk itu memperkuat positioning
konsumen,
seperti
tercermin
dalam
yang dikomunikasikan lewat periklanan
asosiasi yang terjadi dalam memori
dan
konsumen. Sedangkan menurut Tjiptono
pengalaman membentuk asosiasi yang
(2005:49)
tidak diinginkan maka hal ini akan
citra
merek
merupakan
deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen
tentang
merek
menguntungkan,
namun
jika
menimbulkan masalah.
tertentu.
Dari
pengertian
dapat
citra
merek
Sedangkan asosiasi merupakan atribut
disimpulkan
yang ada didalam merek itu dan memiliki
merupakan segala sesuatu yang melekat
suatu tingkat kekuatan.
dibenak
Menurut Keller dalam (Susanti & Adisaputra
(2011:148),
menyatakan
bahwa
diatas
konsumen
mengenai
suatu
merek. Keterkaitan suatu merek akan lebih kuat bila diiringi dengan pembelian
bahwa Brand image adalah persepsi
dan
pelanggan terhadap suatu merek yang
pembelian ulang terhadap suatu merek
digambarkan melalui brand association
tersebut.
akan
berlanjut
pada
keputusan
(asosiasi merek) yang ada di dalam
Menurut Tambrin (2010:61), ada 3
ingatan pelanggan. Asosiasi yang terjalin
indikator citra merek yaitu : (1)Citra
pada suatu merek dapat membentuk
perusahaan adalah sekumpulan asosiasi
brand image (Aaker dalam Susanti &
yang dipersepsikan konsumen terhadap
Adisaputra, (2011:149).
perusahaan yang membuat produk atau
Menurut Simamora (2003:88) citra merek
dapat
diartikan
sejumlah
jasa,(2)Citra
konsumen
adalah
sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
kepercayaan mengenai merek tertentu.
konsumen
terhadap
pemakai
yang
Sedangkan Kartajaya (2006:373), citra
menggunakan barang atau jasa, (3)Citra
merek yang terjadi dibenak konsumen
produk adalah sekumpulan asosiasi yang
tidak selalu sama dengan pesan yang
dipersepsikan terhadap suatu produk.
dibawa iklan, bahkan positioning yang
Merek merupakan sebuah nama atau
diinginkan, sebab berbagai asosiasi yang
simbol (seperti logo, merek dagang,
tertanam
dibenak
tidaklah
desain konsumen, dan sebagainya) yang
hanya
berasal
periklanan.
dibuat untuk membedakan suatu produk
membeli,
dengan produk lainnya. Merek juga dapat
Pengalaman
konsumen dari ketika
menggunakan, bahkan menjual kembali 6
dijadikan ciri untuk membedakan suatu
dalam Ernawati (2012:167), harga adalah
produk dari pesaing.
jumlah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter dan Olson dalam
uang
yang
harus
dibayar
konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan.
Rangkuti (2004:20) tentang pengambilan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
keputusan pembelian, apabila pelanggan
bahwa
dihadapkan pada pilihan seperti nama
pengorbanan yang dikeluarkan konsumen
merek, harga, serta berbagai atribut
untuk memperoleh produk yang mereka
lainnya, ia akan cenderung memilih nama
inginkan. Harga juga berperan untuk
merek terlebih dahulu setelah itu baru
membantu konsumen dalam memperoleh
memikirkan harga. Pada kondisi seperti
manfaat produk yang mereka harapkan,
ini,
dan untuk mendidik konsumen agar
merek
merupakan
pertimbangan
pertama dalam pengambilan keputusan
harga
merupakan
sejumlah
menjadi konsumen yang objektif.
secara cepat. Sehingga dapat disimpulkan
Menurut Supiatni (2012:26), ada tiga
bahwa nama merek menjadi pertimbangan
indikator dalam menentukan harga, yaitu :
bagi konsumen untuk melakukan suatu
(1)Harga yang terjangkau dan sesuai
pembelian, dimana produk yang memiliki
dengan manfaatnya, (2)Harga yang sesuai
nama
dengan
merek
meningkatkan
yang
baik
kesetiaan
akan
konsumen
terhadap produk, dan akan menimbulkan pembelian lagi di masa yang akan datang. Menurut
Kotler
dan
kualitas
suatu
produk,
(3)Perbandingan harga dengan produk lain. Menurut Hennessey, et al (dalam
Amstrong
Nova, 2010:144) menyimpulkan bahwa
(2008:345), harga adalah jumlah yang
harga mempunyai pengaruh yang positif
ditagihkan atas suatu produk atau jumlah
terhadap intensitas perilaku (loyalitas)
dari nilai yang ditukar para pelanggan
pegolf di Prince Edward Island Canada.
untuk memperoleh manfaat dari memiliki
Menurut Tjiptono (2008:152) dari
atau menggunakan suatu produk atau jasa.
sudut pandang konsumen, harga sering
Sedangkan menurut Tjiptono (2008:151)
kali digunakan sebagai indikator nilai
mendefinisikan
harga
satuan
bilamana harga tersebut dihubungkan
moneter
ukuran
lainnya
yang
sebagai manfaat yang dirasakan atas suatu
hak
barang dan jasa. Nilai dapat didefinisikan
atau
sebagai
ditukarkan
agar
memperoleh
kepemilikan
atau
penggunaan
suatu
barang atau jasa.Swasta dan Handoko
sebagai dirasakan
rasio
antara
terhadap
manfaat harga.
yang
Dengan 7
demikian dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian ini menggunakan data primer
tingkat harga tertentu, bila manfaat yang
dan data sekunder. Teknik pengumpulan
dirasakan konsumen meningkat, maka
data dalam penelitian ini dilakukan
nilainya akan meningkat pula. Demikian
melalui
pula
Instrumen
sebaliknya
pada
tingkat
harga
survey
dan
penelitian
dokumentasi. ini
adalah
tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan
menggunakan kuesioner dengan skala
meningkat seiring dengan meningkatnya
likert. Sebelum kuesioner digunakan,
manfaat yang dirasakan. Artinya jika
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
konsumen merasa puas atas manfaat yang
uji
diterimanya, maka konsumen tersebut
validitas dan reabilitas dari total 14
cenderung akan melakukan pembelian
pernyataan yang diajukan, dikeluarkan
ulang.
satu pernyataan dari indikator produk
reabilitas.
Berdasarkan
hasil
uji
Dari uraian diatas terlihat bahwa
yang tidak valid, maka diperoleh 13
harga berpengaruh terhadap pembelian
pernyataan yang diajukan untuk dilakukan
ulang
pada
penelitian. Teknik analisis data dalam
tingkatan harga tertentu jika manfaat yang
penelitian dengan mengunakan analisis
dirasakan konsumen meningkat maka
regresi berganda. Selanjutnya dilakukan
nilainya akan meningkat pula. Sehingga
uji hipotesis dengan uji t dan signifikansi
hal tersebut dapat mencapai sasaran yang
α=0,05.
dituju
konsumen.
dan
Bilamana
mempengaruhi
keinginan
pembelian ulang konsumen.
HASIL PENELITIAN Sebelum
METODE PENELITIAN Penelitian termasuk
yang
jenis
analisis
regresi berganda dilakukan uji prasyarat lakukan
yaitu
uji
normalitas
dan
uji
penelitian
heteroskedastisitas. Dari uji normalitas
kausatif. Populasi dalam penelitian ini
diperoleh hasil bahwa data terdistribusi
adalah seluruh mahasiswa Universitas
normal.
Negeri Padang yang membeli Pasta Gigi
heteroskedastisitas diperoleh hasil bahwa
Close Up. Penentuan ukuran sampel
varian
dalam penelitian ini menggunakan rumus
penyebaran residualnya tidak teratur. Dari
Slovin. Ukuran sampel dalam penelitian
hasil uji tersebut memenuhi syarat untuk
sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan
menggunakan analisis regresi berganda.
sampel yang digunakan adalah Accidental
Hasil analisis regresi berganda dapat
Sampling. Jenis dan sumber data dalam
dilihat pada gambar dibawah ini :
8
kedalam
penulis
menggunakan
Kemudian data
dari
masing-masing
uji variabel
dibandingkan harga lebih rendah terhadap
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien
keputusan pembelian ulang pasta gigi
Std.
t
Error
hitung
-.2220
1.242
-1.787
.077
Merek
.195
.047
4.114
.000
Harga
.255
.100
2.553
.012
Variabel
Regresi B
Konstanta
Sig
frekuensi diketahui bahwa variabel citra
Citra
Sumber: data Primer diolah 2013
Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui
variabel citra
merek (X1)
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan koefisien
pembelian ulang regresi
dengan
sebesar 0,195, dan
harga (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang dengan koefisien regresi sebesar 0,255.
Dari uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa citra merek mempunyai yang
signifikan
terhadap
keputusan pembelian ulang ulang pasta Close
gigi
Universitas
Up Negeri
menjelaskan
pada
mahasiswa
Padang.
bahwa
citra
Hal
ini
merek
menentukan keputusan pembelian ulang pada pasta gigi Close Up. Dari dua variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini, dimana koefisien regresi citra merek sebesar 0,195. Citra merek memiliki koefisien regresi terkecil diantara dua variabel bebas yang diteliti. Berarti
merek memiliki skor rerata 3,69 dengan tingkat capaian responden sebesar 73,9%. Berarti citra merek pasta gigi Close Up termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini menggambarkan bahwa citra merek Close Up
tersebut sudah tertanam didalam
benak konsumen. Berdasarkan hasil penelitian bahwa, Close Up dicitrakan sebagai pasta gigi yang membuat nafas lebih segar, pasta gigi anak muda, dapat mengurangi warna kekuningan pada gigi. Sedangkan Close Up kurang dicitrakan sebagai pasta gigi yang memberikan kepercayaan dalam
PEMBAHASAN
pengaruh
Close Up. Sedangkan hasil distribusi
pengaruh
citra
merek
situasi dekat dan pribadi dan mengandung Flouride untuk gigi kuat. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan merek
Tjiptono
(brand
(2005:49)
image)
citra
merupakan
deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen
tentang
merek
tertentu.
Sedangkan asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek itu dan memiliki suatu
tingkat
kekuatan.
Selain
itu,
menurut Rangkuti (2002:43) citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Citra merek mempunyai peran yang sangat penting karena dapat membedakan suatu 9
produk dengan yang produk yang lainnya.
harganya
Produk mudah sekali ditiru, akan tetapi
pesaing.
khususnya citra merek yang terekam
mementingkan harga, karena mahasiswa
dalam benak konsumen tidak dapat ditiru.
belum mempunyai penghasilan sendiri,
Penelitian ini relevan dengan penelitian
sehingga harga Close Up bagi mahasiswa
yang dilakukan oleh Tri (2007:12) yang
termasuk mahal di salah satu kategori
menyatakan
Brand
bahwa
Image
lebih
mahal
dari
Sedangkan
produk
mahasiswa
pasta gigi lain.
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Dari uji hipotesis yang dilakukan
pernyataan Tjiptono (2008:152) dimana
ditemukan
bahwa
pengaruh
yang
mempunyai
‘‘pada tingkat harga tertentu, bila manfaat
terhadap
yang dirasakan konsumen meningkat
keputusan pembelian ulang ulang pasta
maka nilainya akan menigkat pula dan
Close
gigi
Universitas
harga signifikan
Up Negeri
pada
mahasiswa
Padang.
Hal
sebaliknya”.
Dari
sudut
pandang
ini
konsumen, harga sering kali digunakan
menjelaskan bahwa harga menentukan
sebagai indikator bilamana harga tersebut
keputusan pembelian ulang pada pasta
dihubungkan
gigi Close Up.
dirasakan atas suatu barang dan jasa. Jika
dengan
manfaat
yang
Dari dua variabel bebas yang diteliti
harga suatu produk sesuai dengan daya
dalam penelitian ini, dimana koefisien
beli dan kualitas yang dirasakan oleh
regresi
Harga
konsumen maka konsumen tersebut akan
memiliki koefisien regresi paling besar
merasa puas terhadap produk tersebut.
diantara dua variabel bebas yang diteliti.
Dan
Berarti pengaruh harga lebih tinggi
cenderung akan
terhadap keputusan pembelian ulang pasta
ulang terhadap produk tersebut. Harga
gigi Close Up. Sedangkan hasil deskripsi
mempunyai
diketahui bahwa variabel harga memiliki
konsumen dalam menentukan pembelian.
skor rerata 3,67 dengan tingkat capaian
Hal itu mengingat harga merupakan salah
responden sebesar 73,3%. Berarti harga
satu
pasta gigi Close Up termasuk ke dalam
konsumen dalam menentukan intensitas
kategori baik.
pembelian (Swasta dalam Fika, 2012:98).
harga
sebesar
0,255.
jika
konsumen
faktor
puas,
mereka
melakukan pembelian
peranan
yang
penting
bagi
diperhitungkan
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa
Penelitian ini relevan dengan penelitian
harga Close Up sangat terjangkau dan
yang dilakukan oleh Ritawati (2001:55)
harganyapun
menyatakan bahwa harga berpengaruh
kualitasnya. 10
juga Akan
sesuai tetapi,
dengan
Close
Up
signifikan terhadap keputusan pembelian
menciptakan varian-varian baru yang
ulang.
sebelumnya belum pernah dibuat oleh produk pesaing, agar pasta gigi yang
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Close Up dicitrakan sebagai pasta gigi yang membuat nafas lebih segar, pasta gigi anak muda, dapat mengurangi warna kekuningan pada gigi. Sedangkan Close Up kurang dicitrakan sebagai pasta gigi yang memberikan kepercayaan dalam situasi dekat dan pribadi dan mengandung Flouride untuk gigi kuat. Selanjutnya hasil analisis pada harga
dan
terkenal dengan sebutan “dekat
pribadi” ini semakin tertanam dibenak konsumen. Selanjutnya
untuk
harga,
pihak
manajemen pasta gigi Close Up juga harus tetap memperhatikan
strategi
penetapan harga yang dilakukan, sehingga konsumen
tidak
lebih
memilih
mengkonsumsi produk pesaing. Dimana semakin murah harga, semakin tinggi keputusan pembelian.
dinyatakan Close Up sangat terjangkau dan harganyapun juga sesuai dengan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Up
Andreani, et al. 2012. The Impact of
produk
Brand Image Towards Loyalty
mahasiswa
with Satisfaction as A Mediator in
mementingkan harga, karena mahasiswa
McDonald’s. Jurnal manajemen
belum mempunyai penghasilan sendiri,
dan kewirausahaan, Vol.14, No.1,
sehingga harga Close Up bagi mahasiswa
Maret 2012: 64-71.
kualitasnya. harganya
Akan
lebih
pesaing.
Close
tetapi,
mahal
dari
Sedangkan
termasuk mahal di salah satu kategori Bunga, Geofanni, dan Chairy. 2010.
pasta gigi lain.
Pengaruh Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan keputusan pembelian pasta
gigi
Close
Up
pada
mahasiswa Universitas Negeri Padang, Sebaiknya
Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian
SARAN
ulang
Psikologi
perusahaan
mempertahankan
lebih
Kembali Smartphone Blackberry. Jurnal
Manajemen
Teori
dan
Terapan, Tahun 3, No.2, Agustus 2010.
bisa
image yang sudah
tertanam dibenak konsumen, dengan cara
Ernawati,
Untung.
Kualitas
Dan
2012.
Dimensi
Harga
Sebagai 11
Faktor Penentu Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen.
Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol 12, No.2, Oktober 2012. 166-176. Fika, Ermawati. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Ketersediaan
Harga
dan
Produk
Dalam
Pembentukan Pembelian
Intensitas Konsumen
Makanan
Kepiting
Makan Semarang.
Pada
Jilid 2. Jakarta : Erlangga Margaretha, Ardhanari. 2008. Customer Satisfaction
Pengaruhnya
Terhadap Brand Preference dan Repurchase
Intention
Private
Brand. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol.8 No.2, September 2008.
Dirumah
Rangkuti, Freddy. 2004. The Power Of
Sampan
Seafood
Brand. Jakarta : P.T. Gramedia
Jurnal
Dinamika
Manajemen. Vol.1, No.5, Juli 2012, Hal 93-107.
Kartajaya On Marketing”. Jakarta : P.T. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip dan Amstrong Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa : Bob Sabran, M.M. Edisi 12 Jilid Satu dan Dua. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. P.T. Indeks Kelompok Gramedia
Kelompok Gramedia
Ritawati, Tedjakusuma. 2001. Analisis Perilaku
Konsumen
dalam
Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya
Surabaya.
Jurnal
Penelitian Dinamika Sosial. Vol.2 No.3 Desember 2001, hal:48-58 Simamora,
Bilson.
2003.Membongkar
Kotak Hitam Konsumen.. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Supiatni, Ni Nyoman. 2012. Penilaian Konsumen
Terhadap
Penerapan
Bauran Pemasaran Ritel Pada Toko Buah Segar Denpasar. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol.8 No.1,
________2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1
Pustaka Utama.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kartajaya, Hermawan. 2006. “Hermawan
12
Mowen, Minor. 2002. Perilaku Konsumen
P.T. Indeks
Maret 2012.
Swasta,
Bayu
dan
Irawan.
2001.
Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Penerbit Liberti. Tambrin, Mohammad. 2010. Pengaruh Brand
Image
Simpati
pelanggan
Terhadap
Kartu
Kepuasan
Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal Pemasaran. Vol 4, No 1, April 2010. Halaman 61-62. Tjiptono,
Fandy.
Brand
2005.
Management
dan
Strategi.
Yogyakarta : Andi Offset ________. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Tri, Ariprabowo. 2007. Analisis Brand Image Merek Handphone Nokia Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Jurnal Logos, Vol.5, No.1, Juli 2007. Nova,
2009.
Pengaruh
Kualitas
Layanan,
Orientasi
Layanan,
dan Strategi
Retnowati.
Terhadap Loyalitas
Kepuasan Pelanggan
Terhadap Transportasi Eksekutif).
Harga Dan (Studi
Pelanggan
Jasa
Kereta
Api
Jurnal
Aplikasi
Manajemen, Vol 7, No1. Februari 2009. 13