Pengaruh Budidaya Jambu Air Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk Didik Ardianto (09130003) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kebutuhan akan pangan manusia tidak hanya berfokus pada makanan pokok berupa beras dan jagung saja akan tetapi masih membutuhkan makanan yang lain seperti hasil hortikultura dan lainlainnya. Hasil-hasil holtikultura yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber vitamin, mineral dan protein merupakan bagian yang penting dalam susunan menu yang dibutuhkan negara Indonesia pada umumnya. Pada saat ini sejalan dengan meningkatnya pembangunan fisik dan mental bangsa Indonesia, maka pendidikan, ilmu pengetahuan dan peningkatan pendapatan penduduk sampai merata sampai pelosok desa yang jauh dari kota. Salah satu perhatian orang ialah untuk lebih banyak memanfaatkan pendapatan dari pekarangan. Pemerintah kabupaten Demak, Jawa Tengah, menghimbau masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah, wargapun menanam mangga, jambu, blimbing, dan jambu air, pilihan budidaya jambu air, ternyata tidak sia-sia kini, hasil buah itu dapat menambah penghasilan petani. Masayarakat demikian antusias menanam jambu air. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara budidaya jambu air dengan peningkatan sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. a) Untuk mengetahuif aktor-faktor yang mendukung usaha budidaya jambu air di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. b) Untuk mengetahui besarnya pengaruh produktifitas jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Populasi dalam penelitian ini adalah 1.283 Kepala Keluarga, dari 2 Desa yaitu, desa Tempuran dan desa Singorejo yang meliputi 63 sampel. Dalam kegiatan pengambilan dan pengolahan data penelitian menggunakan metode a) observasi, b) interviu, c) kuesioner (angket). Sedangkan analisa data untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analistik statistik yang menggunakan rumus korelasi product moment. Dengan mengunakan analisis regresi liner diperoleh hasil r hitung sebesar 0,564 dengan menggunakan taraf signifikan 5% r hitung sebesar 0,244 karena r hutung lebih besar dari pada r tabel maka hipotesis berbunyi, “Ada pengaruh yang signifikan antara budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak Kabupaten Demak”. Koefisien determinasi atau besarnya pengaruh antara budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak sebesar 31,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ternyata ada pengaruh antara budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak Kabupaten Demak sebagai berikut : 1) Dari hasil perhitungan prosentase pelaksanaan budidaya jambu air di Kecamatan Demak kabupaten Demak termasuk dalam kategori rendah, dimana jambu air asal ditanam tanpa perawatan yang cukup. 2) Kondisi sosial ekonomi di Kecamatan Demak Kabupaten Demak sudah baik, masyarakat demak memiliki standar kesehatan yang baik serta tempat tinggal yang layak. 3) Analisis rxy merupakan tujuan penelitian yang membuktikan bahwa pengaruh bubidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Demak Kabupaten Demak ada korelasi. Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif antara bubidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat diterima. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy : 0,564, penulis mengkonsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment dengan N : 63 taraf signifikansi 5 % dan 1 % diperoleh harga r tabel pada signifikansi 5 % : 0,244, sedangkan pada taraf signifikansi 1 % : 0,317. Dengan demikian harga rhitung lebih besar dari rtabel, baik taraf signifikansi 5 % atau 1 %. maka ada pengaruh yang signifikan antara budiaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Demak Kabupatern Demak. 4) Budidaya jambu air berpengaruh terhadap Tingkat sosial ekonomi di Kecamatan Demak kabupaten Demak, bessarnya pengaruh budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi adalah 31,8%. Kata Kunci : jambu air, social ekonomi, budidaya JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
58
PENDAHULUAN Wilayah negara indonesia sangat luas dan kondisi tanahnya sangat subur, sehingga mata pencaharian penduduk banyak mengacu pada sektor pertanian, maka dari itu Indonesia merupakan negara agraris. Pada saat ini jumlah penduduk Indonesia lebih dari 237,6 juta jiwa, untuk memenuhi kebutuhan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama kebutuhan akan pangan. Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan dan kurang lebih 65% diantaranya bekerja di bidang pertanian khususnya sawah, namun sawah saat ini tidak dapat lagi digunakan untuk sandaran utama menompang kehidupan masyarakat desa (Bintarto, 1984 : 13). Hal tersebut dikarenakan lahan pertanian yang semakin sempit dan bertambahnya penduduk desa yang bekerja di bidang pertanian. Sebab itulah yang menjadi penghambat meningkatnya kesejahteraan petani. Dari kondisi tersebut mereka merasa perlu untuk mencari alternatif pekerjaan lain yang dapat dilakukan di luar pertanian sawah. Perjalan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukan hasil yang maksimal jika dilihat dari tinggkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di indonesia mempunyai peranan penting, antara lin : potensi Smber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk yang menggantungkan pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan. http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini Berdasarkan-PandanganMahasiswa-Pertanian-Indonesia.php Kebutuhan akan pangan manusia tidak hanya berfokus pada makanan pokok berupa beras dan jagung saja akan tetapi masih membutuhkan makanan yang lain seperti hasil hortikultura dan lainlainnya. Hasil-hasil holtikultura yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber vitamin, mineral dan protein merupakan bagian yang penting dalam susunan menu yang dibutuhkan negara Indonesia pada umumnya. Oleh karena sudah sepantasnya bila pemerintah ditujukan untuk meningkatkan produksi hortikultura. Sejak tahun 2003. Pemerintah sudah giat memasyarakatkan Gerakan Mandiri Hortikultura Nusantara 2003 (Gema Hortina 2003) dalam rangka meningkatkan hortikultura Indonesia. Menurut Rahmat Rukmana, Indonesia berpeluang besar menjadi produsen buah-buahan dalam menyikapi pola perdagangan bebas (globalisasi). Potensi dasar yang dimiliki Indonesia diantaranya adalah sumber daya alam yang amat kaya, termasuk aneka jenis buah-buahan lebih dari 25% jenis buah-buahan tropis yang ada di dunia terdapat di wilayah nusantara. (Rahmat Rukmana, 1999 : 11). JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
59
Pada saat ini sejalan dengan meningkatnya pembangunan fisik dan mental bangsa Indonesia, maka pendidikan, ilmu pengetahuan dan peningkatan pendapatan penduduk sampai merata sampai pelosok desa yang jauh dari kota. Salah satu perhatian orang ialah untuk lebih banyak memanfaatkan pendapatan dari pekarangan. Penyebar tanaman-tanaman pekarangan sudah lama dilancarkan oleh pemerintah. Pembibitan tanaman dilakukan dimana-mana untuk memperbanyak jenis pohon buah-buahan yang bermutu tinggi. Tanaman dan buah-buahan di Indonesia berjenis-jenis yang dapat di bagi menjadi dua golongan besar yaitu : buah-buahan untuk konsumsi lokal seperti buah mundu, buah cerme, buah belimbing, asam dan lainnya, apabila ditinjau dari nilai gizinya buah tersebut banyak mengandung vitamin C, namun masih tergolong buah-buahan yang nilainya tergolong rendah. Golongan yang kedua ini golongan buah-buahan yang bernilai tinggi dan mempunyai pasaran yang jauh dari tempat produksinya. Misalnya buah mangga, buah jeruk, buah duku, buah rambutan, buah nanas, buah apel, buah semangka, buah pisang, buah anggur, dan buah jambu. Pemerintah kabupaten Demak, Jawa Tengah, menghimbau masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah, wargapun memenanan mangga,jambu, blimbing, dan jambu air, pilihan budidaya jambu air, ternyata tidak sia-sia kini, hasil buah itu dapat menambah penghasilan petani. Masayarakat demikian antusias menanam jambu air.Merekapun berhasil menanam jambu air, yang kini menjadi holtikultura andalan kabupaten Demak, Jawa Tengah, selain blimbing, berdasarkan kata klaster holtikultura Kabupaten Demak, budidaya jambu air dilakukan 5.438 keluarga dan melibatkan 4.200 sebagai buruh tani, tenaga buruh pembungkus buah jambu, pengepul, dan tenaga panen, menurut data dinas pertanian kabupaten demak, budidaya jambu air terbesar di sejumlah desa pada 14 kecamatan di demak. Tahun 2012, jumlah tanaman jambu air 126.606 pohon, sedangkan pada tahun 2011 sebannyak 123.000 pohon. Setiap bulan, satu pohon jambu memproduksi rata-rata 500 buah atau seberat 50Kg. Jika harga jambu tertingi Rp.13.000 per Kg, penghasilan perbulan yang di peroleh Rp. 650.000. Saat harga jambu terendah Rp. 5.000, 1 pohon jambu bisa memberikan penghasilan Rp.250.00 per bulan. Di kecamatan Demak Kabupaten Demak Penanaman buah jambu air banyak dilakukan oleh penduduk desa Betokan, Singorejo, Tempuran, cabean. Adapun yang menguntungkan di daerah ini di kembangkan budidaya jambu air adalah kondisi alam yang berupa tanah yang subur, sumber air yang melimpah, karena daerah Demak banyak sungai. Kondisi tanah yaitu tanah liat yang didukung pola pedesaan yang cocok dengan pertanian pekarangan. Usaha tanaman buah jambu air telah lama dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Demak, bahkan menyeluruh di semua daerah, namun sentra jambu air ada di empat desa tersebut, kendala yang dialami para petani adalah pengelolaan yang masih sederhana, namun dengan kemajuan para petani mengembangkan bibit-bibit unggul dan pengelolaan tanah, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran. Sejalan perkembangan yang sudah dijelaskan di atas penduduk telah meningkatkan pendapatan. Dari latarbelakang tersebut di atas menarik bagi kami untuk mengangkat judul penelitian JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
60
Pengaruh Budidaya Jambu Air Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
TINJAUAN PUSTAKA Pembudidayaan Jambu Air Pembudidayaan dalam usaha tani pada dasarnya meliputi : a. Petani Petani dalam menjalankan usaha taninya mempunyai dua peran yaitu petani sebagai juru tanam dan petani sebagai manager ialah mencakup pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Jadi selain petani melakukan kegiatan bercocok tanam dan memelihara tanaman yang kesemuanya itu memerlukan ketrampilan dan kesehatan tubuh, petani juga melakukan managemen yang didasari oleh kemampuan berfikir untuk mencapai hasil yang diharapkan. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang berperan dalam proses produksi. Jumalah tenaga kerja yang diperkukan dapat dipenuhi dari tenaga kerja maupun dari keluarga. Sedangkan kualitas yang mencerminkan produktifitas tenaga kerja tergantung dari ketrampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan. c. Modal Modal merupakan faktor yang paling penting dalam melaksanakan suatu usaha tani. Modal dapat dikatakan sebagai dasar pondasi dalam suatu usaha, baik usaha dagang maupun usaha tani maupun usaha lainya. d. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu faktor yang penting dalam hubungannya dengan bisnis usaha tani. Walaupun di suatu daerah dapat ditanam berbagai jenis tanaman namun tidak semuanya dapat diusahakan oleh para petani. Maka perlu adanya saluran pemasaran buah jambu air ke daerah lain, baik pemasaran di dalam negeri maupun ekspor. e. Kebijaksanaan pemerintah Yang dimaksud disini adalah pemerintah setempat. Di sektor pertanian kehadiran pemerintah itu sangat penting mengingat sektor ini merpakan sektor yang paling lemah diantara sektor-sektor yang lain di negara kita. Padahal sektor pertanian sangat penting artinya karena dapat menghasilkan aneka kebutuhan manusia seperti bahan pangan dan lain-lain. Tingkat Soaial Ekonomi Masyarakat Ada beberapa aspek yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi dalam masyarakat antara lain, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan tingkat kekayaan.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
61
a. Tingkat Pendidikan Semakin tingginya kehidupan sosial masyarakat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah semakin meningkatkan tuntutan kebutuhan kehidupan sosial masyarakat. Pada akhirnya tuntutan tersebut bermuara kepada pendidikan karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. b. Tingkat Kesehatan Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. c. Tingkat Kekayaan Pelapisan Sosial Masyarakat pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelaskelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitaian Lokasi penelitian ini di Desa Tempuran dan Desa Singorejo, Kabupaten Demak, Kecamatan Demak. Pendekatan penelitian Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka pendekatan ubahan atau indikatornya sebagai berikut: a. Ubahan bebas (Variabel bebas) yaitu produktifitas jambu air. b. Ubahan terikat (Variabel terikat) yaitu variabel yang di pengaruhi oleh Variabel bebas, adalah tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau Universe (Muhammad Ali, 1987:54). Di kecamatan Demak yang memproduksi jambu air ada beberapa desa, meliputi: desa Betokan, desa Tempuran, desa Singorejo, desa Cabean. Berdasarkan monografi jumlah penanam jambu air di Kecamatan Demak Kabupaten Demak mencapai 99.585 kepala keluarga. (BPS, Kabupaten Demak) Dalam penelitian ini yang menjadi populasi atau objek penelitian adala kepala keluarga di Kecamatan Demak yang telah mengusahakan jambu air berumur tiga sampai empat tahun atau lebih, yaitu desa Betokan dan Singorejo dengan jumlah populasi 1.283 KK. Pemilihan di desa ini karena Desa singorejo dan Desa Tempuran merupakan salah satu desa yang menghasilkan jambu air terbesar di Demak.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
62
Teknik sampling Berdasarkan batasan populasi penelitian yang dikatakan di atas,dimana objek penelitian telah benar-benar homogen, maka penelitian sampel dapat dilakukan. Metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi b. Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari tafsiran yang diperoleh. c. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan. Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, maka digunakan teknik sampling yang disebut proporsional random sampling. Pemasukan jumlah sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang riil dalam penelitian merupakan usaha untuk mempertinggi representatifitas sampel. Responden diambil 5% dari populasi yang memenuhi syarat 1.283 KK adalah 64,1untuk selanjutnya diambil responden sejumlah 63 kepala keluarga diambil secara acak (random) dijadikan sampel penelitian.Perhitungan sampel pada tiap-tiap desa adalah sebagai berikut : Tabel 1. Perhitungan Sampel Populasi Tiap Desa No
Dusun
Kepala Kekuarga
Responden diambil 5%
1
Tempuran
847
42
2
Singorejo
436
21
Jumlah KK
1.283
63
Teknik Pengumpulan Data Metode merupakan hal yang penting dan harus ada dalam penelitian, karena berhasil tidaknya suatu penelitian juga tergantung dari metode yang digunakan pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan yang relevan, akurat dan variabel sehingga nantinya dapat digunakan untuk menguji hipotesisnya. Sutrisno hadi mengatakan baik buruknya hasil suatu penelitian sebagian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya. Dalam pengumpulan data diterapkan : 1. Metode observasi 2. Metode angket
HASIL PENELITIAN Pada hasil penelitian ini akan diterangkan mengenai pengaruh budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, yang diantaranya variabel budidaya jambu air mengandung 3 indikator yaitu, pembudidayaan, faktor iklim dan pendapatan. dan variabel tingkat sosial ekonomi penduduk mengandung 3 indikator yaitu, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kekayaan. Berikut prosentase untuk masing-masing variabel beserta indikatornya. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
63
Budidaya Jambu Air (X) Tabel 2. Budidaya jambu air (X) Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
81,26% - 100% 62,51% - 81,25% 43,76% - 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Persentasi
Rata rata klasikal
0 0% 18 29% 56.3% 36 57% 9 14% Jumlah 63 100% R Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui penduduk Kecamatan Demak Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut : 0 penduduk (0%) yang melakukan budidaya jambu air dengan kriteria sangat tinggi, 18 penduduk (29%) yang melakukan budidaya jambu air dengan kriteria tinggi, 36 penduduk (57%) yang melakukan budidaya jambu air dengan kriteria rendah, 9 penduduk (14%)yang melakukan budidaya jambu air dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi penduduk Kecamatan Demak Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebesar 56,3% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentangjumlah penduduk yang melakukan budidaya jambu air di Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Diagram 1. Budidaya jambu air (X)
Budidaya Jambu Air (X) 60% 40% 57%
20% 0%
29%
14%
0% Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Untuk lebih detailnya mengenai variabel pengaruh budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator berikut ini: a. Pembudidayaan Gambaran tentang pembudidayaan jambu air di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak sebagai berikut:
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
64
Tabel 3. Pembudidayaan Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
81,26% - 100% 62,51% - 81,25% 43,76% - 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Persentasi
Rata-rata klasikal
1 2% 17 27% 55.4% 36 57% 9 14% Jumlah 63 100% R Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan minat pembudidayaan jambu air di Kecamatan Demak Kabupaten Demak secara jumlah dan persentasi : 1 (2%) termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 17 (27%) termasuk dalam kriteria tinggi, 36 (57%) termasuk dalam kriteria rendah, 9 (14%) termasuk dalam kriteria sangat rendah.Secara klasikal persentasi pembudidayaan jambu air sebesar 55,4% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang pembudidayaan. Diagram 2. Pembudidayaan.
pembudidayaan 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
57% 27%
14%
2% sangat tinggi
tinggi
rendah
sangat rendah
b. Faktor Iklim Gambaran tentang faktor iklim yang mempengaruhi pembudidayaan jambu air sebagai berikut: Tabel 4. Faktor Iklim Interval Persen
Kriteria
81,26% - 100% 62,51% - 81,25% 43,76% - 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Frekuensi
Persentasi
Rata rata klasikal
0 0% 27 43% 59.8% 31 49% 5 8% Jumlah 63 100% R Berdasarkan tabel di atas dapatdiperoleh informasi tentang faktor iklim yang mempengaruhi budidaya jambu air, sebagai berikut : 0 informasi (0%) mengatakan sangat berpengaruh termasuk dalam kriteria sangat tinngi, 27 informasi (43%) mengatakan berpengaruh termasuk dalam kriteria tinggi, 31 informasi (49%) JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
65
mengatakan tidak berpengaruh termasuk dalam kriteria rendah, 5 informasi (8%) mengatakan sangat tidak berpengaruh termasuk dalam kriteria sangat rendah.Secara klasikal persentasi faktor iklim sebesar 59,8% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang faktor iklim. Diagram 3. Faktor Iklim.
Faktor Iklim 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
43%
49% 8%
0% sangat tinggi
tinggi
rendah
sangat rendah
c. Pendapatan Gambaran tentang pendapatan penduduk di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut: Tabel 5. Pendapatan Interval Persen
Kriteria
81,26% - 100% 62,51% - 81,25% 43,76% - 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Frekuensi
Persentasi
Rata rata klasikal
0 0% 21 33% 54.9% 25 40% 17 27% Jumlah 63 100% R Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pendapatan dari 63 penduduk yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut : 0 penduduk (0%) termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 21 penduduk (33%) termasuk dalam kriteria tinggi, 25 (40%) termasuk dalam kriteria rendah, 17 penduduk (27%) termasuk dalam kriteria sangat rendah.Secara klasikal persentasi pendapatan penduduk yang melakukan budidaya jambu air sebesar 54,9% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang pendapatan.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
66
Diagram 4. Pendapatan.
pendapatan 50% 40% 30% 20% 10% 0%
33%
40%
tinggi
rendah
27%
0% sangat tinggi
sangat rendah
Tingkat Sosial Ekonomi (Y) Tabel 6. Tingkat sosial Ekonomi Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
81,26% - 100% 62,51% - 81,25% 43,76% - 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Persentasi
Rata rata klasikal
4 6% 28 44% 64.0% 28 44% 3 5% Jumlah 63 100% T Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tingkat sosial ekonomi penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut : 4 penduduk (6%) memiliki tingkat sosial dengan kriteria sangat tinggi, 18 penduduk (29%) memiliki tingkat sosial dengan kriteria tinggi, 36 penduduk (57%) memiliki tingkat sosial dengan kriteria rendah, 9 penduduk (14%) memiliki tingkat sosial
dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi tingkat sosial
penduduk Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebesar 64,0% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentangtingkat sosial penduduk yang melakukan budidaya jambu air di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Diagram 5. Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk (Y)
Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk (Y) 50% 40%
44%
44%
tinggi
rendah
30% 20% 10% 0%
6% sangat tinggi
5% sangat rendah
Untuk lebih detailnya berikut disajikan deskriptif masing-masaing indikator pembentuk variable tingakat sosial ekonomi. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
67
a. Tingkat Pendidikan Gambaran tentang tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut: Tabel 7. Tingkat Pendidikan Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Persentasi
81,26% - 100% 62,51% 81,25% 43,76% 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi
3
5%
Tinggi
15
24%
Rendah
19
30%
Rata rata klasikal
55.5%
Sangat rendah 26 41% Jumlah 63 100% R Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tingkat pendidikan dari 63 penduduk yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut : 3 penduduk (5%) termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 15 penduduk (24%) termasuk dalam kriteria tinggi, 19 penduduk (30%) termasuk dalam kriteria rendah,26 penduduk (41%) termasuk dalam kriteria sangat rendah.Secara klasikal persentasi tingkat pendidikan di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak sebesar 55,5% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tingkat pendidikan. Diagram 6. Tingkat Pendidikan.
Tingkat pendidikan 50% 40% 30% 20% 10%
24%
30%
tinggi
rendah
41%
5%
0%
sangat tinggi
sangat rendah
b. Tingkat Kesehatan Gambaran tentang kesehatan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut: Tabel 8. Tingkat Kesehatan Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Persentasi
81,26% - 100% 62,51% 81,25% 43,76% -
Sangat Tinggi
16
25%
Tinggi
31
49%
Rendah
10
16%
Rata rata klasikal
69.6%
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
68
62,50% 25% - 43,75%
Sangat rendah 6 10% Jumlah 63 100% T Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kesehatan dari 63 penduduk yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut :16 penduduk (25%) termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 31 penduduk (49%) termasuk dalam kriteria tinggi, 10 penduduk (16%) termasuk dalam kriteria rendah, 6 penduduk (10%) termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi kesehatan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten Demak sebesar 69,6% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang kesehatan. Diagram 7. Tingkat Kesehatan
Tingkat Kesehatan 60% 40% 20%
49% 25%
0% sangat tinggi
tinggi
16%
10%
rendah
sangat rendah
c. Tingkat Kekayaan Gambaran tentang kekayaan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten Demak yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut: Tabel 9. Tingkat Kekayaan Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Persentasi
81,26% - 100% 62,51% 81,25% 43,76% 62,50% 25% - 43,75%
Sangat Tinggi
8
13%
Tinggi
35
56%
Rata rata klasikal
66.6% Rendah
17
27%
Sangat rendah 3 5% Jumlah 63 100% T Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kekayaan dari 63 penduduk yang melakukan budidaya jambu air sebagai berikut : 8 penduduk (13%) termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 35 penduduk (56%) termasuk dalam kriteria tinggi, 17 penduduk (27%) termasuk dalam kriteria rendah, 3 penduduk (5%) termasuk dalam kriteria sangat rendah.Secara klasikal persentasi kekayaan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten, Demak sebesar 66,6% dan termasuk dalam kriteriabaik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang kekayaan penduduk di Kecamatan Demak Kabupaten Demak. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
69
Diagram 8. Tingkat Kekayaan
Tingkat Kekayaan 60% 40% 56%
20% 0%
27%
13% sangat tinggi
tinggi
rendah
5% sangat rendah
KESIMPULAN Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dari hasil perhitungan prosentase pelaksanaan budidaya jambu air di Kecamatan Demak kabupaten Demak termasuk dalam kategori rendah, dimana jambu air asal ditanam tanpa perawatan yang cukup. 2. Kondisi sosial ekonomi di Kecamatan Demak Kabupaten Demak sudah baik, masyarakat demak memiliki standar kesehatan yang baik serta tempat tinggal yang layak. 3. Analisis rxy merupakan tujuan penelitian yang membuktikan bahwa pengaruh bubidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Demak Kabupaten Demak ada korelasi. Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif antara bubidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat diterima. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy : 0,564, penulis mengkonsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment dengan N : 63 taraf signifikansi 5 % dan 1 % diperoleh harga r tabel pada signifikansi 5 % : 0,244, sedangkan pada taraf signifikansi 1 % : 0,317. Dengan demikian harga rhitung lebih besar dari rtabel, baik taraf signifikansi 5 % atau 1 %. maka ada pengaruh yang signifikan antara budiaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Demak Kabupatern Demak. 4. Budidaya jambu air berpengaruh terhadap Tingkat sosial ekonomi di Kecamatan Demak kabupaten Demak, bessarnya pengaruh budidaya jambu air terhadap tingkat sosial ekonomi adalah 31,8%.
DAFTAR PUSTAKA
Asari Shumeru, 2006, Meningkatkan keunggulan Buah Tropis Indonesia, Jogjakarta : CV. ANDI OFFSET. Asari Shumeru, 1995, Hortikultura Aspek Budidaya, Jakarta : Universitas Indonesia. Direktorat Jendral Hortikultura Departemen Pertanian RI, 2007, Pedoman
Umum
Pelaksanaan
Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Direktorat Jendral Hortikultura Departemen Pertanian RI, Jakarta. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
70
Hasroel
Thoyib,
1978,
Budidaya
Pohon
Untuk
Produksi
Pangan
Masa
Depan Di Indonesia, Bogor : Widya karya. Prijono Tjiptoherijanto, Budhi Soesanto, 2008, Ekonomi Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Rahmat Rukmana, 1999, Agribisnis dan Teknik Usaha Tani, Yogyakarta, Kanisius. Sutrisno Hadi, 2000, statistik jilid 2, jogakarta. CV. ANDI OFFSET Suharsimi Arikuntumo, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Zulkarnain, 2009, Dasar-dasar Holtikultura, Jakarta : Bumi Aksara http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-PandanganMahasiswa-Pertanian-Indonesia.php http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tingkat-sosial-kasta/
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
71