PENGARUH BRAND IDENTITY DAN CORPORATE IMAGE TERHADAP CONSUMER ATTITUDE SERTA DAMPAKNYA PADA PURCHASE INTENTION PADA RESTORAN SAPO GARDEN
Rebecca Ingrid Anastasya Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected] Freddy P. Simbolon, SE, MM (Pembimbing) Binus University, Jakarta, Indonesia.
ABSTRACT This study aimed to determine the effect Brand Identity, Corporate Image to Consumer attitude either partially or simultaneously. And to know Brand Identity, Corporate Image and Consumer attitude to Purchase Intention the Sapo Garden Restaurant at Sapo Garden Restaurant either partially or simultaneously. This study uses associative research. The sampling technique used in the sampling in this study is simple random sampling, Sample used in this research is the customer Sapo Garden of the 100 respondents were drawn at simple random sampling. Based on the results of research, it is known that simultaneously between the Brand Identity and Corporate Image has effect significantly Consumer Attitude, and its influence among the variable partially. Simultaneously, between the Brand Identity, Corporate Image, and Consumer Attitude a sphere of influence significantly to Purchase Intention, and its influence among the variable partially. From the research has been done, it is recommended to in order to create consumer attitude to improve purchase intention, in a way to optimize brand identity and corporate image. Keywords: Brand Identity, Corporate Image, Consumer Attitude, Purchase Intention, Sapo Garden. ABSTRAK untuk mengetahui pengaruh Penelitian ini ditujukan Brand Identity, Corporate Image terhadap Consumer attitude baik secara parsial maupun secara simultan. Dan untuk mengetahui Brand Identity, Corporate Image dan Consumer attitude terhadap Purchase Intention pada Restoran Sapo Garden pada Restoran Sapo Garden baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan Sapo Garden yang berjumlah 100 responden yang diambil secara simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa secara simultan antara Brand Identity dan Corporate Image memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Consumer Attitude, begitupun pengaruhnya antar variabel secara parsial. Kemudian, secara simultan antara Brand Identity, Corporate Image, dan Consumer Attitude memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap Purchase Intention, begitupun pengaruhnya antar variabel secara parsial. Dari penelitian yang telah dilakukan, direkomendasikan terhadap perusahaan demi menciptakan consumer attitude untuk meningkatkan purchase intention, dengan cara megoptimalkan brand identity dan corporate image. Kata Kunci : Brand Identity, Corporate Image, Consumer Attitude, Purchase Intention, Sapo Garden. PENDAHULUAN Pada perkembangan zaman yang sangat pesat seperti sekarang ini, perkembangan dunia usaha waralaba salah satunya yaitu kuliner khususnya di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tidak sedikit para pelaku bisnis yang mencoba terjun melakukan bisnis di dunia kuliner dengan menciptakan produk yang inovatif dan memiliki kreasi yang menarik. Seiring dengan hobi masyarakat yang gemar melakukan wisata kuliner dari satu tempat makan ke tempat makan lainnya berkembang cukup pesat seiring dengan munculnya aneka jajanan kuliner yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gaya hidup orang-orang yang memang gemar dalam menjelajahi aneka kuliner, atau tempat kuliner yang dijadikan sarana untuk bersosialisasi dan berkumpul bersama rekan. Restoran Sapo Garden merupakan industri waralaba yang menyajikan menu makanan China populer seperti dimsum, macam-macam bubur, mie, dan bebek. Suasananya tenang, kursinya enak, memang kursi yang didesain untuk meja makan sehingga makanan rasanya tercerna dengan lebih baik. Ada free wi-fi dan terdapat juga ruang smoking room. Restoran yang terletak di areal perumahan, ruko, ataupun mal tentu sudah biasa. Tapi, tempat makan yang berada di area pom bensin baru segelintir jumlahnya. Salah satunya Restoran Sapo Garden. Dengan mengedepankan rasa pada masakan yang diberikan Restoran Sapo Garden dirasa sudah baik dan bersahabat di lidah mereka, itulah alasan mereka untuk berkunjung dan membeli kembali. Namun, hal tersebut tidak selamanya menjadi tolak ukur meningkatnya pendapatan pada Restoran Sapo Garden. Fakta ini dialami oleh Restoran Sapo Garden, yaitu penurunan yang signifikan jumlah konsumen pada setiap bulannya yang berdampak pada omzet penjualan, berikut adalah data grafik frekuensi pegunjung setiap bulannya. Gambar 1 Frekuensi Pengunjung
2014
Sumber : Sapo Garden, 2015.
Pada grafik diatas dapat dilihat dari total pengunjung yang setiap bulannya kecenderungan menurun, tetapi Restoran Sapo Garden terus melakukan peningkatan mutu yang terbaik agar masyarakat tetap mengunjungi Restoran Sapo Garden dan pendapatan yang diterima terus meningkat. Dampak pembelian akan sangat mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan begitu juga produknya agar dapat tetap bertahan dan dicintai dipasar yang nantinya akan menentukan sikap selanjutnya yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen akan menampakkan sikapnya setelah melakukan persepsi terhadap minat apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Hal demikian juga dialami oleh seorang komsumen dalam mempertimbangkan minat beli (purchase intention) suatu produk yang ditawarkan oleh Restoran Sapo Garden. Menurut Seyed (2013) dalam Porter, 1974 Purchase Intention adalah jenis keputusan yang mempelajari mengapa pelanggan membeli merek tertentu. Konstruksi seperti mengingat sesuatu membeli merek dan mengantisipasi untuk membeli alat bantu merek untuk lingkup niat pembelian. Porter juga menguraikan niat pelanggan untuk membeli merek terfokus tidak hanya dengan sikap merek yang sama, tetapi juga oleh sikap nya yang mengarah ke merek lain dalam pilihan set dipertimbangkan. Niat beli juga merupakan kemungkinan bahwa konsumen akan merencanakan atau bersedia untuk membeli produk atau jasa tertentu di masa depan. Peningkatan niat pembelian berarti peningkatan kemungkinan pembelian (Dodds et al, 1991;. Schiffman dan Kanuk, 2007). Terdapat banyak hal yang dijadikan bahan pertimbangan dan harapan mengenai produk dan tempat apa yang akan dibeli oleh konsumen, yaitu dimana mereka membelinya, dan dengan harga berapa produk tersebut dibeli. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap konsumen sehingga menimbulkan minat mereka untuk mula-mula memasuki tempat usaha/resto dan kemudian melakukan pembelian adalah identitas dari merek suatu produk. Menurut Seyed (2013) dalam Keller, 2003; Ghodeswar, 2008, Brand identity adalah seperangkat fitur eksklusif merek dalam hal moto, janji dan kesempatan yang diberikan bagi pelanggan dan bisa menciptakan identitas baru atau meningkatkan identitas sebelumnya. Kita dapat mengatakan identitas adalah salah satu faktor yang paling penting untuk menstabilkan merek dan dapat menyebabkan ke arah pasar baru dan produk. Seyed (2013) dalam Joachimsthaler dan Aaker, 1999 Sebuah brand identity dianggap efektif jika disertai dengan kebutuhan pelanggan. Aaker, 1996 mengemukakan dengan kata lain, brand identity adalah rencana jangka panjang untuk menarik lebih banyak pelanggan. Ward et al., 1999 juga menjelaskan sebuah merek dapat menciptakan identitas eksklusif untuk produk atau jasa ketika membangun janji berkelanjutan dan terkait, yang dipercaya. Suatu produk yang memiliki brand identity yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk. Jika suatu produk sudah memiliki brand identity yang baik, maka tidak akan sulit untuk para pelaku bisnis dalam menarik konsumen sehingga para konsumen akan menunjukkan sikapnya dengan melakukan pembelian atas produk tersebut. Selain identas merek, image perusahaan pun tidak lepas dijadikan tolak ukur dan diperhatikan guna menarik konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Qamar (2013) Citra perusahaan didefinisikan oleh Tsai et al. sebagai konsep multidimensional yang berisi empat dimensi; citra perusahaan produk, citra pelayanan perusahaan, image corporate citizenship dan citra kredibilitas perusahaan.
Menurut penelitian sebelumnya, citra perusahaan adalah bersama persepsi individu yang diberikan organisasi. Citra perusahaan memiliki unsur yang sangat penting dalam perkembangan perusahaan tersebut ke depannya, karena citra perusahaan merupakan suatu landasan yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen sebagai pelanggan pada perusahaan tersebut. Sebuah citra dapat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan ini, citra yang baik akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut karena semakin baik citra yang timbul dimata konsumen akan menjadi penggerak emosi konsumen dan membuat konsumen merasa bahwa nilai yang mereka terima setara dengan biaya yang mereka keluarkan. Konsumen pada dasarnya merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen merupakan aset yang dapat menentukan keberhasilan perusahaan, hal ini karena pertumbuhan konsumen semakin meningkat pada masa yang akan datang. Selain itu, Image suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi perusahaan dalam menarik minat konsumen. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi namun sesuai dengan konsep yang disajikan untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu dengan pemberian harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan produk yang ditawarkan perusahaan. Sikap menunjukkan pengetahuan dan perasaan positif atau negatif tentang suatu kegiatan atau objek dan dapat juga dilihat sebagai evaluasi keseluruhan yang menyatakan berapa banyak kita suka atau tidak suka suatu objek, masalah, orang atau tindakan. Selanjutnya, sikap melayani empat fungsi utama bagi individu: fungsi pengetahuan, sebagai metode pengorganisasian keyakinan tentang kegiatan atau benda seperti belanja dan merek, sering menentukan perilaku berikutnya; Nilaiekspresif fungsi, ketika sikap dibentuk dan melayani untuk menyatakan nilai-nilai sentral individu dan konsep diri; Fungsi utilitarian, mengandalkan teori kondisi klasik, dengan individu merawat menciptakan sikap positif terhadap barang berharga dan sikap negatif terhadap barang lain dan juga fungsi Ego-Defensive, ketika individu membentuk sikap untuk melindungi diri mereka gambar dan ego terhadap kekurangan dan ancaman. Jelas, sikap, fungsinya, akibatnya, kualitas dan bagaimana terbentuk adalah salah satu mata pelajaran yang paling penting bahwa setiap perusahaan suka tahu tentang hal itu (Nasehivar, 2014). Berdasarkan dari permasalahan yang ada, penurunan volume penjualan pada tahun 2011 tersebut merupakan suatu hal yang seharusnya mendorong perusahaan untuk meningkatkan performa perusahaan mengenai segala hal yang dapat mempengaruhi penurunan tersebut agar dapat teridentifikasi dengan baik dan kemudian dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dimana brand identity suatu produk yang ditawarkan Restoran Sapo Garden seharusnya lebih dipertahankan mengingat harga yang ditawarkan adalah untuk mempertahankan brand identity produk tersebut, ditambah dengan kemampuan menjaga citra perusahaan, maka dapat diperkirakan sikap konsumen dalam membeli produk Restoran Sapo Garden dan akan meningkatkan minat beli ulang konsumen.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif mendefinisikan analisis hubungan kausal antara dua variabel atau lebih, serta korelasi yang ada di antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu para pelanggan restoran Sapo Garden. Time horizon yang digunakan adalah cross-sectional merupakan penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu (Hermawan, 2005: 19). Tabel 1 Operasional Variabel Penelitian No
Variable 1 Brand Identity
2 Coorporate Image
3 Consumer Attitude
Sub Variabel
Indikator Variabel
1. Brand as Product
1. Menyediakan menu makanan identik oriental
2. Brand as Organization
2. Keberagaman makanan
3. Brand as Person
3. Standarisasi layanan restoran
4. Brand as Symbol
4. Logo merk yang dimiliki 5. Slogan merk yang dimiliki
1. Corporate Product Image
1. Unggul dalam menu makanan.
2. Corporate Service Image
2. Restoran Sapo garden memiliki konsep restoran yang berbeda dibanding restoran pada umumnya
3. Corporate Citizenship Image
3. Kepedulian terhadap pembuangan limbahnya 4. Peduli dalam aktivitas kepedulian sosial
4. Corporate Credibility Image 1. Trust on the product
5. Kepercayaan terhadap perusahaan untuk melayani pelanggan 1. Pelayanan yang diberikan Restoran Sapo Garden dapat memuaskan saya
2. Familiarity
2. 3.
4.
3. Perceived economic situation
5.
Lokasi restoran yang strategis Makanan yang disediakan Restoran Sapo Garden dapat memuaskan saya Minuman yang disediakan Restoran Sapo Garden dapat sangat beragam Restoran Sapo garden menawarkan makanan yang sesuai dengan harga
Skala Ordinal menjadi Interval
Skala Pengukuran Likert
Ordinal menjadi Interval
Likert
Ordinal menjadi Interval
Likert
No
Variable 4 Purchase Intention
Sub Variabel
Indikator Variabel
1. Problem recognition
1. Saya tertarik membeli karena ciri khas makanan yang ditawarkan berbeda dengan restoran lain
2. Information search 3. Alternative evaluation
2. Penawaran makanan yang menarik di media elektronik membuat saya tertarik membeli 3. Berkunjung ke resto merupakan pilihan tepat
4. Purchase decisión
4.
Makanan yang ditampilkan membuat saya ingin membeli produk tersebut
5. Post-purchase behavior
5.
Suasana restoran yang nyaman mendorong saya ingin menikmati makanan di Restoran Sapo Garden
Skala Ordinal menjadi Interval
Skala Pengukuran Likert
Sumber : Diolah Penulis, 2015 Kemudian data yang diperoleh diuji validitas dan reliabilitasnya, dilanjutkan dengan uji normalitas dan transformasi data dari ordinal menjadi interval (syarat statistik parametrik), uji regresi sederhana, uji regresi berganda dan path analisis.
HASIL DAN BAHASAN
Untuk menguji pengaruh secara simultan dilakukan uji anova yang ditunjukkan dalam table berikut : Tabel 2 Anova Model Regression
Sig 0,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa nilai F berada pada signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05. Dengan demikian secara bersama-sama Brand Identity, Corporate Image dan Consumer Attitude berpengaruh nyata terhadap Purchase Intention. Hipotesis yang diujikan yang menyatakan bahwa Brand Identity, Corporate Image dan Consumer Attitude berpengaruh positif dan nyata terhadap Purchase Intention dapat diterima.
Gambar 2 Hasil Analisis Struktural Brand Identity 0,221
0,752
0,685 0,252
Consumer Attitude
0,522 Corporate Image
0,517
0,382
Purchase Intention
0,233
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dilihat pada pengaruh langsung variabel Brand Identity terhadap Purchase Intention sebesar 0,252 dan pengaruh total dari Brand Identity terhadap Purchase Intention melaui Consumer Attitude sebesar 0,336. Pada pengaruh langsung variabel Corporate Image terhadap Purchase Intention sebesar 0,233 dan pengaruh total dari Corporate Image terhadap Purchase Intention sebesar 0,430. Pada pengaruh langsung variabel Consumer Attitude ke Purchase Intention diperoleh sebesar 0,382. Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Struktural 2 Model Summaryb Mode Adjusted R Std. Error of Durbinl R R Square Square the Estimate Watson a .729 .531 .517 1.556 1.945 1 a. Predictors: (Constant), Consumer Attitude, Brand Identity, Corporate Image b. Dependent Variable: Purchase Intention Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015. Dengan melihat dari tabel diatas hasil perhitungan di atas di mana R square sebesar 0,531 atau 53,1%. Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi dari brand identity, corporate image dan consumer attitude terhadap purchase intention sebesar 53,1% sedangkan sisanya 46,9% merupakan kontribusi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan antar variabel brand identity (X1), corporate image (X2), consumer attitude (Y), purchase intention (Z) bahwa secara simultan, brand identity, corporate image dan consumer attitude memiliki kontribusi yang signifikan terhadap purchase intention. Secara parsial, brand identity memiliki kontribusi positif dan pengaruh yang signifikan terhadap
consumer attitude. Corporate image memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan serta positif terhadap Consumer Attitude, dengan sifat hubungan yang kuat. Brand Identity dan Corporate Image memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Customer Attitude. Brand Identity memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan serta positif terhadap Purchase Intention. Corporate Image memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan serta positif terhadap Purchase Intention. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Consumer Attitude terhadap Purchase Intention secara parsial dan dengan sifat yang kuat. Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran terhadap perusahaan demi menciptakan consumer attitude untuk meningkatkan purchase intention, dengan megoptimalkan brand identity dan corporate image. Berikut sarannya : 1. Perusahaan seharusnya mengoptimalkan brand identity agar pelanggan merasa senang dengan Restoran Sapo Garden. Untuk mengatasi hal itu sebaiknya standarisasi pelayanan lebih ditingkatkan lagi agar menjadi ciri khas restoran. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu: Meningkatkan cita rasa pada makanan. Menambah variasi pada menu makanan. 2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan corporate image yang ditunjukan di Restoran Sapo Garden. Karena hasil dari kuesioner menunjukan bahwa konsumen kurang melihat adanya kepedulian dari restoran terhadap apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga ini menimbulkan perilaku konsumen yang kurang puas. Saran yang dapat diberikan oleh perusahaan yaitu: Lebih sering mengadakan penggalangan dana bagi yang tidak mampu yang sifatnya tidak memaksa kepada konsumen. Lebih memperhatikan pembuangan limbahnya apalagi karena lokasi berada di pom bensin. Meningkatkan kerjasama antar karyawan agar tercipta hubungan yang baik dan kompak diantara karyawan sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan membuat konsumen merasa nyaman. 3. Pada variabel customer attitude di dapatkan hasil bahwa konsumen merasa menu minuman yang disediakan Restoran Sapo Garden kurang memuaskan. Hal ini tentu akan membuat konsumen merasa tidak senang sehingga tidak akan tertarik untuk melakukan pembelian. Saran yang bisa diberikan kepada pihak restoran adalah: Menghias minuman yang disediakan dengan lebih menarik (diberikan potongan buah atau memakai gelas yang lebih menarik). Menambah variasi minuman ke dalam menu. 4. Pada variabel purchase intention, didapatkan hasil bahwa konsumen merasa nyaman dengan keadaan restoran mendapat nilai terendah. Hal ini harus sangat diperhatikan oleh pihak restoran. Sehingga saran yang bisa diberikan oleh pihak restoran adalah: Memisah ruangan antara smoking dan non smoking.
Lebih memperhatikan kebersihan ruang restoran. Menghias ruang restoran dengan ornamen yang menunjukan identitasnya sebagai identik dengan oriental agar konsumen merasa nyaman dan yakin ingin melakukan pembelian di Restoran Sapo Garden.
REFERENSI Aaker, David and Erich. (2007). Brand Leadership. New York: The Free Press. Asyraf, W. M. (2013). A Comparison of Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) and Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for Confirmatory Factor Analysis. International Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) vol. 2. Issue 5 page 198-205. Canandan, (2009). Product Management, 2nd Edition. Tata McGraw-Hill Education. Private Limited. New Delhi. Chaniotakis, I.E., Lymperopoulos, C., and Soureli, M., (2010). Consumers’ intentions of buying own-label premium food products. Journal of product and Brand Management. Vol 19(5). pp.327-334. Da Silveira C, Lages C, Simoes C, (2011). Reconceptualizing brand identity in a dynamic environment. Journal of Business Research. Doi: 10.1016/ j.jbusres.2011.07.020. David, Fred R. (2009). Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta. Ghodeswar BM, (2008). Building brand identity in competitive markets: a conceptual model. Journal of Product and Brand Management. 17(1): 4-12. Gunawan, Arif. 2014. WARALABA LOKAL: Pengusaha Berharap Perhatian Jokowi-JK. http://industri.bisnis.com/read/20140913/100/257099/waralabalokal-pengusaha-berharap-perhatian-jokowi-jk Diakses 27 Maret 2015 Ha, H., Janda. S. and Muthaly, S., (2010). “Development of brand equity: evaluation of four alternative models”, Service Industries Journal, 30(6), pp. 911-928 Hair, Joseph F. (2003). Multivariate Data Analysis, 8th edition, New Jersey, Prantice Hall, Inc. Halim, Beatrice C., Dharmayanti, Diah., dan Brahmana, Ritzky Karina M.R., (2014). Pengaruh Brand Identity Terhadap Timbulnya Brand Preference Dan Repurchase Intention Pada Merek Toyota. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11.
Haryanto, Ella. (2014). Mempersiapkan Para Profesional Waralaba di Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Heizer, Jay dan Barry Render. (2007). Operation Management. Salemba Empat: Jakarta. Hoyer, W.D. & Macinnis, D.J. (2008) “Consumer Behaviour”, 5th edition, Cengage Learning http://www.reedpanorama.com/press/mempersiapkan-para-profesional-waralaba-diindonesia-dalam-menghadapi-tantangan-masyarakat Diakses 27 Maret 2015 Irawan, Handi (2006). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Gramedia, Jakarta. Jaafar, S. N., Lalp, P. E. & Naba, M. M. (2012). Consumers ’ Perceptions, Attitudes and Purchase Intention towards Private Label Food Products in Malaysia. Asian Journal of Business and Management Science, 2(8), 73 90. Justin Paul, Jyoti Rana, (2012). "Consumer behavior and purchase intention for organic food", Journal of Consumer Marketing, Vol. 29 Iss: 6 pp. 412 - 422 Kanaidi. (2010). Pengaruh Customer Value Dan Corporate Image Terhadap Loyalitas Pengguna Jasa Paket Pos Di Wilayah Pos Bandung Raya. Competitive Majalah Ilmiah, Politeknik Pos Indonesia, Vol 6 No.2 Desember 2010, ISSN 0216-2539, hal 25-40. Kotler dan Keller, (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition. Pearson Prentice. Hall. Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2008). In B2B brand management. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2006). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2006). Marketing Management, Pearson Education Inc. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran. Jilid Satu, Edisi Keduabelas, Cetakan Ketiga. Penerbit Indeks. Kotler, Philip, dan Kevin, Lang Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Prenhallindo. Jakarta . Indeks. Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian, Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,. Erlangga, Jakarta. Ma’ruf, Muzakkir. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Jamaah Haji Di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Ming Wei Huang, (2011). The Influences of Advertising Endorser, Brand Image, Brand Equity, Price Promotion, on Purchase Intention- The Mediating Effect of Advertising Endorser. Ofir, C. and Simonson, I. (2005) “The Effect of Stating Expectations on Customer Satisfaction and Shopping Experience”, Stanford Graduate School of Business 44p Pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140805_indonesia _ekonomi_melemah Diakses 27 Maret 2015 Pindyck, Robert. S dan Rubinfeld, Daniel.L. (2007). Mikroekonomi, Edisi Keenam, Jilid 1. PT.Indeks. Jakarta. Priyatno, Dwi. (2011). Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien dan Akurat. Yogyakarta : MediaCom. Schiffman LG, Kanuk LL, (2007). Consumer Behavior, ninth ed. Prentice-Hall, Inc. NJ. Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. (2008). Consumer Behaviour 7th Edition (Perilaku Konsumen). Jakarta: PT. Indeks. Setiawan, B. (2014). Customer Satisfaction Index Model on Three Level of Socioeconomic Status In Bogor, Case Study : Customer Satisfaction on Branded Cooking Oil Product. ASEAN Marketing Journal Vol. VI, Number 1, p. 15-24. Soemirat, Soleh & Ardianto, Elvinaro. (2007). Dasar-Dasar Public. Relations, Bandung, Rosdakarya. Solomon, M. R. (2007). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New Jersey, Upper Saddle River: Pearson Educatio n, Inc. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta. Tsai W.C. Yang and W.F. Irene, (2010). Does Image Matter to Different Job Applicants? The influences of corporate image and applicant individual differences on organizational attractiveness, International Journal of Selection and Assessment, 18(1): 48- 63. Udeh, E. P. (2008). Exploring User Acceptance of Free Wireless Fidelity Public Hot Spots: An Empirical Study. Human Technology, Volume 4(2). pp. 144-168. Umar, Husein. (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi II. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Yongqiang Li. et. al. (2011). The Effects of Corporate-Brand Credibility, Perceived Corporate-Brand Origin, and Self-Image Congruence on Purchase Intention: Evidence From China’s Auto Industry. Journal of Global Marketing. ISSN: 0891-1762. Taylor & Francis Group, LLC.
RIWAYAT PENULIS Rebecca Ingrid Anastasya lahir di kota Jakarta pada tanggal 30 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Program Manajemen studi Pemasaran Internasional pada tahun 2015.