Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
ISSN 2356 - 4385
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart Dalam Membangun Loyalitas Konsumen Najmi Syarif1), Salman2), Rewindinar3) Ilmu Komunikasi, Institut Teknologi Dan Bisnis Kalbis, Jakarta Jalan Pulomas Selatan Kav. 22 – Jakarta Timur 13210 1) Email:
[email protected] 2) Email:
[email protected] 3) Email:
[email protected] Abstract: Wide spread of minimarket in a residential area of making competition second minimarket famous in indonesia Alfamart and Indomaret more visible, one of them is competition to build consumers loyality.This research to review and comparing the influence of brand activation each minimarket in building loyality consumers. Brand activation is shifted activity and the interaction of brand to consumers. Brand activation in this research is divided into four elements:identity, employees, program&service and communication.Using quantitative methods of 100 samples had values of correlation is 0,566 for Alfamart comparison 0,434 for Indomaret.The regression obtained had value Y = 6,696 + 0,286 Brand Activation Alfamart comparison Y = 5,997 + 0,286 Brand Activaiton Indomaret. Meanwhile, in the determination test obtained the value is 0,320 or 32% for Alfamart comparison 0,188 or 18,8% for Indomaret. From these results it’s known that brand activation of Alfamart more Influence consumer loyalty comparison Brand activation of indomareton Bojong Nangka village – Tangerang. Keywords: brand activation, comparison of Alfamart and Indomaret, loyality of consumer’s, regression analyisis Abstrak: Menjamurnya minimarket di kawasan pemukiman membuat persaingan kedua minimarket ternama di Indonesia Alfamart dan Indomaret semakin terlihat, salah satunya persaingan untuk membangun loyalitas konsumen. Penelitian ini mengulas dan membandingkan pengaruh brand activation masing-masing minimarket dalam membangun loyalitas konsumen. Brand activation merupakan aktivitas mendekatkan dan interaksi merek dengan konsumen. Brand activation dalam penelitian ini dibagi kedalam 4 unsur yaitu: identity, employees, program&service dan communication. Dengan menggunakan metode kuantitatif dari 100 sampel diperoleh nilai korelasi 0,566 untuk Alfamart berbanding 0,434 untuk Indomaret. Dalam uji regresi diperoleh hasil Y = 6,696 + 0,288 Brand Activation Alfamart berbanding Y = 5,997 + 0,286 Brand Activation Indomaret Sedangkan, dalam uji determinasi Alfamart sebesar 0,320 atau 32% berbanding Indomaret sebesar 0,188 atau 18,8%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa brand activation yang dilakukan Alfamart lebih mempengaruhi loyalitas konsumen dibandingkan brand activation yang dilakukan Indomaret di Kelurahan Bojong Nangka - Tangerang. Kata Kunci: analisis regresi, brand activation, loyalitas konsumen, perbandingan Alfamart dan Indomaret
I. PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri mini market di Kabupaten Tangerang membuat semakin ketatnya persaingan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret) semakin terlihat jelas.Dengan semakin banyaknya cabang dan semakin ketatnya persaingan mini market di wilayah Tangerang membuat setiap perusahaan mengadakan berbagai langkah promosi atau pemasaran yang tepat dalam merangkul konsumen untuk tetap loyal terhadap brand mini market tersebut.Salah satu
strategi komunikasi pemasaran yang mereka terapkan ialah brand activation. Brand activation merupakan aktivitas mendekatkan dan interaksi merek dengan konsumen yang menarik perhatian guna menciptakan buzzmarketing atau pembicaraan (word of mouth) yang positif tentang terhadap kesadaran merek. Sebuah brandakan dinyatakan berhasil bila konsumen secara sadar ataupun tidak sadar memilih suatu merek atau brand untuk memenuhi kebutuhannya. Di wilayah Tangerang bisnis waralaba mini market sudah berkembang selama sepuluh tahun terakhir.Dengan semakin besarnya perkembangan
87
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
dari Alfamart dan Indomaret membuat mereka harus bisa mempertahankan loyalitas konsumen. Lokasi yang akan diteliti adalah kelurahan Bojong Nangka, kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Pemilihan lokasi penelitian ini dikarena perkembangan cabang Alfamart dan Indomaret sudah semakin berkembang luas selama sepuluh tahun terakhir. Hal ini juga didukung dengan banyaknya jumlah target konsumen yang tersedia di kelurahan Bojong Nangka. Tabel 1 Desa, luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga Dan kepadatan penduduk Kelurahan Bojong Nangka No
Desa
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk/ Km2
1
Bojong Nangka
6181,3
39.113
6,33
2
Curug 509,19 Tangerang
8.494
16,88
Sumber : Kecamatan Bojong Nangka (http://dinkes-kabtangerang.go.id)
Dengan tersedianya target pasar yang melimpah dan lokasi yang strategi masing-masing merek berusaha membangun loyalitas dari konsumen-konsumen mereka agar mampu bertahan dari banyaknya industri serupa yang masuk ke persaingan bisnis minimarket. Peneliti akan mengulas pengaruhbrand activation terhadap loyalitas konsumen dan membandingkan tingkat Pengaruh masing-masing perusahaan yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamat dan PT Indomarco Prismatama atau Indomaret di Kelurahan
Bojong Nangka Kecamatan Kabupaten Tangerang.
Kelapa
Dua
Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka didapat rumusan masalah yang diambil ialah: (1) Apakah terdapat hubungan antara brand activation dan loyalitas konsumen masing-masing mini market? (2) Apakah terdapat pengaruh brand activation terhadap loyalitas konsumen masing-masing mini market? (3) Berapakah besarnya pengaruh brand activation terhadap loyalitas konsumen masing-masing mini market? dan (4) Bagaimana perbandingan tingkat pengaruh brand activation Alfamartdan Indomaret dalam membangun loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang Provinsi Banten? Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya maka didapat tujuan penelitian yang akan dilakukan: 1. Untuk mengetahui adakah hubungan
88
antara brand activation dan loyalitas konsumen masing-masing mini market; 2. Untuk mengetahui pengaruh brand activation terhadap loyalitas konsumen masing-masing mini market; 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh brand activation terhadap loyalitasa konsumen masing-masing mini market; 4. Untuk mengukur perbandingan tingkat pengaruh brand activation Alfamart dan Indomaret terhadap loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
II. MEODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif denganpendekatan komparatif dari metode riset survei eksplanatif (analitik).Penelitian Komparatif adalah penelitian yang membandingkan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau satu indikator dengan indikator lainnya. Dalam penelitian ini statistik yang digunakan berjenis, statistic parametricskarena jumlah populasi yan diketahui dengan jenis analisis data bivariat (dua variabel) dari jenis data interval, yaitu.data yang diperoleh dengan cara pengukuran , dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui. Ciri para metrik adalah jenis data interval atau rasio, serta distribusi data (populasi) adalah normal atau mendekati normal dengan jumlah besar >30 (Santoso, 2012:xiii-xvii). Analisis uji dalam pengolahan data yang digunakan adalah aplikasi SPSS 20.Lokasi penelitian ini berlokasi di Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang meiliki luas daerah sebesar 6.181,3 Km². Lokasi yang menjadi fokus pada penelitian adalah rumah warga yang berdekatan diantara Alfamart dan Indomaret. Lokasi ini diambil dikarenakan perkembangan minimarket dikelurahan Bojong Nangka dalam sepuluh tahun terakhir dan persaingan antara kedua minimarket dalam penelitian semakin terlihat kompetitif setiap tahun dalam satu wilayah kecil yang sama.
A. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Detail dari data populasi dari penelitian ini diambil dari kelurahan BojongNangka. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin:
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5, dan seterusnya menurun sampai pada jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi
C. Teknik Analisis Data
e2 = batasan kesalahan (10%)
1. Uji validitas dan uji reliabilitas
Bedasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel (n) dari populasi (39.113) penduduk kelurahan bojong nangkadengan tingkat persisi yang ditetapkan sebesar 10% adalah 100orang berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.Dalam menentukan sampelyang digunakan dalam penelitian menggunakan purposive sampling dalam nonprobabilitas dimana teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tidak dapat dijadikan sampel (Kriyantono, 2010:158). Kriteria-kriteria untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Sampel adalah masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal disekitar gerai Alfamart dan Indomaret; 2. Sampel yang diutamakan adalah konsumen yang memiliki kartu member dari masing-masing mini market, kartu Aku dari outlet Alfamart dan Indomaret card dari outlet Indomaret; 3. Sampel tidak berasal dari keluarga yang sama karena setiap sampel mewakili masing-masing keluarga; dan 4. Sampel tidak dibedakan dari umur, jenis kelamin dan latar belakng pendidikan tertentu demi hasil pemelitian yang lebih berfariatif
B. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Yaitu skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuan terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu Prosedur pengukuran sebagai berikut: l
Responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diajukan peneliti atas dasar persepsi masingmasing Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Berpendapat (TB), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
l
Pemberian nilai (scoring). Untuk jawaban
Validitas ialah kesahihan (sah), dimaksud untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas diuji melalui Analisis loading factor, jika nilai dari indikator > 0,05 indikator tersebut valid (Ghozali, 2009: 21). Reliabilitas ialah ketetapan alat ukur atau instrumen penelitian; apabila penelitian diulangi dua kali atau lebih dengan instrumen yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama (Martono, 2012: 208209).Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya.
2. Uji Asumsi Klasik Model regresi yang akan digunakan akan benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan dan representatif atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses tranformasional data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2011: 121-128). Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah model residu berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji statistik, yaitu : l
l
Analisi grafik, yaituuntuk melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Uji statistik, yaitu untuk menentukan apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak, dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak.Rasio skewness adalah nilai skewnes yang dibagi dengan
89
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis yang dibagi dengan standar error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan skewness berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal.
linear atau tidak secara signifikan.Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05.
b. Uji Autokorelasi Durbin - Watson Uji autokorelasi, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode dengan variabel pengganggu pada periode sebelum e-1.Salah satu pengujian yang umum digunakan dalam menguji adanya autokorelasi adalah uji statistik Durbin Watson. Uji ini dihitung berdasarkan jumlah selesih kuadrat nilai-nilai faktorfaktor gangguan berurutan.
Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Dengan Menetapkan taraf nyata signifikasi (diasumsikan, a = 5% atau 0,05)Membandingkan signifikasi yang diterapkan dengan signifikasi yang diperoleh dari analisis (Sig.)
Hipotesi yang diuji adalah : Ho : p = 0 (baca: hipotesis nolnya adalah tidak ada autokorelasi) Ha : p ≠ 0 (baca: hipotesis alternatifnya adalah ada autokorelasi) Jika nilai Durbin – Watson yang didapat berkisar anatra nilai batas atas du dan 4-du, maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (variabel independen).Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. d. Uji Heteroskedastistas Uji heteroskedastistas, merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari redisual satu ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastistas. Untuk menguji heteroskedastistas dalam penelitian ini dilakukan dengan milihat grafik plot. Dasar pengambilan keputusan : l
l
Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastistas Jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastistas
e. Uji Linieritas Uji linieritas, bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang
90
Susun hipotesis : Ho : Model regresi linier H1 : Model regresi bukan linier Bila a < Sig., maka Ho diterima, berarti regresi linear Bia a ≥ Sig., maka H1 diterima, berarti regresi bukan linear
3. Uji ANOVA ANOVA merupakan analisis statistik yang dapat memberikan informasi tentang perbedaan antar kelompok satu dengan kelompok lain dalam satu populasi, maupun antar populasi. ANOVA mengandung kesalahan yang lebih kecil dan lebih efisien daripada pengujian perbedaan dengan t-tes. (Irianto, 2010: 246) Dalam penelitian ini diperlukan adanya uji ANOVA untuk membandingkan satu rata-rata populasi dengan satu rata-rata populasi yang lain. Teknik ANOVA adalah uji analisis melihat perbedaan nilai masing-masing kelompok (khususnya untuk kelompok yang banyak) dalam suatu rasio kesalahan sekecil mungkin, selain itu ANOVA juga dapat memberi informasi tentang ada tidaknya interaksi antar variabel bebas sehubungan dengan pengukuran terhadap variabel terikat. 247):
Asumsi dalam ANOVA satu arah(Irianto, 2010:
l
Sampel diambil dari distribusi normal, sehingga sampel juga berdistribusi normal. Kenormalan ini dapat diatasi dengan memperbesar jumlah sampel;
l
Masing-masing kelompok mempunyai variabel yang sama;
l
Sampel diambil secara acak. Dari asumsi diatas, penelitian memenuhi ketiga
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
asmusi di atas dan dinyatakan memenuhi criteria atau persyaratan dalam pengujian ANOVA.
4. UjiKorelasi dan Regresi
Variabel satu dengan Variabel lainnya sehingga teknik analisis data menggunakan uji regresi sederhana. Model hubungan variabel dependen dan independen dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut: Y = a + bX+ ɛ
a. UjiKoefisien Korelasi
rx y =
Dimana:
N ∑ XY − (∑ X )( ∑ Y )
Y= Variabel Loyalitas Konsumen
{( N ∑ X 2 − (∑ X )2 )( N ∑ Y 2 − (∑ Y )2 )}
A= Konstanta
Keterangan:
b= Konstanta Variabel
rxy = Korelasi product moment
X= VariabelBrand Activation
X = Skor total dari setiap item
ɛ = Kesalahan Pengganggu (disturbance’s error)
Y = Skor/nilai dari setiap item N = Jumlah sampel
5. Uji Hipotesis
Menguji korelasi atau hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengujian koreasi di lakukan untuk melihat tingkat hubungan dengan asumsi nilai R dari -1 hingga +1.Konsep ini juga sama apabila varibel (X) atau vaiabel (Y) lebih dari satu sebagai berikut : Tabel 3.3 Nilai Korelasi Positif Tabel 1Tabel Nilai3.3korelasi positifPositif Nilai Korelasi Nilai r Arti Nilai r Arti r=1 Korelasinya positif sempurna r=1 Korelasinya positif positif sangat sempurna 0,80–0,99 Korelasinya kuat 0,80–0,99 Korelasinya positif sangat 0,60- 0,79 Korelasinya positif kuat kuat 0,60-- 0,79 0,40 0,59 0,40 -0,39 0,59 0,200,200,39 0 - 0,19
Korelasinya positif positif sedang kuat Korelasinya Korelasinya positif positif lemah sedang Korelasinya Korelasinya positif lemah lemah Korelasinya positif sangat
0 - 0,19 Korelasinya positif sangat lemah Sumber : Sugiono (2005) : Sugiono (2005) Tabel Tabel 2Sumber Nilai negatifNegatif 3.4korelasi Nilai Korelasi Tabel 3.4 Nilai Korelasi Negatif Nilai r Arti Nilai r - 0 Arti (-0,19) Korelasinya negatif sangat lemah
b.
(-0,19) -(-0,20) -0 (-0,39) (-0,39) --(-0,20) (-0,59) ( -0,40)
Korelasinya negatif negatif lemah sangat lemah Korelasinya Korelasinya negatif negatif sedang lemah Korelasinya
(-0,59) - ( -0,40) (-0,76)–(-0,60) (-0,76)–(-0,60) (-0,99)–(-0,80)
Korelasinya negatif negatif kuat sedang Korelasinya Korelasinya negatif negatif sangat kuat kuat Korelasinya
a. Analisis Korelasi Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Hipotesis (Ho dan Ha) Ho: Tidak terdapat hubungan antara brand activation dengan loyalitas konsumen
Ha: Terdapat hubungan antara brand activation dengan loyalitas konsumen
2. Menetapkan taraf nyata (α) dan tingkat keyakinan (1-α) 3. Menghitung nilai statistik thitung = ttabel
= t(α/2) (n-2)
Di mana : r = koefisien korelasi n = jumlah sampel 4. Membandingkan nilai statistik uji dengan daerah kritis
Korelasinya negatif negatif sempurna sangat kuat r(-0,99)–(-0,80) = -1 Korelasinya r = -1 Korelasinya negatif sempurna Sumber : Sugiono (2005) UjiSumber Koefisien Regresi : Sugiono (2005)Sederhana
Penggunaan analisis regresi sederhanadigunakan untuk mengukur tingkat Pengaruh yang dimulai dari Hasil Uji Variabel tidak berpengauh (-1) hingga sangat berpengaruh (+1) Hasil Uji Variabel dan penelitian ini memiliki Variabel pengaruh atau (X) Alfamart Indomaret komparatif lebih dari satu serta metode pendekatan Uji Nilai R atau Nilai R atau korelasi Alfamart Indomaret yaitu Koefisien sebagai penelitian yang membandingkan antara korelasi ialah ialah 0,434 berarti Uji Korelasi Koefisien Korelasi Uji Koefisien Uji
Nilai R atau 0,566 berarti korelasi ialah korelasi positif 0,566 berarti sedang. korelasi positif Y = 6,696 + sedang. 0,288 Brand Y = 6,696 +
Nilai R atau korelasi korelasi negatif sedang. ialah 0,434 berarti korelasi negatif sedang.
Y = 5,997 + 0,286 Brand Activation + Y = 5,997 +Indomaret 0,286 Brand
- ttabel
0
t tabel
Gambar 1 Kurva dua sisi uji koefisien korelasi
91
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
5. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :
Ho ditolak dan Ha diterima, jika t atau t hitung> t tabel
Ho diterima dan Ha ditolak, jika – t tabel< t hitung < t table
<-t
hitung
tabel
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Jika menggunakan perhitungan rumus, koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus : R² = (r)² X 100% Di mana :
b. Analisis Regresi
R² : Nilai koefisien determinasi
Langkah – langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
r : Nilai koefisien korelasi
1. Menentukan Ho dan Ha (bentuk uji)
Ho : Brand activation loyalitas konsumen
Ha : Brand activation mempengaruhi loyalitas konsumen
tidak mempengaruhi
2. Menetapkan taraf nyata (α) dan tingkat keyakinan (1-α) 3. Menghitung nilai statistik
d. Hipotesis Komparatif Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis adalah definisi atau jawaban sementara yang di ajukan dari penelitian.Hipotesis komparatif akan membandingkan nilai pengaruh brand activation Alfamart (μ1) denganbrand activation Indomaret (μ2) terhadap loyalitas konsumen. Perbandingan pengaruh variabel dalam hipotesisdigambarkan sebagai berikut: Hipotesis Komparatif :
thitung =
Di mana :
H0 : μ1 ≥ μ2
b = koefisien regresi
H0 :Brand activation yang dilakukan Alfamart lebih mempengaruhi loyalitas konsumen dibandingkan Brand activation yang dilakukan Indomaret.
Sb = Deviasi Standar 4. Menentukan daerah kritis
H1 : μ1 < μ2 H1 : Brand activation yang dilakukan Indomaret lebih mempengaruhi loyalitas konsumen dibandingkan Brand activation yang dilakukan Alfamart. - ttabel 0 t tabel
III. PEMBAHASAN
Gambar 2 Kurva dua sisi koefisien regresi
5. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :
Ho ditolak dan Ha diterima, jika t atau t hitung> t tabel
Ho diterima dan Ha ditolak, jika – t tabel< t hitung < t tabel
<-t
hitung
tabel
c. Analisis Koefisien Determinasi Koesfisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi independen. Nilai koefisien
92
Dengan melakukan penelitian tentang komparatif atau perbandingan brand activation Alfamart dan Indomaret terhadap loyalitas konsumen di wilayah Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dengan jumlah penduduk sebanyak 39.113 luas wilayah 6181,3 Km2 dan 9.778 rumah tangga. Di ambil sampel sebanyak 100 responden dengan kriteria-kriteria yang di tentukan, didapatkan hasil seperti pada Tabel 3berikut: Dengan melihat hasil perbandingan dari persamaan masing-masing variabel di atas , maka H0 diterima H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa“brand activation yang dilakukan
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
Tabel 3.3 Nilai Korelasi Positif Nilai r lebihArti Alfamart mempengaruhi loyalitas konsumen r=1 Korelasinya positif sempurna dibandingkan Brand activation yang dilakukan 0,80–0,99 Korelasinya positif sangat kuat Indomaret”.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 0,600,79 Korelasinya positif kuat dari hubungan, pengaruh, besarnya pengaruh variabel 0,40 - di 0,59dapat Korelasinya sedang hingga hasil ujipositif untuk dibandingkan dan 0,20- 0,39 Korelasinya positif lemah didapat nilai Pengaruh yang lebih unggul dari masing0 - 0,19 positif dan sangatIndomaret. lemah masing variabelKorelasinya baik Alfamart Maka di dapat interpretasi hasil penelitian berikut ini : Sumber : Sugiono (2005)
Dari hasil analisis korelasi antara brand Tabel 3.4 Nilai Korelasi Negatif activation terhadap loyalitas konsumen di dapat nilai koefisien korelasi Nilai r Arti 0,566 untuk brand activation Alfamart yang berarti korelasi positif (-0,19) - 0 Korelasinya negatif sangat sedang lemah dan 0,434 untuk brand activation Indomaret (-0,39) -(-0,20) Korelasinya negatif lemah yang berarti korelasi positif sedang.Nilai korelasi positif yang di (-0,59) - ( -0,40) Korelasinya negatif sedang dapat Alfamart menunjukan bahwa hubungan (-0,76)–(-0,60) Korelasinya negatifterdapat kuat yang positif antara variabel X1 dengan variabel Y1. (-0,99)–(-0,80) Korelasinya negatif sangat kuat Hubungan positif berarti kenaikan nilai X1 terjadi r = -1 Korelasinya negatif sempurna seiring dengan kenaikan nilai Y1 dan apabila nilai X1 Sumber : Sugiono (2005) turun maka diiringi pula dengan penurunan variabel Y1 begitu pula sebaliknya bagi varaibel brand activation Indomaret X2 terhadap loyalitas konsumen Y2 Hasil yangUji memiliki Variabel nilai positif serupa. Tabel 3 Hasil uji variabel Uji Koefisien Korelasi Uji Koefisien Regresi Uji Koefisien Determinasi
Alfamart Nilai R atau korelasi ialah 0,566 berarti korelasi positif sedang. Y = 6,696 + 0,288 Brand Activation Alfamart + ɛ Nilai R² atau Koefisien determinasi ialah ialah 0,320 dalam persen ialah 32%. Variabel brand activation Alfamart mempengaruhi 32% loyalitas konsumen Alfamart sedangkan 68% sisanya di tentukan oleh variabel lainnya.
Indomaret Nilai R atau korelasi ialah 0,434 berarti korelasi negatif sedang. Y = 5,997 + 0,286 Brand Activation Indomaret + ɛ Nilai R² atau Koefisien determinasi ialah 0,188 dalam persen ialah 18,8%.Variabel brand activation indomaretmempengaruhi 18,8% loyalitas konsumen Indomaret sedangkan 81,2% sisanya di tentukan oleh variabel lainnya
Setelah mendapatkan hasil dari analisis korelasi, kemudian diperkuat lagi dengan uji signifikasi koefisien korelasi dengan tujuan memastikan apakah hubungan variabel dependen dan independen signifikan atau tidak. Dari uji signifikasi koefisien korelasi brand activation Alfamart terhadap loyalitas
konsumen diperoleh –t tabel< t hitung> t tabel atau -1,98 < 6,79 > 1,98 dengan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara brand activation terhadap loyalitas konsumen Alfamart pada taraf signifikasi 5%. Sedangkan dari uji signifikasi koefisien korelasi brand activation Indomaret terhadap loyalitas konsumen diperoleh –t < t hitung> t tabel atau -1,98< 4,76 > 1,98 dengan Ho tabel ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara brand activation terhadap loyalitas konsumen Indomaret pad taraf signifikasi 5%. Dari kedua uji signifikasi koefisien korelasi, kedua minimarket (Alfamart dan Indomaret) memiliki hubungan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Pentingnya mengetahui hubungan signifikan dari variabel dikarenakan jika terdapat hubungan yang signifikan dapat dipastikan bahwa variabel memiliki pengaruh. Nilai pengaruh inilah yang akan di uji pada analisis selanjutnya, analasis regresi. Dengan menggunakan analisis regresi, peneliti akan mengetahui seberapa besar variabel dependen dapat diprediksikan melalui independen. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk uji regresi linear sederhana yang pengujiannya dilakukan dengan menggunakan software SPSS ver 20.00. Dapat diketahui untuk regresi sederhana brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) mendapatkan nilai konstanta (intercept) a sebesar 6,696 dengan kesalahan baku (standar error) a sebagai penduga A sebesar 1,147 dan koefisien regresi b sebesar 0,288 dengan kesalahan baku (standar error) b sebagai penduga B sebesar 0,042. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka persamaan regresinya adalah Y = 6,696 + 0,288 Brand Activation Alfamart + ɛ. Sedangkan untuk regresi sederhana brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen (Y2) mendapatkan nilai konstanta (intercept) a sebesar 5,997 dengan kesalahan baku (standar error) a sebagai penduga A sebesar 1,714 dan koefisien regresi b sebesar 0,286 dengan kesalahan baku (standar error) b sebagai penduga B sebesar 0,060. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka persamaan regresinya adalah Y = 5,997 + 0,286 Brand Activation Indomaret + ɛ. Analisis regresi tersebut diperkuat dengan uji signifikasi koefisien regresi. Hasil uji signifikasi untuk brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) menunjukan bahwa nilai –t < t hitung> t tabel atau -1,98< 6,79 > 1,98 sehingga Ho tabel ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikasi 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa
93
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
brand activation Alfamart mempengaruhi loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka. Sedangkan hasil uji signifikasi untuk brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen (Y2) menunjukan bahwa nilai –t tabel< t hitung< t tabel atau -1,98< 4,76 > 1,98 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikasi yang digunakan dimana 0,000 < 0,05 atau 5% maka Jadi dapat disimpulkan bahwa, brand activation Indomaret mempengaruhi loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka. Untuk menentukan besarnya nilai hubungan variabel dependen dengan variabel independen dilakukan uji koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien determinasi brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) sebesar 0,320 atau 32%. Hal ini menunjukkan 32% loyalitas konsumen berasal dari konstribusi Brand Activation Alfamart yang meliputi identity, Employees, program & service dan communication sedangkan 68% sisanya di tentukan oleh variabel lainnya. Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen (Y2) sebesar 0,188 atau 18,8%. Hal ini menunjukkan 18,8% loyalitas konsumen berasal dari konstribusi Brand Activation Indomaret meliputi identity, Employees, program & service dan communication sedangkan 81,2% sisanya di tentukan oleh variabel lainnya. Perbedaan yang mencolok dapat dilihat pada hasil uji determinasi dan hasil analisis ini akan mendukung besarnya nilai Pengaruh brand activation dari masing-masing minimarket terhadap setiap loyalitas konsumen. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang dilakukan sebelumnya, peneliti akan membandingkan nilai dari masing-masing hasil uji yang di lakukan untuk mengukur minimarket mana yang memiliki program brand activation yang baik sehingga mampu mempengaruhi loyalitas konsumen dan menjadi brand activation yang lebih mendapatkan effek positif, feedback positif dan respons yang positif dari konsumen sehingga dapat di nilai sebagai brand activation yang efektif memppertahankan bahkan membangun loyalitas konsumen. Menurut peneliti Pengaruh adalah suatu memiliki dampat atau effek yang besar dengan action yang ada dan lebih effisien terhadap waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Brand Activation atau dalam bahasa Indonesia berarti pergerakan merek yang bergerak berdasarkan brand activity yang mencakup aktivitas atau programprogram perusahaan dalam strategi membangun merek mereka di mata konsumen dengan berbagai
94
macam promosi atau penawaran yang menarik dan mencakup brand awereness hingga brand equity. Dengan kata lain adalah kegiatan memperkenalkan merek atau brand di benak konsumen memalui program-program yang sudah dilakukan. Peneliti akan mengulas dampak masing dimensi di atas terhadap loyalitas berdasarkan teori, analisis dan praktek nyata yang dilakukan masing-masing minimarket, sebagai berikut ini:
A. Identity Identity atau bisa disebut identitas, adalah suatu cara atau proses untuk memperkenalkan pribadi ke pribadi lainnya dalam hal ini minimarket ke masingmasing konsumen mereka. Pada proses identitas merek akan menghasilkan gambaran tersendiri dalam benak konsumen. Pada saat identitas merek memiliki konsep yang kuat dan jelas, makakonsumen tanpa sadar telah diberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan mencerna sendiri sebuah merek. Identitas disalurkan bersama-sama dengan informasi yang lainnya kemudian melalui media komunikasi yang ada identitasdan informasi tersebut disampaikan kepada konsumen. Idenitas merek tersebut dikemas dalam brand activation dengan lebih menarik, seperti logo, tagline, packaging, dan hal yang mendukung lainnya. Alfamart memiliki logo dengan menonjolkan unsur warna merah dan ini diaplikasikan juga kedalam seragam para pegawai mereka.Warna merah memiliki arti berani, bersemangat dan energjik selain itu warna merah adalah warna yang meranik perhatian mata lebih besar disbanding warna lainnya. Indomaret lebih mengusung warna biru pada seragam pegawai mereka dimana terdapat tiga warna pada logo mereka yaitu merah, biru dan kuning. Warna merah dan kuning dipakai sebagai penghias atau pemertegas dari seragam para pegawai Indomaret. Warna biru memberikan dampak segar, bersih, sejuk dan tenang. Selain logo dan seragam tagline adalah suatu hal yang mencerminkan kualitas pelayanan dari masing-masing minimarket.Alfamart memiliki tagline “belanja puas harga pas” dan Indomaret memiliki tagline “mudah dan hemat”. Dalam hal maskot Alfmart memiliki “Albi” dan Indomaret memiliki “Si Domar” tetapi setelah melakukan penelitian dari data kuestioner diketahui bahwa popularitas Albi 57,6% lebih unggul dari Si domar 56,6%. Secara penilain logo, seragam, tagline dan maskot peneliti menganalisa bahwa Alfamart lebih baik dalam memerkenalkan identitas merek mereka.
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
B. Employe Employees atau pelayanan pelanggan, adalah bentuk pelayanan yang diberikan kepada konsumen melalui karyawan. Karyawan dituntut untuk bekerja dengan baik sesuai tugas yang telah diberikan, serta karyawan berperan menjadi duta bagi brand perusahaan (brandambassador). Perusahaan dengan mengkomunikasikan aspek-aspek yang membangun merek kepada karyawannya, dengan tujuan terbentuknya perilaku yang sesuai dengan misi merek tersebut didalam benak karyawan. Karyawan menjadi agen yang potensial untuk melakukan aktivasi sebuah brand. Secara garis besar pada umumnya pelayanan yang diberikan karyawan dalam bisnis waralaba ialah dengan melakukan 3S (senyum, sapa, salam) kepada pelanggan dan mampu menangani keluhan pelanggan terhadap kesalahan berbelanja atau sejenisnya yang diajukan pelanggan atau konsumen kepada para pegawai yang mewakili penilaian masing-masing mini market. Dalam pelayanan Indomaret lebih unggul dibandingkan Alfamart dari segi indikator 3S 79,8% berbanding Alfamart 58,8% tetapi Alfamart lebih unggul dalam menangani keluhan konsumen sebesar 78,2% berbanding 73,2% dengan apa yang karyawan Indomaret lakukan. Hal ini sangat berpengaruh karena layanan pelanggan yang dilakukan karyawan menjadi kunci terbentuknya loyalitas pelanggan terhadap brand.
C. Program & Service Program & Service merupakan hal pertama dari pemasaran yang penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, karena Program & Service merupakan sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Banyak bentuk-bentuk Program & Service yang ditwarkan masing-masing mini market dalam menarik minat masing-masing konsumen.Program & Service yang dilakukan Alfamart antara lain seperti “Arisan Member”, kunjungan ke pabrik, Member Gathering serta manfaat rangkaian program khusus anggota seperti diskon “Hemat Spesial”, Kalender Belanja Member, Point Reward, Point Redemption dan banyak lagi. Member Alfamart juga diberikan promosi atau diskon khusus di merchant-merchant yang bekerja sama dengan kartu keanggotaan Alfamart. Sedangkan Program & Service yang dilakukan Indomaret antara lain Promo Bulanan, IndomaretCard, PAAI (Pesan Antar Ambil Indomaret) dan I-kupon. Dengan bekerjasama dengan Bank Mandiri program Indomaret Card memiliki keunggulan lebih yaitu bisa digunakan untuk transaksi
di luar outlet Indomaret seperti bisa digunakan untuk membayar tol, transjakarta, Sumber Pengisian Bahan bakar Umum, beberapa merchant F&B dan lain sebagainya.transaksi belanja tidak menggunakan pin dan tanda tangan karena di lakukan secara off line dan yang pastitransaksi lebih mudah praktis dan cepat. PAAI atau Pesan Antar Ambil Indomaret memiliki kelebihan gratis biaya kirim Jabodetabek pesan antar meliputi Parcel Food, Parcel Non-Food dan bany ak lagi, masih ada juga promosi di setiap bulannya yang menawarkan harga murah mulai dari beli dua gratis satu dan lainnya. Melihat banyaknya program pelayanan yang ditawarkan masing-masing mini market peneliti mengambil 2 indikator utama yang di miliki masing-masing mini market dan sering dimanfaatkan konsumen yaitu promosi bulanan atau paket diskon dan kepemilikian dan penggunaan dari kartu member. Dalam indikator promosi bulanan tidak terlihat perbedaan yang signifikan yaitu 68,2% bagi Indomaret dan 61,4% bagi Alfamart. Dengan rasio perbandingan 7% menunjukan kedua mini market bersaing ketat dalam pelayanan promosi yang diberikan dan di tawarkan kepada konsumen. Tetapi dalam program kartu member terlihat nilai yang berimbang dari kartuAku (Alfamart) 70,4% dan Indomaret Card (Indomaret) 70,4%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa program kartu member yang ditawarkan Alfamart berimbang dengan yang ditawarkan Indomaret dimata konsumen.Secara garis besar KartuAku lebih berskala kecil karena bermanfaat di gerai-gerai Alfamart saja berbanding terbaik dengan Indomaret Card yang multifungsi.
D. Communication Communication, komunikasi memegang peranan penting dalam pelakasanaan brand activation. Komunikasi diperlukan untuk mendukung ketiga hal yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu identity,employees, program&service. Brand activation mengandung pesan komunikasi take to action ataupun pesan komunikasi yang bersifat call to action message yang berarti dalam brand activation komunikasi sebagai bagian penting dalam menjalankan ketiga program sebelumnya. komunikasi yang baik dapat membuat feedback yang baik, dengan feedback yang baik berarti mendapatkan respon yang baik, respon yang baik berarti penilaian yang baik dan dengan adanya penilaian yang baik brand activation akan berjalan dengan baik sehingga loyalitas konsumen juga akan semakin membaik dan meningkat. Dalam penelitian ini komunikasi yang
95
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
akan diteliti adalah komunikasi yang baik (sopan dan ramah) dengan pelanggan. Alfamart dan Indomaret kembali bersaing dalam dimensi komunikasi yang dilakukan yakni 75,2% - 62,4% dan 78,4% - 75%. Komunikasi menunjukan pengaruh yang sangat tinggi pada 3 dimensi sebelumnya dengan rendahnya nilai dimensi komunikasi makan nilai rendah yang didapat 3 dimensi sebelumnya bisa dipastikan.Rendahya nilai komunikasi Indomaret disebabkan kurang ramahnya pelayanan yang diberikan (berkaitan dengan “3S” employees), konsumen menilai pelayanan komunikasi Indomaret lebih pasif terhadap konsumen sehingga berpengaruh buruk terhadap nilai dalam dimensi komunikasi brand activation Indomaret. Dari hasil interpretasi di atas, maka diketahui bahwa brand activation (meliputi identity, employees, program&service dan communication) merupakan indikator yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Karena brand activation masing-masing memiliki hubungan penarauh dan tingkat pengaruh yang cukup tinggi terhadap loyalitas konsumen. Apabila minimarket melaksanakan program brand activation dengan baik, maka mini market tersebut akan mendapat respon yang baik dari konsumen salah satunya dengan mampu menjadi konsumen yang loyal terhadap mini market tersebut. Tingginya nilai brand activation berbanding sama denga tingginya tingkat loyalitas konsumen, sehingga dapat diketahui dengan membangun kualitas pelayanan brand activation maka loyalitas pelanggan akan meningkat.
IV. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian brand activation Alfamart dan Indomaret terhadap loyalitas konsumen mini market Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang yang di wakili 100 responden atau sampel diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 20.00 diketahui hasil koefisien korelasi r = 0,566 untuk brand activation Alfamart yang berarti korelasi positif sedang dan r = 0,434 untuk brand activation Indomaret yang berarti korelasi positif lemah. Dengan uji signifikasi koefisien korelasi brand activation Alfamart terhadap loyalitas konsumen diperoleh –t tabel< t hitung> t tabel atau -1,98 < 6,79 > 1,98 dengan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara brand activation terhadap loyalitas konsumen
96
Alfamart pada taraf signifikasi 5%. Sedangkan dari uji signifikasi koefisien korelasi brand activation Indomaret terhadap loyalitas konsumen diperoleh –t tabel< t hitung> t tabel atau -1,98< 4,76 > 1,98 dengan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara brand activation terhadap loyalitas konsumen Indomaret pada taraf signifikasi 5%. b. Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 20.00 diketahui hasil koefisien regresi linear sederhana dari brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) dengan persamaan regresinya adalah Y = 6,696 + 0,288 Brand Activation Alfamart + ɛ. Sedangkan hasil koefisien regresi linear sederhana dari brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen (Y2) dengan persamaan regresinya adalah Y = 5,997 + 0,286 Brand Activation Indomaret + ɛ. Analisis regresi tersebut diperkuat dengan uji signifikasi koefisien regresi. Hasil uji signifikasi untuk brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) adalah –t tabel< t hitung> t tabel atau -1,98< 6,79 > 1,98 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikasi 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan brand activation Alfamart mempengaruhi loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka. Sedangkan hasil uji signifikasi untuk brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen (Y2) adalah –t tabel< t hitung< t tabel atau -1,98< 4,76 > 1,98 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan tingkat signifikasi 0,05 atau 5% maka Jadi dapat disimpulkan brand activation Indomaret mempengaruhi loyalitas konsumen di Kelurahan Bojong Nangka. c. Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 20.00 diketahui hasil koefisien determinasi (R square) pada brand activation Alfamart (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y1) sebesar 0,320 atau 32%. Hal ini menunjukkan 32% loyalitas konsumen berasal dari konstribusi Brand Activation Alfamart yang meliputi identity, Employees, program & service dan communication sedangkan sisanya (100% 32% = 68%) di tentukan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukan ke dalam model brand activation. Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi brand activation Indomaret (X2) terhadap loyalitas konsumen
Pengaruh Brand Activation Alfamart Dan Indomart...
(Y2) sebesar 0,188 atau 18,8%. Hal ini menunjukkan 18,8% loyalitas konsumen berasal dari konstribusi Brand Activation Indomaret meliputi identity, Employees, program & service dan communication sedangkan sisanya (100% - 18,8% = 81,2%) di tentukan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukan ke dalam model brand activation. Dengan melihat hasil perbandingan dari persamaan masing-masing variabel dalam tabel 4.49 komparatif hasil uji, maka diketahui bahwa H1 ditolak dan H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa brand activation Alfamart lebih mempengaruhi loyalitas konsumen disbanding brand activation yang dilakukan Indomaret di Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
VI. DAFTAR RUJUKAN Effendy, O. U. (2003). Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Ghozali., I. (2009). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Irianto. A. (2010). Statistik konsep dasar, aplakasi dan pengembangannya.. Jakarta: Kencana prenada media group. Handoyo, W. (2004). Manajemen Modal Kerja. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hurriyati, R. (2005). Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen. Bandung: cv. Alfabeta. Kennedy, J. E. & Darmawan, R. S. (2006). Marketing Communication Taktik & Strategi..Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Kotler, P. & Keller, K. (2008).Manajemen pemasaran edisi kedua belas buku 1 & 2. Terjemahan oleh Molan, B. Jakarta: PT. Indeks. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Martono, N. (2012). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Sendjaja, S. D. et al. (2008). Teori Komunikasi Edisi kedua. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. (2012). Statistik nonparametris untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Susanto, A. B. & Himawan, W. (2004). Power Branding. Jakarta : PT. Mizan Publika.
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpress. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi Kedua. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Wijaya, A. (2011). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Indrayana, H. (2012). “Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan dengan kepercayaan merek dan kepuasan sebagai variabel antara di optilk melawai”. Skripsi Sarjana Management Institute Teknologi dan Bisnis Kalbe, Jakarta. Nurwahid, L. (2010). “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Sarjana Akutansi Universitas PERASADA Indonesia, Jakarta. Asumsi Klasik. (2012). “Regresi Linier Berganda”.[Online]. Diakses 12 Desember 2013 dari http://datamfr.files. wordpress.com/2012/10/regresi-linier-berganda.pdf Annual Report Alfamart. (2012). “Sharing Opportunities”. [Online]. Diakses 15 September 2013 dari http:// corporate.alfamartku.com/data/File/Annual%20 Report%20SAT%20(2012.pdf Dewi, K. (2011). “MARA ADVERTISINGDAN STRATEGI BRAND ACTIVATION METRO BERINGHARJO DI YOGYAKARTA”. Skripsi Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”, Yogyakarta. [Online]. Diakses 15 September 2013 dari http://repository.upnyk.ac.id/885/1/SKRIPSI.pdf Puspitasari, L. (2008), “Brand Activation Dagadu Djokdja”. Skripsi Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. [Online]. Diakses 15 September 2013
dari
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.
documents/22165964/Brand_Activation_of_Dagadu_ Djokdja. Morel, P. et al. (2002). “Brand activation”.[Online]. Diakses 22 September 2013 dari http://www.metro-as.no/pdf/ fagartikler/Brand%20Activation.pdf Data Kependudukan.(2012). “Tabel Desa, Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Kelurahan Bojong Nangka”. [Online]. Diakses 22 September 2013 dari http:// dinkes-kabtangerang.go.id/2012/08/uptd-puskesmasbojong-nangka.aspx
97