1
PENGARUH BAHAN MAKANAN TERHADAP UMUR DAN KESUBURAN PARASITOID TELUR Tumidiclava sp DI LABORATORIUM
SKRIPSI
OLEH GELORIA MH PURBA 030302010 HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
2
PENGARUH BAHAN MAKANAN TERHADAP UMUR DAN KESUBURAN PARASITOID TELUR Tumidiclava sp DI LABORATORIUM
SKRIPSI
OLEH GELORIA MH PURBA 030302010 HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Ujian Skripsi Di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
3
NAMA
: GELORIA MH PURBA
NIM
: 030302010
Jurusan
: HPT
JUDUL
: Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium
Diketahui Oleh: Komisi Pembimbing
(Ir.Syahrial Oemry,MS) Ketua
(Ir. Marheni,MP) Anggota
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
4
ABSTRAK
GELORIA MH PURBA” Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp DI Laboratorium “ di bawah bimbingan Bapak Ir. Syahrial Oemry sebagai ketua dan Ibu Ir. Marheni, MP sebagai anggota dosen pembimbing. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Pengembangan Tanaman Tebu, Sei Semayang, PTPN II dengan ketinggian ± 25 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Adapaun hasil yang diperoleh dari penelitian makannan yang tepat bagi serangga Tumidiclava sp adalah Perlakuan Telur P.castanae + Larutan Madu dan Larutan Madu. Selain itu juga diperoleh hasil Laju Reproduktif (Ro) sebesar 31.819.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp di Laboratorium” di bawah bimbingan Ir. Syahrial Oemry sebagai ketua dan Ir.Marheni,MP sebagai anggota komisi pembimbing. Penulis
mengucapakan
banyak
terima
kasih
kepada
bapak Ir.Syahrial Oemry dan ibu Ir. Marheni, MP komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Risbang Tebu, sei Semayang, PTPN II yaitu bapak Ir. Salim Nasution dan Ibu Ir. Lopiana serta seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satupersatu.Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
Medan, Juli 2008
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………
4
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 5 DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 6 PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………………… 7 Hipotesis Penelitian…………………………………………………… 8 Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 8 Kegunaan Penelitian …………………………………………………. 8 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama ………………………………………………………… 9 Faktor Makanan …………………………………………………….. 12 BAHAN DAN METODE…………………………………………………… 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ………………………………………………………………….. 20 Pembahasan …………………………………………………………. 20 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ………………………………………………………… 35 Saran………………………………………………………………… 35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
7
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tebu merupakan tanaman perkebunan/industri berupa tanaman tahunan. Tanaman ini merupakan komoditi penting karena di dalam batangnya terkandung 20 % cairan gula. Tanaman ini berasal dari India, tetapi mungkin juga berasal dari Irian karena di sana ditemukan tanaman liar tebu (Anonimus, 2007a). Tebu adalah tanaman yang ditanam baku untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Dari proses pembuatan tebu akan dihasilkan gula 5 %, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air (Anonimus, 2007b). Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah. Karena merupakan kebutuhan pokok, maka dinamika harga gula akan mempengaruhi langsung terhadap laju inflasi (Anonimus, 2007c). Penggerek batang dan penggerek pucuk merupakan hama terpenting. Serangan penggerek batang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas hasil tebu. Sedangkan penggerek pucuk mengakibatkan pertumbuhan tanaman tebu terhambat. Laporan terakhir mengenai serangan hama ini terjadi di
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
8
Cirebon, di lima kecamatan sedikitnya 100 ha lahan tebu tersebut terserang hama penggerek pucuk dan penggerek batang (Chairunnisa, 2005). Gejala khas dari serangan penggerek batang ditandai dengan adanya bercak-bercak putih bekas gerekan daun, kulit luar daun tidak tembus, lorong gerekan pada bagian dalam pelepah, lorong gerekan pada ruas-ruas, kadangkadang titik tumbuh mati, daun muda layu atau kering, dan satu batang biasanya terdapat lebih dari satu penggerek. Setiap kerusakan ruas menimbulkan kerugian gula sebesar 0,5% (Deptan,1998). Beberapa penelitian membuktikan setiap 1% kerusakan ruas menyebabkan kehilangan
gula
antara
0,7-1,3
%
bervariasi
tergantung
varietasnya
(Purnama,2001). Menurut cara penyerangannya penggerek batang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: penggerek ruas dan penggerek tunas. Penggerek ruas yaitu: Chilo auricilus Pudg (penggerek berkilat), Chilo sacharipaghus Boj (penggerek bergaris), dan
Phragmatocea castanae Hubner (penggerek raksasa)
menyebabkan kerusakan pada ruas-ruas tebu. Sedangkan penggerek tunas yaitu Eucosma schista ceana Sn (penggerek abu-abu), Chilo infuscatellus (penggerek kuning) dan Sesamia inferens walk (penggerek jambon) menyebabkan kematian pada tunas tebu-tebu muda (Deptan,1994). Penggerek batang tebu Phragmatocea castanae Hb adalah nama hama utama pada tanaman tebu di Wilayah PT. Perkebunan-IX. Sejak tahun 1985 telah dilepaskan parasit telur Tumidiclava sp, parasit larva Sturmiopsis inferens dan Xanthocampoplex sp ke lapangan. Jumlah parasit telur yang dilepas lebih kurang 5000/Ha untuk sekali pelepasan dan Sturmiopsis inferens lebih kurang 20 Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
9
pasang/Ha dan Xanthocampoplex sp 15 ekor /Ha. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelepasan parasit menyebabkan turunnya intensitas serangan penggerek batang tebu hingga di bawah 5 % pada tanaman umur 6 bulan (Saragih,dkk,1986). Berikut ini dilampirkan data perkembangan produktivitas tebu pada tahun 2000-2006 pada Pabrik Gula Sei Semayang, PTPN II.
Tabel 1. Perkembangan Produktivitas Tebu Thn 2000-2006 Pabrik Gula Sei Semayang, PTPN - II Tahun
Produksi Tebu (Ton/Ha)
1999/2000
61,69
2000/2001
70,88
2001/2002
53,96
2002/2003
62,54
2003/2004
40,12
2004/2005
62.38
2005/2006
72,71
Sumber: Balai Riset dan Pengembangan Tebu, Sei Semayang.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bahan makanan yang sesuai guna pembiakkan parasitoid Tumidiclava sp. b. Untuk mengetahui jumlah imago yang dihasilkan dari parasitoid Tumidiclava sp dengan pemberian bahan makanan yang berbeda. Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
10
c. Untuk mengetahui perbandingan jumlah parasitoid jantan dan betina (sex ratio). d. Untuk mengetahui neraca kehidupan (life table) dari parasitoid Tumidiclava sp.
Hipotesis Penelitian
a. Terdapat pengaruh pemberian bahan makanan yang berbeda akan memperlama umur parasitoid Tumidiclava sp. b. Terdapat
pengaruh
pemberian
bahan
makanan
yang
berbeda
menghasilkan imago yang berbeda jumlahnya.
Kegunaan Penelitian
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan mengikuti ujian skripsi di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
11
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Parasitoid Telur (Tumidiclava sp)
Kalshoven ( 1981) menyatakan bahwa klasifikasi Tumidiclava sp adalah sebagai berikut: Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hymenoptera
Famili
: Trichogrammatidae
Genus
: Tumidiclava
Spesies
: Tumidiclava sp
Pada umumnya famili Trichogrammatidae berukuran kecil dengan panjang tubuh 1-3 mm, mata bewarna merah, sayap depan lebih panjang dari sayap belakang. Antena imago jantan Tumidiclava sp tumpul dan berbulu, sedang pada betina tidak ditumbuhi rambut serta ditemukan alat seperti jarum pada segmen terakhir. Alat kelamin agak menonjol pada jantan, sedang pada betina tidak ada tonjolan. Betina mempunyai tubuh agak ramping (Metcalf and Breineira,1969). Secara taksonomi Trichogrammatoidea spp merupakan jenis parasitoid telur yang termasuk ke dalam famili Trichogrammatidae dari ordo Hymenoptera. Imago jantan berwarna merah tua terang, mata dan ocelli merah tua, antena merah Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
12
tua terang, flagella dengan rambut hampir tiga kali lebih panjang dari lebar flagella. Sayap belakang dengan rumbai-rumbai setae yang panjang. Imago betina berwarna sama dengan serangga jantan, flagella antena 1,20 kali panjang scape, ovipositor panjangnya sama dengan tibia belakang (Tarumingkeng, 2001). Famili Trichogrammatidae adalah juga parasit-parasit telur serangga, dimana ukurannya yang sangat kecil. Trichogrammatidae dapat dikenali paling mudah oleh tarsi mereka yang beruas tiga. Kecuali itu metasoma secara melebar menempel dengan mesosoma, dan fragma yang kedua menonjol jauh di dalamnya; sungut adalah pendek dengan tujuh atau lebih sedikit ruas; dan sayap depan seringkali memiliki rambut duri yang tersusun dalam baris-baris (Borror, 1992) Siklus hidup Tumidiclava sp di dalam inangnya dari telur hingga keluarnya imago 11-17 hari. Siklus hidupnya singkat sekali sehingga dalam setahun dapat menghasilkan 27 generasi. Peletakan telur berlangsung selama 3-5 hari dan setelah 5 hari imago Tumidiclava sp akan mati (Pan and Lim,1978). Dari satu telur terparasit imago yang keluar rata-rata 4,29 ekor. Imago betina rata-rata 92-197 butir telur. Semakin lama umur telur penggerek maka daya parasitasinya akan menurun. Telur penggerek yang segar umumnya lebih disukai, sehingga perkembangan parasitoid di dalam telur ini lebih baik. Telur inang yang kecil dapat memberikan nutrisi yang ada, tetapi setelah keluar dari telur serangga ini lebih lelah dan kurang aktif. Telur penggerek yang sudah berumur lebih dari 3 hari tidak disukai lagi oleh parasitoid, karena karion inang yang telah mengeras. Imago berumur 1 atau 2 hari setelah keluar dari telur penggerek memiliki keaktifan yang besar. Bila umur imago 3 hari atau lebih, maka daya parasitasinya akan semakin menurun. Imago betina tidak mempunyai Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
13
masa prapeletakan telur. Begitu parasitoid keluar dari telur penggerek, imago segera meletakkan telurnya (Pan and Lim,1978). Parasitoid telur Tumidiclava sp dalam waktu singkat menunjukkan kemampuannya untuk hidup dan berkembang biak dengan persentase teparasit cukup besar. Satu ekor Tumidiclava sp dapat memarasit telur P.castanae sebanyak ± 28,8 butir di lapangan. Penyebarannya di lapangan cukup baik yaitu dalam tempo 1 minggu dapat mencapai 50 meter (Saragih,dkk,1986). Imago yang keluar atau menetas tergantung pada jumlah telur penggrek yang terparasit. Di Malaysia dilakukan penelitian terhadap 40 butir telur yang diinokulasi Tumidiclava sp, ternyata hanya 66,4 % yang terparasit (Pan and Lim,1978). Trichogrammatidae adalah sejenis serangga yang sangat tertarik pada cahaya dimana Trichogrammatidae yang baru menetas segera bergerak ke arah cahaya yang paling terang. Sifat ini paling penting untuk mencari inangnya (Metcalf and Breineira,1969). Suhu, kelembaban dan cahaya sangat berpengaruh pada aktifitas parasitoid dalam mendapatkan kesempatan menemukan inangnya. Suhu sangat berpengaruh terhadap jumlah keturunan yang dihasilkan parasitoid. Siklus hidup parasitoid dewasa akan menjadi lebih panjang dengan semakin meningkatnya suhu udara dimana
parasitoid
tersebut
hidup.
Suhu
optimum
bagi
perkembangan
Trichogrammatidae adalah 28 -32 C dan kelembaban 80-100% (Metcalf and Breineira,1969).
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
14
Biologi Penggerek Batang Raksasa (Phragmatocea castanae) Hubner
Menurut
Kalshoven
(1981)
menyatakan
bahwa
klasifikasi
Phragamtocea castanae adalah sebagai berikut: Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Cossidae
Genus
: Phragmatocea
Spesies
: Phragamtocea castanae Kelompok telur terdiri satu baris atau lebih. Telur-telur diletakkan pada
daun pucuk yang mati atau pada daun tua dan kering yang masih melekat pada batang. Tepi daun digulung dan direkatkan. Tergantung dari letak di dalaam barisan, yaitu berada di sisi atau ujung, maka satu sentimeter baris terdiri dari 9-12 telur. Baris terpanjang yang pernah ditemukan adalah 15 cm (Wirioatmojo,1980). Serangga dewasa meletakkaan telur secara berkelompok-kelompok (warnanya putih) di dalam gulungan-gulungan daun kering, terutama pada pucuk tanaman mati puser. Masa telur antara 9-10 hari (Deptan, 1994). Telur berbentuk lonjong dengan panjang 1,8 mm dan tinggi 0,7 mm. Warna telur mula-mula putih kelabu, kemudian berubah menjadi coklat muda dan menjelang menetas menjadi hitam kelabu (BP3GI,1979). Larva yang baru menetas memasuki pelepah daun, menggerek pelepah dan hidup di sini selama lebih kurang 3-7 hari, kemudian menggerek masuk ke ruas.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
15
Larva dewasa dapat mencapaiu panjang 5,5 cm (betina) dan 4 cm (jantan) (Deptan,1994). Warna dasar tubuh larva kemerah-merahan dan pada setiap segmen tubuh terdapat empat bercak merah. Pada perisai leher terdapat sisik-sisik. Larva termasuk tipe cruciform dengan tiga tungkai sejati dan empat tungkai palsu (BP3GI,1979). Sebelum menjadi pupa, larva melalui masa pra pupa selama 2 hari, dan masa pupa berlangsung selama 16-113 hari. Pupa merayap dari lubang gerekan menuju ke lubang keluar. Setelah dewasa kulit pupa tertinggal di lubang dan menonjol ke luar, yang merupakan ciri khas dari penggerek ini (Deptan,1994). Pupa termasuk tipe objekta. Palpus maksila tidak ada dan proboscis rudimenter. Pada setiap segmen abdomen terdapat busur duri. Spirakel segmen abdomen yang pertama tidak tampak. Segmen ketiga terdapat menempel pada kedua, sedangkan keeempat bebas. Warna pupa mula-mula kuning muda berubah menjadi coklat (BP3GI,1979). Ngengat keluar pada sore hari. Setelah keluar dari kepompong, ngengat berdiaam selama beberapa waktu untuk mengeringkan dan mengembangkan sayap. Masa penerbangan terjadi antara pukul 18.00-22.00. Ngengat tertarik oleh sinar lampu. Pada siang hari ngengat bersembunyi di antara pelepah daun kering. Rata-rata panjang betina 3,40 cm dan jantan 2,53 cm. Ngengat bewarna kecoklatan dan memiliki proboscis (BP3GI,1979)
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
16
Kerusakan dan Kerugian
Gejala kerusakan pada ruas ditandai oleh lubang-lubang gerek yang mudah dilihat dari luar. Tingkatan kerusakan biasanya ditandai berdasarkan persen ruas rusak (dengan tanda kerusakan dari luar) terhadap jumlah ruas. Tanaman yang mati akibat serangan penggerek merupakan kerugian total, karena tidak dapat menghasilkan gula. Disamping itu tanaman yang ruasnya rusak menghasilkan gula yang sedikit disebabkan turunnya berat tebu dan kualitas nira (BP3GI,1979). P.castanae Hubner merupakan penggerek batang tebu yang banyak merusak tanaman tebu di daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat kerugian yang ditimbulkan dari setiap persen serangan ruas berkisar antara 0,75-1,3%. Penggerek ini sering menyebabkan pucuk tanaman yang menyebabkan tanaman mati puser sehingga tidak dapat berproduksi (Saragih, dkk,1986). Kerusakan yang ditimbulkan larva ini dapat berakibat total bagi pertanaman tebu, mengingat larva ini menetap di bagian dalam, merusak pelepah dan terus menggerek ke dalam batang membentuk terowongan sampai jauh ke dalam daerah bawah batang tebu sehingga sangat sulit untuk pengendaliannya (Kalshoven,1981). Serangan penggerek batang tebu terjadi pada tanaman tebu muda berumur 2-3 bulan dan serangan akan meningkat pada umur 5 bulan. Biasanya menyebabkan kematian karena rusaknya titik tumbuh tanaman tersebut. Pada tanaman tua akibat yang nyata di derita oleh tanaman yaitu hilangnya bagian ruas karena dimakan penggerek. Pada serangaan hebat tanaman akan menjadi kerdil (Wirioatmodjo,1978) . Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
17
Pengendalian Secara Hayati
Pengendalian hayati terhadap penggerek batang tebu yang dilakukan di PTPN II secara hayati dengan menggunakan parasitoid telur (Tumidiclava sp), dan parasit larva (Sturmiopsis inferns dan Xanthocampoplex sp) (BP3GI,1979). Pelepasan parasit telur (Tumidiclava sp) ternyata cukup efektip untuk penekanan populasi Phragmatocea castanae. Parasit ini di datangkan dari Malaysia dan kini telah berkembang dengan baik di daerah Medan. Selain parasit ini dijumpai pula 3 spesies parasit yang menyerang stadium larva (Deptan,1994). Salah satu cara pengendalian penggerek batang tebu raksasa dilaksanakan secara biologi, musuh alami yang di duga mempunyai potensi yang baik untuk mengendalikan P.castanae adalah parasitoid Tumidiclava sp (Pan and Lim,1978).
Faktor Makanan Berbagai hewan memiliki perilaku makan yang berbeda menurut musim. Beberapa jenis serangga berperilaku makan yang berbeda pula pada tahap-tahap perkembangannya. Serangga holometabola (yang mengalami metamorfosis sempurna seperti Lepidoptera, Coleoptera, Hymenoptera dan Diptera) yang makanannya berbeda pada stadium larva dan imago selalu menghindar dari persaingan makanan dalam spesiesnya (intra-spesies). Sifat ini menyebabkan keberhasilan eksistensi serangga holometabola, yang mencakup 85 % dari seluruh spesies serangga (Tarumingkeng, 2001). Makanan merupakan sumber gizi yang dipergunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang. Jika makanan tersedia dengan kualitas yang Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
18
cocok dan kuantitas yang cukup, maka populasi serangga akan naik dengan cepat. Sebaliknya jika keadaan makanan kurang maka populasi serangga juga akan menurun (Jumar, 2000).
Makanan sebagai sumber energi adalah salah satu komponen esensial untuk kelangsungan hidup yang dapat membatasi pertumbuhan populasi. Hubungan trofik merupakan pola hubungan produksi dan konsumsi bahan makanan antar spesies dalam ekosistem, atau dalam ungkapan sederhana: apa yang dimakan oleh suatu makhluk dan siapa yang memakan makhluk yang bersangkutan. Jika ini diteruskan dengan beberapa spesies maka terbentuklah suatu rantai atau bahkan beberapa rantai yang saling berhubungan dan membentuk jaring-jaring, yang dikenal sebagai rantai makanan atau jaringjaring makanan. Pola hubungan aras trofik (trophic levels) tampak sangat sederhana tetapi kenyataan menunjukkan bahwa jaring-jaring makanan dapat menjadi sangat kompleks (Tarumingkeng, 2001).
Madu Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa yang manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman atau ekskresi serangga (Erwan, 2003). Berdasarkan asal cairan yang diambil oleh lebah, madu dibedakan atas tiga jenis yaitu nektar madu, honey dew dan madu buatan. Madu nektar berasal dari cairan nektar baik dari satu macam bunga (monoflora), beberapa macam bunga
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
19
(polyflora) ataupun dari lain-lain bagian tanaman selain bunga (extraflora) (Erwan,2003). Madu mengandung berbagai zat mineral antara lain zat besi, tembaga, silikon, khlor, kalsium, potassium, fosfor,alumunium, dan magnesium. Kadar mineral pada madu berbeda-beda, tergantung pada sumber-sumber mineral tanah di aman tumbuhnya bunga yang disedot oleh lebah-lebah untuk dibuat menjadi madu. Zat-zat yang terkandung dalam madu antara lain: air,levolusa(d-fruktosa), dekstrosa (d-glukosa), sukrosa, dekstrin, protein, acid-acid tumbuhan, garamgaram galian, gum resin, debunga, tinggi vitamin C (Wijayakusuma, 2007). Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 %air, 82,4% karbohidrat total; 0,5 % protein, asam amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 % fruktosa dan 31% glukosa. Sisanya 12,9 % karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa dan gula lain (Anonimus, 2007c).
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
20
Berikut ini dilampirkan data Komposisi Kimia Madu per 100 gr.
Tabel 2. Komposisi Kimia Madu per 100 gr No
Kompisisi
Jumlah
No
Kompisisi
Jumlah
1
Kalori
294 kkal
8
Kalsium
2,0 mg
2
Kadar Air
17,0 gr
9
P
12,0mg
3
Protein
0,0 gr
10
Fe
0,8 mg
4
Lemak
0,0 gr
11
Na
10,0mg
5
Karbohidrat
78,9 gr
12
Thiamin
0,1 mg
6
Serat Kasar
0,0 gr
13
Riboflavin
0,02mg
7
Abu
0,2 gr
14
Niacin
0,2 mg
Sumber: Wijayakusuma, (2007).
Gula Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000 tahun lalu untuk mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman. Gula yang dibuat secara dagangan datang dari pada pokok tebu atau pokok bit gula (Anonimus, 2007d). Gula pasir atau sukrosa adalah jenis gula yang terbanyak di alam, diperoleh dari ekstraksi batang tebu, umbi beet, nira pale, dan nira pohon maple. Sukrosa lebih dikenal sebagai gula pasir. Sebuah molekul sukrosa terdiri dari 2 molekul gula yaitu satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Oleh pemberian zat kimia (asam) molekul sukrosa pecah menjadi dua molekul tersebut (Koswara, 2007). Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
21
Karena glukosa kurang manis dari sukrosa dan fruktosa lebih manis dari sukrosa, terjadilah pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa masih sulit dideteksi oleh cecapan kita. Pemecahan sukrosa memang terjadi khusunya pada makanan yang bersifat asam. Sukrosa sering digunakan sebagai tolak ukur tingkat kemanisan gula-gula lain. Bila sukrosa atau gula pasir dinilai memiliki kemanisan 1, maka glukosa hanya memiliki kemanisan 0,74, laktosa 0,16, maltosa 0,32, galaktosa 0,32, dan fruktosa 1,73 serta gula invert (glukosa dan fruktosa perbandingannya 1:1)1,30 (Koswara,2007).
Berikut ini dilampirkan data Komposisi Kimia Gula Tebu per 100 gr.
Tabel 3. Komposisi Kimia Gula Tebu (% ) per 100gr No
Sifat Kimia
Gula Tebu ( %)
1
Kadar Air
10,32
2
Sukrosa
71,89
3
Gula Pereduksi
3,70
4
Lemak
0,15
5
Protein
0,06
6
Total Mineral
5,04
7
Kalsium
1,64
8
Fospor (P 2O5)
0,06
Sumber: BPTP Banten ( 2005) dari rumokoi (Balitra Manado, 1990).
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
22
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Kultur Jaringan Tanaman Tebu Sei Semayang PTPN II dengan ketinggian tempat 50-60 m di atas permukaan laut, kemudian dilanjutkan di Laboratorium Hama Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008 sampai dengan Maret 2008.
Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan adalah telur Phragmatocea castanae, imago Tumidiclava sp, madu gula pasir, aquades. Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi sebanyak 24 buah, gunting, loupe (kaca pembesar), kapas, gelas ukur, kuas, kain hitam, karet gelang, benang, jarum mikroskop, hand counter, rak besi, alat tulis, label nama, dan buku data.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan bahan makanan untuk imago Tumidiclava sp adalah sebagai berikut:
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
23
A
: Kontrol (telur P. castanae)
B
: Larutan gula (20 gr gula dalam 100 ml aquades)
C
: Larutan madu ( 20 ml dalam 100 ml aquqdes)
D
: Larutan gula + Larutan madu (20 gr gula + 20 ml madu + 200 ml
aquades) E
: Telur P.castanae + Larutan Gula ( 20 gr gula dalam 100 ml aquades)
F
: Telur P.castanae + Larutan madu ( 20 ml madu dalam 100 ml aquades)
Ulangan diperoleh dari rumus: (t-1) (r-1) 15 (6-1) (r-1) 5r =18 r =3,6 Metode liniernya adalah sebagai berikut: Yij = µ + ri + €ij dalam hal ini: Yij
= hasil pengamatan perlakuan ke-1 dan ulangan ke-ij
µ
= purata umum
ri
= penyimpangan hasil dari nilai yang disebabkan oleh pengaruh perlakuan
ke-1 €ij
= pengaruh acak yang masuk dalam percobaan
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
24
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Bahan 4.1. Penyiapan Serangga Uji Telur P.castanae diambil dari lapangan, lalu dikumpulkan dalam jumlah yang cukup di laboratorium.. Disiapkan imago Tumidiclava sp (starter) yang telah dibiakkan di laboratorium. 4.2. Penginfeksian Telur P.castanae Disediakan tabung reaksi (tabung pemarasitan) yang telah dibersihkan. Kemudian ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan sebanyak 20 butir telur P. castanae. Setelah itu dimasukkan beberapa imago Tumidiclava sp berumur satu hari dengan mengarahkan ujung tabung ke arah cahaya. Tabung ditututp dengan kain hitam lalu diikat dengan karet gelang dan ditempatkan d atas rak kayu. Setelah 5 hari, telur-telur yang telah terparasit, dibersihkan dengan kuas lalu dipindahkan ke tabung lain yang bersih, kemudian diberi label sesuai dengan perlakuan. 4.3. Pemberian Bahan Makanan Disediakan larutan bahan makanan sesuai dengan perlakuan. Pemberian bahan makanan dilakukan dengan cara membasahi kapas dengan larutan sesuai perlakuan lalu diikat dengan benang kemudian jarum ditusukkan pada kain hitam. Pemberian bahan makanan dilakukan setiap hari sampai semua serangga mati.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
25
Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati terdiri dari: 1. Umur Parasitoid Tumidiclava sp Pengamatan pada umur parasitoid dilakukan hingga semua imago parasitoid mati. Pengamatan umur ini menggunakan rumus sebagai berikut: Ū = ∑Up (Wirioatmojo,1978) ∑ Ip Keterangan: Ū
= Umur rata-rata parasitoid Tumidiclava sp
∑ Up = Total umur setiap parasitoid Tumidiclava sp ∑ Ip
= Jumlah Imago parasitoid Tumidiclava sp
2. Jumlah Imago Yang Dihasilkan Pengamatan pada jumlah imago dilakukan setelah semua serangga mati,kemudian serangga dihitung jumlahnya. 3. Nisbah Kelamin (Sex ratio) Menghitung perbandingan jumlah parasitoid jantan dan betina yang muncul pada masing-masing perlakuan. 4. Neraca Kehidupan (life table) Neraca kehidupan disusun berdasarkan parameter pengamatan di atas dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Southwood (1978) dan Hsin chi (1988).
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
26
Keterangan: dimana: x
:kelas umur parasitoid betina (hari)
lX
:proporsi
parasitoid betina yang bertahan hidup setelah
muncul dari telur inang hingga kelas umur x jumlah progeni betina yang dihasilkan per induk pada kelas
mx
:
R0=lxmx
:laju reproduksi bersih, yaitu laju perkembangan populasi
umur x
parasitoid betina per induk per generasi
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur dan Kesuburan Tumidiclava sp (Hymenoptera:Trichogrammatidae) di Laboratorium adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Parasitoid Tumidiclava sp Hasil percobaan pengaruh bahan makanan terhadap umur parasitoid dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Pengaruh Bahan Makanan Terhadap umur parasitoid Tumidiclava sp Perlakuan Rataan A 20,25d B 23,25c C 28,50a D 27.75a E 25,25b F 28,50a Keterangan: Perlakuan dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %. Hasil percobaan dan analisa sidik ragam pada pengamatan umur Tumidiclava sp dapat dilihat pada tabel lampiran 2 yang menunjukkan sangat nyata diantara perlakuan. Sedang untuk rata-rata dan uji jarak Duncan dapat dilihat pada tabel lampiran 2. Menurut Analisa Uji jarak Duncan terhadap pengamatan umur parasitoid Tumidiclava sp menunjukkan sangat nyata diantara perlakuan. Berdasarkan data pada tabel 4 bahwa rataan umur yang terendah adalah pada perlakuan A (kontrol) yaitu umur 20,25 hari. Hal ini disebabkan bahwa Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
28
dalam perlakuan ini tidak ada diberinya bahan makanan yang mengandung nilai gizi atau berupa karbohidrat, lemak dan protein karena kualitas makanan sangat menentukan taraf perkembangan serangga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan rataan umur Tumidiclava sp yang tertinggi adalah pada perlakuan C (Madu + aquades) dan F (Telur P.castanae + Lar. Madu) dengan umur 28,5 hari. Hal ini disebabkan karena madu mempunyai rasa dan nilai gizi yang tinggi karena mengandung berbagai zat mineral antara lain zat besi, tembaga, silikon, khlor, kalsium, potasium, fosfor, alumunium, dan magnesium yang dibutuhkan juga untuk kehidupan dan untuk memperlama umur parasitoid Tumidiclava sp. Selain itu madu juga mengandung bahan lain yaitu karbohidrat. Hal ini sesuai dengan literature De Bach (1973) yang menyatakan bahwa karbohidrat sebagai kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk pemasakan telur, peletakan telur dan dan menambah umur. Berdasarkan data pada tabel 4 menunjukkan bahwa bahan makanan menentukkan panjang umur dari parasitoid Tumidiclava sp. Apabila bahan makanan yang tersedia di lingkungannya sesuai maka akan bertambah lama pula umur dari parasitoid ini. Hal ini disebabkan
karena gizi makanan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mortalitas serangga yang pada umumnya kebutuhan gizi yang diperlukan adalah karbohidrat, asam amino, air dan garamgaram mineral serta vitamin. Berdasarkan data tersebut di atas bahwa makanan madu dan gula merupakan makanan yang sesuai untuk memperlama umur parasitoid Tumidiclava sp, hal ini disebabkan madu dan gula mempunyai rasa dan nilai gizi yang tinggi
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
29
antara lain mengandung karbohidrat, asam-asam amida, asam-asam organik dan mineral. Temperatur dan kelembaban rata-rata pada saat penelitian umur parasitoid Tumidiclava sp adalah 28,03 0C dan kelembaban 80,24%. Untuk lebih jelasnya tentang hasil penelitian ini dapat dilihat histogram pada gambar 1 di bawah ini. Histogram Hubungan Antara Perlakuan dengan Umur Tumidiclava sp
Gambar 1: Histogram Antara Perlakuan Bahan Makanan Dengan Umur Parasitoid Tumidiclava sp. Berdasarkan histogram pada gambar 1 dapat diketahui bahwa pemberian makanan yang sesuai untuk memperlama umur parasitoid Tumidiclava sp adalah Larutan Madu (28,5) hari dan Telur P.castanae + Larutan Madu (28,5) hari, diikuti oleh Larutan Gula + Larutan Madu (27,75) hari, Telur P.castanae + Larutan Gula ( 25,25) hari, Larutan Gula
(23,25) hari. Umur parasit yang
tersingkat adalah pada perlakuan kontrol (20,25) hari.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
30
2. Jumlah Imago Tumidicava sp Yang Keluar dari Telur P.castanae yang Terparasit Dari hasil pengamatan jumlah imago parasitoid Tumidiclava sp yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Jumlah Imago Tumidiclava sp Yang Dihasilkan. Perlakuan A B C D E F
Rataan 95,50 78,00 85,00 90,50 95,50 85,75
Dari hasil analisa sidik ragam pada pengamatan jumlah imago Tumidiclava sp yang dihasilkan dari telur P.castanaeb yang terparasit (Lampiran 2) menunjukkan hasil yang tidak nyata. Pada tabel 5 terlihat bahwa jumlah imago Tumidiclava sp yang paling banyak keluar dari telur inang terparasit terdapat pada perlakuan A (kontrol) dan E (Telur P.castanae + Larutan Gula) sebanyak 95,50 ekor. Rataan jumlah imago Tumidiclava sp yang keluar dari telur P.castanae yang terparasit dapat dilihat dalam bentuk histogram pada gambar 2 di bawah ini.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
31
Jumlah Rata-rata Imago Tumidiclava sp
Histogram Hubungan Perlakuan Dengan Jumlah Imago
150,00 100,00
95,50
90,50 95,50 85,75 78,00 85,00
50,00 0,00 A
B
C D Perlakuan
E
F
A B C D E F
Gambar 7: Histogram Antara Perlakuan Bahan Makanan Dengan Jumlah Imago Yang Dihasilkan. Berdasarkan histogram pada gambar 2 dapat diketahui bahwa pemberian makanan yang sesuai untuk jumlah imago Tumidiclava sp yang keluar dari telur telur P.castanae yang terparasit adalah A (kontrol) dan E (Telur P.castanae + Larutan Gula) sebanyak 95,50 ekor, kemudian diikuti oleh D (Larutan Gula + Larutan Madu) sebanyak 90,50 ekor, F (Telur P.castanae + Larutan Madu) sebanyak 85,75 ekor, C (Larutan Madu) 85,0 ekor. Jumlah imago yang paling sedikit adalah pada bahan makanan larutan gula 78,0 ekor.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
32
3. Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Nisbah Kelamin Tumidiclava sp Berdasarkan hasil pengamatan perbandingan jumlah imago jantan dan betina dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Nisbah kelamin Jantan dan Betina Tumidiclava sp
Perlakuan A B C D E F
Rataan 1: 2,15 1: 2,15 1 : 2,20 1: 2,14 1: 2,17 1: 2,06
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa setiap perlakuan yang di uji menghasilkan perbandingan imago jantan selalu lebih kecil atau sedikit jika dibandingkan dengan imago betina. Hal ini disebabkan karena imago betinalah yang mengatur secara naluri, apakah akan terjadi pembuahan atau tidak. Jika imago betina menginginkan terjadinya pembuahan maka pada saat dilepaskannya sel telur, imago betina akan mengeluarkan sperma jantan yang disimpannya di spermatheca sehingga terjadilah pembuahan. Dari hasil pembuahan ini maka akan dihasilkan telur yang fertil yang menghasilkan imago betina, tetapi jika imago betina tidak menginginkan terjadinya pembuahan maka telur yang dihasilkan adalah telur yang infertil yang akan menghasilkan imago jantan. Tumidiclava sp adalah serangga yang bersifat polyembrio dimana dari satu telur dapat keluar banyak individu muda. Hal ini sesuai dengan literatur Hatmosoewarno (1975) yang menyatakan bahwa poliembrioni ialah suatu peristiwa dimana satu telur dapat keluar banyak individu muda yang merupakan kejadian umum bagi serangga dari ordo Hymenoptera. Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
33
4. Neraca Kehidupan ( Life Table) Tumidiclava sp.
Berdasarkan hasil pengamatan ke-3 parameter pengamtan diatas dapat dibuat tabel neraca kehidupan seperti pada tabel 7 berikut ini. Perlakuan
Jumlah
Kelas
Jumlah
Jlh.
Telur
Umur
Individu
Individu
(hari) x
(l X )
Betina
lX mX
(m X ) A
80
20,25
95,50
65,25
6231,4
B
80
23,25
78
53,25
4153,5
C
80
28,50
85
58,80
4972,5
D
80
27,75
90,50
61,75
5588,4
E
80
25,25
95,50
62
5921
F
80
28,50
85,75
57,75
4952
Salah satu cara atau langkah untuk mempelajari perkembangan suatu populasi serangga adalah dengan menyusun neraca kehidupan karena didalamnya terdapat gambaran ringkas tentang kehidupan yang spesifik dari suatu populasi. Neraca kehidupan (Life Table) disusun berdasarkan hasil pengamatan dari parameter umur parasitoid Tumidiclava sp, jumlah imago Tumidiclava sp yang dihasilkan dan Nisbah Kelamin (sex ratio). Berdasarkan data-data diatas hasil pengamatan maka diperoleh R0 adalah 31.819. Dari data diatas dapat juga diketahui total rataan dari telur P.castanae adalah 480 butir, total rataan dari kelas umur (hari) 153,5 hari, total rataan dari jumlah individu adalah 530,25 ekor dan jumlah individu betina adalah 1448 ekor. Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
34
Nilai yang terdapat pada kolom 2 menunjukkan jumlah telur P.castanae serangga yang diparasitkan pada masing-masing perlakuan. Dari nilai yang ada dapat dilketahui bahwa tidak semua serangga mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Nilai yang terdapat pada kolom x menggambarkan kelas umur yang dapat dicapai parasitoid Tumidiclava sp. Nilai yang terdapat pada kolom lX menggambarkan proporsi jumlah serangga yang hidup pada kelas umur yang berbeda. Nilai yang tampak bisa digunakan untuk memprediksi proporsi serangga yang hidup dari suatu populasi. Dari data diatas dapat dilihat bahwa tend nilai yang ditunjukkan naik turun. Dati tabel di atas dapat juga diketahui bahwa total nilai l
X
m
X
merupakan nilai Ro
(laju reproduksi bersih), yaitu jumlah keturunan yang mampu dihasilkan oleh individu asal.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
35
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil pemberian bahan makanan yang berbeda ternyata Telur P.castanae + Larutan Madu dan Larutan Madu merupakan makanan yang sesuai untuk memperlama umur Tumidiclava sp. 2. Umur Tumidiclava sp yang tertinggi terdapat pada perlakuan Telur P.castanae + Larutan Madu dan perlakuan Larutan Madu dengan umur ratarata 28,5 hari, dan terendah adalah pada perlakuan kontrol yaitu hari 20,25 hari . 3. Jumlah imago yang terbanyak dihasilkan pada perlakuan Telur P.castanae + Larutan Gula dan perlakuan Kontrol yaitu 95,50 ekor, dan terendah pada perlakuan Larutan Gula yaitu 78 ekor. 4. Perbandingan nisbah kelamin terbesar pada perlakuan Larutan Madu yaitu 1: 2,20, dan perbandingan terendah pada perlakuan Telur P.castanae + Larutan Madu yaitu 1: 2,06 5. Berdasarkan hasil parameter pengamatan diperoleh Laju reproduksi (R0) adalah 31.819
Saran Dalam pengembangan parasit Tumidiclava sp di laboratorium disarankan untuk memberikan makanan madu dan gula guna memperpanjang umur dan
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
36
kesuburan parasit dan disamping itu suhu, kelembaban dan cahaya ruangan harus diperhatikan. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus , 2007a. Tebu. Diakses dari: http:/ warintek.progressio.or.id/, Tanggal 15 September 2007. , 2007b . Tebu. Diakses dari : http//id.wikipedia.org/wiki/tebu, Tanggal 15 September 2007. ,2007c.
Madu
Si
Manis
Keemasan.
http://els.fk.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php.Tanggal
Diakses 15
dari:
September
2007. , 2007d . Gula. Diakses dari : http//ms.wikipedia.org/wiki/gula, Tanggal 15 September 2007. , 2007e . Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu. Diakses dari : http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4tebu, Tanggal 15 September 2007. Borror, D.J.,Triplehon, C.A& N.F. Johson,1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-6. Terjemahan S. Partosoedjono, Msc. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. BPTP Banten, 2005. Prospek Pengembangan Usaha Koperasi Dalam Produksi Gula Aren, Diakses dari: http://www.smecda.com/kajian/files/hslkajian/kajian_gula_aren.pdf. Tanggal 5 Mei 2008. BP3GI, 1979. Laporan Penelitian Pengendalian Hama Penggerek Raksasa (P.castanae) di Medan,Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunan Gula, Pasuruan. Chairunnissa, C, 2005. Pengelolaan Hama Tebu di Wilayah Kerja Pabrik Gula Kebon Agung, Jawa Timur, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Deptan, 1994. Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Tebu, Direktorat Jenderal Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
37
Perkebunan, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Departemen Pertanian. , 1998. Pedoman Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Perkebunan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Erwan, 2003. Pemanfaatan Nira Aren dan Nira Kelapa Serta Polen Aren Sebagai Pakan Lebah Untuk Meningkatkan Produksi Madu Apis cerana. Diakses dari: http: //tumotou.net/702_ 07134/erwan.htm. Tanggal 29 September 2007. Jumar,Ir, 2000. Entomologi Pertanian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Kalshoven, ,L.G.E, 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Revised and Translated by PA. Vander Lean. PT.Ichtiar Baru- Van Hoove, Jakarta. Koswara, S, 2007. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi. Diakses dari: http:/www.ebookpangan.com, Tanggal 29 September 2007. Metcalf,J,R and J,
Breinera, 1969. Egg Parasite (Trichogrammatidae sp) for
Control of Sugar Cane Moth Borers in Pest of Sugar Cane, Elsevier Publ, Co, Amsterdam London, New York. Purnama, 2001. Pengendalian Hama Batang Tebu (P.castanae), Bagian Penelitian Tanaman Tembakau Deli, PT Perkebunan Nusantara II. Pan, Y.E and Lim.G.T,1978. The Biology of Tumidiclava sp a parasitoid of Giant BorerP.castanae Hb. Sugar Experiment Station Gula Perak Pantai Roma Perak, West Malaysia. Saragih, R., Zuraida, B., dan Z.Abidin, 1986. Pembiakan S.inferens Towns dan Kemampuan Memarasit Phragmatocea castanae Hubner, Prosiding Temu Ilmiah Entomologi Perkebunan Indonesia. Tarumingkeng, C.R, Ir,Prof,PhD, 2001a. Serangga dan Lingkungan, Institut Pertanian
Bogor,
Diakses
dari:
http://tumotou.net/SERANGGA
_LING.html, Tanggal 2 Oktober 2007. , 2001b . Sebuah Pemikiran Tentang Pengendalian Hama Pengerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella (Snellen)) di Sulawesi Tenggara. Wijayakusuma,H. Prof,2007. Sehat Dengan Madu, Diakses dari: Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
38
http://www.suara karya-online.com/news.html. Tanggal 15 September 2007. Wirioatmojo, 1980. Biologi P.castanae Hubner Penggerek Raksasa di Sumatera, Indonesia, Majalah Perusahaan Gula III, TH XVI No.1 Maret 1980.
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
39
LAMPIRAN
Lampiran 1.
BAGAN PENELITIAN
I
II
III
IV
C
F
D
B
E
D
B
C
D
B
A
F
A
C
E
D
F
A
C
E
B
E
F
A
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
40
Lampiran 2. Umur rata-rata Tumidiclava sp
Perlakuan A B C D E F Total Rataan
I 20 23 27 28 26 28 152 25,33
Ulangan II III 20 20 24 23 29 29 28 27 23 26 29 28 153 153 25,50 25,50
IV Total 21 81 23 93 29 114 28 111 26 101 29 114 156 614 26,00
Rataan 20,25 23,25 28,50 27,75 25,25 28,50 153,50 25,58
Daftar Analisis Sidik Ragam SK Perlakuan Galat Total
db 5 15 23
JK KT 222,83 44,57 13,00 0,87 235,83
Fh 51,42
KK
3,64
FK 15708,17 Uji Jarak Duncan Sy 0,47 SSR 3,01 LSR 1,40 Perlakuan A
3,16 1,47 B
3,25 1,51 E
3,31 1,54 D
Rataan
23,25
25,25
27,75
20,25
**
F.05 2,90
F.01 4,56
3,36 1,56 C F 28,5 A
.B .C .D
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
41
Lampiran 3. Jumlah Imago Tumidiclava sp Perlakuan A B lC D E F Total Rataan
Ulangan II III 109 94 75 82 92 78 99 85 98 90 78 90 551 519 91,83 86,50
I 90 70 80 75 112 80 507 84,50
Daftar Analisis Sidik Ragam SK db JK KT Perlakuan 5 927,88 185,58 Galat 15 1729,75 115,32 Total 23 2657,63 FK
187443,4
KK
IV 89 85 90 103 82 95 544 90,67
Fh 1,61
Total 382 312 340 362 382 343 2121
Rataan 95,50 78,00 85,00 90,50 95,50 85,75 530,25 88,38
F.05 2,90
tn
F.01 4,56
12,15
Lampiran 4. Nisbah Kelamin (Sex Ratio) Tumidiclava sp Perlakuan
Ulangan I
II
Total III
IV
A
28
62 35
74 29 65 29 60
121
261
B
23
47 23
52 27 55 26 59
99
213
C
25
55 30
62 25 53 26 64
106
234
D
25
50 32
67 25 60 33 70
115
247
E
32
70 29
59 27 63 26 56
114
248
F
26
54 26
52 29 61 31 64
112
231
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
42
Lampiran 5. Deskripsi Ruang Penelitian
Gambar 1 : Telur P.castanae sehat Sumber: Foto Langsung
Gambar 3 : Larva P.castanae Sumber: Foto Langsung
Gambar 6 : Tabung Reaksi Sumber : Foto Langsung
Gambar 2: Telur P.castanae terparasit Sumber : Foto Langsung
Gambar 5 : Imago P. castanae Sumber : Foto Langsung
Gambar 7: Loupe (Kaca Pembesar) Sumber: Foto Langsung
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
43
Gambar 8: Rak Tabung Reaksi Sumber: Foto Langsung Lampiran 6. Data Neraca Kehidupan (life Table)
Jumlah Telur Ulangan Perlakuan P.castanae A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F
I
II
III
IV Total
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 480
Kelas Umur (hari) x 20 23 27 28 26 28 20 24 29 28 23 29 20 23 29 27 26 28 21 23 29 28 26 29 614
Jumlah Jumlah Individu Individu Betina (lx) (mx) 90 70 80 75 112 80 109 75 92 99 98 78 94 82 78 85 90 90 89 85 90 103 82 95 2121
62 47 55 50 82 54 74 52 62 69 59 52 65 55 53 60 63 61 60 59 64 70 56 64 1448
(lxmx) 5580 3290 4400 3750 9184 4320 8066 3900 5704 6831 5782 4056 6110 4510 4134 5100 5670 5490 5340 5015 5760 7210 4592 6080 129.874
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
44
Lampiran 7
DATA SUHU RUANGAN PENELITIAN
Tanggal 14 -01-2008 15-01-2008 16-01-2008 17-01-2008 18-01-2008 19-01-2008 20-01-2008 21-1-2008 22-01-2008 23-01-2008 24-01-2008 25-01-2008 26-01-2008 27-01-2008 28-01-2008 29-01-2008 30-01-2008 31-01-2008 01-2-2008 02-02-2008 03-02-2008 04-02-2008 05-02-2008 06-02-2008 07-02-2008 08-02-2008 09-01-2008
Suhu (T0) C 27 0C 27 0C 28 0C 280 C 280 C 290 C 29 0C 290 C 28 0C 280 C 28 C 280 C 28 0C 280C 28 0C 280 C 280 C 28 0C 280 C 28 0C 280 C 290 C 28 0C 280 C 270 C 28 0C 28 0C
Kelembaban (%) 80 78 80 81 79 80 81 80 80 82 78 80 79 80 81 80 80 79 80 85 82 81 80 78 80 80 80
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
45
10-1-2008 11-01-2008 Rata-rata
280 C 280 C 28,03 0 C
81 82 80,24 %
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
46
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009
47
Geloria MH Purba : Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Umur Dan Kesuburan Parasitoid Telur Tumidiclava sp Di Laboratorium, 2008. USU Repository © 2009