PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PADA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI GORONTALO
Riskawati Salawali Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK RiskawatiSalawali.
2013.
Pengaruh
Anggaran
Berbasis
Kinerja
Terhadapa Efektivitas Pengendalian Pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan
Provinsi
Gorontalo.
Skripsi.
Program
Studi
S1
Akuntansi,
JurusanAkuntansi, FakultasEkonomi Dan Bisnis, UniversitasNegeriGorontalo. Pembimbing I Bapak Imran R Hambali, S.Pd., SE., MSA dan Pembimbing II Bapak Sahmin Noholo, SE., MM. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui danmenguji pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian adalah sebesar 38%.
Kata Kunci:anggaran berbasis kinerja, efektivitas pengendalian
PENDAHULUAN Semangat reformasi di bidang politik, pemerintah dan pembangunan kemasyarakatan telah mewarnai upaya pendayagunaan aparut negara dengan tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintah dengan menerapkan perinsipprinsip good governance (tata pemerintah yang baik). Prinsip good governance merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintah yang bersih demogratif dan efektif, serta didalamnya mengatur pola hubungan yang sinergis dan konstruktif antara pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat. Di era keterbukaan sekarang, masyarakat lebih kritis melihat kinerja birokrasi dalam memberi
pelayanan
kepada
publik.
Oleh
karenanya
pemerintah
harus
meningkatkan paradigma lama, dan menggantinya menjadi lebih fokus pada pelayanan publik, (Anggarini dan Puranto, 2010: 22). Penganggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan
anggaran yang
dilakukan dengan keterkaitan antara pendanaan dengan hasil dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Sesuai dengan Pasal 7 PP Nomor 21 Tahun 2004. Setiap pemerintah daerah diharuskan menyusun anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja. Sistem ini terutama berusaha untuk menghubungkan antara keluaran (output) dengan hasil (outcomes) yang disertai dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang dialokasikan, (Kamaroesid dalam Rahmatullah, 2010). Dengan adanya struktur anggaran berbasis kinerja ini akan tampak secara jelas besarnya surplus dan defisit anggaran serta strategi pembiayaan apabila terjadi defisit fiskal sehingga masyarkat/publik lebih mudah melakukan analisis, evaluasi, dan pengawasan atas pelaksanaan dan pengelolaan keuangan daerah, (Anggarini dan Puranto, 2010: 24). Mardiasmo
(2004:
122)
menjelaskan
anggaran merupakan suatu alat pengendalian, anggaran sebagai alat pengendalian memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa adanya anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan pengeluaran.
Maddox dalam Asmoko (2006) menjelaskan
pengendalian adalah suatu proses melalui mana manajemen suatu organisasi membuat keyakinan yang beralasan bahwa sumberdaya digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai misi dan rencana organisasi, pelaporan, pelaporan keuangan andal, dan kebijakan, hukum, dan peraturan yang relevan diikuti. Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering dipergunakan untuk melihat kinerja organisasi publik. Anggaran yang disusun harus dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara dan diterapkan secara bertahap mulai anggaran 2005. Namun demikian, hingga saat ini masih sulit untuk melihat tolak ukur memadai yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kinerja pemerintah daerah secara komprehensif. Padahal tolak ukur ini sangat diperlukan untuk menjadi pedoman, baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja pemerintah daerah. Sistem anggaran berbasis kinerja talah diterapkan oleh pemerintahan Provinsi Gorontalo mulai tahun 2006 sampai sekarang. Anggaran pemerintah daerah menjadi suatu kebutuhan yang sangat strategis dalam membiayai berbagai program kegiatan di berbagai dinas, badan, dan lembaga lain dalam lingkup pemerintah daerah dan melalui anggaran daerah juga
akan dapat diketahui
seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan berbagai urusan pemerintahan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab serta faktor faktor yang menjadi kendala. Kendala yang mungkin terjadi adalah karena lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya akan memunculkan kemungkinan underfinancing atau
overfinancing, yang kesemuanya mempengaruhi tingkat
efisiensi dan efektivitas unit kerja pemerintah daerah. TINJAUAN PUSTAKA Penganggaran Berbasis Kinerja Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukan alokasi sumberdaya manusia, material dan sumberdaya lainnya.
Benrbagai varasi tetang sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna pengembalian keuangan, rencana manajemen, perioritas dari pengguna dana dan pertanggungjawaban kepada publik. Penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) diantaranya menjadi
jawaban
untuk
digunakan
sebagai
alat
pengukuran
dan
pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Pengertian anggaran kinerja berbasis kinerja menurut Halim (2007) adalah merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Menurut Mardiasmo (2002: 28) anggaran kierja adalah sistem anggaran yang mengutamakan keapda upaya penciptaan hasil kinerja atau outopu dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Tujuan Anggaran Berbasis Kinerja Menurut Marc dan Jim (2005) dalam Anggarini dan Puranto (2010: 102) tujuan disusunnya anggaran berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan efisiensi alokasi dan produktivitas (allocative and productive efficiensy) dari belanja pemerintah. Sedangkan menurut Vanlandingham, Wellman, Andrews (2005) dalam Anggarini dan Puranto (2010: 102) terinci sebagai berikut: 1. Meningkatkan
akuntabilitas
agensi
dengan
memfasilitasi
misi
dan
pendefinisian tujuan, evaluasi kinerja, dan pemanfaatan informasi kinerja dalam perencanaan dan pengambilan keputusan penganggaran 2. Meningkatkan fleksibilitas anggaran agensi dengan memfokuskan proses apropriasi legislative pada keluaran bukan input. 3. Menyempurnakan koordinasi, menghilangkan duplikasi program, dan menyajikan informasi yang tepat untuk mengambilan keputusan. 4. Meningkatkan keterlibatan masyarkatdalam proses pemerintahan, dengan asumsi jika masyarakat lebih tertarik pada hasil dibandingak proses. 5. Mengembangkan incentive agensi menjadi lebih efisien dan efektif. Keunggulan dan Manfaat Anggaran Berbasis Kinerja Keunggulan anggaran berbasis kinerja adalah bahwa penyusunan anggaran
ini dilakukan dengan mendasarkan pada program, fungsi, serta aktivitas dengan menetapkan satuan pengukuran tertentu dan tujuan (visi) yang telah dirumuskan sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap masukan dan keluaran (input-output) atau penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan, Anggarini dan Puranto (2010: 103). Efektivitas Pengendalian Mardiasmo (2002:134) mengungkapkan pengertian efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan.
METODOLOGI PENULISAN Desain penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dalam penelitian ini yaitu variabel X (anggaran berbasis kinerja) dan variabel Y (efektivitas pengendalian). Penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh anggaran berbasis kinerja sebagai variabel independen terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo sebagai variabel dependen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka desain penelitian sederhana akan digambarkan seperti gambar di bawah ini:
Anggaran berbasis kinerja (X)
Efektivitas pengendalian (Y)
Populasi dan Sampel Menurut Sugiono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dengan demikian populasi merupakan sumber suatu penyimpulan atas suatu fenomena. Karena penelitian ini dilakukan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontali, maka populasi sasaran yang dipilih berdasarkan lokasi penelitian sebanyak 63 pegawai/responden. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat seperti dijelaskan sebagai berikut: 1. Anggaran berbasis kinerja (X). Menurut Mardiasmo (2002: 28) anggaran kierja adalah sistem anggaran yang mengutamakan keapda upaya penciptaan hasil kinerja atau outopu dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. 2. Efektivitas Pengendalian (Y). Menurut Dewi (2011) efektivitas pengendalian adalah proses yang digunakan untuk melakukan hal pengendalian strategi, sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai, proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efektif yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan. Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat maka peneliti menggunakan pendekatan langsung kepada instansi yang bersangkutan serta para Pegawai Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo sebagai responden yang akan membayar pajak. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah ditetapkan dalam sampel.
Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006: 124) bahwa instrumen adalah alat untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan realiabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang ada dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono, 2011: 121). Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011: 183) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: xy
: Angka korelasi
x
: Skor item ke-1
y
: Skor total variabel
n
: Jumlah responden
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbachβs alpha. Jika nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliable (Ghozali, 2005) dalam Indah (2010: 72). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan kehandalan internal alat ukur yang digunakan.
Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196) yaitu:
Keterangan: r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
βΟb2 : Jumlah varians butir Οt2
: Varians total
Transformasi Data Teknik yang digunakan dalam konversi data ini adalah metode interval berurutan (method successive intervals). ππ(π ππππ ππππ’π =
ππππ ππ‘π¦ ππ‘ πππ€ππ πππππ‘ β ππππ ππ‘π¦ ππ‘ π’ππππ πππππ‘ ππππ π’ππππ π’ππππ πππππ‘ β ππππ ππ‘π¦ π’ππππ πππ€ππ πππππ‘
Keterangan: Density at lower limit
: Kepadatan batas bawah
Density at upper limit
: Kepadatan batas atas
Area under upper limit
: Daerah dibawah atas
Density under lower limi
: Daerah dibawah batas bawah
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel independen (anggaran berbasis kinerja) dan satu variabel dependen (efektivitas pengendalian) model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y = a + bX Dimana: Y X
: Variabel dependen (Efektivitas pengendalian) : Variabel independen (Anggaran berbasis kinerja)
b
: Angka arah atau koefisien regresi
a
: Intercept atau konstanta
Pengujian Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan kolmogorowβsmirnov. Jika tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05, maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal (Wahyuni, 2009). Pengujian Hipotesis Uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.
Kriteria
pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak, Jika t hitung < t tabel (n-k-1) maka Ho diterima Uji Koefisien Determinasi R2 Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 β€ R 2 β€ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan
semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Demografi Responden Sesuai sampel Penelitian jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 63. Dari 63 kusioner yang dibagikan sebanyak 59 yang kembali dan dapat digunakan untuk olah data selanjutnya. Data demografi responden pada tabel di bawah ini
menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas dan reliabilitas Variabel X (Penerapan anggaran berbasis kinerja) Hasil pengujian validitas untuk setiap pertanyaan serta nilai koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengukur setiap pertanyaan pada variabel X (Penerapan anggaran berbasis kinerja) dirangkum pada tabel 5 sebagai berikut: (Penerapan anggaran berbasis kinerja) Pertanyaan
Nilai-r Hitung
1 0.885 2 0.706 3 0.631 4 0.789 5 0.801 6 0.737 7 0.688 8 0.754 9 0.684 10 0.817 11 0.652 12 0.689 13 0.536 14 0.293 15 0.871 16 0.689 Koefisien Reliabilitas 0.762 Alpha Cronbach's Sumber: Hasil Olah data 2013
r-Tabel n=59, Ξ±=5%
Kesimpulan
0.256
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.60
Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel penerapan anggaran berbasis kinerja, menunjukkan dari seluruh item atau pertanyaan yang digunakan pada masing-masing indikator, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilia r-tabel yang ditentukan yakni 0.256. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang
cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel penerapan anggaran berbasis kinerja. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.762. Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.60. Dengan demikian instrumen untuk mengukur variabel penerapan anggaran berbasis kinerja tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Ini berarti instrument yang digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran
pada
semua
respondennya
(semua
responden
telah
menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar). 2. Uji Validitas dan reliabilitas Variabel Y (Efektivitas Pengendalian) Hasil pengujian validitas untuk setiap pertanyaan yang digunakan serta nilai koefisien reliabilitas untuk setiap pertanyaan pada variabel Y (Efektivitas Pengendalian) dirangkum pada tabel sebagai berikut: (Efektivitas pengendalian) Pertanyaan
r-Tabel Nilai-r n=59, Hitung Ξ±=5% 0.538 0.467 0.607 0.516 0.792 0.333 0.605 0.578 0.256 0.800 0.782 0.540 0.479 0.392 0.576 0.505
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Koefisien Reliabilitas 0.737 Alpha Cronbach's Sumber: Hasil Olah data 2013
0.60
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel efektivitas pengendalian, menunjukkan dari seluruh item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilia r-tabel yang ditentukan yakni 0.256. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel efektivitas pengendalian. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.737. Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.60. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel efektivitas pengendalian tersebut dinyatakan memiliki status reliabilitas. Dengan kata lain instrument yang digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya (semua responden telah menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar). Method Of Successive Interval (MSI) Data mengenai variabel-variabel penelitian melalui kuisioner adalah data ordinal, sedangkan syarat untuk dapat digunakannya statistik sebagai alat analisis utama dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Sebelum dianalisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan melalui instrument kuisioner selanjutnya dijadikan data interval melalui method successive interval (MSI). Pengujian Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Uji normal data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorov-smirnov. Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Penerapan Anggaran Berbasis kinerja
Efektivitas pengendalian
59 37.9661 9.99822 .106 .086 -.106 .817 .517
59 33.0000 6.62284 .080 .080 -.080 .614 .845
a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil olah data 2013 Berdasarkan tabel 7 tersebut dapat dilihat nilai signifikan untuk masingmasing variabel lebih dari 0.05, dimana variabel X (penerapan anggaran berbasis kinerja) memperoleh tingkat signifikan 0.517 dan untuk variabel Y (efektivitas pengendalian) memperoleh tingkat signifikan 0.845, ini berarti semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Hasil Pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai beikut:
Model Persamaan Regresi Coefficients
a
Model 1
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
B
Beta
(Constant) 17.487 Penerapan Anggaran .409 Berbasis kinerja
Std. Error 2.710 .069
t
Sig.
6.453 .000 .617
5.917 .000
a. Dependent Variable: Efektivitas pengendalian Sumber: hasil olah data 2013 Berdasarkan tabel diatas maka persamaan regresi antara penerapan anggaran berbasis kinerja dan efektivitas pengendalian dapat dibentuk sebagai berikut: Y = 17.487 + 0.409X
Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa koefisien regresi Variabel X (penerapan anggaran berbasis kinerja) diperoleh sebesar 0.409 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja yang lebih baik dapat meningkatkan efektivitas pengendalian intern. Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui nilai t-hitung untuk variabel penerapan anggaran berbasis kinerja adalah adalah sebesar 5.917. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1=59-1-1=57 sebesar 1.672. Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel sehingga Ho ditolak. Selain itu apabili kita membandingkan nilai signifikan (Pvalue), maka dapat dilihat bahwa nilai Pvalue dari pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan daripenerapan anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0% - 100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tidak bebasnya juga semakin tinggi. Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R 1
.617a
Adjusted R Square Square .380
.370
R Std. Error of the Estimate 5.25831
a. Predictors: (Constant), Penerapan Anggaran Berbasis kinerja b. Dependent Variable: Efektivitas pengendalian Sumber: hasil olah data 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0,380. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian diperoleh
sebesar 38% dan sisanya sebesar 62% (100-38) dipengaruh oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini seperti audit internal dan sebagainya. Pembahasan Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara penerapan
anggaran
berbasis
kinerja
dengan
efektivitas
pengendalian.
Berdasarkan hasil pengujian Hipotesis diporoleh nilai signifikan t sebasar 0.000 (di bawah Ξ± = 0,05). Yang menunjukan adanya pengaruh signifikan penerapan anggaran
berbasis
kinerja
terhadap
efektivitas
pengendalian.
Dengan
membandingkan nilai ttabel pada Ξ± = 0,05 yaitu sebesar 1,672 dan thitung pada Ξ± = 0,05 yaitu sebesar 5.917 yang berarti bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka ini berarti terdapat pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas pertanian dan ketahanan pangan provinsi Gorontalo. Sedangkan koefisien regresi (B) sebesar 0,409 menunjukan arah positif yang lebih besar dari 0 dan nilai segnifikan t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antaran penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Semakin baik penerapan anggaran berbasis kinerja maka efektivitas pengendalian akan menigkat. Dan sebaliknya apa bila penerapan anggaran berbasis kinerja kurang baik maka efektivitas pengendalian juga akan menurun. Hasil penelitian ini juga mendukung berbagai penelitian terdahulu yang pernah dilakukan yaitu penelitian dari Asmoko (2006) hasil penelitian membuktikan bahwa penganggaran berbasis kinerja berpegaruh positif secara signifikan
terhadap
efektivitas
pengendalian
keuangan
dan
efektivitas
pengendalian kinerja pada Pemerintah Kabupaten Klaten dan Pemerintah Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah. Ini berarti apabila terjadi peningkatan pada penerapan anggaran berbasis kinerja akan meningkatkan efektivitas pengendalian keuangan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. Berdasarkan kasil pengujian hipotesis anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian hal ini ditunjukkan oleh besarnya thitung lebih besar daripada ttabel. Anggaran berbasis kinerja memiliki hubungan positif yang kuat dan searah, artinya jika anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo dapat diterapkan dengan baik maka efektivitas pengendalian akan meningkat, sebaliknya apabila anggaran berbasis kinerja tidak diterapkan dengan baik maka efektivitas pengendalianpun tidak akan berjalan dengan baik (lemah). Adapaun besarnya pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo sebesar 38% dan sisanya sebesar 62% (100-38) dipengaruh oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini seperti audit internal, pemagawan intern dan sebagainya. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dimana anggaran berbasis kinerja telah terbukti mempengaruhi efektivitas pengendalian, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukkan kepada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontaloyaitu hendaknya lebih meningkatkan lagi penerapan anggaran berbasis kinerja, karena peningkatan penerapan anggaran berbasis kinerja ini dapat digunakan sebagai alat Bantu bagi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo untuk mencapai efektivitas pengendalian. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo hendaknya terus meningkatkan lagi kualitas pelayanan dan anggaran yang direncanakan lebih mengarah pada kepentingan masyarakat luas agar masyarakat merasa lebih puasdengan pelayanan yang telah diberikan. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik menguji kembali penelitian ini, kiranya menamblah sampel juga objek penelitian, serta menambah variabel lain yang ikut mempengaruhi efektivitas pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Dini Dwi. Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektivitas Pengendalian Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Unikom. Anggarini, Yunita, Hendra Puranto, 2010. Anggaran Berbasis Kinerja Penyusunan APBD Secara Komprehensif. UPP STIM YPKN. Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Asmoko. Hindri (2006). Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektifitas Pengendalian. [Online]. Tersedia: http://www.ebooklibs.com/ Bastian, Indra. 2009. Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia. BPFE Yogyakarta Dewi, Fatmawati Asika. 2011. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektivitas Pengendalian Keuangan Pada Pemerintah Daerah di Wilayah IV Priangan Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Akuntansi. Unikom. Halim, Abdul, Theresia Damayanti. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. UPP STIM YPKN. Yogyakarta Hasan, Iqbal, 2008. Analsis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara, Jakarta. Mahmudi, 2010, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. UPP Stim YKPN: Yogyakarta. Mahsun, Mohamad, Sulistiyowati dan Purwanugraha. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit BPFE Yogyakarta. Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi: Yogyakarta. β¦β¦β¦β¦... (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: ANDI. Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintah Di Indonesia. PT Refika Aditama. Bandung. Riduan & Akdon. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 1984. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suprayoga. Hendra. 209. Pengaruh Akuntabilitas Sektor Publik Terhadap Pengendalian Atas Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus Pada Dipenda Kota Cimahi). Skripsi. Unikom. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Rahmatullah. (2010). Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja Dan Kompetensi Terhadap
Efektivitas
Pengendalian
Keuangan.
http://kotakpemikiranrahmatulloh.blogspot.com.
[Online].
Tersedia: