i
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, KOMPLEKSITAS AUDIT DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Empiris Pada KAP di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jateng)
Disusun Oleh: Barkah Susanto, SE, M.Sc
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2012
2
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, KOMPLEKSITAS AUDIT DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Empiris Pada KAP di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang)
Barkah Susanto, SE, M.Sc (Universitas Muhammadiyah Magelang)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sampel penelitian ini adalah auditor yang sudah bekerja minimal 1 tahun di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang. Berdasarkan pengumpulan sampel dengan menggunakan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 50 auditor. Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif, uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas serta uji hipotesis menggunakan uji regresi berganda, uji f, uji t, dan uji R square dengan aplikasi program SPSS for Windows 16.0. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa (1) secara parsial menujukkan bahwa pengalaman, dan due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sedangkan akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. (2) Secara simultan akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Pengalaman, Due Professional Care, Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu, Kualitas Hasil Pemeriksaan
2
3
EFFECT OF INDEPENDENCE, ACCOUNTABILITY, EXPERIENCE, DUE PROFESSIONAL CARE, COMPLEXITY AUDIT AND PRESSURE QUALITY TIME BUDGET OF DIAGNOSIS (Empirical Study of the Firm in Yogyakarta and Semarang)
Barkah Susanto, SE, M.Sc (Universitas Muhammadiyah Magelang)
ABSTRACT This study aims to empirically examine the effect of accountability, experience, due professional care, the complexity of the audit and budget pressures on the quality of the results of the examination period. The sample was an auditor who had worked at least 1 year in the Office of Public Accountants in Yogyakarta and Semarang. By collecting samples by using purposive sampling obtained a sample of 50 auditors. This study used a descriptive statistical test, quality test data consists of test validity and reliability testing and test hypotheses using multiple regression test, f test, t test, and the R-square test with the application of SPSS for Windows 16.0. The results of the testing showed that (1) showed that partial experience, and due professional care a positive effect on the quality of the inspection, audit complexity and time budget pressures negatively affect the quality of the examination results, while accountability has no effect on the quality of the results. (2) Simultaneously accountability, experience, due professional care, and the complexity of the audit time budget pressures affecting the quality of test results. Keywords: Accountability, Experience, Due Professional Complexity, Time Budget Pressure, Quality Inspection Results
Care,
Audit
A. PENDAHULUAN Laporan keuangan perusahaan menyediakan berbagai informasi penting yang sangat diperlukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Menurut FSAB, dua karakteristik penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Laporan tersebut akan menjadi dasar bagi pemilik perusahaan untuk menilai kinerja manajemen. Manajemen seringkali berusaha untuk membuat laporan tersebut terlihat baik, sehingga kinerjanya juga akan dianggap baik, sehingga para pengguna
3
4
informasi sangat membutuhkan bantuan dari pihak ketiga yaitu auditor independen atau akuntan publik untuk memberikan suatu jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut dalam membuat keputusan. Perusahaan juga akan semakin mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan operasi perusahaannya (Singgih dan Bawono, 2010). Banyaknya kasus perusahaan yang likuidasi karena kegagalan bisnis yang dikaitkan dengan kegagalan auditor, hal ini mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini selanjutnya mempengaruhi persepsi masyarakat, khususunya pemakai laporan keuangan atas kualitas audit. Kualitas audit ini penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. De Angelo dalam Alim, dkk (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Singgih dan Bawono (2010) melakukan penelitian mengenai kualitas audit dengan hasil: (1) Independensi, pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas secara simultan berpegaruh terhadap kualitas audit. (2) Independensi, due professional care, dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. (3) Independensi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini adalah pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah : (1) Penggantian variabel kualitas audit menjadi kualitas hasil pemeriksaan, dengan alasan hasil pemeriksaan mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan audit. Audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif untuk menentukan kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditentukan, sedangkan hasil pemeriksaan merupakan produk dari proses tersebut yang berisi tujuan, ruang
4
5
lingkup, dan metodologi pemeriksaan, serta temuan audit, simpulan dan rekomendasi. (2) Penambahan variabel lain yang diduga juga dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Faktor tersebut di antaranya adalah kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu karena dua variabel tersebut dapat mempengaruhi psikologi seorang auditor dalam bekerja, dimana semakin tinggi kompleksitas tugas dan tekanan anggaran waktunya maka diduga akan menurunkan kualitas hasil pemeriksaan. (3) Terletak pada lokasi penelitian, pada penelitian terdahulu lokasi penelitian berada di KAP “Big Four” di Indonesia, sedangkan pada penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Akuntan Publik yang ada di Yogyakarta dan Semarang.
B. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) memandang hubungan antara manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Prinsip utama teori ini menyatakan bahwa prinsipal (pemilik atau top manajemen) membawahi agen (karyawan atau manajer yang lebih rendah) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Berdasarkan pendelegasian wewenang principal kepada agen, manajemen diberi hak untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik, namun karena kepentingan antara principal dengan agen tidak selalu sama maka terjadi benturan kepentingan antara principal dan agen sebagai pihak yang diberi wewenang untuk mengelola perusahaan. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agen dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan, 2006). Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan. Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut mengenai kewajarannya, selain itu auditor saat ini juga harus mempertimbangkan mengenai kelangsungan hidup perusahaan. 2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
5
6
Independensi merupakan sikap auditor yang tidak memihak, tidak mempunyai kepentingan pribadi, dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihakpihak yang berkepentingan dalam memberikan pendapat atau simpulan, sehingga dengan demikian pendapat atau simpulan yang diberikan tersebut berdasarkan integritas dan objektivitas yang tinggi (Efendy, 2010). Alim, dkk (2007) menyatakan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Penyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010) yang menyatakan jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. H1 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Messier dan Quilliam dalam Mardisar dan Sari (2007) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap proses kognitif seseorang dalam bekerja. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa subjek dengan akuntabilitas tinggi melakukan proses kognitif yang lebih lengkap. Persyaratan utama mewujudkan akuntabilitas harus berada pada situasi dan kondisi lingkungan yang sangat mengutamakan keterbukaan (transparansi) sebagai landasan pertanggungjawaban serta lingkungan yang demokratis dalam menyampaikan pendapat, saran, kritik, maupun argumentasi terhadap perbaikan kondisi kinerja atau kegiatan yang lebih baik dan terarah. Tanpa adanya sikap akuntabilitas maka kesimpulan yang dibuat tidak dapat memberikan masukan bagi pihakpihak
yang
berkepentingan
mengenai
laporan
keuangan
perusahaan/instansi berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan. H2 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 4. Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan 6
7
Seorang auditor yang berpengalaman dianggap lebih mampu memberikan kualitas audit yang baik dibandingkan dengan auditor yang baru saja memulai karirnya. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis. Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa secara teknis semakin banyak tugas yang dia kerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan treatment atau perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam pekerjaannya dan sangat bervariasi karakteristiknya. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Herliansyah dan Ilyas (2006) yang mengatakan bahwa penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang akan memberikan peluang untuk belajar melakukan yang terbaik. H3 : Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 5. Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai. Hasil penelitian Batubara (2008)
membuktikan
bahwa
kecakapan
professional
berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, masyarakat mempercayai laporan keuangan jika auditor telah menggunakan sikap skeptis profesionalnya (professional skepticism) dalam proses pelaksanaan audit. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kecermatan professional yang baik atau tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik atau tinggi, demikian sebaliknya bila kecermatan professional rendah atau buruk maka kualitas auditor akan redah atau buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kecermata professional mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. H4 : Due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 6. Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
7
8
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain (Purwandari, 2009). Kompleksitas audit sangat penting untuk dipelajari, karena hal ini akan berdampak pada kinerja auditor, dan pemahaman mengenai kompleksitas tugas-tugas audit yang berbeda yang dapat membantu para manajer membuat tugas lebih baik dan pelatihan pengambilan keputusan. Prasita dan Adi (2007) menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Atas dasar teoritis dan empiris tersebut, dibentuklah hipotesis berikut : H5 : Kompleksitas Audit berpengaruh negatif terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. 7. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Tekanan anggaran waktu merupakan gambaran normal dan sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2003). Auditor menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat, tetapi akibatnya memiliki efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit, antara lain penurunan tingkat pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal meneliti prinsip akuntansi, melakukan review dokumen secara dangkal, menerima penjelasan klien secara lemah dan mengurangi pekerjaan pada salah satu langkah audit. Prasita dan Priyo (2007) juga menunjukkan hasil bahwa tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian (Simanjuntak, 2008)
8
9
yang menunjukkan hasil tekanan anggaran waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas audit. Atas dasar teoritis dan empiris tersebut, dibentuklah hipotesis berikut: H6 : Tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 8. Pengaruh Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman, Due Proffesional Care, Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Laporan hasil pemeriksaan mempunyai peran yang penting dalam suatu proses pemeriksaan, karena laporan hasil pemeriksaan merupakan produk akhir dari suatu proses pemeriksaan. Untuk mendapatkan kualitas yang baik diperlukan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti independensi,
akuntabilitas,
pengalaman,
due
professional
care,
kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu. Independen adalah adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Alim, dkk (2007) menyatakan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Mardisar dan Sari (2007) mengatakan bahwa kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya karena sebagai bentuk dorongan
psikologi
yang
membuat
seseorang
berusaha
untuk
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Kusharyanti (2003) juga menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga akan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas
9
10
kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan auditor, pengalaman kerjanya akan semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja. Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional care dalam pekerjaan auditnya. Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Lubis (2009) menyatakan bahwa kecermatan professional yang baik atau tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik atau tinggi, demikian sebaliknya bila kecermatan professional rendah atau buruk maka kualitas auditor akan redah atau buruk. Hasil penelitian Batubara (2008) juga membuktikan bahwa kecakapan professional berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengalaman seorang auditor pastinya juga akan membantu mereka dalam menghadapi kompleksitas audit. Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit. Pengujian sejumlah faktor terhadap kompleksitas audit menjadi penting karena dalam tugas audit banyak ditemui persoalan yang kompleks. Prasita dan Adi (2007), menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Selain
dihadapkan
pada
kompleksitas
audit
yang
dapat
menurunkan kinerja para auditor, mereka juga sering tertekan dengan adanya tekanan anggaran waktu. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2003). Auditor menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat, tetapi akibatnya memiliki efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit. Simajuntak (2008) menunjukkan hasil tekanan anggaran waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas audit.
10
11
H7 :
Independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
C. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Kriteria yang dijadikan dasar pemilihan anggota sampel pada penelitian ini adalah : a. Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada Kantor Akuntan Publik (partner, senior, junior atau staff auditor). b. Pengalaman kerja minimal satu tahun, kriteria tersebut ditentukan dengan alasan karena auditor yang telah memiliki pengalaman satu tahun minimal sudah mengenal kondisi lingkungan dan tempat mereka bekerja.
2. Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber data penelitian diperoleh melalui kuesioner yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang berisi tentang
variabel
yang
diteliti
yaitu
independensi,
akuntabilitas,
pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
3. Teknik pengumpulan data Teknik
pengambilan
data
menggunakan
survey
method.
Pengambilan data dilakukan dengan cara survey melalui kuesioner yang diberikan kepada auditor yang bekerja di KAP Yogyakarta dan Semarang. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi KAP tempat
11
12
responden bekerja. Kuesioner tersebut akan diambil sesuai dengan waktu yang sudah disepakati bersama. 4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a.
Independensi (X1) Independensi Auditor adalah sikap dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyaii kepentingan pribadi, bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dalam pelaksanaan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Penelitian ini diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh Mautz dan Sharaf (1961) yang direplikasi oleh Trisnaningsih (2007).
b. Akuntabilitas (X2) Akuntabilitas secara umum mempunyai arti permintaan pertanggungjawaban
atas
pemenuhan
tanggung
jawab
yang
diserahkan kepadanya. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Mardisar dan Sari (2007) yang direplikasi oleh Ranti (2011). c.
Pengalaman (X3) Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun informal atau dapat diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola ingkah laku yang lebih tinggi (Asih, 2006). Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009).
d. Due Professional Care (X4) Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai, jika auditor gagal dalam menggunakan sikap skeptis atau penerapan sikap skeptis yang tidak sesuai dengan kondisi pada saat pemeriksaan, maka opini audit yang diterbitkannya tidak berdaya guna dan tidak memiliki kualitas audit yang baik. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Lubis (2009). e.
Kompleksitas Audit (X5)
12
13
Akuntan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan
yang lainnya.
Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai fungsi dari tugas itu sendiri. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan dan sulit. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Chung dan Monroe (2001) yang telah direplikasi oleh Jamillah, dkk (2007). f.
Tekanan Anggaran Waktu (X6) Tekanan anggaran waktu merupakan kendala yang terjadi pada perikatan audit karena keterbatasan sumber daya berupa waktu yang dialokasikan untuk melaksanakan seluruh tugas audit. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Shaub dan Gregory (2005) yang direplikasi oleh Marganingsih dan Dwi (2009).
g.
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009).
5. Metode Analisis Data a.
Statistik deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau
karakteristik dari data yang digunakan. Statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009). b. Uji Kualitas Data
13
14
1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2009:49). Jika terjadi korelasi yang signifikan antara masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor seluruh pertanyaan yang ditunjukkan dengan nilai signifikan < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut adalah valid. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari suatu variabel (Ghozali, 2009). Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan selalu konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Sekaran (2006) menyatakan bahwa keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan–error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0, 60 (Ghozali, 2009)
6. Pengujian Hipotesis a.
Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6X + e Keterangan :
14
15
Y = Kualitas Hasil Pemeriksaan X1 = Independensi X2 = Akuntabilitas X3 = Pengalaman X4 = Due Professional Care X5 = Kompleksitas audit X6 = Tekanan anggaran waktu a = b
Konstanta (intersept)
= Koefisien regresi pada masing-masing variabel independen.
e = Eror b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen atau terikat. Pengujian yang dilakukan dengan distribusi f adalah membandingkan nilai f hasil perhitungan dengan nilai f menurut tabel. Jika f hitung > f tabel, maka Ha diterima, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen diterima. Jika f hitung < f tabel, maka Ha tidak diterima, tidak terdapat pengaruh simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen. c.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, oleh karena itu kita harus menentukan daerah dimana Ha diterima atau tidak diterima. 1) Jika nilai t hitung > t tabel, maka Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ha tidak diterima yang artinya
15
16
tidak terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Jika nilai -t hitung > -t tabel, maka Ha tidak diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai -t hitung < -t tabel, maka Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. d. Koefisien Determinasi Koefisien determinas (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Populasi dan Sampel Kuesioner disebarkan kepada auditor Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang dengan jumlah kuesioner 62 eksemplar. Kuesioner yang kembali sebanyak 56 eksemplar atau 90,3 %, dari kuesioner yang kembali 6 eksemplar tidak digunakan dalam penelitian karena dalam pengisian kuesioner tidak lengkap, sehingga tingkat pengembaliam kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian adalah 50 eksemplar atau 80,6 %. Rincian mengenai kuesioner yang dikirimkan, diterima kembali dan memenuhi syarat untuk diolah dapat dilihat pada Tabel 4.1.
16
17
2. Statistik Deskriptif Tanggapan responden atas kuesioner yang dikirim ditabulasi untuk tujuan analisis data. Independensi terdiri dari 11 item pernyataan, Akuntabilitas terdiri dari 6 item pernyataan, Pengalaman terdiri dari 8 item pernyataan, Due Professional Care terdiri dari 5 item pernyataan, Kompleksitas audit terdiri dari 6 item pernyataan, Tekanan Anggaran Waktu terdiri dari 8 item pernyataan, dan Kualitas hasil pemeriksaan terdiri dari 10 item pernyataan. Pengolahan data hasil tabulasi tersebut menggunakan bantuan program olah data SPSS versi 16. Ringkasan hasil dari statistik deskriptif variabel dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
3. Analisis Hasil a. Uji validitas Hasil uji validitas pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua instrumen memiliki nilai probabilitas Sig.(2-tailed) di bawah 0,05, sehingga dapat diikut sertakan pada uji selanjutnya. b. Uji reliabilitas Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach’s alpha di atas 0,60. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
4. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan hasil koefisien regresi pada tabel 4.5 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= 16,069 + 0,237 X1 + 0,087 X2 + 0,320 X3 + 0,754 X4 - 0,304 X5 - 0,288 X6
b. Uji F Berdasarkan hasil analisis nilai F hitung diperoleh sebesar 22,773 dengan p-value sebesar 0,000. Nilai F hitung (22,773) > F tabel (2,342), p value kurang dari tingkat signifikan (0,000 < 0,05), maka H7
17
18
diterima, artinya ada pengaruh secara simultan variabel independensi, auntabilitas, pengalaman, due peofessional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada Tabel 4.7. c. Uji t Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel independensi, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu memiliki nilai signifikasi < 0,05. Berdasarkan hasil hipotesis penelitian dapat disimpulkan bahwa H1, H3, H4, H5 dan H6 yang diajukan diterima, sedangkan pada variabel akuntabilitas memiliki nilai signifikasi p-value > 0,05 maka H2 yang diajukan tidak diterima. d. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Berdasarkan hasil koefisien determinasi pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,744. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran
waktu
dalam
menjelaskan
variabel
kualitas
hasil
pemeriksaan sebesar 74,4%, sisanya sebesar 25,6 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
5. PEMBAHASAN a. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor harus bersikap dan bertindak independen, sehingga masyarakat atau publik tidak menyangsikan independensi mereka. Auditor harus steril dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit dan melaporkan temuannya (Simamora, 2002:29). Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono,
18
19
(2010) dan Alim, dkk (2007). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Effendy (2010), yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor. b. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Akuntabilitas mengukur sejauh mana keyakinan subjek bahwa hasil pekerjaan seorang auditor akan diperiksa oleh atasannnya, seberapa besar usaha auditor dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada. Penelitian ini menunjukan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Singgih dan Bawono (2010) yang menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. c. Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pengalaman kerja memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Sukriah, dkk, 2009). Penelitian ini menujukkan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Alim, dkk (2007) dan Sukriah, dkk (2009) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono
(2010)
yang
menyatakan
bahwa
pengalaman
tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
19
20
d. Pengaruh
Due
Professional
Care
terhadap
Kualitas
Hasil
Pemeriksaan Due professional care harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme professional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa due professional
care
berpengaruh
positif
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010) serta Lubis (2009) yang menyatakan bahwa due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. e. Pengaruh
Kompleksitas
Audit
terhadap
Kualitas
Hasil
Pemeriksaan Kompleksitas audit yang muncul karena semakin tingginya variabilitas dan ambiguitas dalam tugas pengauditan menjadi indikasi penyebab turunnya kualitas audit, dalam situasi seperti itu auditor cenderung
bersikap
disfungsional
dan
lebih
mengutamankan
kepentingan klien daripada objektivitas hasil pengauditan itu sendiri. Penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Priyo (2007) yang menyatakan bahwa kompleksitas audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadhiroh (2010) dan Jamilah, dkk (2007) yang menyatakan bahwa kompleksitas audit tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini berarti para auditor mengetahui dengan jelas tugas apa yang akan dilakukannya, tidak mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan dapat melakukan tugasnya dengan baik.
20
21
f. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2003). Penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Adi (2007) yang menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit. g. Pengaruh
Independensi,
Akuntabilitas,
Pengalaman,
Due
Professional Care, Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Penelitian ini menunjukkan bahwa independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Melalui independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu yang dimiliki setiap auditor dapat memberikan kualitas yang lebih baik terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010) yang menyatakan bahwa idependensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit.
21
22
E. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas hasil pemeriksaan bagi auditor Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: a. Independensi dalam melaksanakan audit berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Kantor Akuntan Publik di Kota Yogyakarta dan Semarang, sehingga semakin tinggi independensi seorang auditor maka akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan. b. Akuntabilitas dalam melaksanakan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh seorang auditor. c. Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. d. Due Professional Care berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga semakin tinggi due professional care yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. e. Kompleksitas Audit berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga semakin besar kompleksitas audit yang dialami oleh auditor maka kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan akan semakin rendah. f. Tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga dengan adanya tekanan anggaran waktu yang terbatas akan membuat kualitas hasik pemeriksaan yang dihasilkan semakin rendah. g. Independensi, akuntabilitas, pengalaman, due professional care, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
22
23
2. Keterbatasan Beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, antara lain: a. Waktu penyebaran kuesioner ternyata kurang tepat karena merupakan busy session bagi KAP, sehingga banyak KAP yang menolak kuesioner yang akan diberikan dan jumlah kuesioner yang sudah diberikan tidak kembali sesuai dengan target yang diharapkan. b. Penelitian ini menggunakan metode survey melalui kuesioner. Instrumen yang digunakan berupa persepsi jawaban responden. Hal tersebut akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sebenarnya, tidak dapat diketahui apakah responden memahami semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengingat tidak adanya kontrol terhadap responden pada saat pengisian kuesioner tersebut. c. Sampel dalam penelitian ini terbatas pada auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir untuk mewakili seluruh auditor di Indonesia. 3. Saran a. Penelitian mendatang sebaiknya melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data. b. Peneliti juga menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas objek penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi. c. Pemilihan waktu penyebaran kuesioner antara bulan Desember hingga Januari, karena dalam waktu tersebut Kantor Akutan Publik tidak sibuk. d. Pada penelitian ini, variabel idependen yang diteliti berpengaruh terhadap variabel kualitas audit sebesar 74,4%, berarti bahwa ada pengaruh sebesar 25,6% dari variabel-variabel lain di luar model. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh variabelvariabel lain yang belum termasuk dalam model regresi pada penelitian ini.
23
24
Daftar Pustaka
Alim, M. Nizarul, dkk. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor dalam Bidang Auditing. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Azad, Ali N. 1994. Time Budget Pressure and Filtering of Time Practices in Internal Auditing : A Survey. Managerial Auditor Journal. Vol. 9, No 6; 17-25 Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pememriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Christiawan, Yulius J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol.4, No.2, November 2002; 79-92 Efendy, Muhammad Taufik. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Engko, Cecilia dan Gudono. 2007. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kinerja Auditor. JAAI. Vol.11, No.2; 105-124. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas. 2006. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Irawati, Nur. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Skripsi. Makassar. Universitas Hasanuddin. Jamilah, Siti, dkk. 2007, Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 24
25
Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory at the firm : Managerial behaviour, agency costs and ownership structure. Journal of financial Economics. Vol 3; 305-360 Kawijaya, Nelly dan Juniarti. 2002. Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4; 93-105 Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Hal 25-60 Lubis, Haslinda. 2009. Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Professional dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari. 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Marfuah, Siti. 2011. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku Disfungsional dalam Persfektif Teori Stress Kerja. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus dan Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Nadhiroh, Siti Asih. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tugas dan Self-Efficacy terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. XIII; 54-78 Purwandari, Mega. 2009. Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variabel. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
25
26
Ranti, Yunita. 2011. Pengaruh Independensi, Akuntabilitas Auditor, dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Internal. Skripsi. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Metode Penelitian untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Setiawan, Santy. 2006. Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol V; 59-67 Simamora, Henri. 2002. Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality). Tesis. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Singgih, E.M dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya Sukriah, Ika, dkk. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII. Padang. Tan, Tong Han dan Alison Kao. 1999. Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity. Journal of Accounting Reseach. Vol 2; 209-223 Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
26
27
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Sampel Penelitian dan Tingkat Pengembalian Uraian Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak diisi secara lengkap Jumlah kuesioner yang yang diolah Tingkat pengembalian Tingkat pengembalian yang diolah Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Jumlah 62 56 (6) 50 90,3 % 80,6 %
Tabel 4.2 Demografi Responden Keterangan Umur Responden 21-23 24-26 >27 Jumlah Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah Pendidikan Diploma S1 S2 Jumlah Posisi Partner Auditor Senior Auditor Junior Staff Jumlah
Jumlah Responden
Prosentase
24 21 5 50
48 % 42 % 10 % 100 %
24 26 50
48 % 52 % 100 %
7 41 2 50
14 % 82 % 4% 100 %
10 35 5 50
20 % 70 % 10 % 100 % 27
28
Pengalaman 1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun Jumlah
43 2 5 50
86 % 4% 10 % 100 %
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Independensi
50
2.0
5.0
3.120
.7183
Akuntabilitas
50
3.0
5.0
4.000
.4041
Pengalaman
50
3.0
5.0
3.620
.5675
Due Professional Care
50
3
5
3.96
.402
Kompleksitas
50
2.0
4.0
3.060
.4243
Tekanan Anggaran Waktu
50
1.0
4.0
2.680
.6528
Kualitas Audit
50
3.0
5.0
3.660
.5928
Variabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Table 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
Akuntabilitas
Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
Pearson Correlation 0,820 0,845 0,644 0.256 0,667 0,717 0,417 0,690 0,802 0,464 0,583 0,710
Sig.
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,073 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
28
29
Pengalaman
Due Professional Care
Kompleksitas Audit
Tekanan Anggaran Waktu
Kualitas Audit
2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,678 0,825 0,865 0,921 0,815 0,629 0,676 0,719 0,638 0.503 0,550 0.634 0,671 0,844 0.690 0,842 0,682 0,694 0,439 0,855 0,490 0,691 0,395 0,625 0,415 0,671 0,429 0,539 0,799 0,707 0,732 0,665 0,746 0,594 0,708 0,652 0,779 0,741 0,743 0,814 0,578 0,689
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,005 0.000 0,003 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
29
30
Tabel 4.5 Hasil Uji Realibilitas Variabel Independensi Akuntabilitas Pengalaman Due Professional Care Kompleksitas Audit Tekanan Anggaran Waktu Kualitas Audit
Cronbach’s Alpha 0,848 0,890 0,794 0,807 0,616 0,772 0,889
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.6 Koofesien Regresi
Model 1 (Constant) X1 X2 X3 X4 X5 X6
Unstandardized Coefficients B Std. Error 16,069 5,017 0,237 0,052 0,087 0,178 0,320 0,130 0,754 0,229 -0,304 0,128 -0,288 0,069
Standardized Coefficients Beta 0,399 0,051 0,259 0,374 -0,185 -0,337
T 3,203 4,552 0,491 2,458 3,296 -2,377 -4,164
Sig. 0,003 0,000 0,626 0,019 0,002 0,022 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji f)
Model 1
Sum of Squares
Mean Square
Df
Regression
527.804
6
87.967
Residual
150.652
39
3.863
Total
678.457
45
F 22.773
Sig. .000a
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
30
31
Tabel 4.8 Uji Parsial (Uji t) Model Independensi Akuntabilitas Pengalaman Due Professional Care Kompleksitas Audit Tekanan Anggaran Waktu
T hitung 4,552 0,491 2,458 3,296 -2,377 -4,164
T tabel 1,684 1,684 1,684 1,684 -1,684 -1,684
Keterangan Diterima Tidak Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima
Sumber : Data primer diolah tahun 2012
Tabel 4.9 Koefisien Determinasi
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.882a
.778
.744
Std. Error of the Estimate 1.965
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
31