PENGARUH AKTIVITAS EKSTRA KURIKIULER BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 2 LASEM KABUPATEN REMBANG SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah
AINI MALIKHAH 3103156
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN PENGUJI Nama
: Aini Malikhah
NIN
: 3103156
Judul
: “ Pengaruh Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : 08 Januari 2008 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (SI) tahun akademik 2008/2009. Semarang, 23 Januari 2008 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. Wahyudi, M.Pd NIP. 150 274 611
Syamsul Ma’arif, M.Ag NIP. 150 321 619
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Sudiyono, M.Pd NIP. 150 170 728
Ismail, M.Ag NIP. 150 282 135
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Abdul Rohman, M.Ag NIP. 150 268 211
Syamsul Ma’arif, M.Ag NIP. 150 321 619
ABSTRAKSI Aini Malikhah (NIM. 3103156). Pengaruh Aktivitas Ekstra Kurikiuler Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2003. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (X) terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y) siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi dengan teknik analisis regresi satu predictor. Subjek penelitian merupakan penelitian populasi, sebanyak 36 responden yang seluruhnya adalah siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang yang mengikuti Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Pengujian hipotesis Penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (X) terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y) siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang, ditunjukkan bahwa:1) Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang mempunyai nilai rata-rata atau mean sebesar 74,03 memiliki kategori “Baik” yaitu pada interval 71 – 75. 2) Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang mempunyai nilai rata-rata atau mean sebesar 76,47 memiliki kategori “Baik” yaitu pada interval 75 – 79. 3) Bardasarkan hasil penelitian pengaruh positif antara aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-qur’an dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy = 0,59683 pada taraf signifikan 1 % dan koefisien determinasi r = 0,3562 hal ini menunjukkan bahwa 35,62 % prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ditentukan oleh aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al2
)
Qur’an melalui fungsi taksiran Y = 35,61 + 0,55 X , sedangkan hasil Freg adalah 18,82, sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikan 1 % = 7,44 karena Freg = 18,82 > F(0 , 01;1:34 ) = 7,44 . Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Dengan demikian semakin aktif peserta didik yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an mengikuti aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-qur’an, semakin tinggi nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa, begitu pula sebaliknya semakin jarang peserta didik yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an mengikuti aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-qur’an, semakin rendah nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru dan kepala SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten
Rembang, terutama dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukannya.
Semarang,
Februari 2008
Deklarator,
Aini Malikhah NIM. 3103156
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Ayahanda H. Muklis dan Ibunda Hj. Fakhiroh, berkat dukungan, semangat, dan do'anya yang memberikanku kekuatan untuk menyelesaikan sekripsi ini. 2. Bapak Kasturi dan Ibu Wiji yang ikut serta mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang : Sakdi, S.Pd, Abrori, Maswah, Radinal Muchtar, Mohammad Mufit, Abdul Basit. Dan keponakanku Alfin dan khisna. 4. Kakanda Ahmadi yang senantiasa mendampingiku dikala senang maupun susah, semoga cinta dan kasih sayang kita bisa sampai ke pernikahan dan langgeng selamanya sampai ajal menjemput kita berdua. 5. Bapak Drs. Abdul Rahman, M. Ag dan Bapak Syamsul Ma'arif, M. Ag yang telah menyediakan waktu untuk membimbing skripsi yang penulis buat. 6. Bapak Slamet Prayitno, S. Pd selaku kepala SMP Negeri 2 Lasem dan Ibu Ismah selaku guru agama islam SMP Negeri 2 Lasem yang telah menyediakan waktu dan tempat penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Teman-temanku yang selalu memotivasiku : Dina, kakak Li, Riyah, Soli, Ani, Nila, Afida, Mas Ristam, Mas Bay, Mas Gendut, Sidah, Ali, Iva, dan temanteman seperjuanganku di HMI IAIN Walisongo Semarang. 8. Semua teman- teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan kalian.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman untuk menjadi bekal kita hidup di dunia dan di akhirat kelak. Bagi penulis, penyusunan skripsi bukanlah tugas yang ringan, sehingga dapat menyelesaikannya merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penulis. Penulis sadar banyak hambatan dalam menyelesaikan skripsi ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Kalaupun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini juga tidak terlepas dari beberapa pihak yang membantu penulis baik secara moril, materiil, emosional, dan akademis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kapada: 1. Prof. DR. Ibnu Hajar, M. Ed selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. Abdul Rahman,M. Ag selaku pembimbing I dan Syamsul Ma’arif,M. Ag selaku pembimbing II, atas semua saran, arahan dan bimbingan, serta waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan penghargaan bimbingan penulisan skripsi ini. 3. Kepala SMP Negeri 2 Lasem serta guru dan staf karyawan yang telah memberikan ijin dan
waktunya untuk membantu penulis mengadakan
penelitian di sana. 4. Ayahanda H. Muklis dan ibunda Hj. Fakhiroh tercinta yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Kasturi dan Ibu Wiji yang ikut serta mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang : Sakdi, S.Pd, Abrori, Maswah, Radinal Muchtar, Mohammad Mufit, Abdul Basit. Dan keponakanku Alfin dan khisna. 7. Kakanda Ahmadi yang senantiasa mendampingiku dikala senang maupun susah, semoga cinta dan kasih sayang kita bisa sampai ke pernikahan dan langgeng selamanya sampai ajal menjemput kita berdua.
Kepada mereka semua tiada yang dapat penulis berikan untuk membalas kebaikan kecuali ucapan terimakasih yang saebanyak-banyaknya serta do’a semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis akan dibalas Allah SWT dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Amin Penulis sadar sepenuhnya, bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sabgat peneliti harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang. Dengan ucapan “ Alhamdulillah “ peneliti harapkan semoga skripsi ini bisa bermanfaat untuk peneliti khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya. Amin
Semarang,
Februari 2008
Penulis,
Aini Malikhah NIM. 3103156
NAMA
: AINI MALIKHAH
NIM
: 3103156
JURUSAN
: PAI
NO. HP
: 085290304462
JUDULSKKRIPSI
:PENGARUH
AKTIVITAS
EKSTRA
KURIKULER BACA TULIS AL-QUR'AN (BTA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 2 LASEM KABUPATEN REMBANG
1
BAB I
PENGARUH AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN (BTA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 2 LASEM KABUPATEN REMBANG
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting bagi manusia demi terwujudnya manusia yang beriman dan berakhlakul karimah. Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (Pendidik) terhadap seseorang (Anak Didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.1 Pendidikan Islam melalui ajaran agama Islam yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat. Pada hakikatnya pendidikan agama itu adalah suatu pendidikan yang menitik beratkan pada bidang agama yang dalam batasan itu adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). Pendidikan Agama Islam adalah usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka dapat hidup sesuai dengan ajaran Islam.2 Yaitu agar mereka lebih meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan. Tujuan Pendidikan dalam Undang–Undang Nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
1
Ahmad Tafsir, Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosda, 2004), hlm. 28 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 7 2
2
serta bertanggung jawab.3 Oleh karena itu perlu perhatian khusus agar tujuan Pendidikan Nasional dapat terealisasi. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian dari tujuan Pendidikan Nasional yaitu untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.4 Dalam UU RI Nomer 20 tahun 2003 pasal 30 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum memiliki Enam fungsi diantaranya : 1. Fungsi Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya usaha menanamkan keimanan dan ketaqwaan menjadi tanggung jawab setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan kemampuan yang ada pada diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2. Fungsi Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain 3. Fungsi
Perbaikan
yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kekuranggan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
3
UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab II, Pasal 3, Tentang Siatem Pendidikan Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 7 4 Departemen Agama Ripublik Indonesia, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, 2004. hlm 4
3
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 4. Fungsi Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat
perkembangannya
menuju
manusia
Indonesia
seutuhnya. 5. Fungsi Penyesuaian yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. 6. Fungsi Sumber Nilai yaitu memberikan pedoman hidup untuk mncapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat .
Dari keenam unsur di atas sangat berkaitan dengan Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran-ajaran Islam. Hal ini disebabkan karena : 1. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama sehingga mempelajari dan memahami adalah kewajiban bagi setiap muslim. 2. Untuk mempelajari dan memahami keenam fungsi tersebut dibutuhkan AlQur’an yang merupakan sumber utama yang tidak bisa ditinggalkan dalam Islam.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan merupakan salah satu sumber ajaran Islam. Selain itu, membaca Al-Qur’an merupakan ibadah dan dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati bagi yang membacanya dan inilah yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan obat penyakit yang ada di dalam jiwa, sesuai firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 57 yang berbunyi :
4
ﻤ ﹲﺔ ﺣ ﺭ ﻭ ﻯﻫﺪ ﻭ ﻭ ِﺭﺼﺪ ﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻭ ِﺷﻔﹶﺎﺀ ﱢﻟﻤ ﻢ ﹸﻜﺑﻦ ﺭﻮ ِﻋ ﹶﻈ ﹲﺔ ﻣ ﻣ ﺗﻜﹸﻢﺎﺀﺪ ﺟ ﺱ ﹶﻗ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ (57 : ﲔ )ﻳﻮﻧﺲ ﺆ ِﻣِﻨ ﱢﻟ ﹾﻠﻤ “ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. 5 Untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil diperlukan belajar dan latihan serta kesabaran. Hasil wawancara dengan Ibu Ismah yang merupakan guru PAI di SMP Negeri 2 Lasem senin, 1 Januari 2007 menyatakan bahwa: “ salah satu problem pelaksanakan Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Lasem adalah adanya peserta didik yang kurang, bahkan belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an, hal itu menyebabkan adanya kesenjangan diantara peserta didik .” Dari kondisi ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi problem ini yaitu dengan mengadakan pelajaran tambahan di luar jam pelajaran yang biasa disebut ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Diantara lembaga pendidikan formal yang ada, SMP Negeri 2 Lasem merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan program eksrtra kurikuler baca tulis Al-Qur’an (BTA) untuk mengatasi kesenjangan yang ada di dalam belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu penulis juga merupakan alumni siswa SMP Negeri 2 Lasem. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam memilih objek penelitian. Berdasarkan latar belakang inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang ”.
5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm. 171
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka ada beberapa permasalahan yang akan dikaji secara mendasar dalam penelitian ini, permasalahan-permasalahan tersebut antara lain: 1. Bagaimana Aktivitas Ektra Kurikuler BTA SMP Negeri 2 Lasem? 2. Bagaimana metode dan cakupan materi BTA? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem? 4. Apa saja Cakupan materi PAI? 5. Adakah pengaruh aktivitas ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem?
C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah fahaman dan kerancuan pengertian serta maksud judul di atas, terlebih dahulu perlu diuraikan maksud istilah-istilah tersebut : 1. Aktivitas mengikuti ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur'an (BTA) Aktivitas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur'an (BTA) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik yang kurang ataupun belum mampu membaca dan menulis Al-Qur'an. Dalam penelitian ini aktivitas ekstra kurikuler BTA itu sendiri meliputi keaktifan mengikuti ekstra kurikuler BTA, ketekunan dalam mengikuti ekstra BTA, memperhatikan dalam mengikuti ekstra BTA, dan mau mencatat materi-materi BTA. Sedangkan cakupan materi BTA yang diajarkan meliputi kegiatan membaca dan menulis huruf Al-Qur'an, merangkai dan menguraikan huruf Al-Qur'an, dan juga mengenal tanda baca dan tajwid.
6
2. Prestasi Belajar Sutrinah Tirtonegoro, mengartikan prestasi belajar sebagai " penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu".6 Menurut Taksonomi B. S. Bloom, prestasi belajar meliputi: a) Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, analisa, sintesa, dan evaluasi. b) Ranah Afektif Ranah Afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap. c) Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik meliputi persepsi, gerakan terbimbing, dan kesiapan.7
Sedangkan alasan peneliti menggunakan raport untuk mengukur prestasi belajar PAI, selain untuk mempermudah penelitian juga karena dalam raport sudah ada "penilaian konsep" yang mencerminkan ranah kognitif dan "penilaian penerapan" yang mencerminkan ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Dengan demikian rangkaian judul tersebut bermaksud meneliti “ Apakah ada pengaruh positif aktivitas ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang “.
6 Sutrinah Tirtonegoro, " Anak Supernormal dan Program pendidikannya", (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 43 7 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1989), hlm. 150-152
7
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang akan dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA di SMP Negeri 2 Lasem? 2. Bagaimanakah Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 lasem ? 3. Apakah Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dapat mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem? 4. Berapakah tingkat signifikasi aktivitas ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem? 5. Berapakah sumbangan efektifitas ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA di SMP Negeri 2 Lasem. 2. Untuk mengetahui Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem 3. Untuk mengetahui pengaruh Ekstra Kurikuler BTA terhadap Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem. F. Kerangka Berfikir PAI adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan peserta didik tentang cara memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an mulai dari cara menulis, membaca, menyalin, dan lain-lain. Hal ini memjadi kendala bagi peserta didik yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur'an. Untuk mengatasi hal tersebut, sekolah mengadakan ekstra kurikuler Baca Tulis AlQur’an (BTA). Dengan diadakannya Ekstra kurikuler BTA diharapkan dapat membantu peserta didik yang belum atau kurang dalam penguasaan membaca dan menulis Al-Qur’an agar bisa mengikuti mata pelajaran PAI dengan baik dan menghilangkan kesenjangan diantara peserta didik dalam hal penguasaan
8
Baca Tulis Al-Qur’an, untuk selanjutnya diharapkan bisa lebih meningkatkan Prestasi Belajar PAInya. Meskipun materi Al-Qur’an hanyalah merupakan salah satu aspek materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PAI, namun di setiap aspek, baik aspek syari’ah, akidah, dan sebagainya tidak terlepas dari ayat-ayat Al-Qur’an. Untuk itu kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an peserta didik menjadi salah satu tolok ukur guru PAI dalam memberi nilai Prestasi Belajar PAI. Oleh sebab itu ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur'an sangat penting diadakan untuk menunjang prestasi belajar PAI siswa yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur'an.
G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk perkembangan selanjutnya, diantaranya: 1. Bagi SMP Negeri 2 Lasem yang menjadi fokus penelitian hasil studi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) siswa dan juga meningkatkan prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem 2. Bagi pendidik dan calon pendidik dapat memberikan informasi tentang pentingnya kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an untuk meningkatkan prestasi belajar PAI siswa 3. bagi siswa dapat memberikan wawasan atau pengetahuan tentang pentingnya kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an
9
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA Aktivitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti Keaktifan, Kegiatan, dan Bekerja 1. Dalam kehidupan sehari-hari aktif sendiri diartikan sebagai giat dalam bekerja dan berusaha. Aktivitas dibagi menjadi dua macam yaitu: Aktivitas intra kurikuler dan aktivitas ekstra kurikuler. Dalam penelitian ini lebih fokus pada aktivitas ekstra kurikuler. Aktivitas ekstra kurikuler merupakan suatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya lebih pada pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik baik di Sekolah maupun di luar Sekolah. Dengan kata lain kegiatan ekstra kurikuler bertujuan untuk membimbing
peserta didik mengembangkan potensi dan bakat yang ada
dalam diri mereka. Selain itu kegiatan ekstra kurikuler juga bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta didik tentang hal-hal yang kurang dikuasai sehingga menjadikan mereka dari belum tahu menjadi tahu dan dari yang belum bisa menjadi bisa. Setiap Sekolah memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang beragam sesuai dengan kondisi yang ada pada peserta didiknya atau dengan kata lain sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan potensinya, misalnya ekstra qiro’ah, kuliah pagi setiap hari minggu, Baca Tulis Al-Qur’an, dan sebagainya. Dalam hal ini ekstra kurikuler yang akan dibahas adalah Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur'an (BTA) di SMP Negeri 2 Lasem . Tujuan dari pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an di Sekolah adalah untuk menjadikan peserta didik menjadi diri yang terampil dan memahami AlQur'an, sehingga akan menunjang peserta didik dalam mengikuti mata 1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka 2003), hlm. 23
10
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Di bawah ini merupakan alur pemikiran tentang ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI.
Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an
Membaca
Al-Qur’an
Metode Pengajaran
Menulis
Cakupan Materi
Prestasi Belajar PAI Kerangka di atas menjelaskan tentang alur kegiatan ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI. Dari teori membaca dan menulis kemudian diaplikasikan dalam BTA dengan disertai metode pengajaran dan cakupan materinya. Melalui kegiatan ekstra kurikuler BTA diharapkan prestasi belajar PAI peserta didik akan lebih meningkat. 1. Kerangka Konseptual BTA Sebelum dibahas mengenai BTA, alangkah baiknya terlebih dahulu kita ketahui tentang teori membaca dan menulis, kemudian baru dibahas tentang BTA. a. Membaca Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya memahami arti tulisan. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia membaca
11
diartikan sebagai "Melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu".2 Meskipun membaca yang dimaksud di sini adalah membaca tulisan, akan tetapi dalam membaca kita akan melibatkan beberapa aspek diantaranya adalah To think (berfikir), to feel (merasakan), dan juga to act (bertindak melaksanakan hal-hal yang baik dan bermanfaat sebagaimana yang dianjurkan oleh sebuah buku).3 Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam hidup kita karena semua proses belajar didasarkan pada kemampuan kita membaca. Tanpa bisa membaca, manusia dapat dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca. Untuk menjelaskan pengertian membaca sekaligus mengetahui lebih detail perlu dijelaskan tentang sifat dari membaca. Menurut Ristam dalam skripsinya yang berjudul ”Nilai-nilai yang terkandung dalam majalah Hidayah” sifat membaca terbagi menjadi dua, yaitu bersifat kauliyah dan bersifat kauniah.4 Membaca kauliyah adalah membaca simbol-simbol atau angka-angka yang tertulis dengan pena. Misalnya, buku, majalah, koran, dan sebagainya. Sedangkan membaca kauniah adalah membaca yang lebih menekankan pada kepekaan naluri dan pikiran kita terhadap hal-hal yang ada di alm sekitar. Misalnya, membaca perilaku, fenomena alam (gunung, laut, gempa bumi, proses kejadian manusia), dan sebagainya.
2
W. J. S. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 3 Hernowo, Quantum reading : cara cepat nan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi membaca (Bandung:Mizan Learning Center,2003), hlm. 52 4 Ristam, “ Nilai-nilai Pendidikan dalam Majalah Hidayah”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005), hlm. 32, t.d.
12
Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah belajar membaca untuk anak yang belum bisa membaca. Untuk mengajari anak membaca diperlukan metode yang menarik perhatian, sehingga pembelajaran akan lebih mudah dan tidak membosankan. Secara metodologi membaca memiliki teknik-teknik tertentu yang dikembangkan oleh para ahli bahasa, yang salah satunya adalah metode Cantol Ruodhoh5. Metode ini dikembangkan oleh Ibu Erna Nurhasanah & Yudi Kusnandar S.Si semenjak tahun 2000. metode ini digunakan untuk anak-anak yang baru belajar membaca. Metode membaca Cantol Roudhoh adalah sebuah metode membaca latin yang merupakan pengembangan dari menghafal cepat sistem cantol Quantum Learning. Metoda ini disampaikan dengan 21 tema cantolan melalui cerita, alat peraga dan lagu dengan unsur bermain di dalamnya. Di setiap cantolan anak hanya dikenalkan bunyi suku awalnya saja. Misalnya, ba, ca, da, dan seterusnya. Selanjutnya bunyi suku awal tersebut bisa dijadikan anak sebagai sandaran dalam berpola pikir,
ketika ada kata yang bunyi suku
awalnya sama dengan bunyi suku awal tiap kelompok tadi. Nama-nama yang dijadikan sebagai cantolan diusahakan bendabenda yang dikenal anak, misalnya kelompok 1 “baju” sambil menunjukkan kartu bergambar baju, kelompok 2 “cabe” sambil menunjukkan kartu bergambar cabe, dan seterusnya. Apabila anak sudah memahaminya, maka dengan sendirinya anak akan mengenal setiap kelompok suku kata cantolan tersebut. Dari tujuan dan metode tersebut, akan diperoleh manfaat dari buku yang dibaca. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya adalah: 1) Dengan membaca kita akan menambah kosakata dan pengetahuan kita.
5
Erna Nur KHasanah dan Yudi Kusnandar, “Sekilas Metode Membaca Cantol Ruodhoh”, http://bacabalita-ruodhoh.com/1.profil.htm, hlm. 1
13
2) Dengan
membaca kita diajak
untuk
mengintropeksi dan
melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain. 3) Membaca juga bisa memicu imajinasi kita.6 b. Menulis Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia menulis diartikan sebagai “ membuat huruf ( angka, dsb) dengan pena ( pensil, kapur, dsb)”7 Menulis di sini tidak hanya sekedar membuat huruf , akan tetapi menulis di sini dapat diartikan sebagai cara mengungkapkan sesuatu sampai menjadi tulisan yang layak dikatakan sebagai tulisan, seperti tulisan di buku, di media massa, di blog, dan sebagainya. Kegiatan menullis tidak bisa terlepas dari kegiatan membaca. Untuk memperoleh hasil tulisan yang menarik dan bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan umumnya untuk khalayak umum, dibutuhkan wawasan yang luas dan wawasan yang luas dapat diperoleh melalui kegiatan membaca. Seperti halnya kegiatan membaca, menulis juga dapat memberikan manfaat. Menurut Dr. Pennebaker, menulis dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1). Menulis dapat menjernihkan pikiran. 2). Menulis dapat mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas penting. 3). Menulis dapat membantu dalam mendapatkan dan mengingat informasi baru. 4). Menulis dapat membantu memecahkan masalah. 5). Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis.8
6
Hernowo, op.cit., hlm. 36. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta, balai Pustaka: 1995), cet. Keempat, hlm. 1079 8 Hernowo, Quantum writing: cara cepat nan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi menulis, (Bandung:Mizan Learning Center,2003), hlm. 54. 7
14
Menulis dalam hal ini diarahkan untuk pembelajaran menulis AlQur’an untuk anak-anak yang tinggal di Indonesia yang beragama Islam yang belum mampu menulis Al-Qur’an, karena belajar menulis Al-Qur’an akan lebih mudah ketika anak sudah mampu menulis huruf latin. Untuk itu kemampuan menulis huruf latin adalah langkah awal untuk kita belajar menulis Al-Qur’an. c. Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) Sebelum dibahas mengenai BTA, terlebih dahulu diketahui tentang pengertian Al-Qur’an. Al Qur’an adalah kumpulan peraturan-peraturan Allah untuk manusia sebagai penyempurna kitab-kitab
terdahulu, yaitu zabur,
taurot, dan injil. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril yang diturunkan secara mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya. Menurut para ulama, Al-Qur’an adalah:
ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ, ﺍﳌﱰﹲﻝ ﻋﻠﻰ ﺧﺎﰎ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﳌﺮﺳﻠﲔ,ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻫﻮ ﻛﻼﻡ ﺍﷲ ﺍﳌﻌﺠﺰ , ﺍﳌﻨﻘﻮﻝ ﺍﻟﻴﻨﺎ ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﺗﲑ,ﺍﻻﻣﲔ ﺟﱪﻳﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﳌﻜﺘﻮﺏ ﰱ ﺍﳌﺼﺎﺣﻒ . ﺍﳌﺒﺪﻭﺀ ﻳﺴﻮﺭﺓ ﺍﻟﻔﺎﲢﺔ ﺍﳌﺨﺘﺘﻢ ﺑﺴﻮﺭﺓ ﺍﻟﻨﺎﺱ,ﺪ ﺑﺘﻼﻭﺗﻪﺍﳌﺘﻌﺒ “ Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rosul yang terakhir dengan perantara malaikat jibril as. yang ditulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir dan merupakan ibadah yang membacanya, yang diawali dengan surat Al-fatihah dan diakhiri surat An-Nas.9 Al Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SWA selama 23 tahun, sedikit demi sedikit sesuai keperluan Nabi berda’wah. AlQur’an mudah dimengerti karena untuk semua orang dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Hanya ada beberapa ayat Allah saja yang membuat para ulama berbeda pendapat dalam memahaminya. 9
Ahamad ali Ash-Shabuuni, Attibyan fii ulumil Qur’an, Hlm 8.
15
Akan tetapi pada umumnya ayat-ayat Allah mudah, jelas dan terang tentang mana yang halal dan mana yang haram, dan sebagainya. Tidak ada keraguan dari padanya. Karena AL-Qur’an merupakan sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan, maka Islam mewajibkan bagi setiap umatnya untuk dapat membaca Al-Qur’an. Bukan hanya membaca akan tetapi juga harus memahami makna yang terkandung di dalamnya agar memperoleh manfaat. Dari uraian di atas dapat diperoleh pengertian tentang Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Baca Tulis Al-Qur’an merupakan suatu proses latihan
yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
kemampuan
membaca dan menulis kata-kata, huruf atau abjad dalam Al Qur'an yang diawali huruf أsampai dengan يyang dilihatnya dan mengerahkan segala tindakan untuk mengingat-ingatnya. Pada dasarnya membaca dan menulis Al-Qur’an bukan hanya sekedar latihan membaca dan menulis kata, huruf, ataupun abjad dalam AL-Qur’an saja. lebih dari itu, diharapkan kita mampu memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur’an, mengenai ajaran-ajaran,
larangan
ataupun
perintah
sehingga
kita
akan
memperoleh manfaat dari membaca Al-Qur’an. Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, perlu adanya metode yang tepat agar tujuan untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan benar dan lancar dapat tercapai. Di atas telah diuraikan mengenai metode cantol ruodhoh untuk belajar membaca huruf latin. Seperti halnya belajar membaca huruf latin, belajar membaca Al-Qur’an juga diperlukan metode-metode, diantaranya: a) Metode Qira’ati Metode ini disusun oleh K.H Dahlan Salim Zarkasyi tahun 1986. Dalam pengajaran Qira’ati, terdapat beberapa petunjuk diantaranya: 1) Mengajarkan langsung huruf hidup, tidak boleh diuraikan.
16
2) Guru cukup menjelaskan pokok pelajaran (atas sendiri dari tiap halaman) tidak boleh menuntun anak dalam membaca. 3) Guru cukup mengawasi dan menjelaskan apa-apa yang kurang 4) Apabila dalam membaca, anak masih banyak yang salah maka harus diulang-ulang sampai bisa. Untuk mengajarkan buku jilid 1-2 metode ini, guru diharuskan telaten mengajari murid seorang demi seorang. Ini supaya guru mengerti kemampuan anak-anak didiknya. Untuk jilid 3-6 dilakukan secara klasikal, yaitu beberapa murid membaca dan menyimak bersama dalam satu ruangan. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qira’ati kian diperluas. Kini ada Qira’ati untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan untuk mahasiswa. Tujuan yang ingin dicapai dari metode ini adalah sebagai berikut: 1) Menjaga kesucian Al-Qur’an dari segi bacaannya 2) Mengingatkan kembali pada guru ngaji agar lebih hati-hati dalam mengajarkan Al-Qur’an 3) Meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an.10 b) Metode Iqra’ Setelah metode Qira'ati, lahir metode-metode lainnya. Sebut saja metode Iqra' temuan KH. As'ad Humam dari Yogyakarta, yang terdiri enam jilid. Dengan hanya belajar 6 bulan, siswa sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar. Iqra' menjadi populer, lantaran diwajibkan dalam TK al-Qur'an yang dicanangkan menjadi program nasional pada Musyawarah Nasional V Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), pada 27-30 Juni 1989 di Surabaya. Terdapat Tiga model pengajaran metode ini, adalah; 1) Cara Belajar Santri Aktif (CBSA). Guru tak lebih sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan. 10
Imam Murjito, Sistem Pengajaran Al-Qur’an Metode Qiroati, ( Semarang: Coordinator Pelaksana Pengajaran Al-Qur’an Metode Qiroati, 1994), hlm. 3
17
2) Privat (Individual) yaitu guru menyimak seorang demi seorang. Karena sifatnya individual maka tingkat hasil yang dicapainya tidaklah sama, maka setiap selesai belajar guru perlu mencatat hasil belajarnya pada kartu prestasi siswa, kalau siswa sudah paham betul maka boleh dinaikkan ke tahap berikutnya. Di sini guru hanya menerangkan pokok-pokok pelajaran saja dan selanjutnya hanya menyimak bacaan murid. 3) Asistensi. Jika tenaga guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-murid lainnya.11 c) Metode Al- Barqy Metode ini hanya menggunakan buku sederhana yang dikemas sebagai tuntunan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Metode ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhadjir Sulthon pada 1965. Awalnya, al-Barqy diperuntukkan bagi siswa SD Islam at-Tarbiyah, Surabaya. Siswa yang belajar metode ini lebih cepat mampu membaca al-Qur'an. Muhadjir lantas membukukan metodenya pada 1978, dengan judul Cara Cepat Mempelajari Bacaan al-Qur'an al- Barqy. Al-Barqy berasal dari kata Al-Barqu, yang berarti kilat. Metode Al-Barqy sebetulnya tidak jauh berbeda dengan metode Iqra' yang berkembang sejak beberapa tahun terakhir. Hanya saja, metode Al-Barqy terasa lebih dekat dengan bahasa anak-anak. Metode Al-Barqy merupakan perpaduan antara metode ho-no-co-ro-ko (Jawa) dan metode Arab. Akan Tetapi, agar lebih efektif, metode ho-no-co-ro-ko yang terdiri dari 5 suku kata itu dipadatkan menjadi 4 suku kata saja. Misalnya, a-da-ra-ja, ma-haka-ya, ka-ta-wa-na, sa-ma-la-ba. Jadi, sebisa mungkin diusahakan
11
As’ad Humam, Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an Metode Iqro’, ( Balai Litbang LPTQ Nasional, 1990), hlm. 1
18
anak-anak tidak asing dengan bacaan yang tengah mereka pelajari.12 Metode ini mirip dengan metode cantol ruodhoh, yang memulai pembelajaran dari suku kata yang bunyi awalnya sama dan kata-kata yang dipakai juga yang dekat dengan anak dan dikenal. Sedangkan untuk belajar menulis Al-Qur’an, akan lebih mudah apabila anak sudah mampu menulis huruf latin. Karena dengan begitu tangan anak sudah terlatih untuk memegang alat tulis dan kita tinggal mengarahkannya untuk menulis arab. Untuk tahap awal, mulailah dengan kata-kata pendek, misalnya untuk mengenalkan tiga kata yaitu “alif, ba, dan dal” anak diminta menulis “a, ba, da” dan menyuruhnya menulis arab ”د َ
ب َ ( َاdipisah)“ selanjutnya huruf tersebut dirangkai
َ “ َا َﺑagar anak bisa membedakannya. Setelah itu anak diberi tahu ”ﺪ artinya “diam” agar sekaligus anak belajar bahasa arab. Rangkaian huruf menjadi suku
kata yang mengandung arti
bertujuan untuk melatih anak memperkaya kosa kata tentang bahasa arab, jadi tujuan belajar menulis Al-Qur’an bukan hanya sekedar mengenalkan huruf Al-Qur’an semata, tetapi juga melatih anak untuk belajar bahasa arab. Selain itu, dalam mengajar membaca dan menulis Al-Qur’an kita juga harus menekankan pada mereka agar setiap hari membaca AlQur’an agar memperoleh manfaat dari membaca Al-Qur’an, diantaranya: a. Dapat memberikan ketenangan Bagi setiap orang Islam di sunatkan membaca Al-Qur’an, meskipun tidak tahu artinya. Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah yang mendapat pahala dari Allah. Oleh sebab itu, setiap orang Islam jangan sampai tidak membaca Al-Qur’an dalam sehari-hari. 12
Muhadjir Sulthon, “Menggantung Kebahagiaan pada Al-Qur'an”, http://www.ummat.co.id/218waj.htm, hlm. 2
19
Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu'min, baik dikala senang maupun susah. Hal ini sesuai dengan yang diriwayatkan Utsman bin Affan r.a dalam hadits shahih Bukhari yaitu :
: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ: ﻗﺎﻝ,ﺭﻭﻱ ﻟﻨﺎ ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﻔﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ.ﺧﲑﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﻌﹼﻠﻢ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭﻋﹼﻠﻤﻪ " Diriwayatkan untuk kita dari Utsman bin Affan r.a, ia berkata: Rasulullah bersabda (sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya). (H.R Buchori ) ".13 b. Dapat memberikan syafaat pada hari kiamat. Membaca Al-Qur'an juga akan mendapatkan Syafaat besok pada hari kiamat. Sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW :
ﲰﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ: ﻋﻦ ﺍﰊ ﺍﻣﺎﻣﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻗﺮﺅﺍ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺄﰐ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺷﻔﻴﻌﺎ ﻻﺻﺤﺎﺑﻪ:ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ () ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ " Dari Abu Umamah r.a, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
SAW
bersabda:
Bacalah
Al-Qur'an!
Karena
sesungguhnya Al-Qur'an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)14 Untuk mendapatkan petunjuk, maka setiap mu’min harus menetapi beberapa kewajiban terhadap Al-Qur’an : 1) Percaya penuh, tanpa ada unsur ragu terhadap kebenaran AlQur’an.
13 Imam Abi Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Ibni Mughiroh Bardazabah Al-Bukhari Al-Ja'fiyyi, Shahih Bukhari, Juz V, hlm. 108 14 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz 1, hlm. 321
20
2) Menjadikan Al-Qur’an sebagai mitra, guru, dan bacaan. Tiada hari terlewatkan tanpa berkomunikasi dengan Kalam Allah. 3) Memperhatikan etika baca dan menghayati Al-Qur’an. 4) Setelah meyakini Al-Qur’an satu-satunya penyelamat dan pengatur kehidupan manusia, kewajiban berikutnya adalah pengamalan dan pengoperasionalannya.15 c. Allah SWT akan menaikan derajat orang yang membaca Al Qur'an.
: ﺍﻥ ﺍﻟﻨﱮ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻞ ﻗﺎﻝ: ﻭﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻣﺴﻠﻢ.ﺬﺍﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺍﻗﻮﺍﻣﺎ ﻭﻳﻀﻊ ﺑﻪ ﺃﺧﺮﻳﻦ ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺮﻓﻊ Artinya: Dari Umar Bin Khotob ra. Bahwasanya Nabi Muhammad SAW. Bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajad beberapa kaum dengan Al-Kitab (Al-Qur'an), dan ia akan merendahkan derajad suatu kaum yang lain dengannya". (H.R Bukhori Muslim). 16 2. Metode Pengajaran dan Cakupan Materi BTA Membaca yang baik perlu adanya sistem atau cara-cara yang baik dan tepat. Rendahnya minat baca siswa, boleh jadi, disebabkan kurang menariknya cara pengajaran membaca. Metode pembelajaran membaca yang tepat sangat membantu terhadap keberhasilan materi yang akan disampaikan karena metode bisa menjadi sebuah sarana yang membuat materi yang disampaikan lebih menarik. Metode merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan disamping komponen lainnya seperti pendidik, anak didik, materi, tujuan, dan lain-lain, yang masing-masing tidak bisa berdiri diri, namun secara bersama saling mempengaruhi dalam 15
Hasan Al Banna, Sudut Panjang Keagungan Al-Qur’an, (Surabaya: Gema Media Pustaka, 1991), hlm.14 16 Abi Zakariya Yahya bin syarifuddin An-Nawawi Asy-Syafi'I, Attibyan fii qadaabi hamalatil qur'an, hlm. 11
21
proses pendidikan. Begitu juga dalam pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) juga diperlukan metode. Menurut K.H. Dachlan Salim Zarkasy, menyebutkan bahwa dalam pengajaran membaca Al-Qur’an terdapat bebrapa metode yaitu antara lain: a) Metode Meniru (Thariqah Musyafahah) Metode ini dimulai dari murid meniru atau mengikuti bacaan seorang guru, dan harus hafal. Setelah itu baru diperkenalkan beberapa huruf beserta tanda baca dan harakatnya dari kata-kata atau kalimat yang dibaca itu. b) Metode Syntetik (Thariqoh Tarqibiyyah) Metode syntetik adalah metode pengajaran membaca yang dimulai dari mengenali huruf hijaiyah yang 28 itu, dimulai dari huruf ( اalif), ب (ba’), ( تta’) dan seterusnya sampai dengan ya, kemudian baru diperkenalkan tanda baca atau harakat. Metode ini dapat dijumpai dalam tuntunan membaca Al-Qur’an yang termuat dalam turutan. c) Metode Bunyi (Thariqah Sauthiyyah) Metode ini dimulai dengan memperkenalkan huruf-huruf hijaiyyah tetapi memperkenalkan bunyi huruf-hurufnya yang sudah diharokati atau bersyakal, seperti اdibaca A, بdibaca BA, تdibaca TA, dan seterusnya. Ada juga yang memaparkan contoh seperti ت م dibaca MA-TA, lalu disertai gambar mata. Dari bunyi huruf-huruf inilah nantinya disusun atau dirangkaikan dalam bentuk kalimat teratur. Metode ini cocok digunakan untuk mengajar anak-anak yang biasanya akan lebih memberikan kesan/ pengalaman belajar pada diri anak sehingga mereka akan terus mengingat apa yang telah diajarkan oleh guru. d) Metode Mengenalkan Metode mengenalkan adalah metode cara membaca al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah bacaannya, dengan diawali dengan memperkenalkan huruf-huruf bersyakal tanpa dieja. Metode ini diperkenalkan oleh Qira’ati. Atau dengan kata lain , mengenalkan
22
huruf-huruf arab yang bersyakal dengan cara bacaan yang sesuai dengan kaidah tajwid. Misalnya: ا
بdibaca A-BA
( Harus dengan suara pendek (satu harokat) tidak boleh dipanjangpanjangkan) Dalam pengajaran Qira’ati, terdapat beberapa petunjuk diantaranya: 1). Mengajarkan langsung huruf hidup, tidak boleh diuraikan. 2). Guru cukup menjelaskan pokok pelajaran (atas sendiri dari tiap halaman) tidak boleh menuntun anak dalam membaca. 3). Guru cukup mengawasi dan menjelaskan apa-apa yang kurang 4). Apabila dalam membaca, anak masih banyak yang salah maka harus diulang-ulang sampai bisa. Tujuan yang ingin dicapai dari metode ini adalah agar pengguna qira’ati dapat membaca al-Qur’an dengan tartil.17 Metode inilah yang sering dipakai dalam pembelajaran di TPQ/ TQA dan cocok digunakan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an untuk semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa yang baru belajar Baca Tulis Al-Qur’an. Sedangkan cakupan materi yang diajarkan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah sebagai berikut : a. Membaca huruf Al-Qur'an b. Menulis huruf Al-Qur'an c. Merangkai huruf Al-Qur'an d. Menguraikan huruf Al-Qur'an e. Tanda baca Al-Qur'an f. Tajwid 18
17
K.H. Dahlan Salim Zarkasyi, Empat Langkah Pendirian TKQ/TPQ Metode Qiro’ati,(Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Roudhotul Mujahidin,1996), hlm. 30-31 18 Ilmu Tajwid yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur’an, tempat mulai dan pemberhentiannya, dan lain-lain. Lihat: Abdul Halim (ed), Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 7
23
Mengajarkan ilmu tajwid sebaiknya sedikit demi sedikit (satu bab-satu bab).19 Mengajar ilmu tajwid jangan dipisah dengan pelajaran membaca AlQur’an. Caranya, awal pelajaran ilmu tajwid, dilanjutkan pelajaran membaca Al-Qur’an. Setiap murid diwaktu pelajaran membaca Al-Qur’an terdapat pelajaran ilmu tajwid yang telah diajarkan, maka langsung dinyatakan nama tajwidnya, kemudian setelah selesai pelajaran membaca Al-Qur’an, untuk membantu memperkuat ingatannya, murid disuruh menulis lagi bacaan yang telah dinyatakan tadi. B. Prestasi Belajar PAI 1. Pengertian Prestasi Belajar PAI Sebelum menguraikan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu Penulis akan memaparkan pengertian belajar, yang dikemukakan oleh beberapa pakar pendidikan antara lain sebagai berikut : a. Ngalim Poerwanto Belajar merupakan adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.20 b. Lester D. Crow and Alice Menurut Crow dan Alice mengartikan belajar dengan : " Leaning is modification of behavior acconying growth prosseses that are brought about throught sensori of stimulation".21 Belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyerupai proses pertumbuhan dimana semua itu melalui penyesuaian terhadap situasi melalui ransangan.
19
Dahlan Salim Zarkasyi, Pelajaran Ilmu Tajwid Praktis, (Yayasan Roudhotul Mujtahidin: Samarang, 1989), hlm. 1 20 Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, (PT. Remaja Ros Dakarya, Bandung, 1995), hlm. 84 21 Lester D.Crow and Crow, Human Development and Learning, hlm. 215
24
c. Nana Sudjana Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang.22 Dengan kata lain dengan adanya suatu proses yang dilakukan seseorang akan tercipta perubahan berupa pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya. Dari berbagai pengertian belajar yang dikemukakan di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses pengalaman dan latihan melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan suatu perubahan pada diri seseorang yang berupa sikap, tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan serta kemampuannya di bidang tertentu. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut pastilah akan menghasilkan suatu hasil. Hasil dari suatu proses itulah yang merupakan prestasi. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah mengerjakan sesuatu. Jadi, hasil dari suatu proses belajar itu merupakan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat W.S Winkel, yang mengemukakan bahwa Prestasi adalah " bukti usaha yang dapat dicapai ".23 Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses belajar penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes dan angka nilai yang diberikan oleh Guru. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh Guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar. Selanjutnya yang dimaksud dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam yaitu: hasil yang telah dicapai oleh peserta didik berdasarkan 22 23
hlm. 161
Nana Sudjana, Dasar-dasar PBM,(CV. Sinar Baru: Bandung,1989), hlm. 8 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan evaluasi Belajar, ( Jakarta: Gramedia, 1983),
25
pengalaman dan latihan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diwujudkan dalam nilai raport. 2. Cakupan Prestasi Belajar PAI Setiap mata pelajaran memiliki
karakteristik tertentu yang dapat
membedakannya dengan mata pelajaran lain. Secara umum PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar tersebut terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Untuk kepentingan pendidikan, dengan melalui ijtihad para ulama mengembangkan materio PAI pada tingkat yang lebih rinci. Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah, syari’ah, dan akhlak. Akidah merupakan penjabaran dari konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep islam, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Tentang struktur keilmuan PAI dapat dilihat pada gambar berikut: STRUKTUR KEILMUAN MATA PELAJARAN PAI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AL-QUR’AN
AL-HADIS
PENDIDIKAN AKIDAH
PENDIDIKAN SYARIAH
IJTIHAD
PENDIDIKAN AKHLAK
TARIKH ISLAM Mata pelajaran PAI tidak hanya mengantarkan peserta didik untukmenguasai berbagai ajaran Islam, akan tetapi yang terpenting
26
adalahbagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalamkehidupan sehari-hari. Mata pelajaran PAI menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotorik, dan afektifnya. a) Aspek Kognitif (pengetahuan) Penilaian
aspek
kognitif
dilakukan
setelah
peserta
didik
mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai pada setiap akhir dari semester, dan jenjang satuan pendidikan. Adapun ciri utama dari pengetahuan ini adalah Ingatan. Untuk memperoleh dan menguasai pengetahuan dengan baik, pelajar perlu mengingat dan menghafal. Cara yang dapat digunakan adalah dengan cara mengulang-ulang dengan menggunakan tekhnik mengingat. Adapun hasil belajarnya berupa Ingatan tentang hal atau sesuatu konsep yang pernah diajarkan. Tipe hasil belajar ini adalah tipe belajar paling rendah, tetapi hasil belajar ini merupakan pra syarat tipe-tipe hasil belajar yang lain yang lebih tinggi. Misalnya, pelajar yang ingin menguasai kecakapan shalat, harus terlebih dahulu hafal bacaanbacaan shalat. b) Aspek Afektif Penilaian terhadap aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas, yang berorientasi
pada
perilaku
peserta
didik
sehari-hari
sebagai
pengalaman nilai-nilai agama. Aspek afektif inilah yang menjadi perhatian utama dalam penilaian mata pelajaran PAI. Aspek afektif yang perlu dinilai adalah sopan santun peserta didik kepada guru, karyawan, dan teman sekolah, serta sopan santun peserta didik kepada orang tua, keluarga, teman, dan orang-orang yang lebih tua di rumah atau di masyarakat. c) Aspek Psikomotorik Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keterampilan motorik dalam menjalankan ajaran agama, seperti shalat dan baca tulis Al-Qur'an.
27
Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia. Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, pendidikan akhlak adalah jiwa dari Pendidikan Agama Islam. Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Sejalan dengan tujuan ini maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya. Dari uraian di atas terllihat bahwa cakupan prestasi belajar peserta didik mencakup keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif serta mengacu pada tujuan yang hendak dicapai dari mata pelajaran PAI. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar PAI Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik intern maupun ekstern. Faktor intern adalah segala faktor yang bersumber dari dirinya sendiri, seperti faktor jasmaniah dan faktor psikologi. Faktor intern (pribadi) seseorang turut memegang peranan dalam belajar. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai. Selain faktor intern, berhasil atau tidaknya belajar seseorang juga bisa dipengaruhi oleh factor ekstern, yaitu segala factor yang bersumber dari luar dirinya, seperti faktor lingkungan dan faktor instrumental. Untuk lebih jelas mengenai factor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik adalah sebagai berikut : a) Factor intern Factor ini meliputi tiga factor yaitu sebagai berikut : 1). Factor jasmani24
24
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 54
28
Factor ini merupakan factor yang berhubungan dengan kondisi tubuh peserta didik, misalnya factor kesehatan. Pada saat kesehatan kita terganggu, sakit misalnya. Maka konsentrasi belajar kita sedikit banyak juga akan terganggu, apalagi kalau ada bagian tubuh kita yang kurang sempurna, cacat kaki misalnya, maka akan perasaan minder dan kurang percaya diri sehingga itu akan mempengaruhi aktivitas belajarnya di kelas. 2). Factor psikologi25 Factor psikologi memiliki andil yang besar dalam prestasi belajar peserta didik dibandingkan dengan factor-faktor yang lain, misalnya minat. Apapun kondisi yang ada pada tubuh akalu ada kemauan yang besar pasti akan ada jalan untuk mencapai kesuksesan atau dalam hal ini prestasi belajar. 3). Factor kelelahan26 Terlalu capek atau lelah juga akan berpengaruh pada peran akatif siswa di kelas. Keadaan tubuh yang capek membuat konsentrasi otak enggan menerima informasi atau materi pelajaran 4). Factor pendekatan belajar (approauch to learning)27. Factor ini merupakan upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan pembelajaran materi-materi pelajaran. b) Factor ekstern Faktor ini meliputi tiga faktor yaitu : 1). Faktor keluarga misalnya keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, dan lain-lain. 2). Faktor sekolah misalnya kurikulum, sarana dan prasarana, dan lain-lain. 3). Faktor masyarakat masalnya mass media, teman bergaul, dan lainlain 25
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm.132 26 Slameto, Op. Cit., hlm. 59 27 Muhibin Syah, Op. Cit., hlm.132
29
4. Alat untuk mengukur Prestasi Belajar PAI Kegiatan penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru. Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh hasil belajar yang lengkap dan akurat. Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari sistem penilaian yang sesiuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Sedangkan informasi ranah afektif diperoleh melalui wawancara, kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.28 Berdasarkan hasil penilaian dan pengujian tersebut dapat diketahui dengan pasti tingkat pencapaian prestasi belajar peserta didik secara perorangan atau kelompok. Dalam mengukur prestasi belajar diperlukan instrumen. Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tes dan nontes. a) Tes Menurut Saifudin Azwar berpendapat bahwa " Tes sebagai pengukur prestasi belajar sebagaimana oleh namanya, tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam belajar.29 Tes ini bisa dilakukan pada saat ulangan harian, tugas, ulangan blok, dan sebagainya. 28
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003, hlm. 20 29 Saifudin Azwar, Tes Prestasi Fungsidan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 13
30
Bentuk instrumen tes meliputi pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, uraian objektif, uraian bebas dan portopolio. b) Nontes Bentuk
instrumen
nontes
meliputi
wawancara,
angket,
dan
pengamatan. Dari hasil pengukuran tersebut, kemudian dianalisis dan dilaporkan kepada siswa dan orang tua yang dapat dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester. Nilai rapor tersebut digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur prestasi belajar PAI peserta didik. C. Hubungan antara Ekstra Kurikuler BTA dengan Prestasi Belajar PAI Dalam pendidikan tidak mungkin terlepas dari tujuan. Setiap mata pelajaran pasti memiliki tujuan, begitu juga PAI memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. PAI merupakan salah satu pelajaran pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengkhususkan pada pengkajian terhadap materi-materi ilmu agama Islam seperti materi Akhlak, Ibadah, Keimanan, Al-Qur’an, dan lainlainnya. Oleh karena, Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang paling utama bagi kaum muslim yang di dalamnya berisi berbagai petunjuk kepada jalan yang sebaik-baiknya.30 Al-Qur’an buklan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.31 Membaca merupakan langkah awal untuk mengenal lebih jauh mengenai AlQur’an. Melalui aktivitas belajar membaca yang dimulai dengan huruf 30
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 33 Abdul Halim (ed), Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 3 31
31
perhurufnya, ayat perayatnya yang dikembangkan dengan memahami kandungan maknanya, maka seseorang dapat memetik petunjuk yang tersimpan di dalamnya, sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang ini banyak peserta didik yang sampai usia dewasa namun belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an. Ini merupakan tugas kita semua untuk mengatasi problematika seperti ini, jangan sampai umat islam di masa yang akan datang tidak ada yang mengenal kitab sucinya sendiri yaitu AlQur’an Al-Karim. PAI adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan peserta didik tentang cara memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an mulai dari cara menulis, membaca, menyalin, dan lain-lain. Untuk anak yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an, banyak sekolah yang mengatasinya dengan jalan diadakannya ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Dengan diadakannya Ekstra kurikuler BTA diharapkan dapat membantu peserta didik yang belum atau kurang dalam penguasaan membaca dan menulis Al-Qur’an agar bisa mengikuti mata pelajaran PAI dengan baik dan menghilangkan kesenjangan diantara peserta didik dalam hal penguasaan Baca Tulis Al-Qur’an, untuk selanjutnya diharapkan bisa lebih meningkatkan Prestasi Belajar PAInya. Meskipun materi Al-Qur’an hanyalah merupakan salah satu aslpek materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PAI, namun di setiap aspek, baik aspek syari’ah, akidah, dan sebagainya tidak terlepas dari ayat-ayat Al-Qur’an. Untuk itu kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an peserta didik menjadi salah satu tolok ukur guru PAI dalam memberi nilai Prestasi Belajar PAI. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara aktivitas ekstra kurikuler BTA dengan prestasi belajar PAI terdapat hubungan yang sangat erat dalam proses belajar mengajar. D. Hipotesis Penelitian
32
Hipotesis merupakan jawaban semantara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan riset oleh karena itu hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah.32 Menurut Iqbal Hasan hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empirik ( Hipotesis berasal dari kata “Hypo” yang berarti di bawah dan “thesa” yang berarti kebenaran).33 Jadi hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang biasanya dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuki secara empirik. Dalam suatu penelitian, hipotesis merupakan pedoman karena
data yang dikumpulkan
adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabek yang dinyatakan hipotesis tersebut. Dengan demikian hipotesis yang mempunyai peran untuk memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti, membantu menentukan arah yang ditempuhdan menghindari suatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Aktivatas ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dapat mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem kabupaten Rembang.
32
Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset Sosial, ( Bandung: Maju Mundur, 1990), hlm. M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 50 33
33
BAB III Metode Penelitian
A. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA di SMP Negeri 2 Lasem. b. Untuk mengetahui Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem c. Untuk mengetahui pengaruh Ekstra Kurikuler BTA terhadap Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penelitian ini dilaksanakan pada: Waktu
: 1 November sampai dengan 1 Desember 2007
Tempat : SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang
C. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi yang dapat berupa apapun juga misalkan akibat, perbedaan, hubungan antara satu dengan yang lainnya, dan lain-lain.1 Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: a. Variabel bebas atau pengaruh ( Independen) yaitu aktivitas ekstra kurikuler BTA. Adapun indikator-indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti aktivitas BTA Tanda-tanda siswa yang aktif mengikuti aktivitas BTA meliputi selalu hadir dengan kesadaran sendiri, selalu tepat waktu, dan aktif bertanya ketika mengikuti ekstra kurikuler BTA.
1
Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustarka Pelajar, 1997), hlm. 33
34
2) Perhatian siswa dalam mengikuti aktivitas BTA Tanda-tanda siswa perhatian dalam mengikuti aktivitas BTA meliputi selalu memperhatikan dan mendengarkan pada saat diberi materi BTA, selalu duduk di baris depan. 3) Ketekunan siswa dalam mengikuti aktivitas BTA Tanda-tanda siswa tekun dalam mengikuti BTA meliputi berusaha belajar, mau mengulang-ulang materi BTA sampai lancar dan dengan kemauan sendiri, dan selalu mengerjakan tugas BTA. 4) Kesediaan siswa mencatat materi dalam aktivitas BTA Tanda-tanda siswa bersedia mencatat materi BTA meliputi memiliki buku catatan khusus BTA dan mau menulis materi BTA dengan kesadaran sendiri atau tanpa paksaan pihak manapun. b. Variabel terikat atau terpengaruh ( Dependen) yaitu prestasi belajar PAI. Adapun indikator-indikatornya adalah: •
Nilai raport siswa semester genap tahun ajaran 2006/2007.
D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode field research yaitu suatu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala, untuk memperoleh data-data tentang aktivitas ekstra kurikuler BTA dan prestasi belajar PAI siswa SMP negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik analisis regresi satu predictor dengan skor deviasi digunakan untuk menentukan hubungan antara dua gejala variabel. Dalam penelitian ini menggunakan rumus analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi untuk mengetahui hubungan antara aktivitas ekstra kurikuler BTA dan prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang.
35
E. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama, sedangkan sampel adalah kelompok kecil yang dilibatkan langsung dalam penelitian.2 M. Iqbal menjelaskan bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap apa yang akan diteliti. Objek inilah yang akan diteliti dalam populasi dapat berupa orang, perusahaan, media, dan sebagainya, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang diangkat bisa mewakili populasi.3 Dalam penelitian ini peneliti melibatkan seluruh populasi untuk menjadi subjek penelitian. Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.4 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Lasem yang mengikuti Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari: a. Kelas VII sebanyak 25 siswa b. Kelas VIII sebanyak 11 siswa Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan sampel tetapi penelitian ini melibatkan seluruh populasi atau seluruh siswa SMP Negeri 2 Lasem yang mengikuti ekstra kurikuler BTA.
2
Ibnu Hajar, Dasar – dasar Metode Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), hlm. 33 3
4
M. Iqbal Hasan, Op. Cit., hlm. 59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi V, hlm. 250
36
F. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan suatu pendekatan dalam penelitian lapangan (Field Research), pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan data dan persoalan-persoalan dalam lapangan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode sebagai berikut: a. Metode Angket Metode angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos atau diisi dan dikembalikan dan dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti.5 Suatu angket digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap responden. Sedangkan angket dapat dilakukan oleh banyak orang untuk mengantar dan menjemput kembali angket tersebut setelah diisi oleh responden dan dapat pula dilakukan oleh peneliti secara masal dalam suatu kelas terhadap murid dan dalam waktu yang singkat serta bisa disusun dibelakang meja dengan tenang dan dapat di revisi setiap saat jika terjadi kesalahan. Quesioner dapat pula dilakukan pengirimannya melalui pos serta mengembalikannya melalui kantor pos pula. Metode angket ini dilakukan untuk mencari nilai dari variabel X ( Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA). Dalam menggunakan metode angket ini peneliti menggunakan angket atau quisioner tertutup yaitu angket yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan,6 dengan kata lain bahwa dalam angket ini jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya memilih. Di samping itu angket yang digunakan berupa angket langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.7 Dalam metode angket pernyataan disusun dalam kalimat pernyataan dengan opsi jawaban yang tersedia.8 Dalam hal ini peneliti menggunakan 5
S. Nasutiom, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) hal 128 S. Nasutiom, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) hlm. 129 7 Suharsimi AriKunto, Op. Cit., hlm. 129 8 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: grasido, 2002), hal 122 6
37
skala likert, yaitu responden diminta untuk memberikan pilihan jawaban dengan skala ukuran yang telah disediakan. Angket yang disampaikan kepada responden berbentuk pernyataan yang terdiri dari 20 item, dengan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu A (selalu), B (sering), C (kadang-kadang), D (tidak pernah), dengan skoring 4, 3, 2, 1. b. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah kumpulan data verbal yang berupa tulisan, dokumen, sertifikat, foto, rekaman kaset, dan sebagainya.9 Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum SMP Negeri 2 Lasem dan juga untuk memperoleh data tentang Prestasi Belajar siswa.
G. Metode Analisis Data Analisis data adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya.10 Adapun tahapan yang digunakan dalam menganalisis data statistik dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini data yang terkumpul bersifat kuantitatif. Langkah awal memberikan skor setiap jawaban pada pertanyaan yang diberikan responden, dengan alternatif pilihan jawaban : 1. Untuk pertanyaan positif 1)
Jawaban A diberi skor 4
2)
Jawaban B diberi skor 3
3)
Jawaban C diberi skor 2
4)
Jawaban D diberi skor 1
2. Untuk jawaban negatif
9
1)
Jawaban A diberi skor 1
2)
Jawaban B diberi skor 2
Ibid, hlm. 148 Iqbal Hasan, op.cit., hlm. 29
10
38
3)
Jawaban C diberi skor 3
4)
Jawaban D diberi skor 4
b. Analisis Uji Hipotesis Setelah mengetahui data-data statistik yang diperlukan dalam penelitian, langkah selanjutnya
menguji taraf signifikan 1% atau 5%
untuk mengetahui diterima tidaknya hipotesis . Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah rumus regresi satu predictor:
Rata–rata Sumber Varian
db
Regresi (reg)
Jumlah Kuadrat
hitungan kuadrat
(JK)
(RK)
(∑ ΧΥ ) ∑Χ
2
1
Residu (res)
N-2
total
N-1
JK reg m
2
∑Υ
(∑ ΧΥ ) − ∑Χ
2
2
2
∑Υ
Freg
JK reg
RK reg RK res
N − m −1
2
c. Analisis Lanjutan Analisis lanjutan digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak dengan cara membandingkan nilai F pada tabel dengan nilai Freg yang telah diteliti pada taraf signifikan 1% atau 5%. Apabila Freg yang diteliti lebih besar dari F pada tabel maka signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruhnya), dan sebaliknya apabila Freg yang diteliti lebih kecil dari F pada tabel maka non signifikan dan hipotesis yang diajukan ditolak (tidak ada pengaruhnya)
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dan Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang sebagai berikut: 1. Data tentang Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA Untuk memperoleh data tentang Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis AlQur’an, penulis menggunakan angket yang diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang ada pada angket. Dengan total responden yang diteliti berjumlah 36. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an, menggunakan tipe pilihan yang terdiri dari 20 item pertanyaan berupa 18 item positif dan 2 item negatif, masing-masing item terdapat 4 alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Dengan scoring 4, 3, 2, dan 1 untuk pertanyaan positif, sedangkan scoring 1, 2, 3, dan 4 untuk pertanyaan negatif. Berdasarkan ketentuan di atas, maka berikut ini akan disajikan hasil angket Aktivitas Ekstra Kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang.
Tabel I DATA HASIL AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG No Res.
Pertanyaan Positif
Jawaban A
B
C
Nilai D
Negatif 1
2
4
3
2
1
1
2
3
4
Jumlah
Total
76
Positif
10
8
0
0
40
24
4
0
68
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
11
6
1
0
44
18
2
0
64
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
72
40 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Positif
12
6
0
0
48
18
0
0
66
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
10
8
0
0
40
24
0
0
64
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
13
5
0
0
52
15
0
0
67
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
12
5
1
0
48
15
2
0
65
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
13
4
1
0
52
12
2
0
66
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
15
3
0
0
60
9
0
0
69
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
10
7
1
0
40
21
2
0
63
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
15
3
0
0
60
9
0
0
69
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
15
3
0
0
60
9
0
0
69
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
11
7
0
0
44
21
0
0
65
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
14
4
0
0
56
12
0
0
68
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
7
Positif
12
6
0
0
48
18
0
0
66
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
10
6
2
0
40
18
6
0
64
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
9
7
2
0
36
21
4
0
61
Negatif
0
0
2
0
0
0
6
0
6
Positif
9
9
0
0
36
27
0
0
63
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
74
72
76
72
73
77
70
77
77
72
76
74
71
67
71
41 18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Positif
11
6
1
0
44
18
2
0
66
Negatif
0
0
2
0
0
0
6
0
6
Positif
16
2
0
0
64
6
0
0
70
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
11
6
1
0
44
18
2
0
64
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
13
5
0
0
52
15
0
0
67
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
14
4
0
0
56
12
0
0
68
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
12
6
0
0
48
18
0
0
66
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
11
4
3
0
44
12
6
2
64
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
14
4
0
0
56
12
0
0
68
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
15
3
0
0
60
9
0
0
69
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
16
2
0
0
64
6
0
0
70
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
7
Positif
15
3
0
0
60
9
0
0
69
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
13
5
0
0
52
15
0
0
67
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
10
8
0
0
40
24
0
0
64
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
11
6
1
0
44
18
2
0
64
Negatif
0
0
2
0
0
0
4
0
4
Positif
16
1
1
0
64
3
2
0
69
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
72
78
71
75
76
73
71
76
77
77
76
74
71
68
77
42 33
34
35
36
Positif
11
5
2
0
44
15
6
0
69
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
11
5
2
0
44
15
4
0
63
Negatif
0
0
1
1
0
0
3
4
7
Positif
15
2
1
0
60
6
2
0
68
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
Positif
16
2
0
0
64
6
0
0
70
Negatif
0
0
0
2
0
0
0
8
8
76
70
76
78
Dari tabel di atas, kemudian diadakan analisis sebagai berikut: Mencari interval nilai untuk menemui kualifikasi dan interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ρ=
R dimana R = ΝΤ − ΝR dan Κ = 1 + (3,3) Log N K
Keterangan: P
: Panjang kelas interval
R
: Rentang
NT
: Nilai Tertinggi
K
: Banyaknya Kelas
N
: Jumlah Responden
Κ = 1 + (3,3) Log N = 1 + (3,3) Log 36 = 1 + (3,3) 1,56 = 1 + 5,13 = 6,13 R = ΝΤ − ΝR
= 78- 67 = 11
dibulatkan menjadi 6
43
Ρ= =
R K
11 6
= 1,83
dibulatkan menjadi 2
Jadi banyaknya nilai kelas = 6 dan panjang kelas = 2, dari hasil tersebut dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel II DISTRIBUSI FREKUENSI AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG
Interval
f
x
Fx
67 – 68
2
68
135
69 – 70
2
70
140
71 – 72
10
72
720
73 – 74
5
74
370
75 – 76
9
76
684
77 – 78
8
77
616
Jumlah
36
Mean Χ=
=
∑ fx Ν
2665 36
= 74,03
2665
Dari data frekuensi tersebut di atas dapat diketahui mean dari variabel Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA sebesar 74,03. Untuk mengetahui kualitas variable tersebut, maka dikonsultasikan dalam tabel kualitas aktivitas ekstra kurikuler BTA sebagai berikut:
44 Tabel III INTERVAL NILAI AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA SISWA
Interval
Keterangan
76 - 80
Sangat Baik
71 – 75
Baik
66 – 70
Cukup
61 – 65
Rendah
56 – 60
Rendah Sekali
Dari tabel di atas hal ini berarti bahwa Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA siswa memiliki kategori baik. Setelah data distribusi frekuensi, kemudian diubah ke bentuk nilai distribusi frekuensi. Tabel IV NILAI DISTRIBUSI FREKUENSI AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA
Interval
F
Fr (persen)
67 - 68
2
5,6%
69 – 70
2
5,6%
71 – 72
10
27,8%
73 – 74
5
13,8%
75 – 76
9
25%
77 – 78
8
22,2%
Jumlah
36
100%
Dari tabel distribusi frekuensi Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA tersebut di atas dihasilkan nilai sebagai berikut interval 67 – 68 dengan nilai 5,6%, interval 69 – 70 dengan nilai 5,6%, interval 71 – 72 dengan nilai 27,8%, interval 73 – 74 dengan nilai 13,8%, interval 75 – 76 dengan nilai 25%, interval 77 – 78 dengan nilai 22,2%. Untuk lebih jelasnya di bawah ini grafik tentang Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA siswa SMP Negeri 2 Lasem Rembang.
45
10
Frekuensi
8
67 - 68 69 - 70
6
71 - 72 4
73 - 74 75 - 76
2
77 - 78
0 Interval Nilai
Gb.1 HISTOGRAM AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG
2. Data tentang Prestasi Belajar PAI Untuk dapat dipertanggungjawabkan tentang data nilai Prestasi mata pelajaran PAI siswa pada setiap tahun ajaran. Maka penulis mengambil datanya dari sumber asli, yaitu dokumentasi atau nilai raport PAI semester genap tahun ajaran 2006/2007.
Dalam raport terdapat dua nilai yaitu nilai penguasaan konsep dan nilai penerapan. Untuk mempermudah perhitungan dalam memasukkan dan mengklasifikasikan nilai mean ke dalam tabel kerja, maka nilai tersebut diambil masing-masing nilai rata-rata keduanya. Untuk itu data tentang Prestasi Belajar PAI dapat dilihat dalam tabel V sebagai berikut:
Tabel V PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG Total Nilai Raport No. Nama Responden Kelas Konsep Penerapan (rata-rata)
1
Yayuk Sri Rahayu
VII
78
76
77
2
Rifqi Abdus Salam
VII
77
77
77
3
Dedi Ekhwan Ardiyanto
VII
80
76
78
4
Ika Dewi Rukmawati
VII
76
75
76
5
Setyo Aji Purnomo
VII
80
76
78
6
Nur Hakim
VII
75
75
75
46 7
Edo Saputro
VII
77
75
76
8
Arisanto
VII
78
78
78
9
Abdul Latif
VII
82
78
80
10
Supriyadi
VII
76
78
77
11
Wigniya
VII
80
80
80
12
Adik Sogiarto
VII
75
73
74
13
Mamat Heru Prasetio
VII
76
80
78
14
Setia Wijayanti
VII
77
75
76
15
Rubiyanto
VII
77
74
75
16
Marjono
VII
74
70
72
17
Kunadi
VII
76
78
77
18
Murdiono
VII
75
72
74
19
Jaenal Abadi
VII
84
82
83
20
Patim
VII
75
77
76
21
Purnomo
VIII
82
78
80
22
Zaim Nurjoko
VIII
78
77
78
23
Feri Dwi Widayat
VIII
76
76
76
24
Adhitya Ryan P.
VIII
77
76
77
25
Try Yudha Iswanto
VIII
78
78
78
26
Fifit Yudara
VIII
75
75
75
27
Joko Supriyanto
VIII
75
72
74
28
Bambang Porwanto
VIII
80
76
78
29
Tri Uswanto
VIII
77
73
75
30
Anggara Rio perdana
VIII
74
70
72
31
Sigit Andriyanto
VIII
72
72
72
32
Erlin Yuliana
IX
81
78
80
33
Andi Muryanto
IX
73
72
73
34
Zeni hari Sakti
IX
72
72
72
35
Yulianti
IX
77
74
76
36
Rosita Riawati
IX
84
80
82
47 Dari tabel di atas, kemudian diadakan analisis sebagai berikut: Mencari interval nilai untuk menemui kualifikasi dan interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R dimana R = ΝΤ − ΝR dan Κ = 1 + (3,3) Log N K
Ρ=
Keterangan: P
: Panjang kelas interval
R
: Rentang
NT
: Nilai Tertinggi
K
: Banyaknya Kelas
N
: Jumlah Responden
Κ = 1 + (3,3) Log N = 1 + (3,3) Log 36 = 1 + (3,3) 1,56 = 1 + 5,13 = 6,13
dibulatkan menjadi 6
R = ΝΤ − ΝR
= 83 – 72 = 11 Ρ=
=
R K
11 6
= 1,83
dibulatkan menjadi 2
Jadi banyaknya nilai kelas = 6 dan panjang kelas = 2, dari hasil tersebut dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
48 Tabel VI DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL RAPORT PRESTASI BELAJAR PAI SISWA
Interval
f
y
fy
82 – 83
2
83
166
80 – 81
4
80
320
78 – 79
7
78
546
76 – 77
11
76
836
2753 36
74 – 75
7
75
525
= 76,47
72 – 73
5
72
360
36
Mean Χ=
=
∑ fx Ν
2753
Dari data frekuensi tersebut di atas dapat diketahui mean dari variabel Prestasi Belajar PAI siswa sebesar 76,47. Untuk mengetahui kualitas variable tersebut, maka dikonsultasikan dalam tabel kualitas Prestasi Belajar PAI siswa sebagai berikut:
Tabel VII INTERVAL NILAI PRESTASI BELAJAR PAI
Interval
Keterangan
80 – ke atas
Sangat Baik
75 - 79
Baik
70 - 74
Cukup
65 – 69
Rendah
60 - 64
Sangat Rendah
Dari tabel di atas hal ini berarti bahwa Prestasi Belajar PAI siswa memiliki kategori baik. Setelah data distribusi frekuensi, kemudian diubah ke bentuk nilai distribusi frekuensi.
49 Tabel VIII NILAI DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI BELAJAR PAI SISWA
Interval
F
Fr( Persen)
82 – 83
2
5,6%
80 – 81
4
11,1%
78 – 79
7
19,4%
76 – 77
11
30,6%
74 – 75
7
19,4%
72 – 73
5
13,9%
Jumlah
36
100%
Dari tabel distribusi frekuensi Prestasi Belajar PAI tersebut di atas dihasilkan nilai sebagai berikut interval 72 – 73 dengan nilai 13,9%, interval 74 – 75 dengan nilai 19,4%, interval 76 – 77 dengan nilai 30,6%, interval 78 – 79 dengan nilai 19,4%, interval 80 – 81 dengan nilai 11,1%, interval 82 – 83 dengan nilai 5,6%. Untuk lebih jelasnya di bawah ini grafik tentang Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Rembang. 12
Frekuensi
10 72 - 73 8
74 - 75
6
76 - 77
4
78 - 79 80 - 81
2
82 - 83
0 Interval Nilai
Gb.1 HISTOGRAM PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG
50 B. Pengujian Hipotesa
Setelah diadakan analisis pendahuluan seperti di atas perlu adanya uji hipotesa guna membuktikan diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari korelasi antara kreterium Korelasi antara X dengan krerium Y dapat dicari melalui korelasi product moment dalam pearson dengan rumus:
∑ xy (∑ x )(∑ y )
rxy =
2
2
Dimana
∑ xy = ∑ XY −
(∑ X )(∑ Y ) N
(∑ X ) −
2
∑x
2
=∑X
2
N
(∑ Y ) ∑ y = ∑Y − N
2
2
2
Untuk mencari nilai korelasi di atas maka dibantu dengan tabel koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel IX KOEFISIEN KORELASI AKTIVITAS EKSTRA KURIKULER BTA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 2 LASEM REMBANG
Res.
X
Y
X2
Y2
XY
1
76
77
5776
5929
5852
2
72
77
5184
5929
5544
3
74
78
5476
6084
5772
4
72
76
5184
5776
5472
5
76
78
5776
6084
5928
6
72
75
5184
5625
5400
7
73
76
5329
5776
5548
51 8
77
78
5929
6084
6006
9
70
80
4900
6400
5600
10
77
77
5929
5929
5929
11
77
80
5929
6400
6160
12
72
74
5184
5476
5328
13
76
78
5776
6084
5928
14
74
76
5476
5776
5624
15
71
75
5041
5625
5325
16
67
72
4489
5184
4824
17
71
77
5041
5929
5467
18
72
74
5184
5476
5328
19
78
83
6084
6889
6474
20
71
76
5041
5776
5396
21
75
80
5625
6400
6000
22
76
78
5776
6084
5928
23
73
76
5329
5776
5548
24
71
77
5041
5929
5467
25
76
78
5776
6084
5928
26
77
75
5929
5625
5775
27
77
74
5929
5476
5698
28
76
78
5776
6084
5928
29
74
75
5476
5625
5550
30
71
72
5041
5184
5112
31
68
72
4624
5184
4896
32
77
80
5929
6400
6160
33
76
73
5776
5329
5548
34
70
72
4900
5184
5040
35
76
76
5776
5776
5776
36
78
82
6084
6724
6396
Jumlah
2659
2755
196699
211095
203655
52 Dari tabel di atas dapat diketahui: N = 36
∑ X = 2659 ∑ Y = 2755 ∑ X = 196699 ∑ Y = 211095 ∑ XY =203655 ∑ X = 2659 = 73,86 X= 2
2
N
Y=
∑Y N
36
=
2755 = 76,53 36
Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas dengan cara sebagai berikut:
∑ xy = ∑ XY −
(∑ X )(∑ Y )
= 203655 − = 203655 −
N
(2659)(2755) 36 7325545 36
= 203655 – 203487,36 = 167,64
∑x
2
=∑X
(∑ X ) −
2
2
= 196699 − = 196699 -
N
(2659)2 36 7070281 36
= 196699 – 196396,69 = 302,31
53
∑y
2
= ∑Y
(∑ Y ) −
2
2
= 211095 − = 211095 -
N
(2755)2 36 7590025 36
= 211095 – 210834,0278 = 260,97
rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y ) 2
167,64
=
(302,31)(260,97 ) 167,64
=
=
2
78894,506
167,64 280,88
= 0,59683 Jadi koefisien korelasi determinan =
r 2 = 0,3562
2. Menguji signifikasi korelasi tersebut Untuk menguji hasil perhitungan di atas signifikan atau sebaliknya ( non signifikan) maka perlu dikonsultasikan dengan tabel r teoritis dimana diketahui
rxy = 0,59683 dan untuk sebesar 0,424 karena
r teoritis dengan db = N – 2 = 36 – 2 = 34 yaitu
ro > rt
rt
1%
pada taraf signifikan 1 % maka signifikan, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada korelasi antara Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dan Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. 3. Mencari korelasi persamaan garis regresi Untuk mencari persamaan garis regresinya adalah dengan cara sebagai berikut:
54 ^
Υ = a + b Χ dimana b =
∑ xy ∑x 2
dan a = Y − b X
∑ xy ∑x
b=
2
167,64 302,31
=
= 0,554 a = Y − bX
= 76,53 – (0,554)(73,86) = 76,53 – 40,92 = 35,61 Jadi persamaan garis regresinya adalah: ^
Υ = a + bΧ = 35,61 + 0,554X 4. Menentukan sumbangan predictor Dengan rumus persamaan regresi dapat diprediksi sebesar suatu kriterium (Y) jika skor prediksi (X) telah diketahui. Namun demikian ketetapan atau efektifitas prediksi ini sangat tergantung pada besarnya kesalahan (residu) untuk mengetahui prediksi tersebut bisa dilakukan analisis varian regresi atau disebut analisis regresi. Jadi sumbangan prediktornya adalah sebagai berikut:
∑x ∑y
2
= 302,31
2
= 260,97
∑ xy = 167,64 Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus berikut:
(∑ xy ) = ∑x
2
JK reg
2
=
(167,64)2 302,31
55
=
28103,17 302,31
= 92,96
(∑ xy ) =∑y − ∑x
2
JK res
2
2
= 260,97 = 260,97 -
(167,64)2 302,31 28103,17 302,31
= 260,97 – 92,96 = 168,01
JK tot = JK reg + JK res = 92,96 +168,01 = 260,97 Diketahui bahwa:
dbtot = N − 1 = 36 − 1 = 35 dbreg = 1 dbres = N − 2 = 36 − 2 = 34 Sehingga diperoleh: RK reg = =
JK reg dbreg 92,96 1
= 92,96 RK res =
=
JK res dbres
168,01 34
= 4,94
56 Dengan demikian nilai Freg adalah sebagai berikut: Freg = =
RK reg RK res 92,96 4,94
=18,82 Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi satu predictor
dapat
diketahui
bahwa
persamaan
garis
regresinya
adalah
^
Υ = 35,61 + 0,554 X , sedangkan menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varian untuk regresi. Untuk mengetahui lebih lanjut hasil uji hipotesis terhadap nilai rxy dan Freg dapat dilihat dalam tabel berikut: Sumber Variansi
db
JK
RK
Regresi (reg)
1
92,96
92,96
Residu (res)
34
168,01
4,94
Total (tot)
35
260,97
Freg
18,82
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan melalui analisis regresi ( Freg ) dan koefisien korelasi ( rxy ) sebagai mana di atas, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada Ft dan rt diketahui bahwa Freg dan rxy (hitung) > Ft dan
rt . Disini dapat disimpulkan bahwa baik
Ft dan rt signifikan pada taraf
signifikan 1% , dengan demikian bahwa hipotesis yang peneliti ajukan yaitu ada pengaruh positif antara aktivitas ekstra kurikuler BTA terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang diterima. Artinya semakin sering siswa mengikuti aktivitas ekstra kurikuler BTA semakin baik pula prestasi belajar PAInya. Mencari sumbangan relative dan efektif predictor yaitu: Sumbangan relative dalam % atau SR % predictor X adalah:
57
Prediktor X = SR % =
b∑ xy JK reg
x100%
=
0,554(167,64) x100% 92,96
=
92,87 x100% 92,96
= 0,99903 x 100% = 99 % Untuk mencari sumbangan efektivitas predictor X maka harus dihitung dahulu efektifitas regresi:
JK reg
Efektifitas garis regresi =
=
JK tot
x100%
92,96 x100% 260,97
= 0,3562 x 100% = 35,62 % Jadi sumbangan efektifitas dalam persen SE % predictor X adalah: Prediktor X = SE % = 99 % (35,47) = 35,11% = 35 % Dari perhitungan Efektifitas persen (SE%) bahwa predictor X ( Aktivitas Estra Kurikuler BTA) memberi kontribusi 35 % terhadap predictor Y (Prestasi Belajar PAI). C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara nilai Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dengan Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang menunjukkan hasil yang signifikan pada taraf signifikan 1 %, dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti adalah diterima. Dari uji koefisien di atas, dapat diketahui bahwa rxy (hitungan) adalah 0,59683 karena rxy > rt , maka signifikan dan hipotesis diterima. Sedangkan hasil dari analisis
58 regresi hubungan nilai Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dengan Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang diketahui Freg adalah 18,82, nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan F pada tabel pada taraf 1 % yaitu: 7,44, karena
Freg > F0,01 maka signifikan. Ini berarti ada hubungan yang signifikan antara nilai Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dengan Prestasi Belajar PAI siswa SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang. Dengan demikian semakin sering siswa mengikuti Ekstra Kurikuler BTA maka akan semakin tinggi pula nilai Prestasi Belajar PAInya, begitu pula sebaliknya. D. Keterbatasan Peneliti
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian pasti banyak terjadi kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan, namun terjadi karena keterbatasan dalam melakukan penelitian. Adapun beberapa faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor biaya Meskipun biaya bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi kendala dalam penelitian ini, akan tetapi pada dasarnya biaya memegang peran penting dalam mensukseskan penelitian. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan terhambat. Karena dalam penelitian ini dibutuhkan biaya yang cukup banyak sehingga penelitian ini menjadi terhambat yang seharusnya bisa selesai lebih cepat. 2. Faktor Waktu Di samping faktor biaya, waktu juga memegang peran penting dalam mensukseskan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini kurang dapat membagi waktu sehingga semakin memperlambat penelitian ini. Meskipun banyak kendala dan hambatan yang harus dihadapi dalam melakukan penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan sukses dan lancar.
59
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A.
KESIMPULAN Bedasarkan hasil dalam penelitian, sesuai dengan data yang diperoleh, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui mean atau nilai ratarata Akthivitas Ekstra Kurikuler BTA siswa di SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang adalah 74,03 ini berarti aktivitas ekstra kurikuler BTA siswa di SMP Negeri 2 Lasem memiliki kategori baik. 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui mean atau nilai rata-rata Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang yang mengikuti Aktivitas Ekstyra Kurikuler BTA adalah 76,47 ini berarti prestasi belajar PAI siswa yang telah mengikuti aktivitas ekstra kurikuler BTA memiliki kategori baik. 3. Diketahui dari perhitungan statistik terdapat pengaruh positif antara Aktivitas Ekstra Kurikuler BTA dan Prestasi Belajar PAI siswa. Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien (r) sebesar 0,59683 sedangkan F reg sebesar 18,82 dengan perbandingan 1 %= 7,44. Maka F reg signifikan pada taraf signifikansi 1 %. 4. Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui sumbangan efektifitas Aktifitas Ekstra Kurikuler BTA sebesar 35 % terhadap Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 2 Lasem Kabupaten Rembang.
B.
SARAN-SARAN Dalam rangka memberikan sumbangan dari hasil penelitian dan ide-ide berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar PAI siswa, peneliti memberikan saran-saran yang mudah-mudahan bermanfaat yaitu: 1. Saran bagi peneliti yang akan datang Bagi peneliti yang akan datang,
hendaknya mencari pokok
permasalahan yang lain yang mungkin mempengaruhi prestasi belajar
60
PAI siswa, agar bisa memberikan sumbangan dan ide-ide kepada guru dan sekolah berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar PAI siswa. 2. Saran bagi guru mata pelajaran PAI Seorang guru diharapkan dapat memberikan motivasi atau semangat belajar pada siswa agar lebih bersemangat dalam meningkatkan prestasi belajar PAI 3. Saran bagi siswa Siswa diharapkan untuk bisa
membaca dan menulis Al-Qur’an,
karena sudah merupakan kewajiban bagi umat Islam mampu membaca kitab sucinya sendiri yaitu Al-Qur’an. Selain itu, kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an juga dapat mempengaruhi prestasi belajar PAI, karena mata pelajaran PAI dikembangkan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-hadist.
C.
PENUTUP Ucapan puji syukur kepada Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran-saran yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan do’a kepada Ilahi Robbi, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya serta dapat memberikan sumbangan yang positif untuk kemajuan pendidikan Agama Islam. Semoga kita senantiasa memperoleh perlindungan dari Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat, Amin.