Modul
PENGANTAR AKUNTANSI 1
Disusun Oleh : H. Ahmad Mi’roji,. SE, M.A NIK : 12020094 NIDN : 0404027803
STIE BINA BANGSA SERANG 2016
Bahan Ajar Mata Kuliah STIEM.A BINA BANGSA - 2016 Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji,– SE,
halaman
0
BAB I SEJARAH, PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI DAN BIDANG PROFESI AKUNTANSI A.
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI. 1. Perkembangan Akuntansi dan Sistem Pembukuan Berpasangan Sejak perekonomian makin berkembang, kejadian – kejadian yang berhubungan dengan keuangan telah dicatat menggunakan batu, kulit kayu dan sebagainya. Catatan tertua mengenai kejadian ekonomi tersebut telah ditemukan pada masa 3600 SM di Babilonia. Catatan yang sama juga ditemukan di Mesir dan Yunani Kuno. Setelah angka-angka desimal Arab dikenal, pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia, yang pada akhirnya ditemukan sistem pembukuan berpasangan (double entry system) yang dikembangkan oleh pedagang – pedagang Venesia. Pada tahun 1494, Lucas Paciolo, seorang pemuka agama dan ahli Matematika menulis sebuah buku yang berjudul “ Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni Et Proportionalita”, dimana dalam buku yang berisi ilmu pasti tersebut terdapat pelajaran pembukuan dalam bagian yang berjudul “Tractatus De Computis Et Scriptorio”. Buku tersebut selanjutnya berkembang di Eropa Barat, selanjutnya perkembangan sistem pembukuan mengikuti asal negaranya, misalnya sistem Belanda (sistem Kontinental) serta sistem Inggris dan Amerika Serikat (system Anglo–Saxon). 2.
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-Saxon Pada abad pertengahan Venesia merupakan pusat perdagangan dunia. Saat terjadi revolusi industri, maka pusat perdagangan berpindah ke Inggris. Sistem pembukuan berpasangan yang dikenal dengan akuntansi pada abad ke-19 kemudian berkembang di Amerika dengan istilah accounting. Akuntansi tidak sama dengan pembukuan, walaupun akuntansi berasal dari pembukuan berpasangan yang dikembangkan. Akuntansi lebih luas ruang lingkupnya, dimana pembukuan termasuk didalamnya. Sebelum tahun 1960, di Indonesia dikenal pembukuan cara Belanda (sistem Kontinental). Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (sistem Anglo-Saxon) dikenalkan di Indonesia, yang terus digunakan sampai sekarang. 3.
Perkembangan Akuntansi di Indoneisa
Seperti diketahui oleh kita bersama bahwa Negara Indonesia merupakan Negara jajahan Belanda, sehingga sistem akuntansi yang di adopsi dan berkembang di Indonesia menggunakan sistem akuntansi anglo saxon, dimana sebelumnya menggunakan sistem kontinental. Namun karena konflik yang berkepanjangan dengan Belnada maka secara perlahan Indonesia mulai mewakilkan pelajar dan mahasiswanya untuk belajar akuntansi di universitas-universitas yang ada di Amerika. Pendidikan Akuntansi di Indonesia mulai dirintis pada 1952 oleh Universitas Indonesia yang membuka Jurusan Akuntansi di FE. Kemudian oada Tahun 1954 keluar UU No.34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan. Disusul kemudian
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
1
berdirinya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), sebuah organisasi profesi Akuntansi pada 23 Desember 1957 dengan tujuan : 1. Membimbing perkembangan Akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan 2. Mempertinggi mutu pekerjaan Akuntan IAI membuat standar akuntansi yang sering disebut dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) B.
PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG AKUNTANSI 1.
Pengertian Akuntansi Ditinjau dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata “to account” yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah “account” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”. Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai “suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan transaksitransaksi, atau kejadia-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai mata uang, serta menganalisis hasil dari teknik tersebut”. Dengan kata lain akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran segala transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan hasilnya. AICPA (The American Institute of Public Accounting) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : “ Seni Pencatatan , penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan peng-interpretasi-an hasil proses tersebut” APB (Accounting Principle Board) System Statement No.4 : “ Suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif , terutama yang bersifat keuangan mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih diantara beberapa alternatif” AAA (American Accounting Association) : “Proses peng-identifikasian , pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi” Dalam pengertian yang luas, definisi akuntansi adalah “proses identifikasi, pengukuran, dan komunikasi dari informasi ekonomi untuk dapat menghasilkan pertimbangan dan keputusan bagi pemakai informasi tersebut”. 2.
Kegunaan Akuntansi Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar perusahaan (ekstern). Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek perusahaan di
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
2
masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman. Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan. Bahkan karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan yang mungkin dapat dinikmati oleh karyawan tersebut. 3.
Pemakai Informasi akuntansi a. Pemakai Internal. Yang termasuk pemakai informasi internal adalah manajer, pimpinan perusahaan. Manajer (pimpinan) perusahaan, mulai dari level terendah sampai level tertinggi, memerlukan informasi akuntansi yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan adanya informasi akuntansi yang cepat dan akurat, dapat diambil keputusan yang tepat pula. b. Pemakai Eksternal. Yang termasuk pemakai informasi eksternal adalah pemegang saham, calon penanam saham (investor), kreditur atau calon kreditur, para pekerja/karyawan/serikat karyawan, pemerintah, dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Pemegang saham perlu mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan pertanggungjawaban keuangan formal oleh pimpinan/pengelola perusahaan atas kepercayaan yang diberikan dalam mengelola perusahaan tersebut. Kreditur atau calon kreditur memerlukan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan untuk dijadikan pertimbangan dalam memberikan kredit. Selain itu juga laporan keuangan dibutuhkan untuk memantau kondisi dan perkembangan keuangan perusahaan agar kepentingan para kreditur senantiasa terlindungi. Para pekerja/karyawan memerlukan informasi akuntansi karena berkepentingan atas kelangsungan hidup perusahaan dan jaminan sosial yang mereka harapkan. Pemerintah berkepentingan terhadap informasi akuntansi dalam kaitannya dengan pemantauan atas pelaksanaan suatu peraturan, data melalui sensus, data statistic, dan sebagainya. 4.
Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut: a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik dan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini. b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan. c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri umumnya diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen, fungsi, aktivitas produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun yang direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa yang akan datang. d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini meliputi pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
3
e.
f.
g.
h.
i.
Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk pelaporan, pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta pemenuhan prosedurprosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di bidang ini harus memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting), merupakan bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam administrasi negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata anggaran masingmasing. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan untuk suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan antara operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas harta perusahaan. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang bertujuan melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian masyarakat atas adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.
5.
Profesi Akuntan Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter, pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki oleh orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi: a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa bebas (independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat mereka tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya. Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan melakukan pemeriksaan sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan. b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan internal suatu perusahaan. Mereka menduduki salah satu jabatan dalam perusahaan dan bertanggung jawab atas fungsi akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen. c. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara. d. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga pengajar (dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan pengembangan akuntansi.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
4
BAB II AKUN & KODE AKUN A. ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Dengan demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh setiap perusahaan berlainan dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Penggolongan Akun Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik), yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya tersedia sebuah akun. a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan: 1)
Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain : - Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga yang berfungsi sebagai uang tunai. - Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui bursa. - Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. - Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun. - Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka waktu dibawah satu tahun. - Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka, bunga dibayar di muka. - Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima pembayarannya. - Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
2)
Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman modal dalam obligasi.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
5
3)
Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor, mesinmesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya secara bertahap akan menyusut atau berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah.
4)
Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta ini antara lain: Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan produk formula. Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu. Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk usaha. Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried Chicken. Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu, misalnya karena letak strategis, merk terkenal, personalia yang profesional, pelayanan yang memuaskan, dll.
5)
Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat dikelompokan pada kriteria diatas. Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah yang tidak dijadikan tempat usaha.
b. Hutang/Kewajiban (Liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Utang dibagi menjadi 2 golongan: utang lancar dan utang jangka panjang. 1)
2)
Hutang Lancar (Current/Short term liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Yang termasuk golongan ini adalah: Hutang Usaha (Account Payable), yaitu utang jangka pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Contoh utang yang timbul akibat pembelian secara kredit. Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu utang jangka pendek dengan disertai perjanjian tertulis. Beban yang masih harus dibayar, misalnya utang gaji. Pendapatan diterima di muka, misalnya Sewa diterima di muka Hutang Jangka Panjang (Long Term liabilities), yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu yang relatif lama atau lebih dari satu tahun. Jika sebagian atau seluruh utang tersebut telah jatuh tempo, maka bagian yang telah jatuh tempo tersebut menjadi utang jangka pendek. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah surat bukti utang perusahaan kepada pemegang obligasi disertai pembayaran bunga sesuai tingkat bunga yang disepakati. Hutang Hipotik, yaitu utang jangka panjang dengan jaminan harta tetap.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
6
c.
Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas harta perusahaan.
d.
Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha. Pendapatan dapat dibedakan: a. Pendapatan Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok/utamanya. b. Pendapatan Non Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh diluar dari usaha pokok/utamanya. Misalnya dari pendapatan bunga, pendapatan komisi, laba penjualan aktiva, dll.
e.
Beban, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Beban dapat dibedakan menjadi: a. Beban Operasional/Beban Usaha, yaitu beban yang dikeluarkan untuk dapat mendapat hasil dari usaha pokoknya. Misalnya Beban gaji, beban listrik, telepon, dll. b. Beban diluar usaha/Beban Non Operasional, yaitu beban yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok/utamanya. Misalnya beban bunga, rugi penjualan aktiva.
B.
KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya kembali pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu : a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat. b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten. c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang sudah ada . Berikut beberapa macam kode akun : 1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor (09). a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara berurutan. Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100 atau sesuai yang diinginkan. Contoh : Nomor Kode
Nama Akun
100
Kas
101
Bank
102
Piutang Usaha
103
Wesel Tagih
121
Tanah
122
Gedung
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
7
b.
c.
201
Utang Usaha
202
Wesel Bayar
Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan seterusnya diberi nomor kode tersendiri. Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111 (1 pertama : kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan golongan akun Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun kas)
Nomor Kode
Arti
Angka pertama
Kelompok Akun
Angka kedua
Golongan Akun
Angka ketiga
Subgolongan Akun
Angka keempat
Jenis Akun
Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan, dan tiap golongan menjadi beberapa jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda. Contoh : Kelompok
Kode
Harta
100 – 199
Utang
200 – 299
Modal
300 – 399
Pendapatan
400 – 499
Beban
500 - 599
Golongan
Kode
Harata Lancar
100 – 149
Harta Tetap
150 – 199
Utang Lancar
200 – 249
Utang Jgk. Pnjg
500 – 299
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
8
2.
Jenis
Kode
Kas
100
Piutang
101
Peralatan
150
Kendaraan
151
Utang usaha
201
Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0 sampai 9. a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya : Rubrik 0 : Akun Harta Lancar Rubrik 1 : Akun Harta Tetap Rubrik 2 : Akun Utang Lancar Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang Rubrik 4 : Akun Modal Rubrik 5 : Akun Pendapatan Rubrik 6 : Akun Beban b. Rubrik dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya : Rubrik 2 : Akun Utang Lancar Golongan 20 : Utang Usaha Golongan 21 : Utang Wesel c. Golongan dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya : Golongan 20 : Utang Usaha Jenis 201 : Utang Gaji Jenis 202 : Utang Sewa
3.
Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan menggunakan huruf. Contoh : Jenis
Kode
Harta
H
Harta Lancar
HL
Harta Tetap
HT
Utang
U
Utang Lancar
UL
Modal
M
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
9
4.
Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan mengkombinasikan huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan. Contoh : Jenis
Kode
Harta
H
Harta Lancar
HL
Kas
HL 01
Piutang
HL 02
Harta Tetap
HT
Utang
U
Utang Lancar
UL
Utang Dagang
UL 01
Modal
M
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
10
BAB III PERSAMAAN AKUNTANSI A. KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN MODAL Harta meruapakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan merupakan sumber pembelajaran untuk melakukan kegiatan usaha. Sumber pembelajaran menunjukkan siapa atau dari mana yang membelanjai harta tersebut. Oleh karena itu, harta harus sama atau seimbang dengan suber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang berasal dari pemilik disebut modal. Keseimbangan atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatub persamaan yang disebut persamaan akuntansi (accounting equation). Hubungan kedua hal di atas dapat dinyatakan sebagai keseimbangan antara harta dan modal. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi adalah sebagai berikut :
HARTA = MODAL Harta perusahaan yang digunakan sebagai sember pembelanjaan dalam kegiatan perusahaan dapat diperoleh dari 2 sumber, yaitu pemilik dan kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal, sedangkan yang berasal dari kreditur akan menimbulkan suatu kewajiban untuk dikembalikan, yang disebut dengan utang. Apabila harta perusahaan diperoleh dari 2 sumber, maka persamaan akuntansinya :
HARTA = UTANG + MODAL Dalam akuntansi penulisan utang ditulis sebelum modal, hal ini dimaksudkan dalam hal hak atas kekayaan, kreditur harus didahulukan dari pemilik modal. Sedangkan hal pemilik ditangguhkan setelah kewajiban kepada pihak lain dilunasi. Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendaptan dan beban. Pendapatan merupakan kenaikan dari harta yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa. Sedangkan beban merupakan penurunan harta, karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban mempunyai sifat mengurangi modal. Dengan demikian pendapatan dan beban akan mempengaruhi keadaan modal. Sehingga dalam persamaan akuntansi dicatat dalam komponen modal. Namun untuk mengembangkan persamaan akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal. Bentuk persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut :
HARTA = UTANG + MODAL + PENDAPATAN - BEBAN
B. PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi dapat mengakibatkan penambahan atau pengurangan dalam beberapa komponen. Perubahan dalam komponen dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perubahan harta diikuti dengan perubahan harta lain dalam jumlah yang sama. 2. Perubahan harta diikuti dengan perubahan utang atau sebaliknya dalam jumlah yang sama.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
11
3. Perubahan harta diikuti dengan perubahan modal dalam jumlah yang sama. 4. perubahan harta diikuti dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah yang sama. C. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN DALAM PERSAMAAN AKUNTANSI Transaksi keuangan dapat mengakibatkan perubahan dalam komponen persamaan akuntansi. Perubahan tersebut paling tidak akan menyangkut 2 komponen. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dicatat dalam persamaan akuntansi.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
12
BAB IV TAHAP PENCATATAN Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya menjual jasa. Dari jasa yang diberikan kepada pihak luar ini perusahaan memperoleh pendapatan. Contoh perusahaan jasa : perusahaan angkutan, salonkecantikan, perbengkelan, bioskop, kantor akuntan, dan lain-lain.
Kegiatan ini akan selalu berulang, sehingga merupakan suatu siklus. Tahaptahap kegiatan mulai transaksi sapai penyusunan Lapoaran Keuangan periode akuntansi berikutnya disebut sklus akuntansi (accounting cycle). Secara rinci siklus akuntansi mencakup kegiatan : tahap pencatatan dan penggolongan serta tahap pengikhtisaran. Tahap Pencatatan dan Penggolongan a. Membuat/menerima bukti pencatatan b. Mencatat dalam buku jurnal c. Memindahkan data dari jurnal ke buku besar Tahap Pengikhtisaran a. Menyusun Neraca Saldo b. Membuat Jurnal Penyesuaian c. Membuat Kertas Kerja/Neraca Lajur d. Menyusun Laporan Keuangan e. Membuat Jurnal Penutup f. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
13
A. SUMBER PENCATATAN 1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik transaksi intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan diukur terlebih dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai tertentu. Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi : a. Pengeluaran/pembayaran uang b. Penerimaan/pemasukan uang c. Penjualan/penyerahan jasa d. Pembelian/penerimaan barang/jasa e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan) 2. Bukti Pencatatan Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang transaksi yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya persengketaan di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di dalamnya terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang berupa tanda tangan yang bersangkutan. Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang ditunjuk. Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap, penghapusan piutang, pengalokasian beban, dan lainnya. b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit. Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit, sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan kredit. Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima uang. Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti pencatatan bagi penjualan. Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
14
"Salon Mayang" Jl. Sari Puspa No.10 Serang
Serang, 01 September 2016 Kepada Yth. Toko Harum Jl. KH.Khatib No. 200 NOTA DEBIT
Kami telah mendebit rekening Saudara untuk hal-hal sbb : Dikirim kembali 3 buah Hand & Body Lotion Ashanty karena rusak pembungkusnya seharga Rp. 250.000,00 Hormat kami, Mayangsari
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan jumlah tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.
"Salon Mayang" Jl. Sari Puspa No.10 Serang
Serang, 04 September 2016
Kepada Yth. Usaha Bersama Jl. Jend. A.Yani 21 Serang NOTA KREDIT Kami telah mengkredit rekening Saudara untuk hal-hal sbb : Diterima kembali 1 buah baju pengantin yang tidak sesuai pesanan anda seharga Rp. 125.000,00. Hormat kami, Mayangsari
Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
15
"Salon Mayang" Jl. Sari Puspa No.10 Serang
Serang, 04 September 2016
Kepada Bagian Akuntansi NOTA MEMORIAL Penyesuaian untuk penyusutan peralatan salon bulan Oktober sebesar Rp. 500.000,00 Hormat Kami, Mayangsari
B. ANALISIS BUKTI PENCATATAN 1. Pengaruh Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap terjadi transaksi akan berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan modal. Namun perubahan tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang demikian pada dasarnya merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan. Artinya setiap transaksi akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi kiri (debet) dan sisi kanan (kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang terpengaruh. Dengan demikian sebelum suatu pencatatn dilakukan atas suatu transaksi berdasarkan dokumen sumber, maka bukti pencatatan perlu dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk menetapkan : a. Akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi tersebut (harta, utang, moda, pendapatan, dan beban) b. Pengaruh transaksi tersebut bertambah atau berkurang terhadap akun yang bersangkutan. c. Akibat penambahan atau pengurang itu akun-akun yang bersangkutan darus didebit atau dikredit. d. Berapa jumlah pengaruh tersebut. 2. Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban Pengaruh suatu transaksi terhadap dua atau lebih akun dilakukan dengan menambah atau mengurangi atau dengan kata lain mendebit atau mengkredit sejumlah nilai tertentu pada akun tersebut. Setiap akun mempunyai posisi normal/seharusnya. Posisi normal akun dasar pemikirannya adalah posisi sebuah neraca HARTA = UTANG + MODAL Dengan demikian akun-akun harta mempunyai posisi normal sebelah kiri (debet), jika harta bertambah, harta akan di-debet, sebaliknya jika harta berkurang, harta akan dikredit. Secara lebih jelas posisi normal akun seperti tabel berikut :
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
16
Kelompok Akun Harta Utang Modal Pendapatan Beban
C.
JURNAL UMUM
1.
Pengertian Jurnal
Normal Debet Kredit Kredit Kredit Debet
Bertambah Debet Kredit Kredit Kredit Debet
Berkurang Kredit Debet Debet Debet Kredit
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung kelemahan yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah untuk menelusuri dan menemukannya kembali. Selain itu tidak terlihat/tampak catatan kronologis mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, sebelum suatu transaksi dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan pencatatan terlebih dahulu ke dalam suatu jurnal. Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis “jour” yang berarti “hari”. Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah tertentu dengan cara didebet atau dikredit. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Fungsi historis, artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya. b. Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal tanpa ada yang tertinggal. c. Fungsi instruktif, artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebet atau mengkredit akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai yang tertentu pula. d. Fungsi analisis, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis dalam bentuk pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah atau nilai tertentu. e. Fungsi Informatif, artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai transaksi yang terjadi. 2.
Bentuk Jurnal Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun bentuk jurnal umum adalah sebagai berikut. JURNAL UMUM Halaman : Tanggal
Keterangan
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
Ref
Debet
halaman
Kredit
17
D.
BUKU BESAR
1.
Pengertian Buku Besar Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahanperubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar. Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban. Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang) dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Kelompok Akun Akun Riil Akun Nominal
Harta Utang Modal Pendapatan Beban
Normal
Bertambah
Berkurang
Debet Kredit Kredit Kredit Debet
Debet Kredit Kredit Kredit Debet
Kredit Debet Debet Debet Kredit
2.
Bentuk Buku Besar Tiap perusahaan dapat memiliki dan menggunakan akun yang bentuk dan kolomnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan. Namun secara umum bentuk akun Buku Besar dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Bentuk T Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun memiliki : a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun) b. Bagian/kolom penambahan c. Bagian/kolom pengurangan Kas
No : 111
Bentuk T ini dapat dikembangkan menjadi bentuk 2 kolom seperti berikut. Tanggal
Uraian
Ref
Debet
Tanggal
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
Uraian
Ref
halaman
Kredit
18
b.
Bentuk Bersaldo Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini disediakan kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun tersebut setiap terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi. Bentuk bersaldo ini terdiri dari : Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom. Akun Bersaldo 3 kolom : KAS Tgl
Uraian
Ref
No : 111 Debet
Kredit
Saldo
Akun Bersaldo 4 kolom : KAS Tgl
Uraian
Ref
Debet
No : 111 Saldo
Kredit Debet
3.
Kredit
Pemindahbukuan (posting) Jurnal ke Buku Besar
Setelah transaksi dicatat dalam Jurnal, tahap berikutnya adalah pemindahbukuan (posting) dari Jurnal tersebut ke Buku Besar. Prosedur posting tersebut adalah sebagai berikut: a. Pindahkan tanggal jurnal ke tanggal akun yang bersangkutan. b. Pindahkan jumlah jurnal ke akun yang bersangkutan. Jumlah D Jurnal pindahkan ke sisi D akun dan jumlah K Jurnal pindahkan ke sisi K akun yang bersangkutan. Untuk akun Bentuk Bersaldo, langsung dihitung sisa/saldonya dan isikan saldo tersebut pada kolom yang sesuai. c. Cantumkan nomor halaman buku jurnal ke kolom Ref (referensi) akun Buku Besar. d. Cantumkan nomor kode akun Buku Besar ke kolom Ref (referensi) Jurnal.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
19
Contoh : JURNAL UMUM Halaman : 01 Tanggal 2008 Jan
Keterangan
01
Kas Modal Erwina
Ref 111 311
Debet
Kredit
9.000.000
KAS
9.000.000
No : 111 Tgl
2008 Jan
Uraian
01
Setoran modal (investasi) awal
Ref
01
Debet
Kredit
9.000.000
2008 Jan
Uraian
01
Setoran modal (investasi) awal
Debet
Kredit
9.000.000
MODAL ERWINA Tgl
Saldo
No : 311 Ref
Debet
01
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
Kredit
9.000.000
Saldo Debet
Kredit 9.000.000
halaman
20
BAB V NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN WORKSHEET
A.
NERACA SALDO
1.
Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya Neraca Saldo berguna untuk menentukan : a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar. b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan. c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan. 2.
Cara Menyusun Neraca Saldo
Neraca Saldo dapat disusun mengikuti langkah-langkah berikut ini : a. Hitung sisa/saldo dari masing-masing akun Buku Besar. b. Saldo tiap akun dimasukkan/dipindahkan ke dalam Neraca Saldo, dengan disusun berdasarkan urutan nomor akun atau sifat-sifat akun. Adapun bentuk atau format Neraca Saldo adalah sebagai berikut. NAMA PERUSAHAAN NERACA SALDO Untuk Periode 31 Desember 200… No Akun
Nama akun
B.
JURNAL PENYESUAIAN
1.
Pengertian Jurnal Penyesuaian
Debet
Kredit
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun angkaangka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya, perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan yang diterima melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan Keuangan. Selain itu beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak bersamaan dengan prestasi/hasil yang diterima. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pencatatan sampai pelaporan transaksi keuangan, pendapatan baru diakui sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu pada waktu transaksi terjadi sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Pembebanan biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam periode dimana pendapatan tersebut diakui.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
21
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi Keuangan yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap pendapatan dan beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo yang sesungguhnya, dan memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-periode yang sebenarnya. 2.
Hal-hal yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Ada 2 kelompok transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian. Kedua kelompok tersebut adalah : a. Suatu transaksi yang sudah dicatat, tetapi perlu dikoreksi agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. 1) Perlengkapan 2) Beban dibayar dimuka 3) Pendapatan diterima dimuka b. Suatu transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. 1) Beban yang akan dibayar 2) Pendapatan yang akan diterima 3) Penyusunan aktiva tetap Untuk lebih jelas berikut diberikan contoh. 1)
Perlengkapan Pada tanggal 02 Januari 2016 perusahaan membeli perlengkapan kantor secara tunai sebesar Rp. 4.000.000,00 (D). Pada akhir Januari, perlengkapan kantor yang tersisa menunjukkan nilai Rp. 650.000,00.
Tanggal 2016 Jan
02
Tanggal 2008 Jan
31
Keterangan
Ref
Perlengkapan kantor Kas (Pencatatan pembelian perlengkapan kantor)
Keterangan Beban perlengkapan kantor Perlengkapan kantor (Pencatatan penyesuaian akun perlengkapan kantor)
Debet
Kredit
4.000.000 4.000.000
Ref
Debet
Kredit
3.350.000 3.350.000
2) Beban dibayar dimuka Pada tanggal 31 Januari 2016, akun Asuransi Dibayar Dimuka menunjukkan sisa/saldo sebesar Rp. 1.200.000,00 (D). Jumlah tersebut adalah untuk premi asuransi selama 1 tahun terhitung mulai 01 Januari 2016.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
22
Tanggal 2016 Jan
Keterangan
31
Ref
Beban asuransi Asuransi Dibayar Dimuka (Pencatatan penyesuaian akun Asuransi Dibayar Dimuka)
Debet
Kredit
100.000 100.000
3) Pendapatan Diterima Dimuka Tanggal 31 Desember 2015, akun Pendapatan Sewa Diterima Dimuka menunjukkan saldo Rp. 24.000.000,00 (K). Jumlah tersebut untuk sewa yang diterima untuk jangka waktu 2 tahun terhitung mulai 1 Oktober 2015. Tanggal 2016 Jan
31
Keterangan
Ref
Pendapatan sewa Diterima Dimuka Pendapatan Sewa (Pencatatan penyesuaian akun Pendapatan sewa Diterima Dimuka)
Debet
Kredit
600.000 600.000
4) Beban yang akan dibayar Pada tanggal 31 Januari 2016, Beban Listrik dan Telepon yang harus dibayar sebesar Rp. 2.500.000,00. Beban tersebut akan dilakukan pembayarannya pada tanggal 02 Februari 2016. Tanggal 2016 Jan
31
Keterangan
Ref
Beban Listrik dan Telepon Utang Listrik dan Telepon (Pencatatan penyesuaian akun beban serta Utang Listrik dan Telepon)
Debet
Kredit
2.500.000 2.500.000
5) Pendapatan yang akan diterima Pada akhir januari 2016, Pendapatan Bunga bulan Nopember yang belum diterima sebesar Rp. 1.250.000,00. Tanggal 2016 Jan
31
Keterangan Piutang Bunga Pendapatan Bunga (Pencatatan penyesuaian akun beban serta Utang Listrik dan Telepon)
Ref
Debet
Kredit
2.500.000 2.500.000
Cttn : akun Piutang Bunga = akun Pendapatan Bunga yang Masih Harus Diterima
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
23
6) Penyusutan aktiva tetap Pada Tanggal 05 Januari 2013 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 160.000.000,00 untuk kegiatan operasional perusahaan. Umur mobil secara ekonomis diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 10.000.000,00. Penyusutan menggunakan metode garis lurus (disusutkan dengan jumlah/nilai yang sama selama umur ekonomis). Jurnal penyesuaian untuk periode tahun 2016 adalah seperti pada jurnal berikut. Tanggal 2016 Jan
31
Keterangan Beban Penyusutan Kendaraan Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Pencatatan penyesuaian akun Beban dan Akumulasi penyusutan kendaraan)
C.
WORKSHEET
1.
Pengertian Kertas Kerja
Ref
Debet
Kredit
30.000.000 30.000.000
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu akun-akun dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu : a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan Modal b. Kelompok Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun Pendapatan dan Beban. Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo, Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar. 2.
Fungsi Kertas Kerja
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kertas Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Mempermudah pembuatan Laporan Keuangan, karena terdapat kelompok akun Buku Besar yang sesuai dengan Laporan Keuangan yang akan disusun. b. Menghindari kesalahan dalam membuat Laporan Keuangan 3.
Bentuk Kertas Kerja
Bentuk akun format Kertas Kerja atau Worksheet dapat dibuat dalam 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, atau 12 kolom. Format yang sering digunakan adalah format 10 kolom.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
24
Kertas Kerja 6 kolom
No Akun
Neraca Saldo
Nama Akun
D
Laba-Rugi
K
D
Neraca
K
D
K
Kertas Kerja 8 kolom No Akun
Neraca Saldo
Nama Akun
D
LabaRugi
Penyesuaian
K
D
K
D
Neraca
K
D
K
Kertas Kerja 10 kolom
No Akun
Neraca Saldo
Nama Akun
D
NS stlh Penys.
Adj
K
D
K
D
LabaRugi
K
D
Neraca
K
D
K
Kertas kerja 12 kolom No Akun
Nama Akun
Neraca Saldo D
K
Adj D
K
NS stlh Penys. D
K
LabaRugi D
K
Modal
Neraca
D
D
K
K
4. Cara Menyusun Kertas Kerja Langkah-langkah dalam menyelesaikan Kertas Kerja adalah sebagai berikut : a. Susun Neraca Saldo. b. Buat jurnal penyesuaian dalam Jurnal Umum. c. Pindahkan jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian dalam worksheet. d. Selesaikan Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
25
D. PENGERTIAN JURNAL PENUTUP 1.
Pengertian Jurnal Penutup
Sebagaimana ayat-ayat jurnal umum diposting ke akun-akun Buku Besar, maka ayat jurnal penyesuaian pun diposting ke akun Buku Besar yang bersangkutan. Tahap selanjutnya setelah dilakukan posting dari jurnal penyesuaian ke Buku Besar adalah menutup akun Buku Besar melalui ayat jurnal penutup. Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mengnol-kan akun-akun nominal/sementara untuk dipindahkan ke akun modal melalui ikhtisar L/R. Menutup akun-akun nominal merupakan proses akhir untuk menentukan kemampuan dalam memperoleh laba selama satu periode akuntansi. 2. Fungsi Jurnal Penutup Ayat jurnal penutup merupakan jurnal untuk menutup akun-akun pendapatan, akunakun beban, akun ikhtisar L/R, dan akun Prive. Dengan demikian jurnal penutup berfungsi mengikhtisarkan semua pos-pos yang mempengaruhi perubahan modal selama satu periode akuntansi. 3. Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penutup Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup adalah akun-akun yang berpengaruh terhadap perubahan modal sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu : a. Pendapatan b. Beban c. Prive d. Laba dan Rugi usaha
4.
Cara Menyusun Jurnal Penutup a. Pindahkan akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal : Pendapatan Rp. ……… Ikhisar L/R Rp. ……… b. Pindahkan akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal : Ikhtisar L/R Rp. ……… Beban Rp. ……… c.
Pindahkan saldo akun prive ke akun modal melalui jurnal : Modal Rp. ……… Prive Rp. ………
d. Pindahkan saldo akun ikhtisar L/R ke akun modal melalui jurnal : Jika Laba : ikhtisar L/R Rp. ……… modal Rp. ……… Jika Rugi :
Modal
Rp. ……… Ikhisar L/R Rp. ………
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
26
E. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dipindahkan/diposting ke akun-akun Buku Besar, maka akun-akun nominal (Pendapatan, Beban, dan Prive) akan bersaldo nol. Untuk memastikan keseimbangan akun-akun Buku Besar dari kelompok akun-akun Riil (neraca), maka disusun Neraca saldo setelah Penutupan. Neraca SAldo setelah Penutupan adalah tahapan terakhir kegiatan suatu periode akuntansi, yang merupakan neraca akhir periode tersebut dan menjadi neraca awal periode akuntansi berikutnya.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
27
BAB VI LAPORAN KEUANGAN A.
PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan utama meliputi : 1. Laporan Laba-Rugi Yaitu Laporan mengenai Pendapatan, Beban dan Laba atau Rugi suatu Perusahaan dalam suatu Periode 2. Laporan Perubahan Ekuitas Yaitu Laporan yang menyajikan perubahan Modal Karena penambahan dan pengurangan dari Laba/Rugi dan transaksi Pemilik 3. Neraca Yaitu Laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi ; aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu periode tertentu 4. Laporan Arus Kas Yaitu Laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan B.
KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan umum Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah : a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto ( aktiva dikurang kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perubahan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan infestasi. e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan. Dalam penyusunan laporan keuangan, setiap laporan keuangan harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau jangka waktunya. Informasi yang disajikan dalam Neraca adalah suatu tanggal tertentu, sedang dalam laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas informasi yang disajikan adalah untuk suatu jangka waktu tertentu. Menurut SAK, informasi keuangan harus memenuhi tujuan kualitatif sebagai berikut : a. Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya. b. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan batas pengertian para pemakai.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
28
c. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. d. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. e. Informasi harus disampaikan tepat waktu. f. Informasi dalam laporan keuangan harus memiliki daya banding dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan perusahaan lainnya. g. Informasi akuntansi harus lengkap yang meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas. C.
LAPORAN LABA RUGI
Laporan Laba Rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha selama periode tertentu. Jika pendatapan lebih besar dari beban berarti perusahaan laba, sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban berarti perusahaan rugi. Penyajian laporan laba-rugi harus memuat laporan secara rinci semua unsur pendapatan dan beban dalam jangka waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk yaitu : a. Bentuk single step atau bentuk langsung, yaitu semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan juga dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban dimana selisihya merupakan laba bersih atau rugi bersih. b. Bentuk multiple step atau bertahap, yaitu bentuk laporan dimana pendapatan dan beban dibedakan dalam pendapatan dan beban operasional serta pendapatandan beban non operasional. Pendapatan dan beban operasional disajikan pertama, pendapatan dan beban non operasional disajukan kemudian. Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti pada contoh berikut. a. Contoh : Bentuk single step HASAN TAYLOR Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2016 Pendapatan : Pendapatan Jasa Pendapatan Bunga Jumlan pendapatan Beban : Beban pemakaian perlengkapan Beban sewa Beban upah dan gaji Beban bunga Jumlah beban Laba Bersih
Rp. Rp. Rp. Rp.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
xx Rp. xx Rp. (Rp.
xx xx Rp.
xx
xx xx xx) Rp.
xx
halaman
29
b. Contoh Bentuk Multiple step HASAN TAYLOR Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2016 Pendapatan dan Beban Operasional : Pendapata Jasa Beban : Beban pemakaian perlengkapan Beban sewa Beban upah dan gaji Jumlah beban
Rp. Rp. Rp.
Rp.
xx
xx xx xx ( Rp.
xx )
Laba Operasional
Rp.
Pendapatan dan Beban Non-Operasional : Pendapatan bunga Beban bunga
Rp. ( Rp.
xx xx
Laba Non-Operasional Laba Bersih sebelum pajak
D.
xx
)
Rp.
xx
Rp.
xx
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas adalah ringkasn tentang perubahan modal pemilik yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi mengenai penambahan atau pengurangan modal selama periode tertentu. Penambahan modal berasal dari investasi dan laba. Sedangkan pengurangan modal biasanya terjadi karena adanya kerugian dan pengambilan untuk keperluan pribadi (prive). HASAN TAYLOR Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2016 Modal 1 Januari 2016
Rp.
Laba Bersih
Rp.
xx
Pengambilan/prive
(Rp.
xx )
Penambahan Modal Modal 31 Januari 2008
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
xx
Rp. Rp.
xx
Xx
halaman
30
E.
NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan. Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan ilustrasi kedua bentuk tersebut. Contoh : Bentuk Perkiraan (T- Account)
Harta : Kas Perlengkapan Rp. Peralatan Jumlah harta
Rp. xx Rp. Rp.
HASAN TAYLOR Neraca Per 31 Januari 2016 Utang dan Modal : xx Utang : Utang Bank Rp. xx Modal : Modal Hani Rp. xx
Jumlah Utang & Modal
xx xx Rp.
xx
Contoh : Bentuk Laporan HASAN TAYLOR Neraca Per 31 Januari 2016 Harta Harta Lancar : Kas Perlengkapan Jumlah harta lancar Harta Tetap Peralatan Jumlah Harta Utang dan Modal Utang : Utang Bank Modal : Modal Hani Jumlah Utang dan Modal F.
Rp. Rp.
Rp.
xx xx Rp.
xx
xx Rp.
Rp.
xx
Rp.
xx Rp.
xx
xx
LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut. Laporan Arus Kas
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
31
memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan (termasuk likwiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows). Arus kas dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini : a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam ilustrasi berikut ini.
Contoh : Metode langsung HASAN TAYLOR Laporan Arus Kas Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2016 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan Rp. Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga Pembayarn pajak penghasila (Rp. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Hasil dari pejualan aktiva tetap Penerimaan Bunga Penerimaan deviden Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan bersih kas atau setara kas Kas atau setara Kas awal periode Kas atau setara Kas akhir periode
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
Rp.
xx xx Rp. Rp. xx) Rp.
xx xx
xx
xx Rp. Rp. Rp.
xx xx xx
Rp. (Rp. Rp.
xx xx) xx Rp. Rp. Rp.
halaman
xx xx xx
32
Contoh : Metode tidak langsung HASAN TAYLOR Laporan Arus Kas Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2016 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Penyesuaian : Penyusutan Beban bunga Laba bersih sebelum perubahan modal kerja Kenaikan piutang Penuruan persediaan Penurunan utang jk pendek Kas dan Hasil Operasi Pemabayaran bunga Pembayaran PPh Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Hasil dari penjualan aktiva tetap Penerimaan Bunga Penerimaan deviden Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan bersih kas atau setara kas Kas atau setara Kas awal periode Kas atau setara Kas akhir periode G.
Rp.
xx
Rp. Rp.
xx xx Rp. xx) Rp. (Rp.
(Rp.
(Rp. Rp. Rp.
xx xx xx) Rp. (Rp. xx) xx
xx xx)
xx Rp. Rp. Rp.
xx xx xx
Rp. (Rp. Rp.
xx xx) xx Rp. Rp. Rp.
xx xx xx
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan; informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan SAK (PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan laba rugi, Laporan arus Kas, dan laporan Perubahan ekuitas; serta informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar. Catatan atas Laporan Keuangan, meliputi penjelasan naratif / rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan L/R, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.
Pengantar Akuntansi 1 – H.Ahmad Miroji, SE, M.A
halaman
33