PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 6 PEKANBARU Asti Nur Arifah*, Herdini**, dan Jimmi Copriady*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Email: Astinurarifah@yahoo.com
Abstract
A research on the application of the active learning strategy type true or false has been conducted by purpose of increasing students’ achievement in learning hidrocarbon at grade X class of SMA Negeri 6 Pekanbaru. The pretest-posttest control group design was used in this research. Data was analyzed with t-test at 0,05 level of significance. Result showed that the t value was 2,88 while t-table was 1,67. Therefore, it could be concluded that the application of the active learning strategy type true or false with was able to increase students’ learning achievement in hidrocarbon discussion at X class of SMA Negeri 6 Pekanbaru. The active learning strategy type true or false can improve students’ participation since they directly involved within the process it self, the process are discussion and presentation. Keywords:
active learning strategy type true or false, learning achievement
PENDAHULUAN Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa (Firdaus, 2012). Siswa sebagai subjek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran. keaktifan siswa dinilai dari peranannya dalam pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, memberi tanggapan dan lain-lain. Disamping itu, keaktifan siswa merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu siswa berusaha mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan kemampuannya/usahanya sendiri, sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan sikap bekerjasama antara siswa satu dengan siswa lainnya (Sardiman, 2011). Permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 6 Pekanbaru adalah Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas X, didapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon tahun ajaran 2010/2011 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai rata-rata ulangan siswa yaitu 68,
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Email: Astinurarifah@yahoo.com
sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 73. Berdasarkan keterangan guru, proses pembelajaran dimulai dengan menerangkan materi pelajaran, kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian latihan. Apabila guru bertanya, hanya sebagian siswa saja yang aktif menjawab dan lebih didominasi oleh siswa tertentu saja. Dalam mengerjakan latihan siswa cenderung mencontoh pekerjaan temannya. Selain itu, siswa tidak memiliki keberanian untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka pahami kepada guru. Kemudian dilakukan wawancara pada siswa kelas XI SMA Negeri 6 pekanbaru mengenai tanggapan mereka terhadap cara guru mengajar pada pokok bahasan hidrokarbon dan keaktifan mereka selama proses pembelajaran. Mereka mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, hal ini menyebabkan suasana belajar menjadi membosankan, sehingga siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman selama PPL 2 di SMA Negeri 6 Pekanbaru, juga menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono (2002) mengatakan dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa menjadi tidak aktif, siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan saat proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan adanya penerapan strategi pembelajaran baru yang dapat membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Silberman (2011) adalah strategi pembelajaran aktif tipe true or false. Langkahlangkah pembelajaran dalam strategi pembelajaran aktif tipe true or false akan mengaktifkan siswa sejak awal pembelajaran yang akan merangsang siswa untuk berfikir dan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam aktifitas belajar sehingga guru tidak terlalu mendominasi proses pembelajaran. Strategi ini ditandai dengan guru membuat pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan materi pelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyatakan apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Dengan berdiskusi siswa dapat saling bertukar pendapat. Menurut Silberman (2011) dengan mendengarkan beragam pendapat, siswa akan tertantang untuk berfikir. Otak kita akan melakukan proses belajar yang lebih baik jika kita membahas informasi dengan orang lain. Ketika proses belajar tidak aktif, maka otak tidak dapat menyimpan informasi dengan baik. Saat menjawab soal pernyataan, siswa diharuskan untuk memberikan alasan mengapa menjawab benar dan mengapa pula menjawab salah. Hal ini bertujuan agar siswa tidak asal tebak dalam menjawab dan akan membuat siswa lebih memahami materi. Menurut Asmani (2011) dengan menjabarkan alasan, siswa diberi kesempatan lebih besar untuk menuangkan gagasannya sehingga diharapkan dapat mempertinggi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selanjutnya hasil diskusi kelompok akan dipresentasikan di depan kelas, siswa diberikan kesempatan bertanya, menjawab pertanyaan dan menanggapi atau memberikan pendapat. Hal ini akan lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan melatih keberanian siswa. Menurut Silberman (2011), kegiatan belajar yang dilakukan dengan aktivitas siswa sendiri akan menyebabkan suatu pengetahuan
lebih bermakna dan dapat bertahan lama diingatan siswa sehingga hasil belajar yang dicapai akan lebih baik. Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe true or false menurut Silberman (2011), adalah sebagai berikut: 1. Dibuat daftar pernyataan yang berhubungan dengan materi pembelajaran, ada yang benar dan ada yang salah. Masing-masing pernyataan ditulis pada selembar kertas yang berbeda. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada. 2. Setiap peserta didik diberi satu kertas kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah. Sebelumnya guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa cara mengerjakan tugas adalah dengan bekerja sama. 3. Jika proses ini selesai, siswa membacakan masing-masing pernyataan dan siswa diminta untuk menentukan jawaban apakah pernyataan tersebut benar atau salah. 4. Guru memberi masukan untuk setiap jawaban Langkah-langkah pembelajaran dalam strategi pembelajaran aktif tipe true or false akan mengaktifkan siswa sejak awal pembelajaran yang akan merangsang siswa untuk berfikir dan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam aktifitas belajar sehingga guru tidak terlalu mendominasi proses pembelajaran. Berdasarkan kelebihan dari strategi pembelajaran aktif tipe true or false, penelitian ini ingin melihat peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru. Sehingga masalah pada penelitian ini dirumuskan menjadi : Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru? METODA PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Pekanbaru kelas X semester genap tahun ajaran 2011/2012 pada bulan Mei 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru semester genap tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari tujuh kelas. Dari populasi tersebut diambil 2 kelas yang telah normal dan homogen sebagai sampel, yaitu kelas X8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X10 sebagai kelas kontrol. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan control group pretest-posttest design. Rancangan penelitian menurut Nazir (2005), dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rancangan penelitian Kelas Pretest Perlakuan Eksperimen T0 X Kontrol T0 -
Posttest T1 T1
Keterangan : X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false. T0 : Data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari hasil tes materi prasyarat. T1 : Data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari selisih antara nilai tes sebelum pembelajaran Hidrokarbon dengan nilai tes setelah pembelajaran Hidrokarbon. Nilai hasil tes materi prasyarat, pretest dan posttest dari kedua kelas dinormalkan dengan menggunakan rumus chi kuadrat (chi square). Dengan rumus seperti di bawah ini (Subana, 2005) : χ2hitung = Keterangan : χ2 : Lambang statistik untuk menguji kenormalan. Oi : Frekuensi yang diperoleh dari sampel (berdasarkan tabel distribusi frekuensi). Ei : Frekuensi teoritik k : Jumlah kelas pada tabel distribusi frekuensi Dengan kriteria pengujian χ2hitung < χ2tabel maka sampel berdistribusi normal. Nilai χ2tabel diperoleh dari tabel distribusi χ2 dengan peluang α (α = 0,05) dan dk = (k – 3). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005) : 2 n1 1 S1 n2 1 S 22 x1 x 2 2 dengan t Sg n1 n2 2 1 1 Sg n1 n 2 Terima hipotesis dengan kriteria t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf nyata (α) = 0,05 sedangkan untuk harga t lainnya hipotesis ditolak. Keterangan: t = Lambang statistik untuk menguji hipotesis = Rata-rata selisih nilai posttest-pretest kelas eksperimen x1 = Rata-rata selisih nilai posttest-pretest kelas kontrol = Jumlah anggota kelas eksperimen = Jumlah anggota kelas kontrol = Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol = Standar deviasi gabungan Instrument penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Soal evaluasi. Instrumen pengumpulan data terdiri dari soal tes materi prasyarat dan soal pretest/posttest. x2 n1 n2 S12 S22 Sg
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Data yang dikumpulkan berasal dari: a. Tes materi prasyarat (pokok bahasan ikatan kimia) yang digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas. b. Pretest diberikan sebelum kedua kelas masuk materi pokok bahasan hidrokarbon dan sebelum diberi perlakuan. Pemberian pretest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pokok bahasan hidrokarbon. c. Posttest diberikan pada kedua kelas setelah selesai materi hidrokarbon dan seluruh proses perlakuan dilakukan. Soal posttest yang diberikan sama dengan soal pretest. Selisih skor posttest dengan pretest digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat (chi square) dan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua pihak pada taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Uji hipotesis dilakukan terhadap hasil pengolahan data akhir, yaitu data selisih skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t satu pihak pada taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Kedua kelas sampel dalam penelitian ini memiliki jumlah siswa yang sama yaitu berjumlah 33 orang. Kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 34,67, sedangkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 43,27. Data akhir dari kedua kelas kemudian digunakan untuk uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji-t yang menghasilkan thitung sebesar 2,88 dan ttabel sebesar 1,67 dengan Sgabung sebesar 12,06. Hasil perhitungan uji-t, disajikan dalam tabel 2. Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji-t Kelas
n
x
Sgab
thitung
ttabel
Kontrol 33 34,67 12,06 2,88 1,67 Eksperimen 33 43,27 Keterangan: n = jumlah siswa x = rata-rata selisih skor pretest dan posttest Sg = simpangan baku gabungan Berdasarkan hasil pengolahan data akhir dapat dibandingkan thitung dan ttabel pada taraf signifikansi sebesar 0,05 diperoleh nilai thitung > ttabel (2,88 >1,67), artinya, strategi pembelajaran aktif tipe true or false dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false terjadi karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, yaitu dimulai ketika siswa dalam kelompoknya berdiskusi dalam merumuskan alasan yang tepat untuk setiap pernyataan yang dianggap benar atau salah, serta mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan ketika presentasi. Silberman (2011) mengatakan bahwa pembelajaran aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Ketika berdiskusi siswa diberi keleluasaan tentang bagaimana cara menyelesaikan tugas dalam kelompoknya, selain dapat mengarahkan siswa untuk lebih mudah bertanya dan mengeluarkan pendapat, strategi ini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa untuk menyelesaikan tugas. Firdaus (2012) mengatakan bahwa pentingnya tujuan kelompok dan tanggung jawab individu merupakan motivasi bagi siswa untuk membantu satu sama lain dan saling mendorong untuk melakukan usaha yang maksimal. Uno (2008) menambahkan bahwa dengan membuat persaingan yang sehat di antara siswa dapat menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh. Salah satu contoh pernyataan pada penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false yang didiskusikan oleh siswa pada pertemuan ketiga yaitu “titik didih n -butana lebih rendah dibandingkan dengan titik didih n-pentana”. Setiap siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompoknya masing-masing dalam mencari informasi dari sumber belajar yang ada untuk menentukan pernyataan tersebut benar atau salah disertai dengan alasannya. Dari hasil diskusi, siswa dapat mengetahui bahwa pernyataan tersebut benar, karena n-butana (C4H10) memiliki Mr yang lebih kecil dibandingkan Mr n-pentana (C5H12). Semakin besar Mr suatu senyawa maka akan semakin tinggi titik didihnya. Penjabaran alasan merupakan aktivitas yang dapat mengembangkan berfikir kritis. Ketika berfikir kritis, siswa akan berusaha menganalisa berdasarkan fakta-fakta yang telah mereka dapatkan. Menganalisa dan berfikir kritis merupakan salah satu ciri aktivitas mental dalam proses pembelajaran (Sardiman, 2011). Dengan menjabarkan alasan, siswa tidak hanya dapat mengetahui bahwa titik didih n-butana lebih rendah dibandingkan dengan titik didih n-pentana, tetapi siswa juga dapat menjabarkan alasan mengapa titik didih n-butana lebih rendah dibandingkan dengan titik didih n-pentana. Dengan merumuskan alasan yang tepat, maka siswa telah mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Budiningsih (2005) mengemukakan bahwa jika siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka pengetahuan dan pemahaman siswa tersebut akan meningkat. Hasil diskusi dari tiap kelompok akan dipresentasikan di depan kelas dengan cara diundi baik kelompok maupun perwakilan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusinya. Hal ini bertujuan untuk mencegah tugas hanya dilakukan oleh beberapa orang saja. Selain itu akan mendorong siswa untuk
lebih menguasai materi untuk mewakili kelompoknya dalam mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman (2011) bahwa salah satu cara agar siswa belajar aktif dan produktif dalam kelompok adalah dengan penugasan secara acak. Saat presentasi berlangsung, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya, mengeluarkan pendapat atau menanggapi hasil diskusi dari kelompok penyaji. Keterlibatan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat ataupun menanggapi, memperlihatkan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat menimbulkan motivasi dalam diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Menurut Firdaus (2012), dalam belajar, sangat diperlukan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula kegiatan pembelajaran. jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa, sehingga hasil belajar yang diraih akan lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru. Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka disarankan: 1. Kepada guru mata pelajaran kimia untuk dapat menerapkan pembelajaran aktif tipe true or false khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon. 2. Bagi peneliti yang ingin menindaklanjuti penelitian ini untuk menerapkan pembelajaran aktif tipe true or false ini pada pokok bahasan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Asmani, J.M., 2011, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Diva Press, Yogyakarta. Budiningsih, A.C., 2005, Belajar dan Pembelajaran, Asdi Mahasatya, Jakarta. Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan pembelajaran, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Firdaus, T., 2012, Pembelajaran Aktif, Elmatera, Yogyakarta. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sardiman, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Silberman, M.L., 2011, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusa Media, Bandung. Subana, Rahadi, M., Sudrajat, 2005, Statistik Pendidikan, Pustaka Setya, Bandung. Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Uno, H.B., 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.