Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
PENERAPAN STRATEGI LEAN UNTUK MENINGKATKAN VALUE TO WASTE RATIO PADA DEPARTEMEN TRANSPORTASI PERUSAHAAN LOGISTIK Rio Adinugroho dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Lean adalah suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada minimasi penggunaan sumber daya dalam berbagai aktivitas perusahaan, berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah. Strategi Lean dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi melalui peningkatan terus menerus rasio nilai tambah terhadap pemborosan. Dengan strategi Lean, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan rasio nilai tambah terhadap pemborosan. Minimasi pemborosan akan sangat berguna bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin berat. Melalui strategi ini, PT. 234 mampu meningkatkan rasio nilai tambah terhadap pemborosan dari 86.66% menjadi 104.03%. Kata kunci: lean, efisiensi, rasio nilai tambah terhadap pemborosan
PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya industri Logistics Service Provider seiring dengan maraknya proses outsourcing yang dilakukan oleh banyak perusahaan, PT. 234 dituntut untuk memberikan value yang terbaik bagi customer-nya. Customer value yang tinggi bisa memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan sangat berguna dalam persaingan usaha yang semakin berat. Lean sebagai suatu strategi yang berguna untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada minimasi penggunaan sumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) dalam desain, produksi (manufaktur), operasi (jasa) dan supply chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan. Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) melalui peningkatan terus-menerus secara radikal (radical continuous improvement) dengan cara mengalirkan produk atau jasa untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan. PT. 234 bertujuan menggunakan strategi Lean untuk meningkatkan terus-menerus efisiensi melalui peningkatan terusmenerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value to waste ratio). Salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan agar tetap mampu bersaing adalah kemampuan untuk beroperasi secara efisien melalui perbaikan internal business process yang akan memberikan penghematan biaya operasional.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efisiensi departemen transportasi pada perusahaan Logistik PT. 234. Untuk mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang bernilai tambah (value added activities) maupun aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities). Pada hasil akhirnya diharapkan diketahui kenaikan value to waste ratio dibandingkan sebelum diterapkannya strategi Lean. Value to waste ratio sendiri dihitung berdasarkan formula (value added activities) / (NNVA + NVA). METODOLOGI PENELITIAN Observasi lapangan diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi dari kondisi riil di lapangan. Dari observasi lapangan akan dicari data-data yang didapatkan dari kuisioner, wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait dengan bagian transportasi pada PT. 234. Dari data ini dapat diketahui tahapan atau proses secara mendetail, mulai dari aliran material, informasi dan nilai. Pada tahap pengumpulan data. Data primer adalah data yang didapatkan melalui wawancara dan penyebaran kuisioner pada bagian-bagian yang berpengaruh pada penerimaan dan pemenuhan order transportasi, selain itu juga melakukan pengamatan langsung dalam proses pelaksanaan proses transportasi. Sedangkan data sekunder meliputi data sejarah PT. 234, data jumlah tenaga kerja dan data jumlah armada. Datadata yang diperlukan untuk memperbaiki proses penerimaan dan pemenuhan order transportasi adalah: a. Untuk Big Picture Mapping proses penerimaan dan pemenuhan order transportasi adalah: Aliran informasi proses penerimaan dan pemenuhan order transportasi Aliran fisik proses penerimaan dan pemenuhan order transportasi Data kombinasi antara aliran fisik dan informasi b. Untuk Process Activity Mapping data yang dibutuhkan adalah: Aktivitas service processing Kebutuhan tenaga kerja tiap aktivitas Cycle time setiap service processing Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian data tersebut diolah dan digunakan untuk menyusun beberapa mapping tool, antara lain: a. Big Picture Mapping Dalam membuat big picture mapping, dilakukan pada satu value stream yang spesifik. Pemetaan ini memberikan gambaran atau memetakan semua aliran informasi, aliran fisik dan hubungan antara keduanya agar dapat diketahui kondisi dan permasalahan di bagian transportasi PT. 234 secara umum. Setelah itu akan dibahas secara detail permasalahan yang ada dengan menggunakan value stream mapping tools. Adapun tahapan pembuatan big picture mapping adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data kebutuhan customer dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara. 2. Menambahkan data aliran informasi, seperti informasi apa saja yang dikirimkan kepada customer, siapa yang bertanggung jawab atas informasi yang datang dari customer, informasi disampaikan kepada siapa. 3. Menambahkan data aliran fisik seperti besarnya jumlah order yang diterima, waktu standar setiap proses dan jumlah orang. 4. Menghubungkan aliran fisik dan aliran informasi.
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
5.
Melengkapi peta yang telah dibuat dengan menambahkan keterangan lead time dan value added time pada bagian dasar peta. b. Process Activity Mapping Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasikan lead time dan peningkatan produktivitas baik aliran fisik maupun aliran informasi. Langkah-langkah dalam pembuatan process activity mapping adalah: 1. Mencatat data-data dalam bentuk tabel berisi aktivitas, tempat terjadinya aktivitas, jarak perpindahan material dan operator, waktu penyelesaian tiap aktivitas serta jumlah operator tiap aktivitas, kemudian dilakukan penjumlahan waktu, jarak dan orang yang dibutuhkan dalam proses. 2. Data-data yang dicatat tiap tahap akan dikelompokkan kedalam 5 kelompok, yaitu operasi (O) merupakan aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk, transportasi (T) merupakan perpindahan didalam area atau antar area dimana aktivitas ini sebaiknya diminimasi, inspeksi (I) yaitu mengamati kualitas atau kuantitas dari produk atau informasi, delay (D) dan storage (S) dimana produk atau informasi menunggu tanpa aktivitas. Aktivitas pada tiap langkah juga akan dikelompokkan ke dalam value added, necessary non-value added atau non value added. 3. Identifikasi masalah utama yang terjadi, mengetahui penyebab masalah utama dan mencari solusinya. ANALISA DAN HASIL Alur proses penanganan order transportasi darat pada Departemen Transportasi Surabaya adalah sebagai berikut: O rd e r M ulai
M em b ua t D a ft ar K e be ran g ka ta n
P en gisian D a ta K e nd ara an , P en ge m ud i da n P en ga w alan
T ida k T ru k C u ku p? Ya P e rse tu ju an D af ta r k eb era n gk at an
P e m es a na n K en da ra an K e pa da V e nd o r
P ro se s P e m e riks a an K en da raa n
S erv ic e / ga nt i K en da ra an
T ida k T ru k La y ak ? Ya P ro se s P em b ua tan D o ku m en T r an sp o rta si In vo ic e S e le s ai
P r os es P em b ay a ra n
V erifika si D ok u m e n T ra n sp or tas i
T r an sp o rta si P e ng irim a n M u ata n
Gambar 1. Alur Proses Penanganan Order Transportasi Darat
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Jarak (m)
Waktu (detik)
Tng (org)
1
Penerimaan order transportasi Membuat dokumen daftar keberangkatan Menuju ruang Dispatching Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data kendaraan dan pengemudi Menuju ruang Escorting Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data pengawal Menuju ruang transport untuk pengesahan dokumen daftar keberangkatan Pemeriksaan & pengesahan dokumen daftar keberangkatan Menuju lapangan (area parkir truk) Mencari petugas Inspection Staff Inspection Staff mencari pengemudi dan truk yang akan diperiksa kelayakannya Pemeriksaan fisik truk Pengisian dokumen checklist pemeriksaan truk Menuju ruang transport menemui Document Entry Admin Pembuatan dokumen Surat Jalan Penyerahan dokumen Surat Jalan kepada pengemudi Penerimaan Surat Jalan dan dokumen pendukung setelah tugas pengiriman selesai dilakukan Verifikasi Surat Jalan dan dokumen pendukung Penyerahan dokumen yang telah diverifikasi kepada Dispatching Staff Pembuatan Invoice Total
Trans
-
27
1
O O
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Trans
-
282
1
Dispatch
20
44
1
Dispatch
-
575
1
Escort
10
22
1
Escort
-
241
1
Trans
30
66
1
Trans
-
216
1
Lap Lap
110 -
242 202
1 1
Lap
-
345
1
Lap
-
678
1
Lap
-
307
1
Delay
Area
Storage
Aktivitas
Inspeksi
No
Transport
Operasi
Tabel 1. Process Activity Mapping – Current State
T O T O T I T D D I O
Lap
110
235
1
Trans
-
917
1
O
T
Trans
-
5
1
O
Trans
-
12
1
O
Trans
-
676
1
O
Dispatch
20
48
1
Dispatch
-
611 5751
1
T O
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa total waktu yang dibutuhkan untuk penanganan satu order transportasi pada Departemen Transportasi Surabaya adalah sebesar 5751 detik (1 jam, 35 menit, 51 detik). Tabel 2. Kategorisasi Aktivitas – Current State No
Aktivitas
1 2 3
Penerimaan order transportasi Membuat dokumen daftar keberangkatan Menuju ruang Dispatching Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data kendaraan dan pengemudi Menuju ruang Escorting Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data pengawal Menuju ruang transport untuk pengesahan dokumen daftar keberangkatan Pemeriksaan & pengesahan dokumen daftar keberangkatan Menuju lapangan (area parkir truk) Mencari petugas Inspection Staff Inspection Staff mencari pengemudi dan truk yang akan diperiksa kelayakannya Pemeriksaan fisik truk Pengisian dokumen checklist pemeriksaan truk Menuju ruang transport menemui Document Entry Admin
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Aktivitas
Waktu (detik)
VA (detik)
O O T
27 282 44
27 282
O
575
575
NNVA (detik)
44
T
22
O
241
T
66
66
22 241
I
216
216
T D
242 202
242
D
345
202 345
I
678
678
O
307
307
T
235
235
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-4
NVA (detik)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010 Tabel 2. Kategorisasi Aktivitas – Current State (Lanjutan)
No
15 16 17 18 19 20
Aktivitas
Pembuatan dokumen Surat Jalan Penyerahan dokumen Surat Jalan kepada pengemudi Penerimaan Surat Jalan dan dokumen pendukung setelah tugas pengiriman selesai dilakukan Verifikasi Surat Jalan dan dokumen pendukung Penyerahan dokumen yang telah diverifikasi kepada Dispatching Staff Pembuatan Invoice
Jenis Aktivitas
Waktu (detik)
VA (detik)
O
917
917
O
5
5
O
12
12
O
676
T
48
O
611 5751 100%
Total
NNVA (detik)
NVA (detik)
676 48 611 2670 46.43%
2534 44.06%
547 9.51%
Order
Buat Dokumen
Data Kendaraan Dispatch
Data Pengawal
Trans
Escort
Pengesahan Dok Transp
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
44 dtk
22 dtk
309 dtk
575 dtk
66 dtk 241 dtk
216 dtk 242 dtk Periksa Truk
Lead Time : 5751 detik & X jam VA Time : 2670 detik
1532 dtk
Lap 1 Orang
235 dtk 611 dtk
676 dtk
48 dtk
12 dtk
X jam
5 dtk
917 dtk
Invoice
Verifikasi Dok
PENGIRIMAN
Dispatch
Transp
Jalan
Buat SJ Transp
1 Orang
1 Orang
2 Orang
1 Orang
Gambar 2. Current State Map
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat VA sebesar 46.43%, NNVA 44.06% dan NVA 9.51%. Jika dihitung value to waste ratio-nya dengan rumus VA / (NNVA+NVA) maka akan menghasilkan nilai sebesar 86.66%. Perbaikan atas current state map yang ada dilakukan melalui beberapa jenis usulan perbaikan, yaitu: 1. Eliminasi atau meminimalkan aktivitas-aktivitas Non Value Adding (NVA). 2. Pemampatan waktu aktivitas-aktivitas Value Adding (VA) dan Necessary but Non Value Adding (NNVA). 3. Memastikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam proses mengalir dengan lancar. Berdasarkan jenis usulan perbaikan tersebut, maka beberapa inisiatif yang dapat diambil sebagai upaya perbaikan dalam proses penanganan order transportasi adalah: 1. Menggunakan jaringan/akses informasi elektronik (email) untuk pemrosesan dokumen daftar keberangkatan sehingga bisa meminimalkan waktu akibat pergerakan karyawan dari satu area ke area lainnya.
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
2.
3.
4.
5.
Menggunakan sarana telekomunikasi melalui frekuensi radio (handy talky/PTT) untuk mempermudah dan mempercepat komunikasi antara karyawan yang berada di dalam ruangan dan yang ada di lapangan (area parkir truk). Merenovasi ruangan yang idle sebagai ruang tunggu pengemudi sehingga posisi pengemudi lebih terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu yang memudahkan dalam pemanggilan saat dibutuhkan. Sebagai antisipasi atas karyawan atau pengemudi yang mungkin berada di area parkir truk maka disiapkan pengeras suara yang sebagai sarana untuk melakukan panggilan saat dibutuhkan. Efisiensi di sisi sumber daya manusia yaitu dengan menggabungkan tugas antara Fleet Monitoring Staff dan Coordinator Land Transport – Outbond.
Area
Jarak (m)
Waktu (detik)
Tng (org)
1
Penerimaan order transportasi Membuat dokumen daftar keberangkatan Mengirimkan dokumen via email kepada Dispatching dan Escorting Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data kendaraan dan pengemudi Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data pengawal Mengirimkan dokumen via email kepada Land Transport Outbond untuk pengesahan dokumen daftar keberangkatan Pemeriksaan & pengesahan dokumen daftar keberangkatan Informasi kepada Inspection Staff melalui handy talky/PTT Menemui pengemudi di ruang tunggu (atau memanggil via pengeras suara) Bersama pengemudi menuju truk yang akan diperiksa kelayakannya Pemeriksaan fisik truk Pengisian dokumen checklist pemeriksaan truk Informasi kepada Document Entry Admin Pembuatan dokumen Surat Jalan Penyerahan dokumen Surat Jalan kepada pengemudi Penerimaan Surat Jalan dan dokumen pendukung setelah tugas pengiriman selesai dilakukan Verifikasi Surat Jalan dan dokumen pendukung Penyerahan dokumen yang telah diverifikasi kepada Dispatching Staff Pembuatan Invoice Total
Trans
-
27
1
O
Trans
-
282
1
O
Trans
-
10
1
O
Dispatch Escort
-
575
2
O
Dispatch Escort
-
10
2
O
Trans
-
216
1
Trans Lap
-
10
1
Lap
50
128
1
T
Lap
110
242
1
T
Lap
-
678
1
Lap
-
307
1
O
Lap
-
10
1
O
Trans
-
917
1
O
Trans
-
5
1
O
Trans
-
12
1
O
Trans
-
676
1
O
Dispatch
20
48
1
Dispatch
-
611 4764
1
2 3
4
5
6 7 8
9 10 11 12 13 14
15
16 17 18
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-6
I O
I
T O
Delay
Aktivitas
Storage
No
Inspeksi
Transport
Operasi
Tabel 3. Process Activity Mapping – Future State
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa total waktu yang dibutuhkan untuk penanganan satu order transportasi pada Departemen Transportasi Surabaya setelah inisiatif perbaikan adalah sebesar 4764 detik (1 jam, 19 menit, 24 detik). Tabel 4 menunjukkan klasifikasi aktivitas pada masing-masing proses setelah inisiatif perbaikan dilakukan: Tabel 4. Kategorisasi Aktivitas – Future State
No
Aktivitas
1
Penerimaan order transportasi Membuat dokumen daftar keberangkatan Mengirimkan dokumen via email kepada Dispatching dan Escorting Staff Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data kendaraan dan pengemudi - Melengkapi dokumen daftar keberangkatan dengan data pengawal Mengirimkan dokumen via email kepada Land Transport - Outbond untuk pengesahan dokumen daftar keberangkatan Pemeriksaan & pengesahan dokumen daftar keberangkatan Informasi kepada Inspection Staff melalui handy talky/PTT Menemui pengemudi di ruang tunggu (atau memanggil via pengeras suara) Bersama pengemudi menuju truk yang akan diperiksa kelayakannya Pemeriksaan fisik truk Pengisian dokumen checklist pemeriksaan truk Informasi kepada Document Entry Admin Pembuatan dokumen Surat Jalan Penyerahan dokumen Surat Jalan kepada pengemudi Penerimaan Surat Jalan dan dokumen pendukung setelah tugas pengiriman selesai dilakukan Verifikasi Surat Jalan dan dokumen pendukung Penyerahan dokumen yang telah diverifikasi kepada Dispatching Staff Pembuatan Invoice
2 3
4
5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jenis Aktivitas
Waktu (detik)
VA (detik)
O
27
27
O
282
282
O
10
O
575
O
10
10
I
216
216
O
10
10
T
128
128
T
242
242
I
678
678
O
307
307
O
10
10
O
917
917
O
5
5
O
12
12
O
676
676
T
48
48
O
611 4764 100%
Total
NNVA (detik)
NVA (detik)
10
575
611 2429 50.99%
2335 49.01%
0 0.00%
Dari tabel dapat diketahui bahwa terdapat VA sebesar 50.99%, NNVA 49.01% dan NVA 0.00%. Jika dihitung value to waste ratio-nya dengan rumus VA / (NNVA+NVA) maka akan menghasilkan nilai sebesar 104.03%.
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Order Data Kendaraan Dispatch Buat Dokumen
1 Orang
Pengesahan Dok Transp
Data Pengawal
1 Orang
Trans 1 Orang
Escort 1 Orang
10 dtk 309 dtk
10 dtk
575 dtk
216 dtk 10 dtk Periksa Truk
Lead Time : 4764 detik & X jam VA Time : 2429 detik
1355 dtk
Lap 1 Orang
10 dtk 611 dtk
676 dtk
48 dtk
Invoice
Verifikasi Dok
12 dtk
X jam
5 dtk
917 dtk
PENGIRIMAN
Buat SJ
Dispatch
Transp
Jalan
Transp
1 Orang
1 Orang
2 Orang
1 Orang
Gambar 3. Future State Map
Sehubungan dengan penurunan waktu proses selama 16 menit, 27 detik per order transportasi maka dengan rata-rata order transportasi darat sebanyak 425 order per bulan, penghematan waktu yang bisa diperoleh adalah 116 jam, 31 menit, 15 detik per bulan. Dalam setiap order transportasi darat melibatkan 8 orang karyawan dengan rata-rata penghasilan Rp. 2.000.000/bulan. Dengan jam kerja sebanyak 172 jam/bulan maka biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan adalah Rp 93.000/jam. Dengan demikian penghematan waktu sebanyak 116 jam, 31 menit, 15 detik per bulan akan memberikan penghematan biaya bagi perusahaan sebesar Rp 10.834.500/bulan atau Rp. 130.014.000/tahun. KESIMPULAN 1.
2.
Total waktu yang dibutuhkan untuk satu transaksi penanganan order transportasi pada current state map adalah 5751 detik (1 jam, 35 menit, 51 detik). Aktivitas operasi memiliki kontribusi terbesar dengan 3653 detik atau 63.52% dari total waktu 5751 detik. Disusul oleh aktivitas inspeksi dengan 894 detik (15.55%), kemudian aktivitas transport dengan 657 detik (11.42%) dan yang terakhir adalah aktivitas delay dengan 547 detik (9.51%). Inisiatif perbaikan untuk meningkatkan efisiensi proses dilakukan melalui beberapa cara yaitu: menggunakan jaringan/akses informasi elektronik (email) maupun sarana telekomunikasi melalui frekuensi radio (handy talky/PTT), renovasi ruang yang idle sebagai ruang tunggu pengemudi, dan penyediaan alat pengeras suara. Apabila semua inisiatif perbaikan tersebut dilaksanakan maka seperti yang ditunjukkan dalam future state map, satu transaksi penanganan order transportasi akan diselesaikan dalam waktu 4764 detik (1 jam, 19 menit, 24 detik) atau terjadi pengurangan waktu sebesar 987 detik (16 menit, 27 detik). Aktivitas operasi memiliki kontribusi terbesar dengan 3452 detik atau 72.46% dari total waktu 4764 detik. Disusul oleh aktivitas inspeksi dengan 894 detik (18.77%) dan kemudian
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
3.
aktivitas transport dengan 418 detik (8.77%). Pengurangan waktu tersebut bisa memberikan penghematan biaya bagi perusahaan sebesar Rp. 10.834.500/ bulan atau Rp. 130.014.000/tahun. Persentase jenis aktivitas dan value to waste ratio sebelum perbaikan adalah sebagai berikut: 46.43% (VA), 44.06% (NNVA), 9.51% (NVA) dan 86.66% (value to waste ratio). Setelah perbaikan dilaksanakan, persentase berubah menjadi: 50.99% (VA), 49.01% (NNVA), 0.00% (NVA) dan 104.03% (value to waste ratio). Ini menunjukkan penurunan yang signifikan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah dan peningkatan yang signifikan pada value to waste ratio.
DAFTAR PUSTAKA Gasperz, Vincent (2007), Lean Six Sigma: for Manufacturing and Service Industries, edisi 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hines, P. and N. Rich (1997), “The Seven Value Stream Mapping Tools”, International Journal of Operational and Production Management, vol. 17 Hines, P. and D. Taylor (2000), “Going Lean”, Lean Enterprise Research Center Cardiff Business School Rich, N, N. Bateman, A. Esain, L. Massey, D. Samuel (2006), Lean Evolution: Lesson from the Workplace, Cambridge University Press Sayer, N.J and B. Williams (2007), Lean for Dummies, Wiley Publishing, Inc, Indianapolis, Indiana Shingo, Shigeo (1992), The Shingo Production Management System: Improving Process Functions, Productivity Press, Portland Oregon Taylor, D. and D. Brunt (2001), “Lean Approaches and The Lean Processing Programme”, in Taylor, D and D. Brunt (ed.), Manufacturing Operation and Supply Chain Management: The Lean Approach, pp. 3-15 TeamKita Solusi Logistik (2008), “Lean–Transportation Management System: 4 Hukum yang Mendasarinya”.www.teamkita.wordpress.com Tompkins, Bruce (2004), ”Lean Thinking for The Supply Chain”, Tompkins associates, www.tompkinsinc.com Womack, J. and Jones, D (1996), Lean Thinking, New York: Simon & Schuster
ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-9