Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada PT. Mutiara Dewi Jayanti Hanum Febrilliani Valentine 2510100116 Pembimbing : Putu Dana Karningsih, ST, M.Eng.Sc, Ph.D Ko-Pembimbing : Dewanti Anggrahini, ST., MT.
OUTLINE Pendahuluan • • • • • •
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Flowchart Penelitian
• • • • • •
Big Picture Mapping Identifikasi Aktivitas Proses Produksi Identifikasi 7 Waste Identifikasi Akar Penyebab Waste Analisa Risiko Rekomendasi Perbaikan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
PENDAHULUAN
Kopi (Spillane, 1990)
Komoditas perkebunan yang menarik bagi banyak negara terutama di negara berkembang
Why??
Memberi kesempatan kerja yang cukup tinggi Dapat menghasilkan devisa
Kategori Minuman ringan bersoda Minuman energi cair Air minum dalam kemasan (AMDK) Susu cair/ UHT Mie Instan Kopi bubuk/ instan Jelly cup Kacang bermerk Wafer Coating Coklat Minuman teh rasa buah dalam kemasan cup Pilus
Beberapa Negara Lain 32%
Colombia 7%
Brazil 34%
Vietnam 19%
Indonesia 8% Sumber : International Coffee Organization, 2014
2.Produsen Kopi
Terbesar Ke-3 di dunia pada tahun 2013
Tahun 2010 2011 42,4 45,8 27,5 48,7 31,5 43,7 39,1 43,2 39,2 43,4 31,9 45,1 29,0 40,7 34,9 38,7 33,4 47,0 40,4 51,2 50,0 40,2
Indeks Rata-rata Best Brand pada Beberapa Kategori Makanan Minuman Tahun 2010-2011 (Yuyanti, 2012)
Bagaimana di Indonesia?
3. Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuat
Di Indonesia 1. Salah satu komoditi
ekspor utama pada sub sektor perkebunan (Raharjo, 2013)
Penjagaan/ peningkatan kualitas produk
3. Industri hilir kopi memiliki daya saing yang cukup kuat
Stabilisasi harga produk
Peningkatan pelayanan pelanggan
Perbaikan terus menerus
Memacu perusahaan untuk memiliki daya saing dalam menghadapi persaingan pasar
Mengurangi pemborosan
Visi : “Santri Berwawasan Wirausahawan dan Usahawan yang Berjiwa Santri” Misi : “Mendidik dan Mencetak Santri menjadi Wirausahawan yang Saleh dan Mandiri”
PT Mutiara Dewi Jayanti
Didirikan pada tanggal 10 Juni 2008
Produsen kopi bubuk dan kopi biji goreng
Bertempat di Perum Graha Tirta , Bougenville, no 69 RT 03 RW 14 Desa Kureksari Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Pekerjanya berasal dari Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo
PRODUK
Kopi Mahkota Raja
a. kopi bubuk MR Premium 250 gr, b. kopi biji goreng MR 250 gr, c. kopi biji goreng MR Premium 500 gr, d. kopi bubuk MR 250 gr, e. kopi biji goreng MR 250 gr, f. kopi biji goreng 500 gr, g. kopi sachet MR 4 in 1 (kopi, susu, gula, dan doa), h. kopi sachet 3 in 1 (kopi, gula, dan doa).
Pendowo Limo kopi biji goreng Pendowo Limo 250 gr
Merk Lain Super (SPR), Remuk (RK), dan Pecah (PC) dalam kemasan 500gr dan 250gr
1. Adanya ‘benda asing’ masuk ke dalam kemasan 2. Kemasan rusak 3. Menumpuk produk jadi 4. Pergerakan yang tidak perlu
Beberapa Temuan
Analisa Risiko
Root Causes Analysis
LEAN 5S MANUFACTURING Mereduksi Mengeliminasi
Big Picture Mapping
7 Waste
Perumusan Masalah Bagaimana mengidentifikasi waste pada PT Mutiara Dewi Jayanti dan memberikan usulan perbaikan untuk meminimasi waste tersebut.
Tujuan
1. Mengidentifikasi waste pada perusahaan dan mencari akar penyebabnya yang memiliki tingkat risiko tinggi 2. Memberikan usulan perbaikan untuk meminimasi waste
Manfaat
Memberikan alternatif perbaikan yang mampu untuk meminimasi waste sehingga perusahaan mampu menghasilkan produk tepat waktu dengan jumlah yang tepat dan kualitas yang sesuai dengan permintaan konsumen
Batasan
• Data primer adalah hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama bulan Maret-Juni 2014 • Data sekunder yang digunakan adalah data selama bulan Nopember-Desember 2013 dan Januari-April 2014 • Jenis produk yang diamati selama penelitian hanya produk kopi bubuk merk Mahkota Raja
Asumsi
• Tidak ada kebijakan baru yang menyebabkan perubahan pada lingkungan kerja • Karena tidak adanya Standard Operational Procedure, maka proses produksi mengacu pada hasil wawancara dengan Kepala Divisi Produksi.
Flowchart Penelitian Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
A
Start
Membuat Big Picture Mapping
Identifikasi masalah
Identifikasi Aktivitas Proses Produksi
Penentuan Tujuan Penelitian
Studi Pustaka
Identifikasi 7 waste A
Menentukan akar penyebab
Analisa Risiko
A
Tahap Identifikasi Awal
Flowchart Penelitian Tahap Kesimpulan dan Saran
A
Analisa Big Picture Mapping
A
Membuat Kesimpulan dan Saran
End
Analisa identifikasi aktivitas proses produksi Analisa identifikasi 7 waste Analisa akar penyebab waste
Analisa risiko
Rekomendasi Perbaikan
A
Tahap Analisa dan Rekomendasi Perbaikan
PEMBAHASAN
-BIG PICTURE MAPPING-
Indikator adanya pemborosan
Penimbangan
Pencampuran
Penggilingan
Pengemasan
-Identifikasi Aktivitas Proses ProduksiProses Penggilingan Aktivitas Ideal Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan Mengisi bahan bakar mesin giling Memanaskan mesin giling
Aktivitas yang Sesungguhnya Terjadi Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan Mengisi bahan bakar mesin giling Memanaskan mesin giling Mencari alat untuk memasukkan kopi biji goreng ke dalam mesin giling Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk
Indikator adanya aktivitas yang tidak menambah nilai pada produk
Aktivitas Ideal
33 aktivitas
Aktivitas Yang Terjadi
54 aktivitas
-Klasifikasi AktivitasProses Penggilingan
Aktivitas yang VAA Sesungguhnya Terjadi Memindahkan bahan baku dari tempat pencampuran ke tempat penggilingan Mengisi bahan V bakar mesin giling Memanaskan mesin giling Mencari alat untuk memasukkan kopi biji goreng ke dalam mesin giling Mencari ember sebagai tempat keluarnya kopi bubuk
NVAA
NNVAA V
V V
V
NNVAA
VAA
NVAA
-Identifikasi 7 WasteNo 1
2
3
4
5
6 7
Jenis 7 Waste Unnecessary Motion
Waste yang ditemukan Merokok Mencari Peralatan Membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Mengobrol Menyapu lantai produksi Menumpuk produk jadi
Sumber Penemuan Identifikasi non value adding activity
Jenis Kerugian T = 41 menit/hari Q = masuknya ‘benda asing’ dalam kemasan
Identifikasi non value T = 48 menit/hari adding activity Q = Jika tidak hati-hati maka menumpuk produk jadi bisa membuat kemasan rusak/ kotor Defect Masuknya benda asing ke Wawancara dengan Q = menurunkan kualitas produk dalam kemasan General Manager dan dihadapan konsumen Divisi Logistik Kemasan rusak T = menambah waktu untuk melakukan rework Overproduction Banyaknya stok produk jadi di Data Sekunder, C = menambah biaya simpan gudang Wawancara dengan General Manager dan Divisi Logistik Unnecessary Penyimpanan bahan baku Wawancara dengan C = menambah biaya simpan Inventory dalam kapasitas besar dan General Manager Q = bahan baku jika disimpan dalam waktu yang cukup lama lama akan mengakibatkan bahan baku terserang kutu dan jamur. Waiting Tidak ditemukan Excessive Tidak ditemukan Transportation
Inappropriate Processing
-Identifikasi Akar PenyebabContoh proses pencarian akar penyebab : Jenis 7 Waste No Waste Innappropriate 1 Menumpuk Processing produk jadi
Why 1 1.1 Kurangnya pekerja di proses pengemasan
Why 2 1.1.1 Pekerja sedang melakukan aktivitas produksi lainnya 1.1.2 Pekerja diminta untuk membantu aktivitas perusahaan lainnya
1. memasukkan kopi bubuk ke dalam plastik 2. menimbang kopi bubuk dalam plastik 3. melubangi plastik untuk tali pegangan dan memasang tali pegangannya 4. melakukan press plastik 5. bagian pengepakan
-Analisa Identifikasi Akar PenyebabMembuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin Menyapu lantai produksi Banyaknya stok produk jadi di gudang Masuknya benda asing ke dalam kemasan kopi Penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama
R6 W3
R16
Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil
W5
R8 W7
R12
W8
R11
R17
Pekerja mengobrol dan merokok Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
W1
W4
• W1 dan W4 adalah Merokok akar penyebab W5 dan W8 • W6 adalah akar Mengobrolpenyebab dari W9
R15
Pekerja menumpuk produk jadi
W10
Kemasan Produk Rusak
W9
W6
menumpuk produk jadi
Penilaian Risiko
-Analisa Risiko-
Berdasarkan pengamatan dan wawancara
Kode Akar Penyebab Likelihood Consequence Risk Rating Risiko (L) (C) (R= L x C) R1 Tidak adanya peraturan 4 3 12 tentang sterilisasi dari perusahaan R2 Kurangnya kesadaran pekerja 3 2 6 dalam merapikan peralatan R3 Kurangnya tempat untuk 2 2 4 penyimpanan peralatan R4 Kurang teraturnya pengaturan 3 4 12 lantai produksi R5 Kurangnya perawatan sarana 3 2 6 dan prasarana R6, R16 Ketersediaan bahan baku di 5 4 20 supplier tidak stabil R7 Pekerja merasa bosan 2 2 4 R8, R12 Pekerja mengobrol dan 4 3 12 merokok R9 Pekerja sedang melakukan 2 2 4 aktivitas produksi lainnya R10 Pekerja diminta untuk 2 2 4 membantu aktivitas perusahaan lainnya R11, Kurangnya tenaga ahli di 5 4 20 R17 perusahaan R13 Banyaknya permintaan 2 1 2 pelanggan R14 Pekerja membawa produk jadi 2 4 8 yang sudah dikemas secara manual 5 4 20 R15 Pekerja menumpuk produk jadi
Klasifikasi likelihood Nilai
Likelihood
1
Rare
2
Unlikely
3
Possible/ moderate Likely
4 5
Possibility of Occurance Possibility of occurance less than 5% Possibility of occurance between 5%-25% Possibility of occurance between 25%-50% Possibility of occurance between 50%-75%
Almost certain Possibility of occurance more than 75%
Klasifikasi consequence Nilai
Consequence
Description
1
Insignificant
Low financial loss, no injuries
2
Minor
3
Moderate
First aid treatment, medium financial cost Medical treatment required, high finansial loss
4
Major
5
Catastropic
Extensive injuries, loss of production capabilities, major financial loss Death, huge financial cost
-Analisa RisikoAlmost
5
R6, R11, R15, R16, R17
Likelihood
certain Likely
4
moderate
3
Unlikely
2
Rare
R1, R8, R12
R2, R5
R13
R4
R3, R7, R9,
R14
R10
1
1
2
3
4
5
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastropic
Consequence
Zona Merah R4 : Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi R6 & R16 : Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil R11 & R17 : Kurangnya tenaga ahli di perusahaan R15 : Pekerja menumpuk produk jadi
REKOMENDASI PERBAIKAN
Alternatif Perbaikan Ke-1 R4
Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Yang sudah dilakukan perusahaan :
Perusahaan mengatur tata letak produksi sesuai dengan kebutuhan proses produksinya, namun masih kurang teratur dalam penempatan peralatan/barang-barang dan pengaturan ventilasi udara
Gambar Ruang Kerja Bagian Dalam
Layout Lantai Produksi
Mesin penggoreng
Bahan baku
II
Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Alternatif Perbaikan:
Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi
a. Membagi ruang kerja secara efektif dan efisien
III
Mesin Pengayak
R4
Mesin Penggiling
Bahan bakar
Kamar Mandi Tangga
I
Mesin Pengemas
Mesin Pengemas
IV
Bahan baku
Mesin Pengemas
Office
Mesin Pencampur
Office
1 sq. m. Timbangan
From to Chart
Aream. Pengemasan 2 sq.
Jenis Stasiun Produksi Kode Stasiun A Pengayakan B Penimbangan C Pencampuran D Penggilingan E Pengemasan
From to Chart
Alur Proses Produk Produk Alur Proses Kopi biji goreng Kopi bubuk
A-E B-C-D-E
Tidak ada back tracking From to Chart Proses Produksi
Frekuensi Aliran Produk dan Jarak antar Stasiun Produksi Dari Ke Frekuensi Jarak A E 7 3,9 m B C 1 0,9 m C D 1 6,3 m D E 4 6,3 m
From To
A
B
C
D
E
A B C
1
D E
1 7
4
Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Awal Hasil Perhitungan Momen Perpindahan Perbaikan Dari A B C D
Ke
Frekuensi
Jarak
E 7 3,9 m C 1 0,9 m D 1 6,3 m E 4 6,3 m Total Momen Perpindahan
Momen Perpindahan 27,3 0,9 6,3 25,2 59,7
Dari A B C D
Alternatif Perbaikan 1a
Ke
Frekuensi
Jarak
E 7 2,1 m C 1 0,9 m D 1 6,3 m E 4 6,3 m Total Momen Perpindahan
Momen Perpindahan 14,7 0,9 6,3 25,2 47,1
Alternatif Perbaikan Ke-1 Mesin penggoreng
Bahan baku
Mesin Pengayak
II
Mesin Penggiling
Bahan bakar
Bahan baku
II
III
III
Kamar Mandi
I
Mesin Penggiling (D)
Bahan bakar
Mesin penggoreng
Kamar Mandi Tangga
Tangga
Bahan baku
Mesin Pengemas
Mesin Pengemas
IV
Bahan baku
Mesin Pengemas
Mesin Pengayak (A)
Mesin Pengemas
IV
Mesin Pengemas
Office
Office
Mesin Pencampur
Office
1 sq. m. Timbangan
Sebelum
I
Mesin Pengemas
Mesin PenCampur (C)
Office
1 sq. m.
Aream. Pengemasan 2 sq.
Timbangan (B)
Setelah
Area Pengemasan 2 sq. m.(E)
Alternatif Perbaikan Ke-1 R4
Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Alternatif Perbaikan:
Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi
b. Mengatur ventilasi udara agar bisa berfungsi dengan maksimal
Melakukan alternatif 1a dan tidak menumpuk bahan baku terlalu banyak
Menjadikan kaca masuknya cahaya matahari sebagai ventilasi
Alternatif Perbaikan Ke-1 Keuntungan bagi perusahaan : Proses produksi dapat berjalan lancar karena pengaturan tata letak sesuai dengan urutan aliran kerja
Memaksimalkan fungsi ventilasi udara yang dimiliki sehingga pekerja nyaman dalam bekerja Meminimasi jenis waste unnecessary motion yaitu W2 (mencari peralatan) dan W3 (membuka baju serta mencari dan menyalakan kipas angin)
Biaya yang dibutuhkan : Rp 107.500,00
Alternatif Perbaikan Ke-2 R6 & R16
Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil
Yang sudah dilakukan perusahaan : Alternatif Perbaikan:
Perusahaan membeli banyak bahan baku dan menyimpannya di gudang bahan baku yang terletak di lantai produksi. Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan perencanaan produksi yang cermat
Contoh Perencanaan Produksi Rencana Produksi per bulan (bal) Bulan
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Rencana Penjualan 265 269 273 276 280 283
Rencana Persediaan Akhir 90 89 88 87 87 87
Jumlah
383 385 387 388 390 393
Persediaan Awal 31 90 89 88 87 87
Rencana Produksi 273 268 272 275 280 283
Rencana Pembelian Bahan Baku (kg) Bulan
EOQ
SS
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
2780 0 2780 0 2780 0
90 0 90 0 90 0
Rencana Pembelian bahan baku (EOQ + SS) 2870 0 2870 0 2870 0
Persediaan Awal
0 1545 200 1705 325 1795
Rencana Penjualan
1325 1345 1365 1380 1400 1415
Persediaan Akhir
1545 200 1705 325 1795 380
Alternatif Perbaikan Ke-2 Keuntungan bagi perusahaan : Meminimalisir inventori yang berlebihan
Tercukupinya kebutuhan bahan baku untuk produksi.
Meminimasi W3 (membuka baju serta Mencari dan menyalakan kipas angin ) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)
Biaya : -
Alternatif Perbaikan Ke-3 R11 & R17
Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
Yang sudah dilakukan perusahaan : Alternatif Perbaikan:
Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja
Keuntungan bagi perusahaan : Proses produksi berjalan dengan lancar Permintaan pasar dapat terpenuhi Berkurangnya kerugian pada waktu produksi, biaya produksi, maupun kualitas produk. Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)
Biaya : Rp 2.400.000,00
Alternatif Perbaikan Ke-4 R15
Pekerja menumpuk produk jadi.
Yang sudah dilakukan perusahaan : Alternatif Perbaikan:
Belum ada tindakan yang dilakukan perusahaan
Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah pengepakan produk jadi
Alternatif Perbaikan Ke-4 Keuntungan bagi perusahaan : Perusahaan dapat menghemat waktu produksi tanpa perlu menambah pekerja di proses pengemasan Meminimalkan terjadinya kerusakan pada kemasan produk akibat produk jadi ditumpuk sembarangan. Meminimasi W7 (banyaknya stok produk jadi di gudang) dan W10 (penyimpanan bahan baku dalam kapasitas besar dan dalam waktu yang cukup lama)
Biaya : Rp 35.000,00
-Hubungan Alternatif Perbaikan dengan 5S-
Kode
Akar Penyebab
Alternatif Perbaikan
Pengeluaran Biaya
5S
R4
Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi
Memperbaiki penataan tata letak lantai produksi
Rp 107.500,00
Seiton/ Set in Order (Rapi)
R6, R16
Ketersediaan bahan baku di supplier tidak stabil
-
Seiketsu/ Standardize (Rawat)
R11, R17
Kurangnya tenaga ahli di perusahaan
Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan perencanaan produksi yang cermat Melatih ketrampilan manajemen produksi bagi pekerja
Rp 2.400.000,00
Shitsuke/ Sustain (Rajin/ Disiplin)
R15
Pekerja menumpuk Menggunakan kotak/ produk jadi. kardus untuk mempermudah pengepakan produk jadi Total Pengeluaran
Rp 35.000,00
Rp 2.543.500,00
Seiton/ Set in Order (Rapi)
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan Akar penyebab dengan risiko tinggi : Overproduction Defect 7 Waste
Inappropriate Processing
1. Kurang teraturnya pengaturan lantai produksi 2. Ketersediaan bahan baku di supplier yang tidak stabil 3. Kurangnya tenaga ahli di perusahaan 4. Pekerja menumpuk produk jadi.
1. Memperbaiki penataan tata letak Unnecessary lantai produksi Motion 2. Membuat kontrak perjanjian kerja yang jelas dan melakukan Excessive perencanaan produksi yang cermat Unnecessary transportation 3. Melatih ketrampilan manajemen Inventory produksi bagi pekerja 4. Menggunakan kotak/ kardus untuk mempermudah pengepakan produk Rekomendasi Perbaikan : jadi
Waiting
Saran Perusahaan perlu membuat peraturan untuk pekerja di Divisi Produksi terkait keteraturan dalam bekerja Untuk penelitian berikutnya dapat dilakukan pada akar penyebab yang berisiko high untuk perbaikan perusahaan yang secara terus menerus dan runtut.
DAFTAR PUSTAKA • Anityasari, M. dan Wessiani, N. A. (2011). Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi Kajian Manajemen Resiko. Surabaya: Guna Widya. • AS/NZS. (2004). The Australian and New Zealand Standard on Risk Management. NSW Australia: Broadleaf Capital International Pty Ltd. • Dennis, P. (2007). Lean Production Simplified (Second ed.). New York: Productivity Press. • Feld, W. M. (2001). Lean Manufacturing Tools, Techniques, and How To Use Them. Boca Raton, Florida: St. Lucie Press. • FrisianIndoPack. (2014). Jual Kardus/ Karton Box Murah Harga 2000-3500. Retrieved 6 Juni, 2014, from frisianindopack.com
DAFTAR PUSTAKA • Goldberg, M. dan Palladini, E. (2011). Pengelolaan Risiko dan Penciptaan Nilai Melalui Pendanaan Usaha Mikro (M. R. Adhi, Trans.). Jakarta: Salemba Empat. • Hines, P. dan Taylor, D. (2000). Going Lean. Lean Enterprise Research Centre. UK: Cardiff Business School. • ICO. (2014). Exporting Countries: Total Production Crop Years Commencing: 2008 to 2013. Retrieved May, 2014, from ico.com • Kotler, P. dan Amstrong. (2003). Dasar-Dasar Pemasaran (4th ed.). Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. • Monden, Y. (1993). Toyota Production System. Norcross: Institute of Industrial Engineers.
DAFTAR PUSTAKA • Preuss, P. G. (2003). School Leader's Guide to Root Causes Analysis : Using Data to Dissolve Problems. Larchmont, New York: Eye on Education. • Raharjo, B. T. (2013), "Analisis Penentu Ekspor Kopi Indonesia". Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 1, No. 1. • Shah, R. dan Ward, P. T. (2007), "Defining and Developing Measures of Lean Production ". Journal of Operation Management, Vol. 25, hal. 785-805. • Spillane, J. (1990). Komoditi Kopi Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. • Susila, W. R. dan Setiawan, I. (2007), "Peran Industri Berbasis Perkebunan dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan: Pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi". Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 25, No. 2, hal. 125-147.
DAFTAR PUSTAKA • Womack, J. P. dan Jones, D. T. (2003). Lean Thinking : Banish Waste and Create Wealth in Your Corporation. New York: Simon & Schuster. • Yodhia Antariksa, M. (2011). Proposal Biaya Pelatihan Manajemen-In house Training Manajemen Skills (pp. 6). • Yuyanti, I. W. (2012), Pengaruh Line Extension Terhadap Ekuitas Merek Kopi Nescafe, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.