PENERAPAN SIX SIGMA SEBAGAI METODA PENGENDALIAN KUALITAS
(Studi Kasus Analisa KualitasBasis Data Sistem Informasi) . Dewi Rosmala, S.si, Msc.
jurusan Teknik lnformatika, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Bandung,
e-mail:
[email protected]
Falahah Information System Research Group, Sekolah Teknik Elektro dan lnformatika lnstitut Teknolocri Bandung, , b e-mail:
[email protected] ABSTRAK SIX Sigma adalah konsep dan metoda utnuk mengelola kualitas suatu produk. Sebagai metoda, Six Sigma dilengkapi dengan seperangkat alat bantu perhitungan dan analisa statistik serta tahapan tahapandalam melaksanakan proses pengendalian dan peningkatan kualitas produk. Tahapan-tahapan yang dilakukan meliputl [Olefine, [Mleasure, [Alnalysis, [Ilmprovement, dan [ejontrol, yang merupakan satu slklus aktlvltas dengan tujuan akhir peningkatan kualitas yang dilakukan secara bertahap. Pada tulisan Inl metoda SIX Sigma akan dlslmulaslkan dan dlterapkan pada pengelolaan kualtlas produk hasil sebuah proyek Sistem Informas) yaltu pengukuran kualitas responslf sebuah aplikasl slstem Informasl penjualan barang. Permasalahan yang menjadl Ide penerapan ukuran In) adalah adanya keluhan. akan lambatnya waktu tanggap yang diberikan oleh sistem terhadap pengguna. Tahapan yang dltempuh adalah mendefinisikan permasalahan, menentukan standar ukuran kualitas dan larget yang ingin dicapai , mengidentifikasi penyebab masalah, mengidentifikasi berbagai alternatlf sol US) yang mungkin dapat diterapkan, mensimulasikan berbagai solusi tersebut pada sub slstem kecil (pilot project) dan mengukur peningkatan kualitasnya, memilih solusi yang paling optimal , dan menetapkan rencana pengendalian dan evaluasi berkala Kala kunci: six-sigma, pel1genda/iall kua/ilas, simu/asi, waklu tQnggap.
I. Pendahuluan Six Sigma adalah singkatan dari "Six Standard Deviations ji-om the arithmetic mean" (Sigma atau (J adalah huruf latin yang digunakan untuk menyatakan deviasi standar pada statistik). Metodologi Six Sigma menyediakan teknik dan alat untuk meningkatkan kemampuan dan mengurangi kesalahan / kegagalan di berbagai proses. Secara statistik, Six Sigma menjamin bahwa 99,9997% dari semua produk yang dihasilkan oleh proses dapat memenuhi standar kualitas tertentu, artinya metoda ini hanya membolehkan kegagalan sekitar 3.4 per satu juta peluang. Jika proses yang berlangsung ternyata gagal memenuhi criteria ini maka proses tersebut harus dianalisa ulang, diganti dan diuji untuk melihat adanya peluang perbaikan. jika temyata tidak terjadi perbaikan yang signifikan maka proses tersebut dianalisa ulang, dirancang ulang dan diuji lagi, dan seterusnya hingga diperoleh tingkat kualitas yang diinginkan.
296
Jika tingkat perbaikan ini berhasil ditemukan , maka hasilnya akan didokumentasikan dan pengetahuan ini disebarluaskan di seluruh unit di perusahaan sehingga dapat diterapkan dan peningkatan kualitas dapat terjadi di seluruh lini perusahaan. Metoda ini mula-mula digunakan oleh Motorola pada divisi manufaktur, dimana ribuan part dibuat dengan proses yang sama berulang ulang. Metoda ini akhirnya dikembangkan agar dapat digunakan di berbagai proses selain manufaktur. Six Sigma menerapkan prinsip dasar dan teknik yang digunakan pada bisnis, statistik dan rekayasa. Tiga hal ini membentuk elemen inti Six Sigma.
2. Elemen Inti Six Sigma Kebutuhan customer, kualitas desain, metrik dan pengukuran, keterlibatan karyawan dan
peningkatan yang kontinyu ad: proses pen ingkatan six sigma. Tiga elemen inti six sigma ada • Kepuasan Konsumen : .; Mendefinisikan pn pengukuran untuk p .; Menggunakan dan dan sistem .; Menentukan sas peningkatan. • Membangun tim dan r karyawan: Keterlibatan seluruh penting bagi six sigma. meneyrtakan semua menyediakan peluang I karyawan agar mereka d potensi dan kemampu memuaskan konsumen. • Mendefinisikan peranar tim harus memiliki didefinisikan dengan je yang dapat terukur. Sasaran Six Sigma mengimplementasikan pengukuran yang peningkatan proses d melalui penerapan proy'
3. Konse Utama PeDe
Metodologi Six Sigma d berbagai proses bisnis den! evaluasi dan penyesuaian d secara konstan. Untuk me Sigma menggunakan seran! dikenal dengan OMAIC (L Measure peljormQnce, A Improve performance, ConI Metodologi ini juga dap membuat proses bisnis ba menggunakan prinsip OF: Sigma). Six Sigma sangat teknik statistik untuk meng kualitas pengukuran. Oua konsep utama dalam adalah OMAIC dan OMA[ Metode DMAIC (Deflll< Improve, Control) adalah ~ untuk meningkatkan prose mensyaratkan peningkat, bertahap.
peningkatan yang kontinyu adalah alemen utama
proses peningkatan six sigma.
Tiga elemen inti six sigma adalah :
• Kepu asan Konsumen : -/ Mendefinisikan proses, metrik dan pengukuran untuk proses. -/ Men ggunakan dan memahami data dan sistem -/ Menentukan sasaran perbaikanl peningkatan. • Membangun tim dan melibatkan seluruh karyawan : Keterlibatan seluruh karyawan sangat penting bagi six sigma. Peru sahaan harus meneyrtakan semua karyawan, dan menyediakan peluang dan insentif untuk karyawan agar mereka dapat berfokus pada potensi dan kemampuan mereka untuk memuaskan konsumen . • Mendefinisikan peranan : semua anggota peranan yang tim harus memi Iiki didefinisikan dengan jelas dengan sasaran yang dapat terukur. Sasaran Six Sigma adalah untuk mengimplementasikan strategi berbasis pengukuran yang berfokus pada peningkatan proses dan reduksi variasi melalui penerapan proyek Six Sigma.
3. Konse Utama Penera an Six Si ma Metodologi Six Sigma dapat meningkatkan berbagai proses bisnis dengan cara melakukan evaluasi dan penyesuaian dan perbaikan proses secara konstan. Untuk mencapai hal ini , Six Sigma menggunakan serangkaian tahapan yang dikenal dengan DMAIC (Define opportunities, Measure pel/ormance, Analyze opportunity, Improve performance, Control perforl1lance).
Metodologi ini juga dapat digunakan untuk membuat proses bisnis baru dari awal dengan menggunakan prinsip DFSS (Design For Six Sigma). Si x Sigma sangat mengandalkan pada teknik statistik untuk mengurangi kegagal an dan kualitas pengukuran. Dua konsep utama dalam penerapan Six Sigma adalah DMAIC dan DMADV. Metode DMAIC (Define, Measure, Analyze. Improve, Control) adalah sistem yang di gunakan untuk meningkatkan proses yang sudah ada yang mensyaratkan peningkatan signifikan secara bertahap.
Metoda DMADV (Define, IV/easure, Analyze, Desigl/, Verify) adalah sistem yang digunakna untuk membangun proses baru atau produk pada tingkat kualitas Six Sigma. Metoda ini juga dapat diterapkan jika proses yang sedang berjalan memerlu kan perbaikan secara dramatis. Kedua metoda tersebut dijalankan oleh Green Belts dan Black Belts, dan diawasi oleh Master Black Belts.
3.1. Metoda DMAIC Secara ringkas, lan gkah -I angkah yang dilakukan di setiap tahapan pada metoda ini adalah sebagai berikut Define : melakukan analisa y = f(X) (y =
masalah, x = faktor penyebab), membuat pernyataan masa lah, menentukan sasaran kriteria kritis kualitas (critical to quality CTQ) berd asarka n sudut pandang customer. Measure: membuatlmelakukan analisa sistem pengukuran (measurement system analysis MSA) untuk menjamin kualitas data . dan
integritas. Analyze : melaksanakan
analisa root-cause untuk menentukan kebergantungan CTQ dan sumber var iasi kinerja.
mendefinisikan, menjalankan lIji coba, dan menerapkan aksi perbaikan. Mengkonfirmas i hasi lnya yang dibandingkan dengan pencapaian CTQ.
Improve
menetapkan tanggung jawab untuk kendali pemantauan, daya tahan, dan menjalankan rencana eksekusi selanjlltnya.
Control
3.2. Metoda DMADV Dalam bentuk yang sederhana : diranca ng untuk mengembangkan fase DMAIC untuk menghasilkan desain yang handal, membangun dan menerapkan solusi baru. Fase define , measure dan analysis terdiri atas tahapan yang sama seperti pad a metoda DMAIC.
meneruskan kehandalan proses terhadap fase desain, dan membangun solusi berdasarkan CTQ dan kriteria yang dikendalikan oleh data.
Design
menglljicoba so lusi, menganalisa kemampuan dan konfirmasi pesyaratan CTQ telah dipenuhi , dan menerapkan solusi.
Verify
297
4. Penerapan Six Sigma pada I'eningkatan Produk IT Berikut ini adalah langkah-langkah umum untuk menerapkan metoda Six Sigma pada peningkatan kualitas layanan teknologi informasi : I. Menetapkan ruang lingkup proyek 2. Fase Define: Pada fase ini dilakukan tiga sub proses penting yaitu : • Project Charter : dokumentasi resmi proyek, karena Six Sigma hanya dapat diterapkan jika semua kondisi awal dan tim yang melaksanakannya terdefinisi dengan jelas. Project charter biasanya memuat pernyataan masalah, alasan atau kasus dari masalah yang ada dan pernyataan tujuan / sasaran yang ingin dicapai. • Identifikasi kebutuhan konsumen tahapan ini meliputi proses pemodelan kebutuhan konsumen menggunakan tabel SIPOC (supplier, input, p rocess, output, customer), wawancara dengan konsumen untuk mendapatkan keinginan yang sebenarnya (voice of customer - YOC), dan membuat statemen yang jelas mengenai kebutuhan konsumen. • Membuat Peta Proses tingkat atas : digunakan untuk memodelkan proses layanan tersebut secara umum. 3. Fase Measure: merupakan fase pengukuran tcrhadap keadaan yang saat ini terjadi, penentuan ukuran yang ingin dijadikan stan dar dan yang ingin dicapai. Langk ah-Iangkah pada fase ini adalah : • Menentukan definisi masalah (Y(s», dengan cara membuat tabel yang terdiri atas masalah utama, sekunder dan masalah lain yang terkait, dan pengukuran
terhadap masi ng-masing masa\ah tersebut, • Menentukan standar kinerja bagi Yes): dengan cara memperluas tabel di langkah sebelumnya dengan menambahkan kolom 'current baseline' dan target yang ingin dicapai. • ldentifikasi factor segmentasi untuk rencana pengumpulan data: yaitu menganalisa hal-hal apa yang dapat mempengaruhi yes) dengan menggunakan diagram bantu misalnya diagram pohon sebab akibat, menuliskan kembali tabel SIPOC dengan menambahkan kolom 'control/ed' dan 'Ul1controlled' pada
298
setiap input dan output yang terlibat , serta membuat matriks sebab akibat. Measurement System • Menerapkan Allalisys (MSA) : yaitu menentukan isu isu utama yang berhubungan dengan pengukuran misalnya keakuratan dan konsistensi hasil pengukuran. • Mengumpulkan data lang kah ini dilakukan setelah jelas data-data apa yang mungkin diperlukan untuk mengukur atau mengevaluasi penyebab masalah . • Menggambarkan dan menampilkan va riasi keadaan saat ini dengan cara menyajikan data yang ada dalam bentuk grafik dengan berbagai bentuk. 4. Fase Analysis: Fase ini terdiri atas analisa terhadap data-data yang sudah berhasil dikumpulkan pada fase sebelumnya. Proses-proses yang dilakukan pada fase ini adalah : • Mengukur kemampuan proses dengan cara membandingkan antara kemampuan proses yang sudah ada dengan target yang diinginkan. • Menyempurnakan tujuan perbaikan : dengan mengevaluasi apakah target at au tujuan perbaikan yang sudah ditetapkan mungkin dicapai dalam kurun waktu yang layak atau mungkin target tersebut harus diturukan atau dinaikkan. • Identifikasi segmen data penting dan polanya dengan menggunakan berbagai metoda statistik. • Identifikasi dengan menguraikan atau menyempurnakan lebih rinci factor faktor penyebab masalah tersebut. Al at bantu yang dapat digunakan misalnya fishbone diagram , tree di agram dan matrik sebab-akibat. • Mengidentifikasi dan verifikasi factor penyebab kritis (X kritis). • Menghitung perkiraan manfaat dan keuntungan jika factol' penyebab kritis tersebut berhasil dieliminasi . 5. Fase Improvelllent : pada fase ini dilakukan pemilihan solusi dan penerapannya untuk meningkatkan kualitas Langkah-langkah pada fase ini adalah : • Identi fikasi alternatif-alternati f solusi untuk menyelesaikan penyebab X kritis dengan memperhatikan aspek bisnis, customer, dan karyawan.
•
• Memilih dan mencoba solusi dengan melaporkan hasilnya untuk dikaji oleh tim Master Black Be lt. • Menerapkan sol usi yang sudah dip ilih dan diuJ i pada proyek percontohan, dan mengeva luasi hasilnya. 6. Fase Conlrol meliputi usaha untuk mempertahankan tingkat kua litas yang berhasil dicapai serta peluang untuk memperbaiki lebih lanjut. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini adalah : • Membangun rencana kontrol dengan memperhatikan aspek kontTol manajemen dan kontro l opersional. • Menentukan kemampua n peningkatan proses dengan cara menganalisa proses yang sudah berjalan dengan menggunakan sistem pengukuran dan target yan g ingin dicapai, yang sudah didefin isikan sebelunmya pada fase Dejine dan Measure. • Menerapkan kontrol proses: menerapkan proses pengumpulan data yang diper lukan untuk pen era pan kontrol terhadap proses yang ad a, menentukan definisi operasional untuk setiap elemen dat a dan memilih alat bantu yang dapat mengotomatisasi proses inl untuk mengurangi beban kerja dan biaya. • Menyelesaikan proyek : • Langkah akhir ini meliput i fase penye lesaian proyek yang berupa : • Membangun dan menjalankan rencana untuk menerapkan proses yang sudah diperbaiki, termasuk pelatihan j ika diperlukan. • Membangun dan menjalankan rencana komunikasi yang mengin fonnasikan semua hal yang terpengaruh oleh perubahan tersebut. • Menjalankan transisi pengawasan ke manajemen terkait, dan mendokumentasikan semua temuan dan proses ana lisa sehingga dapat digu nakan pada rencana perbaikan berikutnya.
5. Kiner'a Database Lima faktor yang mempengaruhi kinerja workload, throughput, database ada lah reso urces, optimization dan contelltioll . Workload merupakan kombinasi anta ra transaksi on line, balch job, que/ y, analisa dala warehousing dan system command yang langsung datang dari sistem. Workload dapat
bernuktuasi dari waktu ke waktu . Kadan g kadang workload dapat diprediksi (misalnya di akhir bulan), tetapi kadang-kadang juga tidak terprediksi sebe lumn ya . Throughput mendefinisikan kapabilitas keseluruhan dari komputer dalam memproses data. Throughput merupakan kombinasi antara kecepatan 1/0, kecepatan CPU, kemampuan parallel mesin, dan efisiensi sist em operasi dan software lainnya.
Sumberdaya I resource adalah alat bantu software dan hardware yang ada di komputer misalnya database kernel, disk space, dan cache controll er. Optimisasi pada database meliputi misalnya formula SQL yang tepat, penentuan parameter database, dan sebagainya. Contention adalah ko ndisi dimana dua atau lebih komponen dari work load cenderung menggunakan sumber daya yang sam a dan menimbulkan konnik (misalnya update ganda pada bagian data yang sama) . Meningkatnya cOlltentioll dapat menurunkan throughput.
Berdasarkan uraian di atas, maka kinerJa database dapat didefin isikan sebagai optimasi penggunaan sumber daya untuk meningkatkan throughput dan meminimalisasi contelltion, sehingga dapat memperbesar peluang workload yang dapat diproses. Faktor-fa ktor lain yang mene ntukan kinerja database adalah interaksi antar aplikasi dengan kompo nen lain pada infrastruktur yang ada-:Untuk mengevaluasi kinerja database Illaka perlu dilakukan analisa yang seksama terhadap semua faktor tersebut. Salah satu caranya adalah menggunakan aturan 80-20 untuk mengidentifikasi masalah yang paling kritis. Salah satu penyebab yang mengakibatkan kurang baiknya kinerja database adalah SQL yang tidak efisien. Dalam kenyataannya, mencari statemen SQL mana yang mempengaruhi ki nerj a, merupakan hal yang suli t. Statemen SQL dapat tersebar dan tersembunyi di sekian banyak kode aplikasi, dan juga pengguna database yang secara interaktif memasukkan query dinamis. Untuk itu sebaiknya digunakan alat bantu be rupa SQL monitor yang mampu mengurutkan statement SQL berdasarkan jumlah sumber daya yang dikonsumsinya dan melacak statemen tersebut ke aplikasi atau sumber asalnya.
299
Solusi Peningkatan Kinerja Database • Desain database yang sesuai. Desain yang ba ik dapat dimulai dari desain database yang sudah dinol111alisasi, meskipun kadang-kadang kita harus melakukan denormalisasi. Sebaiknya denormalisasi dilakukan setelah ada pengujian bahwa hal itu memang diperlukan dan setelah dilakukan optimasi. • Membuat indeks un tuk kolom yang ser in g digunakan sebagai criteria pemilihan, criteri a penguru ta n, dan digunakan dalam join. • Optimasi query. Usahakan membuat query yang menghasilkan ju ml ah record minimal dan gunakan indeks yang sudah ada untuk meningkatkan kinerja database. • Manfaatkan kemampuan database untuk bekerja sendiri misalnya membangun sebuah stored procedure yang mampu menghasilkan data sedekat mungk in dengan output akhir yang diinginkan . Langkah ini dapat meminimalisasi jumlah query yang diperlukan untuk memperoleh data. 6. Penerapan Metoda Siz Sigma pada Penin katan Kiner'a Database. Sebagai studi kasus penerapan metoda siz sigma pada layanan Tekno logi informasi yaitu pada peningkatan kinerja ap likasi penjualan barang, untllk menyelesaikan keluhan berupa lambatnya waktu tanggap yang diberikan oleh sistem terhadap pengguna. Define : Aplikasi penjualan barang yang akan dikaji terdiri atas beberapa panel entri master data dan perhitungan transaks i. Aplikasi ini menggunakan satu database yang diterapkan pada MySQL. Tabel yang diakses adalah tabel barang, transaksi_ utama, dan transaksi_det iJ. Api ikas i ini diterapkan pada sebuah toko minimarket dengan jumlah transaksi rata-rata per hari adalah sekitar 50 hingga 100 konsumen, dengan masing-masing konsumen membeli rata-rata 5 sampai 10 item barang. Pada minimarket itu sendiri memi liki sekitar 15000 item barang . Jadi, rata-rata jumlah data yang diisikan ke dalam tabel transaksi adalah seki tar 1000 record per hari.
300
Ruang lingkup yang akan dikaji adalah peningkatan respons time pad a entri data transaksi penjualan. kelu han pengguna apl ikasi, Berdasarkan dirasakan lambatnya respon time ketika proses pencarian data barang, dan lambatnya respon time ketika akan mengisikan data transaksi pada saat pelanggan sedang ramai (misalnya hari minggu atau akhir / awal bulan) . Dari deskripsi tersebut maka dapat disimpulka n bahwa masalah yang dihadapi adalah: Vex) = respons time (detik). Alur proses pada aplikasi ada lah sebagai berikllt : I. Pencarian harga barang : Pencarian dilakukan ke tabel barang dengan menggunakan kode barang. Jika kode barang tidak diketahui maka aplikasi akan menampi lkan data barang-barang de ngan nama / kode yang mirip dengan nama / kode yang diisikan. 2.
Pengisian data transaksi : Untuk set iap item yang diisikan, akan dicari harga barang pad a tabel barang. Kemudian akan dilakuka n perhitungan jumlah harga barang untuk setiap item dan total transaksi seluruhnya.
Measure
Data pada saat ini adalah : Proses
Resp ons time
Pencarian ha rga barang Pengisian data transaksi
5 detik 4 detik ·per
item barang
Respons time yang diinginkan 2 detik
3 detik per item barang
Dari uraian di atas, maka masalah utama yang ingin diselesaikan adalah meningkatkan respons time untuk ketiga proses tersebut. Respons time dipengaruhi oleh beberapa ha l, beberapa peluang penyebab besamya respons time adalah : • Desain database yang kurang efektif (x I) • Bentuk query yang kurang efisien pada kode program (x2) • Jumlah data yang cukup besar (x3) • Kinerj a mesin server da tabase (x4)
Proses
Gambar 1. Diagram Fishbone Sederhana
Dari berbagai peluang penyebab di atas, maka harus ditemukan cara pengukuran kuantitatif setiap parameter tersebut. Beberapa batasan yang perlu diperhatikan dalam penentuan parameter ini adalah : • Parameter yang pertama sulit diukur secara kuantitatif kecuali jika dilakukan desain ulang kemudian diukur kembali pengaruhnya terhadap kinerja database . Pad a kasus ini tidak mungkin dilakukan pergantian mesin server database serta mesin client (infrastruktur hardware tetap seperti semula) . Oleh kare na itu , pada studi kasus ini yang akan dikaji adalah parameter x2 dan x3. Analysis Metoda perhitungan statistik untuk analisa yang dapat digunakan adalah seperti pada gambar berikut: ~+I ""JI,ml
U.w-"OU«l I • ...:s
y
~,T.
V.tn.)lJ{e
~! ... ltl-VMI
P,pl)IO
(ScaIlBf) PI(;!
C ~·Squ.l( Q
CCflliflg&l'Cy TaDle
·'.me SerI es Ana Iy5.-s 01 VanAI'IOe \A NOVA)
x --~---------4--------~--~ ~ ~
log lSllC Rogo5SI()n
Penca ri a n harga barang Pen gisia n data transaks i
Kapabi litas
Target
Rata rata
Std .d ev
Rata -rata
Sld .de v
4 .545
0.03
22
0.02
0.02
3. 1
0.02
detik 3.89
de tik per item barang
Dari hasil data di atas tern ya ta target yang
direncanakan tidak terlalu jauh dari kemampuan
saat ini sehingga mungkin dicapai dalam kurun
waktu si ngkat.
Improvement:
Berdasarkan fase pengukuran, ditemukan dua
factor yang berpeluang sebagai penyebab
lambatnya respons time yaitu :
Sentuk query yang kurang efisien pada kode
program (x2)
lumlah data yang cukup besar (x 3)
Sol usi ya ng d isarankan adalah :
I . Memecah tabel transaksi setiap telah mencapai jumlah record tertentu, mi sa ln ya setiap mencapai 50,000 record maka akan dibuat sebuah tabel transaksi baru dan tabel transaksi lama hanya diakses untuk proses rekapitulasi laporan bulanan . 2. Membuat tabel jenis barang sebagai tabel referensi dan memecah tabel barang menjad i satu tabel untuk setiap jenis barang, kecuali untuk jenis-jenis yang memiliki item barang kurang dari 5 item.
Couelauon
Ur.e.ar ana Non-lInear Regression
Setelah diujicobakan solusi ini, ternyata telah dicapai perubahan sebagai berikut : Dari hasil pengujian diperoleh data sebagai berikut :
. :.~~~I\ iJ~IV~l 'V\' N
U:l-I.ro~
j,
J.
,
.,
" "
'0 s.u,*
18
" "
A:.t)l')
" V l~ lJ. J.'l).I
71
..
Proses
Pencarian harga barang Pengisian data transaksi
Targe t
Kapabilitas saat ini RataStd.dev rata
Rata -rat a
Std . dey
2.5
0.03
2.2
0.0 2
00 2
3.1
0.02
deti k 2. 8
det ik per item barang
301
Dari tabe l tadias terl ihat bah wa has il ya ng dipem leh dari usaha peningkatan kualitas kinerja database dengan menerapkan dua so lu si tersebut sud ah cukup efekti f. Control Fase contro l meliputi pemantauan keeepa tan data transaksi, terutama pada saa t konsumen banyak untuk menganti sipasi menin gkatn ya beban kerja dan memperhi tun gkan peluang alternatifperbaikan lain ya ng bi sa dilak ukan . Kesimpulan : I. Six Sigma dapat diterapkan sebaga i metoda untuk peningkatan kualitas produk dan laya nan teknologi informasi . 2. Penerapan metoda Siz Si gma memungkinkan terjadinya proses penin gkatan kualitas ya ng bertahap, kontinyu dan sesuai denga n kapabi lit as organ isasi. Referensi [I ) Bostru p, Tore, " Database Performance Ph ilosophy" http://www.15seco nds.comlissue/040 11 5.ht
Platfor ur
Pengaksesan apl ikas i el1t elpri~ perusahaan, terutama perusah 2 mobile memu ngkinka n lIntuk Namun demikian , komputasi ko neksi. Untuk menunjang ek suatu kerangka perusahaan, ar Disal11ping itu , akses terhada~ sinkroni sas i antara da ta lokal l Pada tuli san ini di uraika n hasi l antara ap likasi pada mobile eli kajian ini mengg unakan Sync1 dil11ana laya nan jaringan dar memil iki form at atau men ggu diim plementasika n untuk ap lik
Kata kUl1ci.· enterprise, middle'
m
(2) Hallowe l, David L, "A Six Sigma Case Stlldy- Tutorial jor IT Call Center" http ://software. isizsig ma .comll ibrary/con te nt (3) Sch loff, Cha l-li e " 6-Sig/l/u Applied to IT", , Oakloand University, 2004. http ://www.oak land .ae.id : (4) Sl oan, Daniel "How to Use th e 66 Profit Strategy And Tools ", Sloan Consu lting, 2002 . http: //www.da niel sloan. com (5) Mullins, Craig S "Defi ni ng Database Pe rformance" http ://www.eraigsmullin s.comlenr_d b.htm :. 1998 [6] http://sixsigmatutorial .comlSix-SigmaiSix Sigma-Tutorial.aspx : "What Is Six Sigma
?"
1. Pendahuluan '
Kebutuh an pengaksesan infor dan ka pan pun menj ad i hal } era informasi saat ini . Salal untuk dapat melaku kan akse! pengo laha n maupu n pert u menggunakan peran gkat jeni! d ikena l dengan ist ila h pervasi\
Kebutu han pervasive compul denga n berkembang pes komputas i mobile seperti t Personal Digital Assistallt (F Dalam kerangka orga kebutuhan peran gkat komunik menj adi seb uah keharusan pcrusahaan ya ng memi lik i lapa ngan. Untu k menunjang pervasive terin tegrasi da lam suatu perangkat mobile tersebLJ men yimpan da ta secara I, mengakses data internal langsung. Sal ah sa tu solusi l kelllampuan terse but pada adal ah me Ia lui pembangun lIIiddleware plat/orlll . Platfc
302