perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN II NAMBANGAN SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh: EKA WARDANI X7110013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN II NAMBANGAN SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh: EKA WARDANI X7110013
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Eka Wardani
NIM
: X7110013
Jurusan/Program Studi
: PGSD
PENERAPAN LEARNING
UNTUK
MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MATA
PEMAHAMAN
QUANTUM KONSEP
PELAJARAN IPS PADA
SISWA KELAS IV SDN II NAMBANGAN TAHUN PELAJARAN ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Eka Wardani
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Quantum
Learning
untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran
Nama
: Eka Wardani
NIM
: X7110013
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada: Hari
:
Tanggal
:
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. Sadiman, M.Pd
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
NIP. 19540808198101004
NIP. 195905151987031002
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyana, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Sukarno, M.Pd
Anggota I
: Drs. Sadiman, M.Pd
Anggota II
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN II NAMBANGAN SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui Quantum Learning. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 37 siswa yang terdiri 16 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan adalah informasi dari narasumber yaitu guru kelas IV dan siswa kelas IV, hasil belajar siswa, dan buku penilaian pemahaman konsep perkembangan teknologi melalui Quantum Learning. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi empat buah komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 56 dengan ketuntasan klasikal 10,81%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 65 dengan ketuntasan klasikal 24,32%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78 dengan ketuntasan klasikal 83,78%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci
: Quantum Learning, pemahaman konsep perkembangan teknologi
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ` Eka Wardani. X7110035. LEARNING TO IMPROVE THE STUDENTS UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF TECHNOLOGICAL DEVELOPMENTS THE FOURTH GRADE OF SDN II NAMBANGAN SELOGIRI WONOGIRI IN 2011/2012 Skripsi. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty at Sebelas Maret University, July 2012. The aims of the research is to improve the students understanding of the concept of technological developments at the fourth grade of SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri with the application of Quantum Learning. The research was Classroom Action Research (CAR). The subjects of the research were the fourth grade students of SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri in 2011/2012 academic year that consisted of 37 students consisting of 16 male students and 21 female students. The data source used was the information from sources, those were the teacher of the fourth grade and the students of fourth grade, observation result data and learning process of understanding the concept of technological developments through Quantum Learning, test, and document review. To test the validity of data, the research used triangulation of data source and triangulation method. The data analysis technique used was interactive analitycal model includes 4 component namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusion/verification. The process of the research was conducted on two cycles. Each cycle is contains of planning, acting, observing, and reflecting. Based on the result of research, obtained an average value of the test before the action (prasiklus) was 56 with 10,81% classical exhaustiveness. In cycle one the class average rose to 65 with 24,32% classical exhaustiveness. In cycle two the class average increased to 78 with 83,78% classical exhaustiveness. It can be concluded that Quantum Learning can im[rove understanding of the comcept of technological developments at the fourth grade of SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri in 2011/2012 academic year.
Keyword
: Quantum Learning, understanding of the concept of technological developments
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
(Mario Teguh)
suatu bentuk ungkapan yang tidak dapat dilihat dengan cara apapun, melainkan hanya dapat dirasakan dalam
(Kahlil Gibran)
(Dewi Lestari)
kelihaian menyusun kalimat serta membangun konflik. Tetapi juga tanggung jawabmu pada karyamu sendiri. Hargai karyamu seperti
(Reni Erina)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta kasih teriring doa dan ungkapan syukur kehadirat Allah SWT tak lupa Sholawat senantiasa kulantunkan untuk-Mu kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Ibu dan Bapak tercinta, motivasi terbesar dalam hidupku untuk menjadi sukses. Kasih sayang dan doa kalian begitu berarti sehingga dapat mengantarkanku hingga seperti ini. Akan aku buktikan jika aku bisa menjadi seperti yang kalian inginkan.
Semua sahabat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, yang membuat hidupku lebih berwarna. Terima kasih atas motivasi dan ketulusan dalam menampung semua keluh kesahku.
Teman-temanku S1 Transfer PGSD angkatan 2010 semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga. Mari kawan kita mengejar mimpi kita, kitalah armada masa depan yang akan mengukir dunia.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta tenpatku menimba ilmu untuk masa depanku yang lebih cerah.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan sk
PENERAPAN QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN II NAMBANGAN
SELOGIRI
WONOGIRI
TAHUN
PELAJARAN
2011/2012 Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendididikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta .
3.
Drs. Sadiman, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4.
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
5.
Ibu Sukatmi, S.Pd, M.Pd. selaku Kepala SD Negeri II Nambangan yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri II Nambangan.
6.
Ibu Nila Febreiyani, A.Ma. selaku wali kelas IV SD Negeri II Nambangan yang telah merelakan waktunya untuk berkolaborasi dengan peneliti dalam penelitian.
7.
Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun material.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Keluarga besar SD Negeri II Nambangan yang telah membantu dan menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian.
9.
Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan kerjasamanya.
10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi ini. Dalam menyusun proposal skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Peneliti berharap semoga penyusunan skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca. Amin.
Surakarta, September 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .................................................................................................................... i PENGAJUAN ........................................................................................................ ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iii PERSETUJUAN................................................................................................... iv PENGESAHAN ...................................................................................................... v ANSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii MOTTO .............................................................................................................. viii PERSEMBAHAN................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................1 B.
Perumusan Masalah .........................................................................3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ...........................................................................4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5 A. Kajian Teori ..................................................................................... 5 1. Hakikat Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi ............. 5 a.
Pengertian Pemahaman ....................................................... 5
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
Pengertian Konsep ............................................................... 6
c.
Pengertian Pemahaman Konsep ...........................................7
d.
Pengertian IPS ...................................................................... 7
e.
Tujuan IPS ............................................................................8
f.
Materi dan Ruang Lingkup IPS ...........................................9
g.
Pembelajaran IPS di SD ....................................................10
h.
Pengertian Teknologi ........................................................11
2. Hakikat Quantum Learning .......................................................15 a.
Pengertian Quantum Learning .........................................15
b.
Karakteristik Umum Quantum Learning ........................17
c.
Prinsip Utama Quantum Learning ..................................17
d.
TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Quantum Learning ...........................................................................19
e.
Pelaksanaan Quantum Learning ......................................20
f.
Keunggulan dan Kelemahan Quantum Learning ............22
3. Hubungan Quantum Learning dengan Perkembangan Teknologi ..........................................................24 B.
Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................25
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................26 D. Perumusan Hipotesis ......................................................................29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................30 A. Setting Penelitian ...........................................................................30 B.
Subjek Penelitian............................................................................31
C. Bentuk Penelitian ..........................................................................31 D. Sumber Data ...................................................................................31
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E.
Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 32
F.
Validitas Data .................................................................................33
G. Analisis Data ..................................................................................34 H. Indikator Keberhasilan ...................................................................35 I.
Prosedur Penelitian.........................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................30 A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................39 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................39 2. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................................39 3. Deskripsi Siklus I ...................................................................................42 4. Deskripsi Siklus II ..................................................................................52 5. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ...........................................59 B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................61 1. Kondisi Awal ..........................................................................................61 2. Siklus I ....................................................................................................62 3. Siklus II ..................................................................................................63 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................66 A. Simpulan .................................................................................................66 B. Implikasi .................................................................................................67 C. Saran ......................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................71
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,dan Indikator Mata Pelajaran IPS kelas IV semester 2...............................10 Tabel 4.1. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Kondisi Awal..................................... 40 Tabel 4.2. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Siklus I ..............................................47 Tabel 4.3. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Tes Kondisi Awal dengan Siklus I ....................................48 Tabel 4.4. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ......................................56 Tabel 4.5. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siklus I dengan Siklus II ....................................................59
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 28 Gambar 3.1. Bagan Model Analisis Interaktif (Milles dan Hubbrman, 1992:19) ..................................................... 35 Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Kondisi Awal ...................................................................41 Gambar 4.2. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ..............................................47 Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Kondisi Awal dengan Siklus I .........................................48 Gambar 4.4. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ....................................56 Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siklus I dengan Siklus II .........................60
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Silabus ..................................................................................................................... 71 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ................................ 74 3. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus I Pertemuan I................................................................... 90 4. Sampel Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus I Pertemuan I................................................................... 91 5. Hasil Diskusi Siklus I Pertemuan 1 ...................................................................... 94 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ............................ 101 7. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus I Pertemuan II ............................................................... 116 8. Sampel Hasil Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus I Pertemuan II ............................................................... 117 9. Hasil Diskusi Siklus I Pertemuan II ................................................................... 120 10. Daftar Presensi Siklus I Pertemuan 1 & II ........................................................ 127 11. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I .................................................. 129 12. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ....................................... 140 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ............................ 145 14. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan I ............................................................... 159 15. Sampel Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan I ............................................................... 160 16. Hasil Diskusi Siklus II Pertemuan 1 .................................................................. 163 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ............................ 170 18. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan II ..............................................................183 19. Sampel Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan II ..............................................................184 20. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ................................................. 187
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ...................................... 198 22. Daftar Presensi Siklus II Pertemuan 1 & 2 ....................................................... 203 23. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Kondisi Awal ............................................................................ 205 24. Sampel Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Kondisi Awal ............................................................................ 206 25. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus I ....................................................................................... 209 26. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkemba ngan Teknologi Pada Siklus II ..................................................................................... 210 27. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ................................... 211 28. Dokumentasi Sebelum Tindakan ........................................................................ 212 29. Dokumentasi Pada Siklus I ................................................................................. 213 30. Dokumentasi Pada Siklus II ................................................................................ 215
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mutlak diperlukan oleh setiap individu, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Dengan pendidikan manusia dapat meraih masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Terlebih karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan jaman. Maka dari itu, setiap individu memerlukan pendidikan agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan di sekolah dasar. IPS menggambarkan kekomplekan masyarakat dan tuntutan perkembangan masyarakat yang mendunia (global). Tujuan IPS adalah menjelaskan kompleksitas kehidupan masyarakat akibat ledakan ilmu dan teknologi supaya dapat dijadikan bekal untuk bertindak dengan tepat. Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran IPS tersebut guru menghadapi suatu masalah pembelajaran di kelas. IPS masih saja dianggap sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan dan sulit untuk dipahami. Hal ini dapat dilihat di beberapa sekolah-sekolah dasar maupun di sekolah menengah pertama dan menengah atas. Sebagian besar siswa cenderung merasa bosan pada pembelajaran IPS karena bersifat hafalan. Siswa hanya menjadi objek yang hanya dijejali informasi yang dianggap penting tanpa adanya keaktifan siswa. Di samping itu, pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu sebatas mencatat, mendengarkan dan menghafal sehingga siswa menjadi bosan. Selain itu, guru juga merasa kurang bersemangat di dalam membelajarkan mata pelajaran tersebut. Sehingga hasil belajar IPS di beberapa sekolah bisa dikatakan masih rendah. Peran guru sebagai pusat pembelajaran masih sangat dominan atau dapat dikatakan teacher center. Padahal pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center. Ketika pembelajaran berlangsung,
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 sebaiknya
guru
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menarik
dan
menyenangkan. Guru harus mampu mengembangkan tingkat keterampilan berpikir kritis sehingga siswa akan antusias terhadap materi yang diajarkan dan akan berdampak pada hasil belajar IPS. Selain itu, sebagian besar guru masih menggunakan model pembelajaran yang monoton dan konvensional. Kelemahan guru dalam mengajar adalah rendahnya pengetahuan tentang metode mengajar, belum adanya variasi media pembelajaran, dan guru hanya menggunakan buku sebagai sumber utama mengajar tanpa memberikan kesempatan kepada siswa
media dan sumber belajar yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dapat merangsang anak untuk lebih memperhatikan dan berupaya mengembangkan apa yang telah diterimanya. Oleh karena itu, guru sebagai subyek dalam pembelajaran harus dapat memilih dan menyajikan media dan sumber belajar yang tepat dan aktif sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan dapat diterima dan dikembangkan siswa dengan baik. Proses pembelajaran didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif dan tidak bersemangat (Trianto, 2007: 1). Hal tersebut berdampak pada siswa yaitu siswa cenderung jenuh dan tidak bersemangat sehingga berdampak pada hasil belajar IPS. Permasalahan di atas juga terjadi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan pada pembelajaran IPS. Sebagian besar siswa belum bisa memahami konsep yang telah diajarkan oleh guru bahkan mereka cenderung lupa. Hal tersebut berasal dari fakta hasil belajar IPS konsep Perkembangan Teknologi pada kondisi awal dari siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan menunjukkan bahwa dari 37 siswa, sebanyak 10,81% atau hanya 4 siswa saja yang memperoleh nilai di atas KKM. Nilai KKM yang diberikan adalah 72. Jadi sebanyak 89,19% atau 33 siswa belum bisa menuntaskan materi yang diberikan (lampiran 23 halaman 205). Hal ini menjadi bukti bahwa siswa kurang memahami konsep Perkembangan Teknologi yang diajarkan karena guru kurang menanamkan konsep tersebut pada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Untuk mengatasi permasalahan tersebut kiranya diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dan pemahaman konsep bagi siswa salah satunya dengan penerapan Quantum Learning .Quantum Learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa dengan gaya pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa untuk aktif mengemukakan pendapatnya. Keaktifan siswa dalam Quantum Learning merupakan faktor yang sangat dominan, selain itu model pembelajaran ini juga menekankan pada kerjasama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Quantum Learning
merupakan model pembelajaran yang dapat
menghidupkan dan memperkuat kembali kepada kegembiraan dan kecintaan belajar. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul
Penerapan Quantum Learning untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Perkembangan Teknologi Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011 / 2012
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri Tahun Pe
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui Quantum Learning.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan ilmu bagi dunia pendidikan khususnya dalam konsep perkembangan teknologi dan dapat mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya pemahaman konsep perkembangan teknologi. 2) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan penerapan model Quantum Learning . 3) Siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran IPS. b. Bagi Guru 1) Dapat mempermudah penyampaian pembelajaran IPS melalui model Quantum Learning. 2) Menambah semangat dalam mengajar. 3) Memperbanyak model pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Dapat meningkatkan prestasi sekolah. 2) Pembelajaran IPS di SD menjadi lebih efektif dan menyenangkan. 3) Sekolah mendapat tambahan masukan tentang tata cara melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Hakikat Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi
a. Pengertian Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian: pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran:pandangan, (4) mengerti benar (akan);tahu benar (akan), (5) pandai dan mengerti benar. Menurut Depdikbud (1994:74), apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami, berarti: (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham), sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami atau cara mempelajari baik-baik supaya paham dan mengerti banyak. Menurut Nana Sudjana (1992:24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori (1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip, (2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagianbagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, (3) Tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ekstrapolasi. emahaman
merupakan
kemampuan untuk menjelaskan situasi atau tindakan yang meliputi 3 aspek yakni kemampuan
mengenal,
menjelaskan
dan
menginterpretasi
atau
menarik
Pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang dipelajari. Hal ini dapat ditunjukan dengan menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 sesuatu hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih merupakan pemahaman tingkat rendah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah proses mengetahui keadaan jiwa melalui ekspresi yang diberikan melalui indera. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian terhadap ekspresi yang dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang sesuatu yang dipelajari sehingga menjadi baik. b. Pengertian Konsep Banyak pengertian tentang konsep yang berkembang di kalangan ahli kognitif dan pendidikan, misalnya saja, Hulse, Egeth dan Deese dalam Suharnan (2005) mendefinisikan konsep sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu. Konsep merupakan bayangan mental, ide dan proses. Menurut Solso (2001) Pembentukan konsep merupakan ketajaman berpikir dalam mengklasifikasikan objek atau ide. Walgito (2010) mengemukakan bahwa konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri-ciri suatu objek atau kejadian. (misalnya konsep tentang manusia, segitiga, merah, belajar, dan sebagainya). Dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian, memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan benda-benda atau kejadian-kejadian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu yang sifatnya abstrak yang digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri suatu kejadian dan dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu, sehingga dapat dilakukan klasifikasi terhadap kejadian tersebut. Begitu pentingnya pemahaman konsep bagi proses berpikir kita, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat pemahaman tentang suatu konsep, yaitu: 1) Konsep membantu proses mengingat dan membuatnya lebih efisien, 2) Konsep membantu kita menyederhanakan dan meringkas informasi, komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut, 3) Konsep menentukan apa yang diketahui atau diyakini seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 c. Pengertian Pemahaman Konsep Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman konsep. Pembelajaran
suatu konsep sering muncul sebagai
pengalaman peristiwa nyata atau situasi yang dialami seseorang di dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dalam menerima dan memahami konsep dasar dari materi yang disampaikan. Pengertian memperoleh
dari
makna
dari
pemahaman ide
konsep
abstrak
adalah
sehingga
kemampuan
dapat
untuk
digunakan
atau
memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan suatu obyek atau kejadian tertentu. Menurut Heruman (2008:3) pemahaman konsep adalah pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep yang disampaikan kepada mereka. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memperoleh makna agar seseorang memahami suatu konsep
dan
memungkinkan
seseorang
untuk
mengelompokkan
atau
menggolongkan suatu obyek atau kejadian tertentu.
d. Pengertian IPS IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya (Djodjo Suradisastra, 1992:4). Oleh karena itu, yang menjadi pokok kajian atau bahan pembiacaraan dalam IPS ialah tentang hubungan antar manusia dan latar telaahnya adalah kehidupan nyata manusia. Menurut Nasution dalam Dakir (2005:6), IPS adalah suatu program pendidikan
yang
merupakan
suatu
keseluruhan
yang
pada
pokoknya
mempersoalkan dan membiacarakan manusia dan lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Sedangkan Somantri (2001:103) mengemukakan bahwa
IPS adalah
suatu upaya penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari kehidupan manusia dengan lingkungannya yang dilihat dari segi geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.
e. Tujuan IPS Nursid Sumaatmadja (2006) mengemukakan bahwa tujuan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Tujuan IPS dapat disejajarkan dengan tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di dalam ranah kognitif dikatakan bahwa hal-hal tentang manusia dan dunianya itu harus dapat dinalar supaya dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan yang rasional dan tepat. Sehingga dapat dijadikan alat berkiprah dengan tepat dalam hidup yang menjadi bagian dari ranah afektif. Sedangkan ranah psikomotornya adalah perilaku atau tindakan yang akan diambil untuk menindaklanjuti keputusan yang telah diambil tersebut. Menurut Fenton dalam A. Dakir (2005:9) dikemukakan ada 3 tujuan IPS yaitu: 1) Mempersiapkan anak didik menjad warga Negara yang baik. 2) Mengajar anak didik berkemampuan berpikir. 3) Agar anak didik melanjutkan kebudayaan bangsanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Sementara itu, A. Dakir (2005:9) mengemukakan tujuan IPS di Indonesia yakni: 1) Lingkungan geografis tempat manusia serta interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya. 2) Struktur kebudayaan dan cara hidup manusia di Negara sendiri dan Negara lain. 3) Cara manusia membudayakan lingkungannya untuk menjamin hidupnya dan mempertinggi kesejahteraan hidupnya. 4) Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap kehidupan manusia. 5) Pengaruh pertambahan penduduk terhadap lingkungan fisik dan sumber tenaga alam. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari IPS adalah membentuk siswa menjadi warga Negara yang baik melalui pemerolehan pengetahuan, nilai sosial maupun keterampilan hidup. Menjadikan siswa pandai dalam hal pengetahuan dan teknologi saja belum cuku, siswa tersebut juga harus mempunyai nilai sosial atau budi pekerti maupun keterampilan hidup. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
f. Materi dan Ruang Lingkup IPS IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, tata Negara, dan sejarah. IPS yang diajarkan di SD terdiri dari dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan. Mustofa mengemukakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang membahas gejala-gejala sosial yang dapat dijangkau geografi dan sejarah. Teknologi dan komunikasi adalah salah satu kebutuhan sosial manusia. Oleh karena itu, teknologi dan komunikasi tidak luput dalam pembelajaran IPS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 g. Pembelajaran IPS di SD Pendidikan IPS di SD bertujuan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya serta diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri II Nambangan, tujuan pembelajaran IPS di SD adalah agar siswa mampu mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku yang kritis, kreatif, dan mandiri. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, sikap sosial, dan pengetahuan sendiri difasilitasi guru.
Tabel 2.1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Mata Pelajaran IPS kelas IV semester 2 No
1.
Standar
Kompetensi
Materi
Indikator
Kompetensi
Dasar
pokok
2.Mengenal
2.3.Mengen
Perkemb
2.3.1. Membandingkan jenis-jenis
Sumber
al
angan
teknologi untuk berproduksi yang
Daya Alam
perkemban
teknologi
digunakan masyarakat pada masa
(SDA) dan
gan
lalu dan masa kini. (afektif)
kegiatan
teknologi
2.3.2. Memberikan contoh bahan
ekonomi
produksi,
baku yang dapat diolah menjadi
komunikasi
beberapa barang produksi. (kognitif
, dan
produk)
transportasi
2.3.3. Membuat diagram alur proses
serta
produksi dari kekayaan alam yang
pengalaman
tersedia. (kognitif proses)
menggunak
2.3.4. Memberikan contoh alat-alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 annya
komunikasi masa lalu dan masa kini. (kognitif produk) 2.3.5. Membandingkan alat-alat teknologi komunikasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini. (afektif) 2.3.6. Memperagakan cara menggunakan alat-alat komunikasi masa lalu dan masa kini. (psikomotorik) 2.3.7. Memberikan contoh alat transportasi masa lalu dan masa kini. (kognitif produk) 2.3.8. Membandingkan alat-alat transportasi masa lalu dan masa kini (afektif)
Sumber: KTSP Sekolah Dasar Model Silabus Kelas IV
h. Pengertian Teknologi Saettler dalam H. Hamzah (2010:21) mendefinisikan bahwa teknologi sebagai upaya yang lebih berpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan dengan mesin dan peralatan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001) teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Rosida (2004:32) mengemukakan bahwa teknologi sebagai hasil kemajuan dari ilmu dan pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk teknik dan peralatan. Semua hasil kemajuan dalam bentuk teknologi tersebut digunakan untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) agar berguna bagi kesejahteraan manusia. Berbagai macam teknologi antara lain yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 1) Teknologi Produksi Menurut
Assauri
(1995)
produksi
adalah
kegiatan
untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Rosida, Ratna Puspita, Edy Purwanto (2004:32) mengemukakan bahwa produksi adalah menghasilkan sesuatu dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Untuk mengolah bahan baku dari alam, manusia tidak hanya memerlukan cara atau ide tetapi juga membutuhkan peralatan untuk mengolahnya. Peralatan tersebut hasil perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia. Peralatan yang digunakan manusia pada masa lalu jauh berbeda dengan peralatan yang digunakan pada masa sekarang. Pada masa lalu manusia hanya menggunakan bahan yang tersedia di alam dengan mendesain bahan tersebut secara sederhana. Pada masa sekarang, manusia memanfaatkan bahan-bahan tersebut dalam tingkatan yang lebih tinggi dan kompleks. Seiring perkembangan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki manusia, maka peralatan untuk memproduksi barang pun semakin baik dan modern. a) Jenis-jenis teknologi produksi masa lalu. Teknologi produksi yang digunakan pada masa lalu adalah teknologi produksi tradisional. Contohnya, pembuatan alat-alat rumah tangga yang menghasilkan barang-barang seperti gerabah, panic, penggorengan, tempayan, cobek, dan kompor. Teknologi produksi tersebut dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan dirangkai dengan teknik sederhana. b) Teknologi produksi masa kini Kebutuhan manusia semakin beragam, hal itu akan menuntut perkembangan
teknologi
produksi.
Saat
ini,
mesin-mesin
berteknologi tinggi telah digunakan untuk berbagai jenis kegiatan produksi. Teknologi produksi dengan menggunakan modal besar dan teknologi produksi tepat guna adalah jenis teknologi yang berkembang pada saat ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Contoh penggunaan teknologi produksi yang menggunakan modal besar dapat dilihat pada industri perakitan mobil, pembuatan kapal laut dan sebagainya. Contoh industri yang menggunakan teknologi tepat guna adalah percetakan koran, pembuatan film, perakitan televisi dan industri pesawat terbang.
2) Teknologi Komunikasi Himstreet
&
Baty
mengemukakan
bahwa secara
harfiah,
komunikasi berasal dari Bahasa Latin: Communis yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar
anggota
organisasi
untuk
menekan
segala
kemungkinan
kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Menurut Saidiharjo (2004:43), komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Cara manusia berhubungan dengan orang lain atau berkomunikasi ternyata berkembang pesat dari masa ke masa. Artinya, semula dengan cara sederhana kemudian berkembang ke cara yang maju. Perkembangan teknologi komunikasi menyebabkan orang dapat memberikan atau meminta berita langsung dari orang lain dari jarak jauh. Bahkan, sekarang ada hubungan informasi melalui internet dengan fasilitas e-mail yang berarti surat elektronik yaitu surat-menyurat melalui internet atau jaringan informasi internasional yang dapat dibaca dalam komputer.
3) Teknologi Transportasi Menurut Tantya Wisnu P dan Winardi (2008:182), transportasi adalah sarana pengangkutan
manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Transportasi
baru
bisa
berjalan
jika
ada
alat
untuk
menghubungkannya. Alat tersebut berupa jalan raya, perairan laut atau sungai, dan lapangan udara. Itulah sebabnya muncul perhubungan darat, perhubungan udara, dan perhubungan laut. Transportasi darat, udara, dan laut sudah mengalami perkembangan yaitu dari angkutan sederhana sampai menjadi sangat maju. Sementara itu, Retno Heny Pujiati dan Umi Yuliati (2008) mendefinisikan bahwa teknologi merupakan ilmu yang menggali berbagai ilmu terapan. Teknologi juga sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah kehidupan. Jadi teknologi dapat beruwujud ilmu dapat pula berupa peralatan, di antaranya: a)
Teknologi peralatan rumah tangga Contoh teknologi peralatan rumah tangga adalah lampu, jam dinding, mesin cuci, mesin penghisap debu, kompor gas, kipas angin, pemotong rumput dan lain sebagainya.
b) Teknologi produksi Teknologi produksi merupakan alat dan cara yang digunakan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa. Contoh teknologi produksi adalah mesin traktor, mesin pemintal benang, mesin penggiling padi, mesin pemotong kayu dan lain sebagainya. c)
Teknologi transportasi Transportasi atau pengangkutan
adalah memindahkan barang atau
orang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Alat transportasi adalah alat yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang. Transportasi baru bisa berjalan jika ada alat untuk menghubungkan. Alat tersebut berupa jala raya, perairan laut atau sungai, dan lapangan udara. Itulah sebabnya muncul perhubungan darat, perhubungan udara, dan perhubungan laut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 d) Teknologi komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan mengirim dan menerima pesan. Contoh teknologi komunikasi adalah radio, televisi, telepon dan internet. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa teknologi adalah ilmu yang berpusat pada peningkatan keterampilan menggali berbagai ilmu terapan yang diwujudkan dalam bentuk teknik dan peralatan
3.
Hakikat Quantum Learning
a. Pengertian Quantum Learning Kata Quantum Learning berasal dari dua kata yaitu quantum dan learning. Definisi Quantum, menurut Stephen Hawking adalah suatu unit terkecil yang gelombangnya bisa memancarkan atau menyerap energi. Quantum Learning is powerful and engaging teaching anda learning methodology that intregrates best educational practices into a unified whole. This synergistic approach to the learning procces covers both theory and practice. It
attitidus towards the learning process. These integrated, comprehensive programs turn abstract theory into practical applications that can be used immediately in the classroom.(www.qln.com). Yang dapat diartikan Pembelajaran Quantum adalah metode belajar mengajar yang menarik dan berkarakter yang disatukan ke dalam praktik pendidikan yang terbaik. Metode ini menjalankan secara bersamasama proses pembelajaran antara teori dan praktik. Metode ini telah membuktikan dapat meningkatkan prestasi akademik dan memperbaiki sikap siswa terhadap pembelajaran. Ini program yang lengkap, menyatu, penerapan sederhana dari teori ke dalam praktik, yang dapat digunakan segera di dalam ruang kelas. Menurut Bobbi DePorter dan Hernacki (2000:14) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum Learning
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc2. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi; hubungan; inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (Porter dan Henacki, 2000:16). Quantum Learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti. Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki mengungkapkan bahwa Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode kami sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori stategi belajar yang lain, seperti: (1) Teori otak kanan dan kiri, (2) Teori otak triune (3 in 1), (3) Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik), (4) Teori kecerdasan ganda, (5) Pendidikan holistic (menyeluruh), (6) Belajar berdasarkan pengalaman, (7) Belajar dengan symbol (Metaphoric learning), (8) Simulasi / permainan. Quantum Learning mengarahkan pada pembelajaran yang efektif dan bermakna. Keajaiban SuperCamp telah membuktikan bahwa melalui Quantum Learning hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat memuaskan. Siswa-siswa yang menerapkan Quantum Learning menunjukkan prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran yang biasa. Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Quantum Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengedepankan suasana yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 menyenangkan selama pembelajaran. Baik melalui penataan kelas, penggunaan berbagai media maupun pemberian sugesti atau motivasi positif. Quantum Learning bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus untuk menghidupkan kembali kegembiraan dan kecintaan siswa dalam belajar. b. Karakteristik Umum Quantum Learning Menurut Sugiyanto (2009:73) Quantum Learning memiliki karakteristik yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut: (a)
Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai, (b) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistic, bukan positivismlebih bersifat konstruktivis, (d) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna, (e) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi, (f) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau kedaan yang dibuat-buat, (g) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran, (h) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran, (i) Pembelajaran kuantum sangat memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material, (j) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebaai bagian penting proses pembelajaran, (k) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban, (l) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas dan pikiran dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Quantum
Learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada suasana belajar yang alami, tidak dibuat-buat, dan menyenangkan. Di dalam Quantum Learning, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat yang beragam sehingga dapat dicapai suatu totalitas dan pikiran dalam proses pembelajaran. c. Prinsip Utama Quantum Learning Menurut Sugiyanto (2009:78) Quantum Learning dibangun di atas aturan aksi, hokum, aksioma, dan atau doktrin fundamental mengenai pembelajaran dan pembelajar. Ada tiga macam prinsip uatama yang membangun sosok Quantum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Learning. Ketiga prinsip utama yang membangun Quantum Learning tersebut adalah: 1) Quantum Learning dibangun berdasarkan prinsip utama yaitu Bawalah Dunia Mereka (Pembelajaran) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar) 2) Quantum Learning memiliki 5 prinsip dasar yang mempengaruhi semua aspek dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip itu antara lain: (a) Ketahuilah gahwa segalanya berbicara, (b) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan, (c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penanaman, (d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran, (e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan. 3) Quantum Learning juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bai terbentuknya keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan adalah jantung fondasi Quantum Learning. Ada delapan kunci keunggulan itu antara lain: (a) Terapkan hidup dalam integritas, (b) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan, (c) Berbicaralah dengan niat baik, (d) Tegaskanlah komitmen, (e) Jadilah pemilik, (f) Tetaplah lentur, (g) Pertahankanlah keseimbangan. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga mengharuskan pengajar untuk membangun jembatan outentik memasuki kehidupan pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimilki pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar menuju kesadaran ilmu yang lebih luas. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan, maka baik pengajar maupun pembelajar akan memperoleh pemahaman baru. Ini berarti dunia pembelajar diperluas, dan dunia pengajar diperluas. Disinilah dunia kita menjadi bersama pengajar dan pembelajar. Inilah dinamika pembelajaran manusia selaku pembelajar. Ketiga prinsip tersebut sangat mempengaruhi semua aspek dalam pembelajaran kuantum. Segala bentuk usaha yang dilakukan dan terjadi selama proses pembelajaran harus dihargai dan diakui karena proses pembelajaran yang terjadi merupakan proses belajar yang bermakna dan bertujuan. Dalam Quantum Learning
berlaku
prinsip
bahwa
pembelajaran
harus
berdampak
pada
terbentuknya suatu keunggulan. Keunggulan yang telah dicapai tersebut diharapkan dapat membawa pada kesuksesan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 d. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Quantum Learning Menurut DePorter (2005:89) dalam Quantum Learning dikenalkan dengan konsep TANDUR untuk mempermudah mengingat dan untuk keperluan operasional pembelajaran. TANDUR merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur ini membentuk basis struktur yang melandasai Quantum Learning. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, jika pada para guru betul-betul menggunkaan prinsip-prinsip atau nilai-nilai Quantum Learning. Kerangka ini juga memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih, dan mejadikan isi pelajaran nyata baik mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar. Kerangka perancangan Quantum Learning TANDUR adalah sebagai berikut: a) Tumbuhkan Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan diajarkan. b) Alami
c) Namai konsep pokok dari materi pelajaran. d) Demonstrasikan Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. e) Ulangi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan posttest, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar hasil belajar. f) Rayakan Jika layak dipelajari,
maka layak pula
dirayakan. Perayaan
menambahkan belajar dengan asosiasi positif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan motivasi kepada siswa yang aktif sebagai salah satu saran untuk meningkatkan semangat belajar siswa. e. Pelaksanaan Quantum Learning Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam Quantum Learning adalah: 1) Kekuatan Ambak Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (DePorter dan Hernacki, 2000:49). Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam belajar, karena dengan adanya motivasi maka keinginan unuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi dan dihubungkan pada dunia nyata. 2) Penataan Lingkungan Dalam proses belajar mengajar, penataan lingkungan sangat diperlukan, karena dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya. Selain itu, dengan penataan lingkungan akan memudahkan dalam mengembangkan dan mempertahankan sikap positif, penataan lingkungan yang baik meliputi perabotan, pencahayaan, iringan musik (instrument), poster/gambar/papan pajangan
(visual),
penempatan
persediaan,
temperatur,
tanaman,
kenyamanan, suasana hati secara umum. 3) Memupuk sikap juara Hambatan dominan yang ada dalam diri siswa adalah tidak adanya sikap juara. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah komentar negatif dari orang-orang di sekitar. Hal ini diperkuat oleh DePorter dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
kepercayaan diri, melaporkan hasil penulisan dimana seratus anak ditunjuk untuk seorang periset selama satu hari. Penemuan Canfield adalah bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negative atau kritik dan hanya 75 komentar positif atau yang bersifat pujian kepada siswa agar kemauan belajar siswa tetap terjaga. Selain itu, pujian dari guru juga berfungsi untuk menyeimbangkan dengan komentar-komentar negatif yang diperoleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya. 4) Menemukan gaya belajar yang tepat
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ada berbagai macam gaya belajar yang kita ketahui, yaitu: visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar) dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada suatu gaya belajar saja. 5) Membiasakan mencatat Kegiatan mencatat merupakan salah satu kegiatan yang kurang menyenangkan bagi siswa. Hal ini meungkin disebabkan karena bentuk catatannya yang membosankan, yang terdiri dari beribu-ribu kata tanpa adanya gambar-gambar atau visualisasi. Hal tersebut dapat dirubah dengan cara memberikan berbagai warna, simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri. Dengan sedikit mengubah bentuk catatan, diharapkan siswa lebih termotivasi untuk mencatat, karena mencatat merupakan kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran. Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. (DePorter dan Hernacki. 2000:146). 6) Membiasakan membaca Membaca adalah kegiatan untuk mendapatkan sebuah informasi melalui sebuah teks bacaan. Sehingga membaca sangat penting dalam proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 pembelajaran, karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku pengetahuan yang lain. 7) Jadikan anak lebih kreatif Siswa yang kreatif adalah siswa yang mempunyai rasa ingin tahu, suka mencoba hal-hal baru dan sengan bermain. Untuk menumbuhkan sikap kreatif ini guru harus menjauhkan siswa dari perasaan takut akan suatu kegagalan, menumbuhkan keberanian untuk mengambil resiko seta selalu mendorong siswa untuk mencoba hal-hal baru. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu memecahkan masalah dengan berbagai cara dan menghasilkan ide-ide baru dalam belajarnya. 8) Melatih kekuatan memori anak Memori atau ingatan merupaka bagian penting dari otak. Otak kita memiliki kemampuan untuk mengingat segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Akan tetapi, untuk mendapatkan kemampuan tersebut diperlukan latihan rutin. Otak kita mengingat lebih baik terhadap hal-hal yang mengesankan bagi kita. Hal ini seperti yang disampaikan DePorter dan
yang dicirikan oleh salah satu atau beberapa berikut: (a) Asosiasi indrawi, terutama visual (b) Konteks emosional, seperti cinta, kebahagiaan, dan kesedihan (c) Kualitas yang menonjol atau berbeda (d) Kebutuhan untuk bertahan hidup (e) Hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi (f) Hal-hal yang diulang-ulang (g) Hal-hal yang pertama dan terakhir dalam suatu sesi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 f. Keunggulan dan Kelemahan Quantum Learning Sama halnya dengan teori-teori belajar yang lain, terdapat keunggulan dan kelemahan ketika mengembangkan atau mengiplementasikan metode Quantum Learning. Keunggulan Quantum Learning menurut Sugiyanto (2007) yaitu: 1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. 2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis3) Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis. 4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. 5) Pembelajaran
kuantum
sangat
menekankan
pada
pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. 6) Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 7) Pembelajaran
kuantum
sangat
menekankan
kebermaknaan
dan
kebermutuan proses pembelajaran. 8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. 9) Pembelajaran
kuantum
memusatkan
perhatian
pada
pembentukan
ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material. 10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. 11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. 12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelemahannya adalah: 1) Membutuhkan pengalaman yang nyata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Guru di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Quantum Learning harus memiliki pengalaman yang nyata mengenai hal atau materi yang akan disampaikan kepada siswanya. Dengan demikian, seharusnya guru lebih dari sekedar tahu tentang banyak hal bukan hanya sekedar perkiraan semata. 2) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Siswa di dalam pembelajaran dengan Quantum Learning harus memiliki motivasi atau semangat di dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus selalu menumbuhkan motivasi siswa yang sulit dimunculkan dan membutuhan waktu yang lama. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi siswa yang berbeda-beda. 3) Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa Salah satu hambatan bagi guru terhadap siswanya adalah kesulitan mengidentifikasi keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini merupakan suatu kendala dalam menerapkan Quantum Learning di dalam pembelajaran yang diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki keterampilan yang tidak sama atau heterogen.
4. Hubungan Quantum Learning dengan Perkembangan Teknologi Konsep perkembangan teknologi merupakan salah satu konsep yang nyata bagi siswa. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi sudah menjadi sesuatu yang biasa di dalam kehidupan
siswa. Namun meskipun demikian, siswa belum bisa memahami
secara menyeluruh konsep tersebut, sehingga konsep tersebut kurang diminati oleh siswa. Untuk membangkitkan semangat dan rasa ingin tahu siswa, maka diperlukan penerapan Quantum Learning. Karena Quantum Learning itu sendiri memiliki tujuan meningkatkan kemampuan belajar siswa sekaligus menghidupkan kembali kegembiraan dan kecintaan siswa dalam belajar. Selain itu, dengan konsep TANDURnya, Quantum Learning mengajak siswa belajar dengan menciptakan pengetahuan umum terlebih dahulu mengenai konsep perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 B. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun
penelitian
yang relevan
dengan
penelitian
yang
akan
dilaksanakan adalah: 1. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Saudari Dina Yulia Mustafa (2011)
Pemahaman Konsep Energi pada Siswa Kelas III SD Negeri Tepisari 02
Dalam penelitiannya, Saudari Dina menuliskan hasil kesimpulannya bahwa melalui penerapan model Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA konsep Energi pada siswa kelas III SDN Tepisari 02 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.Hal tersebut ditunjukkan dengan pada kondisi awal nilai rata-rata nilai hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 58,91 dengan ketuntasan klasikal 33,33%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 65,41 dengan ketuntasan klasikal 66,67%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,5 dengan ketuntasan klasikal 91,67%. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Saudari Dina dengan penelitian ini adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran. Metode Quantum Learning yang digunakan Saudari Dina ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai objek penelitian dan subjek penelitian. Saudari Dina menggunakan metode Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep energi gerak pada siswa kelas II SD Negeri Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo. 2. Penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilakukan oleh Saudara Slamet Ra
Cooperative Learning dengan
Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar IPS Konsep Usaha Ekonomi di Indonesia pada Siswa Kelas V SDN 3 Klego Boyolali Tahun
Dalam
penelitiannya,
Saudara
Slamet
menuliskan
hasil
kesimpulannya bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar IPS konsep usaha ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V SDN 3 Klego Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal tersebut ditunjukkan dengan pada kondisi awal dengan nilai rata-rata 52,33 menjadi 59 pada siklus I meningkat 6,67 dan mencapai 83,67 pada siklus II meningkat 31,34. Pada siklus ini ketuntasan klasikal sudah tercapai 87,67%. Hanya tinggal 2 siswa yang belum tuntas dikarenakan mengalami kesulitan dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah karena kedaan orangtua (buta huruf, ekonomi yang memprihatinkan, saudara-saudara idiot dan tidak bersekolah). Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Saudara Slamet dengan penelitian ini adalah mata pelajaran yang dihadapi yang menjadi objek penelitian. Saudara Slamet mengalami permasalahan yaitu ketidaktuntasan pembelajaran mata pelajaran IPS pada konsep usaha ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Sedangkan perbedaannya adalah cara pemecahan masalahnya dan subjek penelitiannya. Saudara Slamet menggunakan metode Jigsaw untuk mengatasi permasalahan pemahaman konsep usaha ekonomi pada siswa kelas V SDN 3 Klego Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penulisan, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal, pemahaman konsep Perkembangan Teknologi pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri tergolong masih rendah, terbukti dari hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari 37 siswa, sebanyak 11% atau hanya 4 siswa saja yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 72. Nilai rata-rata kelas masih di bawah KKM yaitu 65. Jadi sebanyak 89% atau 33 siswa belum bisa menuntaskan materi yang diberikan. Hal ini menjadi bukti bahwa siswa kurang memahami konsep materi yang diajarkan. Faktor yang menjadi penyebabnya antara lain, 1) siswa kurang antusias dan jenuh selama mengikuti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 pelajaran IPS, 2) siswa sulit menghafalkan materi yang telah diberikan, 3) pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu masih menggunakan metode cermah, mencatat, dan mendengarkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan penerapan model pembelajaran Quantum Learning yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa, khususnya pemahaman
konsep
pada
perkembangan
teknologi.
Penggunaan
model
pembelajaran Quantum Learning akan membuat siswa aktif dan menghidupkan suasana pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna untuk siswa. Melalui konsep TANDUR, para siswa akan berbagi pengetahuan dan ketrampilan yang memungkinkan mereka saling belajar untuk membentuk kompetensi diri masing-masing ke arah yang lebih baik. Melalui penerapan Quantum Learning akan diterapkan pada siklus I dan Siklus II yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh hasil bahwa dengan
Quantum
Learning
dapat
meningkatkan
pemahaman
konsep
Perkembangan Teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri, maka dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Kondisi Awal
Tindakan
Penerapan metode konvensional dalam menyampaikan konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan
Penerapan Quantum Learning dalam menyampaikan konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan
Pemahaman siswa kelas IV SD N II Nambangan tentang perkembangan teknologi masih rendah
Siklus I (Perencanaan, tindakan, observasi, refleksi)
Siklus II (Perencanaan, tindakan, observasi, refleksi)
Kondisi Akhir
Penerapan Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: Quantum
Learning
maka
pemahaman
konsep
Perkembangan Teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri. Tempat tersebut dipilih karena beberapa pertimbangan diantaranya di SD Negeri II Nambangan terdapat data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian, selain itu peneliti juga telah memiliki hubungan baik dengan sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama lima bulan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga terselesainya laporan ini, yaitu mulai bulan Januari sampai Juni 2012.
No 1
2
3
4 5 6 7
Jenis Kegiatan Penyusunan dan pengajuan proposal Mengurus ijin penelitian Pelaksanaan penelitian Analisis data Penyusunan laporan Ujian Skripsi Revisi Skripsi
Januari Februari
Bulan Maret April
commit to user 30
Mei
Juni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dilakukan pada kelas IV sejumlah 37 siswa yang terdiri 16 siswa laki-laki
dan 21 siswa perempuan di SD Negeri II Nambangan,
Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2011 / 2012. C. Bentuk Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menjadi instrument dalam penelitian ini. Peneliti berperan sebagai guru yang melaksanakan tindakan-tindakan kepada para siswa. Peneliti akan terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dari subjek penelitian. Informasi yang diperoleh langsung dari subjek penelitian adalah hasil tes dan observasi. Sesuai karakteristik PTK maka penelitian ini dibagi ke dalam beberapa siklus tindakan. Sebuah siklus tindakan merupakan rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi tindakan.Vivienne Baumfield, Ellanie Hall, dan Kate Wall (2011: 9) mengemukakan bahwa siklus penelitian senantiasa cocok dan melengkapi model rencanakan-lakukan-tinjau ulang yang menunjang praktik guru.
D. Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa informasi tentang pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan masih rendah. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi : 1.
Sumber data primer Sumber data primer diperoleh dari informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan.
2.
Sumber data sekunder Sumber data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip yang antara lain RPP, hasil belajar siswa, dan buku penilaian/ daftar nilai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu suatu penelitian sangat membutuhkan data yang objektif. Untuk mendapatkan data yang objektif perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data atau pengambil data. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Observasi adalah pengamatan secara sistematis terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Afifudin dan Beni Ahmad Saebani (2009:134) menjelaskan bahwa observasi dilakukan terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti, dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Observasi juga dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian, peneliti juga meminta bantuan pengamat lain untuk mengamati keaktifan siswa dan kegiatan dalam diskusi selama proses pembelajaran. Vivienne Baumfield, Ellanie Hall dan Kate Wall (2011:151) mengemukakan bahwa tujuan pengamat lain adalah memberikan pasangan mata peneliti lainnya kepada peneliti utama. 2. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002: 127). Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan dalam memahami konsep perkembangan teknologi. Tes ini dilakukan di setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep perkembangan teknologi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 3. Dokumen Dokumen yaitu data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206). Data yang diperoleh dari dokumen yaitu keadaan administrasi siswa yang sudah ada, di antaranya : data siswa, daftar nilai, catatan kegiatan belajar mengajar selama penelitian, serta tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa.
F. Validitas Data Menurut Patton (dalam Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, 2009:143) ada empat macam triangulasi untuk mencapai keabsahan. Macam-macam triangulasi tersebut adalah triangulasi data, truiangulasi pengamat, triangulasi teori, dan triangulasi metode. a. Triangulasi Data Penggunaan sumber data yang berbeda-beda merupakan salah satu cara untuk melakukan triangulasi data. Sumber data yang terdapat pada penelitian ini adalah hasil observasi, wawancara terhadap subjek penelitian, tes, dan dokumentasi. b. Trianggulasi Metode Penggunaan
berbagai
metode
untuk
mengumpulkan
data
merupakan cara memperoleh kebsahan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode
observasi,
tes,
dan
dokumentasi
dalam
pengumpulan data.
G. Analisis Data Analisis data merupakan pengorganisasian data. Afifudin dan Beni Ahmad Saebani (2009:145) berpendapat bahwa analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu: 1. Reduksi data Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2008 : 92), Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, meyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan,hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya.
Penyajian
data
dalam
bentuk-bentuk
tersebut
akan
memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. 3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) Langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan / verifikasi
Gambar 3.1. Bagan Model Analisis Interaktif (Milles dan Hubbrman, 1992:19)
H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan pemahaman konsep perkembangan teknologi yang ditunjukkan dengan perolehan nilai minimal 72 (batas KKM). Penelitian ini dikatakan berhasil
I.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masingmasing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan dengan mengadakan kegiatan pembelajaran dengan model Quantum Learning yang dalam setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan yaitu siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 dan 17 April 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 dan 21 April 2012 yang masing-masing pertemuan lamanya 2 × 35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan (Planning) Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Menentukan pokok bahasan, yaitu: a) Pengertian teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. b) Contoh-contoh perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. 2)
Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan model Quantum Learning. 3) Mengembangkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama menggunakan model Quantum Learning. 4) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan (Acting) Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini direncanakan dalam 2 x pertemuan, yakni pertemuan pertama mempelajari tentang pengertian teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi dan pertemuan kedua mempelajari tentang konsep perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Guru menerapkan model Quantum Learning. 2) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model Quantum Learning. 3) Memantau
perkembangan
pemahaman
konsep
perkembangan
teknologi. c. Tahap Observasi (Observing) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan terhadap pemahaman siswa dan mengamati kesesuaian guru dalam mengajar dengan skenario pembelajaran yang telah dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 melalui lembar kinerja guru. Kegiatan selanjutnya adalah memberi tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Di samping itu, juga dilakukan pengamatan mengenai keefektifan penerapan model Quantum Learning dalam pembelajaran IPS. d. Tahap Refleksi (Reflecting) Prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari Kriteria 24%. Hal ini berarti bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa belum tercapai, yaitu 80% dari jumlah siswa dalam pemahaman konsep perkembangan teknologi
diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka perlu diadakan tindakan siklus II dengan menindaklanjuti kekurangan pada siklus I. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan (Planning) Perencanaan pada siklus II meliputi perbaikan penerapan model Quantum Learning yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan Quantum Learning yang merupakan revisi dari siklus I. 3) Mempersiapkan peralatan dan media yang dibutuhkan dalam mengajar. 4) Menyusun
lembar
obervasi aktivitas
guru
dan
siswa selama
menggunakan Quantum Learning. 5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 6) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan (Acting)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Pada dasarnya tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning. Pelaksanaan tindakan siklus II ini disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus sebelumnya. c. Tahap Observasi (Observing) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan terhadap siswa dan kesesuaian guru dalam mengajar dengan skenario yang telah dilakukan melalui lembar kinerja guru. Kegiatan selanjutnya adalah memberi tes siklus II untuk mengetahui pemahaman siswa sesudah pembelajaran selesai. d. Tahap Refleksi (Reflecting) Prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari Kriteria 72 pada siklus II mencapai 84%. Hal ini berarti bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa seperti yang diharapkan yaitu apabila 80% dari jumlah siswa dalam pemahaman konsep
dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran IPS konsep perkembangan teknologi melalui model Quantum Learning yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil analisis antara peneliti dan pengamat (observer) yang menghasilkan temuan yang berupa peningkatan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan. Indikator keberhasilan sudah tercapai, yaitu 80% siswa memperoleh nilai minimal batas KKM yaitu 72 sehingga tidak perlu dilanjutkan tindakan siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Nambangan yang terletak di Dusun Nangger, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Sekolah bernomor induk 1010311213014 ini berdiri tahun 1962 dengan tanah seluas 2140m2 didirikan bangunan seluas 495m2. SD Negeri II Nambangan secara keseluruhan memiliki 6 kelas, dengan jumlah seluruh siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 182 siswa, terdiri dari kelas I sebanyak 31 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak 25 siswa, kelas IV sebanyak 37 siswa, kelas V sebanyak 39 siswa, dan kelas VI sebanyak 33 siswa. Personil SD Negeri II Nambangan berjumlah 15 orang, terdiri atas 1 kepala sekolah, 11 tenaga pengajar, 1 petugas perpustakaan, dan 2 penjaga sekolah. Fasilitas di sekolah ini cukup lengkap, berbagai jenis alat peraga berbagai mata pelajaran tersedia cukup lengkap diletakkan di dalam kelas, di ruang guru dan di perpustakaan. Selain alat peraga, berbagai buku penunjang pembelajaran tersedia di ruang perpustakaan. SD Negeri II Nambangan membina hubungan baik dengan segenap komponen masyarakat dan lingkungan sekitar. Segenap komponen pengelola SD Negeri II Nambangan yaitu kepala sekolah, komite sekolah, guru, maupun karyawan senantiasa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mendukung kelancaran programprogram pendidikan.
2. Deskripsi Kondisi Awal Permasalahan yang ditemui pada diri siswa antara lain yaitu tidak memperhatikan saat guru sedang memaparkan materi, cenderung pasif pada saat pembelajaran, menunjukkan sikap bosan saat pembelajaran, tidak
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 bersemangat, dan kurang antusias saat merespon tindakan guru. Dari data observasi diperoleh temuan bahwa pemahaman konsep perkembangan teknologi oleh siswa masih rendah ditunjukkan dengan nilai pemahaman konsep perkembangan teknologi di awal sebelum tindakan masih banyak yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 72. Hal ini berdampak pada banyaknya siswa yang belum dapat memenuhi KKM yang ditetapkan. Kondisi awal, diperoleh 4 siswa atau sekitar 11% dari 37 siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan daftar nilai pada kondisi awal (lampiran 23 halaman 205) masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, untuk lebih jelasnya maka kondisi awal pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Kondisi Awal Rentang nilai 30 38 39 47 48 56 57 65 66 74 75 83 Jumlah
Median
Frekuensi
%
Relatif Komulatif 4 10,81 10,81 4 10,81 21,62 13 35,13 56,75 7 18,91 75,66 5 13,51 89,17 4 10,81 100,00 37 100 Nilai Rata-rata = 56 Ketuntasan Klasikal = 4 : 37 x 100% = 10,81% 34 43 52 61 70 79
Berdasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 14
13
12
Frekuensi
10 8
7
6 4
4
4
34
43
5
4
2 0 52
61
70
79
Interval
Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SDN II Nambangan sebanyak 37 siswa hanya 4 siswa atau 11% yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal. Sedangkan sebanyak 33 siswa atau 89% memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 72. Nilai terendah siswa adalah 30, nilai tertinggi siswa adalah 80, dan rata-rata nilai seluruh siswa adalah 56. Dari hasil tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi. Maka peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran melalui model Quantum Learning. Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa pemahaman konsep perkembangan teknologi oleh siswa kelas IV SDN II Nambangan masih rendah. Dengan penerapan model Quantum Learning ini diharapkan pemahaman konsep perkembangan teknologi siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri akan mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 3. Deskripsi Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 14 April 2012 dan 17 April 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 April 2012 di ruang guru SDN II Nambangan. Peneliti dan Kepala Sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan ( dengan alokasi waktu 2 x 35 menit) yaitu pertemuan pertama pada hari Sabtu, 14 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari Selasa, 17 April 2012. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi perkembangan teknologi dengan menggunakan media gambar, alat, dan tayangan video berbagai alat produksi, komunikasi, dan transportasi dan merencanakan beberapa tindakan, antara lain : 1) Merancang
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan selama 2 × pertemuan dengan waktu 2 × 35 menit untuk satu kali pertemuan dengan menggunakan model Quantum Learning. 2) Menyiapkan media gambar, dan berbagai alat produksi, komunikasi, dan transportasi yang akan digunakan dalam pembelajaran 3) Menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam diskusi kelompok. 4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. 5) Menyiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.
b.
Pelaksanaan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui model Quantum Learning sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I akan dilaksanakan dua kali pertemuan. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan I dilaksanakan tanggal 14 April 2012, materi yang diajarkan tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Sebagai kegiatan awal, berdoa dipimpin ketua kelas, kegiatan absensi, dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai . Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu mengajak
Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi. Guru bertanya kepada siswa untuk menjelajah pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan antara lain:
ap pengalamannya naik delman, kereta api, atau alat transportasi lain. Setelah itu siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan alat transportasi tersebut tersebut sembari mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah
siswa ditumbuhkan keingintahuan
mereka,
guru
mengarahkan siswa kepada konsep perkembangan teknologi. Guru meminta beberapa siswa untuk menceritakan pengalamannya menggunakan berbagai macam teknologi masa lalu dan masa kini. Dengan menceritakan pengalamannya berarti siswa telah mengalami atau memiliki pengalaman belajar sebelumnya. Dari hasil pengalaman siswa, guru membimbing siswa untuk membuat definisi tentang perkembangan teknologi. Setiap siswa bebas memberikan sumbangan
pendapat
kemudian
pendapat-pendapat
tersebut
dikumpulkan dan diambil satu definisi akhir tentang perkembangan teknologi, yaitu segala hasil ilmu pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk alat dan teknik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Dalam kegiatan elaborasi, guru menjelaskan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta serta meminta siswa untuk memberikan contoh dari masing masing teknologi tersebut. Guru menunjuk beberapa siswa maju ke depan untuk mendemonstrasikan beberapa alat komunikasi tradisional dan modern secara bergantian. Siswa diminta untuk membandingkan antara kedua alat komunikasi tersebut. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 - 7 siswa. Guru membagikan lembar diskusi siswa kemudian membacakan petunjuk pengerjaan lembar diskusi tersebut. sesuai dengan petunjuk pengerjaan, siswa diminta untuk mencari berbagai teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi baik tradisional maupun modern lalu membandingkannya menurut jenis dan kegunaannya masing-masing. Selama diskusi berlangsung, guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa saling berdiskusi dan memberikan informasi bersama untuk
lebih
memahami apa yang disampaikan guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas dengan berdiskusi kelompok.
Siswa
dalam
kelompok
saling
membagi
tugas,
berinteraksi, dan mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku sumber. Dalam
kegiatan
kelompok
ini
siswa
dilatih
untuk
bertanggungjawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Bagi kelompok yang mampu menyelesaikan tugas paling cepat menyanyikan yel-yelnya kemudian diminta untuk memaparkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi kelompok yang telah dipaparkan tersebut. Dalam kegiatan konfirmasi, guru mengulas kembali tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang materi perkembangan eknologi. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah aktif pada saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang aktif serta memberikan sedikit kesimpulan awal
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dibahas sebagai bentuk refleksi yaitu tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Hasil tes pemahaman konsep perkembangan teknologi pada pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 90. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR agar setiap siswa membawa gambar berbagai jenis teknologi produksi, komunikasi, maupun transportasi pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan pesanpesan agar siswa selalu rajin belajar. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan II dilaksanakan tanggal 17 April 2012, materi yang diajarkan
tentang
membandingkan
perkembangan
teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi. Sebagai kegiatan awal dilakukan kegiatan berdoa dipimpin oleh ketua kelas, kegiatan absensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu mengajak siswa untuk menengok ke luar kelas yaitu keadaan jalan raya di depan sekolah, kemudian siswa diminta untuk mengamati kendaraan apa saja yang melintas di jalan raya tersebut. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi. Siswa menyiapkan gambar yang telah dibawa dari rumah. Kemudian, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Dalam kegiatan elaborasi, siswa secara kelompok mengamati berbagai gambar jenis teknologi, guru membagikan lembar diskusi. Secara bergantian, setiap kelompok menukarkan gambar dengan kelompok lain lalu mendiskusikan setiap gambar yang diamati meliputi nama, jenis, kegunaan, kelemahan, dan kelebihan. Kegiatan tersebut dilakukan bergilir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 sampai semua kelompok mendapatkan gambar yang berbeda.Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok menyanyikan yelyelnya kemudian diminta untuk memaparkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi kelompok yang telah dipaparkan tersebut. Dalam kegiatan konfirmasi, guru mengulas kembali tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah aktif pada saat pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang aktif serta memberikan sedikit kesimpulan awal dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dibahas yaitu tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Hasil tes pemahaman konsep perkembangan teknologi pada pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 169. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR dan pesan-pesan agar selalu rajin belajar.
Rekapitulasi hasil tindakan siklus I yang terdapat pada lampiran 25 halaman 209 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Tabel 4.2. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Siklus I Rentang nilai 35 45 46 56 57 67 68 78 79 89 90 100 Jumlah
Median
Frekuensi
40 51 62 73 84 95
% Relatif 5,40 24,32 32,43 27,00 8,10 2,70 100
2 9 12 10 3 1 37 Nilai Rata-rata = 65 Ketuntasan Klasikal = 9 : 37 x 100 % = 24,32 %
Komulatif 5,40 29,72 62,15 89,15 97,25 100
Dari tabel 4.2. di atas dapat digambarkan dalam grafik seperti di bawah ini : 14 12
12
10
Frekuensi
10
9
8 6 4 2
3 2 1
0 40
51
62
73
84
95
Rentang Nilai
Gambar 4.2. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siklus I Pertemuan 1 dan 2
Untuk membandingkan peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi dari kondisi awal sebelum tindakan dengan siklus I,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 pada setiap siklus diambil nilai rata rata yaitu dari nilai pertemuan pertama dan nilai pertemuan kedua. Perbandingan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi dari kondisi awal sebelum tindakan dengan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Tes Kondisi Awal dengan Siklus I No
Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi
1. 2
Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal
Kondisi Awal
Siklus I
56 10,81%
65 24,32%
Dari tabel 4.3. di atas dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut. 70 Nilai Rata-rata
60 50 40 30 20 10 Kondisi Awal
Siklus I
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Kondisi Awal dengan Siklus I Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat terlihat adanya peningkatan nilai siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 59 pada kondisi awal menjadi 65 pada siklus I. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM >72 mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa atau 11% menjadi 9 siswa atau 24% pada siklus I. Berdasarkan hasil tersebut, tindakan yang dilakukan pada siklus I terjadi peningkatan dari kondisi awal, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan sebanyak 80% sehingga harus dilanjutkan siklus II. c. Observasi Setelah melaksanakan tindakan, guru melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran IPS serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 meminta teman sejawat untuk mengamati guru dalam mengajar dengan menggunakan model Quantum Learning. Pada tahap ini pemantauan terhadap
pelaksanaan proses
pembelajaran
menggunakan
lembar
observasi. Dalam observasi ini ditujukan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun individu merupakan bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan keaktifan dan kemampuan. 1) Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 140. Dari pengamatan yang dilakukan pada siklus I selama 2 kali pertemuan dapat diperoleh data hasil observasi siswa sebagai berikut : (a) Keantusiasan
siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
mendapatkan skor 2,5 (baik) (b) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru mendapatkan skor 2 (kurang) (c) Keberanian siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat mendapatkan skor 2 (kurang) (d) Kemauan berdiskusi dengan teman sekelompok mendapatkan skor 2,5 (baik) (e) Kemampuan dan kreativitas siswa dalam mendiskusikan masalah mendapatkan skor 2,5 (baik) (f) Kemampuan siswa dalam memanfaatkan media dan sumber belajar mendapatkan skor 1,5 (kurang) (g) Kemampuan
siswa
untuk
memaparkan
hasil
diskusi
mendapatkan skor 2,5 (baik) (h) Kemampuan siswa dalam menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain mendapatkan skor 2,5 (baik)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 (i) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dengan serius mendapatkan skor 3,5 (sangat baik) Dari data observasi dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa saat pembelajaran
menggunakan
model
Quantum
Learning
pada
konsep
perkembangan teknologi pada siklus I mendapat skor 2,4 (kriteria baik). 2) Kinerja Guru Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 129. Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut : (a) Pada pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran dengan skor 3,25 (kriteria sangat baik) (b) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan absensi dan sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dengan skor 3,5 (kriteria sangat baik) (c) Pada kegiatan inti, guru telah menunjukkan penguasaan materi pelajaran dengan skor 3,4 (kriteria sangat baik) (d) Guru telah menerapkan pembelajaran Quantum Learning dengan skor 3,28 (kriteria sangat baik) (e) Guru
sudah
memanfaatkan
sumber
belajar
dan
media
pembelajaran dengan baik dan mendapatkan skor 3 (kriteria baik) (f) Guru sudah menerapkan pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa dengan skor 3,6 (kriteria sangat baik) (g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan skor 3,25 (kriteria sangat baik) (h) Penggunaan bahasa oleh guru sudah baik dan mendapatkan skor 3 (kriteria baik) (i) Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut dengan baik dan mendapatkan skor 3,5 (kriteria baik) Dari data observasi dapat diketahui bahwa kinerja guru saat pembelajaran menggunakan model Quantum Learning pada konsep
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 perkembangan teknologi pada siklus I mendapat skor 3,3 (kriteria sangat baik). d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di siklus I terdapat beberapa kondisi yang perlu diadakan perbaikan, antara lain : 1) Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep perkembangan teknologi dari kondisi awal, tetapi nilai ketuntasan klasikal siswa di akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 80% sehingga perlu diadakan perbaikan dengan melanjutkan tindakan di siklus II. 2) Guru belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran dengan model Quantum Learning, maka dari itu guru harus lebih kreatif dalam menerapkan pembelajaran dengan model Quantum Learning. 3) Terdapat beberapa kekurangan yang ada di dalam diri siswa, antara lain siswa belum begitu aktif dalam menjawab pertanyaan guru, keberanian untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat masih kurang, kemampuan dan kreativitas siswa dalam berdiskusi, kemampuan siswa / kelompok untuk memaparkan hasil diskusi masih kurang, siswa tidak begitu antusias dalam menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Untuk itu perlu diadakan perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang ada di diri siswa yaitu guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa agar siswa lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung dan juga menciptakan kondisi kelas yang kondusif serta menyenangkan agar siswa nyaman saat mengikuti pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I dikatakan belum berhasil sehingga peneliti harus melanjutkan siklus ke II untuk konsep perkembangan teknologi dengan menindak lanjuti siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 4. Deskripsi Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan tanggal 19 April 2012 dan tanggal 21 April 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan di siklus I diketahui bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal, tetapi belum maksimal. Untuk itu perlu diadakan tindakan siklus II. Selain itu, guru sebagai peneliti menerapkan pembelajaran dengan model Quantum Learning sekreatif mungkin untuk memacu siswa agar lebih kreatif, memberikan motivasi serta penguatan kepada siswa, dan menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan agar siswa merasa nyaman saat mengikuti pembelajaran. Sebelum tindakan siklus II dilaksanakan, peneliti merencanakan beberapa tindakan, antara lain : 1) Merancang
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan selama 2 × pertemuan (2 × 35 menit) untuk satu kali pertemuan dengan model Quantum Learning. 2) Menyiapkan media LCD dan tayangan video teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. 3) Menyiapkan LKS yang akan digunakan dalam diskusi kelompok.\ 4)
Menyiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
5) Menyiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan. b. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui model Quantum Learning sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan 1 dilaksanakan tanggal 19 April 2012, materi yang diajarkan tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dipimpin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 oleh ketua kelas dilanjutkan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu memberikan lemparan pertanyaan kepada siswa di
Sebutkan beberapa contoh perkembangan teknologi yang bermanfaat
beragam. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi yaitu penayangan pembuatan tempe secara tradisional dan secara modern. Setelah mengamati video tersebut, siswa diminta untuk menceritakan kembali proses produksi tersebut serta menyebutkan kelemahan dan kelebihan dari masing-masing teknologi yang digunakan. Dalam elaborasi, siswa dibagi dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 - 7 siswa. Guru menayangkan beberapa video tentang video proses produksi yang menggunakan teknologi masa lalu dan masa kini yaitu proses produksi tape, produksi keramik, produksi batu bata, serta video penggunaan alat transportasi delman, pesawat terbang
,
bus,
sampan
dan
kereta
api.
Semua
kelompok
memperhatikan tayangan video tersebut dengan seksama. Setelah penayangan video selesai, guru membagikan lembar kerja diskusi kepada
semua
kelompok,
setiap
kelompok
diminta
untuk
mendiskusikan tayangan video yang telah mereka saksikan dan mengisi tabel penilaian sikap mengenai perkembangan teknologi tersebut. Dalam diskusi tersebut, guru bertugas sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus narasumber tentang pembelajaran yang sedang dilakukan. Kelompok yang paling cepat menyelesaikan tugas mendapatkan
kesempatan
menyanyikan
yel-yelnya
sebagai
penyemangat kemudian memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan. Kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dibahas yaitu tentang perkembangan teknologi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Guru membagikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Hasil tes pemahaman konsep perkembangan teknologi pada pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 170. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR dan pesan-pesan agar selalu rajin belajar. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan 2 dilaksanakan tanggal 21 April 2012, materi yang diajarkan tentang perkembangan teknologi. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas dilanjutkan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu menayangkan kembali video proses produksi tempe secara tradisional dan modern. Setelah itu, siswa diminta untuk menyebutkan jenis produksi apa saja yang ada di sekitar rumah siswa dan produksi tersebut merupakan
terknologi apa proses
mereka, guru mengarahkan siswa kepada konsep perkembangan teknologi. Kegiatan inti dimulai dengan eksplorasi. Guru meminta kepada beberapa siswa untuk menceritakan pengalamannya melihat beberapa proses produksi tradisional maupun modern. Dengan menceritakan pengalamannya berarti siswa telah mengalami atau memiliki pengalaman belajar sebelumnya. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6
7 siswa. Pada kegiatan elaborasi, siswa mengambil undian yang
berisi judul dari video yang akan ditayangkan yaitu proses pembuatan batu bata secara tradisional dan modern, pembuatan tempe secara tradisional dan modern, serta penggilingan padi secara tradisional dan modern. Setiap kelompok akan mendapatkan judul jenis produksi yang berbeda. Setiap kelompok mengamati tayangan video proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 produksi tradisional dan modern dengan seksama. Kemudian guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai tayangan video tersebut. Setelah itu, guru membagikan lembar kerja diskusi dan setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan tayangan video yang sesuai dengan judul undian yang telah mereka pilih tadi meliputi nama dan jenis produksi, bahan dan alat yang digunakan, proses, kegunaan, kelemahan, serta kelebihannya. Selama diskusi berlangsung, guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa aktif menunjukkan aktivitas berdiskusi. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas dan berinteraksi. Dalam kegiatan kelompok
ini
siswa
dilatih
untuk
bertanggungjawab
dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Bagi kelompok yang menyelesaikan
tugas
paling
cepat
diberi
kesempatan
untuk
menyanyikan yel-yel kemudian diminta untuk memaparkan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah aktif dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang aktif serta memberikan kesimpulan awal
dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan.Kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dibahas yaitu konsep perkembangan teknologi. Guru membagikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Hasil tes pemahaman konsep perkembangan teknologi pada pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 183. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR dan pesan-pesan agar selalu rajin belajar. Hasil tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Tabel 4.4. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2 Rentang Nilai
Median
Frekuensi
40 48 49 57 58 - 66 67 75 76 84 85 - 93 Jumlah Ketuntasan Klasikal
44 53 62 71 80 89
1 4 1 8 8 15 37
% Relatif 2,70 10,81 2,70 21,62 21,62 40,54 100
Komulatif 2,70 13,51 16,21 37,83 59,45 100
31 : 37 x 100% = 83,78%
Dari tabel 4.4. di atas dapat digambarkan dalam grafik seperti di bawah ini : 16
15
14
Frekuensi
12 10 8 6
8
8
71
80
4
4 2
1
1
0 44
53
62
89
Rentang Nilai
Gambar 4.4. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2 c. Observasi Setelah melaksanakan tindakan, guru melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran IPS serta meminta teman
sejawat
untuk
mengamati
guru
dalam
mengajar
dengan
menggunakan model Quantum Learning. Pada tahap ini pemantauan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 terhadap
pelaksanaan
proses
pembelajaran
menggunakan
lembar
observasi. Dalam
observasi
ini
ditujukan
pada
kegiatan
siswa
dalam
melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun individu merupakan bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan
keaktifan
dan
pemahaman
konsep
perkembangan
teknologi. 1) Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 198. Dari pengamatan yang dilakukan pada siklus II dapat diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa sebagai berikut: (a) Keantusiasan siswa memperhatikan penjelasan guru mendapatkan skor 4 (sangat baik) (b) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru mendapatkan skor 4 (sangat baik) (c) Keberanian siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat mendapatkan skor 3,5 (sangat baik) (d) Kemauan berdiskusi dengan teman sekelompok mendapatkan skor 4 (sangat baik) (e) Keaktifan siswa saat berdiskusi dengan teman sekelompok mendapatkan skor 4 (sangat baik) (f) Kemampuan dan kreativitas siswa dalam mendiskusikan masalah mendapatkan skor 3,5 (sangat baik) (g) Kemampuan siswa dalam memanfaatkan media dan sumber belajar mendapatkan skor 3,5 (sangat baik) (h) Kemampuan siswa untuk memaparkan hasil diskusi mendapatkan skor 3,5 (sangat baik) (i) Kemampuan siswa dalam menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain mendapatkan skor 3 (sangat baik)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 (j) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dengan serius mendapatkan skor 4 (sangat baik) Dari data observasi dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa saat pembelajaran
menggunakan
model
Quantum
Learning
pada
konsep
perkembangan teknologi pada siklus II mendapat skor 3,7 (kriteria sangat baik). 2) Kinerja Guru Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 187. Dari data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut : (a) Pada pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran dengan skor 3,8 (sangat baik) (b) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan absensi dan sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dengan skor 3,5 (sangat baik) (c) Pada kegiatan inti, guru telah menunjukkan penguasaan materi pelajaran dengan skor 3,8 (sangat baik) (d) Guru telah menerapkan pembelajaran Quantum Learning dengan skor 3,6 (sangat baik) (e) Guru
sudah
memanfaatkan
sumber
belajar
dan
media
pembelajaran dengan baik dan mendapatkan skor 3,5 (kriteria baik) (f) Guru sudah menerapkan pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa dengan skor 3,9 (sangat baik) (g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan skor 3,8 (sangat baik) (h) Penggunaan bahasa oleh guru sudah baik dan mendapatkan skor 3,8 (sangat baik) (i) Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut dengan baik dan mendapatkan skor 3,5 (sangat baik)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Dari data observasi dapat diketahui bahwa kinerja guru saat pembelajaran menggunakan model Quantum Learning pada konsep perkembangan teknologi pada siklus II mendapat skor 3,7 (kriteria sangat baik). d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi, prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM (>72) pada siklus II mencapai 84%. Hal ini berarti bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa seperti yang telah diharapkan, yaitu apabila 80 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes akhir tentang pokok bahasan perkembangan teknologi lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu > 72. Selain itu rata-rata skor keaktifan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui model Quantum Learning yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
5.
Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Untuk membandingkan peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi dari siklus I dengan siklus II, pada setiap siklus diambil satu pertemuan yaitu pada pertemuan kedua karena secara umum nilai pada pertemuan kedua lebih baik dibandingkan nilai pada pertemuan pertama. Perbandingan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel
4.5. Perbandingan Nilai Pemahaman Teknologi Siklus I dengan Siklus II
Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal
Kondisi Awal 56 10,81%
commit to user
Konsep
Perkembangan
Siklus I
Siklus II
65 24,32%
78 83,78%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Dari tabel 4.5 di atas dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut. 90 78
80
Nilai rata-rata
70 60
65 56
50 40 30 20 10 0 Kondisi Awal
Gambar
Siklus I
Siklus II
4.5. Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik 4.5, terlihat adanya peningkatan nilai siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 56 meningkat menjadi 65 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78 pada siklus II. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM >72 mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa atau 10,81% pada kondisi awal menjadi 9 siswa atau 24,32% pada siklus I dan meningkat menjadi 31 siswa atau 83,78% pada siklus II. Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil karena pemahaman konsep perkembangan teknologi oleh siswa meningkat. Prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM (>72) mencapai lebih dari 80%. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui model Quantum Learning yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPS menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011 / 2012.
1. Kondisi Awal a.
Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV SDN II Nambangan Analisis data hasil evaluasi dari tes awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh rata-rata nilai siswa 56. Sedangkan besarnya prosentase siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 10,81% dan siswa yang belum tuntas sebesar 89%. Hasil tersebut belum dapat memenuhi target yang ingin dicapai yaitu siswa dapat mencapai ketuntasan sebesar 80%. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi, di antaranya adalah IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan bersifat hafalan, rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada konsep perkembangan teknologi, pembelajaran yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konvensional, guru lebih sering hanya menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif dan merasa bosan, minimnya daya inovatif; kreatifitas dalam pembelajaran. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi perlu diadakan tindakan lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 2. Siklus I a.
Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV SDN II Nambangan Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan
dengan siswa menerima materi perkembangan teknologi menggunakan model Quantum Learning. Proses pembelajaran disampaikan dengan strategi dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa mulai dari tahap orientasi, tahap mengorganisasi siswa untuk belajar, tahap penyelidikan kelompok, tahap mengembangkan dan mempresentasikan hasil, serta tahap menganalisis. Hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa pada siklus I mengalami peningkatan nilai siswa dari kondisi awal. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 56 menjadi 65 di akhir siklus I. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 72 mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa atau 10,81% menjadi 9 siswa atau 24,32% pada siklus I. Dari analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan dengan menerapkan model Quantum Learning dapat meningkat, meskipun masih belum mencapai nilai yang disyaratkan indikator kinerja. Oleh karena itu, siklus I belum dapat dikatakan berhasil sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. b. Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Hasil observasi terhadap siswa pada pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai keaktifan siswa yaitu 2,4 (kriteria baik ). Pada pembelajaran siklus I terdapat beberapa kekurangan yang ada di dalam diri siswa, antara lain siswa belum begitu aktif dalam menjawab pertanyaan guru, keberanian untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat masih kurang, kemampuan dan kreativitas siswa dalam berdiskusi, kemampuan siswa / kelompok untuk memaparkan hasil diskusi masih kurang, siswa tidak begitu antusias dalam menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 c. Hasil Observasi terhadap Guru Hasil observasi terhadap guru pada pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai kinerja guru yaitu 3,3, (kriteria sangat baik). Berdasarkan pengamatan tersebut diperoleh data bahwa guru sudah melakukan persiapan memulai pelajaran dengan baik, penyampaian materi pelajaran sudah baik, guru sudah memanfaatkan alat dan media pembelajaran dengan baik, kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik, menerapkan pembelajaran model Quantum Learning dengan optimal, melakukan penilaian proses dan hasil, menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif (dampak pengiring), dan sudah melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa hasil observasi. Dalam pembelajaran Quantum Learning konsep perkembangan teknologi pada siklus I ini, guru menemui beberapa hambatan selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, di antaranya yaitu ketika siswa melakukan diskusi, siswa belum terarah sehingga membuat kondisi kelas menjadi gaduh.
3. Siklus II a. Data Nilai Pemahaman Konsep Perkembangan Teknologi pada Siswa Kelas IV SDN II Nambangan Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Tahap-tahap pembelajaran dengan model Quantum Learning seperti, tahap orientasi, tahap mengorganisasi siswa untuk belajar, tahap penyelidikan kelompok, tahap mengembangkan dan mempresentasikan hasil sudah lebih baik. Analisis dari tes awal sebelum tindakan, tindakan pada siklus I, dan tindakan pada siklus II terlihat adanya peningkatan nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 72
mengalami
peningkatan yaitu dari 9 siswa atau 24% pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa atau 84% pada siklus II. Nilai rata-rata siswa dalam satu kelas secara keseluruhan juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 56, tes siklus I sebesar 65 dan siklus II meningkat sebesar 78. Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin baik, sehingga tindakan perbaikan dihentikan pada siklus II ini. b. Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Hasil observasi terhadap siswa pada pembelajaran siklus II diperoleh rata-rata nilai keaktifan siswa 3,7 (kriteria sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning, selain dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Data tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan terhadap siswa yaitu adanya peningkatan siswa dalam mengeluarkan pendapat,
kemauan
siswa
untuk
menerima
pelajaran
sudah
menunjukkan peningkatan, perhatian siswa terhadap pelajaran sudah terfokus, siswa sudah aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, siswa menunjukkan peningkatan kerjasama dalam kelompok, kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok baik. Keberanian siswa dalam mendemonstrasikan hasil diskusinya ke depan kelas sudah baik. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya pemahamn konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN II Nambangan Selogiri Wonogiri meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 c. Hasil Observasi terhadap Guru Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru mengalami peningkatan pada pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada pembelajaran siklus I, skor hasil observasi terhadap kinerja guru pada pembelajaran siklus I adalah 3,3 (kriteria sangat baik ). Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus II diperoleh skor
3,7 (sangat baik). Dari pengamatan tersebut
diperoleh data bahwa guru sudah melakukan persiapan memulai pelajaran dengan baik, penyampaian materi pelajaran sudah baik, memanfaatkan alat dan media pembelajaran dengan baik, kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik, menerapkan pembelajaran model Quantum Learning dengan optimal, melakukan penilaian proses dan hasil, menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif (dampak pengiring), dan sudah melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Berdasarkan peningkatan pemahaman konsep perkembangan teknologi yang ditandai dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini. Dalam pembelajaran Quantum Learning konsep perkembangan teknologi pada siklus II ini, guru menemui beberapa hambatan selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, di antaranya yaitu media pembelajaran nyata kurang memadai misalnya alat transportasi dan alat produksi sehingga hanya disajikan dalam bentuk tayangan video. Dari rangkaian pengujian yang telah dilakukan oleh guru, ditemyukan bahwa penerapan model Quantum Learning dengan konsep TANDUR dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa. Melalui model Quantum Learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan mengalami pembelajaran bermakna dengan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus, maka dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan model Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011 / 2012. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar >72 sebanyak 4 siswa atau 10,81% pada kondisi awal sebelum tindakan menjadi 9 siswa atau 24,32% pada siklus I, dan 30 siswa atau 83,78% pada siklus II. Nilai rata-rata siswa setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebesar 56 menjadi 65 pada siklus I, dan 78 pada siklus II. Dengan demikian, penggunaan model Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri
tahun ajaran
2011/2012. Model Quantum Learning diterapkan dengan konsep TANDUR yaitu Tumbuhkan (menyertakan diri siswa dan menarik perhatian siswa. Dalam hal ini peneliti memberikan apersepsi yang menarik agar dapat menarik perhatian siswa dan memuaskan rasa ingin tahu siswa, yaitu dengan lagu, yel-yel dan pertanyaan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa), Alami (memberikan siswa pengalaman dalam belajar misalnya dengan meminta siswa menceritakan pengalamannya sehingga
siswa akan
merasa
mengalami
proses
dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat yang berkaitan dengan konsep materi yang dipelajari sehingga siswa menamai sendiri konsep yang dipelajari dengan bimbingan guru), Demostrasikan (memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, guru meminta siswa untuk melakukan demonstrasi sederhana yang berkaitan dengan materi yang dipelajari), Ulangi (mengulangi kembali gambaran keseluruhan
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 materi yang dipelajari, guru memberikan umpan balik berupa pertanyaanpertanyaan yang dapat mereview ingatan siswa), Rayakan (jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan, siswa diberi motivasi dan pujian berupa yel-yel sebagai salah satu sarana untuk membangkitkan semangat belajar siswa).
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, diketahui bahwa penggunaan model Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri II Nambangan Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan tanggal 14 April 2012 dan 17 April 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 19 April 2012 dan 21 April 2012. Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil tindakan dan temuan pada penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pemahaman konsep perkembangan teknologi pada sekolah dasar. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa. Selain itu untuk memberikan informasi bagi guru kelas untuk menerapkan serta memanfaatkan model Quantum Learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teknologi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 C. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian, kesimpulan serta implikasi seperti yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa sumbangan saran yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
mengadakan
pelatihan
agar
dapat
berinovasi
dengan
menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran, menerapkan model pembelajaran terutama model pembelajaran yang menyenangkan salah satunya yaitu model Quantum Learning. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam penggunaan media pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 2. Bagi Guru a. Hendaknya meningkatkan
menggunakan
model
pemahaman
konsep
Quantum
Learning
perkembangan
untuk
teknologi
khususnya di kelas IV. b. Untuk meningkatkan keaktifan, cara berpikir kritis, kekreatifan siswa, dan
keefekfian pembelajaran
hendaknya menggunakan
model
Quantum Learning. c. Hendaknya guru memberikan motivasi dan mendorong bagi siswa untuk menemukan dan mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. 3. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan pembelajaran di kelas dan lebih memberanikan diri untuk menanyakan setiap ada kesulitan dalam menerima materi pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Quantum Learning. b. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan yang baik dengan guru agar proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.
commit to user