PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MTS (Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap Siswa Kelas IX Raudloh MTs Mafatihul Huda Kabupaten Cirebon)
Jurnal Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam sidang skripsi
oleh FITRI MULIA DIANTI NPM: 109070028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013
LEMBAR PENGESAHAN
JURNAL
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MTS
oleh FITRI MULIA DIANTI NPM: 109070028 Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,
Wawan Irmawan, Drs., M.Pd. Pembimbing II,
Wahyu Hartono, M.Si.
”Penerapan Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Kemampuan dalam Berpikir Kritis Matematis Siswa MTs (Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terhadap Kelas IX Raudloh Siswa MTs Mafatihul Huda Kabupaten Cirebon)” Fitri Mulia Dianti Wawan Irmawan, Drs., M.Pd. ABSTRAK Model Quantum Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran matematika untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa karena dapat membangkitkan aktifitas kegiatan belajar mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IX Raudloh Siswa MTs Mafatihul Huda Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 18 perempuan. Data penelitian diperoleh melalui tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus, tugas individu, tugas kelompok, lembar observasi dan angket siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemampuan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam kelompok diambil dari lembar observasi. Indikator keberhasilan belajar siswa adalah jika 75% siswa mencapai nilai 80 atau lebih, dengan rata-rata hasil belajar minimal mencapai nilai 80 dan 85% siswa terlibat secara aktif selama proses belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar dalam berpikir kritis matematis siswa adalah 37,88% dengan kriteria ketuntasan belajarnya kurang. Pada siklus II rata-rata hasil belajar dalam berpikir kritis matematis siswa adalah 74,24% dan kriteria ketuntasan belajarnya cukup. Sedangkan pada siklus III rata-rata hasil belajar dalam berpikir kritis matematis siswa adalah 90,91% dan ketuntasan belajarnya sangat baik. Hasil observasi terhadap guru menunjukkan pada siklus I guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran kooperatif dan belum dapat mengelola kelas dengan baik, namun pada siklus II dan siklus III proses pembelajaran berlangsung efektif dan guru dapat mengelola waktu dengan baik. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penerapan model Quantum Learning pada pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Aktivitas siswa mengalami peningkatan karena semua siswa aktif dalam setiap KBM dan yang terpenting dalam setiap tes bersiklus ada peningkatan, sehingga siswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran Quantum Learning. Kata kunci: Quantum Learning, Kemampuan Berpikir Kritis
1
kegiatan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana siswa diberikan keleluasaan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri sehingga siswa dituntut untuk dapat berpikir lebih kritis dan kreatif, yang diharapkan juga dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir siswa pada materi pembelajaran (DePorter, 1999:153). Sedangkan menurut Sumarmo (2006:24) Quantum Learning merupakan pembelajaran yang berupaya menciptakan suasana kondusif (nyaman dan menyenangkan), kelas kohesif (rasa kebersamaan yang tinggi), dinamis-interaktif, partisipatif, saling menghargai, dan menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa. Pelaksanaan pembelajaran Quantum Learning tidak hanya memperhatikan faktor internal dari dalam diri siswa, tetapi juga seluruh faktor eksternal dari lingkungan belajar yang juga mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Quantum Learning menekankan pada penciptaan lingkungan belajar yang efektif melalui interaksi di dalam kelas yang akan berpengaruh terhadap efektifitas dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar, sehingga dapat mengoptimalkan daya pikir siswa menjadi lebih kritis dan kreatif. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan misalnya dengan memutar musik klasik di dalam kelas, memasang poster-poster afirmatif, mengatur tempat duduk siswa secara nyaman, memberi siswa kesempatan untuk
1. PENDAHULUAN Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan di sekolah, bahkan ditumbuhkan sejak dini, guru diharapkan mampu merealisasikan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Menyadari pentingnya berpikir kritis terhadap matematika, maka pembelajaran matematika harus dirancang untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Ruseffendi (1991:5) menyatakan bahwa setiap pengajaran itu merupakan hubungan yang erat antara siswa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar. Faktor luar itu diantaranya adalah kemampuaan (kompetensi) yang dimiliki guru sebagai pengajar, cara belajar meliputi materi yang harus dipelajari, situasi belajar, serta kondisi lingkungan. Sumarno (Rahman, 2006:2) mengemukakan bahwa guru yang mengajar matematika diharapkan mampu berperan dalam mengembangkan pikiran inovatif dan kritis, daya nalar, berpikir logis, sistematis logis, kreatif, cerdas, rasa keindahan, sikap terbuka dan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, untuk menyampaikan materi matematika diperlukan strategi dan model yang cocok sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan sendiri, sehingga tumbuh sikap kritis dalam mempelajari matematika. Quantum Learning adalah model pembelajaran yang mengemas kegiatan belajar menjadi suatu
2
turut partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan memperhatikan gaya belajar yang digunakan siswa untuk menyerap informasi. Salah satu gaya belajar yang sangat diperhatikan dalam Quantum Learning adalah gaya belajar VAK (Visual-Auditorial-Kinestetik) yaitu gaya belajar yang menggunakan tiga modalitas belajar, yaitu modalitas visual (belajar dengan melihat), modalitas auditorial (belajar dengan mendengar), serta modalitas kinestetik (belajar dengan bergerak dan mencoba). Kombinasi dan penggunaan yang tepat dari ketiga modalitas tersebut dalam belajar akan membantu siswa dalam memahami konsep, meningkatkan dan mempertajam daya pikir. Semakin banyak modalitas yang dilibatkan secara bersamaan maka informasi yang diperoleh akan semakin berarti dan melekat sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dari beberapa hasil penelitian yang relevan seperti yang pernah dilakukan Khairuddin (2011) menyimpulkan bahwa model Quantum Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Nurira (2007) menerapkan model Quantum Learning pada pembelajaran matematika di SMA pada materi peluang, dan hasilnya dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Quantum Learning kemampuan berpikir kreatif siswa lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, menurut penelitian yang dilakukan Asnawati (2010), pengaruh model pembelajaran Quantum Learning
terhadap prestasi belajar siswa bersifat positif. Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada pengaruh penerapan model Quantum Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa MTs”. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa? b. Apakah model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa? c. Bagaimana sikap dan respon siswa terhadap model pembelajaran matematika dengan model Quantum Learning? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a) Mengetahui aktivitas siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model Quantum Learning. b) Mengetahui peningkatan hasil kemampuan berpikir
3
kritis matematis siswa yang menggunakan model Quantum Learning. c) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model Quantum Learning.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
2. METODE PENELITIAN
SIKLUS II
Refleksi
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, untuk menjawab persoalan yang dihadapi (Furchan dalam Hatimah dkk, 2008: 81). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Action Research, karena peneliti ingin mengetahui secara langsung peningkatan berpikir kritis matematis dan hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak dirancang untuk menguji hipotesis secara kuantitatif, tetapi mendeskripsikan data, fakta, dan keadaan atau kecenderungan yang ada, serta melakukan analisis tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan, menurut Arikunto (2012: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Desain penelitian digambarkan dalam spiral penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010: 124) adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan
Pengamatan
Dst
Gambar 1 Alur Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Siklus II adalah refleksi dari siklus I dan siklus III adalah refleksi dari siklus II. Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan observasi yang telah dilaksanakan pada siklus sebelumnya dan diterapkan untuk meningkatkan berpikir kritis matematis siswa. Tahapan tindakan pada siklus II dan III mengikuti tahapan pada siklus I. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan perangkat tes yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Untuk instrumen tes dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
4
daya pembeda dan indeks kesukaran, kemudian dilakukan revisi.
pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua dan seterusnya.
b. Pelaksanaan tindakan Tahap tindakan dilakukan guru dengan menerapkan model Quantum Learning. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran metematika kelas IX Raudloh. Materi yang akan diberikan adalah pokok bahasan BRSL (Bangun Ruang Sisi Lengkung). Adapun tahapan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan Guru menyampaikan presentasi kelas yang di dukung dengan penggunaan model Quantum Learning pada pokok bahasan BRSL (Bangun Ruang Sisi Lengkung). 2) Kegiatan inti a) Siswa belajar dalam kelompok b) Guru memberikan penekanan dari hasil diskusi kelompok c) Siswa mengerjakan soal tes individu d) Perhitungan peningkatan nilai individu dan kelompok 3) Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kriteria keberhasilan tertentu yang telah ditentukan. c. Pengamatan Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hal-hal yang diamati adalah kegiatan
3. PEMBAHASAN Untuk mengetahui hasil belajar pada penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning, apakah terdapat peningkatan atau tidak dilihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan tugas individu setiap siklus. Apabila terdapat peningkatan dari siklus I sampai siklus III, maka dikatakan hasil belajar siswa meningkat. Hasil tugas kelompok dan tugas individu dianalisis dengan menggunakan analisis indeks gain. Hasil belajar ini berdasarkan KKM dan kriteria belajar siswa yang ada di MTs Mafatihul Huda Kabupaten Cirebon. Setelah dianalisis, maka diperoleh gambaran hasil aktifitas siswa, hasil tugas kelompok, hasil tugas individu, dan hasil belajar berpikir kritis siswa sebagai berikut:
5
Tabel 1 Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Tindakan
Rata-rata
1 2 3
Siklus I Siklus II Siklus III
2,71 3,29 3,64
Gambar 2
4
3.29
3.64 Rata-rata Hasil Pengamatan
2.71
2 0 Siklus ISiklus IISiklus III
Gambar 4
Setiap aktivitas siswa pada tiap siklus diberi skor rata-rata pengamatan dari observer. Rata-rata skor pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami perubahan yang positif dari setiap siklusnya. Tabel 2 Rata-rata Tugas Kelompok No Tindakan Rata-rata 1 2 3
Siklus I Siklus II Siklus III
100
Siklus Siklus Siklus I II III
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 4 terlihat bahwa rata-rata nilai tugas individu siswa mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 5,15. Sedangkan dari siklus II ke siklus III terdapat kenaikan sebesar 7,55. Jadi rata-rata nilai tugas individu dari siklus I ke siklus III mengalami kenaikan sebesar 12,70. Tabel 4 Rata-rata Hasil Belajar Berpikir Kritis Siswa No Tindakan Rata-rata
61,36 82,27 92,72
50 0 SiklusSiklus I Siklus II III
Rata-rata Nilai Tugas Kelom pok
61.36
76.97
60
92.72
100
89.67
80
Gambar 3 82.27
82.12
Rata-rata Nilai Tugas Individu
No.
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3 terlihat bahwa rata-rata nilai tugas kelompok siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,91. Sedangkan dari siklus II ke siklus III terdapat peningkatan sebesar 10,45. Jadi ratarata nilai tugas kelompok dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 31,36. Tabel 3 Rata-rata Tugas Individu No Tindakan Rata-rata 1 Siklus I 76,97 2 Siklus II 82,12 3 Siklus III 89,67
1 2 3
6
Siklus I Siklus II Siklus III
37,88 74,24 90,91
b. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada materi BRSL (Bangun Ruang Sisi Lengkung) dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas IX Raudloh MTs Mafatihul Huda Kabupaten Cirebon. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar berpikir kritis matematika siswa yang diperoleh dari nilai tugas kelompok dan nilai tugas individu. c. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada materi BRSL (Bangun Ruang Sisi Lengkung) menunjukan kearah positif.
100
74.24
90.91
37.88
50 0 SiklusSiklus I Siklus II III
Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Gambar 5
Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 5 terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 36,36. Begitu pula hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III terdapat peningkatan sebesar 16,67. Jadi ratarata hasil belajar dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 53,03. Secara umum hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar berpikir kritis matematika siswa. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan mengenai penggunaan model Quantum learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa MTs diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada materi BRSL (Bangun Ruang Sisi Lengkung) dapat meningkatkan aktivitas siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang membangkitkan aktivitas siswa.
7
Ennis,
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
R.H. (2000). A SuperStreamlined Conception Of Critical Thinking. [Online]. Tersedia: http://criticalthinking.net/SS ConcCTApr3.html. [18 Januari 2012].
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Arikunto, S.dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fowler, B. (1996). Critical Thinking Accros the Curriculum Project.[Online]. Tersedia: http://www.kcmetro.cc.mo.us /longview/ctac/definitions.ht ml. [18 Januari 2012].
Asnawati, S. (2010).Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran terhadap Prestasi Belajar Siswa. Skripsi pada FKIP Unswagati Cirebon: Tidak Diterbitkan.
Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skill.Bandung: Nuansa. Hatimah, I. dkk. (2008). Penelitian Pendidikan. UPI PRESS: Bandung.
Bakir. (2011). Quantum Learning Leseeon Plans. [online]. Tersedia: http://www.virtuallearning.net/lessonpplans/35quantum-learning model.html. [02 Februari 2012].
Khairuddin, M. (2011).Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Segi Empat dengan Model Quantum Pada Siswa Kelas VIIAMTs Muhammadiyah Pekajengan Pekalongan. Skripsi Sarjana di FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
DePorter Bobbi dan Mike Hernacki. (2007). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Liliasari. (1996). Beberapa Pola Berpikir dalam Pembentukan Pengetahuan Kimia oleh SMA.Disertasi Doktor pada PPs IKIP Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan
DePorter Bobbi.dkk. (2007). Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas.Bandung: Kaifa.
8
Maulana. (2006). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Mahasiswa PGSD.Tesis Magister pada PPs UPI Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Pembelajaran Kooperatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Purnamasari, M. (2009).Penerapan Model Pembelajaran Quantum dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMA. Skripsi Sarjana di FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Mayadiana, D. (2005). Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru SD. Tesis pada PPs UPI Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan. Nurira,
Purwanto, N. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
L.A. (2007). Pengaru Penerapan Model Pembelajaran Quantum Dengan Tahapan Belajar Tandur Terhadap Kemampuan Kreatifitas Matematika Siswa.Skripsi Sarjana di FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rahman, A. (2006). Pembelajaran Matematika Interaktif Berbasis Komputer Tipe Guided Reinvention untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMA. Skripsi Sarjana di FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Popiani. (2012). Penerapan Model Kooperatif Tipe Pembagian Pencapaian Tim Siswa Dengan Media CD Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Darma Kabupaten Kuningan). Skripsi pada FKIP Unswagati Cirebon: Tidak Diterbitkan.
Russeffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Praja,
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
E. (2001). Pembelajaran Keterampilan Proses Matematika Melalui Model
9
Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Karangampel Kabupaten Indramayu). Skripsi pada FKIP Unswagati Cirebon: Tidak Diterbitkan.
Sumarmo, U. (2006). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah pada seminar pendidikan matematika. Universitas Padjajaran Bandung.
Widyaningsih. (2011). Implementasi Metode Membaca SQ3R untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi pada FKIP Unswagati Cirebon: Tidak Diterbitkan. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syukur, M. (2004).Pengembangan Kemempuan Berpikir Kritis Siswa SMU Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OpenEnded. Tesis Pada PPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan. Tresnawati, Y. (2006). Penerapan Model CORE dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi Sarjana di FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Wahyuni, R. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Strategi Think-Talk-Write dalam Upaya Meningkatkan
10