e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN FANTASI DAN IMAJINASI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN DAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA Ida Ayu Sri Widhiani, A.A.I.N Marhaeni, I Nyoman Dantes Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia email: {sri.widhiani, agung.marhaeni, nyoman.dantes} @pasca.undiksa.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak melalui penerapan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelompok B Paud Pom-Pom School berjumlah 24 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dengan instrumen kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan kriteria keberhasilan baik. Penelitian ini menemukan bahwa indikator keberhasilan kemampuan otak kanan anak dan indikator keberhasilan kemampuan berbahasa anak telah tercapai pada akhir siklus II. Ini berarti kegiatan pembelajaran melalui penerapan media permainan fantasi dan Imajinasi Kreatif secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak. Kata Kunci: Kemampuan Berbahasa, Kemampuan Otak Kanan, Media Permainan Fantasi, Imajinasi Kreatif. Abstract This study aims to analyze and describe the increase of children’s right brain capability and language capability through the implementation of media of fantasy game and creative imagination. The subjects of this research were 24 children of B Group of PAUD Pom-pom School, Kuta Utara, Badung. This research was a classroom action research which was conducted in cycles. Data collection methods used was observational methods using right brain capability and language capability observation sheets as instruments. Data analysis performed descriptively with the criteria of good success. The study found that children’s right brain capability indicator and the language capability indicators were accomplished after cycle 2 was completed . This means that learning activities implementing media of fantasy game and creative imagination can significantly increase the right brain capability and language capability of children. Keywords: Language capability, media of fantasy game, creative imagination, right brain capability
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) unggul dan berkualitas. Untuk menciptakan dan membentuk generasi yang unggul dan berkualitas, maka calon-calon generasi mendatang harus dipersiapkan pertumbuhan dan perkembangannya sejak sedini mungkin, dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap selanjutnya dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasa. Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan di PAUD Pom-Pom School tempat peneliti bertugas, nampaknya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini diindikasikan oleh banyaknya permasalahan yang muncul di dalam kelas. Menurut pengamatan peneliti dan guru yang terlibat dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas, permasalahan-permasalahan yang sering muncul kepermukaan diantaranya; kemampuan kreativitas anak sagat kurang. Hal ini dapat diamati saat anak melakukan kegiatan menciptakan bentuk-bentuk baru dengan menggunakan berbagai media. Misalnya; ketika anak pertama kali diberikan tugas untuk membentuk sesuatu dari potonganpotongan lidi atau stik es-krim menjadi suatu bentuk objek baru, maka dari hasil pengamatan diketahui bahwa sebagian besar anak-anak tidak punya ide apapun untuk menciptakan suatu bentuk dari potongan-potongan lidi atau stik es-
krim tersebut. Di sini berarti kemampuan anak dalam berkreasi membentuk sesuatu tergolong rendah. Kemampuan kreativitas sangat terkait dengan kemampuan imajinasi. Apabila kemampuan imajinasi anak kurang, maka kemampuannya dalam mencetuskan ide-ide orisinilnya untuk mencipta atau meniru bentuk-bentuk yang ada untuk dikreasikan dalam berbagai media juga mengalami hambatan. Namun sebaliknya apabila daya imajinasi anak tinggi, maka sangat memudahkan bagi anak untuk menghasilkan karya-karya yang kreatif dan inovatif . Dalam permainan lego misalnya, karena kurang imajinasi, maka anak tidak punya gambaran untuk mencipta suatu bentuk-bentuk kreasi dari pikirannya sendiri. Permasalahan lain yang dijumpai di kelas adalah ketika guru memperdengarkan cerita atau dongeng tentang kisah peri atau raksasa yang jahat dalam cerita fantasi, anak kurang memperhatikan, padahal kegiatan memperdengarkan cerita ini tujuannya agar anak bisa mengembangkan imajinasinya, mengembangkan kemampuan berbahasanya, disamping juga dapat mengubah karakter anak sehinga anak meningkat kecerdasannya. Akibat kurangnya konsentrasi ini maka ketika anak disuruh untuk menceritakan atau memperagakan kembali cerita tersebut di atas panggung cerita, anak menemui kesulitan dan tidak punya bayangan atau gambaran untuk bercerita. Mengingat kemampuan imajinasi sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan anak, maka peranan pendidik menjadi sangat vital dalam membantu anak didik dalam memberikan stimulus-stimulus yang positif. Inilah beberapa permasalahan yang timbul dalam kelas berkenaan dengan kreativitas dan imajinasi anak didik yang perlu
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) diteliti apa penyebabnya dan bagaimana guru dapat mencari solusi atas permasalahan ini. Berdasarkan kenyataan tesebut peneliti merasa perlu untuk merancang suatu permainan yang dapat mengembangkan fantasi dan imajinasi anak disamping dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak sebagai suatu media permainan sehingga dapat mengembangkan kekuatan otak kanan anak secara optimal. Hal ini penting dilakukan sebagai sebuah revolusi dibidang pendidikan sehingga dapat memperkecil kesenjangan yang terjadi selama ini dimana pembelajaran didominasi otak kiri dan anak – anak kehilangan kebahagiaan mereka menuju pada pembelajaran yang lebih menyenangkan dan membuka kesadaran jiwa yang lebih halus. Oleh sebab itu penulis memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Penggunaan Media Permainan Fantasi dan Imajinasi Kreatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Kanan dan Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Paud Pom-Pom School Kuta Utara Badung”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan kemampuan otak kanan anak kelompok B setelah diterapkannya media permainan fantasi dan imajinasi kreatif di Paud Pom-Pom School Kuta Utara Badung (2) untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok B setelah diterapkannya media permainan fantasi dan imajinatif kreatif di Paud Pom-Pom School Kuta Utara Badung (3) untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh anak dalam pembelajaran dengan
menggunakan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak kelompok B Paud Pom-Pom School Kuta Utara Badung. Penelitian tindakan ini diawali dengan mengidentifikasi masalah, menemukan cara pemecahan masalah, mengimplementasikan pemecahan masalah, mengevaluasi solusinya, dan mengubah praktek sejalan dengan evaluasi. Kegiatan penelitian diawali dengan refleksi awal untuk melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi objektif yang terjadi di lapangan yang akan diikuti dengan refleksi. Langkah ini dilaksanakan untuk menemukan berbagai kesenjangan dan hambatan yang mendesak untuk segera dipecahkan. Selanjutnya secara siklus dilakukan kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegitan ini memungkinkan akan diikuti oleh perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Penelitian ini dilakukan di Paud Pom-Pom School yang beralamat di jalan Muding Mundeh No. 33 Kerobokan Kaja Kuta Utara Badung dengan subjek penelitian adalah anak Taman Kanak-Kanak kelompok B. Kelompok B terdiri dari 24 siswa dengan anak jumlah anak laki-laki 17 orang dan anak perempuan berjumlah 7 orang. Penelitian ini dilakukan selama satu semester yaitu yaitu pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2013/2014. Paud ini dijadikan sebagai lokasi penelitian karena
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) peneliti sendiri bertugas sebagai (analisis dan interpretasi) dan (5) guru dan kepala sekolah di Paud perencanaan tindak lanjut. Pom-Pom School ini sesuai dengan metode tindakan yang difokuskan 3. HASIL PENELITIAN DAN pada situasi kelas. PEMBAHASAN Karena penelitian ini adalah Siklus I Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif, maka dalam pelaksanaannya Pada siklus I hal-hal yang melibatkan 1 orang guru dan siswa dipersiapkan adalah pelaksanaan sebanyak 24 orang di Paud Pompembelajaran berupa silabus berisi Pom School Kuta Utara Badung antara lain, pemetaan, Rencana pada tahun pelajaran 2013/2014. Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Rencana tindakan direncanaKegiatan Harian (RKH), instrumen kan dilakukan dengan siklus sampai pengamatan kemampuan otak terjadi perubahan peningkatan kanan dan instrumen pengamatan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa. kemam-puan berbahasa anak. Untuk menyelesaikan siklus I Penelitian ini dilaksanakan ini diperlukan 5 kali pertemuan di dalam dua siklus, dan langkahkelas dengan skenario yang telah langkah dalam setiap siklus terdiri dipersiapkan. Pelaksanaan siklus I atas perencanaan, pelaksanaan adalah pada hari Senin 6 Januari tindakan, pengamatan/observasi dan 2014 sampai Jumat 10 Januari refleksi. 2014. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan Hasil observasi kemampuan siklus-siklus berikutnya adalah (1) otak kanan anak dipaparkan pada penetapan fokus permasalahan (2) tabel berikut. perencanaan tindakan (3) pengumpulan data melalui pengamatan /observasi (4) refleksi Rekapitulasi Hasil Analisis Kemampuan Otak Kanan Siklus I Subjek
Kreativita s
Empati
Imajinasi
Intuitif
Jumlah
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
15 15 15 11 13 12 10 14 17 10 15 16 17 15 18 16 17 17 15 12 14 16
15 16 14 12 13 13 9 13 18 10 15 15 17 15 18 14 18 17 13 13 11 14
6 7 7 5 6 2 5 6 4 4 7 6 6 5 6 4 6 6 4 4 4 5
6 6 7 5 6 6 3 4 6 4 8 6 6 4 6 5 6 6 6 4 4 5
42 44 43 33 38 33 27 37 45 28 45 43 46 39 44 39 47 46 38 33 33 40
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi
Status Ketuntasan
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) 23 24
12 15 6 6 15 16 5 5 Rata-Rata perolehan % Kemampuan Otak Kanan anak memperoleh kriteria tinggi % Kemampuan Otak Kanan Anak memperoleh kriteria sedang % Kemampuan Otak Kanan Anak memperoleh kriteria rendah % Ketuntasan Anak
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I pada peningkatan kemampuan otak kanan belum mencapai kriteria yang diinginkann karena baru hanya 50% yang mencapai kriteria tuntas. Oleh sebab itu perlu pelaksanaan siklus berikutnya untuk mencapai kriteria yang diinginkan.
39 41 39,29 12
Sedang Tinggi Sedang 50%
Belum Tuntas Tuntas BelumTuntas Tuntas
10
41,67%
Belum Tuntas
2
8,33%
Belum Tuntas
12 12
50% 50%
Tuntas Belum Tuntas
bahasa anak menunjukkan bahwa, sekitar 29,17% mencapai kriteria tuntas sedangkan 70,83% kemampuan berbahasa anak yang masih perlu ditingkatkan untuk mencapai kriteria tuntas. Hasil observasi kemampuan berbahasa anak dipaparkan pada tabel berikut.
Demikian juga pemantauan hasil observasi kemampuan berRekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus I No Urut Sis wa
Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
Ber kom oni kasi sec ara lisa n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
6 7 6 7 6 6 6 6 6 8 6 6 6 6 7 8 6 6 8 7 6 6 8 6
6 9 8 11 7 9 9 9 7 10 9 8 6 7 10 11 9 8 12 10 6 9 11 9
Menyusun kalimat sederhana dalam struktur yang lengkap
6 7 6 7 6 7 6 7 6 8 7 6 6 6 7 8 7 6 8 7 6 6 8 6
Melanjutka n sebagian cerita/ dongeng yang telah diperdenga r kan
Jumlah
Kriteria
6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 6 6 6 6 7 6 6 7 6 6 6 7 6
24 29 26 31 25 28 27 28 25 33 29 26 24 25 32 34 28 26 35 30 24 27 34 27
Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup
Status Ketuntasan
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) Rata-rata perolehan
28,21
Cukup
Belum Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori baik
7
29,17%
Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori cukup
17
70,83%
Belum Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori kurang % Ketuntasan Anak
0
0%
Siklus II
29,17% 70,83%
Tuntas Belum Tuntas
menggunakannya, sehingga terjadi peningkatan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa pada siklus II ini. Sama seperti pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan pada skuls II ini juga dilakukan sendiri oleh peneliti dengan melibatkan teman sejawat yang juga mengajar murid kelompok B Paud Pom-Pom. Hasil observasi kemampuan otak kanan anak pada siklus II dipaparkan pada tabel berikut.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak pada siklus II masih menggunakan metode observasi dan penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif. Penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif pada Siklus II ini lebih efektif karena anakanak sudah mulai terbiasa
Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Otak Kanan Siklus II Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kreativita s
Empati
Imajinasi
16 15 10 16 16 10 15 15 10 13 13 7 15 14 9 14 14 6 12 14 7 14 14 6 17 18 7 14 14 6 16 16 8 17 17 8 19 18 10 16 16 6 20 19 6 16 15 8 17 18 8 18 18 8 16 15 8 15 15 6 15 15 6 16 15 8 14 15 7 15 16 7 Rata-Rata Perolehan
Intuitif
Jumlah
Kriteria
10 10 10 7 8 7 7 6 6 6 9 8 7 6 6 7 7 8 8 6 5 6 6 6
51 52 50 40 46 41 40 40 48 40 49 50 54 44 47 46 50 52 47 42 41 45 42 44 45,88
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Kategori Ketuntasa n Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) % Kemampuan Otak Kanan anak dengan kriteria sangat tinggi % Kemampuan Otak Kanan Anak memperoleh kriteria tinggi
% Kemampuan Otak Kanan Anak memperoleh kriteria sedang % Ketuntasan Anak
9
37,5%
15
62,5%
0
0%
24
100%
Tuntas
Dari hasil pengamatan di pelaksanaan siklus berikutnya tidak atas dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan. pelaksa-naan siklus II pada Hasil observasi kemampuan peningkatan kemampuan otak berbahasa anak pada siklus II kanan sudah mencapai kriteria dipaparkan pada tabel berikut. tuntas 100%. Oleh sebab itu Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus II No Urut Sisw a
Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
Berkomoni -kasi secara lisan
7 8 6 8 6 7 7 8 8 10 7 8 7 7 8 9 7 6 10 8 7 7 9 7
9 12 9 12 8 10 10 10 8 12 10 9 7 8 12 15 10 10 15 13 8 12 12 11
Menyusun kalimat sederhana dalam struktur yang lengkap
Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan
Kategori Ketuntasan
Jumlah
Kriteria
31 38 33 39 30 37 33 38 32 42 36 32 30 31 40 43 32 30 43 36 30 33 39 32 35
Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori sangat baik
11
45,83 %
Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori baik
13
54,17%
Tuntas
% Kemampuan berbahasa anak dengan kategori cukup % Ketuntasan Anak
0 24
0% 100%
Tuntas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
7 8 8 9 8 10 8 10 8 10 9 7 8 8 8 9 7 6 10 7 7 7 8 7 Rata-Rata Perolehan
8 10 10 10 8 10 8 10 8 10 10 8 8 8 10 10 7 8 8 8 8 7 9 7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
45,88 50
39.29
40
35 28.21 Otak Kanan
30
Berbahasa
20 10 0 Siklus I
Siklus II
Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Otak Kanan dan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I dan II Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mencapai kriteria 100% tuntas. Ini berarti pelaksanaan siklus kedua dapat dihentikan atau tidak perlu dilanjutkan. Hasil-hasil yang diuraikan pada siklus II ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak kelompok B Paud Pom-Pom School sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif untuk meningkatkan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak dapat dikatakan berhasil hingga mencapai kategori keberhasilan baik. Di lihat dari analisis diketahui bahwa nilai ratarata peningkatan kemampuan otak kanan pada siklus II ini adalah sebesar 45,88 dengan kategori keberhasilan sangat tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan nilai ratarata kemampuan otak kanan siswa pada siklus I hanya sebesar 39,29 dengan kategori keberhasilan sedang. Hal ini berarti terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 6,59 dari kategori sedang menuju kategori sangat tinggi.
Untuk aspek kemampuan berbahasa anak pada siklus II ini juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini tidak terdapat anak (0%) dengan kategori keberhasilan cukup. Berdasarkan analisis diperoleh peningkatan nilai rata-rata kemampuan berbahasa dari siklus I sebesar 28,21 dengan kategori keberhasilan cukup, menjadi 35,00 pada siklus II dengan kategori keberhasilan baik. Tingginya peningkatan kemampuan otak kanan dan kemampuan berbahasa anak seperti yang tercermin pada siklus II ini menunjukkan bahwa adanya indikasi positif dari penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif dalam proses pembelajaran anak di Paud. Bagi pendidikan anak usia dini penggunaan media pembelajaran dalam bentuk permainan fantasi dan imajinasi kreatif merupakan metode pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kreativitas, intuisi, akhlak mulia, spiriritual, sebagai sebuah metode yang dapat menyentuh lapisan kesadaran manusia yang lebih halus yaitu lapisan kesadaran supra. Melalui penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif, materi pengajaran akan lebih menarik
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) sehingga dapat meningkatkan seluruh potensi yang terpendam dalam diri anak khusunya kemampuan dahsyat dari otak kanannya. Dari hasil refleksi di atas menunjukkan bahwa hingga akhir siklus II telah terjadi peningkatan nilai yang cukup signifikan terutama pada kemampuan otak kanan dari kategori sedang menjadi kategori sangat tinggi pada siklus II, sedangkan kemampuan berbahasa meningkat dari kategori cukup menjadi kategori keberhasilan baik. Hasil tersebut sudah sesuai dengan kategori keberhasilan minimal yang harus dicapai dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat ditetapkan pula bahwa tujuan penelitian telah tercapai dan penelitian ini dapat terselesaikan pada akhir siklus II. Keberhasilan penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pertama, dukungan dari penyelenggara pendidikan Paud Pom-Pom School yaitu ketua Yayasan Parama Vidya Badung Bali dan dari Pengelola Paud Pom-Pom School Kuta Utara. Kedua adanya dukungan dari kondisi sekolah dan lingkungan sekitarnya terutama input (anak didik) termasuk status ekonomi orang tua, wawasan serta kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan anak usia dini untuk anaknya. Ketiga dukungan dari guru-guru Paud Pom-Pom school. Keempat, dukungan dari anak didik Paud Pom-Pom. Kemampuan otak kanan sangat penting ditingkatkan untuk keberhasilan anak di masa depan. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan, peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan
inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lainlain. Sedangkan tugas otak kiri adalah yang selalu berhubungan dengan angka-angka, bahasa, analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Makoto Shichida. Makoto Shichida adalah salah satu pendidik yang berasal dari Jepang dan telah melakukan suatu inovasi pendidikan otak kanan bagi anak-anak di Shichida Child Academy, dimana hasil pendidikannya adalah anakanak mampu untuk (1) menyembuhkan diri atau anggota keluarga lain (2) mengingat banyak informasi dengan cepat (3) mampu memprediksi kejadian di masa depan (4) meningkatkan kemampuan olahraga (5) mampu membersihkan lingkungan dengan cepat. Kemampuan luar biasa yang dihasilkan dari pendidikan otak kanan yang diterapkan oleh Makoto Sichida tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi guru-guru Paud dan untuk mengadakan revolusi terhadap sistem pendidikan yang selama ini hanya menghandalkan kekuatan otak kiri. Kendala-kendala atau faktorfaktor penghambat dalam proses pem belajaran dengan penerapan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif adalah sebagai berikut: (a) beberapa anak didik masih memiliki sikap gelisah dan kurang konsentrasi saat diberikan kegiatan dengan menerapkan media permainan fantasi dan visualisati terbimbing. Anak cenderung bermain-main dan mengganggu teman lainnya. (b) anak masih malu-malu dalam mengungkapkan bahasa ketika disuruh bercerita dengan menggunakan bahasa lisan.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) Hal ini perlu diberikan latihan dan rangsangan yang terus menerus agar anak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara didepan temantemannya. (c) kurangnya kreativitas guru yang tinggi dalam menyiapkan media pada permainan “Magic Circle” untuk lebih memudahkan anak mendramatisasikan suatu cerita, sehingga menumbuhkan kepuasan batin pada anak-anak. (d) kurangnya motivasi yang kuat dari guru untuk bisa mengembangkan dan mene-rapkan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif bagi anak usia dini, karena media tersebut sangat tepat digunakan dalam rangka membangun karakter anak. 4. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Kelompok B Paud Pom-Pom School dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif dapat meningkatkan kemampuan otak kanan anak dengan mencapai klasifikasi keberhasilan sangat tinggi dan mencapai status tuntas 100% pada akhir siklus II (2) Penerapan penggunaan media permainan fantasi dan imajinasi kreatif dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak dengan klasifikasi keberhasilan baik dan mencapai status tuntas 100% pada akhir siklus II. DAFTAR RUJUKAN Anandamitra, Avadhutika, A. 1980. Circle Of Love A Manual For Kindergarten Teachers. Manila: Ananda Marga Board Of Education
Anandamitra, Avadhutika, A. 1999. Anak Masa Depan. Terjemahan. Alih Bahasa: Ir. Ketut Nila almarhum. Jakarta: Persatuan Ananda Marga Indonesia Amirullah, A. A. 2011.” Mengungkap Rahasia Otak Kanan Anak” Jakarta. Makalah Seminar Sehari Direktorat Pembinaan Tk dan SD Departemen Pendidikan Nasional Pusat, tanggal 19 Januari 2011 Dantes, I Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset Depdikbud, 1994. Metodik Khusus Pengembangan Pengetahuan di TK. Jakarta: Depdikbud Kemdiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di TK. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD Olivia,F. 2010. Meroketkan Kekuatan Otak Kanan dengan Jurus Bio Drawing. Jakarta: Elex Media Komputindo. Olivia,F. 2013. Otak Kiri& Otak Kanan Anak Sama Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo Permendiknas R I Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD Pratiwi, E.M. 2011.Perkembangan Bahasa dan Strategi Pengembangannya. Mataram: Kemdikbud Dirjen PAUD, PNFI, BPPNFI, Regional VII Mataram.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) Santoso, Rukky. 2002. Right Brain For Kids Mengembangkan kemampuan Otak Kanan Anak-Anak. Jakarta: PT Gramedian Pustaka Utama Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta