Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR ACEH BESAR 1) Yoserizal
Bermawi,
2)
Tati Fauziah
(Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah) ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Tema Hidup Rukun Subtema Hidup Rukun di Sekolah Dasar Kelas II SD Negeri 1 Jeumpet Aceh Besar”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat hasil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik pada tema hidup rukun di sekolah kelas II SD Aceh Besar?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar melalui pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah kelas II SD Aceh Besar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SD Aceh Besar sebanyak 50 siswa, yang terdiri dari 2 kelas dengan rincian kelas IIA sebanyak 26 siswa, kelas IIB sebanyak 24 siswa, jumlah siswa perempuan sebanyak 13 orang dan siswa laki-laki sebanyak 11 orang. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 0rang yaitu kelas IIB.. metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Tes berupa essai. Perangkat penelitian yang digunakan yaituRencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). Pengolahan data menggunakan teknik analisis kuantitatif dalam bentuk penghitungan nilai rata-rata(mean). Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata Matematika yaitu 65 berada pada kategori cukup. Nilai rata-rata SBdP yaitu 73 berada dari kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata PJOKyaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan tingkat hasil belajar yang baik diperoleh melalui penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah kelas II SD Aceh Besar. Kata kunci : Pendekatan saintifik, hidup rukun di sekolah.
PENDAHULUAN Dunia pendidikan dewasa ini mengharapkan sumber daya manusia berkualitas. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutu. Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia. Maka perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa berhenti. Pendidikan membantu manusia mengembangkan potensi. Salah satunya adalah hidup rukun disekolah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas II mengajarkan hidup rukun sesuai dengan kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar empat titik 63
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
lima mengggunakan teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu penyajian. Adapun indikatornya yaitu empat titik lima empat membaca teks permintaan maaf untuk menjaga sikap hidup rukun dalam kemajemukan teman. Willis (2013:135) mengemukakan sekolah merupakan tempat mengembangkan penyesuaian sosial, oleh karena itu peserta didik harus hidup rukun bersama. Peserta didik bersikap sopan terhadap teman sebaya. Pada pembelajaran tema hidup rukun di sekolah, peneliti berasumsi penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran meningkatkan pemahaman peserta didik melaui kreativitas. Hosnan (2014:36) mengemukakan pendekatan saintifik melibatkan proses-proses kognitif yang potensial merangsang kemampuan berfikir tinggi. Alasan penulis tertarik memilih pendekatan saintifik yaitu: 1). Menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik berorientasikan pada pengalaman belajar langsung. 2). Mendorong agar peserta didik menemukan hubungan antara tema yang dipelajari dengan lingkungan nyata, artinya peserta didik dituntut menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting karena mengkorelasikan tema yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan hanya bagi peserta didik tema berfungsi secara fungsional, akan tetapi tema yang diajarkan tertanam erat di memori peserta didik, sehingga tidak mudah dilupakan. 3). Mendorong peserta didik menerapkannya dalam kehidupan, artinya pendekatan saintifik bukan hanya mengharapkan peserta didik memahami tema yang dipelajari, tetapi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sanjaya (2010:260) mengemukakan belajar merupakan pengalaman, maka semakin lama pengalaman diperoleh maka berdampak baik terhadap peserta didik, jadi belajar tidak boleh menghafal. Proses pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik pada tema hidup rukun dan sub tema hidup rukun di lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Tema Hidup Rukun Sub Tema Hidup Rukun di Sekolah Dasar Kelas II SD.
64
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan hasil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah kelas II SD. Dalam pembelajaran terdapat istilah makna seperti pendekatan saintifik. Hosnan (2014:34) mengemukakan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan konsep serta hukum dan prinsip yang ditemukan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenal, memahami barbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung dari informasi searah dari guru. Kondisi pembelajaran diharapkan mengarahkan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melaui observasi bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam pelaksanaan proses-proses tersebut, guru diperlukan tetapi bantuan guru semakin berkurang dengan semakin bertambahnya kedewasaan peserta didik. Hosnan (2014:35) mengemukakan bahwa: Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, Piaget dan Vigotsky. Teori Bruner menyebutkan pertemuan, ada empat teori pokok berkaitan teori belajar Bruner yaitu pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila menggunakan pikirannya. Melakukan proses-proses kognitif dalam penemuan, peserta didik memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang mempelajari teknik-teknik dalam penemuan adalah memiliki kesempatan melakukan penemuan. Keempat, melakukan penemuan memperkuat retensi ingatan. Teori Piaget menyatakan belajar berkaitan pembentukan dan perkembangan skema. Skema merupakan struktur mental dan struktur kognitif sehingga secara intelektual dapat beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Proses adaptasi dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif mengintegrasi stimulus berupa 65
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
persepsi, konsep, hukum, dan prinsip kedalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya. Teori Vigotsky menyatakan pembelajaran terjadi apabila peserta didik belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas tersebut berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang mempunyai kemampuan memecahkan masalah dengan bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan ketiga pendapat dari Bruner, Piaget, dan Vigotsky teori belajar bersesuaian dengan proses kognitif. Proses kognitif dimulai dari peserta didik sehingga adanya keinginan belajar. Tabel 1. Secara garis besar bentuk kegiatan seperti table dibawah ini : No.
Kegiatan
Aktivitas Belajar
1.
Mengamati (Observing)
Melihat, mengamati, membaca, menyimak (tanpa dan dengan alat).
mendengar,
2.
Menanya (Questioning)
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual hipotesis diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
3.
Pengumpulan data (Experimenting)
Mengumpulkan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan menentukan sumber data (benda, buku, dokumen, dan eksperimen) serta mengumpulkan data.
4..
Mengasosiasi (Associating)
Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori menyimpulkan dari hasil analisis data.
5.
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.
METODE PENELITIAN Metode merupakan cara yang dipakai untuk membahas dan meneliti masalah. Metode yang digunakan deskriptif. Sukardi (2003:157) mengemukakan penelitian deskriptif merupakan metode penelitian menguji hipotesis berkaitan keadaan dan kejadian sekarang. Penelitian 66
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
mengggunakan pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif. Sugiyono (2007:59) mengemukakan penelitian kuantitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka. Populasi penelitian adalah keseluruhan individu dari subjek yang diteliti atau populasi penelitian. Jadi, populasi adalah peserta didik kelas II SD Aceh Besar sebanyak 50 peserta didik, yang terdiri dari dua kelas dengan rincian kelas II A sebanyak 26 peserta didik, kelas IIB sebanyak 24 peserta didik, jumlah peserta didik perempuan sebanyak 13 orang dan peserta didik laki-laki sebanyak 11 orang. Pengumpulan data dilakaukan dengan tes. Tes ditambahkan pada setiap akhir pembelajaran subtema hidup rukun disekolah meliputi bidang studi matematika, SBdP, PPKN, bahasa Indonesia, PJOK mulai dari pembelajaran 1 sampai 6. Tes yang dilakukan bersifat pengetahuan saja untuk setiap mata pelajaran dalam setiap pembelajaran. Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu menghitung nilai rata-rata kemampuan peserta didik. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Adapun kategori nilai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Kategori Nilai Peserta Didik No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 56 – 65 0 – 55
Skala Kuantitatif
Skala Kualitatif Istimewa Baik Sekali Baik Lebih dari Cukup Cukup Kurang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tersebut dapat dijelaskan peserta didik kelas II SD Aceh Besar mempunyai nilai pada pembelajaran I sampai VI yaitu nilai rata-rata Matematika yaitu 65 berada pada kategori cukup. Persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 8 orang (33,3%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 16 orang (66,6%). Nilai rata-rata SBdP yaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik tuntas sebanyak 19 orang (79,1%) dan persentase peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 5 orang (20,8%). Nilai rata-rata PPKN yaitu
67
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
68 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 17 orang (70,8%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 7 orang (29,1%). Nilai rata-rata bahasa Indonesia 71 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 21 orang (87,5%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 3 orang (12,5%). Nilai rata-rata PJOK yaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik tuntas sebanyak 20 orang (83,3%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 4 orang (16,6%). Untuk jelasnya hasil penelitian setiap tabel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Nilai rata-rata Mata Pelajaran Matematika Subtema 3 Pembelajaran I – VI Jumlah peserta didik : 24
PB I
PB II
PB III
PB IV
PB V
PB VI
Tuntas
9
15
15
-
-
16
Tidak Tuntas
15
9
9
-
-
8
Tabel 4. Nilai rata-rata Mata Pelajaran SBdP Subtema 3 Pembelajaran I – VI Jumlah peserta didik : 24
PB I
PB II
PB III
PB IV
PB V
PB VI
Tuntas
18
-
21
17
-
16
Tidak Tuntas
6
-
3
7
-
8
Tabel 5. Nilai rata-rata Mata Pelajaran PPKN Subtema 3 Pembelajaran I – VI Jumlah peserta didik : 24
PB I
PB II
PB III
PB IV
PB V
PB VI
Tuntas
13
17
-
18
17
12
Tidak Tuntas
11
7
-
6
7
12
Tabel 6. Nilai rata-rata Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Subtema 3 Pembelajaran I – VI Jumlah peserta didik : 24
PB I
PB II
PB III
PB IV
PB V
PB VI
Tuntas
19
15
22
21
19
21
Tidak Tuntas
5
9
2
3
5
3
68
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
Tabel 7. Nilai rata-rata Mata Pelajaran PJOK Subtema 3 Pembelajaran I – VI Jumlah peserta didik : 24
PB I
PB II
PB III
PB IV
PB V
PB VI
Tuntas
-
20
-
-
20
-
Tidak Tuntas
-
4
-
-
4
-
PEMBAHASAN Penerapam pendekatan saintifik pada subtema hidup rukun disekolah dilakukan pada nilai matematika yaitu 65 berada pada kategori cukup. Persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 8 orang (33,3%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 16 orang (66,6%). Nilai rata-rata SBdP sebanyak 73 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik tuntas sebanyak 19 orang (79,1%) dan persentase peserta didik yang tidak tuntas seba nyak 5 orang (20,5%). Nilai rata-rata PPKN yaitu 68 berada pada katergori lebih dari cukup dengan dengan persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 17 orang (70,8%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 7 orang(29,1%). Nilai rata-rata bahasa Indonesia 71 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik yang tuntas sebanyak 21 orang (87,5%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 3 orang (12,5%). Nilai rata-rata PJOK yaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup dengan persentase peserta didik tuntas sebanyak 20 orang (83,3 %) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 4 orang (16,6%). Hasil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah kelas II SD Aceh Besar yang mampu sebanyak 21 orang (87,5%) dan 3 orang (12,5%) digolongngkan tidak mampu. Keadaan ini menunjukkan penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah membantu peserta didik memahami materi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Hosnan (2014:13) pendekatan saintifik mendekatkan kemampuan intelek peserta didik sehingga mudah memahami materi yang dipelajari. Pendekatan saintifik mengembangkan karakter peserta didik, sehingga peserta didik mudah menerima perbedaan sosial diantara mereka, apabila ada yang melakukan kesalahan, peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan mengucapkan permintaan maaf.
69
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
KESIMPULAN Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan ahsil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah kelas II SD Negeri 1 Jeumpet Aceh Besar berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh yang mampu pada mata pelajaran Matematika yaitu 65 berada pada kategori cukup. Nilai rata-rata SBdP yaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata PPKN yaitu 68 berada pada kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata bahasa Indonesia 71 berada pada kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata PJOK yaitu 73 berada pada kategori lebih dari cukup. Keadaan ini menunjukkan penerapan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di sekolah membantu peserta didik memahami materi. Hal ini ditunjukkan dari hasil yng diperoleh peserta didik dari setiap mata pelajaran dalam pembelajaran 1 – 6. Penerapan pendekatan saintifik memudahkan peserta didik memahami sub tema hidup rukun disekolah dengan pembelajaran peserta didik secara interaktif karena pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran terpadu tematik. Berdasarkan hasil akhir penelitian ini maka diberikan saran sebagai berikut: Bagi peserta didik, diharapkan terus berlatih mengerjakan latihan-latihan yang diberikan supaya memperoleh hasil belajar yang baik. DAFTAR PUSTAKA Amin, Safwan. 2003. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Banda Aceh: Yapena. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan KontekstualDalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta. Ghalia Indonesia. Jihad, Asep. 2008. Guru Professional. Bandung: Cipta Persada. Kemendikbud. 2014. Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema Hidup Rukun. Jakarta: Kemendikbud.
70
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 2 No.4, April 2016, hal 63 - 71 ISSN: 2337-9227
Mauhid. 2014. Ayo Belajar PKN. Jurnal Pendidikan. (Online). Mauhid44.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 18 September 2014. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Subana, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
71