PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA Iman Setyoaji, Edi Santoso Universitas Bina Nusantara, Jl. Kunir 37 RT 01/V Banyumanik Bangunharjo Semarang, 085697142091,
[email protected]
ABSTRAK This research is conducted to design dynamic system model to analyze inventory system at Komatsu Reman Indonesia, Ltd. This research usessystem dynamics model method with tool vensim PLE. The result of this research shows that replacement ratio as leverage factor to increase the amount of stocks when the percentage of parts damage is 0%. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmerekayasa model sistem dinamis untuk menganalis perilaku sistem persediaan di PT Komatsu Reman Indonesia. Metode yang digunakan adalah Model Sistem Dinamis dengan menggunakan tool vensim PLE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa replacement ratio merupakan faktor pengungkit meningkatnya jumlah stok di remanufaktur. Hal ini dibuktikan oleh meningkatnya jumlah stok pada saat persentase kerusakan dari part adalah 0%. Kata kunci : persediaan, model sistem dinamis, remanufaktur
PENDAHULUAN Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak orang mulai tertarik pada remanufaktur. Hal ini dikarenakan secara signifikan remanufaktur lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan manufaktur. Pada umumnya, kegiatan remanufaktur menggunakan bahan dan energi yang lebih sedikit karena masih menggunakan kembali sebagian besar part dari produk yang digunakan. Remanufaktur adalah suatu proses mengembalikan produk yang telah digunakan oleh konsumen menjadi produk seperti kondisi baru. Secara garis besar sistem produksi yang terdapat pada sistem remanufaktur terdiri dari Pembongkaran, pembersihan, remanufaktur, pemeriksaan, perakitan, dan pengetesan sebelum dikirimkan ke konsumen. Sistem remanufaktur menggunakan konsep closed loop supply chain yaitu sebuah sistem yang menggunakan produk yang mana berasal dari produk bekas, part dan material yang diambil dari pasar. Ketersediaan part (part available) menjadi salah satu faktor penting yang menunjang proses produksi. Pada saat proses produksi atau proses perakitan, part harus tersedia lengkap termasuk part yang tidak dapat direkondisikan. Pengadaan part yang kurang tepat dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan maupun kekurangan persediaan. Jika persediaan part berlebih maka akan terjadi penumpukan di gudang dan biaya persediaan menjadi tinggi, dan jika persediaan kurang akan menyebabkan lead time proses perakitan akan bertambah. PT Komatsu Reman Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan Komatsu Group yang bergerak di bidang industri remanufaktur komponen alat-alat berat. Komponen-komponen yang menjadi produk PT Komatsu Reman Indonesia antara lain Engine, Power Train, dan Piston Pump & Motor. Core damage (engine, power train, dan piston pump & motor) yang didatangkan dari core center dibongkar pada proses pembongkaran dan dianalisa sesuai standar yang ditetapkan di perusahaan. Part yang telah dibongkar dikelompokkan menjadi beberapa kategori: (1) Reuse again, artinya part dapat digunakan kembali, (2) reuse again after recondition, artinya part dapat digunakan kembali setelah dilakukan suatu perbaikan, (3) replace, artinya part tidak dapat digunakan kembali. Untuk pemenuhan ketersediaan part, dilakukan proses pemesanan part Bill Of Material (BOM) melalui Material Requirements Planning (MRP) yang dilakukan 3 bulan sebelum proses produksi dan pemesanan part dengan kategori part tidak bisa diganti lagi melalui Part Recommended System (PRS) dilakukan setelah proses pembongkaran. Keterlambatan kedatangan core damage akan mempengaruhi jadwal pembongkaran engine dan pemesanan part, sehingga akan menyebabkan keterlambatan kedatangan part. Dengan demikian, menyebabkan part yang akan dirakit kembali tidak tersedia dengan lengkap.
Permasalahan muncul ketika kedatangan core damage di PT Komatsu Reman Indonesia tidak dapat dipastikan. Sehingga ketersediaan part pada saat akan dirakit belum bisa dipastikan lengkap mencapai 100%. Untuk menganalisa perilaku sistem ketersediaan part di PT Komatsu Reman Indonesia digunakan pendekatan simulasi model sistem dinamis. Pendekatan model sistem dinamis ini dapat dilakukan karena mengingat bahwa masalah dengan sistem persediaan di remanufaktur memiliki karakteristik, yaitu : (1) bersifat dinamis menurut fungsi waktu, (2) hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhinya bersifat terkait, (3) perilaku sistem yang terjadi sulit diramalkan. Teknik ini menjadi semakin menarik untuk dikaji dan dikembangkan, karena adanya perkiraan kondisi masa depan suatu sistem. Model sistem dinamis akan dapat menyederhanakan masalah-masalah yang rumit, dan mendeteksi umpan balik dari sistem, sehingga pola dan perilaku sistem secara keseluruhan dapat diketahui. Adapan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah merancang dan membuat model sistem dinamis yang dapat menganalisis perilaku sistem persediaan di PT Komatsu Reman Indonesia.
METODE PENELITIAN Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Topik Penelitian Pada tahap ini, peneliti menentukan topik penelitian yang ingin dilakukan bersama pembimbing. Adapun topik dari penelitian ini adalah Penerapan Model Sistem Dinamis Untuk Menganalisa Ketersediaan Part di PT. Komatsu Reman Indonesia. Pada bagian ini, ditentukan pula hasil akhir dan batasan masalah yang akan diteliti sehingga penelitian lebih terarah, fokus dan berjalan sesuai dengan rencana. 2.
Pemahaman Dasar Teori Pada tahap ini, peneliti menentukan dan mempelajari dasar teori yang dibutuhkan dalam membahas pokok permasalahan penelitian. Landasan teori ini kemudian akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugas akhir. Dasar teori yang digunakan meliputi teori sistem, teori model, teori sistem dinamis, dan teori remanufaktur.
3.
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam tahap ini, dilakukan proses strukturisasi masalah (problem structuring) dan tahap awal perancangan causal loop diagram (CLD). Pada intinya, proses ini dilakukan untuk memperoleh gambaran dan data-data yang diperlukan dalam pembentukan model simulasi dinamis. Dalam proses ini, tahap-tahap yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: a)
Melakukan identifikasi terhadap permasalahan dan kondisi yang dengan mempelajari informasi dan perilaku yang berlaku umum pada proses remanufaktur.
b) Menentukan variabel-variabel dan parameter-parameter yang berperan penting dalam proses remanufaktur. c) 4.
Melakukan pengumpulan data-data relevan dan detail berdasarkan variabel dan parameter yang telah ditentukan.
Perancangan Model Simulasi Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses ini merupakan langkah-langkah utama yang diperlukan dalam pembuatan model simulasi sistem dinamis itu sendiri. Dalam hal ini, proses yang dilakukan adalah pembuatan diagram sebab-akibat (causal loop diagram). Tahapantahapan yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: a)
Membuat diagram sistem remanufaktur dan sebab-akibat (causal loop diagram) untuk menggambarkan hubungan yang terjadi antara variabel-variabel yang ada.
b) Mempelajari perilaku-perilaku yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu berdasarkan dinamika yang digambarkan dalam causal loop diagram. c)
Mendefinisikan jenis-jenis variabel (stock and flow) dan menyusun stock and flow diagram.
d) Membangun model simulasi komputer yang didasarkan atas CLD atau SFD yang sebelumnya dibuat. Pada tahap ini dilakukan identifikasi nilai awal stock/level, nilai-nilai parameter dari hubungan-hubungan yang ada, serta hubungan struktural diantara variabel variabel yang ada dengan menggunakan constant, hubungan grafis, atau hubungan matematis yang sekiranya tepat. Pembuatan model ini dilakukan dengan bantuan software Vensim PLE.
5.
e)
Mensimulasikan model sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
f)
Menyajikan hasil dalam bentuk grafik atau tabel dari hasil model simulasi dengan menggunakan bantuan software komputer.
Analisa Hasil Model Setelah model simulasi berjalan, selanjutnya pada tahap ini dilakukan perancangan skenario dan kebijakan yang akan diterapkan. Selanjutnya, hasil dari model simulasi yang ada kemudian diamati dan dianalisis untuk mendapatkan kebikajan sesuai dengan kondisi skenario-skenario yang ada.
6.
Pengambilan Kesimpulan Penelitian Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan terhadap hasil keluaran simulasi dan pengujian kebijakan pada skenario-skenario simulasi yang dijalankan.
HASIL DAN BAHASAN Stok Pada Kebijakan Lama Stok 300
225 items/Month
1.
150
3 1 2
75
0 0
0.10
Stok : Jumlah produksi 252 Stok : Jumlah produksi 228
0.20 1 2
0.30 1
2
1 2
1 2
0.40 1
2
1 2
0.50 Time (Month)
0.70
Stok : Jumlah produksi 288
1 2
0.60
0.80 3
3
3
0.90 3
3
1 3
3
2
Gambar 1 Jumlah Stok Kebijakan Lama Pada grafik di atas dapat dilihat jumlah stok semakin menurun jika jumlah produksi sedikit. Sebaliknya, jumlah stok akan semakin meningkat jika jumlah produksi banyak. Pada bulan Januari perusahaan memproduksi cylinder head sebanyak 252, part yang diremanufaktur sebanyak 174, dikarenakan pemesanan part baru adalah 210, sehingga jumlah stok atau part yang tidak digunakan sebanyak 132 cylinder head. Dengan demikian, penerapan kebijakan seperti ini dapat memungkinkan terjadinya kelebihan stok komponen cylinder head. Perhitungan replacement ratio menentukan besarnya jumlah part yang harus dipesan dan jumlah stok. Produk bekas yang didatangkan dari pelanggan tidak bisa ditentukan berapa jumlah komponen atau part yang masih bisa digunakan lagi. Perhitungan yang tidak tepat akan berdampak terhadap ketersediaan part atau jumlah stok. Hal tersebut bisa terjadi ketika persentase kerusakan dari part kecil dengan nilai replacement ratio yang besar atau ketika persentase kerusakan dari part tinggi dengan nilai replacement ratio kecil.
2.
Stok Pada Kebijakan Baru Stok 50
items/Month
25
0
-25 2 1
-50
3
0
0.10
Stok : Jumlah produksi 252 Stok : Jumlah produksi 228
0.20 1 2
0.30 1
2
1 2
1 2
0.40 1
2
1 2
0.50 Time (Month)
0.70
Stok : Jumlah produksi 288
1 2
0.60
0.80 3
3
3
0.90 3
3
1 3
3
2
Gambar 2 Jumlah Stok Kebijakan Baru Pada gambar 2 dapat dilihat jumlah stok semakin terus menurun jika jumlah produksi semakin banyak. Pada bulan Januari, produksi cylinder head sebanyak 252, jumlah cylinder head yang diremanufaktur sebanyak 174, dikarenakan jumlah part yang dipesan melalui MRP sebanyak 43 (dari hasil peramalan) maka kebutuhan cylinder head untuk memenuhi ketersediaan part adalah 35. Untuk memenuhi kekurangan ketersediaan sehingga perlu melakukan pemesanan tambahan melalui PRS sebanyak 35 cylinder head. Dengan demikian, kebijakan baru dapat menurunkan jumlah stok jika persentase kerusakan dari part kecil, tetapi jika persentase kerusakan part tinggi, akan meningkatkan pemesanan melalui PRS. 4.2.
Hasil Dari analisa model kebijakan lama dan kebijakan baru maka didapat hasil seperti tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Perbandingan Kebijakan Lama dan Baru Kebijakan Lama Jumlah part yang dipesan untuk produksi berikutnya ditentukan berdasarkan replacement ratio, perhitungan replacement ratio yang tidak tepat akan menyebabkan jumlah stok tinggi atau pemesanan melalui PRS tinggi.
Kebijakan Baru Jumlah part yang dipesan untuk produksi berikutnya ditentukan hasil perhitungan peramalan yang tepat, perhitungan peramalan yang tidak tepat akan menyebabkan pemesanan melalui PRS tinggi
Sehingga indikator perbaikan kebijakan lama dan kebijakan baru adalah Tabel 2 Perbandingan Kebijakan Lama dan Baru No. 1. 2.
Kebijakan Kebijakan Lama Kebijakan Baru
Indikator Replacement ratio peramalan
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan bahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
Replacement ratio dapat mempengaruhi jumlah persediaan part untuk proses perakitan. Jika nilai replacement ratio besar, maka part yang akan dipesan akan menjadi besar. Sebaliknya jika nilai replacement ratio semakin kecil, maka part yang dipesan semakin kecil. Hal ini berdampak terhadap jumlah stok dan jumlah part yang dipesan melalui PRS. Model sistem dinamis ini dirancang dengan cara menggabungkan variabel-variabel di dalam sistem remanufaktur komponen cylinder head.
Saran Bedasarkan kesimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Melakukan perhitungan jumlah part baru yang dibutuhkan (BOM) dengan metode peramalan trend linear menggunakan data kebutuhan part baru diperiode sebelumnya. 2. Komponen-komponen lain dapat digunakan untuk merancang dan membuat sistem dinamis untuk mengetahui perilaku sistem persediaan remanufaktur.
REFERENSI Raditya, R. (2012). Perancangan Simulation Game Manajemen Rantai Pasok Multi Peran Berbasis Web Sebagai Media Pembelajaran. Skripsi S1.Program Sarjana Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta. Jody,
P. (2012). Peningkatan Output ProduksiSistemRemanufakturAlatBerat DenganMenggunakanPemodelanBerbasisObjek. Program Sarjana Teknik Industri.Skripsi S1. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Nasr, N., Hilton, B., German, R. (2011). A Framework For Sustainable Production and A Strategic Approach to a Key Enabler: Remanufacturing. Spinger-Verlag Berlin Heidelberg. QingdiKe, Zhang H.C, Liu G, and Bingbing Li. (2011). Remanufacturing Engineering Literature Overview and Future Research Needs. Singer-Verlag Berlin Heidelberg. Sterman, J. D. (2000). Business Dynamics, System Thinking and Modelling for A Complex Boston: McGraw Hill
World.
RIWAYAT PENULIS Iman Setyoaji lahir di kota Semarang pada tanggal 23 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan D3 di Politeknik Manufaktur Astra dalam bidang Teknik Alat Berat pada tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai Technical Trainer di PT Komatsu Reman Indonesia.