Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS POSTER SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected]
ABSTRAK Salah satu problematika yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah kurang optimalnya keterampilan siswa dalam menulis. Khususnya, dalam keterampilan menulis poster. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, siswa masih kesulitan menuangkan ide kreatifnya pada sebuah tulisan dan gambar dengan menggunakan kalimat persuasif dan komunikatif. Siswa hanya membuat sebuah tulisan tanpa memperhatikan ejaan, penggunaan tanda baca dan aspek kebahasaan lainnya Selain itu, dewasa ini guru kurang mampu memadukan antara model pembelajaran dengan keterampilan menulis yang akan dikembangkan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan menerapkan model Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Percobaan dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tindakan setiap siklusnya. Peneliti menggunakan pedoman penilaian, lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi sebagai instrumen penelitiannya. Analisis data dilakukan dengan teknik kualitatif, kuantitatif dan trianggulasi. Data kualitatif diolah dengan cara deskriptif, data kuantitaif diolah dengan mencari rata-rata, dan triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif. Rata-rata nilai aktivitas menulis poster pada siklus I: 46,25, siklus II : 68,75, siklus III : 88,38. Sedangkan ratarata nilai keterampilan menulis poster pada siklus I: 49,46, siklus II : 72,28, siklus III : 88,08. Berdasarkan keberhasilan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan proses, aktivitas dan keterampilan siswa dalam menulis poster.
Kata kunci : Problem Based Learning, Keterampilan Menulis Poster, Siswa Sekolah Dasar
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104875 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE POSTER WRITING SKILL FOR 5th GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENT Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected]
ABSTRACT One of the problems that faced in teaching primary school is the student’ skills in writing still less optimal. Particularly, in the poster writing skills. Based on the observation, the students were difficult to put their creative ideas in a text and images using persuasive and communicative phrase. The students only make a post without regard to spelling, punctuation and other aspects of language. In addition, the teachers were not able to combine learning model with writing skills that will be developed. Based on the issues that have been presented, this study aims to solve the problems by applying Problem Based Learning model. The research was conducted in the fifth grade students of Sekolah Dasar Negeri Percobaan with the number of students as many as 32 students. The method used is classroom action research method with Elliot design. This research was conducted in three cycles, every cycles consist of three actions. Researcher used assessment guidelines, observation sheets, questionnaires, field notes, and documentation as the instruments of research. Data analysis was performed using qualitative, quantitative and triangulation. The qualitative data is processed by means of descriptive, quantitative data is processed by finding the average, and triangulation performed by combining quantitative and qualitative data. The average result of poster writing activity in the first cycle: 46.25, second cycle: 68.75, the third cycle: 88.38. While the average result of poster writing skills in the first cycle: 49.46, second cycle: 72.28, the third cycle: 88.08. Based on this success, the researcher concluded that the application of problem based learning model could improve the process, activity and writing skills of students in the poster writing.
Keywords: Elementary School Students, Poster Writing Skills, Problem Based Learning.
Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
Terdapat empat keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Empat keterampilan tersebut yakni keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lain memiliki keterkaitan satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketika seorang guru membelajarkan salah satu keterampilan berbahasa, maka secara tidak langsung akan berkaitan dengan keterampilan-keterampilan yang lainnya. Salah satu bidang keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan ide, gagasan, serta curahan hati yang dituangkan ke dalam bahasa tulis atau tulisan. Keterampilan menulis tidak akan dapat diperoleh secara langsung. Keterampilan menulis memerlukan latihan secara terus menerus. Dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar terdapat beberapa jenis tulisan yang akan dibelajarkan kepada siswa. Salah satu jenis tulisan yang akan dipelajari tersebut adalah menulis poster. Poster merupakan suatu gambar ataupun tulisan yang ditulis di atas kertas. Pada umumnya poster berisi tentang pemberitahuan, imbauan, larangan, atau ajakan. Berkaitan dengan hal pembelajaran menulis yang telah diuraikan di atas, pada saat ini pembelajaran menulis masih menghadapi sejumlah problematika serius. Salah satu problematika serius tersebut adalah kemampuan siswa dalam menulis yang masih kurang optimal. Hal tersebut pun terjadi pada saat pembelajaran menulis poster. Pembelajaran menulis poster di sekolah dasar masih kurang optimal hal ini terbukti dari kurangnya kreativitas siswa dalam menulis poster, pada prosesnya siswa masih mengalami kesulitan menulis poster dalam menuangkan ide yang ada dalam pikirannya, siswa kesulitan menuangkan ide kreatifnya pada sebuah tulisan dan gambar
dengan menggunakan kalimat efektif dan persuasif. Selain itu, dalam praktiknya siswa masih mengalami kesulitan, siswa hanya membuat sebuah tulisan tanpa memperhatikan ejaan, penggunaan tanda baca dan aspek kebahasaan lainnya. Dari beberapa permasalahan di atas, dapat dianalisis bahwa permasalahan tersebut disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang tepat, kurang tepat dalam memadukan antara model pembelajaran dan keterampilan menulis yang akan dikembangkan. Pada umumnya metode yang digunakan dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang hanya lebih mengutamakan penjelasan teori saja, sehingga daya kreativitas siswa kurang terfasilitasi dengan baik. Dalam hal ini juga guru mengalami kesulitan dalam membiasakan siswa belajar menulis poster. Seringkali dalam pembelajaran guru melakukan kesalahan seperti dalam pembelajarannya yang terlalu kaku sehingga dapat menimbulkan kesan bagi siswanya bahwa dalam menulis poster itu sulit. Guru jarang menggunakan media pembelajaran yang unik dan menarik perhatian siswa dalam pembelajarannya, sehingga siswa merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, peneliti memandang salah satu akar permasalahan yang masih dapat dicari solusinya. Akar masalah yang dapat dicari solusinya tersebut adalah dari aspek model yang digunakan dalam pembelajarannya. Sebaiknya model yang digunakan guru merupakan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi. Dengan demikian, seorang guru membutuhkan model pembelajaran yang mampu menstimulus ide dan daya kreatifitas siswa dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Ditinjau dari permasalahan yang terjadi, maka penulis mencari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Model
Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang menjadikan suatu masalah sebagai hal yang muncul pertama kali pada saat proses pembelajaran. Masalah tersebut disajikan sealamiah mungkin dan selanjutnya siswa bekerja dengan masalah yang menuntut siswa mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuannya. Model ini sangat membantu dalam pembelajaran menulis poster karena dalam penerapannya, siswa diajak secara langsung untuk memahami suatu masalah, serta belajar memecahkannya sehingga akan lebih mengerti mengenai garis besar permasalahan dan dapat menentukan solusi terbaik, kemudian solusi tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar berupa poster yang kreatif, menarik dan berhasil menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya dengan memperhatikan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana proses belajar siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning? 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning? 3. Bagaimana keterampilan menulis poster siswa kelas V sekolah dasar dengan menerapkan model Problem Based Learning? Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan proses belajar siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning. 2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran menulis poster dengan
menerapkan model Problem Based Learning. 3. Meningkatkan keterampilan menulis poster siswa kelas V sekolah dasar dengan menerapkan model Problem Based Learning. Dalman (2014) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Hal tersebut sejalan dengan dengan Suparno dan Yunus (2010) memandang bahwa menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau mediannya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi, penyampaian gagasan dan ide melalui bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Kosasih (2012) mengemukakan bahwa poster merupakan cara pemberitahuan kepada khalayak umum tentang suatu ide, hal baru ataupun hal penting. Pemberitahuan tersebut berupa perpaduan antara gambar dan kata-kata yang ditempel di tempat-tempat umum. Sadiman, A. dkk (2011, hlm. 47) mengemukakan kriteria poster yang baik yaitu sederhana, menyajikan satu ide untuk mencapai tujuan pokok, berwarna, slogannya ringkas dan jitu,tulisannya jelas, motif dan desain bervariasi Model Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menjadikan suatu masalah sebagai hal yang muncul pertama kali pada saat proses pembelajaran. Delisle (dalam Abidin, 2014) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah selama siswa mempelajari materi pembelajaran. Model tersebut memiliki tahapan (1) menemukan masalah, (2)
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2015
membangun struktur kerja, (3) menetapkan masalah, (4) mengumpulkan dan berbagai informasi, (5) merumuskan solusi, (6) menentukan solusi terbaik dan (7) menyajikan solusi. Pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning, dalam pembelajarannya siswa melaksanakan aktivitas-aktivitas model Problem Based Learning tersebut. Siswa mengerjakan lembar kerja proses (LKP) sesuai dengan aktivitas yang dilakukannya dalam tahapan model Problem Based Learning. Didalam LKP tersebut salahsatunya siswa dituntut untuk dapat membuat solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan yang telah ditentukannya, kemudian solusi yang telah ditetapkan oleh siswa tersebut dituangkan dalam sebuah tulisan berupa poster. Siswa menulis poster berdasarkan solusi yang telah ditetapkannya. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Pemilihan metode ini dikarenakan PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut senada dengan pendapat Muslich (2012) mengemukakan bahwa PTK bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Elliot Dalam pelaksanaannya penelitian tidakan kelas ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V C SD Negeri Percobaan dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Peneliti tertarik melakukan penelitian di sekolah ini karena keterampilan menulis poster siswa di sekolah tersebut masih belum optimal. Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pedoman penilaian, lembar observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan pedoman
wawancara. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian, teknik observasi, teknik wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik kualitatif, kuantitatif, dan triangulasi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, analisis data, dan refleksi terhadap proses, aktivitas dan keterampilan. Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan model Problem Based Learning. Kegiatan Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Maret - 2 April 2015. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 April 2015. Dan kegiatan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 – 23 April 2015. Pada siklus I siswa menulis poster dengan tema “Jenisjenis ekosistem”, siklus II tentang “Kebhinekaan Indonesia” dan siklus III tentang “Keseimbangan Ekosistem”. Berdasarkan hasi dari perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, analisis, dan refleksi setiap siklus yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat beberapa temuan esensial hasil terpenting dari penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan pembelajaran pada siklus I terdapat berbagai temuan yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan awal terdapat beberapa siswa yang masih belum siap mengikuti pembelajaran, selain itu siswa terbiasa menjawab pertanyaan secara serempak. Pada kegiatan inti keadaan kelas sedikit gaduh, kemudian masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan peneliti.Pada saat menjelaskan menjelaskan langkahlangkah LKP yang harus dikerjakan siswa masih terdapat beberapa siswa yang belum mengerti perintah dari LKP tersebut, karena bahasanya susah dimengerti oleh siswa. Pada saat mengerjakan LKP siswa mengalami kebingungan, hal ini disebabkan
Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
karena siswa baru pertama kali belajar dengan model seperti ini. Siswa masih kesulitan dalam menulis kata-kata yang akan ditulisnya dalam poster, pada tahap mewarnai banyak siswa yang mengeluh lelah, dan pada saat mempublikasikan posternya di depan kelas siswa masih kurang percaya diri dengan hasil poster yang telah dibuatnya. Temuan-temuan pada siklus I kemudian diperbaiki dengan serangkaian upaya seperti lebih memperhatikan lagi dalam mengondisikan siswa, dalam mengajukan pertanyaan guru harus memfokuskan pertanyaannya kepada satu orang dengan cara menunjuknya atau dengan cara memerintahkan siswa apabila mau menjawab harus mengangkat tangan terlebih dahulu, memberi penguatan kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan, menjelaskan perintah LKP dengan menggunakan bahasa anak yang mudah dimengerti oleh siswa, selain itu guru harus memberi petunjuk-petunjuk yang jelas. Serta menstimulus dan membimbing siswa dalam mengerjakan LKP. Bagi siswa yang malu-malu pada saat mempublikasikan posternya di depan kelas perlu diberi motivasi agar muncul rasa percaya diri pada siswa tersebut. Hasilnya pada siklus II proses pembelajaran sudah berlangsung dengan cukup baik dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada kegiatan awal guru sudah mulai dapat mengondisikan siswa dengan cukup baik, siswa sudah mulai berani dan percaya diri pada saat menjawab pertanyaan. Siswa mulai tampak terbiasa mengacungkan tangan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan. Pada kegiatan inti walupun masih ada siswa yang gaduh, namun jumlahnya tidak sebanyak pada siklus I. Pada saat menjelaskan langkah-langkah yang harus dilaksanakakan dalam mengerjakan LKP siswa langsung memahaminya, pada saat mengerjakan LKP menentukan masalah, menulis hipotesis, menganalisis masalah dan menuliskan solusi siswa sudah tampak
kondusif, dan tidak banyak yang bertanya seperti pada siklus I, ketika kegiatan menulis poster, siswa sudah mulai tampak asyik dan menikmati. Siswa sudah mulai memahami apa yang harus ditulisnya dalam poster. Pada saat mempublikasikan poster di atas mejanya masing-masing siswa sudah mulai percaya diri dengan hasil poster yang telah dibuatnya. Namun pada siklus II ini masih terdapat beberapa kekurangan seperti pada kegiatan tanya jawab, masih ada beberapa siswa yang tidak ikut aktif menjawab ataupun bertanya. Upaya yang dilakukan peneliti yaitu dengan melempar pertanyaan dan melakukan pemindahan giliran menjawab kepada siswa yang cenderung tidak aktif. Pada saat mengerjakan LKP ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKP. Oleh karena itu upaya perbaikan yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan upaya bimbingan terhadap siswa yang kesulitan tersebut. Ketika menulis poster terdapat siswa yang asyik mengobrol, bermain-main mengganggu temannya, sehingga upaya yang dilakukan guru yaitu dengan menegur dengan tegas siswa tersebut agar tidak melakukan seperti itu lagi. Peneliti akan terus memotivasi siswa yang masih belum memiliki kepercayaan diri dalam mempublikasikan poster yang telah dibuatnya. Hasilnya pada pembelajaran siklus III, proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Peneliti sudah mampu mengondisikan siswa dengan kondusif, hal tersebut dikarenakan guru melakukan upaya-upaya perbaikan sesuai dengan temuan pada siklus II. Pada saat mengerjakan LKP masih terdapat siswa yang masih kesulitan, namun peneliti dapat mengatasinya dengan membimbingnya. Proses pembelajaran pada siklus III berlangsung menjadi sebuah pembelajaran yang efektif baik itu bagi peneliti maupun bagi siswa. Sehingga menjadikan proses pembelajaran menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2015
Selain meningkatkan proses pembelajaran, pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning pun dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran tersebut. Rata- rata nilai aktivitas mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Menulis Poster pada Siklus I - Siklus III
Rata-rata Skor Aspek dalam Penilaian Aktivitas Menulis Poster pada Siklus I – Siklus III 4 3
Menentukan Masalah Hipotesis
2
Temuanku
1
Menganalisis Masalah Solusi
0 Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 2. Rata-rata Skor Aspek dalam Penilaian Aktivitas Menulis Poster pada Siklus I- Siklus III
100 80 60 40 20 0 Series 1
Siklus I
Siklus II
Siklus III
46.25
68.75
88.38
Gambar 1. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Menulis Poster pada Siklus I- Siklus III Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa pada siklus I rata-rata nilai aktivitas menulis poster adalah sebesar 46,25. Pada siklus II rata-rata nilai aktivitas menulis poster adalah sebesar 68,75. Pada siklus III rata-rata nilai aktivitas menulis poster adalah sebesar 88,38. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai aktivitas menulis poster yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Artinya, rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek penilaian aktivitasnya juga mengalami peningkatan, sehingga rata-rata nilai aktivitas pun mengalami peningkatan. Peningkatan ratarata nilai pada setiap aspek penilaian aktivitas menulis poster dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Berdasarkan gambar peningkatanpeningkatan rata-rata skor aspek pada penilaian aktivitas menulis poster, dapat diketahui bahwa aspek menentukan masalah merupakan aspek yang paling meningkat jika dibandingkan dengan aspek lainnya. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mampu menentukan masalah sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditetapkan. Rata-rata skor aspek menentukan masalah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan karena dalam pelaksanaannya peneliti menyajikan suatu masalah yang bersifat otentik dan kontekstual sehingga siswa dengan mudah dalam menentukan permasalahan tersebut. Selain terdapat aspek yang mengalami peningkatan rata-rata skor yang paling meningkat, dalam aktivitas menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning pun terdapat aspek yang mengalami peningkatan rata- rata skor yang paling rendah. Aspek tersebut adalah aspek hipotesis. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh pada siklus III. Aspek hipotesis mengalami peningkatan yang paling rendah karena pada aspek ini siswa belum mampu menulis hipotesis sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditetapkan. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menulis hipotesis secara tepat, jelas dan rinci. Hal tersebut
Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
dikarenakan usia anak sekolah dasar belum terlalu mampu berpikir tingkat tinggi. Sehingga dalam merumuskan hipotesis ini siswa merumuskannya sesuai dengan kapasitas kemampuan berpikirnya. Dalam penelitian ini, selain penilaian aktivitas yang mengalami peningkatan, penilaian keterampilan siswa dalam menulis poster pun mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Peningkatan rata-rata nilai keterampilan menulis poster dapat dilihat pada Gambar 3. sebagai berikut. Peningkatan Nilai Keterampilan Menulis Poster Siklus I- Siklus III 100 80 60 40 20 0 Series 1
Siklus I
Siklus II
Silus III
49.46
72.28
88.08
Gambar 3. Grafik Peningkatan Nilai Keterampilan Menulis Poster dengan Menerapkan Model Problem Based Learning Berdasarkan Gambar di atas dapat diketahui pada siklus I rata-rata nilai keterampilan menulis poster yang diperoleh adalah 49,46. Pada siklus II diperoleh ratarata nilai keterampilan sebesar 72,28 dan nilai rata-rata keterampilan yang diperoleh pada siklus III adalah 88,08. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan menulis poster yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya, hal tersebut dikarenakan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek penilaian keterampilan mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata nilai pada setiap aspek penilaian keterampilan menulis poster dapat digambarkan pada Gambar 4 berikut ini.
Rekapitulasi Rata-rata Skor Ketercapaian Aspek pada Keterampilan Menulis Poster 4 3
Kebahasaan
2
Isi
1
Tampilan
0 Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Rata-rata Skor Ketercapaian Aspek pada Keterampilan Menulis Poster dengan Menerapkan Model Problem Based Learning Berdasarkan gambar peningkatanpeningkatan rata-rata skor aspek pada penilaian keterampilan menulis poster, dapat diketahui bahwa aspek kebahasaan adalah aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi jika dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mampu menulis poster dengan kebahasaan yang sesuai dengan indikator penilaian. Siswa sudah mampu menulis bahasa yang persuasif, komunikatif dan sesuai EYD. Dalam pelaksanaannya peneliti memberikan contoh-contoh yang dapat mempermudah siswa sehingga rata-rata skor aspek kebahasaan mencapai skor yang maksimal. Selain terdapat aspek yang mengalami peningkatan rata-rata skor yang paling meningkat, dalam keterampilan menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning pun terdapat aspek yang mengalami peningkatan ratarata skor yang paling rendah. Aspek tersebut adalah aspek tampilan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh pada siklus III. Aspek tampilan mengalami peningkatan yang paling rendah karena pada aspek ini siswa masih mengalami kesulitan, masih terdapat beberapa kekurangan dalam tampilan poster yang dibuat oleh siswa, seperti penggunaan
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2015
warna yang masih kurang menarik serta keterbacaan huruf dalam poster tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, dapat menunjukkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis poster. Pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning dapat mendorong siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan dalam memecahkan masalah serta mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning pun membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena pada proses pembelajaran siswa memperoleh pengalaman secara langsung. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka selanjutnya peneliti dapat menarik simpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Simpulan ini dapat pula dijadikan jawaban dari rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya. 1. Proses pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif.. Proses pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. 2. Aktivitas pembelajaran menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning terdiri dari aspek menentukan masalah, hipotesis, temuanku, menganalisis masalah dan solusi. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai aktivitas sebesar 46,25, kemudian pada siklus II rata-rata nilai aktivitas yang diperoleh mengalami peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 68,75,
3.
dan pada siklus III perolehan rata-rata nilai aktivitas memperoleh nilai sebesar 88,38. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan nilai aktivitas dalam pembelajaran menulis poster. Keterampilan menulis poster dengan menerapkan model Problem Based Learning mengalami peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya. Penilaian keterampilan menulis poster meliputi tiga aspek yakni kebahasaan, isi dan tampilan. Rata-rata nilai keterampilan menulis poster pada siklus I sebesar 49,46. Pada siklus II diperoleh rata-rata nilai keterampilan poster sebesar 72,28, dan pada siklus III diperoleh rata-rata nilai keterampilan menulis poster sebesar 88,08. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis poster. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Dalman (2014). Keterampilan menulis. Bandung: Rajawali Pers. Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Yrama Widya. Muslich, M. (2012). Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Sadiman, A. dkk (2011). Media pengajaran : pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press. Suparno dan Yunus. (2010). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anggi Indri Yani1, Yunus Abidin2, Tita Mulyati3 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster Siswa Kelas V Sekolah Dasar.