PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN Dewi Wulan R1), Edy Purwanto2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun1) Guru Fisika SMAN 1 Madiun2) Email:
[email protected])
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan satu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Madiun. Kata Kunci: Student Facilitator and Explaining
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan tolok ukur suatu
komponen pembelajaran. Guru merupakan
negara untuk menentukan negara tersebut
orang
dikatakan maju atau negara berkembang.
kegiatan
Semakin tinggi tingkat pendidikan, berarti
Kemampuan
semakin
tersebut.
pengajaran menentukan baik tidaknya proses
Pendidikan yang berkualitas perlu didukung
pembelajaran. Menurut Rusman (2011: 19),
oleh pembelajaran yang bermutu karena
“Guru yang profesional merupakan faktor
pembelajaran merupakan salah satu kunci
penentu proses pendidikan yang berkualitas”.
utama dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran, guru sebagai
Pembelajaran
berkualitas
bertanggung
belajar guru
mengajar dalam
dalam dikelas.
melakukan
adalah
fasilitator
berlangsung
secara
potensi siswa untuk selalu siap menghadapi
efektif dan efisien sehingga dapat mencapai
berbagai masalah dengan masyarakat, serta
tujuan tertentu. Dalam pembelajaran terjadi
senantiasa menciptakan suasana gembira
interaksi antara guru dan siswa sehingga
agar proses belajar mengajar berjalan lancar
guru dan siswa dapat disebut sebagai
dan kondusif. Semua itu dilakukan agar
yang
senantiasa
jawab
bermutu
pembelajaran
yang
negara
yang
mengembangkan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2015) http://snpf.ikippgrimadiun.ac.id/prosiding.php siswa dapat memahami dan menguasai
diajarkan.
pelajaran yang diberikan. Jika siswa sudah
pembelajaran
dapat memahami dan menguasai pelajaran
menyenangkan dan tidak membuat jenuh
yang diberikan, maka mudah bagi siswa
dapat membangun komunikasi antara guru
untuk meningkatkan hasil belajarnya.
dengan siswa maupun dengan sesama siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Cara
mengajar
yang
dan
membuat
model nyaman,
baik secara lisan maupun tertulis.
salah satu guru mata pelajaran fisika bahwa
Model
pembelajaran
Student
nilai mata pelajaran fisika yang diperoleh
Facilitator and Explain adalah salah satu
siswa disekolah masih dapat dikategorikan
model pembelajaran kooperatif yang bisa
cukup. Hal ini didukung oleh hasil observasi
diterapkan. Student Facilitator And Explain
di SMA Negeri 1 Madiun yang menunjukkan
dapat dipilih dalam pembelajaran karena
bahwa nilai rata-rata ulangan harian pelajaran
lebih
fisika untuk kelas X adalah 70. Ini dikatakan
mempresentasikan ide atau pendapat kepada
masih rendah jika dilihat dari KKM yang
rekan peserta didik lainnya. Menurut Aris
telah ditentukan oleh sekolah yaitu 78.
Shoimin
Rendahnya siswa
dalam
dipengaruhi
tingkat
proses oleh
keberhasilan
belajar
mengajar
beberapa
faktor,
terpusat
(2014:
pembelajaran Explain
kepada
siswa
183-185),
Student
merupakan
untuk
“Model
Facilitator salah
And
satu
tipe
pembelajaran kooperatif yang menekan pada
diantaranya adalah pendekatan dan model
struktur khusus
pembelajaran. Ketepatan dalam pemilihan
mempengaruhi pola interaksi peserta didik
model
membangun
dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
interaksi antara guru dengan siswa agar giat
penguasaan materi. Dengan menggunakan
dan aktif dalam
model pembelajaran ini dapat meningkatkan
pembelajaran
dapat
pembelajaran, dimana
nantinya diharapkan peserta didik dapat
antusias,
memperoleh nilai yang memuaskan. Model
senang.
pembelajaran yang kreatif diharapkan dapat menarik
minat
siswa
untuk
aktif
yang dirancang untuk
motivasi,
Hasil
keaktifan,
belajar
dan
adalah
rasa
pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
berkomunikasi baik secara lisan maupun
sikap-sikap,
apresiasi
tulisan dengan guru atau sesama siswa
(Suprijono,
2014:
lainnya. Salah satu cara yang tepat adalah
merupakan perubahan perilaku siswa akibat
menggunakan model pembelajaran yang
belajar.
bervariasi sehingga dapat membuat siswa
karena
lebih
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
mudah
memahami
materi
yang
Perubahan dia
dan 5).
keterampilan Hasil
perilaku
mencapai
belajar
disebabkan
penguasaan
atas
Penerapan Model Pembelajaran Student ... 41 |
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2015) http://snpf.ikippgrimadiun.ac.id/prosiding.php belajar mengajar (Purwanto, 2011: 46).
menggambarkan bagaimana suatu teknik
Menurut Gagne dalam Suprijono (2014: 5),
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil
Hasil
yang diinginkan dapat dicapai.
belajar
berupa
sikap
adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
ini
peneliti
bekerjasama dengan guru, kehadiran peneliti
kemampuan
sebagai pengamat di kelas, sehingga siswa
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-
tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
nilai.
diharapkan didapatkan data yang seobjektif
Sikap
Sikap
menjadikan
terhadap
penelitian
objek
tersebut.
penilaian
Dalam
berupa
merupakan nilai-nilai
perilaku.
Hasil
kemampuan
sebagai
belajar
standar mencakup
kemampuan
kognitif,
afektif,
psikomotorik.
Domain
knowledge
(pengetahuan,
kognitif
mungkin
demi
kevalidan
data
yang
diperlukan. Tempat penelitian adalah tempat
dan
yang digunakan dalam melakukan penelitian
adalah
untuk memperoleh data yang diinginkan.
ingatan),
Penelitian ini bertempat di kelas X SMAN 1
comprehension (pemahaman, menjelaskan,
Madiun tahun ajaran 2014/2015.
meringkas,
contoh),
application
Untuk mengetahui keefektivan suatu
(menerapkan),
analisis
(menguraikan,
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu
menentukan
hubungan),
synthesis
diadakan analisa data. Pada penelitian ini
(mengorganisasika,
merencanakan,
menggunakan
teknik
analisis
deskriptif
membentuk bangunan baru), dan evaluation
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
(menilai). Domain afektif adalah receiving
bersifat menggambarkan kenyataan atau
(sikap menerima), responding (memberikan
fakta sesuai dengan data yang diperoleh
respon),
dengan
valuing
(nilai),
organization
tujuan
untuk
mengetahui
hasil
(organisasi), characterization (karakterisasi).
belajar yang dicapai siswa juga untuk
Sedangkan
hasil
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,
pembelajaran serta aktivitas siswa selama
pengertian dan sikap (Suprijono 2012:6-7).
proses pembelajaran. Untuk menganalisis
menurut
Lindgren
tingkat
keberhasilan
atau
persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian
mengajar
setiap
putarannya
dilakukan
tindakan (action research), karena penelitian
dengan cara memberikan evaluasi berupa
dilakukan
soal tes tertulis.
untuk
memecahkan
masalah
pembelajaran dikelas. Penelitian ini juga
HASIL
termasuk
PEMBAHASAN
penelitian
deskriptif,
sebab
42 | Penerapan Model Pembelajaran Student ...
PENELITIAN
DAN
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2015) http://snpf.ikippgrimadiun.ac.id/prosiding.php Data yang diperoleh ada dua macam,
tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba
yaitu data kualitatif berupa data hasil
dilakukan pada siswa di luar sasaran
observasi, review guru, dokumentasi yang
penelitian. Analisis tes yang dilakukan
menggambarkan kegiatan belajar mengajar di
meliputi:
kelas dan kuantitatifyang diperoleh dari
Validitas butir soal dimaksudkan
penilaian kemampuan kognitif siswa berupa
untuk mengetahui kelayakan tes sehingga
nilai post-test pada siklus I. Data diambil dari
dapat digunakan sebagai instrument dalam
32 siswa kelas X MIA 4 SMAN 1 Madiun
penelitian ini. Dari perhitungan 25 butir soal
tahun ajaran 2014/2015.
diperoleh 20 butir soal valid dan 5 butir soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes
tidak valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel 1.1
dan mendapatkan tes yang baik, maka data Tabel 1.1 Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa Soal Valid Soal Tidak Valid 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 1, 5, 16, 17, 20 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25 Kriteria pengujian reliabilitas test meliputi nomor 16 dan 20. Dari soal yang yaitu setelah didapatkan harga rhitung,
diujikan
kemudian dibandingkan dengan r product
meliputi nomor 1, 5, 16, 17 dan 20. Soal
moment pada tabel. Taraf signifikansi
dengan kategori cukup meliputi nomor 2,
yang digunakan dalam penelitian ini
3, 7, 9, 10, 11, 12, 18, 19, 21, 22, 24 dan
adalah 5% atau 0,05. Jika rhitung > rtabel,
25. Soal dengan kategori baik meliputi
maka
nomor 4, 6, 8, 13, 14, 15 dan 23.
item
yang
diujikan
tersebut
dianggap reliabel. Dari perhitungan, 25
diperoleh
Berdasarkan
daya
beda
dari
yang dilakukan
jelek
hasil
butir soal penelitian diperoleh nilai 0,79
pengamatan
sedangkan 10 butir pertanyaan pada
dalam
angket diperoleh nilai 0,426 sehingga
percaya diri siswa masih kurang. Ketika
dinyatakan hasil perhitungan uji reabilitas
menyampaikan pendapat ke teman yang
dinyatakan reable. Dari 25 butir soal yang
lain siswa kurang maksimal. Peneliti
diujikan di kelas kontrol diperoleh soal
mengambil nilai pra siklus yaitu dari nilai
dengan kategori mudah meliputi nomor 1
pretest siswa terdapat 17 siswa (52,125%)
dan 5. Soal dengan kategori sedang
yang belum tuntas atau nilai kurang dari
meliputi nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
78 dan 15 siswa (46,875%) yang sudah
12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24
tuntas atau nilai lebih dari 78.
kegiatan
observer
pembelajaran,
rasa
dan 25. Soal dengan kategori sukar
Penerapan Model Pembelajaran Student ... 43 |
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2015) http://snpf.ikippgrimadiun.ac.id/prosiding.php Dari hasil ulangan atau post tes pada
bereksperimen langsung dari pada guru
siklus I terdapat perubahan yang nilai
menerangkan, karena membuat siswa
yang signifikan. Dari 32 siswa, yang
merasa jenuh.
mendapat nilai tuntas sebanyak 25 siswa
Dari data di atas dapat dikatan
(78,125%) dan 7 siswa (21,875) yang
terjadi kenaikan jumlah siswa yang sudah
belum tuntas.
tuntas.
Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa siswa lebih suka Tabel 1.2 Ketuntasan Hasil Siswa Siswa Belum Tuntas Siswa Tuntas Frek % Frek % 17 52,125 15 46,875
Uraian Pra Siklus Siklus I Berdasarkan
7 tabel
21,875 diatas
hasil
25 Facilitator
78,125 and
Explaining
dapat
belajar siswa mengalami peningkatan
meningkatkan hasil belajar siswa SMAN
sebagai berikut: berdasarkan pra siklus ke
1 Madiun.
siklus I mengalami kenaikan sebesar 32%,
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti
yakni dari 46, 875% menjadi 78,125%.
memberikan saran sebagai berikut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pemebelajaran
1.
Sebaiknya
kepala
sekolah
menggunakan
memberikan dorongan dan motivasi
model pembelajaran Student Facilitator
kepada guru fisika untuk melakukan
and Explaining dapat meningkatkan hasil
inovasi
belajar
perbaikan
menggunakan model pembelajaran
pembelajaran melalui penelitian tindakan
variatifsesuai dengan pokok bahasan
kelas dari studi awal (pra siklus) sampai
yang akan disampaikan sehingga
siklus I siswa mengalami peningkatan
dapat
ketuntasan hasil belajar.
komunikasi
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan hasil belajar yang lebih
siswa.
Kegiatan
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran dengan
model
pembelajaran
pembelajaran
menggali
dengan
kemampuan
matematis
dan
baik. Khususnya pada mata pelajaran
Student
fisika pada materi pokok kalor,
Facilitator and Explaining dapat ditarik
inovasi pembelajaran dapat dilakukan
kesimpulan
dengan menerapkan model kooperatif
sebagai
berikut:
bahwa
penerapan model pembelajaran Student
SFE dan TPS.
44 | Penerapan Model Pembelajaran Student ...
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2015) http://snpf.ikippgrimadiun.ac.id/prosiding.php 2. Dalam
menentukan
model
pembelajaran dapat dilakukan dengan
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
melihat kondisi dari siswa dan materi yang dipelajari. Menentukan model pembelajaran
yang
meningkatkan pembelajaran
tepat
dapat
keberhasilan atau
hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA
Shoimin,
A.
2014.
68
Model
Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum
2013.
Yogyakarta:
meningkatkan AR-RUZZ MEDIA Suprijono,
A.
2009.
Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Penerapan Model Pembelajaran Student ... 45 |