PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT(MMP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PRINGGABAYA PADA MATERIPRISMA DAN LIMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014
ARTIKEL
Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: BAIQ INGGAWANGI ASWARI 10 221 331
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INSTITUT KEGURUA DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM TAHUN 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT(MMP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRINGGABAYA PADA MATERIPRISMA DAN LIMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Baiq Inggawangi Aswari, Sri Yuliyanti, dan Syahril Pendidikan matematika, FPMIPA IKIP Mataram Email:
[email protected] Abstrak: Proses pembelajaran matematika di SMPN 1 Pringgabaya masih didominasi dengan menggunakan metode ceramah atau konvensional, ini berarti guru lebih aktif dari pada siswa. Proses belajar mengajar berpusat pada guru menyebabkan siswa menjadi pasif , siswa pasif ini yang penyebab menurunnya hasil belajar siswa. Untuk itu dibutuhkan suatu model pembelajaran atau pendekatan yang menuntut siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif adalah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Pringgabaya pada materi prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindak Kelas (PTK), subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 SMPN 1 Pringgabaya yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar dari keadaan awal (59,05), siklus I (70,8) dan siklus II (74,34), dengan ketuntasan klaksikal hasil belajar dari keadaan awal (58,33%), siklus I (63,88%) dan siklus II (85,7%). Untuk aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,03 dengan kategori Cukup Aktif dan pada siklus II adalah 3,15 dengan kategori Aktif. Jadi dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dapat meningkatakan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Pringgabaya pada materi prisma dan limas tahun pelajaran 2013/2014 . Kata kunci : Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP), Aktivitas dan Hasil belajar. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
komponen
penting
dalam
membangundan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, berbudaya dan berkarakter. Menurut
Suyanto
(2011)
pendidikan
diselenggarakan
sebagai
proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian, setiap upaya
penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum matematika sekolah perlu mempertimbangkan masa lalu serta kemungkinan masa depan. Matematika yang dimaksud adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Guna
menumbuh
kembangkan
kemampuan-kemampuan
dan
membentuk pribadi siswa serta berpandu pada perkembangan IPTEK. Diantara ciri-ciri penting yang dimiliki matemataika yaitu memiliki objek yang abstrak dan memiliki pola pikir deduktif yaitu berfikir dari sesuatu yang umum ke yang khusus dan konsisten. Matematika berfungsi mengembangakan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (syahrir, 2010). Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan maju, menciptakan sumber daya manusia yang mapan, berpotensi serta bertanggung jawab, berprestasi maupun berakhlak karimah merupakan tujuan pemerintah dan pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan dalam bidang pendidikan. Pendidikan itu dapat dikatakan berhasil, salah satu menandainya adalah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai bila proses intraksi belajar mengajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan (Djamarah, 2012). Usaha untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan melaksanakan perbaikan, perubahan, dan pembaharuan dalam segala aspek untuk mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.Salah satunya adalah peranan suatu metode dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa. Jika metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak sesuai materi yang diajarkan maka minat siswa untuk belajar rendah, sehingga aktivitas siswa akan sangat kurang dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru bidang study Matematika di SMP Negeri 1 Pringgabaya, diperoleh informasi bahwa guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional atau ceramah. Dimana metode konvensional ini berpusat pada guru,
guru menjelaskan materi,
memberikan satu atau dua contoh soal, kemudian memberikan sedikit latihan. Hal ini menyebabkan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran,
kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam kegiatan penemuan konsep kurang, kurangnya aktivitas siswa dalam mengerjakan soal latihan, dan tidak ada partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar, siswa yang mengerjakan soal latihan hanya siswa yang menonjol saja banyak siswa yang mencontek dari temannya, dan diskusi di kelas pun jarang dilakukan sehingga siswa kurang terbiasa untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini mengakibatkan matematika kurang menarik bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringgabaya dapat dilihat dari data ketuntasan hasil belajar semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dan data ketuntasan pada materi prisma dan limas semester II tahun pelajaran 2012/2013 sebagai berikut : Tabel 1.1 Nilai ulangan semester mata pelajaran matematika semester 2 kelas VIII SMPN 1 Pringgabaya tahun pelajaran 2013/2014 (KKM 70) No Kelas Nilai Rata-rata Ketuntasan Kelaksikal (%) 1 VIII-1 63,47 52,77 2 VIII-2 62,36 48,57 3 VIII-3 65,47 55,55 4 VIII-4 57,71 48,57 5 VIII-5 63,23 50 6 VIII-6 63,97 52,77 7 VIII-7 63,62 54,28 8 VIII-8 62,50 44,44 9 VIII-9 63,50 50 10 VIII-10 64,50 50 (Sumber: daftar nilai guru matematika SMP Negeri 1 Pringgabaya) Tabel 1.2 Nilai ulangan mata pelajaran matematika materi prisma dan limas semester 2 kelas VIII SMPN 1 Pringgabaya tahun pelajaran 2012/2013 (KKM 65) No Kelas Nilai Rata-rata Ketuntasan Kelaksikal (%) 1 VIII-1 64,44 69,44 2 VIII-2 62,34 70,14 3 VIII-3 66,00 63,88 4 VIII-4 62,71 64,71 5 VIII-5 61,44 61,11 6 VIII-6 61,22 61,11 7 VIII-7 59,67 60,00
8 VIII-8 59,05 58,33 9 VIII-9 59,94 61,11 10 VIII-10 63,33 61,11 (Sumber: daftar nilai guru matematika SMP Negeri 1 Pringgabaya). Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti akan mencoba menerapkan suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif, lebih berpartisipasi serta mampu berinteraksi satu sama lain dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang tepat bagi guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) memberikan kesempatan kepada siswa dan guru secara bersama-sama proaktif didalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP), guru sebagai fasilitator sedangkan siswa aktif dalam menemukan sendiri suatu konsep, sehingga konsep tersebut mudah dipahami dan bertahan lama dalam ingatan siswa dan siswa akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya kedalam pemecahan masalah. Setelah itu siswa secara kooperatif mengerjakan latihan-latihan dimana didalamnya siswa saling membantu dalam menguasai bahan ajar, karena siswa akan lebih percaya diri untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Selanjutnya dengan latihan mandiri siswa dapat mengukur sejauhmana pengetahuan atau pemahaman yang mereka miliki. Kajian Literatur Menurut Krismanto MMP adalah suatu model pembelajaran terstruktur seperti halnya model Struktur Pengajaran Matematika (SPM). SPM adalah tahapan kegiatan dalam proses pembelajaran matematika termasuk perincian waktunya. Adapaun komponen struktur pengajarannya adalah: Pendahuluan, Pengembangan, Penerapan, dan Penutup. Model SPM diatas dapat dimodifikasi menjadi
berbagai
model
pembelajaran
tergantung
dari
situasi
yang
memungkinkan siswa dapat belajar lebih bermakna, salah satunya dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terdiri dari lima langkah, antara lain:
1. Pendahulun/Review Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah: a. Apersepsi yaitu mengingatkan siswa mengenai materi terdahuluyang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. b. Motivasi yaitu usaha membangkitkan semangat siswa untuk melakukan kegiatan. c. Penjelasan tujuan pembelajaran dan sistematika bahan. Disamping itu pemahaman siswa akan manfaat bahan ajar akan lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Pengembangan Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan sendiri konsep matematika melalui LKS yang bersifat penemuan terbimbing. 3. Latihan terkontrol Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya mengerjakan soal latihan yang bersifat terbimbing. 4. Seatwork Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal latihan tanpa bimbingan guru secara individual. 5. Penutup Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman. Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan pada rangkuman. Siswa perlu membuat rangkuman agar siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja dipelajari. Pembelajaran dengan menerapkan model Missouri Mathematics Project (MMP)
ini
memberikan
kesempatan
bagi
siswa
untuk
menggunakan
kemampuannya berpikir dan mengetahui proses memperoleh suatu konsep atau prinsip dan pemecahkan masalah. Dengan cara demikian siswa akan terbiasa berpikir secara sistematis dan bertahap dari yang mudah menuju yang sukar. Oleh
karena itu melalui penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) ini dapat mengarahkan siswa menuju kegiatan bermakna sehingga konsep atau prinsip yang diperoleh sendiri dapat bertahan lama dalam ingatan siswa sehingga mudah mentransfer pengetahuannya kedalam pemecahan masalah.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reseach). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas partisipan karena peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian (Arikunto, 2006). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif, pendekatam kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil observasi aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran (Arikunto, 2006), sedangkan data kuantitatif adalah pendekatan untuk menganalisa data evaluasi. Rancangan penelitian berupa tindakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi pokok luas permukaan serta volume prisma dan limas dengan pendekatan Missouri Mathematics Project (MMP) pada siswa kelas VIIISMPN 1 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar tersebut digunakan tindakan berulang atau siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam menyimpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Hasil Penelitian a) Hasil Observasi 1)
Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa diperoleh data seperti yang terlihat dalam tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Data hasil observasi aktivitas siswa siklus I Pertemuan I Pertemuan II Jumlah skor aktivitas siswa 11,2 17,3 Banyak Indikator 7 7 Rata-rata aktivitas siswa 14,25 Aktivitas siswa 2,03 Kategori Cukup aktif Darihasil aktifitas siswa di atas diperoleh rata-rata aktivitas siswapada siklus I adalah 2,03 yang diperoleh dari jumlah seluruh skor dibagi dengan jumlah seluruh indikator sehingga aktivitas siswa pada siklus I dapat dikategorikan cukup aktif. Tabel 4.2 Data hasil observasi aktivitas guru siklus II Jumlah skor aktivitas guru Banyak Indikator Rata-rata aktivitas guru Kategori
Pertemuan I 21,9 7
Pertemuan II 22,2 7 3,15 Aktif
Dari hasil aktifitas siswa di atas diperoleh rata-rata aktivitas siswapada siklus II adalah 3,15 yang diperoleh dari jumlah seluruh skor dibagi dengan jumlah seluruh indikator sehingga aktivitas siswa pada siklus II dapat dikategorikan aktif 2)
Aktivitas Guru Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru diperoleh data seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Data hasil observasi aktivitas guru siklus I Pertemuan I Pertemuan II Jumlah skor aktivitas guru
15
18
Banyak Indikator
7
7
Rata-rata aktivitas guru
16,5
Aktivitas Guru
2,35
Kategori
Cukup aktif
Dari hasil aktifitas guru di atas diperoleh rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 2,35 yang diperoleh dari jumlah seluruh skor dibagi dengan jumlah seluruh indikator sehingga aktivitas guru pada siklus I dapat dikategorikan cukup baik. Tabel 4.4 Data hasil observasi aktivitas guru siklus II Pertemuan I Pertemuan II Jumlah skor aktivitas guru
22
23
Banyak Indikator
7
7
Rata-rata aktivitas guru
3,21
Kategori
Baik
Dari hasil aktifitas guru diperoleh rata-rata aktivitas guru pada siklus II adalah 3,21 yang diperoleh dari jumlah seluruh skor dibagi dengan jumlah seluruh indikator sehingga aktivitas guru pada siklus II dapat dikategorikan Baik. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar siswa pada tabel 4.3 dan hasil evaluasi siklus II pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus I No Keterangan
Jumlah
1
Jumlah siswa seluruhnya
36
2
Jumlah siswa yang ikut evaluasi
36
3
Jumlah siswa yang tuntas
23
4
Jumlah siswa yang tidak tuntas
13
5
Nilai tertinngi
89
6
Nilai terendah
28
7
Nilai rata-rata siswa
70,8
8
Persentase ketuntasan klasikal
63,88
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 36 siswa kelas VIII-8SMPN 1 Pringgabaya terdapat 23 siswa yang telah mencapai KKM, dengan nilai rata-rata siswa 70,8. Sedangkan persentase ketuntasan siswa secara
klasikal sebesar 63,88%. berdasarkan indikator ketuntasan
yang
digunakan yaitu > 85% maka hasil evaluasi pada siklus I belum mencapai standar
ketuntasan
klasikal
yang
digunakan
sebagai
indikator
keberhasilan penelitian. Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Siklus II No Keterangan
Jumlah
1
Jumlah siswa seluruhnya
36
2
Jumlah siswa yang ikut evaluasi
35
3
Jumlah siswa yang tuntas
30
4
Jumlah siswa yang tidak tuntas
5
5
Nilai tertinngi
84,5
6
Nilai terendah
50,7
7
Nilai rata-rata siswa
74,34
8
Persentase ketuntasan klasikal
85,7%
Hasil evaluasi pada siklus II lebih meningkat dari pada siklus I, dimana pada siklus II dari 35 siswa yang mengikuti tes evaluasi, hanya 5 siswa yang tidak mencapai KKM. Sedangkan untuk persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 85,7% dengan nilai rata-rata 74,34. Artinya pada siklus II ini ketuntasan sudah mencapai ketuntasan yang dijadikan sebagai indikator ketuntasan yaitu > 85%.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan model pembelajaranMissouri Mathematics Project(MMP) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-8SMP Negeri 1 Pringgabaya pada materi pokok luas permukaan dan volume prisma serta limas tahun pelajaran 2013/2014. Dengan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) adalah memberikan perhatian, menjelaskan tujuan
pembelajaran,
memotivasi,memberikan
pertanyaan
yang
dapat
menstimulasi keingintahuan tentang materi yang akan dibahas. Membagi siswa
menjadi tujuh kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang dibahasdan
mengerjakan
soal-soal
secara
berkelompok
kemudian
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas dengan bimbingan guru. Yang trakhir mengerjakan soal secara individu untuk melihat sejauh mana kemaampuan siswa mengeni materi yang dipelajari. Setelah itu guru menilai hasil kerja siswa yang telah dikerjakan serta meningkatkan retensi/ingatan seperti sebelum pulang guru bertanya tentang materi yang sudah didapat dan memberikan latihan untuk dikerjakan dirumah. Dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)aktivitas belajar matematika siswa pada setiap siklusnya meningkat, pada siklus I aktivitas siswa 2,03 dengan kategori cukup aktifdan terjadi peningkatan pada siklus II adalah 3,15 dengan kategori aktif serta dari ketuntasan klasikal siswa pada siklus I yaitu 63,88% dan siklus II 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan nilai sudah mencapai ketuntasan klasikal yaitu > 85%. Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan pada guru matematika SMPN 1 Pringgabaya agar selalu mempertimbangkan situasi dan kondisi siswa sebagai acuan untuk memilih model pembelajaran dan strategi pembelajaran. 2. Diharapkan kepada guru SMPN 1 Pringgabaya agar menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dalam proses pembelajaran karena model pembelajaran ini membawa siswa pada kehidupannya sehari-hari sehingga lebih mudah dalam memahamki konsep yang sedang dipelajari. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan intropeksi guru dalam memperbaiki kekurangan kegiatan pembelajaran dan memberikan gagasan atau meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik.
4. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan mencoba menggunakan model pembelajaran ini pada materi pokok yang lain dengan cakupan yang lebih luas.
Referensi Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Darmawati. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Himpunan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-D di SMP Negeri 15 Mataram Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. IKIP Mataram Djamarah. 2012. Prestasi Belajar dan Komptensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Faradhila, Nora dkk. 2011. Eksperimmentasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Pada Materi Prisma dan Limas Ditinjau dari Kemampuaan Spasial Siswa Kelas VIII Semester Genap SMPN 2 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal. Universitas Surakarta. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Kusmariyatni, N dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Missouri
Mathematics Project Terhadap Kemampuan Pemecahan Masaalah Matematika Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha. Nanang, H dan Cucu, S. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Nurhariani, D dan Wahyuni, T. 2008. Mtematika Konsep Dan Aplikasinya Kelas VIII SMP dan MTS. Jakarta. CV Usaha Makmur. Nurkencana dan Sumartana. 2012. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: usaha nasional Siswanto. 2007. Matematika Inovatif Konsep dan Aplikasinya. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung : alfabeta. Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.