perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V SDN BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: ANDANG ANGGORO K7108080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V SDN BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: ANDANG ANGGORO K7108080
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012to user commit iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Andang Anggoro. PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V SDN BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi melalui model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual pada pembelajaran PKn kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 yang berjumlah 17. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang-ulang, yang mencakup empat langkah, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah 61,20 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 47,06% atau 8 siswa. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,44 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 76,48% atau 13 siswa. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 78,82 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 88,23% atau 15 siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui Jigsaw dengan kombinasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada pembelajaran PKn kelas IV SD N Borongan 02 Polanharjo Klaten. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada pembelajaran PKn kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Kata Kunci: Kebebasan berorganisasi, model jigsaw, media audio visual.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Andang Anggoro. THE APPLICATION OF JIGSAW MODEL COMBINED WITH AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE GRADE V STUDENTS UNDERSTANDING OF FREEDOM ASSOCIATION MATERIAL IN THE SUBJECT OF CIVIL EDUCATION IN SDN BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Script, teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. July 2012. The objective of this research is to improve grade V students‟ understanding of freedom association by Jigsaw model combined with audio visual media in the subject of civil education in SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten academic year 2011/2012. This study is a classroom action research (CAR). The research was held in two cycles in each which consisted of planning, taking action, observation and reflection. The subjects of the research were grade V students of SD Negeri Borongan 02 consisting 17 students. The sources of data came from teacher and students. The techniques of collecting data are observation, interview, test and documentation. To get data validity, the researcher used triangulation of data sources, method and theory. The data analysis used was interactive analysis technique. The research procedure was in form of repetitive cycles which consisted of four steps namely (1) planning, (2) taking action, (3) observation, and (4) reflection. The result of the study shows that the mean score before taking action was 61,20 with classical passing grade of 47,06% or 8 students. In Cycle I, the mean score improved into 73,44 with classical passing grade 76,48% or 13 students. In Cycle II, the classical mean score improved into 78,82 with classical passing grade 88,23% or 15 students. The result shows that Jigsaw model combined with audio visual media type can improve grade V students understanding of freedom association material in the subject of civil education in SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten. Based on the research, it can be concluded that application Jigsaw model combined with audio visual media can improve grade V students understanding of freedom association material in the subject of civil education in SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten academic year 2011/2012. Key Words: Jigsaw model, freedom association, audio visual media
.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah: 5-6) “ Berusahalah mendapatkan yang terbaik dengan cara yang terbaik yang kita bisa, kesuksesan adalah sebuah pilihan.” (Sinta Dwi Jayanti)
Lihatlah kegagalan bila hanya untuk dijadikan pedoman untuk tidak mengulangi kegagalan itu (Yusuf Rizqi)
Tiada suatu keberhasilan dan kesuksesan yang diperoleh tanpa perjuangan dan ridho Allah SWT (Penulis)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku, kupersembahkan karya ini untuk:
Ayah dan Ibuku tercinta, Sukamto dan Yantini, terimakasih atas segala kasih sayang yang telah kalian berikan kepadaku selama ini.
Adikku tersayang, Didid dan Lujeng kalian penyemangatku.
Wahyu Ningsih Terimakasih telah memberi semangat di hari-hariku.
Teman-teman PGSD kelas 8A, Adhi, Afeq, Andrie, Dwi, Dewi, Tegar bersama kalian aku merasakan apa itu sebuah perjuangan untuk meraih asa dan cita-cita.
Almamaterku, UNS, Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal untuk menjalani kehidupanku kelak.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN KOMBINASI
MEDIA
PEMAHAMAN PEMBELAJARAN
AUDIO
MATERI PKN
VISUAL
KEBEBASAN SISWA
KELAS
UNTUK
MENINGKATKAN
BERORGANISASI V
SDN
PADA
BORONGAN
02
POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. A. Dakir, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Karsono, M.Sn selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sumarja, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Fatimah, Ama.Pd selaku guru kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk commit to user berkolaborasi dengan penulis dalam penelitian ini. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Para siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Peneliti
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................ viii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ix KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................
6
1. Hakikat Pemahaman Materi Kebebasan Beroganisasi ..................
6
a. Pengertian Pemahaman ...........................................................
6
b. Hakikat PKn ............................................................................
8
c. Kebebasan Berorganisasi ........................................................
9
d. Tinjauan Materi Kebebasan Berorganisasi di SD ................... 10 2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................. 16 a. b.
Pengertian Model Pembelajaran .......................................... . 16 commit to user Model Pembelajaran Kooperatif... ....................................... . 17
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Unsur – unsur Pembelajaran Kooperatif ..............................
18
d.
Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif .....................................
19
e.
Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................................
19
Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ........................................
20
3. Hakikat Media Audio Visual ......................................................
24
f.
a.
Pengertian Media................................................................ .
24
b.
Manfaat Media Pembelajaran ..............................................
24
c.
Prinsip Pemilihan Media ...................................................
26
d.
Klasifikasi Media Pembelajaran ..........................................
26
e.
Pengertian Media Audio Visual...........................................
27
f.
Pemanfaatan Media Audia Visual dalam Pembelajaran ......
28
g.
Video……………………………........................................
29
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 31 C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32 D. Hipotesis.............................................................................................. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 35 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 35 B. Subjek Penelitian................................................................................. 36 C. Data dan Sumber Data ........................................................................ 36 D. Pengumpulan Data .............................................................................. 36 E. Validitas Data ...................................................................................... 38 F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38 G. Indikator Kinerja Penelitian ................................................................ 40 H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 46 A. Deskripsi Pratindakan ......................................................................... 46 B. Deskripsi Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................ 49 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .......................................... 80 D. Pembahasan ........................................................................................ 82 commit user .......................................... 84 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DANtoSARAN
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ............................................................................................. 84 B. Implikasi .............................................................................................. 84 C. Saran .................................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 87 LAMPIRAN ....................................................................................................... 89
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 34 3.1. Model Analisis Interaktif .................................................................................. 39 3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 41 4.1. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan ............... 48 4.2. Histogram Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan .............................................. 49 4.3. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus I ............................. 54 4.4. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus I ............................. 57 4.5. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I ...................... 61 4.6. Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan dan Siklus I ................................................................................... 63 4.7. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus II ............................ 70 4.8. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus II ............................ 72 4.9. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus II .................... 76 4.10. Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I dan Siklus II ........................................................................................ 78 4.11. Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ................................................................... 81
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1.
Standar Kompetensi PKn Kelas V Semester II KTSP 2006 ...................... 9
3.1.
Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................................... 35
4.1.
Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan ........................... 47
4.2.
Distribusi Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan . 47
4.3.
Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Pratindakan ................................................................................... 49
4.4.
Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus I…………………..……...53
4.5.
Distribusi Data Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus I ................ 53
4.6.
Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 56
4.7.
Distribusi Data Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus I ................ 56
4.8.
Rata-rata Nilai PKn Siswa Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I ....... 60
4.9.
Distribusi Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I ........ 61
4.10. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan dan Siklus I ................................................................................................. 62 4.11. Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 69 4.12. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus II .............. 69 4.13. Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus II ........................................ 71 4.14. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus II .............. 72 4.15. Distribusi Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus II ....... 76 4.16. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I dan Siklus II....................................................................................................... 77 4.17. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................................................. 81
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus ........................................................................................................... 89 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................ 92 3. Materi Ajar Pertemuan 1 ............................................................................ 98 4. Lembar Kerja Tim Ahli Siklus I Pertemuan 1 ........................................... 101 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................................. 105 6. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ........................................................... 106 7. Kunsi Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .................................. 107 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2 ....................... 108 9. Materi Ajar Pertemuan 2 ............................................................................ 114 10. Lembar Kerja Tim Ahli Siklus I Pertemuan 2 ........................................... 117 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................................. 121 12. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ........................................................... 122 13. Kunsi Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .................................. 123 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ....................... 124 15. Materi Ajar Pertemuan I............................................................................. 130 16. Lembar Kerja Tim Ahli Siklus II Pertemuan 1 .......................................... 133 17. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 137 18. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .......................................................... 138 19. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1................................. 139 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2....................... 140 21. Materi Ajar Pertemuan 2 Siklus II ............................................................. 146 22. Lembar Kerja Tim Ahli Siklus II Pertemuan 2 .......................................... 149 23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 153 24. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .......................................................... 154 25. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2................................. 155 26. Soal Tes Awal ............................................................................................ 156 27. Kunci Jawaban Tes Awal ........................................................................... 157 commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
28. Pedoman
Lembar
digilib.uns.ac.id
Observasi
Kemampuan
Guru
Mengajar
Siklus…Pertemuan…................................................................................. 158 29. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengajar Siklus I .............................. 159 30. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengajar Siklus II............................. 160 31. Pedoman Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa ...................... 161 32. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran PKn Siswa Siklus I .................... 162 33. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran PKn Siswa Siklus II ................... 163 34. Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siswa Kelas V SDN Borongan 02 Pratindakan ........................................................................... 164 35. Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siswa Kelas V SDN Borongan 02 Siklus I ................................................................................. 165 36. Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siswa Kelas V SDN Borongan 02 Siklus II ................................................................................ 166 37. Pedoman dan Hasil Wawancara Untuk Guru Sebelum Penerapan Model Jigsaw dan Media Audio Visual ................................................................ 167 38. Pedoman dan Hasil Wawancara Untuk Guru Setelah Penerapan Model Jigsaw dan Media Audio Visual ................................................................ 169 39. Pedoman dan Hasil Wawancara Untuk Siswa Sebelum Penerapan Model Jigsaw dan Media Audio Visual ................................................................ 171 40. Pedoman dan Hasil Wawancara Untuk Guru Setelah Penerapan Model Jigsaw dan Media Audio Visual ................................................................ 173 41. Nilai Terendah Pratindakan........................................................................ 175 42. Nilai tertinggi Pratindakan ......................................................................... 176 43. Lembar Evaluasi Nilai Terendah Siswa Siklus I........................................ 177 44. Lembar Evaluasi Nilai Tertinggi Siswa Siklus I ........................................ 178 45. Lembar Evaluasi Nilai Terendah Siswa Siklus II ...................................... 179 46. Lembar Evaluasi Nilai Tertinggi Siswa Siklus II ...................................... 180 47. Foto Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 181 48. Surat-surat Penelitian ................................................................................. 183 commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang harus dialami oleh setiap manusia sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan dapat diajarkan kepada seseorang melalui berbagai hal dan salah satunya melalui mata pelajaran yang dijadikan bekal, tidak hanya berupa pengetahuan melainkan lebih dari itu yaitu yang menyangkut cara menyikapi tentang masalah sosial yang ada di sekitarnya. Salah satu mata pelajaran yang penting untuk menyikapi masalah sosial adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk manusia berkarakter yang mampu memahami dan melaksanakan hak serta kewajibannya sebagai warga negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar yang mempunyai peranan penting. Hal itu dikarenakan PKn merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. PKn diberikan sejak anak mengenal pendidikan, karena berguna agar siswa memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Sudjatmiko (2008: 12) memberikan batasan tentang PKn adalah mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Sunarso (2010: 10) menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk membentuk warga negara yang baik (a good citizen) yakni, warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pembelajaran PKn idealnya dapat dipahami oleh siswa agar dapat diterapkan dalam kehidupan sosial. Salah satu materi dalam pembelajaran PKn kelas V adalah Kebebasan berorganisasi. Materi kebebasan berorganisasi harus benar-benar dipahami oleh siswa karena bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Terlebih, materi yang dicakup sangatlah luas seperti: pengertian organisasi, peran serta dalam organisasi, organisasi lingkungan sekolah dan organisasi lingkungan masyarakat. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 8-9 Februari 2012 oleh peneliti dengan Ibu Fatimah, selaku guru kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo terdapat kendala dalam pembelajaran PKn di SDN Borongan 02 Polanharjo. Hal tersebut dibuktikan dengan cukup banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari hasil observasi, wawancara dan tes awal pratindakan ditemukan fakta pembelajaran PKn materi tentang kebebasan berorganisasi masih rendah, Hal itu dibuktikan dengan hasil nilai tes awal pratindakan PKn materi tentang kebebasan berorganisasi sebagai berikut. Siswa yang memperoleh nilai 40 ada 2 anak (11,76%), siswa yang memperoleh nilai 45 ada 1 anak (5,88%),
siswa yang
memperoleh nilai 50 ada 2 anak (11,76%), siswa yang memperoleh nilai 55 ada 1 anak (5,88%), siswa yang memperoleh 60 ada 2 anak (11,76%), siswa yang memperoleh nilai 70 ada 6 anak (35,29%), siswa yang memperoleh nilai 75 ada 3 anak (17,64%). Rata-rata nilai siswa kelas V adalah 61,5 dengan nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 75. Padahal diketahui bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan adalah 65 (lihat lampiran 34 halaman 164). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemahaman materi siswa terhadap materi pelajaran adalah sangat rendah. Dari hasil wawancara dengan guru kelas V, rendahnya nilai tersebut dipengaruhi karena beberapa faktor di antaranya: 1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, 2) guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan cenderung sebagai pusat pembelajaran to user (teacher centered) sehingga siswacommit cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran,
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang variatif, sehingga siswa sulit dalam menerima materi yang disampaikan. Dalam hal ini, siswa kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten cenderung bosan karena hanya hanya mendengarkan, membaca dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat Berdasarkan uraian di atas dalam pembelajaran perlu diadakan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pembelajaran lebih bermakna serta mampu meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan oleh guru. Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan media audio visual untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Sugiyanto (2008: 35) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Aronson (1978) ini merupakan model pembelajaran yang diterapkan dengan cara pembentukkan tim asal dan tim ahli dalam kegiatan pembelajaran. Adapun keunggulan dari model pembelajaran tipe jigsaw menurut Kholid dkk (2009: 11) antara lain: 1) Dapat meningkatkan hubungan kooperatif dan hubungan yang lebih baik antarsiswa dan dapat mengembangkan kompetensi akademis siswa, 2) Memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. 3) Siswa lebih banyak belajar pada teman dalam belajar kooperatif daripada kepada guru. Keunggulan yang terdapat pada model jigsaw dipandang tepat digunakan dalam model pembelajaran untuk materi kebebasan berorganisasi. Jigsaw akan mempermudah siswa dalam mendalami materi, aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran terasa lebih variatif. Selain itu, siswa juga akan termotivasi untuk memupuk rasa tanggung jawab dan kerja samanya. Di samping menggunakan model jigsaw peneliti juga menggunakan media pembelajaran. Menurut Anitah (2009: 123) media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima commitpenggunaan to user pesan. Jadi, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran sangat
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penting untuk menyampaikan materi kepada siswa. Media audio visual sebagai pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan media audio visual untuk mendukung model Jigsaw yang diterapkan. Media audio visual merupakan media pandang dengar yang berupa potongan-potongan gambar dan diolah melalui teknik tertentu dan memberikan kesan hidup pada gambar (Yudhi Munadi, 2008: 13). Media audio visual dapat merangsang peserta didik lebih berkonsentrasi dan lebih memahami materi yang diajarkan karena penyampaian materi dengan media audio visual bisa lebih menarik perhatian daripada penyampaian materi melalui ceramah. Selain itu, media audio visual memberikan kesan positif karena lebih menarik, lebih menyenangkan, dan memberikan memori yang kuat pada peserta didik. Media audio visual menstimulasi indera pendengaran dan penglihatan siswa sehingga siswa dapat lebih memahami dan meresapi makna yang terkandung dalam tayangan media tersebut. Hal tersebut diharapkan mempermudah siswa dalam menerima pesan. Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji masalah di atas dengan judul “Penerapan Model Jigsaw dengan Kombinasi Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Kebebasan Berorganisasi pada Pembelajaran PKn Kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada pembelajaran PKn kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun ajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pemahaman materi kebebasan commit to dengan user kombinasi media audio visual berorganisasi menggunakan model Jigsaw
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada pembelajaran PKn kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis a.
Memberikan sumbangan dalam khasanah keilmuan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia khususnya di SD.
b.
Mengembangkan
kreativitas
guru
dalam
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran PKn. c.
Menambah wawasan dalam menggunakan media audio visual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi siswa 1.
Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi kebebasan berorganisasi.
b.
2.
Meningkatkan kerjasama dalam kelompok belajar siswa.
3.
Meningkatkan minat belajar siswa.
4.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Bagi Guru 1.
Meningkatkan motivasi guru untuk selalu menemukan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran.
2.
Memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan rendahnya pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran.
3.
Menambah
pengetahuan
guru
tentang
manfaat
dan
cara
menggunakan model jigsaw dalam pembelajaran. 4. c.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
Bagi Sekolah 1.
Untuk meningkatkan kualitas sekolah,
2.
Untuk meningkatkan iklim pembelajaran yang kondusif di sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pemahaman Materi Kebebasan Berorganisasi a.
Pengertian Pemahaman Menurut W. Js Poerwodarminto pemahaman berasal dari kata “paham” yang artinya mengerti benar tentang suatu hal. Pemahaman siswa adalah proses, perbuatan, cara memahami sesuatu. Sedangkan belajar adalah upaya untuk memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 8). Tipe belajar
yang lebih
tinggi
daripada
pengetahuan
adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Menurut B.S. Bloom pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1991: 274). Senada dengan pendapat di atas J. Murshell mengatakan “Isi pelajaran yang bermakna bagi anak dapat dicapai bila pengajaran mengutamakan pemahaman, wawasan, (insight) bukan hafalan dan latihan (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 8). Menurut Leo Sutisto seseorang dikatakan memahami tentang sesuatu jika dapat memaparkannya dengan rinci dan menjelaskan (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 8). Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk meresapi makna secara mendalam yang lebih dari pengetahuan yang tertanam dalam pikiran. Dengan commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan tersebut maka seseorang dapat menjelaskan kembali sesuatu dengan rinci dan benar. b. Hakikat PKn 1) Pengertian PKn Menurut Arnie
Fajar
(2009:
141-142),
mata
pelajaran
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan karakter seseorang tanpa memandang segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran kewarganegaraan tersebut harus bersifat dinamis dan mampu menarik perhatian siswa yaitu dengan cara belajar membantu peserta didik mengembangkan pemahaman, baik materi maupun intelektual dan partisipatori dalam kegiatan sekolah. Menurut
Soemantri
(1967),
Pendidikan
Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik (Ruminiati, 2007: 1.25). Menurut Winataputra (2005), Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam undang-undang no. 2 th 1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Ruminiati, 2007: 1.25). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan dan menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan untuk menjadi warga negara yang baik. 2) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, maka pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan commit to user bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya.
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sunarso (2008: 11) menyatakan bahwa Pkn mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Dalam hal ini PKn bertujuan untuk membentuk sikap warga yang Negara yang mampu memecahkan berhubungan dengan masalah sosial di sekitarnya. 2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. PKn bertujuan membentuk masyarakat yang demokrasi seperti dalam hal mengemukakan pendapat. 4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn adalah membentuk pribadi seseorang yang mampu berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat serta membentuk seseorang menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. 3) Ruang Lingkup PKn Mata pelajaran PKn mempunyai ruang lingkup yang dikelompokkan berdasarkan bahan pelajaran. Dalam silabus KTSP Pkn SD Kelas V Semester II dipaparkan seperti pada tabel 2. 1. Tabel 2. 1 Standar Kompetensi PKn Kelas V Semester II Kurikulum 2006 Sekolah
:
Kelas
:V
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Semester
: 2 (Dua) commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi. 4. Menghargai Keputusan Bersama. Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi
Materi Pengertian organisasi
Unsur-unsur organisasi
Langkah-langkah pembentukkan organisasi
3.2 Menyebutkan contoh organisasi
Organisasi di lingkungan sekolah
di lingkungan sekolah dan
Organisasi di lingkungan sekolah
Pemimpin dan anggota yang baik
Pengurus organisasi
Pengertian musyawarah
Pengambilan keputusan bersama
masyarakat 3.3 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah. 4.1 Mengenal bentuk- bentuk keputusan bersama
dalam musyawarah
4.2 Mematuhi keputusan bersama
Bentuk keputusan bersama
Pelaksanakan keputusan bersama.
Manfaat mematuhi keputusan bersama
c.
Kebebasan Berorganisasi 1) Pengertian Kebebasan Berorganisasi Menurut Retnoningsih dan Suharso dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 79) kata “kebebasan” berasal dari kata dasar “bebas” dengan arti “lepas sama sekali, merdeka”. Konfiks ke- -an ini membentuk kata benda dari kata “bebas” yang sebelumnya merupakan kata sifat menjadi “kebebasan” yang berarti sesuatu yang merdeka. Setiati Widihastuti (2008: 57) berpendapat bahwa kebebasan berorganisasi adalah kemerdekaan untuk melakukan sesuatu tanpa halangan apapun sesuai dengan kemauan hati.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebebasan berorganisasi adalah hak memilih organisasi yang dilindungi undang-undang (Najib Sulhan dkk, 2008: 62). Senada dengan pendapat Najib Sulhan, Winarno (2009: 64) mengatakan bahwa kebebasan berorganisasi adalah hak setiap warga negara untuk memilih dan mebentuk suatu organisasi atau kelompok yang sesuai dengan keinginannya. Prayoga Bestari (2009: 60) memberikan definisi bahwa kebebebasan berorganisasi merupakan kebebasan untuk memilih organisasitanpa adanya paksaan pihak lain, kecuali berdasarkan pilihan hati nurani. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebebasan berorganisasi adalah hak warga negara untuk bebas memilih organisasi yang menjadi pilihannya sesuai dengan keinginan dan kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. d. Tinjauan Materi Kebebasan Berorganisasi di SD 1) Organisasi a. Pengertian Organisasi Menurut Najib Sulhan (2008: 73) organisasi merupakan bentuk perkumpulan antara
dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Hal senada juga diungkapkan Ikhwan Sapto Darmono (2008: 71) yang menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu perkumpulan yang anggotanya terdiri atas beberapa orang untuk melakukan kerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama. Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur yang harus dimiliki agar tujuan pembentukkan organisasi tersebut tercapai. Unsurunsur tersebut antara lain: 1) Anggota (Manusia) Anggota dalam organisasi adalah manusia. Organisasi merupakan alat atau wadah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. 2) Tempat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
Setiap organisasi memiliki tempat dimana organisasi itu dibuat. 3) Tujuan Setiap organisasi mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Tugas Organisasi pada dasarnya mempunyai harapan atau pekerjaan dikerjakan dengan baik sesuai yang diinginkan. 5) Struktur Struktur artinya hubungan kerja antar bagian dalam organisasi. Misalnya dalam sebuah organisasi mempunyai ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan lain-lain. Setiap pembentukkan organisasi memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah tersebut yaitu: 1) Memiliki Tujuan Tugas dari sebuah organisasi yang dikerjakan dengan baik akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada dikerjakan sendiri. 2) Pembagian Kerja Pembagian kerja dalam organisasi sangat penting karena dengan tugas yang ada masing-masing akan melaksanakan tugas yang telah diberikan. 3) Rasa Saling Percaya Berorganisasi merupakan kerja tim, jika dalam organisasi salah satu anggota mulai hilang kepercayaan, maka hal ini dapat berakibat perpecahan dalam organisasi. 4) Koordinasi Merupakan hal mengatur dalam organisasi sehingga antara peraturan dan tindakan dalam organisasi tidak bertentangan. b. Peran Serta dalam Organisasi Menurut Najib Sulhan (2008: 86) dalam susunan struktur organisasi ada yang menjadi pemimpin dan ada yang menjadi anggota. Pemimpin adalah orang ditunjuk untuk memimpin dan commityang to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempersatukan kelompok dalam sebuah organisasi. Pemimpin mempunyai peranan penting yaitu harus mampu menjadikan anggota yang
dipimpinnya
bersatu.
Selain
itu
pemimpin
harus
bisa
menyelesaikan persoalan yang dihadapi anggotanya. Pemimpin juga harus mampu memberikan motivasi anggotanya untuk bekerja sesuai dengan harapannya. Najib Sulhan (2008: 87-89) menyatakan seorang pemimpin dalam organisasi sebaiknya mempunyai kriteria sebagai berikut: memiliki sifat jujur dan berpengetahuan luas agar dapat menjadi panutan anggotanya, memiliki kreativitas dan sifat lapang dada, mempunyai sifat adil dan suka bermusyawarah dalam mengambil keputusan, memiliki tanggung jawab yang besar dan sikap tegas, senang melakukan kegiatan yang baik dan disiplin. Sedangkan sebagai anggota yang baik dalam sebuah organisasi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: mau bekerja sama dengan anggota yang lain serta melaksanakan keputusan yang sudah ditetapkan bersama, disiplin dalam melaksanakan tugas dan mendukung segala keputusan yang ada, memberikan masukan kepada pemimpin. Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa pengurus, dan masing-masing pengurus mempunyai tugas yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan bersama. Pengurus dalam sebuah organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain. Menurut Ikhwan Sapto (2008: 73) tugas-tugas dari pengurus suatu organisasi, antara lain: pertama, ketua mempunyai tugas mengurus organisasi, bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi, memimpin rapat, mengadakan hubungan dengan pihak luar dan membuat rencana kerja. Kedua, wakil ketua mempunyai tugas membantu ketua dalam mengurus organisasi, bertanggung jawab dan menggantikan tugas ketua. Ketiga sekretaris, bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi, membuat agenda kegiatan organisasi, membuat surat-surat yang diperlukan/proposal commit to user kerja organisasi bersama ketua. kegiatan, membuat arsip dan rencana
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keempat, bendahara bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi, mengurus masalah keuangan organisasi dan membuat laporan keuangan. c. Organisasi di Sekolah Menurut Ikhwan Sapto (2008: 75) ada beberapa jenis organisasi yang ada di lingkungan sekolah. Organisasi-organisasi tersebut diikuti dan dilakukan oleh guru, siswa, dan warga sekolah lainnya. Sekolah merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Organisasi sekolah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan pendidikan bagi para siswa. Organisasi sekolah dapat berjalan lancar dan tercapai tujuannya jika setiap pengurus bertanggung jawab
pada
tugasnya
masing-masing,
selain
itu
juga
harus
melaksanakan aturan-aturan yang ada. Kepengurusan organisasi sekolah terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tata usaha, komite sekolah, guru, penjaga sekolah, dan siswa.
Masing-masing
pengurus mempunyai tugas dan kewajiban. Kepengurusan tersebut dijabarkan dalam struktur organisasi sekolah. Struktur organisasi sekolah berbeda-beda, tergantung dari sarana dan prasarana yang ada di masing-masing sekolah. Menurut Prayoga Bestari (2008: 70) di lingkungan sekolah ada beberapa jenis organisasi, yaitu: organisasi kelas, koperasi sekolah, pramuka, komite sekolah, usaha kesehatan sekolah dan organisasi siswa intra sekolah. Organisasi kelas bertujuan untuk mempermudah kegiatan di dalam kelas. Adanya pembentukkan pengurus kelas mempermudah urusan yang ada di kelas yang dapat ditangani oleh siswa, misalnya berdoa di dalam kelas dipimpin oleh ketua ketua kelas. Koperasi sekolah didirikan untuk memenuhi kebutuhan anggota yang ada di lingkungan sekolah. Koperasi sekolah anggotanya terdiri dari semua siswa, guru, dan karyawan sekolah. Koperasi sekolah commit to siswa. user Tujuan koperasi sekolah adalah biasanya dikelola oleh guru, dan
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yaitu seluruh warga sekolah. Biasanya koperasi sekolah menyediakan alat-alat tulis, seragam sekolah, buku tulis, dan kantin makanan. Pramuka merupakan kegiatan yang bertujuan menumbuhkan semangat kekeluargaan, gotong-royong, serta jiwa patriotisme. Gugus depan biasanya didirikan berdasarkan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Gugus depan dalam kelompok terdiri dari kelompok putra dan putri. Pembina gugus depan terdiri dari Pembina siaga putra (Yanda), Pembina siaga putri (Bunda), Pembina penggalang putra dan putri (Kakak). Gerakan pramuka dibagi menjadi beberapa golongan yaitu Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, Pembina. Kegiatan pramuka biasanya berkemah di alam terbuka. Komite sekolah merupakan organisasi yang didirikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan memberi bantuan, baik sarana maupun prasarana sekolah. Komite sekolah merupakan organisasi yang anggotanya terdiri atas orang tua siswa dan tokoh masyarakat. Usaha kesehatan sekolah (UKS) didirikan bertujuan untuk menangani masalah kesehatan. UKS biasanya dikelola oleh para Dokter Kecil. Kegiatan UKS antara lain memberikan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). UKS menyediakan beberapa jenis obat. UKS juga dapat digunakan oleh warga sekolah untuk beristirahat sementara ketika sakit. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yaitu suatu organisasi di tingkat sekolah di Indonesia, yang dimulai dari sekolah menengah. OSIS diurus dan dikelola oleh siswa yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing yaitu guru yang dipilih oleh pihak sekolah. OSIS adalah organisasi sah yang merupakan bagian dalam sekolah, serta menampung kegiatan to user kokurikuler dan ekstra commit kurikuler yang menunjang kurikulum sekolah.
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
OSIS
mempunyai
tujuan
untuk
melatih
anak-anak
dalam
kepemimpinan. Setiap anggota organisasi tentu mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipatuhi. d. Organisasi Masyarakat Dalam masyarakat juga terdapat beberapa organisasi. Organisasi tersebut antara lain: RT (Rukun Tetangga), RW (Rukun Warga), Desa, Karang Taruna, Badan Permusyawarahan Desa (BPD),Posyandu. Rukun Tetangga (RT) dibentuk untuk mempermudah pengaturan hidup warga masyarakat dan mempermudah pekerjaan pemerintah desa. RT merupakan bagian terkecil dari organisasi pemerintahan desa. RT merupakan pemerintahan terbawah yang ada di lingkungan masyarakat. Suatu RT dipimpin oleh seorang ketua RT. Pengangkatan ketua RT ditunjuk oleh Rukun Warga atau dipilih langsung oleh perwakilan warga. Ketua RT biasanya orang yang berpengaruh di lingkungan tersebut. RT membantu warga dalam pelayanan pembuatan KTP, surat pengantar membuat SKCK, surat keterangan pindah tempat tinggal. Bahkan orang lain atau tamu yang menginap di sebuah keluarga pun juga harus lapor pada ketua RT, untuk menjaga agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan. Rukun Warga (RW) merupakan gabungan dari beberapa Rukun Tetangga (RT). Rukun Warga ini dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar RW tersebut. Rukun Warga dipimpin oleh ketua RW yang dipilih oleh ketua ketua RT atau perwakilan dari warga RT yang tergabung dalam wilayah RW tersebut. Desa atau kelurahan merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan adat istiadat yang diakui. Desa adalah pelaksana dan penyelenggara pemerintahan yang paling bawah. Kepala desa dan perangkat desa mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan sesuai dengan kemampuan to user oleh seorang kepala desa yang keuangan desa. Suatu commit desa dipimpin
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
dipilih langsung oleh masyarakat suatu desa tersebut. Kepala desa dibantu oleh perangkat desa, seperti sekretaris dan perangkat lainnya. Sedangkan kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang diangkat oleh Bupati atau Walikota atas usul Camat. Karang taruna merupakan organisasi pemuda atau remaja di suatu desa atau kelurahan. Fungsi dari organisasi ini adalah sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan. Biasanya kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif, misalnya kerja bakti, membantu acara warga yang mempunyai hajat, keagamaan, dan lainlain. Di dalam organisasi juga terdapat beberapa pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain. Badan Permusyawaratan Desa adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membantu pengaturan dan penyelenggaraan pemerintah desa. Tugas dari Badan Permusyawaratan Desa ini biasanya membuat dan melaksanakan peraturan desa, menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa serta menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD juga membantu membuat peraturan bersama kepala desa. Selain sebagai pembuat peraturan desa, BPD juga bertugas untuk menampung dan menyalurkan aspirasi warga desa. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan organisasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan terpadu kepada balita dan ibuibu yang sedang melaksanakan program Keluarga Berencana. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan bayi, penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan bagi bayi, imunisasi bayi, konsultasi kesehatan, dan lain-lain.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a.
Pengertian Model Pembelajaran Sri Anitah (2009: 45) berpendapat bahwa model adalah suatu kerangka commit to user berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
rangka mencapai tujuan tertentu. Mills menyatakan bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu (Agus Suprijono, 2011: 45). Sedangkan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011: 46). Sejalan dengan pendapat tersebut, Joice dan Weil (1990) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar kelasnya (Isjoni, 2011: 50). Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu strategi yang sudah dirancang untuk diterapkan dalam sebuah proses belajar mengajar sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sugiyanto (2009: 3) menyatakan bahwa model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli. Pengembangan tersebut didasarkan pada konsep teori yang selama ini mengalami perkembangan. Jenis-jenis model pembelajaran antara lain: 1) model pembelajaran kontekstual, 2) model pembelajaran kooperatif, 3) model pembelajaran Quantum, 4) model pembelajaran terpadu, dan 5) pembelajaran berbasis masalah.
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Isjoni (2011: 11) pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivis. Senada dengan pernyataan tersebut Slavin (1985) menyatakan bahwa cooperative learnning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Isjoni, 2011: 12). Sunal dan Hans (2000) mengemukakan cooperative learnning commit to user merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran yaitu pembetukkan kelompok belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran (Isjoni, 2011: 12). Menurut Agus Suprijono (2011: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
c.
Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson terdapat lima unsur dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Positive independence (saling ketergantungan positif). Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan menjamin semua anggota kelompok mempelajari bahan tersebut. 2) Personal responsbility (tanggung jawab perseorangan). Setelah mengikuti belajar dalam kelompok, seseorang harus dapat menyelesaikan tugas individualnya sendiri seperti dalam kelompok. 3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif). Bentuk interaksi siswa dalam diskusi kelompok dapat menciptakan pertukaran informasi antar siswa dan memberi motivasi belajar kepada siswa. 4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota). Unsur ini menunjukkan bahwa komunikasi antar anggota kelompok seharusnya didasari rasa saling percaya dan sikap saling mendukung. 5) Group Processing (pemrosesan kelompok). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Dalam kerja kelompok ada tahapan kegiatan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas anggota dan memberi kontribusi terhadap kegiatan (Agus Suprijono, 2011: 58)
d. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Isjoni (2011: 20) ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif antara lain: setiap anggota memiliki peran sehingga siswa mempunyai tanggung jawab, terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa sehingga pembelajaran dapat bersifat student centered, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman anggota kelompoknya agar semua punya rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri maupun orang lain, guru membentuk mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok meliputi kemampuan mengemukakan pendapat, bertanggung jawab, mampu menyelesaikan masalah sendiri maupun bersama, serta mampu bekerjasama, guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru hanya mengarahkan apabila ada kesalahan.
e.
Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Jarolimek dan Parker (1993) mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif antara lain: Pertama, saling ketergantungan yang positif. Kedua, adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. Ketiga, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Keempat, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. Kelima, terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dan guru. Keenam, memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan (Isjoni, 2011: 24). Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu: faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam antara lain: guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang dan memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, agar proses commit to user pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
serta alat dan biaya yang cukup memadai, selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan,
saat
diskusi
kelas
terkadang
didominasi
seseorang,
hal
ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
f.
Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Menurut Agus Suprijono (2011: 89-101) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak jenis di antaranya yaitu: Jigsaw, Think Pair Share, TGT, Two Stay Two Stray, Make A Match, Listening Team, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, Point Counter Point, The Power of Two. Menurut Slavin (2005: 236), jigsaw adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Elliot Aronson dkk dari Universitas Texas. Menurut Isjoni (2007: 236) yang menyatakan bahwa model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Model pembelajaran tipe jigsaw dapat digunakan efektif pada tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama. Dalam model jigsaw kelas dibagi menjadi suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Setiap kelompok diberi satu set materi lengkap dan masing-masing individu ditugaskan untuk memilih topik mereka. Kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok ahli atau rekan yang terdiri dari seluruh siswa di kelas yang mempunyai bagian informasi yang sama. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya to user (Arends, 1997). Isjoni (2011:commit 54) menyatakan bahwa model jigsaw adalah
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Sedangkan menurut Penn State (2007: 1) dalam jurnal internasional mengatakan: “The Jigsaw Strategy is an efficient way to learn the course material in a cooperative learning style. The jigsaw process encourages listening, engagement, and empathy by giving each member of the group an essential part to play in the academic activity. Group members must work together as a team to accomplish a common goal; each person depends on all the others. No student can succeed completely unless everyone works well together as a team. This "cooperation by design" facilitates interaction among all students in the class, leading them to value each other as contributors to their common task”. Uraian di atas mempunyai arti bahwa strategi Jigsaw merupakan cara yang efisien untuk mempelajari materi kursus dalam gaya pembelajaran kooperatif. Proses jigsaw mendorong kegiatan mendengarkan, keterlibatan, dan empati
dengan
memberikan masing-masing anggota kelompok
merupakan bagian penting untuk bermain dalam kegiatan akademik. Anggota kelompok harus bekerjasama sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama, setiap orang tergantung pada yang lain. Tidak ada siswa dapat berhasil sepenuhnya kecuali semua orang bekerjasama dengan baik sebagai sebuah tim. Kerjasama yang didesain tersebut memfasilitasi interaksi antara semua siswa di kelas, memimpin mereka untuk menghargai satu sama lain sebagai kontributor tugas bersama mereka. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model Jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif dan saling membantu dapat menguasai materi pelajaran pada suatu suatu proses pembelajaran. Penn State (2007: 1-3) juga mengatakan bahwa langkah dalam pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut: 1) Membagi bahan yang diperlukan untuk menutup suatu topik menjadi empat bagian kurang lebih sama, 2) Menetapkan topik yang berbeda untuk setiap anggota tim, 3) Mengembangkan dan menetapkan commitpertanyaan to user pekerjaan rumah atau esai di
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atas materi, 4) Pertemuan berlangsung lagi, siswa berkonsultasi dengan para ahli dari tim lain, 5) Para ahli kembali ke tim mereka dan mengajar, 6) Penyatuan aktivitas dalam kelompok. Dalam setiap model pembelajaran tentu saja ada langkah-langkah pembelajarannya. Hal tersebut bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan terstruktur dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Menurut Isjoni (2011: 54-56), langkah-langkah model pembelajaran jigsaw antara lain: Pertama, siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, pembentukkan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu dapat disesuaikan absen ataupun tingkat kognitif siswa. Kedua, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Dalam anggota kelompok asal setiap anggota kelompok diberi materi yang berbeda. Ketiga, siswa atau perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan kelompok lain (kelompok ahli) yang mempelajari materi yang sama. Dalam hal ini siswa berdiskusi topik masalah sama untuk memahami materi tugasnya. Keempat, masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskannya, jika ada siswa kesulitan maka teman dalam kelompoknya membantu menjelaskan dalam penguasaan materi. Kelima, perwakilan kelompok kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya. Keeman, masing-masing anggota kelompok saling menjelaskan
pada
teman
satu
kelompoknya
sehingga
teman
satu
kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru. Pada akhir kegiatan siswa diberi tes/kuis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi siswa. Senada dengan pendapat tersebut, Agus Suprijono (2011: 89-91) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran jigsaw antara lain: Pertama, guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen yang disebut kelompok asal. Kedua, guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap anggota kelompok. Ketiga, setiap orang dalam setiap kelompok bertanggung commit to user jawab mempelajari materi tekstual yang diterima dari gurunya kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
membentuk kelompok siswa yang mendapatkan materi yang sama (tim ahli). Keempat, kelompok ahli berdiskusi membahas materi dan membantu anggota kelompok yang kesulitan memahami materi. Kelima, kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang dipelajarinya dalam diskusi kelompok ahli. Keenam, guru memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari agar guru mengetahui kesulitan yang belum bisa dipecahkan siswa dalam diskusi kelompok. Dari langkah-langkah yang dikemukakan para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw menjadi 5 tahap, yaitu sebagai berikut: 1) pembentukan kelompok asal yang anggotanya heterogen, 2) pembagian materi yang berbeda setiap anggota kelompok, 3) anggota kelompok asal berdiskusi dan berkumpul dengan anggota yang materinya sama (tim ahli), 4) anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada temannya dan 5) penilaian. Adapun keunggulan yang dimiliki model pembelajaran jigsaw menurut Ibrahim dkk (2000) antara lain: dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa serta kemampuan akademis siswa, selain itu akan lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru, interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kelemahan yang dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang harus kita cari solusinya, menurut Roy Killen (1996), antara lain: pembagian kelompok yang tidak heterogen dimungkinkan kelompok anggotanya lemah semua, penugasan kelompok ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dan kompetensi yang harus dipelajari serta siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan kesulitan mempelajari materi ketika berperan sebagai tim ahli. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari model pembelajaran jigsaw tersebut, peneliti melakukan beberapa upaya, yaitu: peneliti commit to usersebaik mungkin dan penuh merencanakan pembelajaran dengan
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertimbangan, peneliti membimbing siswa jika ada siswa yang kesulitan, peneliti memberi penguatan atau penghargaan untuk memotivasi belajar siswa agar siswa semangat dalam pembelajaran.
3. Hakikat Media Audio Visual a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Kata medium menurut Rudi Susilana (2007: 5) adalah merupakan perantara atau pengantar. Gagne menyatakankan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa (Rudi Susilana, 2007: 6) Schramm (1977) mengatakan media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Rudi Susilana, 2007: 6). Sedangkan Briggs (1977) mengungkapkan media pembelajaran
adalah
sarana
fisik
untuk
menyampaikan
isi/materi
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Rudi Susilana, 2007: 6). Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat atau perantara yang
digunakan untuk
menyampaikan materi dalam suatu pembelajaran kepada para siswa sehinga mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
b. Manfaat Media Pembelajaran Menurut Nana Sujana (2010: 2) media pembelajaran mempunyai beberapa manfaat, yaitu: pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dalam hal ini siswa secara tidak langsung dapat menerima materi yang disampaikan guru serta siswa merasa tidak jenuh dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami. Materi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diingat siswa sehingga commit to user itu metode mengajar akan lebih tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bervariasi, karena adanya interaksi yang aktif antara guru dan siswa. Penyampaian materi yang banyak akan lebih mudah disampaikan guru karena bisa ada kegiatan tanya jawab antara siswa dengan guru. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena siswa melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.
Media pembelajaran
membantu siswa dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Menurut Kemp dan Dayton (1985), media mempunyai beberapa manfaat di antaranya penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, sehingga materi yang disampaikan guru lebih terfokus. Pembelajaran dapat lebih menarik, media pembelajaran membantu guru dalam penyampaian materi sehingga siswa tidak bosan menerima materi yang disampaikan. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, dalam hal ini media pembelajaran menjadikan proses pembelajaran siswa lebih aktif. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek, karena guru akan lebih mudah menjelaskan bahan ajar yang tidak terus-menerus melaui ceramah sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan media pembelajaran, karena membantu siswa memahami materi karena usia anak SD seharusnya belajar sambil bermain. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, karena pembelajaran dapat menggunakan benda di sekitar sebagai sumber belajar. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran
serta
proses
pembelajaran
dapat
ditingkatkan.
Media
pembelajaran yang menarik mampu menarik perhatian dalam proses pembelajaran (Rudi Susilana, 2007: 9). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media banyak memiliki manfaat di dalam pembelajaran. Penggunakan media dalam kegiatan pembelajaran akan lebih menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa, materi yang disampaikan akan dapat lebih dipahami sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, selain itu dengan commit tosiswa user akan lebih banyak melakukan menggunakan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
kegiatan pembelajaran dan dapat belajar secara mandiri dan pembelajaran tidak berpusat pada guru.
c. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Penggunaan suatu media sangat penting dalam membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa namun, di dalam menggunakan media seorang guru dituntut agar dapat memilih atau menggunakan media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Yudhi Munadi (2008: 186) mengungkapkan bahwa penggunaan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, harus memperhatikan kriteria pemilihan media yang dapat mendukung media tersebut sebagai alat bantu dalam pembelajaran, antara lain: Karakteristik siswa, yaitu setiap siswa mempunyai kepribadian yang tidak sama sehingga guru perlu memilih media yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar. Tujuan belajar, yaitu setiap media pembelajaran dapat membantu pencapaian tujuan yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, psikomotor, sehingga pemilihan media media harus disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sifat bahan ajar, yaitu bahan ajar mempunyai keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, tugas tersebut menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pengadaan media, yaitu penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan dan materi ajar yang akan disampaikan, sehingga penggunaan media pembelajaran dapat efektif dan tepat sasaran.Sifat pemanfaatan media yaitu, Guru harus mengetahui keunggulan/potensi suatu media sebelum menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, sehingga penggunaan media dapat efektif sesuai tujuan pembelajaran.
d. Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, maka perlu diketahui mengenai klasifikasi media pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga commit user untuk mendukung pembelajaran. perlu adanya pemilihan media yangtotepat
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rudi Susilana (2007: 13-21) mengungkapkan media pembelajaran dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: kelompok kesatu meliputi media grafis, bahan cetak dan gambar diam, kelompok kedua meliputi media proyeksi diam, kelompok ketiga adalah media audio, kelompok keempat meliputi media audio visual diam, kelompok kelima adalah film, kelompok keenam adalah televisi, dan kelompok ketujuh adalah multimedia. Yudhi Munadi (2008: 54-57) mengungkapkan bahwa media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu: 1) Media audio, yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi suara semata, 2) Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan, 3) Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses, 4) Multimedia, yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas media pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu media audio, media visual dan media audio visual. Di dalam setiap kelompok media masih dapat digolongkan ke dalam bentuk–bentuk media yang lebih spesifik lagi.
Media audio merupakan
media yang melibatkan indera pendengaran, sedangkan media visual merupakan media yang melibatkan indera penglihatan dan media audio visual merupakan media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan.
e. Pengertian Media Audio Visual Sri Anitah (2009: 168) berpendapat bahwa media audio visual adalah media yang tidak hanya dapat dilihat atau didengar saja tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang dapat commit to user dipandang maupun didengar suaranya.
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 67) media audio visual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) media audio visual diam, (2) media audio visual gerak. Jenis–jenis media pengajaran yang tergolong dalam media audio visual diam antara lain adalah: “slow can TV”, “Time Shared TV”, TV diam, film rangkai bersuara, film bingkai bersuara, halaman bersuara dan buku bersuara. Sedangkan yang tergolong dalam media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video, film tv, TV, Holografi, video tapes, dan gambar bersuara. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media
yang melibatkan indera penglihatan dan indera
pendengaran dalam satu kali proses. Media audio visual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: media audio visual diam dan media audio visual gerak.
f. Pemanfaatan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Media audio visual menstimulasi indera pendengaran dan penglihatan siswa sehingga siswa lebih memahami dan meresapi makna yang terkandung dalam tayangan media tersebut. Selain itu media audio visual memberikan kesan positif karena lebih menarik, lebih menyenangkan dan dapat memberi memori yang kuat pada siswa dan membuat siswa lebih berkonsentrasi. Daryanto (2010: 10) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, contohnya siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah. Dapat mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya yang jauh, berbahaya atau terlarang, misalnya video tentang kehidupan harimau di hutan. Dapat mengamati peristiwa–peristiwa yang terjadi atau berbahaya untuk didekati, misalnya dapat mengamati terjadinya gunung meletus. Dapat melihat secara lambat gerakan–gerakan yang berlangsung secara cepat. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat, misalnya dapat mengamati to user proses perkembangan katak commit dari telur sampai menjadi katak hanya dalam
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
waktu beberapa menit. Media audio visual juga dapat menjangkau audiens yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak. Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:67) menyatakan bahwa media audio visual itu sendiri, dapat dibedakan menjadi dua yaitu: media audio visual diam dan media audio visual gerak. Media audio visual diam sendiri dapat dibedakan menjadi: “Slow scan TV”, “Time shared TV”, TV diam, film rangkai bersuara, film bingkai bersuara, halaman bersuara, dan buku bersuara. Sedangkan media audio visual gerak terbagi menjadi: film bersuara, pita video, film TV, TV, Holografi, Video tapes dan gambar bersuara. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media audio visual gerak yaitu dengan menggunakan video. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Selain itu, video juga menyajikan gambar bergerak di samping suara yang menyertainya. Karena dengan menggunakan video dapat menstimulasi indera penglihatan dean pendengaran siswa sehingga dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap mata pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio visual memiliki banyak manfaat jika digunakan dalam pembelajaran. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan media audio visual antara lain: dapat menyaksikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan dapat menjangkau audiens dalam jumlah yang besar. Selain itu dengan media audio visual dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang dipelajari sehingga siswa dapat mengingat dalam jangka yang panjang dibandingkan dengan metode ceramah. Media audio visual itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media audio visual gerak dan media audio visual diam.
g. Video Video merupakan salah satu bagian media audio visual. Video commit to user merupakan bagian media audio visual yang tergolong media audio visual
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gerak. Daryanto (2010: 86) mengungkapkan video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual, maupun berkelompok. Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Video dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Yudhi Munadi (2008: 127) menyatakan bahwa video memiliki beberapa karakteristik antara lain: Dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, video dapat menampilkan kejadian masa lampau dan kejadian di suatu tempat. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan serta dapat
diputar
secara
berulang-ulang
sehingga
lebih
efektif
dalam
pembelajaran, guru dapat mengulangi bagian yang sulit dipahami siswa dengan mudah. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat karena video menyampaikan pesan yang akan tertanam dalam pikiran siswa dalam jangka waktu yang lama. Pengembangan pikiran dan pendapat para siswa karena video dapat menggali pengetahuan siswa dan menciptakan interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Mengembangkan imajinasi peserta didik karena video membantu peserta didik mengembangkan ide pemikirannya melalui sesuatu yang ditangkapnya dari pengamatannya. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik, video mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajarinya karena siswa dapat melihat langsung hal dipelajarinya. Mempunyai pengaruh kuat terhadap emosi seseorang, video dapat mempengaruhi karakter seseorang melalui hal yang dilihatnya misalnya tokoh dalam video yang dapat ditiru siswa. Menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menujukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa. Peserta didik dapat belajar dari video baik commit pandai, to user video tidak memandang tingkat yang pandai maupun yang kurang
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kognitif seseorang. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar, video yang menarik dapat digunakan dalam penyampaikan materi dan siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi, pesan yang disampaikan melalui video dapat mempengaruhi siswa misalnya sifat tanggung jawab. Adapun kelemahan yang dimiliki oleh media video. Kelemahan tersebut antara lain: Fine details, yaitu media tayangannya tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil–kecilnya dengan sempurna. Kualitas gambar dalam video yang ukuran filenya kecil jika diperbesar gambarnya akan pecah dan kurang jelas. Size information, yaitu tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya, misalnya video tentang gunung. Third dimention, yaitu gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi. Benda yang ditampilkan dalam video tidak dapat disentuh secara langsung oleh siswa karena hanya terdiri dari panjang dan lebar. Opposition, yaitu pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. Pengambilan gambar yang tidak tepat posisinya misalnya video daun yang terlalu dekat hanya terlihat hijau sehingga menimbulkan salah penafsiran.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 1.
Nunung Wijiastuti (2009) dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V MI Muhamadiyah Jatijajar Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar IPS. Pada siklus I siswa tuntas belajar 45,83% di siklus II siswa tuntas belajar menjadi 83,33%. Persamaan dari penelitian Nunung Wijiastuti dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel bebas, yaitu sama – sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai tindakannya, sedangkan perbedaannya terdapat commit to user pada variabel terikatnya.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Yuliani (2011) yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dongeng Pada Siswa Kelas I SDN 6 Jimbung Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan menyimak dongeng dengan menggunakan media audio visual. Pada siklus I diperoleh hasil 30 anak (59%) mendapat nilai di bawah KKM, 21 anak (41%) mendapat nilai di atas KKM.
Setelah
melakukan perbaikan pada siklus II maka dapat diperoleh hasil anak yang kemampuan menyimaknya masih di bawah KKM hanya 7 anak (14%) dan 44 anak (86%) di atas KKM. Persamaan dari penelitian Endang Yuliani dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel bebas, yaitu sama – sama menggunakan media audio visual sebagai tindakannya, sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Niken Aresta (2010) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Cerita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Film Animasi Siswa Kelas IV SD Negeri I Tulunombo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kemampuan menyimak isi cerita mata pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui media audio visual. Pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM sebesar 45,5%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang mencapai KKM sebesar 81,18%. Persamaan dari penelitian Niken Aresta dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel bebas, yaitu sama – sama menggunakan media audio visual sebagai tindakannya, sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya
C. Kerangka Berpikir Materi Kebebasan Berorganisasi dalam pembelajaran PKn dianggap sebagai materi yang sulit oleh siswa kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo commit to user Klaten. Anggapan tersebut terbukti dari nilai hasil tes pemahaman materi
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebebasan Berorganisasi siswa yang masih rendah (di bawah KKM). Selain itu, juga dapat dilihat dalam proses pembelajarannya di kelas. Dalam proses pembelajaran, guru masih menggunakan pendekatan konvensional yang masih berpusat pada guru. Guru dalam pembelajaran cenderung hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya variasi dalam pembelajaran serta tidak menggunakan media pembelajaran yang variatif, sehingga siswa menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang daya kreativitas dan partisipasi siswa. Melihat kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual dalam pembelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi untuk meningkatkan pemahaman materi siswa. Peneliti menerapkan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual dengan alasan bahwa model Jigsaw ini mempunyai kelebihan antara lain: mempermudah siswa dalam mendalami materi, aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran terasa lebih variatif. Selain itu, siswa juga akan termotivasi untuk memupuk rasa tanggung jawab dan kerja samanya. Sedangkan media audio visual karena dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kesan positif karena lebih menarik, lebih menyenangkan, dan memberikan memori yang kuat pada siswa. Setelah guru menerapkan model Jigsaw dan media audio visual siswa, menjadi lebih aktif dan kreatif, serta terjalin interaksi antar siswa dengan siswa lainnya serta materi yang disampaikan dalam pembelajaran tertanam secara kuat dalam pikiran siswa. Pada kondisi akhir, melalui penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada pembelajaran PKn kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten meningkat. Berdasarkan uraian pemikiran di atas, maka diperoleh alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini yang dapat digambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini: commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Awal
Tindakan
Guru menggunakan metode konvensional/ceramah dan tidak menggunakan media dalam pembelajaran
Penggunaan model Jigsaw dan media audio visual
Siklus I
Pemahaman PKn kebebasan organisasi siswa kelas V Borongan 02 rendah
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan
Siklus II
3. Pengamatan 4. Refleksi
Kondisi Akhir
Pemahaman materi kebebasan berorganisasi siswa kelas V SDN Borongan 02 meningkat setelah penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Penerapan model jigsaw dengan kombinasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada pembelajaran PKn kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Borongan 02 Kecamatan Polanharjo
Kabupaten Klaten pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: letak SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang mudah dijangkau dengan rumah peneliti, sehingga memudahkan proses penelitian. Sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk penelitian. Di SD tersebut terdapat masalah pembelajaran pada kelas V mata pelajaran PKn khususnya materi kebebasan berorganisasi. 2. Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu selama 6 bulan, dimulai dari bulan Februari 2012 sampai dengan Juli 2012. Rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat digambarkan pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1. Rencana Pelaksanaan Penelitian Waktu No
1 2
3 4 5
6 7 8
Jenis Keg Penyusunan Proposal Seminar dan Revisi Proposal Pengajuan Surat Izin Persiapan Penelitian Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II Analisis data Penyusunan laporan Ujian Skripsi
Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
commit to user
35
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas V yang berjumlah 17 siswa, tediri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri.
C. Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Data-data tersebut berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2009: 225) menyebutkan bahwa sumber data ada dua macam, yaitu sumber primer dan sekunder. 1.
Sumber Primer Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun data yang tergolong sebagai sumber data primer ini adalah nilai PKn materi kebebasan berorganisasi siswa kelas V, informasi dari hasil wawancara dengan guru dan siswa, hasil pengamatan proses pembelajaran.
2.
Sumber Sekunder Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai sumber sekunder adalah dokumen dan hasil observasi. Dokumen yang akan dijadikan sebagai sumber data berupa: silabus PKn kelas V, RPP PKn kelas V. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi Menurut H.B. Sutopo (2002: 64) teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dilakukan commit to user pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 untuk mengamati proses
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran yang terjadi. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah cara mengajar guru, kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Pengamatan cara mengajar guru meliputi model dan media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, serta cara guru mengevaluasi hasil pembelajaran. Observasi terhadap kinerja guru dilakukan oleh guru kelas yang bertindak sebagai observator. Penilaian dilakukan dengan mengisi lembar APKG. Sedangkan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran meliputi perhatian siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran,
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran dan pemahaman materi. 2.
Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten dan siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Wawancara pada guru bertujuan untuk memperoleh informasi tentang metode yang yang digunakan oleh guru, media yang digunakan, hambatan–hambatan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran. Sedangkan wawancara dengan murid bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi, dan tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 3.
Tes Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk tes. Teknik ini dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar PKn siswa SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Penyusunan instrument tes dilakukan dengan berdasarkan pada kisi-kisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran tes mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi kebebasan berorganisasi.
4.
Dokumentasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi yang berbentuk gambar yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu menggunakan foto dan video. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Validitas Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud dengan triangulasi data dan triangulasi metode adalah: 1.
Triangulasi Data Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 60) triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan sumber data yang berbeda yaitu peneliti membandingkan antara hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V, kepala sekolah, dan dengan menggunakan nilai hasil belajar PKn siswa sebelum adanya tindakan.
2.
Triangulasi Metode Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 60) triangulasi metode adalah mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini hasilnya dapat dibandingkan dan ditarik kesimpulan data yang agar lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu proses dalam menentukan pilihan, membuang, mengeliminasi, memilah serta menggolongkan data sesuai dengan yang diharapkan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Proses analisa mencakup tiga commit to user data, dan penarikan simpulan komponen, yaitu: reduksi data, penyajian
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(verifikasi). Untuk lebih memperjelas tentang analisis interaktif dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini: Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif Sumber : Miles dan Huberman (2007: 20)
1.
Reduksi Data Reduksi
data
yaitu
proses
pemilihan
perhatian
pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan hasil observasi, wawancara maupun catatan lapangan.
Langkah yang dilakukan berupa pencatatan data yang
diperoleh dari hasil observasi.
Dalam pencatatan tersebut dilakukan
seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data, data mana yang diambil dan dianggap penting untuk penelitian. Peneliti memperoleh data pada penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Borongan berupa nilai tes pemahaman materi kebebasan berorganisasi, observasi kegiatan siswa, Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG), hasil wawancara dengan guru dan siswa. Semua data tersebut digunakan dalam hasil penelitian. Data yang direduksi adalah lembar kerja siswa, karena hanya digunakan untuk memperkuat pemahaman materi siswa dalam kelompok. 2.
Penyajian Data
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam berberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahnnya supaya mudah dilihat dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis untuk merencanakan langkah kerja selanjutnya. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data yang berupa tabel, grafik, histogram.
Pada penelitian yang
dilaksanakan di kelas V SD Negeri Borongan 02, data yang disajikan adalah nilai tes pemahaman materi kebebasan berorganisasi, observasi kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dan hasil wawancara dengan guru dan siswa. 3.
Penarikan Kesimpulan Kesimpulan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar–benar bisa dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara, observasi, tes dan dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah. Penarikan kesimpulan pada penelitian siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten dilakukan dengan cara membandingkan data-data yang disajikan.
G. Indikator Kinerja Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 61) indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator keberhasilan kinerja penelitian mengenai peningkatan pemahaman materi kebebasan berorganisasi dalam pembelajaran Pkn dengan model pembelajaran jigsaw dan media audio visual pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polaharjo Klaten adalah adanya peningkatan nilai rata – rata pada materi kebebasan berorganisasi di atas KKM. Pembelajaran dikatakan apabila pada secara klasikal commit toberhasil user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa yang memperoleh nilai ≥70 mencapai ≥ 80%. Apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilanjutkan ke siklus berikutnya
sampai tercapai indikator yang
ditentukan.
H. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan (Iskandar, 2009: 48), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan pada gambar 3.2 berikut:
Gambar 3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 16)
1. Siklus Pertama a. Perencanaan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
1) Menentukan pokok bahasan, yaitu kebebasan berorganisasi. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) 4) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran 5) Menyusun lembar evaluasi. 6) Menyiapkan lembar pedoman observasi aktivitas guru dan siswa. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama mempelajari tentang pengertian organisasi, unsur organisasi, langkah mendirikan organisasi, tugas pengurus organisasi. Pada pertemuan kedua mempelajari tentang pengertian kebebasan berorganisasi, ciri pengurus yang baik, tujuan dibentuk organisasi di sekolah, tujuan dibentuk organisasi di masyarakat. 1. Kegiatan Inti a) Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 4 orang siswa. b) Guru membagikan materi berdasarkan permasalahan c) Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik yang sama, wakil ini disebut dengan kelompok ahli. d) Guru membagikan LKS kepada kelompok ahli. e) Guru mengarahkan jalannya diskusi kelompok ahli. f) Guru menayangkan media pembelajaran berupa video rapat organisasi pramuka. g) Setelah diskusi tim ahli selesai, siswa kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusinya. h) Presentasi setiap kelompok 2. Kegiatan Penutup a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran. b) Siswa mengerjakan soal evaluasi. c) Guru memberikan penilaian dan penguatan. commit to user c. Pengamatan / Observasi
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan yang dilakukan pada saat observasi adalah mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu mitra untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan siswa. Selain itu, dalam tahap ini peneliti juga menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS yang telah disusun oleh peneliti. d. Refleksi Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Refleksi meliputi beberapa komponen, yaitu: menganalisis, mensintesa dan menerangkan. Refleksi yang dilakukan berdasarkan nilai siswa, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang apakah hasil yang diperoleh sudah maksimal atau belum maksimal. Siswa yang berhasil saat evaluasi sebanyak mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 76,48% dan belum mencapai indicator kinerja yang telah ditentukan, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II
2. Siklus Kedua a.
Perencanaan Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. 3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. b.
Tindakan Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. Perbedaannya hanya pada proses pembelajaran, media pembelajaran dan soal instrumennya. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 kali pertemuan dengan materi yang sama. Pada pertemuan kedua mempelajari tentang pengertian kebebasan berorganisasi, ciri pengurus yang baik, tujuan dibentuk organisasi di sekolah, tujuan dibentuk organisasi di masyarakat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu: 1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. 3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. 4) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi siswa.
c.
Pengamatan / Observasi Melakukan pengamatan/observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
d.
Tahap Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data commitsiklus to user kaitannya dengan indikator kinerja I. Peneliti menganalisis pemahaman
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi, hasil observasi akvitas siswa, observasi kinerja guru saat pembelajaran. Pada siklus II siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep secara klasikal ketercapaian kinerja sebesar 88,23% dengan KKM 70, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual tersebut telah berhasil dan penelitian dihentikan pada siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi dan wawancara dengan guru kelas dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan dan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fatimah, Ama. Pd selaku guru kelas V (lihat lampiran 37 halaman 167) tersebut diperoleh keterangan bahwa masih terdapat kesulitan yang dialami oleh guru ketika pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Guru masih merasa kesulitan karena siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dalam pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Guru hanya mengggunakan metode ceramah dan mencatat dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran inovatif dan media tersebut kurang begitu menarik perhatian siswa. Begitu juga siswa mudah merasa bosan dan kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran PKn.. Berdasarkan test pratindakan terhadap siswa kelas kelas V SDN Borongan 02, dapat diketahui bahwa pemahaman PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V masih rendah. Hal tersebut terbukti dari hasil test pratindakan yang telah diujikan. Dari 17 siswa kelas V hanya terdapat 8 siswa (47,06%) yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sedangkan sejumlah 9 siswa mendapatkan nilai kurang dari nilai KKM, nilai tertendah 40, nilai tertinggi 75 dan nilai rata-rata kelas siswa kelas V tersebut adalah 61,20. Daftar nilai Pkn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V pada saat pratindakan (lihat lampiran 34 halaman 164) sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat dilihat pada tabel 4.1. commit to user
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1. Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan No Urut
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
70 40 70 45 50 50 60 70 60 75
T TT T TT TT TT TT T TT T
11 12 13 14 15 16 17
70 75 70 75 55 40 60
T T T T TT TT TT
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan daftar nilai PKn pada pratindakan pada tabel 4.1, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pada pratindakan seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan Nilai Frekuensi Persentase No Tengah Fi.xi Keterangan (fi) (xi) 1 40 – 45 3 42,5 127,5 17,65 TT 2 46 – 51 2 48,5 97 11,76 TT 3 52 – 57 1 54,5 54,5 5,88 TT 4 58 – 63 3 60,5 181,5 17,65 TT 5 64 – 69 66,5 6 70 – 75 8 72,5 580 47,06 T 17 1040,5 100 Nilai rata-rata kelas = 1040,5 : 17 = 61,20 Nilai Terendah = 40 Nilai Tertinggi = 75 Siswa Tuntas = 8 siswa Siswa Tidak Tuntas = 9 siswa Ketuntasan Klasikal = (8 : 17) x 100% = 47,06% Keterangan: T = Tuntas TT = Tidak Tuntas commit to user Interval Nilai
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari distribusi data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 pada pratindakan yang terlihat pada tabel 4.2 dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.1.
9 Siswa
8
8
Frekuensi
7 6 5 4
3
3
3 2
2
1
1
0
0 40 – 45
56 – 61
52 – 57
58 – 63
64 – 69
70 – 75
Interval Nilai
Gambar 4.1. Histogram PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan Dari tabel 4.2 dan gambar 4.1, nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 61,20. Siswa yang memperoleh nilai 40 – 45 sebanyak 3 siswa atau 17,65%. Siswa yang memperoleh nilai 46 – 51 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai 52 – 57 sebanyak 1 siswa atau 5,88%. siswa yang memperoleh nilai 58 – 63 sebanyak 3 atau 17,65%. Siswa yang memperoleh nilai 64 – 69 tidak ada atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 75 sebanyak 8 siswa atau 47,06%. Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1, dapat diketahui nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 serta data ketuntasan belajar siswa pada saat pratindakan. Data tersebut dapat disajikan dalam tabel 4.3. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Pratindakan No 1 2 3 4
Keterangan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal
Pratindakan 40 75 61,20 47,06%
Untuk memperjelas nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada saat pratindakan dapat dilihat pada gambar 4.2.
80 70 60 50 40 30 20 10 0
75 61,2 47,06
40
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Nilai tertinggi
Ketuntasan klasikal (%)
Siswa
Gambar 4.2 Histogram Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan Berdasarkan data pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas dalam pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi sebesar 47,06% atau 8 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebesar 52,94% atau 9 siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 Polanharjo masih rendah.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) perencanaan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
2) pelaksanaan, 3) pengamatan atau observasi, dan 4) refleksi. Adapun gambaran dari pelaksanaan setiap siklusnya adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Mei sampai dengan 5 Mei 2012. Adapun tahap-tahap dari kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Selasa, 1 Mei 2012. Peneliti dan guru kelas V SD Negeri Borongan 02 sebagai kolaborator mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tersebut dibuat berdasarkan pada solusi permasalahan yang muncul yakni dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan menggunakan media audio visual. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Jumat tanggal 4 Mei 2012 dan hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012. Adapun deskripsi dari perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit di setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. RPP lihat pada lampiran 2 halaman 92 (pertemuan 1) dan lampiran 8 halaman 108 (pertemuan 2 ). 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang dipersiapkan untuk pembelajaran adalah: a)
Menyiapkan perangkat media audio visual, di antaranya: laptop, LCD proyektor dan speaker. commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Menyiapkan
kamera
digital
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan proses pembelajaran PKn. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan yang digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa
selama
pelaksanaan
pembelajaran
PKn
berlangsung.
Pengamatan yang dilakukan meliputi keterampilan sosial dan keaktifan siswa dalam penerapan model Jigsaw dan media audio visual. Sedangkan untuk lembar penilaian atau evaluasi disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan penggunaan media audio visual. Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. Guru membantu peneliti untuk menilai siswa dari keterampilan sosial siswa dan keaktifan siswa dalam penerapan model Jigsaw dan media audio visual. 1) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 Mei 2012. Pada pertemuan 1, pembelajaran PKn kelas V mempelajari tentang pengertian organisasi, unsur organisasi, langkah mendirikan organisasi dan tugas pengurus organisasi. Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan memberikan salam. Kemudian, guru mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa agar suasana kelas menjadi lebih kondusif. Selanjutnya, guru juga memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemberian apersepsi bertujuan untuk
menggali
pengetahuan
awal
siswa
tentang pengertian
organisasi. Guru bertanya, “Siapa ketua kelas V?”. Setelah itu, guru to useryang akan dilaksanakan. menyampaikan tujuancommit pembelajaran
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembelajaran pun mulai masuk dalam kegiatan inti yang terbagi ke dalam tiga tahapan (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Guru mengawalinya dengan bertanya jawab dengan siswa mengenai organisasi dan bertanya tentang tugas seorang ketua kelas.. Kemudian, guru memberikan penjelasan mengenai pengertian organisasi. Guru lalu menjelaskan langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pada tahap elaborasi, guru mulai menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kemudian guru membagikan materi yang berbeda pada setiap anggota kelompok siswa. Setelah semua siswa mendapatkan lembar materi, siswa diminta untuk berdiskusi dengan siswa dari kelompok lain yang mendapatkan materi yang sama lalu guru membagikan LKS kelompok ahli. Selama kegiatan ini, suasana kelas memang agak ramai, karena siswa berdiskusi menyelesaikan persoalan. Kemudian, guru menayangkan video pembelajaran berupa video pramuka. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi dan mengerjaran LKS, anggota kelompok kembali ke kelompok asalnya untuk menyampaikan hasil diskusinya. Pada saat kegiatan ini suasana kelas agak ramai, karena siswa menyampaikan materi kepada temannya. Kegiatan yang selanjutnya sudah termasuk ke dalam tahap konfirmasi. Pada tahap ini guru memberikan pengutan kepada siswa. Kemudian, guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi yang diajarkan. Dalam tahap ini pula, siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Bentuk soal evaluasi berupa 10 soal isian singkat. Setelah itu, guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. Pada saat evaluasi pertemuan 1 siklus I diperoleh data nilai PKn yang diperjelas dalam tabel 4.4 (lihat lampiran 34 halaman 168). commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Nilai PKn Siswa Pertemuan 1 Siklus I No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
80 40 70 60 60 60 70 70 70 80
T TT T TT TT TT T T T T
11 12 13 14 15 16 17
90 70 90 80 90 50 90
T T T T T TT T
Berdasarkan daftar nilai PKn pada siklus I pertemuan I pada tabel 4.4, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pada pertemuan 1 siklus I seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Pertemuan 1 Siklus I Nilai Frekuensi Persentase Tengah Fi.xi (fi) (xi) 1 40 – 48 1 44 44 3,57 2 49 – 57 1 53 53 3,57 3 58 – 66 3 62 186 16,07 4 67 – 75 5 71 355 28,77 5 76 – 84 3 80 240 19,45 6 85 – 93 4 89 356 28,57 17 1234 100 Nilai rata-rata kelas = 1234 : 17 = 72,58 Nilai Terendah = 40 Nilai Tertinggi = 90 Siswa Tuntas = 12 siswa Siswa Tidak Tuntas = 5 siswa Ketuntasan Klasikal = (12 : 17) x 100% = 70,59%
No
Interval Nilai
Ket TT TT TT T T T
Berdasarkan distribusi data nilai PKn siswa pada pertemuan 1 siklus I yang terlihat pada tabel 4.5, dapat disajikan dalam gambar 4.3. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6 5
Siswa
5 Frekuensi
4 4 3
3
3 2 1
1
1 0 40 – 48 49 – 57 58 – 66 67 – 75 76 – 84 85 – 93 Interval Nilai
Gambar 4. 3. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 1 Siklus I 2) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6 Mei 2012. Pada pertemuan 2, pembelajaran PKn kelas V mempelajari materi selanjutnya, yaitu pengertian kebebasan berorganisasi, ciri pengurus organisasi, tujuan dibentuk organisasi di sekolah dan tujuan dibentuk organisasi di sekolah. Pada kegiatan awal, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan 1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam. Lalu guru mengkondisikan siswa agar suasana kelas menjadi kondusif. Guru juga memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa. Pemberian apersepsi bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang organisasi , dengan cara guru bertanya “Siapa yang masih ingat unsur sebuah organisasi?”. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada saat kegiatan inti, kegiatan terbagi ke dalam tiga tahap (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Dalam tahap eksplorasi, kegiatan diawali dengan tanya jawab yang dilakukan antara guru dan para siswa tentang tugas seorang ketua RT yang mereka ketahui. Kemudian, guru memberikan penjelasan mengenai materi tentang organisasi Rukun Tetangga (RT) secara singkat. commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tahap elaborasi, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa juga hampir sama dengan kegiatan inti di pertemuan ke-1. Guru mulai menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru membagikan siswa dalam kelompok dan membagikan materi berbeda kepada setiap anggota kelompok. Setelah semua siswa mendapatkan lembar materi, siswa diminta untuk berdiskusi dengan anggota kelompok lain yang mendapatkan materi yang sama. Setelah itu guru membagikan LKS.
Pada saat siswa berdiskusi guru menayangkan
video pembelajaran tentang animasi pramuka. Pada tahap konfirmasi, kegiatan yang dilakukan adalah guru memberikan penguatan kepada siswa. Kemudian, guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi yang diajarkan. Dalam tahap ini, siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Bentuk soal evaluasi pada pertemuan ini adalah 10 soal isian singkat. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pesanpesan sebagai tindak lanjut kepada siswa dan diakhiri dengan salam penutup. Pada saat evaluasi pertemuan 2 pada siklus I diperoleh data nilai PKn siswa yang diperjelas dalam tabel 4.6 (lihat lampiran 35 halaman 165).
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. 6. Nilai PKn Siswa Pertemuan 2 Siklus I No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
80 50 90 60 60 80 70 80 70 80
T TT T TT TT T T T T T
11 12 13 14 15 16 17
90 90 90 80 70 50 90
T T T T T TT T
Berdasarkan daftar nilai PKn pertemuan 2 pada siklus I pada tabel 4.6, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pertemuan 2 pada siklus I seperti pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Pertemuan 2 Siklus I
No
Interval Nilai
1 2 3 4 5 6
50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi) 53 60 67 74 81 88
Fi.xi
Persentase
2 106 11,77 2 120 11,77 3 201 17,65 5 405 29,41 5 440 29,41 17 1272 100 Nilai rata-rata kelas = 1272 : 17 = 74,82 Nilai Terendah = 50 Nilai Tertinggi = 90 Siswa Tuntas = 13 siswa Siswa Tidak Tuntas = 4 siswa Ketuntasan Klasikal = (13 : 17) x 100% = 76,47%
Ket TT TT T T T
Berdasarkan distribusi data nilai materi organisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 pada pertemuan 2 siklus I yang terlihat pada tabel 4.7, dapat disajikan dalam gambar 4.4. commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6 5
5
78 – 84
85 – 91
Frekuensi
5
Siswa
4 3 3 2
2
2 1 0 0 50 – 56 57 – 63
64 – 70
71 – 77
Interval Nilai
Gambar 4.4. Histogram Nilai PKn Siswa Kelas V Pertemuan 2 Siklus I c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, peneliti melibatkan peran serta guru dan berkolaborasi dengan guru kelas. Guru kelas berperan sebagai observer untuk mengamati pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. Observer mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer meliputi: aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, penerapan model Jigsaw dan sikap siswa dalm mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mengamati hasil evaluasi individu siswa disetiap akhir pertemuan. Hasil
observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap
refleksi pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi berlangsung pada siklus I pertemuan 1 dan 2, diperoleh hasil dan gambaran tentang aktivitas guru dan siswa sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi kemampuan guru mengajar. Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi berlangsung. Dari hasil observasi kemampuan guru mengajar pada siklus I (lihat lampiran 29 halaman 159), maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pada persiapan pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. b) Membuka pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. c) Kejelasan dan sistematika penyampaian materi mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. d) Ketepatan strategi pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. e) Penerapan model pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. f)
Ketepatan dan daya tarik media mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong sangat baik.
g) Kemampuan menggunakan media mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. h) Menumbuhkan partisipasi aktif dalam belajar mendapatkan nilai rata-rata 2,5 dan tergolong dalam kategori cukup baik. i)
Memantau kemajuan belajar selama proses mendapat nilai rata-rata 2,5 dan tergolong dalam kategori cukup baik.
j)
Melakukan penilaian atau evaluasi mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik.
k) Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, lancar, baik dan benar mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. l)
Menutup pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
Rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I adalah 3,08 dan tergolong dalam ketegori baik. Hasil pengamatan terhadap kinerja peneliti sebagai guru pada siklus I menunjukkan bahwa guru sudah berusaha untuk melaksanakan kinerjanya dengan baik, meskipun pada pelaksanaanya masih ada beberapa hal yang perlu untuk dibenahi Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu ditingkatkan lagi, yaitu dalam menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar dan memantau kemajuan belajar siswa. 2) Aktivitas Siswa Kegiatan siswa dalam pembelajaran diobservasi secara klasikal atau keseluruhan. Observasi dilakukan pada berbagai aspek, jika dibuat uraian hasil observasi sebagai berikut (lihat lampiran 32 halaman 162): a) Kedisiplinan siswa mendapat nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. Siswa sudah datang tepat waktu dan mematuhi tata tertib didalam kelas. b) Kesiapan menerima pelajaran siswa mendapat nilai rata-rata 3dan tergolong dalam kategori baik. Siswa sebelum menerima materi sudah duduk dengan rapi di tempat duduknya. c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. d) Tanggung jawab siswa mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. e) Kerjasama siswa dalam pembelajaran mendapat nilai rata-rata 2,5 tergolong cukup baik, siswa sudah dapat berdiskusi satu sama lain meskipun kadang-kadang egois dengan pendapatnya sendiri . Rata-rata akhir hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I adalah 3 dan tergolong dalam kategori baik. Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan bahwa peran dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran sudah bertambah, meskipun ada beberapa hal yang commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masih kurang yaitu dalam hal kerjasama. Dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan ada peningkatan pembelajaran. 3) Evaluasi Pembelajaran PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi individu siswa setelah pembelajaran PKn mengenai materi Kebebasan Berorganisasi, yang diujikan di setiap akhir pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil evaluasi individu yang diperoleh siswa pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I (lihat lampiran 35 halaman 165), maka rata-rata nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 dapat diperjelas dengan tabel 4.8. Tabel 4.8 Rata-rata Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I No Urut
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
80 45 80 60 60 70 70 70 70 80
T TT T TT TT T T T T T
11 12 13 14 15 16 17
90 80 90 80 80 50 90
T T T T T TT T
Berdasarkan daftar nilai nilai PKn pada siklus I pada tabel 4.8, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pada siklus I seperti pada tabel 4.9
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9. Distribusi Data Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I No
Interval Nilai
1 2 3 4 5 6
45 – 52 53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi) 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5 88,5
fi.xi
Persentase
2 97 2 113 4 290 6 483 3 265,5 17 1248,5 Nilai rata-rata kelas = 1248,5 : 17 = 73,44 Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 45 Siswa Tuntas = 13 Siswa Siswa Tidak Tuntas = 4 siswa Ketuntasan Klasikal = (13 : 17) x 100% = 76,48% Keterangan: T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
11,76 11,76 23,53 35,30 17,65 100
Ket
TT TT T T T
Berdasarkan distribusi data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pada siklus I yang terlihat pada tabel 4.9, dapat disajikan dalam gambar 4.4. 7 6
Siswa
6
Frekuensi
5 4 4 3 3 2
2
2 1 0 0 45 – 52 53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 Interval Nilai
Gambar 4.5. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.5, nilai PKn Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan diperoleh nilai ratarata kelas sebesar 73,44. Siswa yang memperoleh nilai antara 45 – 52 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 53 – 60 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 61 – 68 tidak ada atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai antara 69 – 76 sebanyak 4 siswa atau 23,53%. Siswa yang memperoleh nilai antara 77 – 84 sebanyak 6 siswa atau 35,30%. Siswa yang memperoleh nilai antara 85 – 92 sebanyak 3 siswa atau 17,65%. Berdasarkan data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan yang telah diperoleh siswa kelas V pada siklus I, kemudian dibandingkan dengan data pada saat pratindakan. Adapun data perbandingan PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa pada saat pratindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan dan Siklus I No 1 2 3 4
Keterangan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)
Pratindakan 40 75 61,20 47,06
Siklus I 45 90 73,44 76,48
Untuk memperjelas data perkembangan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi dan ketuntasan klasikal pada saat pratindakan dan siklus I, dapat disajikan dalam gambar 4.4.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
100
90
90 70
76,48
75
73,44
80 61,2
60 50
40
47,06
45
40 30 20 10 0 Nilai terendah
Nilai rata-rata Pratindakan
Nilai tertinggi
Ketuntasan klasikal
Siklus I
Gambar 4.6. Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan dan Siklus I Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.6, maka dapat diketahui bahwa: 1) Nilai terendah PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan, yaitu dari 40 menjadi 45. 2) Nilai tertinggi PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan mengalami peningkatan, yaitu dari nilai 75 menjadi 90. 3) Nilai rata-rata PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan mengalami peningkatan sebanyak 12,24, yaitu dari nilai 61,20 menjadi 73,44. 4) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan sebanyak 29,42%, yaitu dari 47,06% menjadi 76,48%. Dari ketuntasan klasikal yang dicapai, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 5 siswa,commit yaitu pada saat pratindakan siswa yang tuntas to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sejumlah 8 siswa dan pada siklus I siswa yang tuntas naik menjadi 13 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. d. Refleksi Berdasarkan data nilai pengamatan siswa dan APKG
yang
diperoleh pada saat observasi, data kemudian dianalisis. Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Tahap refleksi dilakukan dengan cara melihat ketuntasan nilai siswa secara klasikal dan peningktan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pada pratindakan dan siklus I. Setelah itu, hasil yang dicapai pada siklus I dibandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan. Indikator kinerja pada penelitian ini yaitu penelitian dinyatakan berhasil apabila minimal 80% dari jumlah siswa mendapatkan nilai diatas KKM (65). Sedangkan pada tindakan siklus I ini, siswa yang tuntas baru mencapai 76,48% atau sebanyak 13 siswa. Selain itu, berdasarkan data kinerja guru yang diperoleh dari nilai rata-rata APKG pertemuan 1 dan 2 pada siklus I, ditemukan beberapa kelebihan, kekurangan beserta solusi yaitu: a.
Kelebihan pelaksanaan tindakan siklus I 1) Guru mendapatkan nilai 3 yang termasuk kategori baik pada aspek membuka pelajaran, kejelasan
dan sistematika penyampaian
materi, ketepatan strategi, penerapan model pembelajaran, kemapuan menggunakan media, menggunakan bahasa lisan yang jelas (lihat lampiran 29 halaman 159). 2) Guru mendapatkan nilai 3,5 yag termasuk kategori baik pada aspek persiapan pembelajaran, melakukan evaluasi, menutup pelajaran. 3) Guru mendapatkan nilai 4 yang termasuk kategori sangat baik pada aspek ketepatan dan daya tarik media. Hal ini dikarenakan commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya belum pernah digunakan media audio visual berupa LCD proyektor dan speaker dalam pembelajaran. 4) Siswa mendapatkan nilai 3 yang termasuk kategori baik pada aspek kesiapan menerima pelajaran, keaktifan, tanggung jawab (lihat lampiran 32 halaman 162). 5) Siswa mendapatkan nilai 3 yang termasuk kategori baik pada aspek kedisiplinan. Hal ini dikarenakan siswa masuk kelas tepat waktu dan duduk di tempat duduknya ketika pelajaran akan dimulai b.
Kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I 1) Guru mendapatkan nilai 2,5 yang termasuk kategori kurang baik pada aspek menumbuhkan antusiasme siswa dan memantau kemajuan belajar selama proses. Hal ini dikarenakan siswa masih belum
terbiasa
dengan
penerapan
model
Jigsaw
dalam
pembelajaran dan guru belum sepenuhnya dapat mengkondisikan kelas, sehingga beberapa siswa ramai sendiri. 2) Siswa pada aspek kerjasama mendapatkan nilai 2,5 yang termasuk kategori kurang baik. Hal ini dikarenakan sifat siswa yang masih egois dalam kelompok. Ada beberapa siswa yang tidak mau menerima pendapat serta
menganggap pendapat
temannya salah. c.
Solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah 1) Pembentukan
kelompok
sesuai
dengan
karakter
dan
memperhatikan kecocokan antarsiswa agar semua anggota kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan berkomunikasi dengan lancar. 2) Guru memberikan reward untuk menumbuhkan antusiasme dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga siswa termotivasi mengikuti proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan data perbandingan nilai PKn materi Kebebasan commitklasikal to user yang dicapai serta kekurangan Berorganisasi dan ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
pelaksanaan tindakan pada siklus I diatas, tindakan yang dilakukan pada siklus I belum berhasil karena belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada siklus I, nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa masih kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan masih ada 4 siswa atau sebesar 23,53% siswa yang belum mencapai nilai KKM. Selain itu, masih terdapat beberapa kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus I yang dialami oleh guru sehingga menghambat keoptimalan pembelajaran siswa. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut ke siklus II untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan memaksimalkan pemahaman PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa pada siklus II.
2. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni tanggal 18 Mei dan 19 Mei 2012. Pada siklus II, peneliti masih berperan sebagai guru seperti pada saat siklus I. Materi yang diajarkan tetap sama yaitu Kebebasan Berorganisasi, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan mengenai media audio visual yang digunakan dan langkah-langkah pembelajaran, serta ada tindakan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pempelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi Kebebasan Berorganisasi. Dengan demikian, diharapkan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan dapat lebih bagus lagi atau meningkat dan dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun tahap-tahap dari kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini, hal yang dibahas, yakni mengenai rancangan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Rancangan tindakan dibuat berdasarkan pada hasil refleksi tindakan siklus I. Selanjutnya, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama commit usertanggal 18 Mei dan Sabtu tanggal 2 kali pertemuan, yakni pada hari to Jumat
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19 Mei 2012. Pada siklus II, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2. Adapun deskripsi perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit di setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 124 (pertemuan 1) dan lampiran 20 halaman 140 (pertemuan 2). 2) Membuat lembar observasi seperti pada siklus I untuk mengamati kegiatan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. 3) Membuat lembar evaluasi sebagai alat untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. 4) Menyiapkan video sebagai media pembelajaran. b. Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan penggunaan media audio visual. Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. Dalam hal ini, guru membantu peneliti untuk menilai siswa dari aspek kemampuan siswa d selama pembelajaran berlangsung. 1) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Mei 2012. Pada pertemuan 1, pembelajaran PKn kelas V mempelajari tentang pengertian organisasi, unsur organisasi, langkah mendirikan commit to user organisasi dan tugas pengurus organisasi.
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada kegiatan awal, seperti halnya kegiatan pembelajaran pada siklus I, guru membuka pelajaran dengan memberikan salam. Kemudian, guru mengecek kehadiran siswa secara klasikal. Guru mengkondisikan siswa agar suasana pembelajaran lebih kondusif. Guru juga memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa. Pemberian apersepsi bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa
tentang
tugas
seorang
bendahara.
Setelah
itu,
guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti terbagi dalam 3 tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam tahap eksplorasi, guru dan siswa melakukana kegiatan tanya jawab yang bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa. Pada tahap elaborasi, guru menerapkan model pembelajaran Jigsaw dan membagi membagi siswa menjadi 4 kelompok, masingmasing anggota kelompok di diberi materi berbeda. Guru meminta siswa berdiskusi dengan anggota kelompok lain yang mendapatkan materi yang sama. Kemudian guru menayangkan video tentang organisasi dan pemberian LKS kelompok. Tahap akhir pada kegiatan inti adalah tahap konfirmasi. Dalam tahap ini, guru memberikan penguatan. Kemudian, guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi yang diajarkan. Dalam tahap ini, siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada tahap kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Bentuk soal evaluasi berupa 10 soal isian. Pelajaran diakhiri dengan salam penutup. Pada saat evaluasi pertemuan 1 siklus II diperoleh data nilai PKn yang diperjelas dalam tabel 4.4 (lihat lampiran 36 halaman 166).
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11. Nilai PKn Pertemuan 1 Siklus II No Urut „ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
90 60 90 80 90 70 80 70 70 80
T TT T T T T T T T T
11 12 13 14 15 16 17
90 80 70 80 90 50 80
T T T T T TT T
Berdasarkan daftar nilai PKn pertemuan 1 pada siklus II pada tabel 4.11, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pada pertemuan 1 siklus II seperti pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Pertemuan 1 Siklus II No
Interval Nilai
1 2 3 4 5 6
50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi) 53 60 67 74 81 88
fi.xi
1 53 2 120 3 201 6 486 5 440 17 1300 Nilai rata-rata kelas = 1300 : 17 = 76,47 Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 50 Siswa Tuntas = 14 Siswa Siswa Tidak Tuntas = 3siswa Ketuntasan Klasikal = (14 : 17) x 100% = 82,35%
Persen Tase
Ket
5,88 5,88 17,65 35,29 29,41 100
TT TT T T T
Berdasarkan distribusi data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pada pertemuan 1 siklus II yang terlihat pada tabel 4.12, dapat disajikan dalam gambar 4.7.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7
6
6
Siswa 5
Frekuensi
5 4
3
3
2
2
1
1
0
0 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91 Interval Nilai
Gambar 4.7. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pertemuan 1 Siklus II 2) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012. Pada pertemuan 2, pembelajaran PKn kelas V mempelajari materi selanjutnya, yaitu tentang kebebasan berorganisasi, ciri pengurus organisasi, tujuan organisasi di sekolah dan masyarakat. Pada saat kegiatan awal, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan 1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam. Kemudian, guru mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa. Guru juga memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa. Pemberian apersepsi bertujuan untuk menggali pengetahuan siswa yaitu, dengan cara guru bertanya “siapa yang tahu pengertian organisasi?”. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, kegiatan terbagi dalam 3 tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada saat tahap eksplorasi, guru memberikan rangsangan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pada pertemuan 2 di siklus I. Setelah selesai mengadakan tanya jawab yang bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang materi kebebasan berorganisasi. Pada tahap elaborasi, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa juga hampir sama dengan kegiatan inti di pertemuan ke-1. Guru commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menerapkan pembelajaran koopereatif tipe Jigsaw. Guru siswa dalam kelompok dan membagikan materi tekstual yang berbeda. Tahap selanjutnya adalah konfirmasi. Dalam tahap ini, guru memberikan penguatan kepada. Kemudian, guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi yang diajarkan. Dalam tahap ini, siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Bentuk soal evaluasi pada pertemuan ini adalah 10 soal isian singkat. Pada akhir pembelajaran guru menyampaikan pesan-pesan kepada siswa dan diakhiri dengan salam penutup. Pada saat evaluasi pertemuan 2 pada siklus II diperoleh data nilai PKn materi kebebasan berorganisasi yang diperjelas dalam tabel 4.13 (lihat lampiran 36 halaman 166). Tabel 4.13. Daftar Nilai PKn Siswa Pertemuan 2 Siklus II No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai
Ket
No Urut
Nilai
Ket
90 40 90 80 90 70 90 80 80 90
T TT T T T T T T T T
11 12 13 14 15 16 17
90 90 80 80 90 50 90
T T T T T TT T
Berdasarkan daftar nilai PKn pertemuan 2 pada siklus II pada tabel 4.13, maka dapat dibuat tabel distribusi data nilai PKn siswa kelas V pertemuan 2 pada siklus II seperti pada tabel 4.14.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.14. Distribusi Data Nilai PKn Siswa Pertemuan 2 Siklus II Nilai Interval Frekuensi Persentase Tengah Fi.xi Ket Nilai (fi) (xi) 1 40 – 48 1 44 44 5,88 TT 2 49 – 57 1 53 53 5,88 TT 3 58 – 66 0 62 0 0 TT 4 67 – 75 1 71 71 5,88 T 5 76 – 84 5 80 400 29,41 T 6 85 – 93 9 89 801 52,94 T 17 1269 100 Nilai rata-rata kelas = 1269 : 17 = 74,65 Nilai Terendah = 40 Nilai Tertinggi = 90 Siswa Tuntas = 15 siswa Siswa Tidak Tuntas = 2 siswa Ketuntasan Klasikal = (15 : 17) x 100% = 88,24% Berdasarkan distribusi data nilai PKn materi Kebebasan No
Berorganisasi siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pertemuan 2 pada
Frekuensi
siklus II yang terlihat pada tabel 4.14, dapat disajikan dalam gambar 4.8 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
9 Siswa
5
1
1
1 0
40 – 48 49 – 57 58 – 66 67 – 75 76 – 84 85 – 93 Interval Nilai
Gambar 4.8. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pertemuan 2 Siklus II c. Pengamatan atau Observasi Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, peneliti melibatkan guru serta berkolaborasi dengan guru kelas. Guru commit to usermengamati pelaksanaan tindakan kelas berperan sebagai observer untuk
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman PKn materi kebebasan berorganisasi siswa kelas V melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. Observer mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar obeservasi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data dan gambaran tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran PKn dengan rincian sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran PKn berlangsung. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 30 halaman 160): a) Pada persiapan pembelajaran mendapat nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. b) Membuka pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. c) Kejelasan dan sistematika penyampaian materi mendapatkan nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. d) Ketepatan strategi pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. e) Penerapan model pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. f) Ketepatan dan daya tarik media mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan tergolong baik. g) Kemampuan menggunakan media mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. h) Menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam belajar mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i) Memantau kemajuan belajar selama proses mendapat nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. j) Melakukan penilaian atau evaluasi mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. k) Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, lancar, baik dan benar mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori sangat baik. l) Menutup pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. Rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus II adalah 3,75 dan tergolong dalam kategori sangat baik. Hasil pengamatan terhadap kinerja peneliti sebagai guru pada siklus II menunjukkan bahwa guru sudah berupaya untuk melaksanakan kinerjanya dengan baik. Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi menggunakan model Jigsaw dan media audio visual pada siklus II sudah berjalan dengan baik. 2) Aktivitas Siswa Kegiatan
siswa
diobservasi
secara
klasikal.
Observasi
dilakukan pada berbagai aspek. Data hasil observasi dapat dibuat uraian sebagai berikut (lihat lampiran 33 halaman 163): a) Kedisiplinan siswa mendapat nilai rata-rata 4 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa datang tepat waktu serta mematuhi tata tertib di dalam kelas. b) Kesiapan menerima pelajaran siswa mendapat nilai rata-rata 3,5 dan tergolong dalam kategori baik. Siswa sebelum menerima materi sudah duduk dengan rapi di tempat duduknya. c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3 dan tergolong dalam kategori baik. Siswa sudah terlibat aktif dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran dan siswa commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melaksanakan dengan baik kegiatan yang telah dirancang oleh guru. d) Tanggungjawab siswa mendapatkan nilai rata-rata 4 dan tergolong dalam kategori baik. Siswa sudah bersungguh-sungguh memahami materi yang menjadi bagiannya. e) Kerjasama siswa dalam pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3,5 tergolong cukup baik, siswa sudah dapat berdiskusi satu sama lain dan tidak egois lagi dengan kelompoknya. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II adalah 3,6 dan tergolong dalam kategori sangat baik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan bahwa peran dan keantusiasan
siswa
dan
kerjasama
kelompok
dalam
proses
pembelajaran mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Seiring meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ini. f) Evaluasi Pembelajaran PKn Materi Kebebasan Berorganisasi. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil evaluasi individu yang diperoleh siswa pada pertemuan 1 dan 2, maka nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 dapat diperjelas dengan tabel 4.15.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.15. Distribusi Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus II No
Interval Nilai
1 2 3 4 5 6
50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi) 53 60 66 74 81 88
fi.xi
Persen tase
2 106 11,76 2 132 11,76 2 148 11,76 2 162 17,76 9 792 52,94 17 1340 100 Nilai rata-rata kelas = 1340: 17 = 78,82 Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 50 Siswa Tuntas = 15 siswa Siswa Tidak Tuntas = 2 siswa Ketuntasan Klasikal = (15 : 17) x 100% = 88,24% Keterangan: T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Ket
TT T T T T
Berdasarkan distribusi data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 pada siklus II
Frekuensi
yang terlihat pada tabel 4.15, dapat disajikan dalam gambar 4.9.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
9 Siswa
2
2
2
2
0 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91 Interval Nilai
Gambar 4.9. Histogram Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus II Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 4.9, nilai PKn materi commit to user Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 80,79. Siswa yang memperoleh nilai antara 50 – 56 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 57 – 63 tidak ada atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai antara 64 – 70 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 71 – 77 sebanyak 2 siswa atau 11,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 78 – 84 sebanyak 3 siswa atau 17,76%. Siswa yang memperoleh nilai antara 85 – 91 sebanyak 6 siswa atau 52,94%. Berdasarkan data nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 yang telah diperoleh siswa kelas V pada siklus II, kemudian dibandingkan dengan data pada saat siklus I. Adapun perbandingan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 dan ketuntasan siswa pada saat siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4
Keterangan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)
Siklus I 45 90 73,44 76,48
Siklus II 50 90 78,82 88,24
Untuk memperjelas perbandingan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi siswa Kelas V SD Negeri Borongan 2 dan ketuntasan klasikal siklus I dan siklus II pada tabel 4.16, dapat disajikan dalam gambar 4.10.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
100
90 73,44
80 60
45
90
88,24
78,82
76,48
50
40 20 0 Nilai terendah
Nilai rata-rata Siklus I
Nilai tertinggi
Ketuntasan klasikal
Siklus II
Gambar 4.10. Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Siklus I dan Siklus II Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.10, maka dapat diketahui bahwa: 1) Nilai terendah PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan, yaitu dari 45 menjadi 50. 2) Nilai tertinggi PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 tetap, yaitu dari 90. 3) Nilai rata-rata PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan sebanyak 5,38, yaitu dari nilai 73,44 menjadi 78,82. 4) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan sebanyak 11,76 yaitu dari 76,48% menjadi 88,24%. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 2 siswa, yaitu pada siklus I siswa yang tuntas sejumlah 13 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas naik menjadi 15 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 2 siswa yang belum tuntas dalam commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengikuti pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2. d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh pada saat observasi, data kemudian dianalisis. Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Tahap refleksi dilakukan dengan cara melihat perkembangan dan membandingkan antara nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pada saat pratindakan dengan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 pada siklus II. Setelah itu, hasil yang dicapai pada siklus II dibandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan. Indikator kinerja pada siklus II yaitu penelitian dinyatakan berhasil apabila minimal 80% dari jumlah siswa mendapatkan nilai diatas KKM (70). Dari hasil lembar pengamatan kemampuan guru mengajar dan pengamatan proses pembelajaran siswa diperoleh beberapa peningkatan pada siklus II pertemuan 1 dan 2, yaitu: 1) Guru mendapatkan nilai 3,5 yang termasuk kategori baik pada aspek ketepatan daya tarik media, kemampuan menggunakan media, memantau kemajuan selama proses, menutup pelajaran (lihat lampiran 30 halaman 160 ). 2) Guru sudah mendapatkan nilai 4 yang termasuk kategori sangat baik pada
aspek
persiapan
pembelajaran,
membuka
pembelajaran,
ketepatan strategi, penerapan model pembelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif, evaluasi dan penggunaan bahasa lisan yang jelas. Hal ini
karena
pembelajaran
sudah
direncanakan
sebaik-baiknya
berdasarkan refleksi pada siklus I. 3) Siswa mendapatkan nilai 3 yang termasuk kategori baik pada aspek keaktifan, kesiapan menerima pelajaran yang pada siklus I hanya mendapat nilai 2,5 (lihat lampiran 33 halaman 163). commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Siswa mendapatkan nilai 3,5 yang termasuk kategori baik pada aspek kesiapan
menerima
pelajaran,
kerjasama.
Hal
ini
karena
pembentukkan kelompok sudah memperhatikan kecocokan antar siswa. 5) Siswa mendapatkan nilai 4 yang termasuk kategori sangat baik pada aspek kedisiplinan dan tanggung jawab. Hal ini karena guru memotivasi siswa dan pemberian reward. Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa dilihat dari data perkembangan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.11 dan gambar 4.7 dapat dikatakan bahwa penelitian sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM (70) sudah memenuhi kriteria indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penelitian dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat meningkatkan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan siklus I dan II dapat diketahui meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual, maka pemahaman PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan. Selain itu, ketuntasan nilai secara klasikal dan nilai rata-rata kelas siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 juga mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat pada data perkembangan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.8. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel
No 1 2 3 4
4.17. Perbandingan Nilai PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II Keterangan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)
Kondisi Awal 40 75 61,20 47,06
Siklus I 45 90 73,44 76,48
Siklus II 50 90 78,82 88,24
Untuk memperjelas perbandingan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi dan ketuntasan klasikal pada saat pratindakan, siklus I dan siklus II pada tabel 4.17, dapat disajikan dalam gambar 4.11.
100
90
90
88,24
75
80
73,44
78,82
76,48
61,2 60 40
45
50
47,06
40 20 0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi pratindakan
Gambar
4.11.
Nilai Rata-rata Siklus I
Ketuntasan Klasikal (%)
Siklus II
Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Berorganisasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Kebebasan
Berdasarkan tabel 4.17 dan gambar 4.11, dapat dilihat bahwa pemahaman PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 mengalami peningkatan mulai dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Dengan adanya peningkatan nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman materi Kebebbasan siswa sudah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi dalam beberapa hal, yaitu: 1. Nilai terendah mengalami kemajuan atau peningkatan, yaitu pada pratindakan 40 dan pada siklus II menjadi 50. commit toyaitu user dari 75 menjadi 90. 2. Nilai tertinggi mengalami peningkatan,
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebanyak 17,62, yaitu dari 61,20 menjadi 78,82. 4. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 33,18%, yaitu dari 47,06% menjadi 88,24%. D. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dan refleksi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat
meningkatkan
pemahaman
materi
kebebasan
berorganisasi
pada
pembelajaran PKn SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Dalam penelitian ini, nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 2 sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dari adanya perkembangan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal siswa yang dicapai pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II. Selain itu kegiatan siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan tiap siklus. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar 4.12 di bawah ini: 100
90
90
88,24
75
80
73,44
78,82
76,48
61,2 60 40
45
50
47,06
40 20 0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi pratindakan
Gambar
4.12.
Nilai Rata-rata Siklus I
Ketuntasan Klasikal (%)
Siklus II
Histogram Perbandingan Nilai PKn Materi Berorganisasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II.
Kebebasan
Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah 40, nilai tertinggi mencapai nilai 75, nilai rata-rata kelasnya hanya mencapai 61,20, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 47,06% atau sebanyak 8 siswa mencapai commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai KKM. Dengan kata lain, terdapat 55,94% atau sejumlah 9 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Kemudian, pada siklus I mulai ada peningkatan untuk nilai terendahnya. Nilai terendah siswa dari 40 menjadi 45, nilai tertinggi naik menjadi 90, nilai rata-rata kelas naik menjadi 73,44 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 76,48% atau sejumlah 13 siswa sudah mencapai nilai KKM atau lebih. Dengan kata lain, masih terdapat 23,52% atau sejumlah 4 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal yang telah dicapai pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Selanjutnya, pada siklus II terjadi peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus I. Nilai terendah naik menjadi 50, nilai tertinggi naik menjadi 95, nilai rata-rata kelas siswa mencapai 80,79 dan ketuntasan klasikal mencapai 88,24% atau 15 siswa dari 17 siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Dari 2 siswa yang tidak tuntas dikarenakan siswa tersebut suka ramai sendiri di kelas dan tidak mau bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Namun masih ada 2 siswa yang belum tuntas, karena siswa tersebut ramai sendiri di kelas dan tidak mau bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan atau bahkan lebih besar dari indikator kinerja. Peningkatan tersebut tentu saja dikarenakan penerapan model Jigsaw dan media audio visual dapat menarik perhatian dan antusiasme siswa dalam belajar sehingga membantu bagi siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Selain itu, selama pembelajaran, partisipasi aktif dari siswa akan tumbuh. Siswa berusaha memahami materi yang menjadi bagiannya dan siswa menjadi bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih menarik minat siswa sehingga mempermudah pemahaman. Hal tersebut memberikan bukti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil dan diakhiri pada siklus II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus I dan siklus II yang telah
dilaksanakan,
maka
hipotesis
yang
berbunyi
“Penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012” dapat dibuktikan kebenarannya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai PKn materi Kebebasan Berorganisasi pada setiap siklusnya. Pada pratindakan, nilai rata-rata kelas siswa hanya 61,20 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 8 siswa atau sebesar 47,06%. Kemudian, pada siklus I nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 73,44 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 13 siswa atau sebesar 76,48%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas siswa meningkat lagi menjadi 78,82 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 15 siswa atau sebesar 88,23%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012.
B. Implikasi Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari guru maupun siswa. Disamping itu, keberhasilan suatu pembelajaran juga dipengaruhi oleh model dan media yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan dalam mengelola kelas, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media sebagai perantara dalam menyampaikan materi, sedangkan commit to user faktor dari siswa meliputi: keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 84
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan simpulan penelitian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual terbukti dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual terbukti dapat meningkatkan pemahaman materi kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi atau acuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dalam pembelajaran PKn dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan dengan penggunaan media audio visual, siswa akan lebih tertarik dengan apa yang disampaikan oleh guru sehingga perhatian siswa akan tertuju pada materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasil penelitian ini, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual dapat lebih dioptimalkan lagi guna meningkatkan pemahaman materi PKn. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model dan media pembelajaran PKn yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn serta dapat meningkatkan pemahaman materi akan dicapai oleh siswa.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah selalu mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru agar dapat menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif, khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw agar dapat meningkatkan kualitas kinerja guru. Selain itu, hendaknya sekolah juga mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran yang menggunakan media audio visual sehingga pembelajaran menjadi menarik. 2. Bagi Guru Penerapan model Jigsaw dan media audio visual disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan oleh guru agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar para siswa tidak cepat merasa bosan dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan pemahaman materi siswa. 3. Bagi Siswa Siswa
harus
lebih
berperan
aktif
selama
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media audio visual. Siswa juga harus lebih meningkatkan keberaniannya dalam menjawab, bertanya, dan bekerja sama dalam proses pembelajaran, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajarnya. 4. Bagi Peneliti Lain Agar dilakukan penelitian lain menggunakan model Jigsaw dengan kombinasi media audio visual untuk melanjutkan dan memecahkan masalah pada siswa yang belum tuntas dalam penelitian ini.
commit to user