Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MEMAHAMI MATERI KONGRUENSI Fitria Yunaini Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Blitar
[email protected] Abstrak Salah satu materi yang dianggap sulit oleh mahasiswa pada matakuliah teori bilangan adalah kongruensi. Materi ini harus menjadi materi yang dikuasai oleh mahasiswa karena menjadi alternatif dalam menyelesaikan persoalan kongruensi pada jenjang dasar dan menengah. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Think Pairs Share (TPS) yaitu metode berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno dengan metode ini mahasiswa akan terlatih untuk mengutarakan pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran TPS untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa dalam memahami materi kongruensi di STKIP PGRI Blitar. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran TPS terdapat peningkatan aktivitas dosen dari 90% pada pertemuan pertama menjadi 92,5% pada pertemuan kedua dan peningkatan aktivitas mahasiswa dari 82,5% pada pertemuan pertama menjadi 90% pada pertemuan kedua serta hasil belajar mahasiswa pada evaluasi akhir 91,67% yang berarti pembelajaran tuntas secara klasikal. Kata kunci: model pembelajaran, Think Pair Share, prestasi belajar . Abstract Base on student, number theory is one of difficult subject. This subject learns about congruence which one of material that must mastered by student because of this subject become alternatif to solve about congruence problem in elementary and high school. Learning methode that used by reseacher is Think Pair Share. This learning use couple methode that continue by discusion. Using this methode, student will be trained to give idea commonly and learn to tolerare people’s idea in learning. The aim of the reseach is describe learning methode using Think Pair Share to increase activity and ability student in congruence subject at STKIP PGRI Blitar. The result of research is shown that by using TPS, lecturer activity is increasing from 90% in first meeting become 92,5% in second meeting and increasing of student activity from 82,5% in first meeting become 90% in second meeting. Student learning outcomes are seen from last evaluation 91,67% that means learning is complete clasically. Keywords: learning model, Think Pair Share, learning achievment.
69
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
Yuniani, Penerapan Metode
bersikap PENDAHULUAN Berdasarkan
pembelajaran
diimplementasikan
interaktif
mahasiswa
dan
aktif.
Hal
pembelajaran
untuk
pembelajaran
yang
memberikan kreatif.
mendesain
kesempatan
Selain
pengajaran
harus
itu
yang
untuk
mengembangkan
suatu
desain
pembelajaran
dapat
membuat
bertujuan untuk menghasilkan prosedur pembelajaran
dan KPK di jenjang pendidikan dasar
mahasiswa
dan menengah.
yang
melibatkan
secara
pembelajaran
pada
aktif dan
dalam
mendorong
pembelajaran mandiri yang berpusat
pembelajaran biasa hanya menunggu
pada mahasiswa sehingga mahasiswa
penjelasan dari dosen. Jika hal ini terus
mampu
berlangsung maka secara tidak langsung mahasiswa
yang
suatu penelitian tindakan kelas yang
dalam
menyelesaikan permaslahan tentang FPB
membentuk
akar
peneliti dipandang perlu melakukan
menjadi
mahasiswa
Berdasarkan
yang mereka pelajari. Oleh karena itu
menjadi materi yang harus dikuasai
akan
berkarakter.
memahami dan membuktikan konsep
mahasiswa pada tingkat II. Materi ini
itu
dan
mahasiswa aktif dan kreatif yang mampu
teori bilangan. Mata kuliah ini ditempuh
Selain
keaktifan
maka perlu dicarikan solusinya dengan
prodi pendidikan matematika adalah
mahasiswa
kelas
permasalahan yang dikemukakan di atas
Salah satu mata kuliah wajib di
alternatif
di
kreatifitas sehingga terbentuk mahasiswa
pelaksanaan
dapat
matematika
mengembangkan
mengembangkan karakter mahasiswa.
karena
tersebut,
soal yang diberikan tetapi harus juga
dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mahasiswa
uraian
Mahasiswa tidak hanya menulis kembali
mahasiswa
diarahkan
materi
dan pembuktian konsep matematika.
suatu
interaktif
setiap
hendaknya ditekankan pada pemahaman
menjadi
kewajiban bagi pengajar di perguruan tinggi
di
Berdasarkan
menjadikan ini
mau
perkuliahan perguruan tinggi.
dalam
satuan pendidikan harus diselenggarakan secara
tidak
dengan pendidikan karakter yang harus
tentang Standar Pendidikan Nasional proses
dan
berkembang. Hal ini jelas bertentangan
Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
bahwa
pasif
memahami
materi
dalam
matakuliah teori bilangan secara utuh.
yang 70
Yuniani, Penerapan Metode
Penelitian
TPS
oleh seseorang dengan cara menjelaskan,
dengan
memaparkan dan menyampaikan suatu
menujukkan hasil yang positif, salah
maksud tertentu kepada orang lain atau
satunya yang dilakukan oleh Novi
kelompok orang secara formal.
sudah
tentang
banyak
metode
dilakukan
Marlena, Reni Dwijayanti dan Retno
Berdasarkan hal tersebut di atas,
Mustka Dewi (2015) tentang “Penerapan
pada pembelajaran matakuliah teori
Pembelajaran TPS untuk Meningkatkan
bilangan ini khususnya materi konsep
Hasil Belajar dan Respon Mahasiswa
kongruensi
pada
dengan menerapkan pembelajaran TPS
Materi
Konsep
Pengembangan
Matakuliah Kepribadan”,
Dari
bilangan
pembelajaran
TPS
diharapkan
menunjukkan hasil yang positif yaitu
mahasiswa
dapat meningkatkan
individu di awal persoalan kemudian
hasil belajar dan
respon mahasiswa.
mampu
dilaksanakan
berfikir
secara
mampu berbagi dengan temannya untuk
Menurut Suryanti, dkk (2008: 8)
memikirkan penyelesaian soal
pengetahuan yang dimiliki seseorang
dimunculkan
selalu bermula dari bertanya. Bertanya
mendiskusikan
dapat
refleksi
permasalahan tersebut secara sistematis
sedangkan
bersama teman satu kelompoknya. Dari
merupakan
pembelajaran ini diharapkan terbentuk
cerminan kemampuan seseorang untuk
karakter mahasiswa yang dapat bekerja
berfikir (Sanjaya, 2008: 120).
sama
antarmahasiswa,
jawab
dan
dipandang
kengintahuan menjawab
Usman
sebagai
individu, pertanyaan
(2005:94)
menyatakan
oleh
dosen
yang
kemudian
penyelesaian
dapat
bertanggung berfikir
bahwa diskusi kelompok adalah proses
menghadapi
yang
melibatkan
Berdasarkan paparan di atas maka perlu
sekelompok orang di wajah informal
diterapkan pembelajaran dengan metode
untuk
TPS untuk meningkatkan pemahaman
teratur
menghadapi
yang
interaksi
dengan
suatu
kritis
dalam
permasalahan.
berbagai pengalaman atau informasi,
mahasiswa
materi
konsep
kesimpulan atau solusi untuk masalah.
kongruensi agar aktivitas dan prestasi
Berbagi dengan orang lain bisa
belajar mahasiswa meningkat, sehingga
dilakukan dengan presentasi yaitu suatu
dengan penelitian ini diharapkan dapat
kegiatan komunikasi yang dilakukan
menghasilkan
71
prosedur
pembelajaran
Yuniani, Penerapan Metode
untuk
meningkatkan
presetasi
belajar
aktivitas
mahasiswa
dan
Menurut
dalam
penelitian
Moleong kualitatif
(2010) mempunyai
memahami materi kongruensi dengan
karakteristik yaitu: (1) latar alamiah, (2)
metode TPS di STKIP PGRI Blitar.
manusia sebagai instrumen, (3) metode
Penelitian ini adalah peningkatan
kualitatif,
(4)
analisis
data
secara
aktivitas dan belajar mahasiswa dalam
induktif, (5) lebih mementingkan proses
memahami
materi
kongruensi
daripada hasil, (6) desain yang bersifat
matakuliah
teori
bilangan
pada dengan
sementara.
Berdasarkan
karakteristik
metode TPS. Peneliti pada penelitian ini
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
merencanakan,
pendekatan
merancang,
melaksanakan,
mengumpulkan
data,
menyusun
penelitian
ini
deskriptif
yaitu
laporan.
uraian
adalah
Sesuai dengan Arikunto (2007: 26)
Prosedur
menghasilkan
ini
penelitian kualitatif.
menganalisa data, menarik kesimpulan dan
penelitian
data
penjelasan
rancangan
penelitian
penelitian
tindakan
ini
adalah
kelas
karena
penelitian ini bukan lagi mengetes
prosedur pembelajaran dengan metode
sebuah
TPS untuk materi kongruensi. Analisa
mempunyai keyakinan akan ampuhnya
data pada penelitian ini dilakukan secara
suatu perlakuan selain itu pada penelitian
induktif yaitu upaya pencarian data
ini tidak lagi ada populasi dan sampel
merupakan
berdasarkan
karena dampak perlakuan hanya berlaku
bagian-bagian yang telah dikumpulkan
pada objek yang dikenai tindakan saja.
kemudian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Dalam
abstraksi
dikelompok-kelompokkan. penelitian
mengutamakan
ini
peneliti
melainkan
sudah
meningkatkan mutu proses dan hasil
proses
pembelajaran,
pembelajaran yang dilaksanakan dengan
pembelajaran,
tetap memperhatikan hasil pembelajaran
profesionalisme
yang
budaya akademik (Suharjono, 2007:61)
penelitian
bagaimana
perlakuan
dilaksanakan. ini
dapat
Rancangan disempurnakan
Penelitian
mengatasi
masalah
meningkatkan dan
ini
menumbuhkan
berdasarkan
dari
selama penilitian berlangsung sesuai
permasalahan pembelajaran di kelas
kenyataan pada saat penelitian.
dengan
peneliti
sebagai
pengelola
pembelajaran di kelas. Fokus penelitian
72
Yuniani, Penerapan Metode
ini adalah kegiatan pembelajaran dan
mengamati, dan (d) merefleksi. Kegiatan
uapaya
ini membentuk suatu siklus (Supardi
untuk
memperbaiki
pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai
2003: 214)
perencana,
a. Merencanakan
perancang,
pengumpul
data,
pelaksana,
penganalisis
data,
Dalam tahap ini yang dilakukan
pelapor penelitian. Pemilihan tindakan
adalah
kelas ini karena untuk meningkatkan
perkuliahan yang terdiri dari 2 SAP,
pemahaman matakuliah teori bilangan.
mmenyiapkan kartu soal mahasiswa,
Pada
menyiapkan lembar observasi dosen dan
penelitian
ini
materi
yang
digunakan adalah materi kongruensi.
menyiapkan
satuan
acara
lembar observasi mahasiswa.
Tahapan pertama yang dilakukan
b. Melaksanakan
peneliti adalah identifikasi masalah.
Pelaksanaan
tindakan
kelas
ini
Identifikasi masalah pada penelitian
disesuaikan dengan rencana pelaksanaan
tindakan
dengan
pembelajaran yang telah disusun yaitu
melakukan pengelompokan kemampuan
pembelajaran dengan metode think Pair
akademis mahasiswa dari mahasiswa
share. Proses pembelajaran dilaksanakan
yang mempunyai kemampuan tinggi,
dengan
sedang dan rendah. Setelah melakukan
disusun. Kegiatan inti pada langkah-
identifikasi
langkah
kelas
ini
diawali
masalah
dan
persiapan
pedoman
SAP
pembelajaran
perangkat pembelajaran dan instrumen
pembelajaran
dengan
penelitian
mahasiswa
memikirkan
selanjutnya
dilaksanakan
yang
kegiatan
metode
permasalahan
penelitian
membentuk
kelompok
mendiskusikan
permasalahan,
kegiatan
dibagi
menjadi
pembelajaran
dua yaitu
TPS,
jawaban
tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini
secara
telah
individu, untuk dan
pembelajaran dengan metode TPS dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok
pelaksanaan tes akhir siklus.
di kelas. Dalam pembelajaran ini dosen
Pelaksanaan dilakukan
tindakan
sesuai
kelas
model
ini
hanya sebagai fasilitator.
yang
c. Mengamati
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.
Pada tahapan observasi dilakukan
Taggart. Model ini meliputi tahap (a)
terhadap
merencanakan, (b) melaksanakan, (c)
Pengamatan ini dilakukan oleh tim
73
pelaksanaan
tindakan.
Yuniani, Penerapan Metode
penelitian. Objek yang diamati adalah Pendahuluan
aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas mahasiswa selama kegiatan pembeljaran
berlangsung.
Observasi
Perencanaan
dilakukan pada saat dosen melakukan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh pengamat
dengan
mencatat
Tindakan
semua
Tidak tercapai
peristiwa atau hal-hal yang terjai di kelas Observasi
penelitian. d. Merefleksi Merefleksi
artinya
memikirkan
Refleksi
kembali berdasarkan hasil observasi, catatan, dalam
temuan, proses
pembelajaran
perbaikan
dalam
Merefleksi
dilakukan
keseluruhan
kejadian-kejadian
proses
demi
Tercapai
untuk
melihat
pelaksanaan
Gambar 1. Diagram Tahapan Penelitian
tindakan. Secara
Instrumen garis
Laporan
pembelajaran.
besar
tahapan
Penelitian
yang
disediakan apada penelitian ini adalah
penelitian ini dapat digambarkan pada
perangkat evaluasi yang terdiri dari kisi-
gambar 1 berikut:
kisi soal, lembar tes yang berisi soal-soal uraian serta pedoman penskoran dan lembar observasi untuk dosen dan mahasiswa yang disusun berdasarkan aspek-aspek
yang
diamati
terkait
aktivitas dosen dan mahasiswa. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas dosen dan mahasiswa serta evaluasi hasil belajar mahasiswa yang 74
dilakukan
di
akhir
siklus
Yuniani, Penerapan Metode
pembelajaran. Data aktivitas dosen dan
diberi skor sesuai pedoman penskoran
mahasiswa diperoleh melalui kegiatan
kemudian
observasi
rumus:
selama
penelitian.
Hasil
analisis data hasil observasi dihitung prosentasenya
menggunakan
dianalisis
Skor jawaban benar
Skor =
Sedangkan
untuk
mengetahui
prosentase skor hasil evaluasi akhir
Jumlah skor Skor maksimal
NR =
x 100%
Skor maksimal
rumus
berikut:
menggunakan
x 100%
mahasiswa secara klasikal dianalisis
Keterangan:
menggunakan rumus:
NR: Prosentase nilai rata-rata hasil
t
TB =
observasi Adapun kriteria prosentase nilai
Keterangan:
rata-rata hail observasi sebagai berikut: 90% ≤ NR ≤ 100%
: Sangat baik
80%≤ NR < 90%
: Baik
70% ≤ NR < 80%
: Cukup
60% ≤ NR < 70%
: Kurang
0 % ≤ NR < 60%
:Sangat kurang
x 100%
n
TB
: Prosentase tuntas belajar
t
: Banyaknya mahasiswa yang mendapat skor lebih dari 70
n
: Banyaknya mahasiswa yang mengikuti evaluasi
Aktivitas dosen dan mahasiswa
Hasil evaluasi akhir siklus dikatakan
dikatakan baik jika prosentase nilai rata-
memenuhi kriteria jika mahasiswa yang
rata (NR) berada dalam kategori baik
mendapat skor lebih dari atau sama
atau sangat baik. Dengan demikian, jika
dengan 70 paling sedikit 85% dari
hasil analisis data tidak memenuhi dari
jumlah
salah satu kategori tersebut maka hal ini
evaluasi
dapat
kongruensi
dengan
Peningkatan
aktivitas
mahasiswa
dengan
untuk
menjadi
bahan
melakukan
pertimbangan
perbaikan
pada
tindakan berikutnya. Data
hasil
belajar
diperoleh dari hasil tindakan.
Setelah
mahasiswa
evaluasi hasil
mahasiswa pada
yang
mengikuti
pembelajaran
materi
metode
TPS.
dan
prestasi
metode
TPS
dikatakan berhasil dalam penelitian ini
akhir
jika ketuntasan individu lebih dari 70%
evaluasi
dan ketuntasan klasikal lebih dari 85%
mahasiswa diperoleh, hasil evaluasi
sedangkan
75
hasil
observasi
kegiatan
Yuniani, Penerapan Metode
dosen dan mahasiswa dalam kategori
mahasiswa perempuan dan 6 mahasiswa
baik.
laki-laki.
Apabila
hasil
analisis
tidak
Pada
pertemuan
pertama
memenuhi keriteria yang ditetapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep
tersebut maka dilanjutkan ke siklus
kongruensi yaitu mampu memberikan
berikutnya.
contoh bilangan modulo, mahasiswa
Keabsahan data merapakan hal yang
juga
mampu
menerapkan
konsep
paling penting dalam penelitian, karena
kongruensi untuk menunjukkan suatu
akan menjamin kepercayaan temuan
sistem residu lengkap dan sistem residu
dalam pemecahan masalah yang diteliti.
tereduksi.
Salah satu teknik pengecekan keabsahan
mahasiswa mampu menerapkan teorema
data dengan triangulasi. Untuk menjamin
Euler, teorema kecil Fermat dan teorema
keabsahan data dalam penelitian ini
Wilson dalam permasalahan kehidupan
digunakan triangulasi. Menurut Moloeng
sehari-hari.
(2010:
330-332)
triangulasi
Pada
pertemuan
kedua
adalah
Kegiatan dalam pembelajaran ini
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
dilaksanakan dalam 3 kegiatan yaitu
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
data untuk keperluan pengecekan atau
penutup. Pelaksanaan tindakan dapat
sebagai
data
digambarkan sebagai berikut yaitu pada
tersebut. Data dalam penelitian ini yaitu
kegiatan awal pertemuan ini, dosen
data hasil observasi aktivitas mahasiswa
membuka
perkuliahan
dan dosen serta hasil tes mahasiswa
memberikan
salam
selanjutnya direduksi, dipaparkan dan
kehadiran mahasiswa. Pada kegiatan
ditarik kesimpulan berdasarkan kriteria
awal pemebelajaran peneliti melakukan
keberhasilan untuk masing-masing data
hal-hal sebagai berikut:
tersebut.
a) Peneliti memberikan apersepsi pada
pembanding
terhadap
mahasiswa motivasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
dengan bahwa
dengan mengecek
memberikan dengan
Penerapan model pembelajaran TPS
pembelajaran ini mahasiswa akan
pada konsep kongruensi ini dilaksanakan
lebih dekat dengan mahasiswa yang
dalam dua kali pertemuan yang diikuti
lain dan lebih kreatif.
oleh 36 mahasiswa yang terdiri dari 30
76
Yuniani, Penerapan Metode
b) Peneliti
menyampaikan
pembelajaran
dan
tujuan
siap. Kegiatan menyiapkan mahasiswa
indikator
meliputi persiapan fisik dan mental.
pemahaman materi yaitu mampu
Penerapan
pembelajaran
menjelaskan konsep kongruensi dan
dilaksanakan
sifat-sifatnya, sistem residu lengkap,
dengan teman yang duduk berdekatan.
sistem residu tereduksi.
Kelompok-kelompok kecil ini terdiri
c) Peneliti
menjelaskan
secara
TPS
berkelompok
kegiatan
dari dua mahasiswa. Pembelajaran TPS
akan
dalam suatu proses belajar mengajar
dilaksanakan yaitu dengan model
bertujuan untuk mengecek pemahaman
TPS.
para
pembelajaran
yang
d) Peneliti
membangkitkan
mahasiswa
sebagai
dasar
memperbaiki proses belajar mengajar,
pengetahuan awal mahasiswa dengan
membimbing
memberikan pertanyaan awal tentang
memperoleh suatu ketrampilan kognitif
kongruensi.
maupun sosial, memberikan rasa senang
e) Peneliti
mengarahkan
mahasiswa
pada
mahasiswa
mahasiswa,
untuk
merangsang
kemampuan
dan
untuk membentuk kelompok diskusi
meningkatkan
berfikir
yang terdiri dari dua mahasiswa
mahasiswa, memotivasi mahasiswa agar
dengan posisi tempat duduk saling
terlibat dalam interaksi serta melatih
berdekatan.
kemampuan mengutarakan pendapat.
Pada pembelajaran ini mahasiswa
Pada tahap inti langkah-langkah
harus sudah dapat memahami konsep
yang akan dilaksanakan adalah peneliti
induksi matematika. Hal ini menjadi
memberikan
pengetahuan
materi yang sedang dipelajari. Kemudian
prasyarat
dalam
permasalahan
pembelajaran ini. Pengetahuan ini akan
peneliti
membuat mahasiswa benar-benar siap
berkelompok sesuai dengan kelompok
untuk
mengikuti
bilangan.
Hal
ini
meminta
mengenai
mahasiswa
secara
perkuliahan
teori
yang terdiri dari dua mahasiswa untuk
didukung
oleh
berdiskusi. Selanjutnya peneliti meminta
pendapat Orton (1992: 9-10) bahwa
mahasiswa
siswa yang siap belajar akan belajar
hasil pekerjaannya di depan kelas dan
lebih banyak daripada siswa yang tidak
memfasilitasi jawaban yang diberikan mahasiswa.
77
untuk
mempresentasikan
Yuniani, Penerapan Metode
Pada penerapan model pembelajaran
untuk menjelaskan hasil penyusunan
TPS, dosen memberikan pertanyaan
jawaban selanjutnya secara bergiliran
pada
mahasiswa
untuk mahasiswa kelompok lain. Pada
memberikan jawabannya pada kartu
tahap ini dosen hanya sebagai fasilitator
tersebut pada kolom jawab. Pada kolom
maupun moderator terhadap pelaksanaan
jawab
diskusi yang dilakukan.
kartu
soal
dan
mahasiswa
memberikan
jawabannya berdasarkan pengetahuan
Dalam penerapan pembelajaran TPS
yang dimilikinya. Mahasiswa berdiskusi
pada materi kongruensi, dosen sebagai
secara kelompok untuk menentukan
peneliti berperan sebagai fasilitator dan
jawaban yang paling efektif dan paling
mengklarifikasi apabila terjadi salah
benar berdasarkan kemampuan yang
pengertian antarmahasiswa pada saat
dimilikinya
yang
presentasi di depan kelas. Hal ini sejalan
didapatkan sebelum pembelajaran yaitu
dengan yang diungkapkan oleh Brown
dari membaca bahan ajar sebelum
(dalam Howard, 2004) yaitu dosen pada
pembelajaran
awalnya menjadi pemimpin diskusi,
baik
pengetahuan
berlangsung
maupun
pengetahuan yang didapatkan
selama
setelah
proses pembelajaran.
berjalan
adalah
sebagai fasilitator.
mahasiswa
Pada kegiatan akhir pembelajaran
menjawab pertanyaan yang diberikan
dosen mengarahkan mahasiswa untuk
oleh dosen pada kartu soal. Dengan
membuat kesimpulan terhadap materi
menyusun jawaban secara bersama-sama
yang
diharapkan mahasiswa saling bertukar
dilaksanakan
pendapat dan saling memperjelas terhapa
penguatan terhadap materi yang telah
apa yang disampaikan oleh temannya.
dipelajari. Selama proses pembelajaran
Selain mengklarifikasi dalam kelompok
dilakukan
mahasiswa juga mengklarifikasi hasil
Observer memberikan penilaian terhadap
jawaban
dosen
dari
ini
mahasiswa
dengan baik maka peran dosen hanya
Proses memberikan jawaban dalam pembelajaran
diskusi
kelompok
lain
yang
telah
dipahami. untuk
observasi
dan
Hal
ini
memberikan
oleh
mahasiswa.
observer.
Penilaian
disajikan dalam kelas. Dosen akan
dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang
menunjuk perwakilan kelompok yang
diamati terkait aktivitas dosen dan
memiliki kemampuan memimpin diskusi
mahasiswa yang terdapat dalam lembar
78
Yuniani, Penerapan Metode
observasi
aktivitas
dosen
dan
pertemuan pertama, mahasiswa mampu
mahasiswa.
menggunakan waktu dengan baik, dan
Data hasil observasi aktivitas dosen
saat
presentasi
mahasiswa memiliki
yang dilakukan observer pada pertemuan
peningaktan kepercayaan diri sehingga
pertama
90%
mampu melakukan presentasi dengan
kedua
baik. Berdasarkan kriteria observasi
diperoleh prosentase 92,5%, berdasarkan
aktivitas mahasiswa pada pertemuan
data tersebut, kriteria hasil observasi
kedua adalah sangat baik.
diperoleh
sedangkan
prosentase
untuk
pertemuan
aktivitas dosen adalah sangat baik. Pelaksanaan
observasi
Berdasarkan
aktivitas
hal
tersebut
dapat
diambil kesimpulan bahwa penerapan
mahasiswa dilaksanakan oleh observer
model
yang
pada
dilaksanakan untuk materi kongruensi
aktivitas dosen. Hasil observasi aktivitas
sudah memenuuhi kriteria keberhasilan
mahasiswa yang dilakukan observer
karena aktivitas dosen dan mahasiswa
pada
masuk dalam kriteria sangat baik dan
sama
dengan
pertemuan
observer
pertama
diperoleh
pembelajaran
baik.
masih masih melakukan penyesuaian
masing-masing kegiatan pembelajaran
terhadap
dilaksanakan oleh observer yang sama.
pembelajaran
yang
observasi
yang
prosentase 82,5% . Pada pertemuan ini
model
Pelaksanaan
TPS
diterapkan pada materi kongrensi. Hal
Hal ini bertujuan agar data
ini mengakibatkan pengguanaan waktu
diperoleh
kurang efektif, begitu juga dalam hal
pertemuan.
presentasi mahasiswa mengalami kurang kepercayaan
diri.
berdasarkan
kriteria
konsisten
dalam
pada
yang setiap
Pada pembelajaran kongruensi yang
Namun
demikian
dilaksanakan
terdapat dua mahasiswa
hasil
observasi
yang berdiam diri, mereka cenderung
aktivitas mahasiswa pada pertemuan
pasif
pertama dalam kriteria baik. Sedangkan
kelompok. Hal ini terjadi karena mereka
dalam pertemuan kedua, hasil observasi
belum terbiasa bekerja sama dalam
aktivitas
memperoleh
kelompok untuk menjawab pertanyaan.
prosentase 90%. Hal ini disebabkan
Selain itu mereka merasa tidak siap
mahasiswa
untuk mengikuti pembelajaran materi
mahasiswa
pembelajaran
sudah yang
terbiasa dilakukan
dengan pada
menjawab
kongruensi
79
karena
pertanyaan
mereka
dalam
belum
Yuniani, Penerapan Metode
membaca
bahan
ajar
sebelum
Dengan jawaban yang baik/sempurana
pembelajaran. Setelah dosen mengerti
akan meningkatkan kepercayaan diri
permasalahan yang dialami mahasiswa
mahasiswa saat melakukan presentasi.
tersebut, dosen berupaya mendekati
Hasil evaluasi belajar yang diperoleh
mahasiswa tersebut dan mengarahkan
dari penerapan model TPS pada materi
bahwa
kongruensi ini memenuhi kriteria yang
dengan
pembelajaaran
ini
mahasiswa dapat saling berbagi ilmu.
ditetapkan
Jika salah satu anggota kelompok ada
mahasiswa memperoleh skor lebih dari
yang belum mengerti maka anggota
sama dengan 70. Hasil dapat diperoleh
kelompok lain bisa menjelaskan bagian
karena mahasiswa sudah mempunyai
yang belum dimengerti oleh teman satu
pengetahuan dari proses pembelajaran di
kelompoknya sehingga mereka dapat
kelas
saling membantu.
pembelajaran
Mahasiswa
dikondisikan
secara
yaitu
yang
91,67%
dari
menggunakan TPS
sehingga
36
model dapat
meningkatkan pemahaman dan aktivitas
kelompok alam pembelajaran agar dapat
mahasiswa saat pembelajaran.
saling bertukar pikiran, mengklarifikasi
Berdasarkan hal tersebut di atas
jawaban yang diberikan teman mereka
dapat disimpulkan bahwa penerapan
dalam satu kelompok. Pengkondisian
model
mahasiswa berkelompk dalam kelompok
meningkatkan prestasi
kecil ini sudah sesuai.
mahasiswa
pembelajaran
untuk
TPS
dapat
dan aktivitas
matakuliah
teori
Penggunaan kartu soal dan jawaban
bilangan pada materi kongruensi dengan
dalam menyusun jawaban pertanyaan
alasan hasil observasi aktivitas dosen
dari dosen dapat digunakan mahasiswa
dan mahasiswa dalam kriteria sangat
secara
baik dan baik serta hasil evaluasi belajar
terbuaka.
dimaksudkan
Hal
untuk
mahasiswa
bekerja
berinteraksi
dalam
menyelesaikan
ini
juga
mendorong
secara
mandiri,
kelompok
permasalahan
mahasiswa tuntas secara klasikal. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
saat yang
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
diberikan dosen dan menyusun jawaban
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
secara sistematis dan terperinci sehingga
mahasiswa dalam memahami materi
menghasilkan jawaban yang sempurna.
kongruensi dengan metode pembelajaran 80
Yuniani, Penerapan Metode
TPS dapat tercapai dengan langkah-
7. Dosen
meminta
mahasiswa
langkah sebagai berikut:
memberikan jawaban dari pertanyaan
1. Dosen memberikan apersepsi pada
yang
mahasiswa
dengan
motivasi
bahwa
memberikan
diberikan
dosen
kemampuannya di kartu jawab.
pembelajaran
8. Dosen
meminta
mahasiswa
dengan metode TPS, mahasiswa
mempresentasikan
akan lebih dekat dengan mahasiswa
pekerjaannya di depan kelas.
yang lain yang lebih kreatif. 2. Dosen
menyampaikan
pembelajaran
dan
tujuan
diberikan oleh mahasiswa
indikator
10. Dosen
yang
dilaksanakan
Mengarahkan
mahasiswa
membuat kesimpulan terkait materi
menjelaskan
pembelajaran
hasil
9. Dosen memfasilitasi jawaban yang
pemahaman materi. 3. Dosen
sesuai
yaitu
kegiatan
pembelajajaran.
akan
Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan
temuan penelitian, disarankan kepada
pembelajaran metode TPS.
pengajar
hendaknya
lebih
aktif
4. Dosen membangkitkan pengetahuan
mendesain bahan ajar, kartu soal dan
awal mahasiswa dengan meminta
kartu jawab yang digunakan dalam
mahasiswa
konsep
pembelajaran serta mengelola waktu
kongruensi, sistem residu lengkap,
dengan efektif. Peneliti lain hendaknya
sistem residu tereduksi, teorema
dapat melakukan penelitian lebih lanjut
Euler, teorama Fermat dan teorema
tentang pembelajaran dengan model
Wilson
TPS, sehingga
menjelaskan
menurut pemahan yang
dimiliki.
belajar
5. Dosen memberikan permasalahan agar
dipikirkan
secara
dalam
peningkatan kualitas perkuliahan
dapat
terlaksana secara berkesinambungan.
individu
dengan memberi waktu beberapa
DAFTAR PUSTAKA
saat.
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
6. Dosen meminta mahasiswa duduk secara
berkelompok
Depdiknas, (2005). Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
sesuai
kelompoknya yang terdiri dari dua mahasiswa untuk berdiskusi
81
Yuniani, Penerapan Metode
Moloeng, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suharjono. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Suryanti, dkk. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: UNESA Usman, M.U. (2005). Pengertian Diskusi Menurut Para Ahli dan Macamnya. (http://www.gurupendidikan.com/14 -pengertian-diskusi-menurut-paraahli-beserta-tujuan-dan-macamnya). Diakses tanggal 15 Maret 2017
Novi Marlena, Renny Dwijayanti dan Retno Mustika Dewi.( 2015). Penerapan Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Respon Mahasiswa pada Materi Konsep Diri Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Diambil dari: http://eprints.uny.ac.id/21914/1/30% 20Novi%20Marlena,%20Renny%20 Dwijayanti%20%26%20Retno%20 Mustika%20Dewi.pdf Orton, Anthony. 1992. Learning Mathematics: Issues, Theory and Classroom Practice (Second Edition). New York: Dotesios Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
82